resume han

Upload: aan-baykul

Post on 13-Jul-2015

259 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

HUKUM NEGARA DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA A. NEGARA HUKUM DASAR TEORETIK HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

1.

Sekilas tentang negara Hukum Pemikiran atau konsepsi manusia tentang negara hukum juga lahir dn berkembang

dalam situasi kesejarahan. Meskipun konsep negara hukum dianggap sebagai konsep universal, tetapi pada dataran implementasi ternyata memiliki karakteristik beragam, hl ini karena pengaruh-pengaruh situasi kesejarahn tadi. Negara hukum menurut Anglo-Saxon (rule of law) , konsep sosialist legality dan konsep negara hukum pancasila. Secara embrionik , gagasan negara hukum telah dikemukakanoleh plato, ketika ia menulis Nomoi, sebagai karya tulis ketiga yang di buat di usia tuanya, dalam dua tulisan pertama politeria dn politicos belum muncul istilah negara hukum. Dalam Nomoi Plato mengemukakan bahwa dalam penyelenggaraan negara yang baik ialah yang didasarkan pada pengaturan (hukum) yang baik. Gagasan Plato tentang negara hukum ini semakin tegas ketika didukung oleh muridnya Aristoteles yang menulisnya dlam buku politica. Menurut Aristoteles suatu negara yang baik ialah negara yang diperintah dengan konstitusi dan berkedaulatan hukum. Menurut Aristoteles ada tiga unsur pemerintahan yang berkonstitusi yaitu: 1. Pemerintahan dilaksanakan untuk kepentingan umum 2. Pemerintahan dilaksanakan menurut hukum yang berdasarkan pada ketentuanketentuan umum, bukan hukum yang dibuat secara sewenang-wenang yang menyampingkan konvensi dan konstitusi 3. Pemerintahan berkonstitusi berarti pemerintahan yang dilaksanakan atas kehendak rakyat, bukan berupa paksaan-tekanan yang dilaksanakan pemerintahan despotik. Menurut Stahl, unsur-unsur negara hukum (rechtsstaat) adalah a. Perlindungan hak-hak asasi manusia b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu c. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan d. Peradilan administrasi dalam perselisihan.

Pada wilayah Anglosakson, muncul pula konsep negara hukum (rule of law) dari A.V Dicey dengn unsur-unsur sebagai berikut: a. Supremasi aturan-aturan hukum (supremacy of the law), tidak adanya kekuasaan sewenang-wenang (absence of arbitrary power) dalam arti bahwa seseorang hanya boleh dihukum kalau melanggar hukum b. Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum (equality before the law). Dalil ini berlaku baik untuk orang biasa maupun untuk pejabat c. Terjaminya hak-hak manusia oleh undang-undang (dinegara lain oleh undangundang dasar) serta keputusan-keputsa pengadilan. Dalam perkembanganya konsepsi negara hukum tersebut kemudian meengalami penyempurnaan yang secara umum dapat dilihat unsur-unsur sebagai berikut: a. Sistem pemerintahan negara yang didasarkan atas kedaulatan rakyat b. Bahwa pemerintahan dlam melaksanakan tugas dan kewajibanya harus berdasar atas hukum atau peraturan-perundang undangan c. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia (warga negara) d. Adanya pembagian kekuasaan dalam negara e. Adanya pengawasan dari badan-badan peradilan yang bebas dan mandiri, dalam arti lembaga peradilan tersebut bener-benar tidak memihak dan tidak berada dibawah pengaruh eksekutif f. Adanya peran yang nyata dari anggota-anggota masyarakat atau warganegara untuk turut serta dalam mengawasi perbuatan dn pelaksanaan kebijaksanaan yang dilakukan olehh pemerintah. g. Adanya sistem perekonomian yang dapat menjamin pembagian yang merata sumberdaya yang diperlukan bagi kemakmuran warga negara.

2.

Negara Hukum Demokratis Dalam sistem demokrasi, penyelenggaraan negaraitu harus bertumpu pada partisipasi

dan kepentingan rakyat. Implementasi negara hukum itu harus ditopang dengan sistem demokrasi. Dan hubungan antara negara hukum dan demokrasi tidak dapat dipisahkan. Demokrasi tanpa pengaturan hukum akan kehilangan bentuk dan arah, sedangkan hukum tanpa demokrasi akan kehilangan makna.

Dengan demikian, negara hukum yang bertopang pada sistem demokrasi dapat disebut sebagai negara hukum demokratis (democratische rechtsstaat). Disebut negara hukum demokrasi karena di dalamnya mengakomodir prinsip-prinsip negara hukum dan prinsipprinsip demokrasi.J.B.J.M Berge menyebutkan prinsip-prinsip negara hukum dan prinsipprinsip demokrasi disebut sebagai berikut: a. Prinsip-prinsip negara hukum: 1) Asas legalias Pembatasan kebebasan warga negara (oleh pemerintah) harus ditemukan dasarnya dalam undang-undang secara umum harus memberikan jaminan (terhadap warga negara) dan tindakan (pemerintah) yang sewenang-wenang, kolusi, dna berbagai jenis tindakan yang tidak benar. Pelaksanaan wewenang oleh organ pemerintahan harus ditemukan dasarnya para undang-undang tertulis (undang-undang formal). 2) Perlindungan hak-hak asasi 3) Pemerintahan terikat pada hukum 4) Monopoli paksaan pemerintah untuk menjamin penegakan hukum. Hukum harus dapat ditegakkan ketika hukum itu dilanggar. Pemerintah harus menjamin bahwa di tengah masyarakat terdapat dapat memaksa seseorang yang melanggar hukum melalui system peradilan negara. Memaksakan hukum ublik secara prinsip merupakan tugas pemerintah 5) Pengawasan oleh hakim yang merdeka Superioritas hukum tidakk dapat ditampilkan jika aturan-aturan hukum hanya dilaksanakan organ pemerintahan. Oleh itu, dalam setiap negara hukum diperlukan pengawasan oleh hakim yang merdeka. a. Prinsip prinsip demokrasi 1) Perwakilan politik Kekuasaan tertinggi dalam suatu negara dan dalam masyarakat diputuskan oleh badan perwakilan yang dipilih melalui pemilihan umum 2) Pertanggungjawaban politik Organ-organ pemerintahan dalam menjalankan fungsi sedikit banyak tergantung secara politik yaitu kepada lembaga perwakilan 3) Pemencaran kewenangan Konsentrasi kekuasaan dalam masyarakat pada satu organ pemerintahan adalah kesewenang-wenangan. Oleh karena itu, kewenangan badan-badan public itu harus dipencarkan pada organ-organ yang berbeda.

4) Pengawasan dan konrol (penyelenggaraan) pemerintahan harus dapat dikontrol 5) Kejujuran dan keterbukaan pemerintahan untuk umum 6) Rakyat diberi kemungkinan untuk mengajukan keberatan Dengan rumusan yang hampir sama, H.D. van Wijk/ Willem Konijnenbelt menyebutkan prinsip-prinsip rechsstaat dan prinsip-prinsip demokrasi sebagai berikut. a. Prinsip-prinsip rechsstaat 1) Pemerintahan berdasarkan undang-undang Pemerintah hanya memiliki kewenanang yang secara tegas idberikan oleh UUD atau UU lainnya 2) Hak-hak asasi Terdapat hak-hak manusi ayang sangat fundamental yang harus dihormati oleh pemerintah 3) Pembagian kekuasaan Kewenangan pemerintah tidak boleh dipusatkan pada satu lembaga, tetapi harus dibagi-bagi pada organ-organ yang berbeda agar saling mengawasi yang dimaksud untuk menjaga keseimbangan. 4) Pengawasan lembaga kehakiman Pelaksanaan kekuasaan pemerintahan harus dapat diambil bersama-sama dengan perwakilan rakyat yang dipilih aspek hukumnya oleh hakim yang merdeka. b. Prinsip-prinsip demokrasi 1) Keputusan-keputusan penting, yaitu undang-undang, diambil bersama sama dengan perwakilan rakyat yang dipilih berdasrkan pemilihan umum yang bebas dan rahasia 2) Hasil dari pemilihan umum diarahkan unutk mengisi dewan perwakilan rakyat dan untuk pengisian pejabat-pejabat pemerintah 3) Keterbukaan pemerintahan 4) Siapapun yang memiliki kepentingan yang (dilanggar) oleh tindakan penguasa, (harus) diberi kesempatan untuk membela kepentingannya. 5) Setiap keputusan haruas melinungi berbagai kepentingan minoritas, dan haurs seminimal mungkin menghindari ketidakbenaran dan kekeliruan.

1. Tugas-tugas Pemerintah dalam Negara Hukum Modern (welvaartsstaat) Menurut Presthus tugas negara itu meliputi dua hal, yaitu: a. Policy making,ialah penentuan haluan negara b. Task executing, yaitu pelaksanan tugas menurut haluan yang telah ditetapkan oleh negara. Pembagian tugas negara menjadi dua bagian ini dikemukakan pula oleh Hans Kelsen, yaitu: a. Politik sebagai etik, yakni memiliki tujuan-tujuan kemasyarakatan. b. Politik sebagai teknik, yakni sebagaimana merealisasikan tujuan-tujuan tersebut. Hal senada dikemukakan pula oleh Logemann, yang membagi tugas negara menjadi dua bagian, yaitu: a. Menentukan tujuan yang tepat ( juiste doeleinden, doelstelling/taakstelling) b. Melaksanakan tujuan tersebut secara tepat pula ( nastreven op de juiste wijze, verwrlijking) Berbeda dengan empat,yaitu: a. Membuat peraturan dalam bentuk undang-undang baik dalam arti formal mauupun matteriil yang disebut regeling. b. Pemerintahan dalam arti secara nyata memelihara kepentingan umum yang disebut bestuur c. Penyelesaian sengketa dalam peradilan perdata disebut yustitusi d. Mempertahankan ketertiban umum baik secara perventif maupun repretif, didalamnya termasuk peradilan pidana yang disebut politie Sementara itu, Lemaire membagi tugas negara dalam lima jenis yaitu: a. Perundang-undangan b. Pelaksanaan yaitu pembuatan aturan-aturan hukum oleh penguasa sendiri c. Pemerintahaan d. Kepolisisan e. Peradilan pembagian tugas negara tersebut, van Vollenhoven membagi

Seiring dengan perkembangan kenegaraaan dan pemerintahaan, ajaran negara hukum yang kini dianut oleh negara-negara di dunia khususnya setelah perang dunia kedua adalah negara kesejahteraan (welfare state). Akibat pembatasan ini pemerintah atau administrasi negara menjadi pasif, sehingga sering disebut dengan Negara Penjaga Malam. Adanya pemnbatasan negara dan pemerintahan ini dalam praktiknya ternyata berakibat

menyengsarakan kehidupan warga negara, yang kemudian memunculkan reaksi kehidupan warga negara, yang kemudian memunculkan reaksi dan kerusuhan sosial. Kegagalan implementasi nachtwachtersstaat tersebut kemudian muncul gagasan yang menempatkan pemerintah sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya, yaitu welfare state. Ciri utama negara ini adalah munculnya kewajiban pemerintah untuk merupakan bentuk konret dari peralihan prinsip staatsonthouding, yang membatasai peran negara dan pemerintah untuk mencampuri kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat, menjadi staatbemoeienis yang menghendaki negara dan pemerintah terlibat aktif dalam kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat, sebagai langkah meujudkan kesejahteraan umum, disamping menjaga ketertiban dan keamanan (rust en orde). Pemberian kewenanangan kepada adminstrasi negar auntuk bertindak atas inisiatif sendiri itu lazim dikenal dengan istilah freies Ermessen atau discretionary power, yaitu suatu istilah yang didalamnya mengandung kewajiban yang harus dilakukan, sedangkan kekuasaan yang luas itu menyiratkan adanya kebebasan memilih; melakukan atau tidak melakukan tindakan. Dalam praktik ini, kewajiban dna kekuasaan berkaitan erat. 2. Negara Hukum dan Hukum Administrasi Negara. Negara hukum menurut F.R. Bothlingk adalah negara, dimana kebebasan kehendak pemegang kekuasaan dibatasi oleh ketentuan hukum.dalam negara hukum, hukum ditempatkan sebagai aturan main dalam penyelenggaraan kenegaraan, pemerintahan dan kemasyarakat, sementara tujuan hukum itu sendiri antara lain diletakkan untuk menata masyarakat yang damai, adil dna bermakna. Artinya sasaran dari negara hukum adalah terciptanya kegiatan kenegaraa, pemerintahan dan kemasyarakatan yang bertumpu pada keadilan, kedamaian, dan kemanfaatan atau kebermaknaan.dalam negara hukum, eksistensi hukum dijadikan sebagai instrument dalam menata kehidupan kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan.

Sebagai negara hukum, sudah barang tentu memiliki hukum administrasi negara, sebagai instrument untuk mengatur dan menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan negara. Oleh Karen itu, sebenarnya semua negara modern mengenal hukum administrasi negara. Hanya saja hukum administrasi itu berbeda beda antar suatu negara dengan negara lainnya, yang disebabkan oleh perbedaan persoalan kemasyarakatan dan pemerintahan yang dihadapi penguasa perbedaan system politik, perbedaan bentuk negara dan bentuk pemerintahan, perbedaan hukum tata negara yang menjadi sandaran hukum administrasi dan sebagainya. A. Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Administrasi Negara 1. Peristilahan Hukum administrasi negara sebagai suatu cabang ilmu, khususnya di iwlayah hukum continental, baru muncul belakangan. Pada awalnya, khususnya di negeri belanda, hukum administrasi ini menjadi satu kesatuan dengan hukum tata negara dengan nama staat en administratief recht. Agak berbeda dengan yan gberkembang di Perancis sebagai tersendiri disamping hukum tata negara, dan selain itu dibandingkan dengan hukum perdata dan hukum pidana, hukum administrasi negara merupakan bidang hukum yang relative muda. Di negeri belanda ada dua istilah mengenai hukum ini yaitu bestuursrecht dan administrastief recht, dengan kata dasar administrastie dan bestuur. Terhadap dua istilah ini para sarjana Indonesia berpendapat dalam menerjemahkannya. Untuk kata administrastie ini adayang menerjjemahkan dengan tat usaha, tata usaha pemerintahan , tata pemerintahan, tata usaha negara, dan ada yang menerjemahkan dengan administrasi saja, sedangkan bestuur diterjemahkan secara beragam dengan pemerintahan. Telah disebutkan bahwa nama cabang hukum ini sministratief recht dan bestuurrecht, yang bertumpu pada kata administrasi dan kata pemerintahan. Sebenarnya kedua kata ini dalam penggunaanya memiliki makna yang sama, karena pemerintahan itu sendiri merupakan terjemahan darti kata administrasi. Meskipun demikian, dalam tulisan ini-sebelum menyajikan penmgeritan hukum administrai negara akan dikemukakan secara terpisah mengenai istilah administrasi negara dan istilah pemerintah/pemeirntahan berdasarkan kamus dan yang berkembang di kalangan para sarjana.

a. Administrasi Negara Kata administrasi berasal dari bahasa latin administrare yang berarti to manage. Deriviasinya antara lain menjadi administration yang berarti besturing atau pemerintahan. Dalam KBRI, administrasi diartikan sebagai; 1. Usaha dan kegiatan yang meliputi penetapan utjuan serta penetapan cara-cara penyelenggaraan pembinaan organisasi 2. Usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraab kebijakasanaan serta mencapai tujuan 3. Kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan 4. Kegiatan kantor dan tata usaha Prajudi Atmosudirrdjo mengemukakan bahwa administrasi negara mempunyai tiga arti, yaitu; 1. Sebagai salah satu fungsi pemerintah 2. Sebagai aparatur (marchinery) dan aparat (apparatus) daripada pemerintah 3. Sebagai proses penyelenggaraab tugas pekerjaan pemerintah yang memerlukan kerja sama secara tertentu, Dari beberapa pendapat tersebut dapatlah diketahui bahwa administrasi negara adalah keseluruhan aparatur pemerintah yang melakukan berbagai aktivitas atau tugas-tugas negara selain tugas pembuatan undang-undang dan pengadilan. b. Pemerintah / Pemerintahan Secara teoritis dan praktik, terdapat perbedaan antara pemerinta dengan pemerintahan. Pemerintah adalah segala urusan yang dilakukan oleh negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan masyarakat dan kepentingan negara. Dengan ungkapan lain, pemerintah adalah besuurvoering atau pelaksanaan tugas pemeirntah, sedangkan pemerintah ialah organ/alat atau aparat yang menjalankan pemerintahan. Pemerintah sebagai alat kelengkapan negara dapat diartikan secara luas yaitu, mencakup semua alat kelengkapan negara, yang pada pokonya terdiri dari cabang cabang kekuasaan eksekutif, legislative dan yudisial atau alat-alat kelengkapan negara lain yang beritndak untuk dan atas nama negara.

Pemerintah dalam arti sempit adalah organ/ alat perlengkapan negara yang diserahi tugas pemerintah atau melaksanakan undang-undang.pemerintah (umum) sebagai organ adalah kumpulan organ-organ dari organisasi pemerintahan yang dibebani dengan pelaksanaan tugas pemerintahan. 2. Pengertian Hukum Adminidtrasi Negara Dalam hukum administarsi negara terkandung dua aspek, yaitu pertama, aturan aturan hukum yang mengatur dengan cara bagaimana alat-alat kelengkapan negara itu melakukan tugas-tugasnya; kedua, aturan-aturan hukum yang mengatur hubungan hukum (rechtbetrekking) antara alat perlengkapan administrasi negara atau pemerintah dengan para warga negaranya. Hukum administrasi negara adalah hukum dan peraturan peraturan yang berkenaan dengan pemerintah dalam arti sempit atau administrasi negara, peraturan-peraturan tersebut dibentuk oleh lembaga legislative untuk mengatur tindakan pemerintahan dalam hubungannya dengan warga negara, dan sebagian peraturan itu dibentuk pula oleh administrasi negara. Pembentukan peraturan-peraturan oleh administrasi negara atau pemerintah merupakan sesuatu yang tak dapat dihindari dalam penyelenggaraan negara dan pemerintahan dalam suatu neagra hukum yang modern dengan alas an-alasan teoritis dan praktik.

3. Ruang Lingkup Hukum Administrasi Negara C.J.N. Versteden menyebutkan bahwa secara garis besar hukum administrasi negara meliputi bidang pengaturan antara lain; a) peraturan mengenai penegakan ketertiban dan keamanan, kesehatan, dan kesopanan, dengan menggunakan aturan tingkah laku bagi warga negara yang ditegakkan dan ditentukan lebih lanjut oleh pemerintah. b) peraturan yang ditujukam untuk memberikan jaminan sosial bagi rakyat. c) Peraturan-peraturan mengenai tata ruang yang ditetapkan pemerintah. d) Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tugas-tugas pemeliharaan dan pemerientah termasuk bantuan terhadap aktivitas swasta dalam rangka pelayana umum. e) Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pemungutan pajak

f) Peraturan-peraturan mengenai perlindungan hak dan kepentingan warga negara terhadap pemerintah g) Peraturan-peraturan yan gberkaitan dengan penegakkan hukum administrasi h) Peraturan-peraturan mengenai pengawasan organ pemerintahan yang lebih itnggi terhadap organ yang lebih rendah i) Peraturan-peraturan mengenai kedudukan hukum pegawai pemerintahan. Di Indonesia, hukum administrasi negara khusus ini telah dihimpun dalam Himpunan Peraturan. Perundang-undangan Republik Indonesia, yang disusun berdasarkan didtem Engelbrecht, yang didalamnya dimuat tidak kurang dari 88 bidang. Hukum administrasi negara mencangkup hal-hal di antaranya; a. Sarana-saran (instrument) bagi penguasa untuk mengatur, menyeimbangkan, dan mengendalikan berbagai kepentingan masyarakat. b. Mengatur cara-cara partisipasi warga masyrakat dalam proses penyusunan dna pengendalian tersebut, termasuk proses penentuan kebijaksanaan. c. Perlindunga hukum bagi warga masyarakat d. Menyusun dasar-dasar bagi pelaksanaan pemerintahan yang baik. Hukum yang cangkupannya secara garis besar mengatur hal-hal antara lain; a. Perbuatan pemerintah (pusat dan daerah) dalam bidang public. b. Kewenangan pemerintahan (dalam melakukan perbuatan dibidang public tersebut); di dalamnya mengenai darimana, dengan cara apa, dan bagaimana pemerintah menggunakan kewenanganya; penggunaan kewenangan ini dituangkan dalam bentuk instrument hukum sehingga siatur pula tentang pembuatan dan penggunaan instrument hukum. c. Akibat-akibat hukum yang lahir dari perbuatan atau penggunaan kewenangan pemerintahan itu. d. Penegakkan hukum dan penerapan sanksi-sanksi dalam bidang pemeirntahan.

c. Hubungan HukumTata Negara dengan Hukum Administrasi Negara Logemann menyebutkan bahwa hukum tata negara mempelajari; a. Jabatan-jabatan apa yang ada di dalam susunan suatu negara

b. Siapakah yang mengadakan jabatan-jabatan itu c. Cara bagaimanakah jabatan-jabatan itu ditempak\tkan oleh pejabat d. Fungsi jabatan-jabatan itu e. Kekuasaan hukum jabatan-jabatan itu f. Hubungan antara masing-masing jabatan itu g. Dalam batas-batas manakah organisasi kenegaraan dapat melakukan tugasnya

d. Sumber-sumber Hukum Administrasi Negara 1. Pengertian Sumber Hukum Menurut Sudikno Mertokusumo, kata beberapa arti, yaitu; a. Sebagai asas hukum, sebagai sesuatu yang merupakan permulaan hukum, misalnya kehendak Tuhan, akal manusia j, jiwa bangsa, dan sebagainya. b. Menunjukkan hukum terlebih dahulu yang member bahan-bahan pada hukum yang sekarang berlaku, seperti hukum prancis, hukum romawi, dan lain lain; c. Sebagai sumber berlakunya, yang member kekuatan berlaku secara formal kepada peraturan hukum (penguasa, masyrakat) d. Sebagai sumber dari mana kita dapat mengenal hukum. Misalnya dokumen, undangundang, lontar , batu bertulis dan sebagainya. e. Sebagai sumber terjadinya hukum, sumber yang menimbulkan hukum. sumber hukum sering digunakan dalam

2. Macam-macam sumber Hukum a. Sumber Hukum Materiil Sumber hukum m,aterial adalah factor-faktor masyarakat yang memengaruhi pembentukan hukum (pengaruh terhadap pembuat undang-undang, pengaruh terhadap keputusan hakim, dan sebagainya), atau factor-faktor yang ikut memengaruhi materi (isi) dari aturan-aturan hukum, atau tempat dari mana materi hukum itu diambil. Sumber hukum materiil ini meurpakan factor yang membantu pembentukan hukum. Dalam berbagai kepustkaan hukum ditemukan bahwa sumnber sumber hukum materiil ini terdiri dari tiga jenis, yaitu sebagai berikut;

1.

Sumber HUkum Historis (rechtsbron in historishcezin) Dalam arti historis, pengertian sumber hukum memiliki dua arti, yaitu pertama sebagai

sumber pengenalan (tempat menemukan) hukum pada saat tertentu; kedua sebagai sumber dimana pembuat undnag-undang mengambil bahan dalam bentuk peraturan perundangundnaganan. Dalam arti yang pertama, sumber hukum historis meliputi undang undang, putuisan putusan hakim, tulisan tulisan ahli hukum, juga tulisan tulisan yang tidak bersifat yuridis sepanjang memuat pemberitahuan mengenai lembaga-lembaga hukum. Adapun dalam arti kedua , sumber hukum historis meliputi system-sistem hukum masa lalu yang pernah berlaku pada tempat tertentu seperti system hukum romawi, system hukum perancis, dan sebagainya. 2. Sumber Hukum Sosiologis (rechtsbron in sociologischezin) Sumber hukum dalam pengertian ini meliputi factor-faktor sosial yang memengaruhi isi hukum positif. Artinya peraturan hukum tertentu ,mencerminkan kenyataan yang hidup dalam masyarakat. Dalam pengertian sumber hukum ini, pembuatan

peraturan perundang-undangan harus pula memerhatikan situasi sosial ekonomi, hubungan sosial, situasi dan perkembangan politik, serta perkembangan internasional, karena factorfaktor yang memengaruhi isi peraturan diperlukan masukan dari berbagai disiplin keilmuan, yaitu dengan melibatkan ahli ekonomi, sejarawan, ahli politik, psikolog, dan sebagainya, di samping ahli hukum sendiri. Kalaupun pembuatan peraturan hukum itu harus dilakukan oleh ahli hukum, maka seperti disebutkan oleh Hari Chand-setelah mengutip pendapat Julius Stone-ahli hukum itu harus memliki pengetahuan lain spserti sejarah, sosiologi, antropologi, ekonomi, politik, dan ilmu-ilmu sosial lainnya, untuk kemudian menguji konsep-konsep dan gagasan-gagasan hukum dengan perspektif ilmu-ilmu sosial.

3.

Sumber Hukum Filosofid ( rechtbron Infilosofischezin) Sumber hukum dalam filosofi memiliki dua arti, yaitu; a. Sebagai sumber untuk isi hukum yang adil b. Sebagai sumber untuk menaati kewajiban terhadap hukum Menurut Sudikno Mertokusumo, mengenai sumber isi hukum; disini ditanyakan asal

isi hukum, ada tiga pandangan yang mencoba menjawab pertanyaanini, yaitu;

a. Pandangan teokratis, yang menyatakan isi hukum berasal dari tuhan b. Pandangan hukum kodrat yang menyatakan isi hukum berasal dari akal manusia c. Pandangan mazhab isi hukum yang menyatakan isi hukum berasal dari kesadaran hukum. Kesusilaan atau kepercayaan merupakan nilai-nilai yang dijadikan rujukan masyarakat, disamping nilai-nilai lain seperti kebenaran, keadilan, ketertiban, kesejahteraan, dan nilai-nilai positif lainnya, yang umumnya menjadi sita hukum atau rechtsidee dari masyarakat. Hukum administrasi negara memuat peraturan-peraturan yang dibuat oleh undang-undang (wetgever) dan sebagian dibuat oleh administrasi negara sendiri. B Sumber Hukum Formal Sumber hukum formal, yaitu berbagai bentuk aturan hukum yang ada, sumber hukum formal diartikan juga sebagai tempat atau sumber dari mana suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum. Ini berkaitan dengan bentuk atau cara yang menyebabkan peraturan hukum itu formal berlaku. Sumber hukum administrasi negara dalam arti formal terdiri dari peraturan perundang-undangan, praktik administrasi negara atau hukum tidak tertulis, yurisprudensi, dan doktrin. 1. Peraturan perundang-undangan Dalam keputusan hukum, tidak semua peraturan dapat dikategorikan sebagai peraturan hukum. Suatu peraturan adalah peraturan hukum bila peraturan itu mengikat setiap orang dan kareana itu ketaatannya dapat dipaksakan oleh hakim. Peraturan hukum ini dalam pengertian formal disebut peraturan perundang-undangan. Secara formal udang-undang adalah peraturan hukum yang dibuat oleh lembaga legislative, yang di indoneisa dibuat bersama-sama dengan lembaga eksekutif. Dalam negara hukum demokratis, unddang-undang dianggap sumber hukum paling pernting karena undangundang merupakan penjawatahan aspirasi rakyat yang diformalkan, jua karean berdasdarkan undang-undang ini pemerintah memperoleh wewenang utama untuk melakukan tindakan hukum atau wewenang untuk membuat peraturan perundang-undangan tertentu. 2. Praktik Administrasi Negara/ Hukum Tidak Tertulis Menurut Bagir Manan, sebagai ketentuan tertulis atau hukum tertulis, peraturan perundang-undangan mempunyai jangkauan terbatas, sekadar moment opname dari unsureunsur politik,ekonomi,sosial,budaya dan Hankam yang paling berpengaruh pada saat

pembentukan karena itu mudah sekali aus dibandingkan dengan perubahan masyarakat yang semakin menyepat atau dipercepat. Administrasi negara dapat mengambil tindakan-tindakan yang dianggap penting dalam rangka pelayanan kepada masyarakat, meskipun belum ada aturammya dalam undang-undang (hukum tertulis). Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh administrasi negara ini akan melahirkan hukum tidak tertulis atau konvensi jika dilakukan secara teratur dan tanpa keberatan atau banding dari warga masyarakat. Hukum tidak tertulis yang lahir dari tindakan administrasi negara inilah yang dapat menjadi sumber hukum dalam arti formal dalam rangka pembuatan peraturan perundang-undangan dalam bidang administrasi negara. 3. Yurisprudensi Yueisprudensi berasal dari bahasa latin jurisprudentia yang berarti pengetahuan hukum. Dalam pengertian teknis, yurisprudensi itu dimaksud sebagai putusan badan peradilan (hakim) yang diikuti secara berulang ulang dalam kasusn yang sama oleh para hakim lainnya sehingga karenanya dapat disebut pula sebagai Rehcterstrecht (hukum ciptaan hakim/peradilan). 4. Doktrin Doktrin yang dimaksud dalam hal ini adalah ajaran hukum atau pendapat para pakar hukum yang berpengaruh. Meskipun ajaran hukum atau pendapat para sarjana hukum tidak memiliki kekuatan mengikat, pendapat sarjana hukum in begitu penting bahkan dalam sejarah pernah terdapat ungkapan bahwa orang tidak boleh meniympang dari pendapat umum para ahli hukum.

BAB II KEDUDUKAN, KEWENANGAN, DAN TINDAKAN HUKUM PEMEIRNTAH

A.

Kedudukan Hukum (Rehctspositie) Pemerintah Dalam perspektif hukum public, negara adalah oragnisasi jabatan. Dalam bentuk

kenyataan sosialnya, negara adalah organisasi yang berkenaan dengan berbagai fungsi. Pengrtian fungsi adalah lingkungan kerja yang terpeinci dalam hubngannya secara keseluruhan. Fungsi-fungsi ini dinamakan jabatan. Negara adalah organisasi jabatan.jabatan adalah suatu lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk waktu lama dan kepadanya diberikan tugas dan wewenag.negara berisi jabatan atau lingkungan kerja tetapm dengan berbagai fungsi untuk mencapai tujuan negara. Dengan kata lain, jabatan adalah suatu lingkungan pekerjaan tetap yang diadakan dan dilakukan gunan kepentingan negara. Jabatan itu bersifat tetap, semenatara pemegang jabtan dapat berganti-ganti. 1. Kedudukan Pemerintah dalam Hukum Publik Jabatan dan pejabat diatur dan tunduk pada hukum yang berbeda. Jabatan diatur oleh hukum tata negara dan hukum administrasi, sedangkan pejabat diatura dan tunduk pada hukum kepegawaian. Disamping itu, sesuai dengan ilustrasi yang diberikan Bothlingk

tampak bahwa pejabat menampilkan dirinya dalam dua kepribadian, yaitu selaku priadi dadn selaku personifikasi dari organ, yang berarti selain diatur dan tunduk pada hukum kepegawaian juga tunduk pada hukum keperdataan, khususnya dalam kapasitasnya selaku individu atau pribadi. Dalam hukum administrasi, tindakan hukum jabatan pemerintahan dijalankan oleh penjabat pemerintah. Dengan demikian, kedudukan hukum pemerintah berdasarkan hukum public adalah sebagai wakil dan jabatan pemerintahan. 2. Macam-macam Jabatan Pemerintahan Indo\roharto mengelompokan organ pemerintahan atau tata usaha negar aitu di antaranya; a. Instansi-instansi resmi pemerintah yang berada di bawah presiden sebagai kepala eksekutif b. Instansi-instansi dalam lingkungan negara di luar lingkungan kekuasaan eksekutif yan gberdasarkan peraturan perundang-undangan melaksankan urusan pemerintahan

c. Badan-badan hukum perdata yang didirikan oleh pemrintah dengan maksud untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan d. Instanis-instansi yang merupakan kerja sama antara pihak pemeirntah dengan pihak swasta yang melaksanakan tugas-tugas pemerintahan. e. Lembaga-lembaga hukum swasta yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan system perizinan melaksanakan tugas pemerintahan. Dalam literature hukum adminstrasi, badan hukum keperdatan dapat dikategorikan sebagai administrasi negara dengan syarat-syarat sebagai berikut; a. Badan-badan itu dibentuk oleh organisai oublik b. Badan-bada tersebut menjalankan fungsi pemerintahan c. Pertauran perundang-undangan secara tegas memberikan kewenang untuk

menyelenggarakan urusan pemerintahan dan dalam kondisi tertentu berwenang menerapkan sanksi admionistrastif. 3. Kedudukan Pemerintah dalam Hukum Privat Dalam kepustakan hukum dikenal ada beberapa unsure dari badan hukum,yaitu; a. Perkumpulan orang(organisasi yang teratur) b. Dapat melakukan perbuatan hukum dalam hubungan hubngan hukum c. Adanya harta kekayaan yang terpisah d. Mempunyai kepentingan sendiri e. Mempunyai pengurus f. Mempunyai tujuan tertentu g. Mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban h. Dapat digugat atau mengguat didepan pengadilan Keberadaan pemerintah yang secar ateoritis memiliki dua fungsi, yaitu sebagai wakil dari jabatan dan badan hukum, yang masing-masing diatur dan utnduk pada hukum yang berbeda;hukum public dna hukum privat, sering membingungkna bagi kabanyakan orang apalagi orang awam. Kebingungan ini sekurang-kurangnya karean tigaalasan, yaitu; 1) Kesukaran menentukan secara tegas kapan pemeirntah beritndak dalam bidang keperdataan dan kapan dalam bidang public 2) Dalam praktik pihak yang melakukan tindakan di bidang public dan keperdataan itu menggunakan satu nama yakni pemerintahan

3) Sebagaiman telah disebutkan di atas, perbedaan antara hukum public dengan hukum privat itu bersifat relative. Salah satu cara untuk meredakan kebingungan itu adalah melalui pemahaman secara mendalam tentang konsep kewenangan pemerintahan. B. 1. a. Kewenangan Pemerintah Asas Legalitas dan Wewenang Pemerintahan Asas Legalitas (Legaliteitsbeginsel) Asas legalitas merupakan salah satu prinsip utama yang dijadikan sebagai dasar dalam setiap penyelenggaraan pemerintahan dan kenegaraan di setiap negara hukum tertuama bagi negara-negara hukum dalam system continental. Prajudi Atmosi\udirjo menyebutkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan pemerintahan, yaitu sebagi berikut; 1. Efektivitas, artinya kegiatannya harus mengenai sasaran yang telah ditetapkan 2. Legimitas, artinya kegiatan administrasi negara jangan sampai menimbulkan heboh oleh karena tidak dapat diterima oleh masyarakat setempat atau lingkungan yang bersangkutan. 3. Yudikitas, artinya syarat yang menyatakan bahw aperbuatan para pejabat administrasi negara tidak boleh melanggar hukum dalam arti luas. 4. Legalitas, yaitu syarat yang menyatakan bahwa perbuatan atau keputusan admnistarsi negara yang itdak boleh dilakukan tanpa dasar undang-undang (tertulis). 5. Moralitas, yaitu salah satu syarat yang paling diperhaitkan oleh masyarakat; moral dan etnik umum maupun kedinasan wajib dijunjung tinggi, perbuatan tidak senonoh, sikap kasar, kurang ajar, tidak sopan, kata-kata yang itdak pantas, dan sebagainya wajib dihindarkan 6. Efisiensi wajib dikejar seoptimal mungkin; kehematan biaya dan produktifitas wajib diusahakan setinggi-tingginya 7. Theknik dan teknologi yang setinggi-tingginya wajib dipaksa untuk mengmbangkan atau mempertahankan mutu prestasi yan gsebaik-baiknya. b. Wewenang Pemerintahan Kewenangan memiliki kedudukan penting dalam kajian hukum tata negara dan hukum administrasi. Menurut Bagir Manan, wewenang dalam bahasa hukum tidak sama dengan

kekuasaan. Kekuasaan hanya menggambarkan hak untuk berbuat atau tidak berbuiat. Dalam hukum, wewenang sekaligus berarti hak dan kewajiban. Dalam kaitan otonomi daerah, hak mengandung pengertian kekuasaan untuk mengatur sendiri dan mengelola sendiri, sedangkan kewajiban secara horizontal berarti kekuasaan untuk menyelenggarakan pemerintahan sebagaimana mestinya. Vertical berarti kekuasaan untuk menjalankan pemerintah dalam satu tertib ikatan pemeirntah negara secara keseluruhan. 2. Sumber dan Cara Memperoleh Wewenang Pemerintah Secara teoritis , kewenangan yang bersumber dari peraturan peundang undangan tersebut diperoleh melalui tiga cara , yaitu; a. Atributasi, yaitu adalah pemberian wewenang pemerintah oleh pembuat undangundang kepada organ pemerintah b. Delegasi, yaitu adalah pelimpahan wewenang pemerintahan dari satu orgam pemerintahan kepada oragan pemerintah lainnya. c. Mandateterjadi ketika oragan pemerintah mengizinkan kewenangnya dijalankan oleh organ lain atas namanya.

C. 1.

Tindakan Pemerintah Pengertian Tindakan Pemerintah Pemerintah atau administrasi negara merupakan subjek hukum, sebagi dragger van de

rechten en plichen atau pendukung hak-hak dan kewajiban-kewajiban. Tindakan nyata adalah tindakan-tindakan yang tidak menimbulkan akbiat-akibat hukum. 2. Unsure, Macam-Macam, dan Karakteristik Tindakan Hukum Pemerintahan a. Unsure-unsur tindakan hukum pemerintahan Muchsan menyebutkan unsure-unsur tindakan hukum pemerintahan sebagi berikut; a. Perbuatan itu dilakukan oleh aparat pemerintah dalam kedudukannya sebagi penguasa maupun sebagai alat perlengkapan pemerintahan dengan prakarsa dan tanggung jawab sendiri. b. Perbuatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan c. Perbuatan tersebut dimaksud sebagai saran untuk menimbulkan akibat hukum idbindang hukum admoinistrasi

d. Perbuatan yang bersangkutan dilakukan dalam rangka pemelirahanaan kepentingan negara dan rakyat.

b. Macam-macam tindakan hukum pemerintahan Kedudukan hukum pemerintah yang mewakili dua institusi yang tampil dengan btwee peten dan diatur dengan dua bidang hukum yang berbeda,yaitu hukum public dan hukum privat, akan melahirkan tindakan hukum dengan akibat-akibat hukum yang juga berbeda. Di dalam praktik agak sukar membedakam kapan tindakan hukum pemerintah itu diatur oleh hukum pemerintah itu di atur oleh hukum public dan kapan tindakan itu diatur dan tunduk pada hukum [perdata, apalagi dengan adanya kenyataan sebagai akan ternyata di bawah tindakan hukuam administrasi tidak selalu dilakukan oleah organ pemerintahan, tetapi jug aoleh seseorang atau badan hukum perdata denngan persyaratan tertentu, di samping itu, ada pula kesukaran lain dalam menentukan garis batas tindakan pemerintahan apakah bersifat public ataui privat, terutama sehubungan dengan adanya dua macam tindakan public, yaitu huikum yang dilaksanakan berdasarkan kewenangn public, dan bersifat campurn antara hukum public dan hukum privat. Olrh Karen aitu , diperlukan klasifikasi mengenai kapan tindakan hukum pemerintahan atau adminitrasi ini bersifat dan diatur oleh hukum perdata dankapan tindakan itu diatuir dan tunduk hukum public. c. Karakteristik Tindakan Hukum Pemerintah E Utrecht menyebutkan beberapa cara pelaksanaan urusan pemerintahan, yaitu: 1) Yang beritnadak ialah administrasi negara sendiri 2) Yang bertindak ialah subjek hukum (=badan hukum) lain yang tidak termasuk administrasi negara dan yang mempunyai hubungan istimewa atau hubungna biasa dengan pemerintah. 3) Yang bertindak ialah subjek hukum yang lain yang tidak termasuk administrasi begara dan yang mnejalankan pekerjaannya berdasarkan suatu konsesi atau berdasarkan perizinan yang diberikan oleh pemerintah. 4) Yang bertindak adalah subjek hukum yang lain yang tidak termasuk administrasi negara dan yang diberi subsidi oleh pemerintah. 5) Yang bertindak adalah permeintah bersama sama dengan subjek hukum yang ukan administrasi negaraa dan kedua belah pihak itu bergabung dalam bentuk kerjasama yang diatur oleh hukum privat.

6) Yang beritndak ialah yayasan yang diidrikan oleh pemerintah atau diawasi pemeirntah. 7) Yang beritndak ialah subjek hukum yang bukan administrasi negara, tetpai diberi suatu kekuasaan memeirntah (delegasi perundang-undangan).

BAB III INSTRUMEN PEMERINTAHAN A. Pengertian Instrumen Pemerintahan Instrument pemerintahan yang dimaksud dalam hal ini adalah alat-alat atau saranasarana yang digunakan oleh pemerintah atau administrasi negara dalam melakukan tugastugasnya. Menurut Indroharto, dalam suasana hukum tata usaha negara itu kita menghadapi bertingkat-tingkatnya norma-norma hukum yang hartus kita perhatikan. Artinya, peraturan hukum yang harus diterapkan tidak bergitu saja kita temukan dalam undang-undang, tetapi dalam kombinasi peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan tata usaha negara yang satu dengan yang lain saling berkaitan. B. Peraturan Perundang-undangan Peraturan merupakan hukum yang in abstracto atau general norm yang sifatnya mengikat umum (berlaku umum) dan tugasnya adalah mengatur hal-hal yang bersifat umum (general). Secara teritis, istilah perundang-undangan mempunyai dua penegrtia, yaitu sebagai berikut; 1. Perundang-undangan merupakan proses pembentukan proses membentuk peraturanperaturan negara, baik tingkat pusat maupun tingkat daerah. 2. Perundang-undnagan adalah segala peraturan negara yang merupakan hasil pembentukan peraturan-peraturan, baik ditingkat pusat maupun di tingkat daerah. Peraturan perundang-undangan memiliki cirri-ciri berikut ini: 1. Peraturan perundang-undangan bersifat umum dan komprehensif, yang dengan demikian merupakan kebalikan dari isfat-sifat yang khusus danterbatas 2. Peraturan perundang-undangan bersifat universal, ia diciptakan untuk menghadapi peristiwa-peristiwa yang akan datang yang belum jelas bentuk konkretnya. Oleh karena itu, ia tidak dapat dirumuskan untuk mengatasi peristiwa-peristiwa tertentu saja. 3. Ia memiliki kekuatan untuk mengoreksi dan memperbaiki dirinya sendiri. Pencantuman klausuk yang memuat kemungkinan dilakukannnya peninjauan kembali.

C. 1.

Ketetapan Tata Usaha Negara Pengertian ketetapan Ketetapan tata usaha negara pertama kali diperkenalkan oleh seorang sarjana jerman,

Otto Meyer, dengan istilah verwaltungsakt. Istilah ini diperkenalkan di negeri belanda dengan nama beschikking oleh van Vollenhoven. Dan C.W. van der pot, yang oleh bebrapa penulis, seperti AM.Donner, H.D. van Wijk/Willermkonijnenbelt,dan lain lain, dianggap sebagai bapak dari konsep beschikking yang modern. Di indoneisa istilah beschikking diperkenalkan pertama kali oleh WF.Prins> ada yan gmenerjemahkan istilah beschikking ini dengan ketetapan, seperti E. Utrecht,Bagir Manan, Sjachran basah, Indroharto, dan lain-lain, dan dengan keputusan seperti WF.Prins, Philipus M. Hadjon, SF.Marbun, dan lain-lain. Djenal Hoesen dan Muchsan mengatakan bahwa penggunaan istilah keputusan barang kali akan lebih tepat untuk menghindari

kesimpangsiuran pengertian dengan istilah ketetapan.menurutnya, di Indonesia istilah ketetapan sudah memiliki pengertian teknis yuridis, yaitu sebagai ketetapan MPR yang berlaku ke luar dan kedalam. 2. Unsure unsur Ketetapan Berdasarkan beberapa definisi dari para sarjana tersebut, tampak ada bebarapa unsure yang terdapat dalam beschikking, yaitu; a) Pernyataan kehendak sepihak b) Dikeluarkan oleh organ pemerintahan c) Didasarkan pada kewenangan hukum yang bersifat public d) Ditujukan untuk hal khusus atau peristiwa konkret dan invidu e) Dengan maksud untuk menimbulkan akibat hukum dalam bidang administrasi. f) Sesorang atau badan hukum perdata

3.

Macam-macam Ketetapan Secara teoritis, dalam hukum administrasi, dikenal ada beberapa macam dan sifat

ketetapan, yaitu sebagai berikut; a. Ketetapan Deklaratoir dan Ketetapan Konstitutif

Ketetapan deklaratoir adalah ketetapan yang tidak mengubah hak dan kewajiban yan gtelah ada, tetapi sekedar menyatakan hak dan kewajiban tersebut. Ketetapan mempunyai sifat deklaratoir ketika ketetapan itu dimaksud untuk menetapkan mengikatnya suatu hubungan hukum atau ketetapan itu maksudnya mengakui suatu hak yang sudah ada, sedangkan ketika ketetapan itu melahirkan atau menghapuskan suatu hubungan hukum atau ketetapan itu menimbulkan suatu hak baru yang sebelumnya tidak dipunyai oleh seseorang yang namanya tercantum dalam ketetapan itu, ia disebut dengan ketetapan yang bersifat konstitutif. b. Ketetapan yang Menguntungkan dan yang Memberi beban Ketetapan bersifat menguntungkan yaitu ketetapan itu memberikan hak-hak atau memberikan kemunngkinaan untuk memperoleh sesuatu yang tanpa adanya ketetapan itu tidak aka nada atau bila ketetapan itu memberikan keringanan beban yang ada atau mungkin ada, sementara itu ketetapan yang memberikan beban adalah ketetapan yang meletakkan kewajiban yang sebelumnya tidak ada atau ketetapan mengenai penolakan terhadap permohonan untuk memperoleh keringanan. c. Ketetapan Eenmalig dan Ketetapan permanen Ketetpan eenmalig adalah ketetapan yang hanya berlaku sekali atau ketetapan sepintas lalu, yang dalam istilah lain siebut ketetapan yang bersifat kilat, seperti IMB atau izin untuk mengadakan rapat umum, sedangkan ketetapan permanen adalah ketetapan yang memiliki masa berlaku yang realtif lama. d. Ketetapan yang bebas dan ketetapan yang terikat Ketetapan yang bersifat bebas adalah ketetapan yang didasarkan pada kewenangan bebas atau kebebasan bertindak yang dimiliki oleh pejabat tata usa negara baik dalam bentuk kebebasan kebijaksanaan maupun kebebasan intrepretasi, sementara itu ketetapan yang terikat adalah ketetapan yang didasarkan pada kewenangan pemeirntahan yan gbersifat terikat, berarti ketetapan itu hanya melalsanakan ketentuan yang sudah ada tanpa adanya ruang kebebasan bagi pejabat yang bersangkutan.

e. Ketetapan positif dan negative Ketetapan positif adalah ketetapan yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi yang dikenai ketetapan, sedangkan ketetapan negative adalah ketetapan yang tidak menimbulkan perubahan keadaan hukum yang telah ada. Ketetapan positif terbagi lima golongan yaitu; 1) Keputusan, yang pada umumnnya melahirkan keadaan hukumbaru 2) Keputusan, yang melahirkan keadaan hukum baru bagi objek tertentu 3) Keputusan, yang menyebabkan berdirinya atau bubarnya badan hukum 4) Keputusan, yang membebankan kewajiban baru kepada seseorang atau beberapa orang 5) Keputusan, yang menyebabkan hak baru kepada seseorang atau beberapa orang (keputusan yang menguntungkan) Ketetapan negative dapat berbentuk pernyataa tidak berkuasa. Pernyataan tidak dapat diterima atau suatu penolakan. Ketetapan negative yang dimaksudkan di sini adalah ketetapan yang ditinjau dari akibat hukumnya, yakni tidak menimbulkan perubahan hukum yang telah ada. f. Ketetapan peroangan dan Kebendaan Ketetapan perorangan adalah ketetapan yang diterbitkan berdasarkan kualitas pribadi orang tertenntu atau ketetapan yang berkaitan dengan orang, seperti ketetapan tentang pengangkatan atau pemberhentian seseorang sebagai pegawai negeri atau sebagai pejabat negara. Sementara itu ketetapan kebendaan adalah keputusan yang diterbitakan atas dasar kualitas benda, misalnya sertifikat hak atas tanah. 4. Syarat-syarat Pembuatan Ketetapan Syarat-syarat yang harus diperahtikan dalam pembuatan ketetpan ini mencakup syarat material dan syarat formal. a. Syarat-syarat material terdiri dari berikut ini.