tranmisi automatic siap print
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

TUGAS
PERAWATAN DAN PERBAIKAN OTOMOTIF
MAKALAH TRANSMISI
Disusun Oleh :
Nama : Soleh Hidayat
Npm : 10621401E1191
STT WIWOROTOMO PURWOKERTO2012
1

TRANSMISI OTOMATIS
A. Pendahuluan
Kemajuan teknologi dalam dunia otomotif yang begitu pesat membuat
perusahaan pembuat mobil berlomba dengan teknologi yang mereka
perkenalkan dengan berbagai kemudahan dan kenyaman. Salah satu
teknologi yang dibuat untuk kenyaman dan kemudahan consumen adalah
penerapan Automatic Transmission pada kendaraan. Teknologi automatic
transmission sebenarnya sudah diterapkan sebelum abad ke 19, akan tetapi
penerapannya hanya untuk Negara-negara maju. Seiring dengan kemajuan
teknologi, automatic transmission telah mengalami berbagai perubahan
sehingga kinerja yang dihasilkan semakin baik.
B. Keungulan
Automatic transmission mempunyai keungguulan-keunggulan antara lain;
Pengoperasian lebih praktis
Mengurangi kelelahan
Tenaga lebih besar
Bahan bakar lebih irit
Mampu mengatasi berbagai medan
Usia mesin lebih lama.
C. Prinsip Kerja
Prinsip kerja automatic transmission adalah berdasarkan pada;
Putaran mesin
Kecepatan kendaraan
Beban mesin.
Semakin tinggi putaran mesin, posisi gigi akan berpindah secara otomatis
dari posisi rendah ke posisi tinggi. Ini artinya bahwa gerakan pedal gas
akan menggerkan throttle valve pada hydraulic control system yang akan
diikuti oleh aliran hydoulic untuk menggerakan shift valve ke posisi lebih
tinggi.
2

Semakin cepat kendaraan melaju, posisi gigi akan berpindah secara
otomatis dari posisi rendah ke posisi tinggi. Ini artinya bahwa putaran
pada final drive yang berhubungan dengan roda akan membuat gaya
mengembang pada governor cenrtrifugal yang diikuti oleh besarnya
governor pressure untuk menggerakan shift valve pindah ke posisi gigi
yang lebih tinggi.
Semakin besar beban kendaraan maka posis gigi akan dipertahankan
pada posisi tertentu. Ini artinya bahwa beban yang lebih akan membuat
governor pressure tidak akan menggerakan shift valve untuk pindah ke
posisi yang lebih tinggi dan throttle pressure akan mempertahankan shift
valve pada posisi tertentu.
D. Jenis Automatic Transmission
Automatic transmission dilihat dari jenis yang digerakan dibagi menjadi 2 ;
Automatic transmission jenis penggerak depan
Automatic transmission jenis penggerak belakang
Torque Converter
Gear unit
Valve body
1 2
Sedangkan dilihat dari jenis pengontrolnya Automatic transmission dibagi
menjadi 2 :
1. Automatic transmission dengan pengontrol full hydraulic
2. Automatic transmission dengan pemgontrol electronic
3
Torque converter Valve body
Gear unit

E. Bagian-Bagian
Automatic transmission mempunyai bagian-bagian sebagai berikut :
Torque Converter
Planetary Gear Unit
Hydroulic Control System
Oil Pump
Automatic Transmission Fluid
Manual Linkage
4

Torque Converter
Torque Converter merupakan kopling fluida yang berfungsi untuk:
1) Memutus dan menghubungkan putaran dari mesin ke transmisi
2) Memperbesar momen
3) Meredam getaran
4) Fly wheel
5) Menggerakan pompa oli
Prinsip Kerja Torque Converter
Jika dua kipas angin ditempatkan saling berhadapan satu sama lain,
dan salah satu kipas angin dinyalakan, angin yang ditimbulkan akan
menggerakkan sirip kipas angin satunya(kipas angin yang tidak
dinyalakan) dan akhirnya keduanya berputar.
Sirip kipas angin yang berputar pertama kali akan berputar secara
bertahap lebih cepat sampai pada akhirnya kedua kipas angin
berputar dengan kecepatan yang sama.
Gambar 2. Prinsip Kerja Converter Torsi
Apa yang terjadi dengan sistem transmisi atomatis adalah mirip
dengan kejadian di atas. Kipas angin digantikan dengan dua roda
yang bersirip. Dua roda bersirip tersebut diletakkan saling
berdekatan dalam sebuah casing yang berbentuk lingkaran dan
dibautkan pada roda gila (flywheel) mesin. Casing tersebut diisi
dengan minyak/oli yang berfungsi sebagai medium menggantikan
fungsi angin dalam gambaran kerja dua kipas angin.
Torque Converter terbuat dari plat baja yang dipasang pada drive
plate poros engkol sehingga torque converter berputar sesuai
dengan putaran mesin.
5

Bagian-bagian Torque Converter terdiri dari;
1) Impeller pump
2) Turbine runner
3) Stator
4) One way clutch
5) Lock-up clutch
6) Cover
Konstruksi impeller pump terdiri dari blade yang diikat menyatu
dengan case torque converter. Sehingga impeller pump akan
berputar sesuai dengan putaran mesin. Impeller pump akan
memompa fluida kemudian memberikannya ke turbine runner
sehingga turbine berputar.
Konstruksi Turbine runner terdiri dari blade yang tersusun bebas
terhadap case torque converter. Sehingga turbine runner akan
berputar bebas terhadap torque converter. Turbine runner akan
meneruskan momen dan putaran dari impeller pump melalui fluida.
Besarnya putaran turbine tergantung dari besarnya tekanan fluida
dari impeller pump.
Konstruksi stator terdiri dari blade yang berfungsi untuk
mengarahkan arah aliran fluida dari turbine runner ke sisi belakang
blade impeller pump sehingga akan membantu memperingan
putaran mesin.
Stator dipasang diatas one way clutch yang ditempatkan diatas input
shaft yang memungkinkan stator hanya akan berputar searah dan
akan mengunci manakala terdapat putaran balik.
6

Konstruksi Lock-up clutch terbuat dari bahan asbes paduan yang
dipasang dibelakang turbine runner yang berfungsi untuk
menghubungkan turbine runner dengan case torque converter
sehingga putaran turbine akan menjadi 1 : 1 dengan putaran
impeller pump. Lock-up clutch akan bekerja pada kecepatan
kendaraan mencapai 60 km/jam atau lebih.
Gb. 1 Lock-up Clutch sebelum bekerja
7
Converter range Coupling range
(%) - 100
3 - - 80
Stall point Lock-up
Clutch clutch ON - 60 2 - point
- 40
1 - - 20
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
TO
RQ
UE
RA
TIO
(t)
TR
AN
SM
ISS
ION
EF
FIC
IEN
CY
(η)
SPEED RATIO (e)

Gb. 1 Lock-up Clutch setelah bekerja
Torque Ratio
Pelipatgadaan momen oleh torque converter akan terjadi sebanding
dengan semakin tingginya vortex flow.
Kerja torque converter terbagi dalam dua tingkatan : yaitu converter
range dimana saat itu terjadi pelipatgandaan momen dan coupling
range yang pada saat itu tidak terjadi pelipatgandaan momen.
8
Converter range Coupling range
3 -
Stall point
Clutch point 2 -
1 -
0 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
TO
RQ
UE
RA
TIO
(t)
SPEED RATIO (e)

Dimana :
Turbine runner output torqueTorque Ratio (t) =
Pump impeller input torque
Turbine runner rpmSpeed Ratio (e) =
Pump impeller rpm
Stall Point
Yang dimaksud dengan staal point adalah jika mesin hidup akan
tetapi turbine runner tidak berputar. Stall point terjadi saat stator
turbine runner tidak bergerak atau saat speed ratio (e) nol. Torque
ratio maksimum dari torque converter terjadi pada stall point antara
1,7 dan 2,5
Clutch Point
Clutch point adalah garis pembagi antara converter range dan
coupling range. Artinya bila speed ratio mencapai tingkat tertentu,
maka vortex flow mencapai maksimal, jadi torque ratio mendekati
1:1. Hal ini akan membuat torque converter bekerja sebagai kopling
fluida pada clutch point untuk mencegah torque ratio menurun di
bawah 1.
Transmission Efficiency
Effesiensi transmisi dari torque converter menunjukkan efektifitas
torque converter dalam memindahkan energi yang diberika ke
pompa impeller dan diteruskan ke turbine runner. Pada stall point,
pompa impeller berputar dan turbine runner berhenti. Momen
maksimum diteruskan ke turbine runner tetapi effisiensi transmisi nol
karena turbine tidak berputar. Pada clutch point, dimana sebagian
besar minyak dari turbine membentur permukaan bagian belakang
stator vane mulai berputar mencegah penurunan effisiensi transmisi
lebih jauh dan toque converter mulai berfungsi sebagai kopling
fluida. Momen dipindahkan pada perbandingan mendekati 1 : 1
dalam kopling fluida, effisiensi transmisi pada tahap kopling
meningkat berbanding lurus dengan speed ratio. Akibat kerugian
9

panas pada minyak, maka effisiensi pada torque converter tidak
dapat mencapai 100 % dan biasanya tidak lebih dari 95 %.
Dimana :
Turbine runner output torqueEffisiensi Transmisi (ŋ) = x speed ratio (e) x 100 %
Pump impeller output torque
Turbine runner rpmSpeed Ratio (e) =
Pump impeller rpm
Planetary Gear Unit
10
Converter range Coupling range (%) - 100
- 80
Clutch - 60 point
- 40
- 20
Stall point
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
TR
AN
SM
ISS
ION
EF
FIC
IEN
CY
(η)
SPEED RATIO (e)

Planetary gear unit merupakan susunan gigi-gigi yang digunakan pada
automatic transmission type planetary, dimana planetary gear unit
berfungsi untuk :
1) Menghasilkan beberapa perbandingan gigi untuk memperoleh
momen dan kecepatan putar yang sesuai dengan kondisi
kendaraan dan keinginan pengemudi
2) Memberikan gigi mundur untuk arah gerakan mundur
3) Memberikan posisi gigi netral yang memungkinkan mesin
berputar idle saat kendaraan berhenti.
Susunan planetary gear terdiri dari ring gear, sun gear, pinion gear dan
carrier.
Cara Kerja Planetary Gear
1. Posisi Perlambatan
- Ring gear ~ sebagai penggerak (drive member)
- Sun gear ~ ditahan (fixed)
- Carrier ~ yang digerakan (driven member)
11

2. Posisi Percepatan
- Ring gear ~ yang digerakan (driven member)
- Sun gear ~ ditahan (fixed)
- Carrier ~ sebagai penggerak (drive member)
3. Posisi Mundur
- Ring gear ~ yang digerakan (driven member)
- Sun gear ~ sebagai penggerak (drive member)
- Carrier ~ ditahan (fixed)
Gear Ratio
Gear ratio dari planetary gear set diperoleh dari persamaan sebagai
berikut :
Jumlah gigi yang digerakan (driven member)Gear Ratio =
Jumlah gigi yang menggerakan (drive member)Karena pinion selalu bekerja sebagai idle gear, maka jumlah giginya
tidak dikaitkan dengan perhitungan planetary gear set gear ratio.
Gear ratio dari planetary gear set ditentukan oleh banyaknya gigi
carrier, ring gear dan sun gear. Karena carrier bukan roda gigi dan
tidak mempunyai gigi, banyaknya gigi perumpamaan yang
12

dipergunakan pada carrier adalah”jumlah gigi ring gear + jumlah gigi
sun gear”.
Clutch (kopling)
Clutch (kopling) berpungsi untuk menghubungkan dan memutuskan
putaran dari inputshaft ke planetary gear set. Pada merk Toyota clutch
terdiri dari :
Elemen Fungsi
OD Direct Clutch (Co) Menghubungkan OD planetary carrier dengan sun gear
Forward Clutch (C1) Menghubungkan input shaft dengan front ring gear
Direct Clutch (C2) Menghubungkan input shaft dengan front and rear sun
gear
Disc
Gb. Konstruksi Clutch
Brake (rem)
Brake (rem) merupakan komponen transmisi otomatis yang berfungsi
untuk menghentikan komponen-komponen yang bergerak baik searah
ataupun berlawanan jarum jam sehingga tidak bergerak. Komponen-
komponen brake terdiri dari :
Elemen Fungsi
OD Brake
(Bo)
Mengunci OD sun gear, mencegah berputarnya searah ataupun
berlawanan jarum jam
2nd Coast
Brake (B1)
Mengunci front and rear sun gear, mencegahnya berputar searah
ataupun berlawanan jarum jam
2nd Brake
(B2)
Mengunci front and rear gear, supaya tidak berputar berlawanan
jarum jam , pada saat F1 kerja
13

1st and
Reverse
Brake (B3)
Menghentikan carrier planetary gear set 2 untuk tidak berputar
searah ataupun berlawanan jarum jam
Plate
Snap ring Piston
Disc
Retainer
Gb. Konstruksi Brake Type Multiple Disc
One Way Clutch (F)
One way clutch merupakan bagian planetary gear unit yang berfungsi
untuk memungkinkan front and rear sun gear planetary gear set
hanya berputar searah jarum jam (F1) dan untuk memungkinkan
carrier planetary gear set 2 tidak berputar berlawanan jarum jam (F2).
Operasi Clutch, Brake and One Way Clutch
Shift Position
Gear Co Fo C1 C2 Bo B1 B2 F1 B3 F2
P Park R Reverse N Neutral D,2 Fist D Second D Third 2 Second L Fist D Overdrive
= Bekerja Posisi Tingkat Percepatan
1. Posisi “D” atau “2” Range (gigi pertama)
14

Front planetary Counter drive gear Rear planetary gear gear Intermediate Shaft
x F1
B1
B3 F2 B2
Counter driven gear
Front planetary Counter drive gear Rear planetary gear gear Intermediate Shaft
x
F1
B1
B3 F2 B2
Counter driven gear
Urutan Perpindahan Daya pada Posisi “D” atau “2” Range (gigi
pertama)
2. Posisi“D” Range (gigi kedua)
15
C1
Input Shaft
Front Planetary Ring Gear
Front Planetary carrier
Front & Rear Sun Gears
Rear Planetary Pinion Gears
Front Planetary Carrier
Rear Planetary Carrier
Rear Planetary Ring Gears
Intermediate
Counter Drive Gear
F2

Front planetary Counter drive gear Rear planetary gear gear Intermediate Shaft
F1
B1
B3 F2 B2
Counter driven gear
Urutan Perpindahan Daya pada Posisi“D” Range (gigi kedua)
3. Posisi“D” Range (gigi ketiga)
16
C1
Input Shaft
Front Planetary Ring Gear
Front Planetary Sun Gears
Front & Rear Sun GearsFront Planetary Carrier
Intermediate
Counter Drive Gear
F1
B2

Front planetary Counter drive gear Rear planetary gear gear Intermediate Shaft
x
F1
B1
B3 F2 B2
Counter driven gear
Urutan Perpindahan Daya pada Posisi“D” Range (gigi ketiga)
4. “2” Range (2 nd gear), Engine Braking
17
C2
Input Shaft
Front Planetary Ring Gear Front & Rear Sun Gears
Rear Planetary Pinion Gears
Front Planetary Carrier
Intermediate
Counter Drive Gear
C1

Front planetary Counter drive gear Rear planetary gear gear Intermediate Shaft
x x F1
B1
B3 F2 B2
Counter driven gear
Urutan Perpindahan Daya pada “2” Range (2 nd gear), Engine
Braking
5. “L” Range (1st gear), Engine Braking
18
Input Shaft
Front Planetary Ring Gear
Front Planetary Pinion GearsRear Planetary Carrier
Front Planetary Carrier
Intermediate
Counter Drive Gear
B2
C1

Urutan Perpindahan Daya pada “L” Range (1st gear), Engine
Braking
6. Posisi “R” Range (gigi mundur)
19
Input Shaft
Rear Planetary Ring Gear
Front & Rear Sun Gears
Rear Planetary Pinion Gears
Front Planetary Carrier
Intermediate Shaft
Counter Drive Gear
C1
Front Planetary Ring Gear
Front Planetary Pinion Gears
Rear Planetary Carrier
B3

Front planetary Counter drive gear Rear planetary gear gear Intermediate Shaft
x x F1
B1
B3 F2 B2
Counter driven gear
Urutan Perpindahan Daya pada Posisi “R” Range (gigi mundur)
7. Posisi Overdrive
20
C2
Input Shaft
Front & Rear Sun Gears
Front Planetary Pinion Gears
Rear Planetary Ring GearRear Planetary Carrier
Intermediate Shaft
Counter Drive Gear
B3

x Fo x
F1
B1
Bo B3 F2 B2
Counter driven gear
`3 Speed planetary gear unit
Urutan Perpindahan Daya pada Posisi Overdrive
Hydroulic Control System
21
Input Shaft
OD Planetary Ring Gear
OD Planetary Pinion Gear
OD Planetary Sun Gears
OD Planetary Carrier
OD Input Shaft
Counter Drive Gear
Bo
3 Speed Planetary Gear Unit

Hydraulic control system merupakan unit pengontrol aliran hydraulic
yang mengatur gerakan katup-katup untuk membuka saluran hydraulic
menuju ke kclutch dan brake. Hydraulic control system mempunyai
beberapa fungsi yaitu :
1) Mengalirkan minyak transmisi ke torque converter
2) Mengatur tekanan hydraulic yang dihasilkan oleh pompa oli
3) Merubah beban mesin dan kecepatan kendaraan menjadi
hydraulic signal.
4) Memberikan tekanan hydraulic ke kopling dan rem untuk
mengatur operasi planetary gear.
5) Melumasi bagian – bagian transmisi dengan minyak
6) Mendidinginkan torque converter dan transmisi dengan minyak.
22
Torq
ue
conv
ert
er

Line Pressure Converter and Lubrication Pressure
Governor Pressure Throttle Pressure
Hydraulic control system terdiri dari :
23
Overdrive Gear Unit
Co, Bo
Planetary Gear Unit
C1, C2, B1, B2, & B3Oil Pump
accumulator
1-2shift valve
3-4*shift valve
2-3shift valve
Lock-up Relay valve
Lock-up Signal Valve
Primary Regulator Valve
Sekundary Regulator valve
Manual Valve
Throttle Valve
Cut Back ValveThrottle Modulator Valve
accumulator
Governor Valve
Oil Pan
A” 140 Series only

No Komponen Fungsi
1 Manual valve Dioperasikan oleh selector lever, membuka saluran minyak ke katup-katup yang diperlukan untuk masing-masing posisi
2 Primary regulator
valve
Mengatur tekanan hydraulic yang dihasilkan oleh oil pump, membuat line pressure yang merupakan dasar dari tekanan-tekanan lain seperti; governor pressure, lubrication pressure, throttle pressure dll
3 Sekundary
regulator valve
Membuat converter pressure dan lubrication pressure
4 Throttle valve Membuat hydraulic pressure (throttle pressure) yang sesuai dengan pedal akselerator
5 Throttle
modulator valve
Pada saat throttle pressure naik pada tekanan tertentu, katup ini menurunkan line pressure yang dihasilkan oleh primary regulator pressure
6 Lock-up signal
valve
Menentukan saat lock-up clutch On-Off dan mengirimkan hasilnya ke lock-up relay valve
7 Lock-up relay
valve
Memilih saluran untuk converter pressure yang menggerakan lock-up clutch On dan Off
8 Governor valve Membuat tekanan hydraulic (governor pressure) yang sesuai dengan kecepatan kendaraan
9 Low Modulator
valve
Menurunkan line pressure dari manual valve (low modulator pressure) untuk mengurangi kejutan saat transmisi dipindahkan ke posisi “L”
10 Accumulator Mengurangi kejutan yang timbul saat piston C0, C1, C2, atau B 2 bekerja
11 Shift valve 1-2, 2-
3, 3-4*
Memilih saluran-saluran (1st 2nd), (2nd 3rd) dan (3rd OD)* untuk memilih line pressure yang bekerja pada planetary gear unit
12 Cut back valve Bila governor pressure lebih tinggi dari throttle pressure, maka katup ini menurunkan throttle pressure yang dihasilkan oleh throttle pressure.
13 2nd Modulator
valve
Pada posisi “2” katup ini menurunkan line pressure dari intermediate shift valve (2nd modulator pressure)
14 Overdrive
sequence valve
Katup ini mengatur pembebasan overdrieve
15 Reverse clutch
sequence valve
Meredam kejutan yang timbul saat transmisi pindah ke posisi “R” saat rear clutch (C2) dihubungkan, line pressure mula-mula bekerja pada inner piston kemudian outer piston.
16 Selenoid valve Mengatur tekanan hydraulic pada brake and clutch
Example Manual Valve Position
24

“N” Range Gear
2 & L Ranges
Drain L 2 D N R P
Line Pressure
“L” Range “R” Range
“D”,”2”, & L” Range
Pada posisi ini fluida tidak dialirkan kesaluran lain. Jadi tenaga mesin
tidak dihubungkan ke transmisi.
“D” Range Gear
Katup ini memindahkan aliran minyak dari satu saluran ke saluran
lainnya. Manual valve dihubungkan dengan selector switch yang
dioperasikan oleh pengemudi dan memindahkan transmisi ked an dari
“P”, “R”, “N”, “D”, “2” dan “L” sesuai dengan gerakan lever ini.
2 & L Ranges
Drain L 2 D N R P
“R” Range
“L” Range Line Pressure
“D”,”2”, & L” Range
“R” Range Gear
25

2 & L Ranges
Drain L 2 D N R P
Line Pressure
“L” Range “R” Range
“D”,”2”, & L” Range
Jika selector switch dioperasikan oleh pengemudi pada posisi “R”
maka line pressure akan dialirkan ke saluran lain yang berhubungan
dengan posisi katup-katup reverse, sehingga kendaraan berjalan
mundur.
Example Kerja Clutch
Clutch sebelum bekerja
Check Valve
Plates Check Ball
Return Spring
Piston
Disc
Piston Cylinder
Ring Gear
Input Shaft
Fluid Pressure
Released
Carrier
Pinion Gear
26

Posisi piston akan tertekan oleh pegas sehingga kedudukan disc tidak
pada posisi terjepit akibatnya putaran dari drum C1 tidak diteruskan ke
ring gear set.
Clutch setelah bekerja
Fluid Pressure Applied
Saat terjadi tekanan pada piston cylinder maka tekanan fluida akan
menekan piston dan tekanan diteruskan untuk menekan plates.
Plates akan menjepit disc sehingga putaran akan drum C1 akan
diterruskan ke ring gear set untuk berputar.
Oil Pump
Oil pump dirancang untuk mengirimkan minyak ke torque converter,
melumasi planetary gear unit dan mengoperasikan tekanan kerja pada
hydraulic control system. Drive gear dari oil pump digerakan terus
menerus digerakan olleh mesin melalui torque converter pump impeller.
27

Catatan “
Saat mesin tidak hidup/trouble maka oil pump tidak berputar
akibatnya oli juga tidak bersirkulasi, maka kendaraan tidak boleh
ditarik diatas kecepatan 30 km/jam dan tidak boleh melebihi jarak
80 km. Jika terjadi kebocoran oli pada transmisi maka kendaraan
hanya boleh ditarik dengan roda diangkat.
Automatic Transmission Fluid
ATF adalah oli/minyak pelumas yang digunakan pada transmisi
otomatis. ATF yang digunakan pada A/T dirancang khusus yang
memiliki High-grade petroleum based mineral oil yang tidak digunakan
pada pelumas engine.
Pada Automatic transmission fungsi dari ATF adalah :
1. Memindahkan momen puntir pada torque converter
2. Mengendalikan hydraulic control system, demikian juga kerja
Clutch dan brake pada transmisi otomatis
3. Melumasi planetary gear dan bagian-bagian lain yang bergerak
4. mendinginkan bagian-bagian yang bergerak.
Manual Linkage
A/T melakukan up-shift dan down shift secara otomatis. Tetapi ada dua
buah linkage yang memungkinkan untuk dioperasikan secara manual
oleh pengemudi. Linkage ini adalah selector lever dengan kabel dan
accelerator pedal pada throttle kabel.
Catatan Penting !
1. Jangan menggerakan selector lever ke posisi “R” pada
saat kendaraan sedang berjalan maju dapat merusak
transmisi.
28

2. Jangan menggerakan selector lever ke posisi “P”
(parker) pada saat kendaraan sedang berjalan maju
dapat merusak transmisi.
3. Jangan menekan pedal gas pada saat pedal rem diinjak
pada saat posisi maju karena transmisi dapat overload
dan dapat merusak transmisi.
4. Untuk memarkir kendaraan sementara dan posisi mesin
dalam keadaan hidup posisikan selector lever pada
posisi “p” atau “N”. jika selector lever diposisikan
selain itu maka kendaraan dapat berjalan,
kecenderungan ini semakin kuat bila posisi AC hidup
karena kecepatan idle naik diatas oleh kerja idle up
device
29

F. Wiring Diagram
30

G. Diagnostic (TEST) Automatic Transmission
Macam-macam Test :
Stall Test
Stall test adalah test yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan
engine dan transmisi secara keseluruhan (transaxle) dengan
mengukur stall speed pada posisi “D” dan “R”.
Langkah-langkah Pengukuran:
a. Ganjal roda depan dan belakang
b. Hubungkan tachometer dengan system pengapian
c. Pasang parking brake
d. Injak pedal rem dengan keras dengan kaki kiri dan tahan
e. Start mesin
f. Masukan selector lever ke posisi “D”. tekan penuh pedal
akselerator dengan kaki kanan dan dengan cepat baca stall
speed. Stall speed : lihat pada manual book
g. Lakukan tes yang sama pada posisi “R”
Catatan :
Jangan melakukan test ini berturut-turut selama
lebih dari 5 detik
Evaluasi Hasil Test
1) Kalau stall speed sama pada kedua posisi tanpa roda belakang
berputar tetapi lebih rendah dari spesifikasi :
Output mesin mungkin kurang
Stator one way clutch mungkin tidak bekerja baik.
2) Kalau stall speed pada posisi “D” lebih tinggi dari ketentuan :
Line pressure mungkin terlalu rendah
Forward clutch mungkin slip
One-way clutch no. 2 mungkin tidak bekerja dengan baik
31

OD one-way clutch mungkin tidak bekerja dengan baik.
3) Kalau stall speed pada posisi “R” lebih tinggi dari ketentuan :
Line pressure mungkin terlalu rendah
Direct clutch mungkin slip
1st dan reverse brake mugnkin slip
OD one-way clutch mungkin tidak bekerja dengan baik.
4) Kalau stall speed pada posisi “D” dan “R” keduanya lebih tinggi
dari ketentuan :
Line pressure mungkin terlalu rendah
Fluid level mungkin tidak tepat
OD one-way clutch mungkin tidak bekerja dengan baik.
Time Lag Test
Time lag test adalah test pada A/T yang bertujuan untuk mengetahui
dan memeriksa kondisi-kondisi OD direct clutch, forward cultch, direct
clutch, first dan reverse brake.
Langkah-langkah Pengukuran:
a. Pasangkan parking brake
b. Start mesin dan periksa idle speed.
Idle speed (posisi) “N” lihat manual book
c. Gerakan posisi shift lever dari posisi “N” ke posisi “D”
Dengan stop watch ukur waktu yang berlangsung sejak
pemindahan lever sampai terasa ada kejutan.
Time lag : kurang dari 1,2 detik
d. Dengan cara yang sama ukur untuk time lag “N” “R”
Time lag : kurang dari 1,5 detik
Catatan :
Lakukan test dengan minyak pada suhu kerja normal
(50-80C)
Pastikan jarak satu menit antar test
Buat tiga pengukuran dan ambil rata-ratanya.
Evaluasi Hasil Test
1) Jika “N” “D” time lag lebih panjang dari ketentuan :
Line pressure mungkin terlalu rendah
32

Forward clutch mungkin aus
OD one-way clutch mungkin tidak bekerja dengan baik.
2) Jika “N” “R” time lag lebih panjang dari ketentuan :
Line pressure mungkin terlalu rendah
Direct clutch mungkin aus
1st dan reverse brake mugnkin aus
OD one-way clutch mungkin tidak bekerja dengan baik.
Hydroulic Test
Hydroulic test adalah test yang dilakukan untuk mengetahui tekanan
besarnya line pressure dan governor pressure.
Langkah-langkah Pengukuran Line Pressure :
Pasang parking brake dan ganjal keempat roda
Hidupkan mesin dan periksa idling rpmnya
Tekan pedal rem kuat-kuat dengan kaki kiri dan masukan
transmisi pada posisi “D”
Ukur tekanan line pressure dengan mesin pada putaran idling
Tekan penuh pedal akselerator dan baca line pressure tertinggi
pada saat mesin mencapai staal speed.
Lihat besarnya line pressure pada manual book
Evaluasi Hasil Test
Jika tekanan line pressure hasil pengukura tidak mencapai harga
standar, periksa kembali penyetelan kabel throttle dan lakukan tes
ulang.
Langkah-langkah Pengukuran Governor Pressure :
Pasang parking brake dan ganjal keempat roda
Hidupkan mesin
Masukan transmisi pada posisi “D” dan ukur governor pressure
pada kecepatan yang telah ditentukan dalam table manual
book
Evaluasi Hasil Test
Line pressure mungkin idak tepat
Mungkin ada kebocoran minyak pada governor pressure circuit
Governor valve mungkin rusak
33

Road Test
Road Test adalah test yang dilakukan untuk mendiagnosis kerusakan
transmisi dengan cara kendaraan dioperasikan dijalan.
Langkah Pemeriksaan :
a. Perpindahan 12, 23, 3OD harus terjadi dan shift point
harus terlihat pada automatic shift schedule
Evaluasi
1) Kalau tidak ada perpindahan 12:
Governor valve mungkin rusak
1-2 shift valve mungkin macet.
2) Kalau tidak ada perpindahan 23:
2-3 shift valve mungkin macet.
3) Kalau tidak ada perpindahan 3OD:
3-4 shift valve mungkin macet.
OD solenoid mungkin macet.
4) Kalau shift poin tidak tepat.
Penyetelan kabel throttle mungkin tidak
tepat
Throttle valve, 1-2 shift valve, 2-3 shift
valve, 3-4 shift valve dan lain-lain mungkin rusak.
b. Dengan cara yang sama, perhatikan ejutan dan slip selama
perpindahan 12, 23, dan 3OD.
Evaluasi
Kalau kejutan berlebihan :
Line pressure mungkin terlalu tinggi
Accumulator mungkin rusak
Check ball mungkin melekat.
c. Jalankan pada posisi “D” (lock-up on) atau gigi OD dan
periksa semua suara dan getaran yang tidak normal.
d. Sambil mengendarai pada posisi “D”, gigi 2, 3 dan OD periksa
untuk melihat bahwa kemungkinan untuk kick down sesuai
34

dengan untuk 21, 32 dan OD3 kick down sesuai dengan
yang terlihat pada automatic shift schedule.
e. Periksa kejutan dan slip yang tidak normal pada saat kick
down.
f. Periksa mekanisme lock-up
Jalankan pada posisi “D”, gigi OD pada kecepatan tetap
(lock-up on) sekitar 70 km/jam
Tekan pedal gas pelan-pelan dan periksa bahwa rpm
mesin tidak berubah tajam
DAFTAR PUSTAKA
Training Manual PT. Astra International Toyota
Training Manual PT. Astra International Daihatsu
35

36

37

38