resume firma

26
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN dan AKUNTANSI Jl. S. Supriadi No. 48 Malang NAMA : YENY PRATIWI NIM : 100404020061 FAKULTAS : EKONOMI PRODI : AKUNTANSI TUGAS 1 : AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 ANGKATAN : 2010/2011 JAWABAN PENGERTIAN FIRMA Firma (dari bahasa Belanda venootschap onder firma, secara harfiah yaitu perserikatan dagang antara beberapa perusahaan) atau sering juga disebut Fa, adalah sebuah bentuk badan usaha untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih disebut Firma dengan memakai nama bersama atau satu nama yang digunakan bersama untuk memperluas usahanya. Menurut Manulang (1975) persekutuan dengan firma adalah persekutuan untuk menjalankan perusahaan dengan memakai nama bersama. Jadi ada beberapa orang yang bersekutu untuk menjalankan suatu perusahaan. Nama perusahaan

Upload: dimashutri

Post on 10-Jul-2016

217 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pengetahuan tentang FIRMA (tugas kuliah-mendeskripsikan tentang FIRMA)

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Firma

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN dan AKUNTANSI

Jl. S. Supriadi No. 48 Malang

NAMA : YENY PRATIWI

NIM : 100404020061

FAKULTAS : EKONOMI

PRODI : AKUNTANSI

TUGAS 1 : AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1

ANGKATAN : 2010/2011

JAWABAN

PENGERTIAN FIRMA

Firma (dari bahasa Belanda venootschap onder firma, secara harfiah yaitu perserikatan

dagang antara beberapa perusahaan) atau sering juga disebut Fa, adalah sebuah bentuk badan

usaha untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih disebut Firma dengan memakai

nama bersama atau satu nama yang digunakan bersama untuk memperluas usahanya. Menurut

Manulang (1975) persekutuan dengan firma adalah persekutuan untuk menjalankan perusahaan

dengan memakai nama bersama. Jadi ada beberapa orang yang bersekutu untuk menjalankan

suatu perusahaan. Nama perusahaan seperti umumnya adalah nama dari salah seorang sekutu.

Dalam firma semua anggota bertanggung jawab sepenuhnya baik sendiri maupun bersama

terhadap utang-utang perusahaan kepada pihak lain. Bila perusahaan mengalami kerugian akan

ditanggung bersama, bila perlu dengan seluruh kekayaan pribadi mereka. Firma dapat dibentuk

oleh 2 orang atau lebih yang semuanya belum memiliki usaha. Pemiliki firma terdiri dari

beberapa orang yang bersekutu dan masing-masing anggota persekutuan menyerahkan kekayaan

pribadi sesuai yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan.

Page 2: Resume Firma

Firma bukan merupakan badan usaha yang berbadan hukum karena : Tidak ada

pemisahan harta kekayaan antara persekutuan dan pribadi sekutu‐sekutu, setiap sekutu

bertanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan. Tidak ada keharusan pengesahan akta

pendirian oleh Menteri Kehakiman dan HAM Firma berakhir apabila jangka waktu yang

ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir. Tujuan dari firma adalah untuk memperluas

usaha dan menambah modal agar lebih kuat dan mampu bersaing perusahaan yang lain. Firma

juga biasa disebut Persekutuan ( Partnership ), sebab perusahaan yang berbentuk firma memang

didirikan oleh orang-orang atau sekutu-sekutu sebagai pemilik dari firma. Dengan demikian

pemilik firma biasa disebut anggota atau sekutu atau partner.

Perusahaan dengan berbentuk firma bisa dijumpai pada berbagai jenis perusahaan.

Seperti perusahaan penerbitan, perusahaan perdagangan, perusahaan jasa, juga kantor-kantor

konsultan hukum, dan akuntansi politik.

Ciri-Ciri Firma

Secara umum, ciri-ciri dan sifat Firma yang dapat kita lihat yaitu:

a.       Anggota firma biasanya sudah saling mengenal dan saling mempercayai.

b.      Perjanjian firma dapat dilakukan di hadapan notaris maupun di bawah tangan.

c.       Memakai nama bersama dalam kegiatan usaha.

d.      Adanya tanggung jawab dan resiko kerugian yang tidak terbatas.

e.       Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi dengan harta

pribadi.

f.       Setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin.

g.      Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin anggota yang lainnya.

h.      keanggotaan firma melekat dan berlaku seumur hidup.

i.        seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma.

j.        pendiriannya tidak memelukan akte pendirian.

Page 3: Resume Firma

k.      mudah memperoleh kredit usaha.

TERBENTUKNYA FIRMA

Berdasarkan Pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Persekutuan Firma adalah

persekutuan yang diadakan untuk menjalankan suatu perusahaan dengan memakai nama

bersama.Menurut pendapat lain,Persekutuan Firma adalah setiap perusahaan yang didirikan

untuk menjalankan suatu perusahaan di bawah nama bersama atau Firma sebagai nama yang

dipakai untuk berdagang bersama-sama. Persekutuan Firma merupakan bagian dari persekutuan

perdata, maka dasar hukum persekutuan firma terdapat pada Pasal 16 sampai dengan Pasal 35

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dan pasal-pasal lainnya dalam Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) yang terkait. Dalam Pasal 22 KUHD disebutkan bahwa

persekutuan firma harus didirikan dengan akta otentik tanpa adanya kemungkinan untuk

disangkalkan kepada pihak ketiga bila akta itu tidak ada. Pasal 23 KUHD dan Pasal 28 KUHD

menyebutkan setelah akta pendirian dibuat, maka harus didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan

Negeri dimana firma tersebut berkedudukan dan kemudian akta pendirian tersebut harus

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Selama akta pendirian belum didaftarkan dan diumumkan, maka pihak ketiga menganggap firma

sebagai persekutuan umum yang menjalankan segala macam usaha, didirikan untuk jangka

waktu yang tidak terbatas serta semua sekutu berwenang menandatangani berbagai surat untuk

firma ini sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 29 KUHD. Isi ikhtisar resmi akta pendirian

firma dapat dilihat di Pasal 26 KUHD yang harus memuat sebagai berikut:

1. Nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para sekutu firma.

2. Pernyataan firmanya dengan menunjukan apakah persekutuan itu umum ataukah terbatas

pada suatu cabang khusus perusahaan tertentu dan dalam hal terakhir dengan menunjukan

cabang khusus itu.

3. Penunjukan para sekutu yang tidak diperkenankan bertanda tangan atas nama firma.

4. Saat mulai berlakunya persekutuan dan saat berakhirnya.

Page 4: Resume Firma

5. Dan selanjutnya, pada umumnya bagian-bagian dari perjanjiannya yang harus dipakai

untuk menentukan hak-hak pihak ketiga terhadap para sekutu.

Pada umumnya Persekutuan Firma disebut juga sebagai perusahaan yang tidak berbadan hukum

karena firma telah memenuhi syarat/unsur materiil namun syarat/unsur formalnya berupa

pengesahan atau pengakuan dari Negara berupa peraturan perundang-undangan belum ada. Hal

inilah yang menyebabkan Persekutuan Firma bukan merupakan persekutuan yang berbadan

hukum.

POSISI BENTUK HUKUM dan KOMPOSISI MODAL

Firma harus didirikan dengan akta otentik yang dibuat di muka notaris. Akta Pendirian Firma

harus didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat

kedudukan Firma yang bersangkutan. Setelah itu akta pendirian harus diumumkan dalam Berita

Negara atau Tambahan Berita Negara. Tetapi karena Firma bukan merupakan badan hukum,

maka akta pendirian Firma tidak memerlukan pengesahan dari Departemen Kehakiman RI.

Pendirian, pengaturan dan pembubaran Firma diatur di dalam Kitab Undang‐Undang Hukum

Dagang (KUHD) (Wetboek van Koophandel voor Indonesie) S.1847-23. Hukum mengenai

Firma terdapat dalam bagian 2 dalam KUHD dengan judul “Perseroan Firma Dan Perseroan

Dengan Cara meminjamkan Uang Atau Disebut Perseroan Komanditer” yang dimulai dari pasal

16 sampai 35.

Persekutuan Firma disebut juga sebagai perusahaan yang tidak berbadan hukum karena

Firma telah memenuhi syarat/unsur materiil namun syarat/unsur formalnya berupa pengesahan

atau pengakuan dari Negara berupa peraturan perundang-undangan belum ada. Hal inilah yang

menyebabkan Persekutuan Firma bukan merupakan persekutuan yang berbadan hukum.

Suatu persekutuan berdiri dan beropersi berdasarkan suatu akte pendirian yang mengikat

para sekutunya. Jika terjadi perubahan komposisi dari sekutu tersebut maka otomatis perjanjian

atau ikatan tersebut menjadi tidak berlaku. Dengan demikian persekutuan mengubah akte

pendiriannya dengan cara membentuk akte pendirian yang baru. Perubahan akte ini merupakan

implikasi dari sifat limited life dari suatu persekutuan. Kondisi pembuatan akte pendirian baru ini

disebut dengan dissolution, sedangkan jika persekutuan tersebut menghentikan kegiatan

operasinya dan membagikan semua aktiva persekutuan kepada para sekutunya disebut dengan

Page 5: Resume Firma

likuidasi. Pada prinsipnya pembubaran akan menyebabkan suatu perubahan akte pendirian dari

suatu persekutuan, tanpa adanya penghentian kegiatan operasional dari persekutuan tersebut.

Sedangkan proses likuidasi merupakan kegiatan yang menyebabkan persekutuan tersebut akan

berhenti melakukan kegiatan operasionalnya karena masing-masing sekutu bermaksud untuk

membubarkan diri dan membagi sisa aktiva persekutuan pada masing-masing sekutu sesuai

dengan komposisi modal masing-masing.

PERLAKUAN AKUNTANSI pada FIRMA mulai pembentukan hingga pembubaran

Ekuitas adalah hak residual (sisa) atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua

kewajibannya. Oleh karena itu, komponen ekuitas terdiri atas setoran pemilik yang disebut

“modal” dan laba rugi bersih yang diperoleh perusahaan. Akuntansi ekuitas pada dasarnya

menyangkut perlakuan akuntansi terhadap setoran modal pemilik dan perlakuan akuntansi

terhadap laba atau rugi bersih yang diperoleh perusahaan.

Modal (penyertaan) sekutu firma bisa disetorkan dalam bentuk uang tunai (kas), benda-

benda non kas, atau dalam bentuk kekayaan bersih apabila sekutu firma yang bersangkutan

sebelumnya telah menjalankan usaha, dalam hal setoran modal dalam bentuk benda-benda non

kas atau dalam bentuk kekayaan bersih perusahaan yang sudah berjalan, nilai setoran harus

mendapat persetujuan lebih dulu dari sekutu firma yang lain. Sebagai ilustrasi, berikut ini

beberapa contoh pencatatan transaksi penerimaan setoran modal sekutu firma.

Contoh 1:

Pada tanggal 1 Mei 2009 Anton, Neni, dan Rika membentuk persekutuan firma dengan nama

Firma ANEKA. Sebagai penyertaannya, Anton menyerahkan tanah senilai Rp 70.000.000,00

dan gedung senilai Rp 40.000.000,00. Neni menyerahkan kas senilai Rp 80.000.000,00, dan

Rika menyerahkan kendaraan senilai Rp 60.000.000,00.

Jurnal yang dibuat untuk mencatat setoran modal sekutu firma, adalah sebagai berikut:

1 Mei Kas Rp 80.000.000,00

Tanah Rp 70.000.000,00

Page 6: Resume Firma

Gedung Rp 40.000.000,00

Kendaraan Rp 60.000.000,00

Modal Anton Rp 110.000.000,00

Modal Neni Rp 80.000.000,00

Modal Rika Rp 60.000.000,00

Contoh 2:

Adi pemilik toko MAJU dan Sita pemilik toko LANCAR pada tanggal 1 April 2009

menggabungkan perusahaannya dalam bentuk persekutuan firma dengan nama Firma

SUKSES. Sebagai penyertaan, masing-masing menyerahkan aktiva dan kewajiban

perusahaannya. Neraca Toko MAJU dan Toko LANCAR per 31 Maret 2009 adalah sebagai

berikut:

Toko MAJU

NERACA

Per 31 Maret 2009

AKTIVA KEWAJIBAN &

EKUITAS

Kas 10.000.000 Hutang Bank 7.000.000

Persediaan 6.000.000 Modal Adi 15.000.000

Peralatan Toko 8.000.000

Akumulasi Penyusutan (2.000.000)

Total Aktiva 22.000.000 Total Kewajiban & Ekuitas 22.000.000

Page 7: Resume Firma

Toko LANCAR

NERACA

Per 31 Maret 2009

AKTIVA KEWAJIBAN &

EKUITAS

Kas 6.000.000 Hutang Dagang 12.000.000

Piutang Dagang 2.000.000 Modal Sita 26.000.000

Persediaan 14.000.000

Kendaraan 20.000.000

Akumulasi Penyusutan (4.000.000)

Total Aktiva 38.000.000 Total Kewajiban & Ekuitas 38.000.000

Hasil penilaian atas aktiva dan kewajiban masing-masing sekutu firma, adalah sebagai berikut:

a. Aktiva dan kewajiban Toko MAJU

1) Persediaan barang disetujui dengan harga Rp 5.000.000,00

2) Peralatan toko disetujui dengan nilai Rp 7.500.000,00

b. Aktiva dan Kewajiban Toko LANCAR

1) Piutang ditaksir tidak dapat ditagih sebesar Rp 500.000,00

2) Persediaan barang dinilai seharga Rp 15.000.000,00

3) Kendaraan dinilai seharga Rp 17.500.000,00

Jurnal yang diperlukan Firma SUKSES untuk mencatat penerimaan setoran modal

sekutu firma tergantung dari apakah firma menggunakan buku-buku baru (baik buku-buku

Page 8: Resume Firma

Toko MAJU maupun buku-buku Toko LANCAR tidak digunakan sebagai buku-buku firma),

atau menggunakan buku-buku salah satu sekutu firma.

Apabila firma menggunakan buku-buku baru, jurnal untuk mencatat aktiva dan kewajiban baik

yang diterima dari sekutu Adi maupun dari sekutu Sita, adalah sebagai berikut:

1 Mei Kas Rp 16.000.000,00

Piutang Dagang Rp 2.000.000,00

Persediaan Rp 20.000.000,00

Peralatan Toko Rp 7.500.000,00

Kendaraan Rp 17.500.000,00

Cadangan Kerugian Piutang Rp 500.000,00

Hutang Dagang Rp 12.000.000,00

Hutang Bank Rp 7.000.000,00

Modal Adi Rp 15.500.000,00

Modal Sita Rp 28.000.000,00

Neraca sesaat setelah pembentukan firma SUKSES tampak sebagai berikut:

Firma SUKSES

NERACA

Per 1 April 2009

AKTIVA KEWAJIBAN &

EKUITAS

Kas 16.000.000 Hutang Dagang 12.000.000

Page 9: Resume Firma

Piutang Dagang 2.000.000 Hutang Bank 7.000.000

Cadg. Kerug. Piutang (500.000) Modal Adi 15.500.000

Persediaan 20.000.000 Modal Sita 28.000.000

Peralatan Toko 7.500.000

Kendaraan 17.500.000

Total Aktiva 62.500.000.000 Total Kewajiban & Ekuitas 62.500.000

Dalam hal firma menggunakan / melanjutkan buku-buku perusahaan salah satu sekutu, aktiva

dan kewajiban sebagai setoran modal sekutu yang bersangkutan sudah tercatat sehingga catatan

yang harus dibuat firma sehubungan dengan setoran modal sekutu adalah :

a. Jurnal untuk mencatat perubahan saldo akun-akun buku besar yang dilanjutkan

penggunaannya disesuaikan dengan nilai yang disepakati.

b. Jurnal untuk mencatat penerimaan aktiva dan kewajiban sebagai setoran modal

sekutu yang lain.

Jika pada contoh di atas Firma SUKSES melanjutkan buku-buku perusahaan Adi (Toko MAJU)

untuk mencatat kegiatan usahanya, maka jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:

a. Jurnal pada buku-buku perusahaan Adi

1) Mencatat penurunan nilai persediaan dari 6.000.000 menjadi 5.000.000

Modal Adi 1.000.000

Persediaan 1.000.000

2) Mencatat kenaikan nilai peralatan toko dari nilai buku 6.000.000 menjadi 7.500.000

Peralatan toko 1.500.000

Modal Adi 1.500.000

Atau

Page 10: Resume Firma

Akum. Penyusutan Peralatn Toko 1.500.000

Modal Adi 1.500.000

b. Jurnal untuk mencatat setoran modal Sita

Aktiva dan kewajiban Toko LANCAR yang disepakati sebagai setoran modal sekutu Sita,

seluruhnya belum dicatat, oleh karena itu dicatat sebagai berikut:

1 April Kas Rp 6.000.000,00

Piutang Dagang Rp 2.000.000,00

Persediaan Rp 15.000.000,00

Kendaraan Rp 17.500.000,00

Cadg. Kerug. Piutang Rp 500.000,00

Hutang Dagang Rp 12.000.000,00

Modal Sita Rp 28.000.000,00

Neraca pada tanggal 1 April 2009 sesaat setelah pembentukan firma, jika firma melanjutkan

buku-buku perusahaan Adi, adalah sebagai berikut:

Firma SUKSES

NERACA

Per 1 April 2009

AKTIVA KEWAJIBAN &

EKUITAS

Kas 16.000.000 Hutang Dagang 12.000.000

Piutang Dagang 2.000.000 Hutang Bank 7.000.000

Page 11: Resume Firma

Cadg. Kerug. Piutang (500.000) Modal Adi 15.500.000

Persediaan 20.000.000 Modal Sita 28.000.000

Peralatan Toko 8.000.000

Akum. Penyst. (500.000)

Kendaraan 17.500.000

Total Aktiva 62.500.000.000 Total Kewajiban & Ekuitas 62.500.000

Pencatatan Transaksi Pengambilan Pribadi sekutu Firma

Dalam buku besar firma disediakan akun “Prive” untuk masing-masing sekutu firma. Akun

tersebut berfungsi sebagai tempat menampung pengambilan pribadi sekutu firma (diluar

penarikan modal) yang dilakukan dalam suatu periode. Dengan demikian kewajiban keuangan

sekutu firma sehubungan dengan pengambilan pribadi yang dilakukan dalam suatu periode,

tampak dalam akun “Prive” setiap sekutu. Pengambilan pribadi sekutu firma dicatat debet pada

akun Prive sekutu yang bersangkutan dan dicatat kredit pada akun Kas atau akun yang terkait.

Pada akhir periode saldo akun prive sekutu firma dipindahkan ke dalam akun modal masing-

masing.

Pencatatan Keluarnya Sekutu Firma

Seorang sekutu firma keluar dari persekutuan, apabila sekutu yang bersangkutan

menyatakan mengundurkan diri dan menarik semua yang menjadi haknya. Bisa juga sekutu yang

bersangkutan menjual semua yang menjadi haknya kepada sekutu yang lain atau kepada sekutu

baru. Dalam hal sekutu firma mengundurkan diri dan menarik semua yang menjadi haknya ,

saldo semua akun buku besar yang terkait dengan sekutu yang bersangkutan dihilangkan dari

pembukuan firma.

Contoh: dalam buku besar firma MULYA pada tanggal 25 Januari 2009, akun Modal Dina

menunjukkan saldo sebesar Rp 20.000.000,00 dan akun Prive Dina debet Rp 5.000.000,00. Pada

Page 12: Resume Firma

tanggal 25 Januari 2009 Dina menyatakan mengundurkan diri dari persekutuan. Semua yang

menjadi hak dan kewajibannya diselesaikan melalui kas.

Jurnal untuk mencatat keluarnya Dina dari Firma MULYA, adalah:

25 Jan Modal Dina Rp 20.000.000,00

Prive Dina Rp 5.000.000,00

Kas Rp 15.000.000,00

Dalam hal jumlah yang dibayarkan firma di atas jumlah yang menjadi hak sekutu yang

keluar, kelebihannya bisa diperlakukan sebagai “bonus” dan dibebankan kepada modal sekutu

yang lain. Bisa juga diperlakukan sebagai “goodwill”.

Contoh 1:

Sekutu Firma ASTINA beranggotakan Asih dengan modal Rp 90.000.000,00, Tiko dengan

modal Rp 60.000.000,00 dan Nanda dengan modal 70.000.000,00. Pada tanggal 4 Mei 2009,

Nanda keluar dari persekutuan dibayar uang tunai sebesar Rp 80.000.000,00. Kelebihan dari

jumlah yang menjadi hak sekutu Nanda diperlakukan sebagai bonus dan dibebankan kepada Asih

dan Tiko berdasarkan perbandingan modal modal, yaitu 3 : 2.

Jurnal yang dibuat Firma ASTINA untuk mencatat keluarnya Namda adalah:

4 Mei Modal Nanda Rp

70.000.000,00

Modal Asih Rp

6.000.000,00

Modal Tiko Rp

4.000.000,00

Kas Rp 80.000.000,00

Contoh 2:

Page 13: Resume Firma

Apabila Firma ASTINA memperlakukan kelebihan jumlah yang dibayarkan dari jumlah yang

menjadi hak Nanda sebagai “goodwill”, jurnal yang dibuat untuk mencatat keluarnya Nanda

adalah:

4 Mei Modal Nanda Rp 70.000.000,00

Goodwill Rp 10.000.000,00

Kas Rp

80.000.000,00

Apabila hak Nanda dibeli oleh sekutu baru misalnya oleh Budi dengan harga Rp

75.000.000,00, pencatatan yang dilakukan firma adalah pemindahan saldo akun modal sekutu

Nanda ke dalam akun modal sekutu Budi. Sementara pembayaran oleh Budi kepada Nanda

merupakan transaksi pribadi antara Nanda dan Budi (tidak dicatat oleh firma). Jurnal yang dibuat

firma adalah sebagai berikut:

4 Mei Modal Nanda Rp 70.000.000,00

Modal Budi Rp 70.000.000,00

Pencatatan Masuknya Sekutu Baru

Dalam persekutuan kadang terjadi penambahan atau penggantian anggota, misal dengan

tujuan penambahan modal atau alasan lainnya. Masuknya sekutu baru ke dalam persekutuan

firma dapat dilakukan dengan cara:

a. Pembelian semua atau sebagian dari hak (modal) sekutu lama

Masuknya sekutu baru melalui pembelian hak (modal) sekutu lama, tidak mengakibatkan

penambahan pada aktiva firma, namun hanya mengakibatkan pemindahan modal dari

modal sekutu lama menjadi modal sekutu baru.

Misalnya, Firma MEGAH beranggotakan Meli dengan modal Rp 60.000.000,00 dan Galih

Rp 40.000.000,00. Pada tanggal 2 Juni 2009, Susi masuk menjadi sekutu baru dengan

membeli 25% hak atas firma. Akibat transaksi ini adalah:

Susi menjadi sekutu baru dalam Firma MEGAH dengan modal sebesar:

25% x (Rp 60.000.000,00 + Rp 40.000.000,00) = Rp 25.000.000,00

Page 14: Resume Firma

Modal sekutu Meli berkurang sebesar 25% x Rp 60.000.000,00 = Rp 15.000.000,00,

dan modal sekutu Galih berkurang 25% x Rp 40.000.000,00 = Rp 10.000.000,00

Jurnal yang dibuat untuk mencatat masuknya Susi adalah:

2 Juni Modal Meli Rp 15.000.000,00

Modal Galih Rp 10.000.000,00

Modal Susi Rp 25.000.000,00

Bagaimana susunan modal Firma MEGAH setelah masuknya Susi?

b. Penyerahan aktiva sebagai setoran modal

Masuknya sekutu baru dengan cara menyerahkan aktiva mengakibatkan penambahan

aktiva firma yang diimbangi dengan penambahan ekuitas. Apabila nilai aktiva yang

diserahkan sekutu baru lebih besar dari jumlah yang disepakati sebagai modal sekutu yang

bersangkutan, kelebihannya bias diperlakukan sebagai bonus untuk sekutu lama atau sebagai

goodwill.

Contoh 1:

Susunan modal Firma SANTOSA pada tanggal 31 Maret 2009 terdiri dari modal Tuti Rp

90.000.000,00 dan modal Aditya Rp 60.000.000,00. Pada tanggal 6 April 2009, Bagas masuk

menjadi sekutu firma dengan modal yang disetujui sebesar Rp 20% dari modal firma. Sebagai

setoran modalnya Bagas menyerahkan uang tunai sebesar Rp 50.000.000,00.

Jumlah modal firma setelah masuknya Bagas adalah: Rp 200.000.000,00

Modal Bagas yang disetujui (20%): Rp 40.000.000,00

Jumlah yang disetorkan Bagas: Rp 50.000.000,00

Kelebihan setoran yang diperlakukan sebagai bonus: Rp 10.000.000,00

Page 15: Resume Firma

Bonus dialokasikan kepada Tuti dan Aditya dengan perbandingan 3:2, sehingga jurnal untuk

mencatat masuknya Bagas adalah sebagai berikut:

6 April Kas Rp 50.000.000,00

Modal Tuti Rp 6.000.000,00

Modal Aditya Rp 4.000.000,00

Modal Bagas Rp 40.000.000,00

Bagaimana susunan modal Firma SANTOSA setelah masuknya Bagas?

Contoh 2:

Susunan modal Firma MELATI pada tanggal 31 Juni 2009, terdiri dari modal Tedi sebesar Rp

120.000.000,00 dan modal Lani Rp 60.000.000,00. Pada tanggal 2 Juli 2009, Bowo masuk

menjadi sekutu firma dengan menyerahkan uang tunai sebesar Rp 90.000.000,00. Jumlah

tersebut disetujui untuk penyertaan sebesar Rp 30% dari modal firma yang baru. Kelebihan

dari kekayaan bersih firma yang baru diperlakukan sebagai goodwill dan dialokasikan kepada

sekutu lama berdasarkan perbandingan modal.

Goodwill yang timbul dihitung sebagai berikut:

Modal firma yang ditetapkan dengan masuknya Bowo:

100/30 x Rp 90.000.000,00 = Rp 300.000.000,00

Kekayaan bersih (modal riil) setelah Bowo masuk menjadi sekutu: Rp 270.000.000,00.

Nilai goodwill yang diperhitungkan: Rp 300.000.000,00 – Rp 270.000.000,00 = Rp

30.000.000,00.

Selanjutnya, goodwill dialokasikan kepada sekutu Tedi dan Lani dengan perbandingan 2:1,

sehingga jurnal yang dibuat untuk mencatat masuknya Bowo adalah sebagai berikut:

Page 16: Resume Firma

2 Juli Kas Rp 90.000.000,00

Goodwill Rp 30.000.000,00

Modal Tedi Rp 20.000.000,00

Modal Lani Rp 10.000.000,00

Modal Bowo Rp 90.000.000,00

Bagaimana susunan modal Firma MELATI setelah masuknya Bowo?

Pembagian dan Pencatatan Laba Rugi Firma

Laba atau rugi yang diperoleh firma dibagikan kepada para sekutu berdasarkan

ketentuan yang tercantum di dalam persetujuan persekutuan firma. Pencatatan pembagian laba

dilakukan dengan mendebet akun Ikhtisar Laba Rugi dan mengkredit akun modal masing-

masing sekutu sebesar jumlah bagian labanya. Beberapa cara yang dapat digunakan sebagai

ketentuan dalam pembagian laba rugi firma adalah:

a. Pembagian laba berdasarkan perbandingan modal sekutu firma

Dengan cara ini, besarnya bagian laba atau rugi tergantung besarnya modal masing-masing

sekutu. Laba atau rugi dapat dibagi dengan perbandingan modal awal periode, modal akhir

periode, atau modal rata-rata.

b. Pembagian laba dengan memperhitungkan bunga investasi sekutu firma

Adakalanya firma memberikan bunga atas investasi para sekutu, sehingga dalam

pembagian laba atau rugi diperhitungkan terlebih dahulu bunga untuk investasi masing-

masing sekutu, baru kemudian sisanya dibagi dengan perbandingan modal.

c. Pembagian laba dengan memperhitungkan gaji sekutu firma

Dalam hal firma memperhitungkan gaji para sekutu, laba yang dibagikan dihitung dari laba

bersih setelah dikurangi dengan jumlah gaji sekutu.

Pencatatan Transaksi Pembubaran Firma (Likuidasi)

Pembubaran (likuidasi) firma merupakan pembatalan persetujuan persekutuan firma,

dan sekaligus penghentian kegiatan usaha. Oleh karena itu, apabila suatu firma dilikuidasi,

Page 17: Resume Firma

pembukuan firma harus ditutup lebih dulu. Akun-akun pendapatan dan beban harus ditutup,

sehingga dalam buku besar hanya akun-akun neraca yang masih memiliki saldo. Selanjutnya

semua aktiva non kas dijadikan uang tunai dan semua utang firma dibayar. Apabila semua

utang telah dibayar dan kas masih memiliki saldo, baru dibagikan kepada para sekutu.

Laba atau rugi yang timbul dalam proses likuidasi firma, secara langsung dialokasikan

kepada akun modal sekutu firma berdasarkan ketentuan pembagian laba.Salah satu

contohnya, misalnya pada tanggal 2 Mei 2009 aktiva berupa kendaraan senilai Rp

40.000.000,00 laku dijual dengan harga Rp 35.000.000,00, sehingga mengalami kerugian

sebesar Rp 5.000.000,00. Rugi tersebut dialokasikan ke akun modal sekutu, misalnya dengan

perbandingan 3:2, sehingga jurnal untuk mencatat transaksi tersebut, adalah:

2 Mei Kas Rp 35.000.000,00

Modal A Rp 3.000.000,00

Modal B Rp 2.000.000,00

Kendaraan Rp 40.000.000,00