kajian jian ekonomi region gional jawa timur - bi.go.id · visi, misi dan nilai strategis bank...

104
KAJIAN BANK N EKONOMI REGIO JAWA TIMUR TRIWULAN III - 2012 INDONESIA SURABA ONAL AYA

Upload: haanh

Post on 04-Jul-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KAJIAN

BANK IN

JIAN EKONOMI REGIONJAWA TIMUR

TRIWULAN III - 2012

NK INDONESIA SURABAY

GIONAL

ABAYA

Penerbit : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Divisi Ekonomi Moneter Jl.Pahlawan No.105 SURABAYA Telp. : 031-3520011 psw. 8301/8258 Fax : 031-3554178 Email : [email protected] Bahan soft copy dari kajian ini dapat di download pada web BI (http://www.bi.go.id)

Kantor Pe

Misi Kantor Perwaki

“Mendukung pencapa

dan sistem pembayar

Pemda dan lembag

pembangunan ekonom

Visi Kantor Perwakil

“Menjadi kantor Ba

peningkatan peran da

Misi Bank Indonesia :

“ Mencapai dan memel

moneter dan sistem k

berkesinambungan.“

Visi Bank Indonesia :

“Menjadi bank sentral y

penguatan nilai-nilai stra

Nilai – Nilai Strategis :

Kompetensi – Intergrita

Visi, Misi dan Nilai Strategis

Bank Indonesia

Visi dan Misi

Perwakilan Bank Indonesia Wilaya

rwakilan Bank Indonesia Wilayah IV:

ncapaian kebijakan Bank Indonesia di bidang m

bayaran secara efisien dan optimal serta member

embaga terkait lainnya di daerah dalam ra

konomi daerah.”

wakilan Bank Indonesia Wilayah IV :

r Bank Indonesia yang dapat dipercaya d

ran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indones

esia :

emelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemelih

tem keuangan untuk mendukung pembangunan

sia :

ntral yang kredibel secara nasional maupun inter

ilai strategis serta pencapaian inflasi yang rendah d

egis :

rgritas – Transparansi – Akuntabilitas – Kebersam

ilayah IV

ng moneter, perbankan

emberikan saran kepada

m rangka mendukung

ya di daerah melalui

donesia yang diberikan.”

meliharaan kestabilan

gunan nasional yang

internasional melalui

ndah dan stabil.“

ersamaan.

Pertama-tama ijink

Yang Maha Esa atas rah

Provinsi Jawa Timur Triwula

Kajian triwulanan ini disus

eksternal maupun interna

perbankan dan sistem pem

prospek ke depan.

Analisa pada kajian

Provinsi Jawa Timur didasa

pihak seperti perbankan da

swasta. Atas seluruh bant

kasih yang sebesar-besarny

ini dapat lebih ditingkatk

masukan dan saran unt

memberikan kemanfaatan

Semoga Tuhan Y

kemudahan kepada kita

peningkatan kesejahteraan

umumnya.

i

KATA PENGANTARKATA PENGANTARKATA PENGANTARKATA PENGANTAR

kanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke

ahmat dan hidayah-Nya sehingga Kajian Eko

ulan III - 2012 dapat diselesaikan dengan baik da

usun untuk memenuhi kebutuhan informasi ba

nal yang berkaitan dengan perkembangan

mbayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dim

ian ini menggambarkan perkembangan pereko

sarkan pada data dan informasi yang diperole

dan instansi di lingkungan pemerintah daerah,

ntuan tersebut kami mengucapkan pengharga

nya. Harapan kami, hubungan kemitraan yang

tkan di masa yang akan datang. Kami juga

ntuk lebih meningkatkan kualitas kajian s

n yang maksimal.

Yang Maha Pemurah selalu memberikan

a semua dalam memberikan kontribusi yan

n masyarakat Jawa Timur pada khususnya dan

Surabaya, 7 Novem

KEPALA KANTOR PERW

INDONESIA WILAYAH IV

Mohamad I Direktur Eks

ke hadirat Tuhan

konomi Regional

dan tepat waktu.

bagi stakeholders

n perekonomian,

imaksud maupun

konomian daerah

leh dari berbagai

, BUMN maupun

gaan dan terima

g terjalin selama

a mengharapkan

sehingga dapat

kekuatan dan

ng terbaik bagi

n Indonesia pada

ember 2012

WAKILAN BANK

V (JAWA TIMUR)

d Ishak ksekutif

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GRAFIK vii

DAFTAR ISTILAH xviii

DAFTAR SINGKATAN xix

DAFTAR LAMPIRAN xii

RINGKASAN EKSEKUTIF xiii

INDIKATOR MAKRO EKONOMI JAWA TIMUR xvi

INDIKATOR PERBANKAN JAWA TIMUR xvii

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 1

1.1 KONDISI UMUM 1

1.2 SISI PERMINTAAN 3

a. Konsumsi 3

b. Investasi 6

c. Ekspor - Impor 8

1.3 SISI PENAWARAN 10

a. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran 12

b. Sektor Industri Pengolahan 14

c. Pertanian 15

d. Keuangan, Persewaan dan Jasa 16

e. Bangunan 17

f. Pengangkutan dan Komunikasi 18

BOKS 1AN EKSPOR DAN IMPOR JAWA TIMUR 19

BOKS 2

23

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 27

2.1 KONDISI UMUM 27

2.2 INFLASI BULANAN (mtm) 28

2.3 INFLASI TRIWULAN (qtq) 33

2.4 INFLASI TAHUNAN (yoy) 37

2.5 DISAGREGASI INFLASI 41

BOKS 3 46

DAFTAR ISI

PENGEMBANGAN KLASTER KOMODITI UNGGULAN SEBAGAI UPAYA

PEMBERDAYAAN SEKTOR RIIL & UMKM DI JAWA TIMUR

UPAYA PENGENDALIAN HARGA MELALUI OPERASI PASAR PROGRAM

BANTUAN BIAYA TRANSPORTASI/ANGKUTAN BAHAN POKOK

BOKS 4 48

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN 51

3.1 PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM 51

3.1.1. ASET DAN AKTIVA PRODUKTIF 52

3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK) 55

3.1.3. KREDIT 57

3.1.4. KREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) 61

3.1.5 KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) 62

3.2 STABILITAS SISTEM PERBANKAN 63

3.2.1. RISIKO KREDIT 64

3.2.2. RISIKO LIKUIDITAS 67

3.3 PERBANKAN SYARIAH 69

3.4 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) 71

3.5 BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYA 74

3.6 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 77

3.6.1 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA TUNAI 77

a. Aliran Uang Masuk/Keluar (inflow/Outflow) 78

b. Uang Kartal Tidak Layak Edar 79

3.6.2 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA NON TUNAI 80

a. Transaksi RTGS (Real Time Gross settlement) 80

b. Transaksi Kliring 81

3.6.3 PENEMUAN UANG PALSU JAWA TIMUR 83

BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH 85

4.1 UMUM 85

4.2 REALISASI PENDAPATAN DAERAH 85

4.3 REALISASI BELANJA DAERAH 86

BAB 5 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 89

5.1 UMUM 89

5.2 KETENAGAKERJAAN 89

5.2.1 Angkatan Kerja dan Pengangguran 89

5.3 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAAN 92

5.3.1 NILAI TUKAR PETANI (NTP) 92

PROGRAM KERJA (PK) INISIATIF BANK INDONESIA 2012 : SKEMA

TUNDA JUAL "JOMBANGAN" SEBAGAI PILOT PROJECT POLA

PENGUATAN KETAHANAN PANGAN KOMODITAS BERAS

5.3.2 NILAI TUKAR NELAYAN (NTN) 93

BAB 6 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA 95

6.1 PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR 95

6.2 PERKIRAAN INFLASI JATIM 96

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Pulau Jawa 1

Tabel 2.1 Inflasi Triwulan II Tahun 2011 & 2012 di Jawa Timur (mtm) 28

Tabel 2.2 Inflasi & Sumbangan Inflasi Di Jawa Timur (qtq) 34

Tabel 2.3 Inflasi Jawa Timur (yoy) Per Kelompok Barang 37

Tabel 2.4 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur 39

Tabel 2.5 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur per Kelompok Barang & Jasa Tw II 2012 (% yoy) 40

Tabel 2.6 Sumbangan Inflasi 7 Kota di Jawa Timur per Kelompok Barang & Jasa Tw II 2012 (%

yoy)40

Tabel 2.7 Perkembangan Capacity Utilization Industri Pengolahan 43

Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Perbankan ( Bank Umum & BPR ) di Jawa Timur 51

Tabel 3.2 Perkembangan Indikator Bank Umum di Jawa Timur 52

Tabel 3.3 Penyaluran Kredit pada Kab/Kota Dominan di Jawa Timur 60

Tabel 3.4 Perkembangan NPL per Kelompok Bank 64

Tabel 3.5 Perkembangan Indikator Bank Perkreditan Rakyat di Jawa Timur 72

Tabel 3.6 Perkembangan Indikator Bank Berkantor Pusat Di Surabaya 75

Tabel 3.7 Perkembangan Arus Uang Tunai (inflow-Outflow) Kantor Bank Indonesia 78

Tabel 3.8 Perputaran Kliring dan Tolakan Cek, Bilyet Giro Tw.II - 2012 82

Tabel 4.1 Realisasi Pendapatan APBD Prop.Jatim Triwulan III - 2012 83

Tabel 4.2 Realisasi Belanja APBD Prov.Jatim Triwulan III - 2012 (Rp juta) 83

Tabel 5.1 Kondisi Ketenagakerjaan di Jawa Timur (2008 - 2012) (dalam ribuan) 84

Tabel 5.2 Perkembangan Penggunaan Tenaga Kerja SKDU Jawa Timur 85

Tabel 6.1 Tedensi Arah Inflasi dan Faktor Risiko 86

DAFTAR TABEL

Grafik 1.1 Kontribusi PDRB Sektoral Prov. Jawa Timur 2

Grafik 1.2 Kontribusi PDRB Sisi Permintaan Prov. Jawa Timur 2

Grafik 1.3 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Prov. Jawa Timur 2

Grafik 1.4 Struktur Perekonomian Prov. Jawa Timur 2

Grafik 1.5 Sisi Permintaan PDRB Prov. Jawa Timur 3

Grafik 1.6 Sisi Permintaan PDRB Prov. Jawa Timur 3

Grafik 1.7 Indeks Penjualan Eceran 4

Grafik 1.8 Konsumsi Listrik Rumah Tangga 4

Grafik 1.9 Perkembangan Kredit Konsumsi 4

Grafik 1.10 Jumlah Kendaraan Baru (Roda Empat) 4

Grafik 1.11 Survei Konsumen Keyakinan Konsumen 5

Grafik 1.12 Survei Konsumen Kondisi Ekonomi Saat Ini 5

Grafik 1.13 Perkembangan Jumlah Proyek Investasi 6

Grafik 1.14 Perkembangan Nilai Proyek Investasi 6

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.18 Perkembangan PMTB 7

Grafik 1.19 Perkembangan Kredit Investasi 7

Grafik 1.20 Perkembangan Volume Penjualan Semen 8

Grafik 1.21 Perkembangan Barang Modal 8

Grafik 1.22 Perkembangan Kinerja Ekspor Jatim 9

Grafik 1.23 Perkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri Jatim 9

Grafik 1.24 Perkembangan Nilai Ekspor Per jenis Barang 9

Grafik 1.25 Pertumbuhan Ekspor Per Jenis Barang 9

Grafik 1.26 Perkembangan Nilai Ekspor 10

Grafik 1.27 Perkembangan Nilai Impor 10

Grafik 1.28 Nilai Impor Per Jenis Barang 10

Grafik 1.29 Pertumbuhan Impor Per Jenis Barang 10

Grafik 1.30 Pertumbuhan Tiga Sektor Utama 10

Grafik 1.31 Petumbuhan Sektor Pendukung 10

Grafik 1.32 Pertumbuhan Sektor Pendukung 11

Grafik 1.33 Utilisasi Kapasitas Produksi 11

Grafik 1.34 Utilisasi Kapasitas Produksi Sektoral 11

Grafik 1.35 Indeks Realisasi Usaha 12

Grafik 1.36 Indeks Realisasi Usaha Sektoral 12

Grafik 1.37 Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di Jatim 13

Grafik 1.38 Lama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang Jatim 13

Grafik 1.39 Jumlah Wisatawan Asing Melalui Bandara Juanda 14

Grafik 1.40 Konsumsi Listrik Golongan Bisnis 14

Grafik 1.41 Pertumbuhan Produksi Industri Pengolahan 14

Grafik 1.42 Perkembangan Nilai Impor Barang Bahan Baku 14

Grafik 1.43 Perkembangan Pertumbuhan Impor Barang Bahan Baku 15

Grafik 1.44 Perkembangan Konsumsi BBM Industri 15

Grafik 1.45 Konsumsi Listrik Golongan Industri 15

Grafik 1.46 Luas Lahan Tanam dan Panen Padi di Jawa Timur 15

Grafik 1.47 Luas Lahan Tanam dan Panen Jagung di Jawa Timur 15

Grafik 1.48 Luas Lahan Puso di Jawa Timur 16

Grafik 1.49 Pertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan Jawa Timur 16

Grafik 1.50 Perkembangan NIM Perbankan Jawa Timur 16

Grafik 1.51 Perkembangan Fee - Based Income 17

Grafik 1.52 Perkembangan Interest - Based Income 17

Grafik 1.53 Perkembangan Pendapatan - Biaya Operasional Bank 17

Grafik 1.54 Volume Penjualan Semen di Jawa timur 17

Grafik 1.55 Arus Penumpang di Tanjung Perak 18

Grafik 1.56 Arus Barang di Tanjung Perak 18

Grafik 1.57 Penumpang Domestik di Bandara Juanda 18

Grafik 1.58Grafik 1.58 Penumpang Internasional di Bandara Juanda 18

Grafik 2.1 Inflasi Jawa Timur & Nasional (yoy) 28

Grafik 2.2 Perkembangan Inflasi Jawa Timur 28

Grafik 2.3 Inflasi April 2012 - Berdasarkan Kelompok Barang 30

Grafik 2.4 Inflasi Mei 2012 - Berdasarkan Kelompok Barang 30

Grafik 2.5 Inflasi April 2012 - Berdasarkan Kelompok Barang 31

Grafik 2.6 Harga Emas Internasional vs Emas Perhiasan 31

Grafik 2.7 Harga Daging Ayam Ras & Telur Ayam Ras 33

Grafik 2.8 Harga Sub Kelompok Bumbu-bumbuhan 33

Grafik 2.9 Inflasi (qtq) Kel. Bahan Makanan 34

Grafik 2.10 Inflasi (qtq) Kel. Bahan Makanan Tw I - 2012 & Tw II - 2012 34

Grafik 2.11 Pergerakan Harga Bumbu-bumbuan 36

Grafik 2.12 Pergerakan Harga Daging-dagingan 36

Grafik 2.13Perkembangan Harga Kelompok Makanan Jadi, Minuman Rokok dan

Tembakau 36

Grafik 2.14 Pergerakan Harga Sayur-sayuran 36

Grafik 2.15 Pergerakan Harga Beras di Surabaya 36

Grafik 2.16 Pergerakan Harga Beras Internasional 36

Grafik 2.17 Inflasi Kelompok Sandang (qtq) 37

Grafik 2.18 Perbandingan Inflasi Tahunan (yoy) Per Kelompok Barang 38

Grafik 2.19 Inflasi (yoy) Tertinggi - Kelompok Barang 38

Grafik 2.20 Inflasi Tahunan (yoy)Kelompok bahan Makanan Tahun 2011-2012 38

Grafik 2.21 Inflasi (yoy) Kelompok Makanan Jadi, Minuman & Tembakau 38

Grafik 2.22 Perbandingan Inflasi Year on Year (yoy ) 7 Kota di Jawa Timur 39

Grafik 2.23 Laju Inflasi Jatim Per Komponen 41

Grafik 2.24 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah 42

Grafik 2.25 Perkembangan Harga Minyak Internasional 42

Grafik 2.26 Perkembangan Harga CPO 42

Grafik 2.27 Perkembangan Harga Batu Bara 42

Grafik 2.28 Perkembangan Herga Karet 42

Grafik 2.29 Perkembangan Capacity Utilization 42

Grafik 2.30 Perbandingan Komponen Inflasi Inti 43

Grafik 2.31 Perkembangan Inflasi Inti Tradeable & Non Tradeable 44

Grafik 2.32 Perkembangan Inflasi Inti - Exclude Gold Price 44

Grafik 2.33 Perkembangan Inflasi Inti Tradeable & Non Tradeable 44

Grafik 2.34 Perkembangan Inflasi Inti - Exclude Gold Price 44

Grafik 3.1 Perkembangan LDR 53

Grafik 3.2 Perkembangan LDR per Kelompok Bank 53

Grafik 3.3 Perkembangan LDR per Wilayah Kerja 53

Grafik 3.4 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (yoy) 54

Grafik 3.5 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (qtq) 54Grafik 3.5 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (qtq) 54

Grafik 3.6 Perkembangan Total Aset Bank Umum 55

Grafik 3.7 Proporsi Aktiva Produktif 55

Grafik 3.8 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (y-o-y) 55

Grafik 3.9 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (y-o-y) 56

Grafik 3.10 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (qtq) 56

Grafik 3.11 Perkembangan DPK per Jenis Simpanan 56

Grafik 3.12 Komposisi DPK Bank Umum (%) 56

Grafik 3.13 Perbandingan Suku Bunga Simpanan - BI Rate 57

Grafik 3.14 Pertumbuhan Kredit (yoy) 57

Grafik 3.15 Pertumbuhan Kredit (qtq) 57

Grafik 3.16 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan 58

Grafik 3.17 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Bank 58

Grafik 3.18 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan(y-o-y) 59

Grafik 3.19 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan (q-t-q) 59

Grafik 3.20 Proporsi Kredit Sektoral 59

Grafik 3.21 Perkembangan Kredit Sektoral Dominan (yoy) 60

Grafik 3.22 Perbandingan Suku Bunga Kredit & BI Rate 60

Grafik 3.23 Perkembangan Kredit UMKM 61

Grafik 3.24 Proporsi Kredit UMKM Berdasarkan Bank 61

Grafik 3.25 Jumlah & Pangsa Kredit UMKM 61

Grafik 3.26 Perkembangan NPL Kredit UMKM (%) 61

Grafik 3.27 Pertumbuhan Kredit UMKM (%) 62

Grafik 3.28 5 Besar Provinsi Penyalur KUR 63

Grafik 3.29 Perkembangan Penyaluran KUR di Jatim 63

Grafik 3.30 Perkembangan NPL Bank Umum 65

Grafik 3.31 Perkembangan NPL per Jenis Penggunaan 65

Grafik 3.32 Sektor dengan Penyaluran Kredit Terbesar (Juta Rupiah) 65

Grafik 3.33 Sektor dengan Pertumbuhan Penyaluran Kredit Terbesar (% yoy) 66

Grafik 3.34 NPL Per Sektor Ekonomi 67

Grafik 3.35 Money Position Perbankan di Jawa Timur 67

Grafik 3.36 Proporsi Deposito per Jangka Waktu 68

Grafik 3.37 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (qtq) 69

Grafik 3.38 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (yoy) 69

Grafik 3.39 Proporsi DPK Perbankan Syariah 70

Grafik 3.40 Pertumbuhan DPK Perbankan Syariah (yo) 70

Grafik 3.41 Pertumbuhan Pembiayaan Syariah per Jenis Penggunaan 70

Grafik 3.42 Pangsa Pembiayaan Syariah Perjenis Penggunaan 70

Grafik 3.43 Non Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposits Ratio (FDR)

Perbankan Syariah di Jawa Timur 71

Grafik 3.44Grafik 3.44 Perkembangan Indikator BPR (yoy) 72

Grafik 3.45 Perkembangan Indikator BPR (qtq) 72

Grafik 3.46 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (yoy) 73

Grafik 3.47 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (qtq) 73

Grafik 3.48 Pertumbuhan Kredit BPR per-Jenis Penggunaan 73

Grafik 3.49 Proporsi Kredit BPR PerJenis Penggunaan 74

Grafik 3.50 Perkembangan LDR & NPL BPR 74

Grafik 3.51 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (yoy) 75

Grafik 3.52 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (qtq) 75

Grafik 3.53 Proporsi DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber KP di Surabaya 76

Grafik 3.54 Pertumbuhan DPK Perjenis Simpanan Pada Bank Ber-KP di Surabaya 76

Grafik 3.55Perkembangan Kredit Per Jenis Penggunaan Pada Bank Ber-KP di Surabaya 76

Grafik 3.56 Proporsi Kredit Perjenis Penggunaan Bank Ber KP di Surabaya 76

Grafik 3.57 Perkembangan LDR dan NPL Bank Berkantor Pusat di Surabaya 77

Grafik 3.58 Perkembangan Arus Uang Tunai (Inflow-Outflow) 79

Grafik 3.59 Perkembangan Net Flow Jawa Timur 79

Grafik 3.60 Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (PTTB) 79

Grafik 3.61 Perkembangan Transaksi Non Tunai Di Jawa Timur 80

Grafik 3.62 Perkembangan Transaksi RTGS Di Jawa Timur 80

Grafik 3.63 6 Kota Dengan Aktivitas Transaksi Outgoing RTGS Terbesar Tw II 2012 81

Grafik 3.64 6 Kota Dengan Aktivitas Transaksi Incoming RTGS Terbesar Tw II 2012 81

Grafik 3.65 Perkembangan Transaksi Kliring Di Jawa Timur 82

Grafik 3.66 Tolakan Transaksi Kliring Di Jawa Timur 82

Grafik 3.67 Statistik Uang Palsu Yang Ditemukan 83

Grafik 3.68 Staistik Uang Palsu Yang Ditemukan (lembar) 83

Grafik 3.69 Staistik Uang Palsu Yang Ditemukan (nilai) 83

Grafik 3.70 Statistik Uang Palsu yang Dilaporkan Per Kota (lembar) 84

Grafik 4.1 Dana Pemerintah Prov/Kab/Kota di Perbankan 85

Grafik 5.1 Penyerapan Tenaga Kerja Sisi Sektoral 86

Grafik 5.2 Penyerapan Tenaga Kerja 87

Grafik 5.3 Komposisi Tenaga Kerja Formal 87

Grafik 5.4 Komposisi Bidang Tenaga Kerja Informal 88

Grafik 5.5 Penyerapan Tenaga Kerja 3 Sektor Utama 88

Grafik 5.6 NTP Nasional & Jawa Timur 89

Grafik 5.7 NTP dan Pertumbuhan (Nasional & Jatim) 89

Grafik 5.8 lt Serta Pertumbuhan Nasional & Jatim 90

Grafik 5.9 lb dan Pertumbuhanan Nasional & Jatim 91

Grafik 5.10 NTN Nasional & Jatim 91

Grafik 5.11 NTN Serta Pertumbuhan (Nasional & Jatim) 92

RingkasanRingkasanRingkasanRingkasan EksekutifEksekutifEksekutifEksekutif

Kajian Ekonomi Regional Wilayah Jawa Bagian Timur

Triwulan III-2012

x

Bank Indonesia Surabaya

RINGKASAN RINGKASAN RINGKASAN RINGKASAN EKSEKUTIFEKSEKUTIFEKSEKUTIFEKSEKUTIF

KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)

TRIWULAN ITRIWULAN ITRIWULAN ITRIWULAN IIIIIIIII –––– 2012012012012222

Assesmen Perkembangan Makro EkonomiAssesmen Perkembangan Makro EkonomiAssesmen Perkembangan Makro EkonomiAssesmen Perkembangan Makro Ekonomi

Di pertengahan tahun 2012, perekonomian Jawa Timur pada

triwulan ini mencatatkan perbaikan pertumbuhan ekonomi

dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 7,21% (yoy) menjadi

7,24% (yoy). Selain itu, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada

periode laporan pun berada pada level yang lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar

6,17%.

Dari sisi permintaan, pertumbuhan pada triwulan ini masih

didorong oleh kinerja konsumsi rumah tangga dan investasi (PMTB),

yang masing-masing menyumbang pertumbuhan ekonomi sebesar

5,02% (yoy) dan 1,37%(yoy). Meskipun pertumbuhan konsumsi

rumah tangga pada triwulan ini sedikit melambat dibandingkan

triwulan lalu, namun besaran proporsi yang masih berada di atas

70%, mengakibatkan sumbangan pertumbuhannya masih

signifikan mempengaruhi kinerja pertumbuhan ekonomi Jawa

Timur.

Sementara itu, dari sisi penawaran, sektor Perdagangan Hotel dan

Restoran (PHR), sektor Industri Pengolahan, serta sektor Pertanian

merupakan sektor pendorong pertumbuhan ekonomi Jatim. Ketiga

sektor tersebut, secara berurutan menyumbang pertumbuhan

ekonomi masing-masing sebesar 3,09% (yoy), 1,71% dan 0,64%.

Sektor Pertanian mengalami tumbuh meningkat dari 3,04% (yoy)

menjadi 4,19%. Tibanya musim panen beberapa jenis tanaman

bahan makanan, seperti padi, aneka buah dan bumbu turut

mendorong pertumbuhan sektor ini pada periode laporan. Kedua

sektor utama lainnya, yaitu sektor PHR dan sektor Industri

Pengolahan mengalami perlambatan pertumbuhan, yaitu masing-

Perekonomian provinsi Jawa Timur pada triwulan III-2012 kembali mencatatkan peningkatan pertumbuhan dari 7,21% (yoy) menjadi 7,24%

Kajian Ekonomi Regional Wilayah Jawa Bagian Timur

Triwulan III-2012

xi

Bank Indonesia Surabaya

masing dari sebelumnya 10,54% (yoy) menjadi 10,03% serta dari

6,71% menjadi 6,35%.

Assesmen Inflasi

Perkembangan inflasi di wilayah Jawa Timur (Jatim) yang

dihitung berdasarkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) di 71

kota pada triwulan III-2012 sebesar 1,93% (qtq) atau meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 0,68%(qtq).

Hingga pertengahan tahun 2012, inflasi tahunan Jatim (4,50%-yoy)

berada pada level yang jauh lebih rendah dibandingkan tahun

sebelumnya (4,87%).

Berdasarkan kelompok barang, rata-rata laju inflasi bulanan

di sepanjang triwulan III-2012 relatif bervariasi. Dibandingkan

triwulan III-2011, tekanan inflasi kelompok sandang, kelompok

pendidikan serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan

bakar berada pada level yang lebih rendah sehingga turut

mendorong melambatnya inflasi pada periode laporan. Tercatat

melambatnya inflasi pada kelompok Sandang, berasal dari kenaikan

harga emas perhiasan dan ragam sandang pria pada level yang

lebih rendah, masing-masing sebesar 0,32% (mtm) dan 2,10%.

Berdasarkan disagregasinya, melambatnya laju inflasi pada triwulan

III-2012 terutama didorong oleh perlambatan kelompok volatile

food dari 0,85% (mtm) menjadi -0,80% dan administered price dari

0,24% (mtm) menjadi -0,43%. Sedangkan, kelompok core inflation

sedikit mengalami peningkatan, yaitu dari 0,43% (mtm) menjadi

0,55%.

Assesmen Perbankan

Pada triwulan III-2012, kinerja perbankan (Bank Umum dan

BPR) di Jawa Timur masih terus menunjukkan perkembangan yang

positif, tercermin dari indikator total aset, kredit dan DPK yang

tumbuh dengan cukup baik serta tingkat risiko kredit yang terjaga

di bawah 5%. Aset Bank Umum dan BPR tumbuh sebesar 22,13%

1 7 kota di Jawa Timur yang masuk dalam perhitungan inflasi Nasional : Surabaya, Malang, Kediri, Jember, Probolinggo, Madiun dan Sumenep, dengan bobot kota total sebesar 10,87%.

Kenaikan IHK di 7 (tujuh) kota pada periode laporan mengalami peningkatan sehingga secara tahunan mencapai 4,50%.

Kajian Ekonomi Regional Wilayah Jawa Bagian Timur

Triwulan III-2012

xii

Bank Indonesia Surabaya

(yoy) dengan penyaluran utama pada kredit. Hal ini tercermin dari

pertumbuhan kredit Bank Umum dan BPR yang mencapai 24,38%

(yoy) dan diiringi oleh kualitas kredit atau rasio Non Performing

Loans (NPLs) sebesar 2,68%. Loan to Deposit Ratio (LDR) yang

mencerminkan fungsi intermediasi perbankan meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 82,37% karena

pertumbuhan penyaluran kredit yang lebih tinggi dibandingkan

DPK. Peningkatan fungsi intermediasi tersebut terutama didorong

oleh terjaganya kondisi perekonomian nasional dan daerah. Dengan

mempertimbangkan tren pertumbuhan kredit yang terus meningkat

dan bahkan lebih tinggi dibandingkan periode yang sama di tahun

sebelumnya, maka peluang sumbangan sektor perbankan atas

peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur diperkirakan akan

meningkat.

Prospek Ekonomi dan Inflasi Triwulan IV-2012

Pada triwulan IV-2012, pertumbuhan ekonomi Jatim masih

berpotensi mengalami peningkatan dengan rentang pertumbuhan

7,20% – 7,30% (yoy). Momentum perayaan Idul Adha, Natal dan

Tahun Baru pada periode laporan diperkirakan menjadi faktor

utama pendorong pertumbuhan ekonomi, sesuai dengan pola

pertumbuhan ekonomi pada periode sebelumnya.

Mencermati perkembangan inflasi terkini dan tracking

beberapa indikator harga, maka inflasi Provinsi Jawa Timur pada

bulan triwulan IV-2012 berada pada rentang sebesar 4,40% (yoy)

s/d 4,50%. Secara keseluruhan, inflasi Jawa Timur di akhir tahun

berada dalam rentang yang diproyeksikan yaitu 4,5% + 1%.

Kelompok volatile food diyakini masih menjadi pendorong

inflasi di pada triwulan IV-2012, meskipun pada level yang

tidak terlalu tinggi. Sementara itu, inflasi inti diperkirakan

relatif stabil, meskipun terdapat risiko dari pergerakan harga

komoditas core inflation seperti emas perhiasan dan gula

pasir. Potensi tekanan lainnya diperkirakan berasal dari inflasi

administered price yang turut menekan inflasi pada periode

Ekonomi Jatim pada Tw IV-2012 diperkirakan berpotensi meningkat.

Kajian Ekonomi Regional Wilayah Jawa Bagian Timur

Triwulan III-2012

xiii

Bank Indonesia Surabaya

laporan, dengan pemicunya adalah kenaikan tarif

angkutan/transportasi , khususnya untuk tarif angkutan

udara, seiring banyaknya momentum cuti bersama pada

periode ini.

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK)

JAWA TIMUR 125,591 125,92 128,50 129,69 130,58 131,75 134,29

- Kota Surabaya 125,081 125,50 128,30 129,38 130,33 131,39 133,81

- Kota Malang 125,735 126,03 128,46 129,91 130,48 131,63 134,34

- Kota Kediri 123,956 124,60 127,34 128,66 129,33 130,90 134,03

- Kota Jember 127,970 126,99 128,73 130,02 131,15 132,22 134,39

- Kota Probolinggo 129,455 129,84 131,66 132,75 133,59 135,2 139,28

- Kota Madiun 130,053 130,09 132,35 133,51 134,45 135,90 137,50

- Kota Sumenep 122,031 123,09 125,03 127,02 128,25 129,81 132,62

LAJU INFLASI TAHUNAN (Y-O-Y)

JAWA TIMUR 6,94 6,26 4,87 4,29 4,48 4,63 4,50

- Kota Surabaya 7,60 6,98 5,22 4,73 4,56 4,69 4,30

- Kota Malang 5,82 5,37 4,71 4,07 4,50 4,44 4,58

- Kota Kediri 5,38 4,48 4,45 3,64 4,71 5,06 5,25

- Kota Jember 6,76 5,04 4,03 2,42 3,63 4,12 4,39

- Kota Probolinggo 6,81 5,59 3,71 3,78 3,85 5,46 5,56

- Kota Madiun 5,60 5,32 4,65 3,49 4,28 4,66 3,91

- Kota Sumenep 5,69 5,70 3,57 4,19 5,53 3,93 6,05

PDRB Harga Konstan (Milliar Rp) 88.724.137 91.361.994 93.350.482 93.212.679 95.255.849 97.984.951

- Pertanian 15.553.734 13.773.813 13.336.371 10.507.871 15.903.128 13.954.912 13.314.382

- Pertambangan dan Penggalian 1.802.122 2.085.751 2.139.238 2.201.521 1.893.917 2.120.466 2.167.540

- Industri Pengolahan 21.820.355 22.560.496 23.274.729 24.299.093 23.417.927 24.091.691 24.763.849

- Listrik, gas, dan air bersih 1.174.790 1.237.703 1.245.192 1.274.399 1.269.738 1.322.563 1.331.292

- Bangunan 2.626.382 3.054.205 3.102.022 3.212.217 2.893.702 3.224.522 3.249.351

- Perdagangan, Hotel dan Restoran 27.085.226 28.588.367 29.708.289 30.450.678 30.081.571 31.778.068 33.255.748

- Pengangkutan dan komunikasi 6.546.139 6.966.113 7.141.739 7.443.098 6.933.037 7.627.372 8.125.439

- Keuangan, persewaan, dan jasa 4.785.173 4.993.959 5.124.947 5.282.030 5.153.153 5.361.931 5.509.384

- Jasa 7.330.216 8.101.587 8.277.955 8.541.772 7.709.676 8.503.427 8.600.008

Pertumbuhan PDRB (yoy ) 6,98 7,25 7,12 7,11 7,19 7,21 7,29

Pertumbuhan (YoY)

- Pertanian 2,82 5,11 4,52 1,64 2,25 3,04 2,24

- Pertambangan dan Penggalian 10,34 5,44 4,55 4,85 5,09 1,66 1,32

- Industri Pengolahan 5,61 6,01 5,67 5,96 6,27 6,71 6,47

- Listrik, gas, dan air bersih 7,22 7,05 5,17 5,65 8,08 6,86 6,91

- Bangunan 7,42 10,98 8,90 8,99 10,18 5,58 4,75

- Perdagangan, Hotel dan Restoran 8,24 8,86 9,29 9,69 9,69 10,54 10,78

- Pengangkutan dan komunikasi 19,72 10,69 9,11 9,86 13,01 8,08 11,14

- Keuangan, persewaan, dan jasa 8,21 8,50 8,17 7,87 7,69 7,37 7,50

- Jasa 3,89 4,48 5,96 5,82 5,18 4,96 3,89

Pertumbuhan PDRB (yoy ) 6,98 7,25 7,12 7,11 7,19 7,21 7,29

2012INDIKATOR

2011

LAMPIRAN

INDIKATOR MAKRO EKONOMI JAWA TIMUR

xviii

Bab 1Bab 1Bab 1Bab 1

PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI

MAKRO REGIONALMAKRO REGIONALMAKRO REGIONALMAKRO REGIONAL

1

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – 2012

Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1 Kontribusi Pertumbuhan PDRB Sektoral

Prov.Jawa Timur

Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2 Kontribusi PDRB Sisi Permintaan

Prov.Jawa Timur

1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

1.1. KONDISI UMUM

Di pertengahan tahun 2012, perekonomian Jawa Timur pada triwulan ini

mencatatkan perbaikan pertumbuhan ekonomi dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari

7,21% (yoy) menjadi 7,24% (yoy). Selain itu, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada

periode laporan pun berada pada level yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan

ekonomi nasional yang tercatat sebesar 6,17%.

Dari sisi permintaan, pertumbuhan pada triwulan ini masih didorong oleh kinerja

konsumsi rumah tangga dan investasi (PMTB), yang masing-masing menyumbang

pertumbuhan ekonomi sebesar 5,02% (yoy) dan 1,37%(yoy). Meskipun pertumbuhan

konsumsi rumah tangga pada triwulan ini sedikit melambat dibandingkan triwulan lalu,

namun besaran proporsi yang masih berada di atas 70%, mengakibatkan sumbangan

pertumbuhannya masih signifikan mempengaruhi kinerja pertumbuhan ekonomi Jawa

Timur.

Sementara itu, dari sisi penawaran, sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR),

sektor Industri Pengolahan, serta sektor Pertanian merupakan sektor pendorong

pertumbuhan ekonomi Jatim. Ketiga sektor tersebut, secara berurutan menyumbang

pertumbuhan ekonomi masing-masing sebesar 3,09% (yoy), 1,71% dan 0,64%. Sektor

Pertanian mengalami tumbuh meningkat dari 3,04% (yoy) menjadi 4,19%. Tibanya musim

panen beberapa jenis tanaman bahan makanan, seperti padi, aneka buah dan bumbu turut

mendorong pertumbuhan sektor ini pada periode laporan. Kedua sektor utama lainnya, yaitu

sektor PHR dan sektor Industri Pengolahan relatif stabil, yaitu masing-masing terjaga pada

level 10% dan 6%.

Sumber: BPS Jatim, diolah Sumber: BPS Jatim, diolah

67.18

0.59

7.14

19.10

4.16

21.94

-20.10

70.64

0.64

6.02

20.72

1.89

23.71

-23.61

-40.00 -20.00 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00

Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba

Konsumsi Pemerintah

Pembentukan Modal Tetap Bruto

Perubahan Stok

Ekspor

Impor

q1-2012 q4-2011 q1-2011

14,95

2,28

26,71

1,43

4,74

30,52

5,81

4,89

8,67

15,19

2,08

26,96

1,33

4,61

30,83

5,71

4,86

8,43

0 5 10 15 20 25 30 35

Pertanian

Pertambangan & Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas & Air Bersih

Bangunan

Perdagangan, Hotel & Restoran

Pengangkutan & Komunikasi

Keuangan, Persewaan & Jasa …

Jasa-jasa Tw.III-2012 Tw.II-2012

Tw.III-2011

2

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – 2012

Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.3 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi

Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.4 Struktur Perekonomian Prov. Jawa Timur

1.2. SISI PERMINTAAN

Dari sisi permintaan, pertumbuhan pada triwulan ini masih didorong oleh kinerja

konsumsi rumah tangga dan investasi (PMTB), yang masing-masing menyumbang

pertumbuhan ekonomi sebesar 5,02% (yoy) dan 1,37%(yoy).

a. Konsumsi

Pada triwulan III - 2012, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap menjadi

pendorong utama pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Walaupun mengalami

perlambatan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap berada pada level tinggi yaitu di

kisaran 6%. Tercatat pertumbuhannya pada triwulan ini mencapai 5,66% (yoy), sedikit lebih

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 6,40%. Namun demikian,

beberapa indikator konsumsi mengindikasikan bahwa kinerja konsumsi rumah tangga di

Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5 Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur

Grafik 1.6Grafik 1.6Grafik 1.6Grafik 1.6 Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur

Sumber: BPS Jatim Sumber: BPS Jatim

Sumber: BPS Jatim, diolah Sumber: BPS Jatim, diolah

5,79 5,89

6,32

6,44

5,97 6,08

6,11

5,61

4,33

5,01

5,28 5,42

5,81

6,53

7,14 7,20

7,17

7,29 7,30

7,11

7,19 7,21 7,24

6,03

6,64 6,58

5,85

6,25 6,42 6,40

5,18

4,37

4,00

4,20

4,58

5,70

6,17

5,80

6,90

6,50 6,50 6,50 6,50 6,40 6,17

3

4

5

6

7

8

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Jawa Timur Indonesia Tren-Jawa Timur

%

y

o

y

2,89

0,67

6,30

0,20

2,08

11,67

1,96

1,42

1,97

3,61

0,42

7,15

0,13

1,20

9,96

1,65

1,35

2,00

0 5 10 15

Pertanian

Pertambangan & Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas & Air Bersih

Bangunan

Perdagangan, Hotel & Restoran

Pengangkutan & Komunikasi

Keuangan, Persewaan & Jasa …

Jasa-jasa Tw.III-2012 Tw.II-2012

Tw.III-2011

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

0

10

20

30

40

50

60

70

80

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Pemerintah

gKonsumsi (rhs) g_Konsumsi Pemerintah (rhs)

T

r

i

l

i

u

n

R

p

%

Y

O

Y

-3.500

-3.000

-2.500

-2.000

-1.500

-1.000

-500

0

500

1.000

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Net Ekspor Luar Negeri Net Ekspor Antar Pulau

g_Net Ekspor Luar Negeri (rhs) g_Net Ekspor Antar Pulau (rhs)

T

r

i

l

i

u

n

R

p

%

Y

O

Y

3

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – 2012

Grafik 1.7 Grafik 1.7 Grafik 1.7 Grafik 1.7 Indeks Penjualan Eceran

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.10101010 Perkembangan Kredit Konsumsi

Jawa Timur relatif stabil. Indikator tersebut berupa tingkat konsumsi listrik rumah tangga,

pembelian kendaraan (mobil) serta kredit konsumsi. Demikian pula dengan indikator yang

merupakan hasil Survei Bank Indonesia, yang meliputi nilai indeks omset riil dan tingkat

keyakinan konsumen, yang diperoleh dari hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) dan Survei

Konsumen (SK).

Dalam merespon pertumbuhan ekonomi Jatim yang terus meningkat, kinerja konsumsi

masyarakat Jatim pada triwulan III-2012 mengalami pertumbuhan, seiring tibanya

momentum Tahun Ajaran Baru, Bulan Puasa dan Lebaran. Tercatat kelompok bahan kimia

dan kelompok suku cadang mengalami peningkatan omset, masing-masing meningkat

sebesar 10 poin. Secara keseluruhan, indeks omset riil dari Hasil Survei Penjualan Eceran

yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV, mengalami kenaikan

dari sebelumnya berada pada level 106,97 menjadi 108,14.

Sebagai sumber pembiayaan lainnya, kinerja pertumbuhan kredit konsumsi Bank

Umum meningkat dari 31,14% (yoy) menjadi 36,63%. Pola ini searah dengan indikator

konsumsi rumah tangga lainnya yang umumnya mengalami peningkatan kinerja pada

periode laporan.

Grafik 1.8Grafik 1.8Grafik 1.8Grafik 1.8 Konsumsi Listrik Rumah Tangga

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11111111 Jumlah Kendaraan Baru (Roda Empat)Jumlah Kendaraan Baru (Roda Empat)Jumlah Kendaraan Baru (Roda Empat)Jumlah Kendaraan Baru (Roda Empat)

-

50

100

150

200

250

300

350

400

450

-

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Omset Riil Peralatan Rumah Tangga Pakaian & Perlengkapannya

Makanan, Minuman, Tembakau Alat Tulis Konstruksi

Barang Budaya dan Rekreasi

Sumber: Hasil Survei Penjualan Eceran BI (diolah)

Indeks

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

70

80

90

100

110

120

130

140

150

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Konsumsi Listrik Kwh/pelanggan

Sumber : PLN (diolah)

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

45,00

50,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2011 2012

Modal Kerja Investasi Konsumsi

%, yoy

Sumber : LBU BI (dioah)

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2011 2012

Total g Penjualan Mobil (yoy)

Sumber : Dinas Pendapatan Jatim (diolah)

4

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – 2012

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.13131313 Survei Konsumen – Kondisi Ekonomi Saat Ini

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.12121212 Survei Konsumen – Keyakinan Konsumen

Peningkatan konsumsi masyarakat turut dikonfirmasi oleh hasil survei konsumsi, yang

mengindikasikan kenaikan indeks sebagai akibat dari meningkatnya kedua indeks

penyusunnya, yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi

Konsumen (IEK) menjadi sebesar 122,81 dan 137,91. Selain faktor momentum Tahun

Ajaran Baru dan Lebaran, membaiknya tingkat pendapatan masyarakat turut mempengaruhi

perbaikan indeks ini. Meskipun masih terdapat kekhawatiran perkembangan ekonomi

sebagai akibat dari ketidakpastian ekonomi global, namun Indeks Ekspektasi Konsumen

(IEK) terus mengalami perbaikan, yang mengindikasikan optimisme kelompok rumah

tangga dalam melakukan kegiatan konsumsinya di masa mendatang. Keyakinan konsumen

akan tingkat penghasilan dan lapangan pekerjaan 6 (enam) bulan yang akan datang

mengalami kenaikan seiring membaiknya tingkat pendapatan masyarakat pada periode

laporan, dengan terus berkembangnya kegiatan sektor usaha.

b. Investasi

Kinerja investasi Jawa Timur yang tercermin pada tingkat pertumbuhan investasi

(Pembentukan Modal Tetap Bruto – PMTB) mengalami penurunan dari sebesar 12,11 (yoy)

menjadi sebesar 10,32% pada periode laporan. Meskipun demikian, menyerupai pola

konsumsi rumah tangga, dengan porsi kedua terbesar, investasi publik pada periode

laporan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi Jatim.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM),

diperoleh informasi bahwa kinerja penanaman modal pada periode laporan

mengindikasikan hal serupa pada jenis Penanaman Modal Asing (PMA), sedangkan jenis

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mengalami kenaikan (pada nilai). Dapat

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Sumber: Hasil Survei Konsumen BI (diolah)

Indeks

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

Indeks Penghasilan Saat Ini

Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja

Indeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama

Sumber: Hasil Survei Konsumen BI (diolah)

Indeks

5

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – 2012

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11117777 Perkembangan Kredit Investasi

Grafik 1.16Grafik 1.16Grafik 1.16Grafik 1.16 Perkembangan PMTB

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.14141414 Perkembangan Jumlah Proyek Investasi

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.15151515 Perkembangan Nilai Proyek Investasi

dilaporkan, bahwa realisasi investasi jenis PMA mengalami penurunan dari USD 949,54 juta

(90 proyek) menjadi USD 232,2 juta (66 proyek) atau pertumbuhannya menurun dari

1135% (yoy) menjadi -7%. Sedangkan, untuk kinerja investasi jenis PMDN tercatat

mengalami peningkatan, yaitu dari Rp3.044,44 milyar (60 proyek) menjadi Rp5.165,6 milyar

(36 proyek) atau pertumbuhannya meningkat dari 43% (yoy) menjadi 92%.

Berdasarkan informasi dari kegiatan Liaison yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Wilayah IV, diperkirakan akan terus terjadi perbaikan kinerja investasi di

Jatim, seiring dengan berkembangnya optimisme para pelaku usaha di Jatim. Selain itu

juga sebagai respon balik atas berbagai program inisiatif yang telah dicanangkan oleh

Gubernur Jatim melalui instansi terkait. Salah satunya yang mendapat sambutan positif dari

para pelaku usaha di dalam negeri adalah upaya untuk mengembangkan jejaring

perdagangan dalam negeri dengan membuka perwakilan dagang wilayah mitra dagang

Provinsi Jawa Timur.

Sumber: BKPM

Sumber: BPS Jawa Timur, diolah

Sumber: BKPM

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

45,00

50,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2011 2012

Modal Kerja Investasi Konsumsi

%, yoy

Sumber : LBU BI (dioah)

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

18%

20%

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Pembentukan Modal Tetap Bruto gPMTB (rhs)

T

r

i

l

i

u

n

R

p

%

Y

O

Y

-100%

0%

100%

200%

300%

-

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Jumlah Proyek PMA Jumlah Proyek PMDN

Perubahan Jumlah Proyek PMA Perubahan Jumlah Proyek PMDN

-400%

-200%

0%

200%

400%

600%

800%

1000%

1200%

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Nilai Proyek PMA (USD million) Nilai Proyek PMDN (Rp miliar) g Nilai Proyek PMA g Nilai Proyek PMDN

6

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – 2012

Grafik 1.18Grafik 1.18Grafik 1.18Grafik 1.18 Perkembangan Volume Penjualan Semen

Grafik 1.19Grafik 1.19Grafik 1.19Grafik 1.19 Perkembangan Impor Barang Modal

Grafik 1.20Grafik 1.20Grafik 1.20Grafik 1.20 Perkembangan Kinerja Ekspor Jatim

Grafik 1.21Grafik 1.21Grafik 1.21Grafik 1.21 Perkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri Jatim

Indikator lainnya juga mengindikasikan kinerja yang positif, sebagaimana tercermin

dari peningkatan kinerja penyaluran kredit investasi yang merupakan salah satu sumber

pembiayaan investasi dari Bank Umum. Pada periode laporan tercatat pertumbuhan kredit

jenis ini meningkat dari 29,82% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi sebesar 30,01%.

Indikator investasi lainnya, yaitu volume penjualan semen di wilayah Jatim pun

tercatat mengalami peningkatan yaitu dari 15,08% (yoy) menjadi 17,81%. Yang

mengindikasikan meskipun terjadi perlambatan realisasi investasi pada periode laporan,

namun kegiatan pembangunan masyarakat Jatim masih tetap tumbuh. Pengaruh tingginya

kebutuhan pembangunan di daerah ini yang belum mempengaruhi kinerja komoditas

semen, sehingga penjualannya pun bahkan mengalami peningkatan.

c. Ekspor-Impor

Mengawali tahun 2012, tercatat transaksi perdagangan Jawa Timur mengalami

peningkatan signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya dengan mencatatkan kinerja net

ekspor sebesar Rp12,39 triliun. Perolehan kinerja triwulan ini diperoleh dari kenaikan tajam

nilai net ekspor perdagangan dalam negeri dari posisi net ekspor sebesar Rp14,06 triliun

menjadi Rp16,24 triliun. Selain itu, perdagangan luar negeri Jawa Timur pun mencatatkan

kinerja positif dengan posisi net impor sebesar Rp-3,8 triliun dari sebelumnya berada pada

kondisi net impor sebesar Rp-2,69 triliun.

Sumber: Bank Indonesia

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

0

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

1.400.000

1.600.000

1.800.000

2.000.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2008 2009 2010 2011 2012

Penjualan Semen g_Penjualan Semen

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia (diolah)

(40)

(20)

-

20

40

60

80

100

120

140

160

0

100

200

300

400

500

600

700

800

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Capital Goods g_Capital Goods

(5.000.000)

-

5.000.000

10.000.000

15.000.000

20.000.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2009 2010 2011 2012

Net Ekspor Net Ekspor Antar Pulau

(800)

(600)

(400)

(200)

-

200

400

600

800

1.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

NET EKSPOR (USD Juta) Net Capital Goods

Net Intermediate Goods Net Consumption Goods

Sumber: Bank Indonesia

7

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – 2012

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.26262626 Nilai Impor per Jenis Barang

Grafik 1.27Grafik 1.27Grafik 1.27Grafik 1.27

Pertumbuhan Impor per Jenis Barang

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 1.25Grafik 1.25Grafik 1.25Grafik 1.25 Perkembangan Nilai Impor

Grafik 1.23Grafik 1.23Grafik 1.23Grafik 1.23 Pertumbuhan Ekspor Per Jenis Barang

Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.22222 Perkembangan Nilai Ekspor Per Jenis Barang

Sumber: BPS Jatim Sumber: Bank Indonesia

Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.24444 Perkembangan Nilai Ekspor

Sumber: Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

5.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Consumption Goods Intermediate Goods Capital GoodsJ

U

T

A

U

S

D

(

C

I

F)

-60,0

-40,0

-20,0

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

140,0

160,0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

g_Total Impor g_Capital Goods

g_Intermediate Goods g_Consumption Goods

%

y

o

y

(60)

(40)

(20)

-

20

40

60

80

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Total Impor g_Total Impor

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Consumption Goods Intermediate Goods Capital Goods

(100)

(50)

-

50

100

150

200

250

(30)

(20)

(10)

-

10

20

30

40

50

60

70

80

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

g_Total Ekspor g_Capital Goods (rhs)

g_Intermediate Goods (rhs) g_Consumption Goods (rhs)

(40)

(20)

-

20

40

60

80

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Total Ekspor g_Total Ekspor

8

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – 2012

1.3. SISI PENAWARAN

Dari sisi penawaran, struktur perekonomian Jawa Timur pada triwulan III-2012 masih

masih didorong oleh tiga sektor utama yaitu Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR), Industri

Pengolahan dan Pertanian. Kombinasi ketiganya memberi sumbangan hingga sekitar

71,10% terhadap PDRB Jawa Timur.

Pertumbuhan tertinggi berada pada salah satu sektor utama Jawa Timur, yaitu

sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) yang mencapai 10,03% sehingga

memberikan sumbangan pertumbuhan terbesar mencapai 3,09%. Sedangkan sektor

Industri Pengolahan dan sektor Pertanian masing-masing tumbuh sebesar 6,35% dan

4,19% dengan kontribusi masing-masing sebesar 1,71% dan 0,64% terhadap pertumbuhan

ekonomi Jatim. Sedangkan sektor pendukung secara umum mencatatkan peningkatan

pertumbuhan dibandingkan periode sebelumnya.

Grafik Grafik Grafik Grafik 1.321.321.321.32 Pertumbuhan Tiga Sektor UtamaPertumbuhan Tiga Sektor UtamaPertumbuhan Tiga Sektor UtamaPertumbuhan Tiga Sektor Utama

Sumber: BPS Jawa Timur

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 1.33Grafik 1.33Grafik 1.33Grafik 1.33 Pertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor Pendukung

Sumber: BPS Jawa Timur

Sumber: Bank Indonesia

(10,00)

(5,00)

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

10,00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Pengangkutan & Komunikasi

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

Jasa-jasa

gPengangkutan & Komunikasi (rhs)

gKeuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan (rhs)

gJasa-jasa (rhs)

Tri

liu

n R

p.

(10,00)

(5,00)

-

5,00

10,00

15,00

20,00

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Pertanian

Industri Pengolahan

Perdagangan, Hotel & Restoran

gPertanian (rhs)

gIndustri Pengolahan (rhs)

gPerdagangan, Hotel & Restoran (rhs)

Trili

un

Rp

.

9

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – 2012

Grafik 1.35Grafik 1.35Grafik 1.35Grafik 1.35 Utilisasi Kapasitas Produksi

Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Jawa Timur, tingkat utilisasi kapasitas produksi di

Jawa Timur tercatat mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari

77,09% menjadi 73,73% (lihat grafik 1.35). Dari sisi sektoral, peningkatan kapasitas

produksi ini dipicu oleh perbaikan kinerja sektor pertanian dan sektor listrik, gas dan air

bersih.

Kondisi yang sedikit berbeda diperoleh dari perkembangan kegiatan usaha melalui

angka indeks realisasi usaha hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang mengalami

perlambatan menjadi 16,30. Sedangkan indeks realisasi usaha secara sektoral

mencatatkan perolehan angka tertinggi berada pada sektor perdagangan, hotel dan

restoran yang diikuti oleh sektor pertanian.

a. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran

Kinerja sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR) relatif stabil terjaga pada level

10% (yoy). Apabila ditinjau berdasarkan sub-sub sektornya, tercatat subsektor hotel

Grafik 1.37Grafik 1.37Grafik 1.37Grafik 1.37 Indeks Realisasi Usaha

Sumber: SKDU BI Surabaya

Grafik 1.38Grafik 1.38Grafik 1.38Grafik 1.38 Indeks Realisasi Usaha Sektoral

Grafik 1.36Grafik 1.36Grafik 1.36Grafik 1.36 Utilisasi Kapasitas Produksi Sektoral

63,4

56,9

67,2

71,5

63,3

64,2

70,0

69,8

75,1

80,1

77,7

73,2

74,9

69,3

70,7

73,974,3

73,3

74,5

78,178,5

77,1

73,7

30

40

50

60

70

80

90

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha BI (diolah)

0

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

TotalPertanianPertambangan

%,

SBT

Sumber : Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha BI (diolah)

-27,23

7,05

22,1

-0,45

-18,91

11,35

22,32

25,86

-1,85

21,623,29

4,15

1,1

19,5518,54

6,47

-1,46

20,88

11,6

15,81

6,43

26,35

8,49

35,87

12,65

31,82

16,3016,55212809

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV*

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Realisasi Usaha

S

B

T

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV*

2009 2010 2011 2012

TOTAL PERTANIAN

INDUSTRI PENGOLAHAN PHR%, SBT

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indoneisa (diolah)

10

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – 2012

mengalami peningkatan, sedangkan sisanya melambat. Subsektor ini mencatat peningkatan

dari sebesar 7,30% (yoy) pada periode sebelumnya menjadi 7,47% (yoy) pada Triwulan III-

2012. Sub Sektor Restoran melambat dari sebesar 8,86% (yoy) menjadi 8,48% (yoy) pada

periode laporan. Sementara itu Sub Sektor Perdagangan Besar dan Eceran mencatat

sedikit perlambatan, yaitu dari sebesar 10,89% (yoy) menjadi 10,41% (yoy). Perlambatan

kinerja pertumbuhan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restaurant tersebut disebabkan oleh

relatif melambatnya konsumsi masyarakat meskipun masih berada pada level yang cukup

tinggi.

b. Sektor Industri Pengolahan

Kinerja Industri Pengolahan pada triwulan III-2012 pun relatif terjaga stabil pada level

6%. Pertumbuhan tertinggi (yoy) terdapat pada subsektor logam dasar, besi dan baja serta

subsektor makanan, minuman dan tembakau, masing-masing sebesar 8,91% (yoy) dan

8,74%. Pertumbuhan positif hampir terjadi di seluruh sub sektor, kecuali sub sektor kertas

dan barang cetakan serta subsektor semen dan barang galian bukan logam masing-masing

sebesar -0,09% (yoy) dan -0,19%.

Terjaganya kinerja sektor industri pengolahan turut dikonfirmasi oleh ketiga

indikatornya, yaitu impor bahan baku dan modal, konsumsi bahan bakar dan listrik sektor

industri. Meskipun impor barang modal mengalami sedikit menurun, namun impor barang

bahan baku mencatatkan peningkatan. Kondisi ini merefleksikan bahwa kegiatan produksi

sektor industri pengolahan masih berjalan dengan baik seiring masih terjaganya konsumsi

dalam negeri di tengah melemahnya perekonomian global.

Grafik 1.44Grafik 1.44Grafik 1.44Grafik 1.44 Perkembangan Nilai Impor Barang Bahan Baku

Grafik 1.45Grafik 1.45Grafik 1.45Grafik 1.45 Perkembangan Pertumbuhan Impor

Impor Barang Bahan Baku

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 1.47Grafik 1.47Grafik 1.47Grafik 1.47

Konsumsi Listrik Golongan Industri

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

5.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Consumption Goods Intermediate Goods Capital GoodsJ

U

T

A

U

S

D

(

C

I

F)

11

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – 2012

c. Pertanian

Kinerja Sektor Pertanian mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya

yaitu dari tumbuh dari 3,04% menjadi 4,19% (yoy). Hampir semua sub sektor mengalami

peningkatan pertumbuhan, kecuali subsektor tanaman perkebunan dan subsektor

peternakan yang mencatatkan perlambatan masing-masing menjadi sebesar 2,04% (yoy)

dan 3,24% (yoy). Peningkatan pertumbuhan terbesar terdapat pada Sub Sektor Kehutanan

yang mencatat kenaikan dari sebesar 16,52% (yoy) menjadi 40,51% pada triwulan laporan.

Sumber: Bank Indonesia

-60,0

-40,0

-20,0

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

140,0

160,0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

g_Total Impor g_Capital Goods

g_Intermediate Goods g_Consumption Goods

%

y

o

y

-25%

-20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

80

180

280

380

480

580

680

780

880

980

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Konsumsi Listrik Industri Pertumbuhan

Sumber : PLN (diolah)

Kwh%

Bab 2Bab 2Bab 2Bab 2

PERKEMBANGAN INFLASI PERKEMBANGAN INFLASI PERKEMBANGAN INFLASI PERKEMBANGAN INFLASI

JAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMUR

12

BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan III n Tahun 2012

2222 PERKEMBANGAN INFLASIPERKEMBANGAN INFLASIPERKEMBANGAN INFLASIPERKEMBANGAN INFLASI

2.12.12.12.1 KONDISI KONDISI KONDISI KONDISI UMUUMUUMUUMUMMMM

Perkembangan inflasi di wilayah Jawa Timur (Jatim) yang dihitung berdasarkan

kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) di 71 kota pada triwulan III-2012 sebesar 1,93%

(qtq) atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 0,68%(qtq).

Hingga pertengahan tahun 2012, inflasi tahunan Jatim (4,50%-yoy) berada pada level yang

jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya (4,87%).

Berdasarkan kelompok barang, rata-rata laju inflasi bulanan di sepanjang triwulan III-

2012 relatif bervariasi. Dibandingkan triwulan III-2011, tekanan inflasi kelompok sandang,

kelompok pendidikan serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar berada

pada level yang lebih rendah sehingga turut mendorong melambatnya inflasi pada periode

laporan. Tercatat melambatnya inflasi pada kelompok Sandang, berasal dari kenaikan harga

emas perhiasan dan ragam sandang pria pada level yang lebih rendah, masing-masing

sebesar 0,32% (mtm) dan 2,10%.

Berdasarkan disagregasinya, melambatnya laju inflasi pada triwulan III-2012 terutama

didorong oleh perlambatan kelompok volatile food dari 0,85% (mtm) menjadi -0,80% dan

administered price dari 0,24% (mtm) menjadi -0,43%. Sedangkan, kelompok core inflation

sedikit mengalami peningkatan, yaitu dari 0,43% (mtm) menjadi 0,55%.

2.2 2.2 2.2 2.2 INFLASI BULANAN (mtm)INFLASI BULANAN (mtm)INFLASI BULANAN (mtm)INFLASI BULANAN (mtm)

2.2

Secara bulanan, rata-rata realisasi inflasi Jatim (0,64% - mtm) sedikit lebih rendah

dibandingkan inflasi bulanan di sepanjang triwulan III-2011 (0,68% - mtm), lihat tabel 2.1.

Penyebabnya adalah rendahnya level inflasi pada bulan September, yang hanya mencapai

0,02% (mtm) dibandingkan 2011 (0,47%-mtm). Setelah mengalami kenaikan harga pada

1 7 kota di Jawa Timur yang masuk dalam perhitungan inflasi Nasional : Surabaya, Malang, Kediri, Jember, Probolinggo, Madiun dan Sumenep, dengan bobot kota total sebesar 10,87%.

Grafik 2.1. Inflasi Jawa Timur & Nasional (yoy) Grafik 2.2. Perkembangan Inflasi Jawa Timur

4,50

4,31

2

3

4

5

6

7

8

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9

2010 2011 2012

jatim nasional

Sumber : BPS Jatim (diolah)

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2010 2011 2012

% Inflasi Bulanan (mtm) inflasi Tahunan (yoy)

Inflasi Triwulanan (qtq)

Sumber : BPS Jatim (diolah)

13

BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan III n Tahun 2012

Juli dan Agustus, kelompok bahan makanan serta kelompok transportasi dan komunikasi

mengalami deflasi masing-masing sebesar -0,85% (mtm) dan -0,69%.Sedangkan

dibandingkan komoditas lainnya, kenaikan biaya pendidikan dan harga emas internasional

turut mempengaruhi meningkatnya inflasi Jawa Timur di sepanjang triwulan III-2012.

Pola inflasi di sepanjang triwulan III-2012 masih sama dengan tahun 2011, yaitu

karena beberapa momentum yang serupa menjadi pemicu inflasi, diantaranya bulan puasa

dan lebaran, yang mendorong peningkatan permintaan pada periode laporan. Meskipun

memiliki pola inflasi yang relatif sama, namun fluktuasi nilai yang terjadi pada triwulan III-

2012 sedikit lebih tinggi.

Berdasarkan kelompok barang, rata-rata laju inflasi bulanan di sepanjang triwulan

III-2012 relatif bervariasi. Dibandingkan triwulan III-2011, tekanan inflasi kelompok sandang,

kelompok pendidikan serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar berada

pada level yang lebih rendah sehingga turut mendorong melambatnya inflasi pada periode

laporan. Tercatat melambatnya inflasi pada kelompok Sandang, berasal dari kenaikan harga

emas perhiasan dan ragam sandang pria pada level yang lebih rendah, masing-masing

sebesar 0,32% (mtm) dan 2,10%. Selanjutnya, kelompok Pendidikan, Rekreasi dan

Olahraga mengalami kenaikan harga cukup tinggi pada Agustus dan September.

Pendorong utama kenaikan kelompok pendidikan bersumber dari momentum tibanya

tahun ajaran baru yang memicu kenaikan biaya hampir di tiap level pendidikan. Namun

secara keseluruhan kenaikan harga pada tahun ini masih lebih kecil dibandingkan dengan

tahun 2011, sehingga level inflasi secara tahunan pada triwulan III-2012 mencapai 4,50%

(yoy).

Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah

Tabel 2.1 Inflasi Triwulan III Tahun 2011 & 2012 di Jawa Timur (mtm)

Jul Agst Sept Jul Agst Sept

UMUM 0,58 0,98 0,47 0,68 0,63 1,27 0,02 0,64

1 BAHAN MAKANAN 1,50 0,41 0,14 0,69 1,27 2,13 -0,85 0,85

2 MAMIN, ROKOK & TEMBAKAU 0,60 0,87 0,74 0,74 1,17 1,11 0,30 0,86

3 PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB 0,10 0,21 0,48 0,26 0,21 0,46 0,05 0,24

4 SANDANG 0,94 3,57 1,28 1,93 0,15 0,93 2,50 1,19

5 KESEHATAN 0,07 0,08 0,12 0,09 0,29 0,35 0,26 0,30

6 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH R 0,40 3,77 1,06 1,74 0,18 2,29 1,05 1,17

7 TRANSPOR,KOMUNIKASI 0,10 0,65 0,03 0,26 0,17 1,32 -0,69 0,27

Tw III-2011Rata-rata

Tw III-2012Rata-rataNo Kelompok Barang

14

BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan III n Tahun 2012

Bulan Bulan Bulan Bulan JuliJuliJuliJuli

Inflasi Jatim pada bulan Juli 2012 (0,65% - mtm) berada pada level yang rendah jika

dibandingkan dengan rata-rata historis inflasi pada periode yang sama dalam 5 (lima) tahun

terakhir (2007 – 2011) yang mencapai 0,91%, karena beberapa periode (tahun 2008 dan

2010) mengalami inflasi cukup tinggi. Meskipun demikian, inflasi Jatim masih berada

dibawah inflasi nasional yang mencapai 0,70% (mtm). Namun, dibandingkan periode

sebelumnya yaitu Juni 2012 (0,07% - mtm), terjadi peningkatan signifikan kenaikan harga

beberapa komoditas utama pada periode ini, khususnya pada kelompok bahan makanan

serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau.

Meningkatnya harga sub kelompok buah-buahan, sub kelompok telur, susu dan

hasil-hasilnya, sub kelompok kacang-kacangan serta sub kelompok daging dan hasil-

hasilnya menjadi pendorong utama meningkatnya harga pada kelompok bahan makanan.

Tibanya bulan puasa pada pertengahan bulan menjadi pemicu meningkatnya permintaan

kelompok bahan makanan. Di sisi lain, guna mengendalikan harga, Pemerintah Provinsi

Jawa Timur berinisiatif melakukan Program Bantuan Biaya Transportasi Bahan Pokok/Angkut

di Jawa Timur Tahun Anggaran 2012.

Berdasarkan komoditas, kenaikan harga pada kelompok ini, utamanya didorong oleh

telur ayam ras, alpukat, anggur dan daging ayam kampung. Selain faktor permintaan, harga

bahan makanan pun turut terpengaruh oleh kenaikan harga komoditas internasional, yaitu

dengan meningkatnya harga kacang kedelai lokal, sehingga turut mempengaruhi level

harga produk turunannya, seperti tahu dan tempe.

Selanjutnya, kenaikan harga komoditas rokok mendorong inflasi pada kelompok

makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada periode laporan. Masih berlanjutnya

kenaikan harga rokok menjadi bagian dari strategi manajemen dalam menghadapi

Grafik 2.3 Inflasi Juli 2012

Berdasarkan Kelompok Barang

Grafik 2.4 Inflasi Agusutus 2012

Berdasarkan Kelompok Barang

0,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

1,40

1

1,27

1,17

0,21

0,15

0,29

0,18 0,17

Inflasi mtm (%)

BAHAN MAKANAN

MAMIN, ROKOK & TEMBAKAU

PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB

SANDANG

KESEHATAN

PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA

TRANSPOR,KOMUNIKASI Inf. Jatim : 0,63%

Sumber : BPS Jatim (diolah)

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

1

2,13

1,11

0,46

0,93

0,35

2,29

1,32

Inflasi mtm (%)

BAHAN MAKANAN

MAMIN, ROKOK & TEMBAKAU

PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB

SANDANG

KESEHATAN

PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA

TRANSPOR,KOMUNIKASI

Inf. Jatim : 1,27%

Sumber : BPS Jatim (diolah)

15

BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan III n Tahun 2012

kebijakan tarif cukai rokok yang terus mengalami peningkatan. Dengan menerapkan

kenaikan harga secara bertahap, diharapkan jumlah penjualan produk relatif stabil.

.

Bulan Bulan Bulan Bulan AgustusAgustusAgustusAgustus

Tekanan inflasi pada bulan Agustus 2012 mengalami peningkatan dari

0,63% (mtm) menjadi 1,27%. Level inflasi Jatim pada bulan ini sedikit lebih tinggi

dibandingkan nasional yang mencapai 0,95% (mtm). Beberapa kelompok mengalami

peningkatan harga cukup tinggi, sehingga signifikan mendorong inflasi pada bulan ini, yang

terdiri dari kelompok bahan makanan, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga serta

kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan.

Kelompok bahan makanan meningkat sebesar 0,64% (mtm), dari 1,49% menjadi

2,13%. Pada periode laporan, level harga pada sub kelompoknya relatif bervariasi,

beberapa mengalami inflasi dan lainnya deflasi. Harga pada sub kelompok kacang-

kacangan, ikan segar dan sayur-sayuran meningkat signifikan hingga level inflasi kelompok

ini rata-rata berada di atas 4,00%. Selanjutnya, kenaikan harga pada sub kelompok ikan

diawetkan, sub kelompok lemak dan minyak, serta sub kelompok padi-padian, umbi-

umbian dan hasilnya pun turut mendorong kenaikan inflasi kelompok bahan makanan yang

rata-rata meningkat sebesar 1% (mtm). Meningkatnya harga komoditas di hampir seluruh

sub kelompok disebabkan karena kenaikan permintaan masyarakat pada bulan puasa dan

Lebaran yang jatuh di pertengahan bulan Agustus 2012. Di sisi lain, beberapa kelompok

lainnya mengalami deflasi, yaitu sub kelompok daging dan hasil-hasilnya, sub kelompok

telur, susu dan hasil-hasilnya, sub kelompok buah-buahan serta sub kelompok bahan

makanan lainnya. Menyadari tingginya tekanan permintaan pada periode laporan,

Pemerintah Provinsi Jawa Timur berupaya melakukan Program Bantuan Biaya

Transportasi/Angkut Bahan Pokok Tahun 2012.

Selanjutnya, tekanan inflasi juga meningkat pada kelompok pendidikan, rekreasi dan

olahraga dari 0,20% (mtm) menjadi 2,29%. Kenaikan kelompok ini utamanya didorong

-1,00

-0,50

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

-0,85

0,30

0,05

2,50

0,26

1,05

-0,69

Inflasi mtm (%)

BAHAN MAKANAN

MAMIN, ROKOK &

TEMBAKAUPERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GA

S & BBSANDANG

KESEHATAN

PENDIDIKAN, REKREASI DAN

OLAH RAGA

Inf. Jatim : 0,02%

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 2.5

Inflasi September 2012 – Per Kelompok Barang Grafik 2.6

Harga Emas Internasional vs Emas Perhiasan

Sumber: SPH, Bank Indonesia & Bloomberg

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

-

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

350.000

400.000

450.000

500.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2010 2011 2012

Rp/Gram

Harga Emas Perhiasan Harga Emas Internasional (rhs)

16

BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan III n Tahun 2012

oleh kenaikan biaya pendidikan hingga mencapai 3,67% (mtm). Dimulainya tahun ajaran

baru pendidikan tingkat akademi/perguruan tinggi mendorong kenaikan harga pada sub

kelompok ini. Kenaikan harga juga terjadi pada sub kelompok perlengkapan/peralatan

pendidikan sebesar 1,44% (mtm). Namun demikian, kenaikan kelompok pendidikan,

rekreasi dan olahraga pada Agustus 2012 masih lebih kecil dibandingkan tahun 2011, yang

mengalami inflasi sebesar 6,85% (mtm) dari sebelumnya 0,16%.

Sebagaimana pada umumnya, momentum Lebaran yang disertai tradisi mudik

menjadi kesempatan tersendiri bagi pengusaha transportasi guna meningkatkan laba.

Dengan pemberlakuan ketentuan tarif batas atas alat transportasi oleh Kementerian

Perhubungan RI diharapkan kenaikan tarifnya tidak memberatkan masyarakat.

Meningkatnya biaya angkut di 7 (tujuh) kota penghitungan inflasi pada akhirnya turut

mendorong inflasi sub kelompok transpor dari 0,24% (mtm) menjadi 1,87%. Tidak hanya

itu, meningkatnya kebutuhan masyarakat hampir di seluruh sektor, termasuk sub sektor jasa

keuangan yang pada akhirnya turut mempengaruhi tingkat biaya yang harus dibayar.

Tercatat, sub kelompok jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 2,46% (mtm).

Bulan Bulan Bulan Bulan SeptemberSeptemberSeptemberSeptember

Sebagaimana pola sebelumnya, pasca momentum bulan puasa, tahun ajaran baru

dan Lebaran, tekanan inflasi di bulan September 2012 menurun dari 1,27% (mtm) menjadi

0,02%. Meredanya tekanan inflasi bulan ini dipicu oleh menurunnya permintaan

masyarakat serta stabilnya sisi penawaran, sehingga mendorong terjadinya deflasi pada

beberapa kelompok, yaitu kelompok bahan makanan serta kelompok transpor, komunikasi

dan jasa keuangan, masing-masing sebesar -0,85% (mtm) dan -0,69%. Tekanan inflasi

cukup tinggi berasal dari kelompok sandang, yang meningkat menjadi 2,50% (mtm).

Peningkatan ini didorong oleh kenaikan harga emas perhiasan yang turut terpengaruh oleh

peningkatan harga emas di level internasional. Inflasi pada kelompok lainnya relatif stabil

terjaga pada level yang sama dibandingkan periode sebelumnya.

Hampir seluruh sub kelompok bahan makanan mengalami deflasi, terutama sub

kelompok bumbu-bumbuan serta sub kelompok daging dan hasil-hasilnya yang masing-

masing mencapai -2,72% (mtm) dan -2,31%. Menurunnya permintaan masyarakat serta

tibanya musim panen gadu beberapa komoditas kelompok bumbu-bumbuan menjadi

pendorong terjadinya deflasi pada kelompok ini. Tercatat penurunan harga terjadi pada

komoditas bawang merah, cabe merah dan ketumbar, masing-masing sebesar -11,38%

(mtm), -8,31% dan -1,06%. Menurunnya harga komoditas daging ayam ras, daging ayam

kampung dan hati sapi, masing-masing sebesar -6,09% (mtm), -2,97% dan -4,00%

menjadi pendorong terjadinya deflasi kelompok bahan makanan pada periode laporan.

17

BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan III n Tahun 2012

Selanjutnya, deflasi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan

utamanya didorong oleh penurunan harga sub kelompok transpor sebesar -0,95% (mtm).

Tercatat tarif angkutan antar kota, kereta api, angkutan udara, kendaraan sewa dan

kendaraan travel menjadi pendorong utama penurunan sub kelompok ini, masing-masing

sebesar -14,97% (mtm), -8,07%, -2,89%, -0,68% dan -0,46%. Minimnya momentum

untuk berwisata serta telah berlalunya musim liburan sekolah dan lebaran menjadikan

seluruh biaya jasa transport kembali normal.

2.3.2.3.2.3.2.3. IIIINFLASI TRIWULANAN NFLASI TRIWULANAN NFLASI TRIWULANAN NFLASI TRIWULANAN (qtq)(qtq)(qtq)(qtq)

Secara triwulanan, laju inflasi Jatim mencapai 1,95% (qtq) pada triwulan II-2012 atau

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang berada pada level 0,89% (qtq). Dari

kelompok pembentuknya, peningkatan pada triwulan ini terutama disebabkan oleh

meningkatnya laju kenaikan harga komoditas (secara berurutan) pada kelompok sandang

dari -0,53% (qtq) menjadi 3,66%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga dari 0,25%

(qtq) menjadi 3,56%, kelompok bahan makanan dari 0,68% (qtq) menjadi 2,77%,

kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dari 1,85% (qtq) menjadi 2,66%,

kelompok kesehatan dari 0,52% (qtq) menjadi 0,91%dan kelompok transpor, komunikasi

dan jasa keuangan dari 0,41% (qtq) menjadi 0,79%.

Peningkatan harga komoditas emas perhiasan, beberapa jenis sandang wanita dan

laki-laki menjadi pendorong utama kenaikan harga kelompok sandang pada triwulan ini.

Tercatat, secara konsisten, ketiga komoditas ini mengalami peningkatan harga di bulan

Agustus dan September pada triwulan III-2012. Selanjutnya, kenaikan tarif pendidikan di

saat tahun ajaran baru mulai terjadi sejak Agustus di seluruh jenjang pendidikan, dengan

kenaikan tertinggi pada tingkat Sekolah Dasar (7,80% - qtq). Bahkan tahapan pendidikan

Kelompok Bermain pun mengalami kenaikan harga sebesar 3,82% (qtq). Pada kelompok

pendidikan, rekreasi dan olah raga, tidak hanya sub kelompok pendidikan yang mengalami

Grafik 2.8 Harga Sub Kelompok Bumbu-bumbuan

Grafik 2.7 Harga Daging Ayam Ras & Telur Ayam Ras

Sumber: Survei Pemantauan Harga, KBI Surabaya Sumber: Survei Pemantauan Harga, KBI Surabaya

10.000

12.000

14.000

16.000

18.000

20.000

22.000

24.000

26.000

5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2009 2010 2011 2012

Rp/ Kg Daging ayam ras Telur Ayam Ras

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

90.000

5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2009 2010 2011 2012

Rp/ Kg Cabe Merah Bawang Merah Cabe Rawit Bawang Putih

18

BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan III n Tahun 2012

kenaikan biaya, namun juga sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan pun

harganya meningkat sebesar 2,06% (qtq). Kenaikan harga tertinggi bersumber dari jenis

komoditas buku pelajaran (SD/SMP/SMA), buku tulis bergaris dan printer desk jet yang

bergerak pada level 3% (qtq).

Produksi tanaman bahan makanan di sepanjang triwulan III-2012 lebih kecil

dibandingkan periode sebelumnya, sehingga turut mempengaruhi level harga sub

kelompoknya, kecuali sub kelompok ikan yang diawetkan dan sub kelompok bumbu-

bumbuan yang tercatat mengalami deflasi. Kenaikan harga tertinggi bersumber dari

kelompok kacang-kacangan, yang turut terpengaruh oleh kenaikan harga kedelai di pasar

internasional. Kelompok ini tercatat mengalami kenaikan harga hingga mencapai level

15,03% (qtq), jauh lebih tinggi dibandingkan kenaikan harga umumnya yang bergerak di

level 0,50% s.d 1,00%.

Sementara itu, kenaikan harga sub kelompok makanan jadi sebesar 2,59% (qtq)

menjadi sumber inflasi kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada

periode laporan, selain masih terus berlanjutnya kenaikan komoditas rokok di sepanjang

tahun. Pada kelompok kesehatan, sumber pendorong inflasi berasal dari sub kelompok

perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 1,49% (qtq). Selanjutnya, sub kelompok jasa

keuangan dan sub kelompok transpor signifikan mempengaruhi tingkat inflasi kelompok

transpor, komunikasi dan jasa keuangan dari 0,41% (qtq) menjadi 0,79%.

Tabel 2.2

Inflasi & Sumbangan Inflasi di Jawa Timur (qtq)

Sumber : BPS, data diolah

Grafik 2.9 Inflasi (qtq) Kel. Bahan Makanan

Grafik 2.10 Inflasi (qtq) Kel. Bahan Makanan

Tw II-2012 & Tw III-2012

Sumber : BPS, data diolah Sumber : BPS, data diolah

-30,00

-25,00

-20,00

-15,00

-10,00

-5,00

0,00

5,00

10,00

15,00

Pa

di-

pa

dia

n,

um

bi-

um

bia

n

Da

gin

g d

an

Ha

sil-

ha

sil

nya

Ika

n S

eg

ar

Ika

n D

iaw

etk

an

Te

lur,

Su

su

da

n

Ha

sil2

nya

Sa

yu

r-sa

yu

ran

Ka

ca

ng

-ka

ca

ng

an

Bu

ah

-b

ua

ha

n

Bu

mb

u -

bu

mb

ua

n

Le

ma

k d

an

Min

ya

k

Ba

ha

n M

aka

na

n

La

inn

ya

0,94

4,853,12

-3,82 -0,471,75

14,95

7,23

-5,140,82 1,80

% (qtq)

-10,00

-5,00

0,00

5,00

10,00

15,00Padi-padian, umbi-umbian

Daging dan Hasil-hasilnya

Ikan Segar

Ikan Diawetkan

Telur, Susu dan Hasil2nya

Sayur-sayuranKacang - kacangan

Buah - buahan

Bumbu - bumbuan

Lemak dan Minyak

Bahan Makanan Lainnya

Tw II-2012 Tw III-2012

Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III

UMUM 0,99 0,26 2,05 0,92 0,68 0,89 1,93 0,99 0,26 2,06 0,92 3,98 0,55 2,30

BAHAN MAKANAN 0,81 -1,14 2,07 2,49 0,56 0,90 2,55 0,18 -0,25 0,46 0,56 0,90 0,25 3,81

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 1,20 0,71 2,23 0,77 1,28 1,90 2,61 0,22 0,23 0,30 0,14 1,04 1,34 3,04

PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB 1,01 0,65 0,79 0,57 0,67 1,18 0,72 0,22 0,14 0,17 0,13 0,58 0,85 1,11

SANDANG 1,04 2,03 5,88 -0,21 1,06 -0,48 3,60 0,07 0,14 0,40 -0,01 0,61 -0,96 2,30

KESEHATAN 1,64 1,46 0,26 0,52 0,50 0,54 0,90 0,08 0,07 0,01 0,02 0,13 0,47 0,78

PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 0,79 0,35 5,29 0,40 0,25 0,27 3,55 0,07 0,03 0,48 0,04 0,57 0,03 3,75

TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA K 1,06 0,17 0,79 0,23 0,42 0,40 0,79 0,19 0,03 0,14 0,03 0,28 0,33 1,14

20122012201220122011201120112011SUMBANGAN INFLASI QTQINFLASI QTQ

KELOMPOKKELOMPOKKELOMPOKKELOMPOK 2011201120112011 2012201220122012

19

BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan III n Tahun 2012

Grafik 2.15 Pergerakan Harga Beras di Surabaya

Grafik 2.16 Pergerakan Harga Beras Internasional

Sumber: Survei Pemantauan Harga, KBI Surabaya Sumber: Bloomberg

Meskipun kenaikan harga pada kelompok bahan makanan tidak terlalu tinggi

dibandingkan periode sebelumnya, namun sumbangan utama inflasi masih berasal dari sub

kelompok daging dan hasil-hasilnya, sub kelompok buah-buahan dan sub kelompok sayur-

sayuran, masing-masing bergerak pada level 8%, 5% dan 2%. Sedangkan sub kelompok

bumbu-bumbuan lebih banyak mengalami deflasi, kecuali di bulan Agustus yang

mengalami kenaikan harga sebesar 4,32% (qtq).

Grafik 2.12 Pergerakan Harga Daging-Dagingan

Grafik 2.11 Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan

Sumber: Survei Pemantauan Harga, KBI Surabaya Sumber: Survei Pemantauan Harga, KBI Surabaya

Grafik 2.14 Pergerakan Harga Sayur-sayuran

Grafik 2.13 Perkembangan Harga Kelompok Makanan Jadi, Minuman

Rokok dan Tembakau

Sumber: Survei Pemantauan Harga, KBI Surabaya Sumber: Survei Pemantauan Harga, KBI Surabaya

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

90.000

5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2009 2010 2011 2012

Rp/ Kg Cabe Merah Bawang Merah Cabe Rawit Bawang Putih

-

10.000,00

20.000,00

30.000,00

40.000,00

50.000,00

60.000,00

70.000,00

80.000,00

90.000,00

10.000

12.000

14.000

16.000

18.000

20.000

22.000

24.000

26.000

28.000

5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2009 2010 2011 2012

Rp/ Kg Daging ayam ras Telur Ayam Ras Daging Sapi

7.400,00

7.600,00

7.800,00

8.000,00

8.200,00

8.400,00

8.600,00

8.800,00

9.000,00

9.200,00

9.400,00

7.000

9.000

11.000

13.000

15.000

17.000

19.000

5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9

2009 2010 2011 2012

Rp/ Kg Gula Pasir Lokal ROKOK KRETEK ROKOK KRETEK FILTER

3.000

5.000

7.000

9.000

11.000

13.000

15.000

17.000

5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2009 2010 2011 2012

Rp/ Kg

Kacang Panjang Kangkung Bayam Sawi Hijau Tomat Sayur Wortel Kentang

-

100,00

200,00

300,00

400,00

500,00

600,00

5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2009 2010 2011 2012

USD/mt

Harga Beras Internasional

7000

7500

8000

8500

9000

9500

10000

10500

5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9

2009 2010 2011 2012

Rp/Kg

Harga Beras Domestik

20

BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan III n Tahun 2012

Hingga September 2012, realisasi pengadaan beras Bulog Jatim mencapai 932.348

ton, dari target 1.036.000 pada akhir tahun. Meskipun musim kemarau mulai melanda

beberapa kawasan di Jatim, namun diperkirakan tidak berdampak pada produksi dan

serapan beras petani oleh Bulog Jatim. Dengan strategi untuk memperluas cakupan

kegiatan di bidang on farm, kini Bulog Jatim turut berperan pada kegiatan yang

berhubungan dengan penanaman dan pembelian gabah/beras langsung dari

petani/kelompok petani/Gapoktan. Kegiatan tersebut diantaranya:

1. On Farm Mandiri, adalah kegiatan usaha tani padi yang dikelola secara mandiri oleh

Perum Bulog di lahan milik Perum Bulog dan/sewa lahan milik pihak lain;

2. On Farm Kemitraan, adalah kegiatan kerjasama usaha tani padi antara Perum Bulog dan

Mitra Kerja On Farm Mandiri (MKO) dengan cara memberikan bantuan sarana produksi

berupa bibit benih, pupuk dan pestisida kepada petani/kelompok petani/Gapoktan atas

jaminan dari MKO yang dibayarkan setelah selesai panen (yarnen);

3. On Farm Sinergi, adalah kegiatan kerjasama usaha tani padi antara Perum Bulog dengan

petani/kelompok tani/Gapoktan, Mitra Kerja, Perusahaan Saprodi, Perbankan dan

Instansi terkait seperti (Pemerintah Daerah, Dinas Pertanian dan Badan Ketahanan

Pangan). Kegiatan kerjasama yang dilakukan tersebut dalam rangka untuk penyediaan

Saprodi, produksi (budidaya), penanganan panen dan pasca panen, pembiayaan usaha

tani dengan seluruh hasil panen di jual kepada Perum Bulog Drive Jatim.

4. On Farm Alternatif, adalah kegiatan usaha tani padi antara Perum Bulog dengan

Gapoktan/KTNA, dimana Gapoktan melaksanakan penandatangan MOU dengan Perum

Bulog serta selanjutnya Gapoktan melaksanakan kontrak pengadaan dengan Perum

Bulog.

Bulog Divre Jawa Timur bertekad akan terus mengembangkan Program On Farm untuk

mendukung target surplus 10 juta ton setara beras pada tahun 2014. Pada tahun ini

tercatat Kabupaten Bojonegoro menjadi sentra produksi beras terbesar di Jawa Timur

dengan produksi 173.926 ton, disusul oleh Kabupaten Madiun dan Kabupaten Madura

masing – masing sebesar 59.430 ton dan 59.123 ton.

21

BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan III n Tahun 2012

Tabel Tabel Tabel Tabel 2.3 2.3 2.3 2.3 TiTiTiTime Series me Series me Series me Series Pengadaan Gabah/Beras 5 Tahun TerakhirPengadaan Gabah/Beras 5 Tahun TerakhirPengadaan Gabah/Beras 5 Tahun TerakhirPengadaan Gabah/Beras 5 Tahun Terakhir oleh BULOG Jatimoleh BULOG Jatimoleh BULOG Jatimoleh BULOG Jatim

2.32.32.32.3 INFLASI TAHUNANINFLASI TAHUNANINFLASI TAHUNANINFLASI TAHUNAN (yoy)(yoy)(yoy)(yoy)

Berbeda dengan laju inflasi bulanan dan triwulanan, secara tahunan, pada triwulan II-

2012, terjadi perlambatan laju inflasi dari sebelumnya 4,60% (yoy) menjadi 4,50%.

Perlambatan ini didorong utamanya oleh terjadinya perlambatan laju inflasi pada kelompok

sandang dari 6,21% (yoy) menjadi 3,98%, kelompok serta kelompok perumahan, air, listrik,

gas dan bahan bakar dari 3,22% (yoy) menjadi 3,18%. Namun demikian, masih terdapat

tekanan inflasi dari kelompok kesehatan, bahan makanan serta kelompok makanan jadi,

minuman, rokok dan tembakau, masing-masing sebesar 2,47% (yoy), 6,64% serta 6,72%.

Sedangkan, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan masih berada pada level

yang sama yaitu 1,87% (yoy).

Berbeda dengan triwulan sebelumnya,

kelompok sandang menjadi pendorong

inflasi pada periode laporan dengan

meningkatnya harga emas perhiasan, yang

turut terpengaruhi oleh kenaikan harga

emas di pasar dunia.

Grafik 2.17 Inflasi Kelompok Sandang (qtq)

2007 2008 2009 2010 2011 Rencana Realisasi

(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)

1 Januari - - 32.490 - 183 63.500 625

2 Februari - 559 51.369 16 17.513 89.000 19.510

3 Maret - 162.685 258.602 69.304 87.312 135.000 153.557

4 April 111.037 242.450 296.401 192.078 91.779 192.000 242.648

5 Mei 202.540 169.469 174.055 176.416 75.803 160.000 195.755

6 Juni 113.844 102.798 109.207 105.646 38.622 132.500 117.775

7 Juli 70.187 96.318 69.846 23.169 18.296 92.500 83.936

8 Agustus 39.274 55.885 65.077 15.393 27.622 67.500 66.273

9 September 6.047 41.179 28.176 7.351 3.875 42.100 33.978

10 Oktober 105 35.685 19.905 18.133 6.284 37.500 83.256

11 Nopember - 50.684 3.311 7.090 14.761 20.000

12 Desember - 17.313 298 706 29.720 4.400

Jumlah 543.034 975.025 1.108.737 615.302 411.764 1.036.000 962.838

No Bulan

Realisasi Pengadaan 2012

-2,00

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

Sandang Laki-laki Sandang Wanita Sandang Anak-

anak

Barang Pribadi dan

Sandang Lain

Tw I-2011 Tw II-2011 Tw III-2011 Tw IV-2011

Tw.I-2012 Tw II-2012 Tw III-2012

%, qtq

Sumber : BPS Jatim (diolah)

22

BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan III n Tahun 2012

Perlambatan pada periode laporan didorong oleh penurunan harga komoditas pada

kelompok Sandang, terutama pada sub kelompok barang pribadi dan sandang lain dari

10,60% (yoy) menjadi 5,10% serta sub kelompok sandang laki-laki dari 4,13% (yoy)

menjadi 2,43%. Meskipun harga emas perhiasan mengalami kenaikan namun

peningkatannya masih lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya.

Sebagaimana ditunjukkan pada grafik 2.18, perkembangan dua kelompok barang

utama penyumbang inflasi di Jawa Timur menunjukkan perkembangan yang searah, yaitu

keduanya mengalami kenaikan laju inflasi secara tahunan di sepanjang bulan Juli, Agustus

dan September 2012. Serupa dengan pola inflasi secara bulanan dan triwulanan, faktor

utama pendorong inflasi pada kelompok bahan makanan berasal dari sub kelompok

kacang-kacangan, sub kelompok bumbu-bumbuan, sub kelompok daging dan hasil-hasilnya

serta sub kelompok ikan segar dengan rata-rata tingkat inflasi berada pada level 10% -

14%. Sedangkan pendorong kenaikan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan

tembakau berasal dari sub kelompok tembakau dan minuman yang beralkohol yang

mengalami inflasi sebesar 9,75% (yoy) dari sebelumnya 2,40%.

Sumber: BPS, data diolah

Grafik 2.18 Perbandingan Inflasi Tahunan (yoy)

Per Kelompok Barang

Grafik 2.19

Inflasi (yoy) Tertinggi - Kelompok Barang

Sumber : BPS, (data diolah)

Tabel 2.3 Inflasi Jawa Timur (yoy) Per Kelompok Barang

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

BAHAN

MAKANAN

MAMIN,ROK

OK &

TEMBAKAU

PERUMAHA

N

SANDANGKESEHATAN

PENDIDIKAN,

REKREASI,

OLAH RAGA

TRANSPORT

ASI,

KOMUNIKASI

Inflasi (mtm) Agust 2012

Inflasi (mtm) Sept 2012

0,00

4,00

8,00

12,00

16,00

20,00

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9

2010 2011 2012

Inflasi yoy (%) BAHAN MAKANAN

MAKANAN JADI, MINMAN, ROKOK & TEMB

Sumber: BPS (diolah)

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

Umum 7,46 6,26 4,87 4,29 3,97 4,63 4,50 7,46 6,26 4,87 4,29 3,97 4,27 4,52

Bahan Makanan 15,71 9,69 5,33 4,26 4,00 6,14 6,64 15,71 9,69 5,33 4,26 4,00 5,46 7,25

Makanan Jadi, Minuman & Rokok 5,63 5,98 6,22 5,00 5,09 6,32 6,72 5,63 5,98 6,22 5,00 5,09 5,74 6,58

Perumahan Listrik, Gas & Bahan Bakar 4,62 4,83 3,08 3,04 2,70 3,24 3,18 4,62 4,83 3,08 3,04 2,70 2,91 3,23

Sandang 9,58 7,64 13,27 8,93 8,95 6,27 3,98 9,58 7,64 13,27 8,93 8,95 5,76 2,18

Kesehatan 3,11 4,34 3,88 3,93 2,76 1,83 2,47 3,11 4,34 3,88 3,93 2,76 1,76 2,28

Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 6,75 7,08 6,97 6,92 6,35 6,26 4,51 6,75 7,08 6,97 6,92 6,35 6,01 4,46

Tranpor, Komunikasi & Jasa 3,93 3,98 1,44 2,27 1,62 1,86 1,87 3,93 3,98 1,44 2,27 1,62 1,78 2,14

KELOMPOK

Inflasi (yoy) Sumbangan Inflasi (yoy)

2011 2012 2011 2012

23

BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan III n Tahun 2012

2.42.42.42.4 INFLASI MENURUT KOTAINFLASI MENURUT KOTAINFLASI MENURUT KOTAINFLASI MENURUT KOTA

Pada triwulan periode laporan, perkembangan IHK 7 (tujuh) kota di Jatim yang masuk

dalam perhitungan inflasi nasional secara umum menunjukkan peningkatan laju inflasi

triwulanan. Sebagaimana ditunjukkan pada table 2.4 di bawah ini, inflasi tertinggi pada

periode laporan terjadi di kota Probolinggo dengan inflasi sebesar 2,49% (qtq) sedangkan

terendah terjadi di Madiun (1,70%).

Hal serupa ditunjukkan juga pada laju inflasi tahunan 7 (tujuh) kota di Jatim yang

seluruhnya mengalami peningkatan. Tercatat, inflasi tahunan (yoy) tertinggi terjadi di kota

Sumenep (6,05%) dan inflasi terendah terjadi di Madiun (3,91%). Masih sama dengan

periode sebelumnya, faktor utama yang mendorong tingginya inflasi di kota Sumenep

dibanding kota-kota lainnya masih terkait dengan kendala untuk mengakses wilayah ini,

Grafik 2.20 Inflasi Tahunan (yoy) Kelompok Bahan Makanan

Tahun 2011 - 2012

Grafik 2.21 Inflasi (yoy) Kelompok Makanan Jadi, Minuman &

Tembakau

Sumber : BPS, (data diolah) Sumber : BPS, (data diolah)

-40,00

-20,00

0,00

20,00

40,00

Padi-padian

Daging & hasilnya

Ikan Segar

Ikan Diawetkan

Telur, Susu

Sayur-sayuranKacang - kacangan

Buah - buahan

Bumbu - bumbuan

Lemak dan Minyak

Bahan Makanan Lainnya

Inflasi (yoy) Tahun 2011 Inflasi (yoy)Tahun 2012

0,00

5,00

10,00

15,00Makanan Jadi

Minuman yang

Tidak Beralkohol

Tembakau dan

Minuman

Beralkohol

Inflasi (yoy) Tahun Sept 2011 Inflasi (yoy) Tahun Sept 2012

Tabel 2.4 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur

Sumber: BPS, Data diolah.

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

Jawa Timur 0,99 0,26 2,05 0,92 0,68 0,89 1,93 7,46 6,26 4,87 4,29 3,97 4,63 4,50

Surabaya 1,25 0,34 2,23 0,84 0,73 0,82 1,84 8,00 6,98 5,22 4,73 4,19 4,69 4,30

Malang 0,72 0,24 1,92 1,13 0,46 0,86 2,05 6,42 5,37 4,71 4,07 3,80 4,44 4,58

Kediri -0,15 0,52 2,20 1,03 0,53 1,20 2,40 5,98 4,48 4,45 3,64 4,34 5,06 5,25

Jember 0,80 -0,76 1,37 1,00 0,84 0,84 1,64 7,97 5,04 4,03 2,42 2,46 4,12 4,39

Sumenep 0,10 0,87 1,59 1,57 0,97 1,21 2,16 6,31 5,70 3,57 4,19 5,10 5,46 6,05

Probolimggo 1,20 0,30 1,62 0,61 0,63 1,73 2,49 7,19 5,59 3,71 3,78 3,19 4,66 5,56

Madiun 0,81 0,03 1,73 0,89 0,68 0,58 1,70 6,51 5,32 4,65 3,49 3,36 3,93 3,91

2012

Inflasi Tahunan (yoy)Inflasi Triwulanan (qtq)

WILAYAH 2011 2012 2011

24

BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan III n Tahun 2012

Sementara itu, relatif rendahnya laju inflasi di kota Madiun baik secara triwulanan

maupun tahunan pada periode laporan disebabkan oleh relatif rendahnya laju inflasi dari

kelompok kesehatan dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan, yang masing-

masing tercatat sebesar 2,71% (yoy) dan 0,21%. Selain itu, menurunnya tekanan inflasi dari

kelompok kesehatan dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan turut

menyumbang terbentuknya tingkat inflasi yang rendah di kota ini.

Pada periode laporan, kelompok barang penyumbang inflasi yang menjadi sumber

tekanan inflasi di ketujuh kota diindikasikan utamanya berasal dari kelompok bahan

makanan, yang masing-masing menyumbang inflasi Jatim di level 0,91% - 14,37% (yoy).

Selanjutnya, kenaikan harga gula pasir dan rokok yang terjadi di seluruh wilayah Jatim,

diindikasikan menjadi penyumbang inflasi tertinggi kedua, yang berasal dari kelompok

makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau. Masih sama seperti periode sebelumnya,

sumbangan inflasi kelompok kesehatan dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa

keuangan merupakan yang terendah dibandingkan kelompok lainnya.

sehingga mengakibatkan tingginya

fluktuasi harga barang. Selain itu, faktor

ketinggian ombak di musim tertentu pun

turut mempengaruhi tingkat harga,

terutama untuk sub kelompok bumbu-

bumbuan yang bersifat tidak tahan lama.

Pendirian lumbung desa merupakan salah

satu strategi yang dapat dilakukan guna

mengendalikan fluktuasi harga.

Grafik 2.22 Perbandingan Inflasi Year on Year (yoy)

7 Kota di Jawa Timur

Sumber: BPS, Data diolah.

Jatim 4,50

Surabaya 4,30

Malang 4,58 Kediri 5,25

Jember 4,39

Probolinggo 5,56

Madiun 3,91

Sumenep 6,05

3,00

3,50

4,00

4,50

5,00

5,50

6,00

6,50

3,00 3,50 4,00 4,50 5,00 5,50 6,00 6,50

% (yoy)

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Kelompok Barang Jatim Surabaya Malang Kediri Jember Sumenep Probolinggo Madiun

Umum 0,78 1,25 0,52 -0,02 -0,03 -0,56 -0,35 -0,14

Bahan Makanan 0,23 0,46 0,46 -0,03 -0,05 -0,71 -0,24 -0,28

Makanan Jadi, Minuman & Rokok 0,16 0,22 0,22 0,03 0,14 0,00 0,04 0,09

Perumahan Listrik, Gas & Bahan Bakar 0,10 0,13 0,13 0,00 0,12 0,02 0,01 0,01

Sandang 0,08 0,06 0,06 0,10 0,14 0,13 0,03 0,08

Kesehatan 0,01 0,02 0,02 0,01 0,00 0,00 0,00 0,01

Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 0,20 0,19 0,19 0,10 0,06 0,03 0,00 0,07

Tranpor, Komunikasi & Jasa 0,03 0,19 0,19 -0,22 -0,32 -0,02 -0,18 -0,22

Tabel 2.5 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur per Kelompok Barang & Jasa

Triwulan III-2012 (% mtm)

Sumber : BPS, data diolah.

25

BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan III n Tahun 2012

2.52.52.52.5 DISAGREGASIDISAGREGASIDISAGREGASIDISAGREGASI INFLASI INFLASI INFLASI INFLASI

Analisis lebih lanjut berdasarkan disagregasinya, melambatnya laju inflasi pada

triwulan III-2012 terutama didorong oleh perlambatan kelompok volatile food dari 0,85%

(mtm) menjadi -0,80% dan administered price dari 0,24% (mtm) menjadi -0,43%.

Sedangkan, kelompok core inflation sedikit mengalami peningkatan, yaitu dari 0,43%

(mtm) menjadi 0,55%.

Melambatnya laju inflasi kelompok volatile food pada triwulan III-2012 didorong

oleh penurunan harga pada hampir seluruh sub kelompok, kecuali sub kelompok kacang-

kacangan dari dan sub kelompok buah-buahan. Meningkatnya harga bahan makanan pada

sub kelompok kacang-kacangan turut dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas kacang

kedelai di pasar dunia sehingga mendorong meningkatnya harga kacang kedelai lokal dan

produk turunannya, seperti tahu dan tempe. Masih tingginya ketergantungan Indonesia

pada kedelai impor menjadi landasan kebijakan pemerintah untuk mendorong produksi

kedelai lokal di masa mendatang. Penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebagai acuan

harga jual kedelai lokal diharapkan menjadi insentif bagi petani lokal guna

mengembangkan komoditas ini seiring makin menjanjikannya laba hasil penanamannya.

Selanjutnya, minimnya panen sub kelompok buah-buahan pada triwulan ini di tengah

Sumber : BPS, data diolah.

Tabel 2.6 Sumbangan Inflasi 7 Kota di Jawa Timur Per Kelompok Barang & Jasa

Triwulan III-2012 (% yoy)

Grafik 2.23

Laju Inflasi Jatim per Komponen (mtm)

-6,00

-4,00

-2,00

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2009 2010 2011 2012

(% ,mtm)

Umum Volatile food Adm Price Core Inflation

Sumber: BPS (diolah)

Kelompok Barang Jatim Surabaya Malang Kediri Jember Sumenep Probolinggo Madiun

Umum 4,52 4,33 4,58 5,25 4,39 6,05 5,56 3,91

Bahan Makanan 7,25 1,59 1,57 2,27 1,40 4,03 1,78 1,76

Makanan Jadi, Minuman & Rokok 6,58 1,28 1,04 1,43 1,33 0,58 1,32 0,70

Perumahan Listrik, Gas & Bahan Bakar 3,23 0,65 0,44 0,77 1,27 0,65 0,71 0,81

Sandang 2,18 0,08 0,23 0,17 0,09 0,54 0,31 0,31

Kesehatan 2,28 0,09 0,09 0,16 0,07 0,22 0,15 0,12

Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 4,46 0,27 0,70 0,40 0,15 0,16 1,36 0,34

Tranpor, Komunikasi & Jasa 2,14 0,43 0,53 0,15 0,17 0,07 0,16 0,03

26

BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan III n Tahun 2012

kenaikan permintaan masyarakat menjadi sumber penyebab kenaikan harga sub kelompok

ini pada periode laporan.

Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya, kenaikan pada kelompok core inflation

terutama didorong oleh kenaikan harga komoditas telur ayam ras dan daging ayam ras

yang mengalami peningkatan pada triwulan laporan. Selanjutnya, dorongan inflasi dari sub

kelompok biaya tempat tinggal (0,11%), sub kelompok minuman yang tidak beralkohol

(0,10%) serta sub kelompok makanan jadi (0,08%) menjadi pendorong utama peningkatan

laju inflasi kelompok core inflation. Sedangkan, penurunan pada kelompok administered

price didorong oleh penurunan inflasi sub kelompok transportasi (0,08%).

Pada triwulan III-2012, tekanan inflasi di Jatim yang berasal dari faktor fundamental

atau inflasi inti tercatat sebesar 3,95% (yoy), atau mengalami penurunan dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 4,43%. Secara umum tekanan inflasi

inti bisa berasal dari faktor eksternal, peningkatan ekspektasi inflasi serta interaksi antara sisi

permintaan dan penawaran. Tekanan dari faktor eksternal terutama berasal dari kenaikan

harga komoditas strategis di pasar internasional seperti emas dan minyak mentah. Di

triwulan III tahun 2012, harga minyak dunia kembali mengalami peningkatan karena

memburuknya situasi geopolitik di Timur Tengah. Demikian pula dengan kenaikan harga

emas dunia yang dipicu oleh ekspektasi pelaku ekonomi internasional atas pelemahan

ekonomi dunia menyebabkan kenaikan harga emas perhiasan di pasar domestik.

Sementara itu, faktor yang juga ikut mempengaruhi adalah perkembangan sisi supply yang

menurun. Tingkat penggunaan kapasitas produksi di Jawa Timur pada triwulan laporan

menunjukkan adanya penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal tersebut

dikonfirmasi dari Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia yang

menunjukkan secara rata-rata kapasitas terpakai industri di Jawa Timur triwulan III-2012

mencapai 73,73% menurun bila dibandingkan triwulan II-2012 (77,09%) dan triwulan I-

2012 (78,53%). Dari sisi eksternal terutama dipengaruhi oleh depresiasi nilai tukar rupiah

yang melemah dari sebelumnya Rp 9.305 menjadi Rp 9.508. Dipandang masih tingginya

ketidakpastian terkait penanganan krisis utang dan fiskal di Eropa, pemulihan ekonomi AS

yang belum solid, melemahnya perekonomian China serta koreksi harga komoditas global

turut memberi tekanan terhadap rupiah.

27

BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan III n Tahun 2012

Grafik 2.27 Perkembangan Harga Batu Bara

Sumber Bloomberg Sumber Bloomberg

Grafik 2.26 Perkembangan Harga CPO

Grafik 2.29 Perkembangan Capacity Utilization

Sumber Bloomberg

Grafik 2.28 Perkembangan Harga Karet

63,4

56,9

67,2

71,5

63,3

64,2

70,0

69,8

75,1

80,1

77,7

73,2

74,9

69,3

70,7

73,974,3

73,3

74,5

78,178,5

77,1

73,7

30

40

50

60

70

80

90

I II III IV I II I II IV I I I III IV I II III IV I II II I IV I I I III IV I II III

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha BI (diolah)

442,67 442,67 442,67 442,67

316,05 316,05 316,05 316,05

334,13 334,13 334,13 334,13

150150150150

200200200200

250250250250

300300300300

350350350350

400400400400

450450450450

500500500500

10101010 11111111 12121212 1111 2222 3333 4444 5555 6666 7777 8888 9999 10*10*10*10*

2011201120112011 2012201220122012

USD Cent / KgUSD Cent / KgUSD Cent / KgUSD Cent / Kg

913,95 913,95 913,95 913,95

871,98 871,98 871,98 871,98

737,83 737,83 737,83 737,83

30 30 30 30

230 230 230 230

430 430 430 430

630 630 630 630

830 830 830 830

1.030 1.030 1.030 1.030

1.230 1.230 1.230 1.230

10101010 11111111 12121212 1111 2222 3333 4444 5555 6666 7777 8888 9999 10*10*10*10*

2011201120112011 2012201220122012

USD/BarelUSD/BarelUSD/BarelUSD/Barel

81,05 81,05 81,05 81,05

63,66 63,66 63,66 63,66 65,03 65,03 65,03 65,03

40 40 40 40

45 45 45 45

50 50 50 50

55 55 55 55

60 60 60 60

65 65 65 65

70 70 70 70

75 75 75 75

80 80 80 80

85 85 85 85

10101010 11111111 12121212 1111 2222 3333 4444 5555 6666 7777 8888 9999 10*10*10*10*

2011201120112011 2012201220122012

USD / Metrik USD / Metrik USD / Metrik USD / Metrik TonTonTonTon

86,41 86,41 86,41 86,41

94,66 94,66 94,66 94,66

91,20 91,20 91,20 91,20

30 30 30 30

40 40 40 40

50 50 50 50

60 60 60 60

70 70 70 70

80 80 80 80

90 90 90 90

100 100 100 100

110 110 110 110

10101010 11111111 12121212 1111 2222 3333 4444 5555 6666 7777 8888 9999 10*10*10*10*

2011201120112011 2012201220122012

USD/BarelUSD/BarelUSD/BarelUSD/Barel

Grafik 2.25 Perkembangan Harga Minyak Internasional

Sumber Bloomberg Sumber: Kurs Tengah Bank Indonesia

Grafik 2.24 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah

78008000820084008600880090009200940096009800

01

-Ju

n-1

1

01

-Ju

l-1

1

01

-Ag

ust

-11

01

-Se

p-1

1

01

-Okt-

11

01

-No

p-1

1

01

-De

s-1

1

01

-Ja

n-1

2

01

-Fe

b-1

2

01

-Ma

r-1

2

01

-Ap

r-1

2

01

-Me

i-1

2

01

-Ju

n-1

2

01

-Ju

l-1

2

01

-Ag

ust

-12

01

-Se

p-1

2

Rp/ 1 USD

Kurs Tukar Rupiah

28

BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan III n Tahun 2012

Analisis lebih detail untuk faktor pendorong inflasi dilakukan dengan menggunakan

pendekatan komoditas. Berbeda dengan triwulan sebelumnya, komponen laju inflasi inti

berada pada level yang sama, dengan nilai sedikit lebih besar pada laju inflasi inti non

tradeable (jasa).

Kenaikan inflasi inti tradeable (barang) melandai 0,62% (mtm) dari sebelumnya

0,66%. Sedangkan kenaikan inflasi inti non tradeable (jasa) terjadi sebesar 0,63% (mtm),

jauh lebih rendah dari sebelumnya 0,97% (mtm).

Grafik 2.30 Perbandingan Komponen Inflasi Inti

Tabel 2.7 Perkembangan Capacity Utilization Sektor Usaha

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha

-0,50

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2011 2012

INTI

Inti - Tradeable (Barang)

Inti - Non Tradeable (Jasa)

Sumber: BPS (diolah)

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

REALISASI

1 PERTANIAN, PERKEBUNAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN 72,84 69,66 79,71 74.69 74.47 72.17 74.82 80.32 84,38 79,20 70.71

A. Tanaman Pangan 84,75 71,56 73,61 73.33 81.56 68.00 71.94 69.00 91,47 78,93 69.24

B. Tanaman Perkebunan 55,92 62,22 88,75 72.50 59.44 70.47 74.38 85.08 72,50 69,57 62.01

C. Peternakan dan Hasil - hasilnya 87,50 88,33 85,63 86.67 75.88 83.75 85.86 86.88 88,40 89,44 83.89

D. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 100.00 0,00 0,00

E. Perikanan 79,49 67,61 76,43 72.62 77.93 83.22 66.94 87.84 86,25 86,96 76.00

2 PERTAMBANGAN 70,00 55,13 75,00 75.00 78.33 68.33 61.67 100.00 91,43 92,14 86.25

A. Minyak dan gas bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

B. Pertambangan tanpa migas 50,00 0,50 100,00 75.00 75.00 80.00 80.00 100.00 80,00 70,00 80.00

C. Penggalian 80,00 73,33 50,00 0,00 80.00 62.50 52.50 0,00 93,33 95,83 87.14

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 68,16 71,51 73,29 74.41 73.80 74.85 74.26 77.32 74,44 76,54 73.56

A. Industri Non Migas

1. Makanan, minuman dan tembakau 64,84 70,88 73,79 71.00 73.98 75.38 74.40 77.40 76,06 71,82 76.11

2. Tekstil, barang kulit dan alas kaki 81,53 74,19 77,03 74.26 80.11 74.37 78.37 78.98 77,94 85,15 77.59

3. Barang kayu dan hasil hutan lainnya 53,07 63,23 58,15 61.73 59.67 65.81 56.73 59.91 65,45 71,25 60.44

4. Kertas dan barang cetakan 67,80 76,38 83,57 89.56 83.63 86.38 71.63 84.14 77,57 84,67 74.00

5. Kimia dan barang dari karet 73,24 78,47 76,13 87.11 80.91 83.54 83.86 87.23 80,29 81,31 81.23

6. Semen dan barang galian bukan logam 98,50 73,00 100,00 80.00 90.00 99.00 92.33 80.00 75,50 90,00 63.33

7. Logam dasar, besi dan baja 63,93 68,23 69,71 76.45 73.17 68.67 74.29 77.64 68,00 71,97 52.50

8. Alat angkutan, mesin dan peralatannya 78,00 76,25 76,67 72.50 64.63 73.13 73.57 80.00 73,57 80,00 79.43

9. Barang Lainnya 64,18 66,00 72,13 73.57 67.13 68.00 69.55 71.88 67,80 67,92 71.73

B. Industri Migas

4 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 83,82 68,71 61,36 72.29 64.56 64.83 78.49 76.06 82,99 67,69 79.08

A. Listrik 0,00 67,50 26,67 82.50 35.00 45.00 46.50 66.25 95,00 44,31 75.00

B. Gas 0,00 75,00 100,00 0,00 80.00 0,00 81.67 72.00 75,00 69,33 82.00

C. Air bersih 83,82 67,75 70,71 69.74 70.99 69.79 86.27 81.78 81,99 72,33 79.67

TOTAL SELURUH SEKTOR 69,49 70,71 73,89 74,31 73,26 73,64 74,47 78.14 78,53 77,09 73.73

2011No SEKTOR

2010 2012

29

BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan III n Tahun 2012

Lebih dalam lagi analisis dilakukan terhadap faktor pembentuk inflasi inti tradeable

(barang), yang utamanya didorong oleh kenaikan harga komoditas pada sub kelompok

food. Tercatat, inflasi pada sub kelompok food meningkat dari 0,66% (mtm) menjadi

0,82%. Sedangkan sub kelompok non food mengalami perlambatan dari 0,78% (mtm)

menjadi 0,55%.

Perkembangan inflasi inti kecuali komoditas emas, yang ditunjukkan pada grafik

2.34 mengindikasikan bahwa laju inflasi pada sub kelompok barang manufaktur lebih tinggi

dibandingkan jasa, searah dengan perbandingan laju inflasi inti tradeable (barang) dan

inflasi inti non tradeable (jasa).

Grafik 2.31 Perkembangan Inflasi Inti Tradeable & Non Tradeable

Grafik 2.32

Perkembangan Inflasi Inti – Exclude Gold Price

Grafik 2.33

Perkembangan Inflasi Inti Tradeable & Non Tradeable

Grafik 2.34

Perkembangan Inflasi Inti – Exclude Gold Price

-0,50

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2011 2012

INTI

Inti - Tradeable (Barang)

Inti - Non Tradeable (Jasa)

Sumber: BPS (diolah)

-0,20

0,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

1,40

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2011 2012

INTI

Core -Exc. Gold

Sumber: BPS (diolah)

-0,50

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2011 2012

TRADED

Food

Non Food

Sumber: BPS (diolah)

-1,00

-0,50

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2011 2012

MANUFACTURING

GOOD

SERVICES

Sumber: BPS (diolah)

Bab 3Bab 3Bab 3Bab 3

PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN

PERBANKANPERBANKANPERBANKANPERBANKAN DAN DAN DAN DAN

SISTEMSISTEMSISTEMSISTEM PEMBAYARANPEMBAYARANPEMBAYARANPEMBAYARAN

30

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

3333 PERKEMBANGAN PERBANKANPERKEMBANGAN PERBANKANPERKEMBANGAN PERBANKANPERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM & SISTEM & SISTEM & SISTEM

PEMBAYARANPEMBAYARANPEMBAYARANPEMBAYARAN

Pada Pada Pada Pada triwulan triwulan triwulan triwulan IIIIIIIIIIII----2012, k2012, k2012, k2012, kinerja perbankaninerja perbankaninerja perbankaninerja perbankan (Bank Umum dan BPR)(Bank Umum dan BPR)(Bank Umum dan BPR)(Bank Umum dan BPR) di Jawa Timurdi Jawa Timurdi Jawa Timurdi Jawa Timur

masih terus masih terus masih terus masih terus menunjukkan perkembangan yang menunjukkan perkembangan yang menunjukkan perkembangan yang menunjukkan perkembangan yang positifpositifpositifpositif, tercermin dari indikator total aset, , tercermin dari indikator total aset, , tercermin dari indikator total aset, , tercermin dari indikator total aset,

kredit dan DPK kredit dan DPK kredit dan DPK kredit dan DPK yang tumbuh dengan cukup baikyang tumbuh dengan cukup baikyang tumbuh dengan cukup baikyang tumbuh dengan cukup baik serta tingkat risiko kredit yang serta tingkat risiko kredit yang serta tingkat risiko kredit yang serta tingkat risiko kredit yang terjaga di terjaga di terjaga di terjaga di

bawah 5%bawah 5%bawah 5%bawah 5%. Aset Bank Umum dan BPR tumbuh sebesar 22,13% (yoy) dengan penyaluran

utama pada kredit. Hal ini tercermin dari pertumbuhan kredit Bank Umum dan BPR yang

mencapai 24,38% (yoy) dan diiringi oleh kualitas kredit atau rasio Non Performing Loans (NPLs)

sebesar 2,68%. Loan to Deposit Ratio (LDR) yang mencerminkan fungsi intermediasi perbankan

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 82,37% karena pertumbuhan

penyaluran kredit yang lebih tinggi dibandingkan DPK. Peningkatan fungsi intermediasi

tersebut terutama didorong oleh terjaganya kondisi perekonomian nasional dan daerah.

Dengan mempertimbangkan tren pertumbuhan kredit yang terus meningkat dan bahkan lebih

tinggi dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, maka peluang sumbangan sektor

perbankan atas peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur diperkirakan akan meningkat.

TW I TW II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

Total Aset (Triliun Rupiah) 262,29 276,41 287,12 299,63 311,21 330,24 350,68

Pertumbuhan (yoy %) 15,30 15,87 16,43 17,33 18,65 19,47 22,13

Pertumbuhan (qtq %) 2,71 5,38 3,88 4,36 3,86 6,11 6,19

Dana Pihak Ketiga (Triliun Rupiah) 218,52 228,35 235,87 252,42 256,99 266,63 278,40

Pertumbuhan (yoy %) 12,45 13,85 14,70 16,37 17,60 16,77 18,03

Pertumbuhan (qtq) 0,74 4,50 3,29 7,02 1,81 3,76 4,41

Kredit (Triliun Rupiah) 165,41 176,37 184,37 194,50 197,91 215,64 229,31

Pertumbuhan (yoy %) 22,05 19,71 20,45 22,07 19,65 22,26 24,38

Pertumbuhan (qtq) 3,81 6,63 4,53 5,49 1,75 8,96 6,34

LDR (%) 75,69 77,24 78,16 77,05 77,01 80,87 82,37

NPL (%) 3,41 3,59 3,50 2,92 3,00 2,77 2,68

2012INDIKATOR BANK UMUM DAN BPR

2011

Sistem pembayaran di Jawa Timur, baik tunai maupun non-tunai pada triwulan III -

2012 berjalan dengan baik sehingga dapat memperlancar dan memenuhi kebutuhan

masyarakat dalam kegiatan ekonomi. Hal tersebut tercermin antara lain melalui peningkatan

Tabel 3.1Tabel 3.1Tabel 3.1Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Perbankan (Bank Umum & BPR) di Jawa Timur

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

31

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

transaksi keuangan tunai dan non-tunai, perkembangan jumlah uang tidak layak edar serta

jumlah temuan uang palsu di wilayah Jawa Timur.

3.1.3.1.3.1.3.1. PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM

Sejalan dengan kinerja perbankan (Bank Umum dan BPR), kinerja Bank Umum di Jawa

Timur pada triwulan III-2012 tetap menunjukkan perkembangan positif dan mencerminkan

pelaksanaan fungsi intermediasi yang berjalan dengan baik. Peningkatan kinerja Bank Umum di

Jawa Timur tersebut tercermin dari pertumbuhan total aset, DPK dan kredit (masing-masing

sebesar 22,05%, 17,94% dan 24,49%) yang lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

dan mencapai titik tertinggi selama tahun 2012. Peningkatan penyaluran kredit tersebut

menyebabkan rasio LDR meningkat menjadi 85,07%, sementara rasio NPL dapat ditekan

menjadi 2,64% atau turun dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 2,73%.

Secara umum, Bank Umum di Jawa Timur menunjukkan kinerja yang konsisten dan

meningkat selama kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir.

Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2 Perkembangan LDR per Kelompok Bank

Grafik 3Grafik 3Grafik 3Grafik 3 .1.1.1.1 Perkembangan LDR

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Tabel 3.2Tabel 3.2Tabel 3.2Tabel 3.2 Perkembangan Indikator Bank Umum di Jawa Timur

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

Total Aset (Juta Rupiah) 256.43 270.26 280.75 292.82 304.22 322.89 342.66

Pertumbuhan (yoy %) 15.86 22.42 20.87 17.30 18.64 19.48 22.05

Pertumbuhan (qtq %) 2.72 5.39 4.34 3.84 3.89 10.73 6.12

Dana Pihak Ketiga (Juta Rupiah) 214,941,278.00 224.62 232.03 248.38 252.81 262.25 273.66

Pertumbuhan (yoy %) 12.48 13.73 15.63 16.43 17.62 16.75 17.94

Pertumbuhan (qtq) 0.83 4.56 3.23 6.98 1.78 6.43 4.35

Kredit (Juta Rupiah) 161,124,136.00 171,755,921.00 179,542,188.00 189,646,950.00 192,754,345.00 210,063,135.00 223,506,097.00

Pertumbuhan (yoy %) 22.23 19.50 20.65 22.18 19.63 22.30 24.49

Pertumbuhan (qtq) 3.81 6.59 4.53 5.63 1.64 12.66 6.40

LDR (%) 74.96% 76.46% 77.38% 76.35% 76.25% 80.10% 85.07%

NPL (%) 3.36 3.55 3.47 2.89 2.96 2.73 2.64

INDIKATOR BANK UMUM2011 2012

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2011 2012

LDR Bank Umum (%)LDR Bank Umum (%)LDR Bank Umum (%)LDR Bank Umum (%)

Sumber : LBU BI

(diolah)

% , yoy

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2011 2012

LDR total Bank Pemerintah Bank Swasta Bank Asing

Sumber : LBU BI (diolah)

% , yoy

32

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

Meskipun cenderung berfluktuasi, namun tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) bank

umum selama periode 2010 hingga triwulan III-2012 masih menunjukkan tren yang meningkat

(grafik 3.1). Peningkatan ini terutama didorong oleh rata-rata pertumbuhan kredit yang lebih

tinggi daripada DPK, dimana pada triwulan III-2012 LDR tercatat mencapai 85,07%.

Berdasarkan kelompok bank, rasio LDR terbesar masih didominasi oleh kelompok Bank

Pemerintah dengan LDR sebesar 100,96%, diikuti oleh kelompok Bank Asing sebesar 84,49%

dan Bank Swasta sebesar 65,82% (grafik 3.2). Terdapat pergeseran LDR dari bank pemerintah

ke bank asing pada triwulan III-2012 walaupun secara nominal bank pemerintah tetap

mendominasi penyaluran kredit. Hal ini menunjukkan bahwa bank asing juga mulai

meningkatkan fungsi intermediasi pada masyarakat di wilayahnya.

Berdasarkan nominal, proporsi penyaluran kredit masing-masing kelompok bank

terhadap total kredit perbankan di Jawa Timur masih didominasi oleh Bank Pemerintah sebesar

51,97%, Bank Swasta sebesar 42,14% dan sisanya adalah Bank Asing sebesar 5,89%. Terjadi

penurunan tipis proporsi bank swasta dari periode sebelumnya yaitu 42,56% dan beralih

kepada Bank Asing sehingga proporsi Bank Asing sedikit meningkat dibandingkan periode

sebelumnya yang sebesar 5,46%.

3.1.1.3.1.1.3.1.1.3.1.1. ASET DAN AKTIVA PRODUKTIFASET DAN AKTIVA PRODUKTIFASET DAN AKTIVA PRODUKTIFASET DAN AKTIVA PRODUKTIF

Total aset Bank Umum pada triwulan III-2012 menunjukkan peningkatan yang cukup

signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya baik dari sisi nominal maupun

pertumbuhan, yaitu tumbuh 22,05% atau meningkat sebesar Rp61,91 triliun (yoy).

Pertumbuhan aset Bank Umum pada triwulan laporan ini tercatat cukup tinggi dibandingkan

pertumbuhan pada periode-periode sebelumnya yaitu di kisaran 20%-25% (yoy) dan 6%-

10%% (qtq).

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.3333 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (yoy)

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2011 2012

Aset Kredit DPK%, yoy

Sumber : LBU BI (dioah)

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.4444 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (qtq)

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2011 2012

Aset Kredit DPK

%, qtq

Sumber : LBU BI (diolah)

33

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

Tingginya pertumbuhan aset bank umum disebabkan karena bank mengalokasikan

sumber dana yang diperolehnya pada aktiva produktif yang juga tumbuh secara signifikan.

Komposisi terbesar penyaluran aktiva produktif Bank Umum adalah pada kredit (65,23%),

disusul oleh penempatan pada bank lain (2,07%) dan penempatan pada Bank Indonesia

(1,34%). Komposisi ini mendukung bank untuk mencapai kinerja yang optimal dan

mendukung fungsi intermediasi perbankan. Sejalan dengan stabilnya inflasi dan tingginya

pertumbuhan ekonomi, diharapkan akan semakin memacu pertumbuhan kinerja bank dalam

meningkatkan aktiva produktifnya.

Pada triwulan III-2012, penempatan pada Bank Indonesia dan penempatan pada bank

lain masing-masing tumbuh sebesar 15,89% dan 76,76% (yoy) atau 26,24% dan 13,87%

(qtq). Tingginya pertumbuhan penempatan Bank Umum ini mengindikasikan beberapa hal

antara lain masih terdapat idle fund dari penghimpunan DPK yang belum terserap dalam

penyaluran kredit namun di lain sisi dapat diartikan pula sebagai peningkatan cadangan

likuiditas bank untuk memenuhi pemenuhan Giro Wajib Minimum baik Primer maupun

Sekunder serta untuk mengantisipasi penarikan dana.

3.1.2.3.1.2.3.1.2.3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK)DANA PIHAK KETIGA (DPK)DANA PIHAK KETIGA (DPK)DANA PIHAK KETIGA (DPK)

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.6666 Proporsi Aktiva Produktif

0

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2010 2011 2012

Kredit Penempatan pada BI Penempatan pada bank lain Surat Berharga

Sumber Bank Indonesia (diolah)

Miliyar

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.5555 Perkembangan Total Aset Bank Umum

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

-

50.000.000

100.000.000

150.000.000

200.000.000

250.000.000

300.000.000

350.000.000

400.000.000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2011 2012

Nominal (Skala Kiri) Growth (Skala Kanan)

Sumber : LBU BI (diolah)

Juta Rupiah % yoy

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.7777 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (yoy)

(5,00)

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2011 2012

DPK (yoy) DPK (qtq)

Sumber : LBU BI (diolah)

%

Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum di Jawa

Timur pada triwulan III-2012 tetap

menunjukkan pertumbuhan yang positif, yaitu

tumbuh sebesar 17,94% (yoy) atau 4,35%

(qtq) menjadi Rp273,66 triliun. Secara tahunan,

pertumbuhan DPK menunjukkan tren

peningkatan walaupun pernah melambat pada

Tw II-2012.

34

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

Sedangkan secara triwulanan, pertumbuhan DPK berfluktuasi dengan siklus yang

hampir sama yaitu cenderung melambat setiap awal triwulan dan kembali meningkat pada

triwulan selanjutnya. Dengan mempertimbangkan siklus musiman tersebut serta melihat

prospek daya beli masyarakat yang masih meningkat, diprediksi sepanjang tahun 2012

pertumbuhan DPK masih tetap meningkat sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.

Struktur DPK Bank Umum di Jawa Timur masih didominasi oleh tabungan (44,91%),

deposito (38,26%) dan giro (16,84%). Terdapat sedikit penurunan pada jenis simpanan

deposito dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 39,09% menjadi 38,26%. Sementara

dari pertumbuhannya, tabungan memberikan kontribusi terbesar dengan tumbuh sebesar

25,04% (yoy) disusul oleh giro (18,48%) dan deposito (10,37%). Secara bertahap, komposisi

deposito mulai turun seiring dengan tren penurunan suku bunga deposito.

Kebijakan dan kondisi makro juga memberikan ruang yang kondusif untuk

mendukung penurunan komposisi dana mahal Bank Umum. Hal ini tercermin dari penetapan BI

rate sebesar 5,75% dan suku bunga penjaminan LPS sebesar 5,5% yang direspon oleh Bank

Umum dengan menurunkan suku bunga deposito sehingga pada Tw III-2012 mencapai titik

terendahnya yaitu dengan rata-rata suku bunga deposito sebesar 5,17%.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.8888 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (yoy))))

(5,00)

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2011 2012

Giro Deposito Tabungan

%, yoy

Sumber : LBU BI (dioah)

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.9999 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (qtq)

35

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

Diharapkan dengan adanya trend penurunan komposisi dan suku bunga deposito tersebut

akan mampu mendorong Bank Umum untuk beroperasi dengan lebih efisien sehingga dapat

memberikan suku bunga kredit yang kompetitif dan meningkatkan fungsi intermediasi

perbankan serta sejalan dengan arah pertumbuhan perbankan nasional yaitu meningkatkan

efisiensi perbankan.

3.1.3.3.1.3.3.1.3.3.1.3. KREDIT KREDIT KREDIT KREDIT

Penyaluran kredit oleh Bank Umum di Jawa Timur pada triwulan III-2012 mengalami

peningkatan yang cukup signifikan, yaitu sebesar Rp43,96 triliun atau tumbuh 24,49% (yoy)

dan 6,40% (qtq). Walaupun mengalami penurunan pada periode ini (periode sebelumnya 8,98-

qtq), namun dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian Jawa timur yang cukup stabil

dan kondusif serta adanya perayaan Natal dan Tahun Baru maka kredit diprediksi tetap akan

mengalami pertumbuhan sampai dengan akhir 2012.

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.11111 Komposisi DPK Bank Umum (%)

GGGGrafik 3.rafik 3.rafik 3.rafik 3.11110000 Perkembangan DPK Per Jenis Simpanan (Rp. Milyar)

-

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2011 2012

Giro Deposito Tabungan

Sumber : LBU BI (diolah)

Milyar Rupiah

GIRO

17%

DEPOSITO

39%

TABUNGAN

44%

Tw II-2012

Sumber : LBU BI (diolah)

GIRO

17%

DEPOSITO

38%

TABUNGAN

45%

Tw III-2012

Grafik 3.12 Perbandingan Suku Bunga Simpanan – BI Rate

4,0

4,5

5,0

5,5

6,0

6,5

7,0

7,5

80.000

85.000

90.000

95.000

100.000

105.000

110.000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2011 2012

Deposito LPS % Deposito BI Rate

Rp Miliyar %

Sumber Bank Indonesia (diolah)

36

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

Berdasarkan jenisnya, kredit di Jawa Timur pada laporan masih didominasi oleh kredit

produktif yaitu kredit modal kerja dengan jumlah mencapai Rp129,66 triliun atau sebesar

58,01% dari total kredit, disusul kemudian oleh kredit konsumsi sebesar Rp 62,64 triliun

dengan proporsi 28,03% serta kredit investasi sebesar Rp 31,21 triliun dengan proporsi

13,96%. Pertumbuhan kredit tertinggi pada periode ini masih terjadi pada kredit investasi

dengan pertumbuhan sebesar 35,59% (yoy) disusul kredit konsumsi sebesar 25,12%

(meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 22,39%) dan kredit

modal kerja sebesar 21,79%. Terdapat trend peningkatan kredit konsumsi dan investasi serta

perlambatan kredit modal kerja pada periode ini. Walaupun melambat, kredit modal kerja

masih mendominasi penyaluran kredit Bank Umum di Jawa Timur selama 3 tahun terakhir

sehingga perbankan Jawa Timur masih turut berperan aktif dalam mendorong aktivitas dunia

usaha melalui penyaluran kredit yang bersifat produktif.

Berdasarkan kelompok bank, Bank Pemerintah masih menjadi penyalur kredit terbesar

dengan proporsi 51,97% disusul oleh Bank Swasta sebesar 42,14% dan Bank Asing sebesar

5,89%. Terjadi pergeseran komposisi yang relatif kecil dari Bank Swasta ke Bank Asing seiring

dengan meningkatnya pertumbuhan penyaluran kredit Bank Asing (yoy) yang mencapai

38,44% (periode sebelumnya sebesar 32,13%) dan turunnya pertumbuhan penyaluran kredit

Bank Swasta yang pada periode ini mencapai 29,99% (periode sebelumnya sebesar 32,78%).

Sementara Bank Pemerintah tetap mengalami pertumbuhan yang stabil di kisaran 15%-20%.

Hal ini menunjukkan bank semakin meningkatkan fungsi intermediasinya dan adanya tingkat

persaingan yang semakin kondusif antara kelompok bank sehingga diharapkan dapat

meningkatkan kualitas penyaluran kredit kepada masyarakat.

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.13333 Pertumbuhan Kredit (yoy)

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

0,00

50.000,00

100.000,00

150.000,00

200.000,00

250.000,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2011 2012

Kredit Miliyar Rupiah (Skala Kiri) Growth % yoy (Skala Kanan)

Sumber : LBU BI (diolah)

Milyar Rupiah

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.14444 Pertumbuhan Kredit (qtq)

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

0,00

50.000,00

100.000,00

150.000,00

200.000,00

250.000,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2011 2012

Th

ou

sa

nd

s

Kredit Miliyar Rupiah (Skala Kiri) Growth % qtq (Skala Kanan)

Sumber : LBU BI (diolah)

Milyar Rupiah

37

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.15555 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan

95.365.789

101.918.282

106.462.361

112.817.796

112.308.501

123.450.558

129.657.208

21.548.764

22.561.043

23.018.055

24.741.616

26.125.367

28.749.534

31.210.671

44.209.584

47.276.597

50.061.771

52.087.538

54.320.477

57.863.043

62.638.218

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Tw I

Tw II

Tw III

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw III

201

120

12

Modal Kerja Investasi Konsumsi

Sumber : LBU BI (diolah)

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.16666 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Bank

88.099.084

93.900.308

97.585.854

100.868.891

100.628.506

109.188.587

116.166.417

64.407.711

68.864.649

72.449.298

78.812.333

81.339.181

89.396.515

94.178.078

8.617.341

8.990.964

9.507.036

9.965.726

10.786.658

11.478.033

13.161.602

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Tw I

Tw II

Tw III

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw III

20

11

20

12

Bank Pemerintah Bank Swasta Bank Asing

Sumber : LBU BI (diolah)

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.17777 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan (yoy)

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

45,00

50,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2011 2012

Modal Kerja Investasi Konsumsi

%, yoy

Sumber : LBU BI (dioah)

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.18888 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan (qtq)

(10,00)

(5,00)

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2011 2012

Modal Kerja Investasi Konsumsi

%, qtq

Sumber : LBU BI (diolah)GrafikGrafikGrafikGrafik 3.3.3.3.19191919 Proporsi Kredit Sektoral

3%

0%

1%

28%

4%

23%

1%

4%

1%

4%

0%

0%

0%

1%

0%

0%

2%

28%

0%

PERTANIAN, PERBURUAN DAN

KEHUTANAN

PERIKANAN

PERTAMBANGAN DAN

PENGGALIAN

INDUSTRI PENGOLAHAN

LISTRIK, GAS DAN AIR

KONSTRUKSI

PERDAGANGAN BESAR DAN

ECERAN

PENYEDIAAN AKOMODASI DAN

PENYEDIAAN MAKAN MINUM

TRANSPORTASI, PERGUDANGAN

DAN KOMUNIKASI

PERANTARA KEUANGAN

Sumber : LBU BI (diolah)

38

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

Berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit bank umum paling besar disalurkan

kepada sektor-sektor yang mendominasi struktur perekonomian di Jatim, seperti sektor Industri

Pengolahan serta sektor Perdagangan Besar dan Eceran dengan proporsi masing-masing

sebesar 28,04% dan 23,07%. Sementara apabila dilihat dari angka pertumbuhannya,

peningkatan penyaluran kredit tertinggi adalah pada sektor jasa perorangan yang melayani

rumah tangga, sektor pertanian, perburuan dan kehutanan serta sektor pertambangan dan

penggalian dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 101,94%, 74,09%, dan 63,55%

(yoy).

Sementara itu, penyaluran kredit berdasarkan dati II (kab/kota) di Jawa Timur didominasi

oleh kota Surabaya (56,54%), diikuti oleh kota Malang (8,51%), kota Kediri (4,97%), kab

Jember (4,35%) dan kab Gresik (3,05%). Namun berdasarkan pertumbuhannya, secara

tahunan pertumbuhan tertinggi terdapat di kab Kediri (83,63%), diikuti oleh kab Madiun

(78,33%) dan kab Gresik (49,60%).

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.22220000 Perkembangan Kredit Sektoral Dominan (yoy)

(60,00)

(40,00)

(20,00)

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2011 2012

PERTANIAN, PERBURUAN DAN

KEHUTANAN

INDUSTRI PENGOLAHAN

KONSTRUKSI

PERDAGANGAN BESAR DAN

ECERAN

TRANSPORTASI, PERGUDANGAN

DAN KOMUNIKASI

REAL ESTATE, USAHA

PERSEWAAN, DAN JASA

PERUSAHAAN

KEGIATAN YANG BELUM JELAS

BATASANNYA

PENERIMA KREDIT BUKAN

LAPANGAN USAHA

%, yoy

Sumber : LBU BI (dioah)

Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.21111 Perbandingkan Suku Bunga Kredit & BI rate

5,00

7,00

9,00

11,00

13,00

15,00

17,00

Tw 1 Tw II Tw

III

Tw

IV

Tw I Tw II Tw

III

Tw

IV

Tw I Tw II Tw

III

2010 2011 2012

Investasi Konsumsi Modal kerja BI Rate (%)

Sumber Bank Indonesia (diolah)

%

Tabel 3.3Tabel 3.3Tabel 3.3Tabel 3.3 PePePePenyaluran Kredit pada kab/kota Dominan di nyaluran Kredit pada kab/kota Dominan di nyaluran Kredit pada kab/kota Dominan di nyaluran Kredit pada kab/kota Dominan di Jawa TimurJawa TimurJawa TimurJawa Timur

Dati II

Provinsi Jawa

Timur Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

Total 161.12 171.76 179.54 189.65 192.75 210.06 19.63 22.30 100% 100% 100% 100%

Kab. Gresik 3.98 4.28 4.84 5.79 5.27 6.40 32.41 49.60 2.70% 3.05% 2.73% 3.05%

Kab. Jember 6.4 6.95 7.51 8.15 8.24 9.13 28.75 31.37 4.18% 4.30% 4.27% 4.35%

Kab. Malang 0.38 0.47 0.52 0.57 0.59 0.65 55.26 37.66 0.29% 0.30% 0.31% 0.31%

Kab. Kediri 0.15 0.19 0.25 0.32 0.37 0.35 146.67 82.63 0.14% 0.17% 0.19% 0.17%

Kab. Madiun 0.04 0.06 0.07 0.08 0.09 0.11 125.00 78.33 0.04% 0.04% 0.05% 0.05%

Kota Surabaya 91.98 98.62 99.84 105.86 107.72 118.77 17.11 20.43 55.61% 55.82% 55.89% 56.54%

Kota Malang 13.61 14.26 15.24 16.31 16.45 17.88 20.87 25.39 8.49% 8.60% 8.53% 8.51%

Kota Kediri 7.28 7.28 10.27 10.54 10.9 10.44 49.73 43.34 5.72% 5.56% 5.65% 4.97%

Nominal Kredit (Triliun Rupiah)

2012

yoy (%) Pangsa

2011 201220122011

39

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

3.1.4 3.1.4 3.1.4 3.1.4 KREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAHKREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAHKREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAHKREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH ((((UUUUMMMMKM)KM)KM)KM)

Sejalan dengan komitmen untuk meningkatkan peranan UMKM dalam mendukung

perekonomian daerah, perbankan juga turut mengambil peranan dengan meningkatkan

penyaluran kredit pada sektor tersebut. Peluang perbankan dalam pengembangan kredit

UMKM masih terbuka lebar mengingat tingginya jumlah UMKM di Jawa Timur. Selain itu,

berbagai fasilitas dan kebijakan yang disediakan oleh Bank Indonesia dan Pemerintah Daerah

seperti pembentukan PT. Jamkrida (lembaga penjaminan kredit daerah), penyaluran kredit

linkage, pemberian bantuan teknis/pelatihan dan pendampingan kepada UMKM untuk

memperoleh pembiayaan dari perbankan dengan mengoptimalkan fungsi Konsultan Keuangan

Mitra Bank (KKMB), pengembangan klaster komoditas potensial, serta Program Kerjasama

Sertifikasi Tanah antara Bank Indonesia dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk

meningkatkan aksesibilitas kredit UMKM diharapkan mampu menjadi sweetener yang

mendorong industri perbankan untuk meningkatkan penyaluran kredit UMKM.

Walaupun belum menunjukkan perkembangan yang signifikan, namun secara bertahap

kredit UMKM mengalami peningkatan yang konstan dan pada tahun 2012 berada pada kisaran

Rp60-70 triliun (grafik 3.22).

Pada Triwulan III-2012, penyaluran kredit UMKM1 di Jawa Timur mencapai Rp63,65

triliun, tumbuh sebesar 3,85% (yoy) dan -7,58% (qtq) atau mengalami perlambatan

dibandingkan Triwulan II-2012 yang tumbuh sebesar 16,58% (yoy) dan 8,95% (qtq).

Perlambatan ini mengikuti nature UMKM (dimana pengajuan kredit murni digunakan sebagai

modal kerja) sehingga siklus kredit mengikuti siklus usahanya. Walaupun mengalami

1 mengacu pada definisi UMKM berdasarkan UU No.20 tahun 2008 tentang UMKM

Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.23333 Proporsi Kredit UMKM Berdasarkan Bank

34.187.098

35.887.982

36.691.981

37.078.521

36.455.161

40.097.148

35.437.082

20.769.960

21.556.340

23.391.175

24.356.340

26.060.243

27.671.728

27.020.814

1.313.487

1.627.662

1.210.108

910.722

693.713

1.098.665

1.192.546

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Tw I

Tw II

Tw III

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw III

20

11

20

12

Bank Pemerintah Bank Swasta Bank Asing

Sumber : LBU BI (diolah)

Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.22222 Perkembangan Kredit UMKM

0

50000

100000

150000

200000

250000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2011 2012

Total Kredit Kredit U M K M

Sumber : LBU BI (diolah)

Milyar Rupiah

40

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

perlambatan namun diprediksi pada akhir tahun 2012 nominal kredit UMKM akan tetap

tumbuh positif sejalan dengan kondusifnya perekonomian Jawa Timur.

Proporsi penyaluran kredit UMKM oleh Bank Umum di Jawa Timur didominasi oleh

Bank Pemerintah sebesar 55,67% dengan jumlah mencapai Rp 35,44 triliun, disusul oleh Bank

Swasta dan Bank Asing masing-masing sebesar Rp27,02 triliun (42,45%) dan Rp1,19 miliar

(1,87%). Terdapat pergeseran yang cukup besar terhadap komposisi penyaluran kredit UMKM

dari Bank Pemerintah ke Bank Swasta dan Bank Asing dibandingkan Tw II-2012, yaitu yang

semula hanya sebesar 40,18% (Bank Swasta) dan 1,60% (Bank Asing). Hal ini menunjukkan

bahwa perbankan di Jawa Timur telah merespon kebijakan Pemerintah Daerah dan menjadikan

UMKM sebagai salah satu pasar potensial.

3.2.1. RISIKO KREDIT3.2.1. RISIKO KREDIT3.2.1. RISIKO KREDIT3.2.1. RISIKO KREDIT

Risiko kredit perbankan yang tercermin dari rasio kredit bermasalah terhadap total

kredit atau Non Performing Loan (NPL) di Jawa Timur pada periode laporan membaik

dibandingkan periode sebelumnya yaitu dari 2,73% menjadi 2,64%. Turunnya NPL ini

disebabkan pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nominal kredit

bermasalah. Berdasarkan kelompok bank, persentase NPL tertinggi berada kelompok bank

pemerintah yang mencapai 3,37%, disusul kemudian oleh kelompok bank swasta dan bank

asing dengan rasio NPL masing-masing sebesar 1,69% dan 3,05%.

Berdasarkan jenis penggunaannya, NPL kredit tertinggi terjadi pada kredit modal kerja

dengan prosentase sebesar 3,22%, disusul oleh kredit investasi sebesar 2,43% dan kredit

konsumsi sebesar 1,55%. Peningkatan NPL terbesar berada pada jenis kredit investasi yaitu

sebesar 12,18% (qtq) atau meningkat menjadi Rp758,83 milyar, sedangkan kredit modal kerja

dan konsumsi hanya meningkat sebesar 1,70% dan 1,45%. Tingginya pertumbuhan NPL kredit

investasi ini sejalan dengan tingginya penyaluran kredit investasi pada Tw III-2012 yang

mencapai 8,56% (qtq). Hal ini didukung pula dengan nature kredit investasi yang umumnya

merupakan kredit jangka panjang atau pembangunan proyek tertentu sehingga pembayaran

Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.4444 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan NPL NPL NPL NPL perperperper----Kelompok BankKelompok BankKelompok BankKelompok Bank

Sumber: Bank Indonesia

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

NPL Bank Umum (%) 3,013,013,013,01 2,882,882,882,88 3,043,043,043,04 2,962,962,962,96 3,363,363,363,36 3,553,553,553,55 3,473,473,473,47 2,892,892,892,89 2,962,962,962,96 2,732,732,732,73 2,642,642,642,64

Bank Pemerintah 2,74 2,67 2,99 3,14 3,77 4,10 4,37 3,69 4,09 3,62 3,37

Bank Swasta 2,71 2,56 2,53 2,35 2,57 2,64 2,13 1,71 0,85 1,51 1,69

Bank Asing 6,64 6,57 7,11 5,55 5,18 4,88 4,46 4,18 8,40 3,87 3,05

Kelompok Bank2010 2011 2012

41

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

kredit bergantung pada penyelesaian termasuk proyek dan tidak dapat ditetapkan cash flow

(aliran pendapatan) sebagaimana pada kredit modal kerja.

Secara individual debitur, kredit konsumsi merupakan kredit yang memiliki tingkat risiko

terbesar karena bukan merupakan sektor produktif sehingga jaminan terhadap pengembalian

kredit lebih kecil dibandingkan kredit produktif. Namun secara aggregat perbankan, kredit

konsumsi memiliki tingkat risiko yang lebih rendah dibandingkan kredit lainnya karena risiko

kredit tersebar pada banyak debitur sehingga dapat meminimalkan signifikansi default debitur

kredit konsumsi.

Secara sektoral, penyaluran kredit terbesar yang dilakukan oleh Bank Umum hingga

akhir Triwulan III-2012 tertuju pada sektor Industri Pengolahan, sektor Penerima Kredit Bukan

Lapangan Usaha, serta sektor Perdagangan Besar dan Eceran dengan proporsi masing-masing

sebesar 28,04%,28,03 dan 23,07%. Sektor ini juga merupakan sektor utama perekonomian di

Jawa Timur sehingga perbankan telah bersinergi dalam mendukung perekonomian daerah.

Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.26666 Perkembangan NPL Bank Umum

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

4,00

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2011 2012

NPL Bank Umum Bank Pemerintah Bank Swasta Bank Asing

Sumber : LBU BI (diolah)

%

Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.27777 Perkembangan NPL per Jenis Penggunaan

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

4,00

0,00%

0,50%

1,00%

1,50%

2,00%

2,50%

3,00%

3,50%

4,00%

4,50%

5,00%

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2011 2012

NPL Bank Umum Modal Kerja Investasi Konsumsi

Sumber : LBU BI (diolah)

%

GGGGrafikrafikrafikrafik 3.23.23.23.28888 Sektor dengan Penyaluran Kredit Terbesar (Juta Rupiah)

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000 INDUSTRI PENGOLAHAN

PENERIMA KREDIT BUKAN

LAPANGAN USAHA

PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN

REAL ESTATE, USAHA PERSEWAAN,

DAN JASA PERUSAHAAN

KONSTRUKSI

TRANSPORTASI, PERGUDANGAN

DAN KOMUNIKASI

PERTANIAN, PERBURUAN DAN

KEHUTANAN

Sumber : LBU BI (diolah)

Miliyar)

42

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

Sementara untuk 8 (delapan) sektor lainnya yaitu jasa kesehatan dan kegiatan sosial,

listrik, gas dan air, jasa pendidikan, perikanan, badan internasional dan badan ekstra

internasional lainnya, administrasi pemerintahan, jasa perorangan yang melayani rumah

tangga, serta sektor lain-lain, masing-masing hanya memiliki proporsi kurang dari

0,5%terhadap total penyaluran kredit.

Dari sisi pertumbuhan tahunan, peningkatan penyaluran kredit tertinggi terdapat pada

Sektor Perorangan yang Melayani Jasa Rumah Tangga sebesar 101,94% (yoy), Pertanian,

Perburuan dan Kehutanan sebesar 74,09%, dan Pertambangan dan Penggalian sebesar

53,14% (yoy). Sementara sektor usaha yang justru mengalami perlambatan adalah sektor

administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, serta sektor kegiatan yang

belum jelas batasannya. Pertumbuhan tertinggi ini umumnya terjadi pada sektor yang

proporsinya terhadap total kredit relatif kecil. Sementara itu, 3 (tiga) sektor utama Jawa Timur

tumbuh secara konstan pada tingkat 25%-30%. Dengan demikian, pertumbuhan yang

signifikan tersebut tidak akan mengganggu stabilitas kredit perbankan.

Berdasarkan kualitasnya, NPL terbesar dimiliki oleh sektor pertambangan dan

penggalian dengan NPL sebesar 14%, disusul kemudian oleh sektor industri pengolahan dan

sektor perikanan masing-masing sebesar 7,65% dan 7%. Tingginya NPL sejalan dengan

tingginya komposisi penyaluran kredit utama perbankan. Sementara sektor utama lainnya yaitu

perdagangan dan eceran hanya memiliki NPL sebesar 4% sehingga dapat disimpulkan bahwa

tingkat risiko pada sektor ini relatif lebih terkendali dibandingkan sektor utama lainnya.

GrafikGrafikGrafikGrafik 3.3.3.3.29292929 Sektor dengan Pertumbuhan Penyaluran Kredit Terbesar (% yoy)

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120 JASA PERORANGAN YANG MELAYANI

RUMAH TANGGA

PERTANIAN, PERBURUAN DAN KEHUTANAN

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

TRANSPORTASI, PERGUDANGAN DAN

KOMUNIKASI

PENYEDIAAN AKOMODASI DAN PENYEDIAAN

MAKAN MINUM

KONSTRUKSI

JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL

PERANTARA KEUANGAN

INDUSTRI PENGOLAHAN

PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN

JASA PENDIDIKAN

PENERIMA KREDIT BUKAN LAPANGAN

USAHA

LISTRIK, GAS DAN AIR

REAL ESTATE, USAHA PERSEWAAN, DAN JASA

PERUSAHAAN

PERIKANAN

JASA KEMASYARAKATAN, SOSIAL BUDAYA,

HIBURAN DAN PERORANGAN LAINNYA

KEGIATAN YANG BELUM JELAS BATASANNYA

ADMINISTRASI PEMERINTAHAN,

PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB

Sumber : LBU BI (diolah)

%

43

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa selain sektor utama, kualitas kredit pada

sektor lainnya relatif tersebar secara merata di bawah 4%. Jika di-manage dengan baik, maka

sektor yang lain juga masih berpotensi untuk ditingkatkan dengan kualitas kredit yang terjaga.

3.2.3.2.3.2.3.2.2222. . . . RISIKO LIKUIDITASRISIKO LIKUIDITASRISIKO LIKUIDITASRISIKO LIKUIDITAS

Risiko likuiditas perbankan di Jawa Timur pada Triwulan III-2012 masih terjaga dengan

baik. Cash Ratio yang mencerminkan kemampuan perbankan Jawa Timur dalam melunasi

kewajiban jangka pendek dengan aktiva likuid yang dimilikinya sebesar 6,40% atau mengalami

perbaikan dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 5,96%. Membaiknya cash

ratio perbankan disebabkan peningkatan penempatan pada BI dan bank lain masing-masing

sebesar 26,24% dan 13,87% (qtq) sehingga meningkatkan cadangan bank untuk memenuhi

kewajiban jangka pendek khususnya kepada pihak ketiga.

Aktiva Lancar meningkat dari Rp16,28 triliun

pada triwulan sebelumnya menjadi Rp18,23

triliun (11,95%-qtq). Komposisi aktiva lancar

terbesar berupa penempatan pada bank lain

sebesar Rp7,1 triliun, disusul kas dan

penempatan pada Bank Indonesia masing–

masing sebesar Rp6,57 triliun dan Rp4,58

triliun. Sementara pasiva lancar sebesar

Rp284,8 triliun dan didominasi oleh dana pihak

ketiga.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.31313131 Money Position Perbankan di Jawa Timur

36,03%

25,13%

38,84%

Kas Penempatan pada BI Penempatan pada bank lain

Sumber : Bank Indonesia (diolah)

GrafikGrafikGrafikGrafik 3.3.3.3.30303030 NPL per Sektor Ekonomi

5%

0%

7%

14%

7,65%

7%

0%

4%7%

3%

5%

4%

3%

0%

2% 3%6%

5%

0%

5% 3%

LAIN LAIN

PERTANIAN, PERBURUAN DAN KEHUTANAN

PERIKANAN

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

INDUSTRI PENGOLAHAN

LISTRIK, GAS DAN AIR

KONSTRUKSI

PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN

PENYEDIAAN AKOMODASI DAN PENYEDIAAN

MAKAN MINUM

TRANSPORTASI, PERGUDANGAN DAN

KOMUNIKASI

PERANTARA KEUANGAN

REAL ESTATE, USAHA PERSEWAAN, DAN JASA

PERUSAHAAN

ADMINISTRASI PEMERINTAHAN,

PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB

JASA PENDIDIKAN

JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL

JASA KEMASYARAKATAN, SOSIAL BUDAYA,

HIBURAN DAN PERORANGAN LAINNYA

JASA PERORANGAN YANG MELAYANI RUMAH

TANGGA

BADAN INTERNASIONAL DAN BADAN EKSTRA

INTERNASIONAL LAINNYA

KEGIATAN YANG BELUM JELAS BATASANNYA

PENERIMA KREDIT BUKAN LAPANGAN

USAHASumber : LBU BI (diolah)

44

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

Pada triwulan III-2012, komposisi dana pihak ketiga di Jawa Timur terhadap giro, tabungan dan

deposito masing-masing adalah 16,84%, 44,91% dan 38,26%. Perubahan yang tampak

dibandingkan periode sebelumnya adalah adanya pergeseran dari deposito menjadi tabungan

(proporsi tabungan dan deposito pada periode sebelumnya adalah 44,31% dan 39,09%). Hal

ini menunjukkan bahwa preferensi penempatan dana masyarakat pada instrument perbankan

adalah pada tabungan. Tabungan memang tidak membebani perbankan namun memerlukan

manajemen likuiditas yang lebih baik dan akurat karena tidak dapat diprediksi waktu

penarikannya. Sedangkan deposito lebih bersifat manageable namun memerlukan persediaan

atau cadangan likuiditas yang lebih besar khususnya untuk deposito berjangka pendek (1

bulan).

Berdasarkan jangka waktunya, deposito jangka pendek masih menjadi pilihan sebagian

besar nasabah perbankan. Hal ini tercermin dari komposisi deposito berjangka waktu 1 dan 3

bulan yang masing-masing sebesar 47% dan 33%. Hanya 7% deposito yang memiliki jangka

waktu lebih dari 1 tahun. Sebagai akibatnya bank harus memiliki mitigasi yang tepat untuk

memastikan kecukupan cadangan likuiditas terhadap pencairan deposito jangka pendek

tersebut

3.3.3.3.3.3.3.3. PERBANKAN SYARIAH PERBANKAN SYARIAH PERBANKAN SYARIAH PERBANKAN SYARIAH

Terus tumbuh dan berkembangnya kegiatan usaha perbankan syariah di Provinsi Jawa

Timur didukung oleh pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang terus menunjukkan

perkembangan positif, serta masih terbukanya potensi pengembangan pasar perbankan syariah

Walaupun trend pertumbuhan dana pihak

ketiga di Jawa Timur (yoy) masih didominasi

oleh tabungan dan disusul oleh deposito

namun perbankan diharapkan tetap

menjaga asset and liability management

(ALMA), melakukan pengendalian risiko

likuiditas serta menjaga komposisi

penghimpunan DPK sehingga dapat

meminimalkan risiko likuiditas.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.33332222 Money Position Perbankan di Jawa Timur

47%

33%

13%

6%

1%0%

0%0%

1 bulan

3 bulan

6 bulan

12 bulan

18 bulan

24 bulan

36 bulan

>36 bulan

Sumber : LBU BI (dioah)

45

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

di Jawa Timur. Selain itu, peningkatan kinerja perbankan syariah di Jawa Timur juga dapat

menjadi indikasi meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap Bank Syariah.

Secara umum, indikator kinerja utama Perbankan Syariah di Jawa Timur yang terdiri

atas aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan pembiayaan mencatat pertumbuhan walaupun

melambat dibandingkan periode sebelumnya. Aset tumbuh sebesar 36,71% (yoy) dan 7,22%

(qtq) dari Rp 13,14 triliun pada Triwulan II-2012 menjadi Rp 14,10 triliun pada Triwulan III-

2012. Sementara itu, dana masyarakat yang disimpan pada Bank Syariah di Jawa Timur tumbuh

36,87% (yoy) dan 7,22% (qtq), atau meningkat dari sebesar Rp 9,88 triliun menjadi Rp 10,59

triliun.

Berdasarkan komposisinya, peningkatan dana masyarakat didorong oleh cukup

tingginya pertumbuhan ketiga jenis simpanan yaitu giro, tabungan dan deposito yang masing–

masing secara tahunan (yoy) tumbuh sebesar 90,47%, 95,45%, dan (4,82)%. Secara

triwulanan (qtq), pertumbuhan dari masing-masing Dana Pihak Ketiga Bank Syariah adalah

0,15% untuk giro, 6,90% untuk tabungan, dan 9,22% untuk deposito. Pada triwulan ini

terjadi pergeseran bentuk simpanan dari deposito menjadi tabungan (sejalan dengan arah dan

trend DPK pada Bank Umum) sehingga dapat mengurangi potensi risiko likuiditas akibat

pencairan deposito jangka pendek.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.33333333 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (qtq)

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2011

Total Asset Pembiayaan DPK

Sumber : LBU BI (diolah)

% qtq

Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.34444 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (yoy)

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

100,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2011 2012

Total Asset Pembiayaan DPK

% yoy

Sumber : LBU BI (diolah)

46

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

Selama Tw III-2012 penyaluran pembiayaan tumbuh 6,39% (qtq) atau 32,08% (yoy)

dengan baki debet sebesar Rp 10,68 triliun. Berdasarkan jenisnya, penyaluran pembiayaan

konsumsi mulai menurun dan digantikan oleh modal kerja yang pada Triwulan ini mengambil

proporsi terbesar dengan prosentase mencapai 42,54% dari total pembiayaan yang disalurkan

Bank Syariah di Jawa Timur, disusul kemudian oleh pembiayaan konsumsi 39,79% dan

pembiayaan investasi 17,68%.

Beralihnya komposisi terbesar penyaluran pembiayaan dari konsumsi ke modal kerja

menunjukkan bahwa masyarakat telah mulai mempercayai perbankan syariah sebagai mitra

bisnis, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja. Hal ini tercermin dari

pertumbuhan pembiayaan modal kerja dan investasi (yoy) yang masing-masing tumbuh sebesar

43,32% dan 58,48% jauh di atas pertumbuhan pembiayaan konsumsi yang hanya mencapai

14,07%. Dengan demikian, perbankan syariah juga secara bertahap mendukung

pengembangan sektor produktif di Jawa Timur.

Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.35555 Proporsi DPK Perbankan Syariah di Jawa Timur

- GIRO

8,30%

- TABUNGAN

51,28%

- DEPOSITO

40,42%

Sumber : LBU BI (diolah)

Grafik Grafik Grafik Grafik 3.33.33.33.36666 Pertumbuhan DPK Perbankan Syariah (yoy)

(20,00)

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2011 2012

Giro Tabungan Deposito

% yoy

Sumber : LBU BI (diolah)

Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.37777 Pertumbuhan Pembiayaan Syariah Per Jenis Penggunaan

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2011 2012

Modal Kerja Investasi Konsumsi

% yoy

Sumber : LBU BI (diolah)

Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.38888 Pangsa Pembiayaan Syariah Per Jenis Penggunaan

- Modal Kerja

42,54%

- Investasi

17,68%

- Konsumsi

39,79%

Sumber : LBU BI (diolah)

47

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

Kinerja penyaluran pembiayaan yang menggembirakan tersebut diiringi dengan kualitas

pembiayaan yang terjaga, tercermin dari rasio Non Performing Financing (NPF) sebesar 1,63%.

Walaupun secara nominal dan rasio meningkat dibandingkan periode sebelumnya (dari Rp 143

milyar menjadi Rp 173 milyar) namun jumlah tersebut masih berada dalam kendali perbankan

dan telah dimitigasi serta dikelola penanganannya dengan baik.

Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) yang mencerminkan proporsi penyaluran

pembiayaan dibandingkan dengan dana yang dihimpun secara umum menunjukkan

pertumbuhan yang stabil di kisaran 95%-100%. Walaupun sedikit mengalami perlambatan

dibandingkan periode sebelumnya (dari 101,59% menjadi 100,80%), namun secara substansi

perbankan syariah telah mampu mengoptimalkan penghimpunan dananya ke dalam sektor-

sektor yang produktif. Pertumbuhan rasio FDR ini diimbangi dengan terjaganya rasio NPF di

bawah 2%.

3.4.3.4.3.4.3.4. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

Indikator kinerja utama BPR di Jawa Timur pada Triwulan III-2012 menunjukkan

peningkatan yang cukup baik. Secara tahunan (yoy), total aset pada periode laporan tumbuh

sebesar 25,75%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

19,33%. Peningkatan yang sama juga terjadi pada penghimpunan dana yaitu sebesar 23,45%

lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang hanya sebesar 17,74%. Sementara itu,

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.39393939 Non Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposits Ratio (FDR)

Perbankan Syariah Jawa Timur

-

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

1,40

1,60

1,80

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2011 2012

FDR (%) NPF

Sumber : LBU BI (diolah)

%

48

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

penyaluran kredit BPR tumbuh secara stabil yaitu dari 20,76% pada triwulan sebelumnya

menjadi sebesar 20,38% pada periode ini.

Tingginya pertumbuhan aset tersebut dipicu oleh pertumbuhan DPK pada Triwulan III-

2012 meningkat 8,04% (qtq). Hingga akhir periode laporan total dana masyarakat yang

disimpan pada BPR di Jawa Timur mencapai Rp4,74 triliun. Berdasarkan jenisnya, pertumbuhan

tertinggi dicapai oleh tabungan yaitu meningkat sebesar Rp112,85 miliar atau tumbuh sebesar

8,34% (qtq) dan 27,61% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya. Sementara deposito

meningkat sebesar Rp239,54 miliar atau tumbuh sebesar 7,90% (qtq) dan 21,67% (yoy),

menjadi Rp3,27 triliun pada periode laporan.

Stabilnya peningkatan dana masyarakat dalam bentuk deposito dan tabungan yang

disimpan di BPR hingga triwulan III-2012, selain menunjukkan tingginya kepercayaan

masyarakat juga terkait dengan besarnya suku bunga simpanan BPR yang secara rata-rata

berada di atas tingkat suku bunga deposito bank umum. Walaupun BPR memiliki daya saing

dalam penghimpunan dana karena pemberian suku bunga deposito yang lebih tinggi

dibandingkan Bank Umum (komposisi deposito terhadap total penghimpunan dana sebesar

69,01%), namun secara bertahap juga mulai meningkatkan penghimpunan dana murah yang

tercermin dari pertumbuhan tabungan yang melebihi pertumbuhan deposito selama tahun

2012. LPS juga secara bertahap menurunkan suku bunga penjaminannya sehingga menjadi

acuan oleh BPR untuk menentukan komposisi pendanaan dan meningkatkan efisiensi.

Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.5555 Perkembangan Indikator Bank Perkreditan Rakyat di Jawa Timur

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III

Total Aset (Juta Rupiah)Total Aset (Juta Rupiah)Total Aset (Juta Rupiah)Total Aset (Juta Rupiah) 5.863.144 6.155.763 6.372.570 6.808.042 6.982.253 7.345.638 8.013.778

Pertumbuhan (yoy) 17,39 17,64 16,50 18,76 19,09 19,33 25,75

Pertumbuhan (qtq) 2,28 4,99 3,52 6,83 2,56 5,20 9,10

Dana Pihak Ketiga (Juta Rupiah)Dana Pihak Ketiga (Juta Rupiah)Dana Pihak Ketiga (Juta Rupiah)Dana Pihak Ketiga (Juta Rupiah) 3.578.663 3.724.342 3.837.571 4.040.661 4.177.128 4.385.038 4.737.430

Pertumbuhan (yoy) 15,80 15,02 14,53 15,19 16,72 17,74 23,45

Pertumbuhan (qtq) 2,022,022,022,02 4,074,074,074,07 3,043,043,043,04 5,295,295,295,29 3,383,383,383,38 4,984,984,984,98 8,048,048,048,04

Kredit (juta Rupiah)Kredit (juta Rupiah)Kredit (juta Rupiah)Kredit (juta Rupiah) 4.282.468 4.617.801 4.823.475 4.849.367 5.153.678 5.572.413 5.806.554

Pertumbuhan (yoy) 13,6813,6813,6813,68 14,2014,2014,2014,20 15,4615,4615,4615,46 16,8816,8816,8816,88 20,3420,3420,3420,34 20,6720,6720,6720,67 20,3820,3820,3820,38

Pertumbuhan (qtq) 3,22 7,83 4,45 0,54 6,28 8,12 4,20

LDR (%)LDR (%)LDR (%)LDR (%) 119,67% 115,49% 125,69% 120,01% 123,38% 127,08% 122,57%

NPL (%)NPL (%)NPL (%)NPL (%) 4,99% 4,92% 4,77% 4,01% 4,29% 4,14% 4,24%

INDIKATOR BPR INDIKATOR BPR INDIKATOR BPR INDIKATOR BPR 2011201120112011 2012201220122012

49

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

Pertumbuhan penyaluran kredit modal kerja yang memiliki proporsi terbesar dalam

penyaluran kredit BPR (mencapai 65,12% dari total kredit) meningkat sebesar 17,42% (yoy)

menjadi sebesar Rp3,78 triliun pada Triwulan III-2012. Sementara berdasarkan jenisnya,

pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit investasi (dari 33,85% menjadi 41,99%) disusul oleh

kredit konsumsi (dari 29,82% menjadi 24,86%). Pertumbuhan kredit BPR sejalan dengan

pertumbuhan kredit perbankan di Jawa Timur yaitu didominasi oleh kredit investasi. Sedangkan

untuk kredit konsumsi terdapat trend penurunan pertumbuhan kredit sehingga dapat

disimpulkan bahwa BPR juga mulai meningkatkan penyaluran kreditnya pada sektor produktif

sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitarnya.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.40404040 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (% - yoy)

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2011 2012

DPK DEPOSITO TABUNGAN%, yoy

Sumber Bank Indonesia

(diolah)

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.41414141 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (%-qtq)

(2,00)

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2011 2012

DPK Deposito Tabungan

%, qtq

Sumber Bank Indonesia (diolah)

Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.42222 Pertumbuhan Kredit BPR per-Jenis Penggunaan (yoy)

(10,00)

-

10,00

20,00

30,00

40,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2011 2012

Kredit Modal Kerja Investasi Konsumsi

%, yoy

Sumber Bank Indonesia (diolah)

50

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

Pertumbuhan DPK yang lebih tinggi dari pertumbuhan kredit selama 2 (dua) periode

terakhir menyebabkan Loan to Deposit Ratio (LDR) sedikit menurun dari 127,08% (Triwulan II-

2011) menjadi 122,57% pada Triwulan III-2012. Tingginya pertumbuhan kredit tersebut

didukung dengan terjaganya kualitas kredit yang tercermin dari rasio Non Performing Loan

(NPL) selama 1 (satu) tahun terakhir berada di kisaran 4%-4,5% dan mencapai 4,24% pada

Triwulan III-2012. Hal tersebut menunjukkan bahwa fungsi intermediasi BPR telah berjalan

dengan cukup baik dan menjadi salah satu indikasi peningkatan kinerja BPR dalam menghadapi

resiko kredit.

3.5.3.5.3.5.3.5. BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYBANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYBANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYBANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYAAAA

Kinerja 6 (enam)2 bank umum yang berkantor pusat di Surabaya pada triwulan laporan

menunjukkan tren pertumbuhan yang stabil dan cenderung meningkat. Tercatat pertumbuhan

total aset Bank Berkantor Pusat di Jawa Timur meningkat dari 4,65% (qtq) pada Triwulan II-

2011, menjadi 10,15% (qtq) pada Triwulan III-2012 dengan nominal sebesar Rp 42,25 triliun.

2 ) 6 Bank BerkantorPusat di kota Surabaya : Bank Jatim, Bank Maspion, Bank Antardaerah (Bank Anda),

Bank Anglomas Internasional (Bank Amin), Bank Centratama Nasional Bank (CNB) dan Bank Prima Master.

Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.43333 Proporsi Kredit BPR Per Jenis Penggunaan

65%

3%

32%

Modal Kerja Investasi Konsumsi

Sumber Bank Indonesia (diolah)

Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.44444 Perkembangan LDR & NPL BPR

0,00%

1,00%

2,00%

3,00%

4,00%

5,00%

6,00%

108,00%

110,00%

112,00%

114,00%

116,00%

118,00%

120,00%

122,00%

124,00%

126,00%

128,00%

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2011 2012

LDR NPL Skala Kanan

%

Sumber Bank Indonesia (diolah)

51

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

Sumber utama pertumbuhan aset tersebut adalah peningkatan dana pihak ketiga yang

pada triwulan ini mencapai Rp27,93 triliun atau tumbuh sebesar 4,98% (qtq) meningkat

dibandingkan Triwulan II-2012 yang hanya tumbuh sebesar 0,99% (qtq). Komposisi Dana Pihak

Ketiga (DPK) yang dihimpun dari masyarakat terdiri atas giro, tabungan dan deposito dengan

proporsi masing-masing sebesar 37,17%, 25,17% dan 37,65%. Pertumbuhan terbesar DPK

didominasi oleh peningkatan simpanan dalam bentuk deposito yang pada Triwulan III-2012 ini

mencapai 23,32% (yoy). Berbeda dengan perbankan di Jawa Timur yang penghimpunan

dananya didominasi oleh tabungan, sumber dana Bank Umum berkantor pusat di Surabaya

didominasi oleh giro dan deposito. Hal ini karena volume usaha terbesar dimiliki oleh Bank

Pembangunan Daerah dimana komposisi dana utamanya didominasi oleh giro Pemda.

Ditambah lagi dengan nature 5 bank umum lainnya yang merupakan bank swasta skala kecil

dan menengah dimana sumber pendanaan utama umumnya masih didominasi oleh deposito.

Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.45555 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (yoy)

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

45,00

50,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2011 2012

Aset Kredit DPK

Sumber : LBU BI (diolah)

%, yoy

Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.46666 Perumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (qtq)

(15,00)

(10,00)

(5,00)

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2011 2012

Aset Kredit DPK

% qtq

Sumber : LBU BI (diolah)

Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.6666 Perkembangan Indikator Bank Berkantor Pusat di Surabaya

(dalam Milyar Rupiah)

TW I TW II Tw III Tw IV TW I TW II TW III

Total Aset (Juta Rupiah) 26.786.468,42 29.668.517,03 31.234.859,97 30.560.729,77 36.657.865,00 38.361.025,00 42.254.532,00

Pertumbuhan (yoy %) 10,83 14,55 21,53 24,33 36,85 29,30 35,28

Pertumbuhan (qtq %) 8,97 10,76 5,28 (2,16) 19,95 4,65 10,15

Dana Pihak Ketiga (Juta Rupiah) 20.305.854,21 23.003.101,04 23.954.468,00 21.755.511,54 26.344.525,00 26.605.346,00 27.931.448,00

Pertumbuhan (yoy %) 9,82 12,03 17,36 20,81 29,74 15,66 16,60

Pertumbuhan (qtq) 12,76 13,28 4,14 (9,18) 21,09 0,99 4,98

Kredit (Juta Rupiah) 14.269.653,00 15.529.866,00 16.680.432,00 16.958.441,00 17.436.071,00 18.919.553,00 19.726.756,00

Pertumbuhan (yoy %) 30,09 30,38 28,20 24,70 22,19 21,83 18,26

Pertumbuhan (qtq) 4,93 8,83 7,41 1,67 2,82 8,51 4,27

LDR (%) 70,27% 67,51% 69,63% 77,95% 66,18% 71,11% 70,63%

NPL (%) 0,82% 1,03% 1,30% 1,08% 1,40% 188,83% 200,74%

2011INDIKATOR BANK kp

2012

52

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

Penyaluran kredit Bank Umum yang berkantor pusat di Surabaya tumbuh sebesar

18,26% (yoy) dan 4,27% (qtq), meningkat dari sebesar Rp18,92 triliun pada Triwulan II-2011

menjadi Rp 19,73 triliun pada periode laporan. Berdasarkan jenis kreditnya, kredit konsumsi

masih memiliki porsi terbesar yaitu mencapai 53,71%, disusul kemudian oleh kredit modal

kerja dan Investasi dengan proporsi masing-masing sebesar 38,55% dan 7,73%. Terdapat

trend peningkatan penyaluran kredit konsumsi yang tumbuh sebesar 11,50% (qtq) sedangkan

kredit modal kerja dan investasi justru mengalami perlambatan masing-masing sebesar -0,21%

dan -15,02%.

Berdasarkan grafik 3.49 dapat dilihat bahwa trend pertumbuhan kredit modal memang

berfluktuatif dan membentuk pola tertentu yaitu sedikit melambat pada akhir tahun dan

meningkat kembali di awal tahun, namun masih memiliki trend meningkat. Sedangkan kredit

konsumsi walaupun secara komposisi mendominasi namun trend pertumbuhannya relatif

turun dibandingkan periode sebelumnya. Dengan demikian diharapkan perpaduan dua kondisi

tersebut akan tetap meningkatkan penyaluran kredit produktif kepada masyarakat.

Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.47777 Proporsi DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber KP di Surabaya

Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.48888 Pertumbuhan DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber-KP di Surabaya (qtq)

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.49 49 49 49 Perkembangan Kredit Per Jenis Penggunaan Pada Bank Ber-KP di Surabaya (qtq)

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.50505050 Proporsi Kredit Per Jenis Penggunaan Bank Ber KP di Surabaya

37%

38%

25%

Giro Deposito Tabungan

Sumber : LBU BI (diolah)

(30,00)

(25,00)

(20,00)

(15,00)

(10,00)

(5,00)

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

45,00

50,00

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2011 2012

Giro Deposito Tabungan

Sumber : LBU BI (diolah)

% qtq

(20,00)

(15,00)

(10,00)

(5,00)

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

45,00

50,00

55,00

60,00

65,00

70,00

75,00

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2011 2012

Modal Kerja Investasi Konsumsi

% qtq

Sumber : LBU BI (diolah)

38%

8%

54%

Modal Kerja Investasi Konsumsi

Sumber : LBU BI (diolah)

53

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi, Bank Umum Berkantor

Pusat di Jawa Timur menunjukkan perkembangan kinerja positif yang terlihat dari peningkatan

Loan to Deposit Ratio (LDR) secara konsisten yaitu di kisaran 65%-70% dan mencapai nilai

70,63% pada Triwulan III-2012.

3.63.63.63.6 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARANPERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARANPERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARANPERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Sistem pembayaran di Jawa Timur, baik tunai maupun non-tunai pada triwulan III -

2012 berjalan dengan baik sehingga dapat memperlancar dan memenuhi kebutuhan

masyarakat dalam kegiatan ekonomi. Hal tersebut tercermin antara lain melalui peningkatan

transaksi keuangan tunai dan non-tunai, perkembangan jumlah uang tidak layak edar serta

jumlah temuan uang palsu di wilayah Jawa Timur.

TRANSAKSI TRANSAKSI TRANSAKSI TRANSAKSI KEUANGANKEUANGANKEUANGANKEUANGAN SECARA TUNAISECARA TUNAISECARA TUNAISECARA TUNAI

Transaksi pembayaran tunai di Bank Indonesia tercermin dari beberapa kegiatan, yaitu:

aliran uang keluar (outflow) dari Bank Indonesia ke perbankan dan aliran uang masuk (inflow)

dari perbankan ke Bank Indonesia, kegiatan pemusnahan uang tidak layak edar atau Pemberian

Tanda Tidak Berharga (PTTB), serta kegiatan penukaran uang pecahan kecil kepada masyarakat.

a.a.a.a. Aliran Uang Masuk/Keluar (Aliran Uang Masuk/Keluar (Aliran Uang Masuk/Keluar (Aliran Uang Masuk/Keluar (Inflow/OutflowInflow/OutflowInflow/OutflowInflow/Outflow) ) ) )

Hingga akhir Triwulan III-2012, aliran uang kartal dari dan ke Bank Indonesia di wilayah

Jawa Timur (KBI Surabaya, KBI Malang, KBI Kediri, dan KBI Jember) secara kumulatif

menunjukkan posisi net inflow. Artinya, jumlah aliran uang yang keluar dari Bank Indonesia

kepada perbankan (outflow) lebih kecil dibandingkan jumlah aliran uang yang masuk ke Bank

Indonesia (inflow). Namun demikian, besar net-inflow dimaksud lebih kecil apabila

dibandingkan dengan net-inflow yang terjadi pada periode sebelumnya (triwulan II 2012).

54

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

Tercatat net inflow Jawa Timur pada periode laporan adalah sebesar Rp 607,2 miliar,

lebih kecil 25,74% (qtq) dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp

7,99 triliun. Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan outflow sebesar 18,35% (qtq) sebagai

dampak dari tingginya kebutuhan uang kartal masyarakat pada saat bulan puasa dan lebaran

yang jatuh pada Bulan Agustus 2012. Di lain pihak, inflow mengalami penurunan sebesar

25,74% (qtq) yang mengindikasikan tingginya peredaran uang di masyarakat pada periode

laporan.

b.b.b.b. Uang Kartal Tidak Layak EdarUang Kartal Tidak Layak EdarUang Kartal Tidak Layak EdarUang Kartal Tidak Layak Edar

Kegiatan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) sebagai bagian dari proses

pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) atau rusak secara rutin, merupakan salah satu

Tabel 3.6 Perkembangan Arus Uang Tunai (Inflow – Outflow)

Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Gambar 3.51

Perkembangan Net Flow JawaTimur

Sumber : Bank IndonesiaSurabaya

dalam jutaan rupiah

2010

TW I Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

OUTFLOW 2.018.265,88 7.241.746,38 4.826.881,52 3.323.748,12 6.106.138,14 6.803.539,46

INFLOW 4.009.777,01 6.584.758,69 5.316.031,06 6.395.569,26 5.105.846,50 8.120.035,13

NET FLOW 1.991.511,13 (656.987,69) 489.149,53 3.071.821,14 -1.000.291,64 1.316.495,67

OUTFLOW 327.528,58 3.567.299,00 2.081.368,42 1.525.840,77 3.050.172,32 3.585.984,06

INFLOW 949.725,11 2.239.735,00 1.207.693,84 1.830.428,68 2.795.660,36 2.309.860,59

NET FLOW 622.196,53 (1.327.564,00) (873.674,58) 304.587,91 -254.511,97 -1.276.123,47

OUTFLOW 166.699,29 2.135.130,44 1.331.602,91 842.198,39 1.392.481,67 1.996.300,00

INFLOW 1.608.603,03 2.726.217,97 2.177.240,19 3.071.891,49 4.919.083,50 2.823.316,86

NET FLOW 1.441.903,74 591.087,53 845.637,28 2.229.693,10 3.526.601,83 827.016,86

OUTFLOW 209.971,81 1.716.668,17 945,52 829.197,60 1.534.350,13 1.915.085,43

INFLOW 1.097.156,98 649.344,40 1.032,18 1.498.420,82 2.366.437,48 1.654.948,02

NET FLOW 887.185,17 (1.067.323,77) 86,66 669.223,22 832.087,35 -260.137,41

OUTFLOW 2.722.465,56 14.660.843,99 8.240.798,38 6.520.984,88 12.083.142,25 14.300.908,94

INFLOW 7.665.262,13 12.200.056,06 8.701.997,27 12.796.310,24 20.076.764,58 14.908.160,60

NET FLOW 4.942.796,57 (2.460.787,93) 461.198,89 6.275.325,36 7.993.622,32 607.251,65

Keterangan :

Net Flow (+) : Net Inflow

Net Flow (-) : Net outflow

2011Wilayah

2012

JAWA TIMUR

Keterangan

JEMBER

SURABAYA

KEDIRI

MALANG

Sumber : Bank IndonesiaSurabaya

Gambar 3.50 Perkembangan Arus Uang Tunai (Inflow –Outflow)

Dalam Juta Rupiah

-

5.000.000,00

10.000.000,00

15.000.000,00

20.000.000,00

25.000.000,00

TW I Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2012

OUTFLOW INFLOW

(4.000.000,00)

(2.000.000,00)

-

2.000.000,00

4.000.000,00

6.000.000,00

8.000.000,00

10.000.000,00

TW I Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2012

NET FLOW

55

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

upaya yang dilakukan Bank Indonesia untuk memelihara kualitas uang kartal yang diedarkan

kepada masyarakat (Clean Money Policy). Selama Triwulan III-2012, tercatat sebesar

Rp 292,44 miliar uang kartal yang tidak layak edar dalam berbagai pecahan dimusnahkan.

Penurunan jumlah uang kartal tidak layak edar yang tidak layak edar tersebut terkait

dengan upaya Bank Indonesia yang terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai

pentingnya perlakuan yang tepat terhadap uang kartal, antara lain melalui brosur, pamflet,

serta edukasi perbankan. Dengan demikian diharapkan usia edar uang kartal dapat lebih

panjang sehingga mengurangi besarnya volume PTTB yang pada akhirnya mengurangi biaya

percetakan uang baru.

3.6.1.3.6.1.3.6.1.3.6.1. TRANSAKSI KEUANGAN SECARA NON TUNAI TRANSAKSI KEUANGAN SECARA NON TUNAI TRANSAKSI KEUANGAN SECARA NON TUNAI TRANSAKSI KEUANGAN SECARA NON TUNAI

Transaksi sistem pembayaran non tunai dalam kajian ini mencakup kegiatan transaksi

non tunai masyarakat melalui perbankan yang menggunakan sistem BI-Real Time Gross

Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).

Sumber : Bank IndonesiaSurabaya

Gambar 3.52 PemusnahanUangTidakLayakEdar (PTTB)

-

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

-

1.000.000,00

2.000.000,00

3.000.000,00

4.000.000,00

5.000.000,00

6.000.000,00

TW I Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2012

PTTB (Juta Rupiah) Rasio PTTB thd Inflow (%)

56

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

a. a. a. a. Transaksi RTGS ( Transaksi RTGS ( Transaksi RTGS ( Transaksi RTGS ( RRRReal Time Gross Settlementeal Time Gross Settlementeal Time Gross Settlementeal Time Gross Settlement))))

Transaksi keuangan dengan menggunakan sistem RTGS di Jawa Timur pada Triwulan

III-2012 menunjukkan tren peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. Tercatat volume

transaksi RTGS (outgoing) dari 30 kota di Jawa Timur pada periode laporan adalah sebanyak

146.738 transaksi dengan nominal mencapai Rp 185,1 triliun, meningkat 1,28% (qtq) atau

23,97% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya.

Gambar 3.54

Perkembangan Transaksi RTGS di Jawa Timur

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Gambar 3.53

PerkembanganTransaksi Non Tunai Di JawaTimur

Sumber : Bank IndonesiaSurabaya

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

160,00

180,00

200,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2011 2012

Kliring (Rp triliun) RTGS (Rp triliun)

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2011 2012

Share Kliring Sharet RTGS

0,00020,00040,00060,00080,000100,000120,000140,000160,000180,000200,000

1

10

100

1000

10000

100000

1000000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2010 2011 2012

Volume Nominal (Rp Triliun) rhs

57

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

Searah dengan perkembangan perekonomian di beberapa kota di Jawa Timur, besar

transaksi RTGS di tingkat kota/kabupaten menunjukkan terpusatnya kegiatan perekonomian

pada wilayah–wilayah tertentu. Berdasarkan asal kotanya, pada Triwulan III 2012 transaksi

outgoing maupun incoming RTGS masih didominasi oleh kota/kabupaten dengan karakteristik

perekonomian yang cukup menonjol, dimana Kota Surabaya sebagai Ibu Kota provinsi Jawa

Timur masih mendominasi besarnya transaksi.

Tercatat transaksi RTGS pada Triwulan III-2012 dari kota Surabaya ke kota lainnya

(outgoing) sebesar Rp 99,1 triliun dengan volume mencapai 48.267 transaksi. Sementara

itu transaksi RTGS yang masuk ke rekening perbankan di Surabaya (incoming) tercatat

sebanyak 76.013 transaksi dengan nilai mencapai Rp 130,89 triliun. Kota lain di Jawa Timur

yang memiliki transaksi RTGS cukup tinggi, baik outgoing maupun incoming meliputi Kediri,

Malang, Gresik, Batu dan Jember.

b.b.b.b. Transaksi KliringTransaksi KliringTransaksi KliringTransaksi Kliring

Dalam rangka mendukung kelancaran sistem pembayaran, khususnya melalui

transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), kegiatan kliring di Jawa Timur

diikuti oleh 457 kantor/bank umum peserta kliring baik langsung maupun tidak langsung

yang tersebar di 38 kabupaten/kota. Penyelenggaraan kegiatan kliring dilaksanakan di 4

(empat) Kantor Perwakilan Bank Indonesia di wilayah Jawa Timur yaitu Surabaya, Malang,

Kediri dan Jember.

Sumber : Bank IndonesiaSurabaya

Gambar 3.55 6 Kota dengan aktivitas Transaksi Outgoing RTGS

Terbesar Tw III -2012

Gambar 3.56 6 Kota dengan aktivitas Transaksi Incoming

RTGS Terbesar Tw III -2012

Sumber : Bank IndonesiaSurabaya

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

SURABAYA KEDIRI MALANG GRESIK BATU JEMBER

Nilai (Miliar Rp) Volume

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

SURABAYA KEDIRI MALANG GRESIK BATU JEMBER

Nilai (Miliar Rp) Volume

58

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

5.3 PENEMUAN UANG PALSU DI JAWA TIMUR 5.3 PENEMUAN UANG PALSU DI JAWA TIMUR 5.3 PENEMUAN UANG PALSU DI JAWA TIMUR 5.3 PENEMUAN UANG PALSU DI JAWA TIMUR

Pada Triwulan III -2012, penemuan uang palsu di Jawa Timur baik melalui perbankan

maupun berdasarkan laporan masyarakat secara umum menunjukkan penurunan. Tercatat

penemuan uang palsu pada periode laporan sebanyak 5.663 lembar dalam berbagai pecahan

Sumber : Bank IndonesiaSurabaya

Tabel 3.7

Perputaran Kliring dan Tolakan Cek, Bilyet Giro Tw III - 2012

Sumber : Bank IndonesiaSurabaya

Gambar 3.59

Statistik Uang Palsu yang Ditemukan

PESERTA

KLIRING

KLIRING PENYERAHAN

KLIRING

DKE Nominal Lbr/DKE Nominal

I. KBI :

27 80.016 3.067.306 7.072 220.302

8 12.512 682.500 22 677

13 24.223 914.615 210 12.940

95 647.282 21.988.533 10.611 278.441

11 3.038 203.942 1.045 18.116

21 3.162 136.115 2.040 27.070

Jumlah I 175 770.233 26.993.011 21.000 557.547

II. NON BI :

7 3.928 161.435 132 4.230

12 4.154 194.984 46 1.459

15 7.747 316.256 155 3.976

11 2.505 95.598 66 5.595

6 116 8.626 0 0

12 6.049 140.024 287 6.566

14 6.626 211.151 346 6.561

6 1.649 45.223 0 0

Jumlah II 83 32.774 1.173.298 1.032 28.388

JUMLAH I + II 258 803.007 28.166.309 22.032 585.935

II.8 LAMONGAN

II.2 BOJONEGORO

II.3 JOMBANG

II.4 TUBAN

II.5 SUMENEP

II.6 PASURUAN

II.7 MOJOKERTO

( Nominal dalam jutaan Rp )

WILAYAH KLIRING PENGEMBALIAN

KLIRING LOKAL JUMLAH JUMLAH

PERIODE / TANGGAL

I.1 Bank Pemerintah

I.2 Bank Asing

I.3 Bank Campuran

I.4 Bank Swasta Nasional

I.5 Bank Pemb. Daerah

I.6 Bank Syariah

II.1 PAMEKASAN

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

300,00

350,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2011 2012

Surabaya Malang Kediri JemberNominal Jt Rp

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2011 2012

Surabaya Malang Kediri JemberLembar

59

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

dengan nilai nominal sebesar Rp 491,601 juta. Dilihat dari jumlah lembar uang palsu yang

ditemukan, pada periode ini terjadi penurunan sebesar -33,45% (qtq) dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tercatat sebanyak 8.510 lembar dengan nilai nominal sebesar Rp 702,332

juta.

Sebagaimana periode sebelumnya, sebagian besar uang palsu yang beredar di Jawa Timur

pada Triwulan laporan didominasi oleh nominal Rp100.000,- dengan proporsi mencapai 79%

(berdasarkan lembar) dan 91% (berdasarkan nominal). Surabaya sebagai kota terbesar dan

pintu gerbang perdagangan dengan Indonesia Timur, hingga saat ini masih menjadi kota

dengan penemuan uang palsu tertinggi di wilayah Jawa Timur, baik lembar maupun nominal.

Sumber : Bank IndonesiaSurabaya

Gambar 3.61 Statistik Uang Palsu yang ditemukan

(nilai)

Gambar 3.60 Statistik Uang Palsu yang ditemukan

(lembar)

Sumber : Bank IndonesiaSurabaya

Gambar 3.62 Statistik Uang Palsu yang Per Kota

(lembar)

Sumber : Bank IndonesiaSurabaya

91%

8%

1%0% 0% 0%0% 0% 0%

100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 500 100

79%

14%

4%1% 2% 0%

0% 0%

100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 500

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2011 2012

Surabaya Malang Kediri Jember JATIM

60

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012

Menghadapi maraknya pemalsuan uang, Bank Indonesia bersama instansi berwenang

yang terkait terus berupaya melakukan penanggulangan yang bersifat preventif maupun

represif. Tindakan preventif dilaksanakan melalui upaya–upaya memasyarakatkan pengetahuan

mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah, meningkatkan unsur pengaman pada uang baru, serta

peningkatan kerjasama dengan instansi terkait di dalam maupun luar negeri. Sementara itu,

upaya penanggulangan secara represif dilaksanakan oleh Kepolisian dengan menangkap dan

menghukum pembuat maupun pengedar uang palsu sesuai dengan ketentuan perundang -

undangan yang berlaku.

Bab 4

PERKEMBANGAN

KEUANGAN DAERAH

61

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2012

4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

4.1. UMUM

Kinerja keuangan daerah Provinsi Jawa Timur yang tercermin dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBD) pada triwulan III tahun 2012 mencapai Rp14,73

triliun atau meningkat 48,66% dibandingkan anggaran 2011. Hingga triwulan III-2012,

realisasi pendapatan daerah Provinsi Jawa Timur telah mencapai 25,66% atau senilai

Rp3,78 triliun. Sementara itu dari sisi pengeluaran Anggaran Belanja Daerah Pemerintah

Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012 sebesar Rp15,15 triliun atau meningkat 42,60%

dibandingkan anggaran 2011, dengan realisasi belanja sampai dengan triwulan III – 2012

sebesar Rp3,46 triliun atau 22,86%.

Sebagaimana pola-pola anggaran di daerah, struktur pendapatan daerah di Jawa

Timur didominasi oleh Pendapatan Asli daerah (PAD) yang bersumber dari penerimaan

pajak daerah seperti Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor,

Pajak Air Bawah Tanah, Pajak Air Permukaan, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

serta penerimaaan asli daerah lainnya yang sah. Kontribusi terbesar selanjutnya berasal

dari Dana Perimbangan, sementara itu pendapatan lain-lain yang sah hanya memberikan

kontribusi yang relatif rendah.

4.2. REALISASI PENDAPATAN DAERAH

Kinerja pendapatan daerah hingga triwulan III-2012 telah mencapai Rp3,78 triliun atau

terealisasi sebesar 25,66% dari yang ditargetkan di tahun 2012. Kondisi ini cenderung

menurun jika dibandingkan realisasi penerimaan pendapatan pada periode yang sama

triwulan III tahun 2011 yang berhasil merealisasikan target pendapatan daerahnya sebesar

85,14% atau Rp8,43 triliun dari Rp9,91 triliun.

Realisasi pendapatan daerah sebagian besar didominasi oleh pendapatan pajak

daerah yang merupakan bagian dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp2,04 triliun

dan telah melebihi target yang direncanakan (27,27%), sedangkan sisanya disumbangkan

oleh dana perimbangan dengan realisasi sebesar Rp680,75 miliar (terealisasi 24,44%) dan

lain-lain pendapatan yang sah sebesar Rp690,03 miliar (terealisasi 24,01%).

62

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2012

TABEL 4.1

REALISASI PENDAPATAN APBD PROP. JAWA TIMUR TRIWULAN III-2012 (Rp juta)

4.3. REALISASI BELANJA DAERAH

Anggaran Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012

direncanakan sebesar Rp.15,15 triliun atau naik 42,60% dibandingkan anggaran belanja

tahun sebelumnya.

TABEL 4.2 REALISASI BELANJA APBD PROV. JAWA TIMUR TRIWULAN III-2012 (Rp juta)

Sampai dengan akhir triwulan III-2012 realisasi belanja pada periode laporan tercatat

sebesar Rp3,46 triliun atau 22,86%, menurun dibandingkan triwulan III-2011 yang berhasil

terealisasi sebesar 59,87%. Sesuai dengan penggunaannya yang bersifat rutin, tercatat

realisasi belanja terbesar adalah realisasi belanja hibah. Sementara itu,tingkat belanja bagi

hasil kepada prov/kab/kota masih menjadi faktor dominan selanjutnya. Hal ini selaras

dengan kebijakan pemerintah provinsi Jawa Timur dalam peningkatan nilai bagi hasil

kepada kabupaten/kota guna meningkatkan perekonomian di daerah. Jika dibandingkan

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daeah Prvinsi Jawa Timur Timur

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur

Anggaran Sebelum Anggaran Sebelum

Perubahan Tahun

2011

Perubahan Tahun

2012

4 9,907,001,026,685.00 8,435,234,496,954.47 14,727,475,360,411.00 3,778,992,286,260.70 85.14% 25.66%

4.1 7,615,042,879,117.00 6,544,427,562,205.97 9,068,160,048,588.00 2,408,207,752,031.70 85.94% 26.56%

4.1.1 6,120,000,000,000.00 5,350,896,204,304.52 7,502,400,000,000.00 2,045,847,863,425.00 87.43% 27.27%

4.1.2 56,357,559,100.00 45,239,192,656.87 123,663,970,000.00 22,404,948,732.00 80.27% 18.12%

4.1.3 315,158,897,817.00 365,089,986,604.59 320,317,073,588.00 6,073,286,732.00 115.84% 1.90%

4.1.4 1,123,526,422,200.00 783,202,178,639.99 1,121,779,005,000.00 333,881,653,142.70 69.71% 29.76%

4.2 2,267,158,147,568.00 1,842,285,461,095.00 2,785,080,971,823.00 680,752,651,362.00 81.26% 24.44%

4.2.1 864,625,248,568.00 702,858,021,095.00 1,240,732,155,823.00 408,404,673,362.00 81.29% 32.92%

4.2.2 1,347,501,699,000.00 1,122,918,080,000.00 1,491,561,136,000.00 248,593,522,000.00 83.33% 16.67%

4.2.3 55,031,200,000.00 16,509,360,000.00 52,787,680,000.00 23,754,456,000.00 30.00% 45.00%

4.3 24,800,000,000.00 48,521,473,653.50 2,874,234,340,000.00 690,031,882,867.00 195.65% 24.01%

4.3.1 24,800,000,000.00 20,161,121,653.50 23,300,000,000.00 10,095,077,867.00 81.29% 43.33%

4.3.4 - 28,360,352,000.00 2,850,934,340,000.00 679,936,805,000.00 0.00% 23.85%

9,907,001,026,685.00 8,435,234,496,954.47 14,727,475,360,411.00 3,778,992,286,260.70 85.14% 25.66%

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG

SAHPENDAPATAN HIBAH

DANA PENYESUAIAN DAN OTONOMI

KHUSUSJUMLAH PENDAPATAN DAERAH

HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH

YANG DIPISAHKANLAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH

YANG SAHDANA PERIMBANGAN

DANA BAGI HASIL PAJAK/BAGI HASIL

BUKAN PAJAKDANA ALOKASI UMUM

DANA ALOKASI KHUSUS

% Tw III-

2011

% Tw III-

2012

PENDAPATAN DAERAH

PENDAPATAN ASLI DAERAH

PAJAK DAERAH

RETRIBUSI DAERAH

No Uraian Realisasi s.d Tw III-

2011 Realisasi s.d Tw III-2012

Anggaran Sebelum Anggaran Sebelum

Perubahan Tahun

2011

Perubahan Tahun

2012

5.1 5,797,640,027,698.00 3,802,860,122,426.83 9,436,506,402,841.00 2,079,096,828,975.51 65.59% 22.03%

5.1.1 1,497,004,813,695.00 1,045,919,269,938.00 1,668,623,319,850.00 400,230,773,657.32 69.87% 23.99%

5.1.2 4,878,211,780.00 2,899,241,006.83 6,139,011,401.00 256,542,455.19 59.43% 4.18%

5.1.4 974,301,072,000.00 506,531,368,550.00 3,895,673,765,000.00 840,737,663,975.00 51.99% 21.58%

5.1.5 87,714,900,000.00 52,087,350,000.00 31,358,000,000.00 8,042,902,000.00 59.38% 25.65%

5.1.6 2,229,468,218,036.00 1,452,135,297,659.00 2,292,840,281,343.00 469,666,710,326.00 65.13% 20.48%

5.1.7 963,160,438,765.00 711,254,138,205.00 1,490,172,025,247.00 354,015,755,962.00 73.85% 23.76%

5.1.8 41,112,373,422.00 32,033,457,068.00 51,700,000,000.00 6,146,480,600.00 77.92% 11.89%

5.2 4,828,721,359,854.00 2,559,540,880,033.03 5,717,182,698,075.00 1,385,476,893,137.83 53.01% 24.23%

5.2.1 833,869,936,141.00 539,129,785,918.00 969,382,979,974.00 265,781,222,925.00 64.65% 27.42%

5.2.2 3,094,388,943,127.00 1,607,086,171,635.03 3,685,777,301,924.00 900,015,547,078.83 51.94% 24.42%

5.2.3 900,462,480,586.00 413,324,922,480.00 1,062,022,416,177.00 219,680,123,134.00 45.90% 20.69%

10,626,361,387,552.00 6,362,401,002,459.86 15,153,689,100,916.00 3,464,573,722,113.34 59.87% 22.86%

BELANJA LANGSUNG

BELANJA PEGAWAI

BELANJA BARANG DAN JASA

BELANJA MODAL

JUMLAH BELANJA DAERAH

BELANJA BUNGA

BELANJA HIBAH

BELANJA BANTUAN SOSIAL

BELANJA BAGI HASIL KEPADA

PROVINSI/KABUPATEN/ KOTA DAN BELANJA BANTUAN KEUANGAN KEPADA

PROVINSI/ KABUPATEN/KOTA DAN BELANJA TIDAK TERDUGA

Realisasi s.d Tw III-

2011 Realisasi s.d Tw III-2012

% Tw III-

2011

% Tw III-

2012

BELANJA TIDAK LANGSUNG

BELANJA PEGAWAI

No Uraian

63

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2012

berdasarkan komponen penyusunnya, realisasi belanja terendah terjadi pada belanja modal

yang baru dibelanjakan sebesar Rp219 miliar atau 20,69% dari total rencana belanja di

tahun 2012. Disamping itu, rendahnya realisasi belanja bantuan sosial kemungkinan

disebabkan oleh pemberian bantuan sosial dilakukan secara selektif, tidak mengikat/terus-

menerus dalam arti tidak harus diberikan setiap tahun anggaran serta pemberian bantuan

tersebut lebih didasarkan pada pertimbangan urgensinya bagi kepentingan daerah dan

kemampuan keuangan daerah.

Bab Bab Bab Bab 5555

KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN

MASYARAKATMASYARAKATMASYARAKATMASYARAKAT

64

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2012

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

5 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

5.1. UMUM

Pada triwulan III-2012, perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat Jawa

Timur yang tercermin dari kondisi ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat

pedesaan kembali menunjukkan perbaikan. Data ketenagakerjaan memperlihatkan

bahwa kondisi pengangguran di Jawa Timur di triwulan III-2012 menurun

dibandingkan triwulan III-2011. Meningkatnya aktivitas perekonomian pada sektor

utama seperti sektor industri Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) mendorong

penyerapan tenaga kerja, hal ini dikonfirmasi dengan hasil Survei Kegiatan Dunia

Usaha Jawa Timur di triwulan III-2012 yang mengindikasikan peningkatan

penggunaan tenaga kerja pada sektor utama.

Sementara itu, kondisi kesejahteraaan masyarakat pedesaan juga menunjukan

adanya peningkatan, tercermin dari peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai

Tukar Nelayan (NTN) berada di atas level 100. Kenaikan Nilai Tukar Nelayan (NTN)

disebabkan oleh lebih tingginya kenaikan indeks harga yang diterima oleh nelayan

dibandingkan dengan indeks harga yang harus dibayarkan. Demikian pula terhadap

Nilai Tukar Petani (NTP) menunjukkan peningkatan yang didorong oleh pertumbuhan

indeks harga yang diterima petani (It) lebih tinggi dibandingkan dengan indeks harga

yang dibayarkan (Ib).

5.2. KETENAGAKERJAAN

Seiring dengan terus membaiknya perekonomian di Jawa Timur hingga akhir

triwulan III-2012, indikator ketenagakerjaan menunjukkan adanya peningkatan.

Meskipun berbagai permasalahan terkait ketidaksesuaian tenaga kerja masih terjadi,

namun jumlah pengangguran pada triwulan III 2012 mengalami penurunan.

5.2.1. Data Ketenagakerjaan Jawa Timur

Situasi ketenagakerjaan di Jawa Timur relatif membaik dibandingkan periode

yang sama tahun sebelumnya. Jumlah angkatan kerja di Jatim per Agustus 2012

sebanyak 19,90 Juta orang, meningkat dibandingkan data ketenagakerjaan di bulan

Agustus 2011 (19,76 juta). Peningkatan ini menyebabkan menurunnya rasio

65

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2012

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

penduduk yang menganggur dengan jumlah angkatan kerja yang biasa disebut

dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Pada periode laporan tercatat TPT

mengalami penurunan dari 4,16% menjadi sebesar 4,12%.

Di sisi lain, perbaikan perekonomian Jatim yang sedang berlangsung diyakini

juga menjadi pendorong peningkatan penyerapan tenaga kerja. Tercatat terjadi

peningkatan jumlah penduduk yang bekerja, dari 18,94 juta menjadi 19,08 juta jiwa.

Tabel Tabel Tabel Tabel 5555.1.1.1.1 Kondisi Ketenagakerjaan di Jawa Timur (2008 – 2012)

Sumber : BPS Jatim, (diolah)

Gambar Gambar Gambar Gambar 5555.1 .1 .1 .1 Penyerapan Tenaga Kerja Sisi Sektoral

Secara sektoral, distribusi penyerapan tenaga kerja terbesar di Jawa Timur

pada triwulan laporan masih didominasi oleh ketiga sektor unggulannya yaitu

pertanian dengan proporsi sebesar 39,30% yang diikuti oleh sektor perdagangan

dengan proporsi sebesar 20,17% kemudian disusul oleh sektor industri yang

menyerap sebesar 14,91% dari total tenaga kerja di Jawa Timur. Dominasi sektor

pertanian menjadi ciri dari wilayah pedesaan yang merupakan wilayah terluas di

Jawa Timur. Namun demikian penurunan sektor lahan pertanian akibat konversi

lahan untuk pemukiman dan industri diyakini akan berdampak pada penurunan

tenaga kerja di sektor ini dan beralih pada sektor lainnya.

GGGGrafikrafikrafikrafik 5555.2 .2 .2 .2 GGGGrafikrafikrafikrafik 5555.3.3.3.3

Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug

Total

Angkatan Kerja 20.117.245 20.178.590 20.316.773 20.338.568 20.623.490 19.527.051 20.251.672 19.761.885 19.831.685 19.901.558

Bekerja 18.861.360 18.882.277 19.123.221 19.305.056 19.611.540 19.698.108 19.406.025 18.940.340 19.012.225 19.081.995

Menganggur 1.255.885 1.296.313 1.193.552 1.033.512 1.011.950 828.943 845.647 821.546 819.460 819.563

TPAK (%) 69,69% 69,32% 69,36% 69,25% 69,77% 69,08% 71,39% 69,49% 69,55% 69,62%

TPT (%) 6,24% 6,42% 5,87% 5,08% 4,91% 4,25% 4,18% 4,16% 4,14% 4,12%

2008

Kegiatan

2009 2011 20122010

18.200

18.400

18.600

18.800

19.000

19.200

19.400

19.600

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

18000

20000

Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug

2008 2009 2010 2011 2012

Jasa Kemasyarakatan Industri Perdagangan Pertanian TOTAL

Sumber: BPS Jawa Timur, (diolah)

66

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2012

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Sumber: BPS Jawa Timur, (diolah)

Penyerapan Tenaga Kerja Komposisi Tenaga Kerja Formal

Grafik Grafik Grafik Grafik 5555.4 .4 .4 .4 Komposisi Bidang Tenaga Kerja Informal

Berdasarkan komposisinya, karakteristik tenaga kerja di Jawa Timur masih

didominasi oleh penyerapan tenaga kerja di sektor informal. Komposisi terbesar

pada kelompok pekerja tak dibayar dan posisi berikutnya diduduki oleh kelompok

berusaha dibantu buruh. Hal ini menunjukan pada sektor tertentu, dominasi pekerja

sosial yang mengalami kecederungan sulit lepas dari kondisi kemiskinan semakin

meningkat. Kualitas komposisi tenaga kerja ini secara langsung menunjukan tingkat

kesejahteraan masyarakat Jawa Timur yang sebagian besar tinggal di pedesaan

mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan dengan imbalan upah yang

memadai. Namun demikian selama tiga tahun terakhir, tercatat jumlah pekerja di

sektor informal semakin menurun dan bergeser pada sektor formal. Dikarenakan

sektor informal belum didukung oleh adanya sumber dana yang kuat serta

keterbatasan kemampuan sumber daya manusia yang ada, sehingga

pertumbuhannya lambat bahkan tidak bisa bertahan lama.

Sumber: BPS Jawa Timur, (diolah)

Sumber: BPS Jawa Timur (diolah)

0,48 0,58 0,49 0,55 0,51 0,56 0,60 0,62 0,65 0,65

4,80 4,54 4,53 4,64 4,99 4,88 5,10 5,49 5,50 5,81

-20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

-

1

2

3

4

5

6

7

Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug

2008 2009 2010 2011 2012

Buruh/Karyawan Berusaha dibantu buruh tetap g berusaha dibantu buruh tetap g buruh/karyawan

3,33 3,45 3,40 3,42 3,29 3,02 2,89 2,89 2,67 2,76

4,26 4,25 4,34 4,46 4,36 4,10 3,85 3,85 3,99 3,61

1,48 1,50 1,57 1,51 1,46 1,47 1,43 1,43 1,41 1,39

0,86 1,00 0,94 1,04 1,01 0,91 1,05 1,05 1,13 1,19

3,65 3,56 3,85 3,69 3,99 3,77 3,62 3,62 3,67 3,69

-

2

4

6

8

10

12

14

16

Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug

2008 2009 2010 2011 2012

Pekerja Tak Dibayar Pekerja Bebas Non Pertanian Pekerja Bebas di Pertanian

Berusaha dibantu buruh tdk tetap Berusaha sendiri

5,29 5,12 5,02 5,19 5,50 5,44 5,70 6,11 6,15 6,45

13,58 13,76 14,10 14,12 14,11 13,26 12,84 12,84 12,86 12,63

-12%

-8%

-4%

0%

4%

8%

12%

16%

-

5

10

15

20

25

Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug

2008 2009 2010 2011 2012

Informal Formal G Formal G Informal

67

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2012

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Sementara itu, perkembangan tenaga kerja di sektor formal sedikit

mengalami peningkatan, dengan didominiasi oleh tenaga buruh/ karyawan yang

mencapai 89,99% dari total tenaga kerja yang bekerja di sektor formal, sedangkan

selebihnya merupakan tenaga kerja yang masuk dalam kategori berusaha dibantu

buruh tetap (wirausaha).

5.2.2. Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)

Membaiknya kondisi ketenagakerjaan juga dikonfirmasi dengan hasil Survei

Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh Bank Indonesia di wilayah kerja

Jawa Timur yang menunjukkan peningkatan. Tercatat Saldo Bersih Tertimbang

(SBT) sebesar 2,7% melambat dibanding periode sebelumnya. Sektor Perdagangan,

Hotel dan Restoran merupakan penyumbang terbesar peningkatan penggunaan

tenaga kerja 7,3% (SBT) selama periode laporan.

Pada triwulan yang akan datang diperkirakan, pelaku kegiatan usaha masih

optimis akan terjadi peningkatan penggunaan tenaga kerja.

Tabel Tabel Tabel Tabel 5555....2222 Perkembangan Penggunaan Tenaga Kerja

Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Jawa Timur

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (diolah)

IIII IIIIIIII IIIIIIIIIIII IVIVIVIV IIII IIIIIIII IIIIIIIIIIII

REALISASIREALISASIREALISASIREALISASI

2,89 -0,79 -0,82 -0,94 1,54 -0,62 -0,39

PERTAMBANGAN 0,00 0,04 -0,94 0,04 0,03 -0,21 -0,21

INDUSTRI PENGOLAHAN -3,18 -0,46 -1,66 0,28 -3,50 3,44 -1,69

LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 0,07 0,61 -0,08 -0,05 -0,77 -0,82 -0,03

BANGUNAN 1,64 1,32 -0,37 0,35 0,26 0,49 0,00

PHR -0,58 1,65 0,63 -1,38 3,23 3,67 7,30

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI -0,60 -0,54 0,19 0,33 -1,52 0,46 -1,93

KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 2,13 1,72 1,67 1,36 0,32 0,71 -0,21

JASA - JASA 0,79 0,90 0,84 0,00 -0,42 0,42 -1,82

TOTALTOTALTOTALTOTAL 3,163,163,163,16 4,444,444,444,44 -0,54-0,54-0,54-0,54 -0,02-0,02-0,02-0,02 -0,83-0,83-0,83-0,83 7,547,547,547,54 2,702,702,702,70

PERTANIAN

SEKTORSEKTORSEKTORSEKTOR2011 2012

68

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2012

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Grafik Grafik Grafik Grafik 5555....5555 Penyerapan Tenaga Kerja 3 Sektor Utama

5.3. KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAAN

Tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan di Jawa Timur pada triwulan III-

2012 menunjukkan peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini didorong

oleh peningkatan terhadap Nilai Tukar Petani (NTP) tercatat sebesar 102,80.

Disamping itu Nilai Tukar Nelayan (NTN) relatif naik dibandingkan pada triwulan II-

2012 sebesar 152,92.

5.3.1. Kesejahteraan Petani

Sampai dengan akhir triwulan III-2012, indikator kesejahteraan petani di Jawa

Timur yang tercermin dari indikator Nilai Tukar Petani (NTP) menunjukkan

peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. NTP Jawa Timur pada periode

laporan adalah sebesar 102,80 atau meningkat 1,22% (qtq) dibandingkan triwulan II

yang tercatat sebesar 101,56. Namun demikian, apabila dibandingkan dengan

indikator kesejahteraan nasional, NTP Jawa Timur masih berada di bawah level NTP

Nasional yaitu sebesar 105,41.

Peningkatan NTP Jawa Timur didorong oleh indeks harga yang diterima petani

(lt) lebih tinggi yaitu sebesar 2,45 (qtq) dibandingkan indeks harga yang dibayarkan

oleh petani (lb) jauh lebih kecil yaitu sebesar 1,22 (qtq).

Peningkatan indeks harga yang diterima petani (lt) disebabkan oleh kenaikan

(lt) 2 (dua) sub sektor pertanian yaitu Sub Sektor Tanaman Pangan dan Sub Sektor

Peternakan. Sementara Sub Sektor Hortikultura, Sub sektor Perikanan dan Sub

Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami penurunan.

-6,00

-4,00

-2,00

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

I II III IV I II III IV I II III IV*

2010 2011 2012

TOTAL PERTANIAN

INDUSTRI PENGOLAHAN PHR%, SBT

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indoneisa (diolah)

69

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2012

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Gambar Gambar Gambar Gambar 5555....6666 Gambar Gambar Gambar Gambar 5555....7777 NTP Nasional & Jawa Timur NTP dan Pertumbuhan (Nasional & Jatim)

Sumber: BPS Jawa Timur

Gambar Gambar Gambar Gambar 5555....8888 Gambar Gambar Gambar Gambar 5.5.5.5.9999

It serta Pertumbuhan Nasional & Jatim Ib dan Pertumbuhan Nasional & Jatim

5.3.2. Kesejahteraan Nelayan

Kesejahteraan nelayan yang tercermin pada Nilai Tukar Nelayan (NTN)

Provinsi Jawa Timur pada triwulan III-2012 menunjukkan peningkatan. Hal ini

tercermin dari nilai NTN yang tercatat sebesar 152,92 meningkat 1,05 (qtq)

dibandingkan dengan triwulan II yang tercatat sebesar 151,32. Jika dibandingkan

dengan NTN nasional, kondisi kesejahteraan nelayan di Jawa Timur cenderung

berada diatas level nasional. Mengingat nilainya yang selalu berada diatas level 100,

kesejahteraan nelayan di Jatim dapat dikatakan lebih baik dibandingkan dengan

kesejahteraan petani. Biaya operasional yang relatif lebih rendah, serta faktor risiko

kegagalan yang tidak setinggi di sektor pertanian menjadi salah satu penyebab

tingginya nilai NTN dibandingkan NTP.

Sementara itu, berdasarkan komposisinya peningkatan indeks harga yang

diterima nelayan pada periode ini disebabkan oleh kenaikan harga beberapa jenis

ikan, seperti ikan tenggiri, ikan tongkol dan udang barong. Sedangkan kenaikan indeks

90

92

94

96

98

100

102

104

106

108

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2009 2010 2011 2012

NTP Nasional NTP Jawa Timur

-4%

-3%

-2%

-1%

0%

1%

2%

3%

4%

5%

90

92

94

96

98

100

102

104

106

108

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2009 2010 2011 2012

Nasional Jatim g NTP Nasional g NTP Jatim

Sumber : BPS Jatim (diolah)

-1-0,500,511,522,53

020406080

100120140160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2009 2010 2011 2012

Ib Nasional Ib Jatim g Ib Nasional g Ib Jatim

Sumber : BPS Jatim (diolah)

-1-0,500,511,522,533,544,5

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2009 2010 2011 2012

It Nasional It Jawa Timur g It Nasional g It Jatim

Sumber : BPS Jatim (diolah)

70

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2012

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

harga yang dibayar oleh nelayan dipicu oleh kenaikan indeks harga biaya produksi

dan penambahan barang modal sebesar 0,12 persen.

Gambar Gambar Gambar Gambar 5.5.5.5.10101010 Gambar Gambar Gambar Gambar 5.15.15.15.11111

NTN Nasional & Jawa Timur NTN serta Pertumbuhan (Nasional & Jatim)

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2009 2010 2011 2012

NTN Nasional NTN Jawa Timur

Sumber : BPS Jatim (diolah)

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2009 2010 2011 2012

Nasional Jatim g NTN Nasional g NTN Jatim

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Bab Bab Bab Bab 6666

PERKIRAAN EKONOMI DAN PERKIRAAN EKONOMI DAN PERKIRAAN EKONOMI DAN PERKIRAAN EKONOMI DAN

HARGAHARGAHARGAHARGA

71

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2012

BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.1111 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.2222 Indeks Indeks Indeks Indeks Ekspektasi Ekspektasi Ekspektasi Ekspektasi PenghasilanPenghasilanPenghasilanPenghasilan

6666 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGAPERKIRAAN EKONOMI DAN HARGAPERKIRAAN EKONOMI DAN HARGAPERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

6.16.16.16.1 PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMURPERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMURPERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMURPERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR

Pada triwulan IV-2012, pertumbuhan ekonomi Jatim masih berpotensi mengalami

peningkatan dengan rentang pertumbuhan 7,20% – 7,30% (yoy). Momentum perayaan

Idul Adha, Natal dan Tahun Baru pada periode laporan diperkirakan menjadi faktor utama

pendorong pertumbuhan ekonomi, sesuai dengan pola pertumbuhan ekonomi pada

periode sebelumnya.

Dari sisi permintaan, pertumbuhan perekonomian Jawa Timur utamanya didorong oleh

konsumsi masyarakat, yang tercermin pada hasil survei konsumen, yang diperkirakan

relatif stabil, dengan terjaganya kedua indeks utama pada level tinggi, yaitu Indeks

Ekspektasi Konsumen (IEK) dan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE). Meskipun tekanan

pelemahan ekonomi Eropa dan Amerika Serikat diperkirakan masih dalam level yang

cukup tinggi, namun masih kuatnya dukungan perdagangan dalam negeri diperkirakan

masih mampu mendorong iklim perdagangan Jatim yang kondusif, seiring terus

bertambahnya jumlah atase perdagangan Jatim. Mengikuti pola-pola tahun sebelumnya,

konsumsi pemerintah diperkirakan masih tetap dapat tumbuh, terutama di sepanjang

semester II tahun laporan, dimana mulai terealisasinya sejumlah proyek-proyek yang telah

dianggarkan. Sementara itu, kinerja investasi Jatim diperkirakan relatif stabil dan bergerak

pada level pertumbuhan yang moderat.

Di sisi penawaran, perdagangan antar pulau diperkirakan mengalami perlambatan

seiring telah berlalunya momentum utama sektor perdagangan secara tahunan. Di sisi lain,

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Sumber: Hasil Survei Konsumen BI (diolah)

Indeks

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

Indeks Penghasilan Saat Ini

Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja

Indeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama

Sumber: Hasil Survei Konsumen BI (diolah)

Indeks

72

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2012

BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

perdagangan luar negeri Jatim mengalami tekanan cukup dalam akibat pelemahan

ekonomi Eropa, namun masih kuatnya perdagangan dalam negeri Jatim diprediksi masih

cukup baik untuk menyokong kinerja sub sektor perdagangan besar Jatim. Sementara itu,

kinerja industri pengolahan diproyeksikan masih relatif stabil, seiring masih berlanjutnya

permintaan dalam dan luar negeri sebagai respon dari peningkatan impor bahan baku

pada triwulan sebelumnya. Sementara itu, tibanya musim hujan dengan intensitas tinggi

dikhawatirkan turut mempengaruhi produksi tanaman jenis bahan makanan di Jawa

Timur, khususnya kelompok padi, aneka buah dan bumbu. Kondisi ini dikhawatirkan dapat

mempengaruhi kinerja sub sektor pertanian hingga mengalami perlambatan meskipun

masih berada pada level 2%. Kondisi sektoral pada triwulan IV-2012 ini searah dengan

indeks realisasi usaha dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) atas estimasi realisasi

usaha dan penggunaan tenaga kerja sektoral tiga sektor utama di Jawa Timur.

6.2 PERKIRAAN INFLASI JAWA TIMURPERKIRAAN INFLASI JAWA TIMURPERKIRAAN INFLASI JAWA TIMURPERKIRAAN INFLASI JAWA TIMUR

Mencermati perkembangan inflasi terkini dan tracking beberapa indikator harga, maka

inflasi Provinsi Jawa Timur pada bulan November 2012 diperkirakan berada di kisaran 0,25

(mtm) s/d 0,35%, sehingga secara tahunan akan sebesar 4,50% (yoy) s/d 4,60%. Secara

keseluruhan, inflasi Jawa Timur di akhir tahun berada dalam rentang yang diproyeksikan yaitu

4,5% + 1%.

Grafik Grafik Grafik Grafik 6666....3333 Estimasi Realisasi Usaha TwEstimasi Realisasi Usaha TwEstimasi Realisasi Usaha TwEstimasi Realisasi Usaha Tw IIIIIIII----2012201220122012

Sumber: SKDU KBI Surabaya Sumber: SKDU KBI Surabaya

Grafik Grafik Grafik Grafik 6666.4.4.4.4 Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw IIIIIIII----2012201220122012

-10,00

-5,00

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

I II III IV I II III IV I II III IV*

2010 2011 2012

TOTAL PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PHR

-6,00

-4,00

-2,00

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

I II III IV I II III IV I II III IV*

2010 2011 2012

TOTAL PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PHR

73

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2012

BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

Tabel 6.1 Tendensi Arah Inflasi dan Faktor Risiko

Menurun Meningkat Stabil

Tw.III-12 Tw IV-12 Faktor Risiko

Volatile Food

Tw IV-12 : Pergeseran musim yang dikhawatirkan

dapat mengganggu supply kelompok bahan

makanan

Administered

Price

Tw IV-12 : Masih terjadinya potensi kenaikan harga

rokok, yang dilakukan secara bertahap di

sepanjang tahun

Core Inflation

Tw IV-12 : - Fluktuasi Harga Komoditas

Internasional (Emas & Minyak Bumi & komoditas

internasional)

- Potensi depresiasi nilai tukar rupiah

Kelompok volatile food diyakini masih menjadi pendorong inflasi pada triwulan IV-

2012, meskipun pada level yang tidak terlalu tinggi. Kondisi ini dipengaruhi oleh adanya

tekanan permintaan yang berasal dari cukup banyaknya kegiatan perayaan pada periode ini.

Umumnya kondisi ini mempengaruhi tingkat harga komoditas telur dan daging ayam ras serta

sub kelompok bumbu-bumbuan yang pada umumnya banyak dikonsumsi pada rangkaian

kegiatan pernikahan di daerah. Adanya momentum cuti bersama di sepanjang triwulan turut

mendorong peningkatan permintaan. Dari sisi penawaran, pada triwulan IV-2012, sebagian

besar wilayah di Jatim memasuki musim tanam untuk kelompok tanaman bahan makanan,

sehingga dikhawatirkan turut mempengaruhi jumlah pasokan di tengah meningkatnya

permintaan masyarakat.

Sementara itu, inflasi inti diperkirakan relatif stabil, meskipun terdapat risiko dari

pergerakan harga komoditas core inflation seperti emas perhiasan dan gula pasir. Tekanan

lainnya dapat berasal dari potensi fluktuasi nilai tukar rupiah serta fluktuasi harga komoditas

inti lainnya, seperti harga emas internasional. Selain itu, faktor ekspektasi musiman inflasi

masyarakat juga diperkirakan tidak terlalu tinggi. Ekspektasi kenaikan harga 3 bulan yang akan

datang berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) dan Survei Pedagang Eceran (SPE)

mengindikasikan adanya sedikit peningkatan baik dari sisi konsumen maupun produsen.

Sementara itu kondisi output gap yang menggambarkan kesenjangan antara sisi

permintaan dan penawaran diperkirakan masih berada pada kondisi yang cukup baik dan tidak

memberikan dorongan yang signifikan terhadap kenaikan harga, meskipun pada triwulan

IV-2012 diperkirakan masih terjadi dorongan pada sisi permintaan, namun pada level yang

lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun peningkatan tersebut masih dapat

74

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2012

BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

dipenuhi mengingat masih terdapat ruang untuk mengoptimalkan penggunaan kapasitas

terpasang pada sektor produksi.

Potensi tekanan lainnya diperkirakan berasal dari inflasi administered price yang turut

menekan inflasi pada periode laporan, dengan pemicunya adalah kenaikan tarif

angkutan/transportasi , khususnya untuk tarif angkutan udara dan kereta api, seiring

banyaknya momentum cuti bersama pada periode ini.

Grafik 6.5

Ekspektasi Konsumen dan Produsen Terhadap Harga Barang dan Jasa Di Surabaya

Sumber: Survei Konsumen – KBI Surabaya Sumber: Survei Penjualan Eceran – KBI Surabaya

80,0

100,0

120,0

140,0

160,0

180,0

200,0

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3

2010 2011 2012 2013

3 Bulan yad 6 Bulan yad

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

160,00

180,00

200,00

220,00

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 910

2008 2009 2010 2011 2012

Ekspektasi konsumen terhadap harga 3 bulan yang akan datang

Ekspektasi konsumen terhadap harga 6 bulan yang akan datang

Sumber: Hasil Survei Konsumen BI (diolah)

Indeks

DAFTAR ISTILAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2012

DAFTAR ISTILAH

Administered price

Harga barang yang diatur oleh pemerintah, misalnya harga bahan bakar minyak dan tarif dasar listrik

APBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang

dibahas dan setujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan peraturan

daerah

BI Rate

Suku bunga referensi kebijakan moneter dan ditetapkan dalam Rapat Dewan Gubernur setiap

bulannya

BI-RTGS

Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, yang merupakan suatu penyelesaian kewajiban bayar-

membayar (settlement) yang dilakukan secara on-line atau seketika untuk setiap instruksi transfer

dana

Bobot inflasi

Besaran yang menunjukkan pengaruh suatu komodias terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan

yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi masyarakat terhadap komoditas tersebut

Dana Pihak Ketiga (DPK)

Simpanan pihak ketiga bukan bank yang terdiri dari giro, tabungan dan simpanan berjangka

Ekspor dan Impor

Dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar

provinsi

Faktor Fundamental

Faktor pendorong inflasi yang dapat dipengaruhi oleh kebijakan moneter, yakni interaksi

permintaan-penawaran atau output gap, eksernal serta ekspektasi inflasi masyarakat

Fakor Non Fundamental

Faktor pendorong inflasi yang berada di luar kewenangan otoritas moneter, yakni produksi maupun

distribusi bahan pangan (volatile foods) serta harga barang/jasa yang ditentukan oleh pemerintah

(adminisered price)

Financing tto Deposit Ratio (FDR) aau Loan to Deposit Ratio (LDR)

Rasio pembiayaan atau kredit terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank, baik dalam

rupiah dan valas. Terminologi FDR unuk bank syariah, sedangkan LDR untuk bank konvensional

Imported inflation

Salah satu disagregasi inflasi, yaitu inflasi yang berasal dari pengaruh perkembangan harga di luar

negeri (eksternal)

Indeks Ekspektasi Konsumen

Salah satu pembentuk IKK, indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap

ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang dengan skala 1 – 100

DAFTAR ISTILAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2012

Indeks Kondisi Ekonomi

Salah satu pembentuk IKK, indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi

ekonomi saa ini dengan skala 1 – 100

Indeks Keyakinan Konsumen

Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan

ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang dengan skala 1 – 100

Inflasi IHK

Kenaikan harga barang dan jasa dalam satu periode yang diukur dengan perubahan indeks harga

konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh

masyarakat luas

Inflasi Inti

Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered prices

Inflow

Uang yang diedarkan aliran masuk uang kartal ke Bank Indonesia

Investasi

Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan produksi

Kredit

Penyediaan uang atau tagihan yang sejenis, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-

meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi hutangnya

setelah jangka waktu tertenttu dengan pemberian bunga, termasuk

• Pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan note purchase agreement (NPA)

• Pengambilan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang

Liaison

Kegiatan pengumpulan data/statistik dan informasi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang

dilakukan secara periodik melalui wawancara langsung kepada pelaku ekonomi mengenai

perkembangan dan arah kegiatan ekonomi dengan cara yang sistematis dan didokumentasikan

dalam bentuk laporan

mtm

Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya

Net Inflow

Uang yang diedarkan inflow lebih besar dari outflow

Non Performing Financing (NPF) atau Non Performing Loan (NPL)

Rasio pembiayaan atau kredit macet terhadap otal penyaluran pembiayaan atau kredit oleh bank,

baik dalam rupiah dan valas, Terminologi NPF dan pembiayaan untuk bank syariah, sedangkan NPL

dan kredit untuk bank konvensional.Kriteria NPF atau NPL adalah (1) kurang lancar, (2) diragukan

dan (3) macet

Omset

Nilai penjualan bruto yang diperoleh dari satu kali proses produksi

Outflow

Aliran keluar uang kartal dari Bank Indonesia

DAFTAR ISTILAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2012

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, restribusi

daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah

qtq

Quarter to quarter. Perbandingan anara data satu triwulan dengan triwulan sebelumnya

Sektor Ekonomi Dominan

Sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah besar sehingga mempunyai pengaruh dominan pada

pembenttukan PDRB secara keseluruhan

Volatile Food

Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya sanga bergejolak

karena faktor-faktor tertentu

yoy

Year on year. Perbandingan antara daa sau tahun dengan tahun sebelumnya

DAFTAR SINGKATAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2012

DAFTAR SINGKATAN

APBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BBM

Bahan Bakar Minyak

BOPO

Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

BPS

Badan Pusat Statistik

IHK

Indeks Harga Konsumen

IKK

Indeks Keyakinan Konsumen

KPR

Kredit Pemilikan Rumah

LDR

Loan to Deposit Ratio

LTV

Loan to Value

NIM

Net Interest Margin

NPF

Non Performing Financing

NPL

Non Performing Loan

PHR

Perdagangan, Hotel dan Restoran

PLN

Perusahaan Listrik Negara

PMA

Penanaman Modal Asing

PMDN

DAFTAR SINGKATAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2012

Penanaman Modal Dalam Negeri

PMTB

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

q-t-q

Quarter to quarter

RBB

Rencana Bisnis Bank

yoy

Year on year