ikameilaty.files.wordpress.com file · web viewpraktikum pengukuran indeks glikemik bertujuan untuk...

23

Click here to load reader

Upload: phamthien

Post on 01-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ikameilaty.files.wordpress.com file · Web viewPraktikum pengukuran indeks glikemik bertujuan untuk mengetahui indeks glikemik dari beberapa jenis ... Dewasa ini teknik pengolahan

Laporan Praktikum Hari / tanggal : Senin, 28 Februari 2011M. K. Evaluasi Nilai Gizi Tempat : Lab ENG lt. II

PENGUKURAN INDEKS GLIKEMIK

Oleh :Kelompok 3B

Ade Yuliani I14080012Dian Rizki Eka Rizal I14080060Trikorian Ade Sanjaya I14080093Ika Meilati I14080120

Asisten :

Faiz Nur HanumZahra Juwita

Penanggung Jawab Praktikum :

Dr. Ir. Evy Damayanthi, MS

MAYOR ILMU GIZIDEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIAINSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 2: ikameilaty.files.wordpress.com file · Web viewPraktikum pengukuran indeks glikemik bertujuan untuk mengetahui indeks glikemik dari beberapa jenis ... Dewasa ini teknik pengolahan

PENDAHULUAN

Latar BelakangSituasi kesehatan manusia belakangan ini semakin memburuk.

Disebabkan oleh beberapa faktor dan diantaranya yang paling penting adalah

semakin buruknya pola konsumsi makan seseorang. Seseorang tidak lagi

memperdulikan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh, tetapi hanya

memikirkan apa yang ingin mereka makan saja.

Berbagai cara belakangan ini dilakukan oleh produsen makanan dan

pihak kesehatan untuk menekan laju pertumbuhan kesehatan yang buruk ini.

Salah satunya dengan menghitung kadar indeks glikemik suatu bahan pangan.

Indeks Glikemik adalah angka yang menunjukkan potensi peningkatan

glukosa darah dari karbohidrat yang tersedia pada suatu pangan atau secara

sederhana dapat dikatakan sebagai tingkatan atau rangking pangan menurut

efeknya terhadap kadar glukosa darah ( Powell 2002).

Makanan yang memiliki IG yang tinggi berarti makanan tersebut

meninggikan gula darah dalam waktu yang lebih cepat, lebih fluktuatif, lebih

tinggi, dari makanan yang memiliki IG yang rendah. Perlu diketahui bahwa

naiknya gula darah atau glukosa darah hanya disebabkan oleh zat karbohidrat

saja sementara protein dan lemak tidak meninggikan glukosa darah setelah

konsumsi. Jadi indeks glikemik ini paling penting untuk memilih makanan yang

mengandung banyak karbohidrat sebagai sumber tenaga (Sarwono 2003).

Makanan yang sangat kurang atau tidak mengandung karbohidrat tidak

memiliki nilai IG seperti ikan, daging, telur, alpukat, minyak goreng, margarine

dan lain-lain. Badan Kesehatan Dunia WHO bersama dengan FAO

menganjurkan konsumsi makanan dengan IG rendah untuk mencegah penyakit-

penyakit degeneratif yang terkait dengan pola makan seperti penyakit jantung,

diabetes, dan obesitas. Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi IG pada

pangan antara lain cara pengolahan, perbandingan amilosa dan amilopektin,

tingkat keasaman dan daya osmotik, kadar serat, kadar lemak dan protein,

serata kadar zat anti gizi- pangan ( Rimbawan & Siagan 2004).

Pada Praktikum ini akan dihitung kadar indeks glikemik beberapa bahan

pangan, agar dapat diketahui bahan pangan mana yang memiliki indeks glikemik

rendah dan tinggi. Sehingga masyarakat dapat mengkonsumsinya sesuai

dengan kebutuhan mereka.

Page 3: ikameilaty.files.wordpress.com file · Web viewPraktikum pengukuran indeks glikemik bertujuan untuk mengetahui indeks glikemik dari beberapa jenis ... Dewasa ini teknik pengolahan

TujuanPraktikum pengukuran indeks glikemik bertujuan untuk mengetahui

indeks glikemik dari beberapa jenis bahan pangan yang akan diujikan.

Page 4: ikameilaty.files.wordpress.com file · Web viewPraktikum pengukuran indeks glikemik bertujuan untuk mengetahui indeks glikemik dari beberapa jenis ... Dewasa ini teknik pengolahan

TINJAUAN PUSTAKA

Indeks GlikemikIndeks glikemik (IG) adalah tingkatan pangan menurut efeknya terhadap

gula darah. Pangan yang menaikkan kadar gula darah dengan cepat memiliki IG

tinggi. Sebaliknya, pangan yang menaikkan kadar gula darah dengan lambat

memiliki IG rendah. Indeks glikemik bahan pangan dipengaruhi oleh kadar

amilosa, protein, lemak, serat, dan daya cerna pati. Daya cerna pati merupakan

kemampuan pati untuk dapat dicerna dan diserap dalam tubuh. Karbohidrat yang

lambat diserap menghasilkan kadar glukosa darah yang rendah dan berpotensi

mengendalikan kadar glukosa darah.

Produk Nilai indeks glikemik Golongan IG

Jagung * 59 Sedang

Tepung jagung * 68 Sedang

Beras * 69 Sedang

Gandum * 30 Rendah

Semolina * 55 Sedang

Mi jagung varietas Srikandi putih ** 57 Sedang

Mi instan (dari gandum) * 47 Rendah

Mi kacang hijau * 26 Rendah

Mi atau pasta beras * 61 Sedang

Mi sagu *** 28 Rendah

Spageti (dari semolina) * 59 Sedang

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks GlikemikPara ahli telah mempelajari faktor-faktor penyebab perbedaan IG antara

pangan yang satu dengan lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu cara

pengolahan (tingkat gelatinisasi pati dan ukuran partikel), perbandingan amilosa

dan amilopektin, gizi pangan.

a. Proses Pengolahan

Dewasa ini teknik pengolahan pangan menjadikan pangan tersedia dalam

bentuk, ukuran dan rasa yang lebih enak. Proses penggilingan menyebabkan

struktur pangan menjadi halus sehingga pangan tersebut mudah dicerna dan

diserap. Pangan yang mudah cerna dan diserap menaikan kadar gula darah

dengan cepat.

Page 5: ikameilaty.files.wordpress.com file · Web viewPraktikum pengukuran indeks glikemik bertujuan untuk mengetahui indeks glikemik dari beberapa jenis ... Dewasa ini teknik pengolahan

Penumpukan dan penggilingan biji-bijian memperkecil ukuran partikel

sehingga mudah menyerap air menurut Liljeberg dalam buku Indeks Glikemik

Pangan, makin kecil ukuran partikel maka IG pangan makin tinggi. Butiran utuh

serealia, seperti gandum menghasilkan glukosa dan insulin yang rendah. Namun

ketika biji-bijian digiling sebelum direbus, respon glokusa dan insulin mengalami

peningkatan yang bermakna (Rimbawan dan Siagian 2004).

b. Kadar Amilosa dan Amilopektin

Amilosa adalah polimer gula sederhana yang tidak bercabang. Struktur

yang tidak bercabang ini membuat amilosa terikat lebih kuat sehingga sulit

tergelatinisasi akibatnya mudah cerna.Sementara Amilopektin-polimer gula

sederhana memiliki ukuran molekul lebih besar dan lebih terbuka sehingga

mudah tergelatinisasi akibatnya mudah cerna.

Penelitian terhadap pangan yang memiliki kadar amilosa dan amilopektin

berbeda menunjukkan bahwa kadar glukosa darah dan respon insulin lebih

rendah setelah mengkonsumsi pangan berkadar amilosa tinggi daripada pangan

berkadar amilopektin tinggi. Sebaliknya bila kadar amilopektin pangan lebih tinggi

daripada amilosa,respon gula darah lebih tinggi (Rimbawan dan Siagian 2004).

c. Kadar Gula dan Daya Osmotik Pangan

Pengaruh gula secara alami terdapat didalam pangan dalam berbagai

porsi terhadap respon gula darah sangat sulit diprediksi. Hal ini dikarenakan

pengosongan lambung diperlambat oleh peningkatan konsumsi gula apapun

strukturnya (Sarwono 2002).

d. Kadar Serat Pangan

Menurut Miller dalam buku Indeks Glikemik Pangan, Pengaruh serat pada

IG pangan tergantung pada jenis seratnya.bila masih utuh serat dapat bertindak

sebagai penghambat fisik pada pencernaan. Akibatnya IG cenderung melebihi

rendah. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa kacang-kacangan atau

tepung biji-bijian memiliki IG rendah (30 – 40).

Menurut Rimbawan dan Siagian (2004) serat kasar mempertebal

kerapatan atau ketebalan campuran makanan dalam saluran pencernaan. Hal ini

memperlambatnya lewatnya makanan pada saluran pencernaan dan

menghambat pergerakan enzim. Dengan demikian proses pencernaan menjadi

lambat dan akhirnya respon gula darah menjadi lebih rendah.

e. Kadar Lemak dan Protein Pangan

Page 6: ikameilaty.files.wordpress.com file · Web viewPraktikum pengukuran indeks glikemik bertujuan untuk mengetahui indeks glikemik dari beberapa jenis ... Dewasa ini teknik pengolahan

Pangan berkadar lemak dan protein tinggi cenderung memperlambat laju

pengosongan lambung. Dengan demikian laju pencernaan makanan di usus

halus juga diperlambat. Oleh karena itu pangan berkadar lemak tinggi cenderung

memiliki IG lebih rendah daripada sejenis berkadar lemak lebih rendah

(Rimbawan dan Siagian 2004).

f. Kadar Anti Gizi Pangan

Menurut Rimbawan dan Siagian (2004) beberapa pangan secara alamiah

mengandung zat yang dapat menyebabkan keracunan bila jumlahnya besar. Zat

tersebut dinamakan zat anti gizi. Beberapa zat anti gizi tetap aktif walaupun

sudah melalui proses pemasakan. Zat anti gizi pada biji-bijian dapat

memperlambat pencernaan karbohidrat didalam usus halus. Akibatnya IG

pangan menurun.

Metode Pengukuran Indeks GlikemikPengukuran Indeks Glikemik menggunakan pangan acuan dan pangan

standar. Prosedur penentuan IG pangan dilakukan dengan prosedur baku (Miller

et.al 1997). Selama pengukuran IG subyek berada dalam keadaan sntai atau

aktivitas ringan. Kurva polinomial respon glikemik masing-masing pangan uji

ditentukan dengan pendekatan trial and error dengan bantuan Microsoft Excel.

Model polinomial yang terpilih adalah yang memiliki nilai R2 yang paling tinggi

(Rimbawan dkk 2004).

JagungJagung manis ( Zae mays saccharata) termasuk family Gramineae dari

suku Maydeae. Jagung manis adalah jagung tipe gigi kuda (dent corn), mutiara

(flint corn) atau berondong (pop corn) yang kehilangan kemampuan untuk

menghasilkan pati. Jagung manis merupakan jagung yang digolongkan

berdasarkan sifat endospermanya. Endosperma jagung manis mempunyai kadar

gula lebih tinggi daripada kadar pati serta transparan dan keriput saat kering

(Berger 1962). Nilai indeks glikemik jagung manis berdasarkan penelitian Foster-

Powell et.al. (2002), yang dibandingkan dengan standar glukosa adalah 60.

Sementara nilai indeks glikemik jagung dengan standar roti putih adalah 86.

BerasSecara umum IG beras ditentukan oleh varietas atau jenis padi dan

gabahnya, yang ada hubungannya dengan sifat fisiko kimia, namun bisa juga

dipengaruhi oleh proses pengolahan, di antaranya pada proses parboiling. Beras

dari beberapa varietas unggul padi yang telah berkembang dewasa ini memiliki

Page 7: ikameilaty.files.wordpress.com file · Web viewPraktikum pengukuran indeks glikemik bertujuan untuk mengetahui indeks glikemik dari beberapa jenis ... Dewasa ini teknik pengolahan

indeks glikemik yang rendah. Nilai indeks glikemik bahan pangan dikelompokkan

menjadi rendah (<55), sedang (55-70), dan tinggi (>70). Berdasarkan kandungan

amilosa, beras dapat dibedakan menjadi beras ketan (kadar amilosa 10- 20%),

beras beramilosa sedang (kadar amilosa 20-25%), dan beras beramilosa tinggi

(>25%).

Page 8: ikameilaty.files.wordpress.com file · Web viewPraktikum pengukuran indeks glikemik bertujuan untuk mengetahui indeks glikemik dari beberapa jenis ... Dewasa ini teknik pengolahan

METODOLOGIWaktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 28 Februari 2011 dan

21 Februari 2011, pada pukul 10.00 sampai dengan pukul 13.00 WIB. Praktikum

Mata Kuliah evaluasi Nilai Gizi ini dilaksanakan di Laboratorium evaluasi Nilai

Gizi lantai 2, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut

Pertanian Bogor.

Alat dan BahanBahan-bahan yang digunakan adalah strip analisis glukosa, lancet, kapas

swab, sampel darah, nasi, nasi ketan, roti tawar, jagung. Sedangkan alat-alat

yang digunakan pada praktikum ini adalah glukometer one touch glucose blood

system dan laptop.

Prosedur PercobaanPengukuran Indeks Glikemik

Diambil darah subjek, lalu diukur BB, TB, dan IMT subjek.

Diberikan pangan yang akan diukur IG nya

kepada subjek yang sudah menjalani puasa kurang lebih 10 jam.

Dibutuhkan minimal 6 orang subjek untuk mengukur

satu jenis bahan pangan yang diukur IG nya.

Diambil sampel darah menggunakan finger frick

sebelum 2 jam pangan diberikan dan setelah pemberian pangan

pada menit ke 0, 15, 30, 45, 60, 90, dan 120.

Ditebarkan kadar gula darah dalam dua sumbu

Yaitu sumbu waktu dan kadar glukosa darah.

Ditentukan IG dengan membandingkan luas daerah di bawah kurva

antara pangan yang diukur IG nya dengan pangan acuan dan kontrol.

Page 9: ikameilaty.files.wordpress.com file · Web viewPraktikum pengukuran indeks glikemik bertujuan untuk mengetahui indeks glikemik dari beberapa jenis ... Dewasa ini teknik pengolahan

Pengolahan Data Hasil pengukuran IG

Diolah data kadar glukosa darah subjek menggunakan Ms. Excel.

Dientri data kadar glukosa darah subjek

pada kolom yang tersedia di active sheet Ms. Excel.

( seperti pada tabel 2)

Dibuat tabel perbandingannya dari data yang telah dirata-ratakan

sesuai waktu pengambilan sampel.

( seperti pada tabel 3 dan 4)

Ditebarkan pada data tersebut pada dua sumbu yaitu

sumbu x ( waktu) dan sumbu y ( kadar glukosa darah)

( akan timbul gambar seperti chart 1 dan 2)

Diikuti tahan yang muncul pada tampilan chat wizard.

Di klik kanan pada salah satu garis grafik

pada active sheet lalu pilih add trendline.

Dilakukan penentuan IG dengan cara membandingkan

luas daerah dibawah kurva antara pangan yang diukur IG nya.

Dihitung luas daerah dibawah kurva dengan cara

mengintegralakn pers yang diperoleh.

Page 10: ikameilaty.files.wordpress.com file · Web viewPraktikum pengukuran indeks glikemik bertujuan untuk mengetahui indeks glikemik dari beberapa jenis ... Dewasa ini teknik pengolahan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Indeks glikemik (IG) adalah tingkatan pangan menurut efeknya terhadap

gula darah. Dengan kata lain indeks glikemik adalah respon glukosa darah

terhadap makanan dibandingkan dengan respon glukosa darah terhadap glukosa

murni. Indeks glikemik berguna untuk menentukan respon glukosa darah

terhadap jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi (Sarwono 2002).

Pangan yang menaikkan kadar gula darah dengan cepat memiliki IG

tinggi. Sebaliknya, pangan yang menaikkan kadar gula darah dengan lambat

memiliki IG rendah. Indeks glikemik bahan pangan dipengaruhi oleh kadar

amilosa, protein, lemak, serat, dan daya cerna pati. Daya cerna pati merupakan

kemampuan pati untuk dapat dicerna dan diserap dalam tubuh. Karbohidrat yang

lambat diserap menghasilkan kadar glukosa darah yang rendah dan berpotensi

mengendalikan kadar glukosa darah (Rimbawan dan Siagian 2004).

IG dikategorikan tinggi jika memiliki nilai 70 atau lebih, sedang antara 56-

69 dan rendah jika nilainya 55 ke bawah (Powel, Holt dan Miller 2002). Nilai IG

dianggap penting karena konsumsi makan yang memiliki IG tinggi akan

meningkatkan secara cepat gula darah yang akan menyebabkan gangguan

sensivitas insulin, obesitas, peningkatan tekanan darah, peningkatan lipid darah

dan meningkatkan resiko DM tipe 2 (Dolson 2006).

Prinsipnya pengukuran indeks glikemik pangan dilakukan melalui

pengambilan darah subjek setelah mengkonsumsi pangan (pangan uji dan

pangan standar) selama selang waktu tertentu. Kemudian kadar glukosa darah

subjek diplotkan ke dalam grafik dan dibandingkan luas daerah dibawah kurva

antara pangan uji dengan pangan standar.

Pada penentuan indeks glikemik pangan uji dan pangan standar

(glukosa) diperlukan satu untuk masing-masing jenis pangan sehingga total

subjek adalah 3 subjek. Subjek tersebut harus berada dalam kriteria IMT normal

dan tidak menderita diabetes karena pada orang yang gemuk cenderung cepat

lapar dimana kadar glukosa darah mereka cepat turun sebagai respon terhadap

kebutuhan energi dan metabolisme basal yang lebih tinggi bila dibandingkan

dengan orang yang lebih kurus (Ravussin et al. (1986) dalam Rimbawan, Syarief

H, Dalimunthe D, dan Siagian A 2004). Sedangkan pada orang yang penderita

Page 11: ikameilaty.files.wordpress.com file · Web viewPraktikum pengukuran indeks glikemik bertujuan untuk mengetahui indeks glikemik dari beberapa jenis ... Dewasa ini teknik pengolahan

diabetes, hormon insulin yang ada di dalam tubuh tidak mencukupi atau tidak

efektif sehingga tidak dapat mengatur kadar glukosa darah secara normal.

Pangan yang diujikan adalah nasi dari beras varietas BMW Cianjur dan

jagung pipil merah. Subjek terlebih dahulu diharuskan menjalani puasa penuh

(over night fasting) minimal selama 10 jam (kecuali air putih) sebelum praktikum

dilaksanakan. Keesokan harinya, dilakukan pengukuran kadar glukosa darah

puasa. Subjek diminta untuk mengonsumsi pangan uji, yang mengandung 50 g

karbohidrat. Selama dua jam pasca pemberian pangan uji, sampel darah subjek

diambil setiap 30 menit menggunakan finger prick cappillary blood samples

method sebanyak 50 μl untuk diukur kadar glukosanya (pengukuran kadar

glukosa menit ke-30, ke-60, ke-90 dan ke-120). Pengambilan darah dilakukan

melalui pembuluh darah kapiler yang terdapat pada jari tangan subjek. Pembuluh

darah kapiler dipilih karena berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ragnhild

et al. (2004) dalam Sri Widowati, B.A.Susila Santosa, Made Astawan and Akhyar

(2009), menunjukkan bahwa darah yang diambil dari pembuluh kapiler memiliki

variasi kadar glukosa darah pada panelis yang lebih kecil dibandingkan darah

yang diambil dari pembuluh vena.

Kadar glukosa darah (setiap waktu sampling) diplot pada dua sumbu,

yaitu sumbu waktu (X) dan sumbu kadar glukosa darah (Y). IG ditentukan

dengan membandingkan luas daerah di bawah kurva antara pangan yang diuji

IG-nya dengan pangan acuan dikalikan 100.

Pada praktikum kali ini dilakukan penetapan indeks glikemik glukosan,

nasi, dan jagung. Nasi dan jagung sebagai pangan uji sedangkan glukosa

sebagai pangan acuan atau standar. Berikut adalah grafik hasil pengukuran

kadar glukosa darah subjek setelah mengonsumsi glukosa, jagung, dan nasi:

Gambar 1 Grafik hasil pengukuran kadar glukosa darah subjek setelah

mengonsumsi glukosa dan jagung

Page 12: ikameilaty.files.wordpress.com file · Web viewPraktikum pengukuran indeks glikemik bertujuan untuk mengetahui indeks glikemik dari beberapa jenis ... Dewasa ini teknik pengolahan

Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa hasil pengukuran

indeks glikemik jagung tidak membentuk suatu garis parabola. Pada 15 menit

pertama, kadar glukosa darah subjek mengalami peningkatan yang signifikan

namun 45 menit berikutnya kadar glukosa darah subjek mengalami penurunan

yang cukup signifikan juga dan 60 menit terakhir kadar glukosa darah subjek

penurunan yang cukup konstan sampai kadar glukosa darah subjek kembali

normal. Hal ini dapat disebabkan karena subjek dalam penetapan indeks

glikemik jagung tidak sesuai dengan prosedur yaitu pada proses mengonsumsi

jagung yang akan diujikan tidak berlangsung secara terus menerus namun

terdapat jeda waktu selama mengonsumsi jagung tersebut.

Gambar 2 Grafik hasil pengukuran kadar glukosa darah subjek setelah

mengonsumsi glukosa dan nasi

Berdasarkan grafik diatas, dapat diketahui bahwa hasil pengukuran kadar

glukosa darah subjek untuk penetapan indeks glikemik nasi hampir membentuk

suatu garis parabola. Hal ini dapat disebabkan karena proses mengonsumsi nasi

yang akan diujikan berlangsung secara terus menerus, tidak terdapat jeda waktu

Page 13: ikameilaty.files.wordpress.com file · Web viewPraktikum pengukuran indeks glikemik bertujuan untuk mengetahui indeks glikemik dari beberapa jenis ... Dewasa ini teknik pengolahan

selama mengonsumsi nasi tersebut sehingga pada awal menit pengukuran,

tingkat kadar glukosa darah subjek mengalami peningkatan dan pada menit

berikutnya mengalami penurunan sampai kadar glukosa darah subjek kembali

normal.

Hasil pengukuran kadar glukosa darah subjek setelah mengonsumsi

glukosa dapat diketahui dari kedua grafik di atas hampir membentuk suatu garis

parabola. Namun, pada pengukuran ke-4 (45 menit) sampai ke-5 (60 menit)

mengalami penurunan yang signifikan tetapi hasil pengukuran berikutnya

mengalami penurunan yang cukup konstan.

Tabel 1 Nilai indeks glikemik glukosa, nasi, dan jagung hasil penelitian

PanganIndeks

Glikemik

Glukosa 100

Nasi (Beras BMW

Cianjur)81.7

Jagung pipil merah

kukus79.36

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa hasil pengukuran indeks

glikemik glukosa, nasi, dan jagung secara berturut-turut adalah 100, 81.7, dan

79. 36. Nasi yang digunakan pada penetapan indeks glikemik kali ini berasal dari

beras BMW Cianjur sedangkan jagung yang digunakan adalah jagung pipil

merah kukus. Nilai indeks glikemik jagung manis berdasarkan penelitian Foster-

Powell et.al. (2002), yang dibandingkan dengan standar glukosa adalah 60

(sedang) sedangkan nilai indeks glikemik beras adalah 69 (sedang). Dengan

demikian, hasil penetapan nilai indeks glikemik pada jagung dan nasi pada

praktikum kali ini memiliki nilai yang berbeda dengan nilai indeks glikemik jagung

dan nasi berdasarkan literatur yang diperoleh. Hal tersebut dapat disebabkan

karena proses pemasakan. Jagung yang digunakan pada praktikum ini adalah

jagung manis rebus dan beras yang digunakan sudah diolah menjadi nasi.

Proses pengolahan mempengaruhi IG karena proses pengolahan akan

mempengaruhi daya cerna dan daya serap suatu bahan pangan. Semakin

tingginya daya cerna dan daya serap suatu makanan maka semakin cepat

menaikkan kadar gula darah, sehingga semakin tinggi pula nilai IG makanan

tersebut. Proses pengolahan yang dapat mempengaruhi IG diantaranya adalah

pengecilan ukuran (penepungan) dan pemasakan. Penelitian yang dilakukan

Page 14: ikameilaty.files.wordpress.com file · Web viewPraktikum pengukuran indeks glikemik bertujuan untuk mengetahui indeks glikemik dari beberapa jenis ... Dewasa ini teknik pengolahan

oleh Liljeberg (1992) dikutip oleh Rimbawan dan Siagian (2004), menunjukkan

bahwa serealia yang berada dalam bentuk utuh menghasilkan respon glukosa

yang lebih rendah dibandingkan pada serealia yang melalui tahap penggilingan.

Pemasakan mempengaruhi IG karena proses pemasakan akan menggelatinisasi

pati sehingga lebih mudah dicerna oleh enzim dalam usus, sehingga dapat

mempercepat kenaikan kadar gula darah. Berdasarkan hal tersebut maka

makanan yang mengandung pati tergelatinisasi penuh memiliki nilai IG yang

lebih tinggi dibandingkan makanan tersebut dalam bentuk mentah.

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanPraktikum kali ini adalah pengukuran kadar indeks glikemik pada bahan

pangan. Indeks glikemik (IG) adalah tingkatan pangan menurut efeknya terhadap

gula darah. Pada praktikum ini bahan yang digunakan yaitu glukosa, beras,

jagung. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa nilai IG paling besar yaitu pada

bahan pangan glukosa 100, sedangkan pada nasi 81,7, dan pada jagung 79,36.

Bahan makanan tersebut tergolong pada IG tinggi, karena nilai IG nya lebih

besar dari 70. Sehingga dapat dilihat bahwa nasi yang memiliki bahan

tergelatinisasi penuh memiliki IG yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan

pangan jagung.

SaranPraktikan sebaiknya harus lebih teliti dalam melakukan perhitungan data,

dalam menggunakan software, dan dalam melakukan percobaan, sehingga tidak

terjadi kesalahan yang diakibatkan oleh kesalahan-kesalahan kecil.

Page 15: ikameilaty.files.wordpress.com file · Web viewPraktikum pengukuran indeks glikemik bertujuan untuk mengetahui indeks glikemik dari beberapa jenis ... Dewasa ini teknik pengolahan

DAFTAR PUSTAKA

Berger.1962. Maize production and The Manuring of Maize. Centre d’Etude de

L’azote. 315p

Dolson L. 2006. Is the glycemic index useful?. http://lowcarbdiets.abou.com

[11 Maret 2011]

Foster-Powell K, Holt Susanna HA, Brand-Miller JC. 2002. International table of

glyemic index and glycemic load values : 2002. [Jurnal] www.ajcn.org.

Miller JCB, Powel KF, Colagiuri S. 1997. The GI Factor : The GI Solution Hodder

and Stoughton. Australia : Hodder Headine Australia Pty Limited.

Powel KF, Holt SH and Miller JC. 2002. International table of glycemic index load

values. Am J Clin Nutr 2002;76:5-56

Ragnhild, A.L., N.L. Asp, M. Axelsen, and A. Raben. 2004. Glycemic

Index :Relevance for Health, Dietary Recommendations, and Nutritional

Labelling. Scandinavian J. Nutr. 48 (2): 84-94.

Ravussin E, Lillioja S, Anderson T. 1986. Determinants of 24-hour energy

expenditure in man: methods and results using respiratory chamber. J

Clin Invest 78: 1568-1578.

Rimbawan, Siagian A. 2004. Indeks Glikemik Pangan. Jakarta : Penerbit

Swadaya

Rimbawan, Syarief H, Dalimunthe D, Siagian A. 2004. Pengaruh Indeks

Glikemik, Komposisi, dan Cara Pemberian Pangan Terhadap Respons

Glikemik [Jurnal]. Ejournal.usu.ac.id

Sarwono W. 2003. Pengkajian Status Gizi. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI

Page 16: ikameilaty.files.wordpress.com file · Web viewPraktikum pengukuran indeks glikemik bertujuan untuk mengetahui indeks glikemik dari beberapa jenis ... Dewasa ini teknik pengolahan

Syaidah Iin. 2010. Pengaruh Pengolahan beras (Oryza Sativa L) varietas

Ciherang menjadi Nasi, ketupat dan lontong terhadap nilai indeks

glikemik. [Skripsi]. FEMA : IPB.

LAMPIRANGrafikGambar 1 Grafik hasil pengukuran kadar glukosa darah subjek setelah

mengonsumsi glukosa dan jagung

Gambar 2 Grafik hasil pengukuran kadar glukosa darah subjek setelah

mengonsumsi glukosa dan nasi

Page 17: ikameilaty.files.wordpress.com file · Web viewPraktikum pengukuran indeks glikemik bertujuan untuk mengetahui indeks glikemik dari beberapa jenis ... Dewasa ini teknik pengolahan

TabelTabel 1 Nilai indeks glikemik glukosa, nasi, dan jagung hasil penelitian

PanganIndeks

Glikemik

Glukosa 100

Nasi (Beras BMW

Cianjur)81.7

Jagung pipil merah

kukus79.36

Tabel 2 Data pengukuruan indeks glikemik kelas paralel pagi

No. Nama Pangan Uji TB (cm)

BB (kg)

1 (0)

2 (15)

3 (30)

4 (45)

5 (60)

6 (90)

7 (120)

1 Tagor Nasi (126,9 g) 168,9 57,6 101 134 144 143 127 123 114

2 IkaJagung (180,5 g) 159 52,4 110 188 152 133 108 106 99

3 Adit Glukosa 168 56,5 110 163 197 204 162 132 101

Tabel 3 Perbandingan jagung vs glukosa

Pangan 0 15 30 45 60 90 120Jagung 110 188 152 133 108 106 99

glukosa 110 163 197 204 162 132 101

Tabel 4 Perbandingan nasi vs glukosa

Pangan 0 15 30 45 60 90 120Nasi 101 134 144 143 127 123 114

glukosa 110 163 197 204 162 132 101

Page 18: ikameilaty.files.wordpress.com file · Web viewPraktikum pengukuran indeks glikemik bertujuan untuk mengetahui indeks glikemik dari beberapa jenis ... Dewasa ini teknik pengolahan

Perhitungan