laporan praktikum ilmu pangan dasar telur, susu, lemak, minyak

28
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU PANGAN DASAR “TELUR, SUSU, LEMAK, DAN MINYAK” Kelompok 4 D-IV Gizi (0thn) 1. Adelia Herine Fofid (1234100002) 2. Karlina Oktaviani (1234100012) 3. Arsha Indira M. (1234100021) 4. Nila Dwi Daryani (1234100026) 5. Dewi Tamrifah (1234100043)

Upload: karlina-oktaviani

Post on 17-Dec-2015

805 views

Category:

Documents


51 download

DESCRIPTION

laporan ipd telur susu dll

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU PANGAN DASARTELUR, SUSU, LEMAK, DAN MINYAK

Kelompok 4D-IV Gizi (0thn)1. Adelia Herine Fofid(1234100002)2. Karlina Oktaviani(1234100012)3. Arsha Indira M. (1234100021)4. Nila Dwi Daryani(1234100026)5. Dewi Tamrifah(1234100043)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANGDESEMBER 2012

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangTelur merupakan bahan makanan sumber protein dengan kandungan asam amino yang lengkap dan daya cerna yang tinggi, sehingga digunakan sebagai pembanding dalam menentukan mutu protein bahan pangan (makanan) yang dikenal dengan istilah PST (Protein Setara Telur). Sebagai bahan makanan sumber protein, telur merupakan ppilihan yang tepat karena selain mengandung protein dengan mutu yang tinggi juga praktis dari segi cara pengolahannya.Terdapat beberapa jenis telur yang dihasilkan oleh hewan dan biasa dikonsumsi manusia dan banyak diperdagangkan. Jenis telur tersebut adalah telur ayam, telur bebek atau itik, telur puyuh, telur penyu, dan telur ikan. Telur yang paling populer adalah telur ayam, sehingga dalam kehidupan sehari-hari istilah telur diasosiasikan sebagai telur ayam. Telur ayam ada dua jenis, yaitu telur ayam kampung (buras) dan telur ayam negeri (ras).Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) pengertian susu segar adalah cairan yang berasal dari kambing atau sapi yang sehat ynag diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, tidak mengalami penambahan atau pengurangan suatu komponen apapun serta tidak mengalami proses pemanasan. Susu sebagai bahan makanan mempunyai sifat yang sangat mudah rusak (perishable food), sehingga dalam pemanfaatannya perlu dilakukan penanganan atau pengolahan lebih lanjut. Beberapa jenis olahan susu, antara lain susu evaporasi, susu kental manis, susu pasteurisasi, susu bubuk, dan lain-lain. Pengertian susu evaporasi menurut SNI adalah hasil olahan susu yang dibuat dengan menguapkan sebagian kandungan air dari susu segar atau dengan merekonstitusi susu bubuk yang memenuhi syarat Kodex makanan Indonesia dengan atau tanpa penambahan zat lain yang diizinkan, dikemas secara hermetis dan disterilisasi.Selain kambing dan sapi, ada beberapa hewan lainnya yang dapat menghasilkan susu, yaitu kerbau dan unta. Hewan penghasil susu umumnya merupakan hewan mamalia. Setiap jenis susu segar yang dihasilkan oleh hewan yang berbeda memiliki sifat sensori (warna, aroma, rasa) dan komposisi kimia yang berbeda-beda pula.Minyak atau lemak sebagai bahan makanan dapat berupa minyak yang tidak terlihat (komponen bahan makanan) atau berupa hasil ekstraksi atau pengolahan lebih lanjut. Banyak bahan makanan hasil pertanian yang dapat diolah menjadi lemak atau minyak, seperti kelapa, kelapa sawit, kacang kedelai, jagung, wijen, dan lain-lain.Lemak merupakan sumber energi yang tinggi dibandingkan karbohidrat dan protein per satuan beratnya. Lemak yang dioksidasi sempurna di dalam tubuh akan menghasilkan 9,3 kalori setiap gram, sedangkan protein dan karbohidrat hanya menghasilkan masing-masing 4,1 kalori dan 4,2 kalori setiap gram. Lemak di dalam bahan pangan selain sebagai sumber energi juga sangat menentukan plabilitas suatu bahan makanan jika bahan tersebut diolah.1.2 Tujuan Umum Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu membedakan berbagai jenis telur, susu dan olahan, minyak, lemak dengan kriteria mutunya.1.3 Tujuan Khusus Mampu menentukan jenis atau nama berbagai macam telur, susu, minyak, lemak dengan karakteristiknya. Mampu menjelaskan kriteria mutu telur, susu, minyak, lemak pada berbagai tingkat mutu. Mampu menjelaskan berbagai prosedur penentuan mutu telur dan susu secara objektif dan subjektif.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA3.1 TelurA. Pengamatan Struktur dab Sifat FisikTelur sebagai bahan makanan memiliki sifat eksternal yang berbeda-beda untuk setiap jenisnya. Sifat eksternal telur dapat dijadikan kriteria untuk menentukan jenis dan mutu telur. Sifat eksternal yang biasa diamati adalah bentuk, ukuran, warna, dan tekstur permukaan. Ukuran (berat) telur berbeda-beda untuk setiap jenis telur. Telur ayam kampung (buras) mempunyai berat 35-45 gram, telur ayam ras 50-70 gram, telur itik atau bebek 60-70 gram, dan telur puyuh 15-20 gram.Warna kulit telur yang berbeda-beda dipengaruhi oleh pigmen yang terkandung dalam kulit telur. Warna coklat pada telur disebabkan oleh pigmen hematoforfirin, sedangkan warna hijau kebiru-biruan disebabkan oleh pigmen biliverdin. Telur ayam ras didominasi oleh pigmen hematoforfirin, sedangkan telur itik oleh pigmen biliverdin.Struktur telur terdiri dari tiga komponen utama, yaitu kulit telur, putih telur, dan kuning telur. Perbandingan tiga komponen utama tersebut relatif sama untuk setiap jenis telur. Perbandingan tiga komponen utama telur ayam adalah kulit telur (12,3%) ; putih telur (55,8%) ; kuning telur (31,9%) ; sedangkan telur bebek atau itik adalah kulit telur (12,0%) ; putih telur (52,6%) ; kuning telur (35,3%).Kulit telur terdiri dari empat lapisan, yaitu lapisan kutikula, lapisan bunga karang, lapisan mamila, dan lapisan membran. Struktur dan porositas kukit telur sangat dipengaruhi oleh hereditas, fisiologi, musim, dan pakan. Putih telur terdiri dari empat lapisan, yaitu membran kalazifera, lapisan encer dalam, lapisan kental luar, dan lapisan encer luar. Kuning telur terdiri dari lapisan putih dan lapisan kuning berselang-seling menjadi enam lapisan. Kuning telur ini dibungkus oleh selaput tipis kuat dan elastis yang disebut membran vitelina. Stabilitas posisi kuning telur di tengah-tengah dapat dipertahankan dengan adanya kalaza.Porositas kulit telurPorositas kulit telur secara tidak langsung akan ikut berpengaruh terhadap mutu kesegaran telur. Semakin tinggi porositas kulit telur memungkinkan terjadi kehilangan massa telur yang lebih banyak, sehingga pembesaran kantung udara dapat lebih cepat.B. Penetapan Mutu TelurTelur sebagai bahan pangan memiliki standar mutu yang harus dipenuhi agar telur tersebut layak dikonsumsi. Penetapan standar mutu telur utuh menurut USDA (US Development of Agriculture) didasarkan pada keadaan kulit telur, kantung udara, putih telur, dan kuning telur. Ada 4 tingkatan mutu telur utuh menurut USDA yaitu mutu AA, mutu A, dan mutu C.

Pemeriksaan Isi TelurPenentuan mutu telur dapat juga dilakukan dengan pemeriksaan isi telur. Parameter mutu kuning telur dengan menghitung indek kuning telur dan nilai Z, sedangkan untuk parameter mutu putih telur adalah nilai HU (haugh unit) dan indek putih telur. Telur segar mempunyai kisaran indek putih telur 0,05-0,174, nilai HU berkisar 75-100, indek kuning telur berkisar 0,33-0,50.Mutu kesegaran telur secara tdak langsung dipengaruhi oleh porositas kulit telur. Hal ini disebabkan karena semakin porous kulit telur maka semakin besar kehilangan massa telur selama penyimpanan.3.2 SusuA. Pengamatan Struktur dan Sifat FisikWarna susu berkisar dari putih kebiru-biruan sampai kuning keemasan. Warna susu tersebut dipengaruhi oleh jenis hewan, pakan, jumlah lemak atau padatan yang terdapat di dalam susu. Susu dalam jumlah besar terlihat keruh, sedangkan dalam bentuk lapisan tipis tampak sedikit transparan. Warna putih susu merupakan refleksi cahaya globula-globula lemak, kalsium kasienat, dan koloid fosfat. Warna kuning keemasan pada susu disebabkan karena adanya pigmen karoten. Warna kuning pada susu juga sangat tergantung pada pakan hewan. Pakan yang tinggi karoten, seperti wortel dan daun hijau menyebabkan warna susu menjadi lebih kuning.Susu segar yang normal berasa agak manis dan memiliki dan memiliki aroma yang spesifik. Aroma susu akan hilang jika susu didiamkan beberapa jam atau susu diletakkan pada suhu rendah. Susu merupakan bahan makanan yang sangat mudah menyerap bau. Oleh karena itu, dalam penanganan susu pada saat pemerahan dan penyimpanan perlu dijaga, misalnya dengan menjaga kebersihan kandang ataupun ruang penyimpanan, tidak meletakkan susu bersamaan dengan bahan makanan yang berbau tajam.ViskositasViskositas atau kekentalan merupakan sifat reologi bahan makanan yang menggambarkan besarnya hambatan atau resistensi cairan tersebut terhadap aliran, pengadukan atau shaker. Cairan kental mempunyai viskositas yang lebih tinggi dibandingkan cairan encer. Viskositas dapat pula mencerminkan jumlah padatan yang terdapat di dalam suatu cairan. Susu mempunyai viskositas yang lebih tinggi dibanding air. Pemanasan susu dapat menurunkan viskositasnya, begitu pula sebaliknya susu dalam keadaan dingin viskositasnya akan meningkat. Berat JenisBerat jenis suatu bahan adalah perbandingan antara berat bahan tersebut dengan berat air pada volume dan suhu yang sama, sehingga berat jenis tidak bersatuan. Rata-rata berat jenis susu 1,032 atau berkisar antara 1,027-1,035, dimana berat jenis susu tersebut dipengaruhi oleh kadar padatan total dan padatan tanpa lemak.B. Pengamatan MutuSusu diperoleh dari sekresi mamae hewan mamalia yang letaknya sangat dekat dengan tempat pembuangan kotoran hewan, sehingga sangat peka terhadap kontaminasi atau pencemaran. Oleh karena itu dalam pemerahan susu perlu dilakukan beberapa penanganan terhadap hewannya, seperti pembersihan hewan, kandang, dan lain-lain. Adanya kotoran atau endapan di dalam susu sangat tidak dikehendaki dan merupakan indikator penanganan yang tidak baik (sanitasi buruk). Kontaminasi kotoran ini biasanya diikuti dengan kontaminasi mikroba yang terdapat di dalam kotoran, sehingga akan terjadi dekomposisi pada susu. Pencemaran susu ini tentunya akan berdampak negatif terhadap mutu susu yang dihasilkan.Selain itu sebagai bahan makanan yang berbentuk cair dengan warna keruh, susu sangat mudah mengalami pemalsuan. Beberapa pemalsuan yang sering dilakukan oleh produsen susu adalah dengan penambahan air, pati, dan atau santan.Daya KoagulasiPengujian yang biasa dilakukan untuk menilai mutu susu di tingkat peternak adalah uji alkohol dan berat jenis. Pada uji alkohol yang dilihat adalah terjadinya koagulasi protein susu. Susu dalam keadaan asam akan mengalami gangguan stabilitas proteinnya, sedangkan alkohol mempunyai sifat dehidrasi. Pada susu yang sudah adam koloidal proteinnya tidak stabil, sehingga tidak dapat mempertahankan selubung air yang menyelimutinya. Pencampuran susu tersebut dengan alkohol 75% yang mempunyai sifat dehidrasi akan menyebabkan koagulasi protein.3.3 Minyak dan LemakA. Pengamatan Struktur dan Sifat Fisik Banyak bahan makanan yang terdapat di alam yang dapat digunakan sebagai penghasil minyak. Setiap jenis bahan makanan sebagai penghasil minyak tersebut memiliki beberapa perbedaan, seperti : bentuk, bagian tanaman yang menhasilkan minyak serta distribusi minyak di dalam jaringan bahan. Semakin banyak distribusi minyak di dalam jaringan bahan, maka semakin besar rendemen yang akan diperoleh jika bahan tersebut diolah untuk menghasilkan minyak.B. Pengamatan Sifat Fisik Minyak dan LemakBerdasarkan konsistensinya kemak atau minyak dibagi dua, yaitu cair dan padat. Lemak yang terdapat dalam bentuk cair pada suhu ruang umumnya disebut minyak, sedangkan lemak yang terdapat dalam bentuk padat pada suhu ruang disebut sebagai lemak. Mutu lemak atau minyak dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain dalam proses pengolahan, penanganan, penyimpanan, dan penggunaan lemak. Perubahan ini dipengaruhi oleh susunan kimia dari lemak, struktur, komposisi, dan sifat-sifat lemak atau minyak tersebut.Sifat fisik minyak dan lemak yang sering dijadikan parameter mutu adalah warna, aroma, berat jenis, indeks refraksi, turbidity point, dan titik cair. Pengamatan sifat fisik lemak dan minyak ini oenting untuk mengenal jenis minyak dan lemak serta untuk mengetahui adanya kerusakan dan pemalsuan. Warna minyak ditentukan oleh pigmen yang terkandung di dalam minyak tersebut yang ikut terekstrak pada saat dilakukan ekstraksi minyak. Warna gelap pada minyak biasanya dijadikan indikator kerusakan baik akibat oksidasi, aktivitas enzim maupun sebab-sebab lain.

BAB IIIBAHAN, ALAT, DAN CARA KERJA3.1 TelurBahan: Telur ayam ras, telur ayam buras, telur itik, telur puyuh, metilen blue 0,3%.Alat: Jangka sorong, cawan petri, timbangan triple beam.Kelompok 4: telur itik.1. Pengamatan fisik kulit telur Amati warna, bentuk kebersihan, dan kekasaran permukaan untuk setiap jenis telur. Ukur panjang dan diameter utuh, dan hitung indek bentuk telur (diameter terhadap panjang). Timbang telur utuh untuk mengetahui kisaran beratnya.2. Pengamatan struktur dan sifat fisik telur Timbang telur itik yang masih utuh, kemudian pecahkan di atas cawan petri. Lakukan pengamatan terhadap lapisan encer dan kental pada putih telur, blastodisc, membran vitelina, dan kalaza. Timbang putih telur dan kuning telur, kemudian hitung presentasenya terhadap berat telur utuh (%BDD). Pisahkan kuning dan putih telur. Timbang kuning telur dan hitung presentasenya terhadap berat telur utuh. Timbang putih telur dan hitung presentasenya terhadap berat telur utuh. Ukur tebal kulit telur dengan menggunakan jangka sorong.3. Porositas kulit telur Porositas kulit telur diamati secara subjektif dengan metode pewarnaan. Telur dicelupkan di dalam larutan metilen blue 0,3% selama 1 jam. Pecahkan telur, amati dan hitung jumlah bintik warna biru yang berpenetrasi pada bagian dalam kulit telur. Bandingkan antara kulit telur yang satu dengan lainnya. Semakin banyak jumlah bintik warna yang berpenetrasi menunjukkan telur semakin porous.4. Pemeriksaan isi telurPemeriksaan subjektif Lakukan pengamatan terhadap kondisi putih telur dan kuning telur (kebersihan, kejernihan, warna, dan ketegaran). Keseluruhan isi telur digambar dan tentukan mutu telur yang diamati dengan cara membandingkan dengan gambar petunjuk yang telah disediakan.Pemeriksaan objektif Ukur tinggi dan diameter kuning telur dengan menggunakan jangka sorong, kemudian hitung indek kuning telur dan nilai Z dengan menggunakan rumus :Indek Kuning Telur = Nilai Z = Ukur tinggi putih telur bagian tebal atau kental dan diameter putih telur dengan menggunakan jangka sorong, kemudian hitung indek putih telur dengan menggunakan rumus :Indek Putih Telur = Haugh Unit = 100 log 3.2 Susu Bahan:Susu evaporasi, susu instan, susu segar, susu full cream, susu ultramilk, susu skim, susu bear brand, susu kental manis, alkohol 75%.Alat:Gelas, kertas HVS, kayu, pipet tetes, tabung reaksi bertutup, viscometer.Kelompok 4: susu evaporasi1. Warna, aroma, dan rasa Amati warna susu secara visual. Rasa dan aroma susu diamati secara organoleptik dengan cara mencicip dan membaui. Pengamatan ditujukan untuk mengenal warna, aroma, dan rasa susu serta untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan.2. Kelengketan (adhesiveness) Teteskan susu pada secarik kertas HVS. Tempelkan kertas pada permukaan kayu, gelas, atau logam. Amati intensitas kelengketan seperti diberi perekat dengan memberi tanda (+).3. Viskositas Masukkan rotor yang sesuai dengan kekentalan susu yang akan diukur. Atur water pass pada viscometer hingga tepat di tengah-tengah. Tempatkan susu ke dalam wadah viscometer dan celupkan rotor. Tekan clamp dan pindahkan knop pada posisi OFF. Baca hasil pengukuran.4. Uji amilum Masukkan 2 ml contoh susu ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 2 tetes iodium dan kocok. Amilum (+) bila terbentuk warna biru, yang berarti susu tersebut telah ditambah dengan pati.5. Daya koagulasi Campurkan contoh susu dan alkohol 75% dengan perbandingan 1 : 1 dalam tabung reaksi bertutup. Balikkan tabung beberapa kali. Jika terjadi koagulasi, maka akan terlihat artikel halus (curd) pada permukaan bagian dalam tabung.3.4 Minyak dan LemakBahan:Minyak curah, minyak kedelai, minyak jagung, minyak kelapa, minyak kelapa sawit, shortening, margarin, butter. Korsvet.Alat:Termometer, gelas piala, hot plate, wajan.Kelompok 4 : minyak curah1. Warna Amati warna masing-masing jenis minyak dan lemak secara subjektif. Sebutkan pigmen yang terdapat pada minyak atau lemak tersebut.2. Aroma Kenali aroma masing-masing jenis minyak atau lemak dengan pembauan,3. Turbidity point Masukkan sejumlah contoh pada gelas piala yang berisi asam asetat atau alkohol Panaskan sampai terbentuk larutan yang jernih. Tempatkan termometer pada gelas piala. Dinginkan perlahan-lahan sampai terlihat terbentuknya kristal halus lemak. Suhu pada saat terbentuknya kristal halus lemak tersebut dicatat sebagai turbidity point (titik kekeruhan).4. Titik asap Panaskan minyak dengan menggunakan wajan hingga terbentuk asap. Hitung suhu dengan menggunakan termometer ketika asap terbentuk.

BAB IVHASIL4.1 Telur1. Pengamatan fisik kulit telurJenis TelurBeratPanjangDiameterStruktur

Itik63,3 gr5,68 cm4,205 cmKulit keras, kotor, halus, lebih bulat dibandingkan yang lain

Puyuh11,9 gr3,1 cm2,75 cmKulit keras, berbintik hitam, kasar, lonjong

Buras43,7 gr4,985 cm3,75 cmKulit keras tetapi tidak sekeras itik, putih bersih, agak kasar

Ras60,8 gr5,48 cm4,1 cmKeras, Coklat kemerahan, halus, berbintik coklat

2. Pengamatan struktur dan sifat fisik telur BDD telur itik% BDD = % BDD = x 100% = 68,57% % Berat Kuning Telur = % Berat Putih Telur = Tebal Kulit Telur = 0,8 mm3. Porositas kulit telur Ada 29 buah bintik warna yang berpenetrasi pada bagian dalam kulit telur.4. Pemeriksaan isi telur Pemeriksaan subjektifTelur termasuk pada high AA atau fresh fancy. Pemeriksaan objektifIndeks Kuning Telur = =

Nilai Z = = Indek Putih Telur = = Haugh Unit = 100 log = 4.2 Susu1. Warna, aroma, rasa, dan kelengketanJenis SusuWarnaAromaRasaKelengketan

Bear Brand (steril)Putih kemerahanNetralTawar+

Susu Kental ManisPutihManisManis+++++++

EvaporasiPutih kemerahanManisManis,gurih+++

InstanPutih kekuninganManisGurih+

SegarPutih kekuninganAmisSedikit tawar, gurih+

FullcreamPutih kekuninganSedikit gurihSedikit manis, gurih++

UltramilkPutih tulangSedikit manis dan gurihTawar tapi gurih++

SkimPutih tulangGurihSedikit manis++

2. Viskositas susu lebih kental dari air karena mengandung protein dan lemak. Viskositas air sebesar 1,005 sentipiose pada suhu 200 C (680 F) Viskositas susu 1,5-1,7 kali viskositas air. Temperature juga mempengaruhi kekentalan susu sehingga susu yang dingin lebih kental bila dibandingkan dengan susu yang baru diperah.

3. Uji amilum Susu evaporasi menunjukkan hasil negatif yang berarti tidak terdapat zat pati. Sedangkan pada susu sampel (pembanding) ketika ditambahkan indikator amilum terjadi perubahan warna dan terdapat endapan yang menunjukkan hasil positif (terdapat amilum).4. Daya koagulasiMenunjukkan hasil negatif (tidak terlihat partikel halus (curd) pada permukaan bagian dalam tabung).4.3 Minyak dan Lemak1. Warna dan aromaNama AromaWarna

Minyak curahTengikKuning,coklat,merah

Minyak kedelaiNetralJernih kekuningan

Minyak jagungSangat gurihKuning jernih

Minyak kelapaGurihJernih

Minyak kelapa sawitNetralKuning jernih tapi tidak sejernih jagung

ShorteningNetralPutih

MargarinGurihKuning pekat dan padat

ButterSangat gurih, ada aroma susuKuning pucat dan bening

KorsvetNetralKuning pucat

2. Turbidity pointTerbentuk kristal pada saat susu mencapai 410C.3. Titik asapTitik asap minyak curah terjadi ketika asap mulai terbentuk pada suhu 1400C.

BAB VKESIMPULANTelur Masing-masing jenis telur memiliki sifat fisik yang berbeda. Contohnya permukaan kulit telur, ukuran, dan warna. Kelompok 4 mengamati telur itik dan memperoleh kesimpulan bahwa :1. % BDD Telur Itik = 68,57%2. Berat Kuning Telur = 32,8%3. Berat Putih Telur = 35,7%4. Tebal Kulit Telur = 0,8 mm Terdapat 29 buah bintik di dalam kulit bagian dalam pada pengamatan porositas.Diperoleh data :Kelompok 1 = telur ras, jumlah bintik 10 buah.Kelompok 2 = telur buras, jumlah bintik 13 buah.Kelompok 3 = telur puyuh, jumlah bintik 5 buah.Kelompok 4 = telur itik, jumlah bintik 29 buah.Kelompok 5 = telur ras, jumlah bintik 27 buah.Kelompok 6 = telur buras, tidak ada bintik.Kelompok 7 = telur itik, jumlah bintik 53 buah.Kelompok 8 = telur puyuh, jumlah bintik 3 buah.Dari data yang diperoleh dapat dibandingkan dan disimpulkan bahwa telur itik pada kelompok 7 adalah telur yang paling porous, dimana terdapat bintik paling banyak. Hal tersebut menunjukkan bahwa telur tersebut memiliki porositas yang tinggi, semakin tinggi porositas kulit telur memungkinkan terjadi kehilangan masa telur yang lebih banyak, sehingga pembesaran kantung udara dapat lebih cepat. Porositas kulit telur secara tidak langsung akan ikut berpengaruh terhadap mutu kesegaran telur. Telur itik kelompok 4 termasuk pada high AA atau fresh fancy karena kulit normal, putih telur bersih dan tegar, kuning telur di tengah-tengah dan bebas dari rusak. Indeks Kuning Telur = Nilai Z = Indek Putih Telur = Haugh Unit = 100 log Susu Setiap jenis susu memiliki tingkat warna, aroma, dan rasa yang berbeda. Tingkat kekentalan tertinggi adalah pada susu kental manis. Viskositas susu lebih kental dari air karena mengandung protein dan lemak. Pada uji amilum, susu evaporasi menunjukkan hasil negatif yang berarti tidak terdapat zat pati. Sedangkan pada susu sampel (pembanding) ketika ditambahkan indikator amilum terjadi perubahan warna dan terdapat endapan yang menunjukkan hasil positif (terdapat amilum). Pada uji daya koagulasi menunjukkan hasil negatif (tidak terlihat partikel halus (curd) pada permukaan bagian dalam tabung).Minyak dan Lemak Setiap jenis lemak dan minyak memiliki ciri khas tersendiri. Turbidity point minyak curah terjadi pada suhu 410C. Titik adap minyak curah terbentuk pada suhu 1400C.

DAFTAR PUSTAKA Puspita, Theresia dkk. 2008. Buku Pedoman Praktek Ilmu Bahan Makanan Dasar. Malang: Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang Jurusan Gizi.