blok 14 musculo

24
Ruptur Tendon Achilles Margaretha Meytha Marindra 102013088/E6 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat Alamat Korespodensi : [email protected] Pendahuluan Tendon adalah struktur dalam tubuh yang lentur namun kuat yang menghubungkan antar tulang. Pada tubuh yang paling besar adalah tendon Achilles. Tendon bisa putus atau rusak atau robek, sehingga dapat menyebabkan terasa nyeri atau sakit. Rusaknya tendon disebut ruptur. 1 Fraktur adalah patah tulang atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (brunner & Suddarth, 2000). Penyebab fraktur meliputi pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan punter mendadak, dan kontraksi otot ekstrem. 1 Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar daripada yang diabsorbsinya. Fraktur pada tulang dapat menyebabkan edema jaringan lemak, persarafan ke otot dan sendi terganggu, dislokasi sendi, rupture tendo, kerusakan saraf, dan kerusakan pembuluh darah. 1 Fraktur digolongkan sesuai jenis dan arah fraktur. Fraktur sederhana (simple) tidak merusak kulit diatasnya. Fraktur kompleks merusak kulit diatasnya. Fraktur ada yang komplet, artinya keutuhan tulang terputus, atau tidak komplet. Bila trauma sampai menghancurkan tulang menjadi tiga atau lebih

Upload: margaretha

Post on 14-Feb-2016

248 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

musculo

TRANSCRIPT

Page 1: blok 14 musculo

Ruptur Tendon Achilles

Margaretha Meytha Marindra

102013088/E6

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat

Alamat Korespodensi : [email protected]

Pendahuluan

Tendon adalah struktur dalam tubuh yang lentur namun kuat yang menghubungkan antar tulang. Pada tubuh yang paling besar adalah tendon Achilles. Tendon bisa putus atau rusak atau robek, sehingga dapat menyebabkan terasa nyeri atau sakit. Rusaknya tendon disebut ruptur.1

Fraktur adalah patah tulang atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (brunner & Suddarth, 2000). Penyebab fraktur meliputi pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan punter mendadak, dan kontraksi otot ekstrem. 1

Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar daripada yang diabsorbsinya. Fraktur pada tulang dapat menyebabkan edema jaringan lemak, persarafan ke otot dan sendi terganggu, dislokasi sendi, rupture tendo, kerusakan saraf, dan kerusakan pembuluh darah.1

Fraktur digolongkan sesuai jenis dan arah fraktur. Fraktur sederhana (simple) tidak merusak kulit diatasnya. Fraktur kompleks merusak kulit diatasnya. Fraktur ada yang komplet, artinya keutuhan tulang terputus, atau tidak komplet. Bila trauma sampai menghancurkan tulang menjadi tiga atau lebih fragmen/keeping, disebut fraktur kominut. Pada fraktur inpak, ada fragmen yang terpendam dalam subtansi yang lain. Ada lagi fraktur kompresi, dimana tulang itu hancur umumnya mengenai tulang.2

Pembahasan

Anamnesis

Menanyakan riwayat penyakit disebut ‘anamnesa’. Anamnesa berarti ‘tahu lahi’,’kenangan’. Jadi anamnesa merupakan suatu percakapan antara penderita dan dokter, peminta bantuan dan pemberi bantuan. Atas permintaan penderita maupun dokter, ada baiknyabila hadir orang ketiga atau keempat, orang yang dipercaya, pasangan, atau anggota keluarga. Tujuan anamnesa pertama-tama mengumpulkan keterangan yang berkaitan dengan penyakitnya dan yang dapat menjadi dasar penentuan diagnosis. Mencatat (merekam) riwayat

Page 2: blok 14 musculo

penyakut, sejak gejala pertama dan kemuadian perkembangan gejala, serta keluhan, sangatlah penting. Perjalanan penyakit hamper selalu khas untuk penyakit bersangkutan. Kedua, yang tidak kalah pentingnya adalah penderita dan dokternya saling belajar mengenal. Disini pembicara, pendengar, penjawab, dan penanya menyeleksi dan mengingat secara snegaja maupun tidak sengaja hal-hal yang dianggap penting.3

Anamnesis yang baik akan terdiri dari beberapa pertanyaan seperti identitas (nama, alamat, umur, tanggal lahir, pekerjaan, pendiidkan terakhir, agama, status perkawinan), keluhan utama (yang mendasari pasien datang untuk berobat dan sejak kapan keluhan dialami), riwayat penyakit sekarang (bagaimana sakitnya, sifat keluhannya, adanya faktor pencetus, keluhan penyerta), riyawat penyakit dahulu (pernah menederita penyakit yang sama tidak, pernah dirawat di rumah sakit, pernah tidak mengalami penyakit kronis), riwayat keluarga (bagaimana keadaan keluarga, apakah ada yang pernah mengalami penyakit yang sama, penyakit menahun), rawayat pribadi (riwayat kelahiran, imunisasi, makanan yang dikonsumsi, kebiasaan, riwayat berpergian), riwayat social (lingkungan tempat tinggal, higine, sosisal ekonomi,).

Anamnesis yang dapat dilakukan pada pasien di skenario, yaitu :

Identitas pasien : laki-laki berusia 25 tahun Keluhan Utama : nyeri pada tumit kanan Riwayat Penyakit Sekarang : nyeri sejak 2 jam yang lalu saat mendarat setelah melompat

tinggi, seakan-akan telah terbentur sesuatu dan tidak dapat menggunakan tungkai kanannya untuk berdiri.

Anamesis Susunan Sistem : terletak di regio calcaneus dextra

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik dilihat bagaimana keadaan fisik dari pasien, melihat kesadaran pasien, lalu melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital,dan meraba pada bagian regio calcaneus dextra yang dikeluhkan oleh pasien.

Dari hasil pemeriksaan fisik pasien ditemukan:

Look (inspeksi) : dalam keadaan normal. Tidak terlihat seperti ada kelainan maka harus dilakukan tahapan selanjutnya dengan feel (palpasi).

Feel (palpasi) : dari pemeriksaan ditemukan gap sign dan nyeri tekan pada bagian tumit namun perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan move (gerakan).

Move (gerakan) : menggerakan pada bagian regio calcaneus dextra dengan melakukan fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi

Dapat juga melakuakan beberapa tes untuk mengetahui keadaan tendon di dekat os calcaneus, dengan cara :

1. Test Thompson (Test Simmond)

Page 3: blok 14 musculo

Tes ini dilakukan untuk mengetahui kelainan tendon yang terjadi di tulang calcaneus. Cara melakukan tes ini, penderita tidur dengan posisi tengkurap, dengan kedua kaki dipinggir tempat tidur, lalu dilakukan kompresi pada otot betis. Pada otot yang normal, setelah dilakukan kompresi maka akan terjadi flexi plantar, sebaliknya jika setelah dilakukan flexi plantar dan tidak terjadi flexi plantar, maka telah terjadi ruptur tendon achilles.4

2. Test fleksi Lutut Pasien diminta untuk aktif melenturkan lutut sampai 90 derajat sambil berbaring rawan di meja periksa. Selama gerakan ini, jika kaki pada sisi yang terkena jatuh ke netral atau dorsofleksi, diagnosis ruptur tendon achilles dapat ditegakkan.4

Pemeriksaan Penunjang

Perlu dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mendukung pemeriksaan fisik yang terlah dilakukan agar dapat mendiagnosis pasien dengan benar.

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien :

a. Plain Radiografi Merupakan suatu pemeriksaan sederhana menggunakan sinar Roentgen (sinar X) dengan berbagai posisi pemeriksaan. Dapat dilakukan dengan menggunakan kontras atau tanpa kontras.4

Keunggulan : Mudah, cepat, dan biaya relatif lebih murah. Kesulitan : Terkadang gambaran yang dihasilkan tidak terlalu jelas, karena superposisi (tumpang-tindih) dengan organ lain. Untuk beberapa jenis pemeriksaan, harus dilakukan dengan mengubah posisi pasien, agar diperoleh gambaran yang jelas.4

Pemakaian klinis : Pemeriksaan tanpa kontras, dapat dilakukan pada jantung dan paru, serta tulang-tulang pada seluruh bagian tubuh. Pemeriksaan dengan kontras, lebih lanjut dapat digunakan untuk memeriksa saluran cerna, saluran kemih, organ kandungan, saluran kelenjar liur, pembuluh darah, saluran getah bening, dan sumsum tulang belakang.4 Dapat digunakan untuk mengidentifikasi secara tidak langsung robekan tendon Achilles. Radiografi menggunakan sinar-X untuk menganalisis titik cedera. Hal ini tidak efektif untuk mengidentifikasi cedera pada jaringan lunak. Sinar-X umumnya dipakai untuk mengoptimalkan visualisasi benda padat seperti tulang, sementara jaringan lunak masih relatif tidak dapat dibedakan di latar belakang nya. Radiografi memiliki peran kecil dalam penilaian cedera tendon Achilles dan lebih berguna untuk mengesampingkan cedera lain seperti patah tulang kalkanealis.5

Temuan radiografi pada ruptur tendon Achilles meliputi : Penggelapan tendon → Perdarahan, edema dan hilangnya tendon mengakibatkan penggelapan margin anterior tendon Achilles pada tampak lateral.

Page 4: blok 14 musculo

Gangguan posterior pada Kager pad lemak → Darah dan edema mengganggu Kager pad lemak. Pad lemak dipersempit oleh edema. Lekukan kulit pada bagian robekan → lesung pipit kecil dapat dilihat pada bagian robekan. Biasanya tertutup oleh pembengkakan dan perdarahan. Gumpalan jaringan lunak di ujung tendon → ujung ruptur tendon menarik kembali dan bergelung, mengakibatkan bengkak pada ujung tendon. Mengidentifikasi ujung yang terputus → Ujung proksimal biasanya dikaburkan oleh pembengkakan dan perdarahan, tetapi ujung distal dapat dipisahkan dari lemak sekitarnya dalam 50% kasus.5 gambaran hasil radiografi dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1 : Gambaran yang Lebih Putih Menunjukan Bahwa Rupture hasil dari Pemeriksanan Plain Radiografi4

b. Ultrasonografi Merupakan salah satu alat pemeriksaan diagnostik yang menggunakan gelombang suara ultrasonik untuk menghasilkan gambaran mengenai bentuk, gerak, ukuran suatu organ tubuh.4

Keunggulan : Tidak menggunakan radiasi sinar X, sehingga aman bagi wanita hamil. Penyulit : Tidak dapat digunakan untuk melihat bagian tubuh seperti tulang atau ruangan berongga yang berisi gas, seperti usus.

Page 5: blok 14 musculo

Pemakaian klinis : Digunakan untuk menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga perut / panggul, membedakan kista dengan massa padat, mempelajari pergerakan organ maupun pergerakan dan pertumbuhan janin.Dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon, karakter, dan adanya robekan. Bekerja dengan mengirimkan frekuensi yang sangat tinggi dari suara melalui tubuh pasien. Beberapa suara dipantulkan kembali dari ruang antara cairan interstisial dan jaringan lunak atau tulang. Gambar-gambar yang tercermin ini dapat dianalisis dan dihitung ke dalam suatu gambar. Gambar-gambar ditangkap secara nyata dan dapat membantu dalam mendeteksi pergerakan tendon dan memvisualisasikan kemungkinan cedera atau robek.5 Perangkat ini membuat pemeriksaan menjadi sangat mudah untuk menemukan kerusakan struktural jaringan lunak, dan metode yang konsisten untuk mendeteksi jenis cedera. Alat modalitas gambar ini tidak mahal, tidak melibatkan radiasi pengion dan di tangan ultrasonographer ahli, bisa diandalkan.5 gambaran hasil USG pada gambar 2.

Gambar 2 : Gambaran USG dari Ruptur Tendon Achilles.4

c. Computerized Tomography (CT) Merupakan pemeriksaan sinar X yang lebih canggih dengan bantuan komputer, sehingga memperoleh gambaran yang lebih detail. Dapat dilakukan dengan kontras dan tanpa kontras.4 Keunggulan: Dapat memberikan gambaran penampang tubuh yang tidak mungkin dilihat dengan menggunakan alat Rontgen biasa. Dengan menggunakan sistem komputer, maka dapat juga dibuat gambaran secara 3 dimensi. Dapat menghitung perkiraan jumlah perdarahan pada kasus - kasus tertentu.

Page 6: blok 14 musculo

Penyulit: Radiasi yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan radiologi konvensional, biaya yang harus dikeluarkan pun relatif lebih mahal, sulit diterapkan pada pasien yang memiliki fobia pada tempat sempit (Klaustrofobi). Pemakaian klinis : Dapat digunakan untuk melihat berbagai organ tubuh seperti tulang- tulang kepala, otak, jantung dan paru, perut, pada berbagai kasus seperti kecelakaan (trauma), tumor, infeksi, dan lain-lain.4

d. MRI (Magnetic Resonance Imaging) Merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi radio, tanpa sinar X ataupun zat radioaktif.4 Keunggulan: Memberikan gambaran yang dapat menunjukkan perbedaan sangat jelas dan lebih sensitif untuk menilai anatomi jaringan lunak, terutama otak, sumsum tulang belakang, dan susunan saraf dibandingkan dengan pemeriksaan sinar X biasa. Penyulit: Tidak dapat digunakan (kontraindikasi) pada pasien dengan alat pacu jantung, alat dengar implan, pasien dengan pen-logam, pasien fobia ruangan sempit (Klaustrofobia). Pemakaian klinis: Digunakan untuk menilai anatomi jaringan lunak, seperti otak, sumsum tulang belakang, susunan saraf. Selain itu, dapat juga untuk menilai jaringan lainnya seperti otot, ligamen, tendon, tulang rawan, ruang sendi. Dapat digunakan untuk membedakan ruptur tidak lengkap dari degenerasi tendon Achilles, dan MRI juga dapat membedakan antara paratenonitis, tendinosis, dan bursitis. Teknik ini menggunakan medan magnet yang kuat untuk menyelaraskan jutaan proton berjalan melalui tubuh. Proton ini kemudian dibombardir dengan gelombang radio yang merubuhkan beberapa dari proton tsb keluar dari garis (alignment). Ketika proton kembali mereka (proton) memancarkan gelombang radio mereka sendiri yang unik yang dapat dianalisis oleh komputer dalam 3D untuk membuat gambar tajam penampang silang dari area penting. MRI dapat memberikan kontras yang tak tertandingi dalam jaringan lunak untuk foto berkualitas sangat tinggi sehingga mudah untuk teknisi menemukan robekan dan cedera lainnya.5 hasil gambaran MRI dapat dilihat pada gambar 3.

Page 7: blok 14 musculo

Gambar 3 : Tendon Achilles Robek Parsial Sobek Longitudinal Interstisial (panah putih)

Differential diagnosis Differential diagnosis atau diagnosis pembanding merupakan diagnosis yang dilakukan

dengan membanding-bandingkan tanda klinis pada penyakit dengan tanda klinis penyakit lain.3 Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan gejala yang dialami pasien, pasien bisa dicurigai menderita penyakit seperti:

Fraktur os metatarsal Terdapat lima tulang metatarsal. Tulang-tulang ini tulang pipa dengna sebuah batang dan dua ujung. Uujung proximal atau ujung tarsal bersendi dengan tulang tarsal. Ujung distal atau falangeal bersendi dengan basis falanx proximal. Metatarsal dan falanx dapat patah. Fraktur “March” pada sebuah metatarsal adalah sebuah fraktur tekanan. Perbedaan tulang metatarsal normal dan fraktur dapat dilihat pada gambar 4.6,7 gambaran metatarsal normal dan fraktur pada gambar 4 dan 5.

Page 8: blok 14 musculo

Gambar 4 : os metatarsal normal.7 Gambar 5 : fraktur pada bagian leher metatarsal yang multiple.7

Fraktur os calcaneus dextra Disebabkan oleh cedera pergelangan kaki yang berputar atau lebih sering akibat terjatuh dari ketinggian. Fraktur ini mungkin hanya terbatas pada calcaneus atau dapat meluas hingga melibatkan sendi subtalar atau calcaneocuboid. Fraktur yang signifikan akan memerlukan CT scan untuk evaluasi lebih lanjut dan memerlukan fiksasi pembedahan. Dapat dilihat pada gambar perbedaan pada keadaan normal dan fraktur. Pada normal, garis yang menghubungkan tepi atas bagian posterior dan bagian tengah os calcaneus membentuk suatu sudut (lihat gambar 6). Bila terjadi suatu kompresi fraktur dengan deformitas sudut ini akan menjadi lebih kecil atau bahkan menghilang (dilihat pada gambar 7).7,8

Gambar 6 : os calcaneus normal.7 Gambar 7 : fraktur pada calcaneus.7

Page 9: blok 14 musculo

Ruptur tendon Achilles Tendo Achilles atau tendo calcaneis adalah tendon pada bagian belakang tungkai bawah. Berfungsi untuk melekatkan otot gastrocmenius dan otot soleus kesalah satu tulang penyusun pergelangan kaki, calcaneus. Tendon Achilles dapat putus dan harus ditangani dengan pembedahan.9 Cedera ini biasanya terjadi saat kontraksi kuat dari otot seperti ketika berjalan/ berlari, achiles tendoncitis adalah sebuah strain kekerasan yang dapat membuat trauma tendon achilles dan betis.4,5 Perbedaaan tendon normal dan rupture ada pada gambar 8.

Achilles tendinopathy atau tendonosis Kronis yang berlebihan bisa berpengaruh pada perubahan tendon achilles yang juga menyebabkan degenerasi dan penebalan tendon.4,5 perbedaan tendon normal dan tendinosis pada gambar8.

Gambar 8 : masalah yang terjadi pada tendon Achilles.9

Diagnogsis Kerja

WD: ruptur tendon Achilles

Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pasien didiagnosis mengalami rupture tendon Achilles karena jika tendo Achilles pecah, pasien akan memiliki kekuatan yang kurang dalam mendorong ke bawah (seperti pada pedal gas) dan akan mengalami kesulitan naik pada jari kaki. Diagnosis ruptur tendo Achilles biasanya langsung dan dapat dilakukan melalui pemeriksaan jenis ini. Dalam beberapa kasus, ahli bedah dapat mengajukan tes pencitraan MRI atau lainnya.4,5

Etiologi

Ruptur tendo achilles dapat terjadi saat dorsofleksi pasif secara tiba tiba saat kontraksi maksimal pada otot betis. Dalam beberapa kasus putusnya tendo Achilles terjadi pada tendo yang kurang menerima aliran darah. Biasanya ruptur tendo Achilles lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan pada wanita. Faktor-faktor penyebab lainnya adalah :

Page 10: blok 14 musculo

Faktor internal

1.Tendo dapat melemah bergantung pada bertambahnya usia (Relatif pada usia 30-50 tahun)4,5

2. Riwayat ruptur tendon achilles sebelumnya

3.Pengguanaan kortikosteroid dan fluorokuinolon dapat meningkatkan kejadian ruptur. Flourokuinolon menurunkan transkripsi decorin, penurunan decorin menyebabkan perubahan pada arsitektur tendon, sifat biomekanik dan menghasilkan peningkatan kerapuhan

4. Flexibilitas otot yang rendah (gastrocnemius nya rapat)

5. Berkurangnya ruang gerak sendi (dorsofleksi yang terbatas)

Faktor eksternal

1. Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton, tenis, basket dan sepak bola ataupun olahraga berat lainnya

2. Perubahan/pergantian alas kaki (alas kaki bertumit rendah/ tumit tinggi)

3. Kondisi alas kaki yang buruk (ukuran tumit yang tidak sesuai, pelebaran sisi sepatu, berkurangnya fleksibilitas kaki)

4. Terlalu banyak tiarap (meningkatnya beban pada kompleks gastrocnemius/soleus untuk menelentangkan kaki dan jemari kaki dengan bebas)

Epidemiologi

Biasanya pada muda untuk atlet setengah baya (40 tahun) 75% terjadi selama kegiatan olahraga. Olahraga yang paling umum menyebabkan akut pecah Achilles tendon bervariasi dari satu negara ke negara, tergantung pada olahraga yang paling populer di daerah itu. Lama nonathletes (3% dari pecah) Insidensi Jelas, bervariasi dari 37,3 per 100.000 pada beberapa penelitian Peningkatan kejadian dilihat dalam beberapa dekade terakhir Prevalensi Hal ini terutama mempengaruhi laki-laki. cedera sisi kiri adalah lebih umum dari kanan (mungkin karena kanan atlet dominan push-off dengan kaki kiri). Faktor RisikoDalam 1 studi, sebelumnya achilles tendon pecah adalah faktor risiko untuk pecah tendon masa depan kontralateral pada sampai dengan 6% dari pasien. Beberapa obat dikaitkan dengan peningkatan risiko pecah tendon. Kortikosteroid, baik lisan maupun lokal

Page 11: blok 14 musculo

disuntikkan ke daerah tendon Achilles Anabolic steroid Fluorokuinolon antibiotic Beberapa penyakit sistemik telah dikaitkan, tapi tidak sering, dengan pecah spontan.

Patofisiologi

            Rupture tendon Achilles sering terjadi pada atlet atletik saat melakukan lari atau melompat. Kondisi klinik rupture tendon Achilles menimbulkan berbagai keluhan, meliputi nyeri tajam yang hebat, penurunan fungsi tungkai dalam mobilisasi dan ketidakmampuan melakukan plantarfleksi, dan respons ansietas pada klien.4,10

Saat istirahat, tendon memiliki konfigurasi bergelombang akibat batasan di fibrilkolagen. Stress tensil menyebabkan hilangnya konfigurasi bergelombang ini, hal ini yang menyebabkan pada daerah jari kaki adanya kurva tegangan-regangan. Saat serat kolagen rusak, tendon merespons secara linear untuk meningkatkan beban tendon. Jika renggangan yang ditempatkan pada tendon tetap kurang dari 4 persen- yaitu batas beban fisiologi secara umum serat kembali ke konfigurasi asli mereka pada penghapusan beban. Pada tingkat keteganganantara 4-8 persen, serat kolagen mulai meluncur melewati 1 sama lain karena jalinan antar molekul rusak. Pada tingkat tegangan lebih besar dari 8 persen terjadi rupture secara makroskopik karena kegagalan tarikan oleh karena kegagalan pergeseran fibriller dan interfibriller.4,10

Penyebab pasti pecah Achilles tendon dapat terjadi tiba-tiba, tanpa peringatan, atau akibat tendinitis Achilles . Tampaknya otot betis yang lemah dapat menyebabkan masalah. Jika otot-otot menjadi lemah dan lelah, mereka dapat mengencangkan dan mempersingkat kontraksi. Kontraksi berlebihan juga dapat menjadi masalah dengan mengarah pada kelelahan otot. Semakin lelah otot betis, maka semakin pendek dan akan menjadi lebih ketat. Keadaan sesak seperti ini dapat meningkatkan tekanan pada tendon Achilles dan mengakibatkan kerobekan. Selain itu, ketidakseimbangan kekuatan otot-otot kaki anterior bawah dan otot-otot kaki belakang yang lebih rendah juga dapat mengakibatkan cedera pada tendon Achilles. Achilles tendon robek lebih mungkin ketika gaya pada tendon lebih besar dari kekuatan tendon. Jika kaki yang dorsofleksi sedangkan kaki bagian bawah bergerak maju dan betis kontrak otot, kerobekan dapat terjadi. Kerobekan banyak terjadi selama peregangan kuat dari tendon sementara otot betis berkontraksi.5,11

Gejala Klinis

Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang pergelangan kaki atau betis seperti adanya rasa sakit pada tendon achilles sekitar 1-3 inci di atas tulang tumit. daerah ini paling sedikit menerima supplai darah dan mudah sekali mengalami cedera meskipun oleh sebab yang sederhana, meskipun oleh sepatu yang menyebabkan iritasi.4

Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan merasakan adanya kelemahan yang luas pada serat-serat protein kolagen, yang mengakibatkan robeknya sebagian serat

Page 12: blok 14 musculo

atau seluruh serat tendon. Terlihat depresi di tendon 3-5 cm diatas tulang tumit. Tumit tidak bisa digerakan turun naik. Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas tulang tumit. Biasanya, snap tiba-tiba atau pop dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki.Pasien mungkin menggambarkan sensasi ditendang di bagian belakang kaki. Nyeri bisa berat. nyeri yang datang secara tiba-tiba selama melakukan kegiatan, khususnya saat mengubah arah lari atau pada saat lari mendaki. Atlet mungkin merasakan adanya bagian yang lembek bila meraba daerah sekitar tendon, hal ini dikarenakan adanya cairan peradangan yang berkumpul dibawah selaput peritenon. nyeri lokal, bengkak dengan gamblang kesenjangan sepanjang Achilles tendon dekat lokasi penyisipan, dan kekuatan plantarflexion lemah aktif semua sangat menyarankan diagnosis.4,5

Penatalaksanaan

1. Pengobatan secara operatif (surgical) ruptur tendon achilles

Ada 2 macam operasi untuk penyembuhan Ruptur Tendo Achilles:

a. Operasi Terbuka

Selama operasi terbuka sebuah sayatan dibuat di bagian belakang kaki dan tendo achilles di jahit bersama-sama. Pada ruptur lengkap atau serius tendon plantaris atau sisa otot yang lain ditanam dan dibungkus di sekitar tendon achilles, untuk meningkatkan kekuatan perbaikan tendon. Jika kualitas jaringan buruk, misalnya cedera yang diabaikan, ahli bedah mungkin menggunakan jaring penguat (kolagen, artelon, atau material terdegradasi lainnya). Efek samping: dapat terjadi komplikasi masalah penyembuhan luka.5

b. Operasi Perkutan

Pada operasi perkutan, ahli bedah membuat beberapa sayatan kecil dibanding satu sayatan besar, dan menjahit kembali tendon bersama melalui sayatan. Operasi bisa di tunda sekitar satu minggu setelah terjadi ruptur untuk mendinginkan atau menurunkan pembengkakan. Untuk pasien yang menetap dan yang mengalami vasculopati atau risiko penyembuhan buruk, operasi perkutan bisa menjadi pengobatan yang lebih baik dibandingkan operasi terbuka. Efek samping : dapat terjadi kerusakan syaraf.5

Setelah kedua jenis operasi, kemungkinan akan mengenakan gips, boot berjalan, atau perangkat serupa untuk 6-12 minggu. Pada awalnya, boot diposisikan untuk menjaga kaki menunjuk ke bawah untuk menyembuhkan tendon. Boot kemudian disesuaikan secara bertahap untuk meletakkan kaki dalam posisi netral (tidak mengarah ke atas atau bawah). Waktu pemulihan total Anda mungkin akan selama 6 bulan.

Page 13: blok 14 musculo

Lebih dari 80 dari100 orang yang menjalani operasi untuk ruptur tendon Achilles dapat kembali ke semua aktivitas yang mereka lakukan sebelum cedera, termasuk kembali berolahraga.

Gambar 9 : Operasi pada Rutur Tendon Achilles.7

Meskipun operasi perkutan secara tradisional dipandang memiliki tingkat rerupture tinggi dibandingkan operasi terbuka, studi menunjukkan bahwa tingkat rerupture keduanya sebenarnya sama besar. Sekitar 5 dari 100 orang yang melakukan operasi untuk ruptur tendon achilles akan rerupture setelah operasi. 11,12

Operasi Terbuka lebih besar kemungkinannya daripada operasi perkutan untuk menghasilkan komplikasi masalah penyembuhan luka. Tapi kerusakan saraf lebih mungkin dapat terjadi pada operasi perkutan. Teknik-teknik baru untuk operasi perkutan dapat membuat kemungkinan kerusakan saraf kurang lebih sedikit dibandingkan ketika teknik yang lebih tua digunakan.11,12

Sulit untuk membandingkan hasil operasi, karena usia dan aktivitas mereka yang berbeda. Keberhasilan operasi bergantung pada pengalaman dokter bedah, jenis prosedur bedah yang digunakan, tingkat kerusakan tendon, seberapa cepat setelah pecah operasi dilakukan, dan seberapa cepat program rehabilitasi dimulai setelah operasi dan seberapa baik pasien mengikutinya.11,12

Risiko operasi tendon Achilles:12

•Infeksi kulit di tempat sayatan

Page 14: blok 14 musculo

• Komplikasi normal pembedahan atau anestesi, seperti pendarahan dan efek samping obat-obatan

• Kerusakan saraf.

• Resiko kembalinya ruptur Achilles. Walaupun risiko ini lebih kecil dibanding pengobatan nonsurgical

• Kemungkinan tendon yang sembuh setelah operasi tidak akan sekuat seperti sebelum cedera.

• Penurunan ruang gerak.

2. Pengobatan secara non operative

Pasien dengan diabetes, masalah penyembuhan luka, penyakit vaskular, neuropati, atau komorbiditas sistemik yang serius dianjurkan untuk memilih pengobatan nonoperative karena risiko yang signifikan dari pengobatan operasi (misalnya, infeksi, luka rincian, dehiscence perbaikan, komplikasi perioperatif).12

Gips kaki pendek dipasang pada kaki yang terkena,sementara pergelangan kaki ditempatkan di plantar fleksi sedikit (equinus gravitasi).Dengan menjaga kaki dalam posisi ini, ujung tendon secara teoritis lebih baik. Imobilisasi Cast dilanjutkan selama sekitar 6-10 minggu. Dorsofleksi Paksa merupakan kontraindikasi. Pergelangan kaki secara bertahap dapat dorsofleksi ke posisi yang lebih netral setelah periode imobilisasi (4-6 minggu). Posisi ini ditopang dengan casting serial atau pergelangan kaki orthotics yang disesuaikan. Berjalan dengan menggunakan cor diperbolehkan saat masa tersebut. Setelah pelepasan cor, tumit di sepatu diangkat setinggi 2 cm dab dipakai selama 2-4 bulan. Selama waktu ini, program rehabilitasi dimulai.11

Keuntungan pengobatan nonoperative termasuk komplikasi luka tidak ada (misalnya, kerusakan kulit, infeksi, pembentukan bekas luka, cedera neurovaskular), biaya rumah sakit menurun dan biaya dokter, morbiditas lebih rendah, dan tidak ada paparan anestesi.11

Kekurangan pengobatan nonoperative termasuk insiden yang lebih tinggi rerupture (hingga 40%) dan lebih sulit perbaikan reruptur bedah. Selain itu, tepi tendon dapat menyembuhkan dalam posisi memanjang karena celah di ujung tendon yang mengakibatkan penurunan daya fleksi plantar dan daya tahan.11

3. Terapi obat

a. NSAIDs

Page 15: blok 14 musculo

Ibuprofen → DOC bagi pasien menghilangkan nyeri ringan sampai sedang, juga menghambat reaksi inflamasi dan menurunkan nyeri dengan menghambat sintesis prostaglandin.5,12

b. Analgesik

Asetaminofen → DOC pada pasien HPS terhadap aspirin atau NSAIDs, org dengan gangguan GI tract bagian atas dan bagi pengkonsumsi antikoagulan. Kontrol nyeri, memiliki efek sedative.5,12

4.Pengobatan Konservatif

Imobilisasi langsung untuk ruptur tendo Achilles baik secara parsial, maupun seluruhnya.

• Latihan bergerak sangat penting dalam proses pemulihan rupture tendo Achilles.

• Pemakaian boot orthosis yang bisa dilepas dengan sisipan untuk tumit agar ujung tendin dapat berdekatan bersama-sama. Kelebihan dari pemakaian boot ini adalah pasien dapat bergerak.

• Pada robekan parsial dilakukan pemasangan gips sirkuler di atas lutut selama 4-6 minggu dalam posisi fleksi 30°-40° pada lutut dan fleksi plantar pada pergelangan kaki.

• fisioterapi

Pada sebuah studi yang dilakukan oleh Twaddle dan Poon yand dipublikasian di American Journal of Sports Medicine pada tahun 2007, pasien dalam kelompok bedah memperbaiki tendon Achilles dengan menjalani menggunakan prosedur Krackow, diikuti oleh pemasangan gips equinus, sedangkan pasien non-bedah yang ditempatkan langsung di cor. Setelah pelepasan gips, pasien dipakaikan orthosis yang dapat dilepas dengan posisi pergelangan kaki pada 20 º dari fleksi plantar. Pasien melepas splint selama 5 menit setiap jam, dan duduk dengan kaki menggantung, melatih dorsofleksi secara aktif dan fleksi plantar pasif, yang memungkinkan kaki untuk jatuh secara nyaman.4

Pada minggu ke-4, orthosis dibawa ke posisi netral, dengan protokol ROM yang sama seperti minggu sebelumnya. Pada 6 minggu, pasien diizinkan untuk menanggung berat badan yang ditoleransi sambil mengenakan orthosis. Pada saat ini, mereka juga diperbolehkan untuk melepas orthosis di malam hari. Pada minggu ke-8, pasien diperbolehkan melepas orthosis dan kemudian mulai terapi fisik untuk peregangan dan penguatan.5

Prognosis

Page 16: blok 14 musculo

Kebanyakan orang yang mengalami ruptur tendo Achilles, tendo akan kembali normal. Jika operasi dilakukan, tendo mungkin menjadi lebih kuat dan kecil kemungkinannya untuk ruptur lagi. Biasanya, kegiatan berat seperti berjalan baru bisa dilakukan kembali setelah 6 minggu. Atlet biasanya kembali berolahraga setelah 4 sampai 6 minggu setelah cedera terjadi.4

Komplikasi

Komplikasi rupture tendon Achilles yaitu infeksi. infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai dengan gejala klinis, masuk dan berkembang biaknya bibit penyakit atau parasit, mikroorganisme kedalam tubuh manusia. Penyakit yang disebabkan oleh suatu bibit penyakit seperti bakteri, virus, jamur dan lain-lainnya.5,12

Penutup

Ruptur Tendon Achilles terjadi paling sering ketika sedang dalam olahraga, seperti melompat, dan berputar pada olahraga bulutangkis, tenis, sepakbola, atau olahraga yang berat. Pemeriksaan yang paling efektif untuk menentukan lokasi tendon yang putus dan mendiagnosis ruptur adalah pemeriksaan MRI karena memberikan gambaran yang dapat menunjukan perbedaan sangat jelas dan lebih sensitive untuk menilai anatomi jaringan lunak, terutama otak, sumsum tulang belakang dan susunan saraf dibandingkan dengan oemeriksaan sinar X biasa.

Daftar Pustaka

1. Suratun. Klien gangguan sistem musculoskeletal : seri asuhan keperawatan. Jakarta: EGC; 2008.h.148

2. Tambayong J. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC; 2000.h.1243. Jong WD. Kanker, apakah itu? Jakarta: Arcan; 2005.h. 1044. Sammarco V. Perbaikan bedah tibialis anterior rupture tendon akut dan kronis. Jakarta:

EGC; 2009: 200-210

5. Prince AS. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC; 1999: 78-

83

6. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Alih Bahasa: Sri Yuliani Handoyo. Jakarta: Gramedia; 2009.h.103.

7. Sistem Radiologi Dasar Organisasi Kesehatan Dunia. Petunjuk membaca foto untuk dokter umum. Alih Bahasa: L. hartono. Jakarta: EGC; 1995.h.113.

8. Patel PR. Lecture notes: radiologi. Edisi kedua. Alih Bahasa: dr. Vidhia Umami. Jakarta: Erlangga; 2007.h.234

9. Masalah pada tendon Achilles.http://www.runnersworld.co.uk/beating-injury/bodyworks-achilles-rupture---partial/151.html (diunduh pada 27032015)

Page 17: blok 14 musculo

10. Anderson S. Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia. Jones and barret Publisher Boston. Edisi

Bahasa Indonesia. Jakarta: EGC; 1999

11. Syaifuddin H. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC;

2002

12. Brooker C. Buku Saku Keperawatan. Edisi, 31. Jakarta: EGC; 2001: 14-17