bab 2 landasan teori petunjuk dari ... - thesis…thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-2-00361-ak...

23
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan suatu buku petunjuk dari prosedur akuntansi yang berisi peraturan tentang perlakuan, pencatatan, penyusunan dan penyajian laporan keuangan berdasarkan kondisi yang sedang berlangsung dan telah disepakati. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) disusun dan diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI). Dalam perkembangan sejarah, standar akuntansi dimulai pada tahun 1973 menjelang diaktifkannya pasar modal di Indonesia. Pada masa itu, IAI menciptakan standar akuntansi untuk pertama kalinya bernama “Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)”. Pada tahun 1984, dilakukan revisi secara mendasar pada PAI 1973 sehingga berganti nama menjadi “Prinsip Akuntansi Indonesia 1984” dengan tujuan untuk menyesuaikan ketentuan akuntansi dengan perkembangan dunia usaha. Berikutnya pada tahun 1994, dilakukan revisi total terhadap PAI 1984 dan melakukan kodifikasi dalam buku “Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)” per 1 Oktober 1994. Sejak tahun 1994, Standar Akuntansi Keuangan terus mengalami pembaharuan berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru. Pembaharuan terhadap Standar Akuntansi Keuangan bertujuan untuk menghasilkan standar akuntansi yang dapat memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi dalam rangka mengantisipasi perkembangan internasional.

Upload: trankiet

Post on 17-Sep-2018

223 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI petunjuk dari ... - thesis…thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00361-AK Bab2001.pdf · memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi dalam rangka mengantisipasi

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan suatu buku

petunjuk dari prosedur akuntansi yang berisi peraturan tentang perlakuan, pencatatan,

penyusunan dan penyajian laporan keuangan berdasarkan kondisi yang sedang

berlangsung dan telah disepakati. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

disusun dan diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan

Indonesia (DSAK-IAI).

Dalam perkembangan sejarah, standar akuntansi dimulai pada tahun 1973

menjelang diaktifkannya pasar modal di Indonesia. Pada masa itu, IAI menciptakan

standar akuntansi untuk pertama kalinya bernama “Prinsip Akuntansi Indonesia

(PAI)”. Pada tahun 1984, dilakukan revisi secara mendasar pada PAI 1973 sehingga

berganti nama menjadi “Prinsip Akuntansi Indonesia 1984” dengan tujuan untuk

menyesuaikan ketentuan akuntansi dengan perkembangan dunia usaha. Berikutnya

pada tahun 1994, dilakukan revisi total terhadap PAI 1984 dan melakukan kodifikasi

dalam buku “Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)” per 1 Oktober 1994. Sejak

tahun 1994, Standar Akuntansi Keuangan terus mengalami pembaharuan berupa

penyempurnaan maupun penambahan standar baru. Pembaharuan terhadap Standar

Akuntansi Keuangan bertujuan untuk menghasilkan standar akuntansi yang dapat

memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi dalam rangka mengantisipasi

perkembangan internasional.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI petunjuk dari ... - thesis…thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00361-AK Bab2001.pdf · memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi dalam rangka mengantisipasi

10

2.1.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 16 - Aset Tetap

PSAK 16 disusun dan diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Ikatan Akuntan Indonesia. PSAK 16 (Revisi 2011) ini bertujuan untuk mengatur

perlakuan akuntansi aset tetap. Aset tetap merupakan aset berwujud yang dimiliki

untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa, untuk direntalkan

kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif serta diharapkan untuk digunakan

selama lebih dari satu periode (PSAK 16 paragraf 6). Isu utama dalam akuntansi aset

tetap adalah pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan,

dan rugi penurunan nilai atas aset tetap.

Perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia mendasarkan perlakuan

akuntansinya untuk mengukur aset biolojik menggunakan Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) 16 mengenai Aset Tetap. Hal ini disebabkan karena

hingga saat ini Dewan Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia

(DSAK-IAI) belum menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

yang mengacu pada International Accounting Standards (IAS) 41.

Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 16 pada industri

perkebunan kelapa sawit disebabkan karena aset biolojik memiliki kesamaan sifat

dengan aset tetap. Persamaan antara aset biolojik (kelapa sawit) dan aset tetap

diantaranya karena keduanya merupakan aset berwujud yang digunakan untuk

kegiatan produksi serta memiliki manfaat ekonomi yang lebih dari satu periode.

2.1.1.1 Pengakuan Aset Tetap

Suatu entitas harus mengakui aset tetap sebagai aset jika dan hanya jika

(PSAK 16 paragraf 7):

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI petunjuk dari ... - thesis…thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00361-AK Bab2001.pdf · memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi dalam rangka mengantisipasi

11

1. Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset

tersebut akan mengalir ke entitas; dan

2. Biaya perolehan dapat diukur secara andal.

Biaya perolehan (cost) adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan

atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada

saat perolehan atau konstruksi.

Komponen biaya perolehan aset tetap meliputi (PSAK 16 paragraf 16):

1. Harga perolehannya, termasuk bea impor, dan pajak pembelian yang tidak

boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-potongan

lain;

2. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset

ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan

keinginan dan maksud manajemen;

3. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi

lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut

diperoleh atau karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode

tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan.

2.1.1.2 Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Aset Tetap

Dalam PSAK 16 paragraf 29 dijelaskan bahwa untuk melakukan pengukuran

terhadap aset, suatu entitas memilih model biaya dalam paragraf 30 atau model

revaluasi dalam paragraf 31 sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan

kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama.

Penjelasan mengenai model pengukuran aset pada PSAK 16 paragraf 30 dan 31

adalah sebagai berikut:

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI petunjuk dari ... - thesis…thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00361-AK Bab2001.pdf · memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi dalam rangka mengantisipasi

12

a. Model Biaya

Setelah diakui sebagai aset, suatu aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan

dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset.

b. Model Revaluasi

Setelah diakui sebagai aset, suatu aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur

secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada

tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi

penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi.

Definisi nilai wajar dalam PSAK 16 paragraf 6 adalah jumlah yang dipakai

untuk mempertukarkan suatu aset antara pihak-pihak yang berkeinginan dan

memiliki pengetahuan yang memadai dalam suatu transaksi dengan wajar (arm’s

length transaction).

Penyusutan merupakan alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari

suatu aset selama umur manfaatnya. Sedangkan definisi dari rugi penurunan nilai

(impairment loss) adalah selisih dari jumlah tercatat suatu aset dengan jumlah yang

dapat diperoleh kembali dari aset tersebut.

Berbeda dengan IAS 41, dalam PSAK 16 paragraf 33 menjelaskan bahwa

jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai wajar karena sifat dari

aset tetap yang khusus dan jarang diperjualbelikan, entitas mungkin perlu

mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan penghasilan atau biaya pengganti

yang telah disusutkan (depreciated replacement cost approach).

Nilai aset tetap perlu untuk direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali. Jika

suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama

(memiliki sifat dan kegunaan yang serupa dalam operasi normal entitas) harus

direvaluasi.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI petunjuk dari ... - thesis…thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00361-AK Bab2001.pdf · memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi dalam rangka mengantisipasi

13

Terdapat dua kondisi sebagai hasil dari melakukan revaluasi aset tetap yaitu :

a. Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, maka kenaikan tersebut

diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas

pada bagian surplus revaluasi (bagian kredit). Namun, kenaikan tersebut

harus diakui dalam laporan laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai

aset akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam laporan laba rugi.

b. Jika jumlah tercatat aset turun akibat revaluasi, penurunan tersebut diakui

dalam laporan laba rugi. Namun, penurunan nilai tercatat diakui dalam

pendapatan komprehensif lain selama penurunan tersebut tidak melebihi

saldo kredit surplus revaluasi untuk aset tersebut. Penurunan nilai yang diakui

dalam pendapatan komprehensif lain mengurangi akumulasi dalam ekuitas

pada bagian surplus revaluasi.

2.2 International Accounting Standards (IAS) / International Financial

Reporting Standards (IFRS)

International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan kumpulan

dari standar akuntansi yang dikembangkan untuk menjadi standar global dalam

penyusunan laporan keuangan perusahaan publik yang diadopsi oleh International

Accounting Standards Board (IASB). Pembuatan standar ini bertujuan untuk

memastikan bahwa laporan keuangan mengandung informasi yang berkualitas tinggi

sehingga mampu menghasilkan laporan keuangan yang transparan bagi para

penggunanya serta dapat diperbandingkan sepanjang periode yang disajikan yang

tidak hanya terbatas pada satu negara saja melainkan dapat memungkinkan adanya

keterbandingan laporan keuangan di seluruh negara di dunia.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI petunjuk dari ... - thesis…thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00361-AK Bab2001.pdf · memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi dalam rangka mengantisipasi

14

International Financial Reporting Standards (IFRS) terlebih dahulu dikenal

dengan nama International Accounting Standards (IAS). IAS diterbitkan oleh

International Accounting Standards Committee (IASC) dari tahun 1973 hingga tahun

2001. Pada tahun 2001, IASB mengambil tanggung jawab dari IASC untuk

menetapkan dan terus melakukan pengembangan terhadap Standar Akuntansi

Internasional. IASB juga melakukan penggantian terhadap beberapa IAS dengan

IFRS.

2.3 International Accounting Standards (IAS) 41 – Agriculture

IAS 41 diterbitkan oleh International Accounting Standards Committee

(IASC) pada bulan Februari 2001. IAS 41 bertujuan untuk menentukan perlakuan

dan penyajian akuntansi yang terkait dengan aktivitas agrikultural. Aktivitas

agrikultur harus memenuhi kriteria seperti tanaman dan hewan harus dalam

keadaan hidup dan berkembang baik secara ukuran, maupun secara jumlah yang

bertambah banyak dari aset biolojik. Selain itu, aktivitas agrikultur harus memiliki

dasar dalam mengukur perkembangan yang terjadi pada tanaman dan hewan (baik

itu secara kualitas maupun kuantitas) seperti kematangan sayur, berat hewan dan

lingkar pohon.

Definisi dari aktivitas agrikultural (agricultural activity) yang tercantum

dalam IAS 41 adalah manajemen transformasi biolojik dan pemanenan dari aset

biolojik oleh entitas untuk dijual maupun untuk dikonversikan menjadi produk

agrikultural maupun menjadi aset biolojik tambahan. Aktivitas ini mencakup

seluruh proses transformasi biolojik yaitu proses pertumbuhan, degenerasi,

produksi, dan prokreasi yang menyebabkan perubahan kualitatif maupun kuantitatif

dari sebuah aset biolojik.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI petunjuk dari ... - thesis…thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00361-AK Bab2001.pdf · memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi dalam rangka mengantisipasi

15

Aktivitas agrikultural dapat meliputi berbagai macam aktivitas seperti

peternakan, kehutanan, pertanian, budidaya perkebunan, budidaya bunga, dan

perikanan. Secara umum, aktivitas agrikultural memiliki karakteristik-karakteristik

yang membedakannya dengan aktivitas lain yaitu:

1. Memiliki kemampuan untuk berubah (transformasi tumbuhan dan hewan

biolojik).

2. Pengelolaan (manajemen) perubahan aset biolojik, dimana manajemen

senantiasa memberikan fasilitas terhadap transformasi biolojik dengan

meningkatkan atau setidaknya menstabilkan kondisi yang diperlukan selama

proses berlangsung. Misalnya mencakup tingkat gizi, kelembaban, temperatur,

kesuburan dan cahaya.

3. Pengukuran perubahan aset biolojik, perubahan dalam kualitas atau kuantitas

yang timbul akibat transformasi biolojik harus dipantau dan diukur secara

rutin oleh manajemen.

2.3.1 Ruang Lingkup

International Accounting Standard 41 merupakan suatu standar yang

diaplikasikan pada aktivitas agrikultural yaitu sebagai berikut:

1. Aset Biolojik.

2. Produk agrikultural pada titik panen.

3. Hibah dari pemerintah yang berkaitan dengan aset biolojik.

Perusahaan agrikultur secara umum memiliki dua aset spesifik yaitu aset

biolojik dan produk agrikultural. Aset biolojik (biological asset) adalah hewan atau

tumbuhan yang masih hidup. Secara umum, aset biolojik dapat dibagi menjadi dua

kategori, antara lain (1) aset biolojik yang dapat menghasilkan produk agrikultural

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI petunjuk dari ... - thesis…thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00361-AK Bab2001.pdf · memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi dalam rangka mengantisipasi

16

(aset biolojik pengusung/bearer biological asset) dan (2) aset biolojik yang nantinya

akan menjadi produk agrikultural (aset biolojik yang dapat dikonsumsi/consumable

biological asset).

Aset biolojik pengusung (bearer biological asset) memiliki contoh seperti

pohon apel yang dapat menghasilkan buah apel. Dalam contoh ini pohon apel

merupakan aset biolojik karena pohon apel dapat menghasilkan produk agrikultural

yaitu buah apel. Sedangkan contoh dari aset biolojik yang dikonsumsi (consumable

biological asset) adalah ayam yang dipotong untuk dijual sebagai ayam potong,

pohon jati yang ditebang untuk dijadikan kayu .

Agar dapat dikategorikan sebagai aset, hewan dan tumbuhan ini harus

memenuhi seluruh kriteria dari aset biolojik (dan produk agrikultural) yaitu:

1. Perusahaan mengendalikan aset sebagai akibat dari kejadian di masa lalu.

2. Memiliki kemungkinan bahwa manfaat ekonomis di masa yang akan datang

yang terkait dengan aset tersebut akan mengalir ke perusahaan.

3. Fair value (nilai wajar) atau biaya dari aset dapat diukur dengan andal.

Produk agrikultural (agricultural produce) merupakan hasil panen dari aset

biolojik yaitu produk yang telah dipisahkan dari aset biolojik atau produk yang

dihasilkan setelah aset biolojiknya dihentikan pertumbuhannya. Misalnya telur, buah

apel, dan pohon kayu yang ditebang.

International Accounting Standard (IAS) 41 ini diterapkan untuk produk

agrikultural, yang merupakan produk dari suatu aset biolojik suatu entitas hanya

sampai pada titik panen. Oleh karena itu, standar ini tidak mengatur pengolahan

produk agrikultural setelah panen. Sehingga, pengolahan produk agrikultural setelah

panen akan merujuk kepada IAS 2 mengenai Inventory (Persediaan) atau standar lain

yang dapat diterapkan.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI petunjuk dari ... - thesis…thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00361-AK Bab2001.pdf · memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi dalam rangka mengantisipasi

17

Berikut ini terdapat tabel 2.1 yang menyajikan contoh dari aset biolojik,

produk agrikultural, dan produk agrikultural setelah panen (telah diproses). Dimana

ruang lingkup dari IAS 41 hanya mencakup kolom aset biolojik dan produk

agrikultural. Sedangkan kolom produk agrikultural setelah panen (telah diproses)

dapat diukur berdasarkan IAS 2 mengenai Inventory (Persediaan).

Tabel 2.1

CONTOH ASET BIOLOJIK, PRODUK AGRIKULTURAL DAN PRODU K

AGRIKULTURAL SETELAH PANEN (TELAH DIPROSES)

Sumber : International Accounting Standards (IAS) 41

Aset Biolojik Produk Agrikultural Produk Agrikultural Setelah

Panen (Telah Diproses)

Domba Wol Benang, Karpet, Pakaian

Pepohonan di hutan Pohon yang sudah

ditebang

Kayu gelondongan

Tumbuhan Katun Baju

Kapuk Bantal

Tebu yang dipanen Gula

Sapi perah Susu Keju

Ayam Daging, Telur Sosis, Telur Asin

Tanaman Anggur Buah anggur Wine

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI petunjuk dari ... - thesis…thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00361-AK Bab2001.pdf · memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi dalam rangka mengantisipasi

18

Dalam ruang lingkup IAS 41 dijelaskan bahwa standar ini tidak diaplikasikan

untuk:

1. Tanah yang berkaitan dengan aktivitas agrikultural (lihat IAS 16 Aset Tetap

dan IAS 40 Investasi Properti).

2. Aset tidak berwujud yang terkait dengan aktivitas agrikultural (lihat IAS 38

Aset Tidak Berwujud).

Berikut ini disajikan gambar 2.1 mengenai skema terhadap ruang lingkup

International Accounting Standard 41 yang bertujuan untuk memudahkan

pemahaman dalam IAS 41.

Gambar 2.1

SKEMA RUANG LINGKUP IAS 41

Sumber : International Accounting Standards (IAS) 41

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI petunjuk dari ... - thesis…thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00361-AK Bab2001.pdf · memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi dalam rangka mengantisipasi

19

2.3.2 Kriteria Pengakuan

Sebuah entitas harus mengakui aset biolojik atau produk agrikultural pada

saat dan hanya pada saat (IAS 41:10):

1. Entitas mengendalikan aset sebagai hasil dari kejadian masa lalu.

Pengendalian atas suatu aset dapat dibuktikan dengan adanya kepemilikan

legal, sebagai contoh dalam kegiatan ternak, kepemilikan legal dilakukan

dengan pemberian tanda dengan cap atau menandai ternak tersebut pada saat

akuisisi, kelahiran atau penyembelihan. (IAS 41:11)

2. Adanya kemungkinan manfaat ekonomis di masa datang yang akan mengalir

ke entitas terkait dengan aset . Manfaat ekonomis di masa datang biasanya

ditentukan dengan mengukur atribut fisik yang signifikan. (IAS 41:11)

3. Fair Value (nilai wajar) atau biaya dari aset dapat diukur dengan andal.

2.3.3 Kriteria Pengukuran

Dalam IAS 41 paragraf 12, dinyatakan bahwa aset biolojik harus diukur pada

pengakuan awal dan pada setiap akhir periode pelaporan diukur berdasarkan nilai

wajar dikurangi dengan biaya untuk menjual. Kriteria ini digunakan apabila nilai

wajar dari aset biolojik tersebut bisa diukur dengan andal.

Namun, apabila harga atau nilai yang ditentukan pasar tidak tersedia serta

estimasi alternatif nilai wajar dipastikan tidak andal dari pengakuan awal suatu aset

biolojik, maka aset biolojik harus diukur pada biaya dikurang segala akumulasi

depresiasi dan akumulasi kerugian penurunan nilai (impairment losses).

Terdapat pernyataan lain bahwa nilai wajar untuk segala jenis aset tidak

lancar yang direklasifikasi menjadi dimiliki untuk dijual (held for sale) dalam ruang

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI petunjuk dari ... - thesis…thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00361-AK Bab2001.pdf · memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi dalam rangka mengantisipasi

20

lingkup IFRS 5 Non-Current Assets Held for Sale and Discontinued Operations

dapat selalu diukur dengan andal nilai wajarnya.

Pengukuran terhadap produk agrikultural yang dipanen dari aset biolojik juga

diukur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pada titik panen. Hasil dari

perhitungan pada titik panen itulah yang akan digunakan dalam penerapan IAS 2

Inventory atau IFRS lain yang bisa diaplikasikan.

Penentuan nilai wajar untuk aset biolojik atau produk agrikultural dapat

dilakukan dengan mengelompokkan aset biolojik atau produk agrikultural

berdasarkan atribut yang signifikan seperti umur atau kualitas. Umumnya entitas

memilih atribut yang sesuai dengan atribut yang digunakan di pasar sebagai dasar

untuk penetapan harga (IAS 41:15).

Di samping itu, entitas sering membuat suatu kontrak dalam rangka untuk

menjual aset biolojik maupun produk agrikultural pada suatu tanggal yang disetujui

di masa yang akan datang dengan suatu tingkat harga yang disetujui. Namun,

pembuatan harga kontrak ini tidak sesuai dengan IAS 41 dikarenakan harga kontrak

tidak relevan dalam menentukan nilai wajar sebab nilai wajar harus mencerminkan

harga pasar pada saat ini dimana penjual dan pembeli bersedia untuk melakukan

suatu transaksi. Apabila dalam beberapa kasus, kontrak untuk menjual aset biolojik

maupun produk agrikultural merupakan kontrak memberatkan (onerous contract),

dimana harga eksekusi kontrak yang disetujui lebih rendah dari nilai wajar dikurang

biaya untuk menjual pada saat eksekusi kontrak, maka nilai yang dicatat adalah nilai

dari kontrak yang telah disetujui tersebut.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI petunjuk dari ... - thesis…thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00361-AK Bab2001.pdf · memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi dalam rangka mengantisipasi

21

2.3.3.1 Nilai Wajar

Nilai wajar (fair value) menurut IAS 41 paragraf 8 adalah jumlah yang

dipakai untuk mempertukarkan suatu aset antara pihak-pihak yang berkeinginan dan

memiliki pengetahuan yang memadai dalam suatu transaksi dengan wajar (arm’s

length transaction). Umumnya nilai wajar dalam aset didasarkan pada lokasi dan

kondisi saat ini.

Namun, dalam beberapa kondisi dimana harga atau nilai yang ditentukan oleh

pasar tidak tersedia bagi aset biolojik dalam kondisinya yang sekarang. Sehingga

untuk menentukan nilai wajar dari aset biolojik, entitas harus menggunakan nilai

sekarang dari arus kas yang diharapkan (present value of expected net cash flows)

dari suatu aset biolojik yang didiskontokan dengan tarif yang ditentukan pasar pada

saat ini.

Tujuan dilakukan perhitungan seperti yang dijelaskan di atas adalah untuk

menentukan nilai wajar dari aset biolojik pada kondisi dan lokasinya yang sekarang.

Perusahaan harus mempertimbangkan hal ini dalam menentukan tarif diskon yang

sesuai.

Dalam menentukan nilai sekarang dari arus kas bersih yang diharapkan,

perusahaan menyertakan arus kas bersih dimana aset tersebut diharapkan akan

menghasilkan di pasar yang paling relevan, oleh para peserta pasar. Arus kas yang

diharapkan tersebut tidak termasuk pembiayaan aset (financing the assets),

perpajakan (taxation), dan pembangunan kembali (re-establishing) aset biolojik

setelah panen (sebagai contoh, biaya penanaman kembali pohon di ladang hutan

setelah panen).

Dijelaskan dalam IAS 41 paragraf 23 bahwa dalam menentukan arus kas,

perusahaan harus mempertimbangkan variasi-variasi yang juga dapat terjadi pada

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI petunjuk dari ... - thesis…thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00361-AK Bab2001.pdf · memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi dalam rangka mengantisipasi

22

nilai wajar. Maka dari itu, perusahaan harus menghubungkan ekspetasi mengenai

variasi-variasi yang memungkinkan tersebut, baik dalam arus kas yang diharapkan,

atau dalam tarif diskon yang digunakan , atau bisa menggunakan kombinasi dari

keduanya. Dalam menentukan sebuah tarif diskon, perusahaan harus menggunakan

asumsi yang konsisten dengan yang digunakan dalam perkiraan arus kas yang

diharapkan. Hal ini dilakukan untuk menghindari efek dari beberapa asumsi yang

menjadi double-counted atau double-ignored.

Dalam beberapa kondisi, biaya dapat memperkirakan nilai wajar dari suatu

aset biolojik, terutama pada saat:

1. Transformasi biolojik yang terjadi masih belum signifikan sejak biaya awal

terjadi (sebagai contoh, bibit tanaman yang baru ditanam ketika mendekati

akhir dari periode pelaporan).

2. Dampak dari transformasi biolojik terhadap harga tidak diperkirakan menjadi

material (sebagai contoh, pertumbuhan awal dari siklus produksi pohon pinus

selama 30 tahun).

Aset biolojik seringkali terikat secara fisik pada tanah (sebagai contoh,

pepohonan di sebuah hutan). Oleh sebab itu, tidak ada pasar terpisah untuk aset

biolojik yang terikat pada tanah, namun pasar aktif masih ada untuk aset yang

dikombinasikan, yaitu aset biolojik, tanah dan perbaikan atau pengembangan tanah

sebagai satu paket.

Perusahaan boleh menggunakan informasi mengenai aset yang

dikombinasikan untuk menentukan nilai wajar dari aset biolojik. Sehingga nilai wajar

dari tanah dan perbaikan tanah, bisa dikurangkan dari nilai wajar dari suatu aset yang

dikombinasikan, untuk mendapatkan nilai wajar dari aset biolojik.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI petunjuk dari ... - thesis…thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00361-AK Bab2001.pdf · memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi dalam rangka mengantisipasi

23

2.3.3.2 Pasar Aktif

Dalam IAS 41 paragraf 8 terdapat istilah pasar aktif (active market) yang

didefinisikan sebagai sebuah pasar yang memenuhi kondisi-kondisi seperti berikut:

1. Barang-barang yang diperdagangkan di pasar bersifat sejenis atau homogen;

2. Penjual dan pembeli bersedia melakukan transaksi yang dapat dipertemukan

kapan saja; dan

3. Harga-harga tersedia bagi publik.

Apabila terdapat pasar aktif untuk aset biolojik atau produk agrikultural yang

sesuai dengan lokasi dan kondisi saat ini, maka harga dalam pasar dapat dijadikan

acuan yang tepat dalam menentukan nilai wajar pada aset. Dan apabila entitas

menemukan pasar aktif yang lain, maka entitas harus menentukan salah satu pasar

yang paling relevan untuk dijadikan acuan.

Namun, apabila pasar aktif tidak dapat ditemukan oleh entitas, sesuai dengan

penjelasan yang terdapat dalam IAS 41 paragraf 18 bahwa terdapat alternatif lain

yang tersedia untuk menentukan nilai wajar aset biolojik atau produk agrikultural

yaitu sebagai berikut :

1. Harga transaksi pasar terkini, yang disyaratkan dengan tidak adanya

perubahan keadaan ekonomi yang signifikan antara tanggal transaksi dan

masa akhir dari periode pelaporan;

2. Harga pasar untuk aset yang mirip, dengan penyesuaian untuk mencerminkan

perbedaan;

3. Benchmark terhadap sektor, seperti nilai dari sebuah kebun buah yang

dinyatakan per hektar, atau seekor sapi yang dinyatakan per kilogram dari

berat.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI petunjuk dari ... - thesis…thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00361-AK Bab2001.pdf · memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi dalam rangka mengantisipasi

24

Dijelaskan dalam IAS 41 paragraf 19, bahwa dalam beberapa kasus,

alternatif-alternatif yang dijelaskan di atas dapat menghasilkan suatu kesimpulan

yang berbeda-beda sehingga perusahaan harus mempertimbangkan alasan-alasan

dari setiap perbedaan tersebut, untuk mendapatkan kesimpulan akhir mengenai

estimasi nilai wajar yang paling andal diantara beberapa pilihan dari estimasi yang

layak.

Berikut ini disajikan gambar 2.2 mengenai pengukuran aset biolojik

berdasarkan IAS 41.

Gambar 2.2

PENGUKURAN ASET BIOLOJIK IAS 41

Sumber : International Accounting Standards (IAS) 41

2.3.4 Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan atau kerugian pada saat pengakuan awal dari suatu aset biolojik

(yang diukur pada nilai wajar dikurang biaya untuk menjual dan dari perubahan nilai

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI petunjuk dari ... - thesis…thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00361-AK Bab2001.pdf · memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi dalam rangka mengantisipasi

25

wajar dikurang biaya untuk menjual aset biolojik) harus dimasukkan dalam laporan

laba rugi pada periode yang bersangkutan (IAS 41 paragraf 26).

Implikasi untuk hasil yang akan dipanen sama juga dengan pengakuan awal

aset biolojik, dimana suatu entitas harus mengakui keuntungan atau kerugian dari

hasil yang akan dipanen pada saat pemanenan, jika nilai wajar hasil yang dipanen

berbeda dengan nilai wajar sebelum saat pemanenan.

2.3.5 Ayat Jurnal

Terdapat tiga kejadian utama dalam melakukan ayat jurnal IAS 41. Kejadian

yang pertama adalah saat pengukuran kembali aset biolojik sebelum panen,

selanjutnya adalah pada saat mencatat persediaan saat panen, dan yang terakhir

adalah pada saat pengukuran kembali aset biolojik saat panen.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan apel yang ingin melakukan panen dari

buah apel. Pohon apel tersebut sudah cukup tua untuk menghasilkan buah apel. Nilai

wajar dari buah apel yang hendak dipanen (setelah dikurangi biaya untuk menjual)

adalah sebesar Rp 500.000. Maka jurnal yang harus dibuat antara lain:

a. Pengukuran kembali aset biolojik sebelum panen

Dr. Biological Asset_Apple trees Rp 500.000 -

Cr.Unrealized Holding Gain or Loss - Rp 500.000

b. Pencatatan persediaan saat panen

Dr. Inventory (apples) Rp 500.000 -

Cr. Gain on harvest of apples - Rp 500.000

c. Pengukuran kembali aset biolojik saat panen

Dr.Unrealized Holding Gain or Loss Rp 500.000 -

Cr. Biological Asset_ Apples trees - Rp500.000

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI petunjuk dari ... - thesis…thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00361-AK Bab2001.pdf · memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi dalam rangka mengantisipasi

26

2.3.6 Pengungkapan

Beberapa item yang harus diungkapkan oleh entitas dalam IAS 41 paragraf

40-49 yaitu sebagai berikut:

1. Entitas harus mengungkapkan agregat keuntungan atau kerugian yang timbul

saat pengakuan awal aset biolojik dan produk agrikultural serta

mengungkapkan perubahan nilai wajar dikurang biaya untuk menjual dari

aset biolojik.

2. Entitas harus memberikan deskripsi atau penjelasan dari masing-masing

kelompok aset biolojik. Pemberian deskripsi aset biolojik harus membedakan

antara:

a. Aset biolojik yang dapat dikonsumsi (consumable) adalah aset biolojik

dimana hewan atau tumbuhan itu sendiri turut dipanen (menjadi produk

agrikultural), contohnya adalah ternak yang dimiliki untuk dijual, ikan di

peternakan, gandum dan jagung.

b. Aset biolojik pengusung (bearer) adalah hewan atau tumbuhan yang

menghasilkan produk agrikultural, contohnya adalah ternak yang

menghasilkan susu, pohon anggur yang menghasilkan buah anggur,

namun pohon anggurnya tidak menjadi produk agrikultural.

c. Aset biolojik yang sudah dewasa (mature) adalah aset biolojik yang telah

mencapai spesifikasi untuk dipanen (untuk aset biolojik yang dapat

dikonsumsi) atau aset biolojik yang mampu mempertahankan panen

secara rutin (untuk aset biolojik pengusung).

d. Aset biolojik yang belum dewasa (immature)

Perbedaan tersebut dapat memberikan informasi yang mungkin bermanfaat

dalam menilai arus kas masa depan.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI petunjuk dari ... - thesis…thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00361-AK Bab2001.pdf · memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi dalam rangka mengantisipasi

27

3. Jika tidak diungkapkan dalam publikasi informasi di laporan keuangan,

entitas harus menjelaskan hal-hal berikut ini:

a. Sifat dari aktivitas perusahaan untuk masing-masing kelompok aset

biolojik; dan

b. Pengukuran atau estimasi non-keuangan dari kuantitas fisik setiap

kelompok dari aset biolojik yang dimiliki perusahaan pada akhir periode

dan keluaran (output) produk agrikultural selama periode tertentu.

4. Entitas harus mengungkapkan metode dan asumsi signifikan yang digunakan

dalam menentukan nilai wajar untuk setiap kelompok dari produk agrikultural

saat panen dan untuk setiap kelompok aset biolojik.

5. Entitas harus mengungkapkan nilai wajar dikurang biaya untuk menjual dari

produk agrikultural yang telah dipanen selama periode tertentu, ditentukan

saat titik panen.

6. Entitas juga harus mengungkapkan:

a. Keterjadian dan nilai perolehan dari aset biolojik yang bersifat terbatas,

dan nilai perolehan dari aset biolojik yang dikaitkan sebagai jaminan

hutang;

b. Nilai komitmen untuk pengembangan atau akuisisi dari aset biolojik;

c. Strategi-strategi manajemen resiko keuangan yang terkait dengan

aktivitas agrikultural.

Pada IAS paragraf 50, juga dinyatakan bahwa perusahaan harus menyajikan

rekonsiliasi dari perubahan nilai perolehan dari aset biolojik awal dan akhir pada

periode sekarang. Rekonsiliasi tersebut termasuk:

1. Keuntungan/kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dikurang biaya

untuk menjual;

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI petunjuk dari ... - thesis…thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00361-AK Bab2001.pdf · memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi dalam rangka mengantisipasi

28

2. Peningkatan yang disebabkan oleh pembelian;

3. Penurunan yang berasal dari penjualan dan aset biolojik yang diklasifikasi

sebagai dimiliki untuk dijual (atau dimasukkan ke dalam sebuah kelompok

pelepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual) sesuai IFRS 5

Non Current Assets Held for Sale and Discontinued Operations;

4. Penurunan disebabkan oleh panen;

5. Peningkatan disebabkan oleh kombinasi bisnis (business combinations);

6. Perbedaan pertukaran bersih (net exchange) yang timbul pada translasi dari

laporan keuangan kepada satuan mata uang presentasi yang berbeda, dan pada

translasi dari operasi luar negeri kepada presentasi satuan mata uang

presentasi dari entitas pelapor;dan

7. Perubahan lainnya.

2.3.6.1 Pengungkapan Tambahan Aset Biolojik Ketika Nilai Wajar Tidak Dapat

Diukur Secara Andal

Jika entitas mengukur aset biolojik pada biaya dikurangi dengan akumulasi

penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai pada akhir periode, maka

entitas harus mengungkapkan aset biolojik seperti ketentuan berikut ini (IAS 41:

54):

1. Deskripsi atau penjelasan dari aset biolojik;

2. Penjelasan mengenai mengapa nilai wajar tidak dapat diukur dengan andal;

3. Jika memungkinkan, kisaran perkiraan dimana nilai wajar sangat mungkin

tidak dapat dipercaya;

4. Metode depresiasi yang digunakan;

5. Masa manfaat atau tarif depresiasi yang digunakan;dan

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI petunjuk dari ... - thesis…thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00361-AK Bab2001.pdf · memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi dalam rangka mengantisipasi

29

6. Nilai perolehan kotor (the gross carrying amount) dan akumulasi depresiasi

(digabungkan dengan akumulasi kerugian penurunan nilai) pada awal dan

akhir periode.

2.4 Aspek Perpajakan di Indonesia

Undang-Undang Pajak Penghasilan dalam pasal 4 menyebutkan bahwa selisih

lebih penilaian kembali aktiva (aset tetap) merupakan objek pajak. Penjelasan

mengenai penilaian kembali aktiva tetap ini akan dijabarkan lebih lanjut dalam

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK 03/2008.

Dalam PMK Nomor 79/PMK 03/2008 pasal 1 dijelaskan bahwa perusahaan

yang dapat melakukan penilaian kembali aktiva tetap adalah Wajib Pajak badan

dalam negeri dan bentuk usaha tetap (BUT) namun tidak termasuk perusahaan yang

memperoleh izin menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata

uang Dollar Amerika Serikat. Perusahaan yang ingin melakukan penilaian kembali

aktiva tetap harus mengajukan permohonan terlebih dahulu kepada Direktur Jendral

Pajak (DJP).

Ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PMK Nomor 79/ PMK 03/ 2008

adalah sebagai berikut:

1. Penilaian kembali aktiva tetap perusahaan dilakukan terhadap seluruh aktiva

tetap berwujud termasuk atau tidak termasuk tanah yang berada di Indonesia.

2. Penilaian kembali aktiva tetap perusahaan dilakukan berdasarkan nilai pasar

atau nilai wajar yang berlaku pada saat penilaian kembali aktiva tetap yang

ditetapkan oleh perusahaan jasa penilai atau ahli penilai. Jika nilai pasar atau

nilai wajar tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya, maka Direktorat

Jenderal Pajak (DJP) yang menetapkan nilai pasar atau nilai wajar tersebut.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI petunjuk dari ... - thesis…thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00361-AK Bab2001.pdf · memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi dalam rangka mengantisipasi

30

3. Penilaian kembali aktiva tetap perusahaan tidak dapat dilakukan kembali

sebelum lewat jangka waktu lima tahun terhitung sejak penilaian kembali

aktiva tetap perusahaan yang terakhir dilakukan.

4. Selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap perusahaan dikenakan Pajak

Penghasilan yang bersifat final sebesar 10%.

2.5 Penelitian Terdahulu

Hasil dari penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh:

1. Deden Riyadi (Universitas Indonesia, 2010) dengan penelitian berjudul

“Analisis Nilai Wajar Tanaman Kelapa Sawit Berdasarkan International

Accounting Standard 41 Dibandingkan Dengan Berdasarkan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan 16 Aset Tetap: Studi Pada PT Agro Indonesia“.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai wajar tanaman kelapa

sawit berbasis harga pasar dalam IAS 41 berbeda dengan PSAK 16 yang

menggunakan biaya perolehan. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan

bahwa adanya persamaan nilai wajar pada PSAK 16 model revaluasi dengan

IAS 41 apabila menggunakan pendekatan yang sama, namun penerapannya

berbeda pada laporan keuangan.

2. Santana Luwia (Universitas Bina Nusantara, 2011) dengan penelitian

berjudul “ Analisis Pengakuan, Pengukuran dan Penyajian Aset Biolojik Pada

PT Dinamika Cipta Sentosa Menurut IAS 41: Agriculture”. Objek penelitian

bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan pabrik pengelolaan kelapa

sawit. Hasil penelitian yaitu berupa laporan posisi keuangan, laporan laba

rugi komprehensif, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan untuk

akun yang berkaitan dengan aset biolojik saja. Penelitian ini juga

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI petunjuk dari ... - thesis…thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-00361-AK Bab2001.pdf · memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi dalam rangka mengantisipasi

31

mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan angka untuk tanaman belum

menghasilkan dan tanaman menghasilkan.

3. Yohanes Handoko Aryanto (2011) dengan penelitian berjudul “Theoretical

Failure of IAS 41: Agriculture”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

aspek teoritis pada IAS 41 mengenai Agriculture. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa penerapan IAS 41 perlu dilakukan peninjauan kembali

karena pengadopsian IAS 41 di beberapa negara menunjukkan bahwa

keterbandingan pada karakteristik kualitatif tidak tercapai karena perbedaan

penggunaan model pengukuran yang berbeda di masing-masing negara serta

adanya permasalahan pajak yang menyebabkan penolakan penerapan dalam

IAS 41.