· web viewdari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik,...

182
PERTANIAN DAN PENGAIRAN

Upload: others

Post on 03-Mar-2020

27 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

P E R T A N I A N D A N P E N G A I R A N

V I / 3

Page 2:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras
Page 3:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

BAB VI

PERTANIAN DAN PENGAIRAN

A. PENDAHULUAN

Sebagaimana telah ditentukan dalam Garis-garis Besar Ha-luan Negara, Repelita III meletakkan titik berat pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Pembangunan sektor pertanian dalam arti luas perlu terus ditingkatkan me-lalui usaha-usaha intensifikasi, ekstensifikasi dan diversi-fikasi. Tujuan pembangunan pertanian bukan saja untuk mening-katkan produksi pertanian yang sangat penting guna memenuhi kebutuhan pangan dan meningkatkan ekspor, melainkan juga un-tuk meningkatkan pendapatan sebagian terbesar rakyat dalam rangka peningkatan harkat dan martabat rakyat pedesaan, pe-ningkatan arus transmigrasi serta untuk menjadikan sektor pertanian semakin kuat guna mendukung perkembangan sektor in-dustri. Dalam pada itu pembangunan pertanian harus merupakan usaha yang terpadu dengan pembangunan daerah dan pedesaan.

Program-program dalam Repelita III, pada dasarnya merupa-kan kelanjutan dan peningkatan program-program Repelita II, dan terdiri dari program peningkatan produksi pertanian pa-ngan, program peningkatan produksi perkebunan, program pe-ningkatan produksi peternakan, program peningkatan produksi perikanan dan program peningkatan produksi kehutanan. Hasil pelaksanaan program-program tersebut sebagai keseluruhan da-pat diuraikan secara singkat di bawah ini.

Produksi bergs selama periode 1978 - 1982 senantiasa me-ningkat. Laju peningkatannya selama periode tersebut rata-rata mencapai 7,9% per tahun. Tingkat perkembangan itu jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan perkiraan. Repelita III sebesar 4,28%, apalagi dengan tingkat perkembangan selama Repelita II yang rata-rata hanya mencapai 3,6% per tahun. Jumlah produksi beras yang dicapai dalam tahun 1982 sebesar 23,191 juta ton. Sasaran produksi beras tahun kelima Repelita III yang diperki-rakan sebesar 20,574 juta ton, sudah terlampaui pada tahun ke-tiga Repelita III, dimana produksi beras pada tahun tersebut mencapai 22,287 juta ton atau 1,7 juta ton lebih tinggi dari sasaran Repelita III.

Peningkatan hasil rata-rata beras per ha dari tahun 1978 sampai dengan tahun 1982 terutama disebabkan oleh curah hujan

VI/3

Page 4:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

yang memadai, dilaksanakannya intensifikasi khusus (Insus), yang mulai diperkenalkan pada Musim Tanam 1979, bertambah luasnya penggunaan benih varietas unggul tahan wereng (VUTW), penggunaan pupuk dan penggunaan pestisida, jaringan irigasi yang lebih baik serta oleh pelaksanaan operasi khusus yang untuk pertama kalinya dilaksanakan pada Musim Tanam 1980/81 di Nusa Tenggara Barat.

Walaupun produksi jagung dari tahun 1977 sampai dengan tahun 1982 masih berfluktuasi, produksi palawija sebagai ke-seluruhan kecuali ubi jalar, menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, dimana peningkatan produksi rata-rata per tahun berada di atas sasaran Repelita III.

Produksi perikanan secara keseluruhan dari tahun 1978 sampai dengan tahun 1982 meningkat rata-rata 4,9% setahun. Peningkatan produksi perikanan tersebut berada di bawah sa-saran Repelita III. Hal ini terutama disebabkan karena pe-ningkatan produksi perikanan darat hanya mencapai 3,8% seta-hun. Peningkatan produksi perikanan laut terus dilaksanakan dengan mengutamakan pengembangan perikanan rakyat dan penggu-naan kapal-kapal bermotor dan alat-alat penangkapan yang le-bih berhasil guna oleh perusahaan-perusahaan perikanan besar dan sedang. Produksi perikanan darat terutama dilaksanakan dengan usaha intensifikasi budidaya tambak. Selama tahun 1978 sampai dengan tahun 1982 volume ekspor hasil-hasil perikanan setiap tahun naik 9,4%. Di antara berbagai jenis hasil per-ikanan ekspor ikan segar menunjukkan kenaikan rata-rata yang terbesar, yaitu 29,5% per tahun.

Sejak tahun 1978 sampai dengan tahun 1982 produksi daging, telur dan susu senantiasa meningkat. Kenaikan rata-rata setiap tahun produksi daging 6,2%, produksi telur 19,1% dan produksi susu 14,6% telah melampaui sasaran Repelita III. Bersamaan dengan meningkatnya produksi daging, populasi ternak secara keseluruhan juga mengalami peningkatan, sesuai dengan sasaran Repelita III. Sebagai akibat meningkatnya permintaan daging, kulit ternak dan tulang/tanduk di dalam negeri, volume ekspor hasil-hasil peternakan tersebut setiap tahun cenderung menu-run.

Produksi beberapa hasil perkebunan besar selama lima tahun terakhir menunjukkan hasil-hasil yang memuaskan. Produksi mi-nyak sawit dari tahun 1978 sampai dengan tahun 1982 menghasil-kan kenaikan rata-rata per tahun yang terbesar, yaitu 12,7% sedangkan sasaran Repelita III untuk kenaikan rata-rata per

VI/4

Page 5:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

tahun produksi minyak sawit adalah sebesar 11,3%. Perkembang-an produksi perkebunan rakyat agak ketinggalan jika dibanding-kan dengan produksi perkebunan benar. Dalam rangka mengejar ketinggalannya, di bidang produksi perkebunan rakyat dikem-bangkan proyek perkebunan rakyat yang polanya terpadu dengan menerapkan teknologi baru dengan jalan penyebar luasan peman-faatan bibit unggul, pupuk dan insektisida serta pengolahan hasil yang lebih baik. Sebagai hasil dari usaha pengembangan tersebut areal rehabilitasi dan pertanaman baru perkebunan rakyat telah meningkat.

Naiknya volume ekspor komoditi perkebunan merupakan aki-bat dari meningkatnya permintaan di pasar dunia dan pelaksa-naan kebijaksanaan Pemerintah dalam pengembangan ekspor. Vo-lume ekspor teh menunjukkan kenaikan rata-rata tertinggi se-jak tahun 1978 sampai dengan tahun 1982, yaitu 10,9% per ta-hun.

Produksi hasil hutan selama lima tahun yang lalu semakin bervariasi baik dalam jenis sortimen maupun tingkat pengolah-annya. Produksi kayu bulat selama tahun 1978 sampai dengan tahun 1982 setiap tahun rata-rata menurun sebesar 18,6%. Aki-batnya ekspor kayu bulat setiap tahun juga turun 28,4%. Penu-runan itu sesuai dengan kebijaksanaan Pemerintah dalam rangka pengurangan ekspor kayu bulat dan peningkatan ekspor kayu olahan. Ekspor kayu olahan selama tahun-tahun itu meningkat rata-rata 27,1% setiap tahun, keadaan ini telah melampaui sasaran Repelita III sebesar 4,64% setiap tahunnya.

Produksi hasil hutan selama ini telah banyak memberikan sumbangan. Sementara itu perhatian pada pembinaan sumber-sum-ber alam telah ditingkatkan. Pengawasan terhadap para peme-gang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) telah diperketat dan disem-purnakan agar para pemegang HPH benar-benar melaksanakan ke-wajiban-kewajibannya, seperti melaksanakan penebangan hutan secara tertib, menanami kembali hutan-hutan bekas tebang dan lain-lain. Lagi pula mereka harus melaksanakan kewajibannya untuk mendirikan industri hasil hutan.

Dalam sub sektor pengairan selama periode 1978/79 sampai dengan tahun 1982/83 telah diselesaikan perbaikan dan pening-katan irigasi seluas sekitar 348.168 ha, pembangunan jaringan irigasi baru sekitar 424.335 ha dan pengembangan daerah pa-sang surut dan daerah rawa masing-masing kurang lebih 307.488 ha dan 85.054 ha. Meskipun usaha perbaikan jaringan tertier dan kwarter belum seluruhnya selesai hasil perbaikan yang te-lah dilaksanakan telah memberi sumbangan yang tidak kecil

VI/5

Page 6:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

terhadap usaha peningkatan produksi. Selain itu, dalam rangka usaha pengamanan daerah pemukiman dan pusat-pusat produksi pangan, telah dilaksanakan pula kegiatan pengaturan dan peng-amanan sungai serta penanggulangan akibat bencana alam gunung berapi yang meliputi areal seluas 377.659 ha.

Pembangunan jaringan irigasi baru, disamping mengubah sawah tadah hujan menjadi sawah pengairan, juga akan mengubah tanah kering dan tanah yang belum menjadi tanah pertanian, bekas tanah alang-alang, tanah kosong dan sebagainya, menjadi sawah berpengairan. Hal yang terakhir ini telah mengakibatkan bertambah luasnya areal pertanian, khususnya sawah.

Dalam Repelita III sasaran pembangunan pengairan mencakup kegiatan-kegiatan perbaikan dan peningkatan irigasi seluas 536.000 ha, pembangunan jaringan irigasi baru seluas 700.000 ha, pengembangan daerah rawa 535.000 ha serta usaha pengamanan pusat-pusat produksi pangan dan daerah pemukiman seluas 770.000 ha. Sampai dengan tahun 1982/83 realisasi pelaksanaan kegiatan tersebut masing-masing mencapai 263.335 ha, 312.191 ha, 309.298 ha dan 311.996 ha.

Pembangunan jaringan tarsier selama Repelita III sampai dengan tahun 1982/83 mencapai 1.239.666 ha; jauh lebih besar dari sasaran yang ditetapkan seluas 600.000 ha. Dengan keber-hasilan yang seperti itu jaringan irigasi yang sudah dibangun sejak Repelita II dapat semakin berfungsi.

Demikianlah garis-garis besar gambaran perkembangan produksi hasil komoditi pertanian dan perkembangan pembangunan pengairan selama periode 1978-1982. Perkembangan di masingmasing sub sektor akan diuraikan lebih terperinci di bawah ini.

B. PERTANIAN PANGAN

1. Padi/Beras

Peningkatan produksi pertanian tanaman pangan dalam Repelita III dilaksanakan melalui intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi serta rehabilitasi dan juga melalui pembinaan terhadap pemasaran bahan-bahan pertanian. Dalam usaha-usaha tersebut dilaksanakan kegiatan-kegiatan seperti Bimbingan Massal (Bimas), penyuluhan, penyediaan benih Varietas Unggul Tahan Wereng (VUTW) dan sarana produksi lainnya, peningkatan

VI/6

Page 7:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

TABEL VI - 1

PRODUKSI BEBERAPA HASIL PERTANIAN TERPENTING,1977 - 1982(ribu ton)

No. Jenis hasil 1977 1978 1979 1980 19811) 1982 2)

1. Beras 15.876 17.525 17.872 20.163 22.287 23.191

2. Jagung 3.143 4.029 3.606 3.991 4.648 4.194

3. Ubi kayu 12.488 12.902 13.751 13.726 13.673 12.630

4. Ubi jalar 2.460 2.083 2.194 2.079 2.034 2.303

5. Kedelai 523 617 680 653 687 698

6. Kacang tanah 409 446 424 470 505 552

7. Ikan laut 1.158 1.227 1.318 1.395 1.387 1.494

8. Ikan darat 414 420 430 455 482 498

9. Daging 468 475 486 571 596 629

10. Telur 131 151 164 259 275 297

11. Susu3) 61 62 72 78 86 117

12. Karet 838 884 898 1.002 1.046 861

13. Kelapa sawit/minyak 483 532 642 701 748 873

14. Kelapa/kopra 1.518 1.575 1.582 1.759 1.812 1.736

15. Inti sawit 93 94 108 126 135 147

16. Kopi 197 223 228 285 295 266

17. Teh 76 91 125 106 109 92

18. Cengkeh 39 21,2 35,2 39,2 40,2 31

19. Lada 43 46 47 37 39 31

20. Tembakau 84 81 87 116 118 110

21. Gula tebu 1.438 1.516 1.601 1.831 1.913 1.550

22. Kapas 0,9 0,5 0,6 6 10 18

23. Kayu jati4) 573 475 575 500 578 543

24. Kayu rimba4) 22.366 30.619 25.852 21.240 15.376 4.336

25. Kayugergajian4) 605 1.513 3.434 1.784 2.500 790

1) Angka sementara, kecuali produksi beras merupakan angka realisasi2) Data hasil bahan makanan dalam angka ramalan, dan data hasil pertanian lainnya

dalam angka perkiraan3) Dalam juta liter m34) Dalam ribu m3

VI/7

Page 8:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

TABEL VI - 2

VOLUME EKSPOR HASIL PERTANIAN TERPENTING,1977 - 1982

(ribu ton)

No. Jenis Produksi 1977 1978 1979 1980 19811) 19821)

1. Karet 800,2 918,2 967,3 976,9 909,5 825,6

2. Minyak sawit 404,6 412,3 437,8 434,3 176,4 148,0

3. Teh 51,3 61,6 65,9 75,8 83,2 85,4

4. Kopi 160,4 222,8 230,7 239,4 225,3 197,4

5. Leda 30,9 38,0 25,7 30,9 35,0 33,2

6. Tembakau 25,9 27,3 24,9 28,9 27,5 21

7. Udang (segar dan awetan) 31,6 32,6 34,7 31,9 25,9 32,3

8. Ikan sager 11,0 13,9 16,e 31,3 28,9 35,3

9. Kulit ternak 4,3 4,8 5,8 3,3 5,0 2,9

10. Kayu (jati dan rimba)3) 19.806,0 20.262,0 19.610,0 14.327,0 6.226,0 2.621,0

11. Kayu gergajian 549,0 756,0 1.224,0 1.193,0 1.111,0 1.016,0

12. Kayu lapis 12,0 70,0 117,0 245,0 697,0 749,04)

13. Jagung 10,4 21,1 7,8 14,9 4,84)

14. Kacang tanah 3,8 2,2 0,4 4,6 1,44)

15. Gaplek 183,2 307,8 166,8 386,0 386,9

1) Angka Sementara2) Angka perkiraan3) Dalam ribu m34) Belum ada data

Page 9:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

VI/8

Page 10:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

pemberantasan hama penyakit, pencetakan sawah baru dan pembi-naan pertanian daerah transmigrasi.

Perkembangan produksi beras selama periode 1978 - 1982 dapat diikuti dari Tabel VI-3 dan Grafik VI - 1. Selama peri-ode tersebut produksi beras di seluruh Indonesia telah me-ningkat rata-rata 7,9% per tahun, di Jawa rata-rata 8,7% dan di luar Jawa 6,9%. Dengan demikian produksi beras selama pe-riode tersebut meningkat dengan mengakibatkan tercapainya perkiraan Repelita III. Produksi tahun 1981 mencapai 22,287 juta ton sedangkan perkiraan Repelita III adalah 20,574 juta ton. Tambahan pula produksi tahun 1982 telah mencapai 23,191 juta ton.

Peningkatan produksi beras yang sangat pesat tersebut di-sebabkan terutama karena peningkatan hasil rata-rata per ha. Seperti tampak dalam Tabel VI-5 dan Grafik VI - 3, hasil ra-ta-rata beras per ha untuk seluruh Indonesia selama lima ta-hun ini meningkat dengan 6,3% per tahun. Di Jawa 6,8%, sedang di daerah-daerah di luar Jawa 5,5%. Peningkatan hasil rata-ra-ta ini telah meningkatkan pendapatan petani serta telah mem-perluas kesempatan kerja di sektor pertanian. Di samping itu peningkatan produksi juga disebabkan karena peningkatan luas panen dengan rata-rata 1,6% per tahun; di daerah-daerah di luar Jawa meningkat 1,4% dan di Jawa meningkat 1,8%. Keadaaan tersebut dapat dilihat pada Tabel VI-4 dan Grafik VI - 2.

Peningkatan hasil rata-rata per ha tiap tahun disebabkan oleh curah hujan yang memadai, dilaksanakannya Intensifikasi Khusus (Insus) dan bertambah luasnya penggunaan benih Varie-tas Unggul Tahan Wereng (VUTW), pupuk dan pestisida dan ter-sedianya pengairan yang lebih teratur. Disamping itu partisi-pasi petani dalam program intensifikasi telah mendorong pe-ningkatan hasil rata-rata per ha.

Kenaikan luas panen intensifikasi terjadi karena adanya peningkatan areal Inmas. Inmas merupakan salah satu program peningkatan produksi padi (beras) yang setiap tahun diting-katkan baik mutu maupun luasnya. Seperti tampak pada Tabel VI - 6 dan Grafik VI - 4, luas panen intensifikasi padi sela-ma periode 1978 - 1982 ini setiap tahun rata-rata naik sebe-sar 10,6%.

Disamping itu hasil beras rata-rata per ha sawah intensi-fikasi setiap tahun meningkat 6,0%. Perkembangan peningkatan tersebut dapat dilihat pada Tabel VI - 8 dan Grafik VI - 6.

VI/9

Page 11:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

TABEL VI - 3

PRODUKSI BERAS,

1977 - 1982

(ribu ton)

Daerah 1977 1978 1979 1980 19811) 19822)

Jawa 9.334 10.607 10.678 12.526 13.961 14.052

Luar Jawa 6.542 6.918 7.194 7.637 8.326 9.139

Indonesia 15.876 17.525 17.872 20.163 22.287 23.191

1) Angka diperbaiki

2) Angka sementara

VI/10

Page 12:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

GRAFIK – 1P R O D U K S I B E R A S,

1977 1982

VI/11

Page 13:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

TABEL VI – 4LUAS PANEN PADI,

1977 – 1982(ribuan ha)

________________1) Angka diperbaiki2) Angka sementara

TABEL VI – 5HASIL RATA-RATA BERAS PER ha,

1977 – 1982(ton)

______________1) Angka diperbaiki 2) Angka sementara

VI/12

Page 14:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

GRAFIK VI – 2L U A S P A N E N P A D

1977 – 1982I

VI/13

Page 15:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

GRAFIK VI - 3HASIL RATA - RATA BERAS PER HA,

1977 - 1982

VI/14

Page 16:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

TABEL VI - 6

LUAS PANEN INTENSIFIKASI PADI.1977 - 1981(ribu ha)

VI/15

Page 17:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

GRAFIK VI - 4

LUAS PANEN INTENSIFIKASI PADI, 1977 - 1982

VI/16

Page 18:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

VI/17

Page 19:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

GRAFIK VI - 7

LUAS PANEN DAN KERUSAKAN PADI SAWAH DI JAWA DAN MADURA,(JANUARI S/S AGUSTUS)

1977 – 1982

VI/18

Page 20:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

TABEL VI - 7

LUAS PANEN DAN KERUSAKAN PADI SAWAH DI JAWA DAN MADURA

(JANUARI s/d AGUSTUS),1977 - 1982

(ha)Uraian 1977 1978 1979 1980 19811) 19822)

Jumlah luaspanen kotor(termasukkerusakan) 3.748.155 3.766.282 3.874.997 4.040.115 4.146.871 3.976.000

Kerusakan 387.155 135.453 273.245 101.238 50.821 119.000

% Kerusakan 8.7% 3,6% 7,1% 2,5% 1,2% 3,0%

1) Angka sementara2) Angka ramalan

VI/19

Page 21:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

TABEL VI - 8

HASIL RATA-RATA BERAS PROGRAM INTENSIFIKASI,1977 - 1981(ton per ha)

U r a i a n 1977 1978 1979 1980 19813) 19824)Intensi-fikasi

Intensi-fikasi

Intensi-fikasi

Intensi-fikasi

Insus²) Intensi-fikasi

Insus²) Intensi-fikasi

Insus²)

B i m a sBiasa -1) 2,21 2,13 2,29 - 2,79 - 2,69 -

Baru - 2,48 2,51 2,84 3,03 3,12 3,33 3,11 3,34Jumlah - 2,44 2,46 2,79 3,03 3,09 3,33 3,08 3,34

InmasBiasa 2,08 2,05 2,21 - 2,58 - 2,59 -Baru 2,37 2,47 2,76 3,02 3,03 3,29 3,07 3,24Jumlah 2,29 2,37 2,65 3,02 2,94 3,29 3,00 3,24

Hasil rata - rata 2,27 2,36 2,40 2,68 3,02 2,97 3,30 3,02 3,27

1) Tidak terdapat data2) Intensifikasi khusus3) Angka sementara4) Angka ramalan

VI/20

Page 22:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

GRAFIK VI - 6HASIL RATA-RATA ERAS PROGRAM INTENSIFIKASI,

1977 - 1982

VI/21

Page 23:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

Untuk meningkatkan mutu intensifikasi pada Musim Tanam 1979 telah diperkenalkan Intensifikasi Khusus (Insus). Insus ini merupakan kegiatan intensifikasi yang dilakukan secara berkelompok oleh para petani yang letak sawahnya sehamparan dengan tujuan memanfaatkan potensi lahan agar tercapai pro-duktivitas yang setinggi-tingginya.

Luas panen Insus tahun 1982 (meliputi MT 1981/82 dan MT 1982) telah mencapai 3.210 ribu ha, sedangkan pada tahun 1980 mencapai 1.060 ribu ha. Jadi luas panen Insus pada tahun 1982 jika dibandingkan dengan tahun 1980, seperti tampak dalam Tabel VI - 6 dan Grafik VI - 4, telah meningkat sebesar 203%. Hasil rata-rata Insus tahun 1982 mencapai 3,27 ton per ha, sedang pada tahun 1980 mencapai 3,02 ton per ha, yang berarti suatu peningkatan sebesar 8,3%.

Peningkatan tersebut selain disebabkan oleh iklim yang menguntungkan, bertambah baiknya prasarana pengairan, mening-katnya dayaguna dan hasilguna kegiatan penyuluhan, meningkat-nya penggunaan insektisida, meningkatnya hasilguna dan daya-guna lembaga-lembaga perkreditan, lembaga-lembaga pemasaran, penyediaan sarana produksi, aparatur Pemerintah baik di Pusat maupun di daerah dan oleh meluasnya peranan KUD. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya dibanding dengan faktor-faktor tersebut di atas adalah membaiknya struktur harga pada tingkat petani, yang disebabkan oleh bertambahnya hasilguna pelaksana-an kebijaksanaan harga yang ditempuh selama ini.

Dalam rangka memeratakan pembangunan serta hasil-hasilnya dalam periode 1978 - 1982 di daerah-daerah yang terisolir te-lah dilaksanakan kegiatan operasi khusus. Dilaksanakannya ke-giatan itu dimaksudkan untuk meningkatkan koordinasi kegiatan produksi pangan di daerah-daerah terisolir yang mempunyai po-tensi produksi pangan yang cukup tinggi.

Operasi khusus pertama kali dilaksanakan pada MT 1980/81 di Nusa Tenggara Barat dengan luas areal 26.872 ha. Selanjut-nya dalam MT 1981/82 pelaksanaan operasi khusus telah diper-luas ke propinsi-propinsi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Lampung, Bengkulu, Jawa Barat, Sulawesi Utara dan Timor Timur, yang seluruhnya meliputi areal seluas 453.023 ha. Operasi khusus yang telah diperluas itu mencakup tanaman padi dan palawija.

Masalah hama penyakit masih tetap merupakan tantangan, meskipun demikian selama lima tahun terakhir telah tercapai

VI/22

Page 24:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

banyak kemajuan. Pada tahun 1977 tingkat kerusakan padi sawah di Jawa dan Madura mencapai 8,7%. Pada tahun 1978 kerusakan itu turun menjadi 3,6%, tetapi pada tahun 1979 meningkat men-jadi 7,1%. Dalam tahun 1980 tingkat kerusakan tersebut dapat ditekan menjadi 2,5% dan tahun 1981 dapat ditekan lagi menja-di 1,2%. Hama yang masih banyak mengganggu adalah hama wereng dan tikus. Sebagai akibat musim kering yang cukup panjang yang terjadi pada tahun 1982 tingkat kerusakan padi sawah pada ta-hun yang baru lalu mengalami kenaikan sebesar 3,0%. Luas pa-nen dan kerusakan padi sawah di Jawa dan Madura dalam bulan Januari sampai dengan Agustus selama tahun 1978 sampai dengan tahun 1982 tampak dalam Tabel VI - 7 dan Grafik VI - 5.

Dari uraian singkat di atas ini dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor yang mengakibatkan naiknya luas panen inten-sifikasi dari tahun ke tahun selama tahun 1978 sampai dengan tahun 1982 adalah menurunnya kerusakan yang diakibatkan oleh hama dan penyakit. Dalam hubungan ini kebijaksanaan Pemerin-tah tentang perlindungan tanaman berpegang pada asas bahwa petani harus mampu mengatasi permasalahan hama dan penyakit di tanah pertaniannya. Peranan Pemerintah dalam pengendalian hama dan penyakit terbatas pada membimbing, membina dan menyu-luh untuk meningkatkan ketrampilan petani. Hanya dalam keada-an timbulnya eksplosi, sehingga petani tidak mampu mengatasi sendiri, maka Pemerintah memberikan bantuan berupa pestisida dan biaya operasional serta pengerahan Brigade Proteksi Tanam-an dan Satuan Udara Pertanian. Dalam masa dua tahun terakhir ini eksplosi wereng coklat telah dapat ditekan, antara lain karena konsep pengendalian hama terpadu telah diterapkan lebih mantap.

Yang dimaksud dengan pengendalian hama terpadu adalah pemberantasan hama dengan menggunakan insektisida yang diser-tai dengan penggunaan Varietas Unggul Tahan Wereng (VUTW) dan varietas padi yang cukup tahan terhadap penyakit Virus, Tung-ro, seperti PB 50, PB 52 dan PB 54, dan didahului dengan sa-nitasi tanaman, sedangkan penanamannya dilakukan secara seren-tak. Proyek Perintis Pengendalian Hama Terpadu dilaksanakan di 5 propinsi, yaitu Sumatera Utara, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

Regu pengendalian hama yang telah terbentuk ada 25.264 buah dan beranggotakan 214.548 orang. Perlengkapannya yang telah tersedia mencakup 75.483 buah handsprayer, 3.528 buah mistblower dan 2.806 buah power sprayer. Di samping itu sejak lama telah ada Satuan Udara Pertanian yang dewasa ini memi-

VI/23

I

Page 25:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

liki 5 buah Pilatus, 1 buah Cessna A.G. Wafon, 1 buah Cessna A.G. Can-Yell dan 5 buah Gelatik.

Disamping itu dalam rangka memperkecil kerusakan luas areal panen penggunaan VUTW ditingkatkan. Dalam periode 1978 - 1982 penggunaan jenis VUTW rata-rata tiap tahunnya mengalami kenaikan sebesar 20,9%.

Dalam rangka mempercepat peningkatan produksi pangan pe-nyediaan prasarana dan tenaga untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan setiap tahun terus ditambah dan disempurnakan. Dalam hubungan itu selama lima tahun yang lalu juga telah terselesaikan pembangunan 1.321 unit Balai Penyuluhan Perta-nian (BPP). Dengan demikian penyelenggaraan kursus tani, pe-tak percontohan, usaha pertanian percontohan, siaran perta-nian melalui radio, televisi, slide/film serta penyebaran in-formasi pertanian dapat dilaksanakan dengan semakin teratur. Pada tahun 1977 jumlah Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang langsung membimbing petani di Wilayah Kerja Penyuluhan Perta-nian (WKPP) berjumlah 8.311 orang. Pada tahun 1979 sebanyak 10.797 orang PPL telah tersedia di tingkat WKPP. Dan pada ta-hun 1982 jumlah PPL dan PPM seluruhnya telah mencapai 39.694 orang.

Dalam rangka pelaksanaan metode latihan dan kunjungan (Laku) seorang PPL bertugas mengunjungi kelompok petani seka-li 2 minggu secara teratur. Dengan metode itu seorang PPL di-perhitungkan dapat membina 16 kelompok tani/kontak tani yang masing-masing meliputi 160-320 orang petani maju. Selanjutnya masing-masing petani maju diharapkan akan dapat mempengaruhi sekitar 1.000 kepala keluarga tani lainnya.

Sebagai fasilitas kendaraan, kepada para PPL sekarang, khususnya yang beroperasi di daerah-daerah terpencil atau me-layani Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian yang luas, diberi-kan sepeda motor.

Di samping PPL terdapat para spesialis yang dinamakan Pe-nyuluh Pertanian Spesialis (PPS). Setiap spesialis masing-masing memiliki keahlian di bidang pemberantasan Hama/Penya-kit, Pemupukan, Benih, Penggunaan Air pada Tingkat Usaha Tani dan sebagainya. PPS-PPS tersebut ditempatkan di tingkat Pro-pinsi dan bekerja dalam satuan kelompok. Setiap kelompok ter-diri dari 2 - 3 bidang keahlian. Para spesialis ini bertugas memberikan bimbingan teknis kepada PPL dan atau membantu me-mecahkan sesuatu masalah di sesuatu daerah di lingkungan dae-rah kerjanya.

VI/24

Page 26:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

Jumlah PPS pada tahun 1977 sebanyak 300 orang, pada tahun 1982 sudah mencapai 2.312 orang. Sebagai fasilitas kendaraan bagi mereka, untuk tiap PPS disediakan sepeda motor, dan akhir-akhir ini untuk tiap kelompok disediakan sebuah jeep.

Baik PPL maupun PPS diberi perlengkapan-perlengkapan teh-nis sesuai dengan fungsinya. Para PPL bertugas melaksanakan berbagai percontohan di daerah kerjanya seperti percontohan pemupukan, penggunaan obat-obat pemberantasan hama, percon-tohan pola tanam "multiple cropping" dan sebagainya. PPL juga membantu menyelenggarakan Demonstrasi Benih Unggul dalam mem-perkenalkan varietas-varietas unggul baru. Para PPS menyeleng-garakan percobaan-percobaan atau "trials" seperti percobaan pemupukan, pemberantasan hama, penanaman varietas baru dan sebagainya.

Dalam kegiatan penyuluhan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) mempunyai peranan yang sangat penting. Di samping seba-gai tempat bertemu PPL, BPP juga berfungsi sebagai tempat kursus tani, tempat mengembangkan Kepemimpinan Kontak tani, tempat latihan pamong desa dan tempat kegiatan lainnya.

Semakin meningkatnya penggunaan pupuk dalam sub sektor tanaman pangan menunjukkan bahwa kesadaran petani akan manfa-at pupuk semakin besar. Sebagai ternyata dari Tabel VI-9, se-lama periode 1978-1982 penggunaan pupuk dalam tanaman pangan setiap tahun rata-rata naik 21,4%. Khusus dalam tahun-tahun terakhir kenaikan penggunaan pupuk terutama disebabkan karena meluasnya program intensifikasi khusus. Para petani peserta program itu telah menggunakan dosis penggunaan pupuk sesuai dengan rekomendasi.

Penggunaan pestisida sebagaimana tampak dalam Tabel VI-10 dan Grafik VI-7 selama periode tahun 1977-1981 juga menunjuk-kan peningkatan. Hal itu disebabkan oleh terjadinya serangan hama tikus di berbagai wilayah tertentu. Kecuali hama tikus dan wereng coklat, di beberapa daerah seperti di Bali, Sula-wesi Tengah dan Sulawesi Utara dalam tahun 1981/82 terjadi peningkatan gangguan hama wereng hijau dan tungro.

Di samping itu program perlindungan tanaman pangan telah menggunakan cara pemberantasan hama/penyakit secara terpadu yang meliputi pemberantasan secara biologi, pemberantasan dengan menggunakan pestisida dan pelaksanaan tata tanam yang dapat menekan populasi hama sampai pada tingkat yang serendah-rendahnya. Pengendalian wereng coklat terutama diusahakan de-ngan penanaman padi VUTW (PB-26, PB-28, PB-29, PB-30, PB-34,

VI/25

Page 27:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

TABEL VI - 9

PENGGUNAAN PUPUK DI PROGRAM TANAMAN PANGAN,1977 - 1982

(ton zat hara)

Jenis Pupuk 1977 1978 1979 19801) 19811) 19822)

N 442.442 478.905 550.923 797.862 946.049 1.040.587

P2O5 104.727 126.905 129.956 210.222 299.159 346.077

K20 9.675 11.769 17.869 11.082 14.905 41.612

Jumlah 556.844 617.579 698.748 1.019.166 1.260.113 1.428.276

1) Angka diperbaiki2) Angka Sementara

VI/26

Page 28:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

TABEL VI - 10

PENGGUNAAN INSEKTISIDA, RODENTISIDA, FUNGISIDA DAN LAIN-LAINDI PROGRAM TANAMAN PANGAN,

1977 - 1982(ton)

Jenis pembasmi hama 1977 1978 1979 1980 1981 19821)

Insektisida 4.268,1 4.615,0 4.191,1 6.386,9 8.943,2 11.089

Rodentisida 113,0 121,0 79,0 78,1 109,5 93,8

Fungisida 2) 99.75 696,6 611,8 463,5 1.273.1

Lain-lain 41,50 150,6 268,3 363,4

1) Angka sementara2) Dalam k i l o l i t e r

VI/27

GRAFIK VI - 7.

Page 29:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

PENGGUNAAN INSEKTISIDA, RODENTISIDA, FUNGISIDA DAN LAIN-LAINDI PROGRAM TANAMAN PANGAN,

1977 - 1982

VI/28

Page 30:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

( Lanjutan Grafik VI - 7

VI/29

Page 31:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

Asahan Citarum, Serayu dan Brantas) di daerah serangan wereng coklat biotype-1 dan daerah serangan baru serta penanaman padi VUTW-2 (PB-32, PB36 dan PB-38) di daerah serangan wereng coklat biotype-2.

2. Palawija dan Hortikultura

Produksi palawija dan Hortikultura mempunyai peranan pen-ting sebagai sumber bahan makanan dan sebagai sumber penda-patan petani di samping padi, terutama di daerah-daerah yang tidak mempunyai pengairan yang baik. Di samping itu pendapat-an yang berasal dari produksi palawija dan hortikultura dapat membantu menjaga stabilitas pendapatan para petani.

Pada umumnya di daerah-daerah yang tidak mempunyai peng-airan produksi palawija dan hortikultura merupakan tanaman utama. Bagi para petani di daerah yang sudah berpengairan, produksi palawija dan hortikultura dilakukan dalam rangka pe-laksanaan diversifikasi pertanaman, Dilaksanakannya diversi-fikasi pertanaman memberikan berbagai manfaat. Pertama, me-ningkatkan dayaguna air. Kedua, menekan perkembangan hama/pe-nyakit secara biologis. Dan, ketiga, dapat membantu petani dalam memantapkan penghasilannya sepanjang tahun.

Dalam Repelita III usaha pembinaan dan pengembangan pro-duksi palawija digiatkan melalui pembinaan Pengelolaan Pusat Pengembangan Pertanian Palawija, pembinaan daerah yang telah melaksanakan Bimas/Inmas Palawija, dan penyebaran Varitas Unggul Palawija.

Dalam usaha meningkatkan produksi palawija, sejak Repeli-ta II telah dilaksanakan program Bimas Palawija, meskipun waktu itu dukungan teknologi maju untuk produksi palawija be-lum menonjol seperti dalam padi. Dengan dilaksanakannya pro-gram tersebut para petani yang menanam palawija di samping memperoleh penyuluhan yang intensif, juga dapat memperoleh pupuk bersubsidi, pestisida bersubsidi dan kredit Bimas. Se-jak tahun 1978 kebijaksanaan harga dasar, di samping untuk padi/beras, diterapkan pula untuk jagung dan sejak tahun 1979 juga untuk kedelai, kacang tanah dan kacang hijau.

Di samping program Bimas Palawija, pengembangan pertanian palawija secara tidak langsung dilakukan dalam rangka program Reboisasi dan Penghijauan. Sejak Repelita III, di dalam pro-gram Penghijauan terhadap lahan-lahan yang kemiringannya tinggi mulai diintensifkan usaha-usaha terasering da sekali-

VI/30

Page 32:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

gus intensifikasi tanaman palawijanya, yang diintroduksikan melalui Demplot-demplot Penghijauan.

Dalam Tabel VI - 11 dapat diikuti perkembangan produksi dan hasil rata-rata per ha palawija selama periode tahun 1978 sampai dengan tahun 1982. Selama tahun-tahun 1978-1982 hasil rata-rata per ha jagung setiap tahun rata-rata naik 4,8%, ke-delai dan kacang tanah masing-masing rata-rata naik 1,8% dan 5,5%, sedangkan ubi kayu rata-rata turun 0,75%. Selain ubi kayu hasil rata-rata per ha palawija setiap tahunnya sudah berada di atas perkiraan Repelita III dimana hasil rata-rata per tahun untuk jagung, kacang tanah dan kedelai diperkirakan meningkat dengan masing-masing 1,5%, 3,9% dan 0,9%.

Di samping itu produksi palawija, kecuali ubi jalar, se-lama 5 tahun terakhir ini rata-rata meningkat; jagung mening-kat 7% per. tahun, kedelai 6% per tahun dan kacang tanah 6% per tahun.

Perkembangan produksi palawija juga disebabkan oleh per-kembangan luas panen seperti yang tampak pada Tabel VI - 12 dan Grafik VI - 9. Dalam periode lima tahun yang lalu luas panen jagung rata-rata meningkat 1,8%, kacang tanah, kedelai dan ubi kayu masing-masing meningkat 0,7%, 5,5% dan 1,1%. Se-dangkan luas panen ubi jalar rata-rata mengalami penurunan 2,6% setiap tahunnya.

Pengembangan hortikultura selama Repelita III ditekankan pada pengembangan produksi buah-buahan dan sayur-sayuran di daerah sekitar kota-kota. Penekanan itu didasarkan atas per-timbangan bahwa pemasaran sayur-sayuran dan buah-buahan hasil produksi daerah sekitar kota akan lebih lancar sehingga peta-ni yang bersangkutan akan langsung dapat menikmati keuntungan dari hasil pengembangan yang dilakukan.

Luas panen, produksi dan hasil rata-rata hortikultura da-lam tahun-tahun 1978-1981 dapat dilihat dalam Tabel VI-13 dan Grafik VI - 10. Ternyata luas panen sayuran setiap tahun ra-ta-rata mengalami kenaikan sebesar 5,4% dan luas panen buah-buahan naik sebesar 6,1%. Dari tabel tersebut dapat dilihat juga bahwa produksi sayuran setiap tahunnya rata-rata naik 5,1%, sedikit di bawah perkiraan Repelita III sebesar 5,2% sedangkan produksi buah-buahan naik 4,1% sudah berada di atas perkiraan Repelita III yang besarnya 2,8%.

Dalam rangka mempercepat peningkatan produksi sayur-sayur-an sejak MT 1975/76 telah dilaksanakan program Inmas sayur-

VI/31

Page 33:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

TABEL VI - 11

PRODUKSI DAN HASIL RATA-RATA BEBERAPA JENIS PALAWIJA,1977 - 1982

VI/32

Page 34:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

GRAFIK VI – 8PRODUKSI DAN HASIL RATA-RATA BEBERAPA JENIS PALAWIJA

1977 - 1982

VI/33

Page 35:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

(Lanjutan Grafik VI - 8)

VI/34

Page 36:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

(Lanjutan Grafik, VI - 8)

VI/35

8,40

Page 37:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

TABEL VI - 12

LUAS PANEN PALAWIJA,1977 - 1982

(ribu ha)

Jenis palawija 1977 1978 1979 1980 19811) 19822)

Jagung 2.567 3.025 2.594 2.735 3.013 2.712

Ubi kayu 1.364 1.383 1.439 1.412 1.396 1.440

Ubi jalar 326 301 287 276 265 285

Kacang tanah 507 506 473 506 519 522

Kedelai 646 733 784 732 687 823

1) Angka sementara2) Angka ramalan

TABEL VI - 13LUAS PANEN DAN PRODUKSI HORTIKULTURA,

1977 – 1981

Uraian Satuan 1977 1978 1979 1980 1981 1)

Luas panen:

Sayuran ribu ha 558 642 660 673 686Buah-buahan ribu ha 445 436 529 541 557

Produksi:

Sayuran ribu ton 1.833 1.927 1.861 2.127 2.221Buah-buahan ribu ton 3.624 2.709 3.512 4.206 3.874

Hasil rata-rata;

Sayuran kw/ha2) 32,87 30,00 28,20 31,80 32,38Buah-buahan kw/ha 81,43 62,13 66,40 77,74 69,55

1) Angka sementara2) Kwintal/ha

VI/36

Page 38:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

GRAFIK VI – 9LUAS PANEN PALAWIJA,

1977 - 1982

VI/37

Page 39:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

GRAFIK VI - 9

LUAS PAWN PALAWIJA,

1977 - 1982

VI/37

Page 40:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

(Lanjutan Grafik VI - 9 )

Page 41:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

VI/38

Page 42:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

GRAFIK VI -10LUAS PANEN PRODUKSI HORTIKULTURA,

1977 - 1981

Page 43:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras
Page 44:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

VI/39

Page 45:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

( Lanjutan Grafik VI -10 )

VI/40

Page 46:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

sayuran. Dengan demikian sejak itu bagi petani sayuran yang turut serta juga tersedia pupuk dan pestisida bersubsidi serta tenaga penyuluh. Selain itu mulai MT 1982/83 diselenggarakan proyek perintis Bimas Sayuran untuk lombok merah, bawang merah dan bawang putih yang ditanam di luar musim.

3. Perluasan Areal

Walaupun prospek peningkatan produksi dengan jalan perlu-asan dan peningkatan intensifikasi masih cerah, kegiatan-ke-giatan perluasan areal baru juga perlu ditingkatkan. Kesinam-bungan peningkatan produksi pangan di masa yang akan datang ditentukan juga oleh keberhasilan dalam usaha-usaha perluasan areal yang dilaksanakan masa kini.

Dalam hubungan ini pembukaan serta pencetakan sawah baru yang dikaitkan dengan program intensifikasi dan pengembangan Perkebunan Inti Rakyat di bidang Pangan (PIR Pangan) merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka peningkatan produksi pangan dengan jalan perluasan areal.

Selama Repelita III pencetakan sawah baru diperkirakan seluas 350,0 ribu ha. Yang telah diselesaikan sampai dengan tahun 1982/83 telah meliputi areal seluas 80 ribu ha. Dalam rangka mempercepat usaha perluasan areal pencetakan sawah baru akhir-akhir ini telah ditetapkan berbagai kebijaksanaan dengan maksud untuk mengurangi dan meniadakan hambatan-hambatan yang ada. Kebijaksanaan tersebut terutama diarahkan kepada perbaikan di bidang organisasi, perbaikan di bidang perkreditan dan penyempurnaan di bidang perundang-undangan.

Pada dasarnya pencetakan sawah dilaksanakan oleh petani yang bersangkutan secara perseorangan dengan bantuan pembiayaan melalui kredit dari Pemerintah. Jika tidak mungkin dilaksanakan secara perseorangan, maka pencetakan sawah terse-but oleh petani-petani yang bersangkutan dapat secara bersama-sama diserahkan kepada kontraktor dengan pembiayaan melalui kredit. Cara yang kedua memerlukan penyelesaian sertifikat tanah yang lebih cepat, agar petani dapat secepatnya memperoleh kepastian pemilikan, sedang kreditnya dapat pula segera dikonversikan kepada petani yang bersangkutan.

Dipandang dari sudut pembangunan pertanian, program trans-migrasi juga merupakan usaha untuk meningkatkan produksi per-tanian dengan perluasan areal, dan sekaligus merupakan usaha untuk meningkatkan pendapatan petani transmigran.

VI/41

Page 47:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

C. PERKEBUNAN

Tujuan pembangunan perkebunan adalah meningkatkan pengha-silan devisa, meningkatkan pendapatan petani perkebunan, mem-perluas kesempatan kerja dan meningkatkan persediaan hasil-hasil perkebunan bagi sektor-sektor lain, terutama sektor in-dustri. Dengan demikian pembangunan perkebunan mempunyai pe-ranan yang amat penting dalam pembangunan ekonomi.

Selama periode Repelita II dan Repelita III pembangunan perkebunan terutama ditekankan pada pembangunan perkebunan rakyat. Usaha yang dilaksanakan juga meliputi intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi. Kegiatan re-habilitasi terutama dijalankan dalam bentuk peremajaan kebun-kebun yang tanamannya sudah tidak ekonomis lagi.

Sejak awal Repelita II telah dikembangkan proyek terpadu yang dilaksanakan di seluruh Indonesia untuk pengembangan produksi karet, kelapa, kopi, lada, cengkeh, teh, kelapa sa-wit, tembakau dan kapas. Dalam rangka pelaksanaan proyek itu telah diterapkan sistem penyuluhan yang menyeluruh. Dalam me-laksanakan sistem itu Unit Pelaksana Proyek (UPP) melaksana-kan pembinaan perkebunan rakyat secara terpadu yang meliputi pembinaan dalam kegiatan penanaman, pembinaan penelitian ha-sil dan pengolahan hasil serta pembinaan dalam bidang pema-saran hasil. Dalam hubungan ini sejak tahun 1979/80 Pemerintah telah memberikan fasilitas kredit lunak jangka panjang, dengan jangka waktu 10 - 20 tahun, untuk perkebunan rakyat. Dengan adanya kredit itu diharapkan para petani di bidang perkebunan akan lebih bergairah dalam usaha perkebunannya.

Sampai dengan tahun 1982 perkebunan rakyat yang dibina melalui pola UPP, yang jumlahnya 809 unit, telah berhasil di-laksanakan penanaman baru areal seluas 199.000 ha ditambah dengan UPP khusus yang memperoleh bantuan luar negeri yang meliputi areal seluas 58.000 he.

Di samping itu sejak tahun 1976/77 telah dilaksanakan ca-ra pembinaan yang menggunakan perkebunan besar, baik negara maupun swasta nasional, sebagai perkebunan inti. Cara pembi-naan ini dikenal dengan sebutan NES (Nucleus Estate and Smallholder) atau PIR (Perkebunan Inti Rakyat).

Pembinaan perkebunan rakyat yang dilaksanakan melalui PIR ada 2 macam, yaitu PIR Berbantuan dan PIR Swadana. PIR Berban-tuan dan PIR Swadana meliputi berbagai macam tanaman perkebun-an, seperti karet, kelapa sawit, teh, kelapa hibrida, kapas

VI/42

Page 48:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

dan sebagainya. Sampai dengan tahun 1982 PIR Berbantuan telah meliputi areal seluas 79.000 ha dan PIR Swadana 48.000 ha.

Bidang perkebunan besar milik negara memegang peranan yang penting dalam subsektor perkebunan. Pada umumnya pengelolaan perkebunan besar milik negara (PNP/PTP) telah baik dan perke-bunan-perkebunan tersebut mampu untuk merehabilitasi serta memperluas usahanya setiap tahun. Namun demikian PNP/PTP tetap dibimbing dan diarahkan agar dapat meningkatkan effisiensi, baik dengan jalan pengembangan teknologi produksi baru maupun dengan jalan peningkatan pengelolaan. Selanjutnya, perkebunan negara ditugaskan untuk meningkatkan dan memanfaatkan kemampu-an teknis dan manajemen yang dimilikinya untuk membentuk areal baru sekitar 150.000 ha per tahun, yang meliputi areal kebun sendiri, areal kebun inti dan areal kebun plasma yang diper-untukkan bagi para petani dalam rangka pengembangan PIR. De-ngan demikian perkebunan negara yang semula terpusat di bebe-rapa propinsi saja, seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung dan propinsi-propinsi di Jawa, dewasa ini terdapat di seluruh propinsi.

Di antara para pengusaha perkebunan besar swasta masih banyak yang kekurangan pengalaman dan modal usaha sehingga belum mampu mengelola kebunnya dengan baik. Untuk membina dan meningkatkan produksi perkebunan besar swasta maka Pemerintah menyediakan tenaga ahli yang berpengalaman dan membantu pe-nyediaan modal usaha melalui kredit bank dalam negeri. Di samping itu Pemerintah juga berusaha mengembangkan kerjasama antar pengusaha perkebunan besar swasta.

Dengan adanya usaha-usaha pembangunan tersebut selama li-ma tahun yang lalu produksi hasil-hasil perkebunan terus ber-kembang, sebagaimana dapat dilihat dalam Tabel VI - 14 dan Grafik VI - 10. Selama tahun 1978 sampai dengan tahun 1982 rata-rata produksi karet setiap tahun naik 1,1%, minyak sawit naik 12,7%, Inti sawit naik 9,7%, kelapa/kopra naik 2,8%, tembakau naik 6,4%, gula/tebu naik 2,2% dan cengkeh 2,4%. Se-dangkan produksi kopi dan teh masing-masing rata-rata setiap tahun naik 6,8% dan 5,8%. Dalam pada itu produksi lada, seba-gai akibat turunnya produksi perkebunan lada rakyat, mengala-mi penurunan sebesar 5,4%. Dibandingkan dengan perkiraan Re-pelita III kecuali cengkeh, karet dan lada yang berada di ba-wah perkiraan Repelita III, peningkatan hasil-hasil perkebunan lainnya berada di atas sasaran Repelita III dimana perkiraan peningkatan produksi minyak sawit sebesar 11,3%, kelapa 2,0%, teh 3,9% dan kopi 3,3%.

VI/43

Page 49:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

TABEL VI - 14

PERKEMBANGAN PRODUKSI HASIL PERKEBUNAN TERPENTING,1977 - 1982(ribu ton)

Jenis Komoditi 1977 1978 1979 1980 19811) 19822)

1. Karet 838 884 898 1.002 1.046 861

2. Minyak Kelapa Sawit 483 532 642 701 748 873

3. Inti Sawit 93 94 108 126 135 147

4. Kelapa/Kopra 1.518 1.575 1.582 1.759 1.812 1.736

5. Kopi 197 223 228 285 295 266

6. Teh 76 91 125 106 109 92

7. Cengkeh 38,6 21,2 35,2 39,2 40,2 31

8. Lada 43 46 47 37 39 31

9. Tembakau 84 81 87 116 118 110

10. Gula/Tebu 1.438 1.516 1.601 1.831 1.913 1.550

11. Kapas 0,9 0,5 0,6 6 10 18

1) Angka sementara2) Angka perkiraan

VI/44

Page 50:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

GRAFIK VI – 11PERKEMBANGAN PRODUKSI HASIL PERKEBUNAN TERPENTING

1977 - 1982

Page 51:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras
Page 52:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

VI/45

Page 53:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

( Lanjutan gra f ik VI -11 )

Page 54:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras
Page 55:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

VI/46

Page 56:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

( Lanjutan grafik VI - 11 )

VI/47

Page 57:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

( Lanjutan graf ik VI – 11

( r ibu ton )

VI/48

Page 58:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

( Lanjutan grafik VI - 11 )

VI/49

Page 59:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

(Lanjutan grafik VI – 11)

VI/50

Page 60:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

Tabel VI - 15 dan Grafik VI - 11 menggambarkan produksi hasil perkebunan rakyat selama 5 tahun terakhir.Kecuali lada dan karet produksi hasil perkebunan rakyat terus meningkat Tampak daritabel tersebut bahwa produksi gula/tebu tiap tahun rata-rata menunjukkan kenaikan yang terbesar,yaitu 33,7%, ke-mudian diikuti dengan produksi tembakau yang setiap tahunnya rata-rata naik 8,6%.Mengenai produksi perkebunan rakyat lain-nya dapat disebutkan bahwa teh dan kopi,misalnya, masing-ma-sing setiap tahunnya rata-rata naik 6,3% dan 7,0%, sedangkan cengkehdan kelapa/kopra masing-masing setiap tahun rata-ratanaik 3,0% dan 2,6%.

Peningkatan produksi tersebut terutama merupakan hasil dari terpadunya usaha unit-unit yang meliputi kegiatan-kegi-atan penyuluhan,pemberantasan hama penyakit, pengadaan bibit unggul dan penyediaan fasilitas perkreditan.

Tabel VI - 16 dan Grafik VI - 12 menunjukkan perkembangan produksihasil-hasil perkebunan swasta selama lima tahun yang lalu yang rata-rata menunjukkan kenaikan. Misalnya, produksi kelapa/kopra, gula tebu dan minyak sawit masing-masing rata-rata naik sebesar 65,9%,27,1% dan 14,3% setiap tahunnya. Be-gitu pula produksiperkebunan besar swasta lainnya. Kopi, in-ti sawit, karet dan teh masing-masing rata-rata naik 11,2%, 11,2%, 2,9% dan 2,1% setiap tahunnya.

Tabel VI - 17 dan Grafik VI - 13 menggambarkan perkembangan produksi hasil Perkebunan Besar Negara selama lima tahun yang lalu. Produksi minyak sawit menunjukkan kenaikan yang terbesar, yaitu rata-rata 12,2% setiap tahun. Meningkatnya produksiminyak sawit itu terutama disebabkan oleh adanya ke-naikan hasil per ha. Kenaikan hasil per ha telah terjadi ka-rena digunakannya bibit unggul dan dilaksanakannya pemilihan dan pengolahan hasil yang lebih sempurna.

Selama periode 1978 1982 produksi gula tebu juga me-ningkatKenaikan it diakibatkan oleh adanya perluasan areal tanaman danpeningkatan hasil tebu per ha Perluasan tanaman yang ada disamping meliputi areal yang diusahakan oleh pa-brik sendiri jugaterjadi berkatadanya perluasan areal tebu rakyat,termasuk areal Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI). Se-dangkan peningkatanproduksi per ha diperoleh sebagai hasil kegiatan intensifikasi dan perluasan penerapan ratoon sys-tem'serta berkat adanya rehabilitasi dan penambahan pabrik gula.Dalam hubungan ini rehabilitasi tahap pertama seluruh pabrik gula milik negara telah selesai sedangkan tahap kedua

VI/51

Page 61:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

TABEL VI - 15PRODUKSI PERKEBUNAN RAKYAT,

1977 - 1982(ribu ton)

Jenis Komoditi 1977 1978 1979 1980 19811) 19822)

1 . Karet 584 612 616 705 740 5492. Kelapa/Kopra 1.513 1.554 1.561 1.737 1.78

91.71

13. Teh 14 17 17 21 22 184. Kopi 181 206 209 266 276 2455. Cengkeh 37 21 35 39 40 316. Gula/Tebu 352 485 498 749 809 1.3717. Lada 43 46 47 37 39 318. Tembakau 72 68 73 101 103 1049. Kapas 0,9 0,5 0,6 6 10 18

1) Angka sementara2) Angka perkiraan

VI/52

Page 62:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

GRAFIK VI - 12PRODUKSI PERKEBUNAN RAKYAT, 1977 - 1982

VI/53

Page 63:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

(Lanjutan grafik VI - 12 )

VI/54

Page 64:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

( L a n ju t an g r a fi k V I - 1 2 )

VI/55

Page 65:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

( L an j u t an g ra fi k V I – 1 2 )

VI/56

Page 66:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

(Lanjutan grafik VI – 12)

VI/57

Page 67:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

TABEL VI - 16

PRODUKSI PERKEBUNAN BESAR SWASTA,1977 - 1982(ribu ton)

Jenis Komoditi 1977 1978 1979 1980 19811) 19822)

1. Karet 107 110 112 111 114 122

2. Tebu 11 15 16 17 18 10

3. Kopi 6 7 8 6 6 94. Minyak sawit 147 165 168 202 206 279

5. Inti sawit 29 22 23 36 37 43

6. Gula tebu 162 71 73 114 116 268

7. Kelapa/Kopra 5 21 21 22 23 23

8. Cengkeh 1,6 0,2 0,2 0,2 0,2 0,4

1) Angka sementara2) Angka perkiraan

TABEL VI - 17

PRODUKSI PERKEBUNAN BESAR NEGARA,1977 - 1982(ribu ton)

Jenis Komoditi 1977 1978 1979 1980 19811) 19822)

1. Karet 147 162 170 186 192 190

2. Minyak sawit 338 367 474 499 542 5943. Inti sawit 64 72 85 90 98 104

4. Teh 51 59 92 68 69 645. Gula tebu 924 960 1.030 968 988 1.282

6. Kopi 10 10 11 13 13 13

7. Tembakau 12 13 14 15 15 6

1) Angka sementara2) Angka perkiraan

VI/58

Page 68:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

GRAFIK VI – 13PRODUKSI PERKEBUNAN BESAR SWASTA

1977 - 1982

1

a -

Page 69:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras
Page 70:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

VI/59

Page 71:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

(Lanjutan grafik VI – 13)

VI/60

Page 72:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

(Lanjutan grafik VI – 13)

VI/61

Page 73:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

(Lanjutan grafik VI – 13)

VI/62

Page 74:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

GRAFIK VI – 14PRODUKSI PERKEBUNAN BESAR NEGARA,

1977 – 1982

VI/63

Page 75:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras
Page 76:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

( Lanjutan Grafik VI – 14 )

VI/64

Page 77:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

( Lanjutan Grafik VI 14 )

VI/65

Page 78:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

( Lanjutan Grafik VI – 14 )

VI/66

Page 79:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

sedang dalam pelaksanaan. Disamping itu dewasa ini sedang di-bangun 6 buah pabrik gula baru.

Dari tahun 1978 sampai dengan tahun 1982 areal tebu rakyat intensifikasi seluruhnya mengalami kenaikan rata-rata sebesar 23,3% setiap tahun. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya areal tebu rakyat di Jawa Tengah dan Jawa Timur masing-masing rata-rata sebesar 30,5% dan 20,8% setiap tahun, sebagaimana tampak dari Tabel VI - 18 dan Grafik VI - 14.

Perkembangan volume ekspor hasil-hasil perkebunan dalam tahun-tahun 1978 sampai dengan 1982 dapat dilihat pada Tabel VI - 19 dan Grafik VI - 15. Volume ekspor hasil perkebunan secara keseluruhan setiap tahunnya menunjukkan kenaikan, ke-cuali sawit dan tembakau. Naiknya volume ekspor tersebut me-rupakan akibat dari meningkatnya permintaan di pasaran dunia dan juga karena pelaksanaan kebijaksanaan Pemerintah dalam pengembangan ekspor. Selama 5 tahun terakhir hasil perkebunan yang ekspornya senantiasa mengalami kenaikan kecuali pada ta-hun 1982 adalah teh dan lade yang masing-masing setiap tahun rata-rata meningkat 10,9% dan 3,8%. Volume ekspor karet mulai menurun pada tahun 1981.

Volume ekspor minyak sawit dan tembakau pada tahun 1982 masing-masing menurun sebesar 9,6% dan 23,6%. Penurunan itu diakibatkan oleh peningkatan kebutuhan dalam negeri dan kare-na resesi dunia yang mengakibatkan penurunan permintaan di luar negeri.

D. PERIKANAN

Dalam Repelita III pembangunan perikanan ditekankan pada pengembangan perikanan rakyat dengan tujuan meningkatkan pendapatan para nelayan/petani ikan, memperluas kesempatan kerja, mempertinggi produksi demi peningkatan mutu gizi pola konsumsi pangan rakyat dan untuk meningkatkan ekspor.

Untuk menunjang peningkatan usaha perikanan rakyat dalam tahun 1977 sampai dengan tahun 1982 telah dibangun dan dire-habilitasikan sejumlah pelabuhan perikanan untuk berlabuh dan memasarkan produksi nelayan. Sampai dengan tahun 1981 telah dibangun pelabuhan perikanan sebanyak 24 buah. Di samping itu telah dibangun dan direhabilitasikan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) sebanyak 144 buah. Dari 24 pelabuhan perikanan yang te-lah dibangun sebuah merupakan pelabuhan perikanan samudera, 2

VI/67

Page 80:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

TABEL VI - 18

AREAL TEBU RAKYAT INTENSIFIKASI,1977/78 – 1982/83(ha)

Lokasi 1977/78 1978/79 1989/80 1980/81 1981/82*) 1982/83*)

1. Jawa Barat 4.849 6.086 9.043 8.864 9.735 14.564

2. Jawa Tengah 14.770 19.352 21.263 34.532 56.118 48.581

3. DI Yogyakarta 1.632 2.509 3.910 3.088 4.409 4.653

4. Jawa Timur 36.946 49.685 57.489 71.200 97.221 90.630

Jumlah : 58.197 77.632 91.705 117.684 167.483 158.428

*) Angka sementara

TABEL VI - 19

VOLUME EKSPOR KOMODITI PERKEBUNAN,1977 - 1982(ribu ton)

Jenis Komoditi 1977 1978 1979 1980 1981 1 9 8 2 )

1. Karet 800,2 918,2 967,3 976,9 896,0 825,62. Minyak sawi t 404,6 412,3 437,8 434,3 163,8 1483. Kopi 160,4 222,8 230,7 239,4 224,2 197,44. Teh 51,3 61,6 65,9 75,8 79,5 85,45. Lada 30,9 38,o 25,7 30,9 35,0 33,26. Tembakau 25,9 27,3 24,9 28,9 27,5 21

*) Angka sementara

VI/68

Page 81:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

GRAFIK VI - 15AREAL TEBU RAKYAT INTENSIFIKASI,

1977/78 - 1982/83

VI/69

Page 82:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

GRAFIK VI – 16VOLUME EKSPOR EKONOMI PERKEBUNAN,

1977 – 1983

VI/70

Page 83:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

(Lanjutan grafik VI – 16)

VI/71

Page 84:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras
Page 85:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

( Lanjutan grafik VI – 16)

VI/72

Page 86:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

buah pelabuhan perikanan nusantara dan lain-lainnya merupakan pelabuhan perikanan pantai.

Selama lima tahun yang lalu telah dikembangkan budidaya perikanan melalui usaha intensifikasi dan ekstensifikasi. Khususnya untuk budidaya tambak, telah dibangun dan direha-bilitasikan saluran tambak di Aceh Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan, seluruhnya meliputi 465,5 km.

Sebagai akibat diusahakannya peningkatan produksi melalui intensifikasi dan ekstensifikasi, kebutuhan akan benih ikan selama ini setiap tahun bertambah. Kebutuhan ini dapat dipe-nuhi oleh Balai Benih Ikan dan petani ikan.

Kebutuhan akan sarana lain, yang diperlukan dalam rangka pemasaran ikan antar pulau, seperti cold storage, freezer dan truk-truk pendingin, umumnya dipenuhi oleh perusahaan-perusa-haan milik negara. Di samping berusaha dalam bidang produksi dan pemasaran hasilnya sendiri, perusahaan-perusahaan terse-but juga berkewajiban membantu pengembangan usaha perikanan rakyat di daerah sekitarnya, terutama dengan membantu pengem-bangan teknologi produksi dan pemasaran hasil perikanan rak-yat.

Dalam rangka membantu permodalan para nelayan oleh bank-bank Pemerintah telah disediakan dana KIK/KMKP. Di samping KIK/KMKP tersebut untuk para petani tambak di Jawa dan Sula-wesi Selatan dan untuk petani kolam di Jawa Barat disediakan juga kredit yang berasal dari proyek perkreditan pedesaan. Kredit itu, yang disalurkan melalui BRI, juga disediakan untuk motorisasi dan pembangunan pabrik es.

Dalam rangka melindungi kegiatan para nelayan tradisional terhadap saingan yang tidak seimbang dari para pengusaha ka-pal trawl yang masih sering memasuki daerah penangkapan yang diperuntukkan bagi para nelayan tradisional, telah dikeluar-kan Keppres No. 39 Tahun 1980. Tujuan pokok dari Keppres ini adalah membatasi kegiatan trawl.

Pokok-pokok isi Keppres tersebut ialah :

a. Mulai tanggal 1 Oktober 1980 semua kegiatan penangkapan ikan yang menggunakan jaring trawl di perairan laut yang mengelilingi Jawa dan Bali dilarang;

VI/73

Page 87:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

b. Kapal perikanan yang menggunakan jaring trawl yang berdo-misili dan beroperasi di sekitar pulau Sumatera mulai tanggal 1 Januari 1981 dilarang beroperasi;

c. Mulai tanggal 1 Oktober 1980 di perairan di luar yang tersebut di a dan b diatas jumlah kapal perikanan yang menggunakan jaring trawl dikurangi sehingga sampai dengan tanggal 1 Juli 1981 jumlah seluruhnya tinggal 1.000 buah.

Tabel VI - 20 dan Grafik VI - 16 menggambarkan produksi perikanan laut dan perikanan darat. Secara keseluruhan selama tahun-tahun tersebut produksi perikanan rata-rata mengalami kenaikan sebesar 4,9% setiap tahunnya. Kenaikan rata-rata yang besar itu terutama merupakan akibat dari naiknya produksi per-ikanan laut. Selama tahun-tahun tersebut setiap tahun produksi perikanan laut rata-rata naik 5,3%, sedang produksi perikanan darat hanya naik 3,8%. Kenaikan produksi rata-rata per tahun ini ternyata belum mencapai sasaran Repelita III, dimana sa-saran kenaikan produksi rata-rata per tahun sebesar 5,8% untuk perikanan laut dan 8,5% untuk perikanan darat.

Dalam usaha meningkatkan pendapatan para nelayan dan pro-duksi perikanan laut selama ini juga diusahakan agar para ne-layan semakin banyak menggunakan perahu/kapal motor serta alat-alat penangkapan yang lebih produktip. Demikianlah, maka selama tahun-tahun terakhir ini jumlah perahu/kapal motor terus bertambah. Bersamaan dengan itu jumlah perahu tanpa motor semakin berkurang.

Dalam tahun 1982 jumlah perahu/kapal motor tercatat seba-nyak 59.600 buah, yang berarti kenaikan sebesar 22,6% diban-ding tahun sebelumnya yang berjumlah 48.600 buah. Pada tahun 1981 perahu tanpa motor ada 225.600 buah, sebaliknya pada tahun 1982 jumlah perahu tanpa motor ada 220.900 buah, yang berarti ada penurunan sebesar 2,1%. Meningkatnya penggunaan perahu motor tempel merupakan hasil kebijaksanaan yang di-tempuh Pemerintah.

Seperti telah dikemukakan di atas produksi perikanan da-rat selama tahun 1978 sampai dengan tahun 1982 setiap tahun juga meningkat. Hal itu disebabkan oleh meningkatnya produksi perikanan darat di perairan umum dan produksi usaha budidaya. Pada tahun 1982 produksi perikanan perairan umum telah menca-pai 265,0 ribu ton dan produksi usaha budidaya mencapai 233,0 ribu ton.

Volume ekspor hasil-hasil perikanan selama lima tahun terakhir ini rata-rata meningkat 9,4% setiap tahun. Seperti

VI/74

Page 88:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

TABEL VI - 20

PRODUKSI PERIKANAN,1977 - 1982(ribu ton)

Jenis Hasi1 1977 1978 1979 1980 19811) 19822)

Ikan laut 1.158 1.227 1.318 1.395 1.387 1.494

Ikan Darat 414 420 430 455 482 498

Jumlah : 1.572 1.647 1.748 1.850 1.869 1.992

1) Angka sementara2) Angka perkiraan

VI/75

Page 89:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

GRAFIK VI – 17

PRODUKSI PERIKANAN,1977 – 1982

Page 90:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

VI/76

Page 91:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

dapat diikuti pada Tabel VI - 21 dan Grafik VI - 17, ekspor ikan segar menunjukkan kenaikan rata-rata terbesar per tahun, yaitu 29,5%. Kemudian diikuti oleh kenaikan ekspor ubur-ubur yang rata-rata mencapai 16,0% setiap tahun. Ekspor udang be-sar/awetan, katak dan ikan hias masing-masing selama tahun-tahun itu rata-rata setiap tahunnya naik 1,5%, 14,4% dan 8,8%. Jadi penyebab utama naiknya volume ekspor hasil-hasil perikanan selama lima tahun yang lalu ialah naiknya ekspor ikan segar, ubur-ubur dan katak.

E. KEHUTANAN

Peningkatan usaha pengembangan industri pengolahan hasil-hasil hutan beserta usaha perluasan pasaran hasil-hasilnya merupakan kebijaksanaan utama dalam Repelita III di sub sek-tor Kehutanan. Di samping itu kebijaksanaan dalam Repelita III juga memberikan tekanan pada peningkatan usaha-usaha pe-lestarian, perlindungan, pengawetan dan pembinaan hutan serta penanggulangan tanah-tanah kritis dalam rangka usaha penyela-matan hutan, tanah dan air.

Dengan ditempuhnya kebijaksanaan tersebut sumbangan sub sektor kehutanan dalam memperluas kesempatan kerja dan mem-perbesar pendapatan negara selama lima tahun yang lalu sema-kin besar, karena selama tahun-tahun tersebut kegiatan-kegi-atan pengolahan hasil hutan dalam negeri semakin berkembang. Begitu pula sumbangannya dalam penerimaan devisa bagi negara.

Selanjutnya dengan semakin ditingkatkannya pelestarian, perlindungan, pengawetan dan pembinaan hutan dan sumber alam lainnya, pembangunan di sub sektor kehutanan semakin dapat mewujudkan harapan masyarakat untuk dapat menikmati fungsi-fungsi hutan sebagaimana mestinya. Dalam rangka pelaksanaan usaha-usaha pelestarian sumber alam tersebut, selama lima tahun yang lalu telah ditingkatkan hasil guna pembinaan dan pengawasan eksploitasi hutan, antara lain dengan jalan memper-ketat pemberian Hak Pengusahaan Hutan (HPH).

Produksi kayu bulat selama tahun 1978 sampai dengan tahun 1982 mengalami penurunan rata-rata 18,6% per tahun. Penurunan ini sesuai dengan kebijaksanaan Pemerintah dalam rangka pe-ngurangan/pengendalian ekspor kayu bulat dan meningkatkan ka-yu olahan. Sebagai salah satu akibat penurunan tersebut ekspor kayu bulat menurun rata-rata 28,4% per tahun. Persentase ekspor kayu bulat terhadap produksinya telah menurun dari 86,3% dalam tahun 1977 menjadi 53,7% dalam tahun 1982. Per-

VI/77

Page 92:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

TABEL VI - 21

VOLUME EKSPOR HASIL-HASIL PERIKANAN,1977 - 1982

(ton)

No. Jenis Komoditi 1977 1978 1979 1980 19811) 19822)

1. Udang Segar/Awetan 31.627 32.620 34.743 31.934 25.906 32.3002. Ikan segar 11.049 13.907 16.810 31.308 28.846 35.3003. Katak 1.980 2.325 2.657 1.612 2.748 3.0004. Ikan Hias 358 359 399 473 365 5005. Ubur-ubur (diasin ) 1.295 1.860 1.436 1.474 2.063 2.4006. Lainnya 11.201 12.414 12.219 11.904 25.182 16.500

Jumlah 57.510 63.485 68.264 78.705 85.110 90.000

1) Angka sementara2) Angka perkiraan

VI/78

Page 93:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

GRAFIK V I - 18

VOLUME EKSPOR HASIL - HASIL PERIKANAN 1977 - 1982

Page 94:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

VI/79

Page 95:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

(Lanjutan Grafik VI – 18)

VI/80

Page 96:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

(Lanjutan Grafik VI – 18)

VI/81

Page 97:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras
Page 98:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

kembangan produksi dan ekspor kayu bulat dapat dilihat pada Tabel VI - 22.

Selama tahun 1978 sampai dengan tahun 1982 produksi kayu jati rata-rata naik 0,1% setiap tahun. Produksi kayu jati tersebut sebagian besar terserap untuk memenuhi kebutuhan da-lam negeri. Selama tahun-tahun itu kayu jati yang diekspor mengalami penurunan dari 15,3% dalam tahun 1977 menjadi 1,8% dalam tahun 1982. Perkembangan produksi dan ekspor kayu jati dapat dilihat pada Tabel VI - 23.

Jenis-jenis kayu seperti meranti, ramin, agathis, jati, pulai dan kapur/keruing merupakan jenis-jenis kayu Indonesia yang mendapat pasaran yang mantap di luar negeri. Walaupun demikian pasaran berbagai jenis kayu yang lain masih perlu dikembangkan dan dipromosikan. Selama tahun 1978 sampai dengan tahun 1982 jenis kayu meranti masih selalu menempati tempat pertama dalam ekspor dan ekspor kayu kapur/keruing selalu menempati tempat kedua.

Pada Tabel VI - 24 dan Grafik VI - 18 dapat dilihat bahwa pada tahun 1978 volume ekspor kayu meranti meliputi 66% dari seluruh volume ekspor kayu dalam tahun tersebut. Selama tahun-tahun 1978-1982 volume ekspor kayu meranti setiap tahun rata-rata mencapai 60% dari seluruh ekspor kayu. Ekspor kayu kapur/keruing yang-menduduki tempat kedua, rata-rata meliputi 10,8% dari seluruh volume ekspor kayu.

Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Singapura dan Italia meru-pakan negara-negara pengimpor kayu dari Indonesia. Jepang me-rupakan negara pengimpor kayu Indonesia yang terbesar. Pada tahun 1980 ekspor kayu Indonesia ke Jepang mencapai 65,8% dari seluruh volume ekspor kayu pada tahun itu. Rata-rata ekspor kayu Indonesia ke Jepang setiap tahun meliputi 53,2% dari seluruh ekspor kayu Indonesia. Korea Selatan merupakan negara pengimpor kayu Indonesia yang kedua setelah Jepang, rata-rata impornya meliputi 17% dari seluruh ekspor kayu Indonesia.

Perkembangan ekspor kayu Indonesia ke berbagai negara se-lama tahun 1978 sampai dengan tahun 1982 dapat dilihat pada Tabel VI - 25 dan Grafik VI - 19. Pada tahun 1981 kedudukan Korea Selatan sebagai negara ke dua pengimpor kayu Indonesia diganti oleh Taiwan. Ekspor kayu Indonesia ke Taiwan pada ta-hun itu mencapai 21,1% dari seluruh volume ekspor pada tahun tersebut

VI/82

Page 99:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

TABEL VI – 22PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KAYU BULAT

(KAYU JATI DAN KAYU RIMBA),1977 - 1982

________________________1) Angka diperbaiki2) Angka sementara3) R.e. = round wood equivalent

TABEL VI -23PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KAYU JATI,

1977 - 1982

____________________1) Angka sementara2) R.e. = round wood equivalent

TABEL VI – 24PERKEMBANGAN EKSPOR KAYU MENURUT JENIS,

1977 – 1982(dalam terhadap seluruh volume ekspor kayu)

___________*) Angka sementara

VI/83

Page 100:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

GRAFIK VI – 19PERKEMBANGAN EKSPOR KAYU MENURUT JENIS,

1977 – 1982(terhadap seluruh ekspor kayu)

Page 101:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

VI/84

Page 102:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

Perkembangan produksi dan ekspor kayu olahan selama tahun 1978 sampai dengan tahun 1982 dapat dilihat pada Tabel VI-26 dan Grafik VI - 20. Sebagaimana tampak pada tabel tersebut ekspor kayu olahan negara kita rata-rata meningkat dengan 27,1% setiap tahun, sedangkan sasaran Repelita III hanya se-baser 4,64% setiap tahun. Perkembangan tersebut sesuai dengan kebijaksanaan Pemerintah untuk mengurangi ekspor kayu bulat dan meningkatkan ekspor kayu olahan.

Sebagaimana telah disinggung di atas, akhir-akhir ini pe-ngembangan industri hasil hutan dalam negeri dititik beratkan pada pengembangan industri pengolahan kayu. Kebijaksanaan itu bertujuan untuk membantu meningkatkan perluasan kesempatan kerja, memperoleh nilai tambah yang setinggi-tingginya dari setiap unit massa kayu yang diekspor dan memenuhi kebutuhan kayu olahan di dalam negeri dengan harga yang wajar. Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan tersebut setiap pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) diwajibkan pula untuk membangun in-dustri pengolahan kayu lapis untuk meningkatkan ekspor hasil hutan dalam bentuk jadi dan setengah jadi.

Dengan adanya kebijaksanaan tersebut perkembangan industri hasil hutan meningkat dengan pesat. Pada tahun 1977 industri penggergajian yang mencapai tahap berproduksi berjumlah 82 unit, konstruksi 18 unit dan tahap aplikasi 50 unit dan kapasitas seluruhnya 4,4 juta m3. Pada tahun 1982 industri penggergajian yang telah mencapai tahap produksi berjumlah 264 unit, konstruksi 27 unit dan aplikasi 102 unit, sedangkan kapasitasnya mencapai 11,2 juta m3.

Perkembangan industri kayu lapis juga meningkat dengan pesat, terutama sejak adanya kebijaksanaan pengurangan ekspor kayu bulat/gelondongan pada tahun 1980. Pada tahun 1977 in-dustri kayu lapis yang mencapai tahap berproduksi berjumlah 12 unit, tahap aplikasi 13 unit dan kapasitasnya 0,9 juta m3. Pada tahun 1982 yang telah mencapai tahap berproduksi 54 unit, konstruksi 46 unit dan tahap aplikasi 72 unit dan kapasitas produksinya mencapai 8,3 juta m3.

Perkembangan Industri Hasil Hutan selama tahun 1978 sampai dengan tahun 1982 dapat diikuti pada Tabel VI - 27. Di samping industri hasil hutan yang dibangun dan dikelola oleh pemegang HPH dewasa ini juga terdapat industri penggergajian rakyat sebanyak 1.510 unit dengan kapasitas 3,8 juta m3.

Perkembangan pengusahaan hutan selama tahun 1978 sampai dengan tahun 1982 dapat dilihat pada Tabel VI - 28 dan Grafik

VI/85

Page 103:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

TABEL VI - 25

PERKEMBANGAN EKSPOR KAYU INDONESIA KE BERBAGAI NEGARA TUJUAN,1977 - 1982

(dalam % terhadap s e l u r u h volume ekspor kayu)

Negara tujuan 1977 1978 1979 1980 1981 19822)

1. Jepang 47,9 45 ,7 48,9 6 5 , 8 57 ,0 54 ,22. Korea S e l a t a n 24,4 25,7 22 ,8 13,7 7 , 2 8 , 3

3 . Taiwan 17,0 16,9 13,2 10,3 21,1 15,0

4. Singapura 5 ,7 6 , 9 7 , 2 4 ,5 6 , 9 8 , 75 . I t a l i a 2) 1,5 2 , 8 5 , 2 3 , 5 0 , 2 3,1

6. L a i n - l a i n 3,5 2 ,0 2,7 2 , 2 7,6 10,7

1) Angka sementara2) Termasuk ekspor ke Eropa l a in ny a

TABEL VI - 26

PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KAYU OLAHAN 1) ,1977 - 1982

Uraian Satuan 1977

Produksi ribu m3 630,5

Ekspor r i b u m3 594,2

1978 1979 1980 1981 19822)

1.681,1 3 .8 19 ,6 2 .7 29 ,5 3 . 4 4 8 , 8 -

8 3 9 ,0 1.413,6 1.401,0 1 .807 ,7 1.766,3

1) Termasuk kayu g e r g a j i a n dan kayu l a p i s2) Angka s a n g a t sementara

VI/86

Page 104:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

GRAFIK – 20 PERKEMBANGAN EKSPOR KAYU INDONESIA KE BERBAGAI NEGARA TUJUAN,

1977 – 1982(terhadap seluruh volume ekspor kayu)

VI/87

Page 105:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

GRAFIK VI - 21

PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KAYU OLAHAN, 1977 – 1982

VI/88

Page 106:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

TABEL VI - 27

PERKEMBANGAN INDUSTRI HASIL HUTAN TIDAK TERMASUKINDUSTRI PULP DAN KERTAS,

1977 - 1982

VI/89

Page 107:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

VI - 22. Dari tabel tersebut tampak bahwa perusahaan-perusa-haan yang mendapat Surat Keputusan Hak Pengusahaan Hutan sam-pai Juni tahun 1982 telah berjumlah 518 unit. Di antara per-usahaan-perusahaan itu yang merupakan perusahaan nasional ada 453 unit. Investasinya berjumlah US$ 1.518,6 juta ditambah Rp.17.738,8 juta dan luas areal yang diusahakan meliputi 44.254.400 ha. Sedangkan yang merupakan perusahaan-perusahaan patungan ada 55 unit dengan investasi sebesar US $ 241,1 juta ditambah Rp 1.634,3 juta dan luas areal yang diusahakan meli-puti 6.273.750 ha. Sedangkan yang merupakan "straight invest-ment" ada 10 unit dengan investasi US 59,7 juta dan luas usa-ha meliputi areal seluas 1.661.000 ha.

F. PETERNAKAN

Dalam Repelita III pembangunan peternakan ditujukan untuk meningkatkan produksi hasil-hasil ternak, meningkatkan popu-lasi ternak dan meningkatkan mutu genetik ternak. Adapun tu-juan lainnya ialah meningkatkan pendapatan peternak dan mem-perluas kesempatan kerja.

Untuk mencapai tujuan tersebut dalam Repelita III ditem-puh kebijaksanaan meningkatkan penyuluhan kepada peternak, meningkatkan pengamanan ternak, meningkatkan penyediaan/pe-nyebaran bibit ternak dan meningkatkan produksi dan distri-busi ransuman serta pengadaan obat-obatan dan vaksin.

Kalau sampai akhir Repelita II populasi ternak terus me-nurun, dalam Repelita III populasi ternak dan unggas kecuali kuda meningkat secara berarti. Perkembangan populasi ternak dan unggas periode 1978 - 1982 dapat dilihat pada Tabel VI - 29 dan Grafik VI - 23.

Ayam kampung yang pada tahun 1978 berjumlah 109 juta ekor pada tahun 1982 telah menjadi 140 juta. Dengan perkataan lain selama lima tahun itu populasi ayam kampung rata-rata per ta-hun meningkat dengan 6,6%. Populasi ayam ras petelur per ta-hun meningkat dengan 52,3%, sehingga selama lima tahun terse-but jumlahnya meningkat dari 6 juta ekor pada tahun 1978 men-jadi 26 juta ekor pada tahun 1982. Peningkatan populasi ayam tersebut terutama disebabkan oleh dilaksanakannya Bimas dan adanya pertumbuhan yang besar dalam usaha-usaha peternakan.

Dalam rangka pemerataan pembangunan pertumbuhan usaha-usaha peternakan ayam yang besar ini agak dihambat. Dalam hubungan itu telah dikeluarkan Keppres No. 50 Tahun 1981 ten-tang pembinaan usaha peternakan ayam, yang mengatur jumlah

VI/90

Page 108:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

TABEL VI - 28

PERKEMBANGAN PENGUSAHAAN HUTAN,1977 - 1982(unit usaha)

Jenis dan sifat usaha 1977 1978 1979 1980 1981 1982*)

Perusahaan yang t e l a hmendapat S u ra t KeputusanHak Pengusahaan Hutan(SK - HPH)

246 301 391 433 453 453a . Nasional

b. Joint Enterprise 65 69 60 60 65 55

c . Straight investment 13 12 11 10 - 10

Jumlah : 324 382 462 503 518 518

* ) Angka pada bulan Juni 1982

VI/91

Page 109:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

GRAFIK VI - 22PERKEMBANGAN PENGUSAHAAN HUTAN,

1977 - 1982

VI/92

Page 110:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

TABEL VI - 29

POPULASI TERNAK, 1977 - 1982 ( r i b u e k o r )

No. Jenis Ternak 1977 1978 1979 1980 1981 1 ) 19822 )-

1. Sapi 6.217 6 .330 6.362 6.440 6.516 6.594

2. Sapi perah 91 93 94 103 113 140

3. Kerbau 2.292 2.312 2.432 2.457 2 .488 2.513

4. Kambing 7.232 8.051 7.659 7.691 7.790 7.891

5 . Domba 3.304 3.611 4.071 4.124 4.177 4.231

6 . Babi 2.979 2.902 3.183 3.155 3.364 3 .58 7

7 . Kuda 659 615 596 616 637 658

8 . Ayam Kampung 101.686 108.916 114.350 126.310 132.878 139.787

9 . Ayam Ras p e t e l u r 5.807 6.071 7.007 22.940 24 .568 26.312

10. Ayam Raspedaging /bro i le r - - - 25.462 28.110 31.033

11. I t i k 16.032 17.541 18.089 21.078 22.426 23.861

1) Angka sementara2) Angka p e r k i r a a n

VI/93

Page 111:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

GRAFIK VI - 23

POPULASI TERNAK,

1977 – 1982

VI/94

Page 112:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

(Lanjutan Grafik VI – 23)

VI/95

Page 113:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

(Lanjutan Grafik VI – 23)

VI/96

Page 114:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

( Lanjutan Grafik VI - 23 )

VI/97

Page 115:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

(Lanjutan Grafik VI – 23)

VI/98

Page 116:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

( Lanjutan Grafik VI – 23)

VI/99

Page 117:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras
Page 118:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

ternak maksimal yang diperkenankan dikelola oleh satu peter-nakan. Dengan diterbitkannya Keppres itu diharapkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya di antara para peternak ayam akan berjalan dengan lebih cepat dan lebih baik.

Meningkatkan kelahiran, menekan kematian dan mengendali-kan pemotongan, terutama pemotongan ternak betina, disertai kebijaksanaan impor ternak bibit dan penyebaran/pemindahan ternak ke daerah transmigrasi, merupakan langkah-langkah lain yang telah ditempuh dan telah menghasilkan peningkatan popu-lasi ternak. Peningkatan pembibitan hijauan makanan ternak, peningkatan ketrampilan petugas Pemerintah pengelola peter-nakan, baik di pusat maupun di daerah, dan peningkatan ke-trampilan para petani peternak, juga, merupakan usaha-usaha yang telah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan populasi ternak.

Produksi daging, telur dan susu masing-masing selama ta-hun 1978 sampai dengan tahun 1982 rata-rata mengalami kena-ikan sebesar 6,2%, 19,1% dan 14,6% setiap tahun, sedangkan perkiraan Repelita III untuk masing-masing adalah 4,7%, 6,6% dan 9,6% .

Daging sapi merupakan bagian terbesar dari seluruh daging yang dihasilkan di dalam negeri. Dari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, te-lur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras.

Kegiatan-kegiatan intensifikasi, ekstensifikasi dan di-versifikasi selama lima tahun yang lalu juga telah dilaksana-kan dalam rangka usaha meningkatkan produksi ternak. Inten-sifikasi dilakukan dengan jalan Panca Usaha Ternak Potong (PUTP), Bimas Ayam, Pengembangan Usaha Sapi Perah (PUSP) dan melalui 'Rural Credit Project' (RCP). Pelaksanaannya diwujud-kan dalam bentuk penyediaan paket kredit bags para peternak yang diberikan dalam bentuk bibit, makanan ternak, obat-obat-an dan, sebagian kecil, dalam bentuk uang tunai. Kredit dibe-rikan dengan syarat ringan disertai dengan bimbingan dalam pengelolaan ternak dan dalam pemasaran hasil kepada para pe-nerimanya.

Diversifikasi diwujudkan dalam bentuk dorongan untuk me-ngusahakan peternakan yang beraneka ragam. Usaha diversifika-si akan membantu meningkatkan persediaan hasil ternak. Sedang-kan kegiatan ekstensifikasi dilakukan di daerah-daerah yang

VI/100

Page 119:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

TABEL VI - 30

PRODUKSI DAGING, TELUR DAN SUSU,1977 – 1982

J e n i s Produksi Satuan 1977 1978 1979 1980 19811) 19822)

Daging r i b u ton 467,7 475 486 571 596 629

Telur r i b u ton 131,4 151 164 259 275 297

Susu j u t a l i t e r 60 ,7 62 72 78 86 117

1) Angka sementara2) Angka p e r k i r a a n

TABEL VI - 31

JUMLAH TENAGA PENYULUH, INSEMINATOR DAN VAKSINATOR,

1977 - 1982(orang)

Je n i s Tenaga 1977 1978 1979 1980 19811) 19822)

1. SMS/PPS3) 248 248 348 348 368 368

2. PPL dan de mon s t r a to r 463 463 655 804 936 936

3. Kader Pe t e rn ak 2.694 2.694 2.754 2.754 2.754 2.754

4 . Insemina tor 262 295 335 335 391 391

5. L a b o ra to r iDiag no s t ik 153 205 205 260 312 312

6. Vak s ina tor 1.025 1.130 1.130 1.130 1.130 1.130

1) Angka sementara2) Angka perkiraan3) SMS/PPS = Su bje c t Matter S p e c i a l i s t /

Penyuluh Peternakan S p e s i a l i s

VI/101

Page 120:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

GRAFIK VI – 24JUMLAH TENAGA PENYULUH, INSEMINATOR DAN VAKSINATOR,

1977 – 1982

VI/102

Page 121:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

(Lanjutan grafik VI – 24)

Page 122:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

VI/103

Page 123:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

( Lanjutan grafik VI - 24 )

VI/104

Page 124:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

masih jarang penduduknya dan dikaitkan dengan usaha-usaha pe-ngembangan daerah transmigrasi dan pemukiman kembali.

Dalam menunjang kegiatan-kegiatan intensifikasi, eksten-sifikasi dan diversifikasi, penyediaan sarana penyuluhan se-perti tenaga penyuluh, inseminator dan vaksinator masih terus ditingkatkan, seperti tampak pada Tabel VI - 31 dan Grafik VI - 24. Dalam tahun 1982 jumlah tenaga-tenaga tersebut tidak dilakukan penambahan karena untuk sementara jumlah masing-ma-sing tenaga tersebut sudah dianggap cukup. Penyebaran bibit ternak dengan sistem kredit dapat dilihat pada Tabel VI - 32 dan Grafik VI - 25.

Perluasan kegiatan Inseminasi Buatan (IB) dan penyediaan pejantan dengan mutu genetik yang lebih baik selama ini meru-pakan usaha utama dalam rangka meningkatkan kelahiran ternak. Dengan demikian digiatkannya usaha tersebut maka semakin ba-nyak semen beku yang dibutuhkan. Dalam tahun 1981/82, misal-nya, telah didistribusikan sebanyak 250.339 dosis semen beku untuk inseminasi.

Meningkatnya permintaan daging di dalam negeri beberapa tahun belakangan ini mengakibatkan volume ekspor ternak terus menurun. Bahkan sejak tahun 1978 tidak ada lagi ekspor ternak kerbau dan sapi. Di samping itu permintaan kulit dan tulang/ tanduk di dalam negeri juga meningkat. Akibatnya volume ekspor kulit dan tulang/tanduk juga menurun kecuali ekspor kerbau yang pada tahun 1982 meningkat dengan cukup berarti, seperti yang ditunjukkan oleh Tabel VI - 33 dan Grafik VI - 26.

G. PENGAIRAN

Pembangunan pengairan mempunyai peranan yang penting se-kali. Pembangunan pengairan meliputi segala kegiatan dan ke-bijaksanaan yang diarahkan untuk meningkatkan dan mengembang-kan sumber-sumber air. Pembangunan pengairan dilaksanakan agar sumber air yang ada selalu dapat dikelola dan dimanfaat-kan dengan hasilguna dan dayaguna yang setinggi-tingginya, terutama untuk menunjang pembangunan sektor pertanian, khu-susnya dalam usaha meningkatkan produksi pangan. Di samping itu pembangunan pengairan juga bertujuan untuk mengamankan daerah pemukiman dan daerah produksi pangan terhadap bencana banjir, untuk menunjang pembangunan industri dan untuk men-jamin air baku yang memenuhi syarat-syarat kesehatan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, baik di pedesaan maupun di kota-kota.

VI/105

Page 125:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

TABEL VI - 32PENYEBARAN BIBIT TERNAK,1977 - 1982(ekor)

No. Jenis Ternak 1977

1978 1979 1980 19811) 19822)

1. Sapi 8.718

14.812 18.471 29.167 39.045 34.8802. Kerbau 1.40

01.665 1.335 2.759 2.946 2.745

3. Kambing/Domba - 905 821 2.188 2.471 4.125

4. Kuda 800 - 2.122 2.272 - -

5. Babi - - 140 395 - -

1) Angka sementara2) Angka perkiraan

VI/ 106

Page 126:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

TABEL VI - 33

VOLUME EKSPOR HASIL - HASIL TERNAK,

1977 - 1982(ton)

J e n i s Hasil Ternak 1977 1978 1979 1980 19811) 19822)

Ku l i t :

Sapi 1.104,0 1.410,3 2 .1 4 7 . 9 402,2 622,6 418,1

Kerbau 151 120,6 144,2 19,3 2 , 8 4,1

Kambing 2.294,1 2.294,1 2 .6 02 ,7 2 .3 32 ,6 3 . 5 5 8 , 0 1 .888 ,2

Domba 933,0 1.007,6 89 3 ,7 564,1 78 4 .3 55 7 ,6Tulang dan Tanduk 8 .0 0 0 7 . 8 7 9 , 0 9 .2 01 ,4 5.190,1 4 .4 6 0 , 8 1.467,1

1) Angka sementara2) Angka sampai dengan bu lan Agus tus

VI/107

Page 127:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras
Page 128:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

GRAFIK VI – 25PENYEBARAN BIBIT TERNAK,

1977 – 1982

VI/108

Page 129:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

(Lanjutan Grafik VI – 25)

VI/109

Page 130:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

(Lanjutan Grafik VI – 25)

VI/110

Page 131:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

Program pembangunan pengairan selama lima tahun yang lalu mencakup kegiatan-kegiatan perbaikan dan peningkatan irigasi yang sudah ada, pembangunan jaringan irigasi baru, reklamasi daerah rawa dan penyelamatan hutan, tanah dan air. Kegiatan-kegiatan pokok tersebut ditunjang dengan kegiatan-kegiatan penelitian, survai, penyelidikan dan perancangan pengembangan sumber-sumber air, termasuk air tanah. Seperti tampak dalam Tabel VI - 34 dan Grafik VI - 27 selama ini kegiatan-kegiatan pembangunan pengairan telah berhasil memperluas daerah peng-airan potensial dari 4,2 juta ha pada akhir tahun 1977 men-jadi 4,6 juta ha pada akhir tahun 1980.

Tabel VI - 35 menunjukkan hasil pelaksanaan program-pro-gram pengairan selama tahun 1977/78 sampai dengan tahun 1982-/83. Dari tabel tersebut tampak bahwa sejak tahun 1978/79 sampai dengan tahun 1982/83 telah dilaksanakan perbaikan dan peningkatan irigasi yang meliputi areal seluas 348.168 ha, pembangunan jaringan irigasi baru yang meliputi areal seluas 424.335 ha, pembangunan daerah rawa yang meliputi areal seluas 392.542 ha, dan pengaturan pengamanan sungai dan penanggulangan akibat bencana alam gunung berapi yang meliputi are-al 377.659 ha.

Sebagai hasil dari pembangunan jaringan irigasi baru maka sawah tadah hujan menjadi sawah berpengairan dan tanah kering ataupun yang belum menjadi tanah pertanian (tanah alang-alang, tanah kosong dan tanah hutan) menjadi sawah berpengairan. Yang terakhir ini tidak saja menyebabkan bertambah luasnya areal sawah berpengairan, melainkan juga menyebabkan bertambah luasnya tanah pertanian, khususnya sawah. Perluasan lahan pertanian juga diperoleh dari reklamasi rawa pasang surut dan non pasang surut.

Dalam usaha memanfaatkan jaringan prasarana pengairan yang ada secara optimal maka pembangunan jaringan tarsier te-rus ditingkatkan. Sampai dengan tahun 1982/83 telah dibangun areal seluas 1.239.666 ha, yang berarti telah dicapai lebih dari dua kali perkiraan Repelita III. Di samping itu telah dibentuk Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) yang berfungsi dan berkewajiban memanfaatkan air seoptimal mungkin di ting-kat usaha tani dan mengelola serta memelihara jaringan ter-sier yang telah dibangun.

Dalam rangka pemantapan pengaturan, pengamanan serta pe-ngembangan sungai, selama tahun 1978/79 antara lain juga di-tingkatkan kegiatan pengamanan daerah-daerah produksi perta-nian dan padat penduduk terhadap banjir.

VI/111

Page 132:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

TABEL VI - 34

PERKEMBANGAN LUAS DAERAH PENGAIRAN POTENSIAL,*)1977 - 1980(dalam ha)

Daerah 1977 1978 1979 1980

Jawa 2.557 .360 2.581.110 2.611.963 2 .656 .317

Luar Jawa 1.673.058 1.775.459 1.834.013 1.909.079

Indones i a 4 .230 .418 4.356 .569 4.445 .976 4 .565 .396

*) Yang d i k e l o l a oleh Departemen Pekerjaan Umum

VI/112

Page 133:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

GRAFIK VI - 26VOLUME EKSPOR HASIL-HASIL TERNAK,

1977 - 1982

Kulit Sapi

VI/113

Page 134:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

(Lanjutan Grafik VI – 26)

VI/114

Page 135:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

(Lanjutan Grafik VI – 26)

VI/115

Page 136:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

GRAFIK VI - 27PERKEMBANGAN LUAS DAERAH PENGAIRAN POTENSIAL,

1977 - 1980

Page 137:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

VI/116

Page 138:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

Di bawah ini selanjutnya akan diuraikan secara lebih ter-perinci gambaran mengenai pelaksanaan program-program peng-airan sejak tahun 1978/79 sampai dengan tahun 1982/83 Repe-lita III.

1. Program Perbaikan dan Peningkatan Irigasi

Perbaikan dan peningkatan jaringan irigasi dalam Repelita III direncanakan meliputi areal seluas 536.000 ha. Sejak ta-hun 1978/79 sampai dengan tahun 1982/83 pelaksanaan program itu telah menghasilkan rehabilitasi dan peningkatan kemampuan jaringan irigasi yang meliputi areal seluas 348.168 ha. Per-kembangan itu dapat dilihat dalam Tabel VI - 35.

Untuk melengkapi jaringan irigasi yang telah selesai di-rehabilitasi juga telah dilaksanakan pengembangan jaringan tersier yang dapat mengairi areal seluas 636.000 ha. Selan-jutnya proyek-proyek prosida, seperti Cisadane, Ciujung, Sedeku, Pemali Comal dan Pekalen Sampean telah menyelesaikan rehabilitasi jaringan utama yang direncanakan, kecuali Cire-bon, Madiun dan Sadang. Kegiatan lain yang masih akan dilan-jutkan adalah pembuatan jaringan tersier dan saluran-saluran drainase (pembuang). Di samping itu kegiatan rehabilitasi ja-ringan utama dan pengembangan jaringan tersier, di lingkungan Proyek Irigasi Jatiluhur yang mencakup areal seluas 341.000 ha, termasuk pembangunan jaringan irigasi baru seluas 15.000 ha, telah mendekati penyelesaian.

2. Program Pembangunan Jaringan Irigasi Baru

Dalam Repelita III direncanakan pembangunan jaringan iri-gasi baru yang meliputi areal seluas 700.000 ha, terdiri dari pembangunan irigasi sedang kecil, sederhana, tersier dan ja-ringan irigasi khusus. Sejak tahun 1978/79 sampai dengan ta-hun 1982/83, dengan terlaksanakannya program ini luas lahan beririgasi telah berhasil ditambah dengan 424.335 ha. Dari Tabel VI - 35 dapat dilihat perkembangan luas areal yang te-lah dibuka melalui pelaksanaan program ini.

Dalam Repelita III proyek-proyek irigasi sedang kecil dan sederhana diberi prioritas utama. Tujuan pembangunan irigasi sedang kecil dan sederhana ialah menghasilkan bangunan-ba-ngunan irigasi yang sudah dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu sekitar 1 sampai 3 tahun. Di samping itu pelaksanaan proyek ini juga dimaksudkan untuk menjangkau daerah-daerah produksi yang lokasinya terpisah-pisah dan masing-masing ter-pencil.

VI/117

Page 139:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

TABEL VI - 35HASIL PELAKSANAAN PROGRAM-PROGRAM PENGAIRAN,

1977/78 - 1982/83(luas areal dalam ha)

Program 1977/78 1978/79 1979/80 1980/811) 1981/821) 1982/832)

1. Perbaikan dan Peningkatan Irigasi 112.015 84.833 75.717 88.281 69.624 29.713

2. Pembangunan Jaringan Irigasi Baru 41.157 112.144 110.875 100.272 77.837 23.207

3. Pengembangan Daerah Rawa 27.246 83.244 70.832. 107.576 103.365 27.525

a. Proyek Pasang Surut (24.196) (75.041) (53.807) (83.590) (78.521) (16.529)b. Proyek Pengembangan Daerah Rawa (3.050) (8.203) (17.025) (23.986) (24.844) (10.996)

3. Penyelamatan Hutan, Tanah dan Air 103.238 65.663 78.953 120.375 75.473 37.195

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara

VI/118

Page 140:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan prasarana irigasi baru yang besar yang memerlukan penanganan yang khusus telah dipersiapkan proyek-proyek khusus. Proyek-proyek itu antara lain meliputi proyek irigasi Krueng Jrue, Gumbasa, Kedu Se-latan, Kali Progo, Krueng Baro, Jambu Aye-Langkahan, Batang Gadis, Panti Rao, Belitung, Way Jepara, Way Umpu/Pengubuan, Ciletuk-Cilandak, Lodoyo, Kali Progo, Dumoga, Teluk Lada dan Semboja.

Dalam mengusahakan agar jaringan irigasi yang sudah diba-ngun dapat segera dimanfaatkan, selama tahun 1978/79 - 1982/-83 telah diselesaikan pembuatan jaringan tarsier untuk areal seluas 833.666 ha.

Di bawah ini disajikan gambaran singkat mengenai hasil pelaksanaan dari beberapa proyek irigasi khusus :

a. Proyek Irigasi Dumoga di Sulawesi Utara.Pelaksanaan proyek ini meliputi kegiatan pembangunan ja-ringan saluran utama dan jaringan saluran tarsier, yang seluruhnya diharapkan akan dapat mengairi areal sawah se-luas 13.572 ha, dan direncanakan akan selesai pada tahun 1985. Jaringan utama dan tarsier yang pembangunannya telah dapat diselesaikan sampai dengan tahun 1982/83 masingmasing diperkirakan meliputi areal seluas 7.515 ha dan 5.847 ha.

b. Proyek Irigasi Krueng Jrue di Aceh.Apabila telah selesai areal seluas 10.555 ha diperkirakan akan dapat diairi oleh proyek ini. Sampai dengan tahun 1982/83 telah diselesaikan jaringan yang meliputi areal seluas sekitar 3.500 ha.

c. Proyek Irigasi Kali Progo di Yogyakarta.Proyek irigasi Kali Progo meliputi kegiatan-kegiatan pem-bangunan irigasi baru, rehabilitasi jaringan yang sudah ada dan pembangunan jaringan saluran tarsier. Proyek ini mencakup pembangunan saluran drainase dan pengaturan pen-cegahan banjir Kali Progo dan Kali Opak. Pembangunan dan rehabilitasi jaringan yang telah diselesaikan sampai dengan tahun 1982/83 diperkirakan meliputi areal seluas 19.615 ha dan jaringan tarsier seluas 20.451 ha.

d. Proyek Irigasi Way Jepara di Lampung.Proyek ini meliputi pembangunan jaringan saluran utama, jaringan saluran tarsier dan pencetakan sawah yang selu-ruhnya mencakup areal seluas 8.481 ha. Pada tahun 1982/83

VI/119

Page 141:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

proyek ini telah selesai pelaksanaannya. Selanjutnya akan dikembangkan pula jaringan irigasi di Way Curup yang akan dapat mengairi areal seluas 1.800 ha.

3. Program Pengembangan Daerah Rawa

Pelaksanaan program pengembangan daerah rawa selama Repe-lita III direncanakan akan memberikan areal reklamasi pasang surut seluas 400.000 ha dan reklamasi rawa seluas 135.000 ha. Program ini meliputi proyek-proyek pengembangan pengairan pa-sang surut di Riau, Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan/Tengah dan proyek-proyek reklamasi rawa di daerah-daerah Aceh, Sumatera Utara, Sumate-ra Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.

Pelaksanaan program pengembangan daerah rawa sampai dengan akhir tahun 1977/78 telah memperluas areal pertanian di daerah rawa dan pasang surut sehingga menjadi 215.829 ha. Sampai dengan tahun 1982/83 sebagai hasil dan pelaksanaan program itu areal pertanian di daerah rawa dan pasang surut bertambah dengan 392.542 ha. Demikianlah maka dengan pelaksanaan program ini di daerah rawa dan pasang surut telah berhasil dikembangkan areal pertanian seluas 608.371 ha.

4. Program Penyelamatan Hutan, Tanah dan Air

Program penyelamatan hutan, tanah dan air merupakan salah satu program penunjang pembangunan pengairan yang ditujukan untuk mengamankan daerah produksi, daerah pemukiman yang padat penduduk dan jalur-jalur pengangkutan terhadap gangguan bencana banjir. Tambahan pula program itu juga dimaksudkan untuk mengamankan sungai-sungai yang merupakan sumber-sumber air bagi jaringan irigasi yang sudah ada. Usaha yang dilakukan berkenaan dengan pelaksanaan program itu ialah pengaturan dan pengamanan sungai, yang kegiatannya meliputi pengerukan dasar sungai, perluasan aliran , pembuatan sudetan, perlindungan dan perluasan tebing, pembuatan tanggul, pembuatan sa-luran banjir, pembuatan pintu-pintu banjir dan lain-lainnya.Di samping itu terhadap pengamanan terhadap banjir diusahakan juga penyediaan bahan-bahan, peralatan dan tenaga. Selanjutnya juga diselenggarakan latihan-latihan baik bagi penduduk setempat maupun bagi tenaga-tenaga yang khusus bertugas me-ngendalikan banjir.

Program pengaturan dan pengamanan sungai dalam Repelita III diperkirakan akan meliputi areal seluas sekitar 770.000

VI/120

Page 142:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

ha. Selama periode 1978/79 sampai 1982/83 realisasi pelaksa-naannya meliputi areal seluas kira-kira 377.659 ha. Dalam program itu ada proyek-proyek pengaturan dan pengamanan sungai yang dikelola secara khusus. Proyek-proyek itu meliputi Be-ngawan Solo, Cimanuk, Citanduy, Sisanggarung, Sungai Arakun-do, Wampu Ular, Kali Brantas dan Pengendalian Banjir Jakarta. Di samping untuk pengendalian banjir, proyek itu juga dimak-sudkan untuk menunjang sektor industri, seperti untuk pemba-ngunan tenaga listrik, untuk penyediaan air bagi keperluan industri dan untuk mengamankan daerah produksi pertanian. Wa-duk Gajah Mungkur di Bengawan Solo yang dimaksudkan untuk tu-juan tersebut di atas pada tahun 1982/83 telah selesai pem-bangunannya dan sudah mulai berfungsi. Di samping itu, antara tahun 1979/80 sampai tahun 1982/83 telah selesai dibangun waduk-waduk Parang Joho (Bengawan Solo Hulu dari Wonogiri), Widas (Brantas, Jawa Timur) dan Sempor (Jawa Tengah). Adapun yang sedang dikerjakan adalah Wadas Lintang.

Dalam rangka menanggulangi bencana alam akibat gunung berapi, seperti Gunung Merapi, Gunung Kelud, Gunung Semeru dan Gunung Agung, agar terhindar dari bahaya tanah longsor, sela-ma ini telah dilakukan kegiatan-kegiatan seperti pembuatan kantong-kantong pasir dan penguatan tebing. Khusus berkenaan dengan terjadinya bencana Gunung Galunggung, dalam tahun 1982/83 telah dilaksanakan kegiatan yang diperlukan untuk me-nanggulangi malapetaka yang diakibatkannya.

H. PENELITIAN PERTANIAN DAN PENGAIRAN

1. Penelitian Pertanian

Pembangunan pertanian yang terus meningkat memerlukan du-kungan penelitian untuk mendapatkan berbagai alternatip dalam usaha mempercepat tercapainya tujuan yang telah ditentukan. Hasil-hasil penelitian yang telah dicapai dalam tahun 1978/79 sampai dengan tahun 1982/83 adalah:

a. Dalam bidang penelitian pangan telah dihasilkan tiga varitas padi unggul, yaitu PB 50, PB 52 dan PB 54. Di samping itu telah dihasilkan pula varitas padi yang dibe-ri nama Cipunegara, Barito, Kruang Aceh dan Batang Agam. Khusus dalam penelitian palawija telah dihasilkan satu varitas unggul jagung yang diberi nama Parikesit. Selain itu telah dihasilkan juga varitas unggul ubi, di antara-nya varitas ubi kayu Adir yang mempunyai potensi produksi 30 - 35 ton/ha dengan kandungan karbohidrat sebesar 41,0 - 45,0% dan beberapa varitas unggul kedele.

VI/121

Page 143:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

TABEL VI - 36

PERKEMBANGAN KUMULATIF HASIL PELAKSANAANPROGRAM-PROGRAM PENGAIRAN,1)

1977/78 - 1982/83

Jenis Program 1977/78 1978/79 1979/80 1980/812) 1981/822) 1982/833)

1. Perkembangan dan Peningkatan Irigasi 1.379.080 1.463.913 1.539.630 1.634.317 1.703.941 1.727.248

2. Pembangunan Jaringan Irigasi Baru 405.044 517.188 628.063 729.964 807.801 829.379

3. Pengembangan Daerah Rawa 215.829 299.073 369.905 477.875 581.240 608.371

4. Penyelamatan Hutan, Tanah dan Air 657.928 723.591 802.544 922.919 998.392 1.035.587

1) Sejak awal Repelita I sampai dengan akhir tahun fiskal yang bersangkutan

2) Angka diperbaiki3) Angka Sementara

VI/122

Page 144:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

b. Dalam bidang hortikultura telah diketemukan cara pembe-rantasan penyakit Citrus Phloem Degeneration (CVPD) dan cara baru untuk mempercepat perbanyakan bibit nenas, pe-muliaan bibit durian, pengecambahan bibit duku dan umbi belah pada pisang. Di samping itu telah diketemukan pula suatu cara pengepakan dan penyimpanan buah-buahan yang lebih baik dari cara-cara yang telah diketahui sebelumnya.

c. Penelitian di bidang peternakan telah menemukan jenis vaksin pencegahan dan pemberantasan penyakit ngorok pada sapi dengan kekebalan yang lebih lama melalui pemberian dosis pengobatan yang lebih rendah, dan cara penggunaan yang lebih mudah, dari pada jenis-jenis vaksin yang telah diketahui sebelumnya.

d. Penelitian dalam bidang perikanan telah menemukan sumber-sumber potensi baru untuk peningkatan penangkapan dan un-tuk pendugaan potensi sumberdaya perikanan laut. Dalam penelitian itu telah digunakan metoda akustik yang biaya-nya lebih murah dan pelaksanaannya lebih cepat.

e. Penelitian di bidang perkebunan yang dilaksanakan dalam rangka peningkatan produksi terutama meliputi hasil perkebunan penting, seperti karet, kelapa sawit, coklat, tebu, kelapa, tembakau dan cengkeh. Penelitian yang telah dilakukan itu antara lain telah menghasilkan penemuan berbagai klon unggul karet, seperti PR 300 dan PR 261, dan penemuan jenis Kelapa Baru (KB)) I.

f. Penelitian di bidang kehutanan telah menghasilkan sejum-lah pedoman pengenalan jenis pohon ekspor dan menemukan jenis tanaman yang cocok untuk reboisasi, penghijauan dan rehabilitasi padang alang-alang. Misalnya, dari 259 jenis botanis kayu perdagangan Indonesia, telah diteliti sifat-sifatnya secara lengkap sebanyak 150 jenis dan dalam usa-ha perbaikan mutu kayu ekspor telah disusun klasifikasi keawetan 91 jenis kayu serta pengenalan sifat veneer dasn kayu lapis yang dibuat dari 141 jenis kayu.

2. Penelitian Pengairan

Dalam rangka menunjang pelaksanaan program penelitian di bidang pengairan selama tahun 1978/79 sampai dengan tahun 1982/83 telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan penelitian yang, antara lain, meliputi: kegiatan-kegiatan survai dan penyeli-dikan yang diperlukan dalam rangka mempersiapkan perencanaan teknis bangunan pengairan, perencanaan pengembangan wilayah

VI/123

Page 145:  · Web viewDari seluruh produksi telur yang dihasilkan, yang seluruhnya terdiri dari telur itik, telur ayam kampung dan telur ayam ras, yang terbesar adalah produksi telur ayam ras

sungai dan perencanaan pengelolaan lingkungan pengairan, da-nau-danau dan waduk-waduk. Dalam kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan juga pemasangan instalasi jaringan hidro-metro-logi dan observasi hidrologi yang, selain untuk menunjang pe-rencanaan pengairan, juga dimanfaatkan untuk menunjang pro-gram Inpres Penghijauan dan Reboisasi.

VI/124