resume materi

39
Mata Kuliah Pilihan Behaviour Change Communication 6 – 12 Juli 2012 Vinny Aprilia 0910730014 2009 Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang 2012

Upload: vinnyaprilia1

Post on 05-Dec-2014

148 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Materi

Mata Kuliah Pilihan Behaviour Change Communication

6 – 12 Juli 2012

Vinny Aprilia

0910730014

2009

Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya Malang

2012

Page 2: Resume Materi

BAB I

ISI

A. MATERI 1 : HUMAN BEHAVIOUR

Definisi perilaku

Perilaku memiliki banyak pengertian dari berbagai ilmuwan, di mana

pengertian yang diutarakan memiliki inti yang sama.

a. Menurut Corry, perilaku ialah segala aktivitas yang bisa didefinisikan,

diamati, dan diukur. Misalnya, terlihat sikap dari seorang wanita tersebut

apakah ia sering makan, sedikit makannya, cepat atau lambat dari ia

mengonsumsi makanan.

b. Menurut Skiner dari teori SOR ( Stimulus Organisme Respons), perilaku

merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus. Misalnya,

seseorang berubah perilakunya karena iklan atau banyak munculnya

makanan cepat saji.

Terdapat 3 komponen dalam teori ini, yaitu :

Stimulus rangsangan

Organisme pihak yang berperilaku

Respon kesediaan dalam berperilaku akibat adanya rangsangan

yang diterima

c. Menurut Sri Kusmiyati, perilaku manusia merupakan proses interaksi

individu dengan lingkungannya sebagai manifestasi bahwa dia adalah

makhluk hidup

Proses terciptanya perilaku :

Berawal dari selalu memberikan stimulus (rangsangan), dan intensitas

rangsangan yang diberikan melebihi dari rangsangan saat awal pemberian,

maka perilaku lambat laun dapat berubah. Kata-kata (keyword) sebagai

rangsangan selalu diberikan, sehingga akan mencap di otak dan

berpengaruh pada perilaku. Apabila stimulus mendapat perhatian oleh

organisme atau stimulus tersebut diterima, maka ia mengerti rangsangan

Page 3: Resume Materi

yang diberikan dan melakukan proses selanjutnya. Organisme melakukan

suatu respon mengolah rangsangan/stimulus yang diterima sehingga adanya

kesediaan untuk melakukan akibat rangsangan yang telah diterima tersebut.

Faktor yang mempengaruhi manusia berperilaku

a. Behavioristik manusia berperilaku karena stimulasi/rangsangan dari

lingkungan. Misalnya, dalam suatu angkatan perkuliahan sudah ada yang

maju ujian proposal dan ini yang membuat teman-teman yang lain meniru

untuk segera maju ujian proposal pula.

b. Humanistik/realism manusia berperilaku karena niat yang ada dalam

individu. Misalnya, seseorang mencoba mengerjakan proposal karena

sudah niat dari semester 1 ingin cepat menyelesaikannya

Konsepsi Skematik Rosenberg & Hovland Mengenai Sikap

Tindakan yang tampak

Pernyataan lisan mengenai perilaku

Kesiapan bertindak

Pernyataan lisan tentang keyakinan

Hasil pengindraan

Pernyataan lisan tentang pengetahuan

PRACTICE

ATTITUDE

KNOWLEDGE

PERILAKU

STIMULI (Individu, isu sosial,

kelompok sosial, dan obyek sikap

lainnya)

Page 4: Resume Materi

c. Konvergensi manusia berperilaku karena tuntutan kebutuhan, baik

yang berasal dari lingkungan maupun dari diri sendiri. Merupakan

gabungan dari behavioristik dan humanistik.

Dalam berperilaku, ada pula faktor-faktor yang mempengaruhi dalam

perubahan perilaku, yaitu :

- Motivasi

- Kepribadian

- Lingkungan

- Interaksi, missal interaksi dengan teman-teman atau masyarakat

- Nilai, misalnya di suatu daerah ada yang tidak boleh mengonsumsi

bahan makanan tertentu sehingga mempengaruhi pula pada perilaku

konsumsi masyarakat tersebut.

Jenis-jenis perilaku

a. Perilaku tertutup

Perilaku respon seseorang terhadap rangsangan dalam bentuk

terselubung. Misalnya, seorang yang obesitas mengetahui pentingnya

menjaga konsumsi makanan, yaitu tidak mengonsumsi goring-gorengan

tapi hanya sekedar tahu saja.

b. Perilaku terbuka

Perilaku respon seseorang terhadap rangsangan dalam tindakan nyata

atau terbuka. Misalnya, seorang yang obesitas mulai menjaga konsumsi

makanannya, tidak mengonsumsi goring-gorengan berlemak untuk

menurunkan berat badannya.

Perilaku sehat dan perilaku sakit

a. Perilaku sehat

Konsep sehat ialah sebuah keadaan fisik, mental, serta kesejahteraan

sosial, dan bukan sekedar keadaan tidak adanya penyakit atau

kelemahan (WHO)

Perilaku kesehatan memiliki 2 makna menurut 2 orang yang berbeda :

Page 5: Resume Materi

- Menurut Solita Sarwono yaitu segala bentuk pengalaman dan

interaksi individu dengan lingkungannya khususnya menyangkut

pengetahuan dan sikap tentang kesehatan serta tindakannya yang

berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.

- Menurut Bloom, perilaku merupakan salah satu aspek yang

menentukan derajat kesehatan masyarakat.

Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan (Bloom)

- Keturunan

- Lingkungan fisik dan sosial budaya

- Perilaku

- Fasilitas kesehatan

Model perilaku kesehatan (Nico S. Kalangie)

Sadar/Tahu

(S)

Tidak Sadar/

Tidak tahu (TS)

Menguntungkan

(U)1 4

Potensi

(Stimulan)

Merugikan

(R)2 3 Kendala

1. Kegiatan manusia yang sengaja dilakukan untuk menjaga,

meningkatkan kesehatan, dan menyembuhkan diri dari penyakit dan

gangguan kesehatan. Misalnya, mengetahui, sadar akan pentingnya,

dan melakukannya dalam mengonsumsi sayuran untuk

meningkatkan derajat kesehatan.

2. Perilaku yang merugikan atau merusak kesehatan, menyebabkan

kematian, namun secara sadar atau sengaja dilakukan. Misalnya,

seseorang sadar dan mengetahui bahayanya merokok tapi tetap saja

dilakukan.

3. Mencakup semua tindakan yang baik secara tidak disadari dapat

mengganggu kesehatan.

Page 6: Resume Materi

4. Kegiatan yang secara tidak disadari atau disengaja dapat

meningkatkan kesehatan. Misalnya, berangkat ke kampus dari kos

dengan berjalan kaki.

b. Perilaku sakit

Konsep sakit ialah penilaian individu terhadap pengalaman menderita

suatu penyakit (konsep kebudayaan). Sedangkan penyakit itu ialah

gangguan fungsi fisiologis dari suatu organisme sebagai akibat terjadi

infeksi atau tekanan dari lingkungan (konsep patologi).

Tanda-tanda sakit menurut Cecil Helman

- Terjadinya perubahan pada tampilan tubuh/fisik, seperti menjadi

kurus, perubahan warna kulit, dan rambut rontok.

- Simptom fisik berupa ketidaknyamanan, seperti rasa sakit, sakit

kepala, sakit perut, demam, menggigil.

- Pengeluaran sesuatu dari tubuh yang tidak biasa, seperti darah

dalam urine, dahak, buang air besar.

- Perubahan fungsi anggota tubuh (menjadi kaku).

Perilaku sakit memiliki 2 makna menurut 2 orang yang berbeda :

- Menurut Solita Sarwono yaitu tindakan yang dilakukan oleh

seseoarang yang merasa dirinya sedang sakit agar memperoleh

kesembuhan.

- Menurut Fauzi Muzaham, illness behavior adalah cara seseorang

bereaksi terhadap gejala-gejala penyakit yang dipengaruhi oleh

keyakinan-keyakinannya terhadap apa yang harus diperbuat untuk

menghadapinya.

4 unsur utama dalam memahami perilaku sakit (Model Suchman), yaitu

perilaku sakit itu sendiri (alternatif perilaku) :

- Mencari pertolongan medis dari berbagai sumber atau pemberi

layanan.

- Fragmentasi perawatan medis.

- Menunda upaya mencari pertolongan sesuai dengan gejala atau

keadaan yang dirasakan.

Page 7: Resume Materi

- Melakukan pengobatan sendiri.

- Membatalkan atau menghentikan pengobatan.

B. MATERI 2 : KONSEP UMUM PERUBAHAN PERILAKU

Bentuk-bentuk perubahan perilaku

a. Perubahan alamiah (natural change)

b. Perubahan terencana (planned change)

c. Kesiapan berubah (readiness to change)

Strategi perubahan perilaku

a. Dengan paksaan. Misalnya, menyuruh keluarga mengikuti KB karena

sosialisasi KB itu sebenarnya susah, lalu menerapkan suatu aturan

atau denda pada sasaran. Merupakan strategi dengan proses yang

cepat tapi tidak bertahan lama.

b. Dengan memberi imbalan. Imbalan dapat berupa material maupun non

material. Sama halnya dengan strategi paksaan, merupakan strategi

dengan proses yang cepat tapi tidak bertahan lama.

c. Dengan membina hubungan baik

d. Dengan menunjukkan contoh-contoh

e. Dengan memberi kemudahan, misalnya pada instansi kesehatan

seperti puskesmas memberikan kemudahan pada masyarakat miskin

untuk memeriksakan kesehatannya.

f. Dengan menanamkan kesadaran dan motivasi

Teori perubahan perilaku

a. Health Belief Model (Model Kepercayaan terhadap Kesehatan)

Perilaku seseorang yang berkaitan dengan kesehatan tergantung

kepada persepsi seseorang itu terhadap empat area kritis, yaitu:

- Keganasan penyakit tersebut. Perubahan perilaku didasarkan

pada orang yang sudah terkena penyakit tertentu dan perubahan

bisa berjalan dengan cepat.

- Kerentanan seseorang terhadap penyakit itu

Page 8: Resume Materi

- Keuntungan yang dirasakan bila melakukan perilaku yang baru

- Hambatan-hambatan yang mungkin ditemui bila melakukan

perilaku baru tersebut

b. Kelman

Perubahan perilaku didasarkan pada :

- Dipaksa (Coersive), karena instruksi , dipaksa atau ancaman.

Akan mendapatkan respon yang cepat, namun akan hilang

dengan cepat pula.

- Terpaksa (compliance), menuruti anjuran orang lain karena ingin

mendapatkan imbalan, baik berupa materi maupun non material.

Sama halnya dengan di atas, Akan mendapatkan respon yang

cepat, namun akan hilang dengan cepat pula.

- Karena ingin meniru atau ingin dipersamakan (identification)

dengan seseorang yang dikagumi.

- Karena menyadari manfaatnya (internalization).

Tahapan perubahan perilaku

a. Pengetahuan (knowledge)

Menginformasikan beberapa pengetahuan yang dapat membantu dalam

perubahan perilaku. Banyak pengetahuan yang dapat mendukung

perubahan tersebut.

- Pengetahuan tentang sakit dan penyakit penyebab penyakit,

gejala penyakit, cara pengobatan, cara penularan, dan cara

pencegahan.

- Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara

hidup sehat jenis makanan yang bergizi, manfaat makanan

yang bergizi, olahraga, pentingnya istirahat, penyebab akibat

perilaku.

- Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan manfaat air bersih,

cara pembuangan limbah, pencahayaan dan ventilasi.

b. Sikap (attitude)

Page 9: Resume Materi

Setelah mendapatkan pengetahuan tersebut, seseorang akan melakukan

suatu respon atau sikap terhadap pengetahuan yang diperoleh. Sikap

tersebut berdasarkan pengetahuan yang ada yaitu :

- Sikap terhadap sakit dan penyakit

- Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat

- Sikap terhadap kesehatan lingkungan

c. Praktek atau tindakan (practice)

Setelah melakukan suatu respon apakah pengetahuan tersebut

dipahami, diterima, atau tidak, seseorang melakukan suatu tindakan

terhadap pengetahuan yang diperoleh dan respon yang dilakukan

sebelumnya.

- Tindakan yang berhubungan dengan penyakit

- Tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

- Tindakan kesehatan lingkungan

C. MATERI 3 : KONSEP BCC

Dalam Bahasa Indonesia, behavior change communication berarti

komunikasi untuk perubahan perilaku

Komponen dari komunikasi ialah : pembawa pesan, pesan, penerima pesan,

dan media. Sedangkan pada BCC terdapat 1 tambahan komponen yaitu

scope perubahan perilaku.

Pondasi dari BCC ialah terletak pada perilaku. Pesan yang ditujukan secara

massal kemungkinan hanya mengenai 20-30% massa saja dalam

mengedukasinya karena membahasakan pesan tersebut tidak mudah.

BCC dalam konsep social marketing ialah pendekatan pada konsumen

untuk mempromosikan produk secara social dan sangat berguna dalam

prakteknya, produk yang dimaksud ialah pesan yang akan diperoleh dan

membuat pesan tersebut mudah diakses. Produk pada konsep social

marketing ini bukanlah produk tangible yaitu bukan produk yang dapat

Page 10: Resume Materi

dipegang maupun dilihat. Manusia dikatakan social wellbeing karena

manusia tidak pernah menyendiri.

Ada beberapa mitos kesehatan yang dapat berpengaruh pada perubahan

perilaku seserang. Pada kondisi malnutrition, maka solusinya hanyalah

dengan memberikan makanan. Padahal menurut konsep UNICEF, kondisi

malnutrition dipengaruhi oleh penyebab langsung dan banyak penyebab

tidak langsung, seperti :

- Kekurangtahuan ibu dalam memberikan makanan

- Tingkat breastfeeding yang rendah

- Tingkat infeksi yang tinggi

Dengan melihat hal tersebut, jika muncul suatu mitos tentang malnutrition

maka kembalilah pada konsep UNICEF tersebut. Lain halnya dengan

kebalikan mitos di atas, yaitu program intervensi gizi yang tidak memberikan

makanan belum tentu dapat menyelesaikan masalah gizi. Misalnya, pada

daerah bencana alam jangan langsung memberikan konseling atau

penyuluhan, karena itu kurang dibutuhkan. Rapid action harus segera

diberikan seperti pemberian makanan dengan personal information berupa

menjaga higienis. Sehingga dengan munculnya mitos-mitos tersebut, dapat

dilakukan formative research yaitu research di awal untuk mengetahui

alasan seseorang mempercayai dan melakukan hal tersebut.

D. MATERI 4 : KONSEP BCC – THE FOCUS IS ON THE BEHAVIOUR

Fondasi dari BCC ialah perilaku, sehingga untuk mengubah perilaku

seseoarang harus mengerti dan memahami sikap serta tingkah lakunya,

persepsi yang sering dipakai dala berperilaku, dan prakteknya pada lingkup

sosial. Setelah memahaminya, dapat terlihat blocker atau halangan yang

harus diperhatikan saat komunikasi, yaitu :

- Lingkup social

- Kebudayaan

- Cost atau biaya

Page 11: Resume Materi

- Ketersediaan

- Pelayanan yang kurang baik

Dan harus pula diperhatikan bahwa, BCC tersebut terlaksana harus secara

voluntary dan muncul karena keasadaran pribadi, tidka boleh terpaksa agar

dapat bertahan lama.

Karakteristik BCC :

a. BCC dilaksanakan berdasarkan pada pesan atau konten yang dapat

mencerminkan sasaran tersebut, memenuhi aspirasi sasaran.

b. BCC memperhatikan segmentasi di mana BCC tidak sama pada semua

target yang akan diintervensi. Dengan memperhatikan segmentasi, dapat

tercapai penyampaian objektif serta pesan pada BCC tersebut yang

ditujukan kepada sasaran khalayak. Segmentasi diperlukan karena harus

dipelajari pula karakteristik sasaran dan cara pendekatan yang cocok

untuk diberikan.

c. Pada saat pengembangan pesan, harus dipastikan pesan yang

disampaikan tesebut selalu memenuhi :

- Bersifat mengajak

- Bersifat memotivasi

- Adanya aspek yang terlihat jelas bahwa pesan tersebut memang

ditujukan pada sasaran tersebut

- Bersifat mempengaruhi untuk melakukannya

- Pesan tidak ada yang bersifat single, selalu kompleks.

d. Pada saat pesan ingin disampaikan, media yang digunakan harus

memperhatikan karakteristik sasaran. Dengan memperhatikan

karakteristik sasaran, dapat pula terlihat media apa saja yang sering

digunakan. Dengan memakai media tersebut, penyampaian isi pesan

dapat secara cepat menancap di pemikiran sasaran. Media yang

digunakan dapat melalui orang langsung berupa direct counseling

(konseling secara labgsung) misalnya konseling door-to-door, sehingga

pada saat penyampaian pesan juga harus memilih orang (communication

channels) yang nyaman dalam memberikan pesan (being local) dan pada

Page 12: Resume Materi

akhirnya pesan tersebut mau didengarkan dan diterima sasaran.

Frekuensi dalam penyampaian juga harus benar-benar efisien sehingga

pesan dapat mengenai sasaran.

e. Jika BCC ingn bertahan lama, orang local yang terpilih dalam

penyampaian pesan tersebut harus diberikan servis secara personal

berupa training sehingga mampu menjalaninya dengan baik.

f. Beberapa kegiatan harus terdapat kepemimpinan secara terpusat

(leadership) yang diambil dari orang local dari wilayah sasaran agar

dapat membantu mengembangkan pengaruh sehingga program BCC

dapat berhasil.

Teori perubahan perilaku

a. Human belief model

Berdasarkan analisis dari keuntungan perilaku yang dilakukan karena

setiap orang selalu menimbang-nimbang terlebih dahulu sebelum

bertindak. (cost-benefit analysis)

b. Theory of Reasoned Action

Selalu memprediksi perilaku dari niat. Seringkali banyaknya blocker atau

halangan sehingga suatu perubahan sikap yang sudah diniati akan gagal

dan tidak jadi dilakukan.

c. Transtheoretical Model

Manusia berperilaku secara bertahap. Berawal dari proses : memberi

tahu atau menginformasikan pada sasaran sasaran menyetujuinya

sasaran melakukannya mempertahankan perilaku tersebut

mempengaruhi orang lain untuk berperilaku yang sama.

Di antara tahapan sasaran menyetujui dengan sasaran melakukannya,

seringkali sasaran hanya sekedar menyetujui dan ingin mengubah

perilaku hanya sebuah niat dan tidak sampai terealisasikan.

d. Social Learning Theory

Manusia berperilaku karena lingkungan sekitarnya.

Page 13: Resume Materi

BCC sebenarnya bisa dilakukan tapi tidak mudah dalam menjalankan/

melakukannya sehingga harus terdapat inovasi setiap BCC yang akan

dilakukan.

Perilaku dapat diperbaiki dengan kampanye-kampanye, tapi di beberapa

Negara BCC tidak mencukupi sehingga harus diikuti oleh advokasi dari

pemerintah.

E. MATERI 5 : PERAN BCC DALAM UPAYA PERBAIKAN GIZI

Peran BCC dalam intervensi yang dilakukan untuk perbaikan gizi ialah :

Pada edukasi gizi/konseling untuk meningkatkan praktek konsumsi diet

- Pemberian saran atau advokasi dalam pendanaan lanjutan dan

mendukung para pengambil keputusan dengan mengkomunikasikan

besarnya masalah, tingkat keefektifan, dan dampak dari informasi

- Meningkatkan kepedulian publik akan kebutuhan zat gizi

- Menjelaskan dan mempromosikan bahwa keluarga serta kelompok

komunitas lingkungan sekitar berperan dalam pertumbuhan anak

- Melakukan training pada pekerja kesehatan agar konseling dapat

berjalan efektif

- Dari segi kegiatan untuk menyuruh wanita hamil dapat dengan

penyuluhan, seminar, dan memberitahukan manfaat. Namun seminar

belum tentu terlalu cocok dilakukan untuk menengah ke bawah. Kadang

kala penyuluhan dan konseling dapat diterapkan keduanya. Yang

pertama melakukan penyuluhan massal, lalu pendekatan tersebut harus

di re-inforced secara individual (konseling).

Pada program fortifikasi

- Advokasi pada peraturan untuk meningkatkan kepatuhan sesuai dengan

hukum atau peraturan yang berlaku

- Membangun kepedulian atau pemahaman atas keuntungan dan

pentingnya dari fortifikasi makanan

Page 14: Resume Materi

- Menginformasikan sasaran di mana mendapatkan dan mengkonsumsi

makanan tersebut serta memotivasi untuk segera memperoleh serta

cara penggunaannya

- Membantu dalam bentuk packagingnya. Biasanya packaging atau

pengemasan dalam jumlah yang kecil sehingga dapat memenuhi

kemampuan manusia dalam membeli. Merupakan salah satu cara pula

dalam menjembatani BCC dengan industry.

Pada program suplementasi vitamin dan mineral

- Membangun kepedulian masyarakat akan pentingnya dan kebutuhan

pada suplementasi

- Menginformasikan pada masyarakat tempat dan cara memperoleh

suplementasi

- Melakukan pengemasan yang baik agar tingkat kepatuhan masyarakat

bertambah

Pada program pertumbuhan anak-anak

- Membantu dalam promosi kegiatan pertumbuhan anak-anak agar

berhasil

- Melakukan training pada pekerja kesehatan dan sukarelawan agar

kemampuan dan keahlian dalam pertumbuhan anak bertambah

- Membangun kepedulian untuk berpartisipasi dalam pengukuran berat

badan dan konseling yang merupakan kegiatan standar dari kegiatan

untuk melihat pertumbuhan anak-anak

Pada program perbaikan gizi pada anak-anak malnutrition

- Mengajarkan pada ibu bagaimana cara berpartisipasi dalam perbaikan

gizi buruk pada anak-anak

- Saling mendiskusikan dengan ibu alasan anak mengalami malnutrition

Pada program pemberian makanan pada anak-anak malnutrition atau yang

kurang intake makanan, pada korban bencana alam, dan pengungsi

- Advokasi untuk mendukung agar program berjalan lancar dan berhasil

- Mengajarkan bagaimana cara mengonsumsi makanan yang benar

Page 15: Resume Materi

- Memotivasi untuk mengonsumsi makanan disesuaikan dengan umur

dan keadaan anak tersebut

- Mengajarkan konsep gizi dasar yang dapat dilaksanakan pada keadaan

darurat

Pada program pembuatan kupon makanan

- Advokasi tentang peraturan program

- Menginformasikan mengenai keuntungan, logistik, dan cara

menggunakan kupon tersebut

Pada program melestarikan atau mempertahankan konsumsi bahan

makanan local

- Memotivasi masyarakat untuk melakukannya

- Memberikan cara secara teknis agar pemanfaatan makanan local dapat

berkembang

Pengobatan infeksi/parasite pada anak-anak

- Membuat anak dan orangtua peduli dengan bahayanya parasite

- Menjelaskan secara rinci mengenai pengobatan dan sisi efek samping

dari obat yang dikonsumsi

- Memotivasi masyarakat untuk mencegah adanya infeksi lainnya,

mislanya dengan mencuci tangan, asi eksklusif, dll

Pada program informasi mengenai jarak kehamilan dan melahirkan pada

wanita

- Menginformasikan pada pria maupun wanita mengenai keuntungan dari

memberikan jarak antar kehamilan dan memotivasi mereka untuk

melakukannya

- Memberikan penjelasan mengenai dampak buruk atau memunculkan

ketakutan mereka bila jarak diabaikan

Page 16: Resume Materi

F. MATERI 6 : PERENCANAAN BCC – OVERVIEW

Framework untuk merancang program BCC yang efektif :

Why? - Mencari penyebab mengapa masalah gizi tersebut terjadi?

- Melakukan skala prioritas untuk memilih. Dengan memilih,

intervensi dapat focus. Ada cara untuk membantu dalam

memilih masalah gizi yang akan ditangani yaitu dengan

SWOT

- Jika terdapat dana dan sumber daya memadai, bisa saja

memilih lebih dari 1 intervensi namun tidak focus dan

menyusahkan

Who? - Penetapan target grupnya

- Jika pada kondisi anak sekolah, anak-anak menjadi primary

target, orangtua murid menjadi secondary target, dan

pemerintah menjadi tertiary target. Pemerintah membantu

dalam mengurus peraturan sekolah dasar (depdikbud)

What? - Apa yang mau diubah?

- Mau melakukan apa saja?

- Menetapkan objektifnya

How? - Cara melakukannya bagaimana?

- Implementasinya bagaimana?

Effective? - Sukses atau tidak melakukannya?

- Berhubungan dengan “what” dalam penetapan objektif awal

- Melihatnya dengan cara evaluasi

Why is this issue a problem?

- Menganalisis isu masalah gizi atau kesehatan

Apa saja penyebab dari masalah? Melakukan determinant analisis

Apa saja penyebab tidak langsung dari masalah tersebut?

Dapatkah masalah tersebut dapat diperbaiki dengan edukasi gizi

atau BCC?

Page 17: Resume Materi

- Dapat memakai konseptual dari UNICEF sehingga mengetahui penyebab

langsung maupun tidak langsung

Who are the target gropus?

- Menilai karakteristik calon kelompok target :

Apa saja yang mereka butuhkan dan harapkan?

Apa saja kepercayaan, sikap/perilaku, serta nilai-nilai kebudayaan

mereka?

Apa tipe dari setiap orang dalam menerima pembelajaran?. Dalam

learning preference ini merupakan cara BCC yang benar-benar

harus dimatangkan

Apa mereka memahami, melakukan informasi yang diberikan

tersebut? Dan melihat berapa persenkan orang tersebut?

Dalam tingkatan fase apa behavior calon target?

- Dapat menetapkan objektif awal dengan menggunakan teori perubahan

perilaku

What do you hope to achieve?

Menentukan objektif yang tepat untuk program dalam fase ini.

How will you implement?

- Implementasi yang dilakukan harus sesuai dengan objektif, tidak boleh

yang terlalu biasa atau malah implementasi yang dilakukan tidak sesuai

atau berlebihan

- Implementasi dapat dilakukan dengan :

Formal, misalnya melalui puskesmas

Non formal, misalnya melalui drama

- Dalam melakukan BCC juga pasti ada competitor atau saingan dalam

kegiatannya atau aktivitas kompetisi.

- Harus diperhatikan pula :

Apa pesan yang ingin disampaikan pada kegiatan tersebut?

Siapa saja yang bisa diajak bekerja sama dalam melakukan

program?

How will you know your program has been successful?

Page 18: Resume Materi

- Merencanakan evaluasinya dengan melihat goal atau tujuan serta

objektif agar terlihat program tersebut berjalan secara efektif atau tidak.

- Dapat melakukan mid-term evaluation, menilai yang kurang sesuai atau

tidak berjalan pada pertengahan program.

- Penyampaian hasil evaluasi harus disampaikan kepada :

Masyarakat (merupakan kewajiban moral)

Pemerintah

Pemberi dana

Pemilik program

Masyarakat ilmiah lainnya (seperti pakar, akademisi, NGO) agar jika

pihak tersebut ingin melakukan program kegiatan terkait dapat

saling bekerja sama.

Prinsip dari program BCC yang efektif

- Direncanakan dengan baik berdasarkan pada kebutuhan target grup agar

program dapat diterima.

- Sensitive terhadap budaya dan aspek sosial di tempat BCC dilakukan

karena kita tidak meminta mereka melakukan kegiatan yang melenceng

jauh dari kebudayaannya.

- Orientasi dari dampak ialah mengubah perilaku dimulai dari sikap dan

kapasitas untuk hidup dengan pilihan hidup yang lebih baik.

- Model BCC tidak menggurui

- Harus dapat memberikan dan memahami dampak dari perubahan dari

keadaan awal pengetahuan kelompok target

- Pesan yang dibuat dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dengan

menggunakan gambar lebih baik.

- BCC harus mampu meningkatkan keterampilan kelompok target.

Page 19: Resume Materi

G. MATERI 7 : PERENCANAAN BCC – ANALISIS SITUASI

Persiapan dalam melakukan analisis situasi :

- Memahami karakteristik target

- Mencari data statistic dan laporan dari kantor atau secara formal

- Melakukan secondary literature

Kegiatan menuju lapangan :

- Jalan keliling kampung/daerah

- Observasi partisipasi/situasi saat jalan keliling kampung

- Focus group discussion

- Melakukan in depth interview pada informan kunci bisa pada pemuka

agama atau kepala desa.

- Melakukan metode assessment secara tepat

- Melihat penyimpangan positif/positive deviance (PD)

Selama observasi partisipasi, tempat dan objek yang harus diobservasi :

- Pasar setempat/local (proses transaksi pembelian, apa saja yang dijual,

siapa saja yang menjual dan membeli, berapa rata-rata harga yang

ditawarkan)

- Kebun dan halaman rumah (daya akses terhadap sumber tanaman,

sumber/supplier dari tanaman atau makanan)

- Dapur dan peralatan rumah tangga (keputusan tentang snack,

bagaimana cara mempersiapkan makanan untuk siap dimakan, prioritas

dalam mengonsumsi makanan)

- Suatu event/acara atau upacara tertentu (makanan berdasarkan tingkat

social)

- Musim yang ada pada lapangan atau daerah yang diobservasi (misalnya,

hujan, kemarau, banjir, dll)

Pihak-pihak yang dapat menjadi sumber informasi atau observasi :

- Anggota keluarga dalam rumah tangga

- Orang yang lebih tua atau dituakan

- Memperhatikan pula pendapat dari jenis kelamin laki-laki atau

perempuan

Page 20: Resume Materi

- Orang-orang spesialis local atau informal, seperti pemuka agama, guru,

dll

- Orang-orang dari sector formal, seperti tenaga kesehatan dan

pemerintah.

Metode/strategi dalam mengidentifikasi masalah

- Pendekatan etnografi

Pendekatan dengan cara berbaur dengan masyarakat

“Look alike” : penampilan terlihat seperti dengan tempat sasaran

“Talk alike” : bahasanya mirip dengan tempat sasaran

“Think alike” : mencoba berpikir dalm berkata dan nada bicara yang

tidak begitu terkejut saat menjumpai sesuatu yang aneh

Menggunakan semua panca indera karena kita sensitive terhadap

apapun yang terjadi

Pendekatan yang holistik (pendekatan menyeluruh) dan multi-

dimensi harus benar-benar mendapatkan informasi yang sesuai

dengan : target ucapkan, target lakukan, target pikirkan/harapkan

atau yang dipercaya, dan mengenai konteks dari 3 hal tersebut.

- Pendekatan partisipatif

Menggunakan tim multi-disiplin yang terdiri dari tim yang expert atau

sudah ahli di bidangnya, tim local yang dapat membantu program

berjalan lancer, serta local NGO.

- Metode campuran

Kombinasi pendekatan dengan metode kuantitatif dan kualitatif untuk

mengetahui besarnya masalah dan alasan masalah tersebut dapat

terjadi.

Page 21: Resume Materi

H. MATERI 8 : PERENCANAAN BCC – STRATEGY FORMULATION

Inti dari model kampanye pada komunikasi ialah :

WHO, says WHAT, in which CHANNEL, to WHOM, and with what EFFECT?

Siapa pihak yang akan berkata apa (sesuatu) di program daerah yang mana

kepada sasaran siapa dan dengan menimbulkan efek apa di akhir program.

Sehingga aspek kunci dari komunikasi ialah :

- Pemberi pesan/komunikator

- Pesan/informasi

- Media pengiriman pesan

- Penerima pesan/sasaran komuniti

- Efek yang muncul

Faktor yang harus diperhatikan dalam intervensi

- Faktor lingkungan

a. Faktor komunitas

Masalah yang sering muncul ialah mengenai ketersediaan

pelayanan/servis kesehatan dan mengenai peraturan yang berlaku.

Sehingga strategi BCC yang memungkinkan ialah segera menembak

pada sasaran tersier yang berpengaruh pada peraturan/regulasi.

b. Faktor social ekonomi

Masalah yang sering muncul ialah mengenai pekerjaan yang sering

menghambat keberhasilan program BCC dan pendapatan. Sehingga

strategi BCC yang memungkinkan ialah menembak kegiatan pada

kelompok target sekunder karena kecil kemungkinan terlaksananya

program BCC pada target utama.

c. Norma social

Masalah yang sering muncul ialah pada perilaku actual yang

sering melanggar norma. Sehingga strategi BCC yang

memungkinkan untuk dilaksanakan ialah melakukan diskusi

komunikasi berkaitan dengan norma-norma social dan harus

direncanakan untuk jangka panjang.

Page 22: Resume Materi

Masalah lain yang sering muncul juga ialah mengenai sesuatu

yang sering dianggap suatu persepsi yang benar. Sehingga

strategi BCC yang dilakukan ialah memaparkan suatu fakta untuk

memperbaiki persepsi tersebut.

- Faktor individu orang tersebut

a. Faktor kognitif

Tingkah laku dipengaruhi oleh susceptibility (kerawanan), severity

(keparahan), benefits (keuntungan), costs (biaya), health motive

(motivasi kesehatan). Dari beberapa yang mempengaruhi tersebut,

seringkali muncul sebagai masalah, yaitu :

Masalah pada susceptibility (kerawanan), severity (keparahan),

dan cost of behavior sehingga strategi BCC yang memungkinkan

untuk dilakukan adalah membandingkan dengan bahan yang lain

dengan perbandingan yang sama.

Masalah pada self efficacy atau kemampuan diri sendiri sehingga

strategi BCC yang dapat dilakukan ialah melakukan training untuk

meningkatkan kemampuan dan keahlian.

Masalah pada fear atau ketakutan yang muncul, sehingga strategi

BCC yang dapat dilakukan ialah menurunkan ketakutan tersebut

atau malah meningkatkan ketakutan tersebut dengan menakut-

nakuti agar menjadi tahan dan akhirnya ketakutan hilang.

b. Faktor perilaku/sikap

Masalah yang sering muncul ialah mengenai kurangnya

kemampuan dan keahlian, sehingga strategi BCC yang dapat

dilakukan ialah melakukan training untuk meningkatkan

kemampuan.

Masalah lain yang sering muncul ialah kurangnya performa salah

satunya ialah jika melakukan sesuatu hal malah akan

mendapatkan hukuman, sehingga strategi BCC yang dapat

dilakukan ialah meningkatkan pemahaman bahwa performa atau

apa yang dilakukan tersebut adalah baik.

Page 23: Resume Materi

Audience segmentation atau pengelompokkan sasaran

Pengelompokkan sasaran dilakukan bertujuan agar ruang lingkup sasaran

menjadi lebih sempit dan fokus. Tiga aspek utama dalam penentuan

segmentasi ialah :

- Menentukan alokasi sumber daya

- Merencanakan strategi komunikasi

- Mengembangkan pesan yang ingin disampaikan

Target sasaran yang sudah tersegmentasi atau terkelompokkan dapat

terlihat menjadi 3 kelompok, yaitu :

- Kelompok target primer kelompok target yang paling terpengaruh,

yang akan memberikan respon paling besar, dan kelompok yang akan

sering dijangkau dengan ingtervensi yang akan diberikan.

- Kelompok target sekunder kelompok target yang dapat

mempengaruhi kelompok target primer.

- Kelompok target tersier kelompok target yang akan memberikan

advokasi atau regulasi.

Dalam pengelompokkan target, dapat dikelompokkan berdasarkan keadaan

demografi, perilaku sehari-hari, dan gaya hidup.

I. MATERI 9 : PERENCANAAN DALAM KOMUNIKASI PERUBAHAN PERILAKU

Tingkatan posisi BCC

Target primer (household) merupakan lingkup keluarga

Target sekunder/kelompok masyarakat yang mempengaruhi sasaran utama

Target tersier yang memberikan advokasi

Page 24: Resume Materi

BCC pada pendekatan melalui social marketing ialah suatu tingkatan

meliputi :

Knowledge memahami dan adanya pengetahuan tidak hanya mengenai

medical tetapi juga kesehatan secara umum

Approval menyetujui dengan pengetahuan dan pemahaman tersebut

Intention adanya niat dan berhubungan dengan waktu

Practice mempraktekkannya

Advocacy menyampaikan/memberikan informasi atau malah dapat

memberikan tekanan pada pihak lain

Perilaku tambahan lain yang secara tidak langsung dapat mengubah

perilaku dan kebiasaan seseorang ialah melalui :

- Perilaku ikut-ikutan (trend following)

- Perilaku ketergantungan/adiksi (addiction)

- Perilaku kepatuhan (compliance)

- Perilaku pencegahan (prevention)

Model perencanaan BCC

- ACADA – UNICEF Model, dengan tahapan :

Assessment, yaitu menilai situasi yang ada.

Communication Analysis, yaitu analisa terhadap masalah,

perilaku, pihak yang berpartisipasi, dan pemberi pesan atau orang

local dalam berkomunikasi

Design, yaitu merencanakan strategi BCC

Action, yaitu mengimplementasikan rencana tersebut

Evaluation

knowledge

approval

intention

practice

advocacy

Page 25: Resume Materi

- P – Process JHUCCP

- The Preceed – Proceed Model

Memiliki assessment yang paling lengkap dengan mengedepankan 3

hal, yaitu predisposing factors, reinforcing factors (faktor atau

pengaruh dari luar atau orang lain), dan enabling factors.

- The Health Communication Model

Keseluruhan model perencanaan di atas memiliki persamaan yaitu

seluruhnya diawali dengan tahap perencanaan yaitu melakukan

assessment/analisis.

Masalah kesehatan yang paling sering ialah mengenai sumber daya yaitu

dana dan manusia yang terbatas, sehingga harus pintar dalam memilih

prioritas intervensi dengan memerlukan data-data sebagai berikut :

- Epidemiological : memahami besaran masalahnya

- Behavioral : menemukan perilaku yang menyebabkan masalah

tersebut, perilaku yang diinginkan, dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya

- Situasional : memahami konteks terjadinya masalah (politis, regulasi,

sistem kerja, dinamika kelompok, dll)

Jadi dalam penentuan intervensi selalu membuhkan data/informasi.

membangun rencana dan startegi

merencanakan dan pre-test suatu

konsep, pesan, dan bahan

implementasi program tersebut

pengukuran keefektifan dan

melakukan perbaikan

Page 26: Resume Materi

J. MATERI 10 : STUDI FORMATIF DALAM KOMUNIKASI PERUBAHAN

PERILAKU

Studi formatif adalah penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data

yang bisa dipakai untuk menentukan strategi selanjutnya. Tujuan dari studi

formatif ialah untuk memperoleh informasi/data yang akurat sebagai dasar

pengambilan keputusan dalam penyusunan strategi.

Ada 2 jenis pengambilan data :

- Data primer data yang diambil sendiri oleh peneliti dengan turun

langsung ke lapangan. Data ini relevan tapi membutuhkan waktu dan

biaya yang banyak.

- Data sekunder data yang diperoleh dengan melakukan kajian

terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh pihak-

pihak lain. Sebenarnya tidak semua sesuai dengan kebutuhan tapi lebih

praktis.

Metode yang digunakan saat pengambilan data

- Kuantitatif

Memberikan informasi dan data mengenai besaran masalah

terinterpretasikan dalam bentuk angka.

- Kualitatif

Memberikan informasi lebih mendalam berupa gambaran dan alasan

penyebab terjadinya masalah. Di dalam metode ini, banyak cara yang

dapat dilakukan oleh peneliti, yaitu :

Focus Group

Disscussion

(FGD)

- Sangat ditentukan oleh kemampuan fasilitator/

keahlian mengondisikan komunikasi

- Membawa paradigma yang sejajar

- Lokasi pelaksanaan juga menentukan keberhasilan

In depth interview Memilih informan yang bisa menggali informasi

sehingga data yang didapat akurat

Observasi Berangkat dari bidang-bidang studi antropologi dengan

melihat kehidupan sehari-hari

Diary Metode yang menginginkan seseorang tersebut mencatat

Page 27: Resume Materi

namun memiliki hambatan berupa kepatuhan sasaran tersebut dalam

menjawab dan menulis pertanyaan

Kedua metode ini harus dikombinasikan di lapangan agar hasil yang dicapai

akurat sehingga mendapatkan data besaran masalah dan alasan penyebab

terjadinya suatu masalah.

Pada studi formatif, pertanyaan yang diajukan tidak boleh sembarangan

karena penyusunan pertanyaan penelitian mempengaruhi data/informasi

yang diperoleh sehingga pertanyaan harus direncanakan dengan baik dan

pada saat di lapangan sudah tidak mengganti lagi. Pertanyaan juga harus

menyesuaikan dengan tingkat pemahaman, pendidikan informan atau

responden.

K. MATERI 11 : ANALISIS HASIL DAN IMPLEMENTASI

L. MATERI 12 : MONITORING DAN EVALUASI KOMUNIKASI PERUBAHAN

PERILAKU

Page 28: Resume Materi

BAB II

KESIMPULAN DAN SARAN