Download - 4. BAB I TTL NEW
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, banyak orang tua yang terlalu sibuk dengan aktivitas mereka masing-
masing, sehingga membuat mereka menjadi kurang perhatian terhadap pola makan anak-
anak mereka sehari-hari. Banyak diantara mereka kurang memperhatikan pola makanan
dan waktu makan anak-anak mereka. Di zaman yang modern seperti ini, makanan instan
atau cepat saji banyak dipilih oleh masyarakat karena penyajiannya yang lebih praktis.
Sebenarnya makanan instan atau cepat saji merupakan makanan yang kurang baik
bagi kesehatan karena didalamnya terkandung bahan kimia yang dapat menyebabkan
timbulnya penyakit pada tubuh kita. Apabila kita terlalu sering mengkonsumsi makanan
instan atau cepat saji, dapat menyebabkan timbulnya beberapa penyakit yaitu salah
satunya adalah obesitas atau kelebihan berat badan.
Penyakit obesitas ini akan muncul apabila kita terlalu sering mengkonsumsi
makanan yang cepat saji yang saat ini merupakan makanan favorit di kalangan anak-anak
hingga orang tua. Penyakit obesitas ini biasanya dialami oleh orang dewasa hingga orang
tua, tapi di zaman yang modern seperti sekarang ini, obesitas terjadi kebanyakan pada
anak-anak. Banyak anak-anak yang mengalami obesitas akibat makanan yang mereka
makan kurang terkontrol sehingga menyebabkan mereka mengalami berat badan yang
berlebih dari anak-anak pada umumnya.
Obesitas adalah penyakit yang disebabkan karena kebanyakan mengkonsumsi
makanan cepat saji (fast food) dan softdrinks yang keduanya biasa disebut dengan junk
food (makanan sampah). Obesitas sama dengan kelebihan berat badan sebagai akibat dari
penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Akibatnya adalah penumpukan kolesterol
yang bisa memicu seseorang menderita hipertensi.
Selain makanan dan minuman yang mengandung banyak lemak dan gula, obesitas
juga bisa disebabkan oleh faktor eksternal lain seperti kurang gerak dan kurang olahraga.
Sedangkan faktor internal adalah masalah keturunan atau faktor genetis. Jika salah satu
1
atau kedua orang tua mengalami obesitas, maka keturunannya kemungkinan akan
mewarisi masalah obesitas ini.
Melihat banyak fakta yang terjadi di masyarakat kami mengambil judul “Pola
Makan dan Kebiasaan Yang Memicu Obesitas Pada Anak-Anak di Lingkungan Sekolah
Dasar Negeri 2 Kerobokan Kelod”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi penyebab terjadinya obesitas pada anak-anak di Sekolah Dasar
Negeri 2 Kerobokan Kelod?
2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan pada anak-anak yang mengalami obesitas di
Sekolah Dasar Negeri 2 Kerobokan Kelod?
C. Tujuan
Untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab dan bagaimana dampak dari obesitas
yang terjadi pada anak-anak Sekolah Dasar Negeri 2 Kerobokan Kelod.
D. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil adalah untuk memberikan informasi dan solusi
mengenai bahaya yang dapat ditimbulkan dari penyakit obesitas pada anak-anak.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Anak Sekolah Dasar
Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 7-12 tahun, memiliki fisik lebih kuat
mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung dengan orang tua. Biasanya
pertumbuhan anak putri lebih cepat dari pada putra. Kebutuhan gizi anak sebagian besar
digunakan untuk aktivitas pembentukan dan pemeliharaan jaringan. Karakteristik anak
sekolah meliputi:
1. Pertumbuhan tidak secepat bayi.
2. Gigi merupakan gigi susu yang tidak permanen (tanggal).
3. Lebih aktif memilih makanan yang disukai.
4. Kebutuhan energi tinggi karena aktivitas meningkat.
5. Pertumbuhan lambat.
6. Pertumbuhan meningkat lagi pada masa pra remaja.
Anak sekolah biasanya banyak memiliki aktivitas bermain yang menguras banyak tenaga,
dengan terjadi ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan keluar, akibatnya tubuh
anak menjadi kurus. Untuk mengatasinya harus mengontrol waktu bermain anak
sehingga anak memiliki waktu istirahat cukup (Moehji, 2003).
Adapun Angka Kecukupan Gizi Rata-Rata yang Dianjurkan (Per Orang Per Hari) Anak
Umur 7 –12 Tahun :
3
Golongan Umur
Berat Tinggi Energi Protein
7-9 tahun 25 kg 120 cm 1800 kkal 45 gram 10 –12 tahun (pria)
35 kg 138 cm 2050 kkal 50 gram
10 –12 tahun (wanita)
38 kg 145 cm 2050 kkal 50 gram
Sumber : Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII Jakarta 17- 19 Mei 2004.
B. Pengertian Obesitas
Obesitas atau yang biasa dikenal sebagai kegemukan merupakana suatu masalah
yang cukup merisaukan di kalangan anak-anak. Obesitas atau kegemukan terjadi pada
saat badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose secara
berlebihan. Jadi, obesitas adalah keadaan dimana seseorang memiliki berat badan yang
lebih berat dibandingkan berat badan idealnya yang disebabkan terjadinya penumpukan
lemak di tubuhnya. Sedangkan berat badan berlebih (overweight) adalah kelebihan berat
badan termasuk didalamnya otot, tulang, lemak dan air.
Penyakit yang dapat ditimbulkan akibat obesitas adalah diabetes, darah tinggi,
atau penyakit jantung. Penyakit-penyakit yang dulu dianggap sebagai penyakit usia lanjut
dan dewasa, kini dapat dialami pada anak akibat timbunan lemak, kolesterol dan gula
yang terdapat dalam tubuh. Gangguan pernapasan atau asma berisiko lebih besar dialami
anak yang mengalami obesitas.
Selain itu, anak-anak dengan kelebihan berat badan atau kegemukan juga dapat
mengalami kesulitan bergerak dan terganggu pertumbuhannya karena timbunan lemak
yang berlebihan pada organ-organ tubuh yang seharusnya berkembang. Belum lagi efek
psikologis yang dialami anak, misalnya ejekan dari teman-teman sekelas pada anak-anak
yang telah bersekolah.
4
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Kerobokan Kelod, karena
sekolah ini berlokasi di daerah pariwisata dan mengingat kemungkinan obesitas
cenderung terjadi pada daerah perkotaan dengan pola hidup yang lebih modern.
B. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 28 dan 29 Oktober 2011
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi : siswa, orang tua siswa Sekolah Dasar Negeri 2 kerobokan Kelod
2. Sampel : siswa kelas 1 sampai kelas 6, orang tua siswa di lingkungan Sekolah
Dasar Negeri 2 Kerobokan kelod.
D. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif
adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap fenomena yang terjadi serta
hubungan-hubungannya.
Penelitian kuantitatif bertujuan untuk mengembangkan dan menggunakan model-
model matematis, teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan penelitian yang
dilakukan.
E. Teknik Pengumpulan Data
5
1. Angket
Metode ini dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa
kelas 1 sampai kelas 6 dan orang tua siswa dimana 150 lembar untuk siswa dan 50
lemba untukr orang tua siswa sebagai sampel.
2. Studi Pustaka
Metode ini dilakukan dengan mencari berbagai literatur yang sesuai dengan
penelitaian ini.
F. Sumber Data
1. Data Primer
Hasil penyebaran angket kepada para siswa dan para orang tua yang didapat
berdasarkan pertanyaan yang diajukan pada angket tersebut.
2. Data Sekunder
Selain data primer, dalam penelitian ini juga digunakan data sekunder yaitu :
a. Buku-buku mengenai obesitas
b. Buku-buku mengenai kesehatan
c. Refrensi-refrensi yang diperoleh dari internet
6
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil penyebaran angket atau kuisioner dapat kita lihat sebagai berikut:
Penyebaran angket pertama yaitu dilakukan pada siswa kelas 1 sampai dengan
kelas 6 Sekolah Dasar No 2 Kerobokan Kelod. Jumlah angket yang disebarkan sebanyak
150 lembar yang berisikan 7 pertanyaan. Dengan mengajukan pertanyaan yaitu yang
pertama “Berapa kali kamu makan dalam sehari?”. Disini banyak siswa yang mengatakan
mereka makan 3 kali sehari bahkan ada juga makan kurang dari 3 kali sehari. Pertanyaan
yang kedua “ Makanan apa yang kamu suka?”. Mereka lebih banyak menjawab makanan
yang mengandung tinggi kalori tetapi rendah gizi seperti snack, es krim, coklat, dan rata-
rata makanan yang mereka suka tidak ada yang memiliki kandungan gizi yang seimbang.
Pertanyaan ketiga “Seberapa sering kamu makan makanan ringan (chiki, coklat, permen)?”.
Rata-rata dari mereka mengkonsumsi makanan ringan setiap hari dengan porsi tidak wajar
sebagaimana makanan ringan yang semestinya dikonsumsi. Pertanyaan yang keempat “Berapa
kali kamu berolahraga dalam seminggu?”. Mereka biasanya berolahraga hanya sekali seminggu
pada saat mereka mendapat pelajaran olahraga di sekolah. Tetapi ada dari mereka yang
menjadikan olahraga sebagai permainan diwaktu senggang mereka seperti sepakbola. Pertanyaan
kelima “Apakah kamu membawa bekal makanan dari rumah? Jika iya, makanan seperti apa yang
sering kamu bawa?”. Banyak dari mereka jarang membawa bekal makanan dari rumah bahkan
ada dari mereka yang tidak pernah membawa bekal sama sekali. Dan jika ada biasanya makanan
yang mereka bawa adalah makanan yang dimasak oleh orang tua mereka. Pertanyaan keenam
“Pada jam istirahat dimana biasa nya kamu membeli jajan? a. Di kantin sekolah. b. Di luar
sekolah”. Disini mereka lebih banyak memilih pilihan a. Di kantin sekolah. Pertanyaan yang
terakhir “Jenis jajanan apa yang biasanya kamu beli?”. Mereka biasnya membeli makanan
ringan. Tidak sedikit dari mereka yang membeli jajanan yang kurang bergizi.
7
Penyebaran angket kedua yaitu dilakukan pada orang tua siswa yang kami temui
pada lingkungan sekolah. jumlah angket yang disebarkan sebanyak 50 lembar dengan
mengajukan 5 pertanyaan. Pertanyaan pertama, “Makanan apa yang sering anda masak di
rumah?”. Rata-rata orang tua siswa lebih sering menyajikan atau memasak makanan yang
disukai anak mereka seperti ayam goreng, sayur dan ikan. Pertanyaan kedua yaitu
“Seberapa sering anda menyiapkan bekal makanan untuk anak anda ke sekolah?”. mereka
menjawab jarang menyiapkan bekal makanan bagi anak mereka ke sekolah. Pertanyaan
ketiga yaitu “Seberapa sering anda membelikan makanan ringan kepada anak anda?”.
Jika mereka meminta dan bahkan ada yang setiap mereka belanja, mereka menyempatkan
diri untuk membelikan anak mereka makanan ringan yang anak mereka sukai. Pertanyaan
keempat yaitu “Apakah anda mengajarkan berolahraga pada anak anda? Jika iya, berapa
kali dalam seminggu?”. Sebagian dari mereka menjawab tidak pernah mengajarkan anak
mereka berolahraga karena keinginan dari anak mereka sendiri untuk berolahraga
sehingga mereka hanya sebatas memantau. Dan pertanyaan terakhir yaitu pertanyaan
kelima ”Apakah anda mengatur pola makan anak anda?”. Ada yang menjawab diantara
dari mereka mengatur pola makan anak mereka untuk menjaga kondisi kesehatan anak
mereka. Tetapi, ada juga sebagian dari mereka menjawab tidak terlalu mengatur pola
makan anak mereka karena terkadang anak mereka hanya ingin makan makanan yang
mereka sukai.
Dari hasil kuisioner yang telah disebar pada anak yaitu siswa kelas 1 sampai kelas
6 Sekolah Dasar No.2 Kerobokan Kelod dapat dilihat bahwa pola makan pada anak-anak
kurang adanya asupan gizi yang seimbang. Ini disebabkan salah satunya oleh kurangnya
perhatian dari orang tua mereka dari pola makan hingga asupan gizi yang baik bagi
kesehatan anak mereka. Tetapi, anak-anak juga kurang memperhatikan pola makan
mereka, karena kurangnya pengetahuan anak mengenai makanan apa yang baik untuk
kesehatan mereka. Dalam hal ini, orang tua berperan penting dalam menjaga pola makan
anak mereka baik itu dari kesehatan makanan hingga asupan gizi yang anak mereka
butuhkan. Dapat dilihat juga bahwa makanan yang anak-anak makan kurang baik bagi
kesehatan mereka. Dimana, telah dipaparkan pada subbab sebelumnya bahwa fenomena
yang terjadi saat ini adalah lebih banyak mengenai penyebab obesitas pada anak-anak
yang dulunya cenderung terjadi pada orang tua. Apabila dari pihak orang tua tidak
8
memulai dari sekarang mengontrol hingga menjaga pola makan anak mereka, maka
dampak yg ditimbulkan akan terjadi pada anak mereka sendiri.
Seperti yang kita tahu, secara ilmiah obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori
lebih banyak dari yang diperlukan tubuh. Meskipun penyebab utamanya belum diketahui,
namun obesitas pada anak-anak terlihat cenderung kompleks, multifaktorial dan berperan
sebagai pencetus terjadinya penyakit kronis atau degeneratif. Faktor resiko yang berperan
terjadinya obesitas antara lain sebagai berikut.
1. Faktor genetik
Obesitas cenderung untuk diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik.
Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan
gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk
memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik.
2. Fakror lingkungan
Gen merupakan faktor penting dalam timbulnya obesitas, namun lingkungan
seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Yang termasuk lingkungan
dalam hal ini adalah perilaku atau pola gaya hidup, misalnya apa yang dimakan dan
berapa kali seseorang makan, serta bagaimana aktivitasnya setiap hari. Seseorang
tidak dapat mengubah pola genetiknya namun dapat mengubah pola makan dan
aktivitasnya.
Makanan cepat saji dan makanan ringan dalam kemasan juga dapat menyebabkan
terjadinya obesitas. Maraknya restoran cepat saji merupakan salah satu faktor
penyebab. Anak-anak sebagian besar menyukai makanan cepat saji atau fast food
bahkan banyak anak yang akan makan dengan lahap dan menambah porsi bila makan
makanan cepat saji. Padahal makanan seperti ini umumnya mengandung lemak dan
gula yang tinggi yang menyebabkan obesitas. Orang-tua yang sibuk sering
menggunakan makanan cepat saji yang praktis dihidangkan untuk diberikan pada
anak mereka, walaupun kandungan gizinya buruk untuk anak. Makanan cepat saji
meski rasanya nikmat namun tidak memiliki kandungan gizi untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak. Itu sebabnya makanan cepat saji sering disebut dengan istilah
junk food atau makanan sampah. Selain itu, kesukaan anak-anak pada makanan
ringan dalam kemasan atau makanan manis menjadi hal yang patut diperhatikan.
9
Minuman ringan juga termasuk faktor yang menyebabkan obesitas. Sama seperti
makanan cepat saji, minuman ringan (soft drink) terbukti memiliki kandungan gula
yang tinggi sehingga berat badan akan cepat bertambah bila mengkonsumsi minuman
ini. Rasa yang nikmat dan menyegarkan menjadikan anak-anak sangat menggemari
minuman ini.
3. Faktor kesehatan
Ada beberapa penyakit yang dapat mengakibatkan terjadinya obesitas, antara lain:
a. Hipotiroidisme
b. Sindroma Chusing
c. Sindroma Prader-Willi, dan
d. Beberapa kelainan saraf yang dapat menyebabkan seseorang menjadi banyak
makan. Obat-obatan juga dapat mengakibatkan terjadinya obesitas, yaitu obat-
obatan tertentu seperti steroid dan beberapa anti depressant, dapat menyebabkan
penambahan berat badan.
4. Faktor perkembangan
Penambahan ukuran dan atau jumlah sel-sel lemak menyebabkan bertambahnya
jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi
gemuk pada masa kanak-kanak, dapat memiliki sel lemak sampai lima kali lebih
banyak dibandingkan dengan orang dengan berat badan normal. Jumlah sel-sel lemak
tidak dapat dikurangi, oleh karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan
dengan cara mengurangi jumlah lemak dalam setiap sel.
5. Aktivitas fisik
Seseorang dengan aktivitas fisik yang kurang dapat mengakibatkan prevalensi
terjadinya obesitas. Orang-orang yang kurang aktif memerlukan kalori dalam jumlah
sedikit dibandingkan orang dengan aktivitas tinggi. Masa anak-anak identik dengan
masa bermain. Dulu, permainan anak umumnya adalah permainan fisik yang
mengharuskan anak berlari, melompat atau gerakan lainnya. Tetapi, hal itu telah
tergantikan dengan game elektronik, komputer, internet, atau televisi yang cukup
dilakukan dengan hanya duduk di depannya tanpa harus bergerak. Hal inilah yang
menyebabkan anak kurang melakukan gerak badan sehingga menyebabkan kelebihan
10
berat badan. dan mengkonsusmsi makanan yang tinggi lemak, akan cenderung
mengalami obesitas.
Obesitas dapat menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri
punggung bagian bawah, dan memperburuk osteoarthritis (terutama di daerah
pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Seseorang yang menderita obesitas memiliki
permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya,
sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat
yang lebih banyak. Sering juga ditemukan oedema (pembengkakan akibat
penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.
Obesitas bukan hanya tidak enak di pandang mata, namun merupakan dilemma
kesehatan yang mengerikan. Obesitas secara langsung membahayakan kesehatan
seseorang. Obesitas meningkatkan resiko terjadinya sejumlah penyakit menahun
antara lain sebagai berikut.
1. Diabetes tipe 2 (timbul pada masa remaja)
2. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
3. Stroke
4. Serangan jantung (infark miokardium)
5. Gagal jantung
6. Kanker (jenis kanker tertentu, misalnya kanker proetat dan kanker usus besar)
7. Batu kandung empedu dan batu kandung kemih.
8. Gout dan arthritis
9. Osteoarthritis
10. Tidur apneu (kegagalan bernafas secara normal ketika sedang tidur, menyebabkan
berkurangnya kadar oksigen dalam darah)
11. Sindroma pickwickian (obesitas disertai wajah kemerahan, underventilasi dan
ngantuk).
Penderita obesitas cenderung lebih responsif bila dibandingkan dengan orang
yang berat badannya normal, terhadap isyarat lapar eksternal, seperti rasa dan bau
makanan, atau waktunya untuk makan. Penderita obesitas cenderung makan apabila
dia merasa ingin makan, bukan pada saat dia lapar. Pola makan berlebih akan
menyebabkan mereka sulit untuk keluar dari kondisi kegemukan atau obesitas, hal ini
11
disebabkan mereka tidak memiliki kontrol diri dan motivasi yang kuat untuk
mengurangi berat badan mereka.
Obesitas terjadi oleh karena ketidak seimbangan antara jumlah makanan yang
masuk dan keluar, serta kurang mengoptimalkan energi yang tersedia. Pola makan
makanan cepat saji juga dapat mempercepat tingkat obesitas.
Ukuran atau porsi makanan yang terlalu berlebihan juga dapat memiliki banyak
kalori dalam jumlah banyak dibandingkan dengan apa yang dianjurkan untuk orang
normal untuk konsumsi sehari-harinya. Makanan cepat saji cenderung mengandung
sedikit serat, tetapi tinggi gula, sehingga kadar gula darah akan naik dengan cepat.
Seperti yang telah dikatakan dampak dari obesitas, juga terdapat solusi yang dapat
dilakukan yaitu, untuk anak-anak yang mengalami obesitas, berikut merupakan solusi
yang dapat dilakukan tanpa anak-anak harus melakukan diet ketat yang dapat
mengganggu pertumbuhsn serta kesehatan anak.
a. Perhatikan makanan yang akan diberikan untuk anak
Kurangi mengkonsumsi makanan cepat saji atau fast food, makanan ringan dalam
kemasan, minuman ringan, cemilan manis atau makanan dengan kandungan
lemak tinggi. Sebaliknya, sajikan daging dan sayuran segar. Perbanyak konsumsi
buah dan susu yang baik untuk pertumbuhan anak. Berikan porsi yang sesuai dan
jangan terlalu berlebihan.
b. Berikan sarapan dan bekal untuk anak
Sarapan merupakan awal baik untuk anak saat memulai harinya. Ini diperlukan
agar anak dapat kuat saat beraktivitas di sekolah dan mencegah makan berlebihan
setelahnya. Dengan membawa makanan dari rumah, orang-tua dapat mengontrol
gizi anak dan menghindari agar anak tidak perlu jajan di luar.
c. Perbaiki teknik mengolah makanan
Jangan terlalu banyak menggoreng makanan agar tidak terlalu banyak lemak
yang dikonsumsi. Anda dapat mencoba untuk mengukus, merebus atau
memanggang makanan agar makanan lebih sehat.
d. Tetapkan aturan makan
Biasakan agar anak Anda makan di meja makan bukan di depan televisi atau
komputer. Banyak orang akan tidak menyadari berapa banyak makanan yang
12
sudah disantapnya bila dia makan sambil menikmati tayangan televisi atau di
depan komputer.
e. Batasi kegiatan menonton televisi, video game atau penggunaan komputer
Melakukan kegiatan tersebut akan membuat anak Anda malas bergerak, maka
diperlukan aturan tegas tentang berapa lama kegiatan ini boleh dilakukan.
Selanjutnya, Anda dapat membantu anak Anda agar menyenangi hiburan lain
seperti bersepeda, bermain bola atau sekedar lompat tali.
f. Melakukan kegiatan yang memerlukan aktivitas fisik
Anda dan anak-anak dapat merencanakan untuk melakukan kegiatan olahraga
bersama seperti jogging, lari pagi, berenang, badminton atau olahraga lainnya.
Atau rencanakan liburan bersama di pantai, kebun binatang atau taman sehingga
Anda dan anak dapat lebih banyak berjalan kaki.
13
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan sebelumnya adalah :
Anak-anak yang gemuk memang lucu dan menggemaskan. Namun, perlu juga
menjaga pola makan untuk kesehatan anak agar mereka dapat tumbuh dengan sehat
dan juga memiliki pola hidup dan pola makan yang sehat. Orang-tua bertanggung
jawab untuk memberikan yang terbaik untuk anak-anak mereka. Perlu diingat bahwa
obesitas atau kegemukan bukanlah hal yang bagus bagi seorang anak. Salah satu
strategi terbaik untuk melawan kelebihan berat badan pada anak adalah dengan
memperbaiki diet dan latihan olahraga pada seluruh anggota keluarga. Kedua hal
tersebut dapat membantu menjaga dan melindungi kesehatan anak anda sekarang dan
masa yang akan datang. Walaupun ada beberapa tipe kelebihan berat badan pada anak
dikarenakan faktor genetik dan faktor hormonal, kelebihan berat badan kebanyakan
disebabkan oleh porsi makan anak yang terlalui banyak dan porsi latihan olahraga
yang kurang.
B. Saran
Kepada orang tua diharapkan agar menjaga pola makan anak mereka agar anak
mereka memiliki tumbuh kembang yang baik dalam masa pertumbuhannya. Apabila
pola makan dan asupan gizi anak telah baik maka itu semua bukan menjadi
penghalang untuk anak dapat berprestasi dan melakukan kegiatan mereka sehari-hari.
Untuk anak, agar menjaga pola makan mereka dan dapat membedakan mana
makanan yang baik untuk mereka konsumsi dan yang mana tidak baik untuk
dikonsumsi. Dan juga agar tidak terlalu berlebihan mengkonsumsi makanan ringan
yang dapat membahayakan kesehatan mereka sendiri.
14
15