indeks glikemik donat dengan beberapa...
TRANSCRIPT
INDEKS GLIKEMIK DONAT DENGAN BEBERAPA
JENIS TOPPING
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH :
SYARIFAH RO’FAH
NIM: 1110103000045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/ 2013 M
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini saya rnenyatakan bahwa:
1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan
untuk memenuhi salah batu persyaratan memperoleh gelar strata I di UIN
S yarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
INDEKS GLIKEMIK DONAT DENGAN BEBERAPA JENIS TOPPING
Laporan Penelitian
Diajukan kepada Program studi pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran danIImu Kesehatan untuk Meqrenuhi persyaratan Memperoleh Gelar saqiana
Kedokteran (S.Ked)
Oleh
Svarifah Ro'fah
NIM: 1110103000045
Pembimbing I
Ad"\\A--t
or. wileraini, M.Gizi, SpGK
Pembimbing Itr
lil
W'dr. Risahmawati, Ph.D
PROGRAM STT'DI PENDIDIKAi\ DOI(TER
F'AKULTAS KEDOKTERA.N DAN ILMU KESETIATAN
UNTVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAII
JAKARTA
t434W 2013 M
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Penelitian berjudul Indeks Glikemik Donat dengan Beberapa jeniiTopping yang diajukan oleh Syarifah Ro'fah (NIM 1110103000045), telahdiujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 12September 2013. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syaratmemperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada program Studi PendidikanDokter.
Ciputat, 12 September 2013
DEWAN PENGUJI
rdini, M.Gizi, SpGK
Pembimbing I Pembimbing II
'-/ mwCr. Witri rdini,ll{.Gizi, SpGK dr. Risahmawati, Ph.D
Enda
PIMPINAN FAKULTAS
Dekan FKIK UIN
--7neror.orffi,spAnd
Kaprodi PSPD FKIK UIN
IV
Penguji I
dr. Devy Arian
ii
KATA PENGANTAR
Rasa syukur dan segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas setiap
nikmat yang tak sedetikpun berhenti diberikan. Mengizinkan penulis dalam jalan
yang Ia tunjukkan berjuang dan terus belajar. Hingga sampai masanya penulis
menyelesaikan laporan penelitian ini. Juga kepada Rasul-Nya yang tak pernah
habis kisahnya menjadi teladan kehidupan, dan syafaatnya selalu penulis nantikan.
Penulis menyadari, tanpa bimbingan dan segenap bantuan dari berbagai pihak
maka penelitian ini tidak akan pernah selesai. Oleh sebab itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr (hc). dr. M.K Tadjudin, SpAnd, dr. M. Djauhari Widjajakusumah,
DR. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes, Dra. Farida Hamid, MA selaku Dekan dan
Pembantu Dekan di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK atas kerja keras dalam memungkinkan
penulis menjalankan masa perkuliahan. Selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Dokter FKIK UIN. Serta untuk segenap waktu, tenaga, dan
pikiran yang diberikan kepada penulis selama menjadi pembimbing 1. Sejak
penelitian ini sekedar judul hingga selesai laporan penelitian ini.
3. dr. Risahmawati, Ph.D, selaku pembimbing 2 yang telah meluangkan waktu
meski di akhir kehamilannya. Tercurah doa untuk sehat dan bahagianya.
4. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D yang mengajarkan dan memfasilitasi
penulis untuk menyelesaikan penelitian. Selaku penanggungjawab modul
riset PSPD 2010.
5. Abuyah dan Ibu, Drs. KH. Bisyri Imam. MAg dan Dra. Hj. Darrotul Jannah,
atas limpahan segala cinta dan kasih sayangnya. Untuk dukungan dan
kepercayaan yang diberikan dalam segala bentuk. Hangat peluk di waktu
sakit, kuat doa di waktu sulit, dan motivasi tak habis dalam hidup penulis.
6. Khuya imuh, mba aniq, yayu neli, aaghust, khuya boji, yayu ivana, yayu
najhah, ka muhammad, yayu iis, kang ahmad, kacung hamzie, nok nuvi
kacung safrie, luna, akeefa, injaz, ardha, dan calon adiknya. Untuk mengajari
penulis betapa berwarnanya kehidupan ditengah keluarga.
iii
7. Semua responden yang bersedia mengikuti penelitian ini. Putra, Nabil, Irvan,
Erry, Rima, Riza, Putri, Qori, Uswah, Diny dan Muti, Semoga segala amal
baik dibalas Allah dengan balasan berkali-kali lipat kebaikan.
8. Laboran, satpam, dan staff di kampus FKIK juga abang delivery J.Co yang
membantu teknis-teknis penelitian ini.
9. Teman-teman satu kelompok penelitian Laila, Julia, Ainun, Tiara, dan Jidi.
Akhirnya Power of Index Glycemic kita berbuah. Terimakasih untuk
perjuangan bersama menyusun tiap kata hingga laporan ini terwujud. Semoga
perjuangan kita selanjutnya dapat mewujudkan hal-hal lain yang luar biasa.
10. Sekali lagi, penulis ucapkan terimakasih kepada Laila, Julia, Jidi dan Bening.
Untuk waktu-waktu yang tidak pernah habis indahnya dan persahabatan yang
tidak habis eratnya. Juga Tiara, teman sekamar yang baik hati seperti peri.
Teman-teman barbie dan GH, serta kaka Azmi untuk bantuan sepenuh hati
secara langsung dan tidak langsung dalam penelitian ini.
11. Teman teman seperjuangan PSPD 2010, untuk kebersamaan yang kita buat
tiap kuliah, diskusi, pleno, kkd, praktikum, ujian, empati, dokmus dan
kunjungan-kunjungan yang sudah kita jalani. Juga riset dan sidang yang
akhirnya kita lalui. Serta koas dan internship yang akan kita hadapi. Semoga
tidak ada kata berhenti untuk kita menjalin kebersamaan.
Penulis menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari bentuk yang sempurna.
Segala kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan. Demikian
laporan ini penulis susun, semoga bermanfaat untuk ilmu pengetahuan, agama,
dunia dan setelahnya nanti. Amien.
Ciputat, 10 September 2013
Syarifah Ro’fah
iv
ABSTRAK
Syarifah Ro’fah. Program Studi Pendidikan Dokter. Indeks Glikemik Donat
dengan Beberapa Jenis Topping. 2013
Indeks glikemik adalah metode kuantitatif untuk menggambarkan kemampuan
karbohidrat suatu makanan dalam menaikkan glukosa darah, diperoleh dengan
membandingkan luas area di bawah kurva respon glukosa darah makanan uji
dengan makanan standar. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui indeks
glikemik donat dengan beberapa jenis topping. Responden dalam penelitian ini
berjumlah sepuluh orang sehat dengan indeks massa tubuh (IMT) normal dan
tidak memiliki gangguan metabolisme glukosa. Pemeriksaan glukosa darah
dilakukan sebelum diberikan makanan uji dan selama dua jam sesudahnya.
Setelah pengolahan dan penghitungan data didapatkan rerata indeks glikemik.
Urutan donat dengan indeks glikemik dari yang tertinggi adalah donat topping
gula tepung (98,12%), topping sereal (97,22%), dan topping coklat (89,28%).
Ketiga donat dengan tiga toping yang diuji termasuk dalam makanan IG tinggi.
Hasil penelitian ini menyimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara indeks
glikemik makanan standar dengan donat toping gula tepung, dan antara donat
toping gula tepung dengan toping coklat, berdasarkan uji statistik dengan
Repeated Anova (p val.ue <0,05)
Kata kunci : indeks glikemik, glukosa darah, donat, topping
ABSTRACT
Syarifah Ro’fah. Medical Education Program. Glycemic Index of Doughnut
with Variety Toppings. 2013
Glycemic Index is a quantitative method to measure the blood glucose raising
ability of the available carbohydrate in foods, defined by the incremental area
under the glycemic response curve (AUC) of tested food comparing by standard
food. The aim of this study is to investigate glycemic index of doughnut with
variety toppings. This study takes ten healthy respondents with normal body mass
index (BMI) without any problems of glucose metabolism. The blood glucose is
examined before giving tested food and during two hours after that. The
calculation and processing of data gains average of glycemic index. The highest
glycemic index successively is doughnut with icing sugar topping 98.12%,
chocolate topping 98.12% and grain flakes topping 97.22%. All toppings in this
study classified as high index glycemic food. This study shows the significant and
meaningful difference between the glycemic index of standard food and doughnut
with icing sugar topping, and between icing sugar topping and chocolate topping,
based on Repeated Anova statistical analysis (p value <0.05).
Keywords: glycemic index, blood glucose, doughnut, toppings
v
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ...........................................................................................
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN ...........................................................................
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................................................
ABSTRAK ........................................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................
DAFTAR TABEL ............................................................................................
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................
DAFTAR SINGKATAN..................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................
1.3 Tujuan Penelitian ..............................................................................
1.3.1 Tujuan Umum ..........................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus..........................................................................
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................
1.4.1 Bagi Peneliti ............................................................................
1.4.2 Bagi Institusi............................................................................
1.4.3 Bagi Masyarakat ......................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori .................................................................................
2.1.1 Donat .......................................................................................
2.1.2 Karbohidrat. .............................................................................
2.1.3 Pencernaan dan Metabolisme Karbohidrat ..............................
2.1.4 Kontrol Glukosa Darah............................................................
2.1.5 Indeks Glikemik ......................................................................
2.2 Kerangka Konsep...............................................................................
2.3 Definisi Operasional..........................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
1.1 Desain Penelitian...............................................................................
1.2 Waktu dan Tempat Penelitian............................................................
1.3 Alat dan Bahan Penelitian .................................................................
1.4 Alat dan Bahan Penelitian..................................................................
1.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi.............................................................
1.5.1 Kriteria Inklusi.........................................................................
1.5.2 Kriteria Eksklusi ......................................................................
1.6 Besar dan Cara Pengambilan Responden..........................................
i
ii
iii
iv
v
vii
viii
x
xi
xii
xiii
1
2
2
2
2
2
2
2
3
4
4
5
6
7
9
13
13
14
14
14
14
14
14
14
14
vi
1.7 Alur Penelitian...................................................................................
1.8 Cara Kerja Penelitian.........................................................................
1.9 Rencana Pengolahan dan Analisa Data.............................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Keadaan Responden ....…..................................................................
4.2 Makanan Uji......................................................................................
4.3 Kadar Glukosa Darah ........................................................................
4.4 Indeks Glikemik.................................................................................
4.5 Keterbatasan Penelitian......................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................
5.2 Saran ..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
LAMPIRAN .....................................................................................................
15
15
16
17
17
17
18
20
22
23
23
23
24
27
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi dan Jenis Karbohidrat.....................................................
Tabel 2.2 Proses Metabolisme dalam Tubuh....................................................
Tabel 2.3 Efek Berbagai Hormon Terhadap Metabolisme................................
Tabel 2.4 Kategori Pangan Berdasarkan Indeks Gllikemik..............................
Tabel 2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Indeks Glikemik.............
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Penelitian..................................................
5
8
8
11
13
17
Tabel 4.2 Makanan Uji dengan Kandungan Karbohidrat 50 Gram.................. 18
Tabel 4.3 Persentase Kenaikan dan Penurunan Kadar Glukosa Darah............. 19
Tabel 4.4 Rerata Indeks Glikemik Makanan Uji dan Makanan Standar...........
20
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Deskripsi Penurunan Diet Rendah Indeks Glikemik Terhadap
Berbagai Metabolisme dalam Tubuh dan Efeknya Terhadap
Penyakit Sistemik dan Metabolik.................................................
10
Gambar 4.1 Grafik Kenaikan dan Penurunan Kadar Glukosa Darah................
19
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Surat Persetujuan Responden...........................................
Lampiran 2 Lembar Status Kesehatan Responden............................................
Lampiran 3 Hasil Pemeriksaan Tanda Vital.....................................................
Lampiran 4 Kriteria Status Gizi Menurut Asia-Pasifik....................................
Lampiran 5 Analisis Gizi dan Perhitungan Kebutuhan Makanan Uji
Sebanyak 50 Gram Karbohidrat....................................................
Lampiran 6 Kurva Respon Kadar Glukosa Darah............................................
Lampiran 7 Contoh Perhitungan Luas Area di bawah Kurva...........................
Lampiran 8 Hasil Perhitungan Luas Area di Bawah Kurva dan Indeks
Glikemik Donat..............................................................................
27
28
29
30
31
33
38
40
Lampiran 9 Hasil Uji Statistik .......................................................................... 41
Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup.................................................................. 46
x
DAFTAR SINGKATAN
IG Indeks Glikemik
GDP Gula Darah Puasa
IMT Indeks Massa Tubuh
BMI Body Mass Index
AUC The area under glycemic respond curve
AJCN American Journal of Clinical Nutrition
EJCN European Journal of Clinical Nutrition
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gaya hidup sehat dicapai dengan keseimbangan energi dimana energy intake
sama dengan energy expenditure.1 Keterlibatan gaya hidup yang tidak sehat
diduga meningkatkan risiko penyakit-penyakit yang berhubungan dengan gaya
hidup seperti obesitas, diabetes melitus, dan penyakit kardiovaskular. Sebaliknya
gaya hidup termasuk pola makan yang benar dapat menurunkan risiko onset
kejadian baru berbagai penyakit sistemik maupun metabolik.2
Frekuensi makan yang proporsional dan teratur, dengan komposisi zat gizi
seimbang merupakan pola makan yang paling baik. Komposisi makanan yang
baik mengandung unsur karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, air, dan
serat dalam jumlah seimbang sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu.3
Karbohidrat atau disebut juga sakarida yang berarti gula, merupakan zat gizi
yang sangat penting dan berperan sebagai sumber energi utama bagi tubuh.
Karbohidrat dalam makanan menyebabkan respon berbeda-beda terhadap laju
peningkatan kadar glukosa darah. Respon ini dapat dihitung secara kuantitatif
dengan penghitungan indeks glikemik (IG). Dewasa ini, IG banyak diterapkan
sebagai dasar manajemen dan pecegahan berbagai penyakit dengan pendekatan
terapi nutrisi.4
Indeks glikemik adalah metode kuantitatif untuk menggambarkan
kemampuan karbohidrat suatu makanan dalam menaikkan kadar glukosa darah,
diperoleh dengan membandingkan luas area di bawah kurva respon glukosa darah
antara makanan uji dengan makanan standar. Gabriella Ricarrdi et al dalam
laporan penelitiannya menyebutkan makanan IG rendah memiliki korelasi positif
dengan penurunan risiko insidensi penyakit-penyakit metabolik dan
kardiovaskular.5
Makanan selingan, makanan yang dikonsumsi di antara dua waktu makan,
penting untuk diketahui pengaruhnya terhadap laju peningkatan kadar glukosa
darah. Terutama bagi penderita diabetes melitus. Jajanan pasar, makanan kering,
2
berbagai jenis kue, dan roti, termasuk donat, merupakan makanan favorit untuk
dikonsumsi sebagai makanan selingan.6
Saat ini donat mengalami perkembangan variasi topping dan bahan baku yang
sangat beragam. Belum adanya penelitian IG donat yang spesifik dengan jenis
toppingnya, menyulitkan masyarakat untuk memilih donat yang relatif lebih baik
untuk dikonsumsi sebagai makanan selingan. Atas latar belakang tersebut
mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut: bagaimanakah indeks glikemik donat dengan beberapa
jenis topping?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui indeks glikemik donat dengan beberapa jenis topping.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengklasifikasikan donat dengan beberapa jenis topping dalam
makanan IG rendah, sedang atau tinggi.
2. Mengetahui adakah perbedaan bermakna IG donat dengan beberapa
jenis topping.
1.4 Manfaat
1.4.2 Bagi Peneliti
1. Mendapatkan pengalaman serta pengetahuan dalam melakukan
penelitian terutama di bidang nutrisi dan kesehatan.
2. Sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran di
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
1.4.1 Bagi Institusi.
1. Memberikan data IG donat dengan beberapa jenis topping sehingga
dapat digunakan sebagai panduan pemilihan makanan selingan bagi
penderita obesitas, diabetes melitus, dan penyakit kardiovaskular.
3
2. Menambah referensi penelitian di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Referensi tersebut dapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan
penelitian lebih dalam bagi peneliti yang lain.
1.4.3 Bagi Masyarakat
1. Memberikan informasi IG donat dengan beberapa jenis topping
sehingga dapat digunakan sebagai panduan pemilihan makanan
selingan.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Donat
Donat merupakan salah satu jenis makanan olahan berbahan dasar tepung
terigu, berbentuk bundar seperti gelang dengan lubang ditengahnya. Roti ini telah
lama menjadi pilihan banyak orang untuk dikonsumsi sebagai makanan selingan.
Selain tepung terigu, donat diolah dari gula, telur, ragi, margarin, baking
powder dan bahan pelembut. Gula berfungsi sebagai pemanis, membentuk warna
coklat saat dimasak, dan sebagai nutrisi khamir pada proses fermentasi. Margarin
berperan sebagai stabilisator dan pelumas agar partikel adonan terdispersi merata,
sehingga mencegah penggumpalan dan tekstur menjadi lebih halus dan lunak.
Telur dalam adonan bermanfaat sebagai koagulator, pengemulsi dan menambah
citarasa. Selain itu telur dapat meningkatkan nilai gizi berkat protein yang
dikandungnya.7
Ragi yang biasa digunakan dalam proses fermentasi donat ialah
Saccharomyces cerevisiae. Proses ini akan mempengaruhi pengembangan donat.
Kombinasi ragi, air, dan tepung akan memulai fermentasi. Enzim memecah pati
menjadi maltosa yang diperlukan sebagai sumber makanan untuk ragi. Ragi
bekerja memetabolisme gula dari pati menghasilkan gas CO2 dan etil alkohol. Gas
CO2 membuat adonan mengembang karena dipertahankan dalam jaringan yang
dibentuk oleh gluten (protein dalam pati tepung).7, 8
2.1.2 Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber kalori makanan terbesar untuk sebagian
besar masyarakat dunia. Karbohidrat merupakan salah satu dari tiga makronutrien
yang merupakan sumber penting untuk kebutuhan energi tubuh. Karbohidrat
terkandung dalam banyak jenis bahan pangan, disebutkan dalam hasil penelitian
oleh Mewa Ariani, bahan makanan yang paling banyak dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia mengandung karbohidrat tinggi.9
5
Istilah karbohidrat secara bahasa berarti “hydrated carbon” atau karbon
yang terhidrasi. Suatu senyawa disebut terhidrasi bila mengandung air (H2O =
terdiri dari hidrogen dan oksigen). Dalam literature lain, penamaan karbohidrat
didasarkan pada unsur kimianya. Senyawa karbohidrat terdiri dari Karbon (C),
Hidrogen (H), dan Oksigen (O).10
Karbohidrat atau sakarida berasal dari bahasa latin Sacharum yang berarti
gula. Berdasarkan jumlah sakarida dalam strukturnya, karbohidrat diklasifikasikan
dalam tiga kategori.3
Tabel 2.1 Klasifikasi dan Jenis Karbohidrat3
Klasifikasi Karbohidrat Jenis Keterangan
Monosakarida
Satu unit gula,
Karbohidrat Simpel
Glukosa
Gula pokok pada metabolisme
energi. Banyak dikombinasikan
dengan gula lain.
Fruktosa Ditemukan pada buah, sayur,
madu
Galaktosa Bergabung dengan glukosa
menjadi laktosa (susu)
Disakarida
Dua unit gula,
Karbohidrat simpel
Laktosa
(Glukosa+ Galaktosa)
Ditemukan pada susu termasuk
ASI
Maltosa
(Glukosa+Glukosa)
Tidak ditemukan dalam bentuk
sendiri, bergabung dengan
molekul gula lain, hasil
metabolisme polisakarida
Sukrosa
(Glukosa+Fruktosa)
Ditemukan pada jenis produksi
gula, (gula bubuk, gula coklat,
gula pasir)
Polisakarida
Banyak gula,
Karbohidrat kompleks
Pati/ Starch
Polisakarida yang tersimpan pada
tanaman, seperti biji-bijian, umbi-
umbian dan kacang-kacangan
Glikogen
Merupakan jenis simpanan
glukosa yang tersimpan pada
hewan, ternasuk manusia.
6
Glukosa merupakan bentuk gula yang tersirkulasi dalam darah dan
menjadi bahan bakar primer untuk energi seluruh sel tubuh. Glukosa jarang
didapatkan dari makanan yang dikonsumsi, tubuh mendapatkannya dari proses
metabolisme karbohidrat.10
2.1.3 Pencernaan dan Metabolisme Karbohidrat
Proses pencernaan karbohidrat dimulai dari rongga mulut. Polisakarida
(glikogen/pati) diubah menjadi partikel yang lebih kecil baik secara mekanik oleh
gigi maupun kimiawi oleh bantuan amilase di dalam rongga mulut. Bolus
makanan selanjutnya menuju lambung dengan bantuan gerakan peristaltik
esofagus. Di lambung pencernaan karbohidrat terhenti akibat hancurnya amilase
oleh asam lambung.11
Pencernaan berlanjut saat kimus dari lambung masuk ke dalam usus.
Amilase pankreas mengubah polisakarida menjadi disakarida. Proses pencernaan
karbohidrta dituntaskan oleh enzim disakaridase (maltase, sukrase, dan laktose)
yang disekresikan oleh lumen usus halus dengan menghidrolisis disakarida
menjadi monosakarida.
Sebagian besar hasil akhir pencernaan karbohidrat berupa glukosa,
fruktosa, dan galaktosa. Setelah diabsorpsi dari saluran pencernaan, hampir
seluruh fruktosa dan galaktosa diubah menjadi glukosa di dalam sel hati secara
cepat. Lebih dari 95% monosakarida yang beredar dalam tubuh adalah glukosa,
yang merupakan produk akhir pencernaan karbohidrat. Sehingga disimpulkan
tujuan utama pencernaan karbohidrat adalah untuk memecah polisakarida maupun
disakarida menjadi monosakarida yang dapat dikonversi menjadi glukosa.11
Proses pencernaan dan absorpsi glukosa ke dalam darah dipengaruhi juga
oleh faktor-faktor berikut ini 1) ketahanan starch/zat tepung terhadap aktivitas
kerja enzim, 2) derajat aktivitas enzim-enzim pencernaan, terutama laktase pada
dinding mukosa usus, dan 3) adanya zat gizi lain dalam makanan yang
mempengaruhi proses pencernaan, seperti lemak yang memperlambat absorpsi,
serat, pektin, dan lain-lain yang dapat mengurangi efek kerja enzim.12
Glukosa yang diabsorpsi didistribusikan melalui pembuluh darah ke
seluruh tubuh, sebagian disimpan untuk cadangan energi, sebagian lain digunakan
7
untuk sel-sel tubuh sebagai sumber energi. Proses pemakaian glukosa sehingga
menghasilkan energi disebut sebagai metabolisme glukosa.12
Untuk masuk dan dipakai oleh suatu sel, sebelumnya glukosa harus
ditranspor terlebih dahulu ke dalam sel. Transpor glukosa sebagian besar
dilakukan dengan difusi terfasilitasi. Kecepatan transpor glukosa sangat
ditingkatkan oleh kerja insulin, transpor dapat meningkat 10 kali lebih cepat
dengan bantuan aktivitas insulin.13
Segera setelah masuk ke dalam sel, glukosa akan mengalami rangkaian
kejadian berikut: fosforilasi glukosa, glikolisis, hingga siklus krebs atau siklus
asam sitrat. Proses-proses tersebut bertujuan untuk menghasilkan adenosin
trifosfat (ATP) yang akan digunakan sel sebagai energi tinggi untuk
melaksanakan dan menjalankan fungsi.11
2.1.4 Kontrol Glukosa Darah
Proses metabolisme terbagi atas anabolisme dan katabolisme. Proses
anabolisme merupakan proses pembentukan atau sintesis makromolekul organik
yang lebih besar dari subunit organik yang lebih kecil. Sedangkan katabolisme
adalah proses penguraian atau degradasi molekul organik besar di dalam tubuh.11
Dalam kaitannya dengan metabolisme karbohidrat, kedua proses inilah
yang mengontrol dan menjaga glukosa darah dalam rentang yang normal. Saat
keadaan absorptif/setelah makan glukosa tersedia berlimpah dalam darah, maka
terjadi proses yang bertujuan untuk menurunkan kadar glukosa darah. Sedangkan
pada keadaan puasa terjadi hal sebaliknya. Beberapa reaksi yang terjadi dalam
tubuh terkait proses metabolisme dijelaskan dalam tabel 2.2.
Tabel 2.2 Proses metabolisme dalam Tubuh11
Proses
metabolisme Jenis proses Reaksi Konsekuensi
Glikogenesis Anabolisme Glukosa menjadi
glikogen Penurunan glukosa darah
Glikogenolisis Katabolisme Glikogen menjadi
glukosa Peningkatan glukosa darah
Glukoneogenesis Anabolisme
Asam amino/asam
lemak menjadi
glukosa
Peningkatan glukosa darah
Glikolisis Anabolisme Glukosa menjadi
ATP Penurunan glukosa darah
8
Respon tubuh terhadap regulasi proses metabolisme diatur oleh berbagai
hormon. Insulin dan glukagon yang disekresi pankreas, merupakan hormon
dominan yang meregulasi jalur-jalur metabolisme, selain itu ada pula epinefrin,
kortisol serta hormon pertumbuhan yang mengatur proses katabolik dan anabolik
sesuai dengan kebutuhan. Efek hormon-hormon tersebut terhadap metabolisme
teringkas dalam tabel 2.3.11
Tabel 2.3 Efek Berbagai Hormon terhadap Metabolisme11
Hormon Efek terhadap glukosa Rangsangan utama
untuk sekresi Peran dalam metabolism
Insulin a. ↑ ambilan glukosa
b. ↑ glikogenesis
c. ↓ glikogenolisis
d. ↓ glukoneogenesis
- ↑ glukosa darah
- ↑ asam amino darah
Regulator utama siklus
absorptif dan pasca-absorptif
Glukagon a. ↑ glikogenolisis
b. ↓ glikogenesis
c. ↑ glukoneogenesis
- ↓ glukosa darah
- ↑ asam amino darah
Bersama insulin menjadi
regulator utama siklus
absorptif dan pasca-absorptif,
serta proteksi hipoglikemia
Epinefrin a. ↑ glikogenolisis
b. ↓ glikogenesis
c. ↑ sekresi glukagon
d. ↓ sekresi insulin
Stimulasi simpatis saat
stress dan olahraga
Penyediaan energi untuk
keadaan darurat dan olahraga
Kadar glukosa darah setelah makan meningkat dari kadar puasa 80-100
mg/dL (~5mM) menjadi 120-140 mg/dL (~8mM) dalam waktu 30 menit sampai 1
jam. Kadar glukosa dalam darah kemudian mulai menurun, kembali ke rentang
puasa dalam waktu kurang lebih 2 jam setelah makan.14
2.1.5 Indek Glikemik
Indeks glikemik adalah metode kuantitatif untuk menggambarkan
kemampuan karbohidrat suatu makanan dalam menaikkan kadar glukosa darah.
Nilai ini diperoleh dengan membandingkan luas area di bawah kurva respon
glukosa darah makanan uji dengan makanan standar. Makanan uji dan makanan
standar yang digunakan mengandung sebanyak 50 gram karbohidrat.15
9
Pada beberapa tahun belakangan ini, IG menjadi populer dalam terapi
nutrisi dan program diet untuk pasien diabetik maupun yang berisiko tinggi
sebagai upaya pencegahan diabetes, penyakit kardiovaskular, dislipidemia bahkan
kanker.16
Indeks glikemik pada awalnya dikembangkan oleh Dr. David Jenkins pada
tahun 1981. Konsep IG ini dirancang untuk mengurutkan makanan berdasarkan
kemampuannya untuk meningkatkan kadar glukosa darah, yang dibandingkan
dengan makanan referensi/standar.
Hasil penelitian Dr. David Jenkins menunjukkan bahwa IG mempunyai
efek terhadap kadar glukosa darah dan dapat digunakan dalam rencana nutrisi
berbagai penyakit metabolik.4
Berbagai penelitian lainnya mencoba menemukan korelasi antara IG dan
efeknya terhadap perjalanan penyakit. Pada studi yang dilaporkan BJ Venn et al,
didapatkan adanya penurunan kadar HbA1c sebesar 0,33% setelah dilakukan diet
IG rendah, dan didapatkan konsentrasi fruktosamin yang lebih rendah 0.19 mmol/l
dibanding diet IG tinggi.17
Dalam jurnal yang sama disebutkan adanya korelasi positif makanan yang
memiliki IG rendah dan rasa kenyang. Makanan dengan IG rendah dapat
digunakan untuk pengontrolan berat badan karena menimbulkan rasa kenyang.
Semakin rendah nilai IG dan glycemic load pada waktu makan, maka akan
semakin sedikit konsumsi makanan pada waktu makan berikutnya.4
Ada banyak teori yang menjelaskan tentang pengaruh makanan IG rendah
terhadap proses metabolisme. Salah satu teorinya dijelaskan oleh Radulian G
dalam gambar 2.1.18
10
Gambar 2.1 Deskripsi diet rendah indeks glikemik terhadap berbagai metabolisme
dalam tubuh dan efeknya terhadap penyakit sistemik dan metabolik
Penelitian Gabriele Riccardi et al menemukan bahwa makanan dengan diet
IG dan glycemic load rendah, berhubungan dengan penurunan risiko penyakit
kronik tertentu. Hal ini berkaitan dengan hipotesis bahwa glikemia postprandial
yang semakin tinggi menjadi mekanisme universal dari perkembangan perjalanan
penyakit.5
Pemeriksaan IG dapat dilakukan dengan pengambilan darah vena maupun
darah kapiler dari ujung jari maupun telinga. Responden dapat berjumlah 6-14
orang, sehat, laki-laki dan perempuan, IMT normal, tidak hamil, tidak menyusui,
berusia antara 18-75 tahun, serta tidak memiliki diabetes.18
Responden berpuasa sepanjang malam hingga pagi hari, dalam rentang 10
sampai 14 jam. Selanjutnya responden mengkonsumsi satu makanan uji pada satu
hari, dan makanan uji lainnya di hari yang berbeda. Makanan standar dapat berupa
50 gram glukosa, 55 gram dekstrosa atau sejumlah roti tawar putih atau nasi putih
yang mengandung 50 gram karbohidrat.
Diet makanan IG
rendah dan penyakit
metabolik
↓ resistensi insulin
↓ fungsi sel-Ƅ
↓ hiperinsulinemia
↓ asam lemak bebas
↓ inflamasi
↓ ↓ resiko disfungsi
endotel
↓ ↓ faktor
protrombotik
↓ glikemia
↓ dislipidemia
↓ resiko penyakit
kardiovascular
11
Setelah pengambilan kadar glukosa darah puasa, responden diberi
makanan uji dan dilakukan pengambilan darah pada menit ke 15, 30, 45, 60, 90,
dan 120 menit setelah mulai makan. Pengambilan darah responden dapat
dilakukan dari kapiler dengan finger-prick atau diambil dari darah vena.19
Pengambilan darah responden melalui kapiler lebih dipilih untuk
pemeriksaan IG. Selain lebih mudah, peningkatan glukosa pada darah kapiler
lebih tinggi dan juga lebih sedikit variasi yang didapatkan dibandingkan kadar
glukosa darah plasma.20
Makanan uji harus mengandung porsi 50 gram karbohidrat. untuk setiap
makanan uji yang diperiksa dapat disertai dengan 250 sampai 500 mL air atau teh,
atau 50 mL susu bila responden menghendaki. Responden boleh memilih jumlah
dan jenis minuman, namun minuman yang telah dipilih harus sama untuk semua
makanan uji yang akan dikonsumsi. Makanan uji harus dihabiskan dalam waktu
10 menit dengan penghitungan waktu untuk pemeriksaan kadar glukosa darah
dimulai dari gigitan pertama konsumsi makanan uji.19
Selanjutnya kadar glukosa darah dalam 2 jam pemeriksaan dimasukkan
dalam kurva dengan waktu di sumbu x dan kadar glukosa darah di sumbu y.
Indeks glikemik makanan uji, dilakukan dengan cara membandingkan luas area di
bawah kurva makanan uji dengan makanan standar. Kategori pangan berdasarkan
rentang IG seperti dikutip oleh Rimbaawan menurut Jenny Miller tercantum
dalam table 2.4.21
Tabel 2.4 Kategori Pangan Berdasarkan Indeks Glikemik21
Kategori Pangan Rentang Indeks Glikemik
Indeks glikemik rendah <55
Indeks glikemik sedang (intermediate) 55-70
Indeks glikemik tinggi >70
Secara garis besar terdapat dua hal yang dapat memepengaruhi IG, yaitu
faktor individu dan faktor makanan. Faktor individu yang menentukan respon
glikemik seseorang terhadap makanan ialah sensitivitas insulin, fungsi sel beta
pankreas, motilitas saluran gastrointestinal, metabolisme makanan sebelumnya,
variasi metabolik parameter harian dan lain-lain. Kapasitas regulatori metabolisme
12
glukosa dapat bervariasi pada masing masing orang. Sedangkan faktor dari
makanan dapat dilihat ringkasannya dalam tabel 2.5.22
Tabel 2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Indeks Glikemik Makanan22
Faktor Mekanisme Contoh makanan
Tingkat
gelatinisasi pati
Semakin sedikit pati yang tergelatinasi,
semakin lambat proses pencernaannya. Spagetti, oatmeal
Bentuk fisik
makanan
Lapisan fibrosa pada buncis dan biji-bijian
serta yang menempel pada dinding sel
tanaman bekerja sebagai barier,
memperlambat enzim untuk masuk dan
memulai pencernaan pati
Roti gandum utuh, polong-
polongan,
Rasio amilosa
dan amilopektin
Semakin banyak suatu makanan
mengandung amilosa, semakin lambat
kecepatan pencernaan gulanya. Hal ini
kebalikannya terhadap amilopektin
polong-polongan, nasi
basmati, maizena
Kadar serat
pangan
Serat larut dapat meningkatkan viskositas
isi intestinal (karena dapat mengikat air)
dan memperlambat interaksi antara pati
dan enzim pencernanya. Hal ini
menyebabkan semakin lambatnya proses
absorpsi
Buncis, apel, roti putih,
beberapa jenis sereal sarapan
Kadar gula
sukrosa
Sukrosa, yang disusun oleh glukosa dan
frukotosa, memproduksi hanya setengah
dari banyaknya molekul glukosa dari pati
dengan jumlah yang sama.
Keberadaan sukrosa dalam makanan juga
merestriksi tingkat gelatinisasi dari
molekul pati dengan mengikat air selama
proses produksi
Beberapa jenis cookies, dan
sereal sarapan
Keasaman Asam pada makanan memperlambat
proses pengosongan lambung Jeruk
Selain itu Rimbawan menyebutkan kadar lemak dan protein juga
mempengaruhi IG. Hal ini akibat lambatnya pengosongan lambung pada
konsumsi makanan dengan protein dan lemak tinggi. 21
13
2.2 Kerangka Konsep
2.3 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Peng
ukur
Alat
ukur Cara Ukur
Skala
ukur
Hasil
ukur
1. Indeks
glikemik
Respon kenaikan
kadar glukosa
darah terhadap
sejumlah
karbohidrat dalam
makanan
Pene
liti -
Membanding
kan luas area di
bawah kurva
setiap makanan
uji dengan
makanan
standar
Persen
tase
(%)
Nomi
nal
2. Glukosa
darah
Hasil absorpsi
karbohidrat saluran
pencernaan yang
bersirkulasi dalam
darah dan dihitung
kadarnya dengan
pemeriksaan darah
Pene
liti
Blood
glucose
meter
merek
Gluco
dr.
Pengambilan
darah kapiler
kemudian diuji
dengan test
strip blood
glucose meter
mg/dL Nomi
nal
Responden sehat
Laju kenaikan kadar
glukosa darah
Indeks Glikemik
Faktor intrinsik/individu
• sensitivitas insulin,
• fungsi sel beta pankreas,
• motilitas saluran
gastrointestinal,
• metabolisme makanan
sebelumnya,
• variasi metabolik
individu
Makanan uji
Faktor
ekstrinstik/makanan
• Tingkat gelatinisasi
pati
• Bentuk fisik
• Rasio amilosa dan
amilopektin
• Kadar serat pangan
• Kadar gula sukrosa
• Keasaman
14
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental untuk mengetahui IG donat
dengan beberapa jenis topping.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2013 sampai Juli 2013 di Kampus
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3.3 Alat dan Bahan Penelitian
a. Alat glukometer dan test strip glukosa darah Gluco.dr®
b. Sampel darah responden dengan metode finger-prick.
c. Makanan standar (6 lembar roti tawar putih).
d. Makanan uji : donat topping coklat 2 potong, topping sereal 2 ½ potong
dan topping gula tepung 2 ½ potong.
3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.4.1 Kriteria Inklusi
a. Responden adalah dewasa sehat dengan populasi mahasiswa
pendidikan dokter (18-25 tahun).
b. Responden IMT normal kriteria Asia-Pasifik.23
c. Responden tidak memiliki riwayat gangguan metabolisme glukosa.
d. Responden dalam keadaan sehat.
3.4.2 Kriteria Eksklusi
a. Responden yang menjalani program diet dalam 3 bulan terakhir.
b. Responden perempuan yang hamil ataupun menyusui.
3.5 Besar dan Cara Pengambilan Responden
Responden dalam penelitian ini berjumlah 10 orang yang sesuai dengan
kriteria inklusi dan eksklusi. Responden terdiri dari perempuan dan laki-laki.
Pemilihan responden dilakukan dengan cara consecutive sampling.
15
Proses penentuan responden dilakukan dengan cara anamnesis meliputi
identitas dan riwayat penyakit, serta dilakukan pemeriksaan fisik meliputi tanda
vital, penukuran tinggi badan, dan berat badan. Dilakukan penapisan gangguan
metabolisme glukosa dengan pemeriksaan GDP dan dibandingkan dengan kriteria
normal menurut PERKENI.24 Responden yang memenuhi kriteria inklusi dan
bersedia mengikuti penelitian dilakukan informed consent (lampiran 1,2,3,4).
3.6 Alur Penelitian
*Setiap pemeriksaan berselang 4-5 hari
3.7 Cara Kerja Penelitian
a. Responden menjalani puasa kurang lebih 10 jam.
b. Responden sebelumnya telah diminta untuk menjauhi latihan berat dan
makan seperti biasa selama 48 jam sebelum hari pemeriksaan.
c. Responden mengkonsumsi makanan uji dalam waktu <10 menit.
Populasi
Responden 10
orang
Persiapan sebelum pemeriksaan:* Puasa 10-14 jam, tidak melakukan aktivitas berat, dan makan porsi
normal sebelum puasa
Mahasiswa PSPD 2010
Memenuhi kriteria inklusi
Roti tawar
putih
Pemeriksaan
pertama
Pemeriksaan glukosa darah kapiler pada menit ke-0, 15, 30, 45, 60, 90 dan 120
Pemeriksan
kedua Pemeriksan
ketiga Pemeriksan
keempat
Donat dengan
topping gula
tepung
Donat dengan topping coklat
Donat dengan
topping sereal
Perhitungan luas bangun dan penentuan indeks glikemik
16
d. Darah responden diambil dari pembuluh kapiler pada ujung jari sebelum
makan dan di menit ke-15, 30, 45, 60, 90, dan 120 menit setelah mulai
makan.
e. Responden diberikan air putih 250 sampai 500 mL air.
f. Kadar gula darah responden dicatat, dan dimasukkan ke dalam kurva.
g. Menghitung nilai indeks glikemik.
3.8 Rencana Pengolahan dan Analisa Data
Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah responden diolah secara manual dan
disajikan dalam bentuk tabel. Kenaikan kadar glukosa darah disajikan dalam
bentuk kurva, sedangkan IG dalam bentuk persentase. Penentuan IG dilakukan
dengan menggunakan rumus berikut:
𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑔𝑙𝑖𝑘𝑒𝑚𝑖𝑘 =
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ 𝑘𝑢𝑟𝑣𝑎 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛 𝑔𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎𝑑𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑢𝑎 𝑗𝑎𝑚 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑗𝑖
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ 𝑘𝑢𝑟𝑣𝑎 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛 𝑔𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑢𝑎 𝑗𝑎𝑚 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
𝑥100%
Luas area di bawah kurva dihitung menggunakan metode trapezoid secara manual
dan menggunakan program Microsoft Excel. Metode trapezoid dilakukan dengan
cara menghitung luas semua bangunan trapesium dalam kurva kenaikan glukosa
darah yang selanjutnya dijumlahkan. Luas bangunan trapesium dihitung dengan
rumus: 25
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑗𝑎𝑟
2 𝑥 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis data statistik menggunakan
Microsoft excel 2010 dan SPSS 16.0. Uji normalitas data menggunakan uji
Shapiro-Wilk karena jumlah responden kurang dari 50 orang. Selanjutnya penulis
menggunakan Uji Repeated Annova bila data terdistribusi normal dan Uji
Friedman bila data tidak terdistribusi normal. Pemilihan uji ini didasarkan pada
jenis penelitian berupa deskriptif numerik-numerik dengan variabel yang
berpasangan.26
17
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Responden
Responden berjumlah 10 orang, terdiri dari 3 orang laki-laki dan 7 orang
perempuan. Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Penelitian
No. Kode
Jenis
kelamin
(L/P)
Umur
(tahun)
Berat
badan
(kg)
Tinggi
badan
(m)
IMT
(kg/m)
Glukosa darah
Puasa
(mg/dL)
1 PTR L 21 63 1,70 21,7 93
2 IRV L 18 54 1,67 19,3 91
3 NBL L 18 55 1,72 18,5 103
4 RM P 20 43 1,50 19,1 75
5 MTA P 20 45 1,55 18,7 92
6 DNY P 20 50 1,50 22,2 85
7 USW P 20 49 1,55 20,3 82
8 QR P 18 51 1,55 21,5 93
9 PTI P 18 53 1,54 21,9 89
10 RZ P 17 49 1,55 20,3 88
Rerata umur responden dalam penelitian ini adalah 19 tahun (SD±0,42).
Rerata IMT responden adalah 20,3 (SD±0,44) yang termasuk dalam kategori
normal dengan menggunakan klasifikasi status gizi berdasarkan IMT dari Asia
Pasifik (lampiran 4). Responden tidak memiliki gangguan metabolisme glukosa
ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan GDP dalam batas normal. Rerata GDP
responden adalah 89,10 (SD±2,36).
4.2 Makanan Uji
Makanan yang digunakan dalam penelitian ini adalah roti tawar putih sebagai
makanan standar. Makanan uji menggunakan donat dari gerai donat terdekat
dengan 3 topping berbeda, yaitu donat topping coklat, sereal dan tepung.
Pemilihan topping tersebut dipilih berdasarkan komposisinya yang dapat
mempengaruhi nilai IG.
18
Donat yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dalam bentuk jadi,
dalam hal ini peneliti tidak melakukan proses pengolahan tambahan terhadap
donat yang diuji.
Sebelum dikonsumsi sebagai makanan uji, donat dan topping ditimbang
terlebih dahulu untuk menentukan porsi yang setara dengan 50 gram karbohidrat.
Karena peneliti tidak mendapatkan analisis gizi donat dari produsen secara
langsung, maka penyajian analisis zat gizi berdasarkan donat secara umum
diambil dari Nutrisurvey 2007 (lampiran 5).
Tabel 4.2. Makanan Uji dengan Kandungan Karbohidrat 50 Gram
Makanan uji Sajian
(gram)
Karbohidrat
(gram)
Lemak
(gram)
Protein
(gram)
Serat
(gram)
Roti tawar putih 118 50 4,13 8,26 3,54
Donat
topping Gula tepung
100
3,7 50 21,8 5,2
1,0
Donat
topping coklat
100
12 50 25,36 6,02 1,0
Donat
topping sereal
100
6 50 22,22 5,95 1,32
4.3 Kadar Glukosa Darah
Hasil rerata kadar glukosa darah setiap 30 menit selama dua jam setelah
pemberian makanan uji dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Grafik Kenaikan dan Penurunan Kadar Glukosa Darah
93
101,8
119,1
132122,6
112,4117,4
85,72
117,6
142,6
114,5 114,5107,3
102,8
84,5
105,2 111,7104,5 101,5
106,5
117,2
85
104
126,5126 116,6
117,2
110,4
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
0 15 30 45 60 75 90 105 120
Makanan Standar Donat Toping Gula Tepung
Donat Toping Coklat Donat Toping Sereal
19
Berdasarkan kurva diatas, kenaikan kadar glukosa darah setelah pemberian
roti tawar putih mencapai puncaknya pada menit ke-45. Selanjutnya mengalami
penurunan pada menit ke-90 hingga 120. Berbeda dengan donat dengan tiga
topping yang diuji, kenaikan kadar glukosa darah mengalami puncak pada menit
ke-30 dan menurun pada menit ke-60 hingga 120. Perbedaan ini disebabkan roti
tawar putih mengandung lebih banyak serat sehingga membuat pencernaan dan
absorpsi karbohidrat menjadi lebih lambat.
Respon kenaikan glukosa darah terhadap karbohidrat umumnya signifikan
dalam kisaran waktu 30 menit sampai 1 jam setelah konsumsi makanan.
Berdasarkan hal tersebut, persentase kenaikan dan penurunan kadar glukosa darah
dihitung tiap 30 menit.
Tabel 4.3. Persentase kenaikan/penurunan kadar glukosa darah (%)
No Makanan uji Perrsentase kenaikan kadar glukosa darah pada menit ke-
30’ 60’ 90’ 120’
1 Roti tawar putih 28,06 31,82 -8,31 -4,24
2 Donat topping gula
tepung 66,39 -19,70 -24,75 -27,92
3 Donat topping coklat 32,18 -9,13 -4,65 -7,96
4 Donat topping sereal 48 -7,85 -7,43 -12,72
Makanan uji yang meningkatkan kadar glukosa darah puasa dengan cepat
setelah dikonsumsi dari menit ke-0 hingga menit ke-30 berturut-turut adalah donat
topping gula tepung 66,39%, topping sereal 48%, topping coklat 32,18%, dan roti
tawar putih 28,06%.
Topping gula tepung dapat dicerna dan diserap lebih mudah oleh sistem
gastrointestinal. Selain karena ukuran partikel makanan yang kecil, karbohidrat
dalam gula tepung berjenis disakarida, sehingga proses pencernaan menjadi lebih
cepat. Semakin cepat penyerapan, maka akan didapatkan peningkatan yang lebih
tinggi dari kadar glukosa darah. Berbeda dengan donat topping sereal dan coklat,
yang masing-masing memiliki kandungan dengan absorpsi relatif lebih lambat.
Secara komposisi coklat mengandung lemak yang cukup banyak, dan sereal
mempunyai kandungan serat serta protein. Akibat komposisi ini, sehingga dapat
memperlambat absorpsi glukosa ke dalam darah.
20
Serat larut dapat meningkatkan viskositas isi intestinal (karena dapat
mengikat air) dan memperlambat interaksi antara pati dan enzim pencernanya,
sehingga proses pencernaan menjadi lebih lambat. Sedangkan makanan berlemak
dapat memperlambat pengosongan lambung dengan mekanisme penghambatan
sekresi HCL. Dengan demikian kandungan lemak dan serat menyebabkan respon
glukosa darah menjadi lebih lambat.21
4.4 Indeks Glikemik
Penghitungan luas area di bawah kurva dihitung menggunakan perhitungan
trapezoid (lampiran 7 dan 8). Setelah dirata-ratakan dari tiap responden, hasil
akhir IG setiap makanan uji dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.4. Rerata Indeks Glikemik Makanan Uji dan Makanan Standar
Makanan Indeks glikemik (100%)
Roti tawar putih 100
Donat topping gula tepung 98,12
Donat topping coklat 97,22
Donat topping sereal 89,28%
Secara keseluruhan dari tabel diatas, IG tertinggi adalah donat topping gula
tepung 98,12%, sedangkan donat topping coklat menjadi yang paling rendah
89,28%, dan di antara keduanya adalah donat topping sereal 97,22%.
Hasil perhitungan IG donat yang didapat sama dengan hasil penelitian Kaye
Foster-Powell, yang menyebutkan hasil IG donat adalah 108±10%27 dan tidak
jauh berbeda dengan hasil yang didapat Indira Saputra dalam penelitiannya, yang
menyebutkan IG donat adalah 72±6%.7
Donat dengan ketiga topping yang telah diteliti termasuk dalam makanan
berindeks glikemik tinggi (>70%) berdasarkan kategori pangan menurut Jenny
Miller. 21
Donat topping gula tepung menjadi makanan dengan IG paling tinggi,
disebabkan kandungan makanan mempengaruhi absorpsi saluran pencernaan yang
secara otomatis mempengaruhi kadar glukosa darah. Semakin lambat sebuah
makanan diabsorpsi, maka IG semakin rendah. Selain itu bahan gula memiliki IG
21
yang juga lebih tinggi jika dibandingkan bahan coklat maupun sereal. Indeks
glikemik gula tepung adalah 97± 7%, coklat 61± 4% dan sereal 61± 8%.2
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menganjurkan untuk pasien DM atau
yang memiliki resiko tinggi penyakit ini, untuk mengkonsumsi donat dengan
toping coklat. Makanan dengan IG rendah relatif lebih baik menjadi pilihan
makanan selingan. Akan tetapi, karena ditemukan hasil penelitian menunjukkan
semua donat beserta topping ini termasuk dalam kategori IG tinggi, tidak
disarankan untuk konsumsi yang berlebihan.
Uji statistik Repeated anova menunjukkan p value 0,005. Dengan demikian
terdapat sedikitnya 2 perbedaan bermakna antar IG makanan uji. Setelah
dibandingan dalam pairwise comparison, perbedaan didapatkan antara IG
makanan standar dengan donat toping coklat dan antara donat toping gula tepung
dengan toping coklat (lampiran 9).
4.5 Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian, didapatkan beberapa hal yang menjadi
keterbatasan bagi peneliti sehingga mempengaruhi proses dan hasil dari
penelitian. Tidak dilakukannya analisis zat gizi terhadap makanan uji,
memungkinkan perbedaan komposisi bahan yang digunakan antara produsen yang
satu dengan yang lain.
Selain itu pemeriksaan respon glukosa darah makanan standar hanya
dilakukan satu kali, menyulitkan perhitungan IG yang lebih akurat. Disebutkan
dalam penelitian Thomas MS Wolever et al, pemeriksaan makanan standar perlu
dilakukan 2-3 kali.
Pengawasan dan pemantaun terhadap responden sulit dilakukan, terutama
untuk membatasi aktivitas fisik selama penelitian, serta tidak dapat dipastikannya
responden berpuasa 10-14 jam dan makan dalam porsi makan biasa 48 jam
sebelum pemeriksaan kadar glukosa darah.
23
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Hasil penelitan ini menunjukkan donat dengan indeks glikemik tertinggi
berturut-turut adalah donat topping gula tepung (98,12%), topping sereal
(97,22%), dan topping coklat (89,28%), Ketiga donat dengan tiga toping
yang diuji termasuk dalam makanan IG tinggi.
2. Terdapat perbedaan bermakna IG donat dengan beberapa jenis topping,
yaitu antara makanan standar dengan donat toping gula tepung, dan antara
donat toping gula tepung dengan toping coklat.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan analisis zat gizi terhadap makanan yang diuji untuk
penghitungan kebutuhan 50 gram karbohidrat yang dibutuhkan, sehingga
tidak bergantung pada data sekunder tabel zat gizi makanan.
2. Untuk membuat hasil perhitungan IG yang lebih akurat, pemeriksaan
respon glukosa darah makanan standar sebaiknya dilakukan lebih dari satu
kali.
3. Perlu pengawasan dan pemantauan yang lebih baik terhadap responden
pemeriksaan indeks glikemik makanan.
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Mozaffarian D. Changes in Diet and Lifestyle and Long-Term Weight Gain
in Women and Men. N Engl J Med 2011;364:2392-404.
2. Lifestyle factors and Risk for New-Onset Diabetes: a Population-Based
Cohort Study [internet]. 2002. Diakses pada 12 Juli 2013. Tersedia dalam
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21893622.
3. Nix S. William’s Basic Nutrition and Diet Theraphy. Missori: Elsevier
Mosby; 2005. Hal 6, 17-25.
4. David JA Jenkins, Cyril WC Kendall, Livia SA Augustin, Silvia Franceschi,
Maryam Hamidi, Augustine Marchie, et al. Glycemic index: Overview of
Implications in Health and Disease. Am J Clin Nutr 2002;76(suppl):266S–
73S.
5. Riccardi G, Rivellese AA, Giacco R. Role of Glycemic Index and Glycemic
Load in The Healthy State, in Prediabetes, and in Diabetes. Am J Clin Nutr
2008;87(suppl):269S–74S.
6. Marmonier C, Chapelot D, Fantino M, Louis-Sylvestre J. Snacks Consumed
in a Nonhungry State Have Poor Satiating Efficiency: Influence of Snack
Composition on Substrate Utilization and Hunger. Am J Clin Nutr
2002;76:518–28.
7. Saputra I. Evaluasi Mutu Gizi dan Indeks Glikemik Cookies dan Donat
Tepung Terigu yang Disubstitusi Parsial dengan Tepung Bekatul.
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor. 2008. Tersedia dalam repository.ipb.ac.id.
8. J.Co Donuts and Coffee, Brand Local dengan Reputasi Internasional. Bakery
Magazine [internet]. 10 Februari 2011 [diakses pada 12 Juni 2013]. Tersedia
pada http://www.bakerymagazine.com/2012/09/05/j-co-donuts-and-coffee-
local-brand-dengan-reputasi-internasional/
9. Ariani M. Konsumsi pangan Masyarakat Indonesia. Analisis Data SUSENAS
1999-2005. Didownload pada 17 Juni 2013 dari www.persagi.org
10. Thompson J, Manore M. Nutrition: An Applied Approach, 2nd Edition. USA:
Pearson Education publishing; 2007.
11. Sherwood L. Human Physiology: From Cells to Systems, 7th Edition. USA:
Brooks/Cole; 2010. Hal.641-675, 776-783.
25
12. Gallaghe L. Margie. Nutrient and Their Metabolism. Dalam: Kathleen
Mahan, editor. Krause’s Food and Nutrition Therapy, 12th Edition. Missouri:
Elsevier; 2008. Hal 49-52.
13. Arthur C. Guyton, John E. Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11.
Jakarta: EGC; 2007. Hal.871-874.
14. Dawn B Marks, Allan D. Marks, Collen M. Smith. Biokimia Kedokteran
Dasar: Sebuah Pendekatan Klinis. Jakarta: EGC; 2000. Hal.463.
15. John A Monro and Mick Shaw. Glycemic Impact, Glycemic Glucose
Equivalents, Glycemic Index, and Glycemic Load: Definitions, Distinctions,
and Implications. Am J Clin Nutr 2008;87(suppl):237S– 43S.
16. Xavier Pi-Sunyer. Glycemic Index and Disease. Am J Clin Nutr
2002;76(suppl):290S–8S.
17. BJ Venn, TJ Green. Glycemic Index and Glycemic Load: Measurement
Issues and Their Effect on Diet–Disease Relationships. European Journal of
Clinical Nutrition (2007) 61 (Suppl 1), S122–S131
18. Radulian G, Rusu E, Dragomir A, Posea M. Metabolic Effects of Low
Glycaemic Index diets. Nutrition Journal 2009; 8:5.
19. MS Wolever, Brand-Miller JC, Abernethy J, Astrup A, Atkinson F, Axelsen
M, et al. Measuring the Glycemic Index of Foods: Interlaboratory Study. Am
J Clin Nutr 2008;87(suppl):247S–57S.
20. Paper: Carbohydrate in Human Nutrition. FAO Food and Nutrition [internet].
1998. Chapter 4: The Role of The Glycemic Index Of food. Tersedia dalam
http://www.fao.org/docrep/w8079e/w8079e0a.htm
21. Rimbawan, Siagian A. Indeks Glikemik Pangan, Cara Mudah Memilih
Pangan yang Menyehatkan. Jakarta: Penebar Swadaya; 2004. Hal.23-28, 33-
40.
22. Kalergis M, De Grandpré, Andersons C. The Role of the Glycemic Index in
the Prevention and Management of Diabetes: A Review and Discussion.
Canadian Journal of Diabetes 2005;29(1):27-38.
23. The Asia-Pacific Perspective Redefining Obesity and Its Treatment. Diunduh
pada tanggal 29 Agustus 2013, tersedia dalam
http://www.wpro.who.int/nutrition/documents/Redefining_obesity/en/
24. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). Konsensus Pengelolaan
danPencegahan DiabetesMelitus Tipe2diIndonesia 2011. Diunduh dari
www.perkeni.org.
26
25. Damayanti E, Rimbawan. Penuntun Praktikum Evaluas Nilai Gizi.
Pengukuran Indeks Glikemik. Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi
Manusia. Institut Pertanian Bogor; 2013.
26. Sopiyudin D. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Deskriptif, Bivariat,
dan Multivariat. Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2009.
27. Foster-Powell K, Susanna HA Holt, and Janette C Brand-Miller. International
table of Glycemic Index and Glycemic Load Values. Am J Clin Nutr
2002;76:5-56.
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lembar Surat Persetujuan Responden
28
Lampiran 2
Lembar Status Kesehatan Responden
29
Lampiran 3
Hasil Pemeriksaan Tanda Vital Responden
No. Kode Tekanan darah
(mmHg)
Frekuensi Nadi
(x/menit)
Frekuensi
Nafas
(x/menit)
Suhu (oC)
1 PTR 110/80 75 19 37,0
2 IRV 120/80 91 20 37,2
3 NBL 110/70 80 18 36,8
4 RM 120/80 82 18 37,5
5 MTA 100/80 92 22 37,2
6 DNY 120/70 85 20 37,0
7 USW 120/80 82 20 36,5
8 QR 110/80 74 18 37,0
9 PTI 120/80 89 18 36,5
10 RZ 110/70 70 20 36,7
30
Lampiran 4
Kriteria Status Gizi Menurut Asia-Pasifik
Untuk menentukan status gizi responden digunakan dengan menilai Indeks Massa
Tubuh (IMT) dengan rumus :
Kriteria yang digunakan adalah penggolongan status gizi dengan IMT Asia-Pasifik,
status gizi dikategorikan dalam underweight, normoweight, overweight dan obesitas.
Klasifikasi IMT (Kg/M2) Resiko komorbiditas
Underweight <18,5
Rendah (dapat
diperparah bila terdapat
masalah klinis)
Normal range 18,5-22,9 Rata-rata
Overweight
Resiko
Obese I
Obese II
≥23
23-24,9
25-29,9
≥30
Meningkat
Sedang
Berat
31
Lampiran 5
Analisis Gizi dan Perhitungan Kebutuhan Makanan Uji Sebanyak 50 Gram
Karbohidrat
Makanan uji Sajian
(gram)
Karbohidrat
(gram)
Lemak
(gram)
Protein
(gram)
Serat
(gram)
Roti tawar
putih 80 gr 34 3,5 7 3
Donat 100 gr 46,3 21,8 5,2 1,0
Gula pasir 100 gr 99,8 0 0 0
Coklat 100 gr 63,4 29,7 4,2 0
Sereal 100 gr 63,3 7 12,5 5,4
Berdasarkan informasi gizi kemasan roti putih dan Nutrisurvey 2007, maka estimati
kebutuhan makanan yang digunakan sebanyak 50 gram adalah:
1. 80 gram roti tawar putih mengandung 34 gram karbohidrat.
Untuk mendapatkan 50 gram karbohidrat maka dibutuhkan kurang lebih 118
gram roti tawar putih. Dikonversikan dalam ukuran rumah tangga sama
dengan 6 lembar roti.
2. 100 gram donat mengandung 46,3 gram karbohidrat
100 gram gula putih mengandung 99,8 gram karbohidrat
Untuk mendapatkan donat topping gula putih dengan estimasi kandungan
karbohidrat 50 gram adalah 100 gram donat dengan 3,7 gram gula.
Dikonversikan dalam ukuran rumah tangga sama dengan 2½ potong donat
dengan 1 sendok teh gula putih sebagai topping.
32
3. 100 gram donat mengandung 46,3 gram karbohidrat
100 gram coklat mengandung 63,4 gram karbohidrat
Untuk mendapatkan donat topping coklat dengan estimasi kandungan
karbohidrat 50 gram adalah 80 gram donat dengan 12 gram coklat.
Dikonversikan dalam ukuran rumah tangga sama dengan 2 potong donat
dengan 1 sendok makan penuh coklat sebagai topping.
4. 100 gram donat mengandung 46,3 gram karbohidrat
100 gram sereal mengandung 63,3 gram karbohidrat
Untuk mendapatkan donat topping gula putih dengan estimasi kandungan
karbohidrat 50 gram adalah 100 gram donat dengan 6 gram sereal.
Dikonversikan dalam ukuran rumah tangga sama dengan 2 ½ potong donat
dengan 1 sendok makan coklat sebagai topping.
33
Lampiran 6
Kurva Respon Kadar Glukosa Darah
PTR
IRV
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
0 15 30 45 60 75 90 105 120
kad
ar g
luko
sa d
arah
m
g/d
L
waktu (menit)
Makanan Standar
Donat Toping Gula
Tepung
Donat Toping Coklat
Donat Toping Sereal
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
0 15 30 45 60 75 90 105 120
kad
ar g
luko
sa d
arah
m
g/d
L
waktu (menit)
Makanan Standar
Donat Toping Gula
Tepung
Donat Toping Coklat
Donat Toping Sereal
34
(Lanjutan)
NBL
RMA
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
0 15 30 45 60 75 90 105 120
kad
ar g
luko
sa d
arah
m
g/d
L
waktu (menit)
Makanan Standar
Donat Toping Gula
Tepung
Donat Toping Coklat
Donat Toping Sereal
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
0 15 30 45 60 75 90 105 120
kad
ar g
luko
sa d
arah
m
g/d
L
waktu (menit)
Makanan Standar
Donat Toping Gula
Tepung
Donat Toping Coklat
Donat Toping Sereal
35
(Lanjutan)
MTA
DNY
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
0 15 30 45 60 75 90 105 120
kad
ar g
luko
sa d
arah
m
g/d
L
waktu (menit)
Makanan Standar
Donat Toping Gula
Tepung
Donat Toping Coklat
Donat Toping Sereal
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
0 15 30 45 60 75 90 105 120
kad
ar g
luko
sa d
arah
m
g/d
L
waktu (menit)
Makanan Standar
Donat Toping Gula
Tepung
Donat Toping Coklat
Donat Toping Sereal
36
(Lanjutan)
USW
QR
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
0 15 30 45 60 75 90 105 120
kad
ar g
luko
sa d
arah
m
g/d
L
waktu (menit)
Makanan Standar
Donat Toping Gula
Tepung
Donat Toping Coklat
Donat Toping Sereal
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
0 15 30 45 60 75 90 105 120
kad
ar g
luko
sa d
arah
m
g/d
L
waktu (menit)
Makanan Standar
Donat Toping Gula
Tepung
Donat Toping Coklat
Donat Toping Sereal
37
(Lanjutan)
PTI
RZ
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
0 15 30 45 60 75 90 105 120
kad
ar g
luko
sa d
arah
m
g/d
L
waktu (menit)
Makanan Standar
Donat Toping Gula
Tepung
Donat Toping Coklat
Donat Toping Sereal
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
0 15 30 45 60 75 90 105 120
kad
ar g
luko
sa d
arah
m
g/d
L
waktu (menit)
Makanan Standar
Donat Toping Gula
Tepung
Donat Toping Coklat
Donat Toping Sereal
38
Lampiran 7
Contoh Perhitungan Luas Area di bawah Kurva
Perhitungan luas area di bawah kurva kenaikan glukosa darah dihitung dengan
menggunakan metode trapezoid.
8794
124
139 136
108 105
0
30
60
90
120
150
0 30 60 90 120
kad
ar g
luko
sa d
arah
m
g/d
L
waktu (menit)
Makanan Standar
A B C D E F
86
108 111
85
107
120
85
0
30
60
90
120
150
0 30 60 90 120
kad
ar g
luko
sa d
arah
m
g/d
L
waktu (menit)
Toping sereal
A B C D E F
39
(lanjutan)
a. Perhitungan Luas Bangun Makanan Standar:
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝐴 =87+94
2𝑥 15 = 1357,5
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝐵 =94+124
2𝑥 15 = 1635
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝐶 =124+139
2𝑥 15 = 1972,5
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝐷 =139+136
2𝑥 15 = 2062,5
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝐸 =136+108
2𝑥 30 = 3660
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝐹 =108+105
2𝑥 30 = 3195
Total luas bangun : 13882,5
b. Perhitungan Luas Bangun Donat Topping Coklat:
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝐴 =86+108
2𝑥 15 = 1455
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝐵 =108+111
2𝑥 15 = 1642,5
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝐶 =111+85
2𝑥 15 = 1470
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝐷 =85+107
2𝑥 15 = 1440
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝐸 =107+120
2𝑥 30 = 3405
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝐹 =120+85
2𝑥 30 = 3075
Total luas bangun : 12487,5
c. Perhitungan Indeks Glikemik Pangan
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝐸 =12487,5
13882,5𝑥 100 = 89,95138
40
Lampiran 8
Hasil Perhitungan Luas Area di bawah Kurva dan Indeks Glikemik Donat
Kode
responden
Makanan
standar
Donat topping
gula putih
Donat topping
coklat
Donat topping
sereal
LA IG LB IG LB IG LB IG
PTR 13807,5 100 14045 101,72 12885 93,31885 11385 82,4552
IRV 13882,5 100 12457,5 89,7353 12487,5 89,95138 12480 89,8974
NBL 15727,5 100 16590 105,484 14476,5 92,04578 17047,5 108,393
RM 11017,5 100 12000 108,918 12075 109,5984 10687,5 97,0048
MTA 13470 100 11812,5 87,6949 10770 79,95546 11475 85,1893
DNY 15120 100 14212,5 93,998 11135 73,64418 15015 99,3056
USW 14295 100 14865 103,987 11970 83,73557 16822,5 117,681
QR 14115 100 15000 106,27 13155 93,19872 14040 99,4687
PTI 14762,5 100 12427,5 84,1829 12892,5 87,33277 13177,5 89,2633
RZ 13327,5 100 13234,5 99,3022 12007,5 90,09567 13807,5 103,602
Rerata 13968,61 100 13664,45 98,12923 12385,4 89,28768 13593,75 97,22603
41
Lampiran 9
Hasil Uji Statistik
a. Uji Normalitas Data Usia, IMT dan GDP
Descriptives
Statistic Std. Error
UMUR
Mean 19.00 .422
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 18.05
Upper Bound 19.95
5% Trimmed Mean 19.00
Median 19.00
Variance 1.778
Std. Deviation 1.333
Minimum 17
Maximum 21
Range 4
Interquartile Range 2
Skewness .000 .687
Kurtosis -1.577 1.334
IMT
Mean 20.350 .4445
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 19.344
Upper Bound 21.356
5% Trimmed Mean 20.350
Median 20.300
Variance 1.976
Std. Deviation 1.4057
Minimum 18.5
Maximum 22.2
Range 3.7
Interquartile Range 2.8
Skewness .005 .687
Kurtosis -1.805 1.334
42
GDP
Mean 89.10 2.364
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 83.75
Upper Bound 94.45
5% Trimmed Mean 89.11
Median 90.00
Variance 55.878
Std. Deviation 7.475
Minimum 75
Maximum 103
Range 28
Interquartile Range 9
Skewness -.132 .687
Kurtosis 1.269 1.334
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
UMUR .273 10 .033 .859 10 .074
IMT .193 10 .200* .901 10 .224
GDP .201 10 .200* .960 10 .782
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
43
b. Uji Normalitas Rerata Indeks Glikemik
Descriptivesa
Statistic Std. Error
IGGP
Mean 98.1292 2.74113
95% Confidence Interval
for Mean
Lower Bound 91.9284
Upper Bound 1.0433E2
5% Trimmed Mean 98.3047
Median 1.0051E2
Variance 75.138
Std. Deviation 8.66823
Minimum 84.18
Maximum 108.92
Range 24.73
Interquartile Range 16.46
Skewness -.441 .687
Kurtosis -1.357 1.334
IGCL
Mean 89.2877 3.01704
95% Confidence Interval
for Mean
Lower Bound 82.4627
Upper Bound 96.1127
5% Trimmed Mean 89.0284
Median 90.0235
Variance 91.025
Std. Deviation 9.54072
Minimum 73.64
Maximum 109.60
Range 35.95
Interquartile Range 10.44
Skewness .593 .687
Kurtosis 1.961 1.334
44
(Lanjutan)
IGSR
Mean 97.2260 3.45339
95% Confidence Interval
for Mean
Lower
Bound 89.4139
Upper
Bound 1.0504E2
5% Trimmed Mean 96.9102
Median 98.1552
Variance 119.259
Std. Deviation 1.09206E1
Minimum 82.46
Maximum 117.68
Range 35.23
Interquartile Range 16.55
Skewness .466 .687
Kurtosis -.230 1.334
a. IGMK is constant. It has been omitted.
Tests of Normalityb
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
.16
1 10 .200* .924 10 .394
.23
6 10 .120 .932 10 .471
.14
9 10 .200* .965 10 .841
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
b. IGMK is constant. It has been omitted.
45
(lanjutan)
c. Uji Repeated Anova
Multivariate Testsb
Effect Value F
Hypothesis
df Error df Sig.
factor1 Pillai's Trace .736 6.514a 3.000 7.000 .020
Wilks' Lambda .264 6.514a 3.000 7.000 .020
Hotelling's Trace 2.792 6.514a 3.000 7.000 .020
Roy's Largest
Root 2.792 6.514a 3.000 7.000 .020
a. Exact statistic
b. Design: Intercept
Within Subjects Design: factor1
d. Pairwise Comparison
Pairwise Comparisons
Measure:MEASURE_1
(I)
factor1
(J)
factor1
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.a
95% Confidence Interval for
Differencea
Lower Bound Upper Bound
1 2 1.871 2.741 .512 -4.330 8.072
3 10.712* 3.017 .006 3.887 17.537
4 2.774 3.453 .443 -5.038 10.586
2 1 -1.871 2.741 .512 -8.072 4.330
3 8.842* 2.624 .008 2.905 14.778
4 .903 3.029 .772 -5.949 7.756
3 1 -10.712* 3.017 .006 -17.537 -3.887
2 -8.842* 2.624 .008 -14.778 -2.905
4 -7.938 4.687 .125 -18.542 2.665
4 1 -2.774 3.453 .443 -10.586 5.038
2 -.903 3.029 .772 -7.756 5.949
3 7.938 4.687 .125 -2.665 18.542
Based on estimated marginal means
a. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments).
*. The mean difference is significant at the ,05 level.
46
Lampiran 10
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Syarifah Ro’fah
Tempat, tanggal lahir : Cirebon, 12 Desember 1992
Alamat : Pondok Pesantren Gedongan, Desa Ender Kecamatan
Pangenan
Kabupaten Cirebon Jawa Barat
No. HP : +62 857 188 676 13
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. MI Manbaul Hikmah Ponpes Gedongan Cirebon (1998-2004)
2. MTs Manbaul Hikmah Ponpes Gedongan Cirebon (2004-2007)
3. MA Manbaul Hikmah Ponpes Gedongan Cirebon (2007-2010)
4. Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri syarif hidayatullah Jakarta (2010-sekarang)
Riwayat Organisasi :
1. Pengurus OSIS MTs Manbaul Hikmah (2005-2006)
2. Pengurus OSIS MA Manbaul Hikmah (2008-2009)
3. IPPNU Cabang Cirebon (2008-2009)
4. Pengurus ISOMS al-Shighor (2008-2010)
5. PSDM PMII Cabang Ciputat (2011-sekarang)
6. Bendahara II CSS MoRA UIN Jakarta (2011- 2012)
7. Bendahara I CSS MoRA UIN Jakarta (2012- 2013)
8. Fundrising and Merchandise Director CIMSA lokal UIN (2012-2013)