resume agama

47
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Garis Besar Isi Buku Garis besar isi buku ini adalah menerangkan tentang apa makna, tujuan, dan metode memahami Islam, apa itu manusia, agama, dan Islam, makna dari keimanan dan ketakwaan, penjelasan Alquran, Hadis, Ijtihad, Ibadah, Syariah, Fikih, dan hukum Islam, bagaimana membangun keluarga Islami, mengetahui makanan dan minuman yang halal dan haram dalam Islam, menerangkan konsep dasar ekonomi dan dan transaksi dalam sistem muamalah Islam, menjelaskan tentang etos kerja dan entrepreneurship, akhlak dan tasawuf, Dakwah dan Amar Ma’ruf Nahyi Munkar, serta mengetahui tentang Islam dan isu-isu kontemporernya. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penulisan resume ini yaitu: 1. Apa saja isi buku Islam Tuntunan dan Pedoman Hidup? 2. Apa saja keunggulan buku tersebut? 3. Apa saja kelemahan buku tersebut? 1.3 Tujuan Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 1

Upload: jae-hacuculaiy-samore

Post on 28-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas resume agama

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Agama

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Garis Besar Isi Buku

Garis besar isi buku ini adalah menerangkan tentang apa makna, tujuan, dan

metode memahami Islam, apa itu manusia, agama, dan Islam, makna dari

keimanan dan ketakwaan, penjelasan Alquran, Hadis, Ijtihad, Ibadah, Syariah,

Fikih, dan hukum Islam, bagaimana membangun keluarga Islami, mengetahui

makanan dan minuman yang halal dan haram dalam Islam, menerangkan konsep

dasar ekonomi dan dan transaksi dalam sistem muamalah Islam, menjelaskan

tentang etos kerja dan entrepreneurship, akhlak dan tasawuf, Dakwah dan Amar

Ma’ruf Nahyi Munkar, serta mengetahui tentang Islam dan isu-isu

kontemporernya.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan resume ini yaitu:

1. Apa saja isi buku Islam Tuntunan dan Pedoman Hidup?

2. Apa saja keunggulan buku tersebut?

3. Apa saja kelemahan buku tersebut?

1.3 Tujuan

Tujuan umum penulisan resume ini adalah untuk memenuhi tugas akhir mata

kuliah Pendidikan Agama Islam, dan tujuan khususnya adalah agar pembaca

mengetahui secara umum isi dari buku “Islam Tuntunan dan Pedoman Hidup”,

dan lebih mendalami ajaran Agama Islam.

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 1

Page 2: Resume Agama

BAB 2

RESUME

2.1 Bab 1 Makna, Tujuan, dan Memahami Islam

Secara lughawi atau etimologis, kata “Islam” berasal dari tiga akar kata,

yaitu: Aslama, artinya berserah diri atau tunduk patuh: Salam, artinya damai atau

kedamaian: Salamah, artinya keselamatan.

Melihat akar katanya, kata “Islam” mengandung makna-makna berikut:

1. Berserah diri atau tundun patuh pada aturan-aturan hidup yang ditetapkan

oleh Allah SWT;

2. Menciptakan rasa damai dalam hidup, yakni kedamaian jiwa atau ruh.

3. Menempuh jalan yang selamat, yakni mengamalkan aturan-aturan hidup yang

ditetapkan oleh Allah SWT, agar mencapai keselamatan di dunia dan di

akhirat serta terbebas dari kesengsaraan abadi.

Adapun secara istilah atau etimologis, “Islam” adalah agama yang diturunkan

oleh Allah swt. Kepada umat manusia melalui penutup para Nabi (Nabi

Muhammad saw.)

Tujuan Syari’ah Islam

1. Menjaga dan Memelihara Agama

a. Perlunya mlahirkan ulama

b. Membudayakan gerakan belajar agama

c. Perlunya menguasai ilmu-ilmu dasar islam

d. Ilmu yang fardu’ain

e. Melaksanakan kewajiban agama

2. Menjaga dan Memelihara Jiwa

3. Menjaga dan Memelihara Akal

4. Menjaga dan Memelihara Harta

5. Menjaga dan Memelihara Kehormatan

Adapun metode-metode untuk memahami misi dan tujuan diturunkannya

syari’ah Islam, antara lain:

1. Metode Disiplin Ilmu dan Kajian Isi

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 2

Page 3: Resume Agama

Di Indonesia dikenal luas bahwa ajaran Islam terdiri atas tiga disiplin, yaitu:

‘aqidah, syari’ah, dan akhlaq. Metodologi yang digunakan biasanya bersifat

doktriner.

2. Metode Kajian Al-qur’an dan Sejarah Islam

a. Metode kajian teks secara integral

Alquran memiliki sistematika yang sangat berbeda dengan sistematika

penulisan buku yang pernah dikembangkan oleh manusia. Alquran diturunkan

berangsur-angsur selama 23 tahun. Selama itu Alquran diturunkan sesuai

dengan kebutuhan dan permasalahan yang sedang berkembang. Tak jarang ayat

Alquran turun merupakan respon terhadap pertanyaan atau kejadian yang

muncul pada saat itu.

b. Metode kajian fenomena alam

Di dalam Alquran banyak sekali ayat yang langsung mengangkat

fenomena alam yang sulit bahkan tidak mungkin dipahami jika tidak dibantu

dengan kajian kealaman.

3. Metode Tipologi

Metode ini dikembangkan oleh Ali Syari’ati untuk memahami tipe, profil,

watak, dan misi agama Islam.Metode ini sangat tepat untuk para pemula. Adapun

ciri-ciri metode tipologi yaitu bersifat mengidentifikasi lima aspek agama dan

membandingkan kelima aspek tersebut dengan aspek yang sama dalam agama

lain. Adapun langkah-langkah menoperasionalkan metode tipologi, antara lain

sebagai berikut:

a. Menjelaskan tipe, konsep, keistimewaan, dan ciri-ciri Allah di dalam Islam

b. Menelaah kitab suci

c. Menelaah kepribadian Nabi dalam dimensi-dimensi kemanusiaan dan

kenabiannya

d. Memeriksa situasi kedatangan Rasul

e. Mengkaji kepribadian individu-individu pilihan yang dilahirkan setiap agama

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 3

Page 4: Resume Agama

2.2 Bab 2 Manusia, Agama, dan Islam

Rasa kebertuhanan adalah perasaan pada diri seseorang yang menimbulkan

keyakinan akan adanya sesuatu yang maha kuasa di luar dirinya yang menentukan

segala nasib yang ada. Perasaan ini mendorongnya pada keyakinan akan adanya

Tuhan atau sesuatu yang perlu dipertuhankan yang menentukan segala gerak

kehidupan di alam ini.

Keyakinan akan adanya Tuhan dicapai oleh manusia melalui tiga pendekatan,

yaitu:

1. Material experience of humanity yaitu argumen membuktikan adanya Tuhan

melalui kajian terhadap fenomena alam semesta.

2. Inner experience of humanity yaitu argumen membuktikan adanya Tuhan

melalui kesadaran bathiniyyah dirinya.

3. Spiritual experience of humanity yaitu argumen membuktikan Tuhan

didasarkan pada wahyu yang diturunkan oleh Tuhan melalui Rasul-Nya.

Agama adalah suatu sistem ajaran tentang Tuhan, dimana penganut-

penganutnya melakukan tindakan-tindakan ritual, moral, atau sosial atas dasar

aturan-aturan-Nya. Oleh karena itu, umumnya suatu agama mencakup aspek-

aspek, yaitu aspek kredial, aspek ritual, aspek moral, dan aspek sosial.

Islam adalah suatu sistem ajaran ketuhanan yang berasal dari Allah swt.

diturunkan kepada umat manusia dengan wahyu melalui perantaraan Nabi

Muhammad saw., sebagai agama yang datang dari Allah yang menciptakan

manusia sudah tentu ajaran Islam akan selaras dengan fitrah manusia. Dengan

arahan ajaran Islam, fitrah kemanusiaan akan membawa manusia kearah kebaikan

dan keselamatan baik bagi dirinya maupun orang lain.Untuk membimbing

manusia dalam meniti dan menata kehidupan, Allah menurunkan agama Islam

sebagai pedoman yang harus dijadikan referensi dalam menetapkan setiap

keputusan, dengan jaminan ia akan terbebas dari segala kebingungan dan

kesesatan.

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 4

Page 5: Resume Agama

2.3 Bab 3 Keimanan dan Ketakwaan

Allah menjelaskan tentang iman dan takwa sebagaimana tertera pada QS Al-

Anfal yang artinya:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut

nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya

bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka

bertawakkal (2). (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang

menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka (3). Itulah

orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya.Mereka akan memperoleh

beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat)

yang mulia (4)”.(QS Al-Anfaal, 8: 2-4)

“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah,

dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan

(kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar

beriman.Mereka memperoleh ampunan dan rizki (nikmat) yang mulia”.(QS Al-

Anfaal, 8: 74)

Allah menjelaskan mengenai pahala bagi orang-orang yang beriman

sebagaimana tertera pada QS Al-Baqoroh ayat 277 dan 62 yang artinya:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh,

mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi

Tuhannya.Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka

bersedih hati”.(QS Al-Baqarah, 2: 277)

Berdasarkan ayat-ayat tersebut, jelaslah bahwa orang yang beriman adalah

orang yang memiliki keyakinan yang kokoh dan mendalam akan ke-Maha

Agungan dan ke-Maha Kuasaan Allah sebagai pencipta, pengatur, pemberi rizqi

serta menghidupkan dan mematikan, sehingga apabila disebut asma-Nya

bergetarlah hatinya, kemudian apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambah

yakinlah kepada-Nya. Perintah ini dilakukan karena yakin akan janji Allah yang

memberinya pahala di sisi-Nya berupa kemuliaan, rizqi yang mulia dan ampunan

Allah yang tiada ternilai harganya yang akan membawanya hidup dalam

kesenangan kekal selamanya.

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 5

Page 6: Resume Agama

 Orang yang beriman dalam kehidupannya akan menampilkan perilaku sebagai

berikut:

1. Bersungguh-sungguh untuk melaksanakan aturan Allah dan berperang untuk

mempertahankan agama Allah

2. Menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi dalam kehidupannya dengan

menggunakan hukum Allah dan sunnah Rasulullah

3. Ridho atas segala musibah yang menimpanya

4. Sangat cinta kepada Allah dan Rasul-Nya

5. Mencintai sesama Muslim

6. Rajin dan sungguh-sungguh dalam segala usahanya

7. Berbudi pekerti yang baik

8. Mencegah dan menghindarkan diri dari segala perbuatan yang buruk, baik pada

dirinya maupun pada keluarga dan masyarakat

9. Selalu membantu orang miskin dan anak yatim

 Sifat taqwa dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori atau indikator

ketakwaan, yaitu:

1. Iman kepada Allah, para malaikat Allah, kitab-kitab Allah dan para Nabi Allah

2. Mencintai sesama umat manusia yang diwujudkan melalui mengorbankan harta

karena ingn mendapatkan ridho Allah

3. Mendirikan shalat dan menunaikan zakat

4. Menyempurnakan janjinya apabila ia berjanji

5. Bersabar pada waktu mendapat musibah dan tantangan

Adapun bentuk implementasi keimanan dan ketaqwaan seseorang dalam

kehidupan pribadi, keluarga dan bermasyarakat, diantaranya:

1. Berbakti kepada Orang tua

2. Menyayangi keluarga

3. Tolong menolong dalam kebaikan terhadap teman, karib kerabat, tetangga,

mencintai dan membenci sesama manusia karena Allah, dan berteman pun

karena Allah.

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 6

Page 7: Resume Agama

2.4 Bab 4 Alquran: Sumber Ajaran Islam Pertama

Al-Quran berasal dari kata qara’a artinya membaca. Disebut Alquran karena ia

harus menjadi bacaan umat islam sepanjang hayat. Alquran adalah kitab suci umat

Islam yang merupakan kumpulan firman Allah yang diterima oleh Nabi

Muhammad saw. secara lafadz dan makna dengan perantaraan Malaikat Jibril

dalam bahasa Arab. Lafadznya yang berbahasa Arab itu dimasukkan oleh Allah

melalui perantaraan malaikat Jibril ke dalam dada Nabi Muhammad, kemudian

beliau membacanya dan terus menyampaikannya kepada umatnya.

Nama-nama lain Al-Quran, antara lain:

1. Al-Kitab artinya kumpulan yang tertulis.

2. Al-Furqon artinya yang membedakan.

3. Al-Nur artinya cahaya.

4. Al-syifa’artinya obat penyembuh.

5. Adz-Dzikr artinya ingat

Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. secara berangsur-angsur

selama 23 tahun, 13 tahun di Mekah dan 10 tahun di Madinah. Ayat-ayat Alquran

yang diturunkan di Mekah disebut ayat Makkiyyah dan ayat-ayat yang diturunkan

di Madinah disebut ayat Madaniyyah.

Hikmah diturunkannya Al-Quran secara berangsur-angsur, yaitu:

1. Lebih Mudah dimengerti dan dilaksanakan

2. Memudahkan penghafalan

3. Disesuaikan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi sehingga lebih

mengesankan dan berpengaruh di dalam hati

4. Di antara ayat-ayat Al-Quran tersebut ada yang berlaku sementara dan perlu

dibatalkan hukumnya dan diganti dengan ayat pengganti yang sesuai dengan

kemaslahatan yang datang kemudian.

Adapun pokok-pokok isi Alquran, yaitu Aqidah, ibadah, mu’amalah, akhlaq,

hukum, kisah umat-umat terdahulu, dan dasar-dasar ilmu pengetahuan alam

semesta.

Fungsi Alquran, di antaranya:

1. Sebagai petunjuk

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 7

Page 8: Resume Agama

2. Sebagai sumber pokok ajaran Islam

3. Sebagai peringatan.

2.5 Bab 5 Hadist: Sumber Ajaran Islam Kedua

As-Sunnah secara lughawi (menurut bahasa) artinya kebiasaan atau tradisi.

Sedangkan menurut istilah ilmu hadits adalah segala apa yang dilakukan oleh

Nabi Muhammad saw., baik berupa perkataan (qauly), perbuatan( fi’ly), atau

berupa pembiaran (taqriry) atas perbuatan sahabat. Adapun yang disebut taqriry

adalah apa yang dilakukan salah seorang sahabat di hadapan Nabi Muhammad

saw. kemudian Nabi membiarkannya dan tidak melarang perbuatan tersebut.

Hadits secara lughawi (menurut bahasa) artinya baru atau kabar. Sedangkan

menurut istilah atau ilmu hadits adalah segala apa yang diberitakan oleh Nabi

Muhammad saw., baik berupa perkataan (qauly), perbuatan (fi’ly), pembiaran

(taqriry), atau sifat-sifat nabi. Pengertian ini hampir sama dengan sunnah, bedanya

kalau As-Sunnah adalah apa yang dilakukan oleh Nabi saw. sendiri, sedangkan

hadits merupakan berita oleh orang ke orang tentang apa yang datang dari Nabi

saw., baik berupa perkataan, perbuatan, pembiaran atau sifat-sifat Nabi saw.

sendiri. Adapun yang disebut sifat-sifat Nabi saw. dalam hadits itu adalah

perkataan sahabat mengenai sifat-sifat Nabi saw. termasuk ciri-ciri fisiknya.

As-Sunnah terbagi ke dalam 3 jenis, yaitu:

1. Sunnah Qauliyyah (Perkataan)

2. Sunnah Fi’liyyah (Perbuatan)

3. Sunnah Taqriyyah (Pembiaran)

Hadits terbagi ke dalam 3 macam, yaitu:

1. Hadits Qauli

2. Hadits Fi’li

3. Hadits taqri

Ilmu hadits adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk yang berkaitan dengan

cara pemindahan hadits dari Nabi Muhammad saw., dari para sahabat atau dari

para tabi’in (orang-orang yang hidup semasa para sahabat) dengan cara

mengetahui para periwayat hadits (rawi) dari sudut kredibilitas intelektual (dhabt)

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 8

Page 9: Resume Agama

dan kredibilitas kepribadian (‘adalah), dan keadaan sanadnya, yaitu rangkaian

dari satu rawi ke rawi lainnya, apakah tersambung atau terputus.

Hadits-hadits yang diriwayatkan dari Rasulullah saw. Tersebut derajatnya

berbeda-beda dilihat dari validitasnya (keshahihan) yang tergantung pada kualitas

sanad, perawi, dan matan. Secara umum tingkatan hadits terbagi dalam 3

tingkatan, yaitu:

1. Hadits Shahih, dengan kriteria:

a. Berkesinambungan rawi-rawinya: Diterima dari rawi yang ‘adil, memiliki

sifat ‘adalah yaitu kredibilitas pribadi seperti: Muslim, dewasa, sehat akal,

dan tak pernah berbuat dosa, dan dlâbith, memiliki kredibilitas intelektual,

yaitu: kuat hafalannya, cermat, baik tangkapannya dan tidak pelupa, oleh

perawi yang ‘adil dan dlabith juga.

b. Tidak cacat

c. Tidak bertentangan dengan riwayat yang lebih kuat lainnya

Berdasarkan jumlah perawinya, hadits shâhîh dibagi menjadi 3 jenis, yaitu

Hadits Muttawatir, Hadits Masyhur, dan Hadits Ahad.

2. Hadits Hasan

Yaitu hadits yang sanadnya berkesinambungan tanpa putus, disampaikan oleh

perawi yang ‘adil, tetapi kurang kedlâbitan (kekuatan hafalan) nya, terbebas dari

cacat dan tidak bertentangan dengan riwayat yang lebih kuat. 

3. Hadits Dha’if

Yaitu hadits yang tidak memenuhi criteria hadits shahih dan hadits hasan, baik

dalam sanad, ataupun para rawinya, atau mengandung cacat dan bertentangan

dengan riwayat yang lebih kuat.

2.6 Bab 6 Ijtihad: Sumber Pengembangan Hukum Islam

Ijtihad berasal dari kata ijtahada artinya berusaha bersungguh-sungguh atau

mengerahkan segala kemampuan. Ijtihad secara istilah didefinisikan para ahli

Ushul Fikih, sebagai usaha mujtahid (orang yang berijtihad) dengan segenap

kesungguhan untuk mendapatkan ketentuan hukum suatu masalah dengan

menggunakan metodologi yang benar.

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 9

Page 10: Resume Agama

Menuruti ahli Ushul Fikih, ijtihad bukanlah dilakukan oleh sembarang orang,

melainkan oleh orang yang memiliki otoritas untuk melakukan ijtihad, yaitu

mujtahid.Para mujtahid pun harus melakukan ijtihadnya dengan penuh

kesungguhan dan dalam bidang yang sangat dikuasainya, disertai metodologi

yang benar. Sumber hukumnya adalah: Pertama, ayat-ayat Al-Quran, Kedua,

hadits-hadits Nabi saw. yang telah melalui seleksi yang ketat tentang

keshâhîhannya, dan Ketiga, ijma’ para sahabat Nabi saw. Bagaimanakah

metodologinya? Para Imam mujtahid mutlak (yaitu Imam Jafar, Imam Hanafi,

Imam Maliki, Imam Syafi’I dan Imam Hambali) merumuskannya dengan

langkah-langkah yang gamblang, tapi ketat. Metode yang dimaksud terutama:

qiyas (Empat Mazhab), istihsân (Imam Hanafi), mashalih Mursalah (Imam

Maliki), dan Istidlal (Imam Syafi’i).

Bentuk Dan Metodologi Ijtihad :

1. Ijma’

Ijma’ yaitu kesepakatan di antara para mujtahid pada masa tertentu atas

hukum bagi suatu kasus tertentu.Ijma’ yang dihasilkan haruslah didasarkan pada

Al-Quran dan Hadits yang diterima.Ijma’ ada yang merupakan kesepakatan para

sahabat Nabi saw. Yang disebut dengan Ijma’ Shâhabat, dan dianggap sebagai

sumber hukum Islam ketiga setelah Al-Quran dan As-Sunnah.

2. Qiyas

Qiyas secara bahasa artinya analogi, sedangkan menurut istilah Ushul Fikih

adalah menetapkan suatu hukum baru yang belum ada nash-nya dengan hukum

yang sudah ada nash-nya karena adanya persamaan ‘illat hukum (maksud dan

tujuan hukum) dari kedua peristiwa itu.

3. Istihsan

Istihsân merupakan perluasan dari qiyas.Adapun yang dimaksud dengan

istihsan adalah meninggalkan qiyas jalli (qiyas nyata) untuk menjalankan qiyas

khafi (qiyas samar-samar), atau meninggalkan hukum kulli (hukum umum) untuk

menjalankan hukum istisna’i (pengecualian), disebabkan ada dalil logika yang

mebenarkannya. Istihsan juga menetapkan suatu hukum yang berlainan dengan

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 10

Page 11: Resume Agama

hasil qiyas karena pertimbangan kepentingan dan kemaslahatan umat untuk

menghindarkan terjadinya kesulitan dan kedzaliman. 

4. Massalih al-Mursalah

Mashalih al-Mursalah ialah suatu kemaslahatan yang tidak ditetapkan oleh

syara’ dan tidak ada pula nash atau dalil syara’nya, baik yang memerintahkan

maupun yang melarang. Mashalih al-Mursalah mirip dengan istihsan, yakni

mencari kemaslahatan.Bedanya, jika istihsan mengambil qiyas khafi dari qiyas

jalli, maka Mashalih al-Mursalah menetapkan suatu hukum yang tidak

diperintahkan ataupun dilarang oleh syara’. Metode ini dikembangkan oleh Imam

Maliki.

5. ‘Urf atau Adat Kebiasaan

‘Urf merupakan adat kebiasaan masyarakat baik berupa perkataan atau

perbuatan yang baik, yang karenanya dapat dibenarkan oleh syara’. Oleh karena

itu, dalam menetapkan adat kebiasaan sebagai dasar penetapan hukum secara

Islami, maka adat tersebut harus memenuhi syarat –syarat berikut:

a. Berlaku secara umum di masyarakat atau kelompok tertentu

b. Adat itu sudah ada pada saat terjadinya suatu perkara hukum

c. Tidak bertentangan dengan dalil syara’ dan prinsip hukum Islam.

2.7 Bab 7 Syariah, Fikih, danHukum Islam

Syari’ah berasal dari kata syarî’ah, yang secara bahasa artinya jalan menuju

mata air.Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Sehingga syari’ah

merupakan jalan menuju sesuatu yang benar-benar merupakan sumber kehidupan.

Dalam istilah Islam, syari’ah berarti jalan besar untuk kehidupan yang baik, yakni

nilai-nilai agama yang dapat member petunjuk bagi setiap manusia.

Pada perkembangan selanjutnya, istilah syari’ah kemudian mengalami reduksi

dan hanya berkaitan dengan perilaku manusia, namun masih tetap sebagai sesuatu

yang dating dari Allah swt., sehingga subjeknya tetap Allah. Pembuat syari’ah

disebut Syari’, yaitu Allah swt. Adapun orang yang mencoba memahaminya

disebut sebagai fâqih atau lebuh tepatnya disebut mujtahid.

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 11

Page 12: Resume Agama

Dalam sejarah, istilah fikih mengalami perkembangan sebanyak 3 fase.

Pertama, istilah fikih berarti paham (fahm). Oleh karena itu, fikih identik dengan

ra’y (pendapat pribadi fuqaha atau ahli fikih), sedangkan ilmu identik dengan

riwayah (periwayatan). Kedua, fikih mengacu pada pemikiran tentang agama atau

pengetahuan agama secara umum, yang meliputi: ilmu kalam, tasawuf, dan

lainnya, tidak hanya pengetahuan yang berkaitan dengan hokum atau ilmu fikih

saja. Pada fase ini muncul satu buku yang berjudul Al-Fiqh Al-Akbar karya Imam

Abu Hanifah yang isinya bukan tentang hokum atau fikih dalam pengertian yang

sekarang, tetapi berisi tentang teologi.Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa

meskipun fikih mencakup aspek-aspek selain hokum syari’at, ada cirri utama yang

tetap menunjukkan karakter utamanya, yaitu berupa intelektualitas atau hasil

pemikiran. Ketiga, fikih berarti suatu jenis disiplin ilmu dari ilmu-ilmu keislaman.

Pengertian fikih seperti ini namp[ak dalam definisi fikih yang dikemukakan oleh

Imam Syafi’I, yaitu ilmu tentang hukum syari’at yang bersifat perbuatan yang

diperoleh dari dalil-dalil yang rinci.

Perbedaan antara Hukum Islam dan Hukum Umum, di antaranya:

1. Hukum umum semata-mata berdasarkan atas pertimbangan manusia,

sedangkan dalam hokum Islam pertimbangan akal manusia didasarkan pada

wahyu, yaitu Al-Quran dan Hadits.

2. Cakupan hokum Islam sangat luas, mencakup semua perbuatan manusia. Hal

itu berbeda dengan hokum umum yang tidak mencakup hubungan antara

manusia dngan Tuhannya.

3. Hukum Islam ada bukan hanya untuk memperhatikan kehidupan dunia saja,

tetapi juga kehidupan akhirat. Sedangkan hokum umum tidak memperhatikan

kehidupan setelah mati, karena masalah ini termasuk masalah pribadi,

hubungan khusus antara dirinya dengan Tuhan.

4. Hukum Islam erat kaitannya dengan akhlak. Hukum Islam dengan

keragamannya sarat dengan nilai-nilai akhlak mulia.

5. Hukum Islam menyeimbangkan kepentingan individu dan masyarakat serta

Negara.

Sebab-sebab terjadinya perbedaan pendapat para ulama fiqih:

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 12

Page 13: Resume Agama

1. Beragamnya arti dalam lafaz-lafaz bahasa Arab

2. Perbedaan dalam masalah Hadis

3. Perbedaan dalam masalah penggunaan metode penggalian hukum

4. Perbedaan cara penyelesaian ketika terjadi pertentangan dalil.

Al-qawa’id al-fiqhiyah adalah kaidah-kaidah yang menghimpun hukum-

hukum yang mirip berdasarkan satu qiyas yang menghimpun hukum-hukum

tersebut. Kaidah yang disepekati para ulama hanya berjumlah lima, yang

kemudian dikenal dengan kaidah dasar umum. Dari masing-masing kaidah yang

lima ini terdapat banyak kaidah lain sebagai cabang dari masing-masing kaidah.

Kelima dasar kaidah tersebut adalah :

1. Al-umur bi Maqasidiha (segala urusan disertai dengan tujuannya)

2. La dlarara wa la dlirara (tidak membuat dan menimbulkan kemudaratan)

3. Al-yaqin la yuzalu bi al-syakk (keyakinan tidak lenyap dengan keraguan)

4. Al-masyaqqah tajlibu al-taisir (kesulitan membolehkan kemudahan)

5. Al-‘adah muhakkamah (kebiasaan dijadikan rujukan hukum).

2.8 Bab 8 Ibadah: Aspek Ritual Umat Islam

Kata Ibadah berasal dari bahasa Arab, yaitu ‘ibadah, yang secara etimologi

artinya menyembah atau menghamba. Sedangkan secara istilah, ibadah adalah

penghambaan seorang manusia kepada Allah swt. untuk dapat mendekatkan diri

kepada-Nya sebagai realisasi dari pelaksanaan tugas hidup selaku makhluk yang

diciptakan Allah.

Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah mempunyai kewajiban beribadah

kepada Allah, sebagaimana dijelaskan oleh Allah swt. Dalam firman-Nya. “Dan

aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah

kepada-Ku”.

Adapun bentuk-bentuk peribadatan formal atau khusus (ibadah mahdhah),

seperti:

1. Shalat: Sendi dan Induk Ibadah

Shalat menurut bahasa berarti do’a atau rahmat. Sedangkan menurut istilah

syara’, shalat berarti perbuatan khusus seorang Muslim yang berisi bacaan-

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 13

Page 14: Resume Agama

bacaan dan gerakan-gerakan di mulai dengan takbir dan di akhiri dengan salam

dengan memenuhi syarat-syarat tertentu.

2. Shaum: Ibadah yang Melibatkan Hawa Nafsu

Shaum menurut bahasa artinya menahan diri dari segala sesuatu. Sedangkan

menurut istilah, shaum adalah menahan diri dari sesuatu yang

membatalkannya, seperti makan, minum, bersetubuh dan juga dari hawa nafsu

yang dapat mengurangi nilai shaum tersebut seperti berkata dan berbuat yang

keji dan kotor mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan disertai

niat dan syarat-syarat tertentu.

3. Zakat: Wujud Ibadah Sosial

Zakat secara bahasa berasal dari kata “zaka” yang berarti mensucikan. Secara

istilah syara’, Sayid Sabiq mengartikan zakat sebagai nama atau sebutan dari

sesuatu hak Allah yang dikeluarkan seseorang kepada fakir miskin. Sedangkan

menurut Sulaiman Rasyid, zakat yaitu kadar harta tertentu yang diberikan

kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat. Jadi zakat adalah

ialah sebagian kepada orang yang berhak menerimanya sesuai dengan

ketentuan.

4. Haji: Puncak Ibadah dan Pengorbanan Lahir dan Batin

Haji secara bahasa artinya menyengaja sesuatu. Sedangkan secara istilah

syara’, haji ialah menyengaja mengunjungi Ka’bah untuk melakukan beberapa

amal ibadah dengan syarat-syarat tertentu.

2.9 Bab 9 Membangun Keluarga Islami

Kalau kita ingin membangun kehidupan yang kokoh di masyarakat, mesti

memulainya dari keluarga, karena keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat.

Sebuah keluarga akan kokoh bila dibentuk atas dasar pernikahan yang sah,

melalui keluarga cinta dan kasih sayang bisa dipupuk dan dibina, anak-anak

(keturunan) juga dapa dilindungi dari ketidakpastian masa depannya. Untuk

membangun sebuah keluarga yang Islami, harus dimulai sejak pesiapan

penikahan, pelaksanaan pernikahan, sampai pada bagaimana seharusnya suami

dan istri membina keluarga setelah akad nikah dilangsungkan.

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 14

Page 15: Resume Agama

Rasulullah saw bersabda: “Wanita itu dinikahi karena empat hal: Karena

hartanya, karena kecantikannya, karena keturunannya, karena agamanya.

Utamakanlah karena agamanya niscaya kamu akan selamat”. (HR. Bukhori

Muslim)

Pernikahan akan dipandang sah apabila memenuhi ketentuan-ketentuan

berikut:

1. Adanya pasangan yang akan dinikahkan, yaitu laki-laki Muslim dan

perempuan Muslimah yang sudah siap lahir batin untuk menikah

2. Wali, yaitu orang yang bertanggungjawab menikahkan calon pasangan suami

istri

3. Dua orang saksi yang adil

4. Ijab – Qabul

5. Mahar

Agar keluarga harmonis, sejahtera lahir dan batin perlu dilakukan pembinaan.

Dalam hubungan ini, seorang suami harus tahu dan melaksanakan kewajiban pada

istrinya, begitupun sebaliknya, seorang istri harus tahu dan melaksanakan

kewajiban pada suaminya. Bahkan sebagai orang tua, suami istri itu pun harus

tahu dan melaksanakan kewajiban pada anak-anaknya, begitupun anak harus tahu

dan melaksanakan kewajiban pada orang tuanya.

Kewajiban-kewajiban dalam keluarga :

1. Kewajiban suami dalam keluarga

Suami adalah pemimpin dalam keluarga disebabkan Allah telah memberikan

kelebihan (kekuatan) kepada mereka atas kaum perempuan (QS An-Nisaa’, 34).

Dengan kelebihan itulah, maka kepada suami dibebankan tugas yang harus

dilaksanakan, antara lain:

a. Menggauli istri dengan sopan (QS An-Nisaa’, 19)

b. Memberikan nafkah batin

c. Memberikan nafkah lahir

2. Kewajiban istri dalam keluarga

a. Patuh kepada suami, selama perintah suami tidak bertentangan dengan

ajaran Islam (QS An-Nisaa’: 34)

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 15

Page 16: Resume Agama

b. Melayani kebutuhan biologis suami

c. Berterima kasih atas pemberian suami

3. Kewajiban orang tua pada anak

Di antara tugas orang tua adalah mengembangkan fitrah (potensi) yang telah

dimiliki anak agar tumbuh dan berkembang. Untuk itu maka orang tua punya

sejumlah kewajiban yakni:

a. Mencukupi kebutuhan anak akan makanan, pakaian dan tempat tidur yang

layak sesuai dengan kadar kemampuannya.

b. Menjaga keselamatan anak, sejak dalam kandungan (rahim) ibunya sampai

beranjak dewasa.

c. Mendidik anak baik secara langsung maupun memasukkannya ke dalam salah

satu lembaga pendidikan agar kelak menjadi anak yang shaleh dan sekaligus

memiliki keterampilan sebagai bekal hidupnya di masa yang akan datang

d. Selalu berdo’a untuk kebaikan anak-anak

e. Menikahkan jika sudah dewasa.

4. Kewajiban anak pada orang tua

Orang tua adalah orang yang paling besar jasanya kepada kita. Keduanya telah

menanggung kesulitan dalam memelihara dan merawat kita, sejak dalam

kandungan sampai kita lahir dan menjadi dewasa. Sebagai timbal balik, Islam

mengajarkan tuintunan bagaimana seharusnya seorang anak berbakti pada orang

tua, yakni:

a. Mematuhi perintah orang tua, kecuali dalam hal maksiat

b. Berbuat baik pada keduanya

c. Berkata dengan lemah lembut kepada keduanya

d. Merendahkan diri di hadapan keduanya

e. Berterima kasih kepadanya

f. Memohon rahmat dan maghfirah untuk keduanya

g. Setelah mereka wafat. Shalatkan jenazahnya, memohonkan rahmat dan

ampunan untuk keduanya, menyempurnakan janjinya, menghormati

sahabatnya, dan terus menjalin kekeluargaan yang pernah dibina oleh

keduanya.

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 16

Page 17: Resume Agama

2.10 Bab 10 Makanan dan Minuman dalam Islam

Halal adalah sesuatu yang tidak menimbulkan kerugian dan Allah swt.

memberikan kewenangan untuk melakukannya. Sedangkan haram adalah sesuatu

yang secara tegas dilarang oleh Allah swt. untuk dikerjakan dan pelakunya

diancam siksa dan hukuman secara permanen di akhirat bahkan terkadang

ditambah dengan sangsi di dunia. Di antara perkara yang halal dan haram tersebut

ada perkara yang syubhat, yaitu sesuatu yang dilarang oleh Allah swt. dengan

tidak permanen, tidak memberikan dampak yang merugikan dan pelakunya tidak

diancam dengan hukuman. Walaupun tingkat larangan Allah swt. terhadap

perkara yang syubhat terbilang lebih rendah dibandingkan yang haram, namun

jika dianggap enteng atau disepelekan, justru akan membawa pelakunya kepada

keharaman.

Hal-hal yang diharamkan dalam hadis nabi Muhammad Saw.

1. Bangkai

Bangkai adalah hewan-hewan yang asalnya halal secara syar’i untuk dimakan,

tetapi kemudian mati sebelum disembelih atau tidak disebut nama Allah atasnya.

Walaupun bangkai haram, tetapi ada beberapa bangkai yang dikecualikan, yaitu

bangkai ikan dan belalang. Islam memberikan pengecualian secara global

terhadap ikan dan binatang air lainnya [QS. Al Maidah: 96].

2. Darah

Maksud darah disini adalah darah yang mengalir [QS. Al An’am: 145]. Sama

dengan bangkai, ada darah yang dikecualikan yaitu limpa dan hati, sabda

Rasulullah saw.:”Telah dihalalkan bagi kita dua bangkai dan dua darah. Adapun

dua bangkai adalah bangkai ikan dan belalang, sedang dua darah adalah hati

dan limpa”. Menurut Ibnu Taimiyah termasuk dalam kategori darah yang

dibolehkan adalah sisa darah yang menempel pada daging dan tidak satu pun yang

mengharamkannya.

3. Babi

Babi adalah hewan jenis ungulata yang bermuncung panjang dan berhidung

leper. Dalam bahasa Arab dikatakan sebagai khinzir. Babi termasuk jenis hewan

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 17

Page 18: Resume Agama

omnivora bahkan lebih dari omnivora, karena babi memakan segala makanan

apapun yang ada dihadapannya. Prof. Dr. Abdul Basith menyatakan:

“Babi adalah hewan yang sangat kotor, dia biasanya memakan segala sesuatu

yang diberikan kepadanya, baik kotoran maupun bangkai bahkan kotorannya

sendiri atau kotoran manusia akan dia makan. Babi memiliki tabiat malas, tidak

suka cahaya matahari, tidak suka berjalan-jalan, sangat suka makan dan tidur,

memiliki sifat paling tamak. Semakin bertambah usia, babi akan semakin bodoh

dan malas, tidak memiliki kehendak berjuang bahkan untuk membela diri sendiri

saja enggan”.

4. Binatang yang disembelih atas nama selain Allah

Pengharaman makanan jenis ini bukan sebatas pada aspek fisik hewan tersebut

tetapi ada unsur ruhiyah yaitu penyembahan kepada selain Allah.

5. Arak

Hanya ada satu kelompok minuman yang diharamkan, yaitu khamr. Secara

bahasa khamr berarti menutup. Khamr dapat menutup akal, maksudnya peminum

khamr akan mengalami kehilangan akal sehat. Karenanya, makanan dan minuman

yang dapat menyebabkan tertutupnya akal dinamai juga khamr. Yang dimaksud

dengan khamr disini adalah setiap minuman yang memabukkan sebagaimana

sabda Rasulullah saw.:”Setiap yang memabukkan adalah khamr dan setiap khamr

itu diharamkan” (HR. Ahmad).

2.11 Bab 11 Konsep Dasar Ekonomi dan Transaksi dalam Sistem Muamalah

Islam

Mu’amalah adalah ajaran Islam yang menyangkut aturan-aturan dalam menata

hubungan antar sesama manusia agar tecipta keadilan dan kedamaian dalam

kebersamaan hidup manusia. Aspek mu’amalah ini merupakan bagian yang

prinsipal dalam Islam karena dengannyalah kehidupan bersama manusia ditata

agar tidak terjadi persengketaan dalam mengadakan kontak sosial antara satu

pihak dengan pihak lainnya di masyarakat.

Konsep Dasar Mu’amalah dalam Islam dibangun atas suatu asumsi tentang

fungsi manusia menurut ajaran Islam sebagai khalifah di muka bumi, yang

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 18

Page 19: Resume Agama

bertugas menata kehidupan sebaik mungkin sehingga tercipta kedamaian dalam

hidup di tengah perkembangan budaya manusia yang dinamis.

Dalam membentuk sistem perekonomian, Islam telah menetapkan prinsip-

prinsip yang mesti di jadikan acuan dalam melaksanakannya. Prinsip-prinsip

tersebut adalah:

1. Harta yang baik merupakan tulang punggung kehidupan, wajib dicari, dikelola,

dan diinvestasikan secara baik

2. Setiap orang yang mampu dan punya potensi untuk bekerja, mesti bekerja dan

mencari penghasilan

3. Sumber-sumber alami perlu dicari dan segala materi dan energi yang ada wajib

dimanfaatkan

4. Sumber-sumber pemasukan tidak boleh diperoleh dari usaha yang tidak baik

5. Kegiatan ekonomi harus mendekatkan jarak antara berbagai lapisan masyarakat

yang berbeda-beda, baik pada golongan kaya raya maupun golongan fakir

6. Perlu ada jaminan sosial bagi setiap warga dan perlindungan atas kehidupan

dan ada usaha untuk memberikan kesenangan dan ketenangan bagi mereka

7. Mendorong pengeluaran dan infak dalam kebajikan, membangun solidaritas

antar warga, dan mewajibkan kerjasama atas dasar kebajikan dan takwa

8. Harta ditetapkan sebagai barang terhormat, pemilikan pribadi dihormati selama

pengguaannya tidak melanggar kepentingan umum

9. Sistem transaksi material disusun berdasarkan aturan yang adil, yaitu

mengontrol pihak yang kuat dan melindungi pihak yang lemah

10. Negara bertanggungjawab melindungi berjalannya sistem perekonomian

Islam mengakui pemilikan harta pribadi, baik laki-laki maupun perempuan,

anak-anak maupun orang dewasa. Oleh karena itu, Islam memberikan hak kepada

pemiliknya untuk menjaga dan mempertahankannya dari perampasan secara tidak

sah, dan tidak seorang pun berhak mengambilnya tanpa kerelaannya.Mengikuti

hak pemilikan adalah hak pengelolaan, penggunaan, dan pengembangan harta

oleh pemiliknya dengan syarat dilakukan dengan cara-cara yang baik dan halal

serta sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama.

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 19

Page 20: Resume Agama

Islam melarang pemilikan harta yang diperoleh melalui usaha yang tidak

memberikan kemaslahatan pada umum atau yang menimbulkan kerusakan dan

kebinasaan, seperti:

1. Riba

2. Pencurian, perampokan, korupsi, mengambil hak milik orang lain, mengambil

milik umum yang bukan haknya

3. Perdagangan-perdagangan barang yang merusak kesehatan dan kewarasan

pikiran dan barang-barang yang diharamkan agama, seperti minuman yang

memabukkan

4. Bisnis judi, hiburan maksiat, pelacuran, dan segala yang meruntuhkan moral

dan budi

5. Penyuapan dan pemberian komisi-komisi yang dapat menghancurkan nilai hak

dan kesanggupan

6. Perdagangan secara licik dalam bentuk:

a. Ihtikar (menimbun barang)

b. Manipulasi (ghasy)

c. Bersumpah atas barang dagangan, agar pembeli percaya dan setuju atas

penawarannya

d. Iklan yang menipu dan promosi yang tidak jujur

Transaksi dalam kegiatan ekonomi dapat berupa:

1. Transaksi jual beli

Ketentuan dalam transaksi jual beli:

a. Bila transaksi sudah dilakukan dengan seseorang, maka orang lain tidak boleh

mengintervensi dan melakukan transaksi kedua

b. Mempertimbangkan pilihan dibolehkan dengan ketentuan-ketentuan yang

ditetapkan

c. Transaksi dagang hanya boleh dilakukan untuk barang yang sudah ada dan

dapat dikenali segala identitasnya

d. Tidak diperbolehkan bersumpah dalam transaksi dagang

e. Dalam transaksi jual beli dianjurkan ada saksi

2. Transaksi utang piutang

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 20

Page 21: Resume Agama

Beberapa petunjuk Islam tentang utang piutang:

a. Mengutangkan (memberi pinjaman) kepada orang lain adalah merupakan

suatu kebajikan

b. Transaksi utang piutang hendaklah dicatat dan dipersaksikan dengan dua

orang saksi yang adil

c. Tidak boleh mencari keuntungan dari utang

d. Orang yang mengutang dianjurkan untuk memberikan kelebihan pembayaran

utang secara sukarela

3. Transaksi sewa menyewa

4. Transaksi upah mengupah, dan sebagainya.

2.12 Bab 12 Etos Kerja dan Entrepreneurship

Kebahagiaan merupakan tujuan hidup seseorang. Dan orang Islam meletakkan

kebahagiaannya dalam bingkai keridhoan Allah Swt. Jika dalam perjalanan hidup

kita dapat mencapai apa yang diinginkan sejalan dengan keridhoan Allah Swt,

maka kita sudah mendapat kebahagiaan.

Ada banyak jalan bagi seseorang untuk memperoleh rizki. Ada orang yang

memperoleh rizki karena adanya warisan. Ada juga orang yang memperoleh rizki

dari hadiah, pemberian orang undian, berdagang, bertani, bekerja, berwirausaha,

dll. Dari macam-macam jalan untuk memperoleh rizki itu, semuanya dapat

dikelompokkan menjadi dua saja, yaitu: Pertama, Pemberian pihak lain. Kedua,

Berusaha atau bekerja.

Rizki dari pemberian orang lain, dapat terjadi karena hubungan kekeluargaan,

perkawinan atau karena hubungan persahabatan. Pemberian yang timbul karena

kekeluargaan dapat berupa warisan atau shadaqah, karena hubungan perkawinan

dapat berupa nafkah, warisan, atau hibah.Bentuk yang kedua dalam memperoleh

rizki adalah dengan cara bekerja dan berusaha untuk mengeksploitasi sumber-

sumber alam secara langsung berupa barang atau jasa. Keutamaan dan pentingnya

bekerja dan berusaha sebagai jalan untuk mendapatkan rizki ditegaskan kembali

oleh Rasulullah saw. Dalam haditsnya: “Tidak seorang pun memakan satu

makanan yang lebih baik dari pada yang dia makan dari hasil kerja tangannya, dan

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 21

Page 22: Resume Agama

sesungguhnya Nabi Allah, Daud itu makan dari hasil kerja tangannya”. (HR.

Bukhari)

Dari ayat-ayat dan hadits tersebut di atas, jelas bagi kita bahwa jalan yang

utama untuk memperoleh rizki dari Allah adalah dengan bekerja dan berusaha.

Usaha memperoleh rizki dengan meminta-minta tidak dikehendaki di dalam

islam.Mencari dan menjemput rizki merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam,

Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kalian

berusaha. Maka oleh sebab itu hendaklah kalian berusaha”. (HR. Tabrani)

Tidak dapat disangkal bahwa setiap usaha pada dasarnya mencari untung atau

laba, tetapi bagi seorang pengusaha Muslim keuntungan materi bukanlah sebagai

tujuan akhir. Keuntungan atau laba yang diperolehnya akan dijadikan sebagai

sarana untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah swt.

Adapun manfaat dan hikmah yang diperoleh dari berusaha, di antaranya:

1. Membina ketentraman dan kebahagiaan

2. Memenuhi nafkah keluarga

3. Memenuhi hajat masyarakat

4. Sarana ibadah

5. Shadaqah

6. Menolak kemunkaran

Buchari Alma (2005:4) menemukan beberapa keuntungan yang akan

diperoleh dengan berwirausaha dan beberapa kelemahannya, yaitu:

1. Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri

2. Terbuka peluang untuk mendemonstrasikan kemampuan serta potensi

seseorang secara penuh

3. Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal

4. Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkrit

5. Terbuka kesempatan untuk menjadi bos

Adapun kelemahan-kelemahannya, yaitu:

1. Memperoleh pendapatan yang tidak pasti, dan memikul berbagai resiko

2. Bekerja keras dan jam kerjanya panjang

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 22

Page 23: Resume Agama

3. Kualitas kehidupannya masih rendah sampai usahanya berhasil, sebab dia

harus berhemat

4. Tanggung jawabnya sangat besar, banyak keputusan yang harus dia buat

walaupun dia kurang menguasai permasalahan yang dihadapinya.

Sikap dan perilaku yang harus dijalankan oleh pengusaha dan seluruh

karyawan sesuai dengan etika wirausaha adalah:

1. Jujur dalam bertindak dan bersikap

2. Rajin, tepat waktu, dan tidak pemalas

3. Selalu murah senyum

4. Lemah lembut dan ramah-tamah

5. Sopan santun dan hormat

6. Selalu ceria dan pandai bergaul

7. Fleksibel dan memiliki rasa tanggung jawab

8. Serius dan suka menolong pelanggan

9. Rasa memiliki perusahaan yang tinggi.

2.13 Bab 13 Akhlak dan Tasawuf

Akhlak berkaitan dengan ajaran bagaimana seharusnya seorang (manusia)

bertindak sehingga ia dapat mengukur dan diukur moralitasnya. Dengan begitu ia

dapat ditentukan, apakah ia bermoral atau tidak bermoral, berdasarkan kaidah-

kaidah moral yang telah ditetapkan Islam.Dengan ajaran akhlak, manusia, baik

sebagai pribadi-pribadi atau secara bersama-sama, dibersihkan jiwanya,

ditingkatkan derajat moral kemanusiaannya, dan dijauhkan dari dorongan-

dorongan dan kecenderungan-kecenderungan untuk melakukan tindakan yang

mungkin dapat merugikan dirinya sendiri, atau orang lain, yang akhirnya

merugikan kemanusiaan itu sendiri.Iman yang terbesit dalam hati dan pelaksanaan

ketentuan syari’ah tidak ada maknanya dan nilai praktisnya apabila efeknya tidak

tampak dalam bentuk perilaku yang baik dan terpuji.

Akhlak sebagai ajaran tentang moral dalam Islam mencakup dimensi yang

sangat luas, meliputi seluruh aspek hubungan yang terjalin pada manusia,

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 23

Page 24: Resume Agama

termasuk pada dirinya sendiri dan kepada Allah juga dengan alam sekitarnya.

Oleh karena itu, norma-norma yang Islami meliputi:

a. Akhlak terhadap Allah

b. Akhlak pada diri sendiri

c. Akhlak terhadap sesama manusia

d. Akhlak terhadap lingkungan alam

Tasawuf adalah suatu cabang dari ilmu ke-Islaman yang lebih menekankan

pada tujuan pembersihan diri melalui penerapan ajaran-ajaran akhlak secara

sistematis dan peresapan nilai-nilai agama secara bathiniyah. Ajaran-ajaran

tasawuf mengambil sumber dari ayat-ayat suci Al-Quran; perikehidupan, perilaku,

dan perkataan Rasulullah saw.

Tashawwuf secara historis berkaitan dengan zuhud (zuhd, asketisme), secara

leksis berkaitan dengan kata shûf, dan secara semantik berkaitan dengan

tazkiyatun-nafs (penyucian diri dan akhlak). Ada empat akar kata yang diberikan

terhadap kata tashawwuf, di antaranya:

1. Diambil dari kata bahasa Arab shafa atau shafwun, yang berarti bersih.

2. Diturunkan dari istilah Ahlus-Shuffah (Penghuni Serambi), yaitu mereka yang

tinggal di masjid Nabi saw. Selama beliau masih hidup.

3. Akar kata dari as-shuf artinya bulu domba, karena mengenakan pakaian bulu

domba merupakan kebiasaan orang-orang shaleh di Kuffah.

4. berakar dari kata shuffatul-kaffa artinya sepon halus, yang menunjuk kepada

kaum Sufi yang hatinya begitu halus karena kebersihannya.

Di dalam ilmu tasawuf dikenal jenjang-jenjangyang harus ditempuh oleh para

salik (murid tasawuf) untuk mencapai ma’rifat.

Yang termasuk ke dalam Maqamat, yaitu:

1. Taubat (proses menjauhkan diri dari dosa-dosa)

2. Zuhud (penjauhan diri dari kesenangan duniawi)

3. Wara’ (penjauhan diri dari hal-hal yang tidak jelas halal haramnya)

4. Faqar (tidak menuntut lebih dari apa yang diperlukan)

5. Shabr (tahan uji dalam segala urusan)

6. Ridha (rela atas segala keputusan Allah swt.)

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 24

Page 25: Resume Agama

7. Tawakkal (penyerahan hasil usaha kepada keputusan Allah swt.)

Yang termasuk ke dalam Ahwal, yaitu:

1. Muraqabah (rasa kedekatan)

2. Mahabbah (rasa kecintaan)

3. Khauf (rasa takut dan khawatir)

4. Raja (rasa penuh harap)

5. Syauq (rasa kerinduan)

6. Ins (rasa kelembutan, keakraban)

7. Thuma’niinah (rasa ketentraman dan ketenangan jiwa)

8. Musyaahadah (rasa penyaksian)

9. Yaqin (rasa kepastian), dan seterusnya.

2.14 Bab 14 Dakwah dan Amar Ma’ruf Nahyi Munkar

Pengertian dakwah menurut bahasa berarti memanggil, menanamkan,

mengundang, menyeru, mengajak, mendo’akan yang terkandung di dalamnya,

artinya menyampaikan sesuatu kepada orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.

Sedangkan pengertian dakwah menurut istilah secara umum adalah suatu ilmu

pengetahuan yang berisikan cara-cara, tuntunan, bagaimana seharusnya menarik

perhatian manusia untuk menyetujui, melaksanakan suatu ideologi, pendapat dan

pekerjaan tertentu.

Adapun tujuan dakwah ialah:

1. Menurut M. Natsir :

a. Memanggil kita kepada syari’at, untuk memecahkan persoalan hidup

b. Memanggil kita pada fungsi hidup kita sebagai hamba Allah

c. Memanggil kita pada tujuan jhidup yang hakiki, yakni menyembah Allah

2. Menurut pendapat Rafiuddin, tujuan dakwah adalah: mengajak manusia ke

jalan Allah, jalan yang benar, mempengaruhi cara berpikir manusia, cara

bersikap, berbicara, dan bertindak agar sesuai dengan prinsip-prinsip Islam

3. Menurut Barmawie Umari, tujuan dakwah adalah untuk memenuhi perintah

Allah dalam firman-Nya:

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 25

Page 26: Resume Agama

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh

kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada

Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di

antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang

yang fasik”. (QS. Ali Imran: 110)

Islam memiliki cita-cita sosial yang sangat indah, memiliki visi, misi, dan

strategi perubahan yang jelas. Konsep umatan wasatha [QS.2:43] menempatkan

komunitas muslim pada posisi moderasi dan berfungsi teladan dan patron

(syuhada) bagi yang lain sebagai konsekuensi dari kebenaran dan keadilan yang

diaktualisasikannya.Cita-cita kemuliaan Islam dan umatnya bukan untuk

ditunggu, melainkan harus diupayakan dan diperjuangkan dengan sungguh-

sungguh. Islam tidak mungkin bekerja sendiri dalam diri manusia. Dan di antara

strategi penting untuk mengawal dan menegakkan kemuliaan hidup muslim

adalah Amar Ma’ruf Nahyi Munkar. Itulah sebabnya Al-Ghazali mengatakan

bahwa Amar Ma’ruf dan Nahyi Munkar merupakan puncak kepentingan dalam

Islam, untuk itulah para Rasul diutus.

Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa melihat kemunkaran hendaklah ia

merubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Dan

jika tidak mampu juga, maka dengan hatinya, dan tindakan itu merupakan

selemah-lemah iman”. Hadits ini langsung menetapkan adanya tiga tingkat

strategi pencegahan kemunkaran, yaitu:

1. Dengan tangan yang dapat diartikan kekuasaan atau kewenangan.

2. Dengan lisan, yakni segala bentuk ucapan atau tulisan yang berupa ajakan atau

nasehat.

3. Dengan hati. Orang yang tidak mampu mencegahnya dengan tindakan dan

ucapan, tidak berarti ia hanya diam, memejamkan mata dan menutup telinga.

Sebab, jika hanya demikian, walaupun hatinya benar-benar mengingkarinya,

sikap itu tidak memiliki pengaruh apa-apa. Bahkan jika pengingkaran itu hanya

terkubur dalam hatinya, tidak ada sikap konkrit yang memperlihatkan suasana

batinnya, maka sama saja dengan membiarkan atau merestui kemunkaran

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 26

Page 27: Resume Agama

tersebut. Seyogyanya pengingkaran hati tersebut dapat dibaca melalui sikap

yang nyata.

Sementara untuk mengenal kebaikan, Islam memasukkan jihad sebagai salah

satu ajarannya dan sebagai perisai kebaikan, bahkan Islam menyuruh manusia

untuk memperjuangkan kebenaran hingga kekuatan kebatilan hancur terkalahkan

(QS Al-Anbiya, 18). Kebenaran akan selamanya berhadapan dengan kebatilan,

bahkan Imam Ali as. mengingatkan bahwa kekuatan kebenaran yang tidak

terorganisir dan tersistematis akan dengan mudah dikalahkan oleh kekuatan

kebatilan yang terorganisir dan sistematis.

Jihad harus membuahkan terpeliharanya jiwa, terwujudnya kemanusiaan yang

adil dan beradab, menebarnya senyum, dan terhapusnya air mata, serta

pemerataan kesejahteraan. Bumi adalah gelanggang perjuangan (jihad), karena itu

jihad akan terus berlanjut hingga hari kiamat. Al-Quran meperkenalkan lima

macam jihad, yaitu:

1. Jihad dengan harta (amwal)

2. Jihad dengan fisik(nafs dalam arti diri)

3. Jihad dengan nyawa atau jiwa (nafs dalam arti nyawa atau jiwa)

4. Jihad dengan totalitas manusia (pengertian nafs yang mencakup nyawa, emosi,

pengetahuan, tenaga, pikiran)

5. Jihad dengan apapun sesuai bentuk serangan lawan.

2.15 Bab 15 Islam dan Isu-Isu Kontemporer

Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu demos dan kratos

yang secara kasar dapat diterjemahkan sebagai kekuasaan rakyat. Berdasarkan

definisinya, istilah ini bermakna bahwa kewenangan melegislasi hukum dan

aturan terletak di tangan rakyat. Dengan kata lain, rakyat adalah pemegang

kedaulatan. Demokrasi adalah sistem yang menempatkan kedudukan manusia

pada tempat yang menjadi hak Allah. Manusia yang lemah, penuh kontadiksi dan

terbatas diberi kekuasaan untuk menetukan mana yang benar dan mana yang

salah. Maka, ketika membuat hukum dan aturan yang mengikat seluruh anggota

masyarakat, mereka hanya mengikuti keinginan dan kehendak rakyat, serta tidak

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 27

Page 28: Resume Agama

akan pernah bisa menyingkirkan berbagai prasangka, kekeliruan, dan kebodohan

mereka.

Demokrasi lahir dilatarbelakangi oleh keberadaan para penguasa di Eropa

yang mengklaim bahwa seorang penguasa adalah wakil Tuhan di bumi dan berhak

memerintah rakyat berdasarkan kekuasaan-Nya. Mereka beranggapan bahwa

Tuhan telah memberi mereka kewenangan untuk membuat hukum sekaligus

menerapkannya. Dengan kata lain, seorang penguasa dianggap memiliki

kewenangan mutlak untuk memerintah rakyat dengan peraturan yang dibuatnya

sendiri, karena kekuasaan mereka berpijak pada kekuasaan yang bersumber dari

Tuhan, bukan dari rakyat. Akibatnya, mereka secara leluasa menzalimi dan

menguasai rakyat-sebagaimana halnya pemilik budak secara leluasa menguasai

budaknya-atas nama anggapan yang mereka dakwakan.

Islam memandang kaum perempuan sebagai suatu kemuliaan yang harus

dipelihara dan diperlakukan dengan penuh penghormatan. Islam menegaskan

bahwa Allah swt. menciptakan laki-laki dan perempuan semata-mata agar mereka

beribadah kepada-Nya. Di mata Allah, tidak ada perbedaan antara kaum laki-laki

dan perempuan dari sudut pandang kedudukannya, kecuali dalam hal

ketakwaannya.Oleh sebab itu, tidak ada ruang bagi istilah “kesetaraan” dalam

syari’at Islam. Kesetaraan bukan merupakan suatu masalah yang mesti dibahas.

Namun, kesetaraan antara kaum laki-laki dan perempuan merupakan suatu

masalah bagi masyarakat Barat, karena peradaban Barat memandang bahwa kaum

laki-laki lebih unggul ketimbang kaum perempuan.

Ketika masyarakat Eropa tengah mengalami masa-masa kegelapan, dimana

terjadi berbagai bentuk penindasan dan ketidakadilan terhadap kaum perempuan,

tetapi Islam memberikan kepada kaum perempuan hak untuk mendapatkan harta

warisan, hak untuk bekerja, hak memiliki harta pribadi, hak pilih dalam pemilu,

hak ikut serta dalam kehidupan umum, hak menjadi anggota majelis syura, hak

untuk belajar dan menjadi orang yang terpelajar, dan hak-hak lainnya. Hak-hak ini

sudah diberikan oleh Islam sejak lebih dari 1400 tahun yang lalu, tanpa harus ada

tuntutan dari gerakan-gerakan perempuan atau pihak-pihak lainnya.

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 28

Page 29: Resume Agama

BAB 3

ANALISIS DAN KOMENTAR

Pendidikan selain sebagai media pembelajaran juga memiliki implikasi

sebagai agen sosialisasi nilai-nilai atau fenomena-fenomena yang ada dalam

masyarakat. Salah satu media untuk belajar adalah buku. Buku mempunyai

implikasi psikologis yang besar bagi peserta didik sehingga penting diketahui

nilai-nilai gender yang termuat. Dalam penulisan buku ini, penulis menyertakan

dalil-dalil kontekstual yang bersumber dari Alquran dan Hadis dan ini merupakan

salah satu kelebihan buku karya tim dosen Pendidikan Agama Islam. Kekurangan

buku ini hanya ada dalam cara penulisan yang kurang sesuai dengan Ejaan Yang

Disempurnakan dalam Bahasa Indonesia. Secara umum buku ini sangat bagus dan

mendidik.

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 29

Page 30: Resume Agama

BAB 4

KESIMPULAN

Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah kepada manusia melalui

Rasul-Nya. Isinya menjelaskan tentang hukum yang mengatur hubungan manusia

dengan Allah sebagai Tuhannya, hubungan manusia dengan manusia, dan

hubungan manusia dengan alam semesta. Dengan agama inilah Allah menutup

agama-agama sebelumnya. Allah telah menyempurnakan agama ini bagi hamba-

hambaNya. Dengan Agama Islam ini pula Allah menyempurnakan nikmat atas

mereka. Allah hanya meridhoi Islam sebagai agama yang harus mereka peluk.

Oleh sebab itu, tidaka ada satu agama pun yang diterima selain Islam.

Islam adalah agama yang kekal abadi. Agama yang memiliki konsep yang tak

akan pernah mengalami perubahan sedikitpun. Artinya, Agama Islam yang

berabad-abad lalu adalah Agama Islam yang ada berabad-abad yang akan datang.

Karena itu, konsep akidah yang ada dalam Islam dahulu dengan yang sekarang

dan yang akan datang tetaplah sama. Yaitu, sama-sama menyatakan bahwa tiada

tuhan selain Allah Swt.

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 30

Page 31: Resume Agama

DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Pendidikan Agama Islam. 2009. Islam Tuntunan dan Pedoman Hidup.

Value Press: Bandung.

Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 31