bab i-iii new

29
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Lidah buaya atau Aloe vera adalah salah satu tanaman obat yang berkhasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Tanaman ini sudah digunakan bangsa Samaria sekitar tahun 1500 SM. Berkat khasiatnya, masyarakat Mesir Kuno menyebutnya sebagai tanaman keabadian. Seorang peracik obat-obatan tradisional berkebangsaan Yunani bernama Dioscordes, menyebutkan bahwa lidah buaya dapat mengobati berbagai penyakit, misalnya bisul, kulit memar, kulit pecah-pecah, lecet, rambut rontok, wasir dan radang tenggorokan. Seorang peneliti dan pemerhati tanaman obat (Fusio L. Panggabean) mengatakan bahwa keampuhan lidah buaya tak lain karena tanaman ini memiliki kandungan nutrisi yang cukup bagi tubuh manusia. Hasil penelitian lain terhadap lidah buaya menunjukkan bahwa karbohidrat

Upload: wedy-abdul-fattah

Post on 25-Jul-2015

146 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: bab I-III new

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Lidah buaya atau Aloe vera adalah salah satu tanaman obat yang

berkhasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Tanaman ini sudah

digunakan bangsa Samaria sekitar tahun 1500 SM. Berkat khasiatnya,

masyarakat Mesir Kuno menyebutnya sebagai tanaman keabadian.

Seorang peracik obat-obatan tradisional berkebangsaan Yunani bernama

Dioscordes, menyebutkan bahwa lidah buaya dapat mengobati berbagai

penyakit, misalnya bisul, kulit memar, kulit pecah-pecah, lecet, rambut rontok,

wasir dan radang tenggorokan. Seorang peneliti dan pemerhati tanaman obat

(Fusio L. Panggabean) mengatakan bahwa keampuhan lidah buaya tak lain

karena tanaman ini memiliki kandungan nutrisi yang cukup bagi tubuh manusia.

Hasil penelitian lain terhadap lidah buaya menunjukkan bahwa karbohidrat

merupakan komponen terbanyak setelah air, yang menyumbangkan sejumlah

kalori sebagai sumber tenaga. Lidah buaya juga dikenal berkhasiat untuk

mengobati sejumlah penyakit. Di antaranya diabetes mellitus dan serangan

jantung (www.sedapsekejap.com/artikel/1991/edisi 1/files/tekno.htm).

Diabetes merupakan penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar

glukosa dalam darah. Lidah buaya berdasarkan asumsi dapat menurunkan kadar

glukosa darah. Masyarakat dahulu menggunakan lidah buaya dengan cara

mengambil sehelai daun dari tanaman lidah buaya dan digunakan untuk obat luar

Page 2: bab I-III new

dengan membalutkan disekitar bagian yang terluka untuk kesembuhan. Selain itu

lidah buaya juga diolah masyarakat dengan cara merajang.

Kebanyakan masyarakat kurang berminat untuk menggunakan lidah

buaya sebagai obat dalam, kemungkinan karena rasa dan bau yang kurang enak

dari lidah buaya. Oleh karena itu peneliti memformulasikan dalam bentuk sirup.

Penambahan gula dan essense sangat penting dalam formulasi sirup lidah buaya,

karena essense dapat memberikan cita rasa dan aroma pada sirup lidah buaya,

sehingga secara ekonomis ketertarikan konsumen lebih tinggi. Sedangkan

penambahan gula untuk menutupi rasa pahit dari lidah buaya. Pemanis yang

digunakan yaitu aspartam dan sorbitol, kedua pemanis ini tidak kontraindikasi

dengan penderita diabetes mellitus, karena pemanis ini dapat menghambat

penyerapan glukosa dan menurunkan gula darah.

Sirup juga disebut larutan oral. Larutan oral yang mengandung sukrosa

atau gula lain kadar tinggi, dinyatakan sebagai sirup. Larutan sukrosa hampir

jenuh dalam air dikenal sebagai sirup simpleks. Penggunaan istilah sirup juga

digunakan untuk bentuk sediaan cair lain yang dibuat dengan pengentalan dan

pemanis, termasuk suspensi oral.

Disamping sukrosa dan gula lain, senyawa polio tertentu seperti sorbitol

atau gliserin dapat digunakan dalam larutan oral untuk menghambat

penghabluran dan untuk mengubah kelarutan, rasa dan sifat lain zat pembawa.

Umumnya juga ditambahkan antimikroba untuk mencegah pertumbuhan bakteri,

jamur dan ragi. Beberapa larutan oral tidak mengandung gula, melainkan bahan

pemanis buatan, seperti sorbitol atau aspartame dan bahan pengental seperti gom

Page 3: bab I-III new

selulosa. Larutan kental dengan pemanis buatan seperti ini, tidak mengandung

gula, dibuat sebagai zat pembawa untuk pemberian obat kepada pasien diabetes.

(Direktoral Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. 1995. Farmakope

Indonesia. Ed. IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 15).

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa

pokok masalah dalam penelitian yaitu :

1. Apakah ada pengaruh perlakuan penambahan kosentrasi gula terhadap

kualitas sirup lidah buaya ?

2. Apakah ada pengaruh perlakuan penambahan kosentrasi essense

terhadap kualitas sirup lidah buaya ?

3. Apakah ada interaksi antara perlakuan penambahan konsentrasi gula

dengan penambahan essense terhadap kualitas sirup lidah buaya ?

I.3. Hipotesis

1. Diduga ada pengaruh perlakuan penambahan kosentrasi gula terhadap

kualitas sirup lidah buaya.

2. Diduga ada pengaruh perlakuan penambahan kosentrasi enssense

terhadap kualitas sirup lidah buaya.

3. Diduga ada interaksi antara perlakuan penambahan kosentrasi gula

dengan penambahan essense terhadap kualitas sirup lidah buaya.

Page 4: bab I-III new

I.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

perlakuan penambahan kosentrasi gula dan essense terhadap fisik dan

organoleptik sirup lidah buaya.

I.5. Manfaat Penelitian

a. Memberi informasi ilmiah mengenai manfaat sirup lidah buaya untuk

berbagai macam penyakit.

b. Memberi pengetahuan dasar bagi para peneliti berikutnya mengenai

manfaat lidah buaya sebagai obat tradisional.

Page 5: bab I-III new

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tinjauan Utama Lidah Buaya

Lidah buaya termasuk keluarga teratai. Daun-daunnya tebal,

ujungnya berduri, warnanya dari abu-abu hingga cerah. Klasifikasi lidah

buaya sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Divisi : Magnoliophyta

Sub Divisi : Angios permae

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Monocotyledonae

Familia : Liliaceae

Genus : Aloe

Spesies : Aloe vera L.

II.2. Karakteristik Daun Lidah Buaya

Terna tahunan ini tingginya sekitar 30-50 cm. Batang bulat tidak

berkayu. Daun tunggal berbentuk taji, ujung runcing, tebal berdaging mudah

patah (getas), dan mengandung getah yang berwarna jernih. Permukaan daun

berbintik, panjang 15-36 cm, lebar 2-6 cm, warnanya hijau. Bunga berwarna

jingga, tersusun dalam tandan yang panjangnya 60-90 cm. Buahnya buah

Page 6: bab I-III new

kotak, berkatup berwarna hitam (Dr. Dalimarta Setiawan, 2002. Ramuan

Tradisional Untuk Pengobatan Diabetes Melitus. Jakarta. 82).

II.3. Kandungan Kimia dan Kegunaan Tanaman Lidah Buaya

Didalam lidah buaya terkandung nutrisi yang disebut Polisakarida.

Zat satu ini memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan enzim

pemerah protein (Protase) dan asam amino essensial. Ketika bekerja dengan

enzim protase, polisakarida dalam lidah buaya dapat membantu memecahkan

jaringan kulit yang sakit akibat kerusakan. Misal gesekan benda tajam.

Sementara saat bekerja sama dengan asam amino (NH3), polisakarida

berperan dalam penggantian sel-sel yang telah rusak. Dalam hal ini lidah

buaya dikategorikan sebagai zat antibiotik dan peredan rasa sakit.

Lignin dalam sel lidah buaya mampu meresap ke dalam kulit dan

menahan hilangnya cairan tubuh di permukaan kulit sehingga kulit tidak

cepat kering serta terjaga kelembabannya.

Selain mengandung polisakarida, gel lidah buaya juga mengandung

zat-zat lain yang berguna bagi tubuh yaitu : Kalsium, potasium, sodium,

choline, magnesium, zinc, copper, chromium, vitamin B1, B6, B12, dan vitamin

C, niasinanida, asam folat, asam salisilat, karbohidrat, gula, enzim, asam

amino, saponin, krisofanol, kunor, lektin, lignin, selulosa, resin, tanin,

kalium, seng, mangan, kuprum.

Kegunaan dari tanaman lidah buaya adalah mengobati diabetes

melitus, sembelit (kontstipasi), batuk rejan (pertussis), muntah darah.

Page 7: bab I-III new

Diabetes mellitus merupakan penyakit yang ditandai dengan

meningkatnya kadar glukosa dalam darah. Penyakit ini dapat disebabkan

karena sel β tidak berfungsi sehingga pankreas tidak dapat memproduksi

insulin (tipe insulin – dependent Diabetes Mellitus (IDDM)), dan adanya

resistensi kerja insulin karena interaksi kerja insulin dengan reseptor

berkurang sehingga glukosa tidak dapat masuk kedalam sel (tipe non

insulin – dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)). Penyakit ini menjadi

berbahaya karena dapat menimbulkan komplikasi yang melibatkan mata,

jaringan saraf, ginjal, jantung, pembuluh darah.

Dari penelitian oleh Fauziah, S2 Biologi pada tanggal 14 November

2005 dengan penelitian dilakukan untuk mengukur pengaruh Jus

Aloe Vera L dalam menurunkan kadar glukosa darah tikus, diabetes aloksan

dan besarnya hambatan penyerapan glukosa oleh usus halus, maka diperoleh

hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar glukosa darah tikus diabetes

aloksan mengalami penurunan setelah pemberian Jus Aloe Vera L selama 1

bulan. Penurunan kadar glukosa terbesar terjadi perlakuan dengan dosis 5,1

mg/kg BB dari rata-rata 369,272 sebelum pemberian Jus Aloe Vera L

menjadi 121,498 setelah 1 minggu.

Secara klinis keampuhan lidah buaya diteliti oleh fakultas farmasi

Mahidol University, Bangkok, Thailand. Sebanyak 72 pasien berusia 35 – 60

tahun dengan kadar gula darah tinggi diberi ekstrak 80% lidah buaya sehari 2

kali selama 47 hari. Hasilnya menunjukkan hasil kadar gula darah mereka

Page 8: bab I-III new

menjadi 141,92 mg/dl. Nilai trigliserida juga turun dari 220,31 mg/dl

menjadi 122,72 mg/dl.

Maka dapat disimpulkan Jus Aloe Vera L dapat menurunkan kadar

glukosa darah tikus diabetes aloksan dan dapat menghambat penyerapan

glukosa oleh usus halus. (http://digilib.ti.itb.ac.id/go.php?id=jiptumn-gdl-S1-

2004- iqdamthali - 1536).

Lidah buaya membantu mengatasi sembelit atau sulit buang air besar

karena lendirnya bersifat pahit dan mengandung laktasit sehingga merupakan

pencahar yang baik.

Lidah buaya juga bisa mengatasi bengkak sendi pada lutut, batuk,

dan luka.

Aloe vera mempercepat proses penyembuhan luka-luka bakar,

merangsang pertumbuhan sel-sel kulit yang sehat, serta membatasi produksi

jaringan bekas luka tubuh. Menurut Elizabeth Burdick, MS, seorang pakar

mikrobiologi dan terapi kulit yang mengobati luka bakar para pasien yang

trauma di Dermatherapy, inc, di Encinitas, California, jaringan bekas luka

bakar adalah tebal seperti sebuah belulang dan dihasilkan oleh sel-sel dasar

yang mengalir kelapisan kulit yang terdapat pada lapisan akhir kulit.

Menurut Burdick, Aloe Vera menghalangi proses produksi goresan bekas

luka. Aloe Vera dapat menyebabkan sel-sel kulit memperbaharuinya dengan

cepat sekali dan sel-sel epidermal baru, mulai menutup wilayah yang terluka

(Gage, Diane, Tara, Elizabeth, MD. Buku Pintar Terapi Aloe Vera

Terjemahan Suwandi. Taramedia dan Resto Agung. 77).

Page 9: bab I-III new

II.4. Tinjauan Tentang Sirup Lidah Buaya

II.4.1 Tinjauan Tentang Lidah Buaya

Terdapat lebih dari 275 spesies didalam induk jenis Aloe Vera atau

pohon aloe seluruh dunia. Tiga dari empat spesies dipakai secara komersil,

yang paling populer adalah Aloe barbadensis Miller (juga dikenal sebagai

Aloe vera Linne, Aloe Vulgaris Lamarch, dan nama-nama lain).

Nama Aloe Vera, dari bahasa latin yang berarti “Pohon Aloe Asli”

mungkin diberikan kepada tanaman khusus ini karena ia spesies gaharu yang

mengandung obat-obatan yang paling bereputasi didalan faedah dan daya

penyembuhannya. Ia juga spesies yang tersedia paling luas dari aloe-aloe

yang mengandung obat dan satu-satunya yang dikembangbiakkan dibumi

belahan barat.

Dewasa ini, tanaman tersebut tumbuh di India, Cina, Amerika

Selatan dan Amerika Pusat, Karibia, Spanyol, Meksiko, Amerika Utara

utamanya di Texas dan Florida serta daerah-daerah tropis dan sub tropis lain.

Daun-daunnya tebal, ujungnya berduri, jajaran warnanya dari abu-

abu hingga hijau cerah, memberikan penampilan Aloe Vera seperti sebuah

kaktus, namun pada kenyataannya ia, sebuah keluarga teratai (Liliaceae).

Masih ada hubungan keluarga dengan bawang merah, bawang putih,

asparagus dan lobak cina, hubungannya dengan teratai menjadi tampak nyata

apabila tanaman itu sedang berbunga. Sebuah tipikal tanaman Aloe Vera

menghasilkan dua atau tiga kuntum bunga seperti pipa berwarna kuning,

Page 10: bab I-III new

berbentuk yang banyak menyerupai Teratai dari Timur, dan bunga-bunganya

hanya muncul sekejap sepanjang tahun.

Daun-daun Aloe Vera yang berbentuk pisau belati tumbuh dari dasar

tanaman dalam sebuah pola bunga mawar. Tanaman-tanaman yang tumbuh

sepenuhnya dalam ukuran tingginya berkisar antara satu setengah hingga

empat kaki serta memiliki pukul rata lima belas helai daun. Daun-daun

sebuah tanaman aloe vera yang sudah matang berukuran masing-masing

memiliki berat satu hingga tiga pon. Tergantung pada kondisi-kondisi cuaca

tanah, tanaman itu mencapai kematangan pada usia satu setengah hingga

lima tahun. Banyak dari penanam dan pembuat produk memperingatkan

bahwa tanaman aloe vera yang belum matang, yang sering kali termasuk

tanaman-tanaman pot rumah tangga, tidak memiliki potensi kimia seperti

sebuah tanaman yang telah matang.

Kata aloe berasal dari bahasa Arab alloeh atau dari bahasa Yahudi

yang bermakna “pahit, zat bersinar” suatu penjabaran bahwa sehat hanya

dapat dijumpai pada salah satu dari dua materi berbeda dalam daun aloe

vera. Terletak pada lapisan yang berkelok-kelok dibawah permukaan sebelah

dalam kulit tanaman adalah getah, biasanya disebut getah/cairan berwarna

kuning. Cairan yang rasanya pahit serta terasa pedih dibibir, serta daun-daun

yang ujungnya berduri diperkirakan menghalangi hewan-hewan dan

serangga memakan tanaman.

Bagian utama lain daripada daun aloe vera, yang jernih, zat setengah

padat yang membuat parenchyma yang dikenal dengan gel. Gel tersebut,

Page 11: bab I-III new

memiliki suatu aroma sayuran yang berbeda, oleh beberapa orang dianggap

bau yang tidak sedap. Adalah gel aloe vera yang memungkinkan tanaman

menyimpan busa dalam periode waktu yang sangat panjang. Sebagai sebuah

anggota kelas botani xerophyte (kepada mana tanaman-tanaman serupa

termasuk sebagai kaktus, agave, dan yucca), aloe vera memiliki kemampuan

untuk sepenuhnya berdekatan dengan stomatanya untuk menghindari

kekurangan air serta dapat bertahan hidup dalam periode waktu yang lama

tanpa air. Untuk alasan yang sama, jika sehelai daun terpotong, lukanya akan

secepatnya terobati dan tanaman tumbuh pada sebuah arah yang lain.

Lidah Buaya (Aloe vera; Latin: Aloe barbadensis Milleer) adalah

sejenis tumbuhan yang sudah dikenal sejak ribuan tahun silam dan

digunakan sebagai penyubur rambut, penyembuh luka, dan untuk perawatan

kulit. Tumbuhan ini dapat ditemukan dengan mudah di kawasan kering di

Afrika.

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

pemanfaatan tanaman Lidah Buaya berkembang sebagai bahan baku industri

farmasi dan kosmetika, serta sebagai bahan makanan dan minuman

kesehatan.

Secara umum, Lidah Buaya merupakan satu dari 10 jenis tanaman

terlaris di dunia yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebgai

tanaman obat dan bahan baku industri.

Page 12: bab I-III new

Berdasarkan hasil penelitian tanaman ini kaya akan kandungan zat-

zat seperti enzim, asam amino, mineral, vitamin, polisakarida dan komponen

lain yang sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Di negara-negara Amerika, Australia, dan Eropa, saat ini Lidah

Buaya juga telah dimanfaatkan sebagai bahan baku industri makanan dan

minuman kesehatan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Lidah_Buaya).

II.4.2 Tinjauan Tentang Sirup

Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa.

Kadar sakarosa adalah tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari 66,9%

kecuali dinyatakan lain.

Sirup dibuat sebagai berikut, dibuat cairan untuk sirup, dipanaskan

dan ditambah gula, jika perlu dididihkan hingga larut. Ditambahkan air

mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot yang dikehendaki, bila terjadi

busa, hilangkan busanya dan diserkai. Pembuatan sirup dari simplisia yang

mengandung glukosida antrakinon, ditambahkan Natrium Karbonat sejumlah

10% bobot simplisia. Pada pembuatan sirup simplisia untuk persediaan

ditambahkan Nipagin 0,25% b/v atau pengawet yang cocok. Sirup disimpan

dalam wadah tertutup rapat dan ditempat yang sejuk.

Kadar gula dalam sirup pada suhu kamar maksimum 66% sakarosa,

bila lebih tinggi akan terjadi pengkristalan, tetapi bila lebih rendah dari 62%

sirup akan membusuk. Berat jenis sirup ialah kira-kira 1,3. Pada

penyimpanan dapat terjadi inversi dari sakarosa (pecah menjadi Glukosa dan

Fruktosa) dan bila sirup yang bereaksi asam inversi dapat terjadi lebih cepat.

Page 13: bab I-III new

Dalam larutan berair, mengandung 62% atau lebih sakarosa tidak

dapat ditumbuhi jamur, meskipun jamur tidak terbunuh.

Bila kadar sakarosa turun karena inversi, maka jamur dapat tumbuh.

Bila dalam resep sirup diencerkan dengan air, dapat pula ditumbuhi jamur.

Untuk mencegah sirup tidak menjadi busuk ditambah Nipagin sebagai

pengawet.

Bila cairan hasil sarian mengandung zat yang mudah menguap maka

sakarosa dilarutkan dengan pemanasan lemak dan dalam botol yang tertutup.

Sebuah gula adalah bentuk dari karbohidrat, jenis gula yang paling

sering digunakan adalah kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk

merubah rasa dan keadaan makanan atau minuman. Gula sederhana seperti

glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam)

menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel.

Dalam istilah kuliner, gula adalah tipe makanan yang

diasosiasikan dengan salah satu rasa dasar, yaitu manis.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Gula).

Gula yang digunakan dalam penelitian ini gula aspartam dan

pemanis sorbitol.

Aspartam (C14 H18 H205) merupakan pemanis sintetis non-

karbohidrat, aspartyl-phenylalanine-1-methyl ester, atau merupakan bentuk

metil ester dari dipeptida dua asam amino yaitu asam amino asam aspartat

dan asam amino essensial fenilalanin.

Page 14: bab I-III new

Aspartam dijual dengan nama dagang komersial seperti Equal,

Nutrasweet dan Canderel dan telah digunakan di hampir 6.000 produk

makanan dan minuman di seluruh dunia.

1. Sejarah penemuan

Ditemukan pada tahun 1965 oleh James Schslatte pada tahun 1965

sebagai hasil percobaan yang gagal. Aspartam merupakan dipeptida yang

dibuat dari hasil penggabungan asam aspartat dan fenilalanin. Fenilalanin

merupakan senyawa yang berfungsi sebagai penghantar atau penyampai

pesan pada sistem saraf otak.

2. Sertifikasi kelayakan

Tahun 1981 aspartam mendapat persetujuan dari FDA untuk

digunakan pada beberapa jenis makanan. Untuk mendapat persetujuan ini,

tentu banyak penelitian ilmiah yang harus ditinjau terlebih dahulu. Setelah

dinyatakan aman untuk dikonsumsi, barulah FDA mau menyetujuinya. FDA

telah melakukan evaluasi terhadap pemakaian aspartam dalam makanan dan

minuman sebanyak 26 kali sejak pertama kali menyetujui penggunaannya.

Dan dari bukti-bukti ilmiah yang ada, maka sejak tahun 1996 FDA

menyetujui penggunaan aspartam sebagai pemanis buatan yang dapat

digunakan dalam semua makanan dan minuman.

Saat ini aspartam telah ada dalam berbagai bentuk, seperti cair,

granular, enkapsulasi dan juga tepung. Dengan demikian, aspartam dapat

digunakan dalam berbagai bentuk dan jenis makanan maupun minuman.

Page 15: bab I-III new

Bentuk enkapsulasi bersifat tahan panas sehingga dapat digunakan untuk

produk-produk yang memerlukan suhu tinggi dalam pembuatannya.

Setelah persetujuan diperoleh, bukan berarti tidak ada lagi penelitian

lain yang dilakukan. Lebih dari 100 penelitian telah dilakukan sejak tahun

1981, dan sampai saat ini, FDA tidak merubah pendapatnya. Aspartam kini

telah disetujui penggunaannya di lebih dari 100 negara termasuk Indonesia.

3. Metabolisme

Di antara semua pemanis tidak berkalori, hanya aspartam yang

mengalami metabolisme. Tetapi proses pencernaan aspartam juga seperti

proses pencernaan protein lain. Aspartam akan dipecah menjadi komponen

dasar, dan baik aspartam maupun komponen dasarnya tidak akan

terakumulasi dalam tubuh.

4. Keamanan

Aspartam telah dinyatakan aman digunakan baik untuk penderita

kencing manis, wanita hamil, wanita menyusui bahkan anak-anak.

Penelitian yang menggunakan aspartam secara bolus sebesar

34 mg/kg berat badan memperlihatkan bahwa walaupun hasil metabolisme

aspartam dapat melewati sawar darah plasenta, jumlahnya tidak bermakna

untuk sampai dapat menimbulkan gangguan saraf pada janin. Penelitian

besar yang dilakukan terhadap manusia, bukan hewan tikus menjelaskan

bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa minuman soda yang

mengandung pemanis aspartam dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker.

Page 16: bab I-III new

Aspartam dapat diurai oleh tubuh menjadi kedua asam amino

tersebut dan termasuk pemanis nutritif. Hanya, aspartam tidak tahan suhu

tinggi, karena pada suhu tinggi aspartam terurai menjadi senyawa yang

disebut diketopiperazin yang meskipun tidak berbahaya bagi tubuh, tetapi

tidak lagi manis. Karena itu, aspartam tidak dipakai dalam produk pembuat

kue dan dipakai hanya untuk minuman, es krim, dan yoghurt. Jika dicerna

secara normal oleh tubuh, aspartam akan menghasilkan asam aspartat dan

fenilalanin. Dengan demikian, aman untuk dikonsumsi.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Aspartam).

II.4.3 Tinjauan Tentang Essense

Essense adalah zat tambahan yang digunakan untuk memberikan cita

rasa dan aroma pada sirup sehingga ketertarikan konsumen lebih tinggi. Pada

penelitian sirup lidah buaya ini digunakan essense pandan. Essense pandan

dapat digunakan sebagai bahan tambahan, penyedap rasa dan aroma dari

sirup lidah buaya komoditas ekspor.

Page 17: bab I-III new

BAB III

METODE PEMECAHAN MASALAH

III.1. Jenis Penelitian

Adapun penelitian yang dilakukan yaitu menggunakan metode

eksperimen laboratorium tentang lidah buaya diolah menjadi sirup lidah

buaya, dalam pembuatannya diberikan perlakuan penambahan konsentrasi

gula dan essense.

III.2. Alat dan Bahan

III.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : gelas kimia, gelas

ukur, batang pengaduk, sendok tandu, penangas air, penyaring, pisau,

kompor, juicer, wadah plastik, panci, timbangan analitik.

III.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

- Lidah buaya jenis Aloe vera L 80%.

- Natrium benzoat 0,1%

- Garam 0,025%

- Essense pandan 0,5%

- Pemanis sorbitol dan gula aspartam 2,5 gram

- Aquadest sampai 150 ml

Page 18: bab I-III new

III.2.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian formulasi sirup Lidah Buaya (Aloe vera)

dilaksanakan dilaboratorium Akademi Farmasi Bina Farmasi Palu, pada

tanggal 8 dan 15 Juli 2008.

III.2.4 Cara Pembuatan Sirup Lidah Buaya

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Menimbang natrium benzoat, asam sitrat, garam, essense pandan.

3. Menyiapkan daun Lidah Buaya (jenis Aloe vera L). Daun yang masih

berbentuk tombak itu kemudian dipotong-potong untuk memudahkan

pengupasan, ukuran potongannya sebaiknya sekitar 3x3 cm.

4. Setelah itu dibersihkan dan dikupas atau dipisahkan dari kulit luarnya,

kemudian diambil gelnya.

5. Menimbang gel lidah buaya, setelah ditimbang gelnya direndam dalam

0,025% larutan garam dan 0,025% asam sitrat (untuk menghilangkan

rasa getirnya daun lidah buaya).

6. Kemudian gelnya di blansing, pengukusan selama 5 menit.

7. Setelah itu keluarkan gel lalu di blender.

8. Setelah di blender, gel hasil blenderan tadi disaring supaya larutan dari

ampas yang berupa serat-serat tipis dan kecil dapat terseleksi.

9. Kemudian gula aspartam dan pemanis sorbitol dilarutkan dalam 25 cc

air, setelah larut masukan kedalam gel lidah buaya yang sudah di blender

tadi (perbandingan gel dengan larutan gula aspartam dan pemanis

sorbitol adalah gel 50 : 25).

Page 19: bab I-III new

10. Setelah itu tambahkan bahan pengawet natrium benzoat dan essense

pandan untuk menutupi bau, rasa, dan warna.

11. Tambahkan aquadest hingga mencapai 150 ml.

12. Kemudian diletakan diatas api hingga mendidih selama 30 menit dan

disimpan pada ruangan bersuhu dingin.

13. Setelah dingin masukan kedalam botol dan berikan etiket.