tinjauan teori dan asuhan keperawatan anemia siap print

42
1 BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Keperawatan Maternitas 1.1 Pengertian Maternitas Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik dan psikososial dari klien, keluarga, dan bayi baru lahir. (Ali, Zaidin. 2002: 203). Keperawatan Maternitas merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal. (Ali, Zaidin. 2002: 203). Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan. (Ali, Zaidin. 2002: 203). 1.1.2 Trend Keperawatan Maternitas Pada masyarakat yang menuju ke arah modern, terjadi peningkatan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan

Upload: aya-gabrie-ebonk-ii

Post on 05-Feb-2016

27 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tinjauan Teori Dan Asuhan Keperawatan Anemia Siap Print

1

BAB 1

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Keperawatan Maternitas

1.1 Pengertian Maternitas

Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas

pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik

dan psikososial dari klien, keluarga, dan bayi baru lahir. (Ali, Zaidin. 2002: 203).

Keperawatan Maternitas merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan

dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu

beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal. (Ali,

Zaidin. 2002: 203).

Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas

yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses

konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan

menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan. (Ali, Zaidin.

2002: 203).

1.1.2 Trend Keperawatan Maternitas

Pada masyarakat yang menuju ke arah modern, terjadi peningkatan

kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan

pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan

menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan

kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan yang bermutu

dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini memberikan implikasi

bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi standart global

internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki

kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap

aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan

Iptek.

Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia

kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi

1

Page 2: Tinjauan Teori Dan Asuhan Keperawatan Anemia Siap Print

2

tercapainya tujuan kesehatan, maka solusi yang harus ditempuh dalam

keperawatan maternitas di tahun 2010 adalah:

1.1.2.1 Pengembangan pendidikan keperawatan.

Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan

perawatan professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan profesi

dan pendidikan keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakan

pendidikan keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan professional

dibidang keperawatan.Sampai saat ini jenjang ini masih terus ditata dalam hal

SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta prasarana penunjang pendidikan.

1.1.2.2 Memantapkan system pelayanan perawatan professional

Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi,

lisensi dan sertifikasi praktik keperawatan.Selain itu semua penerapan model

praktik keperawatan professional dalam memberikan asuhan keperawatan harus

segera di lakukan untuk menjamin kepuasan konsumen/klien.

1.1.2.3 Penyempurnaan organisasi keperawatan

Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan

dinamis serta kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi

kepentingan organisasi dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan

yang dapat dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan

merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu organisasi profesi yang mandiri

dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan kualitas kinerja dan

harapan akan masa depan yang lebih baik serta meningkat. (Ali, Zaidin. 2002.

204)

1.1.3 Peran Perawat

Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Ali (2002: 204):

1.1.3.1 Pelaksana

Perawat yang bekerja member asuhan keperawatan di tempat pelayanan

kesehatan.

1.1.3.2 Pendidik

Pendidik disini dapat sebagai dosen bagi pasien maupun perawat

memberikan pendidikan kepada klien.

Page 3: Tinjauan Teori Dan Asuhan Keperawatan Anemia Siap Print

3

1.1.3.3 Konselor

Perawat sebagai seorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan

konseling kepada klien, konselor bertanggung jawab memberikan layanan

dan konseling.

1.1.3.4 Role model bagi para ibu

Panutan bagi para ibu-ibu yang sedang menjalankan keperawatan

maternitas.

1.1.3.5 Role model bagi teman sejawat

Panutan sesama perawat atau saling bekerja sama antar paerawat.

1.1.3.6 Perumus masalah

Mengetahui masalah-masalah yang muncul pada pasien dan merumuskan

masalah tersebut.

1.1.3.7 Ahli keperawatan

Perawat harus ahli dalam melaksanakan tugas keperawatan.

1.1.4 Konsep Dasar Kehamilan

1.1.4.1 Pengertian

Masa kehamilan adalah masa ketika seorang wanita membawa embrio atau

fetus dalam tubuhnya. Awal kehamilan terjadi pada saat sel telur perempuan lepas

dan masuk ke dalam saluran sel telur. Pada saat persetubuhan, berjuta–juta cairan

sel mani atau sperma dipancarkan oleh laki-laki dan masuk ke rongga rahim

(Astuti, 2011:16).

1) Kehamilan dibagi dalam 3 trimester:

(1) Trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu)

Ketika wanita dinyatakan hamil, maka kadar hormon progesteron dalam

tubuh akan meningkat dan akan menimbulkan mual, muntah pada pagi hari,

lemah, letih, dan membesarnya payudara. Pada awal kehamilannya ibu akan

membenci perubahan yang terjadi pada dirinya. Banyak ibu merasa kecewa,

terjadi penolakan, kecemasan, dan kesedihan (Nirwana, 2011:74).

Page 4: Tinjauan Teori Dan Asuhan Keperawatan Anemia Siap Print

4

(2) Trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu)

Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai menggunakan energi

dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini ibu dapat merasakan

kehamilannya. Banyak ibu merasa terlepas dari kecemasan dan rasa tidak nyaman

seperti yang dirasakan pada trimester pertama (Wulandari, 2009:92).

(3) Trimester ketiga (antara 24 sampai 40 minggu)

Pada trimester ketiga ibu akan bersikap melindungi bayinya dan akan

menghindari orang atau benda apa saja yang dianggap membahayakan bayinya.

Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang

akan timbul pada waktu melahirkan dan merasa khawatir akan keselamatannya

(Wulandari, 2009:92). Trimester ketiga lebih sering disebut periode menunggu

atau penantian dan waspada. Sebab pada masa ini ibu merasa tidak sabar ingin

segera melihat anak yang selama sembilan bulan lahir kedunia ini. Trimester

ketiga ini adalah masa persiapan kelahiran dan peran sebagai orang tua seperti

terpusatnya perhatian pada kelahiran bayi (Wulandari, 2009:93).

1.1.5 Konsep Dasar Persalinan

1.1.5.1 Pengertian

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi, yang mampu hidup,

dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (wiknjosastro, 2008:19).

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran

bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta

dan selaput janin dari tubuh ibu.

1.1.5.2 Tahapan Persalinan

1) Kala I

Kala 1 atau kala pembukaan adalah periode persalinan yang dimulai dari

his persalinan yang pertama sampai pembukaan servik menjadi lengkap.

Berdasarkan kemajuan pembukaan maka kala 1 dibagi menjadi :

(1) Fase laten : Fase pembukaan yang sangat lambat ialah dari 0 sampai 3 cm

yang membutuhkan waktu 8 jam. pada fase ini ibu biasanya merasa lega

dan bahagia karena masa kehamilannya akan segera berakhir. Namun,

Page 5: Tinjauan Teori Dan Asuhan Keperawatan Anemia Siap Print

5

pada awal persalinan wanita biasanya gelisah, rasa gugup, cemas dan

khawatir sehubungan dengan rasa tidak nyaman karena kontraksi

(Wulandari ,2009:94).

(2) Fase aktif: Fase pembukaan yang lebih cepat yang terbagi lagi menjadi:

Fase Accelerasi (fase percepatan), dari pembukaan 3 cm sampai 4 cm yang

dicapai dalam 2 jam, Fase dilatasi maksimal, dari pembukaan 4 cm sampai

9 cm yang dicapai dalam 2 jam dan Fase Decelarasi (kurangnya

kecepatan), dari pembukaan 9 cm sampai 10 cm. Saat kemajuan persalinan

sampai pada fase kecepatan maksimum rasa khawatir wanita menjadi

meningkat. Kontraksi menjadi semakin kuat dan frekuensinya lebih sering

sehingga wanita tidak dapat mengontrolnya (Wulandari, 2009:95).

2) Kala II

Kala II atau kala pengeluaran adalah periode persalinan yang dimulai dari

pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi.

3) Kala III

Kala III atau kala uri adalah periode persalinan yang dimulai dari lahirnya

bayi sampai dengan lahirnya placenta

4) Kala IV

Kala IV merupakan masa 1 sampai 2 jam setelah placenta lahir. Dalam

klinik, atas pertimbangan praktis masih diakui adanya kala IV persalinan

meskipun masa setelah placenta lahir adalah masa dimulainya masa nifas/

puerperium), mengingat pada masa ini sering timbul perdarahan (Yanti, 2009:23).

1.2 Konsep Anemia

1.2.1 Definisi

Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin

(Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas

sel darah merah dalam membawa oksigen(Marilyn E, Doenges, 2005)

Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar

hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan

normal. Jika kadar hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan eritrosit kurang dari 41%

pada pria, maka pria tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita,

Page 6: Tinjauan Teori Dan Asuhan Keperawatan Anemia Siap Print

6

wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang

dari 37%, maka wanita itu dikatakan anemia. Anemia bukan merupakan penyakit,

melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan

fungsi tubuh.  Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah

hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.(Marilyn E, Doenges, 2005)

Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb

sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat.  Anemia adalah

gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen

tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah,

yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada

banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya.

Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi

hemoglobin turun dibawah normal (Wong, 2005)

1.2.1.1 Klasifikasi Anemia

Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis(Marilyn E, Doenges, 2005):

1) Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah

disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, meliputi:

(1) Anemia aplastik

Penyebab: Agen neoplastik/sitoplastik

terapi radiasiantibiotiktertentu

infeksi virus (khususnya hepatitis)

Penurunan jumlah sel eritropoitin (sel induk) di sumsum tulang

Kelainan sel induk (gangguan pembelahan, replikasi, deferensiasi)

Hambatan humoral/seluler

Gangguan sel induk di sumsum tulang

Jumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadai

Pansitopenia

Page 7: Tinjauan Teori Dan Asuhan Keperawatan Anemia Siap Print

7

Anemia aplastik

Pembagian derajat anemia menurut WHO dan NCI (patrick, Davay. 2007)

DERAJAT WHO NCI

Derajat 0 (nilai normal)

Derajat 1 (ringan)

Derajat 2 (sedang)

Derajat 3 (berat)

Derajat 4 (mengancam

jiwa)

>   11.0 g/dL

9.5 - 10.9 g/dL

8.0 - 9.4 g/dL

6.5 - 7.9 g/dL

< 6.5 g/dL

Perempuan 12.0 - 16.0

g/dL

Laki-laki 14.0 - 18.0 g/dL

10.0 g/dL - nilai normal

8.0 - 10.0 g/dL

6.5 - 7.9 g/dL

< 6.5 g/dL

1.2.2  Etiologi

1.Hemolisis (eritrosit mudah pecah)

2.Perdarahan

3.Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)

4.Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi  defisiensi besi, folic acid,

piridoksin, vitamin C dan copper

Menurut Badan POM (2011), penyebab anemia yaitu:

1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12,

asam folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel

darah merah.

2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan

terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak

dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi.

3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap

zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.

4. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran pencernaan

seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan anemia.

5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan

lambung (aspirin, anti imflamasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan

Page 8: Tinjauan Teori Dan Asuhan Keperawatan Anemia Siap Print

8

masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antasid, pil KB, antiarthritis,

dll).

6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini dapat

menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.

7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal, masalah

pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya dapat

menyebabkan anemia karena mempengaruhi proses pembentukan sel darah

merah.

8. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria,

atau disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.

1.2.3 Patofisiologi

Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau

kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum

(misalnya berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi,

pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah

merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi).

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau

dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa.  Hasil samping

proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah.  Setiap kenaikan

destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan

bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl

mengakibatkan ikterik pada sclera).

Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada

kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma

(hemoglobinemia).  Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas

haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat

semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin

(hemoglobinuria). Kesimpulan  mengenai apakah suatu anemia pada pasien

disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah

yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar:

1. Hitung retikulosit dalam sirkulasi darah;

Page 9: Tinjauan Teori Dan Asuhan Keperawatan Anemia Siap Print

9

2. Derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara

pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya

hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.

Page 10: Tinjauan Teori Dan Asuhan Keperawatan Anemia Siap Print

10

1.2.4WOC Web Of Causation

bhn baku pembuatan sel drh berkurang

del. Fe, as. Folat dan Vit.B.12

berkurangnya jml entrosit

ANEMIA

Terganggu supply O2 dan Nutrien

OtakJantung Ginjal Otot Kulit

O2& nutrisipeningtn. kx jantung

Anoreksia

Metab.anerob

as.laktat

irritable, nyeri dansakit kepala

MK : Ggn rasa Nyaman ; Nyeri ; Resiko cidera

Hipertrofi

uncompensated

MK : Resikopenurunan curah jtg

peningktnerritropoetin

miotin& aktin tdk blengketan

penumpukanbilirubin

aktivasi RAAvasokonstriksi p. drh

Penurunan GFR

Oliguria

MK : Intoleransi aktifitas

penurunankontraksi otot

kelemahan

MK : intoleransiaktivitas

gatal, merah,bengkak

MK : Rsiko kerusakanintegritas kulit

Kecelakaan, operasi

perdarahan masif

himetemesis,

perdarahan menahun

thalasemia, Hbpati,sferositus kongenital, def.

maria, rx.trfusi drh

Sindrom fanconi, kel.ssm tl.,neoplasma, radiasi, infeksi

virus hepatitis, bhn kimia &obat

Hamolitik aplastik

B1 B2 B3 B4 B5 B6

Paru

ggn difusi O2 danCO2

takipnoe

CO2

asidosis respiratorik

MK : Perubahan perfusi jaringan dan perubahan pola nafas

Hepar

Pembentikanbiliverdin

bilirubin indirecthepar meningkat

hepotomegali

MK : Sirosis Hepatis

10

Sarwono, Prawirohardjo.2008.Ilmu Kebidanan.Jakarta: Bina Pustaka

Page 11: Tinjauan Teori Dan Asuhan Keperawatan Anemia Siap Print

11

1.2.5  Tanda Dan Gejala

1. Lemah, letih, lesu dan lelah

2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang

3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan

menjadi pucat.Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb,

vasokontriksi

4. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah) Angina

(sakit dada)

5. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2

berkurang)

6. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan

berkurangnya oksigenasi pada SSP

1.2.6 Komplikasi

Komplikasi umum akibat anemia adalah:

1. Gagal jantung,

2. Kejang.

3. Perkembangan otot buruk ( jangka panjang )

4. Daya konsentrasi menurun

5. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun

1.2.7 Pemeriksaan Penunjang

1. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih,

kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung

trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin

parsial. 

2. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity

serum

3. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis

serta sumber kehilangan darah kronis.

Page 12: Tinjauan Teori Dan Asuhan Keperawatan Anemia Siap Print

12

1.2.8 Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti

darah yang hilang:

1. Anemia aplastik:

Transplantasi sumsum tulang, pemberian terapi imunosupresif dengan

globolin antitimosit(ATG)

2.  Anemia pada penyakit ginjal

Pada pasien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat,

ketersediaan eritropoetin rekombinan

3.  Anemia pada penyakit kronis

Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan

penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang

mendasarinya, besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga

Hb meningkat.

4.    Anemia megaloblastik

  Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila

difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik

dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.

 Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan

selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang

tidak dapat dikoreksi.

 

1.3 Konsep Manajemen Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anemia

1.3.1 Pengkajian

Pengkajian pada klien dengan anemia difokuskan pada penggalian data

dasar tentang informasi status terkini dari klien mengenai berkurangnya sel darah

merah dapat disebabkan oleh kekurangan kofaktor untuk eritropoesis, seperti

asam folat, vit.B12, dan besi. Pada anemia, karena semua sistem organ dapat

terlibat,maka dapat menimbulkan manifestasi klinis yag luas.Oleh karena jumlah

efektif sel darah merah berkurang, maka lebih sedikit oksigen yang dikirimkan ke

jaringan.

Page 13: Tinjauan Teori Dan Asuhan Keperawatan Anemia Siap Print

13

1.3.2 Anamnesis

Kehilangan darah yang mendadak atau berlebihan seperti pada perdarahan,

sehingga menimbulkan gejala sekunder hipovolemia dan hipoksia.masing-masing

gejala harus dievaluasi waktu dan durasinya, serta faktor yang mencetuskan dan

yang meringankan.

1.3.2.1 Keluhan utama

Pada klien anemia biasanya keluhan utamanya biasanya mengeluh cepat

lelah.

1.3.2.2 Riwayat kesehatan

1.3.2.3 Riwayat penyakit dahulu:

1.3.2.4 Apakah klien sebelumnya pernah menderita anemia

1.3.2.5 Apakah meminum suatu obat tertentu dalam jangka lama

1.3.2.6 Apakah pernah menderita penyakit malaria

1.3.2.7 Apakah pernah mengalami pembesaran limfe

1.3.2.8 Apakah pernah mengalami penyakit keganasan yang tersebar seperti

kanker payudara,leukimia,dan multipel mieloma

1.3.2.9 Adakah pernah kontak dengan zat kimia toksik dan penyinaran dengan

radiasi

1.3.2.10 Apakah pernah menderita penyakit menahun yang melibatkan ginjal dan

hati

1.3.2.11 Apakah pernah menderita penyakit infeksi dan defisiensi endokrin

.

1.3.3 Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum klien pucat.Ini diakibatkan oleh berkurangnya volume

darah, berkurangnya hemoglobin, dan vasokonstriksi untuk memperbesar

pengiriman oksigen ke organ-organ vital.Karena faktor-faktor seperti pigmentasi

kulit, suhu dan kedalaman serta distribusi kapiler memengaruhi warna kulit, maka

warna kulit bukan merupakan indeks pucatyang dapat diandalkan.Warna kuku,

telapak tangan, dan membran mukosa bibir serta konjungtiva dapat digunakan

lebih baik guna menilai kepucatan.

Page 14: Tinjauan Teori Dan Asuhan Keperawatan Anemia Siap Print

14

Pemeriksaan fisik yang dikaji adalah pemeriksaan per sistem B1-B6

(Wong, 2005)

1.3.3.1 Sistem pernapasan B1 (Breathing)

Dispnea (kesulitan berpanas), napas pendek, dan cepat lelah waktu

melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi berkurangnya pengiriman

oksigen.

1.3.3.2 Sistem Kardiovaskuler B2 (Bleeding)

Takikardia dan bising jantung menggambarkan beban kerja dan curah

jantung yang meningkat, pucat pada kuku, telapak tangan, serta membran mukosa

bibir dan konjungtiva.Keluhan nyeri dada bila melibatkan arteri koroner. Angina

(nyeri dada), khususnya pada klien usia lanjut dengan stenosis koroner dapat

diakibatkan karena iskemia miokardium. Pada anemia berat, dapat menimbulkan

gagal jantung kongestif sebab otot jantung yang kekurangan oksigen tidak dapat

menyesuaikan diri dengan beban kerja jantung yang meningkat

1.3.3.3 Sistem Neurologis B3 (Brain)

Disfungsi neurologis, sakit kepala, pusing, kelemahan dan tinitus ( telinga

berdengung )

1.3.3.4 Sistem Endokrine B4 (Bladder)

Gangguan ginjal, penurunan produksi urine

1.3.3.5 Sistem Eliminasi B5 (Bowel)

Penurunan intake nutrisi disebabkan karena anoreksia, nausea, konstipasi

atau diare, serta stomatitis ( sariawan lidah mulut)

1.3.3.6 Sistem Muskuluskeletal B6 (Bone)

Kelemahan dalam melakukan aktivitas

1.3.4  Diagnosa Keperawatan

1.  Perfusi jaringan tidak efektif b.d  perubahan ikatan O2 dengan Hb, penurunan

konsentrasi Hb dalam darah.

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d inadekuat intake

makanan.

3.  Defisit perawatan diri b.d kelemahan

4.  Resiko infeksi b.d pertahanan sekunder tidak adekuat (penurunan Hb)

Page 15: Tinjauan Teori Dan Asuhan Keperawatan Anemia Siap Print

15

1.3.5 Intervensi Keperawatan

NODIANGOSA KEPERAWATAN

DAN KOLABORASITUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

1 Perfusi jaringan tidak efektif b/d penurunan konsentrasi Hb dan darah, suplai oksigen berkurang

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x7 jam perfusi jaringan klien adekuat dengan kriteria :

-     Membran mukosa merah-     Konjungtiva tidak anemis-     Akral hangat-     Tanda-tanda vital dalam rentang normal

Peripheral Sensation Management (Manajemen Sensasi Perifer)

  1) Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas/dingin/tajam/tumpul

  2) Monitor adanya paretese

  3)Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada lesi atau laserasi

  4) Gunakan sarun tangan untuk proteksi

  5)Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung

  

15

Page 16: Tinjauan Teori Dan Asuhan Keperawatan Anemia Siap Print

16

2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang kurang, anoreksia

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama  1x24 jam status nutrisi  klien adekuat dengan kriteria

  1) Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan

  2) Beratbadan ideal sesuai dengan tinggi badan

  3) Mampumengidentifikasi kebutuhan nutrisi  

NIC :Nutrition Management

  1) Kaji adanya alergi makanan2)   2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk

menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.3) Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe

  4) Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C

  5) Berikan substansi gula 

3 Defisit perawatan diri b/d kelemahan fisik

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x7 jam jam kebutuhan mandiri klien terpenuhi dengan criteria

  1) Klien terbebas dari bau badan

  2) Menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk melakukan ADL

  3) Dapat melakukan ADL dengan bantuan

NIC :Self Care Assistane : ADL

  1) Monitor kemempuan klien untuk perawatan diri yang mandiri.

  2) Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan.

  3) Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan self-care.

Page 17: Tinjauan Teori Dan Asuhan Keperawatan Anemia Siap Print

17

4 Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama2x7 jam status imun klien meningkat dengan kriteria

  1) Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi

  2) Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi

  3)Jumlah leukosit dalam batas normal  

NIC :Infection Control (Kontrol Infeksi)

         1) Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain

   2) Pertahankan teknik isolasi

   3) Batasi pengunjung bila perlu

   4) Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien

    5) Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan

         

17

Page 18: Tinjauan Teori Dan Asuhan Keperawatan Anemia Siap Print

18

BAB 2

]TINJAUAN KASUS

2.1 Pengkajian Keperawatan

2.1.1 Identitas Klien

A. Identitas Klien

Nama : Ny. H

Umur : 25 tahun

Agama : Islam

Suku Bangsa : Banjar

Pendidikan terakhir : SMA

Pekerjaan : IRT ( Ibu Rumah Tangga)

Golongan Darah : O

Alamat : Jl. Murjani

Diagnosa Medis : Anemia

Penghasilan Per Bulan : ± 1.500.000

Tanggal Masuk RS : -

Tanggal Pengkajian : 19 Juni 2015

Nomor Rekam Medik : 6940xxxxxx

B. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. A

Umur : 29 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Suku Bangsa : Banjar

Pendidikan terakhir : SLTP

Pekerjaan : Swasta

Golongan Darah : -

Alamat : Jl. Murjani

Hubungan dengan Klien : Suami

18

Page 19: Tinjauan Teori Dan Asuhan Keperawatan Anemia Siap Print

19

2.1.2 Riwayat Penyakit

2.1.2.1 Alasan Kunjungan / Keluhan Utama : pasien mengatakan ‘’pusing

dan badan terasa lemah”.

2.1.2.2 Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST) : pasien mengatakan pusing

dan badan terasa lemah. Penangan yang dilakukan di rumah tidak

ada, keluarga langsung membawa pasien ke UPTD Puskesmas

Pahandut dan diberikan penangan dengan pemeriksaan tanda tanda

vital 110/80 mmHg, Berat badan 63 kg, Tinggi badan 151 cm,

Palpasi: tinggi fundus uteri 3 jari di bawah pusat 29 cm, letak

punggung sebelah kiri, kepala janin belum masuk PAP, Denyut

jantung janin (DJJ) 139x/mnit, LILA (lingkar lengan atas) 29 cm

dan reflek patella kiri/kanan positif (+/+).

2.1.2.3 Riwayat Kesehatan Yang Lalu / Yang Pernah Dialami : sebelum

nya Pasien tidak pernah mengalami penyakit yang sama seperti di

derita nya sekarang.

2.1.2.4 Riwayat Kesehatan Keluarga : Di dalam keluarga pasien

mengatakan tidak ada yang sama mengalami riwayat penyakit

anemia .

2.1.2 Riwayat Obstetric Dan Ginekologi

Riwayat Ginekologi:

2.1.2.1 Riwayat Menstruasi :

Menarche : pasein mulai mengalami menstruasi sejak usia 13

tahun

Siklus : ± 28 hari

Lamanya Haid : sekitar 5 – 6 hari

Banyaknya : 2 – 3 kali ganti pembalut

Sifat Darah (warna, bau, cair/gumpalan, dysmenorhoe) : bersifat

cair dan sedikit gumpalan

Gangguan sewaktu menstruasi :

Page 20: Tinjauan Teori Dan Asuhan Keperawatan Anemia Siap Print

20

Gejala pre menstruasi : saat pre menstruasi pasien sering tidak bisa

mengontrol emosi dan kurang konsentrasi dalam mengerjakan

pekerjaan.

HPHT : 23 - 09 - 2014

Taksiran Persalinan : 30 - 06 - 2015

2.1.2.2 Riwayat Perkawinan (suami dan isteri) :

Usia Pernikahan : 23 tahun

Lamanya Pernikahan: 2 tahun

Pernikahan Ke : 1 ( penikahan pertama )

2.1.2.3 Riwayat Keluarga Berencana :

Jenis kontrasepsi apa yang digunakan sebelum hamil: tidak

menggunakan kontrasepsi apapun.

Waktu dan lamanya penggunaan : tidak ada

Apakah ada masalah dengan cara tersebut : tidak ada

Jenis, kontrasepsi yang direncanakan setelah persalinan sekarang :

kontrasepsi hormonal yaitu jenis suntik 3 bulan

Berapa jumlah anak yang direncanakan oleh keluarga : untuk

sementara merencanakan cukup 1 anak.

Riwayat Obstetri :

a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G1 P0 A0

No Tgl partusUmur hamil

Jenis partus

Tempat/ Penolong

Jenis kelamin

BBMasalah Kead

aan AnakHamil Lahir Nifas Bayi

Keterangan :

Masa hamil : tekanan darah tinggi, bengkak, infeksi saluran

perkemahan, perdarahan, premature, dll

Masalah Lahir/persalinan : SC atas indikasi, perdarahan, kejang-

kejang, dll

Page 21: Tinjauan Teori Dan Asuhan Keperawatan Anemia Siap Print

21

Masalah Nifas : perdarahan, infeksi, anemia, dll

Masalah bayi : pernapasan, makanan, ikterus, cacat, meninggal

dalam kandungan, meninggal setelah lahir, dll

Keadaan Anak : hidup / mati, sebab kematian : tidak ada

b. Riwayat Kehamilan Sekarang

Amenorhoe : sejak tanggal 23 - 09 - 2014

Keluhan waktu hamil : kelelahan dan pusing

Gerakan anak pertama di rasakan : sering terjadi pergerakan di

bagian bawah perut sebelah kiri.

Imunisasi : belum pernah di berikan imunisasi

Penambahan BB selama hamil : selama hamil berat badan 2 – 4

kg

Pemeriksaan kehamilan : dilakukan pemeriksaan setiap bulan

Tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan : PKM Pahandut

2.1.3 Pemeriksaan Fisik

Subjektif Objektif

2.1.3.1 Keadaan UmumBB sebelum hamil 58 kg

2.1.3.2 KepalaKeluhan : tidak ada keluhan

2.1.3.3 MukaKeluhan : tidak ada keluhan

2.1.3.4 MulutKeluhan : tidak ada keluhan

Suhu 360CNadi 80 x/menitTekanan Darah 110/80 x/menitBB 63 kgTinggi Badan 151cmKesadaran compos mentis (sadar penuh)Turgor Kulit agak kering Tidak ada benjolan atau lesi

Hyperpigmentasi : tidak adanya flek hitam pada wajahCloasma gravidarum : tidak ada flek hitam dalam wajah

Edema : tidak ada pembengkakan daerah pipi dan rahang Simetris: tidak di ada

Mukosa mulut & bibir : bibir sedikit keringKeadaan gigi : lengkap tidak ada karies dan lubang gigi Fungsi Pengecapan : baik Keadaan Mulut: cukup bersih Fungsi menelan : baik tidak ada nyeri saat menelan makanan

Page 22: Tinjauan Teori Dan Asuhan Keperawatan Anemia Siap Print

22

2.1.3.5 MataKeluhan : tidak ada keluhan

2.1.3.6 HidungKeluhan : tidak ada keluhan

2.1.3.7 TelingaKeluhan : tidak ada keluhan

2.1.3.8 Leher

2.1.3.9 Daerah dada

2.1.3.10 Payudara

2.1.3.11 Abdomen

2.1.3.12 Genitalia Eksterna

2.1.3.13 Anus

2.1.3.14 Ekstremitas atas dan bawah

2.1.3.15 Pemeriksaan Panggul

Ukuran pupil Konjungtiva : anemis / pucat Sklera : tampak bening Fungsi Penglihatan : tidak ada gangguan

Reaksi alergi : ada reaksi alergi terhadap cuaca Pernah flu : penah terkena fluFrekuensinya dalam 1 tahun : 2 kali Perdarahan/peradangan : tidak ada perdarahan /peradangan pada hidungKeadaan/kebersihan : keadaan hidung cukup bersih.

Keadaan : cukup bersih Fungsi pendengaran : baik

Pembesaran kel.Tyroid : tidak ada Distensi vena jugularis : tidak ada Pembesaran KGB : tidak ada

Sesak napas : tidak adaBatuk : tidak adaSakit dada : tidak adaSuara napas : tidak adaBunyi jantung : tidak adaPalpitasi : tidak ada

Simetris, aerola tidak ada benjolan

Bentuk perut tidak ada benjolan lain, dan tidak ada bekas operasiBaik tidak ada memar dan lesi

Tidak dilakukan

Tidak ada benjolan atau hemoroid

Jari tangan terlihat lengkap, bersih tidak ada edema dan tidak ada kelainan

Ukuran panggul luar : tidak dilakukan pemeriksaan- Distantia spinarum - Distantia cristarum - Conjugata externa - Lingkar panggul

Ukuran panggul dalam : tidak dilakukan pemeriksaan- Promonotorium - Linea inominata

Page 23: Tinjauan Teori Dan Asuhan Keperawatan Anemia Siap Print

23

- Dinding samping - Spina Ischiadika - Sacrum - CV CD

2.1.4 Pola Aktivitas Sehari-Hari

1. Pola Nutrisi : Jenis makanan nasi, lauk , sayur dan buah

2. Pola Eliminasi

a. Buang Air Kecil (BAK) : BAK 4 – 5 kali sehari, warna

kuning jernih, bau amoniak.

b. Buang Air Besar (BAB) : BAB 2 kali sehari, warna kuning,

konsistensi lembek

3. Pola tidur dan istirahat : Tidur siang jam 1-3 jam dan tidur

malam 6 – 8 jam

4. Pola aktivitas dan latihan : Dalam melakukan aktivitas sehari hari

merasa pusing dan cepat lelah

5. Personal Hygiene :

Kulit :Sedikit agak kering

Rambut : Baik tidak rontok dan tidak mudah patah

Mulut & Gigi : Kering, tidak ada karies gigi dan lubang gigi

Pakaian : Cukup rapi

Kuku : Simetris

Vulva Hygiene : tidak di kaji

6. Ketergantungan fisik :

Merokok : tidak ada

Minuman Keras : tidak ada

Obat-obatan : tidak ada

Lain-lain : tidak ada

2.1.5 Aspek Psikososial dan Spiritual

2.1.5.1 Pola pikir dan persepsi

Page 24: Tinjauan Teori Dan Asuhan Keperawatan Anemia Siap Print

24

1) Apakah ibu telah mengetahui cara memberi ASI dan merawat bayi :

hanya mengetahui dari keluarga saja

2) Apakah klien merencanakan pemberian ASI pada bayinya :pasien akan

memberikan pemberian asi eksklusif pada bayinya

3) Jenis kelamin yang diharapkan : pasien berharap laki – laki atau

perempuan sama saja

4) Siapa yang membantu merawat bayi di rumah : yang akan membantu

merawat bayi suami dan keluarga

5) Apakah hamil ini diharapkan : kehamilan ini di harapkan pasien dan

keluarga

2.1.5.2 Persepsi diri

1) Hal yang amat di pikirkan saat ini : bagai mana melewati proses kelahiran

2)Harapan setelah menjalani perawatan : ibu dan bayi sehat sesuai dengan

harapan

3) Perubahan yang dirasa setelah hamil : tidak ada

2.1.5.3 Konsep diri

1) Body image : mengharapakan setelah melahirkan bentuk badan kembali

ideal/tidak gemuk

2) Peran : mengharapkan bisa menjadi ibu

3) Ideal diri : pasien menyukai apa yang ada dalam dirinya

4) Identitas diri :pasien berperan sebagai ibu rumah tangga

5) Harga diri : pasien tidak malu dengan keadaan nya yang sedang hamil

2.1.5.4 Hubungan/komunikasi

1) Bicara : jelas/relevan/mampu mengekspresikan/mampu mengerti orang

lain

2)Bahasa utama : menggunakan bahasa indonesia dan bahasa daerah

menggunakan bahasa banjar.

3) Yang tinggal serumah : pasien tinggal serumah dengan suami dan orang

tuanya

4) Adat istiadat yang di anut :di dalam keluarga pasien melakukan acara 7

bulanan

5) Yang memegang peranan penting dalam keluarga : suami

Page 25: Tinjauan Teori Dan Asuhan Keperawatan Anemia Siap Print

25

6) Motivasi dari suami : suami selalu memberikan dukungan dan motivasi

selama kehamilan

7) Apakah suami perokok : suami pasien adalah seorang perokok

8) Kesulitan dalam keluarga : tidak ada

2.1.5.5Kebiasaan seksual

1) Gangguan hubungan seksual : tidak ada

2) Pemahaman terhadap fungsi seksual : cukup memahami

2.1.5.6 Sistem Nilai – Kepercayaan

1) Siapa dan apa sumber kekuatan : keluarga dan suami

2) Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting untuk anda : pasien

mengatakan agama dan kepercayaan sangat penting

3) Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam dan frekuensi)

:kegiatan mengaji yang dilakukan setiap 1 minggu sekali

4) Sebutkan kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin dilakukan selama

di RS : tidak ada

2.1.6 Pemeriksaan Penunjang

No Nama Pemeriksaan Hasil Nilai Normal1. Darah

HB 10,2 g/dl 11-14 Golongan Darah/Rh 0 -

Gula Darah - - Leukosit - - VR/VDRL - -

2 Urine Protein - - Sedimen - - Reduksi - -

3. Pemeriksaan tambahan TTT/NST - - TTO/OCT - - USG - - Amnioscopy - - TORCH - - Rontgent - -

2.1.7 Pengobatan

Page 26: Tinjauan Teori Dan Asuhan Keperawatan Anemia Siap Print

26

No Terapi Dosis Farmakologi Rate1. Fe 20 mg 1 x 1 Oral2. Vitamin B12 25 mg 3 x 1 Oral3. Kalk 500 mg 1 x 1 Oral

2.2 Analisa Data

DATA MASALAHDs :

- Pasien mengatakan ‘Pusing dan badan terasa lemah”.

Do : - Pasien tampak lemah- Kesadaran compos mentis- Riwayat Ginekologi :

HPTP = 23-09-2014TP = 02 – 07 – 2015Usia kehamilan = 36 mingguKonjungtiva : anemis/pucat

- Riwayat Obstetri : Gravida 1, Partus 0 dan Abortus 0

- Pemeriksaaan tanda tanda vital TD : 110/80 mmHgND: 80 x/mnitRR: 22 x/mnitS : 36,5 0CBB: 63 kgTB: 151 cmHB 10,2 gr/dlLILA : 29 CM

Perfusi jaringan tidak efektif b/d perubahan ikatan O2 dengan HB,

penurunan konsentrasi Hb dalam darah.

Ds : -Do: Pasien bertanya tentang anemia “makanan apa saja yang bisa menormalkan HB?” Anemia di sebab apa? “

Kurang pengetahuan b/d keterbatasan pengetahuan mengenai anemia

Palangka Raya, 19 Juni 2015

Mahasiswa

(RANDY PRATAMA)

Page 27: Tinjauan Teori Dan Asuhan Keperawatan Anemia Siap Print

27

2.3 Diagnosa Keperawatan

Tanggal/ jam

Diagnosa keperawatan Intervensi Implementasi Evaluasi

19/06/2015

1. Perfusi jaringan tidak efektif b/d penurunan konsentrasi Hb dalam darah, suplai oksigen berkurang

1. Perhatikan status fisiologis ibu, status sirkulasi dan volume darah.

2. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital ibu

3. Lakukan pemeriksaan fisik CRT dengan menekan kuku pasien.

4. Lakukan pemeriksaan ANC.5. Anjurkan tirah baring posisi

miring kiriKolaborasi :

1. Pemeriksaan HB2. Pemeberian terapi zat besi

1. Memperhatikan tanda-tanda fisiologis ibu- Tidak ada odem- Tidak ada kebiruan

2. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital- TD : 110/80 mmHg- N : 80 x/mnt- S : 36 0C- RR : 22 x/mnt

3. Mengobservasi pemeriksaan ANC- Palpasi :

L1 : 3 jr di bawah pusat (md : 29 cm)

L2 : punggung kananL3 : presentasi kepalaL4 : belum masuk PAPDJJ : (+) 139 x/mntLILA : 29 cm

4. Menganjurkan tirah baring posisi miring kiri- Untuk meningkatkan

sirkulasi plasenta atau janin dan pertukaran oksigen

5. Pemeriksaan HB : 10,2 gr/dl6. Fe 1x1

Vit B12 3X1Kalk 1x1

S : Pasien mengatakan pusing dan lelahnya sedikit berkurang

O :

- Pasien tampak sedikit tenang- Tidak ada odem dan kebiruan- Pemeriksaan Tanda tanda vital :

TD = 110/80 mmHgND = 80 x/mnitRR = 22 x/mnitS = 360C

- Palpasi :L1 : 3 jr di bawah pusat (md : 29 cm)L2 : punggung kiriL3 : presentasi kepalaL4 : belum masuk PAPDJJ : (+) 139 x/mntLILA : 29 cm- Pasien melakukan irah baring miring

kiri- Hb 10,2 g/dl- Pemberian Fe 1x1 dengan dosis 60

mg- Pemberian vit B12 3x1- Pemebrian Kalk 1x1 dengan dosis

500 mg- Pusing (+)- Konjungtiva anemis (+)

Page 28: Tinjauan Teori Dan Asuhan Keperawatan Anemia Siap Print

28

A :Sebagian masalah teratasi P: lanjutkan intervensi - Anjurkan klien control ulang

kembali- Anjurkan pasien rutin minum obat

Fe secara teratur, bila terjadi mual mual Fe diminum pada malam hari sebelum tidur.

- Anjurkan pasien mengonsumsi makan yang mengandung zat besi seperti sayur-sayuran, kacang-kacangan, dll

Page 29: Tinjauan Teori Dan Asuhan Keperawatan Anemia Siap Print

29

Tanggal/ jam

Diagnosa keperawatan

Intervensi Implementasi Evaluasi

19/06/2015 2 . Kurang pengetahuan b/d keterbatasan pengetahuan mengenai anemia

1. Berikan penkes mengenai anemia.- Pengertian anemia- Ciri-ciri ibu hamil yang anemia- Jelaskan akibat anemia pada ibu

hamil.2. Anjurkan pemberian intake yang

adekuat banyak nutrisi bagi kebutuhan janin.

3. Jelaskan tentang pemberian zat besi pada ibu hamil.

1. Memberiakn penkes tentang anemia.- Pengertian anemia- Ciri-ciri ibu hamil yang

anemia- Menjelaskan akibat anemia

pada ibu hamil2. Anjurkan pemberian intake yang

adekuat banyak nutrisi bagi kebutuhan janin.- menganjurkan ibu untuk

mengonsumsi makanan yang bergizi seperti sayur-sayuran dan kacang-kacangan, buah-buahan, dll

3. Menjelaskan tentang pemberian zat besi

- bila terjadi mual muntah maka Fe diminum sebelum tidur yntuk menghindari mual muntah.

S : O : - Pasien dapat mengetahui tentang

anemia- Pasien mengatakan akan

mengonsumsi makan yang banyak nutrisi/bergizi untuk kesehatan bayi dan dirinya.

- Pasien mengatakan akan meminum obat fe pada waktu sebelum tidur malam

A :Sebagian masalah teratasi P: pertahankan intervensi - Anjurkan klien control ulang

kembali- Anjurkan pasien mengonsumsi

makan yang mengandung zat besi seperti sayur-sayuran, kacang-kacangan, dll