laporan indeks glikemik
DESCRIPTION
Laporan praktikum 2011TRANSCRIPT
LAPORAN INDEKS GLIKEMIK
“TEKNOLOGI PANGAN FUNGSIONAL”
Kelompok 4:
Radhiyyan Pratiwi 111710101016
Nafiul Amri 111710101032
Alfisyahrica 111710101036
Diannisa Wildan A. 111710101052
Triamega Puspitasari 111710101068
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Situasi kesehatan manusia belakangan ini semakin memburuk. Disebabkan
oleh beberapa faktor dan diantaranya yang paling penting adalah semakin
buruknya pola konsumsi makan seseorang. Seseorang tidak lagi memperdulikan
apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh, tetapi hanya memikirkan apa yang
ingin mereka makan saja.
Berbagai cara belakangan ini dilakukan oleh produsen makanan dan pihak
kesehatan untuk menekan laju pertumbuhan kesehatan yang buruk ini. Salah
satunya dengan menghitung kadar indeks glikemik suatu bahan pangan.
Indeks Glikemik adalah angka yang menunjukkan potensi peningkatan
glukosa darah dari karbohidrat yang tersedia pada suatu pangan atau secara
sederhana dapat dikatakan sebagai tingkatan atau rangking pangan menurut
efeknya terhadap kadar glukosa darah ( Powell 2002).
Makanan yang memiliki IG yang tinggi berarti makanan tersebut
meninggikan gula darah dalam waktu yang lebih cepat, lebih fluktuatif, lebih
tinggi, dari makanan yang memiliki IG yang rendah. Perlu diketahui bahwa
naiknya gula darah atau glukosa darah hanya disebabkan oleh zat karbohidrat saja
sementara protein dan lemak tidak meninggikan glukosa darah setelah konsumsi.
Jadi indeks glikemik ini paling penting untuk memilih makanan yang
mengandung banyak karbohidrat sebagai sumber tenaga (Sarwono 2003).
Makanan yang sangat kurang atau tidak mengandung karbohidrat tidak
memiliki nilai IG seperti ikan, daging, telur, alpukat, minyak goreng, margarine
dan lain-lain. Badan Kesehatan Dunia WHO bersama dengan FAO menganjurkan
konsumsi makanan dengan IG rendah untuk mencegah penyakit-penyakit
degeneratif yang terkait dengan pola makan seperti penyakit jantung, diabetes,
dan obesitas. Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi IG pada pangan antara
lain cara pengolahan, perbandingan amilosa dan amilopektin, tingkat keasaman
dan daya osmotik, kadar serat, kadar lemak dan protein, serata kadar zat anti gizi-
pangan ( Rimbawan & Siagan 2004).
Pada Praktikum ini akan dihitung kadar indeks glikemik objek (orang yang
sudah berpuasa ), kemudian 2 jam sebelum di ukur IGnya memakan pangan
olahan pada hari pertama dan pangan acuan pada hari berikutnya, sehingga
nantinya dapat diketahui bahan pangan mana yang memiliki indeks glikemik
rendah dan tinggi.
I.2 Tujuan
Untuk mengetahui nilai indeks glikemik suatu bahan pangan (olahan dan
acuan), agar diketahui bahan pangan tersebut memiliki nilai indeks gikemik
sedang atau tinggi.
II. METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
Kapas
Lanset
Gluko-meter
Stek
2.1.2 Bahan
8 orang yang sudah puasa
Alkohol
Nuget
Roti
8 orang puasa selama 12 jam
Tunggu 2 jam
Konsumsi Pangan Acuan (Kentang)
Konsumsi Pangan Uji (Nugget tempe + sayuran)
Uji Indeks Glikemik I
Uji Indeks Glikemik II
Tunggu 15 menit
Tunggu 15 menit
Uji Indeks Glikemik III
Tunggu 30 menit
Tunggu 15 menit
Uji Indeks Glikemik IV
Tunggu 30 menit
Uji Indkes Glikemik V
Uji Indeks Glikemik VI
2.2 Skema Kerja
III. DATA PENGAMATAN
3.1 Data Hasil Pengamatan3.1.1 Data Pengamatan Formula 11. Kelompok 1A
A) Produk Pangan Uji (Nugget)
t (menit) mg/dl AUC (mg dl-1menit)15 146 -30 115 1957,545 111 169560 73 138090 108 2715120 102 3150
Total 10897,5
B) Produk Pangan Standar (Kentang Goreng)
t (menit) mg/dl AUC (mg dl-1menit)15 95 -30 94 1417,545 65 1192,560 98 1222,590 58 2340120 105 2445
Total 8617,5
2. Kelompok 2A
A) Produk Pangan Uji (Nugget)
t (menit) mg/dl AUC (mg dl-1menit)15 61 -30 96 1177,545 111 1552,560 101 159090 77 2670120 97 2610
Total 9600
B) Produk Pangan Standar (Kentang Goreng)
t (menit) mg/dl AUC (mg dl-1menit)15 75 -30 78 1147,545 42 90060 72 85590 60 1980120 46 1590
Total 6472,5
3. Kelompok 3A
A) Produk Pangan Uji (Nugget)
t (menit) mg/dl AUC (mg dl-1menit)15 135 -30 111 184545 120 1732,560 107 1702,590 93 3000120 123 3240
Total 11520
B) Produk Pangan Standar (Kentang Goreng)
t (menit) mg/dl AUC (mg dl-1menit)15 106 -30 103 1567,545 77 135060 79 117090 63 2130120 82 2175
Total 8392,5
4. Kelompok 4A
A) Produk Pangan Uji (Nugget)
t (menit) mg/dl AUC (mg dl-1menit)15 107 -
30 112 1642,545 143 1912,560 118 1957,590 94 3180120 108 3030
Total 11722,5B) Produk Pangan Standar (Kentang Goreng)
t (menit) mg/dl AUC (mg dl-1menit)15 93 -30 92 1387,545 75 1252,560 95 127590 95 2850120 78 2595
Total 9360
5 . Kelompok 5A
A) Produk Pangan Uji (Nugget)
t (menit) mg/dl AUC (mg dl-1menit)15 84 -30 80 123045 61 1057,560 95 117090 105 3000120 81 2790
Total 9247,5
B) Produk Pangan Standar (Kentang Goreng)
t (menit) mg/dl AUC (mg dl-1menit)15 88 -30 95 1372,545 92 1402,560 85 1327,590 120 3075120 76 2940
Total 10117,5
6. Kelompok 6A
A) Produk Pangan Uji (Nugget)
t (menit) mg/dl AUC (mg dl-1menit)15 75 -30 56 982.545 68 93060 80 111090 74 2310120 87 2415
Total 7747,5B) Produk Pangan Standar (Kentang Goreng)
t (menit) mg/dl AUC (mg dl-1menit)15 114 -30 98 159045 98 147060 94 144090 93 2805120 80 2595
Total 9900
7. Kelompok 7A
A) Produk Pangan Uji (Nugget)
t (menit) mg/dl AUC (mg dl-1menit)15 104 -30 110 160545 101 1582,560 85 139590 71 2340120 102 2595
Total 9517,5
B) Produk Pangan Standar (Kentang Goreng)
t (menit) mg/dl AUC (mg dl-1menit)15 105 -30 96 1507,545 91 1402,560 110 1507,590 80 2580120 78 2370
Total 9673,5
8. Kelompok 8A
A) Produk Pangan Uji (Nugget)
t (menit) mg/dl AUC (mg dl-1menit)15 70 -30 89 1192,545 98 1402,560 102 150090 98 3000120 84 2730
Total 9825B) Produk Pangan Standar (Kentang Goreng)
t (menit) mg/dl AUC (mg dl-1menit)15 118 -30 114 174045 238 264060 99 2527,5 90 78 2655120 77 2325
Total 11887,5
3.1.2 Data Pengamatan Formula 21. Kelompok 1B
A. Produk Pangan Uji (nugget)t (Menit) mg/dL AUC (mg dl-1menit)
15 8830 122 157545 120 181560 100 165090 142 3630120 98 3600
Total 12270
B. Produk Pangan Acuan (kentang)t (Menit) mg/dL AUC (mg dl-1menit)
15 9530 98 1447,545 103 1507,560 110 1597,590 97 3105120 111 3120
Total 10777,5
2. Kelompok 2B
A. Produk Pangan Uji (nugget)t (Menit) mg/dL AUC (mg dl-1menit)
15 9430 64 118545 91 1162,560 87 133590 87 2610120 136 3345
Total 9637,5
B. Produk Pangan Acuan (kentang)t (Menit) mg/dL AUC (mg dl-1menit)
15 8630 95 1357,545 58 1147,560 116 130590 123 3585120 84 3105
Total 10500
3. Kelompok 3BA. Produk Pangan Uji (nugget)
t (Menit) mg/dL AUC (mg dl-1menit)15 9430 103 1477,545 107 157560 91 148590 112 3045120 125 3555
Total 11137,5
B. Produk Pangan Acuan (kentang)t (Menit) mg/dL AUC (mg dl-1menit)
15 9830 100 148545 96 147060 90 139590 98 2820120 96 2910
Total 10080
4. Kelompok 4BA. Produk Pangan Uji (nugget)
t (Menit) mg/dL AUC (mg dl-1menit)15 7830 99 1327,545 96 1462,560 89 1387,590 95 2760120 111 3090
Total 10027,5
B. Produk Pangan Acuan (kentang)t (Menit) mg/dL AUC (mg dl-1menit)
15 10930 106 1612,545 92 148560 99 1432,590 104 3045120 98 3030
Total 10605
5. Kelompok 5BA. Produk Pangan Uji (Nugget)
t (Menit) mg/dL AUC (mg dl-1menit)15 10830 105 1597.545 102 1552.560 51 1147.590 100 2265120 99 2985
Total 9547.5
B. Produk Acuan (Kentang)t (Menit) mg/dL AUC (mg dl-1menit)
15 8830 98 139545 83 1357.560 95 133590 83 2670120 91 2610
Total 9367.5
6. Kelompok 6BA. Produk Pangan Uji (nugget)
t (Menit) mg/dL AUC (mg dl-1menit)15 10630 101 1552,545 100 1507,560 99 1492,590 97 2940120 96 2895
Total 10387,5
B. Produk Pangan Acuan (kentang)t (Menit) mg/dL AUC (mg dl-1menit)
15 9830 93 1432,545 64 1177,560 88 114090 95 2745120 87 2730
Total 9225
7. Kelompok 7BA. Produk Pangan Uji (nugget)
t (Menit) mg/dL AUC (mg dl-1menit)15 10130 64 1237,545 93 1177,560 76 1267,590 88 2460120 96 2760
Total 8902,5
B. Produk Pangan Acuan (kentang)t (Menit) mg/dL AUC (mg dl-1menit)
15 8330 92 1312,545 77 1267,560 100 1327,590 91 2865120 95 2790
Total 9562,5
8. Kelompok 8B
A. Produk Pangan Uji (nugget)t (Menit) mg/dL AUC (mg dl-1menit)
15 9930 97 147045 109 154560 101 157590 95 2940120 63 2370
Total 9900
B. Produk Pangan Acuan (kentang)t (Menit) mg/dL AUC (mg dl-1menit)
15 11530 92 1552,545 108 150060 102 157590 110 3180120 106 3240
Total 11047,5
3.2 Data Hasil Perhitungan 3.2.1 Formulasi 1
Kelompok
AUC Pangan Uji⅀(mg dl-1menit)
AUC Pangan Standar⅀(mg dl-1menit) IG (%)
1A 10897,5 8617,5 126,462A 9600 6472,5 148,323A 11520 8392,5 137,244A 11722,5 9360 125,245A 9247,5 10117,5 91,406A 7747,5 9900 78,267A 9517,5 9367,5 101,608A 9825 11887,5 82,65
Rata-rata 111,4
3.2.2 Formulasi 2
Kelompok
AUC Pangan Uji⅀(mg dl-1menit)
AUC Pangan Standar⅀(mg dl-1menit) IG (%)
1B 2454 2155,5 113,8962B 1927,5 2100 91,7863B 2227,5 2016 110,494B 2005,5 2121 94,55
5B 2625 2002,5 101,9216B 2077,5 1845 112,67B 1237,5 2073,75 93,0988B 1980 2209,5 89,613
Rata-rata 100,9943
IV. PEMBAHASAN
4.1 Pengertian Indeks Glikemik Pangan
Menurut Rimbawan 2004 dalam Bawal 2010, indeks glikemik adalah
tingkatan pangan menurut efeknya terhadap kadar gula darah. Dengan kata lain
indeks glikemik merupakan respon glukosa darah terhadap makanan
dibandingkan dengan respon glukosa darah terhadap glukosa murni. Indeks
glikemik berguna untuk menentukan respon glukosa darah terhadap jenis dan
jumlah makanan yang dikonsumsi. Indeks glikemik bahan makanan berbeda-beda
tergantung pada fisiologi, bukan pada kandungan bahan makanan.
Indeks Glikemik adalah angka yang menunjukkan potensi
peningkatan glukosa darah dari kabohidrat yang tersedia pada suatu pangan atau
secara sederhana dapat dikatakan sebagai tingkatan atau rangking pangan menurut
efeknya terhadap kadar glukosa darah ( Powell 2002).
Sedangkan menurut Ragnhild, dkk (2007), indeks glisemik merupakan
pengukuran kecepatan penyerapan karbohidrat serta kemampuan karbohidrat
untuk menaikkan konsentrasi glukosa darah dalam waktu tertentu. Definisi lain
indeks glikemik yaitu sebagai respon glukosa darah terhadap makanan yang
mengandung karbohidrat dalam takaran dan waktu tertentu. Indeks glikemik dapat
diukur dengan menghitung luas kurva kenaikan dan penurunan kadar gula darah
setelah mengkonsumsi makanan tertentu yang dibandingkan dengan suatu standar
(glukosa murni).
Menurut Miller (1996) berdasarkan respon glikemiknya, pangan
dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu pangan ber-IG rendah (IG<55),>70).
Karbohidrat dalam pangan yang dipecah dengan cepat selama pencernaan
memiliki indeks glikemik tinggi. Respon gula darah terhadap jenis pangan
(karbohidrat) ini cepat dan tinggi. Sebaliknya karbohidrat yang dipecah dengan
lambat memiliki indeks glikemik rendah sehingga melepaskan glukosa kedalam
darah. Indeks glikemik murni ditetapkan 100 dan digunakan sebagai acuan untuk
penentuan IG pangan lain.
4.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Indeks Glikemik
Menurut Rimbawan dan Siagian (2004) nilai IG suatu makanan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu proses pengolahan, kadar serat pangan,
kadar amilosa dan amilopektin, serta kadar lemak dan protein.
a. Proses pengolahan
Proses pengolahan mempengaruhi IG karena proses pengolahan
akan mempengaruhi daya cerna dan daya serap suatu bahan pangan.
Semakin tingginya daya cerna dan daya serap suatu makanan maka
semakin cepat menaikkan kadar gula darah, sehingga semakin tinggi
pula nilai IG makanan tersebut. Proses pengolahan yang dapat
mempengaruhi IG diantaranya adalah mengecilnya ukuran
(penepungan) dan pemasakan.
Penepungan menyebabkan ukuran partikel suatu makanan menjadi
lebih kecil dan memperbesar luas permukan yang dapat bersentuhan
dengan air, sehingga semakin cepat pencernaan dan penyerapan
karbohidrat. Pemasakan mempengaruhi IG karena proses pemasakan
akan menggelatinisasi pati sehingga lebih mudah dicerna oleh enzim
dalam usus, sehingga dapat mempercepat kenaikan kadar gula darah.
Menurut Vosloo (2005) dalam Wijayanti (2010) pati bersifat dapat
mengkristal. Jika pati yang telah mengembang dan siap untuk dicerna
didinginkan maka pati tersebut dapat mengkristal dan dapat menjadi
pati resisten. Elliason dan Gudmuson (1996) dalam Wijayanti (2010)
menyatakan retrogadasi pati adalah perubahan yang terjadi pada pati
yang telah tergelatinisasi menjadi lebih keras dan mengkristal.
b. Kadar Amilosa dan Amilopektin
Amilosa adalah polimer gula sederhana yang tidak bercabang.
Struktur yang tidak bercabang ini membuat amilosa terikat lebih kuat
sehingga sulit tergelatinisasi akibatnya mudah cerna.Sementara
Amilopektin-polimer gula sederhana memiliki ukuran molekul lebih
besar dan lebih terbuka sehingga mudah tergelatinisasi akibatnya
mudah cerna. Penelitian terhadap pangan yang memiliki kadar amilosa
dan amilopektin berbeda menunjukkan bahwa kadar glukosa darah dan
respon insulin lebih rendah setelah mengkonsumsi pangan berkadar
amilosa tinggi daripada pangan berkadar amilopektin tinggi.
Sebaliknya bila kadar amilopektin pangan lebih tinggi daripada
amilosa,respon gula darah lebih tinggi.
c. Kadar Gula dan Daya Osmotik Pangan
Pengaruh gula secara alami terdapat didalam pangan dalam
berbagai porsi terhadap respon gula darah sangat sulit diprediksi. Hal
ini dikarenakan pengosongan lambung diperlambat oleh peningkatan
konsumsi gula apapun strukturnya (Sarwono 2003).
d. Kadar Serat Pangan
Menurut Miller et.al (1997) dalam buku Indeks Glikemik Pangan,
Pengaruh serat pada IG pangan tergantung pada jenis seratnya.bila
masih utuh serat dapat bertindak sebagai penghambat fisik pada
pencernaan. Akibatnya IG cenderung melebihi rendah. Hal ini menjadi
salah satu alasan mengapa kacang-kacangan atau tepung biji-bijian
memiliki IG rendah (30 – 40).
Menurut Rimbawan dan Siagian (2004) serat kasar mempertebal
kerapatan atau ketebalan campuran makanan dalam saluran
pencernaan. Hal ini memperlambatnya lewatnya makanan pada saluran
pencernaan dan menghambat pergerakan enzim. Dengan demikian
proses pencernaan menjadi lambat dan akhirnya respon gula darah
menjadi lebih rendah.
e. Kadar Lemak dan Protein Pangan
Pangan berkadar lemak dan protein tinggi cenderung
memperlambat laju pengosongan lambung. Dengan demikian laju
pencernaan makanan di usus halus juga diperlambat. Oleh karena itu
pangan berkadar lemak tinggi cenderung memiliki IG lebih rendah
daripada sejenis berkadar lemak lebih rendah.
f. Kadar Anti Gizi Pangan
Beberapa pangan secara alamiah mengandung zat yang dapat
menyebabkan keracunan bila jumlahnya besar. Zat tersebut dinamakan
zat anti gizi. Beberapa zat anti gizi tetap aktif walaupun sudah melalui
proses pemasakan. Zat anti gizi pada biji-bijian dapat memperlambat
pencernaan karbohidrat didalam usus halus. Akibatnya IG pangan
menurun.
4.3 Jenis – Jenis Indeks Glikemik
Menurut Rimbawan dan Siagian (2004) nilai GI dapat diartikan secara
intuitif sebagai persentase pada skala mutlak dan biasanya dikategorikan sebagai
berikut:
1. IG rendah, rentang IG <>
2. IG sedang, rentang IG 55 – 70 diantaranya : beras merah, nasi putih, es
krim, kismis, gula meja, nenas, roti putih, dan lain-lain
3. IG tinggi, rentang IG > 70 diantaranya : wortel, semangka, madu, rice
instant, corn flakes, dan lain-lain.
4.4 Tabel Indeks Glikemik
Beberapa bahan makanan tradisional yang terdapat di Indonesia diketahui
mempunyai indeks glikemik rendah, seperti tempe yang terbuat dari kedelai dan
merupakan sumber makanan berserat, rendah lemak jenuh, bebas kolesterol,
sumber utama mineral, efek antibiotik dan stimulasi pertumbuhan, bebas toksin
kimia, mudah dicerna dan relatif terjangkau dari segi ekonomis. Beberapa
makanan mengandung zat yang dapat menghambat pencernaan tepung, seperti
phitat, tannin. Indeks glikemik beberapa bahan makanan dapat dilihat pada tabel
berikut :
a. Indeks glikemik Rendah (55 atau kurang)
Makanan IG % Makanan IG %
Dipanggang dan kacang asin 14 Kacang polong
chick, kaleng 42
Rendah lemak yogurt dg pemanis 14 Persik 42
Ceri 22 Bubur yang dibuat dengan air 42
Jeruk bali 25 Sup lentil 44
Beras Belanda 25 Jeruk 44
Red lentil 26 Makaroni 45
Seluruh susu 27 Anggur hijau 46
Aprikot 31 Jus jeruk 46
Mentega kacang 31 Kacang polong 48
Fettucine pasta 32 Panggang kacang dlm saus tomat 48
Susu skim 32 Wortel, rebus 49
Rendah lemak yoghurt buah 33 Coklat susu 49
Wholemeal spaghetti 37 Buah kiwi 52
Apel 38 Stoneground roti gandum 53
Pir 38 Keripik 54
Sup tomat, kalengan 38 Special K 54
Jus apel, tanpa pemanis 40 Pisang 55
Mi 40 Baku oatbran 55
Spaghetti putih 41 Jagung manis 55
Bran semuanya 42
b. Indeks glikemik Sedang (56-69)
Makanan IG % Makanan IG %
Kentang rebus 56 Biskuit shortbread 64
Muesli, non panggang 56 Couscous 65
Sultana 56 Roti gandum hitam 65
Roti Pitta 57 Nanas, segar 66
Beras Basmati 58 Melon melon 67
Madu 58 Croissant 67
Biskuit yg mudah dicerna 59 Gandum giling 67
Keju dan pizza tomat 60 Mars bar 68
Es krim 61 Ryvita 69
Kentang baru 62 Crumpet panggang 69
Coca cola 63 Weetabix 69
Aprikot, kaleng dalam sirup 64 Roti gandum 69
Kismis 64
c. Indeks glikemik Tinggi (70 atau lebih)
Makanan IG % Makanan IG %
Kentang tumbuk 70 Jelly kacang 80 80
Roti tawar 70 Kue beras 82 82
Semangka 72 Rice Krispies 82 82
Swede 72 Cornflakes 84
Bagel 72 Jaket kentang 85 85
Branflakes 74 Gandum puffed 89 89
Cheerios 74 74 Baguette 95 95
Kentang goreng 75 75 Parsnip direbus 97 97
Coco Pops 77 Nasi putih, dikukus 98
4.5 Metode Uji Indeks Glisemik (Miller, Powel, and Colagiuri, 1996)
Sampel yang digunakan yaitu sampel yang mengandung 50g karbohidrat
tersedia (AC) diberikan kepada relawan yang telah menjalani puasa penuh kecuali
minum air selama semalam (sekitar pukul 20.00 sampai pukul 08.00 pagi pada
esok harinya). Relawan yang digunakan adalah individu sehat, tidak menderita
diabetes, dan memiliki IMT (Indeks Masa Tubuh) dengan kisaran normal (18-25).
Relawan yang digunakan berjumlah 8 orang ( 4 pria dan 4 wanita). Selama dua
jam pasca pemberian sampel darah sebanyak 50 µl (finger-prick capillary blood
sample method) diambil setiap 30 menit selama 2 jam untuk diukur kadar
glukosanya (pengukuran menit ke-0, ke-30, ke-60 ke 90 dan ke 120). Pada waktu
berlainan yaitu 3 hari setelahnya, hal yang sama dilakukan dengan memberikan
roti tawar sebanyak 50g AC (sebagai pangan acuan) kepada relawan.
Kadar glukosa darah pada setiap waktu pengambilan sampel ditebar pada
dua sumbu (X) dan sumbu gula darah pada sumbu (Y). Indeks glisemik
ditentukan dengan membandingkan luas daerah bawah dikurva (AUC). Antara
pangan yang diukur IG-nya dengan pangan acuan (roti tawar). AUC yang
digunakan menggunakan kaidah incremental AUC dimana nilai respon glukosa
yang digunakan tidak lebih nol (Guyton, 2001). Luas daerah kurva (AUC)
dihitung menggunakan metode trapezoid (ganong, 2000).
a. AC (Available Carbohydrates) = 100%
= % kadar total gula+(1,1×% kadar pati)
50% = (50:rata-rata ulangan AC 100%)×100
b. IMT (Indeks Massa Tubuh) = berat badan (BB)
(Tinggi Badan/100)2
c. AUC( Luas daerah di bawah kurva) =
∑ ( RGD ken+RGD ken+1 ) x(waktuke n+1−waktuken)2
d. IG (Indeks Glikemik) =luasdaerah dibawah kurva pangan yang diuji
luas daerahdibawah kurva pangan acuan× 100
e. BG (beban Glikemik) =IG × Karbohidrat pertakaran saji
100
Keterangan : RGD (Respon Glukosa Darah)
4.6 Penerapan Indeks Glikemik
Sebuah makanan yang mengandung IG rendah akan melepaskan glukosa
lebih lambat dan mantap. Sebuah makanan IG tinggi menyebabkan kenaikan lebih
cepat kadar glukosa darah dan cocok untuk pemulihan energi setelah latihan
ketahanan atau untuk seseorang mengalami hipoglikemia. Konsumsi pangan
dengan nilai IG rendah diyakini memiliki keuntungan dibandingkan dengan IG
tinggi. Penerapan konsep IG berguna bagi orang yang sedang mengatur kadar gula
darah, misalnya orang yang mengalami diabetes. Penderita diabetes mellitus dapat
memilih makanan yang tidak akan menaikkan kadar glukosa darah dengan cepat
(makanan memiliki IG rendah), sehingga kadar glukosa darah dapat dikontrol
pada kadar yang tetap normal (70-110 mg/dl). Hal ini dikarenakan pada penderita
diabetes terjadi kerusakan sel beta pancreas yang jika mengonsumsi makanan
tidak diimbangi oleh sekresi insulin (Lasimo et al 2002 dalam Widowati (2007).
Selain itu, penerapan konsep IG juga berguna untuk orang yang sehat.
Konsumsi pangan yang memiliki IG rendah sangat baik untuk memelihara sistem
metabolisme tubuh. Penelitian Willet et al (2002) menyatakan konsumsi pangan
yang memiliki IG tinggi secara terus menerus dapat menyebabkan terjadinya
stress oksidatif secara kronik. Stress oksidatif adalah keadaan yang tidak
seimbangn antara produk radikal bebas dengan antioksidan yang ada di dalam
tubuh. Selain itu, konsumsi pangan dengan IG yang tinggi juga dapat
meningkatkan resiko penyakit jantung.
Indeks glisemik dapat diterapkan hanya untuk makanan dengan kandungan
karbohidrat yang wajar, sebagai tes bergantung pada mata pelajaran cukup
mengkonsumsi makanan uji untuk menghasilkan sekitar 50 g karbohidrat tersedia.
Banyak buah-buahan dan sayuran (tetapi tidak kentang) sangat sedikit
mengandung karbohidrat per porsi, dan rata-rata orang tidak mungkin untuk
makan 50 g karbohidrat dari makanan ini. Buah-buahan dan sayuran cenderung
memiliki indeks glikemik rendah dan beban glikemik yang rendah. Ini juga
berlaku untuk wortel, yang awalnya dan salah dilaporkan sebagai memiliki GI
tinggi. Minuman beralkohol telah dilaporkan memiliki nilai GI rendah, tetapi
perlu dicatat bahwa bir memiliki GI moderat. Studi terbaru menunjukkan bahwa
konsumsi minuman beralkohol sebelum makan mengurangi GI makanan itu
sekitar 15%. Sedang konsumsi alkohol lebih dari 12 jam sebelum tes tidak
mempengaruhi GI.
Banyak diet modern bergantung pada indeks glisemik, termasuk South
Beach Diet, Transisi oleh Pasar Amerika dan Memupuk Nutri System Diet. GI
Program Simbol merupakan program sertifikasi GI dunia independen yang
membantu konsumen mengidentifikasi makanan rendah GI dan minuman. Simbol
hanya pada makanan atau minuman yang memiliki nilai GI mereka diuji sesuai
dengan standar dan memenuhi kriteria sertifikasi Yayasan GI sebagai pilihan yang
sehat dalam kelompok makanan mereka, sehingga mereka juga lebih rendah pada
kilojoule, lemak dan/atau garam (Anonim 2011).
4.7 Metabolime Glukosa dalam Tubuh
Glukosa merupakan produk utama dari pencernaan karbhohidrat dan gula
dalam sirkulasi. Paling sedikit 95 % dari seluruh monosakarida yang ada didalam
darah merupakan produk perubahan akhir, yaitu dalam bentuk glukosa. Hal itu
disebabkan absorbsi sebagian fruktosa dan seluruh galaktosa akan segera diubah
menjadi glukosa. (Guyton, 2006: 76)
Glukosa dalam tubuh bisa diperoleh dari berbagai sumber. Pertama,
glukosa berasal dari makanan yang berupa gula atau karbhohidrat yang kemudian
dicerna menjadi glukosa dan gula sederhana lain. Kedua, glukosa disintesa dari
sumber energi yang lain terutama oleh hati yang dikenal dengan glukoneogenesis.
Ketiga, glukosa yang tersimpan dalam hati, otot dan jaringan lain dalam bentuk
glikogen (Dugi, 2006)
Glukosa yang terabsorbsi dalam usus halus ditranport ke hati melalui vena
porta hepatika. Kemudian disimpan dalam hati sebagai glikogen atau dilepas ke
dalam darah untuk ditransport ke sel-sel lain. Glukosa dapat diubah menjadi
lemak oleh hati dan jaringan adiposa jika ada kelebihan glukosa. Hati juga
mengubah glukosa menjadi asam amino. (Sloan, 2004: 299)
Sebelum glukosa dapat dipakai sel-sel jaringan tubuh glukosa harus
ditransport melalui membran masuk ke dalam sitoplasma sel. Glukosa yang
masuk dalam sel, segera difosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat. Glukosa 6-fosfat
ini kemudian akan dipolimerisasi menjadi cadangan glukosa sebagai glikogen atau
diakatabolisme. Proses pembentukan glikogen disebut glikogenesis, dan
pemecahan glikogen disebut glikogenelesis (Ganong, 2005: 289).
Sel otot menyimpan glikogen yang nantinya digunakan oleh otot skelet
sendiri, dan tidak ikut secara langsung dalam kontribusi regulasi glukosa darah.
Kadar glukosa darah juga terimbas oleh glikogen otot secara tidak langsung. Hal
ini terjadi ketika glikolisis anaerob terjadi di otot, maka asam laktat yang
terbentuk akan ikut aliran darah dan masuk hepar, yang kemudian akan diubah
menjadi glukosa dan selanjutnya ; (1) glukosa dapat dikembalikan ke darah
sebagao glukosa darah. (2) digunakan hepar sebagai bahan bakar, (3) diubah
menjadi glikogen dan disimpan sebagai glikogen hepar. Proses ini disebut siklus
cori (Fox, 1993: 178)
4.8 Kandungan Kentang
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu jenis umbi-umbian
yang bergizi. Zat gizi yang terdapat dalam kentang antara lain karbohidrat,
mineral (besi, fosfor, magnesium, natrium, kalsium dan kalium), protein, serta
vitamin terutama vitamin C dan B1. Selain itu, kentang juga mengandung lemak
dalam jumlah yang relative kecil, yaitu 1.0-1.55 (Prayudi, 1987).
Kandungan zat gizi dalam 100 g kentang:
Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1997).
Kentang merupakan bahan pangan berkarbohidrat dengan nilai indeks
glikemik yang tinggi (IG > 70). Nilai Indeks glikemik pada kentang rebus sebesar
78±4 sedangkan untuk kentang goreng sebesar 63±5. Pangan IG tinggi menekan
subjective satiety dan asupan pangan pada jangka pendek, tetapi tidak oleh pangan
IG-rendah. Pangan berkarbohidrat yang memiliki IG yang tinggi menekan asupan
pangan, bukan pangan IG rendah.
Anderson dan Woodend (2003) menunjukkan bahwa makin tinggi respons
glukosa dan insulin, makin tinggi tingkat kekenyangan setelah mengonsumsi pangan
berkarbohidrat, paling tidak selama 2 jam berikutnya.
4.9 Pangan Acuan
Pangan atau bahan pangan yang sudah diketahu nilai Indek Glikemik pada
bahan tersebut. Indek glikemik sangat berpengaruh pada kada gula darah.
Beberapa efek positif jika mengkonsumsi makanan dengan nilai IG rendah yaitu :
1. Makanan akan sangat lambat terserap dalam darah sehingga nilai glukosa
rendah.
2. Menjaga keseimbangan tingkat energi
3. Tubuh akan aktiv dalam waktu yang lama, pelepasan glukosa dalam darah
akan semakin lambat.
4.10 Analisa Data
Indeks glikemik (IG) adalah tingkatan pangan menurut efeknya terhadap
gula darah. Dengan kata lain indeks glikemik adalah respon glukosa darah
terhadap makanan dibandingkan dengan respon glukosa darah terhadap glukosa
murni. Indeks glikemik berguna untuk menentukan respon glukosa darah terhadap
jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi (Sarwono 2002).
Pangan yang menaikkan kadar gula darah dengan cepat memiliki IG
tinggi. Sebaliknya, pangan yang menaikkan kadar gula darah dengan lambat
memiliki IG rendah. Indeks glikemik bahan pangan dipengaruhi oleh kadar
amilosa, protein, lemak, serat, dan daya cerna pati. Daya cerna pati merupakan
kemampuan pati untuk dapat dicerna dan diserap dalam tubuh. Karbohidrat yang
lambat diserap menghasilkan kadar glukosa darah yang rendah dan berpotensi
mengendalikan kadar glukosa darah (Rimbawan dan Siagian 2004).
IG dikategorikan tinggi jika memiliki nilai 70 atau lebih, sedang antara 56-
69 dan rendah jika nilainya 55 ke bawah (Powel, Holt dan Miller 2002). Nilai IG
dianggap penting karena konsumsi makan yang memiliki IG tinggi akan
meningkatkan secara cepat gula darah yang akan menyebabkan gangguan
sensivitas insulin, obesitas, peningkatan tekanan darah, peningkatan lipid darah
dan meningkatkan resiko DM tipe 2 (Dolson, 2006).
Pada praktikum kali ini, terdapat enam belas subjek yang diukur indeks
glikemik nya. Berdasarkan data hasil pengamatan, terlihat bahwa kadar glukosa
darah puasa (kadar glukosa menit ke-0) dari delapan subjek sebagian besar
tergolong normal yaitu sekitar 80-110 mg/dl (Depkes RI 2003).
Sementara kadar glukosa darah enam belas subjek setelah mengonsumsi
sampel pangan uji dan pangan standar terlihat mengalami kenaikan berbeda-beda
yang fluktuatif. Perbedaan ini berdasarkan literature diduga disebabkan karena
perbedaan daya cerna pati dan interaksi antara pati dan protein dari metabolisme
tubuh masing-masing subjek. Selain itu, jumlah dan jenis lemak, gula, dan serat,
kehadiran komponen lain terutama yang mengikat pati, serta bentuk dari makanan
yang dikonsumsi masing-masing subjek diduga turut mempengaruhi (EI 1999).
Selain itu, selama pengambilan sampel darah terdapat beberapa subjek yang
sesekali tidak selalu dalam keadaan duduk (aktivitas ringan). Hal ini
dikhawatirkan dapat mempengaruhi data hasil pengukuran kadar glukosa darah.
Setelah didapat hasil kadar glukosa darah dari masing-masing subjek
terhadap pangan uji dan pangan standar, selanjutnya dilakukan pengolahan data
untuk mendapatkan indeks glikemik dari pangan uji. Nugget dan nugget formulasi
sebagai pangan uji sedangkan kentang sebagai pangan acuan atau standar. Nugget
formulasi sebagai pangan uji terbuat dari tempe,tepung kacang tunggak, brokoli
dan bayam. Dari delapan subjek yang diukur nilai IG nya didapatkan rata-rata
yang menunjukkan nilai IG masing-masing pangan uji, sebagai berikut :
Tabel 1. Indeks glikemik pangan uji
Pangan Indeks Glikemik (%)
Nugget tempe 111,4
Nugget formulasi (tempe, brokoli, 100,994
bayam,
tepung kacang tunggak)
Tabel tersebut menunjukkan indeks glikemik dari nugget tempe lebih
tinggi dibadingkan nugget formulasi. Nilai IG suatu makanan dipengaruhi oleh
beberapa faktor menurut Rimbawan dan Siagian (2004), yaitu proses pengolahan,
kadar serat pangan, kadar amilosa dan amilopektin, serta kadar lemak dan protein.
Proses pengolahan mempengaruhi IG karena proses pengolahan akan
mempengaruhi daya cerna dan daya serap suatu bahan pangan. Semakin tingginya
daya cerna dan daya serap suatu makanan maka semakin cepat menaikkan kadar
gula darah, sehingga semakin tinggi pula nilai IG makanan tersebut. Proses
pengolahan yang dapat mempengaruhi IG diantaranya adalah mengecilnya ukuran
(penepungan) dan pemasakan. Penepungan menyebabkan ukuran partikel suatu
makanan menjadi lebih kecil dan memperbesar luas permukan yang dapat
bersentuhan dengan, sehingga semakin cepat pencernaan dan penyerapan
karbohidrat. Pemasakan mempengaruhi IG karena proses pemasakan akan
menggelatinisasi pati sehingga lebih mudah dicerna oleh enzim dalam usus,
sehingga dapat mempercepat kenaikan kadar gula darah.
Pada nugget formulasi, terdapat beberapa serat yang ditambahkan dalam
pembuatannya, selain adanya tepung kacang tunggak dan tempe, yaitu brokoli dan
bayam. Hal ini juga berpengaruh pada nilai glikemiknya yang lebih rendah
dibadingkan nugget tempe yang lain. Menurut Miller dalam buku Indeks
Glikemik Pangan, Pengaruh serat pada IG pangan tergantung pada jenis seratnya.
Bila masih utuh serat dapat bertindak sebagai penghambat fisik pada pencernaan.
Akibatnya IG cenderung melebihi rendah. Hal ini menjadi salah satu alasan
mengapa kacang-kacangan atau tepung biji-bijian memiliki IG rendah ( 30 – 40 ).
Menurut Rimbawan, 2004 serat kasar mempertebal kerapatan atau ketebalan
campuran makanan dalam saluran pencernaan. Hal ini memperlambatnya
lewatnya makanan pada saluran pencernaan dan menghambat pergerakan enzim.
Dengan demikian proses pencernaan menjadi lambat dan akhirnya respon gula
darah menjadi lebih rendah.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil pengamatan dan perhitungan dapat disimpulkan
bahwa :
1. Sebagian besar subjek memiliki kadar glukosa darah puasa (kadar
glukosa menit ke-0) yang tergolong normal yaitu sekitar 80-110 mg/dl
(Depkes RI 2003).
2. Kadar glukosa darah enam belas subjek setelah mengonsumsi sampel
pangan uji dan pangan standar terlihat mengalami kenaikan berbeda-
beda yang fluktuatif. Karena perbedaan daya cerna pati dan interaksi
antara pati dan protein dari metabolisme tubuh masing-masing subjek.
Selain itu, selama pengambilan sampel darah terdapat beberapa subjek
yang sesekali tidak selalu dalam keadaan duduk (aktivitas ringan).
3. Nilai IG nugget formulasi lebih rendah dibandingkan nugget tempe
lainnya. Karena terdapat tambahan serat pangan yaitu brokoli dan
bayam yang dapat memperlambat lewatnya makanan pada saluran
pencernaan dan menghambat pergerakan enzim.
DAFTAR PUSTAKA
[Anonim]. 2011. Indeks Glikemik Makanan. http://www.news-medical.net/. [29
Mei 2014].
Bender D.A. dan Mayes P.A. 2003. Nutrition, Digestion, and Absorption. dalam
Harper’s Ilustrated Biochemistry. New York: Mc Graw-Hill Inc.
Defronzo. 2004. International Textbook of Diabetes Mellitus. London: Wiley
Dugi K, 2006. The Incidence of Diabetes is on the Rice, in both the Development
an Development Worlds. Germany: Profesor of Medicine at The
University of Heidelberg
Elliason, Gudmuson. 1996. Starch : Physicochemical and function a aspect.
Dalam : Elliason Editor. Carbohydrate in Food. New York : Macarell
Dekker Inc.
Fox EL. Bowera RW, and Foss Ml, 1993. The Physiological Basic of Exercise an
Sport. USA : Wim C. Brown Publisher, pp 16-21, 69, 164, 177, 178, 597.
Ganong, W. F., 2000. Fisiologi Kedokteran, terjemahan Adrianto, P., Buku.
Jakarta : Kedokteran EGC
Guyton, A.C., dan Hall, J.E., 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Ganong WF, 2005. Review of Medical Physiology, 20th edition. New York :
Lange Medical Books/ McGraw-Hill, pp 285,289,349,470.
Guyton AC, Hall JE, 2006. Textbook of Medical Physiology. Philadelphia: WB
Sounders Company, pp 72, 74-76, 91, 439, 830-833, 839, 923, 963, 964,
970-972, 975.
Miller, J.C.B., Powel, K.F., and Colagiuri, S. 1996. The GI Factor: The GI
Solution. Hodder and Stoughton: Australia Pty Limited.
Miller JCB, Powel KF, Colagiuri S. 1997. The GI Factor: The GI Solution.
Hodder and Stoughton, Hodder Headline Australia Pty Limited.
Foster-Powell K, Holt Susanna HA, Brand-Miller JC. 2002. International table of
glyemic index and glycemic load values : 2002. [Jurnal]
Ragnhild, A.L., N.L. Asp, M. Axelsen, and A. Raben. 2004. Glycemic
Index :Relevance for Health, Dietary Recommendations, and Nutritional
Labelling. Scandinavian J. Nutr. 48 (2): 84-94.
Rimbawan, Siagian A. 2004. Indeks Glikemik Pangan. Jakarta : Penerbit
Swadaya.
Rimbawan, Syarief H, Dalimunthe D, Siagian A. 2004. Pengaruh Indeks
Glikemik, Komposisi, dan Cara Pemberian Pangan Terhadap Respons
Glikemik [Jurnal].
Sarwono W. 2003. Pengkajian Status Gizi. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI
Sloan E, Alih Bahasa Veldman J, 2004. Anatomi dan Fisiologi, Edisi 1. Jakarta:
EGC kedokteran (299-300)
Vosloo. 2005. Some factor affecting the digestion carbohydrate and the blood
glucose respond. Journal of Family Ecologi and Consumer Science, Vol
33.
Widowati S. 2007. Pemanfaatan Ekstrak The Hijau dalam Pengembangan Beras
Fungsional untuk Penderita Diabetes Mellitus. Tesis. Bogor: Pascasajana.
Willet W, Manson J, Liu S. 2002. Glycemic index, glycemic load and risk of type
2 diabetes. Am J Clin Nutr 76 (1):274S-280S.
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN PERHITUNGAN
A. FORMULA 1 (NUGET TEMPE)
KELOMPOK 1A
a. Produk Pangan Uji (Nugget Tempe)
AUC = (a+b)
2 x t
AUC1 = 146+115
2 x 15
= 1957,5 mg dl-1menit
AUC2 = 115+111
2 x 15
= 1695 mg dl-1menit
AUC3 = 111+73
2 x 15
= 1380 mg dl-1menit
AUC4 = 73+108
2 x 30
= 2715 mg dl-1menit
AUC5 = 108+102
2 x 30
= 3150 mg dl-1menit
AUC Total = AUC1 + AUC2 + AUC3 + AUC4 + AUC5
= 1957,5 + 1695 + 1380 + 2715 + 3150
= 10897,5 mg dl-1menit
b. Produk Pangan Acuan (Kentang Goreng)
AUC1 = (95+94)
2 x 15
= 1417,5 mg dl-1menit
AUC2 = (94+65)
2 x 15
= 1192,5 mg dl-1menit
AUC3 = (65+98)
2 x 15
= 1222,5 mg dl-1menit
AUC4 = (98+58)
2 x 30
= 2340 mg dl-1menit
AUC5 = (58+105)
2 x 30
= 2445 mg dl-1menit
AUC Total = 1417,5 + 1192,5 + 1222,5 + 2340 + 2445
= 8617,5 mg dl-1menit
Nilai IG1 = AUC uji
AUC standar x 100%
= 10897,58617,5 x 100%
= 126,46 %
KELOMPOK 2A
a. Produk Pangan Uji (Nugget Tempe)
AUC = (a+b)
2 x t
AUC1 = (61+96)
2 x 15
= 1177,5 mg dl-1menit
AUC2 = (96+111)
2 x 15
= 1552,5 mg dl-1menit
AUC3 = (111+101)
2 x 15
= 1590 mg dl-1menit
AUC4 = (101+77)
2 x 30
= 2670 mg dl-1menit
AUC5 = (77+97)
2 x 30
= 2610 mg dl-1menit
AUC Total = AUC1 + AUC2 + AUC3 + AUC4 + AUC5
= 1177,5 + 1552,5 + 1590 + 2670 + 2610
= 9600 mg dl-1menit
b. Produk Pangan Acuan (Kentang Goreng)
AUC1 = (75+78)
2 x 15
= 1147,5 mg dl-1menit
AUC2 = (78+42)
2 x 15
= 900 mg dl-1menit
AUC3 = (42+72)
2 x 15
= 855 mg dl-1menit
AUC4 = (72+60)
2 x 30
= 1980 mg dl-1menit
AUC5 = (60+46)
2 x 30
= 1590 mg dl-1menit
AUC Total = 1147,5 + 900 + 855 + 1980 + 1590
= 6472,5 mg dl-1menit
Nilai IG2 = AUC uji
AUC standar x 100%
= 9600
6472,5 x 100%
= 148,32 %
KELOMPOM 3A
a. Produk Pangan Uji (Nugget Tempe)
AUC = (a+b)
2 x t
AUC1 = (135+111)
2 x 15
= 1845 mg dl-1menit
AUC2 = (111+120)
2 x 15
= 1732,5 mg dl-1menit
AUC3 = (120+107)
2 x 15
= 1702,5 mg dl-1menit
AUC4 = (107+93)
2 x 30
= 3000 mg dl-1menit
AUC5 = (93+123)
2 x 30
= 3240 mg dl-1menit
AUC Total = AUC1 + AUC2 + AUC3 + AUC4 + AUC5
= 1845 + 1732,5 + 1702,5 + 3000 + 3240
= 11520 mg dl-1menit
b. Produk Pangan Acuan (Kentang Goreng)
AUC1 = (106+103)
2 x 15
= 1567,5 mg dl-1menit
AUC2 = (103+77)
2 x 15
= 1350 mg dl-1menit
AUC3 = (77+79)
2 x 15
= 1170 mg dl-1menit
AUC4 = (79+63)
2 x 30
= 2130 mg dl-1menit
AUC5 = (63+82)
2 x 30
= 2175 mg dl-1menit
AUC Total = 1567,5 + 1350 + 1170 + 2130 + 2175
= 8392,5 mg dl-1menit
Nilai IG3 = AUC uji
AUC standar x 100%
= 115208392,5 x 100%
= 137,27 %
KELOMPOK 4A
a. Produk Pangan Uji (Nugget Tempe)
AUC = (a+b)
2 x t
AUC1 = (84+80)
2 x 15
= 1642,5 mg dl-1menit
AUC2 = (112+143)
2 x 15
= 1912,5 mg dl-1menit
AUC3 = (143+118)
2 x 15
= 1957,5 mg dl-1menit
AUC4 = (118+94)
2 x 30
= 3180 mg dl-1menit
AUC5 = (94+108)
2 x 30
= 3030 mg dl-1menit
AUC Total = AUC1 + AUC2 + AUC3 + AUC4 + AUC5
= 1642,5 + 1912,5 + 1957,5 + 3180 + 3030
= 11722,5 mg dl-1menit
b. Produk Pangan Acuan (Kentang Goreng)
AUC1 = (93+92)
2 x 15
= 1387,5 mg dl-1menit
AUC2 = (92+75)
2 x 15
= 1252,5 mg dl-1menit
AUC3 = (75+95)
2 x 15
= 1275 mg dl-1menit
AUC4 = (95+95)
2 x 30
= 2850 mg dl-1menit
AUC5 = (95+78)
2 x 30
= 2595 mg dl-1menit
AUC Total = 1387,5+ 1252,5 + 1275 + 2850 + 2595
= 9360 mg dl-1menit
Nilai IG4 = AUC uji
AUC standar x 100%
= 11722,5
9360 x 100%
= 125,24 %
KELOMPOK 5A
a. Produk Pangan Uji (Nugget Tempe)
AUC = (a+b)
2 x t
AUC1 = (84+80)
2 x 15
= 1230 mg dl-1menit
AUC2 = (80+61)
2 x 15
= 1057,5 mg dl-1menit
AUC3 = (61+95)
2 x 15
= 1170 mg dl-1menit
AUC4 = (95+105)
2 x 30
= 3000 mg dl-1menit
AUC5 = (105+81)
2 x 30
= 2790 mg dl-1menit
AUC Total = AUC1 + AUC2 + AUC3 + AUC4 + AUC5
= 1230 + 1057,5 + 1170 + 3000 + 2790
= 9247,5 mg dl-1menit
b. Produk Pangan Acuan (Kentang Goreng)
AUC1 = (88+95)
2 x 15
= 1372,5 mg dl-1menit
AUC2 = (95+92)
2 x 15
= 1402,5 mg dl-1menit
AUC3 = (92+85)
2 x 15
= 1327,5 mg dl-1menit
AUC4 = (85+120)
2 x 30
= 3075 mg dl-1menit
AUC5 = (120+76)
2 x 30
= 2540 mg dl-1menit
AUC Total = 1372,5 + 1402,5 + 1327,5 + 3075 + 2940
= 10117,5 mg dl-1menit
Nilai IG5 = AUC uji
AUC standar x 100%
= 9247,510117,5 x 100%
= 91,40 %
KELOMPOK 6A
a. Produk Pangan Uji (Nugget Tempe)
AUC = (a+b)
2 x t
AUC1 = (75+56)
2 x 15
= 982,5 mg dl-1menit
AUC2 = (56+68)
2 x 15
= 930 mg dl-1menit
AUC3 = (68+80)
2 x 15
= 1110 mg dl-1menit
AUC4 = (80+74 )
2 x 30
= 2310 mg dl-1menit
AUC5 = (74+87)
2 x 30
= 2415 mg dl-1menit
AUC Total = AUC1 + AUC2 + AUC3 + AUC4 + AUC5
= 982.5 + 930 + 1110 + 2310 + 2415
= 7747,5 mg dl-1menit
b. Produk Pangan Acuan (Kentang Goreng)
AUC1 = (114+98)
2 x 15
= 1590 mg dl-1menit
AUC2 = (98+98)
2 x 15
= 1470 mg dl-1menit
AUC3 = (98+94)
2 x 15
= 1440 mg dl-1menit
AUC4 = (94+93)
2 x 30
= 2805 mg dl-1menit
AUC5 = (93+80)
2 x 30
= 2595 mg dl-1menit
AUC Total = 1590 + 1470 + 1440 + 2805 + 2595
= 9900 mg dl-1menit
Nilai IG6 = AUC uji
AUC standar x 100%
= 7747,59900 x 100%
= 78,26 %
KELOMPOK 7A
a. Produk Pangan Uji (Nugget Tempe)
AUC = (a+b)
2 x t
AUC1 = (104+110)
2 x 15
= 1605 mg dl-1menit
AUC2 = (110+101)
2 x 15
= 1582,5 mg dl-1menit
AUC3 = (101+85)
2 x 15
= 1395 mg dl-1menit
AUC4 = (85+71)
2 x 30
= 2340 mg dl-1menit
AUC5 = (71+102)
2 x 30
= 2595 mg dl-1menit
AUC Total = AUC1 + AUC2 + AUC3 + AUC4 + AUC5
= 1605 + 1582,5 + 1395 + 2340 + 2595
= 9517,5 mg dl-1menit
b. Produk Pangan Acuan (Kentang Goreng)
AUC1 = (105+95)
2 x 15
= 1507,5 mg dl-1menit
AUC2 = (96+91)
2 x 15
= 1402,5 mg dl-1menit
AUC3 = (91+110 )
2 x 15
= 1507,5 mg dl-1menit
AUC4 = (110+80)
2 x 30
= 2580 mg dl-1menit
AUC5 = (80+78)
2 x 30
= 2370 mg dl-1menit
AUC Total = 1507,5 + 1402,5 + 1507,5 + 2580 + 2370
= 9367,5 mg dl-1menit
Nilai IG7 = AUC uji
AUC standar x 100%
= 9517,59367,5 x 100%
= 101,60 %
KELOMPOK 8A
a. Produk Pangan Uji (Nugget Tempe)
AUC = (a+b)
2 x t
AUC1 = (70+89)
2 x 15
= 1192,5 mg dl-1menit
AUC2 = (89+98)
2 x 15
= 1402,5 mg dl-1menit
AUC3 = (98+102)
2 x 15
= 1500 mg dl-1menit
AUC4 = (102+98)
2 x 30
= 3000 mg dl-1menit
AUC5 = (98+84)
2 x 30
= 2730 mg dl-1menit
AUC Total = AUC1 + AUC2 + AUC3 + AUC4 + AUC5
= 1192,5 + 1402,5 + 1500 + 3000 + 2730
= 9825 mg dl-1menit
b. Produk Pangan Acuan (Kentang Goreng)
AUC1 = (118+114)
2 x 15
= 1740 mg dl-1menit
AUC2 = (114+238)
2 x 15
= 2640 mg dl-1menit
AUC3 = (238+99)
2 x 15
= 2527,5 mg dl-1menit
AUC4 = (99+78)
2 x 30
= 2655 mg dl-1menit
AUC5 = (78+77)
2 x 30
= 2325 mg dl-1menit
AUC Total = 1740+ 2640 + 2527,5 + 2655 + 2325
= 11887,5 mg dl-1menit
Nilai IG8 = AUC uji
AUC standar x 100%
= 9825
11887,5 x 100%
= 82,65 %
IG⅀ = IG 1+ IG 2+ IG 3+ IG 4+ IG 5+ IG 6+ IG 7+ IG 8
8
= 126,45+148,32+137,27+125,24+91,40+78,26+101,60+82,65
= 111,4 %
B. FORMULA 2 (NUGGET TEMPE SAYUR)
KELOMPOK 1B
A. Produk Pangan Uji (nugget)
AUC1=88+122
2x15 = 1575
AUC2=122+120
2x15= 1815
AUC3=120+110
2x 15 =1650
AUC4=100+142
2x30 =3630
AUC5=142+98
2x30 = 3600
∑ AUC=1575+1815+1650+3630+3600
¿12270
B. Produk Pangan Acuan(Kentang)
AUC1=95+98
2x15 = 1447,5
AUC2=98+103
2x 15 =1507,5
AUC3=103+110
2x 15 =1597,5
AUC4=110+97
2x30 =3105
AUC5=97+111
2x30 = 3120
∑ AUC=1447,5+1507,5+1597,5+3105+3120
¿10777,5
IG=12270
10775,5x100 %
IG=113,896%
KELOMPOK 2B
A. Pangan Uji (nugget)
AUC 1 = (a+b) x t = (94+64) x 15 = 1185 mg/dl
2 2
AUC 2 = (a+b) x t = (64+91) x 15 = 1162,5 mg/dl
2 2
AUC 3 = (a+b) x t = (91+87) x 15 = 1335 mg/dl
2 2
AUC 4 = (a+b) x t = (87+87) x 30 = 2610 mg/dl
2 2
AUC 5 = (a+b) x t = (87+136) x 30 = 3345 mg/dl
2 2
Total AUC = 1185 + 1162,5 + 1335 + 2610 + 3345 = 9637,5 mg/dl
B. PANGAN STANDARD (KENTANG
AUC 1 = (a+b) x t = (86+95) x 15 = 1357,5 mg/dl
2 2
AUC 2 = (a+b) x t = (95+58) x 15 = 1147,5 mg/dl
2 2
AUC 3 = (a+b) x t = (58+116) x 15 = 1305 mg/dl
2 2
AUC 4 = (a+b) x t = (116+123) x 30 = 3585 mg/dl
2 2
AUC 5 = (a+b) x t = (123+84) x 30 = 3105 mg/dl
2 2
Total AUC = 1357,5 + 1147,5 + 1305 + 3585 + 3105 = 10500 mg/dl
NILAI INDEKS GLIKEMIK (IG) = AUC PANGAN UJI x 100%
AUC PANGAN STANDARD
= 9637,5 mg/dl x 100% = 91, 786%
1500 mg/dL
KELOMPOK 3B
A. Produk Pangan Uji (Nugget Tempe)
AUC1 = 94+103
2x15 = 1.477,5 mg.dL-1.menit
AUC2 = 103+107
2x 15= 1.575 mg.dL-1.menit
AUC3 = 107+91
2x 15 = 1.485 mg.dL-1.menit
AUC4 = 91+112
2x 30 = 3.045 mg.dL-1.menit
AUC5 = 112+125
2x 30 = 3.555 mg.dL-1.menit
B. Produk Pangan Standard (Kentang Goreng)
AUC1 = 98+100
2x 15 = 1.485 mg.dL-1.menit
AUC2 = 100+96
2x 15 = 1.470 mg.dL-1.menit
AUC3 = 96+90
2x15 = 1.395 mg.dL-1.menit
AUC4 = 90+98
2x30 = 2.820 mg.dL-1.menit
AUC5 = 98+96
2x30 = 2.910 mg.dL-1.menit
IG = AUC panganuji
AUC pangan standardx100 %=
11.137,510.080
x 100% = 110,49
KELOMPOK 4B
A. Produk Nugget + Sayur
1. AUC = 78+99
2× 15=¿1327,5
2. AUC = 99+96
2×15=¿1462,5
3. AUC = 96+89
2×15=¿1387,5
4. AUC = 89+95
2× 30=¿2760
5. AUC = 95+111
2×30=¿3090
Jumlah = 1327,5+1462,5+ 1387,5+ 2760 + 3090 = 10.027,5
B. Produk Acuan
1. AUC = 109+106
2×15=1612,5
2. AUC = 106+92
2× 15=1485
3. AUC = 92+99
2× 15=¿1432,5
4. AUC = 99+104
2×30=¿3045
5. AUC = 104+98
2×30=¿3030
Jumlah = 1612,5 + 1485 + 1432,5 + 3045 + 3030 = 10605
IG = 10.027,5
10605×100 %=94,55 %
KELOMPOK 5B
A. Produk Pangan Uji (Nugget)
AUC 1 = 108+105
2x15 %
= 1597,5 mg.dL-1.menit
AUC 2 = 105+102
2x15 %
= 1552,5 mg.dL-1.menit
AUC 3 = 102+51
2x15 %
= 1147,5 mg.dL-1.menit
AUC 4 = 51+100
2x30 %
= 2265 mg.dL-1.menit
AUC 5 = 100+99
2x 30 %
= 2985 mg.dL-1.menit
Total = 1597.5 + 1552.5 + 1147.5 + 2265 + 2985 = 9547,5 mg.dL-1.menit
B. Produk Acuan (Kentang)
AUC 1 = 88+98
2x15 %
= 1395 mg.dL-1.menit
AUC 2 = 98+83
2x15 %
= 1357,5 mg.dL-1.menit
AUC 3 = 83+95
2x15 %
= 1335 mg.dL-1.menit
AUC 4 = 95+83
2x30%
= 2670 mg.dL-1.menit
AUC 5 = 83+91
2x 30 %
= 2610 mg.dL-1.menit
Total = 1395 + 1357.5 + 1335 + 2670 + 2610 = 9367,5 mg.dL-1.menit
IG = 9547 .59367 .5
x100 %
= 101.921 %
KELOMPOK 6B
A. PRODUK NUGGET + SAYUR
AUC = 106+101
2×15=1552,5
AUC = 101+100
2×15=1507,5
AUC = 100+99
2× 15=1492,5
AUC = 99+97
2×30=2940
AUC = 97+96
2×30=2895
Jumlah = 1552,5 + 1507,5 + 1492,5 + 2940 + 2895 = 10.387,5
B. PRODUK ACUAN
AUC = 98+93
2×15=1432,5
AUC = 93+64
2×15=1177,5
AUC = 64+88
2×15=1140
AUC = 88+95
2×30=2745
AUC = 95+87
2×30=2730
Jumlah = 1432,5 + 1177,5 + 1140 + 2745 + 2730 = 9225
IG = 10.387,5
9225×100 %=112,6 %
KELOMPOK 7B
1. Pangan uji
AUC1=( a+b ) x t
2=
(101+64 ) x152
=¿ 1237,5
AUC2=(a+b ) x t
2= (64+93 ) x 15
2=¿ 1177,5
AUC3=(a+b ) x t
2=
(93+76 ) x 152
=1267,5
AUC4=(a+b ) x t
2=
(76+88 ) x 302
=¿ 2460
AUC5=(a+b ) x t
2=
(88+96 ) x 302
=2760
∑ AUC pangan uji=AUC1+AUC2+ AUC3+ AUC4+ AUC5
= 1237,5 + 1177,5 + 1267,5 + 2460 + 2760
= 8902,5 mg. dL-1.menit
2. Pangan standar (kentang)
AUC1=( a+b ) x t
2=
(83+92 ) x152
=¿1312,5
AUC2=(a+b ) x t
2=
(92+77 ) x152
=1267,5
AUC3=(a+b ) x t
2=
(77+100 ) x152
=¿ 1327,5
AUC4=(a+b ) x t
2= (100+91 ) x30
2=¿ 2865
AUC5=(a+b ) x t
2=
(91+95 ) x302
=¿ 2790
∑ AUC pangan standar=AUC1+AUC2+ AUC3+ AUC4+ AUC5
= 1312,5 + 1267,5+1327,5 + 2865 + 2790
= 9562,5 mg. dL-1.menit
IndeksGlisemik=∑ Pangan uji
∑ pangan standarx100 %
IndeksGlisemik=8902,59562,5
x100 %
= 0,93098 x 100%
= 93,098%
KELOMPOK 8B
A. Produk Pangan Fungsional (Nugget Tempe)
AUC 1 = 99+97
2x15 = 1.470 mg.dL-1.menit
AUC 2 = 97+109
2x 15 = 1.545 mg.dL-1.menit
AUC 3 = 109+101
2x15= 1.575 mg.dL-1.menit
AUC 4 = 101+95
2x30 = 2.940 mg.dL-1.menit
AUC 5 = 95+63
2x 30 = 2.370 mg.dL-1.menit
B. Produk Pangan Standard (Kentang Goreng)
AUC 1 = 115+92
2x 15 = 1.552,5 mg.dL-1.menit
AUC 2 = 92+108
2x15 = 1.500 mg.dL-1.menit
AUC 3 = 108+102
2x15= 1.575 mg.dL-1.menit
AUC 4 = 102+110
2x 30 = 3.180 mg.dL-1.menit
AUC 5 = 110+106
2x30= 3240 mg.dL-1.menit
IG = 9.900
11.047,5x 100% = 89,613 %
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN GAMBAR
1. Alat dan Bahan Pengujian
Glukometer Lancets
2. Pelaksanaan Pengujian IG
Jarum (Blood lancets)
Strip
Alkohol 70% Kapas