bab 2 landasan teori dan pengembangan hipotesis …thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-2-00615-ak...

26
12 BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2. 1 Kerangka Teori dan Literatur 2. 1.1 Kompetensi Sumber Daya Manusia Menurut Wibowo (2007:86) dalam Desiana (2012) Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Dengan demikian, kompetensi menunjukan keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai sesuatu yang terpenting, sebagai unggulan bidang tersebut. Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi mengemukakan Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 46A Tahun 2003 Tanggal 21 November 2003 ditentukan bahwa “Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara professional, efeketif dan efisien”. Menurut Prayitno (BKN, 2003:11) dalam Desiana (2012), standar kompetensi mencakup tiga hal yang disingkat dengan KSA yaitu:

Upload: lehanh

Post on 03-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00615-AK Bab2001.pdf · Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi ... orang yang belum dewasa

12

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2. 1 Kerangka Teori dan Literatur

2. 1.1 Kompetensi Sumber Daya Manusia

Menurut Wibowo (2007:86) dalam Desiana (2012) Kompetensi adalah suatu

kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang

dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang

dituntut oleh pekerjaan tersebut. Dengan demikian, kompetensi menunjukan

keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang

tertentu sebagai sesuatu yang terpenting, sebagai unggulan bidang tersebut.

Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti

Pendidikan Tinggi mengemukakan Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas,

penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu

oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.

Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 46A Tahun 2003 Tanggal 21

November 2003 ditentukan bahwa “Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik

yang dimiliki seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, keterampilan, dan

sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga Pegawai

Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara professional, efeketif dan

efisien”.

Menurut Prayitno (BKN, 2003:11) dalam Desiana (2012), standar kompetensi

mencakup tiga hal yang disingkat dengan KSA yaitu:

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00615-AK Bab2001.pdf · Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi ... orang yang belum dewasa

13

1) Pengetahuan (Knowledge), yaitu fakta dan angka dibalik aspek teknis.

2) Keterampilan (Skills), yaitu kemampuan untuk menunjukan tugas pada tingkat

kriteria yang dapat diterima secara terus menerus dengan kegiatan yang paling

sedikit.

3) Sikap (Attitude), yaitu yang ditunjukan kepada pelanggan dan orang lain bahwa yang

bersangkutan mampu berada dalam lingkungan kerjanya.

2. 1.2 Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

2. 1.2.1 Pengertian SAP

Menurut PP RI NO. 71 TH. 2010 SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang

diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintahan. SAP

dinyatakan dalam bentuk PSAP, yaitu SAP yang diberi judul, nomor, dan tanggal

efektif. SAP dilengkapi dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan (KSAP),

yaitu komite sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara dan Undang-Undang No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara yang berfungsi menyusun dan mengembangkan SAP.

2. 1.2.2 Sejarah SAP

1) Latar Belakang Terbitnya SAP

Pada tahun 2002 Menteri Keuangan membentuk Komite Standar Akuntasi

Pemerintahan Pusat dan Daerah yang bertugas menyusun konsep standar akuntasi

pemerintahan pusat daerah yang tertuang dalam KMK 308/KMK.012/2002. UU

Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara mengamatkan bahwa laporan

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00615-AK Bab2001.pdf · Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi ... orang yang belum dewasa

14

pertanggung jawaban APBN/APBD harus disusun oleh suatu komite standar yang

independen dan ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

2) Proses Penyiapan SAP

Komite standar yang dibentuk oleh Menteri keuangan sampai dengan tahun

pertengahan tahun 2004 telah menghasilkan draf Standar Akuntansi Pemerintahan

yang terdiri dari kerangka konseptual dan 11 pernyataan standar, kesemuanya telah

disusun melalui due process.

Dalam PP NO. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah dijelaskan

tahap-tahap penyiapan SAP sebagai berikut:

a. Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi Standar Tahap ini merupakan proses pengindentifikasian topik-topik akuntansi dan pelaporan yang berkembang yang memerlukan pengaturan dalam bentuk pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

b. Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam KSAP KSAP dapat membentuk pokja yang bertugas membahas topik-topik yang telah disetujui. Keanggotaan pokja ini berasal dari berbagai instansi yang kompeten di bidangnya.

c. Riset Terbatas oleh Kelompok Kerja Untuk pembahasan suatu topik, pokja melakukan riset terbatas terhadap literatur-literatur, standar akuntansi yang berlaku di berbagai negara, praktik-praktik akuntansi yang sehat (best practices), peraturan-peraturan, dan sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan topik yang akan dibahas.

d. Penulisan Draf SAP oleh Kelompok Kerja Berdasarkan hasil riset terbatas dan acuan lainnya, Pokja menyusun draf SAP. Draf yang telah selesai disusun selanjutnya di bahas oleh pokja secara mendalam.

e. Pembahasan Draf oleh Komite Kerja Draf yang telah disusun oleh Pokja tersebut dibahas oleh anggota Komite Kerja. Pembahasan II lebih diutamakan pada substansi dan implikasi penerapan standar. Dengan pendekatan ini diharapkan draf tersebut menjadi standar yang berkualitas. Dalam pembahasan ini tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan-perubahan dari draf awal yang diusulkan oleh pokja. Pada tahap ini, Komite Konsultatif untuk pengambilan keputusan peluncuran draf publikasian SAP.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00615-AK Bab2001.pdf · Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi ... orang yang belum dewasa

15

f. Pengambilan Keputusan Draf untuk Dipublikasikan Komite kerja berkonsultasi dengan Komite Konsultatif untuk pengambilan keputusan peluncuran draf publikasian SAP.

g. Peluncuran Draf publikasian SAP (Exposure Draft) KSAP melakukan peluncuran draf SAP dengan mengirimkan draf SAP kepada stakeholders, antara lain masyarakat, Legislatif, lembaga pemeriksa, dan instansi terkait lainnya untuk memperoleh tanggapan.

h. Dengan pendapatan terbatas (Limited Hearing) dan dengan pendapatan public (public hearing) Dengan pendapatan dilakukan dua tahap, yaitu dengan pendapat terbatas dan dengan pendapat publik. Dengan pendapat terbatas dilakukan dengan mengundang pihak-pihak dari kalangan akademis, praktisi, pemerhati akuntansi pemerintahan untuk memperoleh tanggapan/masukan dalam rangka penyempurnaan draf publikasian.

i. Pembahasan Tanggapan dan Masukan Terhadap Draf Publikasian KSAP melakukan pembahasan atas tanggapan/masukan yang diperoleh dari dengar pendapat terbatas, dengar pendapat publik dan masukan lainnya dari berbagai pihak untuk menyempurnakan draf publikasian.

j. Finalisasi Standar Dalam rangka finalisasi draf SAP, KSAP memperhatikan pertimbangan dari BPK. Disamping itu, tahap ini merupakan tahap akhir penyempurnaan substansi, konsistensi, koherensi maupun bahasa. Finalisasi setiap PSAP oleh seluruh anggota KSAP.

3) Penetapan Standar

Proses penetapan PP. SAP berjalan dengan koordinasi antara Sekretariat Negara,

Departemen keuangan, dan Departemen Hukum dan HAM, serta pihak terkait

lainnya hingga penandatanganan peraturan Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntasi Pemerintahan oleh presiden.

4) KSAP melakukan sosialisasi awal standar kepada para pengguna. Bentuk sosialisasi

awal yang dilakukan berupa seminar/diskusi dengan para pengguna, program

pendidikan professional berkelanjutan, training of trainers (TOT), dan lain–lain.

2. 1.2.3 Komponen Pernyataan SAP

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintah berisi pernyataan-pernyataan berikut ini:

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00615-AK Bab2001.pdf · Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi ... orang yang belum dewasa

16

PSAP 01 : Penyajian Laporan Keuangan Tujuan pernyataan standar ini adalah mengatur penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements) dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran, antar periode, maupun antar entitas. Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan. Untuk mencapai tujuan tersebut standar ini menetapkan seluruh pertimbangan dalam rangka penyajian laporan keuangan, pedoman struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimum isi laporan keuangan. Laporan keuangan disusun dengan menerapkan basis kas untuk pengakuan pos-pos pendapatan, belanja dan pembiayaan, serta basis akrual untuk pengakuan pos-pos asset, kewajiban dan ekuitas dana. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan transaksi-transaksi spesifik dan peristiwa-peristiwa yang lain, diatur dalam standar akuntansi pemerintahan lainnya. PSAP 02 : Laporan Realisasi Anggaran Tujuan pernyataan standar ini adalah menetapkan dasar-dasar penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk pemerintah dalam rangka memenuhi tujuan akuntabilitas sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan. Tujuan pelaporan realiasasi dan anggaran adalah memberikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding. Penyandingan antara anggaran dan realisasinya menunjukkan tingkat ketercapaian target-target yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan perundang-undangan. PSAP 03 : Laporan Arus Kas Tujuan pernyataan standar ini adalah mengatur penyajian laporan arus kas yang memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas suatu entitas pelaporan dengan mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi asset non keuangan, pembiayaan dan non anggaran selama satu periode akuntansi. Tujuan pelaporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Informasi ini disajikan untuk pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan. PSAP 04 : Catatan atas Laporan Keuangan Tujuan pernyataan standar ini mengatur penyajian dan pengungkapan yang diperlukan pada catatan atas laporan keuangan. PSAP 05 : Akuntasi Persediaan Tujuan pernyataan standar ini adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk persediaan dan informasi lainnya yang dianggap perlu disajikan dalam laporan keuangan. PSAP 06 : Akuntansi Investasi Tujuan pernyataan standar ini adalah untuk mengatur perlakuan akuntasi untuk investasi dan pengungkapan informasi penting lainnya yang harus disajikan dalam laporan keuangan. PSAP 07 : Akuntani Asset Tetap Tujuan pernyataan standar ini adalah mengatur perlakuan akuntansi untuk asset tetap. Masalah utama akuntansi untuk asset tetap adalah saat pengakuan asset, penentuan nilai tercatat, serta penentuan dan perlakuan akuntansi atas penilaian kembali dan penurunan nilai tercatat (carrying value) asset tetap. Pernyataan standar ini mensyaratkan bahwa

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00615-AK Bab2001.pdf · Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi ... orang yang belum dewasa

17

asset tetap dapat diakui sebagai asset jika memenuhi definisi dan kriteria pengakauan suatu asset dalam kerangka konseptual akuntansi pemerintahan. PSAP 08 : Akuntansi Konstruksi dalam pengerjaan Tujuan pernyataan standar ini adalah mengatur perlakuan akuntansi untuk konstruksi dalam pengerjaan dengan metode nilai historis. Masalah utama akuntansi untuk konstruksi dalam pengerjaan adalah jumlah biaya yang diakui sebagai asset yang harus dicatat sampai dengan konstruksi tersebut selesai dikerjakan. Pernyataan standar ini memberikan panduan untuk :

1. Identifikasi pekerjaan yang dapat diklasifikasikan sebagai konstruksi dalam pengerjaan

2. Penetapan besarnya biaya yang dikapitalisasi dan disajikan di neraca 3. Penetapan basis pengakuan dan pengungkapan biaya konstruksi

PSAP 09 : akuntansi kewajiban Tujuan pernyataan standar ini adalah mengatur perlakuan akuntansi kewajiban meliputi saat pengakuan. Penentuan nilai tercatat, amortisasi, dan biaya pinjaman yang dibebankan terhadap kewajiban tersebut. PSAP 10 : Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntasi, dan Peristiwa Luar Biasa Tujuan pernyataan standar ini adalah mengatur perlakuan akuntansi atas koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi dan peristiwa luar biasa. PSAP 11 : Laporan Keuangan Konsolidasi Tujuan pernyataan standar ini adalah untuk mengatur penyusunan laporan keuangan konsolidasian pada unit-unit pemerintahan dalam rangka menyajikan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) demi meningkatkan kualitas dan kelengkapan laporan keuangan dimaksud. Dalam standar ini, yang dimaksud dengan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan termasuk lembaga legislatif sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. 1.3 Pendidikan dan Pelatihan

2. 1.3.1 Definisi Pendidikan

1) Menurut definisi awam

Secara universal, pendidikan dapat didefinisikan sebagai suatu cara mengembangkan

ketrampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan membuat seseorang

menjadi warga negara yang baik, tujuannya mengembangkan atau mengubah

kognisi, afeksi dan konasi seseorang.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00615-AK Bab2001.pdf · Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi ... orang yang belum dewasa

18

2) Menurut kamus besar Bahasa Indonesia

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang, kelompok

orang, dll. Usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran, pelatihan.

3) Menurut John Dewey

Pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin

terjadi didalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda.

Mungkin pula terjadi dengan sengaja dan dilembagakan untuk menghasilkan

kesinambungan sosial. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari

orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.

4) Menurut Undang-Undang

Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

pada pasal 1 dinyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Berdasarkan pengertian tersebut

dapat dipahami bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh lembaga

penyelenggara (instansi pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan lain

sebagainya) untuk mempersiapkan generasi yang lebih baik di masa yang akan

datang. Secara khusus pendidikan dilakukan oleh pelaksana pendidikan yaitu

pendidik (guru, pamong belajar, tutor, pelatih, instruktur) terhadap peserta didik

(siswa, warga belajar, peserta pelatihan) untuk menyiapkan para peserta didik supaya

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00615-AK Bab2001.pdf · Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi ... orang yang belum dewasa

19

lebih mampu berperan dalam melaksanakan tugas, pekerjaan, dan kehidupan di masa

depan.

2. 1.3.2 Definisi Pelatihan

1) Menurut Nitisemito (2003 : 86) dalam Syahiruddin (2010)

Pelatihan adalah suatu kegiatan dari organisasi atau lembaga yang bermaksud untuk

dapat memperbaiki dan memperkembangkan sikap, tingkah laku, ketrampilan dan

pengetahuan para Pegawai Negeri sesuai dengan keinginan dari organisasi yang

bersangkutan.

2) Menurut Ivancevich (2001:383) dalam Nasaruddin (2008)

Pelatihan adalah proses sistematik yang mengubah perilaku karyawan dalam rangka

mencapai tujuan organisasi. Pelatihan berhubungan dengan peningkatan kemampuan

dan keahlian dari pekerjaan karyawan pada saat ini.

3) Menurut Undang-Undang

Pelatihan adalah salah satu kegiatan pendidikan (USPN NO. 2/1989). Kini pelatihan

menjadi satuan pendidikan nonformal (USPN NO. 20/2003), dan termasuk pada

ilmu pendidikan praktis. Dilihat dari filsafat ilmu, pelatihan dapat dikaji dari segi

ontologi, aksiologi, dan epistemologi. Pelatihan adalah upaya sadar untuk

menumbuh kembangkan perubahan bagi peserta didik, lembaga penyelenggara,

masyarakat, dan bangsa.

2. 1.3.3 Jenis-jenis Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan PNS yang selanjutnya disebut DIKLAT adalah proses

penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00615-AK Bab2001.pdf · Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi ... orang yang belum dewasa

20

Negeri Sipil. Instansi pembinaan pendidikan dan pelatihan adalah Lembaga

Administrasi Negara. Jenis-jenis pendidikan dan pelatihan menurut Peraturan

Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 adalah sebagai berikut:

1) Diklat Prajabatan

Diklat prajabatan adalah diklat untuk membentuk wawasan kebangsaan, kepribadian,

dan etika pegawai negeri sipil serta memberikan pengetahuan dasar tentang sistem

penyelenggaran pemerintahan Negara dan tentang bidang tugas serta budaya

organisasinya agar mampu melaksanakan tugas jabatan pegawai negeri sipil. Diklat

prajabatan merupakan syarat pengangkatan CPNS mmenjadi PNS yang terdiri dari:

a. Diklat prajabatan Golongan I untuk menjadi PNS Golongan I

b. Diklat prajabatan Golongan II untuk menjadi PNS Golongan II

c. Diklat prajabatan Golongan III untuk menjadi PNS Golongan III

2) Diklat dalam jabatan

Diklat dalam jabatan adalah diklat yang dilaksanakan untuk mengembangkan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap PNS agar dapat melaksanakan tugas-tugas

pemerintahan dan pembangunan dengan sebaik-baiknya. Diklat dalam jabatan teridiri

atas:

a. Diklat kepemimpinan

Diklat kepemimpinan, yang selanjutnya disebut DIKLATPIM dilaksanakan

untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah

yang seusai dengan jenjang jabatan struktural. PNS yang telah memenuhi

persyaratan kompetensi jabatan struktural tertentu dapat diberi sertifikat sesuai

dengan pedoman yang ditetapkan oleh Instansi Pembina dan Instansi pengendali.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00615-AK Bab2001.pdf · Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi ... orang yang belum dewasa

21

Penyelenggaraan Diklatpim untuk setiap tingkat jabatan struktural disesuaikan

dengan formasi jabatan struktural pada instansi masing-masing sesuai dengan

waktu yang ditentukan. Diklatpim teridiri dari:

1. Diklatpim tingkat IV adalah diklatpim untuk jabatan struktural eselon IV.

2. Diklatpin tingkat III adalah diklatpim untuk jabatan struktural eselon III.

3. Diklatpin tingkat II adalah diklatpim untuk jabatan struktural eselon II.

4. Diklatpin tingkat I adalah diklatpim untuk jabatan struktural eselon I.

b. Diklat Fungsional

Diklat fungsional adalah diklat yang memberikan bekal pengetahuan dan/atau

keterampilan bagi pegawai negeri sipil sesuai keahlian dan keterampilan yang

diperlukan dalam jabatan fungsional. Diklat fungsional dilaksanakan untuk

mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan

fungsional masing-masing yang ditetapkan oleh instansi pembina jabatan

Fungsional yang bersangkutan. Instansi pemerintah secara fungsional mengelola

secara langsung program diklat.

c. Diklat Teknis

Diklat teknis dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai

dengan jenis dan jenjang jabatan fungsional. Masing-masing jenis dan jenjang

diklat fungsional ditetapkan oleh instansi Pembina jabatan fungsional

bersangkutan.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00615-AK Bab2001.pdf · Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi ... orang yang belum dewasa

22

2. 1.3.4 Metode Pelaksanaan Program Pendidikan dan Pelatihan

Estiningsih (2008) dalam menyatakan ada dua strategi pendidikan/pelatihan yang

dapat dilakukan organisasi, yaitu metode di luar pekerjaan (off the job side) dan metode

di dalam pekerjaan (on the job side).

1) Metode diluar pekerjaan (off the job side)

Pada metode ini pegawai yang mengikuti pendidikan atau pelatihan keluar sementara

dari pekerjaannya, mengikuti pendidikan dan pelatihan secara intensif, metode ini terdiri

dari 2 teknik, yaitu:

a. Teknik presentasi informasi, yaitu menyampaikan informasi yang tujuannya

mengintroduksikan pengetahuan, sikap dan keterampilan baru kepada peserta.

Teknik ini dapat dilakukan melalui ceramah biasa, teknik diskusi, teknik

pemodelan perilaku (behavioral modeling), metode kelompok T, yaitu mengirim

pekerja ke organisasi yang lebih maju untuk dipelajari teori dan

mempraktikkannya.

b. Teknik simulasi, simulasi adalah meniru perilaku tertentu sedemikian rupa

sehingga peserta pendidikan dan latihan merealisasikan seperti keadaan

sebenarnya. Teknik ini seperti : simulator alat 0 alat kesehatan, studi kasus (case

study), permainan peran (role playing), dan teknik dalam keranjang (in basket),

yaitu dengan cara memberikan bermacam-macam masalah dan peserta diminta

untuk memecahkan masalah tersebut sesuai dengan teori dan pengalamannya.

2) Metode didalam pekerjaan (on the job side)

Pelatihan ini berbentuk penguasaan pekerja baru, yang dibimbing oleh pegawai yang

berpengalaman atau senior (Wilson, 1983; Sloane dan Witney, 1998). Pekerja senior

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00615-AK Bab2001.pdf · Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi ... orang yang belum dewasa

23

yang bertugas membimbing pekerja baru diharapkan memperlihatkan contoh-contoh

pekerjaan yang baik, dan memperlihatkan penanganan suatu pekerjaan yang jelas.

Selain kedua metode di atas, Estiningsih (2008) menyatakan bahwa terdapat

beberapa metode lain yang dapat dilakukan dalam organisasi, sesuai dengan situasi dan

kondisi serta kebutuhan, organisasi langsung di tempat kerja, yaitu belajar sendiri (self-

learning), tutorial, studi kasus, gugus kendali mutu.

a. Belajar sendiri (Self - Learning)

Belajar secara mandiri merupakan suatu pembelajaran melalui modul, yaitu

materi yang berisi langkah–langkah proses belajar yang sistematis, Modul

disusun sedemikian rupa, sehingga peserta atau pembaca modul dapat dengan

mudah dituntut untuk mempelajarinya langkah demi langkah. Peserta harus

mengikuti langkah–langkah atau tahapan yang ada dalam modul tersebut. Dalam

menggunakan modul, diperlukan adanya narasumber atau instruktur yang dapat

memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan peserta, setelah mengikuti

pembelajaran melalui modul, biasanya diikuti dengan lembar evaluasi, untuk

menilai seberapa jauh para peserta dapat memahami isi modul tersebut.

Kelebihan dari cara pembelajaran ini adalah menjamin kemampuan belajar tiap

peserta, dapat menjangkau banyak peserta serta dengan cepat dapat menilai

kecakapannya. Sedangkan kelemahannya, memerlukan banyak waktu dalam

menyusul modul biaya pembuatan modul tinggi. Dalam hal ini diperlukan

motivasi yang kuat dari peserta untuk belajar.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00615-AK Bab2001.pdf · Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi ... orang yang belum dewasa

24

b. Tutorial – Tutorial

Tutorial adalah suatu metode dalam proses pembelajaran dengan cara

memberikan tugas pada suatu kelompok dengan topik tertentu yang kemudian di

diskusikan dalam kelompok tersebut. Tujuan dari cara ini adalah memantapkan

pemahaman peserta terhadap materi. Untuk tercapainya tujuan tersebut

diperlukan referensi atau buku–buku dan waktu yang cukup untuk pembahasan,

tutor/narasumber, dalam sistem ini peserta berinteraksi melalui diskusi ilmiah

berdasarkan referensi yang tersedia dan hasilnya disusun dalam suatu makalah

untuk kemudian dipresentasikan. Kelebihan metode ini adalah analisis suatu

topik dibahas secara mendalam, sehingga menjamin dasar ilmiahnya dan

terjadinya interaksi dalam kelompok.

c. Studi Kasus

Studi kasus adalah suatu metode pembelajaran dengan mengajak peserta

menganalisis masalah dan memilih alternatif–alternatif pemecahan masalah.

Metode ini bertujuan untuk membantu peserta mengembangkan daya

intelektualnya dan keterampilan berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan,

dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah, kasus yang dibahas harus

memberikan pengalaman yang realistik, aktual, praktis, dan mempunyai

keterkaitan dengan ruang lingkup pekerjaannya. Pemilihan kasus perlu

mempertimbangkan latar belakang pendidikan peserta, penggunaan metode ini

didahului dengan penjelasan mengenai prinsip–prinsip pendekatan dan

pemecahan masalah, sehingga peserta dapat mengembangkan kemampuannya

untuk menganalisis suatu permasalahan.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00615-AK Bab2001.pdf · Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi ... orang yang belum dewasa

25

d. Gugus Kendali Mutu

Gugus Kendali Mutu merupakan proses perbaikan kinerja staf secara terus–

menerus, melalui suatu wadah yang melibatkan staf pada tingkat pelaksana

dalam kelompok kecil (3 – 8 orang) dan berada dalam satu lingkup kerja yang

sama. Tujuan dari gugus kendali mutu ini adalah untuk menciptakan suatu

kondisi yang memungkinkan semua staf berperan serta dalam memecahkan

masalah di tempat kerjanya, guna meningkatkan mutu dan produktifitas kerja.

2. 1.4 Latar Belakang Pendidikan

Menurut Badan pemeriksa keuangan (BPK) (2006) dalam Enho (2008). “Jumlah

SDM Aparatur yang berlatar belakang akuntansi pada satuan kerja pengelola keuangan

baik di pusat maupun di daerah, jumlahnya sangat terbatas”. Kondisi tersebut berdampak

pada ketidakakuratan proses pencatatan, keterbatasan dalam penyajian laporan, dan

penerapan sistem akuntansi yang benar (BPK) (2006) dalam Enho (2008).

Menurut Nasution (2007) dalam Enho (2008), “Kualitas sumber daya manusia

dalam menyusun laporan keuangan masih terbatas karena sebagian besar sumber daya

manusia saat ini masih memiliki latar belakang pendidikan di luar akuntansi”.

2. 1.5 Sistem Akuntansi Instansi (SAI)

2. 1.5.1 Pengertian Sistem Akuntansi Instansi (SAI)

Sistem Akuntansi Instansi (SAI) merupakan bagian dari Sistem Akuntansi

Pemerintah Pusat (SAPP). Sistem ini dilaksanakan oleh kementerian negara/lembaga

yang memproses transaksi keuangan baik arus uang maupun barang. Pengertian Sistem

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00615-AK Bab2001.pdf · Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi ... orang yang belum dewasa

26

Akuntansi Instansi menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 pasal

1 ayat (26), sebagai berikut :

“ Sistem Akuntansi Instansi, yang selanjutnya disebut SAI, adalah serangkaian

prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data,

pencatatan, pengiktisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi

keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga”.

Sistem Akuntansi Instansi (SAI) terdiri dari dua sub sistem yaitu Sistem

Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN).

Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) digunakan untuk menghasilkan laporan Sistem

Akuntansi Instansi (SAI) yaitu laporan realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas

laporan keuangan, sedangkan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN)

digunakan untuk penyusunan neraca, laporan Barang Milik Negara (BMN), dan laporan

manajerial lainnya.

2. 1.5.2 Dasar Penerapan Sistem Akuntansi Instansi

Penyelenggaraan sistem akuntansi dan pertanggungjawaban keuangan

Kementerian/Lembaga diatur berdasarkan ketentuan :

1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara dalam Pasal 9 menyatakan bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai

Pengguna Anggaran/Pengguna Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan

menyampaikan Laporan Keuangan dan Barang (Lembaran Negara Republik

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00615-AK Bab2001.pdf · Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi ... orang yang belum dewasa

27

Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4286).

2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara (Lembaran Negaran Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 05, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355)

3) Undang-Undanga Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4438)

4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2004 tentang APBN Tahun

Anggaran 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 130,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4442)

5) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 Lampiran III tentang Sistem

Akuntansi Instansi.

2. 1.6 Laporan Keuangan

1) Menurut Munawir (2010), Laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan

laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca menunjukkan/menggambarkan

jumlah asset, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu.

Sedangkan perhitungan (laporan) laba-rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah

dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi selama periode tertentu, dan

laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan

yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00615-AK Bab2001.pdf · Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi ... orang yang belum dewasa

28

2) Menurut Wikipedia, Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu

perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk

menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.

3) Menurut Sugiono dan Untung (2008), Laporan keuangan pada perusahaan

merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi (siklus akuntansi) yang mencerminkan

kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Informasi tentang kondisi keuangan

dan hasil operasi perusahaan sangat berguna bagi berbagai pihak, baik pihak yang

ada didalam (internal) perusahaan maupun pihak yang ada diluar (eksternal)

perusahaan. Oleh karena itu laporan keuangan dapat dipakai sebagai alat untuk

berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan

perusahaan, dan karena inilah maka sering disebut juga language of business.

2. 1.6.1 Tujuan Pelaporan Keuangan

Menurut Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan, dinyatakan bahwa terdapat beberapa kelompok pengguna laporan

keuangan pemerintah, namun tidak terbatas pada:

- Masyarakat

- Para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa

- Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman

- Pemerintah

Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang

bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan

ekonomi, sosial, maupun politik. dengan:

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00615-AK Bab2001.pdf · Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi ... orang yang belum dewasa

29

1) Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk

membiayai seluruh pengeluaran.

2) Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya

ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-

undangan.

3) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan

dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai.

4) Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh

kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.

5) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan

berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun

jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman.

6) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan,

apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan

selama periode pelaporan.

Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan

informasi mengenai pendapatan, belanja, transfer dana cadangan, pembiayaan, aktiva,

kewajiban, ekuitas dana, dan arus kas suatu entitas pelaporan.

2. 1.6.2 Komponen Laporan Keuangan

Laporan keuangan pokok, terdiri atas:

1) Laporan Realisasi Anggaran

2) Neraca

3) Laporan Arus Kas

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00615-AK Bab2001.pdf · Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi ... orang yang belum dewasa

30

4) Catatan atas Laporan Keuangan

Selain laporan keuangan tersebut, entitas pelaporan diperkenankan menyajikan

laporan kinejra dan laporan perubahan ekuitas.

2. 1.6.3 Asumsi Dasar

Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintahan adalah

anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar standar

akuntansi dapat diterapkan, yang terdiri dari:

1) Asumsi kemandirian entitas

2) Asumsi kesinambungan entitas

3) Asumsi keterukuran dalam satuan uang

2. 1.6.4 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang

perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.

Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar

laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki:

1) Relevan

Laporan keuangan dikatakan relevan apabila informasi yang termuat didalamnya dapat

mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa

masa lalu atau masa kini, memprediksi hasil masa depan (predictive value), dan

menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu (feedback value). Selain

itu, suatu informasi dapat dikatakan relevan jika disajikan tepat waktu dan lengkap.

Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan

maksud penggunaannya.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00615-AK Bab2001.pdf · Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi ... orang yang belum dewasa

31

2) Andal

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan

kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi.

Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan

maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi

yang andal memenuhi karakteristik penyajian jujur, dapat diverifikasi (verifiablility),

netralitas.

3) Dapat Dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat

dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan

entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan

eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan

kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat

dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang

sama. Apabila entitas pemerintah akan menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik

daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan

pada periode terjadinya perubahan.

4) Dapat Dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami pengguna dan

dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para

pengguna. Sehubungan dengan hal ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan

yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya

kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00615-AK Bab2001.pdf · Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi ... orang yang belum dewasa

32

2. 2 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan latar belakang masalah tinjauan teoritis, dan tinjuan penelitian

pendahulu, maka peneliti membuat kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

2. 3 Hipotesis

2. 3.1 Pengaruh Pemahaman SAP terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Menurut Jamason Sinaga, SAP merupakan acuan wajib dalam penyajian laporan

keuangan entitas pemerintah yang ditujukan kepada pihak-pihak di luar organisasi yang

mempunyai otoritas tertinggi dalam kerangka akuntansi berterima umum. Pemerintah

pusat dan juga pemerintah daerah wajib menyajikan laporan keuangan sesuai dengan

SAP. Menurut penelitian terdahulu Dinar (2012), pemahaman SAP memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Berdasarkan uraian diatas,

Kompetensi Sumber Daya Manusia

Implementasi SAI (X4)

Pemahaman SAP (X1)

Pendidikan dan Pelatihan (X2)

Latar Belakang Pendidikan (X3)

Kualitas Laporan Keuangan Daerah

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00615-AK Bab2001.pdf · Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi ... orang yang belum dewasa

33

penelitian ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh antara pemahaman SAP terhadap

laporan keuangan.

Ho1: Pemahaman SAP tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas

laporan keuangan.

Ha1: Pemahaman SAP berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan

keuangan.

2. 3.2 Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Menurut Citra (2011), pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk

pengembangan SDM, terutama untuk pengembangan kemampuan intelektual dan

kepribadian. Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga

yang digunakan oleh suatu organisasi, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan

peningkatan kemampuan atau keterampilan pekerja yang sudah menduduki suatu jabatan

atau tugas tertentu. Peningkatan SDM melalui pelatihan (training) sangat penting untuk

meningkatkan serta mempertahankan profesionalisme para pegawai. Menurut penelitian

terdahulu Nasaruddin (2008), faktor pendidikan, pelatihan dan pengalaman kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas informasi akuntansi. Berdasarkan

uraian diatas, penelitian ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh pendidikan dan

pelatihan terhadap kualitas laporan keuangan.

Ho2: Pendidikan dan pelatihan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas

laporan keuangan.

Ha2: Pendidikan dan pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas

laporan keuangan.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00615-AK Bab2001.pdf · Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi ... orang yang belum dewasa

34

2. 3.3 Pengaruh Latar Belakang Pendidikan terhadap Kualitas Laporan

Keuangan

Menurut Fontanella (2010), latar belakang pendidikan sebagai bagian dari

kapasitas SDM merupakan salah satu elemen kunci dalam penyediaan dan pemanfaatan

laporan keuangan pemerintah. Di Indonesia, kesiapan SDM pemerintah menuju tata

kelola keuangan Negara yang akuntabel dan transparan masih menjadi dilema. Negara

kita masih kekurangan SDM yang mengelola keuangan negara khususnya yang berlatar

belakang ilmu akuntansi. Menurut penelitian terdahulu Enho (2008), latar belakang

pendidikan mempunyai hubungan positif tetapi tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap laporan keuangan. Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini

dimaksudkan untuk menguji pengaruh latar belakang pendidikan terhadap kualitas

laporan keuangan.

Ho3: Latar Belakang Pendidikan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kualitas laporan keuangan.

Ha3: Latar Belakang Pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas

laporan keuangan.

2. 3.4 Pengaruh Implementasi SAI terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Menurut Supeno (2011), Sistem Akuntansi Instansi (SAI) merupakan langkah

pemerintah dalam membangun sistem aplikasi pengelolaan dana yang ada di instansi

pemerintah, guna mendukung tercapainya pengelolaan dana yang efektif, efisien.

Pengembangan dan pengaplikasian akuntansi instansi sangat penting sebagai alat untuk

melakukan transparansi dalam mewujudkan akuntabilitas publik. Menurut penelitian

terdahulu Amin (2011), SAI berpengaruh terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00615-AK Bab2001.pdf · Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi ... orang yang belum dewasa

35

keuangan. Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini dimaksudkan untuk menguji

pengaruh implementasi SAI terhadap kualitas laporan keuangan.

Ho4: Implementasi SAI tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas

laporan keuangan.

Ha4: Implementasi SAI berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan

keuangan.

2. 4 Pustaka Acuan

Tabel 2.1 Pustaka Acuan

No Nama

Peneliti

(Tahun

Penelitian)

Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1. Enho (2008) Pengaruh

pemahaman SAP,

Pendidikan dan

Pelatihan, serta

Latar Belakang

Pendidikan dalam

penyusunan Laporan

keuangan Daerah

pada Pemerintah

Kota Medan

Independen

Variabel:

pemahaman SAP,

Pendidikan dan

Pelatihan, serta

Latar belakang

pendidikan.

Dependen Variabel:

Penyusunan Laporan

Keuangan

Pemahaman SAP,

Pendidikan dan

Pelatihan tidak

mempunyai

pengaruh yang

signifikan serta

memiliki hubungan

yang negatif,

sedangkan latar

belakang pendidikan

mempunyai

hubungan positif

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00615-AK Bab2001.pdf · Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi ... orang yang belum dewasa

36

namun tidak

mempunyai

pengaruh yang

signifikan terhadap

penyusunan

Laporan Keuangan.

2. Dinar (2012) Pengaruh

pemahaman SAP,

pendidikan dan

pelatihan serta latar

belakang pendidikan

terhadap

penyusunan laporan

keuangan SKPD

pada kabupaten

Samosir

Independen :

Pemahaman SAP,

pendidikan dan

pelatihan, latar

belakang pendidikan

Dependen :

Penyusunan Laporan

keuangan SKPD

Pemahaman SAP

memiliki pengaruh

positif dan

signifikan.

Pendidikan dan

pelatihan memiliki

pengaruh positif dan

signifikan. Latar

belakang pendidikan

tidak memiliki

pengaruh signifikan.

3. Aidil (2011) Faktor-faktor yang

mempengaruhi

kemampuan

penyusunan laporan

keuangan

pemerintah daerah

(studi empiris pada

pemerintah kota

Tebing Tinggi)

Variabel

independen:

Peraturan, latar

pendidikan,

pelatihan, dan

komitmen serta

perangkat

pendukung

Variabel dependen:

Kemampuan SKPD

dalam penyusunan

laporan keuangan

Secara parsial dan

simultan variabel

peraturan, latar

belakang

pendidikan,

pelatihan, dan

komitmen serta

perangkat

pendukung

berpengaruh

terhadap

kemampuan SKPD

dalam penyusunan

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00615-AK Bab2001.pdf · Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi ... orang yang belum dewasa

37

pemerintah daerah laporan keuangan

pemerintah daerah.

4. Nasaruddin

(2008)

Pengaruh

pendidikan,

pelatihan dan

pengalaman kerja

terhadap kualitas

penyajian informasi

akuntansi pada PT.

BNI Tbk.

Variabel x :

Pendidikan,

pelatihan dan

pengalaman kerja

Variabel y :

Kualitas penyajian

informasi akuntansi

Pendidikan,

pelatihan,

pengalaman kerja

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap kualitas

penyajian informasi

akuntansi.

5. Amin (2011) Pengaruh

kompetensi dan SAI

terhadap kualitas

pertanggungjawaban

laporan keuangan

pada unit pelaksana

teknis (UPT)

Kementerian

Pendidikan Nasional

Provinsi Sumut

Variabel

Independen:

Kompetensi, SAI

Variabel Dependen:

Kualitas

Pertanggungjawaban

Laporan Keuangan

Kompetensi dan

SAI secara simultan

berpengaruh

terhadap kualitas

pertanggungjawaban

laporan keuangan.