perbedaan indeks glikemik dan beban glikemik · pdf fileperbedaan indeks glikemik dan beban...

56
PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Oleh: ABDUL JAFAR SIDIK NIM: 1111103000099 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

Upload: dangxuyen

Post on 03-Mar-2018

258 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN

GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

Oleh:

ABDUL JAFAR SIDIK

NIM: 1111103000099

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 2: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

ii

Page 3: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

iii

Page 4: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

iv

Page 5: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia

dan hidayah-Nya kepada seluruh alam. Salawat dan salam semoga selalu

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Rasul terakhir pembawa cahaya

kemenangan di dunia dan akhirat. Akhirnya penulis dapat menyelesaikan sebuah

penelitian dengan judul “Perbedaan Indeks Glikemik dan Beban Glikemik

Dua Varian Biskuit”. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan,

kerjasama dan partisipasi dari berbagai pihak akan sangat sulit untuk

menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

terlibat dalam penelitian ini. Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis

sampaikan kepada:

1. Prof. Dr.(hc) dr. MK. Tadjudin, SpAnd selaku dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan yang menjadi salah satu sumber motivasi dan inspirasi

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini.

2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK selaku ketua Program Studi Pendidikan

Dokter sekaligus sebagai pembimbing I yang selalu bersedia meluangkan

waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing penulis dari awal hingga

terselesaikannya laporan penelitian ini.

3. dr. Risahmawati, Ph.D selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan

waktu, tenaga dan pikirannya kepada penulis sehingga laporan penelitian ini

dapat terselesaikan dengan tuntas dan tepat waktu.

4. dr. H.M. Djauhari Widjajakusumah, AIF, PFK dan dr. Ahmad Azwar Habibi,

M.Biomed selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan-masukan

yang sangat berharga dan membangun sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan penelitian ini lebih baik lagi.

5. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D beserta seluruh tim penanggung jawab modul riset

PSPD 2011 yang telah bekerja keras memberikan arahan dan motivasi agar

mahasiswa dapat menyelesaikan penelitian tepat pada waktunya.

Page 6: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

vi

6. Segenap dosen dan civitas akademika FKIK yang telah memberikan berbagai

bantuannya baik modal ilmu pengetahuan maupun pelayanan administrasi

yang mendukung penyelesaian laporan penelitian ini.

7. Seluruh sejawat PSPD 2011 yang selalu bersama-sama dan saling berbagi

dalam suka dan duka menjadi mahasiswa kedokteran dan semoga tali

silaturrahim yang sudah kita bangun bersama tetap terjaga selamanya.

8. Segenap sejawat PSPD 2012 yang telah ikut berpartisipasi dan bekerjasama

menjadi responden dalam penelitian ini, tanpa partisipasi kalian penelitian ini

tidak akan terlaksana dan semoga riset kalian dapat berjalan lancar tanpa

hambatan apapun.

9. Teman-teman satu kelompok penelitian yaitu Evan, Fahreza, Andhini dan

Tiara yang selalu kompak dan semangat dalam menyelesaikan penelitian kita

agar bisa ikut sidang skripsi tepat waktu.

10. Kedua orang tua tercinta yaitu ayahanda Tarmidi dan ibunda Nur Kholiyyi

beserta seluruh keluarga besar yang selalu memberikan dukungan yang tidak

terbatas baik spiritual maupun material sehingga penulis dapat tetap bertahan

menjadi mahasiswa kedokteran hingga saat ini dan seterusnya sampai

menyandang gelar dokter.

Akhirnya penulis menyadari bahwa penelitian ini masih terdapat banyak

kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan penelitian ini. Dengan

segala kekurangan dan kelebihan yang ada, semoga hasil penelitian ini dapat

bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi institusi dan

masyarakat luas.

Jakarta, September 2014

Abdul Jafar Sidik

Page 7: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

vii

ABSTRAK

Abdul Jafar Sidik. Program Studi Pendidikan Dokter. Perbedaan Indeks

Glikemik dan Beban Glikemik Dua Varian Biskuit. 2014

Indeks glikemik adalah nilai yang menunjukkan kemampuan suatu makanan yang

mengandung karbohidrat dalam meningkatkan kadar glukosa darah. Sedangkan

beban glikemik adalah nilai yang menunjukkan respon glukosa darah setelah

mengkonsumsi satu porsi makanan yang mengandung sejumlah karbohidrat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai indek glikemik dan beban

glikemik beberapa varian biskuit. Responden dalam penelitian ini berjumlah

sepuluh orang sehat dengan status gizi normal dan tidak memiliki gangguan

metabolisme glukosa. Responden diminta untuk puasa di malam hari dan tidak

melakukan aktivitas berat. Pemeriksaan glukosa darah dilakukan pada pagi hari

sekali sebelum mengkonsumsi makanan uji dan beberapa kali setelahnya selama

dua jam. Setelah pengumpulan dan pengolahan data maka didapatkan nilai rerata

indeks glikemik dan beban glikemik. Indeks glikemik biskuit isi selai 102,53%

(SD±4,76%) dan biskuit gandum 90,22% (SD±4,49%). Sedangkan beban

glikemik biskuit isi selai 24,61 (SD±1,14) dan biskuit gandum 11,73 (SD±0,58).

Hasil uji Paired T Test menunjukkan p-value 0,000 pada indeks glikemik dan

beban glikemik kedua biskuit, sehingga disimpulkan terdapat perbedaan indeks

glikemik dan beban glikemik yang bermakna antara kedua biskuit tersebut.

Kata kunci: glukosa darah, indeks glikemik, beban glikemik, varian biskuit.

ABSTRACT

Abdul Jafar Sidik. Medical Education Study Program. The Differences of

Glycemic Index and Glycemic Load between Two Variants of Biscuits. 2014.

The glycemic index is a value that indicates the ability of carbohydrate-containing

foods increases blood glucose. While the glycemic load is a value that indicates

blood glucose response after eating one serving of a carbohydrate-containing

food. This study aims to determine the glycemic index and glycemic load of some

variants of biscuits. Respondents in this study were ten healthy people with

normal nutritional status and does not have a disorder of glucose metabolism.

Respondents were asked to fast overnight and do not do strenuous activities.

Blood glucose examination of the morning done once before consuming the test

meal and several times thereafter for two hours. After collecting and processing

the data, it would be obtained the mean value of glycemic index and glycemic

load. The glycemic index of jam-containing biscuit was 102.53% (SD±4.76%) and

90.22% (SD±4.49%) for wholewheat biscuit. While the glycemic load of jam-

containing biscuit was 24.61 (SD±1.14) and 11.73 (SD±0.58) for wholewheat

biscuit. The Paired T Test showed p-value 0.000 on the glycemic index and

glycemic load of two biscuits, so it was concluded there are significant differences

in glycemic index and glycemic load between the two biscuits.

Keywords: blood glucose, glycemic index, glycemic load, variants of biscuits.

Page 8: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL .............................................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xiii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 2

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan teori ..................................................................................... 4

2.1.1 Karbohidrat ................................................................................ 4

2.1.2 Pencernaan dan Penyerapan Karbohidrat .................................... 5

2.1.3 Kontrol Glukosa Darah .............................................................. 6

2.1.4 Indeks Glikemik ......................................................................... 8

2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Indeks Glikemik ........................... 10

2.1.6 Prosedur Pengukuran Indeks Glikemik ..................................... 10

2.1.7 Beban Glikemik ....................................................................... 12

2.1.8 Biskuit ..................................................................................... 13

2.2 Kerangka Teori ................................................................................. 14

2.3 Kerangka Konsep .............................................................................. 15

2.4 Definisi Operasional ......................................................................... 16

BAB 3 METODE PENELITIAN

1.1 Desain Penelitian ............................................................................. 17

1.2 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 17

1.3 Populasi Penelitian ............................................................................ 17

Page 9: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

ix

1.4 Besar dan Cara Pengambilan Responden .......................................... 17

1.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi serta Drop Out .................................... 17

1.6 Alat dan Bahan Penelitian ................................................................ 18

1.7 Alur Penelitian ................................................................................. 19

1.8 Prosedur Kerja Penelitian ................................................................. 19

1.9 Rencana Pengolahan dan Analisis Data ............................................ 20

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Responden .................................................................. 22

4.2 Makanan Standar dan Makanan Uji .................................................. 22

4.3 Respon Glukosa Darah ..................................................................... 23

4.4 Indeks Glikemik ............................................................................... 26

4.5 Beban Glikemik ............................................................................... 26

4.6 Keterbatasan Penelitian .................................................................... 27

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 28

5.2 Saran ................................................................................................ 28

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 30

LAMPIRAN .................................................................................................... 33

Page 10: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Proses-proses metabolisme glukosa .................................................... 7

Tabel 2.2 Hormon yang berperan dalam metabolisme glukosa darah ................. 8

Tabel 2.3 Klasifikasi makanan berdasarkan nilai indeks glikemik ...................... 8

Tabel 2.4 Faktor makanan yang mempengaruhi indeks glikemik ..................... 10

Tabel 2.5 Klasifikasi makanan berdasarkan nilai beban glikemik .................... 12

Tabel 2.6 Beberapa karakteristik biskuit isi selai dan biskuit gandum .............. 13

Tabel 4.1 Karakteristik responden penelitian ................................................... 22

Tabel 4.2 Komposisi zat gizi makanan standar dan makanan uji ...................... 23

Tabel 4.3 Analisis zat gizi makanan standar dan makanan uji .......................... 23

Tabel 4.4 Rerata kadar glukosa darah .............................................................. 24

Tabel 4.5 Persentase kenaikan dan penurunan glukosa darah ........................... 25

Tabel 4.6 Rerata nilai indeks glikemik ............................................................ 26

Tabel 4.7 Rerata nilai beban glikemik ............................................................. 26

Page 11: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hidrolisis molekul maltosa ............................................................. 5

Gambar 2.2 Kurva toleransi glukosa pada orang normal dan diabetes ................ 6

Gambar 2.3 Hubungan antara indeks glikemik dan sindrom metabolik .............. 9

Gambar 2.4 Contoh kurva respon glukosa darah .............................................. 11

Gambar 4.1 Kurva respon glukosa darah responden ........................................ 24

Page 12: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar surat persetujuan responden ............................................ 33

Lampiran 2 Lembar status kesehatan responden ............................................. 34

Lampiran 3 Klasifikasi IMT menurut kriteria Asia Pasifik ............................. 35

Lampiran 4 Data hasil pemeriksaan responden ............................................... 36

Lampiran 5 Analisis gizi dan perhitungan jumlah makanan ............................ 37

Lampiran 6 Perhitungan luas area di bawah kurva .......................................... 38

Lampiran 7 Perhitungan indeks glikemik dan beban glikemik ........................ 40

Lampiran 8 Rerata indeks glikemik dan beban glikemik ................................. 41

Lampiran 9 Dokumentasi penelitian ............................................................... 42

Lampiran 10 Daftar riwayat hidup .................................................................... 43

Page 13: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

xiii

DAFTAR SINGKATAN

BB Berat Badan

BG Beban Glikemik

FN Frekuensi Nadi

FP Frekuensi Pernapasan

GDP Glukosa Darah Puasa

IG Indeks Glikemik

IMT Indeks Massa Tubuh

RSG Roma Sari Gandum™

RTP Roti Tawar Putih

SLO Slai O’lai™

TB Tinggi Badan

TD Tekanan Darah

Page 14: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini prevalensi penyakit diabetes melitus cenderung meningkat.

Prevalensi nasional diabetes melitus berdasarkan gejala dan diagnosis tenaga

kesehatan meningkat dari 1,1% pada tahun 2007 menjadi 2,4% pada tahun 2013.1

Peningkatan kasus tersebut tidak lepas dari adanya faktor-faktor yang dapat

meningkatkan risiko timbulnya penyakit tersebut, salah satunya adalah pola

makan yang tidak tepat.2 Faktor makanan terkait erat dengan patogenesis diabetes

melitus karena pengaruhnya terhadap kadar glukosa darah. Salah satu makanan

yang dapat mempengaruhi respon glukosa darah adalah makanan yang kaya akan

karbohidrat.3

Karbohidrat merupakan salah satu makronutrien yang sangat penting dan

berperan sebagai sumber energi utama bagi tubuh.4 Pada suatu jenis makanan

yang mengandung karbohidrat, zat gizi lain yang terkandung di dalamnya dan

beberapa sifat fisik makanan tersebut dapat mempengaruhi respon glukosa darah,

sehingga setiap jenis makanan yang jumlah karbohidrat dan zat gizi lainnya

berbeda akan menimbulkan respon glukosa darah yang berbeda pula. Respon

glukosa darah ini dapat ditentukan secara kuantitatif melalui perhitungan indeks

glikemik dan beban glikemik.5

Nilai indeks glikemik dan beban glikemik yang

tinggi dapat meningkatkan risiko diabetes melitus, sedangkan nilai indeks

glikemik dan beban glikemik yang rendah dilaporkan memiliki hubungan positif

terhadap penurunan risiko penyakit diabetes melitus.6 Sekarang konsep indeks

glikemik dan beban glikemik sudah banyak direkomendasikan sebagai salah satu

dasar manajemen dan pencegahan terhadap diabetes melitus.3

Salah satu jenis makanan ringan yang memiliki kandungan

karbohidrat besar adalah biskuit. Terdapat banyak varian biskuit jika dilihat dari

variasi dan jumlah bahan yang digunakan untuk membuatnya, sehingga

1

Page 15: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

2

memungkinkan memiliki indeks glikemik dan beban glikemik yang berbeda pula

setiap variannya. Pada penelitian Foster-Powell et al, wheat biscuit yang terbuat

dari tepung terigu memiliki indeks glikemik tinggi dan beban glikemik sedang,

sedangkan digestive biscuit yang terbuat dari tepung gandum memiliki indeks

glikemik tinggi dan beban glikemik rendah.7 Saat ini di Indonesia juga belum

banyak penelitian tentang indeks glikemik dan beban glikemik varian biskuit

berdasarkan dua jenis tepung yang digunakan untuk membuatnya. Oleh karena itu,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai indeks glikemik dan beban

glikemik dua varian biskuit tersebut yang beredar di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah terdapat perbedaan indeks glikemik dan beban glikemik di antara

dua varian biskuit?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui apakah terdapat perbedaan indeks glikemik dan beban

glikemik di antara dua varian biskuit.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui klasifikasi indeks glikemik dan beban glikemik dua varian

biskuit.

2. Mengidentifikasi perbedaan indeks glikemik dan beban glikemik yang

bermakna di antara dua varian biskuit.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat untuk Peneliti

1. Memenuhi tugas akhir penelitian sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar sarjana kedokteran (S.Ked).

2. Menambah wawasan, pengalaman dan keterampilan penelitian di

bidang gizi klinik.

Page 16: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

3

1.4.2 Manfaat untuk Institusi

1. Menambah daftar penelitian di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Menambah sumber referensi yang dapat digunakan sebagai data acuan

untuk penelitian-penelitian berikutnya di bidang gizi klinik.

1.4.3 Manfaat untuk Masyarakat

1. Memberikan informasi kepada masyarakat agar lebih mudah memilih

varian biskuit yang relatif lebih aman dikonsumsi oleh penderita

gangguan toleransi glukosa dan diabetes melitus.

Page 17: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Karbohidrat

Karbohidrat merupakan salah satu makronutrien yang sangat penting dan

berperan sebagai sumber energi utama bagi tubuh manusia. Karbohidrat dapat

diklasifikasikan berdasarkan jumlah unit monosakarida yang tergabung di

dalamnya menjadi monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida.4

1. Monosakarida

Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi

karbohidrat yang lebih sederhana lagi. Beberapa jenis monosakarida antara

lain glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Glukosa adalah monosakarida yang

terpenting bagi tubuh, sebagian besar karbohidrat dalam makanan yang

diserap ke dalam aliran darah berupa glukosa, dan monosakarida lain diubah

menjadi glukosa melalui metabolisme di hati.8,9

2. Disakarida

Disakarida merupakan produk dari kondensasi atau penggabungan dua unit

monosakarida.8 Beberapa jenis disakarida antara lain maltosa, sukrosa dan

laktosa. Maltosa tersusun dari dua unit glukosa dan didapatkan terutama dari

biji-bijian yang berkecambah. Dalam jumlah kecil, maltosa terdapat dalam

biskuit, sereal sarapan, dan minuman yang mengandung malt. Sukrosa adalah

disakarida yang paling umum dalam makanan, tersusun atas satu unit glukosa

dan satu unit fruktosa. Sukrosa dapat diperoleh dari dari gula tebu, madu,

buah-buahan, dan sayuran. Sedangkan laktosa yang tersusun atas satu unit

glukosa dan satu unit galaktosa berada dalam keadaan bebas dalam air susu

mamalia.4

Reaksi hidrolisis molekul maltosa menjadi dua molekul glukosa

dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut:

4

Page 18: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

5

Gambar 2.1. Hidrolisis molekul maltosa menjadi dua molekul glukosa dengan

penambahan H2O di tempat ikatan.10

3. Oligosakarida

Oligosakarida adalah produk dari penggabungan tiga sampai sepuluh

monosakarida. Sebagian besar oligosakarida tidak dicerna oleh enzim dalam

tubuh manusia.8 Beberapa jenis oligosakarida seperti stakiosa, rafinosa, dan

inulin diperoleh dari makanan nabati seperti bawang putih, bawang bombay

dan kacang polong.4

4. Polisakarida

Polisakarida tersusun dari lebih dari sepuluh unit monosakarida. Secara

tradisional polisakarida terbagi atas bentuk yang dapat dicerna seperti zat pati

dan dekstrin, dan bentuk yang tidak dapat dicerna seperti selulosa dan lignin.

Makanan sumber zat pati antara lain kentang, serealia, dan kacang-kacangan.4

2.1.2 Pencernaan dan Penyerapan Karbohidrat

Makanan yang dikunyah di dalam mulut akan bercampur dengan saliva

dari kelenjar parotis yang mengandung enzim amilase. Enzim amilase

menghidrolisis polisakarida menjadi disakarida maltosa, namun hanya sekitar 5%

yang terhidrolisis di dalam mulut. Pencernaan karbohidrat berlanjut ketika

makanan berada di fundus dan korpus lambung sebelum bercampur dengan asam

lambung. Aktivitas enzim amilase dihambat oleh sekresi asam lambung yang

memiliki pH dibawah 4,0. Proses pencernaan karbohidrat kemudian berlanjut

setelah kimus masuk ke usus halus. Di doudenum, kimus bercampur dengan

enzim amilase pankreas dan terjadi proses hidrolisis polisakarida menjadi

disakarida dan polimer-polimer glukosa. Di jejunum dan ileum, disakarida yang

telah terbentuk sebelumnya akan dihidrolisis oleh enzim disakaridase (laktase,

sukrase, maltase, ɑ-dekstrinase) yang dihasilkan sel epitel usus halus. Enzim-

Page 19: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

6

enzim tersebut akan menghidrolisis laktosa menjadi glukosa dan galaktosa,

sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa, maltosa dan polimer-polimer kecil glukosa

menjadi molekul-molekul glukosa di microvilli brush border usus halus. Hasil

akhir proses hidrolisis adalah monosakarida (lebih dari 80% berupa glukosa) yang

terlarut dalam air dan selanjutnya akan diabsorpsi oleh epitel usus halus ke

sirkulasi darah melalui vena porta.10,11

2.1.3 Kontrol Glukosa Darah

Kadar glukosa darah normal adalah sekitar 80-90 mg/dl pada orang sehat

setiap pagi sebelum sarapan. Setelah mengkonsumsi makanan yang mengandung

karbohidrat, kadar glukosa darah meningkat hingga mencapai sekitar 120-140

mg/dl pada jam pertama, namun akan kembali normal dalam 2 jam setelah

absorpsi karbohidrat. Pada penderita diabetes melitus, kadar glukosa darah setelah

makan akan meningkat lebih dari 140 mg/dl.12

Perbandingan kurva toleransi

glukosa darah pada orang normal dan penderita diabetes melitus dapat dilihat

pada gambar 2.2 berikut:

Gambar 2.2 Kurva toleransi glukosa pada orang normal dan penderita diabetes

melitus.12

Proses-proses metabolisme yang berlangsung untuk mempertahankan

kadar glukosa darah agar tetap stabil merupakan salah satu mekanisme

homeostasis. Saat kadar glukosa darah tinggi akan terjadi proses glikolisis dan

glikogenesis sehingga terjadi penurunan kadar glukosa darah. Sedangkan saat

Page 20: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

7

kadar glukosa darah rendah akan terjadi proses glikogenolisis dan

glukoneogenesis untuk meningkatkan kadar glukosa darah.10

Proses-proses

metabolisme tersebut dijelaskan dalam tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1. Proses-proses metabolisme glukosa.10,11

Proses metabolisme Jenis Proses Reaksi Konsekuensi

Glikogenolisis katabolisme glikogen → glukosa glukosa darah naik

Glikolisis katabolisme glukosa → ATP glukosa darah turun

Glukoneogenesis anabolisme asam amino → glukosa glukosa darah naik

asam lemak → glukosa

Proses metabolisme glukosa melibatkan beberapa hormon yang berperan

penting dalam pengaturan kadar glukosa darah. Berikut ini beberapa mekanisme

hormonal yang mengatur kadar glukosa darah:

1. Fungsi insulin dan glukagon sebagai sistem kontrol yang menjaga kadar

glukosa darah dalam kisaran normal. Ketika kadar glukosa darah meningkat

terlalu tinggi, insulin disekresikan untuk menurunkan kadar glukosa darah

agar kembali normal. Sebaliknya, penurunan kadar glukosa darah akan

menstimulasi sekresi glukagon untuk meningkatkan kadar glukosa darah agar

kembali dalam kisaran normal. Pada kondisi normal mekanisme umpan balik

insulin lebih penting daripada glukagon, namun pada kondisi kelaparan atau

setelah latihan fisik berat mekanisme glukagon juga sangat diperlukan.12,13

2. Pada keadaan hipoglikemia berat, kadar glukosa darah yang sangat rendah

menstimulasi hipotalamus untuk mengaktifkan sistem saraf simpatik. Hormon

epinefrin yang disekresi kelenjar adrenal menstimulasi sekresi glukagon

untuk membebaskan glukosa lebih lanjut dari hati agar tidak terjadi

hipoglikemia berat.12,13

3. Hormon pertumbuhan dan kortisol disekresikan akibat hipoglikemia yang

berkepanjangan. Kedua hormon ini menurunkan laju penggunaan glukosa

oleh sel-sel tubuh, dan meningkatkan laju penggunaan lemak tubuh sebagai

energi. Mekanisme ini untuk membantu kadar glukosa darah kembali pada

kisaran normalnya.12,13

Page 21: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

8

Mekanisme-mekanisme hormonal di atas dapat dijelaskan secara rinci

pada tabel 2.2 berikut:

Tabel 2.2. Hormon-hormon yang berperan dalam metabolisme glukosa.10

Hormon Efek terhadap

glukosa Rangsangan utama

untuk sekresi Peran dalam metabolisme

Insulin

+ Ambilan glukosa

+ Glikogenesis - Glikogenolisis

- Glukoneogenesis

+ Glukosa darah + Asam amino darah

Regulator utama siklus

absorptif dan pasca-

absorptif

Glukagon + Glikogenolisis - Glikogenesis

+ Glukoneogenesis

- Glukosa darah

+ Asam amino darah

Bersama insulin menjadi

regulator utama siklus absorptif dan pasca-

absorptif serta proteksi

terhadap hipoglikemia

Epinefrin

+ Glikogenolisis + Glukoneogenesis

+ Sekresi glukagon

- Sekresi insulin

Stimulasi simpatis

saat stress dan olahraga

Menyediakan energi

untuk keadaan darurat dan olahraga

Kortisol

+ Glukoneogenesis

- Penyerapan

glukosa oleh

jaringan selain otak

Stress

Mobilisasi bahan bakar metabolik dan bahan

baku selama adaptasi

terhadap stress

Hormon

pertumbuhan

- Penyerapan

glukosa oleh otot

Tidur lelap, stress,

olahraga, dan hipoglikemia

Mobilisasi bahan bakar

dan penghematan glukosa

Keterangan: (+) meningkatkan dan (-) menurunkan

2.1.4 Indeks Glikemik

Indeks glikemik adalah nilai yang menunjukkan kemampuan suatu

makanan yang mengandung karbohidrat dalam meningkatkan kadar glukosa

darah.14

Konsep indeks glikemik ini digunakan untuk mengelompokkan makanan

berdasarkan kemampuannya dalam meningkatkan kadar glukosa darah.15

Klasifikasi makanan berdasarkan nilai indeks glikemik dapat dilihat pada tabel 2.3

berikut:

Tabel 2.3. Klasifikasi makanan berdasarkan nilai indeks glikemik.16

Klasifikasi makanan Rentang nilai indeks glikemik

Indeks glikemik rendah ≤ 55

Indeks glikemik sedang 56 – 69 Indeks glikemik tinggi ≥ 70

Page 22: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

9

Indeks glikemik sebenarnya dirancang untuk penderita diabetes

melitus sebagai panduan untuk memilih makanan yang tepat agar kadar glukosa

darahnya tetap terkendali. Makanan dengan nilai indeks glikemik rendah

menghasilkan respon glukosa darah yang rendah setelah dikonsumsi, begitu pula

sebaliknya.5 Selain berperan dalam terapi diabetes melitus, makanan dengan

indeks glikemik rendah juga sudah direkomendasikan secara luas untuk mencegah

penyakit-penyakit kronik seperti obesitas, kanker, dan terapi untuk faktor risiko

penyakit kardiovaskular.15,17

Makanan dengan indeks glikemik tinggi menghasilkan peningkatan kadar

glukosa darah yang cepat dan tinggi, sehingga memicu peningkatan laju sekresi

insulin. Keadaan hiperglikemia dan hiperinsulinemia postprandial dapat memicu

peningkatan resistensi insulin dan disfungsi sel beta pankreas.17

Untuk sebagian

besar makanan, terdapat hubungan yang bermakna antara respon glukosa darah

dan respon insulin, ketika terjadi hiperglikemia postprandial maka akan diikuti

hiperinsulinemia postprandial. Makanan dengan indeks glikemik rendah dapat

mengurangi hiperglikemia dan hiperinsulinemia postprandial.18

Hubungan antara

makanan dengan indeks glikemik rendah dan sindrom metabolik dapat dilihat

pada gambar 2.3 berikut:

Menurunkan

disfungsi sel beta

Menurunkan

hiperinsulinemia

Menurunkan asam

lemak bebas

Menurunkan

glikemia

Menurunkan risiko kardiovaskular

Menurunkan

dislipidemia

Menurunkan faktor

protrombotik

Menurunkan

disfungsi endotel

Menurunkan inflamasi

Menurunkan resistensi insulin

Makanan dengan

indeks glikemik rendah dan sindrom

metabolik

Gambar 2.3. Hubungan antara indeks glikemik rendah dan sindrom metabolik.18

Page 23: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

10

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Glikemik

Secara umum terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi nilai indeks

glikemik suatu makanan, yaitu faktor individu dan faktor makanan. Faktor

individu yang dapat mempengaruhi respon glukosa darah seseorang terhadap

makanan antara lain sensitivitas insulin, fungsi sel beta pankreas, motilitas saluran

gastrointestinal, metabolisme makanan sebelumnya, usia, jenis kelamin, dan

derajat obesitas.5,17

Faktor makanan yang dapat mempengaruhi respon glukosa darah antara

lain tingkat gelatinisasi pati, bentuk fisik makanan, rasio amilosa dan amilopektin,

serat, gula sederhana, keasaman, protein dan lemak serta tingkat kematangan

makanan.3

Mekanisme faktor-faktor tersebut dalam mempengaruhi nilai indeks

glikemik dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut:

Tabel 2.4. Faktor makanan yang mempengaruhi indeks glikemik.3

Faktor Mekanisme

Tingkat gelatinisasi Semakin sedikit pati yang tergelatinasi, semakin lambat

proses pencernaannya.

Bentuk fisik makanan

Lapisan fibrosa pada buncis dan biji-bijian bekerja sebagai

barier, sehingga memperlambat enzim untuk memulai pencernaan pati

Rasio amilosa dan

amilopektin

Semakin banyak amilosa, pencernaan pati menjadi semakin

lambat, berbanding terbalik dengan amilopektin

Kadar serat makanan

Serat terlarut dapat meningkatkan viskositas isi intestinal

karena dapat mengikat air dan memperlambat interaksi antara

pati dan enzim pencernanya sehingga menyebabkan semakin

lambatnya proses absorpsi

Kadar gula sukrosa

Sukrosa tersusun oleh glukosa dan fruktosa, keberadaan

sukrosa menghambat gelatinisasi dari molekul pati dengan

mengikat air selama proses produksi makanan

Tingkat keasaman Tingkat keasaman makanan memperlambat proses pengosongan lambung

Lemak dan protein Lemak dan protein memperlambat proses pengosongan

lambung dan memperlambat proses pencernaan karbohidrat

Tingkat kematangan Semakin matang makanan berkarbohidrat, semakin mudah untuk dicerna dan diabsorpsi

2.1.6 Prosedur Pengukuran Indeks Glikemik

Nilai indeks glikemik diperoleh dengan membandingkan luas area di

bawah kurva respon glukosa darah makanan uji dengan makanan standar.

Page 24: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

11

Makanan uji dan makanan standar yang digunakan mengandung karbohidrat

sebanyak 50 gram. Makanan standar yang digunakan adalah glukosa atau roti

tawar putih yang mengandung 50 gram karbohidrat.6,19

Kurva respon glukosa darah didapatkan dengan pemeriksaan glukosa

darah. Pengambilan darah dilakukan pada kapiler dengan metode finger-prick atau

dapat juga dari darah vena. Pengambilan darah melalui kapiler lebih dipilih karena

selain lebih mudah, peningkatan kadar glukosa darah pada kapiler lebih tinggi dan

lebih sedikit variasi yang didapatkan dibandingkan kadar glukosa darah vena.20

Responden yang diperlukan sekitar 10 orang yang sehat, memiliki IMT

normal, tidak hamil atau menyusui, dan tidak memiliki penyakit diabetes melitus

atau riwayat gangguan metabolisme glukosa. Sebelum pemeriksaan glukosa darah,

responden harus berpuasa sepanjang malam hingga pagi sekitar 10-12 jam tanpa

makan apapun selain air putih. Setelah dilakukan pengambilan kadar glukosa

darah puasa di pagi harinya (menit ke-0), selanjutnya responden mengkonsumsi

satu jenis makanan uji yang mengandung 50 gram karbohidrat kemudian

dilakukan pemeriksaan glukosa darah pada menit ke-15, 30, 45, 60, 90, dan 120

setelah mengkonsumsi makanan uji. Hasil pengukuran kadar glukosa darah

kemudian dibuat sebuah kurva dengan waktu di sumbu x dan kadar glukosa darah

di sumbu y, kemudian diukur luas area di bawah kurva tersebut.20

Contoh kurva

respon glukosa darah makanan standar dan makanan uji dapat dilihat pada gambar

2.4 berikut:

60

80

100

120

140

160

0 30 60 90 120

Glu

kosa

Dar

ah (

mg/

dL)

Waktu (menit)

Makanan standar

Makanan uji

Gambar 2.4. Contoh kurva respon glukosa darah.

Page 25: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

12

2.1.7 Beban Glikemik

Beban Glikemik adalah nilai yang menunjukkan respon glukosa darah

setelah mengkonsumsi satu porsi makanan yang mengandung sejumlah

karbohidrat. Beban glikemik dihitung dengan mengalikan nilai indeks glikemik

makanan dengan jumlah karbohidrat yang terkandung dalam satu porsi makanan

tersebut kemudian dibagi 100.16

Beban glikemik dapat dijadikan sebagai indikator

dari respon glukosa darah dan respon insulin yang diinduksi oleh satu porsi

makanan.21

Suatu makanan dapat diklasifikasikan berdasarkan nilai beban

glikemiknya. Klasifikasi makanan berdasarkan nilai beban glikemik dapat dilihat

pada tabel 2.5 berikut:

Tabel 2.5. Klasifikasi makanan berdasarkan nilai beban glikemik.22,23

Klasifikasi makanan Rentang nilai indeks glikemik

Beban glikemik rendah ≤ 10

Beban glikemik sedang > 10 sampai < 20 Beban glikemik tinggi ≥ 20

Hubungan antara indeks glikemik dan beban glikemik tidak selalu

berbanding lurus. Makanan dengan indeks glikemik tinggi dapat saja memiliki

beban glikemik yang rendah atau sedang jika dikonsumsi dalam jumlah yang

sedikit. Begitu pula sebaliknya, makanan dengan indeks glikemik rendah akan

memiliki beban glikemik sedang atau tinggi jika dikonsumsi dalam jumlah yang

besar. Seharusnya nilai beban glikemik dilabelkan pada kemasan makanan karena

beban glikemik lebih menggambarkan pengaruh glikemik setelah mengkonsumsi

satu porsi makanan tersebut.15

Makanan dengan indeks glikemik tinggi atau beban glikemik tinggi atau

keduanya dapat meningkatkan risiko penyakit kronik yang berhubungan dengan

gaya hidup seperti diabetes melitus. Sedangkan makanan dengan indeks glikemik

dan beban glikemik rendah sudah direkomendasikan secara luas sebagai terapi

dan pencegahan timbulnya diabetes melitus.21

Page 26: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

13

2.1.8 Biskuit

Biskuit adalah produk bakeri kering yang dibuat dengan cara memanggang

adonan yang terbuat dari tepung terigu atau jenis tepung lainnya dengan atau

tanpa substitusinya, minyak atau lemak, dengan atau tanpa penambahan bahan

pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan. Sifat masing-masing

biskuit ditentukan oleh jenis tepung yang digunakan, proporsi gula dan lemak,

kondisi dari bahan-bahan tersebut pada saat ditambahkan dalam campuran,

metode pencampuran dan penanganan adonan serta metode pemanggangan.

Kualitas biskuit selain ditentukan oleh nilai gizinya juga ditentukan dari warna,

aroma, cita rasa, dan kerenyahannya.24

Biskuit diklasifikasikan ke dalam 4 jenis yaitu biskuit keras, krekers, kukis,

dan wafer. Biskuit keras merupakan jenis biskuit yang dibuat dari adonan keras,

berbentuk pipih, dan apabila dipatahkan penampang potongannya bertekstur padat.

Krekers merupakan jenis biskuit yang dibuat dari adonan keras, melalui proses

fermentasi, berbentuk pipih, dan rasanya lebih asin dan renyah, serta bila

dipatahkan penampang potongannya tampak berlapis-lapis. Kukis merupakan

jenis biskuit yang dibuat dari adonan lunak, berkadar lemak tinggi, renyah dan

apabila dipatahkan penampang potongannya bertekstur kurang padat. Sementara

wafer merupakan biskuit yang dibuat dari adonan cair, berpori-pori kasar, renyah

dan jika dipatahkan penampang potongannya berongga-rongga.24

Varian biskuit yang akan diteliti perbedaan indeks glikemik dan beban

glikemiknya adalah biskuit isi selai (SLO) yang terbuat dari tepung terigu dan

biskuit gandum (RSG) yang terbuat dari tepung gandum. Kedua varian biskuit

tersebut termasuk dalam jenis biskuit kukis. Berikut ini beberapa karakteristik

yang dimiliki oleh kedua varian biskuit yang tertulis pada label kemasan biskuit:

Tabel 2.6. Beberapa karakteristik biskuit isi selai dan biskuit gandum.

Karakteristik SLO RSG

Komposisi utama tepung terigu tepung gandum utuh

Karbohidrat total 24 g (gula 10 g) 13 g (gula 3 g)

Lemak total 4 g 4 g

Protein 2 g 2 g

Page 27: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

14

2.2 Kerangka Teori

Karbohidrat

Digesti dan absorpsi

karbohidrat

- Tingkat gelatinisasi

- Bentuk fisik makanan

- Amilosa : amilopektin

- Derajat keasaman

- Serat makanan

- Sensitivitas insulin

- Fungsi sel β pankreas

- Metabolisme

makanan sebelumnya

- Variasi metabolik

Respon glukosa darah

pasca absorptif

- Gula sederhana

- Lemak

- Protein

Karbohidrat/sajian

50 g karbohidrat

Indeks Glikemik

Beban Glikemik

Luas area

bawah kurva

Page 28: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

15

2.3 Kerangka Konsep

- Serat makanan

- Gula sederhana

- Lemak

- Protein

Indeks Glikemik

Kadar glukosa darah dua

jam setelah makan

Makanan Uji

Responden

Beban Glikemik

Biskuit gandum

Biskuit isi selai

Variabel yang diteliti

Variabel yang tidak diteliti

Page 29: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

16

2.3 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat

ukur Cara ukur

Skala

ukur

Hasil

ukur

1

Kadar

glukosa darah

Hasil absorpsi

karbohidrat di

saluran pencernaan yang

bersirkulasi dalam

darah dan dihitung

kadarnya dengan

pemeriksaan

darah selama 2 jam postprandial

Blood

glucose meter

Pengambilan

darah kapiler

dengan finger prick

kemudian diuji

dengan test

strip blood glucose meter

mg/dl

Numerik

2 Indeks glikemik

kemampuan

makanan yang

mengandung 50 g karbohidrat dalam

meningkatkan

glukosa darah

-

Membanding

kan luas area

dibawah kurva setiap

makanan

uji dengan makanan

standar dan

dikali 100%

%

3 Beban glikemik

Kemampuan satu

porsi makanan yang mengandung

sejumlah

karbohidrat dalam meningkatkan

glukosa darah

-

IG dikali

jumlah

karbohidrat dalam satu

porsi makanan

dan dibagi 100

-

Page 30: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

17

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang bertujuan untuk

mengetahui apakah terdapat perbedaan indeks glikemik dan beban glikemik di

antara dua varian biskuit.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2014 di FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3 Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah semua mahasiswa PSPD angkatan 2012

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.4 Besar dan Cara pengambilan Responden

Responden dalam penelitian berjumlah 10 orang yang terdiri dari laki-laki

dan perempuan. Pemilihan responden dilakukan dengan cara consecutive

sampling.25

Pada responden dilakukan anamnesis yang meliputi identitas diri,

riwayat penyakit, pemeriksaan tanda vital, pengukuran berat badan dan tinggi

badan. Responden juga menjalani screening terhadap gangguan metabolisme

glukosa darah dengan pemeriksaan glukosa darah puasa berdasarkan prosedur

screening menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.26

Responden yang

telah memenuhi semua kriteria inklusi dan bersedia mengikuti penelitian ini

kemudian mengisi lembar informed concent.

3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi serta Drop Out

3.4.1 Kriteria Inklusi

a. Responden memiliki IMT normal menurut kriteria Asia-Pasifik.27

17

Page 31: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

18

b. Responden tidak menderita diabetes melitus atau memiliki riwayat gangguan

metabolisme glukosa.

3.4.2 Kriteria Eksklusi

a. Responden yang memiliki riwayat gangguan pembekuan darah atau riwayat

perdarahan sulit berhenti.

b. Responden memiliki riwayat alergi terhadap makanan standar dan makanan

uji.

3.4.3 Kriteria Drop Out

a. Responden menderita sakit yang tidak memungkinkan untuk dilakukan

pemeriksaan glukosa darah.

3.6 Alat dan Bahan Penelitian

a. Satu set lengkap alat pemeriksaan glukosa darah (gluco.Dr).

b. Sampel darah kapiler responden pada setiap waktu pengambilan.

c. Makanan uji yaitu biskuit isi selai dan biskuit gandum.

d. Makanan standar roti tawar putih.

Page 32: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

19

3.7 Alur Penelitian

3.8 Prosedur Kerja Penelitian

a. Responden menjalani puasa sekitar 10-12 jam di malam hari sebelum

dilakukan pemeriksaan glukosa darah pada pagi harinya.

Mahasiswa PSPD 2012

Memenuhi kriteria inklusi

Populasi

Responden 10 orang

Pemeriksaan pertama*

Persiapan sebelum pemeriksaan: puasa sekitar 10-12 jam di malam hari, makan

dengan porsi normal sebelum puasa, tidak melakukan aktivitas berat

Pemeriksaan kedua* Pemeriksaan ketiga*

Penghitungan luas area di bawah kurva makanan standar dan makanan uji

Pemeriksaan glukosa darah kapiler pada menit ke-0, 15, 30, 45, 60, 90, 120

Roti tawar putih Biskuit isi selai Biskuit gandum

Penentuan indeks glikemik

Penentuan beban glikemik

* Setiap pemeriksaan berselang satu minggu

Page 33: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

20

b. Responden sebelumnya diminta untuk tidak beraktivitas berat dan makan

dengan porsi normal sebelum puasa di malam hari.

c. Responden mengkonsumsi makanan standar atau makanan uji sampai habis

dalam waktu kurang dari 10 menit.

d. Responden diperbolehkan untuk minum air putih maksimal 250 ml selama

mengkonsumsi makanan.

e. Darah responden diambil dari pembuluh kapiler pada ujung jari sebelum

mengkonsumsi makanan (menit ke-0), dan pada menit ke-15, 30, 45, 60, 90,

120 setelah mengkonsumsi makanan.

f. Kadar glukosa darah responden dicatat pada setiap waktu pemeriksaan, dan

dimasukkan ke dalam kurva respon glukosa darah.

g. Menghitung luas area di bawah kurva masing-masing makanan uji dan

makanan standar.

h. Menghitung nilai indeks glikemik setiap makanan uji.

i. Menghitung nilai beban glikemik setiap makanan uji.

3.9 Rencana Pengolahan dan Analisis Data

Hasil pemeriksaan respon glukosa darah pada responden akan

disajikan dalam bentuk tabel dan kurva. Luas area di bawah kurva dihitung

melalui metode trapezoid menggunakan program Microsoft Office Excel 2007.

Metode trapezoid dilakukan dengan cara menjumlahkan semua luas bangun

trapezium dalam kurva respon glukosa darah. Luas bangun trapezium dihitung

dengan rumus:

Untuk menentukan nilai indeks glikemik (IG) dan beban glikemik (BG) dihitung

dengan menggunakan rumus:

Jumlah dua sisi sejajar Luas trapezium =

2 X tinggi

Page 34: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

21

Penelitian ini akan dilakukan analisis data statistik dengan

menggunakan program IBM SPSS Statistics 22. Untuk menguji normalitas data

akan menggunakan uji Shapiro-Wilk karena jumlah responden kurang dari 50

orang. Selanjutnya jika data terdistribusi normal akan dilakukan uji Paired T Test,

sedangkan jika data tidak terdistribusi normal akan dilakukan uji Friedman.28

IG = Luas area di bawah kurva glukosa darah makanan uji

Luas area di bawah kurva glukosa darah makanan standar X 100 %

BG = IG x karbohidrat total satu porsi makanan uji

100

Page 35: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

22

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 10 orang yang terdiri dari 5

orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Karakteristik responden dapat dilihat pada

tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Penelitian

No. Nama

Jenis

kelamin

(L/P)

Usia (tahun)

Berat

badan

(kg)

Tinggi

badan

(m)

IMT (kg/m²)

Glukosa

darah puasa

(mg/dL)

1 FYM L 20 55,8 1,67 20,0 94

2 IRF L 21 54,3 1,68 19,2 74

3 NPR P 18 52,6 1,59 20,8 83

4 FAH L 19 62,4 1,69 21,8 79

5 HPS P 20 52,7 1,53 22,5 90

6 ANJ L 19 53,8 1,70 18,6 67

7 KHO L 20 55,2 1,69 19,3 96

8 KHN P 20 46,5 1,57 18,9 78

9 ANF P 18 53,8 1,57 21,8 87

10 ABM P 20 54,4 1,56 22,4 73

RERATA 19,5 54,15 1,63 20,53 82,1

SD 0,97

1,51 9,57

Rerata usia responden dalam penelitian ini adalah 19,5 tahun (SD±0,97).

Usia responden merupakan faktor dapat mempengaruhi respon glukosa darah

akibat perbedaan laju metabolisme tubuh sehingga distribusi usia responden harus

normal. Rerata IMT responden adalah 20,53 (SD±1,51) dan termasuk dalam

ketegori normal menurut klasifikasi status gizi berdasarkan IMT Asia Pasifik.

Responden juga tidak memiliki gangguan metabolisme glukosa darah karena

rerata dari hasil pemeriksaan GDP masih dalam batas normal yaitu 82,1

(SD±9,57).

22

Page 36: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

23

4.2 Makanan Standar dan Makanan Uji

Makanan standar pada penelitian ini adalah roti tawar putih (RTP).

Sedangkan makanan uji terdiri dari dua jenis biskuit yaitu biskuit isi selai (SLO)

dan biskuit gandum (RSG). Kedua jenis biskuit ini dipilih berdasarkan

komposisinya yang kemungkinan dapat mempengaruhi nilai indeks glikemik.

Biskuit SLO terbuat dari tepung terigu dan biskuit RSG terbuat dari tepung

gandum. Perbandingan kadar serat tepung terigu dan tepung gandum berdasarkan

aplikasi NutriSurvey2007 adalah 5,2 g berbanding 10,0 g dalam jumlah sajian

yang sama. Perbedaan kadar serat pada kedua jenis tepung tersebut dapat

mempengaruhi nilai indeks glikemik.

Makanan standar dan makanan uji yang digunakan dalam penelitian ini

didapatkan dalam bentuk jadi dan siap saji, dalam hal ini peneliti tidak melakukan

proses pengolahan tambahan terhadap makanan standar dan makanan uji.

Komposisi zat gizi makanan standar dan makan uji dalam satu porsi dapat dilihat

pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2. Komposisi zat gizi makanan standar dan makanan uji dalam satu porsi

Makanan Sajian

(g)

Karbohidrat

total (g) Gula (g) Serat (g)

Protein

(g)

Lemak

total (g)

RTP 80 34 3 2 6 3

SLO 32 24 10 5,2 2 4

RSG 19,5 13 3 10 2 4

Sebelum dikonsumsi sebagai makanan standar dan makan uji, makanan-

makanan tersebut harus ditimbang terlebih dahulu untuk menentukan porsi yang

diperlukan agar mengandung 50 gram karbohidrat pada masing-masing makanan.

Analisis zat gizi makanan standar dan makanan uji didapatkan berdasarkan

informasi nilai gizi yang terdapat pada label kemasan masing-masing makanan.

Analisis zat gizi makanan standar dan makanan uji tersebut dapat dilihat pada

tabel 4.3 berikut:

Page 37: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

24

Tabel 4.3. Analisis zat gizi makanan standar dan makanan uji

Makanan Sajian

(g)

Karbohidrat

total (g)

Gula

(g)

Serat

(g) Protein (g)

Lemak

total (g)

RTP 117,6 50 4,4 2,9 8,8 4,4

SLO 66,7 50 20,8 10,8 4,2 8,3

RSG 75 50 11,5 38,5 7,7 15,4

4.3 Respon Glukosa Darah

Rata-rata hasil pemeriksaan glukosa darah setiap 15 menit pada jam

pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah pemberian satu jenis

makanan pada responden dapat dilihat pada tabel dan kurva berikut:

Tabel 4.4. Rerata kadar glukosa darah

Makanan Waktu (menit)

0 15 30 45 60 90 120

RTP Rerata 87,6 107,2 125,7 131,7 130,3 116,8 110,5

SD 8,81 12,41 10,99 10,54 6,83 9,34 9,33

SLO Rerata 88,0 105,5 125,6 136,6 134,6 122,5 113,5

SD 14,43 13,63 18,71 11,16 7,71 8,98 11,35

RSG Rerata 84,1 103,0 117,5 119,5 114,6 103,4 94,1

SD 10,61 13,39 14,09 9,91 10,69 9,47 4,43

Gambar 4.1. Kurva respon glukosa darah

60,0

80,0

100,0

120,0

140,0

160,0

0 30 60 90 120

Glu

kosa

Dar

ah (

mg/

dL)

Waktu (menit)

Kurva Respon Glukosa Darah

RTP

SLO

RSG

Page 38: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

25

Pada kurva respon glukosa darah dalam 120 menit setelah pemberian tiga

jenis makanan, semuanya mencapai titik puncaknya pada menit ke-45. Jika kurva

SLO dibandingkan dengan kurva RTP maka terlihat bahwa titik puncak kurva

SLO lebih tinggi dan pada menit ke-120 juga masih lebih tinggi. Keadaan ini

disebabkan karena kandungan gula sederhana pada SLO lebih tinggi daripada

RTP sehingga kenaikan kurva SLO lebih tinggi daripada RTP. Kandungan protein

yang tinggi pada RTP dan kandungan lemak yang tinggi pada SLO sama-sama

meningkatkan sekresi insulin pada kedua makanan tersebut.

Jika kurva RSG dibandingkan dengan kurva RTP dan SLO maka kurva

RSG adalah yang paling rendah baik pada titik puncak maupun pada menit ke-120.

Kandungan protein pada RSG dan RTP tidak berbeda secara signifikan, namun

protein RSG lebih tinggi daripada SLO sehingga kurva RSG menjadi lebih rendah.

Kandungan lemak pada RSG paling tinggi diantara tiga jenis makanan tersebut

sehingga lemak juga memberikan efek menurunkan respon glukosa darah kurva

RSG dengan meningkatkan sekresi insulin sehingga kadar glukosa darah menurun.

Kandungan gula sederhana pada RSG lebih rendah daripada SLO sehingga kurva

RSG juga lebih rendah. Walaupun kandungan gula RSG lebih tinggi daripada

RTP, namun kandungan serat pada RSG paling tinggi diantara ketiga jenis

makanan tersebut sehingga kandungan serat tersebut dapat menurunkan respon

glukosa darah pada kurva RSG.

Pada kurva respon glukosa darah terlihat bahwa kenaikan kadar glukosa

darah lebih besar daripada penurunannya. Besarnya kenaikan dan penurunan

glukosa darah dapat ditampilkan dalam bentuk persentase kenaikan dan

penurunan kadar glukosa darah. Persentase kenaikan dan penurunan kadar

glukosa darah dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5. Persentase kenaikan dan penurunan kadar glukosa darah

Makanan Persentase kenaikan dan penurunan glukosa darah (%)

15' 30' 45' 60' 90' 120'

RTP 22,4 43,5 50,3 -1,1 -11,3 -16,1

SLO 19,9 42,7 55,2 -1,5 -10,3 -16,9

RSG 22,5 39,7 42,1 -4,1 -13,5 -21,3

Page 39: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

26

Persentase kenaikan kadar glukosa darah terbesar adalah SLO (55,2%)

diikuti RTP (50,3%) dan RSG (42,1%). Sedangkan persentase penurunan kadar

glukosa darah terbesar adalah RSG (-21,3%) diikuti SLO (-16,9%) dan RTP

(-16,1%). Kurva RSG menurun hampir mendekati titik awal glukosa darah puasa,

sehingga kemungkinan akan lebih cepat terasa lapar kembali. Sedangkan

penurunan kurva RTP dan SLO masih cukup jauh diatas titik awal glukosa darah

puasanya sehingga kemungkinan akan lebih lama terasa lapar kembali.

4.4 Indeks Glikemik

Perhitungan luas area di bawah kurva dihitung dengan menggunakan

metode trapezoid. Hasil rata-rata nilai indeks glikemik setiap makanan dapat

dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6. Rerata nilai indeks glikemik

Makanan Indeks Glikemik (%) Klasifikasi P-value*

SLO 102,53 Tinggi 0,000

RSG 90,22 Tinggi

*berdasarkan uji statistik Paired T Test

Indeks glikemik biskuit SLO adalah 102,53% (SD±4,76%), sedangkan

biskuit RSG sebesar 90,22% (SD±4,49%). Kedua makanan tersebut masuk dalam

klasifikasi indeks glikemik tinggi. Terdapat perbedaan indeks glikemik yang

bermakna antara biskuit SLO dan biskuit RSG (P-value 0,000).

4.5 Beban Glikemik

Perhitungan nilai beban glikemik dapat dilakukan setelah nilai indeks

glikemik masing-masing makanan diketahui. Hasil rata-rata nilai beban glikemik

setiap makanan dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7. Rerata nilai beban glikemik

Makanan Beban Glikemik Klasifikasi P-value*

SLO 24,61 Tinggi 0,000

RSG 11,73 Sedang

*berdasarkan uji statistik Paired T Test

Page 40: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

27

Beban glikemik biskuit SLO adalah 24,61 (SD±1,14) dan makanan uji

RSG sebesar 11,73 (SD±0,58). Biskuit SLO masuk dalam klasifikasi beban

glikemik tinggi, sedangkan biskuit RSG masuk dalam klasifikasi beban glikemik

sedang. Terdapat perbedaan beban glikemik yang bermakna antara biskuit SLO

dan biskuit RSG (P-value 0,000).

Berdasarkan nilai dan klasifikasi indeks glikemik dan beban glikemik

setiap makanan uji pada penelitian ini, maka biskuit isi selai (SLO) tidak

direkomendasikan untuk dikonsumsi oleh penderita gangguan toleransi glukosa

dan diabetes melitus karena memiliki indeks glikemik dan beban glikemik yang

tinggi. Sedangkan biskuit gandum (RSG) walaupun memiliki indeks glikemik

tinggi tetapi beban glikemiknya masih dalam klasifikasi sedang, sehingga RSG

masih boleh dikonsumsi namun tidak melebihi porsi yang telah ditentukan dalam

label kemasan biskuit tersebut.

4.6 Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini masih terdapat beberapa hal yang menjadi

keterbatasan bagi peneliti sehingga mempengaruhi proses dan hasil penelitian.

Pada penelitian ini, pemeriksaan glukosa darah setiap makanan hanya dilakukan

satu kali sehingga menyulitkan perhitungan indeks glikemik yang lebih akurat.

Padahal pada penelitian indeks glikemik lebih baik dilakukan pemeriksaan

glukosa darah setiap makanan sebanyak 2 kali atau lebih pada setiap responden

untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.20

Selain itu pemantauan terhadap

responden sulit dilakukan terutama untuk membatasi aktivitas fisik di malam hari

saat puasa dan memantau porsi makan normal sebelum puasa.

Page 41: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

28

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indeks glikemik biskuit isi selai

(SLO) dan biskuit gandum (RSG) masuk dalam klasifikasi indeks

glikemik tinggi.

2. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa beban glikemik biskuit isi

selai (SLO) masuk dalam klasifikasi beban glikemik tinggi, sedangkan

beban glikemik biskuit gandum (RSG) masuk dalam klasifikasi beban

glikemik sedang.

3. Terdapat perbedaan yang bermakna antara indeks glikemik biskuit isi selai

(SLO) dan biskuit gandum (RSG).

4. Terdapat perbedaan yang bermakna antara beban glikemik biskuit isi selai

(SLO) dan biskuit gandum (RSG).

5. Biskuit gandum (RSG) lebih aman dikonsumsi penderita diabetes melitus

daripada biskuit isi selai (SLO).

5.2 Saran

1. Untuk menghasilkan nilai indeks glikemik dan beban glikemik yang lebih

akurat, maka pemeriksaan respon glukosa darah setiap makanan sebaiknya

dilakukan lebih dari satu kali pada setiap responden.

2. Perlu dilakukan pengawasan yang lebih baik terhadap responden agar

mengkonsumsi makanan dengan porsi normal sebelum puasa di malam

hari dan tidak melakukan aktivitas berat saat puasa dan selama

pemeriksaan glukosa darah.

28

Page 42: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

29

3. Mengingat masih sangat banyak varian biskuit belum diteliti, maka perlu

dilakukan penelitian mengenai indeks glikemik dan beban glikemik pada

varian biskuit lainnya.

4. Penderita gangguan toleransi glukosa dan diabetes melitus tidak

direkomendasikan mengkonsumsi biskuit isi selai (SLO) karena memiliki

indeks glikemik dan beban glikemik yang tinggi. Sedangkan biskuit

gandum (RSG) walaupun memiliki indeks glikemik yang tinggi tetapi nilai

beban glikemiknya tergolong sedang, sehingga masih boleh dikonsumsi

namun tidak melebihi porsi yang telah ditentukan pada label kemasan

biskuit gandum tersebut.

5. Produsen biskuit SLO dan RSG perlu mencantumkan nilai indeks glikemik

dan beban glikemik pada label kemasan produk.

Page 43: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

30

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

Bidang Biomedis. Jakarta: Balitbangkes Deskes RI. 2013.

2. Reis JP, Loria CM, Sorlie PD. Lifestyle Factors and Risk for New-Onset

Diabetes: A Population-Based Cohort Study. Ann Intern Med 2011

September 6; 155(5): hal. 292-299.

3. Kalergis M, Grandpre ED, Andersons C. The Role of the Glycemic Index in

the Prevention and Management of Diabetes: A Review and Discussion.

Canadian Journal of Diabetes 2005; 29(1): hal. 27-38.

4. Barasi ME. At a Glance Ilmu Gizi: Karbohidrat dalam Diet. Edisi 5. Jakarta:

Erlangga Medical Series; 2009.

5. Jenkins DJ, Kendall CW, Augustin LS. Glycemic Index: Overview of

Implications in Health and Disease. Am J Clin Nutr 2002; 76(suppl): 266S-

73S.

6. Riccardi G, Rivellese AA, Giacco R. Role of Glycemic Index and Glycemic

Load in the Healthy State, in Prediabetes, and in Diabetes. Am J Clin Nutr

2008; 87(suppl): 269S-74S.

7. Foster-Powell K, Holt SH, Brand-Miller JC. International Table of Glycemic

Index and Glycemic Load Values. Am J Clin Nutr 2002: 76:5-56.

8. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokomia Harper. Edisi 27.

Wulandari N, editor. Jakarta: EGC; 2009.

9. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah

Pendekatan Klinis. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2006.

10. Sherwood L. Human Physiology: from Cells to Systems. 7th ed. USA:

Brooks; 2010.

11. Sloane E. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Widyastuti P, editor. Jakarta:

EGC; 2004.

12. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta:

EGC; 2007.

13. Ganong WF. Review of Medical Physiology. 21st ed. USA: McGraw-Hill

Companies; 2005.

Page 44: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

31

14. Kathleen M, Margie GL. Krause’s Food and Nutrition Therapy. 12th ed.

Missouri: Elsevier Mosby; 2008.

15. Venn B, Green T. Glycemic Index and Glycemic Load: Measurement Issues

and Their Effect on Diet-Disease Relationships. Eur J Clin Nutr 2007;

61(suppl): S122-S131.

16. Brown JE. Nutrition Through the Life Cycle. 2nd ed. USA: Thompson

Wadsworth; 2008.

17. Xavier F, Sunyer P. Glycemic Index and Disease. Am J Clin Nutr 2002;

76(suppl): 290S-8S.

18. Radulian G, Rusu E, Dragomir A, Posea M. Metabolic Effects of Low

Glycemic Index Diets. Nutrition Journal 2009 January; 8(5).

19. Monro JA, Shaw M. Glycemic Impact, Glycemic Glucose Equivalents,

Glycemic Index and Glycemic Load: Definitions, Distinctions, and

Implications. Am J Clin Nutr 2008; 87(suppl): 237S-43S.

20. Wolever TM, Brand-Miller JC, Abernethy J. Measuring the Glycemic Index

of Foods: Interlaboratory Study. Am J Clin Nutr 2008; 87(suppl): 247S-57S.

21. Barclay AW, Petocz P, Brand-Miller JC. Glycemic Index, Glycemic Load

and Chronic Disease Risk: A Meta-Analysis of Observational Studies. Am J

Clin Nutr 2008; 87: 627-37.

22. Nix S. William’s Basic Nutrition and Diet Therapy. Missouri: Elsevier

Mosby; 2005.

23. Thompson J, Manore M. Nutrition: An Applied Approach. 2nd edi. USA:

Pearson Education Publishing; 2007.

24. Badan Standardisasi Nasional. SNI 01-2973: Mutu dan Cara Uji Biskuit.

Jakarta: BSN. 2011.

25. Dahlan MS. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian

Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2010.

26. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus Pengelolaan dan

Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PERKENI; 2011.

27. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi

IV. Jakarta; PAPDI. 2006.

Page 45: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

32

28. Dahlan MS. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat

dan Multivariat. Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2009.

Page 46: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

33

LAMPIRAN

Lampiran 1

Lembar Surat Persetujuan Responden

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Setelah saya mendapatkan penjelasan mengenai tujuan dan manfaat penelitian,

serta prosedur yang harus dilakukan oleh responden dalam penelitian PERBEDAAN

INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT, maka

saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : ......................................................................................

Alamat : ......................................................................................

Telp/HP : ......................................................................................

Prodi : ................................................ Semester:.....................

dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia untuk berpartisipasi menjadi responden penelitian dan bersedia untuk menjalani pemeriksaan glukosa darah sesuai dengan

prosedur yang telah ditetapkan dalam penelitian, dengan catatan bahwa semua data

mengenai identitas diri saya dijamin kerahasiaannya. Selanjutnya bila suatu saat dalam

masa penelitian, saya merasa dirugikan dalam penelitian ini, saya berhak untuk

mengundurkan diri dalam penelitian ini serta membatalkan persetujuan yang telah saya

buat ini tanpa sanksi apapun dari pihak manapun.

Ciputat, ................................... 2014

Mengetahui,

Yang membuat pernyataan Peneliti

.................................................... ................................................

Page 47: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

34

Lampiran 2

Lembar Status Kesehatan Responden

LEMBAR ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK

PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA

VARIAN BISKUIT

Nama :

Usia :

BB :

TB :

IMT :

Tanda vital

- Tekanan darah :

- Frekuensi nafas :

- Frekuensi nadi :

- Suhu tubuh :

GDP :

Riwayat penyakit:

- Apakah anda menderita diabetes mellitus?

( ya / tidak )

- Apakah dalam keluarga anda ada yang memiliki riwayat diabetes mellitus?

( ya / tidak ). Jika ya, siapa?

- Apakah anda pernah mengalami luka dengan perdarahan yang sulit berhenti?

( ya / tidak )

- Apakah anda alergi terhadap makanan tertentu?

( ya / tidak ). Jika ya, apa?

Page 48: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

35

Lampiran 3

Klasifikasi IMT Menurut Kriteria Asia Pasifik

Untuk menentukan status gizi responden digunakan dengan

menghitung indeks massa tubuh (IMT) dengan rumus:

IMT = [berat badan (kg)] / [tinggi badan (m)]2

Page 49: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

36

Lampiran 4

Data Hasil Pemeriksaan Responden

No Nama Usia BB

(kg)

TB

(m) IMT GDP

FP

(x/m)

FN

(x/m)

TD

(mmHg)

1 FYM 20 55,8 1,67 20,0 94 18 78 110/70

2 IRF 21 54,3 1,68 19,2 74 20 91 120/80

3 NPR 18 52,6 1,59 20,8 83 18 87 110/70

4 FAH 19 62,4 1,69 21,8 79 15 76 110/70

5 HPS 20 52,7 1,53 22,5 90 17 90 120/80

6 ANJ 19 53,8 1,70 18,6 67 16 73 100/70

7 KHO 20 55,2 1,69 19,3 96 17 87 120/90

8 KHN 20 46,5 1,57 18,9 78 18 94 110/80

9 ANF 18 53,8 1,57 21,8 87 20 86 110/70

10 ABM 20 54,4 1,56 22,4 73 19 71 120/80

Page 50: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

37

Lampiran 5

Analisis Gizi dan Perhitungan Jumlah makanan

Makanan Sajian (g) Karbohidrat total (g) Gula (g) Protein

(g) Lemak total (g)

RTP 80 34 3 6 3

SLO 32 24 10 2 4

RSG 19,5 13 3 2 4

Makanan-makanan yang digunakan dalam penelitian indeks glikemik harus

mengandung karbohidrat sebesar 50 gram. Berdasarkan informasi nilai gizi yang

tercantum pada masing-masing kemasan makanan, maka perhitungan masing-

masing makanan yang dibutuhkan untuk setiap pemeriksaan glukosa darah dalam

penelitian ini adalah:

1. Setiap 80 gram roti tawar putih (RTP) mengandung 34 gram karbohidrat.

Untuk mendapatkan jumlah RTP yang mengandung 50 gram karbohidrat,

maka dibutuhkan 117,6 gram RTP.

RTP = (80 x 50) / 34 = 117,6 gram

2. Setiap 32 gram biskuit isi selai (SLO) mengandung 24 gram karbohidrat.

Untuk mendapatkan jumlah SLO yang mengandung 50 gram karbohidrat,

maka dibutuhkan 66,7 gram SLO.

SLO = (32 x 50) / 24 = 66,7 gram

3. Setiap 19,5 gram biskuit gandum (RSG) mengandung 13 gram karbohidrat.

Untuk mendapatkan jumlah RSG yang mengandung 50 gram karbohidrat,

maka dibutuhkan 75 gram RSG.

RSG = (19,5 x 50) / 13 = 75 gram

Makanan Jumlah

sajian (g)

Karbohidrat

total (g)

Gula

(g) Protein (g)

Lemak total

(g)

RSG 117,6 50 4,4 8,8 4,4

SLO 66,7 50 20,8 4,2 8,3

RSG 75 50 11,5 7,7 15,4

Page 51: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

38

Lampiran 6

Perhitungan Luas Area di Bawah Kurva

Luas area di bawah kurva respon glukosa darah dihitung dengan

menggunakan metode trapezoid. Luas = [(sisi1+sisi2)÷2] x tinggi

A B C D E F

A B C D E F

A B C D E F

Page 52: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

39

(lanjutan)

Perhitungan Luas Area di Bawah Kurva

Perhitungan luas area di bawah kurva pada salah satu responden (FYM).

RTP

Bangun Sisi 1 Sisi 2 Tinggi Luas Area

A 93 122 15 1612,5

B 122 128 15 1875

C 128 143 15 2032,5

D 143 132 15 2062,5

E 132 108 30 3600

F 108 111 30 3285

Total Luas Area 14467,5

SLO

Bangun Sisi 1 Sisi 2 Tinggi Luas Area

A 106 116 15 1665

B 116 152 15 2010

C 152 136 15 2160

D 136 139 15 2062,5

E 139 124 30 3945

F 124 119 30 3645

Total Luas Area 15487,5

RSG

Bangun Sisi 1 Sisi 2 Tinggi Luas Area

A 91 128 15 1642,5

B 128 131 15 1942,5

C 131 110 15 1807,5

D 110 115 15 1687,5

E 115 112 30 3405

F 112 97 30 3135

Total Luas Area 13620

Page 53: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

40

Lampiran 7

Perhitungan Indeks Glikemik dan Beban Glikemik

Perhitungan IG dan BG makanan standar dan makanan uji pada salah

satu responden (FYM).

IG = [ luas area makanan uji ÷ luas area makanan standar ] x 100 %

FYM

Makanan Luas Area Indeks Glikemik

RTP 14467,5 100

SLO 15487,5 107,05

RSG 13620 94,14

BG = [ IG x karbohidrat per sajian ] ÷ 100

FYM

Makanan Indeks Glikemik karbohidrat

per sajian (g) Beban Glikemik

RTP 100 34 34

SLO 107,05 24 25,69

RSG 94,14 13 12,24

Page 54: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

41

Lampiran 8

Rerata Indeks Glikemik dan Beban Glikemik

No. Nama

RTP

SLO

RSG

IG BG IG BG IG BG

1 FYM 100 34 107,05 25,69 94,14 12,24

2 IRF 100 34 105,43 25,30 88,23 11,47

3 NPR 100 34 97,10 23,30 80,68 10,49

4 FAH 100 34 98,62 23,67 93,11 12,10

5 HPS 100 34 109,04 26,17 95,56 12,42

6 ANJ 100 34 103,79 24,91 87,62 11,39

7 KHO 100 34 95,93 23,02 90,29 11,74

8 KHN 100 34 107,99 25,92 95,06 12,36

9 ANF 100 34 99,22 23,81 88,64 11,52

10 ABM 100 34 101,08 24,26 88,86 11,55

RERATA 100 34 102,53 24,61 90,22 11,73

Page 55: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

42

Lampiran 9

Dokumentasi Penelitian

Makanan standar roti tawar putih Biskuit isi selai dan biskuit gandum

Alat pemeriksaan glukosa darah

Page 56: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK · PDF filePERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK DUA VARIAN BISKUIT. Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

43

Lampiran 10

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Abdul Jafar Sidik

TTL : Brebes, 23 April 1992

Alamat : Desa Cipelem RT 002 / RW 005, Kecamatan Bulakamba,

Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Handphone : 0812 8521 2602

Email : [email protected]

[email protected]

Riwayat Pendidikan:

1. SD Negeri 01 Cipelem Brebes (1999-2005)

2. MTs Nurul Huda Jubang Brebes (2005-2008)

3. SMA Darul Ulum 2 Unggulan Jombang (2008-2011)

4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2011-sekarang)