bab i new arterosklerosis
DESCRIPTION
PATOFISOLOGITRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman dan IPTEK menyebabkan perubahan di
berbagai faktor seperti faktor ekonomi dan sosial. Perkembangan tersebut juga menyebabkan
perubahan pada pola hidup manusia. Kebanyakan masyarakat saat ini lebih memilih
makanan-makanan cepat saji yang sebenarnya makanan tersebut kurang baik untuk
kesehatan, karena banyak mengandung bahan pengawet, selain itu makanan tersebut juga
banyak mengandung lemak yang dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan salah
satunya hipertensi dan aterosklerosis/arterisklerosis.
Aterosklerosis adalah bentuk umum dari ateriosklerosis. Meskipun kedua istilah
tersebut dalam aplikasinya dapat saling menggantikan. Aterosklerosis merupakan
pengerasan pembuluh darah arteri yang disebabkan karena penumpukkan simpanan
lemak (plak) dan substansi lainnya. Beberapa penelitian menggambarkan perbedaan antara
“ateriosklerosis“, “atherosclerosis“,and arteriolosklerosis“.Dalam konteks ini,
atherosklerosis digunakan ketika mengacu pada arteri utama yang lebih besar, dan
arteriolosklerosis digunakan ketika mengacu pada arteriol, sedangkan arteriosklerosis
merupakan induk dari kedua terminologi di atas. Arteriosclerosis (pengerasan arteri utama)
diakibatkan dari suatu simpanan yang tidak mudah rusak dan kolagen yang kaku di
dalam dinding pembuluh darah di sekitar ateroma. Hal ini meningkatkan kekakuan dan
menurunkan elastisitas dinding arteri. Arteriolosklerosis (pengerasan arteri kecil, arteriol)
adalah hasil dari penyimpanan kolagen, penebalan dinding otot dan penyimpanan
protein ( “hyaline“).
Aterosklerosis adalah penyakit yang sangat progresif yang menyebabkan
mengerasnya pembuluh arteri karena sumbatan oleh kolesterol teroksidasi.
Atherosklerosis ini tidak jarang sudah mulai terjadi sejak usia masih sangat muda. Proses
mengerasnya pembuluh darah merupakan suatu proses yang berjalan perlahan-lahan
namun pasti.
Menurut World Health Organization (WHO) penyakit tidak menular telah menjadi
penyebab kematian terbesar di dunia. Disebutkan bahwa hampir 17 juta orang meninggal
lebih awal tiap tahunnya sebagai akibat epidemik penyakit tidak menular.WHO melaporkan
sebanyak satu miliyar orang diseluruh dunia menderita penyakit tidak menular dan
2
diperkirakan meningkat menjadi 1,5 miliyar hingga tahun 2015 jika tidak segera
ditanggulangi. Banyak kalangan menawarkan pendekatan yang solusip terhadap penyakit
tidak menular utamanya dengan melakukan pengurangan penggunaan garam dan makanan
olahan (WHO, 2009).
Meskipun saat ini ilmu pengetahuan mengenai kesehatan jantung dan pembuluh darah
sudah sedemikian maju dan canggih, namun angka kematian tertinggi saat ini masih
disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah. (www.kalbe.co.id)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit Arterisklerosis?
2. Bagaimana mekanisme terbentuknya aterosklerosis?
3. Apa penyebab aterosklerosis?
4. Apa gejala dan tanda dari aterosklerosis?
5. Bagaimana cara mencegah aterosklerosis?
C. Tujuan
1. Diketahuinya tentang penyakit Arterisklerosis?
2. Diketahuinya mekanisme terbentuknya aterosklerosis
3. Diketahuinya penyebab aterosklerosis
4. Diketahuinya gejala dan tanda dari aterosklerosis
5. Diketahuinya cara mencegah aterosklerosis?
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi
Aterosklerosis adalah suatu penyakit yang menyerang pembuluh darah besar maupun
kecil dan ditandai oleh kelainan fungsi endotelial, radang vaskuler dan pembentukan lipid,
kolesterol, zat kapur, bekas luka vaskuler di dalam dinding pembuluh intima. Aterosklerosis
berasal dari kata athero dalam bahasa Yunani (athera) suatu bentuk gabung yang menunjukan
degenerasi lemak atau hubungan dengan atheroma yang bisa juga berdampak pda fungsi otak
untuk mengontrol aktivitas tubuh . Sedangkan skelosis dalam bahasa Yunani adalah indurasi
dan pengerasan, Seperti pengerasan sebagian peradangan, pembentukan jaringan ikat atau
meningkat atau penyakit zat inersisial.
Jantung adalah organ yang penting dalam tubuh manusia. Fungsi jantung adalah
memompa darah ke seluruh tubuh. Darah dari jantung keseluruh tubuh diangkut oleh arteri.
Arteri adalah pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi dari jantung ke anggota
tubuh yang lain. Ciri-ciri arteri yang sehat yaitu fleksibel, kuat dan elastis. Lapisan
permukaan dalamnya licin sehingga darah dapat mengalir tanpa batasan. Tetapi, suatu waktu,
terlalu banyak tekanan pada arteri dapat menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi tebal
dan kaku, akhirnya akan membatasi darah yang mengalir ke organ dan jaringan. Proses ini
disebut ateriosklerosis atau pengerasan pembuluh arteri. Aterosklerosis adalah bentuk umum
dari ateriosklerosis. Meskipun kedua istilah tersebut dalam aplikasinya dapat saling
menggantikan. Aterosklerosis merupakan pengerasan pembuluh darah arteri yang disebabkan
karena penumpukkan simpanan lemak (plak) dan substansi lainnya.
Jumlah penderita aterosklerosis di era globalisasi dan industrialisasi cenderung
meningkat. Pada dekade terakhir ini penyakit jantung dan pembuluh darah yang didasari oleh
atherosklerosis berkembang menjadi pembunuh utama di Indonesia. Dari penelitian
menunjukkan, penyebab kematian dari penduduk dunia yang diteliti adalah jantung distribusi
menurut tempat, waktu, (42,9%), stroke (25,9%), penyakit paru dan asma (12,5%), kanker
(5,4%), dan penyakit lain (kurang dari empat persen).Salah satu penyebab fenomena ini
adalah pola hidup masyarakat yang tidak sehat.
Organisasi kesehatan (WHO) pada tahun 1976 menyimpulkan bahwa setiap tahun
tingkat pengapuran koroner naik sebesar 3% sejak usia seseorang melewati 20 tahun. Hal ini
menunjukan bahwa arteroklerosis adalah penyakit yang progresif. Penyakit yang menjalar
4
perlahan-lahan tanpa gejala yang pasti. Di Eropa Arteroklerosis merupakan bagian dari
penyakit jantung, lebih dari 1.5% dari semua penderita meninggal karena aterosklerosis.
Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, organ vital lainnya dan
lengan serta tungkai. jika aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang menuju ke otak (arteri
karotid), maka bisa terjadi stroke. jika terjadi di dalam arteri yang menuju ke jantung (arteri
koroner), bisa terjadi serangan jantung.Aterosklerosis berawal dari penumpukan kolesterol
terutama ester kolesterol-LDL (lipoprotein densitas rendah) di dinding arteri. LDL secara
normal bisa masuk dan keluar dari dinding arteri lewat endotel. Masuknya lipoprotein ke
lapisan dalam dinding pembuluh darah meningkat seiring tingginya jumlah lipoprotein dalam
plasma (hiperlipidemia), ukuran lipoprotein dan tekanan darah (hipertensi). Peningkatan
semua itu akan meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah, sehingga lipoprotein
dan ester kolesterol mengendap di dinding arteri.Gangguan fungsi lapisan dinding pembuluh
darah ini menjadi awal proses aterosklerosis dan mendorong mekanisme inflamasi serta
infeksi.Manifestasi klinik dari proses aterosklerosis kompleks adalah pegal – pegal,
kesemutan, penyakit jantung koroner, stroke bahkan kematian.Menurut Studi Framingham,
demikian Dede, C-reactive protein (CRP) merupakan pertanda (marker) inflamasi yang
berhubungan dengan kejadian kardiovaskular maupun stroke.Upaya menekan faktor
inflamasi dapat mencegah proses aterosklerosis. Aktivitas kombinasi olah napas dan olah
gerak yang teratur terbukti mampu menekan CRP, berarti pula menekan faktor
inflamasi.kombinasi olah napas dan olah gerak yang teratur meningkatkan aliran darah yang
bersifat gelombang yang mendorong peningkatan produksi nitrit oksida (NO) serta
merangsang pembentukan dan pelepasan endothelial derive relaxing factor (EDRF), yang
merelaksasi dan melebarkan pembuluh darah.kombinasi olah napas dan olah gerak yang
teratur meningkatkan aliran darah menjadi 350 ml per menit (naik 150 ml per menit) sudah
lebih dari cukup untuk menghindarkan endotel pembuluh darah dari proses aterosklerosis,"
Namun, manfaat itu baru bisa didapat jika latihan kombinasi olah napas dan olah gerak
yang teratur berlangsung dalam waktu cukup lama (20 menit sampai satu jam) serta
dilakukan secara teratur seumur hidup.
B. Faktor Resiko
Penyebab utama terjadinya penyakit jantung koroner adalah penyempitan arteri koronaria
besar di bagian proksimal oleh aterosklerosis.(1) Aterosklerosis merupakan kelainan pada
pembuluh darah yang ditandai dengan lesi intimal yang ditandai dengan atheromas (juga
disebut atheromatus atau plak aterosklerosis) yang menonjol ke pembuluh lumen. Kelainan
5
ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang lebih banyak dibandingkan kelainan lain di
negara-negara barat. Faktor resiko yang telah diidentifikasi melalui beberapa pendekatan
prospektif oleh Framingham Heart Study and Atherosklerosis Risk in Communities Study
menunjukan bahwa faktor-faktor resiko memiliki efek multiplikasi. Jika terdapat dua faktor
resiko, resikonya akan meningkat menjadi empat kali. Kemudian, jika terdapat tiga faktor
resiko (misal hiperlipidemia, hipertensi dan merokok), kejadian infark miokard dapat
meningkat menjadi tujuh kali.
Faktor resiko dibedakan menjadi faktor konstitutional, yaitu usia, jenis kelamin dan
genetika serta faktor yang dapat dimodifikasi meliputi hiperlipidemia, hipertensi, merokok,
dan diabetes. Namun, ternyata 20% kejadian kardiovaskular terjadi tanpa adanya faktor-
faktor tersebut. Faktor-faktor resiko tambahan tersebut di antaranya adalah inflamasi,
hiperkromosistinemia, sindrom metabolik, lipoprotein (a), faktor yang mempengaruhi
hemostasis (penanda fungsi hemostasis dan fungsi fibrinolitik untuk memprediksi) serta
faktor lain. Faktor-faktor lain yang dimaksud merupakan faktor yang berkaitan dengan resiko
yang jarang didiskusikan atau sulit untuk dihitung seperti jarangnya olahraga, gaya hidup
yang kompetitif dan penuh tekanan/stres (orang dengan A personality), serta obesitas.
1. DM
Diabetes melitus merupakan penyakit
metabolik yang terdapat sekitar 5%
populasi.Orang dengan diabetes dapat
kekurangan hormon insulin secara
keseluruhan atau menjadi resisten terhadap
kerjanya. Kondisi resistensi yang terjadi
setelah dewasa disebut DM tipe 2, yang
dialami oleh 96% pasien diabetik. Meskipun
bukan penyebab tunggal, obesitas merupakan salah satu faktor yang bertanggungjawab
dengan terjadinya DM tipe 2. Asam lemak yang tinggi dalam darah karena
ketidakseimbangan suplai dan pengeluaran energi akan menurunkan penggunaan glukosa di
otot dan jaringan. Akibatnya terjadi resistansi insulin yang memaksa peningkatan pelepasan
insulin. Selanjutnya regulasi menurun pada reseptor menyebabkan resistansi insulin
meningkat
Diabetes menyebabkan kerusakan progresif terhadap susunan mikrovaskular maupun arteri
yang lebih besar selama bertahun-tahun. Bahkan, sekitar 75% pasien diabetik akhirnya
meninggal karena penyakit kardiovaskular.
6
Pasien DM2 juga dapat mengalami kerusakan endotel maupun peningkatan kadar
LDL teroksidasi. Hal tersebut diperkirakan disebabkan mekanisme yang terkait dengan
hiperglikemi pada kondisi ini. Selain itu, koagulabilitas darah meningkat pada DM2 karena
peningkatan plasminogen activator inhibitor 1 (PAI-1) dan peningkatan kemampuan agregasi
trombosit. Selain itu, hiperglikemi meningkatkan pembentukan protein plasma yang
mengandung gula seperti fibrinogen, haptoglobulin, makroglobulin-α serta faktor pembekuan
yang juga meningkatkan risiko trombosis akibat peningkatan viskositas darah. (1)Juga,
disebutkan bahwa diabetes melitus menginduksi hiperkolesterolemia. Insiden infark miokard
pada penderita diabetes adalah dua kali dari nondiabetik
Penderita diabetes melitus juga dikaitkan dengan glomerulosklerosis yang salah
satunya menyebabkan hipertensi. Bersama dengan peningkatan LDL dan kecenderungan
pembekuan darah, hipertensi tersebut dapat mendorong pembentukan makroangiopati yang
selain merusak ginjalnya juga menyebabkan infark miokard , infark serebri dan penyakit
pembuluh darah perifer.
2. Usia
Sebagai usia tubuh meningkatkan risiko
aterosklerosis dan atau gaya hidup faktor genetik
menyebabkan plak untuk secara bertahap
membangun di arteri - pada pertengahan usia atau
lebih, plak cukup telah membangun menyebabkan
tanda-tanda atau gejala, pada laki-laki, yang
meningkatkan risiko setelah usia 45, sedangkan
pada wanita, meningkatkan risiko setelah usia 55.
3. Riwayat Keluarga
Individu dengan riwayat keluarga penyakit jantung koroner memiliki peningkatan
risiko serangan jantung. Secara khusus, risiko yang lebih tinggi jika ada riwayat keluarga
penyakit jantung koroner dini, termasuk serangan jantung atau kematian mendadak sebelum
7
usia 55 di ayah atau derajat laki-laki pertama relatif, atau sebelum usia 65 tahun di ibu atau
wanita pertama Gelar-perempuan relatif.
4. Hipertensi
Tekanan darah dianggap tinggi jika tetap pada atau di atas 140/90 mmHg selama
periode waktu
5. Merokok
Risiko penyakit jantung iskemik
meningkat 3-5x lipat pada laki-laki usia
faktor 5 yang merokok diatas 15
batang/hari. Terdapat beberapa bukti yang
menyatakan bahwa risiko lebih
berhubungan dengan jumlah batang rokok
daripada lamanya merokok. Dan tidak ada
bukti yang menyatakan rokok filter atau
jenis yang lain mengurangi faktor risiko. Metaanalisis dari 18 studi epidemologis pada
perokok pasif dapat meningkatkan risiko terjadinya ateosklerosis sebanyak 20-30 %, juga
pada kanker faktor pernafasan dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan merokok.
6. Obesitas
Kegemukan adalah memiliki berat badan ekstra dari otot, tulang, lemak, dan / atau air -
obesitas adalah memiliki jumlah tinggi lemak tubuh ekstra.
8
7. Peningkatan Lipid
Aterosklerosis adalah mengerasnya timbunan
lemak pada dinding arteri, secara etimologis
berasal dari bahasa Yunani ather yang berarti
‘bubur’. Pengertian ‘bubur’ disni adalah rupa
timbunan lemak lembek yang menyerupai seperti
seperti bubur. Serta kata Yunani lainnya yakni
scleros yang bermakna ‘keras’.
Jadi secara harfiah, zat yang semula lembut nan
lembek tersebut tertimbun dan terakumulasi
jumlahnya dalam suatu area sehingga terjadi
proses pengerasan hingga menyumbat aliran
darah dalam pembuluh darah. Timbunan lemak yang terjadi tersebut disebabkan oleh
kolesterol LDL yang sifatnya sangat mudah sekali melekat dalam pembuluh darah.Pembuluh
darah yang menjadi sebuah sarana koridor transportasi proses mengalirnya substansi
metabolisme tubuh akan berakibat sangat fatal jika tersumbat. Dari rusaknya dinding arteri,
sehingga mengganggu kelancaran aliran darah ke otot jantung dan organ tubuh yang bisa
mengakibatkan serangan jantung.Proses aterosklerosis sebenarnya sudah dimulai sejak masa
kanak-kanak, seiring dengan meningkatnya konsumsi makanan dan perubahan gaya hidup,
terutama jika gaya hidup akrab dengan seringnya mengonsumsi makanan siap saji (junk
food). Bahkan, proses aterosklerosis sudah terjadi padaa saat bayi berusia tiga bulan.
Persoalan mulai mengemuka ketika proses
aterosklerosis ini terakumulasi dan menahun.
Dampaknya baru terlihat dikala peranjakan dari masa
remaja ke masa dewasa. Umumnya pada masa ini bisa
diperkirakan sebagai masa kepastian penyakit ini
terjadi.
Aterosklerosis sebenarnya tidak hanya dipicu dari tingginya konsumsi makanan
berlemak, namun juga merokok.
Ketika manusia merokok, zat oksidan semakin banyak terlepas akibat dari respon
masuknya racun dari rokok yang terhisap. Zat oksidan inilah yang membuat dinding
pembuluh darah rusak dan membuat kolesterol LDL semakin mudah ‘tersangkut’ di area
kerusakan yang ditimbulkan oleh zat oksidan tersebut. Kemudiannya kolesterol yang
9
‘tersangkut’ tersebut kian tertimbun dan menimbulkan sumbatan sehingga pembuluh darah
menjadi mengeras dan terjadilah aterosklerosis
Mencegah aterosklerosis cukup dengan merubah gaya hidup dengan banyak aktivitas
olahraga dan menjaga pola makan membatasi dengan bijaksana makanan yang berlemak. Di
Amerika sendiri penyumbatan pembuluh darah merupakan pembunuh populasi paling
populer setelah kecelakaan lalu lintas. Jangan jadikan Indonesia ‘mengejar prestasi’ tersebut.
Rubahlah gaya hidup Anda.
8. Stres
Studi potong-lintang
mengungkap kanmikroal
buminuria/albuminuria terkait
dengan faktor resiko penyakit
kardiovaskular (PKV) dari
subyek klinis normal dan
pasien dengan/tanpa diabetes.
Beberapa studi prospektif
antara lain Prevention of Renal
and Vacular End-Stage Disease
(PREVEND) study, Hearth Outcomes Prevention Evaluation (HOPE) dan study
Losartan Intervenioon For Endpoint Reduction, mengungkapkan mikroalbuminuria
prediktor untuk clinical CVD outcomes. Data ini telah mendukung pendapat pada
PGK tahap awal ditemukan keberadaan peningkatan resiko penyakit kardiovaskular.
A. Proses terjadinya aterosklerosis
Proses aterosklerosis diawali pada masa kanak-kanak dan manifes secara klinis pada usia
menengah dan lanjut. Proses ini terutama mengenai arteri-arteri berukuran sedang. Dalam
fase pertumbuhannya, lesi-lesi aterosklerosis dibagi menjadi:
1. Fatty streak
Lesi ini mulai tumbuh pada masa kanak-kanak, makroskopik berbentuk bercak
berwarna kekuningan, yang terdiri dari sel-sel yang disebut foam cells. Sel-sel ini ialah sel-
sel otot polos dan makrofag yang mengandung lipid, terutama dalam bentuk ester cholesterol
2. Fibrous plaque
10
Lesi ini berwarna keputihan dan sudah menonjol ke dalam lumen arteri. Fibrous
plaque berisi sejumlah besar sel-sel otot polos dan makrofag yang berisi cholesterol dan ester
cholesterol, di samping jaringan kolagen dan jaringan fibrotik, proteoglikan, dan timbunan
lipid dalam sel-sel jaringan ikat. Fibrous plaque biasanya mempunyai fibrous cap yang terdiri
dari otot-otot polos dan sel-sel kotagen. Di bagian bawah fibrous plaque terdapat daerah
nekrosis dengan debris dan timbunan ester cholesterol.
3. Complicated lesion
Lesi ini merupakan bentuk lanjut dari ateroma, yang disertai kalsifikasi, nekrosis,
trombosis, dan ulserasi. Dengan membesarnya ateroma, dinding arteri menjadi lemah,
sehingga menyebabkan okiusi arteri.
Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, berpindah dari aliran
darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan-bahan
lemak. Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini akan terkumpul, menyebabkan bercak
penebalan di lapisan dalam arteri. Setiap daerah penebalan (yang disebut plak aterosklerotik
atau ateroma) yang terisi dengan bahan lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan
lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat. Ateroma bisa tersebar
di dalam arteri sedang dan arteri besar, tetapi biasanya mereka terbentuk di daerah
percabangan, mungkin karena turbulensi di daerah ini menyebabkan cedera pada dinding
arteri, sehingga disini lebih mudah terbentuk ateroma.
Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan karena ateroma
terus tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan
kalsium, sehingga menjadi rapuh dan bisa pecah. Darah bisa masuk ke dalam ateroma yang
pecah, sehingga ateroma menjadi lebih besar dan lebih mempersempit arteri. Ateroma yang
pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan memicu pembentukan bekuan darah
(trombus). Selanjutnya bekuan ini akan mempersempit bahkan menyumbat arteri, atau
bekuan akan terlepas dan mengalir bersama aliran darah dan menyebabkan sumbatan di
tempat lain (emboli).
Riwayat alamiah ateroklerosis dapat dimulai sejak masa kanak-kanak dengan
terbentuknya garis lemak (fatty streaks), lalu plak fibrosa, dan menyusul klasifikasi.
Kekakuan pembuluh darah ini pada gilirannya dapat menyebabkan gangguan lanjut sesuai
organ yang diserangnya
11
B. Etiologi
Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah dari
aliaran darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan
lemak. Pada saatnya monosit yang terisi lemak ini akan terkumpul, menyebabkan bercak
penebalan di lapisan dalam ateri. Unsur lemak yang berperan disini adalah LDL (low density
lipoprotein), LDL sering di sebut kolestrol jahat, tinggi LDL akan berpotensi menumpuk
disepanjang dinding nadi korener. Arteri yang terkena arterosklerosis akan kehilanagan
kelenturannya dan karena ateroma terus tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama
ateroma mengumpulkan endapan kalsium, sehingga bisa rapuh dan pecah. Darah bisa masuk
ke dalam ateroma yang pecah, sehingga ateroma menjadi lebih besar dan mempersempit
arteri. Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan memicu
terjadinya pembekuan darah ( thrombus ). Selanjutnya bekuan ini akan mempersempit
bahkan menyumbat arteri, atau bekuan akan terlepas dan mengalir bersama aliran darah dan
menyebabkan sumbatan di daerah lain ( emboli ). Akibat dari penyempitan arteri jantung
kesulitan memompa darah dan timbul rasa nyeri di dada, suka pusing-pusing dan berlanjut ke
gejala serangan jantung mendadak. Bila penyumbatan terjadi di otak maka yang di derita
stroke dan bisa juga menyebabkan kelumpuhan. Laju peningkatan ukuran dan jumlah
ateroma di pengaruhi berbagai factor. Faktor genetik penting dan aterosklerosis serta
komplikasinya cenderung terjadi dalam keluaraga. Seseorang penderita penyakit keturunan
homosistimuria memiliki ateroma yang meluas, terutama pada usia muda. Penyakit ini
mengenai banyak arteri tetapi tidak selalu mengenai arteri koroner (arteri menuju ke jantung).
Sebaliknya, pada penyakit keturunan hiperkolesterolemia familial, kadar kolestrol yang
sangat tinggi menyebabkan terbentuknya ateroma yang lebih banyak di dalam arteri koroner
dibandingkan arteri lainnya.Dengan tes darah Anda dapat mengontrol jumlah kolesterol.
Secara khusus, Anda perlu menjalani pemeriksaan kolesterol rutin bila Anda:
1. Berusia di atas 55 tahun
2. Memiliki LDL dan trigliserida tinggi, HDL rendah.
3. Memiliki nodul kecil lemak pada kelopak mata atau di sepanjang tendon Achilles
(xanthelasma).
4. Memiliki orang tua dan kerabat dekat yang mengidap penyakit jantung koroner atau
stroke pada usia relatif muda.
5. Menderita tekanan darah tinggi, diabetes, obesita
12
B . Patologi
Akibat langsung aterosklerosis pada arteri meliputi penyempitan (stenosis) lumen, obstruksi
oleh trombosis, aneurisma (dilatasi abnormal pernbuluh darah), ulkus dan ruptur. Akibat
tidak langsungnya adalah malnutrisi dan fibrosis organ yang disuplai oleh arteri yang
sklerotik tersebut. Semua sel yang berfungsi aktif memerlukan suplai darah yang kaya akan
nutrisi dan oksigen dan peka terhadap setiap penurunan suplai nutrisi tersebut. Bila
penurunan tersebut berat dan permanen, sel-sel tersebut akan mengalami nekrosis (kematian
sel akibat kekurangan aliran darah) dan diganti oleh jaringan fibrosa yang tidak memerlukan
banyak nutrisi.
Aterosklerosis terutama mengenai arteri utama sepanjang. percabangan arteri dalam berbagai
derajat keparahannya, biasanya berbentuk bercak-bercak. Cabang arteri biasanya hanya
terkena pada bagian bifurcation.
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri besar. Timbunan
ini, dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu absorbsi nutrien oleh sel-sel endotel
yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran darah karena
timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah yang terkena
akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi semakin
sempit dan aliran darah terhambat. Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar, akan
cenderung terjadi pembentukan bekuan darah, hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya
koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit tromboemboli
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Atherosklerosis adalah suatu penyakit yang menyerang pembuluh darah besar
maupun kecil dan ditandai oleh kelainan fungsi endotelial, radang vaskuler, dan
pembentukan lipid, kolesterol, zat kapur, bekas luka vaskuler di dalam dinding
pembuluh intima.
2. Pembentukkan plaque secara perlahan di dalam dinding pembuluh arteri
menyebabkan penyempitan dan penmgerasan. Plaque terbentuk dari lemak,
kolesterol, kalsium, dan substansi lain yang ditemukan di darah. .
3. Atherosclerosis merupakan penyakit yang progresif dan dapat mulai sejak usia
anak-anak. Para ilmuan tidak mengetahui secara pasti penyebab secara pasti dari
atherosclerosis. Atherosklerosis dapat menyerang otak, jantung, ginjal, lengan dan
kaki.
4. Aterosklerosis biasanya tidak menimbulkan gejala sampai keadaan parah atau
arteri benar-benar tersumbat.
5. Aterosklerosis sering didiagnosis setelah anda mendiskripsikan gejala atau
komplikasi.
6. Tujuan dari pengobatan adalah untuk memperlambat atau bahkan membalikkan
keadaan aterosklerosis.
7. Pengobatan dapat meliputi membuat perubahan gaya hidup jangka panjang,
minum obat, dan menjalani operasi.
8. Mencegah aterosklerosis dimulai dengan mengetahui faktor risiko yang dimiliki
dan dengan melakukan tindakan untuk menurunkan factor risiko.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/kardiovaskular/diabetes-sebagai-faktor- resiko-aterosklerosis/
http://bali.bkkbn.go.id/rubrik/67/
http://www.tempo.co.id/medika/arsip/022001/pus-3.htm
http://www.news-medical.net/health/Risk-Factors-for-Atherosclerosis-
(Indonesian).aspx
http://www.lenterabiru.com/2009/01/arteri-koroner-coronary-heart-disease.htm
http://majalahkesehatan.com/penyebab-dan-pencegahan-aterosklerosis/
http://id.wikipedia.org/wiki/Aterosklerosishttp://id.shvoong.com/medicine-and-health/pathology/2173777-aterosklerosis-dimulai-sejak-anak-anak/#ixzz1PdON2b3p
http://jantung.klikdokter.com/subpage.php?id=2&sub=69