bab i kti
DESCRIPTION
BAB I KTI adalah Tulisan KTITRANSCRIPT
-
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau kedua-duanya (ADA, 2005). Sedangkan menurut WHO 1980, dikatakan bahwa
diabetes mellitus merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban
yang jelas dan singkat tapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan
problema anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor dimana
didapati defisiensi absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, diabetes dan cara penanggulangannya
sangat menyita perhatian dunia kedokteran. Hal ini dikarenakan jumlah penderita
diabetes yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Pada tahun 2004, terdapat
170 juta diabetisi di seluruh dunia (WHO, 2004). Di Indonesia, jumlah diabetisi
menduduki peringkat keenam terbanyak di dunia. Prevalensi penderita diabetes di
Indonesia mencapai 5,7 %, yang berarti lebih dari 12 juta penduduk Indonesia saat ini
menderita DM ( Depkes, 2008).
Pada Diabetes Melitus terjadi defisiensi atau gangguan fungsi insulin. Insulin
merupakan suatu hormon yang diproduksi oleh sel beta pankreas dimana produksinya
diatur oleh kadar gula dalam darah (Ganong, 2003).
Pada Diabetes Melitus dapat terjadi komplikasi. Komplikasi diabetes adalah
gangguan baru pada organ-organ tubuh. Berdasarkan mulai timbulnya dan lama
perjalanannya, komplikasi diabetes digolongkan menjadi komplikasi mendadak
(akut) dan komplikasi menahun (kronis) (Kariadi,2009).
Hati merupakan organ yang sangat berperan pada pengolahan makanan atau
metabolisme. Pada masa lalu, komplikasi pada hati kurang mendapat perhatian,
namun sekarang telah diperhitungkan (Kariadi,2009). Pada diabetes dapat terjadi
-
gangguan hati.( Hasan,2006). Diabetes mellitus menyebabkan lebih dari 20% kasus
perlemakan hati yang disebut perlemakan hati non-alkoholik(McPhee,2008). Untuk
mendeteksi gangguan hati dapat dilakukan pemeriksaan kimia darah berguna untuk
mendeteksi kelainan hati, menentukan diagnosis, mengetahui berat ringannya
penyakit, mengikuti perjalanan penyakit dan penilaian hasil pengobatan. Pemeriksaan
ini dapat dilakukan dengan memeriksa serum aminotransferase, bilirubin, alkali
fosfatase, albumin sering disebut sebagai tes fungsi hati atau LFTs (Rifai Amirudin,
2006). Peningkatan ringan sampai sedang, konsentrasi aspartate aminotransferase
(AST),alanine aminotransferase (ALT) atau keduanya merupakan kelainan hasil
pemeriksaan laboratorium yang paling sering didapatkan pada pasien-pasien dengan
perlemakan hati non-alkoholik (Hasan,2006). Namun, menurut penilitian yang
dilakukan Wallace dan kawan-kawan (2007), dikatakan bahwa ALT dan AST tidak
berhubungan dengan sensitivitas insulin dan lemak tubuh pada penelitian mereka.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka diperlukan suatu penelitian analitik
untuk menjawab pertanyaan adakah hubungan peningkatan kadar serum trigliserida
dengan peningkatan enzim aminotransferase serum.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Melihat hubungan peningkatan serum trigliserida terhadap peningkatan kadar
enzim aminotransferase serum.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui faktor risiko gangguan hati pada penderita DM.
2. Mengetahui rata-rata kadar trigliserida pada penderita DM tipe 2.
3. Mengetahui rata-rata kadar SGOT dan SGPT pada penderita DM tipe 2.
-
4. Mengetahui pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah
komplikasi kronis Diabetes Melitus.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam :
1. Memberikan pengetahuan tambahan bagi peneliti tentang komplikasi
kronis yang dapat terjadi pada DM.
2. Menyediakan informasi tambahan tentang pemeriksaan yang perlu
dilakukan pada kasus-kasus DM.
3. Memberikan gambaran bagi sarana pelayanan kesehatan untuk menilai
seberapa jauh pemahaman masyarakat tentang DM.
4. Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga
kadar normal gula darah.