vol. 6 no. 3 (2018): september - desember 2018 · kulit telur, putih telur dan kuning telur...

16

Upload: others

Post on 18-Sep-2019

32 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · kulit telur, putih telur dan kuning telur (Winarno, 2002). Kualitas telur ayam ditentukan Kualitas telur ayam ditentukan dalam dua
Page 2: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · kulit telur, putih telur dan kuning telur (Winarno, 2002). Kualitas telur ayam ditentukan Kualitas telur ayam ditentukan dalam dua
Page 3: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · kulit telur, putih telur dan kuning telur (Winarno, 2002). Kualitas telur ayam ditentukan Kualitas telur ayam ditentukan dalam dua

Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 Diterbitkan: 2018-09-06

Artikel

1. Kualitas Fisik dan Kimia Daging Babi Landrace Persilangan yang Diberi Pakan Berbasis Sampah Kota

Denpasar Empang F. P. I., I N. T. Ariana, T. I. Putri: 529-540

2. Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Bawang Putih (Allium sativum) Melalui Air Minum Terhadap

Kualitas Fisik Telur Ayam Lohmann Brown Umur 22-30 Minggu: Nanda W., I G. N. G. Bidura, I. A. P. Utami:

541-551

3. Keseimbangan Protein dan Pertumbuhan Sapi Bali Dara yang Diberikan Ransum dengan Kandungan

Energi dan Protein yang Berbeda. Nasrullah H. I., I G. Mahardika, N. N. Suryani: 552-564

4. Studi Perbandingan Organoleptik Daging dari Babi Landrace yang Diberi Pakan Berbasis Sampah TPA

dengan Pakan Komersial. Sanjaya I K. W., I N. T. Ariana, N. L. P. Sriyani: 565-575

5. Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Kelinci Lokal (Lepus negrocollis) yang Diberi Pakan Dasar

Limbah Daun Wortel (Daucus carrota L.) dengan Suplementasi Konsentrat. Dewi E. K., B. R. T. Putri, I M.

Nuriyasa: 576-584

6. Pengaruh Pemberian Ransum dengan Level Protein dan Energi yang Berbeda Terhadap Komposisi

Tubuh Sapi Bali Dara. Tungga I. C., N. N. Suryani, N. P. Sarini: 585-595

7. Performa Produksi Babi Ras Persilangan Umur 2-6 Bulan yang Diberi Ransum dengan Suplementasi

Mineral-Vitamin Kompleks. Rusmawan I K. A., N. W. Siti, I G. N. G. Bidura: 596-605

8. Pengaruh Penggunaan Tepung Kulit Buah Naga yang Difermentasi dengan Khamir Saccharomyces

cerevisiae dalam Ransum Terhadap Produksi Karkas Broiler. Putra I K. S. A., G. A. M. K. Dewi, I. A. P. Utami:

606-616

9. Performans Ternak Kelinci Lokal ( Lepus nigricollis ) yang Diberi Level Konsentrat Berbeda dengan

Pakan Dasar Limbah Daun Wortel (Daucus carota L.). Pertiwi I G. N. S. D., A. W. Puger, I M. Nuriyasa: 617-625

10. Pengaruh Lama Thawing pada Uji Kualitas Semen Beku Sapi Bali Produksi UPT BIBD Baturiti Sebelum

Didistribusikan. Adnyani N. L. A., N. L. G. Sumardani, N. P. Sarini: 626-636

11. Sikap Peternak Babi Terhadap Dampak Penyakit Miningitis Streptococcus suis (MSs) di Kecamatan

Abiansemal Kabupaten Badung. Noviyanti N. I. K., I N. Suparta, I N. T Ariana: 637-647

12. Populasi Bakteri Rumen Sapi Bali Dara yang Diberi Ransum dengan Kandungan Energi dan Protein

Berbeda. Saragih K., N. N. Suryani, S. A. Lindawati: 648-659

13. Hubungan Penerapan Manajemen Simantri dengan Tingkat Pendapatan Petani-Peternak di Provinsi

Bali. Tetsuya A. R, I N. Suparta, I W. Budiartha: 660-674

14. Pengaruh Suplementasi Konsentrat dengan Aras Berbeda pada Pakan Berbasis Limbah Daun Wortel

terhadap Karakteristik Karkas Kelinci Lokal (Lepus nigricollis). Paramartha D. B. K. G. R., I M. Nuriyasa, E.

Puspani: 675-683

15. Pengaruh Pemberian Probiotik Selulolitik B-6 Melalui Air Minum Terhadap Berat dan Kualitas Fisik

Telur Ayam Lohmann Brown Umur 40-48 Minggu. Dinda Dwi O, I G. N. G. Bidura, D. P. M. A. Candrawati: 684-

694

Page 4: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · kulit telur, putih telur dan kuning telur (Winarno, 2002). Kualitas telur ayam ditentukan Kualitas telur ayam ditentukan dalam dua

16. Korelasi Berat Badan dan Panjang Badan dengan Ukuran Testis Babi Bali yang Dipelihara Secara Semi

Tradisional. Andre J. S. I P., N. L. G. Sumardani, T. I. Putri: 695-708

17. Pengaruh Ekstrak Air Daun Kelor (Moringa oleifera) Melalui Air Minum Terhadap Warna, Kadar

Protein, Lemak dan Kolesterol Kuning Telur Ayam Lohmann Brown Umur 22-30 Minggu. Purnayasa I K.,

D. A. Warmadewi, N. W. Siti: 709-722

18. Pengaruh Abu Agnihotra dalam Pakan Komersial Terhadap Organ Dalam Ayam Broiler Umur 5

Minggu. Pratama I W. A., N. W. Siti, N. M. S. Sukmawati: 723-734

19. Pengaruh Fermentasi Alami Susu Sapi dan Susu Kambing Terhadap Flavor, Total Asam dan Kadar

Protein. Afifi M. A., I. A. Okarini, N. P. Mariani: 735-745

20. Populasi Bakteri Pengikat Nitrogen pada Rhizosfir Rumput Bahia (Paspalum notatum cv. competidor)

yang Diberi Berbagai Level Kombinasi Pupuk Nitrogen, Fosfor, dan Kalsium. Juliarta I K., N. M. Witariadi,

N. N. Suryani: 746-759

21. Perilaku Peternak dalam Pengolahan Limbah Ternak Babi di Desa Wisata Puhu, Kecamatan Payangan,

Kabupaten Gianyar. Pri Setiawan I M., I N. Suparta, N. W. Tatik Ingriati: 760-778

22. Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Daun Katuk (Sauropus androgynous L. Merr) Melalui Air Minum

Terhadap Kadar Protein, Lemak, Kolesterol, dan Warna Kuning Telur Ayam Lohmann Brown. Carolin B.

A., N. L. G. Sumardani, I G. N. G. Bidura: 779-791

23. Evaluasi Kualitas Telur Itik Selama Penyimpanan Pasca Perendaman dalam Ekstrak Gelatin dari Kulit

Sapi Bali. Ginting D. B. A., I N. S. Miwada, S. A. Lindawati: 792-802

24. Hubungan Persepsi dan Kepuasan Konsumen dengan Daya Saing Rumah Makan Babi Guling di

Kabupaten Gianyar. Hestiani P. T., I N. Suparta, K. Budaarsa: 803-816

25. Perbandingan Morfometrik Ayam Lokal Kalimantan Timur Berdasarkan Pendekatan Analisis

Diskriminan. Rahmatullah S. N., Z. Efendi, H. Mayulu, F. Ardhani, A. Sulaiman: 817-828

26. Efisiensi Pemanfaatan Air Pada Legum Lokal Centrosema pubescens dan Clitoria ternatea. Agustina N.

K. A., N. N. Candraasih, I W. Wirawan: 829-845

27. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Penerapan Manajemen Pemotongan Ayam dalam

Menghasilkan Mutu Daging ASUH di Bali. Dorothy Y. N. S., N. W. T. Inggriati, I N. S. Miwada: 846-856

28. Evaluasi Penggunaan Asap Cair pada Bakso Sapi Melalui Pendekatan Indikator Hedonik. Silaban M., I

N.S Miwada, S. A Lindawati: 857-868

29. Pengaruh Penggunaan Tepung Kulit Buah Naga Difermentasi Khamir Saccharomyces cerevisiae

Dalam Ransum Terhadap Organ Dalam Broiler. Mayana M.I, Dewi G.A.M.K., I M. Nuriyasa: 869-879

30. Pengaruh Penambahan Abu Agnihotra Dalam Pakan Komersial Terhadap Berat External Offal Ayam

Broiler Umur 5 Minggu. Priana I M. O., N W. Siti, N. M.S. Sukmawati: 880-892

31. Analisis Pendapatan Peternakan Ayam Broiler Dengan Sistem Kandang Tertutup (Closed House) Pada

Pola Mandiri (Studi Kasus pada CV. Sari Mulya di Desa Tunjuk, Tabanan). Wulansari P.K.P., I W. Sukanata, I

M. Suasta: 893 – 903

32. Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Jenis Rumput Lokal Pada Berbagai Panjang Defoliasi.

Muhammady A.N., A. A. A. S Trisnadewi, I G. Suranjaya: 904-920

33. Hubungan Tingkat Penerapan Pola Kemitraan Babi Dengan Tingkat Kepuasan Peternak Plasma Pt.

Charoen Pokphand Di Bali. Dewantara I.G.P.B.S., N.W.T. Ingriati., N.L.P. Sriyani: 921-035

Page 5: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · kulit telur, putih telur dan kuning telur (Winarno, 2002). Kualitas telur ayam ditentukan Kualitas telur ayam ditentukan dalam dua

34. Analisis Finansial Usaha Rumah Potong Ayam Broiler Semi Modern (Studi Kasus pada UD. Giri Sari Di

Denpasar Timur). Susana I W., I W. Sukanata, I N. Suparta: 936 – 949

35. Tingkat Kontaminasi Mikroba Daging Kelinci Jantan Lokal (Lepus nigricollis) Pasca Pemotongan Yang

Diberi Limbah Wine Dalam Pakan. Adnyana P. M. W., N. L. P. Sriyani, S. A Lindawati: 950 - 960

Page 6: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · kulit telur, putih telur dan kuning telur (Winarno, 2002). Kualitas telur ayam ditentukan Kualitas telur ayam ditentukan dalam dua

eeee----JournalJournalJournalJournal

Peternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

email: [email protected]

eeee----journal journal journal journal

FAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUD

684

Pengaruh Pemberian Probiotik Selulolitik B-6 Melalui Air Minum

Terhadap Berat dan Kualitas Fisik Telur Ayam

Lohmann Brown Umur 40-48 Minggu

Dinda Dwi, O., I. G. N. G, Bidura, Dan D. P. M. A. Candrawati

PS. Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Jln. P.B. Sudirman, Denpasar

e-mail: [email protected], Telphone. 089515876067

ABSTRAK

Penelitian berujuan mengkaji kemampuan pemberian 0,2% dan 0,4% bakteri

Selulolitik B-6 sebagai sumber probiotik terhadap peningkatan berat dan kualitas fisik telur

ayam Lohmann Brown umur 40-48 minggu. Ayam yang digunakan dalam penelitian

adalah ayam petelur Lohmann Brown umur 40 minggu sebanyak 36 ekor dengan berat

badan homogen. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan, yaitu pemberian air minum tanpa penambahan

kultur probiotik bakteri Selulolitik B-6 sebagai kontrol (A), air minum dengan penambahan

0,2% probiotik bakteri Selulolitik B-6 (B), dan air minum dengan penambahan 0,4%

probiotik bakteri Selulolitik B-6 (C). Setiap perlakuan terdiri dari enam ulangan dan

masing-masing ulangan menggunakan dua ekor ayam petelur. Variabel yang diamati yaitu

berat telur, persentase putih telur, persentase kuning telur, serta persentase kulit telur. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pada ayam yang mendapatkan perlakuan B dan C berat

telur, persentase kuning dan persentase kulit telurnya nyata (P<0,05) lebih tinggi

dibandingkan ayam yang mendapatkan perlakuan A, sedangkan ayam yang mendapatkan

perlakuan B dan C persentase putih telur nyata (P<0,05) lebih rendah dibandingkan ayam

yang mendapatkan perlakuan A. Disimpulkan bahwa pemberian 0,2% dan 0,4% probiotik

Selulolitik B-6 dalam air minum dapat meningkatkan berat telur, persentase kuning telur,

persentase kulit telur, sedangkan persentase putih telurnya menurun.

Kata kunci: berat kuning telur, probiotik, bakteri selulolitik, lohmann brown

The Effect of Probiotic Cellulolytic B-6 Bacteria in Drinking Water On

Weight and Physical Quality of Egg In Lohmann Brown

Laying Hens Aged 40-48 Weeks

ABSTRACT

The purpose of this study was to assess the ability of 0.2% and 0.4% of cellulolytic

bacteria B-6 as a probiotic source to increase egg weight and physical quality of egg in

Lohmann Brown laying hens aged 40-48 weeks. Hens used in the research is laying hens

Lohmann Brown aged 40 weeks as many as 36 heads with homogeneous body weight. The

design used in this study was Completely Randomized Design (RAL) with three

treatments, namely the provision of drinking water with out the addition of cellulolitik B-6

bacteria as control (A), drinking water with the addition of 0.2% cellulolitik B- 6 bacteria

(B), and drinking water with the addition of 0.4% cellulolitik B-6 bacteria (C). Each

Submitted Date: August 30, 2018 Accepted Date: September 13, 2018

Editor-Reviewer Article;: E. Puspani & I M. Mudita

Page 7: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · kulit telur, putih telur dan kuning telur (Winarno, 2002). Kualitas telur ayam ditentukan Kualitas telur ayam ditentukan dalam dua

Dinda Dwi et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 684 – 694 Page 685

treatment consisted of six replications and each replicate using of two hens. The variables

observed were egg weight, percentage of egg whites, percentage of egg yolk, and

percentage of egg shell. The results showed that in laying hens treatment B and C were

egg weight, percentage of egg yolk, and percentage of egg shell significantly defferent

(P<0.05) higher than laying hens treatment A, while laying hens treatment B and C

percentage of egg white significantly defferent (P<0,05) more low compared to laying hens

that get treatment A. It was conclude that giving 0.2% and 0.4% probiotics Cellulolitik B-6

in drinking water can increase egg weight, egg yolk percentage, eggshell percentage, while

the percentage of egg whites decreased.

Keywords: egg yolk weight, probiotics, cellulolytic bacteria, lohmann brown

PENDAHULUAN

Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat tingginya

permintaan telur ayam sebagai salah satu sumber protein yang harganya relatif murah

didapat oleh seluruh lapisan masyarakat. Peranan telur dalam kehidupan masyarakat

sangat penting karena banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.

Keberadaan telur sebagai produk peternakan yang kaya gizi juga mempunyai kelemahan

karena termasuk bahan pangan yang mudah rusak. Kerusakannya dapat berupa kerusakan

fisik, kerusakan kimia, dan kerusakan yang disebabkan oleh serangan mikroba melalui

pori-pori kerabang telur. Sifat mudah rusak tersebut disebabkan kerabang telur mudah

pecah, retak, dan tidak dapat menahan tekanan yang sangat besar pada penumpukan dalam

wadah penyimpanan telur.

Telur merupakan salah satu produk unggas yang kaya akan asam amino esensial

seperti lisin, triptofan, dan khususnya metionin yang merupakan asam-asam amino esensial

pembatas (Yuwanta, 2010). Menurut Rasyaf (2004), sebutir telur ayam ras (Lohmann

Brown) yang normal mempunyai berat 57,6 gr per butir dengan volume sebesar 63 ml.

Telur ayam mempunyai bentuk fisik bulat sampai lonjong dengan ukuran berbeda-beda,

tergantung jenis hewan, umur dan sifat genetiknya. Telur tersusun atas tiga bagian yaitu

kulit telur, putih telur dan kuning telur (Winarno, 2002). Kualitas telur ayam ditentukan

dalam dua hal yaitu kualitas kimia dan kualitas fisik. Kualitas fisik telur meliputi indeks

bentuk telur, berat rataan telur, berat kuning telur, berat kulit atau cangkang telur, berat

putih telur dan kualitas kimia telur meliputi kadar air 73,6%, protein 12,8%, lemak 11,8%,

karbohidrat 1,0% dan komponen penyusun lainnya 0,8% (Kusnadi, 2007).

Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas telur antara lain pakan sebagai faktor

utama, selain faktor keturunan, faktor umur, faktor manajemen, faktor kesehatan atau

faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap kualitas fisik telur (Orr and Fletcher,

Page 8: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · kulit telur, putih telur dan kuning telur (Winarno, 2002). Kualitas telur ayam ditentukan Kualitas telur ayam ditentukan dalam dua

Dinda Dwi et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 684 – 694 Page 686

1973). Pakan kualitas telur dapat ditingkatkan dengan cara menggunakan additive. Salah

satu feed additive yang digunakan adalah Probiotik. Probiotik merupakan feed additive

untuk ternak yang dapat meningkatkan kesehatan ternak melalui cara pengolahan

komposisi mikroorganisme dan bakteri pada saluran pencernaan ternak. Pemberian

probiotik diharapkan dapat meningkatkan aktivitas enzim endogen untuk menghidrolisis

pakan dengan mengharapkan peningkatan peran flora normal dalam saluran pencernaan

untuk menghasilkan enzim seperti amilase, protease atau lipase (Putra et al., 2015 dan

Bidura et al., 2012). Bidura et al. (2014) telah berhasil mengisolasi bakteri selulolitik dari

rumen kerbau yang potensial sebagai sumber probiotik. Pada penelitian tersebut isolat

dengan kode B-6 mempunyai kemampuan mendegradasi senyawa selulosa tertinggi yang

ditunjukkan dengan adanya aktivitas enzim selulase yang tinggi. Prabowo et al. (2007)

juga menunjukkan bahwa isolat bakteri selulolitik asal cairan rumen kerbau mempunyai

aktivitas selulolitik yang paling tinggi dibandingkan dengan mikroba selulolitik ternak

lainnya. Peningkatan kandungan asam amino lisin di dalam tubuh akan meningkatkan

retensi energi sebagai protein dan menurun retensi energi sebagai lemak dalam tubuh

(Sibbald dan Wolynetz, l986).

Penelitian Malik (2013) tentang penggunaan probiotik (1-3%) dalam ransum pada

ayam petelur berpengaruh nyata terhadap konsumsi dan konversi ransum ayam petelur

periode layer, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap produksi telur dan berat telur.

Dilaporkan juga bahwa pemberian probiotik bakteri selulolitik isolat rumen kerbau pada

level 0,20 – 0,60% dalam ransum berbasis ampas tahu nyata meningkatkan pertambahan

berat badan dan efisiensi penggunaan ransum, serta menurunkan kadar amonia dalam

ekskreta itik (Siti et al., 2016). Selain itu, pemberian probiotik selulolitik juga dapat

mempengaruhi penampilan itik bali dimana pada penelitian tersebut dikatakan bahwa

pemberian kultur isolat bakteri selulolitik rumen kerbau sebagai sumber probiotik melalui

air minum pada level 0,20% dan 0,40% dapat meningkatkan penampilan itik bali (Andika

et al., 2017). Pengaruh pemberian probiotik selulolitik juga berpengaruh terhadap bebek

bali karena pemberian kultur bakteri selulotik terhadap isolat rumen kerbau sebagai sumber

probiotik melalui air minum yang diberikan pada tingkat 0,20% -0,40% dapat

meningkatkan persentase daging karkas dan menurunkan persentase lemak karkas itik bali

umur 8 minggu (Manubawa et al., 2016).

Page 9: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · kulit telur, putih telur dan kuning telur (Winarno, 2002). Kualitas telur ayam ditentukan Kualitas telur ayam ditentukan dalam dua

Dinda Dwi et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 684 – 694 Page 687

Dari uraian tersebut di atas, perlu kiranya dilakukan penelitian yang menggunakan

probiotik selulolitik B-6 melalui air minum yang diberikan sebagai upaya untuk

mengetahui berat dan kualitas fisik telur ayam Lohmann Brown umur 40-48 minggu.

MATERI DAN METODE

Ayam petelur

Ayam yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah ayam petelur Lohmann

Brown umur 40-48 minggu (fase peneluran II). Ayam diperoleh dari peternak di Desa

Dajan Peken, Tabanan, Bali sebanyak 36 ekor dengan berat badan awal 1.527 ± 20,36 g.

Kandang dan perlengkapan

Kandang yang digunakan adalah kandang dengan sistem colony battery dari bilah

bambu sebanyak 18 buah. Tiap petak kandang berukuran panjang 50 cm, lebar 50 cm, dan

tinggi 40 cm. Semua petak kandang terletak dalam sebuah bangunan kandang dengan atap

genteng dan sudah dilengkapi dengan tempat pakan dan air minum yang terbuat dari pipa.

Pada bagian bawah lantai kandang dipasang lembaran terpal kecil untuk menampung

kotoran ternak, sehingga mudah dibersihkan dengan hanya mengangkat lembaran terpal

kecil untuk dibersihkan kotoran ayam.

Probiotik kultur bakteri selulolitik

Isolat bakteri Selulolitik B-6 merupakan hasil isolasi dari rumen kerbau dan telah

lolos uji pada berbagai level suhu, pH, asam dan garam empedu, serta mampu

mendekonjugasi kolesterol sehingga potensial sebagai probiotik (Bidura et al., 2014).

Ransum dan air minum

Ransum yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan bahan

seperti: dedak jagung, konsentrat petelur, dan dedak padi. Semua perlakuan ransum

disusun isokalori dan isoprotein Komposisi bahan penyusun dan kandungan nutrien

ransum ayam Lohmann Brown dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2. Air minum yang

diberikan bersumber dari perusahan air minum setempat.

Tempat dan lama penelitian

Penelitian lapangan dilaksanakan di kandang milik petani peternak di Banjar

Pande, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan, Tabanan, Bali. Penelitian berlangsung

selama tiga bulan dari bulan Februari-April, yaitu mulai dari persiapan sampai dengan

penyusunan skripsi.

Page 10: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · kulit telur, putih telur dan kuning telur (Winarno, 2002). Kualitas telur ayam ditentukan Kualitas telur ayam ditentukan dalam dua

Dinda Dwi et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 684 – 694 Page 688

Tabel 1 Komposisi bahan penyusun ransum ayam Lohmann Brown umur 40-48 minggu

Bahan Pakan (%) Ransum Perlakuan

1)

A B C

Dedak Jagung 50 50 50

Konsentrat Layer Super 36 SPR2)

35 35 35

Dedak Padi 15 15 15

Total 100 100 100

Probiotik Selulolitik3)

- 0,2 0,4 Keterangan:

1). Ransum Perlakuan air minum tanpa penambahan kultur probiotik bakteri Selulolitik B-6 sebagai

kontrol (A), air minum dengan penambahan 0,2% kultur probiotik bakteri Selulolitik B-6 (B), air

minum dengan penambahan 0,4% kultur probiotik bakteri Selulolitik B-6 (C).

2). Konsentrat KLS Super plus produksi PT Wonokoyo Jaya Corporindo.

3). Probiotik Selulolitik : Dicampur dalam air minum.

Tabel 2. Kandungan nutrient ransum ayam Lohmann Brown umur 40 – 48 Minggu1)

Keterangan:

1). Perhitungan berdasarkan tabel zat makanan menurut Scott et al., (1982).

2). Ayam yang diberikan air minum tanpa probiotik B-6 Selulolitik sebagai control (A), Ayam yang

diberikan probiotik B-6 Selulolitik sebanyak 0,2% (B), Ayam yang diberikan probiotik B-6

Selulolitik sebanyak 0,4% (C).

3). Standar ransum yang digunakan sesuai dengan standart Scott et al. (1982).

4). Standar Morrison (1961).

Rancangan penelitian

Rancangan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap

(RAL) dengan tiga macam perlakuan dan enam kali ulangan. Tiap ulangan (unit

percobaan) menggunakan 2 ekor ayam petelur Lohmann Brown umur 40 minggu dengan

berat badan dan umur peneluran yang hampir sama. Ketiga perlakuan yang dicobakan

adalah:

A. Pemberian air minum tanpa penambahan kultur probiotik bakteri Selulolitik B-6

(kontrol)

B. Pemberian air minum dengan penambahan 0,2% kultur probiotik bakteri Selulolitik B-6

C. Pemberian air minum dengan penambahan 0,4% kultur probiotik bakteri Selulolitik B-6

Kandungan nutrisi ransum Perlakuan

2)

Standar3)

A B C

Energi Metabolisme (kkal/kg)

Protein Kasar (%)

Lemak Kasar (%)

Serat Kasar (%)

Kalsium (%)

P tersedia(%)

2979,5

18,00

5,3

4,9

3,528

0,76

2979,5

18,00

5,3

4,9

3,528

0,76

2979,5

18,00

5,3

4,9

3,528

0,76

2900

18,00

5-104

5-104)

3,4

0,35

Page 11: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · kulit telur, putih telur dan kuning telur (Winarno, 2002). Kualitas telur ayam ditentukan Kualitas telur ayam ditentukan dalam dua

Dinda Dwi et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 684 – 694 Page 689

Pemberian ransum dan air minum

Ransum perlakuan dan air minum diberikan ad libitum sepanjang periode

penelitian. Diusahakan tempat ransum terisi 3/4 bagian, untuk mencegah agar ransum tidak

tercecer. Sementara itu, untuk pemberian air minum pada perlakuan A tidak ditambahkan

kultur probiotik bakteri Selulolitik B-6 karena sebagai kontrol, pada perlakuan B

ditambahkan 0,2% kultur probiotik bakteri Selulolitik B-6 dengan cara mencampur 2 cc

probiotik dalam 1000 cc air minum dan untuk penambahan 0,4% kultur probiotik

Selulolitik B-6 dalam air minum dengan cara mencampur 4 cc probiotik dalam 1000 cc air

minum (C).

Variabel yang diamati

1. Berat rata-rata telur: Berat telur ditentukan dengan cara menimbang telur utuh

dengan menggunakan timbangan digital, jumlah semua berat telur dibagi dengan

banyaknya telur yang ditimbang, dan penimbangan telur dilakukan setiap hari.

2. Persentase putih telur: Adapun persentase putih telur didapatkan dengan rumus:

Persentase berat putih telur = x 100%

3. Persentase kuning telur: Adapun persentase kuning telur didapatkan dengan rumus:

Persentase berat kuning telur = x 100%

4. Persentase kulit telur: Adapun persentase kulit telur didapatkan dengan rumus:

Persentase berat kulit telur = x 100%

Analisis Statistik

Data yang diperoleh di analisis dengan sidik ragam dan apabila terdapat perbedaan

yang nyata (P<0,05) di antara perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda dari

Duncan (Steel and Torrie, l989).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berat telur ayam yang mendapatkan perlakuan A (sebagai kontrol) sebesar 55,17

g/butir sedangkan ayam yang mendapatkan perlakuan B dan C (penambahan probiotik

Selulolitik B-6) masing-masing berat telurnya 5,66% dan 6,22% nyata lebih tinggi

dibandingkan ayam yang mendapatkan perlakuan A (sebagai kontrol) (Tabel 3). Hal ini

disebabkan oleh penambahan probiotik Selulolitik B-6 yang diisolasi dari rumen kerbau

mampu meningkatkan kecernaan zat-zat makanan dalam tubuh. Pada dasarnya probiotik

Page 12: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · kulit telur, putih telur dan kuning telur (Winarno, 2002). Kualitas telur ayam ditentukan Kualitas telur ayam ditentukan dalam dua

Dinda Dwi et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 684 – 694 Page 690

merupakan makanan tambahan yang mengandung mikroba hidup, mampu memberikan

pengaruh menguntungkan bagi inang dengan cara meningkatkan keseimbangan mikroba

dalam saluran pencernaan ayam, karena dapat membantu menekan pertumbuhan bakteri

yang merugikan. Pemberian probiotik diharapkan dapat meningkatkan aktivitas enzim

endogen untuk menghidrolisis pakan dengan mengharapkan peningkatan peran flora

normal dalam saluran pencernaan untuk menghasilkan enzim seperti amilase, protease dan

lipase (Putra et al., 2015). Nasution dan Adrizal (2009) yang menyatakan bahwa zat gizi

makanan yang mempengaruhi berat telur adalah protein dan asam amino pada ransum.

Wahyu (1985) menyatakan bahwa kualitas pakan yang baik dalam hal ini kandungan

protein, asam amino dan asam linoleat akan mempengaruhi bobot telur, karena pakan

dengan kualitas baik akan menghasilkan telur yang besar. Latifah (2007) menyatakan

bahwa besar kecilnya ukuran telur unggas sangat dipengaruhi oleh kandungan protein dan

asam-asam amino dalam pakan. Asam amino esensial yang sangat berpengaruh terhadap

bobot telur. Suprapti (2002) menyatakan bahwa berat telur ditentukan oleh beberapa hal,

antara lain oleh faktor keturunan, ransum, sistem pemeliharaan, iklim, air minum, dan

umur ayam.

Tabel 3 Pengaruh pemberian probiotik Selulolitik B-6 melalui air minum terhadap berat

dan kualitas fisik telur ayam Lohmann Brown umur 40-48 minggu.

Variabel Perlakuan

1)

SEM2)

A B C

Berat rata-rata telur

(g/butir) 55,17

a 3) 58,29

b 58,60

b 0,113

Komposisi fisik telur

(%/berat telur)

• Putih

64,47a

61,82b

61,69b

0,135

• Kuning 24,72a

26,05b

26,17b

0,062

• Kulit 10,81a

12,13b

12,14b

0,069 Keterangan:

1). Ayam yang diberi air minum tanpa menggunakan probiotik selulolitik B-6 sebagai kontrol (A),

ayam yang diberi air minum dengan tambahan probiotik selulolitik B-6 pada level 0,2% (B) dan

ayam yang diberi air minum dengan tambahan probiotik selulolitik B-6 pada level0, 4% (C)

2). SEM : Standar Error of the Treatment Means

3). Nilai dengan huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang

nyata(P<0,05)

Persentase berat putih telur pada penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi

penurunan pada perlakuan yang diberikan 0,2% probiotik Selulolitik B-6 (B) dan pada

perlakuan yang diberikan 0,4% probiotik Selulolitik B-6 (C) dibandingkan dengan ayam

yang mendapatkan perlakuan (A) sebagai kontrol. Pada penelitian ini berat putih telur

Page 13: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · kulit telur, putih telur dan kuning telur (Winarno, 2002). Kualitas telur ayam ditentukan Kualitas telur ayam ditentukan dalam dua

Dinda Dwi et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 684 – 694 Page 691

mengalami penurunan karena pada penelitian ini terjadi peningkatan pada persentase

kuning telur, sehingga persentase putih telur mengalami penurunan. Hal ini sependapat

dengan Campbell et al. (2003) yang menyatakan bahwa bobot telur berkaitan erat dengan

komponen penyusunnya yang terdiri atas putih telur 58%, kuning telur 31%, dan kerabang

telur 11%. Persentase putih telur juga dipengaruhi oleh kepadatan albumen, semakin padat

albumen maka putih telur yang didapatkan semakin berat. Selain itu juga dipengaruhi

asupan nutrien yang dibutuhkan untuk pembentukan telur (protein, mineral, vitamin).

(Bidura et al., 2008) menyatakan bahwa adanya probiotik dalam ramsum akan dapat

meningkatkan penyerapan zat makanan. Di samping itu probiotik dapat meningkatkan

kecernaan zat-zat makanan, seperti yang dilaporkan juga oleh Candrawati et al. (2014)

bahwa suplementasi khamir Saccharomyses sp. yang diisolasi dari feses sapi bali nyata

dapat meningkatkan kecernaan zat-zat makanan dalam saluran pencernaan ayam.

Persentase berat kuning telur pada penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan pada perlakuan yang diberikan 0,2% probiotik Selulolitik B-6 (B) dan pada

perlakuan yang diberikan 0,4% probiotik Selulolitik B-6 (C) dibandingkan dengan ayam

yang mendapatkan perlakuan (A) sebagai kontrol. Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh

berat telur yang diperoleh dari hasil penelitian. Semakin tinggi berat telur yang diperoleh

maka semakin tinggi juga persentase berat kuning telur. Hal ini didukung oleh pendapat

Triyuwanta (2002) yang menyatakan bahwa berat kuning telur dipengaruhi oleh berat telur,

yaitu ayam yang mempunyai berat telur maka akan mempunyai kuning telur lebih berat.

Berat telur dapat mempengaruhi berat kuning telur yang dihasilkan, karena kuning telur

merupakan komponen telur yang menyusun 30-40% telur keseluruhan (Li Chan et al.,

1995). Tugiyanti dan Iriyanti (2012) menyatakan bahwa berat kuning telur dipengaruhi

oleh perkembangan ovarium, berat badan ayam, umur saat mencapai dewasa kelamin,

kualitas dan kuantitas pakan, penyakit, lingkungan, dan konsumsi pakan. Agro et al.

(2013) menyatakan bahwa asam lemak yang banyak terdapat pada kuning telur adalah

linoleat, oleat, dan stearat yang berfungsi untuk peningkatan berat kuning telur. Kuning

telur memiliki komposisi gizi yang lebih lengkap daripada putih telur dan terdiri dari air,

lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin (Stadellman, 1995). Komposisi kuning telur

adalah air 50%, lemak 32%-36%, protein 16% dan glukosa 1%-2% (Bell dan Weaver,

2002). Asam lemak yang banyak terdapat pada kuning telur adalah linoleat, oleat dan

stearat. Kandungan lemak di dalam kuning telur dapat dipengaruhi oleh kandungan lemak

pakan (Bell dan Weaver, 2002).

Page 14: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · kulit telur, putih telur dan kuning telur (Winarno, 2002). Kualitas telur ayam ditentukan Kualitas telur ayam ditentukan dalam dua

Dinda Dwi et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 684 – 694 Page 692

Persentase berat kulit telur pada penelitian ini menunjukkan terjadi peningkatan pada

perlakuan yang diberikan 0,2% probiotik Selulolitik B-6 (B) dan pada perlakuan yang

diberikan 0,4% probiotik Selulolitik B-6 (C) dibandingkan dengan ayam yang

mendapatkan perlakuan (A) sebagai kontrol. Hal ini disebabkan oleh penambahan

probiotik bakteri Selulolitik B-6 menyebabkan penyerapan zat-zat makanan menjadi lebih

meningkat termasuk mineral kalsium dan fosfor yang berperan dalam pembentukan kulit

telur. Summers (2001) menyatakan bahwa faktor nutrisi utama yang berhubungan dengan

kualitas kulit telur adalah kalsium, fosfor, dan vitamin D. Kulit telur yang utuh disusun

hampir seluruhnya dari kalsium karbonat (CaCO3) dengan sedikit deposit natrium, kalium

dan magnesium (Amrullah, 2004). Menurut Sarwono (1994), kulit telur utuh hampir

seluruhnya adalah kalsium karbonat sebesar 98,5% dan magnesium karbonat sebesar

0,85%. Kebutuhan kalsium dan fosfor pada ayam petelur menjadi sangat tinggi, karena zat

makanan tersebut berperan dalam produksi dan kualitas telur. Tebal kulit telur

berhubungan dengan berat kulit telur, yaitu kulit (kerabang) yang tebal akan berpengaruh

terhadap berat kulit telur. Hal ini sesuai dengan pernyataan Cooper dan Johnston (1974),

yaitu bila tebal kulit telur meningkat, maka persentase berat kulit telur meningkat pula.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian 0,2% dan 0,4%

probiotik Selulolitik B-6 dalam air minum dapat meningkatkan berat telur, persentase

kuning telur, dan persentase kulit telur, sedangkan persentase putih telurnya menurun.

UCAPAN TERIMAKASIH

Bapak Dr. Ir. Ida Bagus Gaga Partama, MS selaku Dekan Fakultas Peternakan

Universitas Udayana yang telah memberikan kemudahan-kemudahan dalam melakukan

penelitian sampai penulisan e-journal. Terima kasih juga diucapkan kepada Petani

Peternak di Desa Dajan Peken Tabanan atas izin tempat selama melakukan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Agro, L. B., Tristiarti dan I. Mangisah. 2013. Kualitas ayam arab petelur fase 1 dengan

berbagai level azolla microphylla. Animal Agricultural Journal. Vol. 2 (1): 445-447.

Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi Ayam Petelur. Bogor

Andika, I. P. D., I. G. N. G. Bidura, dan N. L. G. Sumardani. 2017. "Pengaruh Pemberian

Probiotik Bakteri Selulolitik Isolat Rumen Kerbau Melalui Air Minum Terhadap

Penampilan Itik Bali." Peternakan Tropika 5(1): 11-22.

Page 15: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · kulit telur, putih telur dan kuning telur (Winarno, 2002). Kualitas telur ayam ditentukan Kualitas telur ayam ditentukan dalam dua

Dinda Dwi et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 684 – 694 Page 693

Bidura, I. G. N. G., I. B. G. Partama, dan T. G. O. Susila. 2008. Limbah, Pakan Ternak

Alternatif dan Aplikasi Teknologi. Udayana University Press, 280

J.Indon.Trop.Anim.Agric. 33 [4] December 2008 Universitas Udayana, Denpasar

Bidura, I. G. N. G., L. G. Sumardani, T. I. Putri, dan I. B. G Pertama. 2008. Pengaruh

pemberian ransum terfermentasi terhadap pertambahan berat badan, karkas, dan

jumlah lemak abdomen pada itik bali. Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis Vol.

33 (4): 274-281.

Bidura, I. G. N. G., I. B. Sudana, I. P. Suyadnya, I. G. Mahardika, I. G. L. Oka, I. B. Gaga

Partama, dan I. G. A. I. Aryani. 2012. The implementation of Saccharomyces spp.n-2

isolate culture (isolation from traditional yeast culture) for improving feed quality

and performance of male Bali duckling. Agricultural Science Research Journal Vol.

2 (9): 486-492

Bidura, I. G. N. G., D. P. M. A. Candrawati, dan I. B. G. Partama. 2014. Selection of

Saccharomyces spp Isolates (Isolation From Colon Beef of Bali Cattle) as

Probiotics Agent and Colon Cancer Prevention and its Effects on Pollard Quality

as feed. J. Biol. Chem.Research 31 (2) : 1033 -1047

Bidura, I. G. N.G., N. W. Siti dan I. A. Putri Utami. 2014. Isolation of cellulolytic bacteria

from rumen liquid of buffalo both as a probiotics properties and has CMC-ase

activity to improve nutrient quality of soybean distillery by-product as feed.

International Journal of Pure & Applied Bioscience 2 (5): 10-18

Bell, D. and Weaver, G. 2002. Commercial Chicken Meat and Egg. Kluwer Academic

Publishers, United States of America.

Campbell, J. R., K. M. Douglas., dan K. L. Campbell., 2003. The Biology, Card and

Production of Domestic Animal. Mc Graw-Hill Companies. Inc. Publication. J. Anim

Sci Pg 292.

Candrawati. D. P. M. A, Warmadewi. D. A, dan Bidura. I. G. N. G. 2014. “Kulturion of

Saccharomyces spp. From manure of beef cattle as a probiotics peopertis and has

CMC-ase activity to improve nutrien quality of rice bran”. J. Biol. Chem. Research.

Vol. 31, No 1 : 39-52.

Cooper, J. B. dan W. E. Johnston. 1974. Albumen quality and shell thickness as affected

by time of egg gathering. Poult. Sci., 53 ; 1519-1521.

Kusnadi. 2007. Sifat Listrik Ayam Kampung Selama Penyimpanan. Institut Pertanian

Bogor. Bogor.

Malik, A. 2013. Pengaruh Penggunaan Probiotik Pada Ransum Terhadap Produktivitas

Dan Nilai Ekonomi Ayam Petelur Periode Layer. Universitas Muhammadiyah.

Malang. http:// pet Umum.ac.id/en/umm-news-2618,. Diakses 31 Mei 2013

Manubawa, I. K. V., I. G. N. G. Bidura dan I. A. P. Utami. 2016. " Pengaruh Pemberian

Kultur Bakteri Selulolitik Melalui Air Minum Sebagai Sumber Probiotik Terhadap

Komposisi Fisik Karkas Itik Bali. Peternakan Tropika Vol. 4 No. 2 Th. 2016: 337 –

350.

Morrison, F. B. 1961. Feed and Feeding. Abridged 9 th Ed. The Morrison Publs. Co.

Arrangeville, Ontario, Canada.

Page 16: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · kulit telur, putih telur dan kuning telur (Winarno, 2002). Kualitas telur ayam ditentukan Kualitas telur ayam ditentukan dalam dua

Dinda Dwi et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 684 – 694 Page 694

Nasution, S., dan Adrizal. 2009. Pengaruh pemberian level protein-energi ransu, yang

berbeda terhadap kualitas telur ayam buras. Seminar nasional teknologi peternakan

dan veteriner. Fakultas Peternakan, Universitas Andalas. Padang.

Orr, H. L. Dan D. A. Fletcher. 1973. Egg and Egg Product. Dept. OF Agric. Information,

Canada Ottawa. Publication 1948.

Prabowo, A., S. Padmowijoto, Z. Bachrudin, dan A. Syukur. 2007. Potensi Mikrobia

Seluloltik Campuran dari Ekstrak Rayap, Larutan Feses Gajah dan Cairan Rumen

Kerbau. J. Indon. Trop. Anim. Agric. 32[3] Sept. 2007

Putra, A. N., N. B. P. Utomo dan Widanarni. 2015. Growth Performance of Tilapia

(Oreochromis niloticus) Fed with Probiotic, Prebiotic and Synbiotic in Diet. Pakistan

Journal of Nutrition 14 (5): 263-268

Rasyaf, M. 2004. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya. Jakarta.

Scott, M. L., M. C. Neisheim dan R. J. Young. 1982. Nutrition of the Chickens. Ithaca,

New York: 2nd Ed. Publishing By: M.L. Scott And Assoc.

Sibbald, I. R., dan M. S. Wolynetz. 1986. Effects of Dietary Lysine and Feed Intake on

Energy Utilization and Tissue by Broiler Chicks. Poult. Sci. 65:98-105

Siti, N. W., I. G. N. G. Bidura dan I. A. P. Utami. 2016. The effect of supplementation

culture cellulolytic bacteria isolated from the rumen of buffalo in the tofu-based

rations on the performance and N-Nh3 concentration in excreta of duck. Journal of

Biological and Chemical Research, 33, 214-225.

Summers, J. D. 2001. Nutrition of the Chicken. 4th Ed. University Books. Guelph,

Ontario, Canada

Suprapti, L., 2002. Pengawetan Telur, Telur Asin, Tepung Telur, dan Telur Beku. Penerbit

kanisius. Yogyakarta.

Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie. l989. Principles and Procedures of Statstics. McGraw-Hill

Book Co., New York.

Triyuwanta. 2002. Telur dan Produksi Telur. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah

Mada, Yogyakarta.

Tugiyanti, E. Dan N. Iriyanti. 2012. Kualitas eksternal telur ayam petelur yang mendapat

ransum dengan penambahan tepung ikan terfermentasi menggunakan isolat prosedur

anti histamin. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. Vol. 1 No. 2.

http://journal.ift.or.id/files/E.%20Tugiyanti 12-4447.pdf.

Wahyu, J. 1985. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University Press, Yogjakarta

Winarno, F. G. 2002. Telur: komposisi, penanganan dan pengolahannya. M- Brio Press

Bogor.

Yuwanta, T. 2010. Telur dan kualitas telur. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.