belajar mandiri michael sintong ske a blok 20

28
Etiologi: belum bisa bicara 1. Hambatan pendengaran Pada beberapa kasus, hambatan pada pendengaran berkaitan dengan keterlambatan bicara. Jika si anak mengalami kesulitan pendengaran, maka dia akan mengalami hambatan pula dalam memahami, meniru dan menggunakan bahasa. Salah satu penyebab gangguan pendengaran anak adalah karena adanya infeksi telinga. 2. Hambatan perkembangan pada otak yang menguasai kemampuan oral- motor Ada kasus keterlambatan bicara yang disebabkan adanya masalah pada area oral-motor di otak sehingga kondisi ini menyebabkan terjadinya ketidakefisienan hubungan di daerah otak yang bertanggung jawab menghasilkan bicara. Akibatnya, si anak mengalami kesulitan menggunakan bibir, lidah bahkan rahangnya untuk menghasilkan bunyi kata tertentu. 3. Masalah keturunan Masalah keturunan sejauh ini belum banyak diteliti korelasinya dengan etiologi dari hambatan pendengaran. Namun, sejumlah fakta menunjukkan pula bahwa pada beberapa kasus di mana seorang anak anak mengalami keterlambatan bicara, ditemukan adanya kasus serupa pada generasi sebelumnya atau pada keluarganya. Dengan demikian kesimpulan sementara hanya menunjukkan adanya kemungkinan masalah keturunan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi. 4. Masalah pembelajaran dan komunikasi dengan orang tua Masalah komunikasi dan interaksi dengan orang tua tanpa disadari memiliki peran yang penting dalam membuat anak mempunyai kemampuan berbicara dan berbahasa yang tinggi. Banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa cara mereka berkomunikasi dengan si anak lah yang juga membuat anak tidak punya banyak perbendaharaan

Upload: michael-sintong

Post on 16-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

haha

TRANSCRIPT

Etiologi: belum bisa bicara1. Hambatan pendengaran Pada beberapa kasus, hambatan pada pendengaran berkaitan dengan keterlambatan bicara. Jika si anak mengalami kesulitan pendengaran, maka dia akan mengalami hambatan pula dalam memahami, meniru dan menggunakan bahasa. Salah satu penyebab gangguan pendengaran anak adalah karena adanya infeksi telinga.2. Hambatan perkembangan pada otak yang menguasai kemampuan oral-motor Ada kasus keterlambatan bicara yang disebabkan adanya masalah pada area oral-motor di otak sehingga kondisi ini menyebabkan terjadinya ketidakefisienan hubungan di daerah otak yang bertanggung jawab menghasilkan bicara. Akibatnya, si anak mengalami kesulitan menggunakan bibir, lidah bahkan rahangnya untuk menghasilkan bunyi kata tertentu.3. Masalah keturunan Masalah keturunan sejauh ini belum banyak diteliti korelasinya dengan etiologi dari hambatan pendengaran. Namun, sejumlah fakta menunjukkan pula bahwa pada beberapa kasus di mana seorang anak anak mengalami keterlambatan bicara, ditemukan adanya kasus serupa pada generasi sebelumnya atau pada keluarganya. Dengan demikian kesimpulan sementara hanya menunjukkan adanya kemungkinan masalah keturunan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi.4. Masalah pembelajaran dan komunikasi dengan orang tua Masalah komunikasi dan interaksi dengan orang tua tanpa disadari memiliki peran yang penting dalam membuat anak mempunyai kemampuan berbicara dan berbahasa yang tinggi. Banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa cara mereka berkomunikasi dengan si anak lah yang juga membuat anak tidak punya banyak perbendaharaan kata-kata, kurang dipacu untuk berpikir logis, analisa atau membuat kesimpulan dari kalimat-kalimat yang sangat sederhana sekali pun. Sering orang tua malas mengajak anaknya bicara panjang lebar dan hanya bicara satu dua patah kata saja yang isinya instruksi atau jawaban sangat singkat. Selain itu, anak yang tidak pernah diberi kesempatan untuk mengekspresikan diri sejak dini (lebih banyak menjadi pendengar pasif) karena orang tua terlalu memaksakan dan "memasukkan" segala instruksi, pandangan mereka sendiri atau keinginan mereka sendiri tanpa memberi kesempatan pada anaknya untuk memberi umpan balik, juga menjadi faktor yang mempengaruhi kemampuan bicara, menggunakan kalimat dan berbahasa.

5. Faktor Televisi Anak batita yang banyak nonton TV cenderung akan menjadi pendengar pasif, hanya menerima tanpa harus mencerna dan memproses informasi yang masuk. Belum lagi suguhan yang ditayangkan berisi adegan-adegan yang seringkali tidak dimengerti oleh anak dan bahkan sebenarnya traumatis (karena menyaksikan adegan perkelahian, kekerasan, seksual, atau pun acara yang tidak disangka memberi kesan yang mendalam karena egosentrisme yang kuat pada anak dan karena kemampuan kognitif yang masih belum berkembang). Akibatnya, dalam jangka waktu tertentu yang mana seharusnya otak mendapat banyak stimulasi dari lingkungan/orang tua untuk kemudian memberikan feedback kembali, namun karena yang lebih banyak memberikan stimulasi adalah televisi (yang tidak membutuhkan respon apa-apa dari penontonnya), maka sel-sel otak yang mengurusi masalah bahasa dan bicara akan terhambat perkembangannya.

Etiologi -Bergerak kesana kemari tanpa tujuan yang jelasFaktor neurologikInsiden hiperaktif yang lebih tinggi didapatkan pada bayi yang lahir dengan masalah-masalah prenatal seperti lamanya proses persalinan, distres fetal, persalinan dengan cara ekstraksi forcep, toksimia gravidarum atau eklamsia dibandingkan dengan kehamilan dan persalinan normal. Di samping itu faktor-faktor seperti bayi yang lahir dengan berat badan rendah, ibu yang terlalu muda, ibu yang merokok dan minum alkohol juga meninggikan insiden hiperaktif.

Terjadinya perkembangan otak yang lambat. Faktor etiologi dalam bidang neuoralogi yang sampai kini banyak dianut adalah terjadinya disfungsi pada salah satu neurotransmiter di otak yang bernama dopamin. Dopamin merupakan zat aktif yang berguna untuk memelihara proses konsentrasi. Beberapa studi menunjukkan terjadinya gangguan perfusi darah di daerah tertentu pada anak hiperaktif, yaitu di daerah striatum, daerah orbital-prefrontal, daerah orbital-limbik otak, khususnya sisi sebelah kanan

Faktor toksikBeberapa zat makanan seperti salisilat dan bahan-bahan pengawet memilikipotensi untuk membentuk perilaku hiperaktif pada anak. Di samping itu, kadar timah (lead) dalam serum darah anak yang meningkat, ibu yang merokok dan mengkonsumsi alkohol, terkena sinar X pada saat hamil juga dapat melahirkan calon anak hiperaktif.

Faktor genetikDidapatkan korelasi yang tinggi dari hiperaktif yang terjadi pada keluarga dengan anak hiperaktif. Kurang lebih sekitar 25-35% dari orang tua dan saudara yang masa kecilnya hiperaktif akan menurun pada anak. Hal ini juga terlihat pada anak kembar.

Faktor psikososial dan lingkunganPada anak hiperaktif sering ditemukan hubungan yang dianggap keliru antara orang tua dengan anaknya.

Patofisiologi Bergerak kesana kemari tanpa tujuan yang jelas Tidak bisa diam dan selalu bergerak kesana kemari tanpa tujuan, merupakan salah satu manifestasi dari gangguan pada anak austitik, dimana ditemukan hiperkinesis. Penyebabnya diduga berhubungan dengan peningkatan fungsi serotonin dan dopamin dalam otak dan gangguan pada lobus frontalis dan ganglia basalis yang berperan dalam representasi dalam Action plans, motoric plans, dan working memory sehingga terjadi gangguan pengaturan motorik"

Berapa berat badan bayi yang normal?

Apa makna sepupunya terkena hal yang sama seperti bram?Faktor genetik diidentifikasi sebagai faktor terkuat terjadinya autisme pada anak. Apabila seseorang memiliki riwayat keluarga autisme, maka peluang untuk mempunyai keturunan autisme lebih besar dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki riwayat autisme.

Interpretasi: Sadar tapi tidak melihat dan tersenyum

Tidak mau bermain dengan anak lainKarena pada anak yang menderita gangguan austistik mengalami gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, salah satunya adalah gagal untuk mengembangkan hubungan dengan orang disekitarnya. Mereka cenderung mernarik diri dari lingkungan sekitarnya. Anak autisme juga memiliki Gangguan faktor afektif dan fungsionalnya, kurang empati, dan tidak berespon terhadap orang lain.

Tidak bisa bermain pura-puraPasien tidak mampu bermain pura-pura (menirukan peran lain) karena ketidakmampuannya dalam berimajinatif dia tidak bisa berhayal berpura-pura menjadi sesuatu dalam sebuah permainan.

Pemeriksaan penunjang1.Childhood Autism Rating Scale (CARS)2.Checklis for Autism in Toddlers (CHAT)3.The Autism Screening Questionare4.The Screening Test for Autism in Two-Years Old

DefinisiAutisme merupakan suatu gangguan perkembangan pervasif (gangguan yang luas) yang ditandai dengan munculnya gejala sebelum tiga tahun dan memiliki ciri kelainan pada 3 bidang yaitu:1. Interaksi sosial2. Komunikasi3. Perilaku yang terbatas dan berulang

Tatalaksana dan edukasiTerapi yang terpaduPenanganan / intervensi terapi pada penyandang autisme harus dilakukan dengan intensif dan terpadu. Terapi secara formal sebaiknya dilakukan antara 4 8 jam sehari. Selain itu seluruh keluarga harus terlibat untuk memacu komunikasi dengan anak. Penanganan penyandang autisme memerlukan kerjasama tim yang terpadu yang berasal dari berbagai disiplin ilmu antara lain psikiater, psikolog neurolog, dokter anak, terapis bicara dan pendidik.Beberapa terapi yang harus dijalankan antara lain :a. Terapi medikamentosab. Terapi psikologisc. Terapi wicarad. Fisioterapi

Terapi medikamentosaSaat ini pemakaian obat diarahkan untuk memperbaiki respon anak sehingga diberikan obat-obat psikotropika jenis baru seperti obat-obat:-antidepressan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor ) yang bisa memberikan keseimbangan antara neurotransmitter serotonin dan dopamine (diberikan dalam dosis yang paling minimal)-pemberian haloperidol (haldol) menurunkan gejala perilaku dan mempercepat belajar.-Fenfluramine (pondimin) menurunkan kadar serotonin darah efektif pada beberapa anak autistik. (kaplan jilid 2 hal 738)-Naltrexone Merupakan obat antagonis opiat yang diharapkan dapat menghambat opioid endogen sehingga mengurangi gejala autisme seperti mengurangi cedera pada diri sendiri dan mengurangi hiperaktifitas (Lensing dkk,1995).-Clompramin Merupakan obat yang berguna untuk mengurangi stereotipik, konvulsi, perilaku ritual dan agresifitas, biasanya digunakan dalam dosis 3,75 mg (Campbell dkk,1996)-Lithium merupakan obat yang dapat digunakan untukmengurangi perilaku agresif dan mencederai diri sendiri (Lumbantobing,2001)-Ritalin Untuk menekan hiperaktifitas (Lumbantobing,2001) Terapi psikologisUmumnya intervensi difokuskan pada meningkatkan kemampuan bahasa dan komunikasi, self-help dan perilaku sosial dan mengurangi perilaku yang tidak dikehendaki seperti melukai diri sendiri ( self mutilation ), temper tantrum dengan penekanan pada peningkatan fungsi individu dan bukan menyembuhkan dalam arti mengembalikan penyandang autis ke posisi normal. Rutter ( dalam Wenar, 1994 ) membuat pendekatan yang komprehensif dalam intervensi autisme yang memiliki tujuan :membantu perkembangan kognitif, bahasa dan sosial yang normalmeningkatkan kemampuan belajar anak autisticmengurangi kekakuan dan perilaku stereotype dengan meningkatkan interaksi penyandang autis dengan orang lain dan tidak membiarkannya hidup sendiri . Interaksi yang kurang justru akan menyebabkan munculnya perilaku-perilaku yang tidak dikehendaki. Dalam hal ini pemberian mainan yang bervariasi juga dapat mengurangi kekakuan ini.mengurangi perilaku maladaptive seperti temper tantrum dan melukai diri sendiri

Prognosis-Prognosis dubia, jika ditangani dengan baik prognosis bisa bonam, namun jika tidak ditatalaksana prognosis malam.

Perkembangan anak sampai usia 2 tahunPertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, atau ukuran, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram) dan ukuran panjang (cm, meter). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dari seluruh bagian tubuh sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya, termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil berinteraksi dengan lingkungannya.

Perkembangan Perilaku, Emosional, dan Kemampuan Bersosialisasi Menurut ERICK ERICKSON perkembangan psychososial atau perkembangan jiwa manusia yang dipengaruhi oleh masyarakat dibagi menjadi 4 tahap:a. Masa Bayi (0-1 tahun) - Trust >< MistrustPeriode ini dianggap sebagai stadium kepercayaan dasar lawan ketidakpercayaan dasar. Tahap ini merupakan tahap pengembangan rasa percaya diri. Fokus terletak pada panca indera, sehingga mereka sangat memerlukan sentuhan dan pelukan.

Pada usia 3 minggu bayi mencontoh-contoh pergerakan wajah dari pengasuh dewasanya. Bayi membuka mulut dan menjulurkan lidahnya ke luar sebagai respon orang dewasa yang melakukan hal yang sama. Pada bulan ketiga dan keempat kehidupannya, perilaku tersebut mudah untuk ditimbulkan. Perilaku meniru dianggap sebagai prekursor dari kehidupan emosional pada seorang bayi. Respon tersenyum terjadi dalam dua fase: fase pertama adalah senyum endogen yang terjadi spontan dalam dua bulan pertama dan tidak berhubungan dengan stimulasi eksternal; fase kedua adalah senyum eksogen yang terstimulasi dari luar, biasanya oleh ibu pada minggu ke-16. Perilaku bayi terus-menerus berkembang sebagai akibat dari respon sosial pengasuhnya terhadap perilakunya sendiri.Pada tahun pertama, mood bayi sangat bervariasi dan berhubungan erat dengan keadaan internal, seperti rasa lapar. Pada masa ini bayi mengembangkan suatu perasaan kepercayaan dasar dimana keinginan mereka akan dipuaskan secara sering atau perasaan bahwa mereka akan kehilangna sebagian besar yang mereka inginkan. Selama enam bulan kedua, cara sosial yang dominan berpindah dari mendapatkan ke mengambil, dimanifestasikan secara oral dengan menggigit. Perpisahan yang lama dengan ibu pada waktu itu dapat menyebabkan depresi, hospitalisme, depresi anaklitik, atau tonus depresi yang menjadi bagian dari struktur karakter dewasa seseorang.

b. Masa Belajar Berjalan (2-3 tahun) - Otonomi/Mandiri >< Malu/Ragu-raguStadium ini merupakan stadium otonomi melawan rasa malu dan keraguan diri. Tantangan mereka pada masa ini adalah untuk menjadi terpisah dan individual. Mereka belajar untuk berjalan, makan sendiri, mengontrol sfingter anal, dan untuk berbicara.

Dalam tahun kedua, afek rasa senang dan tidak senang menjadi terdiferensiasi lebih lanjut. Ditemukan eksplorasi yang menggembirakan, rasa senang yang dinyatakan, rasa dalam menemukan dan mengembangkan perilaku baru, menggoda dan mengejutkan atau mengolok-olok orang tuanya, mempunyai kemampuan menunjukkan rasa cinta yang terorganisir (seperti berlari, merangkul, tersenyum, mencium orang tuanya dalam waktu yang sama), serta menunjukkan protes.Rasa senang terhadap keluarga, ketakutan pada orang asing, dan kecemasan yang berhubungan dengan kemarahan dan kehilangan pengasuh yang dicintai dapat bertambah pada masa ini.

c. Periode Prasekolah (3-5 tahun) - Inisiatif >< Rasa Bersalah Stadium ini merupakan stadium inisiatif lawan bersalah. Pada usia 3 tahun anak akan belajar menjadi instruktif, mereka meraih dengan hasrat dan keingintahuan sehingga anak akan banyak bertanya dalam segala hal, sehingga berkesan cerewet. Pada usia ini mereka mengalami pengembangan inisiatif/ide, sampai pada hal-hal yang berbau fantasi.Ekspresi minat bergairah terhadap orang tua dengan jenis kelamin yang berlawanan akan terlihat. Dalam stadium ini pula anak akan mengalami kekecewaan dan sering kali mencoba untuk berebutan tempat bagi dirinya sendiri untuk kasih sayang orang tuanya.

d. Tahun-tahun Pertengahan (usia 6-11 tahun) - Industri/Rajin >< Inferioriti Anak usia ini sudah mengerjakan tugas-tugas sekolah - termotivasi untuk belajar. Namun masih memiliki kecenderungan untuk kurang hati-hati dan menuntut perhatian. Pada masa ini pula interaksi dengan teman sebaya mempunyai kepentingan yang sangat besar. Hubungan yang khusus terdapat dengan orang tua yang berjenis kelamin sama, dengan siapa anak beridentifikasi dan siapa yang sekarang merupakan model peran. Anak menjadi yakin akan kemampuannya untuk menggunakan barang-barang dewasa selama periode latensi, dimana mereka menunggu, mempelajari, dan mempraktikkan untuk menjadi pemberi nafkah.

Perkembangan AnakPeriode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini kemampuan berbahasa, kreativitas, sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini.

Empat parameter yang dipakai dalam menilai perkembangan anak adalah:1. Gerakan motorik kasar (pergerakan dan sikap tubuh).2. Gerakan motorik halus (menggambar, memegang suatu benda dll).3. Bahasa (kemampuan merespon suara, mengikuti perintah, berbicara spontan).4. Kepribadian/tingkah laku (bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya).

Stimulasi dalam tumbuh kembang anakStimulasi adalah perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran, perabaan) yang datang dari lingkungan anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang bahkan tidak mendapat stimulasi. Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi perkembangan anak. Berbagai macam stimulasi seperti stimulasi visual (penglihatan), verbal (bicara), auditif (pendengaran), taktil (sentuhan) dll dapat mengoptimalkan perkembangan anak.Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anak sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Pada tahap perkembangan awal anak berada pada tahap sensori motorik. Pemberian stimulasi visual pada ranjang bayi akan meningkatkan perhatian anak terhadap lingkungannya, bayi akan gembira dengan tertawa-tawa dan menggerak-gerakkan seluruh tubuhnya. Tetapi bila rangsangan itu terlalu banyak, reaksi dapat sebaliknya yaitu perhatian anak akan berkurang dan anak akan menangis.Pada tahun-tahun pertama anak belajar mendengarkan. Stimulus verbal pada periode tahun pertama sangat penting untuk perkembangan bahasa anak. Kualitas dan kuantitas vokal seorang anak dapat bertambah dengan stimulasi verbal dan anak akan belajar menirukan kata-kata yang didengarnya. Tetapi bila simulasi auditif terlalu banyak (lingkungan ribut) anak akan mengalami kesukaran dalam membedakan berbagai macam suara.Stimulasi visual dan verbal pada permulaan perkembangan anak merupakan stimulasi awal yang penting, karena dapat menimbulkan sifat-sifat ekspresif misalnya mengangkat alis, membuka mulut dan mata seperti ekspresi keheranan, dll. Selain itu anak juga memerlukan stimulasi taktil, kurangnya stimulasi taktil dapat menimbulkan penyimpangan perilaku sosial, emosional dan motorik.Perhatian dan kasih sayang juga merupakan stimulasi yang diperlukan anak, misalnya dengan bercakap-cakap, membelai, mencium, bermain dll.. Stimulasi ini akan menimbulkan rasa aman dan rasa percaya diri pada anak, sehingga anak akan lebih responsif terhadap lingkungannya dan lebih berkembang.Pada anak yang lebih besar yang sudah mampu berjalan dan berbicara, akan senang melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap lingkungannya. Motif ini dapat diperkuat atau diperlemah oleh lingkungannya melalui sejumlah reaksi yang diberikan terhadap perilaku anak tersebut. Misalnya anak akan belajar untuk mengetahui perilaku mana yang membuat ibu senang/mendapat pujian dari ibu, dan perilaku mana yang mendapat marah dari ibu. Anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang responsive akan memperlihatkan perilaku eksploratif yang tinggi. Stimulasi verbal juga dibutuhkan pada tahap perkembangan ini. Dengan penguasaan bahasa, anak akan mengembangkan ide-idenya melalui pertanyaan-pertanyaan, yang selanjutnya akan mempengaruhi perkembangan kognitifnya (kecerdasan).Pada masa sekolah, perhatian anak mulai keluar dari lingkungan keluarganya, perhatian mulai teralih ke teman sebayanya. Akan sangat menguntungkan apabila anak mempunyai banyak kesempatan untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Melalui sosialisasi anak akan memperoleh lebih banyak stimulasi sosial yang bermanfaat bagi perkembangan sosial anak.Pada saat ini di Indonesia telah dikembangkan program untuk anak-anak prasekolah yang bertujuan untuk menstimulasi perkembangan anak sedini mungkin, dengan menggunakan APE (alat permainan edukatif). APE adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk pengembangan aspek fisik (kegiatan-kegiatan yang menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak), aspek bahasa (dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar), aspek kecerdasan (dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk, warna dll.), dan aspek sosial (khususnya dalam hubungannya dengan interaksi antara ibu dan anak, keluarga, dan masyarakat).Bermain, mengajak anak berbicara, dan kasih sayang adalah makanan yang penting untuk perkembangan anak, seperti halnya kebutuhan makan untuk pertumbuhan badan. Bermain bagi anak tidak sekedar mengisi waktu luang saja, tetapi melalui bermain anak belajar mengendalikan dan mengkoordinasikan otot-ototnya, melibatkan persaan, emosi, dan pikirannya. Sehingga dengan bermain anak mendapat berbagai pengalaman hidup, selain itu bila dikakukan bersama orang tuanya hubungan orang tua dan anak menjadi semakin akrab dan orang tua juga akan segera mengetahui kalau terdapat gangguan perkembangan anak secara dini. Buku bacaan anak juga penting karena akan menambah kemampuan berbahasa, berkomunikasi, serta menambah wawasan terhadap lingkungannya.

Untuk perkembangan motorik serta pertumbuhan otot-otot tubuh diperlukan stimulasi yang terarah dengan bermain, latihan-latihan atau olah raga. Anak perlu diperkenalkan dengan olah raga sedini mungkin, misalnya melempar/menangkap bola, melompat, main tali, naik sepeda dll).

Di bawah ini ada beberapa contoh alat permainan balita dan perkembangan yang distimuli:1. Pertumbuhan fisik/motorik kasar: Sepeda roda tiga/dua, bola, mainan yang ditarik atau didorong2. Motorik halus: Gunting, pensil, bola, balok, lilin.3. Kecerdasan/kognitif: Buku bergambar, buku cerita, puzzle, lego, boneka, pensil warna, radio.4. Bahasa: Buku bergambar, buku cerita, majalah, radio tape, TV5. Menolong diri sendiri: Gelas/piring plastik, sendok, baju, sepatu, kaos kaki6. Tingkah laku social:Alat permainan yang dapat dipakai bersama, misalnya congklak, kotak pasir, bola, tali.

Perkembangan Perilaku NormalMotorikUmurMotor BehaviorAdaptive

1 bulanKepala merebah, tonic neck reflex, tangan mengepal.Melihat sekitarnya, tracking eye movement ada tapi terbatas.

4 bulanKepala tak merebah lagi, letak simetris, tangan terbuka.Tracking eye movement baik, menggenggam benda yang diberikan padanya.

7 bulanDuduk dengan sokongan kedua tangan, memegang kubus, melihat dan menyentuh kancing.Memindahkan kubus dari satu tangan ke tangan yang lain.

10 bulanDuduk tanpa sokongan tangan, merangkak hingga berdiri.Bermain dengan 2 kubus, yang satu disentuhkan dengan yang lain

1 tahunBerjalan dengan bantuan, duduk bersila. Mengetahui arti kancing, memasukan dan mengambilnya dari botol. Memindahkan kubus kedalam cangkir.

1 6/12 bulanBerjalan tanpa jatuh. Duduk sendiri di kursi kecil. Menyusun tumpukan dengan 3 kubus.Mengeluarkan kancing dari botol.Meniru coretan garis lurus.

2 tahunBerlari.Menyusun tumpukan dari 6 kubus.Meniru coretan garis lingkaran.

3 tahunBerdiri dengan 1 kaki tanpa jatuh.Membuat tumpukan dari 10 kubus.Membuat jembatan dengan 3 kubus. Meniru gambar silang.

4 tahunBerjinjit.Membuat pintu gerbang dengan 5 kubus. Menggambar orang.

5 tahunBerjinjit dengan kaki bergantian.Dapat menghitung 10 sen.

Perkembangan SosialUmurStatus Interaksi SosialTindakan

0-1 bulanBelum adaMenangis & Diam, dipengaruhi oleh stimuli eksternalDapat melihat wajah orang.

2-4 bulanAwal reaksi socialTertawa dan tersenyum bila melihat wajah orang.Bermain dengan tangan dan pakaian, mengenal botol dan bersiap-siap untuk makan.

5-6 bulanKontak sosial aktifMinta perhatian ortu dengan membuat suara atau menyentuh ortu.

8-12 bulanPerkembangan sosial aktifMembedakan wajah marah & tidak dengan memalingkan muka. Membedakan suara.Bertindak ramah pada orang yang dikenal, dan malu pada orang yang belum dikenal.

1-2 tahunPenyempurnaan sosial aktifAnak mencari mengharapkan ada teman bermain, mencari teman sebaya. Memberikan mainan bila diminta.

2-4 tahunMasa membangkangAnak berulang-ulang mengatakan saya mau dan akan marah bila tidak terpenuhi.Sudah mulai mengerjakan tugas yang diberikan oleh ortunya.

5-6 tahunMasa adaptasiAnak mulai menyesuaikan diri dengan lingkungan, krn pd masa ini terdapat perkembangan kesadaran kewajiban dan pekerjaan.

> 6 tahunMasa berpikir dan emosiAnak mulai malas bekerja (harus dirangsang). Anak mulai tahu membenci dan menyanyangi orang lain, serta menilai sikap lingkungan terhadapnya.

> 9 tahunMasa mandiriAnak sedikit mulai menetang pimpinan dan mencari jalannya sendiri.

Perkembangan BahasaUSIA DAN STADIUM PERKEMBANGANPENGUASAANPEMAHAMANPENGUASAANEKSPRESI

0-6 bulan- Menunjukkan respon terkejut terhadap suara yang keras atau tiba-tiba.- Berusaha melokalisasi suara, memalingkan mata atau kepala.- Tampak mendengarkan pada pembicara, mungkin berespon dengan senyuman.- Berespon saat mendengar namanya sendiri.- Memiliki vokalisasi selain menangis- Memiliki tangisan yang berbeda untuk rasa lapar, rasa sakit.- Membuat vokalisasi untuk menunjukkan kesenangan.- Bermain dengan membuat suara-suara.- Berceloteh (mengulangi urutan suara).

7-11 bulanMasuk stadium bahasa Menunjukkan selektivitas mendengar (mengendalikan secara disadari). Mendengarkan musik atau bernyanyi dengan senang. Mengenali jangan, panas, namanya sendiri. Melihat gambar yang disebutkan namanya sampai satu menit. Mendengarkan pembicaraan tanpa terganggu oleh suara lain. Berespon terhadap namanya sendiri dengan vokalisasi. Meniru melodi ungkapan. Mengguanakan logat sendiri (bahasa sendiri) Memiliki gerak isyarat (menggelengkan kepala untuk tidak). Memilki seruan (oh-oh) Bermain permainan kata (menepuk kue, sembunyi-sembunyian)

12-18 bulanStadium satu kata Menunjukkan perbedaan kasar antara suara yang tidak sama (suara lonceng lawan anjing lawan terompet lawan suara ayah atau ibu). Mengerti bagian tubuh dasar, nama benda-benda yang sering. Mendapatkan pengertian beberapa kata baru tiap minggunya. Dapat mengidentifikasi benda sederhana (bayi, bola, dll). Mengerti sampai 150 kata pada usia 18 bulan Menggunakan kata tunggal (rata-rata usia timbulnya kata pertama adalah 11 bulan; pada usia 18 bulan, anak menggunakan sampai 20 kata). Berbicara dengan mainan, diri sendiri, atau orang lain, dengan mengguanakan pola logat sendiri yang panjang dan kadang-kadang dengan kata-kata. Kira-kira 25% ungkapan adalah dapat dimengerti. Semua huruf hidup diucapkan secara tepat. Konsonan awal dan akhir sering kali dilewatkan.

12-24 bulanStadium pesan kata dua kata Berespon terhadap petunjuk sederhana (Berikan bola itu). Berespon terhadap perinyah bertindak (Ke sini, Duduk) Mulai mengerti kalimat kompleks (Kalau kita pergi ke toko, saya akan berikan kamu permen) Menggunakan ungkapan dua kata (Mama gendong, semua pergi, bola ke sini) Meniru suara lingkungan dalam bermain (moo, rrmm, rrmm, dll.) Menyebut dirinya sendiri dengan nama, mulai menggunakan kata ganti. Meniru dua atau lebih kata terakhir dari suatu kalimat. Mulai menggunakan ungkapan telegrafik tiga kata (semua bola pergi, saya pergi sekarang) Ungkapan 26% dan 50% dapat dimengerti. Menggunakan bahasa untuk meminta.

24-36 bulanStadium Pembentukan Tata Bahasa Mengerti bagian tubuh yang kecil (siku, pipi, kelopak mata). Mengerti kategori nama keluarga (nenek, bayi). Mengerti ukuran (yang kecil, yang besar). Mengerti sebagian besar kata sifat. Mengerti fungsi (mengapa kita perlu makan, mengapa kita perlu tidur). Menggunakan kalimat yang nyata dengan kata-kata berfungsi secara tata bahasa (dapat, akan, sebuah). Biasanya memberikan maksud sebelum bertindak. Bercakap-cakap dengan anak lain, biasanya hanya monolog. Logat sendiri dan okolalia secara bertahap menghilang dari pembicaraan. Perbendaharaan kata bertambah (sampai 270 kata pada usia 2 tahun, 895 kata pada usia 3 tahun) termasuk ucapan populer (slang). P, b, m diartikulasikan secara benar. Berbicara mungkin menunjukkan gangguan irama