lbm 2 blok 16

24
Pit : Fissure : Perawatan preventif : Kenapa gigi posterior? Hal ini sering kita temui pada gigi geraham, gigi geraham adalah gigi belakang di dalam rongga mulut kita yang mempunyai peranan sangat penting yaitu untuk melakukan pengunyahan di permukaannya yang lebar untuk menghaluskan partikel makanan yang sudah kita potong dengan gigi depan. Sang geraham mempunyai peranan dan bentuk istimewa yang kemudian menghadirkan kelebihan dan juga kendala yang harus kita atasi dengan bijaksana agar fungsi dan keberadaannya dapat terjaga dengan baik. Posisi gigi geraham dalam rongga mulut yang sulit terjangkau juga menyulitkan pembersihan dengan sikat gigi. Beberapa karakteristik gigi geraham yang perlu kita pahami antara lain ; permukaan kunyahnya luas dan tidak rata, terdapat pit (titik) dan fisur (garis) yang dalam sehingga sulit terjangkau dan menjadi tempat persembunyian kuman yang nyaman. Pit adalah bagian dari permukaan gigi yang berupa titik terdalam yang berada pada pertemuan antar beberapa groove atau akhir dari groove. Istilah pit sering berkaitan dengan fisura. Fisura adalah garis berupa celah yang dalam pada permukaan gigi (Russel C.Wheeler, 1974). || Gigi molar satu permanen mudah diserang karies gigi karena bentuk anatomisnya, permukaannya memiliki pit dan fisur yang memudahkan retensi makanan dan merupakan tempat ideal bagi pertumbuhan bakteri karies. Selain itu, sulit bagi anak untuk membersihkan secara baik daerah pit dan fisur gigi molarnya dengan sikat gigi, karena sebagian besar bagian dalam pit dan fisur tidak dapat dicapai dengan bulu sikat gigi. Dengan demikian gigi molar satu permanen paling mudah terkena karies dibandingkan gigi permanen lainnya (Andlaw & Rock, 1993). Macam pit dan fisura bervariasi bentuk dan kedalamannya, dapat berupa tipe U(terbuka cukup lebar); tipe V (terbuka,

Upload: lithaand

Post on 03-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

lbm 2 blok 16

TRANSCRIPT

Page 1: LBM 2 BLOK 16

Pit :

Fissure :

Perawatan preventif :

Kenapa gigi posterior?

Hal ini sering kita temui pada gigi geraham, gigi geraham adalah gigi belakang di dalam rongga mulut kita yang mempunyai peranan sangat penting yaitu untuk melakukan pengunyahan di permukaannya yang lebar untuk menghaluskan partikel makanan yang sudah kita potong dengan gigi depan. Sang geraham mempunyai peranan dan bentuk istimewa yang kemudian menghadirkan kelebihan dan juga kendala yang harus kita atasi dengan bijaksana agar fungsi dan keberadaannya dapat terjaga dengan baik. Posisi gigi geraham dalam rongga mulut yang sulit terjangkau juga menyulitkan pembersihan dengan sikat gigi. Beberapa karakteristik gigi geraham yang perlu kita pahami antara lain ; permukaan kunyahnya luas dan tidak rata, terdapat pit (titik) dan fisur (garis) yang dalam sehingga sulit terjangkau dan menjadi tempat persembunyian kuman yang nyaman. Pit adalah bagian dari permukaan gigi yang berupa titik terdalam yang berada pada pertemuan antar beberapa groove atau akhir dari groove. Istilah pit sering berkaitan dengan fisura. Fisura adalah garis berupa celah yang dalam pada permukaan gigi (Russel C.Wheeler, 1974). || Gigi molar satu permanen mudah diserang karies gigi karena bentuk anatomisnya, permukaannya memiliki pit dan fisur yang memudahkan retensi makanan dan merupakan tempat ideal bagi pertumbuhan bakteri karies. Selain itu, sulit bagi anak untuk membersihkan secara baik daerah pit dan fisur gigi molarnya dengan sikat gigi, karena sebagian besar bagian dalam pit dan fisur tidak dapat dicapai dengan bulu sikat gigi. Dengan demikian gigi molar satu permanen paling mudah terkena karies dibandingkan gigi permanen lainnya (Andlaw & Rock, 1993).

Macam pit dan fisura bervariasi bentuk dan kedalamannya, dapat berupa tipe U(terbuka cukup lebar); tipe V (terbuka, namun sempit); tipe I (bentuk seperti leher botol). Bentuk pit dan fisura bentuk U cenderung dangkal, lebar sehingga mudahdibersihkan dan lebih tahan karies. Sedangkan bentuk pit dan fisura bentuk V atau I cenderung dalam, sempit dan berkelok sehingga lebih rentan karies. Bentukan ini mengakibatkan penumpukan plak, mikroorganisme dan debris. Morfologi permukaan oklusal gigi bervariasi pada tiap individu.

Page 2: LBM 2 BLOK 16

Menurut M. John Hick (dalam J.R Pinkham, 1994: 456), sejumlah pilihan perawatan bagi para dokter gigi dalam merawat pit dan fisura, meliputi:a. Melalui pengamatan (observasi), menjaga oral higiene, dan pemberian fluorb. Pemberian sealant

Upaya pencegahan terjadinya karies permukaan gigi telah dilakukan melalui fluoridasi air minum, aplikasi topikal fluor selama perkembangan enamel,dan program plak kontrol. Namun tindakan ini tidak sepenuhnya efektifmenurunkan insiden karies pada pit dan fisura, dikarenakan adanya sisi anatomi gigi yang sempit (Robert G.Craig:1979: 29).

Pemberian fluor secara topikal dan sistemik, tidak banyak berpengaruh terhadap insidensi karies pit dan fisura. Hal ini karena pit dan fisura merupakan daerah cekungan yang dalam dan sempit. Fluor yang telah diberikan tidak cukup kuat untuk mencegah karies. (R.J Andlaw, 1992: 58). Pemberian fluor ini terbukti efektif bila diberikan pada permukaan gigi yang halus, dengan pit dan fisura minimal (M. John Hick dalam J.R Pinkham, 1994: 455). Upaya lain dalam pencegahan karies pit dan fisura telah dilakukan pada ujicoba klinis pada tahun 1965 melalui penggunaan sealant pada pit dan fisura. Tujuan sealant pada pit dan fisura adalah agar sealant berpenetrasi dan menutup semua celah, pit dan fisura pada permukaan oklusal baik gigi sulung maupun permanent. Area tersebut diduga menjadi tempat awal terjadinya karies dan sulit dilakukan pembersihan secara mekanis (Robert G.Craig :1979: 29).

Indikasi pemberian sealant pada pit dan fisura adalah sebagai berikut:a. Dalam, pit dan fisura retentifb. Pit dan fisura dengan dekalsifikasi minimalc. Karies pada pit dan fisura atau restorasi pada gigi sulung atau permanenlainnyad. Tidak adanya karies interproximale. Memungkinkan isolasi adekuat terhadap kontaminasi salivaf. Umur gigi erupsi kurang dari 4 tahun.

Sedangkan kontraindikasi pemberian sealant pada pit dan fisura adalaha. Self cleansing yang baik pada pit dan fisurab. Terdapat tanda klinis maupun radiografis adanya karies interproximal yang memerlukan perawatanc. Banyaknya karies interproximal dan restorasid. Gigi erupsi hanya sebagian dan tidak memungkinkan isolasi dari kontaminasi saliva e. Umur erupsi gigi lebih dari 4 tahun. (M. John Hick dalam J.R Pinkham,

Page 3: LBM 2 BLOK 16

1994: 459-61) Pertimbangan lain dalam pemberian sealant juga sebaiknya diperhatikan.Umur anak berkaitan dengan waktu awal erupsi gigi-gigi tersebut.

Dalam dekade terakhir ini, “ Restorasi Resin Preventif ” telah diajukan sebagai upaya untuk menanggulangi karies dini di fisur. Bahan penutup pit dan fissure sekarang ini merupakan cermin kemajuan kedokteran gigi pencegahan yang menarik sekali karena bahan ini mencoba mencegah karies pada daerah yang kecil sekali dipengaruhi oleh fluor sistemik maupun topikal. Fisur merupakan daerah yang sedikit sekali kebagian manfaat flouridasi air minum. Fisur anak-anak yang tiap harinya minum air yang ditambahi flour pun tetap rentan terhadap karies. Sehingga aplikasi bahan penutup fisur untuk mencegah berkembangnya karies di fisur akan sangat bermanfaat. Simonsen (1987) dalam ujicoba kliniknya melaporkan bahwa setelah 5 tahun penutup fisur terlepas seluruhnya pada 7 persen permukaan yang dirawat. Setelah 10 tahun, penutup fisur masih terlekat dengan baik pada 57 persen permukaan yang dirawat, 21 persen masih terlekat sebagian dan 15 persen mempunyai karies atau restorasi. Ketika pasien-pasien ini dibandingkan dengan yang tidak menerima perawatan fissure sealant, maka setelah 10 tahun kelompok yang menerima penutup fisur mempunyai karies atau restorasi sebanyak 22 persen, sedangkan yang tidak menerima penutup fisur mengalami karies atau restorasi sebesar 68 persen.

Berdasarkan bahan dasarnya, Sealant dibedakan menjadi :1. Bisphenol A-glycidyl methacrylate (Bis-GMA)2. Cyanoacrylate, Polyurethane (semen glass-ionomer).

Berdasarkan teknik polimerisasi bahan dasar sealant, dibedakan menjadi :1. Bahan Penutup Fisur Polimerisasi Cahaya Ultra Violet2. Bahan Penutup Fisur Polimerisasi Cahaya Biasa3. Bahan Penutup Fisur Polimerisasi Kimia

Dari data klinis yang diperoleh oleh berbagai ahli, didapatkan dari bahan – bahan sealant diatas, yang paling berhasil adalah sealant yang bahan dasarnya dari resin Bis-GMA dan semen glass ionomer.

Glass Ionomer Resin Bis-GMA

a. Digunakan pada geligi sulung

b. Kekuatan kunyah relatif tidak besar

a. Digunakan pada geligi permanen

b. Kekuatan kunyah besar

Page 4: LBM 2 BLOK 16

c. Pada insidensi karies tinggi

d. Gigi yang belum erupsi sempurna

e. Area yang kontaminasi sulit dihindari

f. Pasien kurang kooperatif

c. Insidensi karies relatif rendah

d. Gigi sudah erupsi sempurna

e.Area bebas kontaminasi atau mudah dikontrol

f. Pasien kooperatif, karena banyaknya tahapan yang membutuhkan waktu

lebih lama.

Sealant pada gigi telah terbukti memiliki keefektifan tinggi dalam pencegahan karies oleh bahan sealant didasarkan penutupan pit dan fisura sehingga mikroflora dalam pit dan fisura tidak dapat menjangkau nutrisi yang dibutuhkan. Retensi adekuat sealant diperlukan untuk menutupi permukaan gigi terutama pada area yang dalam, pit dan fisura yang tidak teratur, dan aplikasinya dilakukan pada daerah yang bersih dan kering saat prosedur dilakukan. Sealant berbasis resin memiliki kemampuan retensi yang lebih baik daripada glass ionomer. Bahan sealant berbasis resin digunakan pada gigi dengan beban kunyah besar, dan mahkota gigi telah erupsi sempurna. Bahan sealant semen ionomer kaca digunakan pada gigi dengan beban kunyah ringan, dan mahkota gigi belum erupsi sempurna Pada gigi permanen sebaiknya digunakan bahan sealant berbasis resin karena mampu nenahan beban kunyah yang besar pada gigi pemanen. Aplikasi bahan ini membutuhkan waktu yang lama sehingga sebaiknya dilakukan pada pasien yang kooperatif. Pada anak-anak dengan kemampuan memelihara oral hygiene rendah sebaiknya digunakan bahan sealant semen ionomer kaca. Bahan ini memiliki kemampuan melepaskan fluor sehingga memiliki sifat anti karies. Untuk mengetahui apakah kita membutuhkan sealant untuk geraham kita dan bahan sealant apa yang cocok untuk kita, dapat kita diskusikan dengan dokter gigi kita.

Pada anak-anak, proses demineralisasi pada karies gigi berjalan lebih cepat dibanding orang tua, hal ini disebabkan : (1) email gigi yang baru erupsi lebih mudah diserang selama belum selesai maturasi setelah erupsi (meneruskan mineralisasi dan pengambilan flourida) yang

Page 5: LBM 2 BLOK 16

berlangsung terutama satu tahun setelah erupsi; (2) remineralisasi yang tidak memadai pada anak-anak, bukan karena perbedaan fisiologis, tetapi sebagai akibat pola makannya (sering makan makanan kecil); (3) lebar tubuli pada anak-anak mungkin menyokong terjadinya sklerotisasi yang tidak memadai; dan (4) diet yang buruk dibandingkan dengan orang dewasa, pada anak-anak terdapat jumlah ludah dari kapasitas buffer yang lebih kecil, diperkuat oleh aktivitas proteolitik yang lebih besar di dalam mulut (Schuurs, 1993).

Preventive Resin Restoration

PRR atau Preventive Resin Restoration merupakan prosedur alternatife untuk menangani karies pada gigi permanenn muda yang hanya memerlukan preparasi minimal namun juga memiliki fissure yang dalam yang rentan terhadap karies.

Simonsen dan stallard menggabarkan teknik PRR digunakan hanya untuk karies kelas 1 yang berukuran kecil. Setelah pengaplikasian restorasi resin resin kemudia di lakukan pit and fissure sealent pada waktu yang bersamaan.

Menurut Henderson dan Setcos PRR digunakan pada anak dengan gigi permanen yang baru tumbuh dengan karies kecil pada bagian Pit dan fissure. Proses PRR ini memerlukan ketelitian yang lebih besar daripada pengaplikasian restorasi amalgam biasa. Jenis restorasi ini tidak dianjurkan untuk daerah yang bantalan yang terkena tekanan (cusp). Dianjurkan untuk karies pada lubang kecil di bagian pit dan fissure. Dala kasus ini karies sudah mencapai dentin dan dalam radiografi menandakan tidak adanya karies interproksimal.

(Source: Dentistry For The Child and Adolescent, Ralph E McDonald)

Fluoridisasi

Penggunaan Fluor pada air minum digunakan untuk pencegahan karies secara massal karena dinilai efektif dan murah. Fluoridasi air minum apada suatu daerah di lakukan pada daerah yang memang kandungna fluor pada sumber airnya rendah. Pengunaan fluor dengan konsentrasi rendah dan konsisten dinilai lebih efektif dalam upaya pencegahan karies.

(source: handbook of Paediatric dentistry, A Cameron, R Widmar)

Menurut Donley (2003), Indikasi dan kontra indikasi Fluor meliputi :

A. Indikasi

Page 6: LBM 2 BLOK 16

1. pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang sampai tinggi

2. gigi dengan permukaan akar yang terbuka

3. gigi yang sensitif

4. anak-anak dengan kelainan motorik, sehingga sulit untuk membersihkan gigi

(contoh:Down syndrome)

5. pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik

B. Kontraindikasi

1. pasien anak dengan resiko karies rendah

2. pasien yang tinggal di kawasan dengan air minumberfluor

3. ada kavitas besar yang terbuka

(source: Pengunaan Fluor dalam Kedokteran Gigi, Dr. Hj. Yetty Herdiyati,drg.,SpKGA(K)

Dr.Hj. Inne Suherna Sasmita, drg., SpKGA, UNPAD)

Perawatan preventive

Low risk carries rate: 0-1 lesi karies per tahun Moderate carries rate: 1 hingga 2 lesi per tahun High karies rate: lebih dari 2 lesi per tahun

Page 7: LBM 2 BLOK 16

(source: handbook of Paediatric dentistry, A Cameron, R Widmar)

Page 8: LBM 2 BLOK 16
Page 9: LBM 2 BLOK 16

(Source: Dentistry For The Child and Adolescent, Ralph E McDonald

Page 10: LBM 2 BLOK 16

Macam-macam tindakan preventive

1. DHE à

2. Penerapan fluor

3. Pit dan fissure sealant

Aplikasi fluor

1. Macam

Pemberian flor secara sistemik

Fluoride sistemik adalah fluoride yang diperoleh tubuh melalui pencernaan dan ikutmembentuk struktur gigi. Fluoride sistemik juga memberikan perlindungan topikal karenafluoride ada di dalam air liur yang terus membasahi gigi. Fluoride sistemik ini meliputi fluoridasiair minum dan melalui pemberian makanan tambahan fluoride yang berbentuk tablet, tetes atautablet isap. Namun di sisi lain, para ahli sudah mengembangkan berbagai metode penggunaanfluor, yang kemudian dibedakan menjadi metode perorangan dan kolektif. Contoh penggunaankolektif yaitu fluoridasi air minum (biasa kita peroleh dari air kemasan) dan fluoridasi garamdapur (Ars creation, 2010). Terdapat tiga cara pemberian fluor secara sistemik, yaitu :

1. Fluoridasi air minumTelah dibuktikan, apabila dalam air minum yang dikonsumsi oleh suatu daerah,atau kota tertentu dibubuhi zat kimia fluor maka penduduk di situ akan terlindung darikaries gigi. Pemberian fluor dalam air minum ini jumlahnya bervariasi antara 1-1,2 ppm(part per million). Selain dapat mencegah karies, fluor juga mempunyai efek sampingyang tidak baik yaitu dengan adanya apa yang disebut ‘mottled enamel’ pada mottledenamel gigi-gigi kelihatan kecoklat-coklatan, berbintik-bintik permukaannya dan bilafluor yang masuk dalam tubuh terlalu banyak, dapat menyebabkan gigi jadi rusak sekali(Zelvya P.R.D, 2003).

Konsentrasi optimum fluorida yang dianjurkan dalam air minum adalah 0,7–1,2ppm.18 Menurut penelitian Murray and Rugg-gun cit. Linanof bahwa fluoridasi airminum dapat menurunkan karies 40–50% pada gigi susu (Ami Angela, 2005).

2. Pemberian fluor melalui makananKadang-kadang makanan yang kita makan sudah mengandung fluor yang cukuptinggi, hingga dengan makanan itu saja sudah mencegah terjadinya karies gigi. Jadi harusdiperhatikan bahwa sumber yang ada sehari-hari seperti di rumah, contohnya di dalam airmineral, minuman ringan dan makanan sudah cukup mengandung fluoride. Karena itumakanan fluoride harus diberikan dengan hati-hati. Makanan tambahan fluoride hanyadianjurkan untuk mereka (terutama anak-anak) yang tinggal di daerah yang sumberairnya rendah fluor atau tidak difluoridasi. Fluoride dapat berbahaya jika dikonsumsisecara berlebihan. Apabila pemakaian fluoride tidak terkontrol dan tidak disiplin, makatidak akan mencapai sasaran dan dapat menyebabkan kerusakan gigi. Contohnya adalahfluorosis. (Ars creation, 2010).

3. Pemberian fluor dalam bentuk obat-obatanPemberian fluor dapat juga dilakukan dengan tablet, baik itu dikombinasikandengan vitamin-vitamin lain maupun dengan tablet tersendiri. Pemberian tablet fluor

Page 11: LBM 2 BLOK 16

disarankan pada anak yang berisiko karies tinggi dengan air minum yang tidakmempunyai konsentrasi fluor yang optimal (2,2 mg NaF, yang akan menghasilkan fluorsebesar 1 mg per hari) (Ami Angela, 2005).Tablet fluor dapat diberikan sejak bayi berumur 2 minggu hingga anak 16 tahun.Umur 2 minggu-2 tahun biasanya diberikan dosis 0,25 mg, 2-3 tahun diberikan 0,5 mg,dan 3-16 tahun sebanyak 1 mg (Nova, 2010).

Pemberian fluor secara topikal

Remineralisasi adalah proses perbaikan kristal hidroksiapatit dengan cara penempatanmineral anorganik pada permukaan gigi yang telah kehilangan mineral tersebut (Kidd dan Bechal, 1991). Demineralisasi adalah proses pelarutan kristal hidroksiapatit email gigi, yangterutama disusun oleh mineral anorganik yaitu kalsium dan fosfat, karena penurunan pH plaksampai mencapai pH kritis (pH 5) oleh bakteri yang menghasilkan asam (Rosen, 1991;Wolinsky, 1994).

1. Topikal AplikasiYang dimaksud dengan topikal aplikasi fluor adalah pengolesan langsung fluorpada enamel. Setelah gigi dioleskan fluor lalu dibiarkan kering selama 5 menit, danselama 1 jam tidak boleh makan, minum atau berkumur (Lubis, 2001).

Sediaan fluor dibuat dalam berbagai bentuk yaitu NaF, SnF, APF yangmemakainya diulaskan pada permukaan gigi dan pemberian varnish fluor. NaFdigunakan pertama kali sebagai bahan pencegah karies. NaF merupakan salah satu ygsering digunakan karena dapat disimpan untuk waktu yang agak lama, memiliki rasayang cukup baik, tidak mewarnai gigi serta tidak mengiritasi gingiva. Senyawa inidianjurkan penggunaannnya dengan konsentrasi 2%, dilarutkan dalam bentuk bubuk 0,2gram dengan air destilasi 10 ml (Yanti, 2002).

Sekarang SnF jarang digunakan karena menimbulkan banyak kesukaran, misalnyarasa tidak enak sebagai suatu zat astringent dan kecenderungannya mengubah warna gigikarena beraksinya ion Sn dengan sulfida dari makanan, serta mengiritasi gingiva. SnFjuga akan segera dihidrolisa sehingga harus selalu memakai sediaan yang masih baru(Kidd dan Bechal, 1991). Konsentrasi senyawa ini yang dianjurkan adalah 8%.Konsentrasi ini diperoleh dengan melarutkan bubuk SnF2 0,8 gramdengan air destilasi 10ml. Larutan ini sedikit asam dengan pH 2,4-2,8.

APF lebih sering digunakan karena memiliki sifat yang stabil, tersedia dalambermacam-macam rasa, tidak menyebabkan pewarnaan pada gigi dan tidak mengiritasigingiva. Bahan ini tersedia dalam bentuk larutan atau gel, siap pakai, merupakan bahantopikal aplikasi yang banyak di pasaran dan dijual bebas. APF dalam bentuk gel seringmempunyai tambahan rasaseperti rasa jeruk, anggur dan jeruk nipis (Yanti, 2002).

Pemberian varnish fluor dianjurkan bila penggunaan pasta gigi mengandung fluor,tablet fluor dan obat kumur tidak cukup untuk mencegah atau menghambatperkembangan karies. Pemberian varnish fluor diberikan setiap empat atau enam bulansekali pada anak yang mempunyai resiko karies tinggi. Salah satu varnish fluor adalahduraphat (colgate oral care) merupakan larutan alkohol varnis alami yang berisi 50 mgNaF/ml (2,5 % sampai kira-kira 25.000 ppm fluor). Varnish dilakukan pada anak-anak umur 6 tahun ke atas karena anak dibawah umur 6 tahun belum dapat menelan ludahdengan baik sehingga dikhawatirkan varnish dapat tertelan dan dapat menyebabkanfluorosis enamel (Angela, 2005).

Page 12: LBM 2 BLOK 16

2. Pasta gigi fluorPenyikatan gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yangmengandung fluor terbukti dapat menurunkan karies (Angela, 2005). Akan tetapipemakaiannya pada anak pra sekolah harus diawasi karena pada umunya mereka masihbelum mampu berkumur dengan baik sehingga sebagian pasta giginya bisa tertelan.Kebanyakan pasta gigi yang kini terdapat di pasaran mengandung kira-kira 1 mg F/g ( 1gram setara dengan 12 mm pasta gigi pada sikat gigi) (Kidd dan Bechal, 1991).

3. Obat kumur dengan fluorObat kumur yang mengandung fluor dapat menurunkan karies sebanyak 20-50%.Penggunaan obat kumur disarankan untuk anak yang berisiko karies tinggi atau selamaterjadi kenaikan karies (Angela, 2005). Berkumur fluor diindikasikan untuk anak yang berumur diatas enam tahun karena telah mampu berkumur dengan baik dan orang dewasayang mudah terserang karies, serta bagi pasien-pasien yang memakai alat ortho (Kidd danBechal, 1991).

4. Tujuan dan manfaat

PRA ERUPSI- Selama pembentukan gigi, fluorida melindungi enamel dari pengurangan sejumlah matriksyang dibentuk- Pembentukan enamel yang lebih baik dg kristal yang lebih resisten thd asam- Pemberian yang optimal, kristal lebih besar, kandunga karbonat lebih rendah kelarutan thdasam berkurang

1. - Pengurangan jumlah & ukuran daerah yang menyebabkan akumulasi makanan & plakProsedur

PASCA ERUPSI- Fluoroapatit Menurunkan Kelarutan Enamel Dalam Asam

- Fluoroapatit lebih padat & membtk kristal sedangdaerah permukaan yg bereaksi dg asam lebihsedikit- Pembentukan kalsium fluorida pada permukaan kristal (lapisan pelindung karena sedikit larutdalam asam)- Fluoride menggantikan ion karbonat dalam struktur apatit. Kristal apatit dg karbonat rendahlebih stabil & kurang larut dibanding karbonat tinggi- Adanya fluoride dlm saliva meningkatkan remineralisasi, shg merangsang perbaikan /penghentian lesi karies awal- Fluoride menghambat banyak sistem enzim. Hambatan thd enzim yg terlibat dlm pembentukanasam serta pengangkutan & penyimpanan glukosa dlm streptokokus oral dan juga membatasipenyediaan bahan cadangan utk pembuatan asam dlm sintesa polisakarida

TOPIKAL

1. Anak menggosok gigi meskipun oH baik

2. Isolasi gigi, menggunakan saliva ejector

3. Keringkan gigi yang diisolasi dengan tiupan udara

Page 13: LBM 2 BLOK 16

4. Ulaskan larutan (gel maupun varnish) kedalam gigi yg diisolasi dengan menggunakan cutoon rol dengan menggunakan pinset, kapas tidak bisa mengenai gigi(kapas isolasi) biarkan gigi tertutup beberapa menit

5. Tunggu 4 menit, kemudian gigi dibersihkan dari gel dan vernish menggunakan cutton rol

6. Pada akhir perawatan setelah 30 menit/1 jam tdk boleh makan untuk memperpanjang kerja fluor

d. Tehnik aplikasi fluor

-langsung : aplikasi fluor langsung diaplikasi pada gigi

-tidak langsung : dioleskan pada sendok cetak

Fissure sealant

1. Apa indikasi dan kontraindikasi pit dan fissure sealant

INDIKASI

a. Dalam, pit dan fisura retentifb. Pit dan fisura dengan dekalsifikasi minimalc. Karies pada pit dan fisura atau restorasi pada gigi sulung atau permanen lainnyad. Tidak adanya karies interproximale. Memungkinkan isolasi adekuat terhadap kontaminasi salivaf. Umur gigi erupsi kurang dari 4 tahun.

KONTRAINDIKASI

a. Self cleansing yang baik pada pit dan fisurab. Terdapat tanda klinis maupun radiografis adanya karies interproximal yang memerlukan

perawatanc. Banyaknya karies interproximal dan restorasid. Gigi erupsi hanya sebagian dan tidak memungkinkan isolasi dari kontaminasi salivae. Umur erupsi gigi lebih dari 4 tahun.

(M. John Hick dalam J.R Pinkham, 1994: 459-61)

Pertimbangan lain dalam pemberian sealant juga sebaiknya diperhatikan. Umur anak berkaitan dengan waktu awal erupsi gigi-gigi tersebut. Umur 3-4 tahun merupakan waktu yang berharga untuk pemberian sealant pada geligi susu; umur 6-7 tahun merupakan saat erupsi gigi permanen molar pertama; umur 11-13 tahun merupakan saatnya molar kedua dan premolar erupsi. Sealant segera dapat diletakkan pada gigi tersebut secepatnya. Sealant juga seharusnya diberikan pada gigi dewasa bila terbukti banyak konsumsi gula berlebih atau karena efek obat dan radiasi yang mengakibatkan xerostomia (Norman O. Harris, 1999: 245-6).

Page 14: LBM 2 BLOK 16

-prosedur

2.8.1 Pembersihan pit dan fisura pada gigi yang akan dilakukan aplikasi fissure sealant menggunakan brush dan pumis (Gambar 1)

Syarat pumis yang digunakan dalam perawatan gigi:

a. Memiliki kemampuan abrasif ringanb. Tanpa ada pencampur bahan perasac. Tidak mengandung minyakd. Tidak mengandung Fluore. Mampu membersihkan dan menghilangkan debris, plak dan stainf. Memiliki kemampuan poles yang bagus

2.8.2 Pembilasan dengan air

Syarat air:

a. Air bersihb. Air tidak mengandung mineralc. Air tidak mengandung bahan kontaminan

2.8.3 Isolasi gigi

Gunakan cotton roll atau gunakan rubber dam

2.8.4 Keringkan permukaan gigi selama 20-30 detik dengan udara.

Syarat udara :

a. Udara harus keringb. Udara tidak membawa air (tidak lembab)c. Udara tidak mengandung minyakd. Udara sebaiknya tersimpan dalam syringe udara dan dihembuskan langsung ke permukaan

gigi.2.8.4 Lakukan pengetsaan pada permukaan gigi

a. Lama etsa tergantung petunjuk pabrikb. Jika jenis etsa yang digunakan adalah gel, maka etsa bentuk gel tersebut harus

dipertahankan pada permukaan gigi yang dietsa hingga waktu etsa telah cukup.c. Jika jenis etsa yang digunakan adalah berbentuk cair, maka etsa bentuk cair tersebut harus

terus-menerus diberikan pada permukaan gigi yang dietsa hingga waktu etsa telah cukup.2.8.5 Pembilasan dengan air selama 60 detik

Syarat air sama dengan point 2.

2.8.6 Pengeringan dengan udara setelah pengetsaan permukaan pit dan fisura

a. Syarat udara sama dengan point 3. b. Cek keberhasilan pengetsaan dengan mengeringkannya dengan udara, permukaan yang

teretsa akan tampak lebih putih

Page 15: LBM 2 BLOK 16

c. Jika tidak berhasil, ulangi proses etsad. Letakkan cotton roll baru, dan keringkane. Keringkan dengan udara selama 20-30 detik

2.8.7 Aplikasi bahan sealant

a. Self curing: campurkan kedua bagian komponen bahan, polimerisasi akan terjadi selama 60-90 detik.

b. Light curing: aplikasi dengan alat pabrikan (semacam syringe), aplikasi penyinaran pada bahan, polimerisasi akan terjadi dalam 20-30 detik.

2.8.8 Evaluasi permukaan oklusal

a. Cek oklusi dengan articulating paperb. Penyesuaian dilakukan bila terdapat kontak berlebih (spot grinding)(Donna Lesser, 2001)

-bahan

a. resin komposit

Penggunaan sealant berbasis resin digukanan pada hal berikut:

1. Digunakan pada geligi permanen2. Kekuatan kunyah besar3. Insidensi karies relatif rendah4. Gigi sudah erupsi sempurna5. Area bebas kontaminasi atau mudah dikontrol6. Pasien kooperatif, karena banyaknya tahapan yang membutuhkan waktu lebih lama.

b. SIK

Indikasi :

a. Digunakan pada geligi sulungb. Kekuatan kunyah relatif tidak besarc. Pada insidensi karies tinggid. Gigi yang belum erupsi sempurnae. Area yang kontaminasi sulit dihindarif. Pasien kurang kooperatif

Keuntungan SIK mengandung fluor

-perawatan pit dan fissure setelah diaplikasi

a. menjaga oH

Page 16: LBM 2 BLOK 16

b. pemberian fluor,obserfasi,sealant

-bentuk-bentuk fissure berdasarkan kedalamanya

a. U lebar dangkal

b.V biasanya rentan terhadap karies, dalam dan sempit

c. I seperti leher botol, lebih rentan terhadap karies

-apakah pit dan fissure sealant bisa dipakai orang dewasa

Bisa, karena resin bisa untuk orang dewasa ttp memperhatikan kontra indikasinya

-tujuan

a. Untuk memperoleh suatu keadaan yang sehat dimana tidak terjadi karies

b. agar sealant berpenetrasi menutup semua celah pada permukaan oklusal gigi

1. Preventive sekunder à mendiagnosa awal,pencegahan penyakit kembali ex: karies sekunder, mencabut gigi

2. preventive terserier àex:sm,orto, penambalan ditujukan untuk rehabilitatif

1. Tujuan preventive dentistry

1. mengurangi serangan bakteri penyebab karies karies à kontrol plak, diet

2. untuk mempertahankan à penggunaan fluor dan fissure sealant

3. memperbaiki sifat pasien à menggunakan DHE

4. merubah sikap dan tingkah laku individu yang mengarah ke pola hidup sehat

5. mencegah terjadinya kerusakan gigi pada individu

6. tujuan umum yaitu meningkatkan derajat kesehatan gigi masyarakat

7. mencegah resiko karies pada individu pada tingkat sedang sampai tinggi

ngkan mesodermal membentuk dentin, pulpa, semen, membran periodontal, dan tulang alveolar. Pertumbuhan dan perkembangan gigi dibagi dalam tiga tahap, yaitu perkembangan, kalsifikasi, dan erupsi.(20,23-25) Siklus hidup gigi dapat dilihat pada

LI

Page 17: LBM 2 BLOK 16

1. PRRà PREVENTIVE RESIN RESTORASI

Restorasi pencegahan adalah suatu perawatan pencegahan yang merupakan pengembangan dari pemakaian sealant pada permukaan oklusal, yaitu integrasi dari pencegahan karies dengan sealant dan penambalan karies dengan resin komposit pada permukaan yang sama. Lesi awal pada pemukaan gigi dihilangkan dengan preparasi seminimal mungkin, ditambal kemudian untuk mencegah terjadinya karies di masa mendatang permukaan tambalan diberi sealant (Mathewson&Primosch,1995).Tujuan dari restorasi pencegahan adalah untuk menghentikan proses karies awal yang terdapat pada pit dan fisur, terutama pada gigi molar permanen yang memiliki pit dna fisur, seklaigus melakukan tindakan pencegahan terhadap karies pada pit dan fisur yang belum terkena karies pada gigi yang sama.

1. Kadar fluor normal?mg

0 – 6 bulan Tak memerlukan fluor tambahan6 bln – 2 thn 2 tetes fluor langsung ke dlm mulut; lalu ganti dg tablet 0,25 mg bila gigi geraham sdh tumbuh2 – 4 thn 1 tablet 0,50 mg dimasukkan ke dlm mulut dan dibiarkan selama anak tidur4 – 14 tahun 1 tablet 1 mg dimasukkan ke dlm mulut dan dibiarkan selama tidur(John Besford – Good Mouthkeeping, 1996)

KARIES

Untuk terjadinya karies ada tiga faktor yang harus ada secara bersama-sama yaitu bakteri

kariogenik, permukaan gigi yang rentan dan tersedianya bahan nutrisi untuk mendukung

pertumbuhan bakteri.

2.1.2 Pencegahan karies

Karies merupakan suatu penyakit yang biasanya dapat dicegah dan dikontrol dengan

baik. Hal ini merupakan tugas yang penting bagi dental hygienist untuk mengajarkan setiap

individu tentang cara pencegahan karies gigi untuk mengurangi resiko terjadinya penyakit

tersebut. Pencegahan karies pada tahap dini sangat diperlukan sehingga akan didapatkan hasil

yang maksimal dari tindakan preventif dan restorasi. Karies gigi merupakan penyakit yang

muktifaktorial sehingga terdapat beberapa metode untuk melakukan pencegahan terhadap

karies yaitu :

a. Penyuluhan diet

Page 18: LBM 2 BLOK 16

Diet merupakan salah satu faktor yang penting dalam melakukan pencegahan

karies. Untuk anak dengan masalah karies yang berat, dokter gigi harus

mengevaluasi semua faktor etiologi termasuk pola makan dan diet. Dokter gigi

harus dapat bekerja sama dengan orang tua untuk memperhatikan pola makan

anak. Setiap makanan yang mengandung karbohidrat terutama yang dapat melekat

pada permukaan gigi dan dapat melarut perlahan-lahan akan memproduksi asam

di dalam dan sekitar plak gigi. Jika pola tersebut muncul, dokter gigi harus

memberi rekomendasi kepada orang tua untuk melakukan latihan modifikasi diet.

Identifikasi beberapa lokasi yang harus diperhatikan dan memberikan

rekomendasi spesifik mengenai modifikasi diet akan lebih diterima oleh orang tua

dan anak dibandingkan dengan mengubah pola makan secara keseluruhan. Sedikit

perubahan pola makan yang harus dilakukan selama beberapa waktu akan

menghasilkan pola makan yang baik untuk mendapatkan kesehatan gigi yang

baik.5

b. Pemberian fluor

Pemberian fluor merupakan hal yang efektif dalam mencegah karies karena

kombinasi dalam penggunaannya untuk tujuan yang sama. Tujuan utama

pemberian fluor adalah untuk meningkatkan remineralisasi email gigi dan

meningkatkan resistensi email terhadap demineralisasi serta menurunkan produksi

asam di dalam plak. Fluor diberikan kepada seseorang baik melalui makanan atau

secara pengolesan pada gigi untuk mencegah terjadinya karies. Pemberian flour

dapat dilakukan secara sistemik maupun secara topikal. Pemberian fluor secara

sistemik dengan memasukkan fluor melalui mulut, maka fluor itu akan bekerja

hingga bereaksi dengan bahan pembentuk gigi dan mempunyai daya untuk

mencegah terjadinya karies. Pemberian fluor secara topikal artinya larutan fluor

Page 19: LBM 2 BLOK 16

langsung berkontak dengan permukaan gigi dengan demikian diharapkan gigi

akan menjadi kuat dari serangan asam sehingga tidak timbul karies.5

c. Pemeliharaan oral hygiene

Pemeliharaan oral hygiene sangat penting dilakukan untuk mencegah

terjadinya karies gigi. Usaha pemeliharaan oral hygiene yaitu dengan melakukan

penyikatan gigi minimal dua kali sehari dan melakukan flossing setiap hari serta

kunjungan ke dokter gigi tiap enam bulan sekali. 5

d. Penyuluhan kesehatan gigi di sekolah

Penyuluhan tentang kesehatan gigi ini sering ditujukan pada anak sekolah

khususnya sekolah dasar, anak-anak diharapkan mampu menjaga dirinya untuk

mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut setelah dilaksanakan penyuluhan di

sekolah serta mampu mengambil tindakan yang tepat apabila ada gejala kelainan

pada gigi dan mulutnya. Peningkatan pemahaman kesehatan gigi dan mulut siswa

dapat diwujudkan dengan mendirikan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS).

Kegiatan dari UKGS meliputi pendidikan, pencegahan dan pengobatan akan tetapi

dapat juga menghadirkan seorang dokter gigi yang melakukan kunjungan rutin ke

sekolah tersebut bila diperlukan.