laporan skenario e blok 27 b5 fix

Upload: indra-agung-dewantara

Post on 02-Jun-2018

264 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    1/36

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pada laporan tutorial kali ini, laporan membahas mengenai yang berada dalam Blok

    27 pada semester 7 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter

    Umum Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.

    Pada kesempatan ini, dilakukan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran

    untuk menghadapi tutorial yang sebenarnya pada waktu yang akan datang.

    1.2 Maksud dan Tujuan

    Adapun maksud dan tujuan dari materi praktikum tutorial ini, yaitu:

    1. Sebagailaporantugaskelompoktutorialyangmerupakanbagiandarisistem.

    pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.

    2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis

    dan pembelajaran diskusi kelompok.

    3.

    Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dariskenario ini.

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    2/36

    2

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Data Tutorial

    Tutor : dr. Elza Iskandar SpM (K)

    Moderator : Retno Tharra H

    Sekretaris Meja : Mutiara Khalida

    Sekretaris Laptop : Muthiah Hasnah Suri

    Hari, Tanggal : Rabu, 22 Oktober 2014

    Peraturan : 1. Alat komunikasi di nonaktifkan.

    2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat.

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    3/36

    3

    2.2 Skenario Kasus

    A woman attends a routine antenatal appointment at 31 weeks gestation. She is 38

    years old and this is her sixth pregnancy. She has uncontrolled hypertension since six years

    ago. She has five children, all spontaneous vaginal deliveries at term. Her youngest child is

    18 month old and the delivery was complicated by a superimposed preeclampsia on

    chronic hypertension. She is reffered by midwife to doctor (public health centre) because

    of this bad obstetrical history and breech presentation. The mother complains of tension

    headache, blurry vision, malaise and dizzy. Due to her economic condition, she admits that

    during her preganancy she only eats some food that she can afford to buy. She feels

    generally tired and attributes this to caring for her five young children. She reports goodfetal movements (more than 10 per day).

    In the examination findings:

    Height = 150 cm; Weight : 80 kg; Blood Pressure = 176/113 mmHg; Pulse = 92x/m;

    RR=22x/m.

    Palpebral conjunctival was normal

    Outer examination : hard parts are palpabled in the right side of mothers abdomen.

    Haemoglobin 10.8 g/dl

    Mean cell volume 78 fL

    Mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC) 32 g/dL

    White cell count 11.200/L

    Platelets 137.000/L

    LDH 800/L

    SGOT/PT 99/94 g/dL

    Urinalysis proteinuria 4+

    Blood group: A negative

    No Atypical antibodies detected

    You act as the doctor in public health centre and be pleased to analyse this case.

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    4/36

    4

    2.3 Klarifikasi Istilah

    1.

    routine antenatal care : pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa

    keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap

    penyimpangan yang ditemukan.

    2. gestasi : kehamilan

    3. spontaneous vaginal deliveries : keluarnya hasil konsepsi tanpa bantuan, melalui

    jalan lahir

    4. superimpoused preeclampsia : preeclampsia yang tumpang tindih dengan dengan

    hipertensi kronik timbulnya protein uria ada wanita hamil yang sebelumnya

    mengalami hipertensi. Protein nuria muncul setelah 20 minggu kehamilan .

    5. chronic hypertension : ditemukannya tekanan darah lebih dari 140/90 sebelum

    kehamilan 20 minggu dan tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan

    6. bad obstretical history : riwayat kehamilan yang buruk

    7. breech presentation : keadaan janin letaknya memanjang dengan bokong

    menempati bagian bawah ronggga rahim.

    8. tension headach : sakit kepala kronis yang menggambarkan nyeri kepala seperti

    ditekan, diikat, disekitar kepala.

    9. blurry vision : penglihatan kabur

    10. malaise : perasaan umum tidak sehat, tidak nyaman, lesu yang sering menjadi tanda

    pertama penyakit sepreti infeksi virus

    11. dizzy : rasa berputar yang membuat kepala terasa berkunang-kunang dan kurang

    keseimbangan dirasakan oleh penderita

    12. good fetal movement : pergerakan normal janin, biasa mulai terdeteksi pada

    minggu ke 16 kehamilan13. Mean cell volume (MCV) : ukuran rata-rata eritrosit

    14. Mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC) : perhitungan rata-rata

    konsentrasi hemoglobin di dalam sel darah merah

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    5/36

    5

    15. LDH : enzim intraseluler yang terdapat pada hampir semua sel yang

    bermetabolisme dengan konsentrasi tertinggi dijumpai di jantung, hati, ginjal, otak.

    16. SGOT : enzim yang secara normal berada di sel hati dan organ lain dan dikeluarkan

    kedalam darah ketika hati rusak.

    17. SGPT : enzim yang banyak terdapat di hati.

    18. WBC : Komponen darah yang berperanan dalam memerangi infeksi.

    19. Hb : bagian dari darah yang berfungsi untuk mengangkut oksigen dalam darah

    20. Platelet : potongan kecil dari sebuah sel yang ditemukan dalam darah yang terlepas

    dari sel besar yang ditemukan di sumsum tulang.

    2.4 Identifikasi Masalah

    1. Seorang wanita, 38 tahun, melakukan pemeriksaan antenatal rutin pada usia

    kehamilan 31 minggu, kehamilan ke 6.

    2. Dia menderita hipertensi tidak terkontrol sejak 6 tahun lalu.

    3. Dia mempunyai 5 anak, semuanya lahir spontan, cukup bulan. Anak yang paling

    kecil berusia 18 bulan, dan saat persalinan anak ke-lima terdapat komplikasi

    superimpoused preeclampsia akibat hipertensi kronik.

    4. Ibu dirujuk dari bidan ke dokter karena riwayat kehamilan buruk dan presentasi

    bokong.

    5. Ibu mengeluh sakit kepala, pengihatan kabur, malaise, dan pusing.

    6. Karena kondisi ekonomi yang rendah, selama kehamilan Ibu hanya memakan

    makanan seadanya.

    7. Ibu merasa lelah mengurus kelima anaknya.

    8. Pemeriksaan fisik:

    Tinggi = 150 cm; Berat badan : 80 kg; Tekanan Darah = 176/113 mmHg; Tekanan

    nadi = 92x/m; RR=22x/m.

    Palpebral conjunctival normal

    Outer examination : hard parts are palpabled in the right side of mothers abdomen.

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    6/36

    6

    9. Pemeriksaan laboratorium:

    Haemoglobin 10.8 g/dl

    Mean cell volume 78 fL

    Mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC) 32 g/dL

    White cell count 11.200/L

    Platelets 137.000/L

    LDH 800/L

    SGOT/PT 99/94 g/dL

    Urinalysis proteinuria 4+

    Blood group: A negative

    No Atypical antibodies detected

    10. Tindakan dokter puskesmas (edukasi kontrasepsi)

    2.5 Analisis Masalah

    1. Berapa usia reproduksi normal?

    Usia ibu yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 23-35 tahun. Kematian

    maternal pada wanita hamil dan bersalin pada usia dibawah 20 tahun dan setelah usia 35

    tahun meningkat, karena wanita yang memiliki usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35

    tahun di anggap lebih rentan terhadap terjadinya preeklamsi (Cunningham, 2006). Selain

    itu ibu hamil yang berusia lebih dari 35 tahun telah terjadi perubahan pada jaringan alat-

    alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi sehingga lebih berisiko untuk terjadi

    preeklamsi (Rochjati, 2003).

    Pada Ibu di dalam kasus, usia 38 tahun merupakan usia ibu berisiko tinggi untuk terjadi

    preeklamsi.

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    7/36

    7

    2. Apa saja faktor penyulit kehamilan?

    Usia yang terlalu tua atau muda

    Kehamilan yang jaraknya terlalu dekat

    Ibu dengan gizi yang kurang

    Grandemultipara

    Riwayat kehamilan sebelumnya

    Bentuk panggul ibu : Dalam obstetri dikenal 4 jenis panggul (pembagian Cadwell

    dan Molloy 1933) yang mempunyai ciri-ciri pintu atas panggul sebagai berikut :

    1. Jenis gynecoid

    Panggul paling baik untuk wanita, bentuk pintu atas panggul hampir mirip lingkaran.

    Diameter anteroposterior kira-kira sama dengan diameter transversa. Jenis ini

    ditemukan pada 45% wanita. Merupakan jenis panggul tipikal wanita (female type).

    2. Jenis anthropoid

    Bentuk pintu atas panggul seperti ellips membujur anteroposterior. Diameter

    anteroposterior lebih besar dari diameter transversa. Jenis ini ditemukan pada 35%

    wanita.

    3. Jenis android

    Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Diameter transversal terbesar terletak di

    posterior dekat sakrum. Dinding samping panggul membentuk sudut yang makin

    sempit ke arah bawah. Jenis ini ditemukan pada 15% wanita. Merupakan jenis

    panggul tipikal pria (male type).

    4. Jenis platypelloid

    Sebenarnya jenis ini adalah jenis ginekoid yang menyempit pada arah muka

    belakang. Diameter transversa jauh lebih lebar dari diameter anteroposterior. Jenis

    ini ditemukan pada 5% wanita.

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    8/36

    8

    Jenis-jenis bentuk panggul wanita

    3. Apa saja dampak dari kehamilan berisiko tinggi?

    Usia yang terlalu tua:

    Risiko Pada Bayi meliputikehamilan di atas usia 40 itu berisiko melahirkan bayi

    dengan down syndrome. Terjadinya kelahiran anak dengan sindroma down, kembar siam,

    autism sering disangkut pautkan dengan masalah kelainan kromosom yang diakibatkan

    oleh usia ibu yang sudah terlalu tua untuk hamil.

    Risiko pada ibu meliputi kelahiran dengan operasi caesar, risiko makin bertambah

    karena pada usia 40 tahun, penyakit-penyakit degeneratif mulai muncul. Selain bisa

    menyebabkan kematian pada ibu, bayi yang dilahirkan juga bisa cacat. Kehamilan di usia

    ini sangat rentan terhadap kemungkinan komplikasi seperti, placenta previa, pre-eklampsia,

    dan diabetes. Risiko keguguran juga akan meningkat hingga 50 persen saat wanita

    menginjak usia 42 tahun. Terjadi perdarahan dan penyulit kelahiran. Hamil di usia tua

    merupakan kehamilan dengan resiko komplikasi yang tinggi. Menurut penelitian yang

    dilakukan Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, perempuan yang hamil di

    akhir usia 30-an dan 40-an lebih beresiko mengalami hipertensi saat kehamilan

    (preeclampsia), kehamilan di luar rahim (kehamilan etopik), mengalami keguguran.

    Kehamilan dengan jarak yang terlalu dekat:

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    9/36

    9

    Wanita yang melahirkan dengan jarak yang berdekatan (< 2 tahun) akan mengalami

    risiko antara lain (Yolan, 2007): resiko perdarahan trimester III, plasenta previa, anemia,

    ketuban pecah dini, endometriosis masa nifas, kematian saat melahirkan.

    Defisiensi nutrien:

    Dampak kekurangan gizi selama kehamilan adalah bermasalah dengan persalinan,

    kelahiran prematur, dan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Bayi yang lahir dari

    ibu yang kekurangan gizi juga rentan terhadap infeksi, keterlambatan pertumbuhan, dan

    gangguan kognitif.

    Grandemultipara:

    Beberapa risiko komplikasi yang mungkin terjadi antara lain perdarahan ante

    partum, (pendarahan yang terjadi setelah usia kandungan 28 minggu), solustio plasentae

    (lepasnya sebagian atau semua plasenta dari rahim), plasenta previa (jalan lahir tertutup

    plasenta), spontaneus abortion (keguguran), dan intrauterine growth retadation(IUGR),

    atau pertumbuhan bayi yang buruk dalam rahim. Grande multipara juga bisa berakibat

    komplikasi pada persalinan, antara lain dengan meningkatkan risiko terjadinya uterine

    atony (perdarahan pasca melahirkan), ruptur uteri (robeknya dinding rahim), serta

    malpresentation(bayi salah posisi lahir).

    Riwayat Kehamilan anak sebelumnya:

    Seorang wanita yang pernah mengalami pre-eklamsi atau eklamsi, kemungkinan

    akan mengalaminya lagi pada kehamilan berikutnya, terutama jika diluar kehamilan dia

    menderita tekanan darah tinggi menahun.

    4. Apa resiko riwayat hipertensi yang tidak terkontrol pada kehamilan?

    Hipertensi tidak terkontrol dapat memicu keadaan preeeklampsia pada saat

    kehamilan superimposed preeklampsia. 1 dari 4 wanita yang memiliki hipertensi kronik

    dapat menjadi superimposed preeklampsia selama kehamilan. Aliran darah yang tinggi

    selama kehamilan dapat menyebabkan darah yang mengalir ke plasenta menjadi lebih

    sedikit, menghantarkan oksigen yang kurang, dan nutrisi untuk bayi menjadi kurang.

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    10/36

    10

    5. Bagaimana hubungan riwayat superimpossed preeclampsia dengan kehamilan

    sekarang ?

    Pada hipertensi kronik terjadi jejas pada endotel vaskuler yang dapat menyebabkan

    hipertrofi dan proliferasi sel endotel vaskuler hingga kerusakan endotel. Akibatnya sel

    endotel vaskuler akan melepaskan aktivin A pada sirkulasi darah maternal. Kerusakan sel

    endotel vaskuler maternal memiliki peranan pada terjadinya preeklampsia.

    Kerusakan endotel vaskular pada preeklampsia dapat menyebabkan penurunan

    produksi prostasiklin, peningkatan aktivitas agregasi trombosit dan fibrinolisis, kemudian

    diganti oleh trombin dan plasmin. Trombin akan mengkonsumsi antitrombin III sehingga

    terjadi deposit fibrin. Aktivitas trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan A2 dan

    serotonin sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel.

    Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh McCowan, dkk (1996) bahwa wanita

    dengan hipertensi kronik dapat mengalami superimposed preeclampsia yang dapat

    meningkatkan risiko terjadinya kematian perinatal, pertumbuhan janin yang terhambat, dan

    kelahiran sebelum 32 minggu umur kehamilan

    6.

    Apa saja faktor penyebab presentasi bokong?

    Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan di

    dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif

    lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian

    janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang, ataupun letak

    lintang. Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air

    ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai yang terlipat lebih besar

    daripada kepala, maka bokong dipaksa menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri,

    sedangkan kepala berada dalam ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan

    demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak

    sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar

    ditemukan dalam presentasi kepala.

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    11/36

    11

    Faktor-faktor lain yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang

    diantaranya adalah multiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosefalus, plasenta previa,

    dan panggul sempit. Kadang-kadang letak sungsang disebabkan karena kelainan uterus dan

    kelainan bentuk uterus. Plasenta yang terletak di daerah kornu fundus uteri dapat pula

    menyebabkan letak sungsang karena plasenta mengurangi luas ruangan di daerah fundus

    (Prawirohardjo, 2008, p.611).

    Banyak faktor yang menyebabkan kelainan letak sungsang, diantaranya umur ibu,

    paritas ibu, bentuk panggul ibu, jarak kehamilan dan riwayat kehamilan sungsang. Pada

    paritas > 3 keadaan rahim ibu sudah tidak seperti rahim yang pertama kali melahirkan

    sehingga ketika ibu hamil dengan paritas > 3, maka janin ibu tersebut akan lebih aktif

    bergerak sehingga posisi janin tersebut menjadi tidak normal dan dapat menyebabkan

    terjadinya letak sungsang (Cunningham F.G. 2005). Angka kejadian letak sungsang jika di

    hubungkan dengan paritas pada ibu maka kejadian terbanyak adalah dengan

    grandemultipara dibanding pada primigravida. Pada primipara (1) merupakan aman di

    tinjau dari sudut kematian maternal dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka

    kejadian kehamilan letak sungsang (Prawirohardjo,2005)

    Kejadian letak sungsang pada ibu primipara mempunyai risiko 14% akan terjadi

    letak sungsang. Risiko yang akan terjadi pada multipara 24%% akan terjadi kehamilan

    letak sungsang. Pada ibu grandemultipara 30% risiko yang akan terjadi (indiarti,2007).

    Karena ibu yang grandemultipara rahimnya sudah sangat elastis dan membuat janin

    berpeluang besar untuk berputar hingga minggu ke 37 dan seterusnya (Wardoyo, 2007).

    Fisiologi uterus pada kehamilan: untuk mengakomodasi pertumbuhan janin, rahim

    membesar disebabkan oleh otot polos rahim hipertrofi dan hyperplasia. Serabut-serabut

    kolagennya menjadi higroskopik. Endometrium menjadi desidua. Ukuran uterus pada

    kehamilan cukup bulan 30 x 25 x 25 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc dengan berat naik dari 30 gr

    menjadi 1000 gram.

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    12/36

    12

    7. Bagaimana patofisiologi presentasi bokong?

    Pada presentasi bokong, bokong akan memasuki panggul (engagement dan descent)

    dengan diameter bitrokanter dalam posisi oblik. Pinggul janin bagian depan (anterior)

    mengalami penurunan lebih cepat dibanding pinggul belakangnya (posterior). Dengan

    demikian, pinggul depan akan mencapai pintu tengah panggul terlebih dahulu. Kombinasi

    antara tahanan dinding panggul dan kekuatan yang mendorong ke bawah (kaudal) akan

    menghasilkan putaran paksi dalam yang membawa sakrum ke arah transversal (pukul 3

    atau 9), sehingga posisi diameter bitrokanter di pintu bawah panggul menjadi

    anteroposterior.

    Penurunan bokong berlangsung terus setelah terjadinya putaran paksi dalam.

    Perineum akan meregang, vulva membuka, dan pinggul depan akan lahir terlebih dahulu.

    Pada saat itu, tubuh janin mengalami putaran paksi dalam dan penurunan, sehingga

    mendorong pinggul bawah menekan perineum. Dengan demikian, lahirlah bokong dengan

    posisi diameter bitrokanter anteroposterior, diikuti putaran paksi luar.

    Putaran paksi luar akan membuat posisi diameter bitrokanter dari anteroposterior

    menjadi transversal. Kelahiran bagian tubuh lain akan terjadi kemudian baik secara

    spontan maupun dengan bantuan (manual aid).Letak sungsang dibagi menjadi :

    Letak bokong murni (fr ank breech), yaitu hanya bokong saja yang jadi bagian depan

    sedangkan kedua tungkai bawah lurus ke atas.

    Letak bokong kaki (complete breech), yaitu disamping bokong teraba kaki, baik teraba

    kedua kaki atau satu kaki.

    Letak kaki (footling breech/incomplete breech), yaitu salah satu atau kedua kaki

    terletak sebagai bagian yang terendah.

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    13/36

    13

    8. Hubungan presentasi bokong dengan grande multipara, dan usia gestasi?

    Wanita yang sudah mengalami persalinan lebih dari empat kali dengan bayi aterm

    memiliki kemungkinan mengalami kehamilan dengan presentasi bokong 10 kali lipat

    nulipara. Kekendoran otot abdomen yang mengakibatkan perut gantung (pendulous

    abdomen) dapat menyebabkan uterus jatuh kedepan sehingga sumbu panjang janin

    menjauh dari sumbu jalan lahir.

    Letak plasenta pada Segmen Bawah Rahim dan kesempitan panggul dapat

    menyebabkan gangguan akomodasi bagian terendah janin sehinga terjadi letak bokong.

    Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam

    uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih

    banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin

    dapat menempatkan diri dalampresentasikepala, letak sungsang atau letak lintang.

    Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban

    relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada

    kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri,

    sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan

    demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak

    sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar

    ditemukan dalam presentasi kepala. Bahaya letak sungsang adalah komplikasinya yaitu:

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    14/36

    14

    9. Bagaimana manajemen presentasi bokong?

    Tujuan penanganan pada masa kehamilan adalah mencegah malpresentasi.

    Perubahan spontan menjadi presentasi kepala sebagian besar akan terjadi pada umur

    kehamila 34 minggu. Pada saat ini ada tiga cara yang dipakai untuk mengubah presentasi

    bokong menjadi presentasi kepala yaitu versi luar dan posisi dada lutut (Knee Chest

    Position) pada ibu (Sarwono, 2008).

    1. Posisi Dada Lutut (Knee Chest Positi on)

    Knee Chest position adalah posisi sujud yang dapat dilakukan untuk memutar posisi

    bayi sungsang menjadi posisi yang seharusnya. Efektifitas perlakuan Knee Chest position

    lebih banyak terjadi pada usia kehamilan 28-32minggu sebesar 71,8%. Langkah-langkah

    knee chest position, sebagai berikut :

    a. Ibu dengan posisi menungging

    b. Lutut dan dada menempel pada lantai

    c. Lutut sejajar dengan dada

    d. Lakukan 3-4 x/hari selama 10-15 menit

    Gambar 1. Posisi dada Lutut (Knee Chest Position)Sumber: Sarwono, 2008

    Apabila setelah dilakukan posisi dada lutut selama satu minggu janin tetap pada presentasi

    bokong , maka sebaiknya dilakukan versi luar (Smith C et al., 1999; Kreshnamurti, 2008).

    2. Versi Luar

    Versi luar adalah prosedur yang dilakukan dengan menggunakan tekanan dan

    manuver tertentu pada perut ibu untuk mengubah presentasi janin menjadi presentasi

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    15/36

    15

    kepala. Tingkat keberhasilannya versi luar 50-70% (semakin meningkat pada multiparitas,

    presentasi selain bokong murni, volume air ketuban normal, letak lintang atau oblik).

    Keadaan yang harus diketahui sebelum melakukan versi luar adalah perkiraan berat

    janin, volume air ketuban, letak plasenta, dan morfologi janin normal. Kontra

    indikasidilakukannya versi luar adalah semua keadaan kontra indikasi persalinan vaginal.

    Terdapat pula kontra indikasi yang sifatnya relatif, yaitu ketuban pecah dini,

    oligohidramnion, perdarahan uterus yang tidak diketahui sebabnya, atau dalam persalinan

    kala I fase aktif.

    Komplikasi yang mungkin dapat terjadi adalah bradikardi janin yang bersifat

    sementara, solusio plasenta, komplikasi pada tali pusat, perdarahan feto-maternal dengan

    kemungkinan sensitisasi, dan ketuban pecah dini.

    Umur kehamilan terbaik untuk melakukan versi luar belum begitu jelas. Pada

    dasarnya semakin tua umur kehamilan, akan semakin kecil tingkat keberhasilannya. Pada

    umumnya versi luar efektif dilakukan pada umur kehamilan 34-36 minggu. Versi luar

    dapat dipertimbangkan untuk diulang bila sebelumnya gagal atau sudah berhasil, tetapi

    kembali menjadi presentasi bokong. Dalam satu kali sesi versi luar direkomendasikan

    dilakukan tidak lebih dari dua kali upaya versi luar. Tahap-tahap melakukan versi luar,

    antara lain:

    a. Mula-mula bokong dikeluarkan dari pelvis dan diarahkan lateral sedikitnya sebesar

    90%. Dengan langkah ini biasanya kepala akan bergerak 90o

    ke arah yang

    berlawanan dengan bokong.

    b. Setelah itu dilakukan manuver bersamaan pada kepala dan bokong untuk

    mengarahkan kepala ke arah kaudal dan bokong kearah kranial.

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    16/36

    16

    Gambar 2. Teknik Vesi Luar

    Sumber: Cunningham, 2009

    Apabila belum berhasil dapat diulang pada sesi berikutnya, tergantung umur kehamilan

    dan keadaan persalinan pada waktu itu (Sarwono,2008).

    10. Apa komplikasi dari presentasi bokong?

    Menurut Rukiyah dan Yulianti (2010), komplikasi presentasi bokong meliputi:

    1. Bagi Ibu

    a. Robekan perineum lebih besar.

    b. Jika ketuban pecah dini dapat terjadi partus lama.

    b. Infeksi.

    2. Bagi janin

    Adanya gangguan peredaran darah plasenta setelah bokong dan perut lahir karena tali

    pusat terjepit. Menurut Manuaba (2008), komplikasi presentasi bokong pada bayi adalah

    sebagai berikut:

    a. Dapat menurunkan IQ bayi.

    b. Perdarahan intrakranial.

    c. Asfiksia.

    d. Aspirasi air ketuban.

    e. Meningitis.

    f. Dislokasi persendian.

    g. Fraktur ekstremitas.

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    17/36

    17

    11. Bagaimana hubungan keluhan Ibu dengan kehamilan?

    Ibu mengeluh nyeri kepala, penglihatan kabur, pusing, dan malaise, ditambah dengan

    adanya hipertensi dan proteinuria, sehingga berdasarkan gejala klinis tersebut merupakan

    trias klasik pre-eklampsia (hipertensi, proteinuria, dan sindrom : nyeri kepala, mual,

    muntah, penglihatan kabur).

    Saat ini ada empat buah hipotesis yang sedang diteliti untuk mengungkapkan etiologi

    dari preeklampsia, yaitu : iskemia plasenta, Very Low Density Lipoprotein versus aktivitas

    pertahanantoksisitas, maladaptasi imun dan penyakit genetik. Sindroma HELLP ini

    merupakan manifestasi akhir dari hasil kerusakan endotel mikrovaskular dan aktivasi dari

    trombosit intravascular.

    12. Patofisiologi keluhan yang dirasakan ibu pada kasus?

    Tension Headache, Dizzy

    Etiologi nyeri kepala pada kasus ini adalah keadaan penyulit kehamilan akut yang

    terjadi pada antepartum yang disebut preeclampsia. Nyeri kepala merupakan salah satu

    perubahan neurologik yang terjadi pada keadaan preeclampsia. Mekanisme terjadinya

    nyeri kepala disebabkan hipoperfusi otak, sehingga menimbulkan vasogenik edema. (Buku

    ajar ilmu kebidanan Sarwono ed-4 hal : 541)

    Wanita yang mengalami eklampsia seolah-olah mengalami kehilangan transien

    autorregulasi vaskular otaknya. Hiperperfusi mungkin menyebabkan edema vasogenik.

    Brackley dkk (2000) memperkirakan bahwa vasospasme serebri pada wanita preeklamptik

    disebabkan oleh meningkatnya kekakuan dinding arteri serebrum dan vasokonstriksi.

    Mekanisme : Pada preeklampsia, nyeri kepala umumnya disebabkan oleh karena

    adanya kelainan perfusi otak. Konstriksi vaskular menyebabkan peningkatan tahanan

    pembuluh darah sehingga timbul hipertensi. Pada saat yang bersamaan, kerusakan endotelmenyebabkan kebocoran insterstisial tempat lewatnya komponen-komponen darah.

    Kombinasi antara tekanan hidrostatik plasma yang meningkat dengan tekanan osmotik

    yang menurun dalam jaringan pembuluh darah menyebabkan terjadinya transudasi cairan

    dari ruang intravascular cerebri ke ruang interstisial sehingga terjadi hiperperfusi otak.

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    18/36

    18

    Hiperperfusi otak ini menimbukan vasogenik edema yang bermanifestasi sebagai nyeri

    pada kepala.

    Pandangan kabur

    Etiologi gangguan penglihatan pada kasus ini adalah keadaan penyulit kehamilan

    yang akut yang terjadi antepartum yang disebut preeclampsia. Gangguan penglihatan

    merupakan salah satu perubahan neurologik yang terjadi pada keadaan preeclampsia.

    Mekanisme terjadinya gangguan penglihatan disebabkan spasme arteri retina dan edema

    retina. Gangguan visus dapat berupa : pandangan kabur, skotomata, amaurosis yaitu

    kebutaan tanpa jelas adanya kelainan dan ablasio retina. (Buku ajar ilmu kebidanan

    Sarwono ed-4 hal : 541).

    Mekanisme : Gangguan visus merupakan gejala yang sering ditemukan pada ibu

    hamil yang menderita preeclampsia berat dan eklampsia. Gangguan visus dapat berupa

    skotoma, penglihatan kabur, diplopia, amaurosis (kebutaan tanpa jelas adanya kelainan)

    dan ablasio retina. Hipertensi yang terjadi pada preeklampsia ini mengakibatkan spasme

    daripada arteri retina dan edema retina sehingga menimbulkan gangguan visus. Komplikasi

    lanjut yang mungkin terjadi dari spasme arteri retina ini lama-kelamaan dapat

    menimbulkan iskemia retina atau infark retina yang disebut dengan Retinoplasti Purtscher

    sehingga dapat menyebabkan kebutaan.

    Mekanisme malaise pada kehamilan: Perdarahan + hamil + asupan gizi yang tidak

    adekuat anemia pasokan oksigen ke otot (mioglobin) dan enzim-enzim lainnya

    seperti sitokrom, suksinat dehidrogenase, katalase, dll terganggu mioglobin berfungsi

    sebagai reservoir oksigen pada otot skeletal dan otot jantung; enzim-enzim tersebut penting

    dalam siklus krebs dan transport electron pada proses fosforilasi oksidatif kurangnya

    enzim tersebut akan mempengaruhi hasil pada fosforilasi oksidatif ATP yang dihasilkan

    sedikit lemah

    13. Edukasi untuk nutrisi pada ibu hamil

    Makanan ibu sewaktu hamil hendaknya mengandung jumlah dan mutu gizi yang

    baik. Bila ibu hamil makan makanan yang rendah baik jumlah maupun mutu gizinya, dapat

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    19/36

    19

    menyebabkan kemunduran kesehatan janin. Dalam keadaan seperti ini mula-mula janin

    yang ada dalam kandungan akan mengambil cadangan zat-zat gizi yang ada dalam tubuh

    ibu, dan bila keadaan ini berjalan cukup lama, janin akan menggunakan zat-zat gizi yang

    ada dalam jaringan tubuh ibunya. Akibatnya akan mengkuatirkan kesiapan ibu sewaktu

    melahirkan.

    14. Nutrisi yang diperlukan saat kehamilan

    Kalori: Jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil untuk setiap harinya adalah

    2.500 kalori. Jumlah kalori yang berlebihan dapat menyebabkan obesitas dan hal ini

    merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya preeklampsia. Jumlah pertambahan berat

    badan sebaiknya tidak melebihi 10-12 kg selama hamil.

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    20/36

    20

    Protein: Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85 gram per hari.

    Sumber protein tersebut dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan (kacang-kacangan) atau

    hewani (ikan, ayam, keju, susu, telur). Defisiensi protein dapat mengakibatkan kelahiran

    prematur, anemia, dan edema.

    Kalsium: Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1.5 gram per hari. Kalsium

    dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan rangka.

    Sumber kalsium yang mudah diperoleh adalah susu, keju, yoghurt, dan kalsium karbonat.

    Defisiensi kalsium dapat menyebabkan riketsia pada bayi atau osteomalasia pada ibu.

    Zat besi: Metabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan kecukupan

    oksigenisasi jaringan yang diperoleh dari pengikatan dan pengantaran oksigen melalui

    hemoglobin di dalam sel-sel darah merah. Untuk menjaga konsentrasi hemoglobin yang

    normal, diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30 mg/hari terutama

    setelah trisemester kedua.

    Zat besi yang diberikan dapat berupa ferrous gluconate, ferrous fumarate, atau

    ferrous sulphate. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia

    defisiensi zat besi. Ibu hamil sebaiknya mengonsumsi makanan yang banyak mengandung

    zat besi seperti telur, susu, ikan, daging, kacang-kacangan (tahu, oncom, kedelai, bayam)

    dan buah-buahan (jeruk, jambu biji, dan pisang) Selain itu, ibu hamil juga sebaiknya

    dibiasakan menambah substansi yang memudahkan penyerapan zat besi seperti vitamin c,

    air jeruk, daging ayam, dan ikan. Substansi penghambat penyerapan zat besi seperti teh dan

    kopi sebaiknya dihindari.

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    21/36

    21

    Asam folat: Selain zat besi, sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi

    pematangan sel. Jumlah asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu

    hamil.

    Menurut Institute of Medicine, wanita aktif rata-rata membutuhkan antara 2.200

    dan 2.400 kalori per hari sebelum kehamilan, total kalori sekitar 2.500 sampai 2.700 kalori

    per hari pada trimester kedua, dan 2.650 untuk 2.850 kalori per hari pada trimester

    ketiga.Wanita yang tidak aktif akan membutuhkan lebih sedikit kalori. Kebutuhan kalori

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    22/36

    22

    saat hamil 70.000- 80.000 kalori ( 300 KAL/HARI) Kenaikan BB yang naik: 11 Kg (10-

    12,5 Kg).

    Penambahan BB :

    Trisemester I kenaikan BB : 0,7-1,4 Kg

    Selanjutnya meningkat: 0,3-04 Kg/minggu

    (Materi kuliah gizi pada ibu hamil)

    BB ideal calon ibu saat mulai kehamilan berkisar antara 45 kg65 kg.

    Kenaikan BB yang dianjurkan untuk :

    Ibu underweight : 0,5kg/minggu.

    Ibu normal : 0,4kg/minggu

    Ibu obes : 0,3kg/minggu

    15. Apa dampak jika nutrisi ibu tidak terpenuhi?

    Pada wanita hamil kebutuhan nutrisi yang harus dipenuhi menjadi lebih banyak.

    Seorang ibu hamil memiliki kebutuhan gizi khusus. Beberapa kebutuhan gizi ibu hamil

    dapat ditutupi oleh makanan sehat yang seimbang. Pada wanita hamil semua kebutuhan

    nutrisi tersebut harus dipenuhi, jika tidak dipenuhi maka akan berdampak pada ibu dan

    juga janin yang dikandung nya. Secara umum kebiasaan makan yang buruk tersebut dapat

    berdampak :

    Terhadap Ibu

    Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu

    antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan

    terkena penyakit infeksi.

    Terhadap Persalinan

    Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan

    sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan,

    serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.

    Terhadap Janin

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    23/36

    23

    Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan

    dapat menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan,

    anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan

    lahir rendah (BBLR).

    16. Berapa jarak antar kehamilan yang ideal?

    Menurut Journal of the American Medical Association, jaraknya adalah 2-5 tahun.

    Bila jarak terlalu pendek (sebelum dua tahun), tubuh Ibu dikhawatirkan belum kembali

    pulih dari kehamilan dan persalinan sebelumnya, ditambah lagi Ibu perlu menyusui

    bayinya. Jarak kehamilan yang terlalu jauh pun (setelah lima tahun), menyebabkankemampuan tubuh untuk hamil kembali dengan segala konsekuensinya telah menurun. Ibu

    seperti menjalani kehamilan pertama lagi.

    Bila hamil kembali hanya berselang enam bulan dari kelahiran sebelumnya,

    dikhawatirkan bayi akan berisiko mengalami prematur atau berat bayi lahir rendah

    (BBLR). Risiko gangguan tersebut juga masih mungkin terjadi pada bayi-bayi yang lahir

    selang 7-17 bulan setelah kelahiran sebelumnya. Jika Ibu ingin hamil lagi setelah

    kehamilan sebelumnya, rentang waktu 18-23 bulan cukup untuk pemulihan tubuh Ibu,

    termasuk mengganti waktu tidur yang hilang untuk menyusui lagi.

    17. Apa dampak jika jarak kehamilan terlalu dekat?

    Menurut Moir dan Meyerscough (1972) yang dikutip Suryani (2008) menyebutkan

    jarak antar kelahiran sebagai faktor predisposisi perdarahan postpartum karena persalinan

    yang berturut-turut dalam jangka waktu yang singkat akan mengakibatkan kontraksi uterus

    menjadi kurang baik. Selain itu juga ibu-ibu yang dengan kehamilan lebih dari 1 kali atau

    yang termasuk multigravida mempunyai risiko lebih tinggi terhadap terjadinya perdarahan

    pascapersalinan dibandingkan dengan ibu-ibu yang termasuk golongan primigravida

    (hamil pertama kali). Hal ini dikarenakan pada multigravida, fungsi reproduksi mengalami

    penurunan sehingga kemungkinan terjadinya perdarahan pascapersalinan menjadi lebih

    besar.

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    24/36

    24

    Sebuah penelitian terbaru, yang dipublikasikan oleh American Journal of Obstetrics

    and Gynecology edisi Januari 2013, menjelaskan bahwa jarak melahirkan satu anak ke

    anak berikutnya ternyata berhubungan dengan risiko kelahiran prematur. Secara detail

    dituliskan bahwa:

    Jika ibu mengandung kembali dengan rentang waktu kurang dari 6 bulan sejak

    melahirkan risiko kelahiran prematur (bayi lahir kurang dari 35 minggu) adalah

    sebesar 41%.

    Jika jarak kehamilan dari persalinan sebelumnya adalah antara 6 hingga 12 bulan,

    maka risiko melahirkan prematur menjadi 14%.Sedangkan saat kehamilan

    berlangsung dengan jarak 12 hingga 18 bulan setelah melahirkan, maka tidak ada

    risiko melahirkan prematur.

    18. Planning persalinan pada jarak dekat?

    Mencegah kejang dan komplikasi, persalinan sebaiknya dilakukan segera mengingat

    partial HELLP syndrome adalah indikasi untuk segera dilakukan terminasi dengan indikasi

    sudah terjadi maturasi paru pada usia 34 minggu atau diberikan kortikosteroid pada bayi

    kurang dari 34 minggu.

    19. Pemeriksaan laboratorium pada HEELP sindrom?

    Pada kasus didapatkan hasil pemeriksaan laboratorium sebagai berikut:

    o Height = 150 cm; Weight : 80 kg

    o Blood Pressure 176/113 mmHg

    o Outer examination : hard parts are palpabled in the right side of mothers abdomen

    o Haemoglobin 10.8 g/dL

    o

    White cell count 11.200/Lo Platelets 137.000/L

    o LDH 800/L

    o SGOT/PT 99/94 g/dL

    o Urinalysis proteinuria 4+

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    25/36

    25

    Interpretasi: Proteinuria

    Mekanisme: Hipertensi yang dialami pasien pada kasus ini menyebabkan menurunnya

    aliran darah ke ginjal akibat hipovolemia. Hal ini apabila terjadi terus menerus

    menyebabkan kerusakan sel glomerulus ginjal sehingga mengakibatkan peningkatan

    permeabilitas membrana basalis dan menimbulkan kebocoran endotel. Kebocoran pada

    endotel inilah yang menyebabkan protein yang seharusnya di reabsorpsi kembali ke dalam

    tubuh menjadi terbuang dan ditemukan pada urin (proteinuria).Pengukuran proteinuria

    dapat dilakukan dengan urin dipstick : 100mg/l atau +1 sekurang-kurangnya diperiksa 2

    kali urin secara acak selang 6 jam dan pengumpulan proteinuria dalam 24 jam. Dapat

    dianggap patologis bila besaran proteinuria 300 mg/24 jam.

    Perubahan glomerulus

    - Laju filtrasi glomerulus (GFR) dan perfusi biasanya menurun pada preeklamsia. Aliran

    plasma ginjal yang berkurang dan glomerulo endotheliosis, yang menyumbat lumen

    kapiler, menyebabkan GFR yang rendah.

    Tingkatan

    Dipstick

    Konsentrasi Protein

    (mg/dl)

    Makroskopik

    0 05 Tetap jernih

    Samar 520

    1 + 30 Jernih

    2 + 100 Keruh halus

    3 + 300 Berbutir-butir halus

    4 + 1000 Berkeping-keping

    kasar

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    26/36

    26

    - Terjadi kebocoran protein ke dalam urin. Glomerulus, yang biasanya tidak dapat

    ditembus (tidak permiabel) oleh protein yang besar, menjadi lebih permeabel. Kerusakan

    glomerulus merupakan akibat dari vasospasme dan kerusakan endotel. Kebocoran ini

    melebihi kemampuan tubulus untuk menyerap protein.

    Gambar Endoteliosis kapiler glomerulus

    Pada penderita preeklampsia, Sindroma HELLP merupakan suatu gambaran adanya

    Hemolisis (H), Peningkatan enzim hati (ElevatedLiver Enzym-EL), dan trombositopeni

    (Low Platelets-LP). Sindroma HELLP dapat timbul pada pertengahan kehamilan trimester

    dua sampai beberapa hari setelah melahirkan. Sindrom HELLP ditandai:

    1. Hemolisis

    Tanda hemolisis dapat dilihat dari ptekie, ekimosis, hematuria dan secara laboratorik

    adanya Burr cells pada apusan darah tepi.

    2. El evated l iver enzymes

    Dengan meningkatnyaSGOT&SGPT (> 70 iu) dan LDH (> 600 iu) maka merupakan

    tanda degenerasi hati akibat vasospasme luas. Jika LDH > 1400 iu, merupakan tandaspesifik akan kelainan klinis.

    3. Low platelets

    Jumlah trombosit < 100.000/mm3 merupakan tanda koagulasi intravaskuler. Pada

    pemeriksaan darah tepi terdapat bukti-bukti hemolisis dengan adanya kerusakan sel

    http://en.wikipedia.org/wiki/Elevated_railwayhttp://en.wikipedia.org/wiki/Elevated_railwayhttp://en.wikipedia.org/wiki/LP_recordhttp://en.wikipedia.org/wiki/LP_recordhttp://en.wikipedia.org/wiki/Aspartate_transaminasehttp://en.wikipedia.org/wiki/Alanine_transaminasehttp://en.wikipedia.org/wiki/Alanine_transaminasehttp://en.wikipedia.org/wiki/Aspartate_transaminasehttp://en.wikipedia.org/wiki/LP_recordhttp://en.wikipedia.org/wiki/Elevated_railway
  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    27/36

    27

    eritrosit, antara lain burr cells, helmet cells. Hemolisis ini mengakibatkan peningkatan

    kadar bilirubin dan lactate dehydrogenase (LDH). Disfungsi hepar direfleksikan dari

    peningkatan enzim hepar yaitu Aspartate transaminase (AST/GOT), Alanin Transaminase

    (ALT/GPT), dan juga peningkatan LDH.Semakin lanjut proses kerusakan yang terjadi,

    terdapat gangguan koagulasi dan hemostasis darah dengan ketidak normalanprotrombin

    time, partial tromboplastin time, fibrinogen,bila keadaan semakin parah dimana trombosit

    sampai dibawah 50.000 /ml biasanya akan didapatkan hasil-hasil degradasi fibrin dan

    aktivasi antitrombin III yang mengarah terjadinyaDisseminated Intravascular

    Coagulopathy (DIC).Insidens DIC pada sindroma hellp 4-38%.

    20. Kriteria diagnosis sindrom HEELP

    Sindrom Hemolysis Elevated Liver enzymes Low Platelets (HELLP) merupakan

    suatu komplikasi obstetri yang dapat membahayakan nyawa. Sindrom HELLP biasanya

    dihubungkan dengan kondisi pre eklampsia. Manifestasi klinis pasien dengan sindrom

    HELLP sangat bervariasi. Secara umum terjadi pada kehamilan multipara, wanita kulit

    putih, dengan usia kehamilan minimal 35 minggu.

    Sebanyak 20% kasus tidak disertai hipertensi, 30% disertai hipertensi sedang, dan

    50% kasus disertai hipertensi berat. Gejala lainnya adalah nyeri kepala (30%), pandangan

    kabur, malaise (90%), mual/muntah (30%), nyeri di sekitar perut atas (65%), dan

    parestesia. Kadang-kadang bisa juga disertai edema.

    Kriteria sindrom HELLP adalah Hemolytic Anemia, Elevated Liver enzymes, Low

    Platelet count. Komplikasi yang dapat menyertai adalah terlepasnya plasenta (abruption),

    edema paru-paru, acute respiratory distress syndrome (ARDS), hematom pada hati dan

    pecah, gagal ginjal akut, disseminated intravascular coagulation(DIC), eklampsia,

    perdarahan intraserebral, dan kematian maternal.

    Diagnosis sindrom HELLP didasarkan pada adanya temuan laboratorium

    karakteristik pada pasien usia kehamilan yang tepat. Tes pencitraan, terutama CT Scan atau

    MRI berguna ketika terjadi komplikasi seperti infark hati, hematoma, atau pecah

    didugadiagnosis ditegakkan dengan adanya preeklamsia dan kriteria sebagai berikut:

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    28/36

    28

    Anemia hemolitik mikroangiopati dengan schistocytes karakteristik pada preparat

    Jumlah trombosit 600 IU/L atau total bilirubin > 1,2 mg/Dl

    Serum aspartat aminotransferase (AST) > 70 IU/L

    Tabel Kriteria diagnosis sindrom HELLP (University of Tennessee,Memphis)

    Hemolisis

    - Kelainan apusan darah tepi

    - Total bilirubin > 1,2 mg/dl

    - Laktat dehidrogenase (LDH) > 600 U/L

    Peningkatan fungsi hati

    - Serum aspartate aminotransferase (AST) > 70

    U/L

    - Laktat dehidrogenase (LDH) > 600 U/L

    Jumlah trombosit yang rendah

    - Hitung trombosit < 100.000/mm

    21. Patofisiologi sindrom HELLP

    Sindroma HELLP ini merupakan manifestasi akhir dari hasil kerusakan endotel

    mikrovaskular dan aktivasi dari trombosit intravascular.

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    29/36

    29

    Gambar di atas memperlihatkan secara skematis patofisiologi dari preeklampsia.

    Adanya kegagalan invasi dari trofoblas pada trimester kedua dalam menginvasitunika

    muskularis arteri spiralis,menyebabkan vasokonstriksi arterial pada bagian uteroplasenta.

    Kegagalan ini disebabkan oleh gagalnya sel-sel trofoblas dalam mengekspresikan integrin

    yang merupakanmolekul pelekat (adhesion molecules) atau kegagalan VEGF (Vascular

    Endothelial Growth Factor) dalam mengekspresikan integrin.

    Keadaan ini menyebabkan penurunan aliran darah intervilus, hipoksia dan akhirnya

    terjadi kerusakan sel endotel ibu dan janin. Dan selanjutnya mengakibatkan efek

    terhambatnya pertumbuhan janin intrauterin (PJT). Akibat kerusakan dari endotel ini

    terjadi pelepasan zat-zat vasoaktif, dimana tromboksan (TXA2 ) meningkatdibandingkan

    dengan prostasiklin (PgI2).

    Adanya perubahan respon imun ibu terhadap trofoblas akibat dari perubahan

    polymorphism HLA-G (human leucocyte antigensG) terhadap trofoblas,menyebabkan

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    30/36

    30

    terjadinya proses imunologis. Hal ini mengakibatkan terjadinya gangguan pertumbuhan

    dan invasi dari trofoblas.

    Proses imunologis akibat perubahan respon imun ibu juga mempengaruhi terjadinya

    kerusakan sel endotel, ini terbukti dengan dilepaskannya sel mediator pada sel

    endotel.Kerusakan dari sel endotel menyebabkan terjadinya gangguan keseimbangan rasio

    TXA2 dan PgI2, penurunan produksi dari nitric oxide dan merangsang terjadinya agregasi

    dari trombosit yang seterusnya akan mengakibatkan vasospasme.

    Dengan berkurangnya fungsi endotel, menyebabkan bertambahnya tahanan vaskuler,

    meningkatnya produk peroksida lipid dan meningkatnya aktifitas radikal bebas. Anion

    peroksida ini mengganggu keseimbangan rasio TXA2 dan PgI2 sehingga TXA2 menjadi

    lebih dominan. Anion peroksida juga menambah agregasi trombosit, serta menyebabkan

    asam lemak tak jenuh pada membran fospolipid mengalami konversi menjadi peroksida

    lipid. Peroksida lipid ini menyebabkan kerusakan endotel lebih lanjut.

    Kerusakan integritas endotel diikuti dengan hilangnya kapasitas vasodilator, yang

    mana dapat dinilai dengan meningkatnya respon terhadapangiotensin II dan

    noradrenalin.Kerusakan dari sel endotel arteri spiralis mengakibatkan hipoksia dan

    seterusnya menjadi aterosis akut. Aterosis akut ditandai dengan adanya diskontinuitas dari

    sel endotel, gangguan fokal pada membrane basalis, deposisi trombosit, terbentuknya

    mural thrombus dan akhirnya terjadi nekrosis fibrinoid. Dengan rangsangan dari trombosit

    growth factor terjadi perubahan proliferasi yang tidak teratur pada tunika intima, dan pada

    tunika media mengakibatkan hiperplasia.

    Efek semua kejadian yang telah disebutkan diatas terjadilah gangguan sirkulasi

    sistemik dan gangguan koagulasi pada ibu yang selanjutnya menjadi sindroma HELLP.

    Pada keadaan normal setiap sel mempunyai daya pertahanan terhadap serangan

    ekstrasellular. Membran sel sangat berperan dalam fungsi pertahanan ini. Sel darah merah

    pada penderita preeklampsia tidak memiliki pertahanan terhadap radikal bebas yang

    selanjutnya mengakibatkan membran sel darah merah menjadi tidak stabil dan mengalami

    kerusakan. Daya pertahanan membran sel darah merah ini berhubungan dengan kadar

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    31/36

    31

    prostasiklin di dalam plasma melalui gen superoxidase dismutase (SOD). Penurunan

    aktivitas dari SOD ini mengakibatkan penurunan daya pertahanan terhadap radikal bebas.

    22. Etiologi sindrom HELLP

    Penyebab sindrom HELLP secara pasti belum diketahui, sindrom menyebabkan

    terjadinya kerusakan endotelial mikrovaskuler dan aktivasi platelet intravaskuler. Aktivasi

    platelet akan menyebabkan pelepasan tromboksan A dan serotonin, dan menyebabkan

    terjadinya vasospasme, aglutinasi, agregasi platelet, serta kerusakan endotelial lebih lanjut.

    Kaskade ini hanya bisa dihentikan dengan terminasi kehamilan.

    Sel-sel darah merah yang mengalami hemolisis akan keluar dari pembuluh darah

    yang telah rusak, membentuk timbunan fibrin. Adanya timbunan fibrin di sinusoid akan

    mengakibatkan hambatan aliran darah hepar, akibatnya enzim hepar akan meningkat.

    Proses ini terutama terjadi di hati, dan dapat menyebabkan terjadinya iskemia yang

    mengarah kepada nekrosis periportal dan akhirnya mempengaruhi organ lainnya.

    Ada beberapa kondisi yang diduga sebagai penyebab terjadinya eklampsia dan pre

    eklampsia. Salah satunya adalah adanya peningkatan sintesis bahan vasokonstriktor

    (angiotensin dan tromboksan A2) dan sintesis bahan vasodilator yang menurun

    (prostasiklin), yang mengakibatkan terjadinya kerusakan endotel yang luas. Manifestasinya

    adalah vasospasme arteriol, retensi Na dan air, serta perubahan koagulasi. Penyebab lain

    eklampsia diduga terjadi akibat iskemia plasenta, hubungan antara lipoprotein dengan

    densitas yang rendah dengan pencegahan keracunan, perubahan sistem imun, dan

    perubahan genetik.

    Berkurangnya resistensi vaskuler serebral, ditambah dengan adanya kerusakan

    endotel, menyebabkan terjadinya edema serebri. Meskipun dikatakan bahwa kejang yang

    diakibatkan oleh eklampsia tidak akan menyebabkan kerusakan otak yang menetap, tetapi

    perdarahan intrakranial dapat terjadi.

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    32/36

    32

    23. Tatalaksana sindrom HELLP

    Prioritas pertama adalah menilai dan menstabilkan kondisi ibu, khususnya kelainan

    pembekuan darah. Penatalaksanaan sindrom HELLP pada umur kehamilan < 35 minggu

    (stabilisasi kondisi ibu) (Akhiri persalinan pada pasien sindrorn HELLP dengan umur

    kehamilan 35 minggu).

    1. Menilai dan menstabilkan kondisi ibu

    a. Jika ada DIC, atasi koagulopati

    b. Profilaksis anti kejang dengan MgSO4

    c. Terapi hipertensi berat

    d. Rujuk ke pusat kesehatan tersier

    e. Computerised tomography (CT scan) atau Ultrasonografi (USG) abdomen bila

    diduga hematoma subkapsular hati

    2. Evaluasi kesejahteraan janin

    a. Non stress test/tes tanpa kontraksi (NST)

    b. Profil biofisik

    c. USG

    3. Evaluasi kematangan paru janin jika umur kehamilan < 35 minggu

    a. Jika matur, segera akhiri kehamilan

    b. Jika immatur, beri kortikosteroid, lalu akhiri kehamilan

    Pasien sindrom HELLP harus diterapi profilaksis MgSO4 untuk mencegah kejang,

    baik dengan atau tanpa hipertensi.Bolus 4-6 g MgSO4 20% sebagai dosis awal, diikuti

    dengan infus 2 g/jam. Pemberian infus ini harus dititrasi sesuai produksi urin dan

    diobservasi terhadap tanda dan gejala keracunan MgSO4. Jika terjadi keracunan, berikan

    10-20 ml kalsium glukonat 10% iv.

    Terapi anti hipertensi harus dimulai jika tekanan darah menetap > 160/110 mmHg di

    samping penggunaan MgSO4. Hal ini berguna menurunkan risiko perdarahan otak, solusio

    plasenta dan kejang pada ibu. Tujuannya mempertahankan tekanan darah diastolik 90

    100 mmHg. Anti hipertensi yang sering digunakan adalah hydralazine (Apresoline ) iv

    dalam dosis kecil 2,5-5 mg (dosis awal 5 mg) tiap 15-20 menit sampai tekanan darah yang

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    33/36

    33

    diinginkan tercapai. Labetalol (Normodyne ) dan nifedipin juga digunakan dan

    memberikan hasil baik.Karena efek potensiasi, harus hati-hati bila nifedipin dan MgSO4

    diberikan bersamaan.Diuretik dapat mengganggu perfusi plasenta sehingga tidak dapat

    digunakan.

    Langkah selanjutnya ialah mengevaluasi kesejahteraan bayi dengan menggunakan

    tes tanpa tekanan, atau profil biofisik, biometri USG untuk menilai pertumbuhan janin

    terhambat.Terakhir, harus diputuskan apakah perlu segera mengakhiri

    kehamilan.Amniosentesis dapat dilakukan pada pasien tanpa risiko perdarahan. Beberapa

    penulis menganggap sindrom ini merupakan indikasi untuk segera mengakhiri kehamilan

    dengan seksio sesarea, namun yang lain merekomendasikan pendekatan lebih konservatif

    untuk memperpanjang kehamilan pada kasus janin masih immatur.

    Perpanjangan kehamilan akan memperpendek masa perawatan bayi di

    NICU (Neonatal Intensive Care Unit), menurunkan insiden nekrosis enterokolitis, sindrom

    gangguan pernafasan.

    24. Rencana kontrasepsi

    Pada kasus ini karena grandemultipara, riwayat kehamilan yang buruk ditambah

    ekonomi yang rendah, disarankan untuk kontrasepsi mantap yaitu tubektomi atau bisa juga

    menggunakan spiral.

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    34/36

    34

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    35/36

    35

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Ibu, 38 tahun, G6P5A0, usia gestasi 31 minggu dengan presentasi bokong dengan

    penyulit superimpossed preeclampsia dan hipertensi kronik disertai partial HELLP

    syndromeyang disebabkan oleh usia tua, grandemultipara, kekurangan nutrisi dan riwayat

    kehamilan yang buruk.

  • 8/10/2019 Laporan Skenario e Blok 27 b5 Fix

    36/36

    36

    DAFTAR PUSTAKA

    Angsar, M.D., 2010, Hipertensi Dalam Kehamilan, dalam Saifudin, A.B., Rachimhadi, T.,

    dan Wiknjosastro, G.H., (Eds.), Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo, Edisi IV, 530

    561, Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

    Anonim, 2005, Standar Pelayanan Medis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Edisi I,

    PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

    Anonim, 2009, Standar Pelayanan Medis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Edisi II,

    PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

    Backes, C.H., Markham, K., Moorehead, P., Cordero, L., Nankervis, C.A., dan Giannone,

    P.J., 2011, Maternal Preeclampsia and Neonatal Outcomes, Journal of Pregnancy, 214365,

    17.

    Amiruddin, R., 2010. Issu Mutakhir Tentang Komplikasi Kehamilan (Preeklampsia dan

    eklampsia).

    Bawazier, L.A,. 2007. Proteinuria. Dalam: Sudoyo A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., K

    Simadibrata, M., Setiati, S., ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jilid III. Jakarta:

    Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas

    Indonesia, 519-521.

    Cunningham, F.G,. 2005. Obstetri Williams: Gangguan Hipertensi dalam Kehamilan. Edisi

    21. Jakarta: EGC, 624-640.

    Cunningham, F.G,. 2005. Obstetri Williams: Adaptasi Ibu Terhadap Kehamilan. Edisi 21.

    Jakarta: EGC, 202-206.