tugas resume
TRANSCRIPT
Jaringan Epitel
Jaringan epitel, secara harfiah mempunyai arti epi = tipis, tellium = kulit lapisan, merupakan
jaringan yang melapisi bagian luar maupun dalam. jaringan epitel memiliki sifat-sifat sebagai
berikut:
Terdiri atas selapis atau beberapa lapis sel.
Bentuk sel penyusunnya sangat bervariasi, bergantung pada fungsi dan letaknya
dalam tubuh.
Terdapat lamina basalis yang merupakan suatu struktur ekstraselular, berupa
lembaran yang berfungsi mengikat suatu jaringan dengan bagian yang ada
dibawahnya.
Jaringan epitel biasanya dilengkapi dengan mikrovili, stereosilia, dan flagela.
Mikrovili adalah tonjolan jaringan yang berfungsi memperluas permukaan.
Stereosilia adalah silia yang tidak dapat bergerak. Adapun flagela adalah struktur
yang dapat bergerak.
Secara keseluruhan, fungsi epitel adalah sebagai pentup dan sebagai kelenjar.
Jaringan epitel memiliki memiliki banyak jenis, seperti epitel pipih selapis, epitel kubus
selapis, epitel silindris selapis, epitel pipih selapis banyak, epitel silindris bersilia, dan epitel
silindris berlapis banyak.
Penggolongan jaringan epitel tersebut didasarkan pada bentuk dan lapisan sel penyusunnya.
Untuk lebih jelasnya, berikut akan diuraikan mengenai jenis-jenis epitel satu persatu:
Epitel Pipih Selapis
Epitel pipih selapis disusun oleh selapis sel yan berbentuk pipih. Sel-selnya tersusun sangat
rapat dan sitoplasmanya jernih. Bentuk inti selnya yang bulat terletak di tengah-tengah. Sel-
sel epitel pipih terdapat pada pembuluh limfa, pembuluh darah, glomerulus, alveolus,
saluran ekskresi dari banyak kelenjar, selaput bagian dalam telinga, serta selaput yang
melapisi rongga peritonium dan perikardium.
Sel epitel pipih selapis memiliki fungsi untuk difusi atau filtrasi melalui permukaanya yang
selektif permeabel. Contoh, sel epitel pipih selapis terlibat pada proses filtrasi (penyaringan)
darah dalam ginjal.
Epitel Kubus Selapis
Epitel ini tersusun atas selapis sel yang berbentuk kubus. Sitoplasma sel epitel ini ada yang
jernih dan ada pula yang mengandung butir-butir halus, dinamakan granula. Inti selnya
berbentuk bulat, berukuran besar, dan terletak di tengah. Epitel ini dapat dipertemukan
pada permukaan ovarium, kelenjar gondok (glandula thyroid), dan permukaan lensa mata.
Epitel kubus selapis berfungsi melindungi bagian-bagian bawahnya dan mengeluarkan suatu
zat yang tidak diperlukan tubuh (sekresi).
Epitel Silindris Selapis
Epitel ini memiliki bentuk sel seperti silinder atau persegi panjang. Inti sel terletak
mendekati bagian basal. Sel ini ditemukan pada epitel dinding usus, lambung, kelenjar
pencernaan dan kantung empedu (vesica fela).
Epitel ini berfungsi dalam proteksi, absobsi (proses penyerapan zat-zat), dan sekresi. Pada
permukaan sel yang berbatasan dengan lumen, membran selnya membentuk suatu tonjolan
(mikrovili) sehingga akan menanbah luas permukaan sel. Luasnya permukaan membuat
proses absorbsi air dan zat makanan akan lebih maksimal.
Epitel Kubus Berlapis Banyak
Epitel kubus berlapis banyak terdiri atas 2 atau lebih lapisan sel. lapisan sel-sel yang paling
dalam biasanya berbentuk kubus. Semakin menuju ke permukaan, bentuknya semakin
pipih. Struktur yang seperti ini sesuai untuk melindungi gesekan yang memungkinkan terjadi
pengelupasan.
Epitel kubus berlapis banyak dapat ditemukan pada kelenjar minyak, kelenjar keringat,
folikel pada ovarium, dan buah zakar. Epitel kubus berlapis banyak ini berfungsi untuk
sekresi dan ekskresi.
Epitel Silindris Berlapis Banyak
Epitel ini terdiri atas banyak lapisan sel. Bagian luar epitel ini terdiri atas sel berbentuk
silindris, sedangkan pada lapisan dalamnya berbentuk kubus atau berbentuk tidak teratur.
Epitel silindris berlapis banyak dapat ditemukan pada laring, faring, uretra, saluran ekskresi,
dan kelenjar susu. Epitel silindris berlapis banyak ini berfungsi dalam sekresi dan
pergerakan.
Epitel Transisional (Epitel peralihan)
Epitel peralihan merupakan epitel berlapis banyak. Permukaan lapisan epitel ini mengalami
perubahan bentuk ketika jaringan menggelembung sehingga epitel ini tidak dapat
digolongkan berdasarkan bentuknya. Epitel transisional terletak pada saluran kencing,
terutama pada bagian yang melapisi kandung kemih (vesica urinaria), ureter, uretra, dan
ginjal.
Epitel Silindris Bersilia
Jaringan epitel ini dijumpai pada saluran ekskresi yang besar, seperti sebagian besar saluran
reprodksi jantan, rongga hidung, dan daluran pernapasan lain. jaringan epitel ini berfungsi
dalam proteksi, sekresi dan memudahkan gerakan zat-zat yang melewati permukaannya.
Epitel Kelenjar
Epitel ini adalah jaringan yang dibentuk khusus untuk menghasilkan suatu sekresi cair yang
komposisinya berbeda dengan komposisi darah atau cairan interselular. Senyawa-senyawa
makromolekul yang dibentuk ini biasanya dismpan di dalam sel dalam bentuk butiran-
butiran kecil yang disebut granula sekresi. kecuali kelenjar pangkreas menghasilkan
makromolekul berupa protein.Ada 2 jenis kelenjar, yakni kelnjar endoktrin dan kelenjar
eksokrin.
Jaringan Ikat
Jaringan ikat adalah jaringan yang berfungsi mengikat, menambat, dan menyokong berbagai
jaringan, organ, dan bagian badan, dimana jaringan ini dibentuk oleh sel-sel dalam jumlah
sedikit. Jaringan ikat terdiri atas populasi sel yang tersebar di dalam matriks ekstraseluler.
Secara embriologi, jaringan ikat berasal dari mesenkim (sel-sel mesenkim), di mana sel-sel
mesenkim tersebut akan berdiferensiasi menjadi sel-sel penyusun jaringan ikat pada tubuh
dewasa.
Jaringan ikat terdiri atas sel-sel dan zat ekstrasel yang disebut matriks (kecuali darah dan
limfe). Substansi dasar dari jaringan ini adalah zat amorf, transparan, tanpa warna, besifat
seperti gel semi cair dengan kadar air tinggi, berfungsi untuk menunjang jaringan ikat dan
mengelilingi sel serta seratnya. Substansi dasar ini terutama terdiri dari glikosaminoglikans
dan glikoprotein dengan asam hialuronat sebagai glikosaminoglikans utamanya. Matriks
terdiri dari: Serat jaringan ikat, Substansi dasar, dan cairan jaringan.
Jaringan ikat ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Jaringan Ikat Umum
a. Jaringan Ikat Longgar
Jaringan ikat longgar paling banyak ditemukan di dalam tubuh. Jaringan ini terdiri dari
kumpulan sel fibroblas, sel mast, sel makrofag, sel lemak, serat elastin, dan serat kolagen.
Jaringan ini memiliki ciri sel-selnya jarang dan sebagian besar tersusun atas matriks. Dalam
matriks jaringan ikat longgar hanya sedikit ditemukan serabut. Fungsi utama jaringan ikat
longgar adalah pengikat dan pengepak material, dan sebagai tumbuhan bagi jaringan dan
organ lainnya. Jaringan ikat longgar di kulit membatasi dengan otot. Contohnya: mesenkim
(pada embrio), mukoid (pada tali pusat), areolar (organ pada umumnya), lemak (jaringan
subkutis), retikular (sumsum tulang dan limfonodus).
Sekilas tentang Jaringan Mesenkim
- terdapat pada embrio
- dapat berdiferensiasi menjadi sel lain
- merupakan jaringan penghubung yang masih sangat muda
- berasal dari Mesoderm
- berbentuk stelata ( memiliki lekukan sitoplasma yang panjang dan banyak)
FUNGSI
Makrofag: memfagosit bakteri, sel mati, benda-benda asing yang masuk atau berada dalam jaringan
ikat, dll.
Fibroblas: mensintesis serat kolagen, serat retikular, dan serat elastin
Sel lemak: menimbun lemak dan merupakan bahan pembungkus protektif di dalam dan sekitar
berbagai organ, serta sebagai cadangan makanan terbesar dalam tubuh.
Sel Mast: melepaskan Heparin (anti koagulan darah) dan Histamin (mediator poten peradangan) .
b. Jaringan Ikat Padat
Jaringan ikat padat atau sering disebut jaringan pengikat serabut putih karena pada
matriksnya mempunyai serat-serat yang berhimpitan yang terbuat dari serat kolagen.
Jaringan ini lebih banyak disusun oleh serat kolagen dibandingkan sel-sel jaringan ikatnya.
Jaringan ini membentuk tendon sebagai tempat perlekatan otot dengan tulang, dan ligamen
sebagai tempat persendian tulang dengan tulang.
a. Jaringan Ikat Padat Teratur
Jaringan Ikat Padat teratur ditandai dengan serat kolagen yang tersusun teratur.
Terdapat pada tendon dan stroma kornea.
b. Jaringan Ikat Padat Tidak Teratur
Jaringan ikat padat tidak teratur ditandai dengan susunan serat kolagennya yang tidak
teratur. Terdapat pada dermis dan simpai organ.
2. Jaringan Ikat Khusus
a. Darah
Darah adalah jaringan ikat yang tersusun sebagian
besar cairan. Matriks darah disebut plasma, yang tersusun oleh air, garam mineral, dan
protein terlarut. Sel darah merah (eritrosit) dan putih (leukosit), dan keping darah
(trombosit) tersuspensi di dalam plasma. Darah ini berfungsi utama dalam transpor
substansi dari satu bagian tubuh ke bagian lain. Disamping itu, darah juga berperan dalam
sistem kekebalan.
FUNGSI:
eritrosit (sel darah merah): membawa oksigen dan karbon dioksida masuk dan keluar
jantung, serta membawa sari-sari makanan
leukosit (sel darah putih):
limfosit: merespon terhadap patogen dan benda asing yang masuk ke tubuh, menghasilkan
antibodi
neutrofil: fagosit aktif – memakan dan menghancurkan bakteri. Saat infeksi, jumlah neutrofil
akan meningkat.
basofil: mengandung granula basofilik yang mengandung heparin dan histamin.. memiliki
fungsi yang sama dengan sel Mast.
Kartilago
Kartilago (tulang rawan) adalah jaringan ikat yang membentuk material rangka yang
fleksibel dan kuat, terdiri atas serabut kolagen yang tertanam di dalam matriks. Tulang
Rawan merupakan perkembangan dari sel-sel mesenkim yang berdiferensiasi menjadi
kondroblas (kondroblas –> kondrosit) . Tulang rawan banyak ditemukan pada bagian ujung
tulang keras, hidung, telinga, dan vertebrae (ruas-ruas tulang belakang). Fungsi utama yaitu
untuk menyokong jaringan lunak.
Tulang rawan tersusun dari kondrosit (sel-sel tulang rawan) dan matriks berupa kondrin.
Kondrosit memiliki ruang yang disebut lakuna. Nutrisi masuk secara difusi dari kapiler darah.
Tiga tipe tulang rawan, yaitu:
1. Tulang rawan Hialin
Merupakan penyusun rangka embrio dan paling banyak terdapat di tubuh manusia. Seiring
pertumbuhannya, tulang rawan hialin pada embrio akan berdiferensiasi menjadi tulang
keras dan tulang rawan lainnya. Namun adapula yang tetap menjadi tulang rawan hialin
seperti cuping (ujung) hidung, laring, dan trakea.
2. Tulang rawan Elastin
Merupakan tulang rawan yang mengandung serabut elastin / serat elastin sehingga sifatnya
lebih fleksibel dibandingkan tulang rawan lainnya. Tulang rawan ini terdapat pada daun
telinga dan epiglotis (katub antara saluran pencernaan dan pernafasan).
3. Tulang rawan Fibrosa (Fibrokartilago)
Matriksnya mengandung serat kolagen, sehingga bersifat kuat dan kaku, serta mampu
menahan guncangan. Contoh terdapat pada ruas-ruas tulang belakang dan cakram sendi
lutut.
Tulang
Tulang keras (bone) merupakan jaringan ikat yang kaku, keras, dengan serabut kolagen yang
tertanam di dalam matriks. Didalam matriks sel tulang terdapat kalsium yang dapat
bergerak dan diserap oleh darah. Hal ini merupakan peran penting tulang dalam proses
homeostasis kadar kalsium dalam darah. Tulang dibentuk oleh sel pembentuk tulang
(osteoblas) menghasilkan sel-sel tulang keras (osteosit).
Tulang terdiri dari dua macam, yaitu:
1. Kompakta (Tulang Padat)
Sel tulang (osteosit) terdapat di dalam ruang yang disebut lakuna. Lakuna ini mengandung
satu atau beberapa osteosit. Penjuluran yang keluar dari osteosit disebut kanalikuli.
Kanalikuli dari satu sel berhubungan dengan sel lainnya, sebagai bentuk komunikasi sel.
Kanalikuli penting dalam proses nutrisi osteosit karena mengantarkan nutrisi-nutrisi yang
dibutuhkan oleh tulang ke dalam osteosit tersebut. Satu osteon terdiri dari sejumlah lamela
konsentris yang mengelilingi kanal Haverst (kanal sentral). Pada individu yang masih hidup,
kanal Haverst ini berisi pembuluh darah dan saraf. Suatu penghubung antara satu kanal
Haverst dengan kanal Haverst lainnya disebut kanal Volkmann (tempat masuknya pembuluh
darah).
2. Tulang Spongiosa
Tulang spongiosa merupakan bagian tulang yang berongga sehingga berbentuk seperti
spons. Pada bagian ini juga terdapat osteosit. Pada bagian ini terdapat sum-sum tulang yang
merupakan salah satu tempat pembentukan sel darah merah.
Susunan umum tulang dari luar ke dalam: Periosteum (selaput tulang), tulang kompakta,
tulang spongiosa
Selain osteoblas dan osteosit, terdapat pula sel osteklas, yaitu sel pembongkar yang
berfungsi mengikis tulang.
Secara Umum perbedaan Tulang Rawan dan Tulang Keras adalah sebagai berikut:
1. Tulang Rawan
- Tersusun tidak teratur
- Selnya kondrosit
- Matriksnya kondrin
- Bersifat lentur dan elastis
contoh: pada daun telinga, cuping hidung, persendian
2. Tulang Keras
- Tersusun teratur yang membentuk sistem Haverst
- sel-selnya yaitu osteoblas, osteosit, osteoklas
- matriksnya tersusun oleh kalsium dan fosfat
- bersifat keras, kuat, dan kaku
- terdapat dlam ruang yang disebut lakuna
contoh: tibia, fibula, humerus, dll
KELENJAR
Kelenjar adalah suatu sel atau beberapa sel tubuh yang menghasilkan substansi khusus untuk bagian
lain dari tubuh.
KLASIFIKASI KELENJAR
I. KELENJAR EKSOKRIN
Kelenjar ini mempunyai saluran keluar untuk mengangkut hasil kelenjarnya dan selanjutnya
bermuara pada permukaan dalam dan luar tubuh. Secara morfologik kelenjar eksokrin dapat
digolongkan menurut dasar tertentu. Berdasarkan jumlah sel yang menyusunnya, maka dapat
digolongkan ke dalam :
a. Kelenjar uniseluler
Kelenjar jenis ini tidak memiliki saluran keluar, karena biasanya terdapat pada epitel permukaan,
misalnya pada epitel usus sebagai sel piala.
b. Kelenjar multiseluler
Berdasarkan letak kelenjarnya terhadap epitel permukaan, maka jenis kelenjar ini dibedakan
menjadi :
• Kelenjar intraepitelial, yaitu membentuk kelompok sel kelenjar pada epitel permukaan
tanpa saluran kelenjar. Kelenjar jenis ini dapat dijumpai pada epitel selaput lendir lambung
dan rongga hidung.
• Kelenjar ekstraepitelial, jenis kelenjar ini merupakan kelenjar yang terdapat dalam jaringan
pengikat.
Jenis kelenjar ini dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
1. Pars secretoria, yaitu bagian yang menghasilkan sekret
2. Ductus excretorius, yaitu saluran yang menampung sekret dari pars secretoria.
Dengan memperhatikan bentuk pars secretoria dan ductus excretorius dalam tubuh dikenal
berbagai jenis kelenjar yaitu :
1) Kelenjar tubuler sederhana (simple tubular gland)
a. Kelenjar tubuler lurus (kelenjar usus besar)
b. Kelenjar tubuler bergelung (glandula subdorifera)
c. Kelenjar tubuler bercabang (glandula uterina)
2) Kelenjar tubuloalveoler sederhana (simple tubuloalveoler gland) Kelenjar ini
selalu bercabang (glandula submandibularis, glandula duodenalis brunneri).
3) Kelenjar alveolar sederhana (simple alveolar gland)
Contoh kelenjar ini yaitu glandula sebacea yang terdapat pada kulit dan merupakan
kelenjar polyptyche yang mempunyai modifikasi pada kelopak mata sebagai
glandula meibomi yang termasuk sebagai kelenjar alveolar sederhana bercabang .
4) Kelenjar tubuler kompleks (compound tubular gland)
Kelenjar ini mempunyai pars secretoria berbentuk tubuler dengan saluran keluarnya
yang bercabang dan akhirnya bermuara dalam satu saluran utama contohnya testis.
Berdasarkan jumlah lapisan sel epitel pars secretorianya dapat dibedakan menjadi kelenjar
monoptyche, yang terdiri atas satu lapis sel (misalnya kelenjar keringat) dan kelenjar polyptyche,
yang terdiri atas beberapa lapis sel (misalnya glandula sebacea).
Berdasarkan sifat sekretnya, kelenjar eksokrin dapat dibedakan menjadi : kelenjar sitogen, yaitu
kelenjar yang menghasilkan sel-sel sebagai sekretnya (misalnya testis dan ovarium) dan
kelenjar nonsitogen, yaitu kelenjar yang hasilnya tidak mengandung sel-sel.
Kelenjar nonsitogen ini dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu :
1) Kelenjar mukosa. Sekret kelenjar mukosa bersifat kental. Bentuk sel kelenjarnya pyramidal
dengan bagian puncaknya berisi tetes-tetes bahan musinogen atau premusin sebagai pembentuk
lendir.
2) Kelenjar serosa. Sekret kelenjar serosa bersifat encer, jernih yang berbentuk sebagai albumin.
Terkadang sekret tersebut mengandung enzim seperti pada kelenjar pancreas dan parotis.
Sel kelenjar serosa berbentuk pyramidal dengan inti berbentuk bulat yang terletak agak ditengah.
Pada bagian basal sel terdapat glanular endoplaspic reticulum sehingga pada pengamatan dengan
menggunakan mikroskop cahaya tampak gambaran yang bergaris-garis.
3) Kelenjar campuran. Merupakan kelenjar campuran dari sel-sel kelenjar mukosa dan serosa.
Kadang-kadang sel serosa terdesak oleh sel mukosa sehingga membentuk gambaran bulan sabit
yang dinamakan demiluna gianuzzi. Contoh dari kelenjar ini adalah glandula submandibularis dan
glandula sublingualis.
Berdasarkan cara sekresinya, dikenal tiga macam kelenjar yaitu :
1) Kelenjar merokrin
Pada saat sekresi tidak akan terjadi kerusakan pada selnya ataupun tidak ada bagian sel yang ikut
disekresikan (glandula subdorifera).
2) Kelenjar apokrin
Kelenjar jenis ini pada saat sekresi, ada sebagian dari puncak sel ikut bersama-sam disekresikan
sehingga tampak adanya tonjolan-tonjolan di bagian pucak sel kelenjar (glandula axillaris dan
glandula circumanale).
3) Kelenjar holokrin
Kelenjar jenis ini akan mengalami kerusakan pada waktu melangsungkan sekresi sehingga sekretnya
bercampur dengan bagian sel yang telah mati (glandula sebacea).
SEL MIO-EPITEL
Sel ini berasal dari epitel tetapi bersifat kontraktil seperti sel otot. Sel tersebut terletak diantara
membrane basalis dan sel-sel epitel kelenjarnya. Sel mio-epitel diduga berfungsi untuk membantu
mendorong sekret kelenjar ke dalam duktus excretorius, terlihat adanya tonjolan-tonjolan
sitoplasma yang panjang mengelilingi pars secretoria membentuk anyaman sebagai keranjang.
ORGANISASI HISTOLOGIS KELENJAR EKSOKRIN
Pada umumnya kesatuan-kesatuan kelenjar bergabung membentuk kelenjar besar, sehingga masing-
masing ductus excretoriusnya bermuara ke dalam saluran yang lebih besar. Seluruh kelenjar
tersebut di bungkus oleh kapsel jaringan pengikat yang melanjutkan masuk ke dalam bagian dalam
dari kelenjar sehingga seluruh kelenjar tersebut dibagi-bagi dalam lobus dan jaringan pengikat yang
membatasi dinamakan septum interlobaris. Selajutnya jaringan pengikat tersebut juga membagi-
bagi kelenjar dalam satuan yang lebih kecil yang dinamakan lobulus.
Pada beberapa kelenjar, tampak bahwa beberapa septum seolah-olah menuju ke satu arah yaitu
kearah saluran utama memasuki kelenjar. Saluran utama kelenjar tersebut menerima saluran dari
setiap lobus yang dinamakan duktus lobaris. Saluran ini menerima duktus interlobularis yang
berjalan dalam septum interlobularis. Duktus interlobularis menerima saluran yang lebih kecil dari
lobulus yang dinamakan duktus intralobularis yang hanya sedikit dibungkus oleh jaringan pengikat.
Duktus intralobularis menerima sekret kelenjar melalui duktus intercalaris yang menampung
langsung dari pars secretoria atau melalui canalicali intercellularis yang merupakan celah-celah
diantara masing-masing sel-sel kelenjar.
II. KELENJAR ENDOKRIN
Kelenjar ini tidak memiliki saluran keluar, disebut juga dengan kelenjar buntu. Hasil dari kelenjar ini
diangkut oleh pembuluh darah atau pembuluh limfe. Pada umumnya kelenjar endokrin terdapat
anyaman kapiler yang berhubungan langsung dengan sel-sel kelenjar. Susunan sel-sel kelenjar dapat
tersebar dalam anyaman kapiler atau membentuk kelompok-kelompok. Oleh karena hormon
sebagai hasil kelenjar endokrin dalam kadar yang sangat rendah sudah menunjukkan pengaruhnya,
maka hormon tersebut tidak selalu harus diangkut oleh pembuluh darah, namun harus di timbun
terlebih dahulu. Penimbunan pada hormon pada tingkat pertama dapat dilakukan intraseluler
sebagai butir-butir sekresi yang selanjutnya dapat ditimbun ekstraseluler di dalam celah-celah antar
sel kelenjar atau dibatasi dalam suatu bentuk ruang yang dinamakan folikel (glandula thyroidea).
Tidak semua kelenjar endokrin disusun dalam kesatuan kelenjar khusus, melainkan tersebar dalam
suatu organ (testis, ovarium, dan selaput lendir usus). Sebagian kelenjar endokrin membentuk suatu
kesatuan yang dibungkus oleh jaringan pengikat (hypophisis cerebri). Ada bentuk khusus dari
kelenjar endokrin yang merupakan campuran kelenjar endokrin-eksokrin. Jenis kelenjar ini terdapat
pada pancreas dimana kelenjar endokrin sebagai pulau-pulau diantara kelenjar eksokrin. Kelenjar
endokrin sebagai insula langerhans.
STRUKTUR PADA PERMUKAAN BEBAS EPITEL
1. Mikrovili
Merupakan tonjolan sitoplasma berbentuk silindris yang terdapat pada permukaan
bebas sel epitel. Tonjolan-tonjolan tersebut dinamakan secara berbeda-beda,
misalnya yang terdapat pada tubulus contortus proximalis, plexus choroideus, dan
placenta sebagai brush border karena bentuknya seperti bulu sikat. Tonjolan yang
terdapat pada epitel usus karena tampak bergaris-garis dinamakan striated border.
Pada permukaan sebuah sel mungkin ditemukan sebanyak 2000 mikrovili. Fungsi
dari mikrovili adalah untuk memperluas permukaan agar dapat meningkatkan daya
absorbsi sel-sel epitel usus. Pada permukaan mikrovili usus terdapat suatu enzim
yang dapat memecahkan bahan makanan agar dapat diabsorbsi.
2. Stereocilia
Stereocilia merupakan jenis mikrovili yang berukuran sangat panjang. Jenis mikrovili
ini terdapat pada permukaan epitel duktus epididimis dan duktus deferens yang
berfungsi mengatur keadaan lingkungan untuk pematangan sperma.
3. Kinocilia
Kinocilia atau yang biasa disebut dengan cilia, merupakan tonjolan yang berbentuk
sebagai bulu halus dan bersifat motil (bergerak). Kemampuan bergerak tersebut
disebabkan karena adanya struktur halus yang berbeda dengan stereocilia. Sebuah
cilium tertanam dalam suatu bangunan yang dinamakan corpusculum basale. Ukuran
panjang kinocilia berkisar antara 5-10 µm dengan diameter 0,2 µm. cilia dapat
ditemukan pada epitel tractus respiratorius, oviduct, dan uterus.
4. Crusta
Bangunan ini merupakan pemadatan sitoplasma di dekat permukaan bebas sel epitel
misalnya pada epitel transisional dengan maksud melindungi sel terhadap pengaruh
kimiawi di luarnya.
5. Cuticula
Struktur ini merupakan bahan yang disekresikan oleh sel epitel yang kemudian
diletakkan sebagai kerak di luar sel epitel. Struktur khusus ini dapat ditemukan
sebagai capsula lentis.
Sel Retikuler
Definisi : Merupakan suatu sel pada jaringan ikat yang berbentuk seperti serabut-serabut
halus yang saling berhubungan yang membentuk suatu anyaman atau jala.
Lokasinya seriing ditemukan sebagai kerangka pada Jaringan limfoid dan hemopoietik.
Dapus:
Anonim. 2010. www.wikipedia.com
Eroschenko V. P. Atlas Histologi di Fiore, dengan korelasi fungsional. EGC.
Histologi Veteriner I
Penuntun Praktikum Struktur Hewan, Biologi, Universitas Padjadjaran.
Prof. Subowo. Histologi Umum. Bumi Aksara