skenario hasil akhir blok 17 lbm 3.doc

Upload: inanda25

Post on 02-Jun-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 SKENARIO hasil akhir blok 17 lbm 3.doc

    1/18

    SKENARIO

    Afdal, mahasiswa berumur 20 tahun, dating ke orthodontist, dengan

    keluhan merasa kurang nyaman dalam penampilan giginya. Pasienmerasa giginya tonggos dan tidak beraturan. Orthodontist tersebut

    melakukan anamnesa pada pasien tersebut. Pada anamnesa diketahui,

    pasien pada waktu kecil suka menghisap ibu jari dan saat sd kelas 4

    sudah tidak melakukan kebiasaan itu lagi. Pasien memiliki riwayat

    sinusitis. Pasien juga menceritakan bahwa, adik pasien pernah

    menyampaikan kepada orang tua mereka, apabila pasien tidur sering

    mendengkur. Orthodontist tersebut kemudian melakukan pemeriksaan

    gigi geligi pasien, mengamati wajah pasien, melakukan pencetakan gigi

    gigi pasien, dan pasien diebrikan pengantar untuk melakukan foto

    rontgen. Orthodontist memberitahukan kepada pasien kemungkinan ada

    beberapa gigi yang dicabut. Orthodontis kemudian memberikan jadwal

    temu janji untuk pertemuan berikutnya.

    !

  • 8/10/2019 SKENARIO hasil akhir blok 17 lbm 3.doc

    2/18

    1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Penampilan "sik termasuk gigi merupakan aspek yang sangat

    penting untuk menumbuhkan kepercayaan diri seseorang. #igi

    dengan susunan yang rapi dan senyum yang menawan akan

    memberikan efek yang positif pada tiap tingkat sosial, sedangkan

    gigi yang tidak teratur dan protrusi akan memberikan efek negatif.

    $anyak masyarakat melakukan perawatan ortodonti untuk

    memperbaiki penampilan, dan tentu saja keinginan yang terbesar

    biasanya berhubungan dengan estetik serta untuk meningkatkan

    kepercayaan diri.

    %aloklusi adalah kelainan susunan gigi atau kelainan

    hubungan antara rahang atas dan rahang bawah. &ata maloklusi

    secara literatur memiliki arti sebagai gigitan yang buruk. &ondisi ini

    dapat berupa gigitan yang tidak teratur, crossbite, atau overbite.

    %aloklusi juga dapat berupa gigi yang miring, protrusi, atau

    crowded. 'al ini dapat mengganggu penampilan, fonetik, ataupunpengunyahan.

    (tiologi maloklusi dibagi atas dua golongan yaitu faktor luar

    atau faktor umum dan faktor dalam atau faktor lokal. 'al yang

    termasuk faktor luar yaitu herediter, kelainan kongenital,

    perkembangan atau pertumbuhan yang salah pada masa prenatal

    dan posnatal, malnutrisi, kebiasaan jelek, sikap tubuh, trauma, dan

    penyakitpenyakit dan keadaan metabolik yang menyebabkanadanya predisposisi ke arah maloklusi seperti ketidakseimbangan

    kelenjar endokrin, gangguan metabolis, penyakitpenyakit infeksi.

    'al yang termasuk faktor dalam adalah anomali jumlah gigi seperti

    adanya gigi berlebihan )dens supernumeralis* atau tidak adanya

    gigi )anodontis*, anomali ukuran gigi, anomali bentuk gigi, frenulum

    labii yang abnormal, kehilangan dini gigi desidui, persistensi gigi

    desidui, jalan erupsi abnormal, ankylosis dan karies gigi.

    2

  • 8/10/2019 SKENARIO hasil akhir blok 17 lbm 3.doc

    3/18

    &elainan dentofasial atau kelainan pertumbuhan wajah dapat

    mempengaruhi fungsi dalam rongga mulut sedikitnya dapat

    membuat seseorang sulit untuk bernafas, menggigit, mengunyah,

    menelan dan berbicara.

    %enurut +unn dkk )!-* menemukan bahwa adanya

    penyumbatan pada hidung )sinusitis* menyebabkan subjek bernafas

    melalui mulut yang berhubungan dengan lebar nasopharynx seperti

    penyempitan nasopharynx, dan pembesaran dari adenoid.

    Perubahan postur diperkirakan berpengaruh terhadap hubungan

    antara gigi dan juga arah pertumbuhan rahang, yang mungkin

    dapat mengakibatkan rahang menjadi sangat mundur.

    Pola pernafasan pada manusia dapat mempengaruhi

    pembentukan rahang dan lidah. $ernafas melalui mulut dapat

    mengubah postur kepala, rahang dan lidah. &eadaan ini dapat

    mengubah keseimbangan tekanan pada rahang dan gigi sehingga

    mempengaruhi pertumbuhan rahang dan posisi gigi. Pada pasien

    yang bernafas melalui mulut, posisi lidah rendah dan ke belakang

    jika perubahan postural ini berlangsung terus menerus akan

    mengakibatkan tinggi wajah bertambah, mandibula berotasi ke

    bawah dan ke belakang, tekanan otot buksinator meningkat

    sehingga menyebabkan lengkung maksila menjadi sempit.

    /ntuk menangani adanya maloklusi, malrelasi dan malposisi

    serta kebiasaan )bad habbit* yang biasa dimiliki seseorang perlu

    dilakukan suatu perawatan khusus yakni perawatan orthodontik.

    Perawatan orthodontik bertujuan !*. untuk memperbaiki malrelasi,

    maloklusi dan malposisi 2*.memperbaiki sistem pengunyahan,

    sistem bicara dan estetiknya *.mengembalikan kepercayaan diri

    pasien 4*./ntuk memperbaiki kelainan dentofacial kecuali %

    karena pertumbuhan % terjadi belakangan *./ntuk memperbaiki

    lengkung gigi yg ideal, oklusi ideal, fungsional normal 1*./ntuk

  • 8/10/2019 SKENARIO hasil akhir blok 17 lbm 3.doc

    4/18

    memperbaiki gigi atau gusi )O'*. /ntuk mencapai tujuan tersebut

    diperlukan diagnosis serta rencana perawatan yang tepat

    1.2. Masalah

    $agaimana perawatan orthodontik yang akan dilakukan oleh

    seorang dokter gigi di dalam menangani suatu kasus yang mengalami

    maloklusi akibat adanya suatu riwayat sinusitis serta bad habbit yang

    pernah dilakukannya dahulu

    1.3. T!an

    %emberikan solusi yang tepat serta informasi tentang prosedur

    perawatan orthodontik apabila mendapatkan suatu kasus yang

    mengalami maloklusi serta bad habbit yang menyertainya.

    1.". Man#aat

    3eorang dokter gigi mampu memberikan informasi tentang

    prosedur perawatan orthodontik yang tepat apabila mendapatkan suatu

    kasus yang mengalami maloklusi serta bad habbit yang menyertainya

    sehingga dapat mengembalikan lengkung gigi yang ideal, oklusi ideal

    serta fungsional yang normal

    4

  • 8/10/2019 SKENARIO hasil akhir blok 17 lbm 3.doc

    5/18

    II. PEMBAHASAN

    A. BAD HABBIT

    &ebiasaan buruk dapat terjadi pada anak dalam masa

    pertumbuhan dan perkembangan. &ebiasaan buruk tersebut antaralain menghisap jari, bernafas melalui mulut, menghisap dan

    menggigit bibir, memajukan rahang ke depan, mendorong lidah,

    atau menggigit kuku. &ebiasaan tersebut lebih dikenal sebagai oral

    habit. Oral habit merupakan perilaku normal pada bayi. $iasanya

    bersifat sementara dan hilang dengan sendirinya pada usia sekitar

    4 tahun. Oral habittidak akan menyebabkan masalah yang berarti

    pada rongga mulut pada saat itu, karena pada dasarnya tubuhdapat memberikan respon terhadap rangsangan rangsangan dari

    luar semenjak dalam kandungan. espon tersebut merupakan

    pertanda bahwa perkembangan psikologis anak sudah dimulai, yang

    terlihat dari tingkah laku spontan atau reaksi berulang

    Permasalahan akan muncul ketika oralhabit tersebut terus berlanjut

    hingga anak mulai memasuki usia sekolah dimana kebiasaan ini

    terus dilakukan karena orang tua yang kurang memperhatikan

    anaknya.

  • 8/10/2019 SKENARIO hasil akhir blok 17 lbm 3.doc

    6/18

    !. &ebiasaan $uruk )$ad 'abit* Penyebab %aloklusi 5

    &ebiasaan jelek mempunyai pengaruh yang besar pada

    maloklusi, khususnya pada masa periode gigi bercampur. 3alah

    satunya adalah kebiasaan menghisap jari, kebiasaan inimenyebabkan protrusi insisi6us permanen atas juga merintangi

    perkembangan lengkung mandibula. &ebiasaan buruk atau $ad

    'abit yang sering dilakukan secara berulangulang oleh anakanak

    dapat berakibat pada gigi dan jaringan pendukungnya, yaitu antara

    lain5

    a. %enghisap jari

    %engisap ibu jari bukanlah suatu penyebab atau gejala

    dari masalah "sik atau psikologis )+ionne, 200!*. $eberapa

    kasus menunjukkan kebiasaan mengisap ibu jari dapat

    menjadi masalah karena ada kemungkinan terjadinya

    misalignment gigi permanen jika seorang anak yang berusia

    lima atau enam tahun masih melakukan kebiasaan mengisap

    ibu jari. Oral habit ini dapat menyebabkan perubahan bidang

    incisal gigi seri, yaitu retroklinasi pada gigi incisi6us rahang

    bawah dan proklinasi pada gigi incisi6us rahang sehingga

    meningkatkan o6erjet dan menciptakan crossbite bukal

    unilateral yang berhubungan dengan pergeseran mandibula.

    'al tersebut juga dapat mengubah rasio antara bagian atas

    dan bawah ketinggian wajah anterior. Akibatnya posisi gigi

    depan jauh lebih maju dari gigi bawah, dan terjadi open bite

    )%illett and 7elbury, 2008 +ionne, 200!*. &ebiasaan

    mengisap jari timbul pada anakanak pada usia !2 tahun.

    +an jika dibiarkan terus menerus sampai usia tahun atau

    lebih dapat berakibat kelainan pada posisi gigi. &ebiasaan

    menghisap jari dapat menyebabkan abnormalitas ca6um oris

    dan struktur sekelilingnya, secara anatomis dapat

    menyebabkan anterior open bite yaitu suatu bentuk kelainan

    gigi anterior atas dan bawah terdapat o6erlapping saat oklusi,

    sehingga terbentuk celah terbuka pada saat oklusi. Pada saat

    1

  • 8/10/2019 SKENARIO hasil akhir blok 17 lbm 3.doc

    7/18

    menghisap jari terjadi perubahan tekanan dalam ca6um oris.

    'al ini karena saat mengisap, lidah terdorong kebawah oleh

    jari sehingga terpisah dari palatum. &emudian kontraksi otot

    orbicularis dan buccinators secara terusmenerus terpisahmenyebabkan arks maksillaris kolaps sehingga terjadi

    crossbite, yaitu suatu kelainan dimana gigi superior pada sis

    bucal masuk lebih kedalam dibanding gigi inferior.

    b. $ernapas lewat mulut

    9ika anak mengalami gangguan pada rongga hidung,

    maka dia akan bernapas melalui rongga mulut. &ebiasaan

    napas dari mulut dapat menyebabkan maloklusi dengan gigi

    anterior atas retrusi, atau berjejal atau protrusi. 9alan nafas

    mempunyai dua jalur yaitu rongga hidung dan rongga mulut,

    seseorang indi6idu mempunyai 6ariasi tersendiri dalam

    bernafas, salah satunya adalah dengan sering menggunakan

    rongga mulut daripada hidung. $ernafas dengan cara ini

    dapat mengubah postur tulang rahang , kepala dan lidah, dan

    hal ini dapat mengubah tekanan keseimbangan dari tulang

    rahang dan posisi gigi. $ernafas pada mulut dapat

    menurunkan posisi mandibula dan lidah, serta

    memperpanjang kepala, tinggi wajah akan meningkat dan gigi

    posterior akan mengalami supereruption )erupsi yang

    berlebihan* sedikit terjadi pertumbuhan 6ertikal pada ramus

    mandibula, menyebabkan open bite anterior, o6erjet serta

    meningkatkan tekanan bidang otot dari bukal yang

    disebabkan oleh penyempitan pada lengkung maksila.

    Pernafasan dari hidung juga mempunyai resiko namun lebih

    bersifat infeksi kronik yang diakibatkan terlalu lamanya

    in:amasi dari nasal mukosa yang diakibatkan oleh bahan

    alergen.

    -

  • 8/10/2019 SKENARIO hasil akhir blok 17 lbm 3.doc

    8/18

    B. SINUSITIS

    3inusitis merupakan suatu proses peradangan pada

    mukosa atau selaput lender sinus paranasal. Akibat

    peradangan ini dapat menyebabkan pembentukan cairan ataukerusakan tulang di bawahnya. 3inus paranasal adalah

    ronggarongga yang terdapat pada tulangtulang di wajah.

    ;erdiri dari sinus fronta )di dahi*, sinus etmoid )pangkal

    hidung*, sinus maksila )pipi kanan dan kiri*, sinus sphenoid )di

    belakang sinus etmoid*.

    Penyebab sinusitis ada 2 yaitu5

    a. hinogenik3emua kelainan pada hidung yang dapat

    mengakibatkan terjadinya sumbatan8 antara lain infeksi,

    alergi, kelainan anatomi, tumor, benda asing, iritasi

    polutan, dan gangguan pada mukosilia )rambut halus

    pada selaput lendir*.#ejala yang dialami5

    %inor5 sakit kepala, demam dan disertai dengan

    nafas yang bau

    %ayor5 adanya nyeri di seluruh wajah dan obstruksi

    hidung

    ;idak dapat mengeluarkan mukus secara langsung

    dari hidung

    3elalu mengeluh pusing dig labella

    %ukus yang dihasilkan bau sehingga pasien merasa

    kalau hidungnya bau

    %ukus bening dan cair

    b. +entogenikAdanya infeksi yang berasal dari gigi, biasanya

    pada gigi P! dan P2 lalu disusul oleh %! dan %2. #igi

    yang paling jarang terjadi itu gigi

  • 8/10/2019 SKENARIO hasil akhir blok 17 lbm 3.doc

    9/18

    !. Pengaruh riwayat sinusitis terhadap keadaan gigi yg tonggos

    yg tidak beraturan3inusitis mengkondisikan bernafas lewat mulut. Akan

    tetapi walaupun sinusitis sudah hilang pasien biasanya masih

    mempunyai kebiasaan bernafas lewat mulut. &ebiasaan

    bernafas lewat mulut mengakibatkan posisi lidah dan

    mandibula menganga sehingga mandibula mengalami

    pertumbuhan dimensi 6ertikal menjadi bertambah panjang

    )sindrom wajah panjang*. Palatum tinggi dan sempit yang

    diakibatkan bernafas melalui mulut diakibatkan karena posisi

    gigi yang menekan ke arah lateral.

    2. 'ubungan antara mendengkur dengan sinusitis&arena biasanya orang yang mempunyai riwayat

    sinusitis saat bernafas tidak melalui hidung tetapi melalui

    mulut. 3ehingga mengakibatkan kebiasaan mendengkut saat

    beristirahat )tidur* dan untuk mengatasi kebiasaan bernafas

    lewat mulut menggunakan alat oral screen. Pato"siologi timbulnya kebiasaang mendengkur saat tidur

    Awalnya dari ada kebiasaan bernafas lewat mulut dan

    adanya sinusitis , terjadi juga pada saat dia sedang tidur.3uara mendengkur timbul akibat turbulensi )gerak bergolak

    tidak teratur yg merupakan ciri gerak >at alir* aliran udara

    pada saluran nafas bagian atas tersumbat. ;empat terjadinya

    sumbatan biasanya di basis lidah atau palatum. 3umbatan

    terjadi akibat kegagalan otototot dilator saluran nafas atas

    menstabilkan jalan nafas pada waktu tidur di mana otototot

    faring berelaksasi, lidah dan palatum jatuh ke belakangsehingga terjadi obstruksi.

    4. /ntuk menghilangkan kebiasaan tidur dengan mendengkur

    ada beberapa solusi diantaranya 5 ?ihat dari etiologi sinusitis )bisa disebabkan septum de6iasi* +ilihat dari perkembangan anak yg bernafas lewat mulut,

    antisipasinya menggunakan oral screen &alau sinusitis sudah sembuh biasanya saat tidur posisi tidur

    miring

  • 8/10/2019 SKENARIO hasil akhir blok 17 lbm 3.doc

    10/18

    . +ampaknya pengaruh riwayat sinusitis terhadap gigi yang di

    cabut#igi premolar berdekatan dengan sinus jika pencabutan

    tidak benar )seperti tekhnik operator* berpengaruh pada

    mukosa atau ruang pada sinus sehingga mengakibatkan

    radang sinus)sinusitis*. /ntuk meringankan sinusitis dengan

    cara mendrainase sinusitisnya. &alau 3inusitis masih terjadi

    peradangan sinusitis bisa di drainase. ;etapi jika sinusitis

    sudah menjadi riwayat penyakit, sinusitis bisa hilang atau

    sembuh dengan sendirinya.

    $. PERA%ATAN ORTHODONTIK

    Perawatan orthodontik mencakup memperbaiki anomali

    dari oklusi dan posisi gigigigi sejauh dibutuhkan dan sebisa

    mungkin. 3ampai saat ini, rencana perawatan yang cermat

    berperan penting seperti halnya perawatan itu sendiri, karena

    bila tidak direncanakan dengan kaurat, perawatan tidak akan

    bsa berhasil.

    3ebelum perawatan di rencanakan, harus dilakukan

    penilaian yang memadai dan situasi yang ada, dan tahap

    tahap penilaian serta perencanaan yang bisa dikelompokkan

    sebagai berikut 5

    @nformasi latar belakang. +i dalam perawatan orthodontik

    tidak bisa dianggap sebagai suatu bagian tersendiri, tetapi

    harus dipertimbangkan sebagai bagian dari program

    perawatan gigi secara keseluruhan. +iperlukan informasi

    mengenai usia pasien dan tingkat kesadarannya mengenai

    masalah yang dialaminya, setiap perawatan gigi yang sudah

    pernah dijalaninya, dan sikap pasien terhadap perawatan,

    selain riwayat medis dan kondisi kesehatan. incian dari

    kondisi kesehatan rongga mulut, diet, dan kebiasaan pasien

    dalam membersihkan mulutnya juga berperan penting. 9ika

    !0

  • 8/10/2019 SKENARIO hasil akhir blok 17 lbm 3.doc

    11/18

    pasien masih anakanak, perlu juga untuk memeriksa tingkat

    kesadaran orangtua dan sikapnya terhadap perawatan.

    Penilaian 6ariasi oklusal. 3umber 6ariasi yang utama terdapat

    pada hubungan lengkung gigi anteroposterior dan lateral,pada hubungan incici6us 6ertikal, kondisi gigigigi

    yangcrowded atau diastema, dan pada semua posisi gigi

    indi6idual.

    Penilaian menganai faktorfaktor rtiologi, dan yang membatasi

    perawatan. aktor B faktor etiologi utama yang berperan

    sampai batas tertentu dalam sebagian besar maloklusi,

    adalah hubungan skeletal, fungsi otototot mulut, dan ukurangigi geligi dalam hubungannya dengan ukuran tulang rahang.

    ;ujuan perawatan orthodontik diantanya adalah !*.

    %emperbaiki malrelasi, maloklusi dan malposisi

    2*.%emperbaiki sistem pengunyahan, sistem bicara dan

    estetiknya *.%engembalikan kepercayaan diri pasien

    4*./ntuk memperbaiki kelainan dentofacial kecuali % karena

    pertumbuhan % terjadi belakangan *./ntuk memperbaiki

    lengkung gigi yg ideal, oklusi ideal, fungsional normal

    1*./ntuk memperbaiki gigi atau gusi )O'*

    !. $eberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan perawatan

    orthodontik 5

    a. pencetakan gigi saat melakukan perawatan orthodontik,fungsi

    dari pencetakan gigi diantaranya adalah 5

    /ntuk mengetahui analisis model study yg bertujuan untuk

    mengetahui lebar mesial distal dari masing masing gigi,

    bentuk dan ukuran rahang, dan juga untuk mengetahui

    relasi %olar /ntuk mengetahui apakah lebar lengkung basal dan

    lengkung gigi untuk perawatan ortho selanjutnya /ntuk mengetahui dan mengkoreksi maloklusi, malrelasi,

    dan malposisi

    !!

  • 8/10/2019 SKENARIO hasil akhir blok 17 lbm 3.doc

    12/18

    3ebagai alat peraga tiga dimensi. $isa merupakan suatu

    media atau sarana untuk menjelaskan kepada pasiennya. /ntuk penjelsan kepada ortu pasien, lebih bisa memahami

    dgn adanya gambaran tsb

    /ntuk menganalisis kebutuhan ruang )metode pont,howes*b. Analisis oto rontgen

    oto rontgen yang sering digunakan dalam orthodontic yaitu

    panoramic dan sefalometriPanoramik 5 /ntuk menentukan keadaan gigi dan jaringan

    pendukungnya secara keseluruhan dalam satu o foto, /ntuk

    menentukan urutan erupsi gigi, dll.3efalometri sekarang semakin dibutuhkan untuk dapat

    mendiagnosis maloklusi dan keadaan dentofasial secara lebih

    detil dan lebih teliti tentang5

    Pertumbuhan dan perkembangan serta kelainan kraniofasial

    ;ipe muka C fasial baik jaringan keras maupun jaringan lunak

    Posisi gigigigi terhadap rahang

    'ubungan rahang atas dan rahang bawah terhadap basis

    cranium

    &euntungannya dapat diperoleh informasi mengenai morfologi

    dentoal6eolar, skeletal dan jarinagn lunak pada bidang, yaitu

    sagital, trans6ersal, dan 6ertical

    Analisis sefalometri

    Analisis kecembungan pro"l 3ubtelny 5

    Pro"ll skeletal )sudut DAPog* 5 &las @ 5 !-4E , &las @@ !-=E ,

    &las @@@ 5 !=!E

    Pro"l 9ar ?unak )sudut D3npog* 5 &las @ 5 !E , &las @@ !1E ,

    &las @@@ 5 !1=E

    Pro"l total jar lunak )sudut DDopog* 5 &las @ 5 !E , &las @@

    !E , &las @@@ 5 !E

    )DCnF Dasion, AF 3ubspinale, 3n F subnasale, Do F puncak

    hidung, Pog F Pogonion*

    Analisis 3teiner dengan mengukur besar 5

    3udut 3DA )normal =2E* , G=2E maksila protrusif , H =2E

    maksila retrusif

    !2

  • 8/10/2019 SKENARIO hasil akhir blok 17 lbm 3.doc

    13/18

    3udut 3D$ )normal =0E* , G =0E mandibula protrusif, H =0E

    mandibula retrusif

    3udut AD$, bila titik A di depan titik $ )normal ratarata 2E*5

    klas @ skeletalC ortognatik, bila titk A jauh didepan titik $ )GG2ECpositif* 5 klas @@ skeletalC retrognatik, bila titik A jauh di belakang

    titik $ )HH2ECnegatif * 5 klas @@@ skeletalCprognatik

    titiktitik dalam analisis sefalometri

    ;itik cranial 3ella tursika )3*5 titik tengah fossa hipo"sial

    Dasion )D*5 titik paling anterior sutura frontalis pada

    bidang sagital tengah ujung tulang Porion )P*5 titik paling luar dan paling superior ear rod

    ;itik mandibula #onion )#o*5 titik perpotongan garis singgung margin

    posterior ramus assenden dan basis mandibula 3upramentale )$*5 titik paling dalam antara infradental

    dan pogonion Pogonion )PogCPg*5 titik paling anterior tulang dagu,

    pada bidang tengah

    %enton )%e*5 titik paling inferior dari sim"sis atau titik

    paling bawah dari mandibuka #nathion )#n*5 titik paling anterior dan paling inferior

    dagu ;itik maksila

    Orbita )Or*5 titik yang paling bawah pada tepi bawah

    tulang orbita 3DA

    3DP

    3ubspinale )A*5 titik paling dalam antara spina nasalis

    anterior dan prosthion ;itik jaringan lunak

    #labella

    Pronasal )PCPr*5 titik paling anterior dari hidung

    3ulcus labial superior )3?s*5 titik tercekung diantara 3n

    dan ?s @nferior labial sulcus )@ls*5 titik paling cekung diantara ?i

    dan pogonion kulit juga dikenal sebagai sulkuslabiomentalis

    !

  • 8/10/2019 SKENARIO hasil akhir blok 17 lbm 3.doc

    14/18

    Pogonion kulit )PogI*5 titik paling anterior pada jaringan

    lunak dagu

    ;ujuan dilakukan foto

    rontgen adalah 5 /ntuk

    menentukan

    tahap pengobatan selanjutnya, jika terjadi sinusitis, foto rontgen bertujuan untuk

    mengetahui penebalan pada dinding sinus untuk mengetahui posisi akar , dan apakah ada kelainan

    maloklusi tipe dental dan skeletal dan tidak bisa diamatai

    secara klinis untuk mengetahui gigi yg sudah erupsi atau blm erupsi

    atau akan erupsi foto rontgen panoramik untuk melihat adanya gigi ektopik

    atau impaksi, untuk mengetahui ada atau tidaknya gigi

    supernumerary, e6aluasi trauma foto rontgen sefalometri dibagi menjadi 2 cara yakni ada

    dari lateral )untuk mengetahui dimensi 6ertikal antero

    post, apakah dia ortonaktik,retroknatik, proknatik* dan dari

    frontal )bisa untuk menganalisis dari wajah si pasien* untuk mempermudah mendiagnosis suatu kasus. /ntuk mengetahui jaringan periodontal /ntuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangand dari

    skeletal

    !4

  • 8/10/2019 SKENARIO hasil akhir blok 17 lbm 3.doc

    15/18

    c. Pencabutan gigiPencabutan gigi sangat penting dilakukan di dalam melakukan

    perawatan ortho. Adapun faktor faktor yang harus diperhatikan

    dalam pencabutan gigi di pewatan orthodontik 5o Posisi gigi yg berjejalo &ondisi gigi )karies,fraktur*

    o Posisi gigigigi geligi secara keseluruhan )malposisi, sulit

    untuk diperbaiki susunanannya, apeks gigi yg sulit dirawat*o &ekurangan ruangnya banyak atau sedikit ) H 1 mm

    tidak ekstraksi, kalau G 1 mm di ekstraksi*&ontra @ndikasi pencabutan gigi di dalam melakukan perawatan

    orthodontik adalah 9ika lengkung basal di ekspandaer berarti

    tidak indikasi pencabutan.

    D. PROSEDUR PERA%ATAN ORTHODONTIK &!. encana perawatan 5

    %enyatakan tentang tahaptahap yang akan dilakukan dalam

    proses perawatan, disusun sesuai urutan kronologi tahap

    perawatan sesuai dengan masingmasing kasus yang dihadapi,

    misalnya5o $isa menghilangkan focal infeksinya 5 ujuk ke ;';

    terlebih dahulu, %enghilangkan lendir terlebih

    dahulu,%engobati infeksi di sinusnyao %enghilangkan bad habbit )bernafas lewat mulut*o ;ahap tahap rencana perawatan orthodontik 5

    +ilihat dari tipe dan jumlah pergerakan gigi

    yang akan mempengaruhi jumlah pergerakan

    tekanan dan pesawat yg dibutuhkan dan tipe

    perawatan yang akan digunakan )dilihat ada

    gerakan typingnyaCbodyling apa tidak* uang yang dibutuhkan

    %elakukan pencabutan giginya, pencabutan

    gigi seringnya pada gigi P! karena letak di

    tengah kuadran lengkung dan biasanya

    memberikan ruang pada posisi yang

    menguntungkan. +i indikasikan pada gigi P2

    karena giginya yang benar benar crowded

    !

  • 8/10/2019 SKENARIO hasil akhir blok 17 lbm 3.doc

    16/18

    sehingga bisa dilakukan pencabutan pada gigi

    P2. %enentukan pesawatnya serta membuat

    retensi

    2. Pemeriksaan orthodontik selain di skenario 5o &eadaan O' )kebersihan mulut, keadaan

    gingi6a,kondisi gigi geligi*o +ilihat hubungan skeletal )simetri atau tidak*

    o &eadaan lidah )makroglosia atau tidak*o Ada tidaknya bad habbit yg laino &eadaan bibir )untuk mengetahui pada saat waktu

    istirahat*o oto facial bagaiman pro"l wajahnya , untuk

    mnegetahui bagaimana penutupan kontruksi

    bibirnya. /ntuk mengetahui bibir tersebut masih

    kompeten atau tidak. /ntuk mengetahui pada saat

    tertawa giginya sampai P atau %o Posisi dan oklusi gigi geliginya )gigi erupsi atau

    belum erupsi*o @nkinasi incici6us o6erjet atau o6erbiteo /kuran gigi geligi dengan hubungan ukuran rahang

    untuk mengetahui potensi crowded

    o Analisis oklusal untuk mengetahui crossbite atau

    openbite

    E. PENENTUAN DIA'NOSA

    +alam diagnose ini menyatakan tentang5 &alsi"kasi maloklusi berdasarkan hubungan gigi %! atas

    dan bawah pasien sesuai dengan kalsi"kasi Angle5 kelas @,

    @@, atau @@@, bila diperlukan dilengkapi dengan keterangan

    di6isi dan subdi6isinya ;ipe maloklusinya dan komponen dentofasial yang

    dilibatkan5 skeletal, dental, atau dentoskeletal %alrelasi gigi lainnya

    %alposisi gigi indi6idual yang ada

    &elainankelainan lain yang melibatkan maloklusi pasien5

    misalnya impaksi, agenese, dll $ad habit )jika ada*

    !1

  • 8/10/2019 SKENARIO hasil akhir blok 17 lbm 3.doc

    17/18

    %enurut skenario diagnosa dari kasus adalah Protusif anterior

    maloklusi tipe dentoskeletal. &arena terlihat gigi pasien secara klinis

    terlihat klasi"kasi Angle kelas @@ yakni tonggos, maJilla lebih

    condong ke depan daripada mandibula serta mengapa maloklusitipe dentoskeletal dikarenakan pasien mempunyai kebiasaan buruk

    )bad habbit* menghisap ibu jari saat pasien kelas 4 3+

    mengakibatkan palatum menjadi tinggi dan sempit serta pasien

    juga mempunyai riwayat sinusitis.

    (. PRO'NOSIS

    Prognosis yaitu perkiraan tentang kemungkinan keberhasilan

    perawatan yang akan dilakukan untuk menghasilkan sebuah

    kesimpulan yang baik, buruk, atau meragukan.

    +isini seorang dokter gigi menginginkan prognosis dari hasil

    perawatan orthodontik yang sesuai dengan kasus diatas baik dan

    mampu mengembalikan lengkung gigi yang ideal, oklusi ideal serta

    fungsional yang normal pada kelainan yang dialami oleh pasien.

    III. DA(TAR PUSTAKA

    !-

  • 8/10/2019 SKENARIO hasil akhir blok 17 lbm 3.doc

    18/18

    !. oster, ;.+, Buku Ajar Orthodonsi Edisi III8 alih bahasa, ?ilian

    Kuwono, 9akarta, !-

    2. #raber,;.%. and 3wain,$..,Orthodontics, Principles and Technique,

    ;he