makalah blok 14

18
Fraktur pada Lengan Bawah Yunita Eliana Intan Kaban (102013350) Mariella Valerie Bolang (102013433) C4 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) Jalan Terusan Arjuna No.6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510 E-mail: [email protected] , [email protected] Abstrak Terdapat berbagai macam kelainan yang dapat menyerang muskuloskeletal, salah satunya adalah fraktur. Fraktur adalah terputusnya keutuhan tulang, umunya diakibatkan karena trauma. Fraktur juga terdiri dari berbagai jenis fraktur yang dibedakan sesuai dengan arah garis fraktur. Saat ini, sudah banyak hal-hal yang dapat dilakukan untuk membantu pengobatan pada kejadian fraktur baik dengan tindakan pembedahan maupun edukasi yang dapat membantu dalam proses penyembuhan fraktur. Kata kunci: muskuloskeletal, fraktur, trauma Abstract There are a variety of disorders that can affect the musculosceletal, which one is fracture. A fracture is a breakdown of bone integrity, generally caused by trauma. Fractures also consist of various types of fractures and being differentiated according to the direction of the fracture

Upload: fellyvalerie

Post on 11-Dec-2015

225 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

sistem muskuloskeletal 2

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Blok 14

Fraktur pada Lengan Bawah

Yunita Eliana Intan Kaban (102013350)

Mariella Valerie Bolang (102013433)

C4

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

Jalan Terusan Arjuna No.6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510

E-mail: [email protected], [email protected]

Abstrak

Terdapat berbagai macam kelainan yang dapat menyerang muskuloskeletal, salah satunya

adalah fraktur. Fraktur adalah terputusnya keutuhan tulang, umunya diakibatkan karena

trauma. Fraktur juga terdiri dari berbagai jenis fraktur yang dibedakan sesuai dengan arah

garis fraktur. Saat ini, sudah banyak hal-hal yang dapat dilakukan untuk membantu

pengobatan pada kejadian fraktur baik dengan tindakan pembedahan maupun edukasi yang

dapat membantu dalam proses penyembuhan fraktur.

Kata kunci: muskuloskeletal, fraktur, trauma

Abstract

There are a variety of disorders that can affect the musculosceletal, which one is fracture. A

fracture is a breakdown of bone integrity, generally caused by trauma. Fractures also consist

of various types of fractures and being differentiated according to the direction of the fracture

line. Nowadays, many things can be done to help the fracture treatment either with surgery or

education that can assist in the process of fracture healing.

Key words: musculosceletal, fracture, trauma

Page 2: Makalah Blok 14

Pendahuluan

Fraktur atau patah tulang adalah terjadinya diskontinuitas jaringan tulang dan atau tulang

rawan yang umumnya disebabkan oleh trauma. Trauma yang menyebabkan tulang patah

dapat berupa langsung maupun tidak langsung. Fraktur memiliki berbagai macam jenis yang

dapat dilihat dari terbuka atau tertutupnya, kedudukan fraktur, adanya luka, segi

konfigurasinya, adanya kompresi atau impresi, komplit/inkomplit. Fraktur juga bisa disertai

pergeseran sendi yang disebut fraktur dislokasi (jika terjadi pada 1 tulang yang sama),

berbeda dengan fraktur dan dislokasi yang terjadi pada berlainan tulang. Jenis fraktur ini

penting untuk diketahui karena dapat membantu dalam diagnosis serta penatalaksanaan yang

akan dilakukan seorang dokter terhadap pasiennya.

Tujuan dari pembuatan makalah ini untuk mengetahui anamnesis dari pasien , pemeriksaan

pada fraktur, gejala-gejala fraktur, patofisiologi, penatalaksanaan untuk pasien, komplikasi

serta prognosisnya. Dimana hipotesis dari permasalahan kami adalah laki-laki yang berusia

30 tahun dengan keluhan nyeri pada lengan kanan atas dan berasa baal diduga mengalami

fraktur 1/3 tengah region antebrachii dengan compartment syndrome. Hal-hal mengenai

fraktur dan sindrom kompartemen akan langsung dibahas di bawah ini.

Page 3: Makalah Blok 14

Pembahasan

Anamnesis

Anamnesis merupakan suatu bentuk wawancara antara dokter dan pasien/

keluarganya/ orang yang mempunyai hubungan dekat dengan pasien dengan memperhatikan

petunjuk-petunjuk verbal dan non-verbal mengenai riwayat penyakit pasien.

Tujuan dari anamnesis adalah mendapatkan informasi menyeluruh dari pasien yang

bersangkutan. Dari kasus ini, anamnesis yang dapat digunakan adalah jenis aloanamnesis di

mana di sini seorang dokter bisa mendapatkan informasi tentang pasien bersangkutan dari

keluarganya atau orang yang mempunyai hubungan dekat dengan pasien. Informasi yang

dimaksud adalah data medis organobiologis, psikososial, dan lingkungan pasien, selain itu

tujuan yang tidak kalah penting adalah membina hubungan dokter-pasien yang profesional

dan optimal.

Data anamnesis terdiri atas beberapa kelompok data penting:

1. Identitas pasien,

2. Keluhan utama,

3. Keluhan penyerta,

4. Riwayat penyakit sekarang,

5. Riwayat penyakit dahulu,

6. Riwayat kesehatan keluarga,

7. Riwayat pribadi, sosial-ekonomi-budaya.

Pemeriksaan

1. Pemeriksaan Fisik1

Cedera pembuluh darah. Tekanan langsung merupakan pilihan pertama untuk

mengendalikan perdarahan. Pada fraktur, imobilisasi akan membantu mengendalikan

perdarahan. Untuk ekstremitas, pemompaan manset pengukur tekanan di atas sistolik

dapat membantu inspeksi dan perbaikan luka tetapi hati-hati jangan sampai menimbulkan

cedera iskemik di ekstermitas.

Tendon. Dapat dievaluasi dengan inspeksi, tetapi masing-masing otot juga harus diuji

untuk rentang gerakan penuh dan kekuatan penuh.

Page 4: Makalah Blok 14

Tulang. Periksa adanya fraktur terbuka atau fraktur-fraktur terkait. Lakukan pemeriksaan

foto sinar-X jika ragu-ragu. Fraktur terbuka merupakan indikasi dilakukannya

debridemen dan perbaikan bedah.

Benda asing. Lakukan inspeksi dan foto sinar-X di daerah yang terluka. Ingat bahwa

kayu atau kaca yang tidak terlalu gelap mungkin tidak terlihat pada radiografi. Penanda

pada luka dapat digunakan selama pemeriksaan radiografi, dan foto dalam dua arah dapat

membantu menentukan lokasi luka untuk penyembuhannya. Kaca dapat menembus

dengan membentuk sudut dan dapat terbenam lebih dalam dari yang tampak.

Ultrasonografi sangat sensitif untuk menemukan benda asing jika dengan radiograf

meragukan atau terdapat kecurigaan klinis yang kuat.

2. Pemeriksaan Penunjang3

Radiografi. Pada dua bidang (cara lusensi dan diskontinuitas pada korteks tulang)

Tomografi. CT scan, MRI (jarang).

Ultrasonografi dan scan tulang dengan radioisotop. Scan tulang terutama berguna

ketika radiografi/CT scan memberikan hasil negatif pada kecurigaan fraktur secara

klinis.

Definisi dan Klasifikasi Fraktur

Fraktur adalah terputusnya keutuhan tulang yang umumnya disebabkan karena

trauma.2 Fraktur dapat berbentuk transversa, oblik, ataupun spiral. Beberapa klasifikasi

fraktur:3

Fraktur patahan dahan (greenstick), hanya satu sisi tulang yang mengalami fraktur, sisi

lainnya menekuk (biasanya pada tulang yang imatur).

Fraktur kominutif, terdapat dua atau lebih fragmen tulang.

Fraktur komplikata, beberapa struktur organ juga rusak (misalnya saraf atau pembuluh

darah).

Fraktur compound (fraktur terbuka), terdapat robekan kulit di atasnya dengan potensi

kontaminasi pada ujung tulang.

Fraktur simple (fraktur tertutup), fraktur yang tidak menyebabkan robeknya kulit.

Fraktur patologis, merupakan fraktur yang terjadi karena kelemahan tulang oleh suatu

penyakit, misalnya suatu metastasis.

Page 5: Makalah Blok 14

Etiologi

Fraktur terjadi ketika tekanan yang kuat diberikan pada tulang normal atau tekanan

yang sedang pada tulang yang terkena penyakit (fraktur patologis), misalnya osteoporosis.3

Penyebab fraktur tulang yang paling sering adalah trauma, terutama pada anak-anak dan

dewasa muda. Jatuh dan cedera olahraga adalah penyebab umum fraktur traumatik.4

Fraktur stres dapat terjadi pada tulang normal akibat stres tingkat rendah yang

berkepanjangan atau berulang. Fraktur stres, yang juga disebut fraktur keletihan (fatigue

fracture), biasanya menyertai peningkatan yang cepat tingkat latihan atlet, atau permulaan

aktivitas fisik baru. Fraktur stres paling sering terjadi pada individu yang melakukan olahraga

daya tahan seperti pelari jarak jauh. Fraktur stres dapat terjadi pada tulang yang lemah

sebagai respons terhadap peningkatan level aktivitas yang hanya sedikit. Individu yang

mengalami fraktur stres harus didorong untuk mengikuti diet sehat-tulang dan diskrining

untuk mengetahui adanya penurunan denitas tulang.4

Patofisiologi

Perdarahan biasanya terjadi di sekitar tempat patah dan ke dalam jaringan lunak di

sekitar tulang tersebut. Jaringan lunak biasanya mengalami kerusakan akibat cedera. Reaksi

inflamasi yang intens terjadi setelah patah tulang. Sel darah putih dan sel mast berakumulasi

sehingga menyebabkan peningkatan aliran darah ke area tersebut. Fagositosis dan

pembersihan debris sel mati dimulai. Bekuan fibrin (hematoma fraktur) terbentuk di tempat

patah dan berfungsi sebagai jala untuk melekatnya sel-sel baru. Aktivitas osteoblas segera

terstimulasi dan terbentuk tulang baru imatur, yang disebut kalus. Bekuan fibrin segera

direabsorbsi dan sel tulang baru secara perlahan mengalami re-modeling untuk membentuk

tulang sejati. Tulang sejati menggantikan kalus dan secara perlahan mengalami kalsifikasi.4

Penyembuhan memerlukan waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan (fraktur

pada anak sembuh lebih cepat). Penyembuhan dapat terganggu atau terlambat apabila

hematoma fraktur atau kalus rusak sebelum tulang sejati terbentuk, atau apabila sel tulang

baru rusak selama kalsifikasi den pengerasan.4

Page 6: Makalah Blok 14

Gejala Klinis

Nyeri biasanya menyertai patah tulang traumatik dan cedera jaringan lunak. Spasme otot

dapat terjadi setelah patah tulang dan menimbulkan nyeri. Pada fraktur stres, nyeri

biasanya menyertai aktivitas dan berkurang dengan istirahat. Fraktur patoligis mungkin

tidak disertai nyeri.4

Posisi tulang atau ekstremitas yang tidak alami mungkin tampak jelas.4

Pembengkakan di sekitar tempat fraktur akan menyertai proses inflamasi.4

Gangguan sensasi atau kesemutan dapat terjadi, yang menandakan kerusakan saraf.

Denyut nadi di bagian distal fraktur harus utuh dan sama dengan bagian nonfraktur.

Hilangnya denyut nadi di sebelah distal dapat menandakan sindrom kompartemen,

walapun adanya denyut nadi tidak menyingkirkan gangguan ini.4

Krepitasi (suara gemeretak) dapat terdengar saat tulang digerakkan karena ujung patahan

tulang bergeser satu sama lain.4

Adanya perubahan warna kulit dan terjadi memar.3

Penatalaksanaan

Tindakan pertama yang harus dilakukan pada orang yang mengalami fraktur:3

Hilangkan rasa nyeri (opiat intravena, blok saraf, gips, traksi).

Buat akses intravena dengan baik dan kirim golongan darah dan sampel untuk

dicocokkan.

Pada fraktur terbuka (compound), membutuhkan debridement, antibiotik, dan profilaksis

tetanus.

Hal-hal lain juga yang harus dilakukan:4

Fraktur harus segera diimobilisasi untuk memungkinkan pembentukan hematoma fraktur

dan meminimalkan kerusakan.

Penyambungan kembali tulang (reduksi) penting dilakukan agar terjadi pemulihan posisi

yang normal dan rentang gerak. Sebagian besar reduksi dapat dilakukan tanpa intervensi

bedah (reduksi tertutup). Apabila diperlukan pembedahan untuk fiksasi (reduksi terbuka),

pin atau sekrup dapat dipasang untuk mempertahankan sambungan. Traksi dapat

diperlukan untuk mempertahankan reduksi dan menstimulasi penyembuhan.

Page 7: Makalah Blok 14

Imobilisasi jangka panjang setelah reduksi penting dilakukan agar terjadi pembentukan

kalus dan tulang baru. Imobilisasi jangka panjang biasanya dilakukan dengan

pemasangan gips atau penggunaan bidai.

Komplikasi

Komplikasi dini3

Kehilangan darah,

Infeksi,

Emboli paru,

Gagal ginjal,

Sindrom kompartemen.

Komplikasi lanjut3,4

Non-union, delay union, dan malunion menimbulkan deformitas atau hilangnya

fungsi.

Pertumbuhan terhambat,

Artritis,

Distrofi simpatik (refleks) pascatrauma.

Embolus lemak dapat timbul setelah patah tulang, terutama tulang panjang. Embolus lemak

dapat timbul akibat pajanan sum-sum tulang, atau dapat terjadi akibat aktivasi sistem saraf

simpatis yang menimbulkan stimulasi mobilisasi asam lemak bebas setelah trauma. Embolus

lemak yang timbul setelah patah tulang panjang sering tersangkut di sirkulasi paru dan dapat

menimbulkan gawat napas dan gagal napas.4

Prognosis

Pada kasus fraktur, prognosisnya bergantung dari tingkat keparahan serta tata laksana

dari tim medis terhadap pasien dengan korban fraktur. Jika penanganannya cepat, maka

prognosisnya akan lebih baik. Begitu juga sebaliknya. Sedangkan dari tingkat keparahan, jika

fraktur yang di alami ringan, maka proses penyembuhan akan berlangsung dengan cepat

dengan prognosis yang baik. Tapi jikalau pada kasus yang berat prognosisnya juga akan buruk.

Bahkan jikalau parah, tindakan yang dapat diambil adalah cacat fisik hingga amputasi. Selain

itu penderita dengan usia yang lebih muda akan lebih bagus prognosisnya dibanding

penderita dengan usia lanjut.

Page 8: Makalah Blok 14

Pembahasan Kasus

Dari skenario, didapatkan bahwa seorang pria berusia 30 tahun menderita fraktur regio

antebrachii dextra 1/3 distal. Dari hasil pemeriksaan fisiknya juga, diketahui bahwa fraktur

yang dialami adalah fraktur tertutup disertai dengan compartment syndrome.

Kompartemen Sindrom

Kompartemen sindrom adalah suatu kelainan yang potensial menimbulkan

kedaruratan, di mana terjadi peningkatan tekanan interstitial dalam sebuah ruang tertutup.5

Sindrom kompartemen ditandai oleh kerusakan atau destruksi saraf dan pembuluh darah

yang disebabkan oleh pembengkakan dan edema di daerah fraktur. Dengan pembengkakan

interstitial yang intens, tekanan pada pembuluh darah yang menyuplai daerah tersebut dapat

menyebabkan pembuluh darah tersebut kolaps. Hal ini akan menimbulkan hipoksia jaringan

dan dapat menyebabkan kematian saraf yang mempersarafi daerah tersebut dan biasanya

akan timbul nyeri hebat. Individu mungkin tidak dapat mengerakkan jari tangan atau jari

kakinya. Sindrom kompartemen biasanya terjadi pada ekstremitas yang memiliki restriksi

volume yang ketat, seperti lengan. Resiko terjadinya sindrom kompartemen paling besar

apabila terjadi trauma otot dengan patah tulang karena pembengkakan yang terjadi akan

hebat. Pemasangan gips pada ekstremitas yang fraktur yang terlalu dini atau terlalu ketat

dapat menyebabkan peningkatan tekanan di kompartemen ekstremitas,dan hilangnya fungsi

secara permanen atau hilangnya ekstremitas dapat terjadi. Gips harus segera dilepas dan

kadang-kadang kulit ekstremitas harus dirobek. Untuk memeriksa sindrom kompartemen, hal

berikut ini dievaluasi dengan sering pada tulang yang cedera atau digips: nyeri, pucat,

parestesia, dan paralisis. Denyut nadi mungkin teraba atau mungkin tidak.4

Penatalaksanaan Kompartemen Sindrom

Medika Mentosa

Pada kompartemen sindrom, karena terdapat nyeri yang hebat, dapat diberi obat

golongan analgesik-opioid yang memiliki sifat seperti opium, diantaranya adalah morfin,

kodein, tebain, dan papaverin. Morfin dan opioid lain diindikasikan untuk meredakan atau

menghilangkan nyeri hebat yang tidak dapat diobati dengan analgesik nonopioid. Jika nyeri

lebih hebat, maka makin besar juga dosis yang diberikan. Efek samping dari pemberian obat

golongan ini adalah terjadinya mual, muntah, urtikaria, dermatitis kontak. Pemberian 10

mg/70 kgBB morfin subkutan dapat menimbulkan anelgesia pada pasien dengan nyeri yang

Page 9: Makalah Blok 14

bersifat sedang hingga berat, misalnya nyeri pascabedah. Pemberian 60 mg morfin peroral

memberi efek analgetik sedikit lebih lemah dan masa kerja lebih panjang.6

Non Medika Mentosa

Pemasangan Gips

Gips merupakan fiksasi eksternal yang sering dipakai, yang terbuat dari plaster of paris,

fiber glass, dan plastic yang disediakan dalam bentuk verban yang dipakai untuk

immobilisasi bagian-bagian tubuh yang dilaksanakan. Tujuan pemasangan gips adalah

untuk immobilisasi kasus dislokasi sendi atau patah tulang fiksasi, immobilisasi kasus

penyakit tulang, koreksi cacat tulang (misalnya patah tulang, dislokasi, scoliosis),

mencegah patah tulang, sebagai pembalut darurat, menyokong jaringan cedera selama

proses penyembuhan, memberikan tenaga traksi.

Teknik pemasangan gips

o Daerah yang akan digips dicukur, dibersihkan, dicuci dengan sabun lalu

dikeringkan dan dibubuhi talk secukupnya, atau dapat juga menggunakan krim/oil.

o Setelah itu dipasang spong rubs, pada bagian tubuh tersebut (terbuat dari bahan

yang menyerap keringat) gunanya agar permukaan kulit tetap kering.

o Pada penonjolan-penonjolan tulang atau bony prominence atau sepasang bantalan

atau Cushion, biasanya terbuat dari spons.

o Kemudian dipasang padding (pembalut dibuat dari bahan kapas sintetik).

o Setelah yakin bahwa bagian tubuh yang akan digips sudah berada dalam posisi yang

dikehendaki gips direndam untuk beberapa saat.

o Lama pencelupan tergantung dari jenis gips, ada yang cepat kering, dan ada yang

harus menunggu sampai gelembung-gelembung udara dari gips keluar. Setelah itu

untuk mengurangi jumlah air, gips diperas pada kedua ujungnya.

o Selanjutnya dilakukan pembalutan gips secara melingkar mulai dari distal ke

proksimal, tidak boleh terlalu kendor atau terlalu kencang.

o Untuk mendapatkan bentuk keluar dari gips yang baik (mulus dan tidak berbenjol-

benjol), pada waktu membalut overlaving dianjurkan dalam jarak yang tetap,

biasanya 50% dari lebar gips.

Page 10: Makalah Blok 14

o Sokong gips selama pengerasan dan pengeringan. Pegang gips yang sedang dalam

proses pengerasan telapak tangan, jangan diletakkan pada permukaan keras atau

pada tepi yang tajam, hindari tekanan pada gips.

o Menjelang gips menjadi keras, dilakukan moulding yaitu gips dibentuk sesuai yang

diinginkan.

Jenis pemasangan gips

o Gips sirkuler

Dipasang biasanya pada keadaan yang memerlukan immobilisasi atau fiksasi yang

lebih stabil.

o Gips Spalk

Hanya merupakan proteksi.

o Gips plaster

Gips ini dapat kering setelah 12-48 jam tergantung dari ukurannya.

o Gips silinder kering dalam waktu 12-24 jam, tapi badan gips biasanya mencapai 48

jam baru kering.

o Gips plastic kering 8-10 jam. Dalam udara kering (tidak lembab) akan lebih cepat

dan efisien dalam proses pengeringan gips.

Pembukaan gips

Pembukaan gips biasanya menggunakan gergaji listrik. Gergaji sangat bising tetapi

bila pemakaiannya tepat, tidak akan merusak kulit yang ada di bawah gips. Kulit yang

terbungkus di dalam gips untuk beberapa lama akan dilapisi eksudat dan kulit yang

mati. Untuk membersihkannya dipakai minyak pelumas kulit, kemudian dibersihkan

dengan air hangat. Proses ini berlangsung beberapa hari, cara membersihkan yang

tergesa-gesa akan menimbulkan iritasi.

Page 11: Makalah Blok 14

Kesimpulan

Salah satu gangguan muskuloskeletal yang sering terjadi adalah fraktur. Fraktur ini

dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Dari skenario, diketahui bahwa fraktur terjadi karena

pasien mengalami kecelakaan terjatuh dari sepeda motornya. Pasien datang dengan keluhan

nyeri pada lengan kanannya dan terasa baal. Dari pembahasan sebelumnya, telah diketahui

juga bahwa pasien mengalami fraktur pada regio antebrachii dextra 1/3 tengah dan jenis

frakturnya adalah fraktur tertutup.

Kompartemen sindrom terjadi karena peningkatan tekanan interstitial dalam sebuah

ruang tertutup, pasien bisa merasa sangat nyeri bahkan tidak dapat menggerakkan jari tangan

maupun kakinya. Dalam penatalaksanaanya, dapat digunakan obat-obat analgesik ataupun

dengan cara memasang alat bantu pada bagian tubuh yang mengalami cedera yang akan

membantu mempercepat proses penyembuhan.

(HIPOTESIS TERBUKTI)

Page 12: Makalah Blok 14

Daftar Pustaka

1. Graber MA, Toth PP, Herting RL. Dokter keluarga. Edisi ketiga. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2006.p.405

2. Tambayong J. Patofisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2000.p.124

3. Grace PA, Borley NR. At a glance ilmu bedah. Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga;

2007.p.85

4. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Edisi ketiga. Jakarta: Buku Kedokteran EGC;

2007.p.335-9

5. Gruendemann BJ, Fernsebner B. keperawatan perioperatif. Jakarta: Buku Kedokteran

EGC; 2006.p.298

6. Gunawan SG, Nafrialdi RS, Elysabeth. Farmakologi dan terapi. Edisi kelima. Jakarta:

Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI; 2011.p.210, 218

7. Gips. Diunduh dari http://www.docstoc.com/docs/124085507/Muskuloskeletal---GIPS

pada tanggal 26 Maret 2015.