landasan teori dan pengembangan hipotesis auditingthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2011-2-00409-ak...

21
9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Auditing Menurut Agoes (2007:3) “Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan kewajaran laporan keuangan tersebut.” Menurut Konrath (2002:5) “Auditing adalah suatu proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan- kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Sementara itu Arens, Beasley, dan Elder (2010:4) memberikan definisi sebagai “Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person.” Dari definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa auditing adalah suatu proses sistemasis untuk mendapatkan dan mengevaluasi informasi dan bukti kegiatan- kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi yang telah dilaporkan dalam laporan keuangan yang telah disusun manajemen yang dilakukan secara kritis dan sistemasis oleh auditor yang independen dan kompeten dan melaporkan hasilnya dalam bentuk laporan hasil audit kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Upload: lythuy

Post on 06-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Auditingthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00409-AK Bab2001.pdf · dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. ... bertanggung jawab

9

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

II.1 Auditing

Menurut Agoes (2007:3) “Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan

secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan

yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti

pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan kewajaran laporan keuangan

tersebut.”

Menurut Konrath (2002:5) “Auditing adalah suatu proses sistematis untuk secara

objektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-

kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara

asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya

kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Sementara itu Arens, Beasley, dan Elder (2010:4) memberikan definisi sebagai

“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information and

established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person.”

Dari definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa auditing adalah suatu

proses sistemasis untuk mendapatkan dan mengevaluasi informasi dan bukti kegiatan-

kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi yang telah dilaporkan dalam laporan keuangan

yang telah disusun manajemen yang dilakukan secara kritis dan sistemasis oleh auditor

yang independen dan kompeten dan melaporkan hasilnya dalam bentuk laporan hasil

audit kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Page 2: LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Auditingthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00409-AK Bab2001.pdf · dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. ... bertanggung jawab

10

II.2 Jenis-Jenis Audit

Agoes (2004:9) menjelaskan jenis audit ditinjau dari jenis pemeriksaannya

dibedakan menjadi:

1) Management audit (operational audit)

Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk

kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional tersebut sudah dilakukan secara

efektif, efisien, dan ekonomis.

2) Compliance audit (pemeriksaan ketaatan)

Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan sudah

mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang

ditetapkan oleh pihak intern perusahaan (manajemen, dewan komisaris) maupun

pihak ekstern (pemerintah, Bapepam, Bank Indonesia, Direktorat Jendral Pajak,

dan lain-lain).

3) Internal audit (pemeriksaan intern)

Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap

laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap

kebijakan manajemen yang telah ditentukan.

4) Computer audit

Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data akuntansinya

dengan menggunakan EDP (Electronic Data Precessing) system. Ada dua

metode yang biasa dilakukan auditor :

a. Audit around computer

b. Audit through the computer.

Page 3: LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Auditingthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00409-AK Bab2001.pdf · dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. ... bertanggung jawab

11

II.3 Standar Auditing

Auditor harus berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)

yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Standar ini disebut sebagai

Pernyataan Standar Auditing (PSA). Standar tersebut digunakan auditor sebagai

pedoman pelaksanaan audit atas laporan keuangan klien. Standar Profesional Akuntan

Publik (SPAP) 2011, Standar Auditing seksi 150, menjelaskan mengenai standar

auditing yang terdiri dari :

1) Standar umum

a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian

dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi

dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

2) Standar Pekerjaan Lapangan

a. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus

diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan

lingkup pengujian yang harus dilakukan.

b. Pekerjaan harus direncanakan sebaik – baiknya dan jika digunakan

assisten harus disupervisi dengan semestinya.

c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang

memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang

diaudit.

Page 4: LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Auditingthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00409-AK Bab2001.pdf · dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. ... bertanggung jawab

12

3) Standar Pelaporan

a. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

b. Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang didalamnya prinsip

akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan

keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi

yang ditetapkan dalam periode sebelumnya.

c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang

memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.

d. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai

laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa penyataan

demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak

dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal yang

mana auditor dihubungkan dengan laporan keuangan, laporan auditor

harus memuat tanggung jawab yang dipikulnya.

II.4 Jenis-Jenis Auditor

Secara garis besar terdapat empat jenis auditor yang dikenal umum, yaitu auditor

publik (akuntan independen), auditor pemerintah, auditor pajak, dan auditor intern.

1) Auditor Publik

Auditor publik, disebut juga auditor independen, adalah auditor yang berkerja di

Kantor Akuntan Publik (KAP) yang bertanggung jawab atas audit laporan

keuangan historis dari seluruh perusahaan publik dan perusahaan lainnya, baik

perusahaan besar, kecil, ataupun organisasi yang tidak bertujuan mencari laba.

2) Auditor Pemerintah

Page 5: LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Auditingthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00409-AK Bab2001.pdf · dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. ... bertanggung jawab

13

Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan

pada instansi-instansi pemerintah.

3) Auditor Pajak

Direktorat Jendral Pajak (DJP) yang berada di bawah Departemen Keuangan RI,

bertanggung jawab atas penerimaan negara dari sektor perpajakan dan penegakan

hukum dalam pelaksanaan ketentuan perpajakan.

4) Auditor Intern

Auditor intern merupakan auditor yang bekerja pada suatu perusahaan yang

melakukan audit bagi kepentingan manajemen perusahaan.

II.5 Opini Auditor

Opini auditor dalam Agoes (2007:49) dibagi menjadi lima, yaitu :

1) Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified opinion)

Pendapat wajar tanpa pengecualian berarti auditor menyatakan bahwa laporan

keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi

keuangan, hasil usaha, perubahan ekuistas, dan arus kas suatu entitas sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia,

2) Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan

dalam laporan audit bentuk baku (Unqualified opinion with explanatory

language)

Pendapat ini diberikan jika terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor

menambahkan paragraf penjelas dalam laporan audit meskipun tidak

mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh auditor.

3) Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified opinion)

Page 6: LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Auditingthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00409-AK Bab2001.pdf · dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. ... bertanggung jawab

14

Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan

menyajikan secara wajar, kecuali untuk dampak hal yang berkaitan dengan yang

dikecualikan,

4) Pendapat tidak wajar (Adverse opinion)

Pendapat ini dinyatakan bila menurut pertimbangan auditor laporan keuangan

secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum di Indonesia,

5) Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer Opinion)

Auditor dapat tidak menyatakan suatu pendapat bilaman ia tidak dapat

merumuskan atau tidak merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran laporan

keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

II.6 Kantor Akuntan Publik

Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah tempat penyediaan jasa profesi akuntan

publik bagi masyarakat. Sedangkan akuntan publik atau auditor adalah akuntan yang

berpraktik dalam KAP yang menyediakan berbagai jasa yang diatur dalam SPAP dan

melaksanakan penugasan audit atas laporan keuangan historis, yang menyediakan jasa

audit atas dasar standar auditing yang tercantum dalam SPAP.

Dalam melakukan jasanya, auditor harus berada dalam suatu badan hukum yang

biasa disebut KAP. Auditor dapat bertindak baik sebagai partner maupun sebagai

pegawai pemeriksa dalam KAP tersebut dan KAP dapat berbentuk KAP perseorangan,

yang terdiri dari seorang partner, maupun KAP persekutuan, yang terdiri dari beberapa

partner.

Pola umum dari struktur hirarki personal dalam KAP adalah sebagai berikut :

1) Partner,

Page 7: LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Auditingthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00409-AK Bab2001.pdf · dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. ... bertanggung jawab

15

2) Manajer,

3) Supervisor,

4) Auditor senior,

5) Auditor junior.

II.7 Kantor Akuntan Publik Berafiliasi

Di Indonesia peraturan mengenai kententuan KAP berafiliasi diatur oleh

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 Tentanga Akuntan Publik

pasal 35 samapi pasal 37dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008

Tentang Jasa Akuntan Publik pasal 27 sampai pasal 29. Kantor akuntan publik

berafiliasi adalah kantor akuntan publik yang melakukan kerjasama secara langsung

dengan satu Kantor Akuntan Publik Asing (KAPA) atau Organisasi Audit Asing (OAA).

Kerja sama yang dilakukan bersifat berkelanjutan yaitu tidak terbatas hanya

untuk penugasan tertentu yang dinyatakan dalam perjanjian kerja sama.kerja sama yang

dilakukan paling sedikit mencakup bidang jasa audit umum atas laporan keuangan yang

dinyatakan dalam perjanjian kerja sama. KAP yang melakukan kerja sama dengan

KAPA atau OAA dapat mencantumkan nama KAPA atau OAA bersama-sama dengan

nama KAP pada nama kantor, kepala surat, dokumen, dan media lainnya setelah

mendapat persetujuan Sekretaris Jenderal atas nama Menteri. Terdapat reviu mutu paling

sedikit sekali dalam 4 tahun oleh KAPA atau OAA yang dinyatakan dalam perjanjian

kerja sama. KAPA harus lolos syarat-syarat administratif terlebih dahulu sebelum bisa

melakukan kerja sama dengan KAP di Indonesia. KAP tidak boleh menggunakan nama

KAP atau OAA yang sedang digunakan oleh KAP lain.

Menteri dapat mencabut persetujuan pencantuman nama KAPA atau OAA

apabila kerja sama antara KAP dengan KAPA atau OAA berakhir, status terdaftar

Page 8: LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Auditingthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00409-AK Bab2001.pdf · dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. ... bertanggung jawab

16

KAPA atau OAA dibekukan, atau setatus terdaftar KAPA atau OAA dibatalkan.

Sturktur hirarki dan jasa yang diberikan oleh KAPA tidak berbeda dengan jasa yang

diberikan KAP.

II.8 Jasa-Jasa Yang Ditawarkan Kantor Akuntan Publik

Selain jasa pemeriksaan independen terhadap laporan keuangan klien yang

merupakan jasa utama, KAP juga menyediakan jasa atestasi dan assurance. KAP secara

berkesinambungan terus mengembangkan produk-produk dan jasa-jasa baru, termasuk

pula spesialisasi dalam perencanaan keuangan dan penilaian bisnis. Berikut jasa-jasa

yang ditawarkan oleh KAP secara umum, yaitu :

1) Jasa Akuntansi dan Pembukuan

Kebanyakan klien kecil dengan staf akuntansi yang terbatas menyerahkan

pembuatan laporan keuangannya kepada KAP. Sebagian dari klien kecil tersebut

bahkan tidak mempunyai cukup karyawan untuk mengerjakan buku besar dan

ayat jurnalnya. Selanjutnya, KAP melaksanakan serangkaian jasa akuntansi dan

pembukuan untuk memenuhi kebuthan dari para kliennya.

2) Jasa Perpajakan

KAP menyusun surat pemberitahuan pajak (SPT) pajak penghasilan dari

perusahaan dan perseorangan, baik yang merupakan klien audit maupun bukan.

Disamping itu, KAP juga memberukan jasa yang berhubungan dengan pajak

pertambahan nilai, pajak penjualan barang mewah, perencanaan perpajakan, dan

jasa perpajakan lainnya.

3) Jasa Konsultasi Manajemen

Sebagian besar KAP memberikan jasa tertentu yang membuat kliennya dapat

meningkatkan efektifitas operasinya. Jasa yang ditawarkan beragam, mulai dari

Page 9: LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Auditingthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00409-AK Bab2001.pdf · dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. ... bertanggung jawab

17

pemberian saran-saran sederhana guna meningkatkan sistem akuntansi klien

hingga saran dalam strategi pemasaran, isntalasi komputer, dan konsultasi

manfaat aktuaria.

II.9 Kualitas Audit

Parasuraman (1985) dalam Widagdo (2002:9) menyatakan bahwa ada 2 atibut

utama yang mempengaruhi kualitas jasa yaitu expected service dan perceved service.

Apabila jasa yang diterima atau dirasakan sudah sesuai dengan yang diharapkan maka

kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa yang diterima melampaui

harapan pelanggan maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal.

Sebaliknya jika kualitas jasa yang diperoleh lebih rendah dari pada yang diharapkan

maka kualitas jasa dikatakan kurang baik. Dengan demikian baik tidaknya kualitas jasa

tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya

secara konsisten.

Menurut Garvin (1990) dalam Widagdo (2002:9) ada 5 macam perspektif

kualitas yang berkembang. Kelima perspektif inilah yang bisa menjelaskan mengapa

kualitas diartikan secara berbeda-beda. Kelima perspektid itu adalah:

1) Trancedental approach, pendekatan ini memandang bahwa kualitas sebagai

innate excellence, dimana kualitas dapat dirasakan atau diketahui tetapi sulit

didefinisikan dan dioperasionalkan. Sudut pandang ini biasanya diterapkan

dalam dunia senin,

2) Product based approach, pendekatan ini menganggap bahwa kualitas merupakan

karakteristik atau atribut yang dapat dikuantiatifkan dan dapat diukur,

3) Used based approach, pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas

tergantung pada orang yang memandangnya, sehingga produk yang paling

Page 10: LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Auditingthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00409-AK Bab2001.pdf · dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. ... bertanggung jawab

18

memuaskan preferensi seseorang merupakan produk yang berkualitas paling

tinggi,

4) Manufacturing-based approach, pendekatan ini bersifat suplay-based dan

terutama memperhatikan praktik-praktik perekayasaan dan pemanufakturan,

serta mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian atau sama denga persyaratan,

5) Value based approach, pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan

harga.

Oleh karena itu, kualitas jasa dapat diukur oleh kepuasan dan pencapaian

ekspektasi yang diterima oleh pengguna jasa tersebut. Akan tetapi kualitas jasa

merupakan suatu bentuk abstrak yang sulit dipahami dan untuk mengukur tingkat

kualitas suatu jasa tidaklah mudah. Kualitas jasa yang dihasilkan suatu penyedia jasa

merupakan kunci penting dalam keberhasilan dan kesuksesan untuk masa sekarang dan

masa depan.

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan

auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar auditing dan standar pengendalian

mutu.

Selanjutnya De Angelo (1981) dalam Djamil (2003) mendefinisikan kualitas

audit (audit quality) sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan

melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya.

Probabilitas penemuan suatu pelanggaran tergantung pada kemampuan teknikal auditor

dan independensi auditor tersebut.

Mayangsari (2003) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa auditor yang ahli

dan independen memiliki pendapat yang berbeda dengan auditor yang memiliki salah

satu atau sama sekali tidak memiliki karakter tersebut. Pendapat auditor pada kelompok

Page 11: LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Auditingthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00409-AK Bab2001.pdf · dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. ... bertanggung jawab

19

ini mempunyai tingkat prediksi yang lebih baik dibandingkan pada kelompok yang lain.

Perbedaan pendapat tersebut dikarekanakan faktor independensi. Auditor yang

independen memberikan pendapat yang lebih tepat dibandingkan auditor yang tidak

independen. Auditor yang lebih mampu menghasilkan pendapat yang lebih baik

mengindikasikan bahwa kualitas audit yang yang dihasilkan juga lebih baik.

Peneliti berasumsi bahwa kualitas audit adalah kemungkinan (probability)

auditor, dalam melakukan audit, dapat menemukan segala pelanggaran yang terjadi pada

laporan keuangan yang dihasilkan manajemen klien dan melaporkannya dalam laporan

audit. Auditor dituntut untuk menghasilkan kualitas audit yang baik kerena kualitas audit

yang baik dapat meyakinkan pihak-pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan

yang telah diaudit dalam pengambilan keputussan ekomomi.

II.10 Pengembangan Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang menjadi objek penelitian.

Teradapat lima variabel independen yang biasa disebut dengan variabel bebas yang

terdiri dari independensi, pengetahuan, pengalaman, audit tenure, dan peer review.

Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah kualitas audit.

II.10.1 Independensi

Independensi merupakan sikap mental auditor yang bebas dari pengaruh pihak

luar. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) 2011 SA seksi 220 tentang

independensi menjelaskan bahwa auditor yang bersikap independen, yaitu auditor yang

tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan

umum. Auditor berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik

perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan

atas laporan auditor, seperti calon-calon pemilik dan kreditur.

Page 12: LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Auditingthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00409-AK Bab2001.pdf · dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. ... bertanggung jawab

20

Secara umum independensi terdiri dari dua yaitu independensi dalam kenyataan

dan dalam penampilan. Independensi dalam kenyataan merupakan sikap mental yang

benar-benar ada dalam kenyataan ketika auditor dapat mempertahankan sikap yang tidak

memihak sepanjang pelaksanaan audit. Independensi ini terutama ditujukan ke pribadi

auditor dalam melaksanakan auditnya. Sehingga independensi dalam kenyataan ini sulit

untuk dinilai oleh orang atau pihak lain selain auditor sendiri.

Independensi dalam penampilan adalah hasil interprestasi atau persepsi orang

atau pihak lain mengenai independensi auditor. Walaupun auditor dapat

mempertahankan independensi dalam kenyataan, namun apabila pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap laporan keuangan yakin bahwa auditor memihak kepada

auditee maka opini dari hasil yang telah dibuat oleh auditor tidak akan credible lagi.

Independensi merupakan dasar dari struktur filosofi profesi. Bagaimana

kompetennya seorang auditor dalam melaksanakan audit dan jasa atestasi lainnya,

pendapatnya akan menjadi kurang bernilai bagi mereka yang mengandalkan laporan

auditor apabila auditor tersebut tidak independen. Dalam memberikan jasa-jasa tersebut

para anggora harus bersikpa independen dalam segala hal, artinya para anggora harus

bertindak dengan integritas dan objektivitas (Boynton, 2003:103).

II.10.2 Pengetahuan

Dalam SPAP 2011 tentang standar umum menjelaskan bahwa dalam melakukan

audit, auditor harus memiliki keahlian dan struktur pengetahuan yang cukup. Meinhard

(1987) dalam Elfrani (2007:30) menyatakan bahwa pengetahuan dapat diukur dari

seberapa tinggi pendidikan seorang auditor karena dengan demikian auditor akan

mempunyai semakin banyak pengetahuan (pandangan) mengenai bidang yang

Page 13: LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Auditingthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00409-AK Bab2001.pdf · dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. ... bertanggung jawab

21

digelutinya sehingga dapat mengetahuui berbagai masalah secara lebih mendalam, selain

itu auditor akan lebih mudah dalam mengikuti perkembangan yang semakin kompleks.

Harhinto (2004) dalam Elfrani (2007:30) menemukan bahwa pengetahuan akan

mempengaruhi keahlian audit yang pada gilirannya akan menentukan kualitas audit.

Kusharyanti (2003:26) menjelaskan secara umum ada 5 pengetahuan yang harus

dimiliki oleh auditor, yaitu:

1) Pengetahuan pengauditan umum,

2) Pengetahuan area fungsional,

3) Pengetahuan mengenai isu-isu akuntansi yang paling baru,

4) Pengetahuan mengenai industri khusus,

5) Pengetahuan mengenai bisnis umum serta penyelesaian masalah.

Auditor dengan pendidikan tinggi akan memiliki pandangan yang lebih luas

mengenai banyak hal. Semakin tinggi pendidikan auditor maka akan semakin banyak

pengetahuan mengenai bidang audit, sehingga dapat mengetahui sebuah pemasalahan

lebih dalam. Dengan ilmu pengetahuan yang luas, auditor akan lebih mudah dalam

mengikuti perkembangan yang semakin dinamis.

II.10.3 Pengalaman

Pengalaman auditor dapat dilihat dari jenjang jabatan dalam struktur tempat

auditor bekerja, lamanya auditor telah bekerja, banyaknya klien yang telah diaudit, jenis

bisnis klien yang telah diaudit, keahlian yang dimiliki, serta pelatihan-pelatihan yang

pernah diikuti. Pengalaman berkaitan dengan tingkat ketelitian auditor.

Menurut Tubbs (1992) dalam Mayangsari (2003:5), auditor yang berpengalaman

memiliki keunggulan dalam hal mendeteksi kesalahan, memahami kesalahan secara

akurat, dan mencari penyebab kesalahan. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin

Page 14: LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Auditingthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00409-AK Bab2001.pdf · dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. ... bertanggung jawab

22

berpengalaman seorang auditor, mereka semakin peka dengan kesalahan, semakin peka

dengan kesalahan yang tidak biasa dan semakin memahami hal-hal lain yang terkait

dengan kesalahan yang ditemukan.

Auditor yang lebih berpengalaman akan lebih cepat tanggap dalam mendeteksi

kekeliruan yang terjadi. Bertambahnya pengalaman kerja auditor juga akan

meningkatkan ketelitian dalam melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan

dengan tingkat ketelitian yang tinggi akan menghasilkan laporan audit yang berkualitas.

Pengalaman profesional auditor dapat diperoleh dari pelatihan-pelatihan. Pengalaman

kerja seorang auditor akan mendukung keterampilan dan kecepatan dalam

menyelesaikan tugas-tugasnya sehingga tingkat kesalahan akan semakin berkurang.

II.10.4 Audit Tenure

Audit tenure adalah lamanya waktu atau proses audit atas laporan keuangan klien

yang dilakukan auditor. Di Indonesia, masalah audit tenure atau masa kerja auditor

dengan klien sudah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No.17/PMK.01/2008

tentang jasa akuntan publik. Keputusan menteri tersebut membatasi masa kerja auditor

paling lama 3 tahun berturut-turut untuk klien yang sama dan 6 tahun berturut-turut

untuk Kantor Akuntan Publik (KAP) mengaudit klien yang sama berturut-turut.

Pembatasan ini dimaksudkan agar auditor dan KAP tidak terlalu dekat dengan klien

sehingga dapat mencegah terjadinya skandal akuntansi.

Penelitian yang dilakukan oleh Gosh dan Moon (2003) dalam Kusharyanti

(2003) menghasilkan temuan bahwa kualitas audit meningkat dengan semakin lamanya

audit tenure. Penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Indah (2010)

dimana menghasilkan semakin lama hubungan auditor atau KAP dengan klien maka bisa

berakibat semakin menurunnya tingkat kualitas audit, karena semakin lama auditor atau

Page 15: LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Auditingthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00409-AK Bab2001.pdf · dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. ... bertanggung jawab

23

KAP berhubungan dengan klien akan mengakibatkan auditor akan menjadi bias dan

tidak melaporkan kesalahan klienya. Deis dan Giroux (1992) dalam Djamil (2003) juga

menemukan bahwa semakin lama audit tenure, kualitas audit akan semakin menurun.

Hubungan yang lama antara auditor dengan klien mempunyai potensi untuk menjadikan

auditor tidak indepeden dalam melaksanakan tugasnya karena sudah memiliki hubungan

baik denga klien sehingga dapat melakukan prosedur audit yang kurang inovatif dan

selalu tergantung pada pernyataan manajemen.

II.10.5 Peer review

Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2003:37) peer review adalah review

(penelaahan) yang dilakukan akuntan publik terhadap ketaatan KAP pada sistem

pengendalian mutu. Tujuan peer review adalah untuk menentukan dan melaporkan

apakah KAP yang ditelaah telah mengembangkan prosedur dan kebijakan yang cukup

atas ke-5 elemen pengendalian mutu dan menerapkannya dalam praktik.

Agoes (2007) menjelaskan peer review adalah suatu penelaahan yang dilakukan

terhadap Kantor Akuntan Publik untuk menilai apakah Kantor Akuntan Publik tersebut

telah mengembangkan secara memadai kebijakan dan prosedur pengendalian mutu

sebagai mana disyaratkan dalam Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 20 yang

ditetapkan oleh Ikatana Akuntan Indonesia.

Untuk menjaga kualitas audit yang dilakukan auditor, telaah dari rekan seprofesi

yang menjadi sumber penilaian obyektif sangatlah penting karena telaah dari rekan

auditor dapat menjaga auditor untuk tetap menghasilkan kualitas audit yang baik.

Bremster (1983) dalam Indah (2010) menyatakan bahwa telaah dari rekan auditor dapat

meningkatkan pelaksanaan pengendalian kualitas yang dilakukan kantor akuntan untuk

menjaga kinerjanya.

Page 16: LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Auditingthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00409-AK Bab2001.pdf · dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. ... bertanggung jawab

24

II.11 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya seperti berikut ini:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti dan Tahun

Penelitian

Judul Variabel

Penelitian

Hasil Penelitian

1. Siti NurMawar Indah

(2010)

Pengaruh

Kompetensi Dan

Independensi Auditor

Terhadap Kualitas

Audit (Studi Empiris

Pada Auditor KAP Di

Semarang)

Variabel bebas :

pengalaman,

pengetahuan, lama

hubungan dengan

klien, tekanan dari

klien, telaah dari

rekan auditor (peer

review), dan jasa

non-audit yang

diberikan oleh

KAP.

Variabel terikat:

kualitas audit

Pengalaman, pengetahuan,

dan tekanan dari rekan

auditor berpengaruh positif

terhadap kualitas audit,

sedangkan lama hubungan

dengan klien, tekanan dari

klien, dan jasa non-audit

yang diberikan KAP

berpengaruh negatif

terhadap kualitas audit.

2. Putri (2009) Pengaruh Pendidikan,

Pengalaman,

Pelatihan Dan

Independensi

Terhadap Persepsi

Tentang Kualitas

Audit Oleh Auditor

Yang Bekerja Pada

Kantor Akuntan

Publik (KAP) Di

Jakarta Barat

Variabel bebas:

pendidikan,

pengalaman,

pelatihan, dan

independensi.

Variabel terikat:

kualitas audit

Pendidikan, pelatihan,

independensi berpengaruh

secara signifikan terhadap

kualitas audit, sedangkan

pengalaman tidak

berpengaruh secara

signifikan terhadap

kualitas audit.

3. Amilin dan Hery

Halomoan (2008)

Analisis Efektivitas

Perlakuan

Independensi

Variabel bebas:

sikap dan

pelaksanaan

Bersikap independensi

sangat penting dan efektif

dalam meningkatkan

Page 17: LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Auditingthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00409-AK Bab2001.pdf · dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. ... bertanggung jawab

25

Akuntan Publik

Dalam Membangun

Kualitas Audit (Studi

Empiris Pada Kantor

Akuntan Publik di

Jakarta)

independensi

Variabel terikat:

kualitas audit

kualitas audit yang

dilaksanakan

4. Eunike Christina

Elfrani (2007)

Pengaruh

Kompetensi Dan

Independensi Auditor

Terhadap Kualitas

Audit (Studi Empiris

Pada Kantor Akuntan

Publik Di Jawa

Tengah)

Variabel bebas:

kompetensi dan

independensi

Variabel terikat:

kualitas audit

Kompetensi dan

independensi secara

simultan dan parsial

berpengaruh seignifikan

terhadap kualitas audit

5. M. Nizarul Alim,

Trisni Hapsari, Liliek

Purwanti (2007)

Pengaruh

Kompetensi Dan

Independensi

Terhadap Kualitas

Audit Dengan Etika

Auditor Sebagai

Variabel Moderasi

Variabel bebas:

kompetensi dan

independensi

Variabel terikat:

kualitas auditor

Variabel moderasi:

etika auditor

Kompetensi yang terdiri

dari dua dimensi yaitu

pengalaman dan

pengetahuan,

independensi, dan interaksi

independensi dan etika

auditor berpengaruh

signifikan terhadap

kualitas audit, sedangkan

interaksi kompetensi dan

etika auditor tidak

berpengaruh signifikan

terhadap kualitas audit

6. Sekar Mayangsari

(2003)

Pengaruh Keahlian

Audit dan

Independensi

Terhadap Pendapat

Audit: Sebuah

Kuasieksperimen

Variabel bebas:

keahlian dan

independensi

Variabel terikat:

pendapat audit

Auditor yang memiliki

keahlian dan independensi

akan memberikan

pendapat yang cenderung

benar tentang

kelangsungan hidup

perusahaan dibandingkan

yang hanya memiliki salah

satu karakteristik atau

sama sekali tidak memiliki

Page 18: LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Auditingthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00409-AK Bab2001.pdf · dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. ... bertanggung jawab

26

keduanya

II.12 Pengembangan Hipotesis

Dibawah ini merupakan kerangka pemikiran dimana terdapat variabel

independen yaitu indpendensi (X1), pengetahuan (X2), pengalaman (X3), audit tenure

(X4), peer review (X5), dan variabel dependen yaitu kualitas audit (Y).

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Salah satu fungsi dari auditor adalah menghasilkan informasi yang akurat dan

dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Namun adanya konflik kepentingan

antara pihak internal dan eksternal perusahaan, menuntut akuntan publik untuk

menghasilkan laporan auditan yang berkualitas yang dapat digunakan oleh pihak-pihak

X1

Independensi

X2

Pengetahuan

X3

Pengalaman

X4

Audit Tenure

X5

Peer Review

Y

Kualitas Audit

Page 19: LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Auditingthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00409-AK Bab2001.pdf · dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. ... bertanggung jawab

27

tersebut. Hasil dari audit laporan keuangan klien ditentukan dari kualitas audit auditor

yang melakukannya.

Berbagai penelitian tentang kualitas audit yang pernah dilakukan menghasilkan

temuan yang berbeda mengenai faktor pembentuk kualitas audit. Namun secara umum

menyimpulkan bahwa untuk menghasilkan audit yang berkualitas, auditor haru

mempunyai kompetensi dan independensi yang baik.

Berdasarkan logika dari paparan di atas maka penulis menarik hipotesis untuk

penelitian ini sebagai berikut :

1) Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit

Independensi merupakan sikap yang diharapkan dari auditor untuk tidak

mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya, yang

bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Maka untuk

menghasilkan suatu laporan audit yang baik diperlukan sikap independen dari

auditor, karena jika auditor kehilangan independensinya maka laporan aduit yang

dihasilkan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada sehingga tidak dapat

digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.

(H0) : Independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

(H1) : Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit.

2) Pengaruh Pengetahuan terhadap Kualitas Audit

Untuk menghasilkan audit yang baik, auditor memerlukan pengetahuan yang

baik atas bidang yang akan diauditnya atau audit yang dilakukan tidak akan

mencapai hasil yang memuaskan. Pengetahuan ini didapatkan dari pendidikan

formal maupun pendidikan non-formal. Pengetahuan seorang auditor merupakan

Page 20: LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Auditingthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00409-AK Bab2001.pdf · dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. ... bertanggung jawab

28

salah satu faktor penunjang baik atau buruknya kualitas audit yang dihasilkan

seorang auditor

(H0) : Pengetahuan tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

(H2) : Pengetahuan berpengaruh terhadap kualitas audit.

3) Pengaruh Pengalaman terhadap Kualitas Audit

Auditor yang lebih berpengalaman akan lebih cepat tanggap dalam medeteksi

pelanggaran atau penyimpangan yang terjadi, meningkatkan ketelitian dalam

melakukan audit, dan mengurangi tingkat kesalahana yang akan terjadi.

(H0) : Pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

(H3) : Pengalaman berpengaruh terhadap kualitas audit.

4) Pengaruh Audit Tenure terhadap Kualitas Audit

Audit tenure adalah lamanya waktu atau proses audit atas laporan keuangan suatu

entitas yang dilakukan auditor. Di Indonesia, masalah audit tenure sudah diatur

dalam Peraturan Menteri Keuangan No.17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan

publik. Keputusan menteri tersebut membatasi masa kerja auditor paling lama 3

tahun berturut-turut untuk klien yang sama dan 6 tahun berturut-turut untuk

Kantor Akuntan Publik (KAP) mengaudit klien yang sama berturut-turut.

Pembatasan ini dimaksudkan agar auditor dan KAP tidak terlalu dekat dengan

klien sehingga dapat mencegah terjadinya skandal akuntansi.

(H0) : Audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

(H4) : Audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit.

5) Pengaruh Peer Review terhadap Kualitas Audit

Peer review adalah review yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik lain

terhadap praktik sebuah Kantor Akuntan Publik lainnya. Tuntutan pada profesi

Page 21: LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Auditingthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00409-AK Bab2001.pdf · dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. ... bertanggung jawab

29

akuntan untuk memberikan jasa yang berkualitas menuntut transparansi

informasi mengenai pekerjaan dan operasi Kantor Akuntan Publik. Kejelasan

informasi tentang adanya sistem pengendalian kualitas yang sesuai dengan

standar profesi merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban terhadap klien

dan masyarakat luas akan jasa yang diberikan.

(H0) : Peer review tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

(H5) : Peer review berpengaruh terhadap kualitas audit.

6) Pengaruh Independensi, Pengetahuan, Pengalaman, Audit Tenure, Peer Review

terhadap Kualitas Audit

Dalam melakukan audit, auditor membutuhkan independensi, pengetahuan dan

pengalaman yang baik untuk menghasilkan kualitas audit yang baik. Hasil dari

pekerjaan auditor perlu di review oleh rekan sesama auditor untuk

mempertahankan kualitas yang sudah baik dan meningkatkan kualitas audit yang

telah ada. Auditor juga tidak boleh terlalu lama berhubungan dengan klien agar

tidak adanya skandal antara auditor dengan klien.

(H0) : Independensi, pengetahuan, pengalaman, audit tenure, dan peer review

tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

(H6) : Independensi, pengetahuan, pengalaman, audit tenure, dan peer review

berpengaruh terhadap kualitas audit.