laporan telur
DESCRIPTION
laporan tentang telurTRANSCRIPT
![Page 1: Laporan Telur](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf97d8550346d03393f2c4/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN
PERLAKUAN PADA TELUR
Oleh
IKHWAN SAMSUL HADI
REDA SAID ABDILLAH
ISTIQOMAH ALFULAILI
ROHMAH MUNAWAROH
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
4 Februari, 2014
BAB 1 . PENDAHULUAN
![Page 2: Laporan Telur](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf97d8550346d03393f2c4/html5/thumbnails/2.jpg)
1.1 Latar Belakang
Telur adalah salah satu bahan makanan asal ternak yang bernilai
gizi tinggi karena mengandung zat-zat makanan yang sangat dibutuhkan
oleh tubuh manusia seperti protein dengan asam amino yang lengkap,
lemak, vitamin, mineral, serta memiliki daya cerna yang tinggi. Telur
merupakan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Hal ini ditandai
dengan rendahnya zat yang tidak dapat diserap setelah telur dikonsumsi.
Akan tetapi disamping bernilai gizi tinggi, telur juga mempunyai sifat
yang kualitasnya mudah rusak .Oleh sebab itu perlu dilakukan suatu
tindakan atau usaha-usaha bidang teknologi kualitas dan penanganan pasca
produksi telur . Tindakan ini penting agar produksi telur yang dicapai
dengan segala usaha ini dapat sampai ke konsumen dengan kualitas yang
masih tetap baik (Sudaryani, 1996)
Penurunan kualitas telur antara lain disebabkan masuknya
mikroba-mikroba perusak ke dalam isi telur melalui pori-pori kerabang
telur, menguapnya air dan gas karena pengaruh suhu lingkungan. Ruang
penyimpan yang mlembab akan menyebabkan kerabang berjamur
(Sudaryani, 1996).
Kuning telur merupakan bagian telur terpenting, karena
didalamnya terdapat bahan makanan untuk perkembangan embrio . Telur
yang segar kuning telumya terletak ditengah-tengah, bentuknya hula dan
warnanya kuning sampai jingga Beberapa pendapat mengatakan bahwa
makanan berpengamh langsung terhadap warm kumng telur (mengandung
pigmen kuning). Kuning telur memiliki komposisi gizi yang lebih lengkap
dibandingkan puith telur, yang terdiri dari air, protein, lemak karbohidrat,
vitamin dan mineral (Koswara, 2009).
Putih telur terdiri 40% berupa bahan pada yang terdiri dan empat
lapisan yaitu: lapisan putih telur tipis, lapisan tebal, lapisan tipis bagian
dalam clan lapisan "Chalaziferous". Kekentalan putih telur yang semakin
![Page 3: Laporan Telur](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf97d8550346d03393f2c4/html5/thumbnails/3.jpg)
tinggi dapat ditandai dengan tingginya putih telur kental Hal ini
menunjukkan bawa telur kondisinya masih segar, karena putih telur
banyak mengandung air, maka bagian ini lebih mudah cepat rusak
(Hadiwiyoto, 1983).
Kerabang telur merupakan bagian terluar yang membungkus isi
telur dan berfungsi mengurangi kerusakan fisik maupun biologis, serta
dilengkapi dengan poripori kulit yang berguna untuk pertukaran gas dan
dalam dan luar kulit telur, tebal kerabang telur berkisar antara 0,33 - 0,35
mm. Tipisnya kulit telur dipengaruhi beberapa faktor yakni : umur type
ayam, zat-zat makanan, peristiwa faal dari organ tubuh, stress dan
komponen lapisan kulit telur. Kulit yang tipis relatif berpori lebih banyak
dan besar, sehingga mempercepat turunnya kualitas telur akibat penguapan
dan pembusukan lebih cepat (Koswara, 2009).
![Page 4: Laporan Telur](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf97d8550346d03393f2c4/html5/thumbnails/4.jpg)
1.2 Tujuan :
Pada praktikum ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Mengetahui kualitas telur dengan uji candling.
2. Mengetahui pengaruh penambahan asam cuka
terhadap telur.
3. Mengetahui pengaruh penambahan garam terhadap
telur.
4. Mengetahui pengaruh perlakuan mekanik
(pengocokan) terhadap
telur.
5. Mengetahui sifat telur sebagai emulsifier.
![Page 5: Laporan Telur](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf97d8550346d03393f2c4/html5/thumbnails/5.jpg)
BAB II. METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1 Alat dan Bahan
2. 1. 1 Alat
2 buah gelas
2 buah piring
Sendok
Garpu
Tisu
Senter
2. 1. 2 Bahan
Minyak goreng
Telur ayam
Cuka
Garam
![Page 6: Laporan Telur](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf97d8550346d03393f2c4/html5/thumbnails/6.jpg)
2. 2 Skema Kerja
2. 2. 1 Teknik Candling
Lewatkan cahaya pada masing-masing telur
Amati kualitas telur
2. 2. 2 Percobaan Larutan Garam
Masukkan ke dalam gelas
Amati
Aduk
3 telur
2 sendok garam + air
Tambahkan 1 buah telur
![Page 7: Laporan Telur](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf97d8550346d03393f2c4/html5/thumbnails/7.jpg)
Amati & catat perubahan telur
2. 2. 3 Percobaan Larutan Cuka
Masukkan larutan ke gelas
Amati
Aduk
Amati & catat perubahan telur
2. 2. 4 Percobaan Minyak dan Air (Emulsifier)
Amati
Minyak + air
Masukkan telur
Larutan cuka
Tambahkan 1 buah telur
![Page 8: Laporan Telur](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf97d8550346d03393f2c4/html5/thumbnails/8.jpg)
Amati
Aduk
Amati perubahannya
2. 2. 5 Perlakuan Mekanik
Pecahkan pada piring
Aduk dengan garpu
Amati perubahannya
Telur
![Page 9: Laporan Telur](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf97d8550346d03393f2c4/html5/thumbnails/9.jpg)
BAB III. HASIL PEMBAHASAN
3.1 Teknik Candling
Candling merupakan cara yang biasa dilakukan oleh peternakan dan
konsumen untuk mengetahui kualitas isi telur. Pada prinsipnya peneropongan
merupakan pemeriksaan telur dengan melewatkannya pada cahaya. Peternakan-
peternakan biasanya menggunakan alat teropong khusus, sedangkan secara
sederhana dapat menggunakan baterai dengan gulungan karton atau kertas tebal
lainnya. Peneropongan biasanya dilakukan di tempat gelap agar bayangan telur
tampak jelas. Retak halus dapat diketahui melalui peneropongan telur. Tujuannya
adalah untuk menghindari agar tidak tertipu membeli telur yang jelek di pasaran
(Sudaryani, 1996).
Pada praktikum, hal yang diamati dengan teknik ini antara lain keretakan
pada kulit telur, rongga udara, keadaan kuning telur (yolkless ataupun double
yolk), serta mengetahui apabila ada cacat lain seperti bercak darah atau bercak
daging pada telur.
Dari ketiga telur yang kami candling, terlihat bahwa telur nomor 2
merupakan telur dengan kualitas paling baik. Hal ini ditandai dengan rongga
udara yang kecil, kulit yang kompak (tebal di semua titik), serta tidak terdapat
bercak daging ataupun bercak darah. Rongga udara yang kecil menunjukkan
bahwa telur tersebut masih baru, sebab rongga udara dapat mengecil seiring waktu
penyimpanan. Hadiwiyoto (1983) menjelaskan bahwa kualitas yang baik yaitu
![Page 10: Laporan Telur](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf97d8550346d03393f2c4/html5/thumbnails/10.jpg)
dengan besar rongga udara lebih kecil atau sama dengan tiga milimeter. Artinya,
semakin besar rongga udara, kualitas telurnya semakin berkurang.
Pada telur nomor 1 terdapat bercak darah dan ukurannya paling kecil,
sementara rongga udaranya juga kecil. Bercak darah ini menunjukkan kualitas
telur yang kurang baik, sementara ukuran telur yang kecil tidak mempengaruhi
kualitas gizinya. Namun telur dengan ukuran kecil tentu saja tidak termasuk telur
kualitas AA (kualitas terbaik) (Hadiwiyoto (1983).
Telur nomor 3 memiliki rongga udara paling besar dan ada retak-retak
halus pada kulitnya. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, rongga udara yang besar
mengindikasikan waktu penyimpanan telur ini telah cukup lama. Retak-retak
halus pada telur ini menunjukan adanya kerusakan saat distribusi, namun tidak
sampai merusak kualitas telur secara drastis.
3.2 Percobaan Larutan Garam dan cuka (sebelum diaduk)
Dalam percobaan ini ada 2 larutan yaitu larutan garam dan cuka yang
masing - masing dicampur dengan telur tanpa diaduk. Dalam larutan cuka didapat
bahwa putih telur tenggelam dan kuning telur melayang ini dikarenakan massa
jenis dari putih telur lebih besar daripada air. Sedangkan untuk kuning telur massa
jenisnya lebih kecil dari air sehinngga kuning telur akan melayang.
Sedangkan larutan yang berada dalam garam, telur akan mengambang ini
dikarenakan massa jenis telur lebih kecil dari garam.
3.3 Percobaan Larutan Garam dan cuka (setelah diaduk)
Pada perlakuan 3 ini sama dengan perlakuan 2 hanya saja telurnya dikocok.
Untuk larutan garam dan telur yang dikocok ini terjadi telur akan terdenaturasi
dan encer. Pada tahap ini disebut tahap salting in yaitu saat larutan garam dan
telur dikoco, protein telur menjadi unfolded yaitu sisi yang tidak berikatan itu
akan lebih hidrofilik sehingga akan mengikat air dan terjadilah telur yang encer.
Ketika telur dikocok dengan larutan cuka maka telur akan terdenaturasi
dengan adanya tingkat kekentalan yang tinggi karena adanya proses koagulasi.
![Page 11: Laporan Telur](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf97d8550346d03393f2c4/html5/thumbnails/11.jpg)
Koagulasi atau penggumpalan adalah perubahan struktur protein telur yang
mengakibatkan peningkatan kekentalan dan hilangnya kelarutan, atau dapat juga
berarti perubahan bentuk dari cairan (sol) menjadi bentuk padat atau semi padat
(gel). Koagulasi disebabkan karena molekul-molekul protein mengalami agregasi
dan terbentuknya ikatan-ikatan antar molekul yaitu ikatan hidrofobik, ikatan
hidrogen dan ikatan disulfida. Adanya ikatan-ikatan tersebut menyebabkan protein
yang terkoagulasi bersifat tidak larut.
3.4 Perlakuan 4
Pada perlakuan yang ke 4 ini percobaan dimana air dan minyak dicampur, dan
keduanya tidak dapat menyatu karena massa jenis minyak yang lebih kecil dari
pada air menjadikan minyak berada diatas air. Ketika telur ditambahkan dan
diaduk maka minyak dan air dapat tercampur ini dikarenakan adanya kandungan
lesitin yang terdapat pada kuning telur yabg dapat mengikat minyak dan air.
Selain itu protein telur mempunyai gugus polar dan non plar yang masing masing
mengikat air (polar) dan minyak (non polar).
3.5 Perlakuan Mekanik
Saat telur dipecahkan, terlihat bahwa kuning telur berada di tengah-tengah
putih telur. Namun saat telur dikocok untuk beberapa saat, telur menjadi encer dan
terdapat busa (buih). Busa merupakan dispersi koloid dari fase gas dalam fase
cair, yang dapat terbentuk pada saat telur dikocok. Mekanisme terbentuknya busa
telur adalah terbukanya ikatan-ikatan dalam molekul protein sehingga rantai
protein menjadi lebih panjang. Kemudian udara masuk diantara molekul-molekul
yang terbuka rantainya dan tertahan sehingga terjadi pengembangan volume
(Koswara, 2009).
![Page 12: Laporan Telur](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf97d8550346d03393f2c4/html5/thumbnails/12.jpg)
BAB. 3 KESIMPULAN
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Telur merupakan bahan pangan yang sempurna, karena mengandung zat-
zat gizi yang lengkap bagi pertumbuhan mahluk hidup baru. Protein telur
mempunyai mutu yang tinggi, karena memiliki susunan asam amino
esensial yang lengkap, sehingga dijadikan patokan untuk menentukan
mutu protein dari bahan pangan yang lain. Tetapi disamping adanya hal-
hal yang menguntungkan itu, telur memiliki sifat yang mudah rusak.
2. Cara pengujiann kualitas telur yang baik tanpa merusak telur adalah
pengujian yang dilakukan dengan teknik candling. , hal yang diamati
dengan teknik ini antara lain keretakan pada kulit telur, rongga udara,
keadaan kuning telur (yolkless ataupun double yolk), serta mengetahui
apabila ada cacat lain seperti bercak darah atau bercak daging pada telur.
Dalam percobaan ini telur yang mempunyai kulaitas baik ada pada telur
nomor 2 yaitu telur yang mempunyai ciri- ciri dengan adanya rongga
udara yang kecil, kulit yang kompak (tebal di semua titik), serta tidak
terdapat bercak daging ataupun bercak darah.
3. Pada percobaan ke dua yaitu percobaan telur yang dimasukkan kedalam
larutan garam dan larutan cuka. Pada larutan garam ltelur akan
mengambang, ini dikarenakan massa jenis telur yang lebih kecil dari pada
air. Sedangkan dalam larutan cuka putih telur akan tenggelam yang
dikarenakaan massa jenisnya lebih besar dari pada cuka sedangkan pada
kuning telur akan melayang yang disebabkan karenaa massa jenis fdari
kuning ltelur tersebut lebih leci dari cuka.
![Page 13: Laporan Telur](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf97d8550346d03393f2c4/html5/thumbnails/13.jpg)
4. Pada percobaan ke tiga masing telur dikocok dan dimasukkan dalam
larutan garam dan cuka. Disaat telur dikocok dalam larutan garam maka
laritan ini akan encer ini disebabkan karena proteinyang terdenaturasi
sedangkan untuk larutan cuka dan rtelur ketika diaduk bersama maka telur
akan ter denaturasi dengan adanya koagualsi yang menjadi geel.
5. Perlakuan ke empat dimana air dan miyak yang tidak dapat menyatu,
ketika dikocok dengan telur maka keduanya dapat menyatu karena adanya
kandungan lesitin dalam kuning telur yang dapat mengikat air.
6. Pada percobaan ke lima dilakukan perconbaan mekanik pada telur.
Perlakuan meknik ini sangat berpengaruh pada telur yang menyebabkan
ikatan sekunder dan tersier pada telur terputus sehinnga keadaan telur akan
semakin encer.
![Page 14: Laporan Telur](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf97d8550346d03393f2c4/html5/thumbnails/14.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Hadiwiyoto, S. 1983. Hasil-hasil Olahan Susu, Ikan, Daging dan Telur.
Yogyakarta: Liberty
Koswara, Sutrisno. 2009. Teknologi Pengolahan Telur. Bogor : Institut Pertanian
Bogor.
Sudaryani, T. 1996. Kualitas Telur. Jakarta: Penebar Swadaya.