referensi makalah blok 14
TRANSCRIPT
Case Report Session
FRAKTUR METAFISIS RADIUS DISTAL
Oleh :
Rahma Tsania Zhuhra
06120130
Preseptor :
Dr. Delsi Hidayat, SpOT
BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ACHMAD MUCHTAR BUKITTINGGI
2011
FRAKTUR METAFISIS RADIUS DISTAL
DEFINISI FRAKTUR
Fraktur atau patah tulang adalah putusnya kontinuitas jaringan tulang dan tulang rawan yang
umumnya di sebabkan oleh rudapaksa.Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa
trauma langsung,misalnya benturan pada lengan bawah yang menyebabkan patah tulang
radius dan ulna, dan dapat berupa trauma tidak langsung,misalnya jatuh tertumpu pada tangan
yang menyebabkan tulang klavikula atau radius distal patah.
Akibat trauma pada tulang bergantung pada jenis trauma,kekuatan dan arahnya.Trauma tajam
yang langsung atau trauma tumpul yang kuat dapat menyebapkan tulang patah dan luka
terbuka sampai kepada tulang yang disebut patah tulang terbuka.Patah tulang dekat sendi atau
mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang disertai dislokasi sendi yang di sebut fraktur
dislokasi.
METAFISIS
Metafisis adalah bagian yang melebar dari ujung tulang panjang yang berhubungan dengan
fisis. Metafisis tersusun dari jaringan tulang spongiosa yang kurang kepadatannya
dibandingkan dengan diafisis. Metafisis sering menjadi lokasi fraktur tersering pada lanjut
usia karena densitas tulang yang makin menurun.
FRAKTUR RADIUS DISTAL
Fraktur radius distal merupakan 15 % dari seluruh kejadian fraktur pada dewasa. Abraham
Colles adalah orang yang pertama kali mendeskripsikan fraktur radius distalis pada tahun
1814 dan sekarang dikenal dengan nama fraktur Colles. Ini adalah fraktur yang paling sering
ditemukan pada manula, insidensinya yang tinggi berhubungan dengan permulaan
osteoporosis pasca menopause. Karena itu pasien biasanya wanita yang memiliki riwayat
jatuh pada tangan yang terentang.
Fraktur radius distal terdiri dari enam tipe fraktur yang berbeda, termasuk fraktur Colles.
Dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Fraktur Colles, seperti yang sudah disinggung sebelumnya, fraktur ini adalah fraktur
yang terjadi pada wanita postmenopause dengan osteoporosis.
2. Fraktur Smith, adalah lawan dari fraktur Colles, dimana distal radius mengalami
fraktur ke arah anterior
3. Fraktur Colles Juvenil, adalah fraktur distal lengan bawah yang terjadi pada anak-
anak
4. Fraktur Stiloid Radial, dimana fraktur distal radius disertai keterlibatan sendi di
pergelangan tangan
5. Fraktur Barton, fraktur dan subluksasi pergelangan tangan
6. Comminuted-intra articular fracture, terjadi pada dewasa muda
Mekanisme terjadinya fraktur biasanya penderita jatuh terpeleset sedang tangan berusaha
menahan badan dalam posisi terbuka dan pronasi. Gaya akan diteruskan ke daerah
metafisis radius distal yang akan menyebabkan patah radius 1/3 distal di mana garis patah
berjarak 2 cm dari permukaan persendian pergelangan tangan. Fragmen bagian distal
radius terjadi dislokasi ke arah dorsal, radial dan supinasi. Gerakan ke arah radial sering
menyebabkan fraktur avulsi dari prosesus styloideus ulna, sedangkan dislokasi bagian
distal ke dorsal dan gerakan ke arah radial menyebabkan subluksasi sendi radioulnar
distal.
Perlu diingat bahwa jumlah fragmen patahan, kominutif atau tidak, bergantung kepada
besar energi yang menyebabkan trauma terjadi dan bone age dari pasien. Pada anamnesis
dan pemeriksaan fisik perlu ditanyakan nyeri, pembengkakan, dan pemeriksaan nyeri
tekan pada distal radius. Pemeriksaan neurologis dari fungsi nervus harus dilakukan,
misalnya dengan menilai fungsi sensibilitas dan motorik dari bagian distalnya. Nyeri pada
siku juga perlu ditanyakan, karena bila ada merupakan tanda subluksasi atau dislokasi
dari sendi radioulnar.
Fraktur distal radius juga sering berhubungan dengan trauma musculoskeletal lain,
diantaranya :
1. 60 % disertai dengan fraktur stiloid ulnar
2. Fraktur ulnar neck
3. Fraktur karpal
4. Subluksasi radioulnar distal
5. Cedera tendon fleksor
6. Cedera nervus medianus dan ulnaris
Tatalaksana dari fraktur distal radius ini bergantung kepada jenis frakturnya. Selain
klasifikasi umum di atas, Fernandez dan Juniper mengajukan suatu klasifikasi fraktur
distal radius berdasarkan mekanisme dan anjuran terapinya. Klasifikasinya adalah sebagai
berikut :
Tipe I : Fraktur metafiseal ekstraartikuler, yakni fraktur Colles (angulasi dorsal) dan
Smith (angulasi volar)
Tipe II : Intraarticular shearing fractures, yakni fraktur Barton (dorsal dan volar)
Tipe III : Fraktur kompresi intraartikuler, yakni artikuler kompleks dan fraktur radial
pilon
Tipe IV : Fraktur avulsi, yakni fraktur-dislokasi radiokarpal
Tipe V : Cedera ekstensif karena high velocity mechanism
Fraktur distal radius Tipe I dapat direduksi oleh dokter emergensi dengan konsultasi pada
dokter bedah ortopedi. Tipe II sampai V dapat dilakukan reduksi tertutup di IGD, tetapi
karena komplikasinya yang tinggi, maka sebaiknya ditatalaksana oleh dokter bedah
ortopedi. Hampir seluruh fraktur distal radius Tipe I dapat ditatalaksana secara non-
operatif dengan hasil yang memuaskan. Pada keseluruhan kasus, tipe II sampa V selalu
membutuhkan dokter bedah ortopedi karena ketidakstabilan dari frakturnya, dan dapat
dilakukan reduksi operatif..
Selain gambaran radiologis, dokter bedah ortopedi juga mempertimbangkan usia pasien,
status fungsional, kepadatan tulang, cedera jaringan lunak sekitar, dan stabilitas reduksi
tertutup dalam menangani fraktur distal radius. Keterlibatan ulna distal juga
mengindikasikan perlu dilakukan tindakan operatif untuk fiksasi. Maka fraktur distal
radius dengan kondisi yang berisiko sebaiknya dirujuk ke dokter bedah ortopedi untuk
penanganan lebih lanjut.
STATUS PASIEN
Seorang pasien laki-laki berusia 17 tahun right-handed dengan pekerjaan sebagai pedagang
masuk IGD RSUD Achmad Muchtar pada tanggal 22 Februari 2011 dengan:
PRIMARY SURVEY:
A : Paten
B : Baik, RR 24 x/menit
C : Baik, TD 110/70 mmHg, nadi 84 x/ menit, teraba kuat dan teratur.
D : Alert, GCS 15
SECONDARY SURVEY:
Keluhan utama
Nyeri dan bengkak pada tangan sebelah kanan sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang
- Nyeri dan bengkak pada tangan sebelah kanan sejak 4 jam sebelum masuk rumah
sakit. Pergelangan tangan tidak bisa digerakkan.
- Sebelumnya pasien mengalami kecelakaan lalu lintas saat berkendara dengan sepeda
motor. Pasien bertabrakan dengan sepeda motor lain dari arah depan saat akan
berbelok ke sebelah kanan. Lalu pasien terjatuh ke kanan dan menumpu badannya
dengan tangan kanan. Pasien terjatuh dan tertimpa motornya.
- Pasien merupakan rujukan dari RSUD Adnaan WD Payakumbuh
Riwayat Penyakit Dahulu
- Pasien tidak pernah mengalami patah tulang atau trauma apapun sebelumnya
Status Generalisata
Tanda Vital:
Tekanan darah: 110/70 mmHG
Suhu : 36,50 C
Napas : 24 x/menit
Nadi : 84 x/menit
Kepala : tidak ditemukan kelainan
Leher : tidak ditemukan kelainan
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Torak : jejas (-), hematom (-), krepitasi (-)
Abdomen : jejas (-), hematom (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas : akral hangat perfusi baik
Status Lokalis
Regio antebrachii dextra
Look :
ada bengkak di distal antebrachii, deformitas, luka (-)
Feel :
krepitasi (+), nyeri tekan (+), nyeri sumbu (+), refilling kapiler < 2 detik, sensibilitas
distal baik (sama dengan tangan kiri)
Move :
ROM pergelangan tangan terbatas karena nyeri, jari-jari tangan kanan masih bisa
digerakkan dengan leluasa
Diagnosis Kerja
Fraktur tertutup 1/3 distal radius dextra
Pemeriksaan Penunjang
Rontgen foto regio antebrachii dan wirst joint dextra AP dan Lateral
Diagnosis
Fraktur tertutup metafisis radius dextra
Tatalaksana
- Imobilisasi sementara dengan bidai
- Konsul Bedah Ortopedi untuk Open reduction internal fixation
Prognosis
- Quo ad sanam : bonam
- Quo ad vitam : bonam
- Quo ad functionam : dubia et bonam