perbedaan indeks glikemik berbagai jenis susu...

62
PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN Laporan penelitian Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Muhammad Fahreza Kautsar NIM:1111103000030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

Upload: truongtuyen

Post on 23-Mar-2019

245 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS

SUSU KEMASAN

Laporan penelitian

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

Muhammad Fahreza Kautsar

NIM:1111103000030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 2: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN
Page 3: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN
Page 4: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN
Page 5: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji serta syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat

dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini dengan

baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW beserta keluarga dan sahabatnya.

Judul penelitian ini adalah “Perbedaan Indeks Glikemik Beberapa Jenis

Susu Kemasan”.

Peneliti ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Prof. Dr. (hc). dr. M. K. Tadjudin, Sp.And. selaku DEKAN Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

2. dr. M. Djauhari Widjajakusumah, AIF, PFK, Dr. Arif Sumantri, S.KM,

M.Kes, dan Dr. Dra. Delina Hasan, Apt, M.Kes. selaku Pembantu Dekan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. dr. Witri Ardini, M.Gizi., Sp.GK. selaku Kepala Program Studi

Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. dr. Witri Ardini, M.Gizi, Sp.GK. dan dr. Risahmawati, Ph.D. selaku dosen

pembimbing yang telah membantu, menyediakan waktu, tenaga, dan

pikiran untuk selalu membimbing peneliti dari awal hingga akhir

penelitian ini.

5. Seluruh dosen dan segenap Civitas Akademika UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan ilmu kepada peneliti.

6. Ayahanda Ir. Joko Pitoyo, CES. dan Ibunda Dr. drs. Nining Puspaningsih.

yang memberikan dukungan moral, material dan doa serta kasih sayang

yang tidak pernah putus.

7. Kedua adik kandung saya, Rezkia Nurazizah dan Tazkia Nurannisa yang

memberikan dukungan semangat dan doa.

Page 6: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

vi

8. Teman-teman satu kelompok penelitian yaitu Andhiny Rezkia Enhas,

Evan Pramudito, Tiara Putri Methas dan Abdul Jafar Sidiq yang berjuang

bersama-sama untuk menyelesaikan penelitian ini.

9. Teman-teman satu kontrakan GPL F45 yaitu Dimas B.P., Lintang S.B.

Nurul Khafidz, M. Arif R., Hanindyo R.B., Bimo D.P. dan Andhika P.

yang mendukung dan membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

10. Teman-teman PSPD 2011 yang selalu bersama dan telah banyak sekali

memberikan ilmu serta pengalaman selama 3 tahun menjalani preklinik.

11. Teman-teman PSPD 2010, 2012, dan 2013 yang selalu memberi dukungan

dan bantuan kepada peneliti untuk menyelesaikan penelitian.

12. Teman-teman Angkatan Rakit Bambu yang sudah terlebih dahulu menjadi

sarjana, yang menjadi pacuan untuk dapat menjadi seperti mereka.

13. Ayame Goriki, Emi Takei, Tomomi, Haruna, Mami dan Rina yang

menjadi penyemangat dalam menyelesaikan penelitian ini.

Peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun bagi

peneliti.Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Ciputat, 12 September 2014

Peneliti

Page 7: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

vii

ABSTRAK

Muhammad Fahreza Kautsar. Program Studi Pendidikan Dokter.

Perbedaan Indeks Glikemik Berbagai Jenis Susu Kemasan. 2014

Setiap tahun penderita obesitas dan diabetes melitus terus meningkat jumlahnya.

Peningkatan angka ini disebabkan oleh faktor gaya hidup seperti mengkonsumsi

makanan dan minuman kemasan. Makanan dan minuman kemasan memiliki

indeks glikemik yang tinggi. Indeks glikemik adalah nilai yang menunjukkan

kemampuan suatu makanan yang mengandung karbohidrat dalam meningkatkan

kadar glukosa darah. Tujuan penelitian adalah mengetahui perbedaan indeks

glikemik beberapa varian susu kemasan. Penelitian ini merupakan penelitian

experimental dengan responden berjumlah sepuluh orang. Penelitian meliputi

pemeriksaan glukosa darah setelah mengkonsumsi susu full cream, susu cokelat

dan susu low-fat pada menit ke-0, 15, 30, 45, 60, 90 dan 120, serta uji statistik

Repeated Annova. Pemeriksaan glukosa darah dicatat dan dihitung perbandingan

luas kurva susu dengan luas kurva makanan standar. Hasil penelitian didapatkan

rerata indeks glikemik susu cokelat, susu full cream dan susu low-fat adalah

95.07, 85.82 dan 85.17. Ketiga jenis susu tersebut termasuk kategori makanan

indeks glikemik tinggi dan terdapat perbedaan yang bermakna (p 0.000).

Kata kunci : Indeks glikemik, glukosa darah, susu cair full cream , susu cair

cokelat dan susu cair low-fat

ABSTRACT

Muhammad Fahreza Kautsar. Medical Education Study Program. The

Difference Between Glycemic Index in Different Types of Milk Packaging. 2014

Every year people with obesity and diabetes mellitus are increasing. This increase

is caused by people’s lifestyle such as food and beverage packaging. Food and

beverage packaging have a high glycemic index. The glycemic index is a value

that indicates the ability of a carbohydrate-containing foods raise levels of

glucose in the blood. The purpose of the study is to determine the different of

glycemic index on several variants of milk packaging. It is an experimental study

with ten people as respondent. This study includes the examination of blood

glucose after consumtion of full cream milk, chocolate milk and low-fat milk in

minute -0, 15, 30, 45, 60, 90 and 120 and also the statistical test Repeated

Annova. The examination of blood glucose recorded and calculated the ratio

between area the curve of milk with the curve of standard food. Chocolate milk,

full cream milk and low-fat milk have a glycemic index 95.07, 85.82 and 85.17.

The three types of milk packaging is included in the category of high glycemic

index foods and there are significant differences (p 0.000).

Keywords : Glycemic index, Blood glucose, full cream milk, chocolate milk, low-

fat milk

Page 8: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

viii

DAFTAR ISI

JUDUL .....................................................................................................................i

LEMBAR PERNYATAAN .....................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................. v

ABSTRAK .............................................................................................................vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... x

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xii

DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1. Latar belakang ............................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3

1.3.1. Tujuan Umum...................................................................................... 3

1.3.2. Tujuan Khusus ..................................................................................... 3

1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 3

1.4.1. Bagi Institusi ....................................................................................... 3

1.4.2. Bagi peneliti ........................................................................................ 3

1.4.3. Bagi Masyarakat .................................................................................. 3

1.4.4. Bagi Subjek Penelitian ......................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 4

2.1. Landasan Teori ............................................................................................ 4

2.1.1. Karbohidrat ......................................................................................... 4

2.1.2. Susu Kemasan ..................................................................................... 6

2.1.3. Pencernaan Karbohidrat ....................................................................... 7

2.1.4. Metabolisme Karbohidrat .................................................................... 8

2.1.5. Kadar Glukosa Darah......................................................................... 11

2.1.6. Indeks Glikemik ................................................................................ 12

2.1.7. Faktor yang Mempengaruhi Indeks Glikemik .................................... 14

2.1.8. Klasifikasi Makanan Menurut Indeks Glikemik ................................. 14

Page 9: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

ix

2.2. Kerangka Teori ......................................................................................... 16

2.3. Kerangka Konsep ...................................................................................... 17

2.4. Definisi Operasional .................................................................................. 18

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 19

3.1. Desain Penelitian ....................................................................................... 19

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 19

3.3. Alat dan Bahan Penelitian ......................................................................... 19

3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ..................................................................... 19

3.4.1. Kriteria Inklusi .................................................................................. 19

3.4.2. Kriteria Eksklusi ................................................................................ 20

3.4.3. Kriteria Eliminasi / Drop-out ............................................................. 20

3.5. Besar dan Cara Perekrutan Responden ...................................................... 20

3.6. Cara Persiapan Makanan Uji ..................................................................... 20

3.7. Alur Penelitian .......................................................................................... 22

3.8. Cara Kerja Penelitian................................................................................. 23

3.9. Rencana Pengolahan dan Analisa Data ...................................................... 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 25

4.1. Karakteristik Responden ........................................................................... 25

4.2. Kadar Glukosa Darah ................................................................................ 25

4.3. Indeks Glikemik ........................................................................................ 28

4.4. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 29

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 31

5.1. Kesimpulan ............................................................................................... 31

5.2. Saran ......................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 32

LAMPIRAN .......................................................................................................... 35

Page 10: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Klasifikasi Karbohidrat .................................................................... 5

Gambar 2.2. Jalur Utama Metabolisme Glukosa ................................................. 10

Gambar 2.3. Kurva untuk Makanan dengan IG Tinggi dan IG Rendah ............... 13

Gambar 4.1. Kurva Kadar Glukosa Darah Makanan Standar

dan Makanan Uji ........................................................................... 26

Page 11: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Peran Enzim Disakaridase ................................................................... 8

Tabel 2.2. Jalur Metabolik pada Metabolisme Karbohidrat ................................... 9

Tabel 2.3. Fungsi Hormon dalam Meregulasi Kadar Glukosa Darah .................. 12

Tabel 2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Glikemik .......................... 14

Tabel 2.5. Klasifikasi Makanan Menurut Indeks Glikemik ................................. 14

Tabel 3.1. Makanan Uji dengan Kandungan Karbohidrat Sebesar 50 Gram ........ 21

Tabel 4.1. Karakteristik Responden .................................................................... 25

Tabel 4.2. Presentase Kenaikan dan Penurunan Kadar Glukosa Darah ............... 28

Tabel 4.3. Indeks Glikemik Makanan Standar dan Makanan Uji ........................ 28

Page 12: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Surat Persetujuan Responden ............................................ 35

Lampiran 2. Lembar Status Kesehatan Responden ............................................. 36

Lampiran 3. Hasil Pemeriksaan Tanda Vital Pasien............................................ 37

Lampiran 4. Kriteria Status Gizi......................................................................... 38

Lampiran 5. Perhitungan Kebutuhan Makanan Uji ............................................. 39

Lampiran 6. Informasi Nilai Gizi Makanan Uji .................................................. 41

Lampiran 7. Cara Perhitungan Luas Area di Bawah Kurva ................................. 43

Lampiran 8. Hasil Uji Statistik ........................................................................... 45

Lampiran 9. Daftar Riwayat Hidup .................................................................... 49

Page 13: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

xiii

DAFTAR SINGKATAN

IG : Indeks Glikemik

GDP : Gula Darah Puasa

IMT : Indeks Massa Tubuh

DM : Diabetes Melitus

LABK : Luas Area di Bawah Kurva

WHO : World Health Organization

UHT : Ultra High Temperature

TCA : Tricarboxylic Acid Cycle

Page 14: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Saat ini berdasarkan data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun

2013 sekitar 15,4% penduduk Indonesia menderita obesitas. Nilai ini meningkat

dari tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 10,3% di tahun 2007 dan 12,2%

pada tahun 2010. Jumlah penderita obesitas di Indonesia terbanyak terdapat di

kota Jakarta yang jumlahnya mencapai 30,1%. Seseorang dengan obesitas

memiliki risiko menderita hipertensi, dislipidemia dan sindrom metabolik yang

lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang yang normal. Sekitar 61% orang

dengan obesitas memiliki penyakit Diabetes Melitus (DM). Angka ini lebih tinggi

dari penyakit lain yang diderita oleh seseorang dengan obesitas seperti penyakit

jantung koroner (17%) atau osteoarthritis (30%). World Health Organization

(WHO) tahun 2011 sekitar 3,4 juta orang meninggal akibat tingginya kadar gula

darah pada penderita diabetes melitus. World Health Organization (WHO)

memprediksi pada tahun 2030 jumlah penderita DM di Indonesia akan meningkat

hingga 21,2 juta jiwa dari jumlah sebelumnya yaitu 8,4 juta jiwa penderita pada

tahun 2000. Pada tahun 2013 berdasarkan laporan riskesdas, penduduk Indonesia

berusia ≥15 tahun yang menderita DM mencapai 6,9%. Di kota Jakarta, prevalensi

DM sudah mencapai 2,5% dari populasi. Berdasarkan tingginya angka kejadian

obesitas dan DM saat ini serta perkiraan perkembangan penyakit ini, maka

penyakit diabetes melitus layak mendapat perhatian utama.1,2,3,4

Tingginya prevalensi obesitas dan penyakit DM, khususnya DM tipe-2,

disebabkan oleh interaksi antara faktor kerentanan genetik dan faktor lingkungan.

Faktor lingkungan yang dapat meningkatkan risiko obesitas dan DM adalah gaya

hidup. Salah satu gaya hidup yang berubah di masyarakat adalah pola makan.

Masyarakat saat ini cenderung memiliki pola makan yang tidak sehat. Pola makan

yang tidak sehat, baik dari jenis maupun jumlah makanan yang dikonsumsi

Page 15: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

2

berakibat pada peningkatan berat badan dan peningkatan kadar glukosa darah.

Oleh sebab itu, salah satu cara untuk mencegah terkena penyakit diabetes melitus

dan obesitas adalah menjalani pola makan yang sehat dan mengkonsumsi

makanan sehat dengan indeks glikemik yang rendah. Indeks glikemik (IG) adalah

nilai yang menunjukkan kemampuan suatu makanan yang mengandung

karbohidrat dalam meningkatkan kadar glukosa darah.5,6,7

Perubahan pola makan pada masyarakat terjadi akibat banyaknya makanan

instan dan minuman dalam kemasan. Salah satu minuman dalam kemasan yang

sering dikonsumsi adalah susu. Saat ini tidak hanya anak-anak yang

mengkonsumsi susu melainkan remaja dan orang dewasa juga mengkonsumsi

susu. Susu kemasan yang sering dijumpai dan dikonsumsi oleh masyarakat adalah

susu Ultra High Temperature (UHT). Susu UHT merupakan susu cair dalam

kemasan yang telah diolah sedemikian rupa sehingga memiliki berbagai jenis

variasi baik dalam segi rasa dan kandungan nutrisinya. Kandungan nutrisi utama

seperti karbohidrat, protein dan lemak yang diperhatikan saat memilih varian susu

UHT. Susu UHT menjadi pilihan utama masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

nutrisi. Hal ini karena susu UHT selain mengandung nutrisi yang hampir serupa

dengan susu segar, susu UHT juga lebih tahan lama disimpan dan memiliki rasa

yang lebih bervariasi.8,9,10,11

Berdasarkan pemaparan diatas peneliti tertarik meneliti mengenai indeks

glikemik pada susu kemasan yang sering dikonsumsi masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari.

1.2.Rumusan Masalah

Adakah perbedaan nilai indeks glikemik (IG) pada beberapa varian susu

dalam kemasan?

Page 16: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

3

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan indeks glikemik beberapa varian susu dalam

kemasan.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Menggolongkan indeks glikemik beberapa varian susu dalam kemasan ke

dalam indeks glikemik rendah, sedang dan berat.

2. Mengetahui apakah terdapat perbedaan yang bermakna di antara indeks

glikemik di beberapa varian susu dalam kemasan.

1.4.Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Institusi

1. Penelitian ini menambah referensi yang ada di kepustakaan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penelitian serupa yang

berikutnya.

1.4.2. Bagi peneliti

1. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran dari Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Mendapatkan ilmu khususnya kesehatan tentang ilmu gizi.

1.4.3. Bagi Masyarakat

Sebagai acuan masyarakat dalam mengkonsumsi susu kemasan yang

sesuai dengan kebutuhannya.

1.4.4. Bagi Subjek Penelitian

Mendapatkan wawasan mengenai indeks glikemik pada beberapa varian

susu dalam kemasan yang dikonsumsinya.

Page 17: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber utama energi manusia karena lebih dari

setengah total asupan kalori sehari-hari umumnya adalah karbohidrat. Sebanyak

60-70% kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat setiap harinya. Sebagian

besar sumber makanan mengandung karbohidrat.12

Karbohidrat dalam ilmu gizi secara umum terbagi menjadi karbohidrat

sederhana dan karbohidrat kompleks. Klasifikasi karbohidrat secara rinci dapat

dilihat pada gambar 2.1. Karbohidrat sederhana terdiri dari monosakarida dan

disakarida. Sedangkan karbohidrat kompleks terdiri dari oligosakarida yang

mengandung 3-10 unit sakarida, dan polisakarida yang mengandung lebih dari 10

unit sakarida.12,13

1. Karbohidrat Sederhana

a. Monosakarida

Karbohidrat dengan bentuk paling sederhana dari molekul karbohidrat

lainnya. Bentuk karbohidrat ini tidak dapat dipecah lagi menjadi unit

yang lebih kecil melalui proses hidrolisis.

b. Disakarida

Karbohidrat yang terdiri dari dua unit monosakarida yang memiliki

ikatan kovalen satu sama lain sehingga saling melekat. Contoh

disakarida adalah sukrosa. Sukrosa disusun oleh satu glukosa dan satu

fruktosa. Sukrosa merupakan disakarida yang penting / dominan,

jumlahnya mencakup hingga sepertiga jumlah seluruh karbohidrat

yang rata-rata dikonsumsi sehari-hari.

Page 18: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

5

2. Karbohidrat Kompleks

a. Oligosakarida

Karbohidrat yang memiliki bentuk berupa rantai pendek 3-10

monosakarida yang terikat oleh ikatan kovalen. Jumlah rantai cincin

karbon terlihat dari namanya seperti tri- (tiga rantai karbon), tetra-

(empat rantai karbon), penta- (lima rantai karbon) dan seterusnya.

Awalan jumlah rantai cincin karbon ini diikuti oleh -sakarida. Di alam,

oligosakarida paling banyak terdapat dalam bentuk trisakarida.

b. Polisakarida

Polisakarida adalah bentuk rantai panjang dari monosakarida yang

mampu mencapai puluhan atau ratusan hingga ribuan monosakarida

yang saling berikatan. Dalam konteks nutrisi, bentuk polisakarida

umumnya adalah glikogen. Glikogen dapat ditemukan pada jaringan

hewan (di otot hewan), sedangkan di tanaman dapat ditemukan dalam

bentuk pati dan selulosa.14

Gambar 2.1 Klasifikasi Karbohidrat14

Karbohidrat

Karbohidrat sederhana Karbohidrat kompleks

Disakarida

(2 unit glukosa)

Monosakarida

(1 unit glukosa)

Glukosa Fruktosa Galaktosa

Oligosakarida

(3-10 unit glukosa)

Polisakarida

(>10 unit glukosa)

Laktosa Sukrosa Maltosa

Glukosa Galaktosa Glukosa Glukosa

Glukosa Fruktosa

Glukosa Fruktosa Galaktosa Glukosa

Rafinosa Pati Glikogen Serat

(Fiber)

Stakikosa Verbakosa

Page 19: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

6

2.1.2. Susu Kemasan

Pada dasarnya susu merupakan salah satu sumber nutrisi yang baik bagi

tubuh. Susu disebut sebagai makanan yang memiliki kandungan zat gizi lengkap.

Susu mengandung protein, karbohidrat, lemak, mineral, enzim, vitamin-vitamin

dalam jumlah memadai. Kandungan nutrisi utama di dalam susu yang dibutuhkan

tubuh adalah karbohidrat, protein dan lemak. Saat ini banyak jenis varian susu

yang beredar di pasaran dan dapat dengan mudah kita konsumsi. Salah satu jenis

susu yang sering dikonsumsi masyarakat adalah susu segar. Susu segar adalah

susu yang langsung berasal dari hasil pemerahan sapi atau kambing. Kandungan

susu segar tersebut tidak dikurangi ataupun ditambahkan apapun (tidak ada

perlakuan).10

Beberapa jenis varian susu yang lebih umum dijumpai dan lebih sering

dikonsumsi oleh masyarakat adalah susu olahan, baik dalam bentuk cair maupun

susu dalam bentuk bubuk. Susu cair segar yang umum dijumpai di kehidupan

sehari-hari adalah susu dalam kemasan yang telah melalui proses pengolahan

khusus. Susu Ultra High Temperature (UHT) adalah susu cair segar yang

melewati proses pemanasan suhu tinggi dalam waktu singkat. Proses tersebut

bertujuan untuk membunuh bakteri dan mikroorganisme lainnya tanpa merusak

kandungan gizi di dalam susu segar. Susu UHT diproduksi dengan

memperhatikan komposisi nutrisinya. Kandungan nutrisi seperti karbohidrat,

protein dan lemak menjadi dasar untuk membuat bebeapa varian susu kemasan.

Sehingga saat ini dapat dijumpai susu full cream, susu dengan berbagai macam

rasa dan susu low-fat serta susu high-protein. Keunggulan susu UHT adalah

kemampuan susu untuk tahan lebih lama saat disimpan di suhu ruangan, terlebih

lagi saat disimpan di lemari pendingin.9,15

Beberapa varian susu berdasarkan kandungan lemaknya adalah susu full

cream (berlemak), susu partly skim (rendah lemak), susu skim (tidak ada lemak).

Pada beberapa penelitian sebelumnya didapatkan bahwa beberapa jenis susu

memiliki nilai indeks glikemik (IG) yang berbeda-beda. Pada satu jenis susu yang

sama yaitu susu full fat, antara susu full fat di Swedia, susu full fat di Kanada dan

susu full fat di Amerika, masing-masing memiliki IG 21, 28 dan 40.16

Page 20: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

7

Komposisi nutrien pada susu mencakup protein, karbohidrat, lemak, mineral,

enzim dan vitamin-vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Makronutrien dan

mikronutrien terkandung di dalam susu dengan jumlah yang memadai. Susu

mengandung zat gizi seperti kalsium sehingga susu memiliki manfaat bagi tubuh

yaitu membantu dalam pembentukan tulang dan mencegah osteoporosis pada

orang lanjut usia. Susu juga memiliki jumlah kalori sekitar 220 kilokalori (kkal)

dalam setiap takaran saji 250 mililiter (ml). Jumlah kalori dalam susu hampir

serupa dengan jumlah kalori dalam satu porsi nasi putih.11,16

2.1.3. Pencernaan Karbohidrat

Dari sisi nutrisi, bentuk karbohidrat yang lebih banyak berperan saat

dikonsumsi adalah bentuk polisakarida dan disakarida dibandingkan dengan

bentuk monosakarida. Bentuk monosakarida biasanya tidak terdapat pada

makanan alami dalam jumlah yang signifikan. Penggunaan karbohidrat di tingkat

sel bergantung pada proses pencernaan dan penyerapan (absorpsi) karbohidrat

makanan di saluran cerna. Proses pencernaan ini bertujuan mengubah bentuk

polisakarida dan disakarida dengan proses hidrolisis menjadi bentuk

monosakarida. Bentuk monosakarida dapat dengan mudah dan lebih cepat

diabsorpsi oleh tubuh.17

Proses pencernaan karbohidrat terjadi di beberapa bagian tubuh. Setiap tahap

pada proses pencernaan dan organ-organ yang terlibat adalah sebagai berikut17,18

:

a. Mulut

Proses pencernaan di mulut terjadi secara mekanis dan enzimatik.

Pencernaan mekanis bertujuan mengubah bentuk makanan padat menjadi

bentuk bolus (lunak). Bolus makanan yang dikunyah oleh mulut akan

bercampur dengan enzim amilase maka terjadilah pencernaan enzimatik.

Enzim amilase akan menghidrolisis amilum atau pati menjadi bentuk yang

lebih sederhana, yaitu dekstrin.

b. Lambung

Enzim amilase di dalam lambung akan dinetralkan oleh asam klorida dan

enzim pencernaan lain di lambung. Pencernaan karbohidrat tidak terjadi di

Page 21: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

8

lambung karena tidak ada enzim apapun yang mampu menghidrolisis

karbohidrat.18

c. Usus Halus

Pencernaan karbohidrat terutama berlangsung di usus halus. Di usus halus

terdapat enzim amilase yang diproduksi oleh pankreas. Enzim amilase

mengubah karbohidrat menjadi bentuk dekstrin dan maltosa. Sel-sel mukosa

usus halus menghasilkan enzim-enzim disakaridase (maltase, sukrase dan

laktase).

Peran setiap enzim disakaridase dijelaskan pada tabel 2.1.

Tabel 2.1. Peran Enzim Disakaridase14

No. Enzim Fungsi

1. Maltase Mengubah maltosa menjadi 2 molekul glukosa

2. Sukrase Mengubah sukrosa menjadi 1 molekul glukosa dan 1 molekul fruktosa

3. Laktase Mengubah laktosa menjadi 1 molekul glukosa dan 1 molekul galaktosa

Karbohidrat yang sudah menjadi monosakarida selanjutnya diabsorbsi melalui

sel-sel epitel usus halus dan didistribusikan melalui pembuluh darah. Bentuk

karbohidrat yang diabsorpsi adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa. Selanjutnya

monosakarida didistribusikan melalui pembuluh darah dan sebagian disimpan di

hati.

d. Usus Besar

Setelah pencernaan di usus halus, substrat-substrat seperti pati non-karbohidrat

dan pati yang tidak dapat dicerna masuk ke usus besar. Substrat-substrat ini sangat

potensial untuk difermentasi oleh mikroorganisme di usus besar. Beberapa

substrat potensial yang difermentasi adalah fruktosa, sorbitol, laktosa, verbakosa

dan fruktan.12

2.1.4. Metabolisme Karbohidrat

Laju metabolisme monosakarida bergantung pada kebutuhan energi tubuh.

Metabolisme karbohidrat memiliki jalur metabolisme yang diregulasi berdasarkan

kebutuhan tubuh. Laju metabolisme diregulasi secara hormonal melalui aktivitas

hormon insulin, glukagon, epinefrin dan hormon kortikosteroid.14,17

Page 22: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

9

Glukosa sangat diperlukan oleh sel untuk menghasilkan energi. Metabolisme

karbohidrat dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jalur. Beberapa jalur

metabolisme karbohidrat ditunjukkan di tabel 2.2.

Tabel 2.2. Jalur Metabolik pada Metabolisme Karbohidrat17

Jalur Metabolik pada Metabolisme Karbohidrat

Proses Tujuan / Hasil

Glikogenesis Pembentukan glikogen

Glikogenolisis Pemecahan glikogen

Glikolisis Hidrolisis glukosa

Glikoneogenesis Produksi glukosa dari sumber nonkarbohidrat

Hexoses monophosphate shunt Produksi dari rantai 5-carbon monosakarida dan

NADPH

Tricarboxylic Acid Cycle (TCA) Oksidasi dari piruvat dan asetil-KoA

Jalur metabolik pada metabolisme karbohidrat merupakan jalur metabolik

dalam penggunaan dan penyimpanan karbohidrat. Beberapa proses penting terkait

proses pembentukan energi dari karbohidrat adalah :

1) Glikolisis

Glikolisis terjadi di sitosol dan bersifat anaerobik. Reaksi ini

mengubah 6-karbon glukosa menjadi 2 molekul 3-karbon piruvat.18

2) Konversi piruvat menjadi asetil-KoA

Merupakan proses yang penting sebelum memasuki tahapan

Tricarboxylic Acid Cycle (TCA) atau yang lebih dikenal sebagai siklus

krebs (daur asam sitrat). Proses ini terjadi di mitokondria. Pada proses

konversi secara aerobik ini, piruvat diubah menjadi ikatan 2-carbon

yang dikenal sebagai asetil-KoA.

3) Tricarboxylic Acid Cycle (TCA)

Siklus berkelanjutan yang terdiri dari delapan reaksi metabolik. Proses

ini terjadi di mitokondria sel. Seluruh enzim metabolik yang penting

terdapat di mitokondira. Asetil-KoA yang memasuki TCA diproses

Page 23: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

10

hingga menghasilkan karbondioksida, ATP, dan koenzim sisa

metabolik seperti FADH2 dan NADH.

4) Fosfolirasi oksidatif

Proses terakhir dari hidrolisis glukosa. Proses ini terjadi pada rantai

transport elektron yang berada pada membran dalam mitokondria.

Pada tahapan ini, FADH2 dan NADH yang membawa elektron

menghasilkan air dan ATP tambahan.17,18,19

Glukosa yang berasal dari pemecahan karbohidrat akan mengalami proses

metabolisme di sel tubuh. Proses metabolisme glukosa dapat terlihat secara lebih

ringkas pada gambar 2.2.

Gambar 2.2. Jalur Utama Metabolisme Glukosa19

Page 24: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

11

2.1.5. Kadar Glukosa Darah

Setelah mengkonsumsi makanan yang kaya akan karbohidrat, kadar glukosa

darah dalam tubuh meningkat. Hal ini akibat hasil absorpsi karbohidrat dalam

bentuk glukosa. Glukosa tersebut didistribusikan ke seluruh tubuh melalui

pembuluh darah. Sebagian glukosa dalam darah disimpan di hati dalam bentuk

glikogen. Dalam keadaan tidak ada asupan makanan (puasa), glikogen ini kelak

akan diuraikan atau dipecah melalui proses glikogenolisis. Proses glikogenolisis

memecah glikogen untuk menghasilkan glukosa.13

Jumlah glukosa dalam darah dan cadangan glikogen di dalam tubuh akan

habis jika lebih dari 30 jam tubuh tidak mendapat sedikit pun makanan sebagai

sumber glukosa (energi). Hati dan organ-organ lain berperan dalam fungsi

homeostasis glukosa. Regulasi konsentrasi glukosa darah dipengaruhi oleh sistem

hormon. Hormon utama yang sangat berperan adalah insulin dan glukagon yang

dihasilkan kelenjar pankreas serta hormon glukokortikoid yang dihasilkan

kelenjar adrenal.20

Peningkatan glukosa darah akan sejalan dengan proses pencernaan

karbohidrat. Saat pencernaan karbohidrat akan terjadi perangsaan terhadap sekresi

insulin dan inhibisi terhadap sekresi glukagon. Perbedaan kadar hormon insulin

dan glukagon saling bertolak belakang dalam merespon kadar glukosa darah.

Insulin dan glukagon memiliki peran untuk mengatur homeostatis darah.17

Hormon dan fungsinya dalam mengatur kadar glukosa darah dijelaskan pada

tabel 2.3.

Page 25: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

12

Tabel 2.3. Fungsi Hormon dalam Meregulasi Kadar Glukosa Darah18

Hormon Pengaruhya terhadap

glukosa

Rangsangan utama

untuk disekresikan

Peran

dalammetabolisme

Glukagon ↑ Glikogenolisis

↓ Glikogenesis

↑ Glukoneogenesis

↑ Asam amino darah

↓ Glukosa darah

Regulator utama pada

siklus absorptif dan

pasca-absorptif,

proteksi tubuh terhadap hipoglikemia

Insulin ↑ Ambilan glukosa

↓ Glikogenolisis

↓ Glukoneogenesis

↑ Glikogenesis

↑ Asam amino darah

↑ Glukosa darah

Regulator utama pada

siklus absorptif dan

pasca-absorptif

Epinefrin ↑ Sekresi glukagon

↑ Glikogenolisis

Stimulasi sarah simpatis

(contoh : saat olahraga /

stress)

Penghasil energi dalam

keadaan sulit / darurat

dan saat olahraga

2.1.6. Indeks Glikemik

Indeks glikemik adalah nilai yang menunjukkan kemampuan suatu makanan

yang mengandung karbohidrat dalam meningkatkan kadar glukosa darah. Salah

satu implikasi indeks glikemik dalam kehidupan adalah untuk dapat membantu

seorang penderita diabetes melitus atau seorang yang obesitas dalam memilih

makanan, khususnya makanan-makanan yang indeks glikemiknya rendah.20

Makanan berkabohidrat memiliki efek terhadap konsentrasi glukosa darah

yang dikenal sebagai respon glikemik. Beberapa makanan mampu meningkatkan

dan menurunkan kadar glukosa darah dengan cepat, sedangkan beberapa makanan

lain meningkatkan dan menurunkan kadar glukosa darah secara bertahap atau

perlahan. Pemilihan makanan yang tepat dapat mempengaruhi kadar glukosa

darah, kadar kolesterol dan kadar trigliserilda. Konsep indeks glikemik ditemukan

untuk menunjukkan secara kuantitatif kemampuan makanan dalam mempengaruhi

kadar glukosa darah. Konsep indeks glikemik pertama kali dikembangkan oleh Dr.

David Jenkins, Professor Gizi di Universitas Toronto, pada tahun 1981. Konsep

indeks glikemik pertama beranggapan bahwa setiap makanan berkabohidrat dapat

mempengaruhi kadar glukosa darah. Indeks glikemik akhirnya dikembangkan

dengan tujuan membantu pasien penderita diabetes dalam mengkonsumsi

makanan.6,12,20

Indeks glikemik dihitung berdasarkan pada peningkatan kadar glukosa darah

selama dua jam pertama setelah mengkonsumsi makanan berkabohidrat (sejumlah

Page 26: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

13

50 gram karbohidrat), dibandingkan dengan jumlah yang sama pada makanan

yang dijadikan makanan rujukan. Roti tawar putih biasanya digunakan sebagai

makanan rujukan dan dianggap memiliki nilai IG sebesar 100. Pada praktiknya

nilai IG didapatkan setelah memeriksa peningkatan kadar glukosa darah selama

dua jam pertama pencernaan makanan tersebut. Setelah pemeriksaan kadar

glukosa darah, akan didapatkan kurva kadar glukosa darah. Bentuk kurva kadar

glukosa darah ditunjukkan oleh gambar 2.2.14

Gambar 2.3. Kurva Makanan IG Tinggi (atas) dan Kurva Makanan IG Rendah

(bawah)14

Indeks glikemik ditentukan dari perhitungan Luas Area di Bawah Kurva (LABK).

Untuk mendapatkan indeks glikemik, terlebih dahulu dihitung LABK pada makanan

standar yaitu roti tawar putih. Selanjutnya dihitung LABK pada makanan yang dicari

indeks glikemiknya. Rumus perhitungan indeks glikemik adalah

Gula darah

Gula darah

Nilai normal

Nilai normal

Jam setelah makan

Jam setelah makan

Respon glikemik tinggi

Respon glikemik rendah

Kadar gula darah

Kadar gula darah

Page 27: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

14

2.1.7. Faktor yang Mempengaruhi Indeks Glikemik

Indeks Glikemik dapat berbeda-beda di setiap makanan. Indeks glikemik

makanan yang jenisnya sama bisa saja berbeda; hal ini berhubungan dengan cara

pengolahan dan penyajian makanan. Proses pengolahan makanan dapat mengubah

struktur dan komposisi zat gizi sehingga berpengaruh terhadap daya serap zat gizi

yang terkandung dalam makanan tersebut. Semakin mudah makanan diserap

tubuh maka semakin cepat kadar glukosa dalam darah akan meningkat, sehingga

makanan tersebut tergolong dalam kategori IG tinggi. Sedangkan jika makin

lambat diserap oleh tubuh maka kenaikan glukosa darah pun akan terjadi

perlahan, sehingga didapatkan makanan yang masuk kategori IG rendah.10,21

Faktor yang mempengaruhi indeks glikemik ditunjukkan pada tabel 2.4.

Tabel 2.4. Faktor yang Mempengaruhi Indeks Glikemik6,10,22

No. Faktor Pengaruh terhadap Indeks Glikemik

1. Cara pengolahan makanan Bentuk makanan mempengaruhi kemampuan enzim untuk

mencerna

2. Kadar serat makanan Serat meningkatkan viskositas di intestinal dan

memperlambat interaksi antara pati dan enzim pencernaan

3. Kadar protein dan lemak Protein dan lemak yang tinggi dalam makanan membuat

waktu pengosongan lambung lebih lama

4. Kadar gizi lainnya Vitamin C di makanan yang asam dapat membuat proses

penyerapan berjalan lebih lama

2.1.8. Klasifikasi Makanan Menurut Indeks Glikemik

Makanan digolongkan ke dalam tiga golongan indeks glikemik. Klasifikasi

makanan dilihat dari indeks glikemiknya ditunjukkan pada tabel 2.5.

Tabel 2.5. Klasifikasi Makanan Menurut Indeks Glikemik12

No. Kategori Pangan Rentang Indeks Glikemik

1. IG rendah < 55

2. IG sedang (intermediet) 55-70

3. IG tinggi >70

Makanan dengan IG tinggi mampu memberikan energi yang cukup besar

untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kadar

Page 28: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

15

glukosa darah akan meningkatakan insulin sehingga cadangan sel adiposa

meningkat. Sel adiposa yang meningkat akan mengeksresikan leptin. Leptin akan

menghambat rangsangan neuropetide Y sehingga produksi hormon orexins untuk

meningkatkan nafsu makan menjadi menurun. Leptin juga akan merangsang

melanocortins untuk merangsang pelepasan corticotropin-releasing hormone yang

berfungsi untuk menekan nafsu makan. Penggolongan makanan bedasarkan IG

dapat membantu orang untuk memilih makanan yang sesuai dengan

kebutuhannya. Makanan dengan IG ringan atau sedang mampu meningkatkan

kaadar glukosa darah secara lebih perlahan dibandingkan dengan makanan dengan

IG tinggi.21

Page 29: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

16

2.2. Kerangka Teori

Asupan Makanan

Protein Karbohidrat Lemak

Proses pencernaan

Mulut

Lambung

Usus halus

Absorpsi ke dalam pembuluh darah

Asam amino Glukosa Monogliserida dan

asam lemak bebas

Metabolisme

Nilai indeks glikemik

Page 30: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

17

2.3. Kerangka Konsep

Nilai indeks glikemik

Laju kenaikan konsentrasi

glukosa darah

Kurva kenaikan kadar

glukosa dalam darah

Metabolisme dalam tubuh

Faktor intrinsik (individu)

o Fungsi hati normal

(Insulin)

o Fungsi pencernaan

normal

o Metabolisme makanan

sebelumnya

Responden

Makanan

Faktor eksrinsik

o Cara pengolahan

makanan

o Kadar serat

o Kadar lemak dan

protein

o Kadar gizi lainnya

Makanan Uji : Susu cair

full cream, susu cair

cokelat, susu cair low-fat

= Variabel yang akan diteliti

Page 31: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

18

2.4. Definisi Operasional

Keterangan :

LABK : Luas Area di Bawah Kurva

No Variabel Definisi Pengukur Cara ukur Alat ukur Skala

ukur

Hasil

ukur

1. Indeks

glikemik

Peningkatan kadar

glukosa darah terhadap 50 gram karbohidrat

makanan uji

dibandingkan dengan

peningkatan kadar

glukosa darah terhadap

50 gram karbohidrat

makanan standar dalam

2 jam pertama setelah

konsumsi

Peneliti Membanding-

kan LABK makanan uji

dengan LABK

makanan

standar.

IG >70 = IG

tinggi, IG 50-70

= IG sedang dan

IG <50 = IG

rendah

- Numerik Nilai

indeks glikemik

(%)

2. Kadar

Gula

darah

Jumlah glukosa

(monosakarida) yang

terdapat di dalam aliran darah setelah

mengkonsumsi

makanan standar atau

makanan uji lalu

dihitung jumlahnya

melalui pemeriksaan

darah

Peneliti Pengambilan

darah kapiler

lalu diuji dengan test strip

blood glucose

meter

Glukometer,

merk Easy-

touch

Numerik Nilai

gula

darah (mg/dL)

Page 32: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

19

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental untuk mengetahui nilai IG

pada beberapa jenis susu kemasan.

3.2.Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014 sampai Juni 2014 di

Kampus Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta dan sekitarnya.

3.3.Alat dan Bahan Penelitian

a. Glukometer dan test strip glukosa darah merk Easy-touch

b. Makanan standar roti tawar putih

c. Makanan uji : Susu kemasan cair full cream, susu kemasan cair low-fat,

susu kemasan cair cokelat.

d. Sampel darah responden, diambil dengan metode finger-prick

3.4.Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.4.1. Kriteria Inklusi

a. Responden sehat

b. Responden adalah dewasa sehat usia antara 17-24 tahun

c. Responden IMT normal kriteria Asia-Pasifik

d. Responden tidak memiliki masalah metabolisme glukosa yang

dibuktikan dengan pemeriksaan GDP sebelum penelitian

Page 33: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

20

3.4.2. Kriteria Eksklusi

a. Responden mempunyai gangguan hormon

b. Responden sedang menjalani program diet 3 bulan terakhir

c. Responden sedang hamil / menyusui

3.4.3. Kriteria Eliminasi / Drop-out

a. Responden tidak dapat melanjutkan kegiatan penelitian hingga

selesai dengan beberapa alasan

b. Responden menolak melanjutkan kegiatan penelitian

c. Responden tidak biasa mengkonsumsi susu

3.5. Besar dan Cara Perekrutan Responden

Responden pada penelitian ini berjumlah 10 orang. Responden terdiri dari

pria dan wanita. Pemilihan responden dilakukan dengan consecutive sampling.23

Proses penentuan responden dilakukan dengan cara anamnesis terlebih

dahulu. Anamnesis meliputi identitas dan riwayat penyakit dahulu. Setelah

anamnesis, dilakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan

tanda vital, pengukuran tinggi badan dan berat badan. Untuk melihat ada atau

tidaknya gangguan metabolisme pada responden dilakukan pemeriksaan gula

darah puasa (GDP). Hasil GDP responden dibandingkan dengan kriteria normal

GDP. Hasil keseluruhan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan GDP

dibandingkan dengan kondisi normalnya. Responden yang direkrut adalah

responden yang normal dan sehat, sesuai dengan kriteria inklusi.3

3.6. Cara Persiapan Makanan Uji

Susu kemasan yang digunakan merupakan susu kemasan yang mudah

didapatkan dalam kehidupan sehari-hari dan sering dikonsumsi oleh masyarakat.

Sebelum susu dikonsumsi sebagai makanan uji, peneliti mengukur jumlah susu

yang dikonsumsi. Setiap susu diukur sesuai takaran saji untuk mencapai porsi

yang setara dengan 50 gram karbohidrat. Peneliti menentukan jumlah sajian susu

Page 34: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

21

yang setara dengan 50 gram karbohidrat berdasarkan indeks nutrisi yang

tercantum pada kemasan susu. Kandungan nutrisi dari makanan uji yang

digunakan dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Makanan Uji dengan Kandungan Karbohidrat Sebesar 50 Gram

Makanan Uji Sajian Karbohidrat total

(gram)

Lemak (gram) Protein (gram)

Roti tawar putih* 102.7 gram 50 4.16 8.34

Susu Full cream 961 ml 50 30.75 7

Susu Cokelat 378 ml 50 10.58 7

Susu Low-fat 961 ml 50 11.54 7

*Roti tawar putih digunakan sebagai makanan standar. Roti tawar putih yang

mengandung 50 gram karbohidrat memiliki nilai indeks glikemik 100. Nilai kadar

glukosa darah setelah mengkonsumsi roti tawar digunakan sebagai pembanding

terhadap makanan uji.

Page 35: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

22

3.7. Alur Penelitian

Perbandingan luas area

di bawah kurva makanan

uji dengan luas area di

bawah kurva makanan

standar

Indeks Glikemik

LuasArea di Bawah

Kurva Kadar Glukosa

Darah Makanan Uji

Luas Area di Bawah

Kurva Kadar Glukosa

Darah Makanan Uji

Luas Area di Bawah

Kurva Kadar Glukosa

Darah Makanan Uji

Pemeriksaan 2 : Makanan

uji 1

Pemeriksaan 2 : Makanan

uji 2

Pemeriksaan 2 : Makanan

uji 3

Pemeriksaan gula darah

serial

Pemeriksaan gula darah

serial

Pemeriksaan gula darah

serial

Mahasiswa

Populasi

Penapisan awal :

Anamnesis (Identitas dan Riwayat Penyakit)

Pemeriksaan Fisik (Tanda Vital, Tinggi Badan dan Berat badan)

Pemeriksaan GDP

Memenuhi kriteria

inklusi

Pemeriksaan 1 :

Makanan standar

Pemeriksaan gula

darah serial

Luas Area di Bawah

Kurva Kadar Glukosa

Darah Makanan

Standar

Page 36: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

23

3.8. Cara Kerja Penelitian

a. Dari populasi diambil 10 responden dengan consecutive sampling

b. Dilakukan penapisan awal untuk memastikan seluruh responden masuk ke

kriteria inklusi. Penapisan awal berupa anamnesis, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan gula darah puasa

c. Dilakukan pemeriksaan pertama yaitu menggunakan makanan standar

d. Responden diminta berpuasa minimal 8 jam sebelum pemeriksaan

e. Responden mengkonsumsi makanan standar dalam waktu kurang dari 10

menit

f. Dilakukan pemeriksaan darah kapiler dari ujung jari responden pada menit

ke-0, 15, 30, 45, 60, 90 dan 120 setelah mengkonsumsi makanan

g. Pencatatan kadar gula darah responden di setiap waktu yang ditentukan

h. Hasil pencatatan dibuat ke dalam bentuk kurva kadar glukosa

i. Dilakukan pemeriksaan kedua yaitu dengan menggunakan makanan uji 1,

makanan uji 2 lalu makanan uji 3. Rentang waktu dengan pemeriksaan

sebelumnya adalah 5-7 hari

j. Prosedur di point (d) hingga (h) dilakukan kembali di setiap pemeriksaan

makanan uji

k. Menghitung luas area di bawah kurva kadar glukosa darah pada makanan

standar maupun makanan uji

l. Membandingkan luas area di bawah kurva kadar glukosa darah pada

makanan uji dengan luas area di bawah kurva kadar glukosa darah pada

makanan standar untuk mencari nilai indeks glikemik

3.9. Rencana Pengolahan dan Analisa Data

Data yang didapatkan selanjutnya diolah secara manual dan hasilnya akan

ditampilkan dalam bentuk tabel. Kadar glukosa darah yang diperiksa ditampilkan

dalam bentuk kurva. Nilai IG yang didapatkan akan ditunjukkan dalam persentase

(%). Kadar IG didapatkan dengan rumus:

Page 37: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

24

Luas area di bawah kurva (LABK) dihitung dengan metode trapezoid

secara manual dan dengan program Microsoft Excel. Metode ini menghitung luas

semua bangunan trapesium dalam kurva kenaikan gula darah dan akhirnya akan

dijumlahkan.24

Luas trapesium dihitung dengan rumus :

Penelitian ini akan menggunakan analasis data statistik dengan Microsoft

Excel 2010 dan SPSS 22.0. Uji normalitas data menggunakan uji Shapiro-Wilk.

Untuk melihat adakah kebermaknaan perbedaan indeks glikemik diantara

makanan uji satu dengan lainnya digunakan uji Reapeated Annova bila data

terdistribusi normal atau uji Friedman bila distribusi data tidak normal.25

Page 38: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

25

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Responden

Responden pada penelitian berjumlah 10 orang, terdiri dari 4 orang laki-

laki dan 6 orang perempuan. Karakteristik responden tertera pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Karakteristik Responden

No. Initial Jenis

Kelami

n (L/P)

Umur

(tahun)

Berat

badan

(kg)

Tinggi

badan

(m)

IMT

(kg/m2)

GDP

(mg/dL)

1 TSY P 18 50 1.63 18.8 89

2 KK P 19 46 1.57 18.6 77

3 RSY P 21 48 1.59 18.9 80

4 AGT L 22 64 1.69 22.4 95

5 ERC L 21 61 1.74 20.1 92

6 FZL L 22 70 1.76 22.6 98

7 PRD L 22 59 1.66 21.4 80

8 LDY P 20 47 1.55 19.5 72

9 DNS P 21 45 1.55 18.7 73

10 KRT P 21 49 1.60 19.1 79

Rata-rata 20 19.97 83.50

Standar Deviasi ± 0.42 ± 0.50 ± 2.93

Indeks Massa Tubuh (IMT) seluruh responden termasuk dalam kategori

normal menurut klasifikasi status gizi berdasarkan kriteria Asia Pasifik.

Responden tidak ada yang memiliki gangguan metabolisme glukosa. Nilai Gula

Darah Puasa (GDP) dari setiap responden berada dalam batas normal dengan nilai

rata-rata GDP 83.50 (SD±2.93).

4.2.Kadar Glukosa Darah

Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah setiap 15 menit pada satu jam

pertama setelah pemberian dan setiap 30 menit pada dua jam setelah pemberian

makanan uji dapat dilihat pada gambar 4.1

Page 39: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

26

Gambar 4.1. Kurva Kadar Glukosa Darah Makanan Standar dan Makanan Uji

Dari kurva diatas terdapat kenaikan kadar glukosa darah setelah pemberian

makanan standar yang mencapai puncaknya pada menit ke-30. Selanjutnya terjadi

penurunan kadar glukosa darah mulai menit ke-60 hingga menit ke-120.

Sedangkan pada makanan uji 1 yaitu susu cair full cream terdapat kenaikan kadar

glukosa darah yang mencapai puncaknya pada menit ke-45. Selanjutnya terjadi

penurunan kadar glukosa darah mulai menit ke-90 hingga menit ke-120. Pada

makanan uji 2 yaitu susu cair cokelat kenaikan kadar glukosa darah mencapai

puncak pada menit ke-45. Penurunan kadar glukosa darah terjadi di menit ke-90

hingga menit ke-120. Pada makanan uji 3 yaitu susu cair low-fat terdapat

perbedaan puncak kenaikan kadar gula darah dengan makanan uji lainnya. Puncak

kenaikan kadar gula darah pada susu cair low-fat terjadi di menit ke-60.

Selanjutnya pada menit ke-90 hingga menit ke-120 akan terjadi penurunan kadar

glukosa darah. Perbedaan waktu peningkatan dan penurunan kadar glukosa darah

disebabkan adanya perbedaan komposisi dalam setiap makanan yang diuji.

Perbedaan puncak kadar glukosa darah pada susu full cream dan susu

cokelat dengan susu low-fat disebabkan perbedaan kandungan nutrisi di

dalamnya. Pada susu low-fat terkandung tambahan gula yaitu sukrosa. Sukrosa

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 50 100 150

Kad

ar G

luk

osa

Darah

Menit ke-

Kadar Glukosa Darah

Roti tawar putih

Susu Full cream

Susu Coklat

Susu low fat

Page 40: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

27

merupakan golongan disakarida. Gula disakarida membutuhkan waktu lebih lama

untuk dipecah menjadi bentuk yang lebih sederhana yaitu monosakarida hingga

akhirnya dapat diabsorpsi dan meningkatkan kadar glukosa darah. Pada susu

cokelat gula yang digunakan termasuk ke dalam gula sederhana yaitu

monosakarida. Monosakarida dapat langsung diabsorpsi di usus halus sehingga

terjadi peningkatan kadar glukosa darah yang lebih cepat.

Kurva kadar glukosa menunjukkan susu cair cokelat memiliki bentuk

kurva yang lebih tinggi dibandingkan makanan uji lainnya. Bentuk kurva saat

kenaikan kadar glukosa darah tidak terlihat curam begitu pula dengan kurva saat

penurunan kadar glukosa darahnya. Hal ini menunjukkan kenaikan atau

penurunan glukosa darah terjadi secara perlahan. Bentuk kurva serupa terlihat

pada makanan uji susu cair full cream. Perbedaan antara keduanya adalah susu

cair full cream mempunyai nilai kurva yang lebih kecil dibandingkan dengan susu

cair cokelat. Bentuk kurva susu low-fat terlihat lebih landai dan puncak tertinggi

didapatkan dengan waktu lebih lama. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan

glukosa darah terjadi dengan sangat perlahan, begitu pula dengan penurunannya.

Nilai akhir kurva didapatkan setelah dua jam berlalu. Nilai akhir kurva

kadar glukosa darah di menit ke-120 pada susu cokelat lebih tinggi dibandingkan

susu cair low-fat dan susu cair full cream. Susu cair full cream memiliki nilai

akhir kurva kadar glukosa darah yang paling rendah diantara ketiga makanan uji

dan lebih mendekati nilai di menit awal. Susu cair cokelat memiliki kemampuan

memberikan rasa kenyang lebih lama dibandingkan dengan susu cair full cream

dan susu cair low fat. Sedangkan susu cair low-fat mampu memberikan rasa

kenyang yang lebih lama dibandingkan dengan susu cair full cream walaupun

perbedaan diantara keduanya sangat sedikit. Tingkat kenaikan dan penuruan kadar

glukosa pada responden secara presentase dapat dilihat pada tabel 4.2.

Page 41: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

28

Tabel 4.2. Persentase Kenaikan dan Penurunan Kadar Glukosa Darah (%)

No. Makanan

Uji

Persentase kenaikan & penurunan glukosa darah pada menit ke-

15’ 30’ 45’ 60’ 90’ 120’

1 Roti tawar putih 47,41176 56,82353 -1,57539 -16,5041 -20,4801 -29,9325

2 Susu full

cream 11,08434 14,21687 26,98795 -0,75901 -8,91841 -14,0417

3 Susu cokelat 27,18676 30,37825 39,2435 -0,8489 -13,5823 -16,6384

4 Susu low-fat 9,906292 15,79652 21,68675 45,78313 -4,22406 -10,7438

Tubuh dapat meregulasi konsentrasi glukosa dalam darah setelah makan.

Hal-hal yang mempengaruhi kemampuan tubuh dalam meregelasi konsentrasi

glukosa darah adalah jumlah karbohidrat yang dikonsumsi, tingkat absorbsi

karbohidrat tersebut dan kemampuan kerja insulin di dalam tubuh. Roti menjadi

yang paling cepat diserap oleh saluran pencernaan dan paling cepat meningkatkan

kadar glukosa darah dibandingkan dengan susu yang dikonsumsi sebagai

makanan uji pada penelitian. Hal ini dipengaruhi oleh kandungan susu yang

memiliki jumlah lemak lebih banyak dari pada roti tawar putih. Lemak dapat

mempengaruhi waktu pengosongan lambung akibat dihambatnya sekresi HCL

dalam lambung.26

4.3.Indeks Glikemik

Perhitungan nilai indeks glikemik menggunakan penghitungan luas area di

bawah kurva. Luas daerah di bawah kurva menggunakan perhitungan luas

trapesium. Setelah dirata-ratakan nilai luas setiap bangun ruang trapesium di

bawah kurva, didapat nilai akhir IG dari setiap makanan uji, seperti tertera pada

tabel 4.3.26

Tabel 4.3. Indeks Glikemik Makanan Standar dan Makanan Uji

Makanan Indeks glikemik P value

Roti tawar putih 100

Susu full cream 85.82

Susu cokelat 95.07 0.000

Susu low-fat 85.17

Page 42: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

29

Secara umum terlihat bahwa IG tertinggi diantara makanan uji adalah susu

cair cokelat 95.07, diikuti dengan susu cair full cream 85.82 dan yang paling

rendah adalah susu cair low-fat 85.17. Sehingga ketiga jenis susu dapat

digolongkan menjadi makanan dengan indeks glikemik yang tinggi (≥70).27

Hasil perhitungan di penelitian kali ini terdapat beberapa perbedaan

dengan hasil beberapa penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa susu

termasuk dalam makanan dengan IG rendah. Seperti susu cair full cream yang

memiliki IG 40 hingga 57, susu low-fat yang memiliki IG 34 hingga 49.

Perbedaan ini terjadi disebabkan oleh perbedaan makanan uji yang digunakan,

metode penelitian dan alat yang digunakan selama penelitian. Sampel darah yang

digunakan untuk mengukur kadar gula darah dapat mempengaruhi hasil. Terdapat

perbedaan konsentrasi gula darah pada darah kapiler dengan darah dari pembuluh

vena.8,22,27

Ketiga jenis makanan uji yaitu susu full cream, susu cokelat dan susu low-

fat dilakukan uji statistik yaitu uji Repeated Annova. Hasil Uji Repeated Annova

(p 0.000) menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna diantara ketiga

makanan uji.

4.4. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan sehingga

mempengaruhi proses penelitian dan mempengaruhi hasil akhir penelitian.

Keterbatasan seperti tidak dilakukannya analisis zat gizi terhadap makanan uji

yaitu susu cair kemasan. Hal tersebut memungkinkan adanya perbedaan nilai

kandungan gizi yang tertera pada label makanan dengan kandungan gizi di dalam

makanan itu sendiri. Pemeriksaan respon glukosa darah pada makanan standar

yang hanya dilakukan satu kali dapat menyebabkan perhitungan nilai IG secara

lebih akurat menjadi lebih sulit. Kesulitan dalam memantau dan mengawasi setiap

responden. Tidak mampu selalu mengawasi aktivitas fisik responden selama

proses penelitian berlangsung. Sulitnya menjaga tingkat kepatuhan responden

dalam menjada pola makan yang normal selama 48 jam dan berpuasa minimal 8

jam sebelum penelitian.

Page 43: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

30

4.5. Keunggulan Penelitian

Penelitian baru pertama kali dilakukan. Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan jenis varian susu yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Hasil

dari penelitian dapat menjadi informasi bagi konsumen dalam memilih jenis

varian susu yang dibutuhkan.

Page 44: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

31

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Susu dengan indeks glikemik tertinggi dimiliki oleh susu dengan rasa yaitu

susu cokelat (IG=95,07), diikuti dengan susu full cream (IG=85,82) dan yang

terendah terdapat pada susu low-fat (IG=85,17). Ketiga jenis susu ini termasuk

dalam makanan dengan nilai IG tinggi. Terdapat perbedaan yang bermakna di

antara ketiga jenis susu kemasan tersebut.

5.2.Saran

1. Melakukan penelitian dengan lebih banyak jenis varian susu kemasan yang

memiliki nilai kandungan gizi yang berbeda-beda sehingga dapat dijadikan

sumber referensi yang lebih lengkap.

2. Pemeriksaan glukosa darah saat melakukan penelitian serupa dilakukan

lebih dari satu kali pemeriksaan untuk mendapatkan perhitungan yang

lebih akurat.

3. Pengawasan dan pemantauan yang lebih baik untuk memastikan

responden mengikuti tata cara dan memenuhi persyaratan yang diperlukan

dari sebelum penelitian hingga penelitian selesai.

4. Masyarakat dalam memilih jenis varian susu kemasan disesuaikan dengan

kebutuhannya.

Page 45: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

32

DAFTAR PUSTAKA

1. Janssen I, Katzmarzyk PT, Ross R. Waist Circumference And Not Body Mass

Index Explains Obesity Related Health Risk. American Journal of Clinical

Nutrition. 2004 August.

2. Horton R, Sanders D, Nath LM, Momen H, Baum F, Sitthi-amorn C. WHO.

South-East Asia Journal of Public Health. 2014 January.

3. (PERKENI) PEI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus

Tipe 2 di Indonesia 2011. 2011.

4. KEMENKES. Riset Kesehatan Dasar : Riskesdas. Jakarta:, Badan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI; 2013.

5. Tjekyan S. Risiko Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 di Kalangan Peminum

Kopi Susu di Kotamadya Palembang. Makara Kesehatan. 2007; 11.

6. Rimbawan SA. Indeks Glikemik Pangan, Cara Mudah Memilih Pangan yang

Menyehatkan Jakarta: Penebar Swadaya; 2004.

7. Aronne LJ. Classification of Obesity and Assessment of Obesity-Related

Health Risks. Obesity Research. 2004 December; 10.

8. Ellison JM, Stegmann jM, Colner SL, Michael RH, Sharma MK, Ervin KR, et

al. Rapid Changes in Postprandial Blood Glucose Produce Concentration

Differences at Finger, Forearm and Thigh Sampling Sites. Diabetes Care.

2002 June; 25.

9. Rahman A. Analisis Kepuasan Konsumen Produk Susu. Bogor: Institut

Pertanian Bogor; 2008.

10. Planck N. Real Food. 2nd ed. New York: Bloomsburry Publishing; 2007.

11. Resmawati T, Mukid MA, Safitri D. Analisis Preferensi Konsumen Terhadap

Produk Susu Berbasis Analisis Conjoint Menggunakan Pairwise Comparison.

Jurnal Gaussian. 2013 April; 2.

12. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama;

Page 46: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

33

2010.

13. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia Harper. 27th ed. Wulandari

N, Rendy L, Dwijayanthi L, Lienna , Dany F, Rachman LY, editors. Jakarta:

EGC; 2009.

14. Gropper SS, Smith JL, Groof JL. Advanced Nutrition and Human

Metabolism. 5th ed. USA: Wadsworth; 2009.

15. Zakaria Y. Pengaruh Jenis Susu dan Persentase Starter yang Berbeda terhadap

Kualitas Kefir. 2009 April; 9.

16. Miller JB, Powell KF, Leeds A. The Low GI to your Heart and Metabolic

Syndrome Sydney: Hachette Livre; 2006.

17. Martini FH, Nath JL. Fundamentals of Anatomy and Physiology. 8th ed. San

Francisco: Pearson Benjamin Cummings; 2012.

18. Sherwood L. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. 6th ed. Yesdelinta N,

editor. Jakarta: EGC; 2011.

19. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia Kedokteran Dasar : Sebuah

Pendekatan Klinis Suyono J, Sadikin V, Mandera LI, editors. Jakarta: EGC;

2000.

20. Thompson JL, Manore MM, Vaughan LA. The Science of Nutrition. 2nd ed.

USA: Pearson; 2011.

21. Lee RD, Niemman DC. Nutritional Assessment. 4th ed. Singapore: Mc Graw

Hill; 2007.

22. Brouns F, Bjorck I, Frayn KN, Gibbs AL, Lang V. Glycemic Index

Methodology. Nutrition Research Review. 2005.

23. Sopiyudin MD. Besar dan Cara Pengambilan Sampel Penelitian Kedokteran

dan Kesehatan Jakarta: Salemba Medika; 2010.

24. Damayanti RE. Penuntun Praktikum Evaluasi Nilai Gizi. Pengukuran Indeks

Glikemik. Bogor: Institut Pertanian Bogor, Departemen Gizi Masyarakat

Fakultas Ekologi Manusia; 2013.

25. Sopiyudin MD. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Deskriptif,

Bivariat dan Multivariat Jakarta: Salemba Medika; 2009.

Page 47: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

34

26. Mahan LK, Escott-Stump S. Krause's Food & Nutrition Therapy. 12th ed.

Alexopoulos Y, Hebberd K, Bays H, editors. Philadelphia: Saunders Elsevier;

2008.

27. Foster-Powell K, Holt SH, Brand-Miller JC. International Table og Glycemic

Index and Glycemic Load Values. The American Journal of Clinical Nutrition.

2012.

Page 48: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

35

LAMPIRAN

Lampiran 1

Lembar Surat Persetujuan Responden

Page 49: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

36

Lampiran 2

Lembar Status Kesehatan Responden

Page 50: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

37

Lampiran 3

Hasil Pemeriksaan Tanda Vital Pasien

No. Inisial Tekanan darah

(mmHg)

Frekuensi Nadi

(x/menit)

Frekuensi nafas

(x/menit)

1 TSY 120/80 70 15

2 KK 120/80 65 19

3 RSY 110/70 66 20

4 AGT 120/80 80 18

5 ERC 120/80 70 20

6 FZL 120/90 100 23

7 PRD 110/70 90 21

8 LDY 120/80 100 17

9 DNS 110/70 75 20

10 KRT 120/80 70 20

Page 51: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

38

Lampiran 4

Kriteria Status Gizi

Status gizi responden ditentukan dengan menghitung nilai Indeks Massa Tubuh

(IMT). Rumus perhitungan IMT :2

Kritertia penggolongan status gizi menggunakan IMT mengacu kepada IMT Asia-

Pasifik. Dalam kriteria IMT Asia-Pasifik, status gizi digolongkan ke dalam

underweight, normoweight, overweight dan obesitas.

Tabel klasifikasi indeks massa tubuh berdasarkan kriteria Asia Pasifik

Klasifikasi IMT (kg/m2) Risk of co-morbidities

Underweight < 18.5 Rendah (tetapi dapat meningkatkan

risiko masalah kesehatan yang lain)

Normal 18.5 – 22.9 Rata-rata

Overweight ≥ 23

Berisiko 23 – 24.9 Meningkat

Obese I 23 – 29.9 Sedang

Obese II ≥ 30 Berat

Page 52: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

39

Lampiran 5

Perhitungan Kebutuhan Makanan Uji

Makanan Uji Sajian Karbohidrat

(gram)

Lemak

(gram)

Protein

(gram)

Gula

(gram)

Roti tawar putih 102.7 gram 50 4.16 8.34 4.16

Susu Full cream 961 ml 50 30.75 7 0

Susu Cokelat 378 ml 50 10.58 7 34.78

Susu Low-fat 961 ml 50 11.54 7 42.28

Kebutuhan jumlah makanan uji yang digunakan untuk mencapai jumlah 50 gram

karbohidrat terlihat pada tabel di atas.

1. 74 gram roti tawar putih dengan pinggiran mengandung 36 gram

karbohidrat. Untuk mendapatkan jumlah 50 gram karbohidrat dibutuhkan

roti tawar putih sebanyak 102.7 gram. Jika dikonversikan jumlah 102.7

gram roti tawar putih dengan pinggiran berjumlah sama dengan 3 lembar

roti.

2. Setiap 250 ml susu full cream mengandung karbohidrat total sebanyak 13

gram. Untuk mendapatkan jumlah karbohidrat sebanyak 50 gram,

dibutuhkan susu full cream sebanyak 961 ml. Jika dikonversikan ke dalam

jumlah kemasan sama dengan 4 kotak susu full cream .

3. Setiap 250 ml susu cokelat mengandung karbohidrat total sebanyak 33

gram. Untuk mendapatkan jumlah karbohidrat sebanyak 50 gram,

dibutuhkan susu cokelat sebanyak 378 ml. Jika dikonversikan ke dalam

jumlah kemasan sama dengan 2 kotak susu cokelat.

Page 53: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

40

(Lanjutan)

4. Setiap 250 ml susu low-fat mengandung karbohidrat total sebanyak 13

gram. Untuk mendapatkan jumlah karbohidrat sebanyak 50 gram,

dibutuhkan susu low-fat sebanyak 961 ml. Jika dikonversikan ke dalam

jumlah kemasan sama dengan 4 kotak susu low-fat.

Pada susu dengan rasa yaitu susu cokelat, terdapat kandungan gula yang terdiri

dari gula sederhana (monosakarida). Sedangkan pada susu low-fat terdapat

informasi bahwa kandungan gula terdiri dari sukrosa. Sukrosa termasuk ke dalam

golongan disakarida.

Page 54: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

41

Lampiran 6

Informasi Nilai Gizi Makanan Uji

Fakta nutrisi atau informasi nilai gizi yang terkandung di dalam susu dan

dituliskan pada kemasan susu.

a. Informasi Nilai Gizi Susu Full cream

Jumlah takaran saji 1 pak (250 ml), dengan energi total 100 kkal dan

energi dari lemak 30 kkal.

No. Nutrien Jumlah %AKG*

1. Lemak Total 8 gram 13%

2. Protein 7 gram 12%

3. Karbohidrat Total 13 gram 4%

4. Gula 0 gram

5. Natrium 115 miligram 5%

6. Kalium 430 miligram 9%

b. Informasi Nilai Gizi Susu Cokelat

Jumlah takaran saji 1 pak (250 ml), dengan energi total 220 kkal dan

energi dari lemak 60 kkal.

No. Nutrien Jumlah %AKG*

1. Lemak Total 7 gram 11%

2. Protein 7 gram 11%

3. Karbohidrat 33 gram 10%

4. Gula 23 gram

5. Natrium 95 miligram 4%

6. Kalium 400 miligram 8%

Page 55: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

42

(Lanjutan)

c. Informasi Nilai Gizi Susu Low-Fat

Jumlah takaran saji 1 pak (250 ml), dengan energi total 100 kkal dan

energi dari lemak 30 kkal.

No. Nutrien Jumlah %AKG*

1. Lemak Total 3 gram 5%

2. Lemak Jenuh 0.5 gram 4%

3. Kolesterol 3 miligram 1%

4. Protein 7 gram 12%

5. Karbohidrat 13 gram 4%

6. Gula 11 gram

7. Sukrosa 5 gram

8. Natrium 110 miligram 5%

9. Kalium 390 miligram 8%

*Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2000 kkal.

Page 56: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

43

Lampiran 7

Cara Perhitungan Luas Area di Bawah Kurva

Perhitungan luas area di bawah kurva kadar glukosa darah dapat dihitung dengan

menggunakan perhitungan luas trapesium.

Gambar kurva kadar glukosa darah

70

120

134 140

109

127

79

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 20 40 60 80 100 120 140

Kad

ar G

luko

sa D

ara

h (

mg/

dL)

Waktu (menit)

Roti tawar putih

A B C D E F

68 70

96 100

132

115 115

0

20

40

60

80

100

120

140

0 20 40 60 80 100 120 140

Ka

dar

Glu

kosa

Dar

ah

(m

g/d

L)

Waktu (menit)

Susu low-fat

A B C D E F

Page 57: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

44

(Lanjutan)

a. Perhitungan luas bangun trapesium pada kurva roti tawar putih

Luas bangun A =

Luas bangun B =

Luas bangun C =

Luas bangun D =

Luas bangun E =

Luas bangun F =

Total luas = 13882.5

b. Perhitungan luas bangun trapesium pada kurva susu low-fat

Luas bangun A =

Luas bangun B =

Luas bangun C =

Luas bangun D =

Luas bangun E =

Luas bangun F =

Total luas = 12645

c. Perhitungan Indeks Glikemik Susu low-fat

IG Susu low-fat =

=

x 100

= 91.08

Page 58: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

45

Lampiran 8

Hasil Uji Statistik

a. Uji normalitas data Usia, IMT dan GDP

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Usia 10 100.0% 0 0.0% 10 100.0%

Indeks Massa

Tubuh 10 100.0% 0 0.0% 10 100.0%

Gula Darah Puasa 10 100.0% 0 0.0% 10 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Usia Mean 20.7000 .42295

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 19.7432

Upper Bound 21.6568

5% Trimmed Mean 20.7778

Median 21.0000

Variance 1.789

Std. Deviation 1.33749

Minimum 18.00

Maximum 22.00

Range 4.00

Interquartile Range 2.25

Skewness -1.059 .687

Kurtosis .458 1.334

Indeks Massa

Tubuh

Mean 19.9700 .50685

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 18.8234

Upper Bound 21.1166

5% Trimmed Mean 19.9222

Median 19.3000

Variance 2.569

Std. Deviation 1.60281

Minimum 18.20

Maximum 22.60

Range 4.40

Interquartile Range 2.88

Skewness .819 .687

Kurtosis -.929 1.334

Page 59: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

46

(Lanjutan)

Gula Darah Puasa Mean 83.5000 2.93352

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 76.8639

Upper Bound 90.1361

5% Trimmed Mean 83.3333

Median 80.0000

Variance 86.056

Std. Deviation 9.27661

Minimum 72.00

Maximum 98.00

Range 26.00

Interquartile Range 16.75

Skewness .386 .687

Kurtosis -1.393 1.334

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Usia .289 10 .018 .855 10 .067

Indeks Massa Tubuh

.215 10 .200* .861 10 .079

Gula Darah Puasa .247 10 .085 .913 10 .305

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

b. Uji Normalitas Indeks Glikemik Susu Kemasan

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Roti Tawar Putih 10 100.0% 0 0.0% 10 100.0%

Susu Full cream 10 100.0% 0 0.0% 10 100.0%

Susu Cokelat 10 100.0% 0 0.0% 10 100.0%

Susu Low-Fat 10 100.0% 0 0.0% 10 100.0%

Page 60: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

47

(Lanjutan)

Descriptives

a

Statistic

Std.

Error

Susu Full

cream

Mean 85.8255 1.67997

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 82.0252

Upper Bound 89.6259

5% Trimmed Mean 85.9323

Median 86.7970

Variance 28.223

Std. Deviation 5.31252

Minimum 77.94

Maximum 91.79

Range 13.84

Interquartile Range 10.08

Skewness -.391 .687

Kurtosis -1.424 1.334

Susu Cokelat Mean 95.0754 2.62321

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 89.1413

Upper Bound 101.0095

5% Trimmed Mean 94.9941

Median 95.2841

Variance 68.812

Std. Deviation 8.29533

Minimum 84.06

Maximum 107.56

Range 23.50

Interquartile Range 13.96

Skewness .153 .687

Kurtosis -1.186 1.334

Susu Low-Fat Mean 85.1780 2.47947

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 79.5691

Upper Bound 90.7870

5% Trimmed Mean 85.4379

Median 88.2183

Variance 61.478

Std. Deviation 7.84078

Minimum 72.25

Maximum 93.43

Range 21.18

Interquartile Range 14.77

Skewness -.670 .687

Kurtosis -1.267 1.334

a. Roti Tawar Putih is constant. It has been omitted.

Page 61: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

48

(Lanjutan)

c. Uji Repeated Annova

Within-Subjects Factors Measure: MEASURE_1

factor1 Dependent Variable

1 RTP 2 SFC

3 SC

4 SLF

Multivariate Testsa

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.

factor

1

Pillai's Trace .931 31.706b 3.000 7.000 .000

Wilks' Lambda .069 31.706b 3.000 7.000 .000

Hotelling's Trace 13.588 31.706b 3.000 7.000 .000

Roy's Largest Root 13.588 31.706b 3.000 7.000 .000

d. Pairwise Comparison

Pairwise Comparisons Measure: MEASURE_1

(I)

factor

1 (J) factor1

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.b

95% Confidence Interval

for Differenceb

Lower

Bound

Upper

Bound

1 2 14.174* 1.680 .000 10.374 17.975

3 4.925 2.623 .093 -1.010 10.859

4 14.822* 2.479 .000 9.213 20.431

2 1 -14.174* 1.680 .000 -17.975 -10.374

3 -9.250* 1.719 .000 -13.138 -5.362

4 .647 1.159 .590 -1.974 3.269

3 1 -4.925 2.623 .093 -10.859 1.010

2 9.250* 1.719 .000 5.362 13.138

4 9.897* 1.443 .000 6.632 13.163

4 1 -14.822* 2.479 .000 -20.431 -9.213

2 -.647 1.159 .590 -3.269 1.974

3 -9.897* 1.443 .000 -13.163 -6.632

Based on estimated marginal means

*. The mean difference is significant at the ,05 level.

b. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no

adjustments).

Page 62: PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26129/1/MUHAMMAD... · PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BERBAGAI JENIS SUSU KEMASAN

49

Lampiran 9

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhammad Fahreza Kautsar

Tempat, tanggal lahir : Bogor, 7 Agustus 1992

Alamat :Villa Bogor Indah B2/12, Ciparigi, Kota Bogor, Jawa

Barat.

No. Telepon : +62 857 19 636 000

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. SDN Cibuluh 1 Kota Bogor (1998-2004)

2. SMPN 1 Kota Bogor (2004-2007)

3. SMAN 1 Kota Bogor (2007-2010)

4. PSPD FKIK UIN Jakarta (2011-sekarang)