resume eritroderma.docx

5
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN ERITRODERMA A. PENGKAJIAN Pengkajian pada Tn. A dilakukan pada tanggal 13- 14 Mei. Pada pasien eritroderma penting dikaji adalah munculnya skuama yang bersisik. Seperti dijelaskan pada keluhan utama, Klien mengatakan kulit bersisik terasa gatal dan panas. Pasien mengatakan mengeluhkan kulit bersisik terasa gatal dan panas selama 1 minggu. Kemudian klien mencoba berobat, tetapi tidak berangsur membaik. Akhirnya klien mencoba membawa ke RS. Hasil TTV, TD=140/80, HR=72x/mnt. Klien mendapatkan terapi methylprenidsolone. Kulit terlihat eritema dan terdapat skuama yang sudah mulai mengelupas. Higiene&Integritas Kulit : klien mengatakan bahwa selama sakit belum pernah mandi. Karena merasa perih dan gatal. Psikososial (stress, koping, dan konsep diri) : Klien mengatakan merasa malu dengan penyakit kulit yang di deritanya. Klien kurang percaya diri. Klien sering mengeluhkan apabila dalam pengobatan tidak maksimal. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Upload: faisal-affandi

Post on 12-Nov-2015

14 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN DENGANERITRODERMA

A. PENGKAJIANPengkajian pada Tn. A dilakukan pada tanggal 13-14 Mei. Pada pasien eritroderma penting dikaji adalah munculnya skuama yang bersisik.Seperti dijelaskan pada keluhan utama, Klien mengatakan kulit bersisik terasa gatal dan panas. Pasien mengatakan mengeluhkan kulit bersisik terasa gatal dan panas selama 1 minggu. Kemudian klien mencoba berobat, tetapi tidak berangsur membaik. Akhirnya klien mencoba membawa ke RS. Hasil TTV, TD=140/80, HR=72x/mnt. Klien mendapatkan terapi methylprenidsolone. Kulit terlihat eritema dan terdapat skuama yang sudah mulai mengelupas.Higiene&Integritas Kulit : klien mengatakan bahwa selama sakit belum pernah mandi. Karena merasa perih dan gatal.Psikososial (stress, koping, dan konsep diri) : Klien mengatakan merasa malu dengan penyakit kulit yang di deritanya. Klien kurang percaya diri. Klien sering mengeluhkan apabila dalam pengobatan tidak maksimal.B. DIAGNOSA KEPERAWATANBerdasarkan data-data pada pengkajian ditemukan beberapa masalah keperawatan yaitu:a. Gangguan integritas kulit b/d lesi dan reaksi inflamasi.b. Gangguan citra diri b/d perasaan negatif (malu) terhadap penampakan dan persepsi diri.c. Kecemasan berhubungan dengan perubahan konsep diriPada dermatitis eksfoliatif terjadi pelepasan stratum korneum ( lapisan kulit yang paling luar ) yang mencolok yang menyebabkan kebocoran kapiler, hipoproteinemia dan keseimbangan nitrogen yang negatif. Karena dilatasi pembuluh darah kulit yang luas, sejumlah besar panas akan hilang jadi dermatitis eksfoliatifa memberikan efek yang nyata pada keseluruh tubuh.Pada eritroderma terjadi eritema dan skuama ( pelepasan lapisan tanduk dari permukaan kult sel sel dalam lapisan basal kulit membagi diri terlalu cepat dan sel sel yang baru terbentuk bergerak lebih cepat ke permukaan kulit sehingga tampak sebagai sisik / plak jaringan epidermis yang profus. Prioritas masalah keperawatan yang utama adalah gangguan integritas kulit b.d lesi dan reaksi inflamasi. Kedua, gangguan citra tubuh b.d perasaan negatif(malu) terhadap penampakan dan persepsi diri. Yang terakhir adalah cemas b.d perubahan konsep diri.C. RENCANA KEPERAWATANRencana keperawatan untuk mengatasi masalah keperawatan gangguan integritas kulit b/d lesi dan reaksi inflamasi adalah mengobservasi keadaan klien integumen setiap hari. Menganjurkan klien untuk tidak mencubit atau menggaruk kulit/daerah yang sakit. Memberi informasi tentang pentingnya menjaga kelembaban kulit. Menganjurkan klien untuk mengoleskan vaselin pada kulitnya. Memberikan pengobatan sesuai dengan dosis yang dianjurkan.Masalah keperawatan yang kedua gangguan citra diri b/d perasaan negatif (malu) terhadap penampakan dan persepsi diri dengan perencanaan meliputi mengkajimakna perubahan yang dialami pasien. Mendorong individu untuk mengekspresikan perasaannya, bertanya mengenai masalah penanganan perkembangan dan prognosa kesehatannya. Memberikan HE tentang proses terjadinya penyakit. Memberikan penguatan positif terhadap kemajuan proses penyembuhan. Dan yang terakhir adalah kecemasan berhubungan dengan perubahan konsep diri dengan menggunakan pendekatan yang menenangkan. Menjelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur. Memberikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis. Meliibatkan keluarga untuk mendampingi klien. Mendengarkan dengan penuh perhatian. Mengidentifikasi tingkat kecemasan. Membantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan. Mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan.

D. TINDAKAN KEPERAWATANRencana keperawatan untuk mengatasi masalah keperawatan gangguan integritas kulit b/d lesi dan reaksi inflamasi adalah mengobservasi keadaan klien integumen setiap hari. Menganjurkan klien untuk tidak mencubit atau menggaruk kulit/daerah yang sakit. Memberi informasi tentang pentingnya menjaga kelembaban kulit. Menganjurkan klien untuk mengoleskan vaselin pada kulitnya. Memberikan pengobatan sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Masalah keperawatan yang kedua gangguan citra diri b/d perasaan negatif (malu) terhadap penampakan dan persepsi diri dengan perencanaan meliputi mengkajimakna perubahan yang dialami pasien. Mendorong individu untuk mengekspresikan perasaannya, bertanya mengenai masalah penanganan perkembangan dan prognosa kesehatannya. Memberikan HE tentang proses terjadinya penyakit. Memberikan penguatan positif terhadap kemajuan proses penyembuhan. Dan yang terakhir adalah kecemasan berhubungan dengan perubahan konsep diri dengan menggunakan pendekatan yang menenangkan. Menjelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur. Memberikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis. Meliibatkan keluarga untuk mendampingi klien. Mendengarkan dengan penuh perhatian. Mengidentifikasi tingkat kecemasan. Membantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan. Mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan.

E. EVALUASISetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4x24 jam, ketiga masalah keperawatan masalah belum teratasi ini dikarenakan klien tidak kooperatif dengan pengobatan. Sehingga membuat keberlangsungan perawatan belum mencapai maksimal. Walaupun di lain sisi ketika diajak berkomunikasi klien sangat kooperatif untuk menceritakan segala sesuatu yang dialaminya melalui prosedur pengobatan di rumah sakit.