pengantar han

107
Pengantar Hukum Tata Usaha Negara SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2012/2013 FAKULTAS HUKUM UNTAN PONTIANAK 2013

Upload: heruska-dspallans

Post on 26-Dec-2015

63 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

ptt

TRANSCRIPT

  • Pengantar Hukum Tata Usaha Negara

    SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2012/2013

    FAKULTAS HUKUM UNTANPONTIANAK2013

  • Materi Perkuliahan HANIstilah Hukum Administrasi Negara.Pengertian Administrasi, tata usaha dan pemerintah.Pengertian hukum administrasi negara.Perbedaan antara HAN dengan IAN.Hubungan antara HAN dan HTN

  • Sumber hukum Administrasi NegaraAsas-asas Umum Pemerintahan Yang baik.Perbuatan pemerintah.Penyelenggaraan urusan pemerintah.Ketetapan atau Keputusan (Beschikking)Rencana (Plan)Norma Jabaran.Legislasi Semu (pseduo Wetgiving)Sanksi.

  • Negara Hukum dan Hukum Administrasi negara Konsep negara hukumKonsep negara hukum pertamakali digagas oleh Plato dalam bukunya Nomoi , plato menyatakan bahwa penyelenggaraan negara yang baik adalah yang didasarkan pada pengaturan (hukum) yang baik.

  • Gagasan negara hukum yang dikemukakan oleh Plato, dipertegas oleh muridnya Aristoteles dlam bukunya Politica , ia menyatakan bahwa suatu negara yang baik adalah negara yang diperintah dengan konstitusi dan berkedaulatan hukum.Menurutnya ada tiga pemerintahan yang berkonstitusi yaitu:

  • Pemerintah dilaksanakan untuk kepentingan umum,Pemerintah dilaksanakan menurut hukum yang berdasarkan ketentuan-ketentuan umum, bukan hukum yang dibuat sewenang-wenang yang mengenyampingkan konvensi dan konstutusi,Pemerintahan berkonstitusi berarti pemerintahan dilaksanakan atas kehendak rakyat.

  • Pada abat ke 19 muncul konsep negara hukum yang dikemukakan oleh F.J Stahl.F.J. Stahl dengan konsep Negara Hukum Formal menyusun unsur-unsur Negara hukum adalah : a. Mengakui dan melindungi hak-hak asasi manusia;

  • b. Untuk melindungi hak asasi tersebut maka penyelenggaraan Negara harus berdasarkan pada teori trias politica (adanya pembagian kekuasaan);C.Dalam menjalankan tugasnya, pemerintah berdasar atas undang-undang (wetmatig bestuur);(legalitas dalam segala bentuknya);d. Apabila dalam menjalankan tugasnya berdasarkan undang-undang pemerintah masih melanggar hak asasi (campur tangan pemerintah dalam kehidupan pribadi seseorang), maka ada pengadilan administrasi negara yang akan menyelesaikannya.)

  • Di Inggris berkembang konsep Negara hokum Anglo saxon yang menggunakan istilah The rule of lawuntuk menyebut Negara hokum, seperti yang dikemukakan oleh Albert Ven Dicey mengenai unsure-unsur Negara hokum yaitu:1. Tunduk pada Supremacy of Law;2. Equality before the Law;3. Menjamin dan melindungi HAM.

  • Negara hukum timbul merupakan reaksi terhadap pemerintahan yang absolute sebagai perjuangan untuk menegakkan dan memberikan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia (HAM) dengan tujuan untuk menghapuskan system pemerintahan yang absolute.

  • 1. Negara Polisi (Polizei Staat).

    Pada tipe Negara ini Raja berkedudukan diatas warga Negara dan hubungan antara Raja dengan warga Negara sifatnya sepihak dalam arti Raja yang menentukan segalanya, rekyat tidak diikutkan untuk menentukan hubungan kedua belah pihak.Dalam hal ini kalau dikaitkan dengan pengertian HAN menurut pendapat Utrecht yaitu himpunan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi sebab Negara berfungsi (bereaksi), maka peraturan-peraturan itu mengatur hubungan antara tiap-tiap warga( Negara) dengan pemerintahnya..

  • Jadi yang dimaksud dengan HAN disini adalah peraturan yang mengatur antara kedua belah pihak (warga Negara dengan pemerintah) bukan bersifat sepihak . Maka dapat dikatakan bahwa HAN belum dikenal dalam tipe Negara ini karena segala sesuatu ditentukan oleh Raja, kalau ada namun belum berperan.

  • Dikarenakan semua ditetapkan oleh raja (walaupun dalam rangka pelaksanaan kepentingan umum). Pada tife negara Polisi ini, kalaupun mungkin ada hukum administrasinya, dimana Hukum Administrasi Negara hanya berbentuk instruksi-instruksi (instruktiefsrecht) yang harus diindahkan oleh aparatur negara dalam melaksanakan tugasnya, sekaligus merupakan aturan yang mengatur tentang cara bagaimana alat perlengkapan negara melaksanakan fungsinya.

  • 2.Negara hukum formal (liberal)

    Dalam tipe Negara seperti ini Negara tidak dibenarkan untuk campur tangan dalam penyelenggaraan kepentingan umum, terkesan antara Negara dan warga Negara dipisahkan secara tegas.

  • Negara tidak mencampuri segi kehidupan warganya baik dalam bidang ekonomi, social, kebudayaan dll. Hal ini dikarenakan dengan campur tangannya pemerintah (Negara) kedalam segi kehidupan warganya dapat mengakibatkan kurangnya kemerdekaan individu (hak individu di junjung tinggi). Pada tipe Negara ini timbul semboyan laissez faire laissez passer yang maksudnyabiarkanlah berbuat biarkanlah lewat, pemerintah hanya bertindak apabila terjadi pelanggaran hukum saja (hak warga yang dilanggar). Pekerjaan HAN dalam tipe Negara ini hanya membuat dan mempertahankan hukum, meskipun demikian dalam tipe Negara hukum seperti ini HAN mulai muncul meskipun masih terbatas. (dalam tipe Negara ini adanya peradilan administrasi Negara f.j stahl)

  • Negara hukum dalam arti materil (luas) atau Negara kesejahteraan (welfare state).

    Dalam tipe Negara ini , Negara tidak hanya menjaga keamanan saja akan tetapi aktif turut serta dalam urusan kemasyarakatan (warga Negara) demi kesejahteraan rakyat. Dengan demikian tugas pemerintah dalam menyelenggarakan kepentingan masyarakat (umum) menjadi sangat luas. Kemungkinan melanggar kepentingan masyarakat yang dilakukan oleh perangkat Negara sangat besar.

  • Oleh karena itulah untuk melaksanakan kompleksnya urusan yang menjadi tanggungjawabnya, maka administrasi Negara memerlukan kemerdekaan yaitu kemerdekaan bertindak atas inisiatif sendiri terutama dalam penyelesaian masalah penting dan mendesak yang belum ada atau tidak jelas peraturannya. Dengan demikian dalam tipe Negara ini peranan HAN sangat dominant sehingga dapat dibayangkan bagi Negara hokum modern (welfare staat) tanpa adanya HAN.

  • Istilah dan pengertian Hukum Administrasi negaraDalam literatur Hukum Administrasi Negara ada 3 Istilah yang digunakan yaitu:Hukum Administrasi negaraHukum Tata Pemerintahan.Hukum Tata Usaha Negara Munculnya 3 istilah ini disebabkan karena perbedaan dalam menterjemahkan dari istilah asalnya yaitu Administratief recht dan Bestuursrecht

  • Kesepakatan pengajar Hukum Administrasi di Indonesia pada pertemuan di Cibulan pada tanggal 26-28 maret 1973 menggunakan Istilah Hukum Administrasi Negara. Istilah ini HAN memiliki pengertian yang luas, yang memungkinkan membuka arah dalam pengembangan ilmu hukum administrasi kemajuan pembangunan negara RI.

  • Penyusunan kurikulum Inti Fakultas Hukum pada tahun 1983 mengunakan istilah Hukum Administrasi Negara.UU No. 5 Tahun 1986 jo UU No 9 Tahun 2004 tentang peradilan Tata Usaha Negara, mengunakan istilah HTUN. Pasal 144 UU No 5 Tahun 1986 menyebutkan bahwa UU ini dapat disebut UU Peradilan Administrasi negara.

  • Pengertian Administrasi, Tata Usaha dan PemerintahPengertian administrasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu administrasi dalam arti luas dan dalam arti sempit.1. Dalam arti luas yatu :Suatu kegiatan dari sekelompok manusia mengadakan usaha kerja sama untuk mencapai tujuan bersama (H.A. Simon)Gabungan jabatan-jabatan (Complex ambten) administrasi yang berada dibawah pimpinan pemerintah melaksanakan tugas yang tidak ditugaskan kepada badan peradilan dan legeslatif. (Utrecht)

  • Administrasi Negara sebagai:Aparatur negara, Aparatur Pemerintah, meliputi semua organ yang melaksanakan kekuasaan pemerintah/eksekutif.Sebagai fungsi atau aktivitas, yaitu kegiatan mengurus kepentingan negara.Sebagai proses teknis penyelenggaraan Undang-undang, artinya segala tindakan aparatur negara dalam menjalankan undang-undang.( CST. Kansil)

  • 2. Administrasi dalam arti SempitAdministrasi dalam arti sempit yaitu segala kegiatan tulis menulis, catat-mencatat, surat-menyurat, ketik- mengketik serta penyimpanan dan pengurusan masalah-masalah yang hanya bersifat teknis ketatausahaan (tata usaha).administrasi dalam arti sempit = pengertian tata usaha.

  • Pengertian PemerintahPengertian pemerintah dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :Pemerintah dalam arti luas yaitu meliputi semua badan yang menyelenggarakan semua kekuasaan di dalam negara baik eksekutif , legeslatif maupun yudikatif (seperti teori trias politica)Pemerintah dalam arti sempit yaitu organ negara yang diserahi tugas tugas pemerintahan atau melaksanakan undang-udang (eksekutif).

  • Pengertian Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara adalah hukum yang mengatur hubungan hukum antara alat perlengkapan negara yang satu dengan alat perlengkapan negara yang lain dan hubungan hukum antara alat perlengkapan negara dengan perseorangan privat. ( Utrecht).Hukum Administrasi Negara adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengikat alat perlengkapan yang tinggi dan yang rendah dalam rangka alat-alat perlengkapan mengunakan wewenang yang telah ditetapkan oleh HTN.(Van Vollenhoven)

  • Ciri-ciri Hukum Administrasi Merupakan hukum yang memberikan pembatasan terhadap kebebasan pemerintah. memberikan jaminan bagi warga negara atau masyarakat yang taat kepada pemerintah.Membebani kewajiban bagi warga negara yang taat kepada pemerintah.Memperluas dan mempertegas batasan wewenang pemerintah.

  • Perbedaan antara Hukun Administrasi Negara dengan Ilmu Administrasi negaraHukum administrasi negara menitik beratkan pada pengaturan terhadap hubungan-hubungan hukum antara pemerintah dengan warga negara (pengaturan, pengendalian dan perlindungan hukum). Jadi lebih bersifat melaksanakan peraturan perundang-undangan (eksekutif).

  • Ilmu Administrasi negara merupakan studi mengenai bagaimana macam-macam bandan pemerintahan diorganisir, diperlengkapi dengan tenaga-tenaganya, dibiayai, digerakkan dan dipimpin. AtauIlmu yang mempelajari pelaksanaan dari politik negara.Jadi Ilmu Administrasi Negara lebih menekankan penyelenggaraan seluruh kegiatan negara (legeslatif, eksekutif dan yudikatif).Dengan demikian IAN lebih luas dari HAN.

  • HAN memandang administrasi sebagai aparatur pelaksana atau penyelenggara serta aktivitas penyelenggara UU, sedangkan IAN memandang administrasi (pemerintahan) sebagai fenomena sosial, yakni aparatur penyelenggara dan aktivitas-aktivitas penyelenggara kebijaksanaan2, tugas, kehendak2 dan tujuan-tujuan pemerintah.

  • HAN dikaji dari persfektif kepustakaan hukum, sedangkan IAN dikaji dari kepustakaan ilmu administrasi dan ilmu sosial.

  • Hubungan antara HTN dengan HANPada mulanya antara HTN dan HAN merupakan satu cabang ilmu yang bernama Staats en Administratief recht, kemudian pada tahun 1946 diadakan pemisahan, dan kedua cabang ilmu tersebut berdiri sendiri.Hubungan antara HTN dengan HAN diantara para sarjana ternyata terdapat perbedaan pandangan yaitu ada sarjana yang menganggap bahwa antara HTN dengan HAN mempunyai perbedaan prinsip, namun ada sarjana lain yang menganggap tidak ada perbedaan prinsip.

  • Kelompok sarjana yang membedakan secara prinsip diantaranya:Oppenheim, Van Vollenhoven, Logemen dan Van Praag.Menurut Oppenheim HTN adalah sekumpulan peraturan hukum yang membentuk alat-alat perlengkapan negara dan aturan yang memberi wewenang kepada alat-alat perlengkapan negara dan membagi-bagikan tugas pekerjaan pemmerintahan modern antara beberapa alat perlengkapan negara di tingkat tinggi dan tingkat rendah. Atau dengan kata lain negara dalam keadaan diam.

  • HAN adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengikat alat-alat perlengkapan negara yang tinggi dan yang rendah dalam rangka alat perlengkapan negara mengunakan wewenang yang telah ditetapkan oleh HTN. Dengan demikian HAN merupakan aturan-aturan mengenai negara dalam keadaan bergerak.Van Vollenhoven dengan teori residunya menyatakan bahwa yang termasuk HAN adalah sisa dari semua peraturan hukum nasional sesudah di kurangi denga HTN materiil, pidana materiil dan perdata materiil.

  • Menurut Logeman HTN adalah mempelajari hubungan kompetensi sedangkan HAN adalah mempelajari hubungan istimewa.HTN mempelajari tentang:Jabatan-jabatab yabg ada dalam suatu negara.Siapakah yang mengadakan jabatanDengan cara bagimana jabatan itu ditempati oleh pejabat.Fungsi jabatan-jabatan,Kekuasaan hukum jabatan-jabatan.Hubungan antar masing-masing jabatan.Dalam batas-batas manakah organ negara dapat melaksanakan tugasnya.

  • Sedangkan HAN merupakan pelajaran tentang hubungan istimewa, yang mempelajari bentuk, sifat, dan akibat hukum yang ditimbulkan karena perbuatan-perbuatan hukum istimewa yang dilakukan pejabat dalam melaksanakan tugasnya.

  • OBJEK KAJIANNYAJabatan pemerintahanSifat jabatan pemerintahanAkibat tindakan jabatan.Kedudukan hukum jabatanTugas dan wewenang jabatan.Pengisian jabatan.Pembatalan jabatan.Landasan yuridis kewenangan jabatan,

  • Kelompok yang tidak membedakan secara prinsip antara lain:Kranenburg, Prins, Vigting, dan Van der Pot.Menurut kranenbur hubungan antara HTN dengan HAN seperti hubungan BW (KUH perdata) dengan WvK (Hukum dagang) yakni hubungan umum dan khusus. HTN adalah peraturan-peraturan hukum yang mengandung struktur umum, misalnya UUD, UU organik mengenai desentralisasi, sedangkan HAN merupakan peraturan-peraturan khusus, UU kepegawaian, pajak, perburuhan dsb.

  • SUMBER-SUMBER HUKUM ADMINISTRASI NEGARA Sumber Hukum adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan aturan hukum serta tempat diketemukan aturan hukum.Sumber hukum dapat dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi isi hukum dan dilihat dari bentuknya.Dengan demikian terdapat dua jenis sumber hukum yaitu sumber hukum material dan sumber hukum formal.

  • Sumber hukum material adalah segala sesuatu atau faktor-faktor yang dapat mempengaruhi isi hukum.Faktor-faktor tersebut adalahFaktor filosofis.Faktor sosiologis. Faktor historis.

  • Faktor FilosofisDari sudut filsafat ada dua masalah penting yang dapat menjadi sumber hukum yaitu:Ukuran untuk menentukan bahwa sesuatu itu bersifat adil. Karena hukum itu dimaksudkan antara lain untuk mewujudkan keadilan, maka hal-hal yang secara filosofis dianggap adil dijadikan sebagai sumber hukum materiil.Faktor-faktor yang mendorong seseorang tunduk pada hukum. Oleh sebab itu faktor-faktor yang secara filosofis dapat mendorong seseorang taat pada hukum harus diperhatikan dalam pembuatan aturan hukum positif.

  • Faktor SosiologisFaktor sosiologis adalah faktor-faktor yang ada dalam kehidupan masyarakat misalnya pendangan tentang ekonomi, agama dan psikologi. Dari faktor-faktor ini akan diperoleh hukum yang sesuai dengn kenyataan masyarakat.

  • Faktor HistorisDari faktor historis ada dua jenis sumber hukum yaitu:Undang-undang dan sistem hukum tertulis yang pernah berlaku pada masa lampau di suatu tempat. Unsur-unsur yang baik dari sistem hukum yang lampau dapat dijadikan materi hukum positif.Dokumen-dokumen dan surat-surat serta keterangan-keterangan dari masa itu, sehingga dapat diperoleh gambaran tentang hukum yang berlaku pada masa itu yang mungkin dapat diterima untuk dijadikan hukum positif.

  • Sumber Hukum FormalSumber hukum formal adalah sumber hukum yang berasal dari aturan-aturan hukum yang sudah mempunyai bentuk sebagai pernyataan berlakunya hukum.Sumber hukum formal HAN adalah :Undang-undangPraktek Administrasi Negara (konvensi)YurisprudensiDoktrin

  • UU sebagai Sumber Hukum Formal HANMenurut Paul Laban UU dapat diartikan secara formal dan material.UU dalam arti Formal adalah setiap peraturan yang isinya dikaitkan dengan cara dan lembaga yang membuatnya. Di Indonesia UU dalam arti formal adalah peraturan yang dibuat dengan cara tertentu dan lembaga tertentun dalam hal ini dibuat oleh DPR bersama Presiden, diluar itu bukan UU dalam arti formal.UU dalam arti materiil adalah penetapan kaidah hukum secara tegas, sehingga kaidah hukum itu memiliki sifat mengikat. Atau dengan kata lain setiap keputusan pemerintah yang isinya mengikat langsung pada penduduk/warga negara.

  • Dengan demikian maka produk hukum yang meskipun bentuknya bukan UU, akan tetapi jika isinya mengikat langsung seluruh rakyat maka peraturan tersebut merupakan UU dalam arti materiil. Peraturan yang termasuk dalam UU dalam arti materiil meliputi : UUD, UU/Perpu, PP, perpres, perda. dll.Dapat disimpulkan bahwa UU sebagai sumber Hukum Formal HAN adalah UU dalam arti materiil.

  • Dengan demikian sumber hukum formal HAN di Indonesia adalahUUD 1945TAP MPRUU/PERPUPPPERPRESPERDA(UU No. 12 Tahun 2011)

  • Kebiasaan/Praktek Administrasi Negara (Konvensi)Konvensi sebagai sumber hukum HAN adalah praktek dan keputusan-keputusan pejabat administrasi negara atau hukum yang tidak tertulis tetapi dipraktekan dalam kenyataan oleh pejabat administrasi negara.Konvensi ini penting mengingat HAN itu senantiasa dinamis dan seringkali dituntut perubahaanya oleh situasi. Perubahan tersebut sulit diimbangi dengan lahirnya hukum tertulis, oleh karena itu sangat diperlukan lembaga konvensi sebagai hukum tidak tertulis.

  • Yurisprudensi Keputusan hakim yang dapat menjadi sumber hukum Administrasi negara adalah Putusan Hakim Administrasi Negara atau hakim umum yang memutus perkara Administrasi Negara.

  • Doktrin Doktrin dapat menjadi sumber hukum formal HAN karena pendapat para ahli tersebut dapat terori-teori dalam lapangan hukum administrasi negara yang kemudian dapat mendorong timbulnya kaidah-kaidah HAN.

  • PERBUATAN PEMERINTAHTERDIRI DARI :PERBUATAN NYATA ATAU FEITELIJKE HANDELINGENPERBUATAN HUKUM ATAU RECHTS HANDELINGEN

  • PERBUATAN NYATA (FEITELIJKE HANDELINGEN) ADALAH

    PERBUATAN YANG DILAKUKAN OLEH PEJABAT TATA USAHA NEGARA UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN NYATA,YANG TIDAK MENIMBULKAN AKIBAT HUKUM.CONTOHNYA ADALAH PERESMIAN PEMBANGUNAN GEDUNG, JEMBATAN, JALAN DAN UPACARA-UPACARA LAIN-LAIN

  • B.PERBUATAN HUKUM ATAU RECHTS HANDELINGEN

    PERBUATAN HUKUM ADALAH PERBUATAN YANG DIMAKSUDKAN UNTUK MENIMBULKAN HUBUNGAN HUKUM DAN PADA AKHIRNYA AKAN MELAHIRKAN AKIBAT HUKUM YANG BERUPA HAK DAN KEWAJIBAN.PERBUATAN HUKUM DAPAT DIBAGI MENJADI 2 YAITU:1. PERBUATAN HUKUM PUBLIK 2. PERBUATAN HUKUM PRIVAT/PERDATA

    AD.1. PERBUATAN HUKUM PUBLIK ADALAH PERBUATAN HUKUM YANG DIDASARKAN PADA KEHENDAK SATU PIHAN YAITU PEMERINTAH.AD.2. PERBUATAN HUKUM PRIVAT ADALAH PERBUATAN HUKUM YANG DIDASARKAN PADA KEHENDAK DARI PARA PIHAK.

  • PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHBADAN-BADAN ATAU PEJABAT TATA USAHA NEGARA DALAM PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAPAT BERTINDAK MELALUI DUA MACAM PERAN YAITU;SELAKU PELAKU HUKUM PUBLIK (PUBLIC ACTOR) YANG MENJALANKAN KEKUASAAN BUBLIK (PUBLIC AUTHORITY) YANG DIJELMAKAN DALAM KUALITAS PENGUASA, SEPERTI BADAN-BADAN TATA USAHA NEGARA DAN PELBAGAI JABATAN YANG DISERAHI WEWENANG PENGUNAAN KEKUASAAN PUBLIK ATAU HUKUM PUBLIK.SELAKU PELAKU HUKUM PERDATA (CIVIL ACTOR) YANG MELAKUKAN PELBAGAI PERBUATAN HUKUM KEPERDATAAN (PRIVAATRECHTSTELIJKE HANDELINGEN), SEPERTI HALNYA MENGIKAT PERJANJIAN JUAL BELI, SEWA MENYEWA, PEMBORONGAN DAN SEBAGAINYA, YANG DIJELMAKAN DALAM KUALITAS DALAM BADAN HUKUM (LEGAL PERSON).

  • AD.1 PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN MENURUT HUKUM PUBLIKYANG DIMAKSUD DENGAN PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN MENURUT HUKUM PUBLIK ADALAH TINDAKAN HUKUM TATA USAHA NEGARA YANG DILAKUKAN OLEH BADAN ATAU PEJABAT TATA USAHA NEGARA DALAM RANGKA MELAKSANAKAN URUSAN PEMERINTAHAN/ KEPENTINGAN UMUM.MENURUT PRAYUDI ADMOSUDIRDJO ADA EMPAT MACAM TINDAKAN ATAU PERBUATAN HUKUM (RECHT HANDELINGEN) DARI PEJABAT TATA USAHA NEGARA YAITU::PENETAPAN/KEPUTUSAN (BESCHIKKING)RENCANA (PLAN)NORMA JABARAN (CONCRETE NORMGEVING)LEGESLASI SEMU (PSEUDO WETGEVING)

  • KEPUTUSAN /PENETAPAN ( BESCHIKKING)KEPUTUSAN/PENETAPAN/KETETAPAN ADALAH SUATU PENETAPAN TERTULIS YANG DIKELUARKAN OLEH BADAN ATAU PEJABAT TATA USAHA NEGARA YANG BERISI TINDAKAN HUKUM TATA USAHA NEGARA YANG BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU, YANG BERSIFAT KONKRIT, INDIVIDUAL, DAN FINAL YANG MENIMBULKAN AKIBAT HUKUM BAGI SESEORANG DAN BADAN HUKUM PERDATA. (PASAL 1 ANGKA 3 UU NO. 5 TAHUN 1986)

  • UNSUR UNSUR NYA1. PENETAPAN TERTULISSYARAT TERTULIS DARI SUATU PENETAPAN TIDAK DITUJUKAN PADA BENTUK FORMALNYA, TETAPI DITUJUKAN PADA ISI ATAU SUBSTANSI DARI KEPUTUSAN TERSEBUT. PERSYARATAN TERTULIS INI DIMAKSUDKAN UNTUK MEMPERMUDAH DALAM PERBUKTIAN APABILA TERJADI SENGKETA ANTARA PEMERINTAH DENGAN RAKYATNYA SEBAGAI AKIBAT DIKELUARKANNYA SUATU KEPUTUSAN.

  • 2. DIKELUARKAN OLEH BADAN ATAU PEJABAT TATA USAHA NEGARA

    YANG DIMAKSUD DENGAN BADAN ATAU PEJABAT TATA USAHA NEGARA ADALAH BADAN ATAU PEJABAT DI PUSAT DAN DAERAH YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN YANG BERSIFAR EKSEKUTIF.

  • 3. BERISI TINDAKAN HUKUM TATA USAHA NERARA

    TINDAKAN HUKUM TATA USAHA NEGARA ADALAH PERBUATAN HUKUM BADAN ATAU PEJABAT TUN YANG BERSUMBER PADA SUATU KETENTUAN HUKUM TATA USAHA NEGARA YANG DAPAT MENIMBULKAN HAK DAN KEWAJIBAN KEPADA ORANG LAIN

  • 4. BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU

    ARTINYA BAHWA KEPUTUSAN ITU HARUS DIDASARKAN PADA KEWENANGAN DARI PEJABAT TATA USAHA NEGARA ,SEDANGKAN KEWENANGAN PEJABAT TERSEBUT TENTUNYA BERSUMBER PADA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU.ATAU DENGAN KATA LAIN BAHWA KEPUTUSAN ITU BERFUNGSI UNTUK MELAKSANAKAN PERATURAN YANG BERSIFAT UMUM. JADI HARUS ADA PERATURAN YANG MENJADI DASARNYA.

  • 5. BERSIFAT KONKRIT, INDIVIDUAL DAN FINALKONKRIT ARTINYA OBJEK YANG DIPUTUSKAN DALAM KTUN TIDAK ABSTRK, TETAPI BERWUJUD TERTENTU ATAU DAPAT DITENTUKAN, SEPERTI IMB, SIUP, DLL.INDIVIDUAL ARTINYA TIDAK DITUJUKAN UNTUK UMUM, TETAPI TERTENTU BAIK ALAMAT MAUPUN YANG DITUJU, JIKA LEBIH DARI SEORANG HARUS DISEBUTKAN SATU PERSATU DALAM KEPUTUSAN.FINAL ARTIMYA KEPUTUSAN TERSEBUT SUDAH DEFINITIF DAN KARENANYA MENIMBULKAN AKIBAT HUKUM.

  • 6. MENIBULKAN AKIBAT HUKUM BAGI SESEORANG ATAU BADAN HUKUM PERDATA

    AKIBAT HUKUM DALAM HAL INI ADALAH MENIMBULKAN HAK DAN KEWAJIBAN KEPADA SESEORANG ATAU BADAN HUKUM PERDATA YANG TERKENA KEPUTUSAN TERSEBUT.

  • Pembatasan Pengertian KTUNPasal 2 UU No. 5 tahun 1986Yang tidak termasuk dalam KTUN adalah:KTUN yang merupakan perbuatan hukum perdata. KTUN yang merupakan pengaturan yang bersifat umum.KTUN yang masih memerlukan persetujuan instansi atasan atau isntansi lain.KTUN yang dikeluarkan berdasarkan ketentuan KUHP atau KUHAP.KTUN yang dikeluarkan atas dasar pemeriksaan badan peradilan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Contoh keputusan Dirjen Agraria yang mengeluarkan setifikat tanah atas nama seseorang yang didasarkan pada pertimbangan putusan pengadilan perdata yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.KTUN mengenai tata usaha ABRI/TNI.Keputusan Panitia Pemilihan, baik pusat maupun daerah mengenai hasil Pemilu.

  • SYARAT SAH BERLAKUNYA KEPUTUSAN

    SYARAT FORMAL. YAITU:

    1. PROSEDUR/CARA PEMBUATAN KEPUTUSAN.2. BENTUK KEPUTUSAN.3.PEMBERITAHUAN KEPADA YANG BERSANGKUTAN.

  • Ad.1. PROSEDUR/CARA PEMBUATANArtinya Beschikking dibuat berdasarkan prosedur yang telah ditentukan Oleh peraturan dasarnya.Misalnya pengangkatan PNSFormasi penerimaan harus diumumkan secara luas.Proses pendaftaran.Proses seleksi (administrasi, akademik, psikotes)Pengumuman hasil seleksiPengangkatan PNS

  • Ad.2. BENTUK PENETAPANPersoalan apakah suatu Beschikking harus diberi bentuk tertentu, misalnya tertulis ataupun tidak tertulis, tergantung dari peraturan pokok yang menjadi dasar pengambilan keputusan.

    Pada umumnya untuk persoalan-persoalan yang penting oleh peraturan dasarnya disyaratkan tertulis dengan memuat pertimbangan-pertimbangan dan alasan-alasan yang jelas.

  • Bentuk tertulis dapat mengandung dua arti yaitu:Bentuk tertulis harus mengacu pada format yang telah ditentukan (baku/resmi) yang ditentukan oleh peraturan dasarnya.Tidak mengacu pada bentuk baku/resmi, asal dalam keputusan tersebut memuat:Kejelasan tentang pejabat yang mengeluarkan/ membuat.Kejelasan tentang objek/pokok masalah.Kejelasan pihak yang menerima keputusan.

  • Ad.3. PENYAMPAIAN KEPUTUSAN PADA YANG BERSANGKUTAN.Pada umumnya syarat berlakunya suatu keputusan harus disampaikan kepada yang bersangkutan atau terkena keputusan.Pemberitahuan ini dapat dilakukan melalui penyerahan kepada yang bersangkutan, pengumuman melalui media massa, melalui surat yang tercatat dalam buku ekspedisi.

  • SYARAT MATERIILInstansi yang membuat harus memiliki kewenangan dalam jabatannya. Kewenangan itu ada dua macam yaitu:Kewenangan menurut wilayah hukum(ressort) dari jabatan (ruimtegebied/ kompetensi relatif. Kewenangan menurut ruang lingkup persoalan (zekengebied)/ kompetensi absolut.

  • 2. Penetapan harus dibuat tanpa kekurangan yuridis.Artinya bahwa keputusan tersebut dibuat tidak boleh didasarkan pada paksaan (Dwang), Penipuan (bedrog) dan kekhilapan(dwaling)3. Penetapan harus menuju sasaran/tujuan (doelmatig) yang tepat, sesuai dengan peraturan dasarnya.Apabila suatu penetapan dibuat tidak sesuai dengan sasaran/tujuan sebagaimana diamanahkan oleh peraturan dasarnya, maka hal tersebut merupakan penyelewengan atau penyimpangan (detournement de pouvoir).

  • AKIBAT DARI PENETAPAN YANG TIDAK SEMPURNAPenetapan yang tidak memenuhi syarat formal maupun material menpunyai akibat:Penetapan menjadi batalPenetapan dapat dibatalkan oleh Instansi yang membuat.Penetapan yang seharusnya disahkan oleh instansi atasan, menjadi tidak disahkan.Ada kemungkinan kekurangan dalam penetapan tidak mempunyai pengaruh mengenai sah berlakunya, malahan dengan perbaikan/penambahan kekurangan diperkuat sah berlakunya.

  • Yang dapat menyanggah sah berlakunya penetapan adalah:Yang terkena keputusan itu sendiri (yustisiable). Misalnya Keputusan pemberhentian sbg PNS.Instansi lain di luar instansi yang membuat. Misalnya dalam hal mmengambil kewenangan dari instansi/dinas lain.Instansi yang membuat sendiri dalam arti dapat mencabut kembali penetapan sebelumnya karena ada kesalahan/kekeliruan.

  • ISTILAH BATAL DAN DAPAT DIBATALKAN

    1. Batal sering disebut dengan Batal Karena Hukum (Vanrechtswege Nietig), mengandung arti bahwa akibat-akibat dari keputusan yang batal berlaku sejak penetapannya itu dikeluarkan (berlaku surut) artinya akibat dari keputusan dianggap tidak pernah ada (dikembalikan pada keadaan semula sebelum ada keputusan) Utrecht tidak setuju dengan istilah Batal karena hukum karena dapat menimbulkan salah kesan seolah-olah kebatalannya dapat terjadi dengan sendirinya tanpa perantaraan hakim atau instansi atasan, pada hal hakim dan instansi atasan tetap merupakan instansi yang berwenang mengambil keputusan.

  • DAPAT DIBATALKAN (VERNIETIGBAAR)Istilah Dapat Dibatalkan (Vernietigbaar) mengandung arti bahwa akibat-akibat yang timbul dari pembatalan suatu penetapan hanya berlaku setelah pembatalan atau dengan kata lain akibat-kakibat yang timbul dari keputusan tersebut tetap sah berlaku sebelum diadakan pembatalan.

  • Kekuatan Hukum (rechtskracht) dari PenetapanDalam dunia Administrasi ada asumsi bahwa setiap penetapan dianggap sah, kecuali kemudian ternyata terdapat kekurangan -kekurangan formal atau material dalam penetapan.Akibat dari keputusan yang tidak sah adalahBatal atau dapat dibatalkan.Dicabut oleh instansi atau pejabat yang berwenang.Diperbaiki dengan ralat, sehingga memenuhi syarat formal atau material dan menjadi sah untuk berlaku.Sebagai Asas bahwa penetapan yang sah (rechtsgeldig) mempunyai kekuatan hukum (rechtskracht).

  • Utrecht membedakan antara penetapan yang sah dengan penetapan yang mempunyai kekuatan hukumSahnya suatu penetapan adalah merupakan penilaian hukum.artinya apabila penetapan tersebut sudah diterima sebagai bagian tertib hukum.Kekuatan hukum menunjuk pada akibat sebagai pengaruh bekerjanya hukum. Artinya keputusan tersebut dapat memberikan pengaruh dalam pergaulan hukum.

  • II. RENCANA (PLAN)RENCANA ADALAH SEPERANGKAT TINDAKAN-TINDAKAN YANG TERPADU, DENGAN TUJUAN AGAR TERCIPTA SUATU KEADAAN YANG TERTIB BILAMANA TINDAKAN-TINDAKAN TERSEBUT TELAH SELESAI DIREALISASIKAN.RENCANA MERUPAKAN SALAH SATU BENTUK DARI PADA PERBUATAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA YANG MENCIPTAKAN HUBUNGAN HUKUM ANTARA PENGUASA DAN PARA WARGA MASYARAKAT.RENCANA ADALAH MERUPAKAN PERBUATAN HUKUM SEPIHAK DI BIDANG HUKUM ADMINISTRASI NEGARA YANG DILAKUKAN OLEH ORGAN ADMINISTRASI NEGARA YANG BERWENANG SERTA BERWAJIB UNTUK ITU.ASAS HUKUMNYA ADALAH SEBELUM PEMERINTAH MENETAPKAN RENCANA DEFINITIF (MISALNYA : RENCANA TATA KOTA, RENCANA TATA HUTAN, RENCANA TATA GUNA TANAH, SEMUA PIHAK YANG TERLIBAT YANG AKAN TERKENA RENCANA TERSEBUT WAJIB DIAJAK BERUNDINGNG

  • III.NORMA JABARANNORMA JABARAN ADALAH SUATU PERBUATAN HUKUM DARI PADA PENGUASA ADMINISTRASI NEGARA UNTUK MEMBUAT ISI YANG KONKRIT DAN PRAKTIS DAN DAPAT DITERAPKAN MENURUT KEADAAN WAKTU DAN TEMPAT.FUNGSI NORMA JABARAN ADALAH UNTUK MENJABARKAN LEBIH LANJUT NORMA-NORMA HUKUM YANG BERSIFAT UMUM, ABSTRAK DAN IMPERSONAL AGAR DAPAT DILAKSANAKAN SESUAI DENGAN STUASI DAN KONDOSI YANG ADA DIMASING-MASING DAERAH.NORMA JABARAN BUKANLAH DELEGATED LEGESLATION, OLEH KARENA ITU NORMA JABARAN BUKAN PENETAPAN, DAN JUGA BUKAN PERATURAN YANG BERLAKU UMUM, ATAU UU DALAM ARTI LUAS, MELAINKAN SEMACAM SARANA UNTUK MEMBUAT SUATU PERATURAN DAPAT DITERAPKANDALAM PRAKTRK.

  • NORMA JABARAN PADA UMUMNYA DIBUAT DALAM PRAKTEK SURAT EDARAN (SE), SURAT INSTRUKSI DINAS (SI).WALAUPUN NORMA JABARAN BUKAN BUKAN MERUPAKAN PARATURAN ATAU PENETAPAN, AKAN TETAPI TETAP PERBUATAN HUKUM DARI PEJABAT ADMINISTRASI, YANG DIMAKSUDKAN UNTUK MENIMBULKAN AKIBAT HUKUM DAN MENGIKAT PARA PIHAK YANG BERSANGKUTAN KEPADA PEJABAT ADMINISTRASI NEGARA.

  • LEGESLASI SEMU(PSEUDO WETGIVING)LEGESLASI SEMU ADALAH PENCIPTAAN DARI PADA PERATURAN-PERATURAN HUKUM OLEH PEJABAT ADMINISTRASI NEGARAYANG BERWENANG, YANG SEBENARNYA DIMAKSUDKAN SEBAGAI GARIS-GARIS PEDOMAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN UNTUK MELAKSANAKAN SUATU PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN DIPUBLIKASIKAN SECARA LUAS. DENGAN DEMIKIAN TIMBULLAH SEMACAM HUKUM BAYANGAN YANG MEMBAYANGI UNDANG-UNDANG.CONTOH PELAKSANAAN PASAL 36 KUHD TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS, MENTERI KEHAKIMAN MENETAPKAN GARIS PEDOMAN YANG DIUMUMKAN SECARA LUAS KEPADA SEMUA NOTARIS.LEGESLASI SEMU MENGIKAT RAKYAT SECARA TIDAK LANGSUNG, YANG DIIKAT DIIKAT SECARA LANGSUNG OLEH LEGESLASI SEMU ADALAH PARA PEJABAT PELAKSANA BERDASARKAN PRINSIP HIRARKI JABATAN , DIMANA PEJABAT BAWAHAN SELALU WAJIB TAAT ATAS PERINTAH ATASAN.

  • OLEH KARENA ITU SETIAP NOTARIS TIDAK AKAN BERANI MELANGGAR GARIS PEDOMAN TERSEBUT, WALAUPUN BUKAN HUKUM. OLEH KARENA AKTA NOTORIS YANG DIBUAT TIDAK AKAN DISAHKAN OLEH PEJABAT DEPARTEMEN KEHAKIMAN DAN BERARTI PERUSAHAAN PERSERONYA TIDAK AKAN JADI.LEGESLASI SEMU INI BERASAL DARI DISKRESI ATAU FRIES ERMESSEN YANG DIPUNYAI OLEH PEJABAT ADMINISTRASI NEGARA, YANG PADA UMUMNYA DIPAKAINYA UNTUK MENETAPKAN POLICY PELAKSANAAN KETENTUAN UNDANG-UNDANG.

  • Asas-asas umum pemerintahan yang baikAsas Kepastian HukumAsas keseimbangan (proporsional)Asas kesamaam Dalam mengambil keputusanAsas Bertindak CermatAtas motivasi untuk setiap keputusan pangreh.Asas Jangan mencampuradukan kewenangan.Asas permainan yang layakAsas keadilan dan kewajaranAsas menanggapi pengharapan yang wajar.Asas meniadakan akibat suatu keputusan yg batalAsas perlindungan atas pandangan (cara) hidup pribadi.Asas kebijaksanaanAsas penyelenggaraan kepentingan umum.

  • 1. Asas Kepastian HukumArtinya di dalam pemerintah menjalankan wewenagnya haruslah sesuai dengan aturan-aturan hukum yang telah ditetapkannya. Pemerintah harus menghormati hak-hak seseoang yang diperoleh dari pemerintah dan tidak boleh ditarik kembali.Pemerintah harus konsekwen atas keputusannya demi terciptanya suatu kepastian hukum.

  • 2. Asas KeseimbanganYaitu adanya keseimbangan antara pemberian sanksi terhadap suatu kesalahan seseorang pegawai, janganlah hukuman bagi seseorang berlebihan dibandingkan dengan kesalahannya, misalnya seorang pegawai baru tidak masuk kerja langsung dipecat, hal ini tidak seimbang dengan hukuman yang diberikan kepadanya.Dengan adanya asas ini maka lebih menjamin terhadap perlindungan bagi pegawai negeri.

  • 3. Asas KesamaanArtinya pemerintah dalam menghadapi kasus yang sama/ fakta yang sama, pemerintah harus bertindak yang sama tidak ada perbedaan, tidak ada pilih kasih dan lain sebagainya.

  • 4. Asas Bertidak CermatArtinya pemerintah senantiasa bertindak secara hati-hati agar tidak menimbulkan kerugian bagi warga masyarakat, misalnya kewajiban pemerintah memberi tanda peringatan terhadap jalan yang sedang diperbaiki, jangan sampai dapat menimbulkan korban akibat jalan yang sedang diperbaiki.

  • 5. Asas MotivasiArtinya setiap keputusan pemerintah harus mempunyai alasan atau motivasi yang benar dan adil dan jelas. Jadi tindakan-tindakan pemerintah disertai alasan-alasan yang tepat dan benar.6. Asas Jangan Mencampuadukan KewenanganArtinya pemerintah jangan menggunakan wewenang untuk tujuan yang lain, selain tujuan yang sudah ditetapkan untuk wewenang itu.

  • 7. Asas Fair PlayArtinya pemerintah harus memberikan kesempatan yang layak kepada warga masyarakat untuk mencari kebenaran dan keadilan, misalnya memberi hak banding terhadap keputusan pemerintah yang tidak diterima.8. Asas Keadilan dan KewajaranArtinya pemerintah tidak boleh bertindak sewenang-wenang atau menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya untuk kepentingan pribadinya.

  • 9. Asas Menanggapi Pengharapan Yang WajarArtinya agar tindakan pemerintah dapat menimbulkan harapan-harapan yang wajar bagi yang berkepentingan, misalnya seorang pegawai negeri minta izin untuk menggunakan kendaraan pribadi pada waktu dinas, yang kemudian izin yang telah diberikan untuk menggunakan kendaraan pribadi dicabut, tindakan pemerintah demikian dianggap salah/ tidak wajar.

  • 12. Asas KebijaksanaanArtinya pemerintah dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan undang undang dan menyelenggarakan kepentingan umum. Unsur bijaksana harus dimiliki oleh setiap pegawai/ Pemerintah.13. Asas Penyelenggraan Kepentingan UmumArtinya tugas pemerintah untuk mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. Pegawai negeri sebagai aparatur Negara, abdi Negara, dan abdi masyarakat dan Pemerintah menyelenggarakan tugas pemerintah dan pembangunan.

  • 10. Asas Meniadakan Akibat-Akibat Suatu Keputusan Yang Batal Asas ini menghendaki jika terjadi pembatalan atas suatu keputusan, maka yang bersangkutan harus diberi ganti rugi atau rehabilitasi.11. Asas Perlindungan HukumArtinya bahwa setiap pegawai negeri diberi hak kebebasan untuk mengatur kehidupan pribadinya sesuai dengan pandangan hidup yang dianutnya atau sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila

  • Asas-asas Pemerintahan yang Baik menurut UU 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dari Korupsi, Kolusi dan NepotismeKepastian hukumTertib penyelenggaraan negaraKeterbukaanProporsionalitasProfesionalitasAsas akuntabilitas

  • 1. Azas Kepastian Hukum adalah azas dalam Negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan dan keadilan dalam setiap kebijakan Penyelenggara Pemerintah.2. Azas Tertib Penyelenggaran Negara adalah azas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan Negara.

  • 3. Azas Kepentingan Umum adalah azas yang mendahulukan kesejahteraan umum, dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif.4. Azas Keterbukaan adalah azas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan Negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia Negara.

  • 5. Azas Proporsionalitas adalah azas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban Penyelenggara Negara.6. Azas Profesionalitas adalah azas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  • Azas Akuntabilitas adalah azas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi Negara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

  • Dari uraian-uraian di atas maka ciri-ciri Tata Pemerintahan yang baik antara lain adalah :1. Mengikutsertakan seluruh masyarakat2. Transparansi dan bertanggung jawab3. Adil dan Efektive4. Menjamin Kepastian Hukum5. Adanya Konsensus masyarakat dengan Pemerintah dalam segala bidang6. Memperhatikan kepentingan orang miskin.

  • SANKSISanksi merupakan bagian penutup yang penting dalam hukum pada umumnya, begitu juga dalam Hukum Administrasi Negara Pada umumnya tidak ada gunanya memasukanKewajiban-kewajiban atau larangan bagi para wargaDi dalam peraturan perundang-undangan tata usaha Negara, manakala aturan tingkah laku tidak dapatDipaksakan oleh pejabat tata usaha negara.

  • SANKSI PIDANAJENIS SANKSISANKSI PERDATASANKSI HKADMINISTRASI

    Ditujukan kepada Sipelanggar Dengan Memberi hukuman nestapa.sanksi pidana hanya dpt dijatuhkanOleh hakim lewat proses peradilan.

    Ditujukan pada perbuatanPelanggarannya, agar perbuatanPelanggarannya dihentikan.Sifat sanksinya adalah ReparatoirArtinya memulihkan pada keadaan semula. Sanksi Administrasi dapatDiterapkan tanpa harus melaluiProses Peradilan.Ditujukan kepadaSi pelanggar Dengan memberikan hukumanBerupa ganti kerugian, melaluiProses peradilan.

  • SANKSI DALAM HUKUM ADMINISTRASIBestuursdwang (Paksaan Pemerintahan)Penarikan kembali keputusan yang menguntungkanPengenaan denda administratifPengenaan uang paksa oleh pemerintah (dwangsom)

  • Ad. 1. PAKSAAN PEMERINTAHAN(ADMINISTRATIVE ENFORCEMENT,BESTUURSDWANG)Paksaan Pemerintahan adalah suatu wewenang (bukan kewajiban) Aparat Pemerintah Untuk dapat melakukan tindakan nyata guna menghentikan dan atau memulihkan suatu Perbuatan atau tindakan warga yang melanggar Ketentuan perundang-undangan.Misalnya: 1. menertipkan PKL yang melanggar perda.2. menertipkan bangunan yang tanpa izin.3. menertipkan usaha yang tanpa izin.( semua perbuatan yang ilegal)

    Pemerintah dalam melaksanakan Paksaan Pemerintahan wajib mempertimbangkan semua Kepentingan yang terkait, baik yang proDengan bestuursdwang maupun yang kontra.

  • KEPENTINGAN YANG HARUSDIPERHATIKAN ADALAH:PRO DENGAN BESTUURDWANGSKepentingan umum yang dirugikan oleh keadaan yang IlegalSeperti misalnya pencemaran lingkungan.2. Kepentingan pencegahan (pengelakan) pengaruh preseden dari Kegiatan yang ilegal. Adanya asas persamaan(gelijkheidsbeginsel) Yang menghendaki perlakukan yang sama kepada semua pihak yang melanggar aturan agar tidak menimbulkan preseden yang buruk akibat perlakuan yang diskriminatif.3. Kepentingan pihak ketiga, dengan melakukan berstuursdwang terhadap kegiatan ilegal, berarti Pemerintah telah melindungi kepentingan Pihak ketiga yang terganggu dengan adanya aktifitas yang ilegal.

  • Kontra dengan Bestuursdwang1. Kepentingan si pelanggar,dengan mempertahankan keadaan yang ilegal. Jika diputuskan untuk melakukan bestuursdwang Tidak menutup kemungkinan atau dapt dibayangkan akan terjadinya pemusnahan modal dan Kehilangan modal dan mata pencariannya/pekerjaan.(misalnya penggusuran Terhadap tempat usaha).2. Pembiayaan yang tinggi dari bestuursdwang. Pembebanan biaya Bestuursdwang pada dasarnya dibebankan kepada pelanggar, namun dapat pula diperkirakan bahwa biaya akan dipikul oleh Penguasa karena pelanggar tidak bisa membayarnya. 3.Legalisasi terhadap kegiatan yang ilegal (bila dimungkinkan). Sebelum pemerintah melakukan bestuursdwang, pemerintah harus Menyelidiki kemungkinan untuk dilegalisasi atau tidak kegiatan yg ilegal tersebut (dengan memberi izin).

  • SYARAT PELAKSANAAN BESTUURSDWANG1. Harus ada perintah yang tertulis dari pejabat yang berwenang2. Harus ada perinngatan terlebih dahulu dari pejabat yang berwenang. Peringatan tersebut berisi:Perintah yang jelas, apa yang harus dilakukan oleh warga.Memuat ketentuan peraturan yang dilanggar.Harus ditentukan jangka waktu perintah harus dilakukan.Memuat tentang biaya yang harus ditanggung oleh pelanggar dengan menyebut aturan yang menjadi dasarnya.3. Pelaksanaan Bestuursdwang harus dilakukan secara cermat Agar tidak menimbulkan kerugian yang berlebihan bagi yang Bersangkutan.

  • Ad.2. Penarikan kembali keputusan yang menguntungkanKeputusan yang menguntungkan dapat ditarik kembali sebagai sanksi apabila:Yang berkepentingan tidak mematuhi pembatasan Pembatasan, syarat-syarat atau ketentuan peraturan Perundang-undangan yang dikaitkan dengan izin, subsidi Pembayaran.2. Yang berkepentingan pada waktu mengajukan permohonan untuk mendapat izin,subsidi, atau pembayaran telah menberikan Data yang sedemikian tidak benar atau tidak lengkap, apabila data yang diberikan secara benar maka keputusan akan berbeda.3. Penyalah gunaan izin.

  • Denda AdministratifDenda administratif dikenal dalam hukum perpajakan. Denda Administrasi dikenakan kepada wajib pajak dalam hal :Jika jumlah pajak yang terutang kurang atau tidak dibayar, Maka terhadapnya dikenakan sanksi administratif berupa denda Atau bunga sebesar 20 % selama 24 bulan terhitung mulai saat berakhirnya masa pajak.2. Apabila surat pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu yang ditentapkan dan telah ditegur secara tertulis Tidak disampaikan pada waktu sebagaimana ditentukan dalam surat teguran.

  • Pengenaan Uang paksaPengenaan uang paksa dapat diberikan sebagai penganti tindakan bestuursdwang. Uang akan hilang untuk tiap kali suatuPelanggaran diulangi . Uang paksa dikenakan dalam hal-hal Tertentu apabila bestuursdwang secara praktis sulit dijalankan atau akan berlaku sanksi yang terlalu berat.

  • Sekian terima kasih