skenario a blok 27
DESCRIPTION
medTRANSCRIPT
Skenario A Blok 27
Dr. Thamrin, dokter di RSUD yang terletak sekitar 40 km dari Palembang. Sekitar 100 meter
dari RSUD, terjadi kecelakaan lalu lintas. Mobil minibuus yang melaju dengan kecepatan
tinggi menabrak pohon beringin. Bagian depan mobil hancur, kaca depan pecah. Sang sopir,
satu-satunya penumpang mobil terlempar keluar melalui kaca depan.
Dr. Thamrin yang mendengar tabrakan langsung pergi ke tempat kejadian dengan membawa
peralatan tatalaksana trauma seadanya. Di tempat kejadian, terlihat sang sopir, laki-laki 30
tahun, tergeletak dan merintih, mengeluh dadanya sesak, nyeri di dada kanan dan nyeri paha
kiri.
Melalui pemeriksaan sekilas, didapatkan gambaran:
‒ Pasien sadar tapi terlihat bingung, cemas dan kesulitan bernafas
‒ Tanda vital: Laju respirasi: 40x/menit, Nadi: 110x/menit;lemah, TD: 90/50 mmHg
‒ Wajah dan bibir terlihat kebiruan
‒ Kulit pucat, dingin, berkeringat dingin
‒ Terlihat deformitas di paha kiri
‒ GCS: 13 (E: 3, M: 6, V: 4)
Setelah melakukan penangan seadanya, dr. Thamrin langsung membawa sang sopir ke
UGD, setelah penanganan awal di UGD RSUD, pasien dipersiapkan untuk dirujuk ke
RSMH.
Data tambahan:
‒ Kepala:
Kepala terdapat luka lecet didahi dan pelipis kanan, 2 – 4 cm
Yang lain dalam batas normal
‒ Thorax:
Inspeksi: pernafasan tidak simetris, kanan tertinggal, frekuensi nafas 40x/menit, memar
disekitar dada kanan bawah sampai kesamping.
Palpasi: nyeri tekan pada dada kanan bawah sampai ke lokasi memar/samping. Ada
krepitasi pada costa 9-10-11 kanan depan
Perkusi: kanan hipersonor, kiri sonor
Auskultasi: bunyi nafas kanan melemah, bising nafas kiri terdengar jelas. Jantung
terdengar jelas, cepat, RR: 110x/menit
1
‒ Abdomen:
Dinding perut datar, bising usus normal
Ekstremitas: paha kiri tampak deformitas, memar, hematom pada paha tengah kiri.
Palpasi: nyeri tekan, krepitasi (tidak dapat diperiksa). Limitasi pada gerakan pasiv
maupun aktiv.
I. Klarifikasi Istilah
No. Klarifikasi Istilah Pengertian
1. RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) unit kerja atau
SKPD pemerintah daerah yang paling sering
diubah menjadi BLUD (Badan Layanan Umum
Daerah).
2. Minibus Sebuah kendaraan dengan kapasitas penumpang
antara 5 – 9 orang, termasuk pengemudi,
mesinnya 1000 – 2000 cc, posisi stir minibus
sejajar dada.
3. Peralatan tatalaksana trauma Beberapa peralatan dan obat-obatan yang
dibutuhkan sebagai pertolongan dalam
penatalaksanaan kedaruratan medik.
4. Trauma Luka atau cedera baik fisik atau psikis.
5. Merintih Suara yang dalam, panjang yang menunjukkan
rasa sakit atau rasa tidak menyenangkan.
6. Sesak Kesulitan bernafas.
7. Nyeri dada Sensasi tidak nyaman pada daerah dada (thoraks).
8. Nyeri paha Sensasi tidak nyaman pada daerah paha.
9. Sianosis Diskolorisasi kebiruan dari kulit dan membran
mukosa akibat konsentrasi hemoglobin tereduksi
yang berlebihan dalam darah.
10. Deformitas Perubahan bentuk tubuh sebagian atau umum.
11. GCS Glasgow Coma Scale, pengukuran yang
digunakan untuk melihat tingkat kesadaran
pasien, dilihat dari eye, movement, verbal.
2
II. Identifikasi Masalah
1. Terjadi kecelakaan mobil minibus dengan kecepatan tinggi menabrak pohon
beringin. Bagian depan mobil hancur, kaca depan pecah, sang sopir terlempar
keluar melalui kaca depan.
2. Dr. Thamrin membawa peralatan tatalaksana trauma seadanya ke lokasi
kecelakaan.
3. Sang sopir, laki-laki 30 tahun, tergeletak dan merintih, mengeluh dadanya sesak,
nyeri di dada kanan dan nyeri paha kiri.
4. Pemeriksaan fisik:
‒ Pasien sadar tapi terlihat bingung, cemas dan kesulitan bernafas
‒ Tanda vital: Laju respirasi: 40x/menit, Nadi: 110x/menit;lemah, TD: 90/50
mmHg
‒ Wajah dan bibir terlihat kebiruan
‒ Kulit pucat, dingin, berkeringat dingin
‒ Terlihat deformitas di paha kiri
‒ GCS: 13 (E: 3, M: 6, V: 4)
5. Kepala:
Kepala terdapat luka lecet didahi dan pelipis kanan, 2 – 4 cm.
Yang lain dalam batas normal
6. Thoraks:
Inspeksi: pernafasan tidak simetris, kanan tertinggal, frekuensi nafas 40x/menit,
memar disekitar dada kanan bawah sampai kesamping.
Palpasi: nyeri tekan pada dada kanan bawah sampai ke lokasi memar/samping.
Ada krepitasi pada costa 9-10-11 kanan depan.
Perkusi: kanan hipersonor, kiri sonor.
Auskultasi: bunyi nafas kanan melemah, bising nafas kiri terdengar jelas. Jantung
terdengar jelas, cepat, RR: 110x/menit.
7. Abdomen:
Dinding perut datar, bising usus normal.
Ekstremitas: paha kiri tampak deformitas, memar, hematom pada paha tengah
kiri.
Palpasi: nyeri tekan, krepitasi (tidak dapat diperiksa). Limitasi pada gerakan pasiv
maupun aktiv.
3
8. Setelah melakukan penangan seadanya, dr. Thamrin langsung membawa sang
sopir ke UGD, setelah penanganan awal di UGD RSUD, pasien dipersiapkan
untuk dirujuk ke RSMH.
III. Analisis Masalah
1. Terjadi kecelakaan mobil minibus dengan kecepatan tinggi menabrak pohon
beringin. Bagian depan mobil hancur, kaca depan pecah, sang sopir
terlempar keluar melalui kaca depan.
a. Bagaimana mekanisme trauma? 1, 2, 3
b. Apa saja kemungkinan lokasi yang terkena trauma? 4, 5, 6
2. Dr. Thamrin membawa peralatan tatalaksana trauma seadanya ke lokasi
kecelakaan.
a. Apa saja peralatan tatalaksana trauma seadanya? 7, 8, 9
b. Bagaimana prinsip tatalaksana trauma secara umum di tempat kejadian/Basic
Life Support? 10, 11, 12
3. Sang sopir, laki-laki 30 tahun, tergeletak dan merintih, mengeluh dadanya
sesak, nyeri di dada kanan dan nyeri paha kiri.
a. Bagaimana makna dan mekanisme dari keadaan pasien:
- Tergeletak dan merintih 4, 5, 6
- Mengeluh dadanya sesak 1, 2, 3
- Nyeri di dada kanan 10, 11, 12
- Nyeri paha kiri 7, 8, 9
4. Pemeriksaan fisik:
‒ Pasien sadar tapi terlihat bingung, cemas dan kesulitan bernafas
‒ Tanda vital: Laju respirasi: 40x/menit, Nadi: 110x/menit;lemah, TD:
90/50 mmHg
‒ Wajah dan bibir terlihat kebiruan
‒ Kulit pucat, dingin, berkeringat dingin
‒ Terlihat deformitas di paha kiri
‒ GCS: 13 (E: 3, M: 6, V: 4)
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan fisik:
4
‒ Pasien sadar tapi terlihat bingung, cemas dan kesulitan bernafas 1,3,5
‒ Tanda vital: Laju respirasi: 40x/menit, Nadi: 110x/menit;lemah, TD: 90/50
mmHg 2, 4, 6
‒ Wajah dan bibir terlihat kebiruan 7, 9, 11
‒ Kulit pucat, dingin, berkeringat dingin 8, 10, 12
‒ Terlihat deformitas di paha kiri 7, 8, 9
‒ GCS: 13 (E: 3, M: 6, V: 4) 4, 5, 6
5. Kepala:
Kepala terdapat luka lecet didahi dan pelipis kanan, 2 – 4 cm.
Yang lain dalam batas normal
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan kepala? 1, 2, 3
6. Thoraks:
Inspeksi: pernafasan tidak simetris, kanan tertinggal, frekuensi nafas
40x/menit, memar disekitar dada kanan bawah sampai kesamping.
Palpasi: nyeri tekan pada dada kanan bawah sampai ke lokasi
memar/samping. Ada krepitasi pada costa 9-10-11 kanan depan.
Perkusi: kanan hipersonor, kiri sonor.
Auskultasi: bunyi nafas kanan melemah, bising nafas kiri terdengar jelas.
Jantung terdengar jelas, cepat, RR: 110x/menit.
a. Bagaimana anatomi thoraks? 10, 11, 12
b. Bagaimana fisiologi thoraks? 4, 5, 6
c. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan thoraks:
‒ Inspeksi: pernafasan tidak simetris, kanan tertinggal, frekuensi nafas
40x/menit, memar disekitar dada kanan bawah sampai kesamping. 1, 2, 3
‒ Palpasi: nyeri tekan pada dada kanan bawah sampai ke lokasi
memar/samping. Ada krepitasi pada costa 9-10-11 kanan depan.
‒ Perkusi: kanan hipersonor, kiri sonor. 7, 8, 9
‒ Auskultasi: bunyi nafas kanan melemah, bising nafas kiri terdengar jelas.
Jantung terdengar jelas, cepat, RR: 110x/menit. 10, 11, 12
7. Abdomen:
Dinding perut datar, bising usus normal.
5
Ekstremitas: paha kiri tampak deformitas, memar, hematom pada paha
tengah kiri.
Palpasi: nyeri tekan, krepitasi (tidak dapat diperiksa). Limitasi pada
gerakan pasiv maupun aktiv.
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan abdomen:
‒ Dinding perut datar, bising usus normal. 1, 3, 5
‒ Ekstremitas: paha kiri tampak deformitas, memar, hematom pada paha
tengah kiri. 7, 9, 11
‒ Palpasi: nyeri tekan, krepitasi (tidak dapat diperiksa). Limitasi pada gerakan
pasiv maupun aktiv. 8, 10, 12
8. Setelah melakukan penangan seadanya, dr. Thamrin langsung membawa
sang sopir ke UGD, setelah penanganan awal di UGD RSUD, pasien
dipersiapkan untuk dirujuk ke RSMH.
a. Bagaimana cara membawa pasien ke UGD? 2, 4, 6
b. Bagaimana tatalaksana awal di UGD? 9, 10, 11, 12
c. Apa saja persyaratan kelayakan membawa pasien ke UGD? 5, 6, 7, 8
d. Bagaimana kriteria merujuk pasien kegawatdaruratan ke rumah sakit yang
lebih tinggi? 1, 2, 3, 4
IV. Template
1. How to diagnose 1, 10, 9
2. Differential Diagnosis 2, 3, 8
3. Working Diagnosis 6, 11, 7
4. Etiologi 4, 1, 10
5. Patofisiologi 5, 2, 1
6. Tatalaksana 6, 3, 5
7. Komplikasi 7, 4, 12
8. Prognosis 8, 3,4
9. SKDI 9, 5, 2
V. Hipotesis
Sopir, laki-laki 30 tahun diduga mengalami multipel trauma dengan tension
pneumothorax, fraktur tertutup paha kiri, dan fraktur costa 9-10-11.
6
VI. Kerangka konsep
VII. Learning Issue (Semuanya Mengerjakan)
1. Anatomi Thoraks
2. Antomi Femur
3. Fisiologi Pernapasan
VIII. Kesimpulan
Kelompok B2:
1. Widya Sistha Yuliasmi
2. Desiyanti
3. Avyandara Janurizka
4. Helen
5. Intan Fajrin Karimah
6. Ahmad Wirawan
7. Ayu Aprilisa Dahni Putri
8. M. Gufron N
9. Elsa Tamara Saragih
10. Dina Fatma Dwimarta
11. Moh. Wafa Adillah Prabunegara
12. Karthik Sekaran
Kumpul hari Selasa, mulai pukul 15.30 – 17.30 WIB
Kirim ke:
Peraturan seperti biasa, 3 terakhir bakalan digoncang.
Mohon kerja samanya
7