4. bab i ttl new

22

Click here to load reader

Upload: ayu-puspitasari

Post on 25-Jul-2015

54 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 4. BAB I TTL NEW

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, banyak orang tua yang terlalu sibuk dengan aktivitas mereka masing-

masing, sehingga membuat mereka menjadi kurang perhatian terhadap pola makan anak-

anak mereka sehari-hari. Banyak diantara mereka kurang memperhatikan pola makanan

dan waktu makan anak-anak mereka. Di zaman yang modern seperti ini, makanan instan

atau cepat saji banyak dipilih oleh masyarakat karena penyajiannya yang lebih praktis.

Sebenarnya makanan instan atau cepat saji merupakan makanan yang kurang baik

bagi kesehatan karena didalamnya terkandung bahan kimia yang dapat menyebabkan

timbulnya penyakit pada tubuh kita. Apabila kita terlalu sering mengkonsumsi makanan

instan atau cepat saji, dapat menyebabkan timbulnya beberapa penyakit yaitu salah

satunya adalah obesitas atau kelebihan berat badan.

Penyakit obesitas ini akan muncul apabila kita terlalu sering mengkonsumsi

makanan yang cepat saji yang saat ini merupakan makanan favorit di kalangan anak-anak

hingga orang tua. Penyakit obesitas ini biasanya dialami oleh orang dewasa hingga orang

tua, tapi di zaman yang modern seperti sekarang ini, obesitas terjadi kebanyakan pada

anak-anak. Banyak anak-anak yang mengalami obesitas akibat makanan yang mereka

makan kurang terkontrol sehingga menyebabkan mereka mengalami berat badan yang

berlebih dari anak-anak pada umumnya.

Obesitas adalah penyakit yang disebabkan karena kebanyakan mengkonsumsi

makanan cepat saji (fast food) dan softdrinks yang keduanya biasa disebut dengan junk

food (makanan sampah). Obesitas sama dengan kelebihan berat badan sebagai akibat dari

penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Akibatnya adalah penumpukan kolesterol

yang bisa memicu seseorang menderita hipertensi.

Selain makanan dan minuman yang mengandung banyak lemak dan gula, obesitas

juga bisa disebabkan oleh faktor eksternal lain seperti kurang gerak dan kurang olahraga.

Sedangkan faktor internal adalah masalah keturunan atau faktor genetis. Jika salah satu

1

Page 2: 4. BAB I TTL NEW

atau kedua orang tua mengalami obesitas, maka keturunannya kemungkinan akan

mewarisi masalah obesitas ini.

Melihat banyak fakta yang terjadi di masyarakat kami mengambil judul “Pola

Makan dan Kebiasaan Yang Memicu Obesitas Pada Anak-Anak di Lingkungan Sekolah

Dasar Negeri 2 Kerobokan Kelod”.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang menjadi penyebab terjadinya obesitas pada anak-anak di Sekolah Dasar

Negeri 2 Kerobokan Kelod?

2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan pada anak-anak yang mengalami obesitas di

Sekolah Dasar Negeri 2 Kerobokan Kelod?

C. Tujuan

Untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab dan bagaimana dampak dari obesitas

yang terjadi pada anak-anak Sekolah Dasar Negeri 2 Kerobokan Kelod.

D. Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diambil adalah untuk memberikan informasi dan solusi

mengenai bahaya yang dapat ditimbulkan dari penyakit obesitas pada anak-anak.

2

Page 3: 4. BAB I TTL NEW

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Anak Sekolah Dasar

Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 7-12 tahun, memiliki fisik lebih kuat

mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung dengan orang tua. Biasanya

pertumbuhan anak putri lebih cepat dari pada putra. Kebutuhan gizi anak sebagian besar

digunakan untuk aktivitas pembentukan dan pemeliharaan jaringan. Karakteristik anak

sekolah meliputi:

1. Pertumbuhan tidak secepat bayi.

2. Gigi merupakan gigi susu yang tidak permanen (tanggal).

3. Lebih aktif memilih makanan yang disukai.

4. Kebutuhan energi tinggi karena aktivitas meningkat.

5. Pertumbuhan lambat.

6. Pertumbuhan meningkat lagi pada masa pra remaja.

Anak sekolah biasanya banyak memiliki aktivitas bermain yang menguras banyak tenaga,

dengan terjadi ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan keluar, akibatnya tubuh

anak menjadi kurus. Untuk mengatasinya harus mengontrol waktu bermain anak

sehingga anak memiliki waktu istirahat cukup (Moehji, 2003).

Adapun Angka Kecukupan Gizi Rata-Rata yang Dianjurkan (Per Orang Per Hari) Anak

Umur 7 –12 Tahun :

3

Golongan Umur

Berat Tinggi Energi Protein

7-9 tahun 25 kg 120 cm 1800 kkal 45 gram 10 –12 tahun (pria)

35 kg 138 cm 2050 kkal 50 gram

10 –12 tahun (wanita)

38 kg 145 cm 2050 kkal 50 gram

Page 4: 4. BAB I TTL NEW

Sumber : Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII Jakarta 17- 19 Mei 2004.

B. Pengertian Obesitas

Obesitas atau yang biasa dikenal sebagai kegemukan merupakana suatu masalah

yang cukup merisaukan di kalangan anak-anak. Obesitas atau kegemukan terjadi pada

saat badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose secara

berlebihan. Jadi, obesitas adalah keadaan dimana seseorang memiliki berat badan yang

lebih berat dibandingkan berat badan idealnya yang disebabkan terjadinya penumpukan

lemak di tubuhnya. Sedangkan berat badan berlebih (overweight) adalah kelebihan berat

badan termasuk didalamnya otot, tulang, lemak dan air.

Penyakit yang dapat ditimbulkan akibat obesitas adalah diabetes, darah tinggi,

atau penyakit jantung. Penyakit-penyakit yang dulu dianggap sebagai penyakit usia lanjut

dan dewasa, kini dapat dialami pada anak akibat timbunan lemak, kolesterol dan gula

yang terdapat dalam tubuh. Gangguan pernapasan atau asma berisiko lebih besar dialami

anak yang mengalami obesitas.

Selain itu, anak-anak dengan kelebihan berat badan atau kegemukan juga dapat

mengalami kesulitan bergerak dan terganggu pertumbuhannya karena timbunan lemak

yang berlebihan pada organ-organ tubuh yang seharusnya berkembang. Belum lagi efek

psikologis yang dialami anak, misalnya ejekan dari teman-teman sekelas pada anak-anak

yang telah bersekolah.

4

Page 5: 4. BAB I TTL NEW

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Kerobokan Kelod, karena

sekolah ini berlokasi di daerah pariwisata dan mengingat kemungkinan obesitas

cenderung terjadi pada daerah perkotaan dengan pola hidup yang lebih modern.

B. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 28 dan 29 Oktober 2011

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi : siswa, orang tua siswa Sekolah Dasar Negeri 2 kerobokan Kelod

2. Sampel : siswa kelas 1 sampai kelas 6, orang tua siswa di lingkungan Sekolah

Dasar Negeri 2 Kerobokan kelod.

D. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif

adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap fenomena yang terjadi serta

hubungan-hubungannya.

Penelitian kuantitatif bertujuan untuk mengembangkan dan menggunakan model-

model matematis, teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan penelitian yang

dilakukan.

E. Teknik Pengumpulan Data

5

Page 6: 4. BAB I TTL NEW

1. Angket

Metode ini dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa

kelas 1 sampai kelas 6 dan orang tua siswa dimana 150 lembar untuk siswa dan 50

lemba untukr orang tua siswa sebagai sampel.

2. Studi Pustaka

Metode ini dilakukan dengan mencari berbagai literatur yang sesuai dengan

penelitaian ini.

F. Sumber Data

1. Data Primer

Hasil penyebaran angket kepada para siswa dan para orang tua yang didapat

berdasarkan pertanyaan yang diajukan pada angket tersebut.

2. Data Sekunder

Selain data primer, dalam penelitian ini juga digunakan data sekunder yaitu :

a. Buku-buku mengenai obesitas

b. Buku-buku mengenai kesehatan

c. Refrensi-refrensi yang diperoleh dari internet

6

Page 7: 4. BAB I TTL NEW

BAB IV

PEMBAHASAN

Dari hasil penyebaran angket atau kuisioner dapat kita lihat sebagai berikut:

Penyebaran angket pertama yaitu dilakukan pada siswa kelas 1 sampai dengan

kelas 6 Sekolah Dasar No 2 Kerobokan Kelod. Jumlah angket yang disebarkan sebanyak

150 lembar yang berisikan 7 pertanyaan. Dengan mengajukan pertanyaan yaitu yang

pertama “Berapa kali kamu makan dalam sehari?”. Disini banyak siswa yang mengatakan

mereka makan 3 kali sehari bahkan ada juga makan kurang dari 3 kali sehari. Pertanyaan

yang kedua “ Makanan apa yang kamu suka?”. Mereka lebih banyak menjawab makanan

yang mengandung tinggi kalori tetapi rendah gizi seperti snack, es krim, coklat, dan rata-

rata makanan yang mereka suka tidak ada yang memiliki kandungan gizi yang seimbang.

Pertanyaan ketiga “Seberapa sering kamu makan makanan ringan (chiki, coklat, permen)?”.

Rata-rata dari mereka mengkonsumsi makanan ringan setiap hari dengan porsi tidak wajar

sebagaimana makanan ringan yang semestinya dikonsumsi. Pertanyaan yang keempat “Berapa

kali kamu berolahraga dalam seminggu?”. Mereka biasanya berolahraga hanya sekali seminggu

pada saat mereka mendapat pelajaran olahraga di sekolah. Tetapi ada dari mereka yang

menjadikan olahraga sebagai permainan diwaktu senggang mereka seperti sepakbola. Pertanyaan

kelima “Apakah kamu membawa bekal makanan dari rumah? Jika iya, makanan seperti apa yang

sering kamu bawa?”. Banyak dari mereka jarang membawa bekal makanan dari rumah bahkan

ada dari mereka yang tidak pernah membawa bekal sama sekali. Dan jika ada biasanya makanan

yang mereka bawa adalah makanan yang dimasak oleh orang tua mereka. Pertanyaan keenam

“Pada jam istirahat dimana biasa nya kamu membeli jajan? a. Di kantin sekolah. b. Di luar

sekolah”. Disini mereka lebih banyak memilih pilihan a. Di kantin sekolah. Pertanyaan yang

terakhir “Jenis jajanan apa yang biasanya kamu beli?”. Mereka biasnya membeli makanan

ringan. Tidak sedikit dari mereka yang membeli jajanan yang kurang bergizi.

7

Page 8: 4. BAB I TTL NEW

Penyebaran angket kedua yaitu dilakukan pada orang tua siswa yang kami temui

pada lingkungan sekolah. jumlah angket yang disebarkan sebanyak 50 lembar dengan

mengajukan 5 pertanyaan. Pertanyaan pertama, “Makanan apa yang sering anda masak di

rumah?”. Rata-rata orang tua siswa lebih sering menyajikan atau memasak makanan yang

disukai anak mereka seperti ayam goreng, sayur dan ikan. Pertanyaan kedua yaitu

“Seberapa sering anda menyiapkan bekal makanan untuk anak anda ke sekolah?”. mereka

menjawab jarang menyiapkan bekal makanan bagi anak mereka ke sekolah. Pertanyaan

ketiga yaitu “Seberapa sering anda membelikan makanan ringan kepada anak anda?”.

Jika mereka meminta dan bahkan ada yang setiap mereka belanja, mereka menyempatkan

diri untuk membelikan anak mereka makanan ringan yang anak mereka sukai. Pertanyaan

keempat yaitu “Apakah anda mengajarkan berolahraga pada anak anda? Jika iya, berapa

kali dalam seminggu?”. Sebagian dari mereka menjawab tidak pernah mengajarkan anak

mereka berolahraga karena keinginan dari anak mereka sendiri untuk berolahraga

sehingga mereka hanya sebatas memantau. Dan pertanyaan terakhir yaitu pertanyaan

kelima ”Apakah anda mengatur pola makan anak anda?”. Ada yang menjawab diantara

dari mereka mengatur pola makan anak mereka untuk menjaga kondisi kesehatan anak

mereka. Tetapi, ada juga sebagian dari mereka menjawab tidak terlalu mengatur pola

makan anak mereka karena terkadang anak mereka hanya ingin makan makanan yang

mereka sukai.

Dari hasil kuisioner yang telah disebar pada anak yaitu siswa kelas 1 sampai kelas

6 Sekolah Dasar No.2 Kerobokan Kelod dapat dilihat bahwa pola makan pada anak-anak

kurang adanya asupan gizi yang seimbang. Ini disebabkan salah satunya oleh kurangnya

perhatian dari orang tua mereka dari pola makan hingga asupan gizi yang baik bagi

kesehatan anak mereka. Tetapi, anak-anak juga kurang memperhatikan pola makan

mereka, karena kurangnya pengetahuan anak mengenai makanan apa yang baik untuk

kesehatan mereka. Dalam hal ini, orang tua berperan penting dalam menjaga pola makan

anak mereka baik itu dari kesehatan makanan hingga asupan gizi yang anak mereka

butuhkan. Dapat dilihat juga bahwa makanan yang anak-anak makan kurang baik bagi

kesehatan mereka. Dimana, telah dipaparkan pada subbab sebelumnya bahwa fenomena

yang terjadi saat ini adalah lebih banyak mengenai penyebab obesitas pada anak-anak

yang dulunya cenderung terjadi pada orang tua. Apabila dari pihak orang tua tidak

8

Page 9: 4. BAB I TTL NEW

memulai dari sekarang mengontrol hingga menjaga pola makan anak mereka, maka

dampak yg ditimbulkan akan terjadi pada anak mereka sendiri.

Seperti yang kita tahu, secara ilmiah obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori

lebih banyak dari yang diperlukan tubuh. Meskipun penyebab utamanya belum diketahui,

namun obesitas pada anak-anak terlihat cenderung kompleks, multifaktorial dan berperan

sebagai pencetus terjadinya penyakit kronis atau degeneratif. Faktor resiko yang berperan

terjadinya obesitas antara lain sebagai berikut.

1. Faktor genetik

Obesitas cenderung untuk diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik.

Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan

gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk

memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik.

2. Fakror lingkungan

Gen merupakan faktor penting dalam timbulnya obesitas, namun lingkungan

seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Yang termasuk lingkungan

dalam hal ini adalah perilaku atau pola gaya hidup, misalnya apa yang dimakan dan

berapa kali seseorang makan, serta bagaimana aktivitasnya setiap hari. Seseorang

tidak dapat mengubah pola genetiknya namun dapat mengubah pola makan dan

aktivitasnya.

Makanan cepat saji dan makanan ringan dalam kemasan juga dapat menyebabkan

terjadinya obesitas. Maraknya restoran cepat saji merupakan salah satu faktor

penyebab. Anak-anak sebagian besar menyukai makanan cepat saji atau fast food

bahkan banyak anak yang akan makan dengan lahap dan menambah porsi bila makan

makanan cepat saji. Padahal makanan seperti ini umumnya mengandung lemak dan

gula yang tinggi yang menyebabkan obesitas. Orang-tua yang sibuk sering

menggunakan makanan cepat saji yang praktis dihidangkan untuk diberikan pada

anak mereka, walaupun kandungan gizinya buruk untuk anak. Makanan cepat saji

meski rasanya nikmat namun tidak memiliki kandungan gizi untuk pertumbuhan dan

perkembangan anak. Itu sebabnya makanan cepat saji sering disebut dengan istilah

junk food atau makanan sampah. Selain itu, kesukaan anak-anak pada makanan

ringan dalam kemasan atau makanan manis menjadi hal yang patut diperhatikan.

9

Page 10: 4. BAB I TTL NEW

Minuman ringan juga termasuk faktor yang menyebabkan obesitas. Sama seperti

makanan cepat saji, minuman ringan (soft drink) terbukti memiliki kandungan gula

yang tinggi sehingga berat badan akan cepat bertambah bila mengkonsumsi minuman

ini. Rasa yang nikmat dan menyegarkan menjadikan anak-anak sangat menggemari

minuman ini.

3. Faktor kesehatan

Ada beberapa penyakit yang dapat mengakibatkan terjadinya obesitas, antara lain:

a. Hipotiroidisme

b. Sindroma Chusing

c. Sindroma Prader-Willi, dan

d. Beberapa kelainan saraf yang dapat menyebabkan seseorang menjadi banyak

makan. Obat-obatan juga dapat mengakibatkan terjadinya obesitas, yaitu obat-

obatan tertentu seperti steroid dan beberapa anti depressant, dapat menyebabkan

penambahan berat badan.

4. Faktor perkembangan

Penambahan ukuran dan atau jumlah sel-sel lemak menyebabkan bertambahnya

jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi

gemuk pada masa kanak-kanak, dapat memiliki sel lemak sampai lima kali lebih

banyak dibandingkan dengan orang dengan berat badan normal. Jumlah sel-sel lemak

tidak dapat dikurangi, oleh karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan

dengan cara mengurangi jumlah lemak dalam setiap sel.

5. Aktivitas fisik

Seseorang dengan aktivitas fisik yang kurang dapat mengakibatkan prevalensi

terjadinya obesitas. Orang-orang yang kurang aktif memerlukan kalori dalam jumlah

sedikit dibandingkan orang dengan aktivitas tinggi. Masa anak-anak identik dengan

masa bermain. Dulu, permainan anak umumnya adalah permainan fisik yang

mengharuskan anak berlari, melompat atau gerakan lainnya. Tetapi, hal itu telah

tergantikan dengan game elektronik, komputer, internet, atau televisi yang cukup

dilakukan dengan hanya duduk di depannya tanpa harus bergerak. Hal inilah yang

menyebabkan anak kurang melakukan gerak badan sehingga menyebabkan kelebihan

10

Page 11: 4. BAB I TTL NEW

berat badan. dan mengkonsusmsi makanan yang tinggi lemak, akan cenderung

mengalami obesitas.

Obesitas dapat menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri

punggung bagian bawah, dan memperburuk osteoarthritis (terutama di daerah

pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Seseorang yang menderita obesitas memiliki

permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya,

sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat

yang lebih banyak. Sering juga ditemukan oedema (pembengkakan akibat

penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.

Obesitas bukan hanya tidak enak di pandang mata, namun merupakan dilemma

kesehatan yang mengerikan. Obesitas secara langsung membahayakan kesehatan

seseorang. Obesitas meningkatkan resiko terjadinya sejumlah penyakit menahun

antara lain sebagai berikut.

1. Diabetes tipe 2 (timbul pada masa remaja)

2. Tekanan darah tinggi (hipertensi)

3. Stroke

4. Serangan jantung (infark miokardium)

5. Gagal jantung

6. Kanker (jenis kanker tertentu, misalnya kanker proetat dan kanker usus besar)

7. Batu kandung empedu dan batu kandung kemih.

8. Gout dan arthritis

9. Osteoarthritis

10. Tidur apneu (kegagalan bernafas secara normal ketika sedang tidur, menyebabkan

berkurangnya kadar oksigen dalam darah)

11. Sindroma pickwickian (obesitas disertai wajah kemerahan, underventilasi dan

ngantuk).

Penderita obesitas cenderung lebih responsif bila dibandingkan dengan orang

yang berat badannya normal, terhadap isyarat lapar eksternal, seperti rasa dan bau

makanan, atau waktunya untuk makan. Penderita obesitas cenderung makan apabila

dia merasa ingin makan, bukan pada saat dia lapar. Pola makan berlebih akan

menyebabkan mereka sulit untuk keluar dari kondisi kegemukan atau obesitas, hal ini

11

Page 12: 4. BAB I TTL NEW

disebabkan mereka tidak memiliki kontrol diri dan motivasi yang kuat untuk

mengurangi berat badan mereka.

Obesitas terjadi oleh karena ketidak seimbangan antara jumlah makanan yang

masuk dan keluar, serta kurang mengoptimalkan energi yang tersedia. Pola makan

makanan cepat saji juga dapat mempercepat tingkat obesitas.

Ukuran atau porsi makanan yang terlalu berlebihan juga dapat memiliki banyak

kalori dalam jumlah banyak dibandingkan dengan apa yang dianjurkan untuk orang

normal untuk konsumsi sehari-harinya. Makanan cepat saji cenderung mengandung

sedikit serat, tetapi tinggi gula, sehingga kadar gula darah akan naik dengan cepat.

Seperti yang telah dikatakan dampak dari obesitas, juga terdapat solusi yang dapat

dilakukan yaitu, untuk anak-anak yang mengalami obesitas, berikut merupakan solusi

yang dapat dilakukan tanpa anak-anak harus melakukan diet ketat yang dapat

mengganggu pertumbuhsn serta kesehatan anak.

a. Perhatikan makanan yang akan diberikan untuk anak

Kurangi mengkonsumsi makanan cepat saji atau fast food, makanan ringan dalam

kemasan, minuman ringan, cemilan manis atau makanan dengan kandungan

lemak tinggi. Sebaliknya, sajikan daging dan sayuran segar. Perbanyak konsumsi

buah dan susu yang baik untuk pertumbuhan anak. Berikan porsi yang sesuai dan

jangan terlalu berlebihan.

b. Berikan sarapan dan bekal untuk anak

Sarapan merupakan awal baik untuk anak saat memulai harinya. Ini diperlukan

agar anak dapat kuat saat beraktivitas di sekolah dan mencegah makan berlebihan

setelahnya. Dengan membawa makanan dari rumah, orang-tua dapat mengontrol

gizi anak dan menghindari agar anak tidak perlu jajan di luar.

c. Perbaiki teknik mengolah makanan

Jangan terlalu banyak menggoreng makanan agar tidak terlalu banyak lemak

yang dikonsumsi. Anda dapat mencoba untuk mengukus, merebus atau

memanggang makanan agar makanan lebih sehat.

d. Tetapkan aturan makan

Biasakan agar anak Anda makan di meja makan bukan di depan televisi atau

komputer. Banyak orang akan tidak menyadari berapa banyak makanan yang

12

Page 13: 4. BAB I TTL NEW

sudah disantapnya bila dia makan sambil menikmati tayangan televisi atau di

depan komputer.

e. Batasi kegiatan menonton televisi, video game atau penggunaan komputer

Melakukan kegiatan tersebut akan membuat anak Anda malas bergerak, maka

diperlukan aturan tegas tentang berapa lama kegiatan ini boleh dilakukan.

Selanjutnya, Anda dapat membantu anak Anda agar menyenangi hiburan lain

seperti bersepeda, bermain bola atau sekedar lompat tali.

f. Melakukan kegiatan yang memerlukan aktivitas fisik

Anda dan anak-anak dapat merencanakan untuk melakukan kegiatan olahraga

bersama seperti jogging, lari pagi, berenang, badminton atau olahraga lainnya.

Atau rencanakan liburan bersama di pantai, kebun binatang atau taman sehingga

Anda dan anak dapat lebih banyak berjalan kaki.

13

Page 14: 4. BAB I TTL NEW

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan sebelumnya adalah :

Anak-anak yang gemuk memang lucu dan menggemaskan. Namun, perlu juga

menjaga pola makan untuk kesehatan anak agar mereka dapat tumbuh dengan sehat

dan juga memiliki pola hidup dan pola makan yang sehat. Orang-tua bertanggung

jawab untuk memberikan yang terbaik untuk anak-anak mereka. Perlu diingat bahwa

obesitas atau kegemukan bukanlah hal yang bagus bagi seorang anak. Salah satu

strategi terbaik untuk melawan kelebihan berat badan pada anak adalah dengan

memperbaiki diet dan latihan olahraga pada seluruh anggota keluarga. Kedua hal

tersebut dapat membantu menjaga dan melindungi kesehatan anak anda sekarang dan

masa yang akan datang. Walaupun ada beberapa tipe kelebihan berat badan pada anak

dikarenakan faktor genetik dan faktor hormonal, kelebihan berat badan kebanyakan

disebabkan oleh porsi makan anak yang terlalui banyak dan porsi latihan olahraga

yang kurang.

B. Saran

Kepada orang tua diharapkan agar menjaga pola makan anak mereka agar anak

mereka memiliki tumbuh kembang yang baik dalam masa pertumbuhannya. Apabila

pola makan dan asupan gizi anak telah baik maka itu semua bukan menjadi

penghalang untuk anak dapat berprestasi dan melakukan kegiatan mereka sehari-hari.

Untuk anak, agar menjaga pola makan mereka dan dapat membedakan mana

makanan yang baik untuk mereka konsumsi dan yang mana tidak baik untuk

dikonsumsi. Dan juga agar tidak terlalu berlebihan mengkonsumsi makanan ringan

yang dapat membahayakan kesehatan mereka sendiri.

14

Page 15: 4. BAB I TTL NEW

15