laporan kasus miastenia gravis dd stroke ......1 laporan kasus miastenia gravis dd stroke...

32
1 LAPORAN KASUS MIASTENIA GRAVIS DD STROKE VERTEBROBASILER DISUSUN OLEH: Helvya Utari Hambali 1820221092 PEMBIMBING : dr. Nurtakdir Kunia Setiawan, Sp.S, M.Sc KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT SARAF RSUD AMBARAWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA PERIODE 17 FEBRUARI 2020 21 MARET 2020

Upload: others

Post on 24-Jan-2021

36 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 1

    LAPORAN KASUS

    MIASTENIA GRAVIS DD STROKE VERTEBROBASILER

    DISUSUN OLEH:

    Helvya Utari Hambali

    1820221092

    PEMBIMBING :

    dr. Nurtakdir Kunia Setiawan, Sp.S, M.Sc

    KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT SARAF

    RSUD AMBARAWA

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

    PERIODE 17 FEBRUARI 2020 – 21 MARET 2020

  • 2

    HALAMAN PENGESAHAN

    Telah dipresentasikan dan disetujui laporan kasus dengan judul :

    MIASTENIA GRAVIS DD STROKE VERTEBROBASILER

    Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kepaniteraan klinik bagian Ilmu

    Penyakit Saraf di RSUD Ambarawa

    Disusun Oleh :

    Helvya Utari Hambali 1820221092

    Ambarawa, Maret 2020

    Mengetahui,

    Dokter Pembimbing,

    dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S, M.Sc

  • 3

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-

    Nya sehingga Laporan kasus ini berhasil diselesaikan Terima kasih juga penulis

    ucapkan kepada dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S, M.Sc selaku pembimbing

    dan pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan.

    Referat ini kami susun dengan tujuan untuk membantu mempermudah

    pembaca dalam memahami stroke vertebrobasiler. Kami menyadari masih

    memiliki banyak kekurangan. Oleh sebab itulah kami mohon maaf atas segala

    kesalahan maupun kekurangan tersebut, dan atas pengertian serta sarannya kami

    mengucapkan terima kasih.

    Ambarawa, Maret 2020

  • 4

    LAPORAN KASUS

    A. Identitas Pasien

    Nama : Ny. M

    Usia : 41 Tahun

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Status Perkawinan : Menikah

    Pendidikan : SLTP

    Pekerjaan : Wiraswasta

    Alamat : Sumowono

    No. CM : 1753XX

    Tanggal Masuk RS : 2 Maret 2020

    B. Anamnesis

    Anamnesis di peroleh dari auto anamnesis yang dilakukan pada

    tanggal 3 Maret 2020. Pukul 07.00 di bangsal Dahlia RSUD Ambarawa.

    1. Keluhan Utama

    Pusing berputar

    2. Riwayat Penyakit Sekarang

    Pasien mengatakan sejak 7 bulan yang lalu pasien mengeluhkan

    pandangan mata yang kabur dan kelemahan anggota gerak atas dan

    bawah, serta tubuh terasa kaku, keluhan kelemahan anggota gerak atas

    dan bawah dirasakan hilang timbul, kelemahan anggota gerak paling

    dirasakan pada anggota gerak kiri, pasien sempat memeriksakan

    dirinya ke dokter spesialis saraf dan dilakukan CT Scan kepala dan

    dilakukan pemeriksaan laboratorium namun tidak di temukan adanya

    kelainan, pasien melakukan pengobatan selama 2 bulan namun tidak

    ada perbaikan, sehingga pasien menghentikan pengobatan. Pasien

    mengatakan keluhan kelemahan anggota gerak atas dan bawah

    semakin sering dirasakan, selain itu keluhan juga disertai dengan

  • 5

    pandangan mata yang ganda serta pusing berputar yang sering kali

    dirasakan pasien, namun pasien masih bisa untuk beraktivitas seperti

    biasa. 2 bulan sebelum masuk rumah sakit pasien semakin sering

    mengeluhkan kelemahan kedua anggota gerak atas dan bawah di

    bandingkan sebelumnya keluhan terutama saat sore hari, pasien sering

    mengalami kekakuan dan kelemahan anggota gerak selama beberapa

    jam, setelah pasien istirahat pasien kembali bisa beraktivitas, keluhan

    pandangan mata yang ganda masih dirasakan, pasien juga mengatakan

    kalau dirinya merasakan matanya sering terasa menutup walaupun

    pasien sedang tidak mengantuk.

    Satu minggu sebelum masuk rumah sakit pasien terjatuh karena

    anggota geraknya terasa lemas dan kaku tiba-tiba dan pusing saat

    pasien berjalan. Riwayat terbentur disangkal, mual di sangkal, muntah

    disangkal. Keluhan kepala pusing berputar dan kelemahan anggota

    gerak atas dan bawah semakin dirasakan pasien sehingga pasien

    dibawa ke IGD RSUD Ambarawa.

    Saat datang ke IGD pasien mengeluhkan badan kaku dan lemah

    anggota gerak serta kepala terasa pusing sejak beberapa jam sebelum

    masuk rumah sakit, pasien sulit untuk berjalan dan harus di bantu,

    mual disangkal, muntah di sangkal.

    3. Riwayat Penyakit Dahulu

    a. Riwayat keluhan serupa sebelumnya : disangkal

    b. Riwayat trauma : disangkal

    c. Riwayat sakit leher : disangkal

    d. Riwayat stroke : disangkal

    e. Riwayat sakit jantung : disangkal

    f. Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal

    g. Riwayat DM : disangakal

    h. Riwayat sakit maag : disangkal

    i. Riwayat kolesterol tinggi : disangkal

  • 6

    j. Riwayat alergi : disangkal

    4. Riwayat Penyakit Keluarga

    Riwayat darah tinggi, DM, stroke, dan sakit jantung pada orang

    tua, suami, dan ketiga anak pasien disangkal oleh pasien.

    5. Riwayat Sosial Ekonomi

    Pasien adalah bekerja sebagai pedagang di pasar. Pasien tinggal di

    rumah bersama dengan dua anak dan suaminya. Pasien tinggal di

    lingkungan padat penduduk dengan higienitas yang cukup baik

    menurut keluarga pasien. Kesan ekonomi pasien cukup, biaya

    pengobatan di tanggung pribadi.

    C. Anamnesis Sistem

    1. Sistem cerebrospinal : nyeri kepala (+), kelemahan

    anggota gerak atas dan bawah (+), wajah merot (-), bicara pelo (-),

    kesemutan/ baal (-)

    2. Sistem kardiovascular : tidak ada keluhan

    3. Sistem repiratorius : tidak ada keluhan

    4. Sistem gastrointestinal : mual (+), muntah (-)

    5. Sistem odontology : tidak ada keluhan

    6. Sistem muskuloskeletal : anggota gerak atas dan bawah

    terasa lemah

    7. Sistem urogenital : tidak ada keluhan

    8. Sistem indera : pada mata kanan penglihatan ganda,

    mata kiri penglihatan kabur

    9. istem integument : tidak ada keluhan

    D. Resume Pasien

    Pasien perempuan berusia 41 tahun datang ke IGD RSUD

    Ambarawa dengan keluhan pusing berputar disertai dengan kelemahan

    anggota gerak atas dan bawah sejak 7 bulan yang lalu keluhan dirasakan

  • 7

    hilang timbul, keluhan semakin memburuk 2 bulan SMRS, pasien

    mengatakan anggota gerak atas bawah sering kaku dan lemah pada sore

    hari dan berlangsung beberapa saat saja, selain itu pasien juga

    mengeluhkan pandangan mata kanan ganda dan pandangan mata kiri kabur

    sejak 7 bulan yang lalu. Pasien juga merasakan mata terasa ingin menutup

    meskipun saat itu pasien tidak mengantuk. satu minggu SMRS pasien

    terjatuh saat berjalan karena tiba2 tangan dan kaki terasa lemas.

    E. Diskusi Pertama

    Berdasarkan autoanamnesis didapatkan gejala pusing berputar

    yang disertai dengan kelemahan kedua anggota gerak atas dan bawah

    keluhan pusing disertai dengan pandangan mata ganda, dan mata yang

    terasa sulit di buka. Keluhan pusing berputar atau vertigo diartikan sebagai

    perasaan dimana penderita merasa dirinya berputar atau merasa dunia

    sekililingnya berputar. Vertigo juga dapat didefinisikan sebagai gerakan

    atau rasa gerakan tubuh atau lingkungan sekitarnya diikuti dengan gejala

    susunan saraf otonom sebagai akibat gangguan alat keseimbangan tubuh.

    Vertigo bukan suatu diagnosis penyakit, melainkan kumpulan gejala

    (sindrom) subjektif dan objektif yang disebabkan oleh berbagai macam

    penyakit fisik maupun psikis. Munculnya sindroma vertigo berawal dari

    pelepasan corticotropin releasing factor (CRF) dari hipothalamus akibat

    rangsangan gerakan. CRF meningkatkan sekresi hormon stres yang akan

    merangsang korteks limbik atau hipokampus (ansietas) dan lokus

    coeruleus ke arah simpatis (pucat, vertigo) atau parasimpatis

    (hipersalivasi, mual, muntah).

    Kelemahan atau disebut paresis merupakan kelumpuhan parsial

    yang ringan/tidak lengkap atau suatu kondisi ditandai oleh hilangnya

    sebagian gerakan atau gerakan terganggu. Hilangnya sebagian fungsi otot

    untuk satu atau lebih kelompok otot dapat menyebabkan gangguan

    mobilitas bagian yang terkena, pada kasus ini pasien mengalami

    kelemahan seluruh anggota gerak atas dan bawah disebut tetraparese.

  • 8

    Selain itu pasien juga mengeluhkan pandangan mata ganda,

    pandangan mata ganda atau yang sering disebut dengan diplopia adalah

    persepsi bayangan ganda saat melihat satu benda. Diplopia dapat terjadi

    monokuler ataupun binokuler. Diplopia sering menjadi manifestasi

    pertama dari banyak kelainan khususnya proses muskuler atau neurologis.

    Pada pasien ini mengeluhkan penglihatan ganda pada mata

    kanannya atau bisa disebut juga dengan diplopia monokuler, salah satu

    mekanisme terjadinya diplopia monokuler adalah disebabkan oleh

    oftalmik atau kelainan refraksi yang tidak terkoreksi dan defek kornea

    yang lain. Selain penyebab oftalmik, diplopia juga dapat disebabkan oleh

    neurologis Manifestasi yang jarang terjadi pada penyakit yang melibatkan

    korteks visual primer maupun sekunder adalah persepsi gambaran visual

    multipel yang merupakan fenomena monokuler bilateral karena ada pada

    saat penutupan mata kanan ataupun kiri. Namun bisa juga sebagai

    manifestasi klinis penyakit lainnya.

    Selain penglihatan ganda pasien juga mengeluhkan matanya

    kerapkali menutup atau seperti orang mengantuk dan sulit dibuka

    walaupun saat itu pasien sedang tidak mengantuk. Kondisi ini disebut

    sebagai ptosis yaitu penurunan kelopak mata atas dari posisi normal.

    Ptosis bisa didapat ataupun terjadi sejak lahir. Ptosis terutama terjadi

    akibat tidak baiknya fungsi m. levator palpebra, lumpuhnya saraf ke 3

    untuk levator palpebra.

    Berdasarkan keluhan pasien berupa munculnya vertigo disertai

    tetraparese dengan onset progresif yang disertai dengan adanya ganguan

    penglihatan ganda serta ptosis, mengarah pada gejala klinis stroke dan

    miastenia gravis. Faktor risiko terjadinya stroke yang menurut literatur

    terbagi menjadi dua jenis, yaitu faktor yang tidak dapat dimodifikasi dalam

    hal ini adalah faktor usia. Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi dalam

    hal ini adalah hipertensi, diabetes mellitus, dan hiperlipidemia. Sedangkan

    miastenia gravis merupakan penyakit autoimun yang mengenai

    neuromuscular junction. Selain anamnesis, untuk menegakkan diagnosis

  • 9

    stroke dan miastenia gravis dibutuhkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

    penunjang.

    1. Stroke

    Stroke atau cerebrovascular disease menurut World Health

    Organization (WHO) adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat

    akibat gangguan fungsi otak fokal atau global karena adanya sumbatan

    atau pecahnya pembuluh darah di otak dengan gejala-gejala yang

    berlangsung selama 24 jam atau lebih. Klasifikasi penyakit stroke

    terdiri dari beberapa kategori, diantaranya:

    a. Berdasarkan patofisiologinya stroke dibagi menjadi 2 tipe yaitu:

    1) Stroke Non-Hemmorrhagic

    Stroke non-hemmorrhagic disebut juga stroke iskemik atau

    infark disebabkan oleh penyumbatan dalam arteri yang menuju

    ke otak yang sebelumnya sudah mengalami proses

    aterosklerosis. Dapat terjadi karena emboli yang lepas dari

    sumbernya, biasanya berasal dari jantung atau pembuluh arteri

    otak baik intrakranial maupun ekstrakranial atau

    trombolitik/arteriosklerotik fokal pada pembuluh arteri otak

    yang berangsur-angsur menyempit dan akhirnya tersumbat.

    Berdasarkan kelainan patologis stroke iskemik terdiri dari tiga

    macam yaitu:

    Stroke emboli serebri

    Stroke akibat thrombosis serebri

    2) Stroke Hemorrhagic

    Stroke hemorrhagic merupakan kerusakan dari pembuluh

    darah di otak, perdarahan dapat disebabkan lamanya tekanan

    darah tinggi dan aneurisma otak. Berdasarkan kelainan

    patologis stroke hemorrhagic terdiri dari dua macam, yaitu :

    Intraserebral

    Ektraserebral (subarchnoid)

  • 10

    b. Berdasarkan Waktu Terjadinya

    1. Transient Ischemic Attack (TIA) : merupakan gangguan

    neurologis fokal yang timbul mendadak dan menghilang dalam

    beberapa menit sampai kurang 24 jam.

    2. Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND)

    3. Stroke In Evolution (SIE) / Progressing Stroke : perjalanan

    stroke berlangsung perlahan meskipun akut. Kondisi stroke di

    mana defisit neurologisnya terus bertambah berat.

    4. Completed stroke / serangan stroke iskemik irreversible :

    gangguan neurologis maksimal sejak awal serangan dengan

    sedikit perbaikan. Kondisi stroke di mana defisit neurologisnya

    pada saat onset lebih berat, dan kemudiannya dapat

    membaik/menetap.

    c. Berdasarkan lokasi lesi vascular

    1. Sistem karotis

    Motorik : hemiparese kontralateral, disartria

    Sensorik : hemihipestesi kontralateral, parestesia

    Gangguan visual : hemianopsia homonim kontralateral,

    amaurosis fugaks

    Gangguan fungsi luhur : afasia, agnosia

    3) Sistem vertebrobasiler

    Motorik : hemiparese alternans, disartria

    Sensorik : hemihipestesi alternans, parestesia

    Gangguan lain : gangguan keseimbangan, vertigo,

    diplopia

    d. Berdasarkan Gejala Klinisnya, yaitu :

    a. Stroke hemmorrhagic :

    Penurunan kesadaran (tidak selalu)

    Rata-rata usia lebih muda

  • 11

    Terdapat hipertensi

    Terjadi dalam keadaan aktif

    Didahului nyeri kepala

    b. Stroke non-hemmorrhagic:

    Penurunan kesadaran (jarang)

    Rata-rata usia lebih tua

    Terjadi dalam keadaan istirahat

    Teradapat dislipidemia (LDL tinggi), DM, disaritmia

    jantung

    Nyeri kepala

    Berdasarkan hasil anamnesis, dapat ditentukan perbedaan antara keduanya,

    seperti tertulis pada tabel di bawah ini :

    Tabel 1. Perbedaan Anamnesa antra Perdarahan dan Infark

    ANAMNESA PERDARAHAN EMBOLI TROMBOSIS

    Gejala terjadi Akut Akut Subakut

    Waktu Aktif Aktif Bangun pagi

    Peringatan (TIA) - + +

    Nyeri kepala + - -

    Muntah + - -

    Kejang + - -

    Diabetes Mellitus - + +

    Gangguan katup - + -

    Faktor Resiko Stroke

    Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi atau dikendalikan:

    a. Usia tua

    b. Jenis kelamin

    c. Ras

    d. Genetik

  • 12

    e. Riwayat stroke

    f. Arteri Vena Malformasi atau aneurisma berupa kelainan pembuluh

    darah otak di mana stroke terjadi pada usia lebih muda (misalnya

    anak-anak dan atau remaja).

    Faktor risiko yang dapat dimodifikasi atau dikendalikan:

    a. Hipertensi

    b. Diabetes mellitus

    c. Hiperlipidemia

    d. Obesitas

    e. Hiperurisemia

    f. Stress

    g. Merokok

    h. Alkohol

    i. Pola hidup tidak sehat

    Skoring Stroke

    Penentuan terapi stroke saat ini berdasarkan jenis patologi stroke

    iskemik atau perdarahan. Diagnosis gold standard dengan menggunakan

    CT scan atau MRI. Terdapat beberapa sistem skoring yang dapat

    digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis baik stroke hemoragik

    maupun stroke non hemoragik. Skor yang dapat digunakan yaitu Siriraj

    Score dan Gadjah Mada score.

  • 13

    Algoritma Gajah Mada

    Skor Gadjah Mada dapat digunakan sebagai diagnosis pengganti

    dalam menentukan jenis patologi stroke dengan parameter

    penurunan kesadaran, nyeri kepala, dan refleks babinski. Pada pasien

  • 14

    ini tidak didapatkan penurunan kesadaran, nyeri kepala, dan refleks

    babinski sehingga menurut Algoritma Skor Gadjah Mada pada

    pasien ini didiagnosis stroke non-hemorraghic.

    2. Stroke Vertebrobasiler

    Definisi

    Sistem arteri vertebrobasilar memperdarahi medula, otak kecil,

    pons, otak tengah, talamus, dan korteks oksipital. Oklusi vassa besar

    dalam sistem ini biasanya menyebabkan cacat berat atau kematian,

    kebanyakan pasien yang menderita stroke vertebrobasilar memiliki tingkat

    kecacatan yang signifikan karena keterlibatan dari batang otak dan otak

    kecil yang menyebabkan disfungsi multisistem (misalnya, quadriplegia

    atau hemiplegia , ataksia, disfagia, dysarthria, kelainan tatapan, neuropati

    kranial). Namun, lesi vertebrobasilar banyak timbul dari penyakit

    pembuluh kecil, tergantung pada lokasi lesi di dalam batang otak. Pasien

    dengan lesi kecil biasanya memiliki prognosis yang jinak dengan

    pemulihan fungsional yang wajar.

    Lesi dalam sistem vertebrobasilar memiliki beberapa karakteristik

    klinik yang membedakan mereka dari lesi di bagian hemisfer otak,

    termasuk yang berikut :

    Ketika saraf kranial atau inti terlibat, tanda-tanda klinis yang sesuai

    adalah lesi dan tanda-tanda kortikospinalis yang berlawanan,

    melibatkan lengan dan kaki yang berlawanan.

    Tanda cerebellar (misalnya, dysmetria, ataksia) sering terjadi.

    Keterlibatan sensori ascending pathway dapat mempengaruhi jalur

    spinothalamic atau lemniscus medial (kolom dorsal), menghasilkan

    kondisi yang dimana kehilangan sensoris yang terpisah yaitu

    kondisi ketika ada kehilangan sensoris di atu sisi tetapi tidak disisi

    yang berlawanan.

    Dysarthria dan disfagia

  • 15

    Vertigo, mual, dan muntah, bersama dengan nystagmus,

    merupakan suatu keterlibatan dari sistem vestibular.

    Selain itu,sindrom Horner dapat terjadi jika lesi di batang otak

    Lesi di lobus oksipital mengakibatkan hilangnya lapangan visual

    atau defisit visuospatial

    Berbeda dengan lesi di hemisfer, defisit korteks, seperti gangguan

    afasia dan kognitif, tidak ada.

    Manifestasi Klinis

    Onset dan durasi gejala tergantung pada etiologi. Pasien dengan

    trombosis arteri basilaris biasanya memiliki gejala peringatan, seperti

    sebanyak 50% dari pasien mengalami serangan TIA selama beberapa

    hari untuk minggu sebelum oklusi tersebut. Sebaliknya, peristiwa

    emboli, tanpa prodrome atau peringatan, dengan presentasi akut dan

    dramatis. gejala peringatan yang berhubungan dengan stroke

    vertebrobasilar termasuk:

    Vertigo

    Mual dan muntah

    Sakit kepala

    Kelainan pada tingkat kesadaran

    Tanda oculomotor yang Abnormal (misalnya, nystagmus,

    lateral tatapan kelainan, diplopia, perubahan pupil)

    Kelemahan saraf kranial (misalnya, dysarthria, disfagia,

    disfonia, kelemahan otot wajah dan lidah)

    Kehilangan sensoris (di wajah dan kulit kepala)

    Ataksia

    Kelemahan kontralateral (misalnya, hemiparesis,

    quadriparesis)

    Incontinence

    Cacat Visual-field

  • 16

    Pembengkakan Abnormal

    Berkeringat pada wajah atau ekstremitas

    Temuan klinis umum di lebih dari 70% pasien dengan stroke

    vertebrobasilar yaitu tingkat kesadaran yang abnormal, serta

    hemiparesis atau quadriparesis, yang biasanya adalah asimetris.

    Kelainan pupil dan tanda-tanda oculomotor yang umum, dan

    manifestasi bulbar, seperti kelemahan wajah, disfonia, dysarthria, dan

    disfagia, terjadi di lebih dari 40% pasien. Tanda-tanda oculomotor

    biasanya mencerminkan keterlibatan inti abducens; Defisit ini

    melokalisasi lesi pada pons. tanda-tanda lain dari pontine iskemik

    termasuk ataksia dan tremor yang disertai dengan hemiparesis ringan.

    Tanda-tanda yang dijelaskan dapat terjadi dalam kombinasi yang

    berbeda.

    3. Miastenia Gravis

    Definisi

    Adalah penyakit yang menyerang hubungan antara sistem saraf dan

    sistem otot. Penyakit miastenia gravis ditandai dengan kelemahan dan

    kelelehan pada beberapa atau seluruh otot , dimana kelemahan dapat di

    perburuk dengan aktivitas terus menerus atau berulang ulang. Penyakit ini

    menyerang neuromuscular junction ditandai oleh suatu kelemahan otot dan

    cepat lelah akibat adanya antibody terhadap reseptor asetilkolin sehingga

    jumlah asetil kolin reseptor di neuromuscular junction berkurang.

    Gejala Klinis

    Penyakit miastenia gravis ditandai dengan adanya kelemahan dan

    kelelahan. Kelemahan otot terjadi seiring dengan penggunaan otot secara

    berulang, dan semakin berat dirasakan di akhir hari. Gejala ini akan

    menghilang atau membaik jika pasien istirahat.

    Secara umum gambaran miastenia gravis yaitu :

    Kelemahan otot yang progresif

  • 17

    Kelemahan meningkat dengan cepat pada kontraksi otot

    yang berulang

    Pemulihan dalam beberapa menit atau kurang dari satu jam

    dengan istirahat

    Kelemahan biasanya memburuk menjelang malam

    Otot mata sering terkena pertama (ptosis, diplopia), atau

    otot faring lainnya (disfagia, suara sengau)

    Kelemahan otot yang berat berbeda pada setiap unit

    motorik

    Kadang kekuatan otot tiba-tiba memburuk

    Tidak ada atrofi atau fasikulasi

    Menurut Myasthenia Gravis Foundation of America (MGFA), Miastenia

    gravis dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

  • 18

    F. Diagnosis Sementara

    1. Diagnosis Klinis : pusing berputar, kelemahan anggota gerak atas dan

    bawah, pandangan ganda, mata terasa sering menutup

    2. Diagnosis Topis : batang otak dd neuromuscular junction

    3. Diagnosis Etiologi :

    a. Vaskuler :

    Stroke infark vertebrobasiler

    Stroke hemorraghic vertebrobasiler

    G. Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 5 Maret 2020 pukul 15.00

    WIB di bangsal Dahlia.

    1. Keadaan Umum : Tampak lemah

    2. Kesadaran : Compos Mentis

    3. GCS : E4M6V5

    4. Vital sign

    Tekanan darah : 120/80 mmHg

    Nadi : 82x menit

    Pernapasan : 20 x/menit

    Suhu : 36.7 derajat celcius

  • 19

    SpO2 : 98%

    5. Situs Internus

    Kepala : mesocephal, rambut hitam, distribusi merata

    Wajah : simetris, nyeri tekan maxilla (-)

    Mata : OD = pupil bulat ø 3mm, reflek cahaya langsung (+),

    ptosis (+), eksoftalmus (-),nystagmus (-), pterygium (-)

    OS = pupil bulat ø 3mm, reflek cahaya langsung

    (+),ptosis (-),eksoftalmus (-), katarak (-), nystagmus (-)

    Hidung : rhinorea (-)

    Mulut : mukosa hiperemis (-)

    Gigi : karies (-)

    Telinga : otorhea (-/-) tinnitus (-/-)

    Leher : nyeri tekan trakea (-), pembesaran limfonodi (-/-)

    Thoraks : Pulmo : Inspeksi : simetris, retraksi (-), ketinggalan

    gerak (-)

    Palpasi : vocal fremitus lobus superior

    kanan sama dengan kiri, vocal fremitus lobus

    inferior kanan sama dengan kiri

    Perkusi : Sonor

    Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+),

    wheezing (-/-) RBH (-/-) RBK (-/-)

    Jantung : Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

    Palpasi : ictus cordis teraba di SIC V

    linea axilaris anterior, kuat

    angkat

    Perkusi : batas jantung kanan atas

    SIC II LPSD

    batas jantung kanan

    bawah SIC V LPSD

    batas jantung kiri atas

    SIC II LPSS

  • 20

    batas pinggang jantung

    SIC III LPSS

    Auskultasi: S1>S2, Murmur (-)

    Gallop –

    Abdomen :Inspeksi : datar, supel

    Auskultasi : BU (+) normal

    Palpasi : Hepar & lien tidak membesar, nyeri tekan (-)

    Perkusi : timpani

    Ekstremitas :

    6. Status Neurologis

    a. Umum

    Sikap tubuh : normoaktif

    Gerakan abnormal : tidak ada

    Cara berjalan : normal, pelan dan berhati-hati

    Kepala : nyeri kepala

    b. Fungsi motorik

    Anggota gerak atas Kanan Kiri

    Gerakan Bebas Bebas

    Kekuatan 5/5/5 5/5/5

    Tonus Normal Normal

    Trofi Eutrofi Eutrofi

    Refleks Fisiologis + +

    Refleks Patologis - -

    Anggota gerak bawah Kanan Kiri

    Gerakan Bebas Bebas

    Kekuatan 4/4/4 4/4/4

    Tonus Normal Normal

    Superior Inferior

    Akral hangat +/+ +/+

    Edema -/- -/-

    Sianosis -/- -/-

    Gerak Normal Normal

    Motoric 5/5/5 4/4/4

    Nyeri -/- -/-

  • 21

    Trofi Eutrofi Eutrofi

    Refleks Fisiologis + +

    Refleks Patologis - -

    c. Fungsi sensoris

    Kanan Kiri

    Rasa nyeri Terasa Terasa

    Rasa raba Terasa Terasa

    Rasa suhu Terasa Terasa

    d. Nervus kranialis

    Nervus Pemeriksaan Kanan Kiri

    N. I. Olfaktorius Daya penghidu TDL TDL

    N. II. Optikus Daya penglihatan Ganda Menurun

    Pengenalan warna Dbn Dbn

    Lapang pandang Dbn Dbn

    N. III. Okulomotor Ptosis + -

    Gerakan mata ke medial Dbn Dbn Gerakan mata ke atas Dbn Dbn Gerakan mata ke bawah Dbn Dbn Ukuran pupil 3mm Dbn

    Bentuk pupil Bulat Bulat

    Refleks cahaya langsung + +

    Refleks cahaya konsensual + +

    N. IV. Troklearis Strabismus divergen - -

    Gerakan mata ke lat-bwh Dbn Dbn

    Strabismus konvergen - -

    N. V. Trigeminus

    Menggigit Dbn Dbn

    Membuka mulut Dbn Dbn

    Sensibilitas muka Dbn Dbn

    Refleks kornea + +

    Trismus - -

    N. VI. Abdusen Gerakan mata ke lateral Dbn Dbn

    Strabismus konvergen Dbn Dbn

    N. VII. Fasialis Kedipan mata Dbn Dbn

    Lipatan nasolabial Simetris Simetris

    Sudut mulut Simetris Simetris Mengerutkan dahi Simetris Simetris Menutup mata Dbn Dbn

    Meringis Dbn Dbn

    Menggembungkan pipi Dbn Dbn

    Daya kecap lidah 2/3 ant Dbn Dbn

  • 22

    N. VIII.

    Vestibulokoklearis

    Mendengar suara bisik + +

    Mendengar bunyi arloji + +

    Tes Rinne TDL TDL

    Tes Schwabach TDL TDL Tes Weber TDL TDL

    N. IX.

    Glosofaringeus

    Arkus faring Simetris Simetris Daya kecap lidah 1/3 post Dbn

    Refleks muntah Dbn

    Sengau -

    Tersedak -

    N. X. Vagus Denyut nadi 82x/menit

    Arkus faring Simetris

    Bersuara Dbn Menelan Dbn

    N. XI. Aksesorius Memalingkan kepala Dbn Dbn Sikap bahu Dbn Dbn Mengangkat bahu Dbn Dbn Trofi otot bahu Eutrofi Eutrofi

    N. XII. Hipoglossus Sikap lidah Dbn Artikulasi Dbn Tremor lidah -

    Menjulurkan lidah Simetris

    Trofi otot lidah -

    Fasikulasi lidah -

    e. Pemeriksaan sistem otonom

    Miksi : BAK lancar

    Defekasi : BAB lancar

    f. Pemeriksaan Rangsang meningeal

    Kaku kuduk : (-)

    Kernig sign : (-)

    Brudzinski I : (-)

    Brudzinski II : (-)

    Brudzinski III : (-)

  • 23

    H. Pemeriksaan Penunjang

    Laboratorium Darah dan Kimia Klinik (3/3/2020)

    PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

    Hematologi

    Hemoglobin 13.7 g/dl 11.7 – 15.5 g/dl

    Leukosit 7.84 ribu 3.6 – 11.0 ribu

    Eritrosit 4.58 juta 3.8 – 5.2 juta

    Hematokrit 39.2% 35 – 47%

    Trombosit 317 ribu 150 – 400 ribu

    Kimia Klinik

    Glukosa puasa 93 mg/dl 74 – 106 mg/dl

    SGOT 16 U/L 0 – 35 U/L

    SGPT 13 IU/L 0 – 35 IU/L

    Ureum 24 mg/dl 10 – 50 mg/dl

    Kreatinin 0.78 mg/dl H 0.45 – 0.75 mg/dl

    Asam urat 3.38 mg/dl 2 – 7 mg/dl

    Kolesterol 133 mg/dl

  • 24

    CT Scan Kepala 4 Maret 2020

    Kesan :

    1. Infark lakuner pada pareamedian kanan pons dan crus posterior

    kapsula interna kanan

    2. Tak tampak perdarahan maupun tanda peningkatan tekanan

    intracranial saat ini.

  • 25

    X-foto cervical AP/Lat/Obl

    Kesan :

    1. Aligment lurus

    2. Penyempitan foramen intervertebralis C2-3 kiri

    3. Tak tampak kompresi maupun listesis.

    I. Diskusi Kedua

    Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil ptosis positif pada mata

    kanan, hal ini menunjukkan adanya kelemahan pada m. palpebra yang

    mungkin sebagai salah satu manifestasi klinis dari penyakit yang diderita

    oleh pasien. Pada pemeriksaan status neurologis didapatkan Gerakan dan

    kekuatan kaki kiri bebas dan dapat melawan tahanan ringan, atrofi (-),

    tonus otot normal. Reflek fisologis (+) dan reflek patologis (-).

  • 26

    Diagnosis stroke infark di dapatkan dari hasil CT Scan kepala yang

    merupakan Gold Standard dari stroke dan didapatkan kesan Infark lakuner

    pada pareamedian kanan pons dan crus posterior kapsula interna kanan.

    Tidak tampak perdarahan maupun tanda peningkatan tekanan intracranial.

    Hasil tersebut menunjang kearah stroke infark pada vertebrobasiler.

    J. Diagnosis Akhir

    1. Diagnosis Klinis :

    pusing berputar, kelemahan anggota gerak atas dan bawah, pandangan

    ganda, mata terasa sering menutup, onset kronik.

    2. Diagnosis Topis :

    Batang otak dd neuromuscular junction

    3. Diagnosis Etiologi :

    Miastenia gravis dd stroke infark

    K. Terapi

    Pada pasien ini diberikan terapi berupa:

    Injeksi metilcobalamin 1x1

    Injeksi ketorolac 2x30 mg

    Injeksi ranitidin 2x1

    Injeksi Lameron 2x125

    PO clobazam 1x5 mg

    PO unalium 2x5 mg

    PO plasmin 2x1

    PO aspilet 1x1

    PO mestinon 3x1

    L. Diskusi Ketiga

    Pasien wanita berusia 41 tahun datang dengan keluhan pusing yang

    berputar, disertai dengan kelemahan anggota gerak atas dan bawah yang

    dirasakan sejak 7 bulan yang lalu dan semakin hari semakin memberat,

  • 27

    keluhan kelemahan anggota gerak semakin memberat saat sore hari dan

    menghilang jika pasien beristirahat, selain itu pasien juga mengeluhkan

    pandangan mata yang kabur dan ganda, serta pasien sering merasakan

    matanya seaakan menutup padahal saat itu pasien sedang tidak mengantuk.

    Dari pemeriksaan fisik didapatkan adanya ptosis pada mata kanan

    pasien, serta kelemahan anggota gerak bawah kanan dan kiri, pasien masih

    mampu berjalan. Serta pada pemeriksaan nervus kranialis didapatkan

    kelemahan pada nervus VI. Selain itu pada hasil CT Scan kepala di

    dapatkan kesan adanya infark pada Infark lakuner pada pareamedian kanan

    pons dan crus posterior kapsula interna kanan.

    Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang diatas

    dapat disimpulkan diagnosis pasien ini adalah miastenia gravis yang

    ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang

    mendukung. Gejala khas dari miastenia gravis adalah adanya kelemahan

    pada anggota gerak yang terjadi secar kronik progresif, dan pada pasien ini

    ditemukan adanya kelemahan anggota gerak yang sudah berlangsung lama

    dan semakin hari semakin memberat. Selain itu pada miastenia gravis juga

    ditemukan adanya penglihatan ganda dan pandangan mata yang kabur

    serta adanya ptosis, pada pasien ini dari hasil pemeriksaan fisiknya di

    temukan adanya ptosis. Keluhan lain yang mungkin ditemukan pada

    pasien miastenia gravis adalah adanya pusing berputar atau sering disebut

    dengan vertigo, yang diartikan sebagai sebagai gerakan atau rasa gerakan

    tubuh atau lingkungan sekitarnya diikuti dengan gejala susunan saraf

    otonom sebagai akibat gangguan alat keseimbangan tubuh. Vertigo yang

    dialami ini kemungkinan karena adanya gangguan pada sistem

    muskuloskeletalnya, namun bisa juga keluhan pusing berputar ini sebagai

    gejala lain di luar dari miastenia gravis.

    Selain miastenia gravis diagnosis lain pada pasien ini adala stroke

    vertebrobasiler yang ditegakkan melalui pemeriksaan penunjang head ct

    scan dimana dari hasil head ct scan di dapatkan gambaran infark pada

  • 28

    Infark lakuner pada pareamedian kanan pons dan crus posterior kapsula

    interna kanan.

    M. Prognosis

    Ad vitam : dubia ad bonam

    Ad functionam : dubia ad bonam

    Ad sanationam : dubia ad bonam

    Follow Up

    Tanggal S O A P

    3 maret

    2020

    Pasien

    mengeluhkan

    kelemahan anggota

    gerak dan terasa

    kaku, pusing (+)

    Ku/kes :

    lemah/cm

    TD :

    120/80

    N :

    85x/mnt

    RR :

    18x/mnt

    T : 36.6 C

    SpO2 :

    98%

    Cephalgia +

    vertigo post

    stroke

    Infs. RL 20

    tpm

    INJ

    Teranol 2x30

    Ranitidine 2x1

    Metilcobalamin

    1x1

    PO

    Myores 2x1

    Clobazam 2x5

    Unalium 2x5

    4 maret

    2020

    Pasien mengatakan

    jika berdiri terlalu

    lama tubuh pasien

    terasa lemas,

    pandangan mata

    masih ganda dan

    kabur, mual (-

    ),muntah (-),

    pusing berputar

    Ku/kes :

    lemah/cm

    TD :

    120/80

    N :

    70x/mnt

    RR :

    18x/mnt

    T : 36.9 C

    Cephalgia +

    vertigo post

    stroke

    Infs. RL 20

    tpm

    INJ

    Teranol 2x30

    Ranitidine 2x1

    Metilcobalamin

    1x1

    PO

    Myores 2x1

  • 29

    masih dirasakan SpO2 :

    98%

    Clobazam 2x5

    Unalium 2x5

    Head CT Scan

    RO cervical

    5 Maret

    2020

    Pasien masih

    merasakan badan

    lemas dan kaku

    namun sudah jauh

    membaik,

    pandangan mata

    ganda dan kabur

    masih dirasakan,

    pusing sudah

    membaik.

    Ku/kes :

    lemah/cm

    TD :

    110/80

    N :

    75x/mnt

    RR :

    18x/mnt

    T : 37 C

    SpO2 :

    98%

    Hasil CT

    Scan

    kepala (+)

    Hasil RO

    cervical (+)

    Stroke

    vertebro

    basiler dd

    miestenia

    gravis H. IV

    Infs. RL 20

    tpm

    INJ

    Teranol 2x30

    Ranitidine 2x1

    Metilcobalamin

    1x1

    Lameron

    2x125

    PO

    Myores 2x1 -

    STOP

    Clobazam 2x5

    Unalium 2x5

    Plasmin 2x1

    Aspilet 1x1

    Mestinon 3x1

    6 maret

    2020

    Pasien mengatakan

    kalau keluhan

    lemah anggota

    gerak membaik,

    pusing berputar

    jauh sudah

    Ku/kes :

    lemah/cm

    TD :

    120/80

    N :

    80x/mnt

    Stroke

    vertebro

    basiler dd

    miestenia

    gravis H. V

    Infs. RL 20

    tpm

    INJ

    Teranol 2x30

    Ranitidine 2x1

    Metilcobalamin

  • 30

    membaik,

    pandangan mata

    ganda dan kabur

    masih dirasakan

    RR :

    18x/mnt

    T : 36.5 C

    SpO2 :

    98%

    1x1

    Lameron

    2x125

    PO

    Myores 2x1

    Clobazam 2x5

    Unalium 2x5

    Plasmin 2x1

    Aspilet 1x1

    Mestinon 3x1

    7 maret

    2020

    Keluhan semakin

    membaik, pasien

    sudah bisa berjalan

    dan bangun dari

    tidur, penglihatan

    ganda masih

    dirasakan, pusing

    sudah tidak

    dirasakan

    Ku/kes :

    lemah/cm

    TD :

    110/70

    N :

    77x/mnt

    RR :

    18x/mnt

    T : 36.2 C

    SpO2 :

    98%

    Stroke

    vertebro

    basiler dd

    miestenia

    gravis H. VI

    Infs. RL 20

    tpm

    INJ

    Teranol 2x30

    Ranitidine 2x1

    Metilcobalamin

    1x1

    Lameron

    2x125

    PO

    Myores 2x1

    Clobazam 2x5

    Unalium 2x5

    Plasmin 2x1

    Aspilet 1x1

    Mestinon 3x1

    8 maret

    2020

    Keluhan sudah

    membaik, mual (-),

    Ku/kes :

    lemah/cm

    Stroke

    vertebro

    Infs. RL 20

    tpm

  • 31

    muntah (-), pusing

    (-), kelemahan

    anggota gerak

    sudah membaik,

    pasien di boleh kan

    pulang.

    TD :

    120/70

    N :

    80x/mnt

    RR :

    18x/mnt

    T : 36.7 C

    SpO2 :

    97%

    basiler dd

    miestenia

    gravis H. VII

    INJ

    Teranol 2x30

    Ranitidine 2x1

    Metilcobalamin

    1x1

    Lameron

    2x125

    PO

    Myores 2x1

    Clobazam 2x5

    Unalium 2x5

    Plasmin 2x1

    Aspilet 1x1

    Mestinon 3x1

    BLPL

    DAFTAR PUSTAKA

  • 32

    Baehr M, Frotscher M. Suplai darah dan gangguan vaskular sistem darah pusat.

    Dalam: Diagnosis Topik Neurologi DUUS: Anatomi, fisiologi, Tanda,

    Gejala). Edisi 4. EGC, Jakarta. 2005;371–438.

    Sutrisno, Alfred. Stroke. You Must Know Before you Get It. PT. Gramedia

    Pustaka Utama: Jakarta; 2007.hal.1-13. (5)

    Feigin, Valery. Panduan bergambar tentang pencegahan dan pemulihan stroke.

    PT. Bhuana Ilmu Populer: Jakarta; 2006

    Rasyid Al, Soertidewi L. Unit Stroke Manajemen Stroke secara Komprehensif.

    Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2011.

    Mardjono M, Sidharta P. Mekanisme Gangguan Vaskular Susunan Saraf:

    Neurologi Klinis Dasar. Cetakan ke-14. Penerbit Dian Rakyat, Jakarta.

    2009;267–292.

    Soetjipto H, Muhibbi S. Stroke: Pengenalan & Penatalaksanaan Kasus-kasus

    Neurologi. Ed II. Departemen Saraf RSPAD GS Ditkesad, Jakarta.

    2007;18–34.

    Misbach J, Lamsudin R, Aliah A, Basyiruddin A, Suroto, Rasyid Al, et al.

    Guideline Stroke tahun 2011. Pokdi Stroke PERDOSSI, Jakarta. 2011.

    Sidiarto L, kusumoputro S. Cermin Dunia Kedokteran no.34. Afasia sebagai

    gangguan komunikasi pada kelainan otak. Bagian Neurologi Fakultas

    Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

    Price SA, Wilson LM. Bagian IX : Penyakit Neurologi, Pemeriksaan Neurologis,

    Evaluasi Penderita Neurologis. Patofisologi : Konsep Klinis Proses Penyakit

    Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran EGC,Jakarta.1995.

    Peter Duus. Diagnosis Topik Neurologis : Anatomi, Fisiologis, Tanda,Gejala

    Edisi IV. Penerbit Buku kedokteran EGC,Jakarta. 2010.

    Lumbantobing SM. Neurologi Klinis. Pemeriksaan Fisik dan Mental. Bab XI :

    Berbahasa. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2008.

    Kaye, Vladimir. Vertebrobasiler Stroke Overview of Vertebrobasiler Stroke.

    2016. http://emedicine.medscape.com/article/323409-overview#a5