studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan...

36

Upload: lenguyet

Post on 05-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif
Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

OKSIGENASI PADA Tn. L : DECOMPENSASI CORDIS

DI RUANG MAWAR 1 RSUD

KARANGANYAR

DI SUSUN OLEH :

RAUFI’AH ANADH MAHENDAR

NIM P.09040

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

��

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

OKSIGENASI PADA Tn.L : DECOMPENSASI CORDIS

DI RUANG MAWAR 1 RSUD

KARANGANYAR

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DISUSUN OLEH :

RAUFI’AH ANADH MAHENDAR

NIM P.09040

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

���

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangandibawahini :

Nama : RAUFI’AH ANADH MAHENDAR

Nim : P.09040

JudulKaryaTulisIlmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KE-

BUTUHAN OKSIGENASI PADA

Tn.L:DECOMPENSASI CORDIS DI RUANG

MAWAR 1 RSUD KARANGANYAR

MenyatakandengansebenarnyabahwaTugasAkhir yang sayatulisinibenar –

benarhasilkaryasayasendiri, bukanmerupakanpengambilalihantulisanataupikiran

orang lain yang sayaakuisebagaitulisanataupikiransayasendiri.

ApabiladikemudianharidapatdibuktikanbahwaTugasAkhiriniadalah hasil-

jiplakan, makasayabersediamenerimasanksiatasperbuatantersebutsesuaiden-

ganketentuanakademik yang berlaku.

Surakarta, April 2012

Yang MembuatPernyataan

RAUFI’AH ANADH MAHENDAR

NIM. P.09040

Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

����

LEMBAR PERSETUJUAN

KaryaTulisinidiajukanoleh :

Nama : RAUFI’AH ANADH MAHENDAR

Nim : P.09040

JudulKaryaTulisIlmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KE-

BUTUHAN OKSIGENASI PADA Tn.LDI RUANG

MAWAR 1 RSUD KARANGANYAR

TelahdisetujuiuntukdiujikandihadapanDewanPengujiKaryaTulisIlmiah

Prodi DIII KeperawatanSTIKesKusumaHusada Surakarta

Ditetapkan di : Surakarta

Hari / Tanggal : 28 April 2012

Pembimbing : ErlinaWindyastuti, S.Kep.,Ns (.............................)

NIM. 201187065

Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

���

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : RAUFI’AH ANADH MAHENDAR

Nim : P.09040

JudulKaryaTulisIlmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KE-

BUTUHAN OKSIGENASI PADA Tn.LDI RUANG

MAWAR 1 RSUD KARANGANYAR

Telah diajukan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : Surakarta

Hari / tanggal : Kamis / 3 Mei 2012

DEWAN PENGUJI

Penguji I :ErlinaWindyastuti, S.Kep.,Ns (…………………..)

NIK. 201187065

Penguji II : Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns (…………………..)

NIK.201186076

Penguji III : Setiyawan, S.Kep.,Ns (…………………..)

NIK.201084050

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII Keperawatan

STIKes Kusuma Husada Surakarta

Setiyawan, S.Kep.,Ns

NIK. 201084050

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

��

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA Tn.L DI RUANG MAWAR 1 RSUD

KARANGANYAR.”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya

kepada yang terhormat :

1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang

telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma

Husada dan sekaligus sebagai dosen penguji yang telah membimbing dengan

cermat, memberikan masukan – masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam

membimbing serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII

Keperawatanyang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

di STIKes Kusuma Husada Surakartadansekaligussebagaipembimbing yang

telahmembimbingdengancermat, memberikanmasukan – masukaninspirasi.

Perasaannyamandalambimbingansertamemfasilitasi demi sempurnanyastudi-

kasusini.

Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

���

3. Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns, selakudosenpenguji yang telahmembimbing-

dengancermat, memberikanmasukan – masukan, inspirasi, perasaannyaman-

dalambimbingansertamemfasilitasi demi sempurnanyastudikasusini.

4. Semua dosen Program studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

5. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat

untuk menyelesaikan pendidikan.

6. Teman – teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes

Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan

satu – persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, April 2012

Penulis

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

����

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME .......................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Tujuan Penulisan ............................................................................. 3

C. Manfaat penulisan ........................................................................... 4

BAB II LAPORAN KASUS

A. Pengkajian ...................................................................................... 5

B. Perumusan Masalah Keperawatan .................................................. 8

C. Perencanaan Keperawatan .............................................................. 8

D. Implementasi Keperawatan ............................................................. 9

E. Evaluasi Keperawatan ................................................................... 11

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan .................................................................................. 12

B. Simpulan ...................................................................................... 22

Daftar Pustaka

Lampiran

Daftar Riwayat Hidup

Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

� �����

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 2 Format Pendelegasian Pasien

Lampiran 3 Log Book

Lampiran 4 Asuhan Keperawatan

Lampiran 5 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

��

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Decompensasi Cordis (Gagal jantung) merupakan masalah yang terus

berkembang secara global diseluruh dunia, dengan lebih dari 20juta orang yang

menderita penyakit ini. Prevalensi decompensasi cordis secara keseluruhan

pada populasi dewasa di negara maju adalah 2%. Sekitar 3 – 20 per 100 orang

pada populasi mengalami decompensasi cordis, dan prevalensinya meningkat

seiring bertambahnya usia (100 per 1000 pada usia diatas 65 tahun) dan angka

ini akan meningkat karena peningkatan usia populasi dan perbaikan ketahanan

hidup setelah infark miokard akut. Di Inggris, sekitar 100.000 pasien dirawat di

rumah sakit setiap tahun untuk decompensasi cordis, merepresentasikan 5%

dari semua perawatan medis dan menghabiskan lebih dari 1% dan perawatan

kesehatan nasional (Leatham, 2009).

Decompensasi Cordis (Gagal jantung) adalah suatu kondisi dimana

jantung mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi

kebutuhan sel – sel tubuh akan nutrisi dan oksigen secara adekuat (Udjianti,

2011). Kegagalan jantung dalam memompa darah tersebut berpengaruh pada

keterbatasan aktivitas, karena tidak sebanding suplai oksigen yang digunakan

dengan yang dihasilkan. Berdasarkan tujuan terapi pemberian oksigen, maka

indiksi pemberian oksigen yaitu pasien dengan kadar oksigen arteri rendah dari

hasil AGD, pasien dengan peningkatan miokard, untuk mengatasi gangguan

Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

��

oksigen melalui peningkatan laju pompa jantung yang adekuat (Rufaidah,

2005).

Oksigen merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses

metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh tubuh.

Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup udara ruangan

dalam setiap kali bernafas. Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan

oleh interaksi sistem respirasi, kardiovaskuler dan keadaan hematologis

(Harahap, 2005)

Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara

fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional

mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh

karena itu kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang utama dan paling

vital bagi tubuh (Asmadi, 2008).

Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem

pernafasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ system

respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan. Sering kali

individu tidak menyadari terhadap pentingnya oksigen (Asmadi, 2008).

Dari hasil studi kasus di RSUD Karanganyar didapatkan kasus tentang

pemenuhan kebutuhan oksigen pada pasien gangguan jantung dengan

decompensasi cordis 1 pasien dari 20 pasien yang ada pada bangsal Mawar

RSUD Karanganyar. Hasil observasi pada pasien dengan decompensasi cordis

tingkat kebutuhan oksigen sangat berperan, karena jantung yang tidak

sempurna dalam memompa darah ke seluruh tubuh, sehingga oksigen dalam

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

��

tubuh juga tidak sempurna. Dengan latar belakang tersebut maka penulis

tertarik untuk mengangkat kasus “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan

Oksigenasi pada Tn.L dengan Decompensasi Cordis Di ruang Mawar 1 RSUD

Karanganyar” untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan oksigen pada pasien

Decompensasi Cordis.

B. Tujuan Penulisan

1) Tujuan Umum

Melaporkan kasus pemenuhan kebutuhan oksigen pada Tn.L dengan

Decompensasi Cordis di ruang Mawar 1 RSUD Karanganyar

2) Tujuan Khusus

a) Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn.L dengan pemenuhan

kebutuhan oksigen dengan Decompensasi cordis

b) Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn.L dengan

pemenuhan kebutuhan oksigen dengan Decompensasi Cordis

c) Pasien mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Tn.L

dengan pemenuhan kebutuhan oksigen dengan Decompensasi Cordis

d) Penulis mampu melakukan implementasi pada Tn.L dengan

pemenuhan kebutuhan oksigen dengan DecompensasiCordis

e) Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn.L dengan pemenuhan

kebutuhan oksigen dengan Decompensasi Cordis

f) Pasien mampu menganalisa kondisi yang terjadi pada Tn.L dengan

pemenuhan kebutuhan oksigen dengan Decompensasi cordis

Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

��

C. Manfaat penulisan

1. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan mengaplikasikan dalam memberi asuhan

keperawatan pada pasien dengan pemenuhan oksigen pada Decompensasi

Cordis

2. Bagi pembaca

Menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca dalam

pemenuhan oksigen Decompensasi Cordis

3. Bagi institusi pendidikan

Memberikan kontribusi laporan kasus bagi pengembangan praktik

keperawatan dan pemecahan masalah khususnya dalam bidang/profesi

keperawatan

4. Bagi rumah sakit

Sebagai bahan masukan khususnya untuk perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien yang mengalami

kekurangan dalam kebutuhan oksigen dan sebagai pertimbangan perawat

dalam mendiagnosa kasus sehingga perawat mampu memberikan tindakan

yang tepat kepada pasien

5. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan referensi dalam penyusunan penelitian selanjutnya agar

lebih sempurna

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

5 �

BAB II

LAPORAN KASUS

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 5 – 7 April 2012 di RSUD

Karanganyar, dengan metode wawancara langsung kepada pasien dan

keluarga pasien. Wawancara tersebut telah didapatkan data – data dengan,

nama Tn.L, alamat Ngijo wetan 2/3 Kecamatan Tasikmadu Karanganyar,

umur 54 tahun, jenis kelamin laki – laki, pekerjaan buruh, pendidikan

Sekolah Dasar, tanggal masuk 5 April 2012 dan diagnosa medis yang muncul

adalah Decompensasi Cordis.

Identitas penanggung jawab yaitu, nama Ny.T, alamat Ngijo wetan 2/3

Kecamatan Tasikmadu Karanganyar, pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan

Sekolah Dasar, umur 52 tahun dan Ny.T adalah istri dari Tn.L.

Pada tanggal 3 April 2012, pasien mengeluh sesak dan dada sebelah kiri

sakit, Tn.L dibawa ke Pelayanan kesehatan terdekat didaerah rumahnya

namun sesak belum berkurang. Tanggal 4 April 2012 jam 22.00 WIB, pasien

dirujuk ke RSUD Karanganyar untuk melakukan pengobatan lebih lanjut, pa-

sien diterima di IGD, mendapatkan terapi infus RL 20 tetes per menit. Tang-

gal 5 April 2012 jam 01.48 WIB pasien dipindah ke bangsal Mawar 1 untuk

mendapatkan perawatan lebih lanjut. Ketika penulis melakukan pengkajian

pada tanggal 5 April 2012 jam 10.00 WIB, keluhan utama pasien adalah

sesak nafas. Pasien mengatakan tidak pernah mengalami sesak nafas

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

6 �

sebelumnya, didalam keluarganya tidak ada penyakit yang sama dengan Tn.L

serta tidak ada penyakit menular misal Tubercolosis, Diabetus Melitus, Tn.L

pernah mengalami penyakit hipertensi sebelumnya 3 tahun yang lalu.

Pengkajian menurut pola Gordon. Pola persepsi dan pemeliharaan

kesehatan, kesehatan menurut keluarga pasien sangat penting, terbukti dari

pasien yang mengeluh sesak dan sakit dada segera dibawa ke pelayanan

kesehatan terdekat. Pola istirahat tidur, sebelum sakit pasien mengatakan

bahwa sehari tidur 6 -7 jam, selama sakit pasien tidur hanya 1 – 2 jam, karena

dada sesak. Pola aktivitas latihan, sebelum sakit pasien melakukan aktivitas

dengan mandiri (makan, minum, toileting, mobilisasi, berpindah, berpakaian),

selama sakit pasien melakukan aktivitas dibantu oleh keluarga terutama istri,

misal toileting, berpakaian, mobilisasi dan berpindah.

Pengkajian pada pemeriksaan fisik diperoleh data yaitu tekanan darah

120/80 mmHg, suhu 36,8 derajat celcius, nadi 150 kali per menit dan

pernafasan 26 kali per menit. Pemeriksaan fisik pada kepala yaitu, rambut ti-

dak ada ketombe, lurus. Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil

isokor. Hidung bersih, simetris antara kanan dan kiri, tidak ada polip, terdapat

penggunaan alat bantu pernafasan 3 liter per menit, menggunakan kanul

nasal. Mulut bersih, tidak ada stomatitis, simetris antara kanan dan kiri. Gigi

bersih, tidak ada karies gigi. Telinga bersih, tidak ada alat bantu pendengaran.

Leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Pemeriksaan fisik dada, dari

inspeksi ekspansi dada sama antara kanan dan kiri, menggunakan otot bantu

pernafasan, palpasi vokal fremitus sama antara kanan dan kiri, perkusi sonor

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

7 �

disemua lapang paru, auskultasi suara ronkhi. Pemeriksaan jantung, inspeksi

Ictus Cordis tampak, palpasi Ictus Cordis teraba dan tampak di subintercosta

5, perkusi terdapat pelebaran jantung, batas atas di SIC2, batas atas kanan di

garis sternum, batas bawah di SIC6, auskultasi suara bunyi jantung I – bunyi

jantung II murni, reguler, cepat. Pemeriksaan fisik abdomen, dari inspeksi ti-

dak ada bekas luka, keelastisitasan kulit baik, auskultasi peristaltik 8 kali per

menit, perkusi tympani, palpasi terdapat nyeri tekan epigastrik, dan nyeri

tekan pada hati. Genetalia terkaji bahwa pasien menggunakan kateter, dalam

keadaan bersih, tidak ada bekas luka. Ekstremitas atas kanan terpasang infus

RL, kekuatan otot penuh, tidak terdapat edema. Ekstremitas bawah dalam

keadaan baik, kekuatan otot penuh, akral teraba dingin serta capilarry refill

lebih dari 2 detik, tidak terjadi edema.

Pemeriksaan penunjang pasien meliputi pemeriksan laboratorium dan

pemeriksaan EKG. Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 5 April 2012,

terdiri dari WBC menunjukkan hasil 7,7 103/ul, RBC menunjukkan hasil 4,63

106/ul, HGB 11,8 g/dl, HCT menunjukkan hasil 36,1%, MCH menunjukkan

hasil 25,5 pg, GDS menunjukkan hasil 92 mg/dl. Pemeriksaan kedua yaitu

pemeriksaan EKG,menunjukkan hasil Q patologis pada V1, V2, V3,

menunjukkan sinus takikardi.

Terapi yang didapat pada tanggal 5 April 2012 yaitu meliputi terapi oral

dan injeksi. Terapi oral meliputi digoxin (0,25 mg) 3 kali sehari,

ISDN/Isosorbid dinitrat (0,25mg) 1 kali sehari, aspilet (80mg) 1 kali sehari.

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

8 �

Terapi injeksi meliputi furosemid (25mg) 3 kali sehari dan ranitidine (25mg)

3 kali sehari.

B. Analisa Data

Dari data – data yang telah ada, dapat disimpulkan menjadi suatu diag-

nosa. Diagnosa tersebut berguna untuk memberikan asuhan keperawatan pada

Tn.L, maka dilakukan pengumpulan data yang bersifat subyektif dan

obyektif, analisa dapat ditegakkan. Data subyektif tersebut adalah pasien

mengeluh sesak nafas, hasil dari data obyektif yaitu bahwa pasien tampak

mendapatkan oksigen kanul nasal 3 liter per menit, pernafasan menggunakan

otot bantu pernafasan, pernafasan 26 kali per menit. Dari data – data tersebut

dapat dimunculkan suatu masalah pola nafas tidak efektif dan penyebabnya

karena perubahan sekuncup jantung.

C. Intervensi Keperawatan

Tanggal 5 April 2012 tujuan keperawatan setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan pola nafas efektif dengan kriteria

hasil pasien tidak sesak nafas lagi, tidak ada tanda – tanda kesulitan dalam

bernafas dan pernafasan normal (16 – 24 kali per menit). Intervensi yang

muncul yaitu observasi status dalam pernafasan, rasionalnya untuk

mengobservasi kelainan pernafasan. Atur posisi tidur yang nyaman (semi

fowler), rasionalnya untuk memfasilitasi ekspansi jantung. Anjurkan pasien

untuk melakukan aktivitas sesuai toleransi dan batasi aktivitas, rasionalnya

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

9 �

untuk memfasilitasi jantung serta untuk mengurangi konsumsi oksigen.

Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat dan oksigen, rasionalnya

untuk meningkatkan suplay oksigen di miokardium.

D. Implementasi Keperawatan

Dari rencana keperawatan diatas akan dilakukan tindakan keperawatan

selama 3 hari, tindakan keperawatan dimulai dari tanggal 5 April 2012 jam

10.00 WIB implementasi yang dilakukan yaitu, melaksanakan terapi dari

dokter dalam pemberian obat oral dan intravena, terapi oral digoxin 0,25 mg,

ISDN/Isosorbid dinitrat 0,25 mg , aspilet 80 mg, terapi injeksi furosemid 25

mg dan ranitidine 25 mg, masuk melalui intravena, respon obyektif obat

masuk dan tidak ada tanda – tanda alergi. Implementasi pada jam 10.30 WIB

memonitor vital sign, respon obyektif tekanan darah 120/80 mmHg, suhu

36,8 derajat celcius, pernafasan 26 kali per menit, nadi 150 kali per menit.

Implementasi pada jam 12.10 WIB yaitu melaksanakan terapi dari dokter

dalam pemberian oksigen, respon obyektif pasien tampak nyaman dan

terpasang oksigen 3 liter per menit.

Tanggal 6 April 2012 jam 10.20 WIB implementasi yang dilakukan yaitu

melaksanakan terapi dari dokter dalam pemberian obat oral digoxin 0,25 mg,

ISDN/Isosorbid dinitrat 0,25 mg, aspilet 80 mg, terapi injeksi furosemid 25ml

dan ranitidine 25 mg, masuk melalui intravena, respon obyektif obat masuk

dan tidak ada tanda – tanda alergi. Implementasi pada jam 10.40 WIB

memonitor vital sign, respon obyektif tekanan darah 110/80 mmHg, suhu

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

10 �

36,5 derajat celcius, pernafasan 26 kali per menit, nadi 130 kali per menit.

Implementasi pada jam 11.50 WIB yaitu mempertahankan terapi dari dokter

dalam pemberian oksigen, respon obyektif pasien tampak nyaman dan

terpasang oksigen 3 liter per menit. Implementasi pada jam 12.30 WIB yaitu

memberikan posisi tidur yang nyaman (semi fowler), respon obyektif pasien

tampak nyaman dan dapat tidur nyaman.

Tanggal 7 April 2012 jam 09.50 WIB implementasi yang dilakukan yai-

tu, melaksanakan terapi dari dokter dalam pemberian obat oral digoxin 0,25

mg, ISDN/Isosorbid dinitrat 0,25 mg, aspilet 80 mg, terapi injeksi furosemide

25ml dan ranitidine 25 mg, respon obyektif obat masuk dan tidak ada tanda –

tanda alergi. Implementasi pada jam 10.10 WIB memonitor vital sign, respon

obyektif tekanan darah 120/80 mmHg, suhu 36,8 derajat celcius, pernafasan

26 kali per menit, nadi 96 kali permenit. Implementasi pada jam 11.05 WIB

yaitu mempertahankan terapi dari dokter dalam pemberian oksigen, respon

obyektif pasien tampak nyaman dan terpasang oksigen 3 liter per menit.

Implementasi pada jam 12.00 WIB yaitu mengobservasi tingkat status

pernafasan, respon obyektif pernafasan 34 kali permenit. Implementasi pada

jam 12.45 WIB, yaitu memberikan posisi tidur yang nyaman (semi fowler),

respon pasien tampak nyaman dan dapat tidur nyaman.

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

11 �

E. Evaluasi Keperawatan

Catatan perkembangan dilakukan setelah implementasi terlaksana, fung-

sinya untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari setiap tindakan yang dila-

kukan.

Tanggal 5 April 2012, diuraikan catatan perkembangan sebagai berikut,

dari data subyektif pasien mengatakan masih sesak nafas. Data obyektif

pasien masih mendapatkan terapi oksigen kanul nasal 3 liter per menit,

pernafasan 26 kali permenit, penggunaan otot bantu pernafasan, masalah

belum teratasi saat ini, intervensi dilanjutkan yaitu observasi status

pernafasan, atur posisi tidur yang nyaman (semi fowler), anjurkan pasien

untuk melakukan aktivitas sesuai toleransinya dan batasi aktivitas, kolaborasi

dalam pemberian obat serta oksigenisasi.

Tanggal 6 April 2012, diuraikan catatan perkembangan sebagai berikut,

dari data subyektif pasien mengatakan masih sesak nafas dan belum

berkurang. Data obyektif pasien masih mendapatkan terapi oksigen kanul

nasal 3 liter per menit, pernafasan 26 kali per menit, penggunaan otot bantu

pernafasan, masalah belum teratasi saat ini, intervensi dilanjutkan yaitu

observasi status pernafasan, atur posisi tidur yang nyaman (semi fowler), an-

jurkan pasien untuk melakukan aktivitas sesuai toleransinya dan batasi aktivi-

tas, kolaborasi dalam pemberian obat serta oksigenisasi.

Tanggal 7 April 2012, diuraikan catatan perkembangan sebagai berikut,

data subyektif pasien mengatakan masih sesak nafas. Data obyektif pasien

masih mendapatkan terapi oksigen kanul nasal 3 liter per menit, pernafasan

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

12 �

34 kali per menit, penggunaan otot bantu pernafasan, masalah belum teratasi

saat ini, dan intervensi dilanjutkan yaitu observasi status pernafasan, atur

posisi tidur yang nyaman (semi fowler), anjurkan pasien untuk melakukan

aktivitas sesuai toleransi dan batasi aktivitas, kolaborasi dalam pemberian

obat serta oksigenisasi.

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

12

BAB III

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

A. Pembahasan

Decompensasi Cordis (Gagal jantung) adalah suatu kondisi dimana

jantung mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi

kebutuhan sel – sel tubuh akan nutrisi dan oksigen secara adekuat (Udjianti,

2011 : 163). Kegagalan jantung dalam memompa darah tersebut berpengaruh

pada keterbatasan aktivitas, karena tidak sebanding suplai oksigen yang digu-

nakan dengan yang dihasilkan.

Bab ini merupakan pembahasan dari proses keperawatan yang dilaku-

kan pada tanggal 5 – 7 April 2012 di ruang Mawar 1 RSUD Karanganyar.

Pembahasan ini meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,

implementasi dan evaluasi. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

1. Pengkajian

Tahap pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan

merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari

berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status

kesehatan pasien. Tujuan dari pengkajian adalah untuk mengumpulkan,

mengorganisir dan mencatat data yang telah menjelaskan respon manusia

yang mempengaruhi pola-pola kesehatan pasien (Handayaningsih, 2007).

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

13

Pengkajian terhadap Tn.L penulis menggunakan metode

wawancara, observasi, studi dokumentasi dan pemeriksaan fisik (Han-

dayaningsih, 2007). Pada metode yaitu wawancara terhadap Tn.L

dilakukan wawancara secara langsung. Hal ini penulis tidak menemukan

kesulitan dan hambatan, karena Tn.L dapat menjawab semua pertanyaan

dengan baik dan Tn.L dapat bekerja sama dengan baik dalam memberikan

keterangan.

Metode dalam mengumpulkan data adalah observasi, yaitu

mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh data tentang

masalah kesehatan dan keperawatan pasien. Dalam metode ini penulis

mengalami kesulitan karena penulis tidak dapat melakukan observasi

secara langsung selama 3x24 jam. Penulis hanya dapat mendelegasikan

kepada tim perawat lain yang berdinas di ruang Mawar 1 RSUD

Karanganyar.

Metode pendokumentasian yaitu dalam melengkapi data pasien,

penulis menggunakan catatan medik pasien yang berisi tentang riwayat

kesehatan pasien, pola kesehatan, program terapi dan data penunjang

lainnya.

Metode pemeriksaan fisik, dilakukan untuk mendapatkan informasi

objektif. Dalam melaksanakan metode ini, penulis tidak menemui hamba-

tan. Fokus pengkajian fisik yang dilakukan adalah pada kemampuan

fungsional pasien untuk memperoleh data objektif. Tujuan dari pengkajian

fisik adalah untuk menentukan status kesehatan pasien, mengidentifikasi

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

14

masalah kesehatan dan mengambil data dasar untuk menentukan rencana

tindakan perawatan (Handayaningsih, 2007).

Data fokus yang ditemukan dalam pengkajian pada Tn.L tidak jauh

berbeda dengan data fokus yang disebutkan dalam teori sehingga terdapat

kesinambungan antara tinjauan teori dengan kasus sebenarnya, tetapi

masih ada kekurangan yang dilakukan penulis dalam melengkapi data

pasien.

Hasil pengkajian pada tanggal 5 – 7 April 2012 data fokus pada

kasus pada Tn.L adalah pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit

pasien merasa sesak nafas dan nyeri dada bagian kiri. Pasien mengatakan

sesak nafas ketika beraktivitas dan istirahat. Dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa ada persamaan antara data kasus dan teori yaitu

persamaan data pada decompensasi cordis. Decompensasi Cordis (Gagal

jantung) adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami kegagalan dalam

memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel – sel tubuh akan nutrisi

dan oksigen secara adekuat (Udjianti, 2011).

Penyebab terjadinya decompensasi cordis yaitu karena adanya

miokard, riwayat penyakit hipertensi atau karena sebab yang didapat. Pada

decompensasi cordis keluhan yang didapat dari subyektif pasien adalah se-

sak nafas, dada terasa sesak dan palpitasi (Udjianti, 2011).

Sesak nafas yang disebabkan decompensasi cordis tersebut

menyebabkan menurunnya aktivitas pasien dan pergerakan yang lambat.

Penderita decompensasi cordis ini mengalami kesulitan bernafas yang

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

15

disebabkan karena kelainan struktur dan fungsi jantung (Sudoyo, 2006),

artinya jantung yang seharusnya memompa darah keseluruh sel – sel yang

ada ditubuh mengalami keabnormalan, darah yang terpompa keseluruh

tubuh tersebut membawa kaya oksigen yang nantinya berguna untuk

kelangsungan aktivitas tubuh manusia, bila seseorang kekurangan oksigen

maka yang terjadi pasien tersebut merasakan sesak dalam pernafasan,

akibatnya aktivitas yang dilakukan terganggu karena aktivitas dengan

darah dari pompaan jantung tersebut tidak seimbang.

Penderita decompensasi cordis ini merupakan penyakit sindroma

klinis (sekumpulan tanda dan gejala) yang ditandai oleh sesak nafas dan

fatigue saat istirahat/aktivitas yang disebabkan oleh kelainan struktur dan

fungsional jantung (Sudoyo, 2006). Rasa sesak nafas yang dialami pasien

di lapangan dapat diakibatkan oleh gangguan suplay darah.

Tanda dan gejala decompensasi cordis antara lain kelelahan, de-

nyut nadi cepat dan dangkal (takikardi), terdapat nyeri dada pada bagian

kiri (Leatham, 2003).

Pengkajian telah didapatkan penulis, yaitu meliputi pemeriksaan

inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi. Pemeriksaan fisik pada jantung dida-

patkan hasil, inspeksi Ictus Cordis tampak, palpasi Ictus Cordis teraba dan

tampak di subintercosta 5, perkusi terdapat pelebaran pada jantung, batas

atas di SIC2, batas atas kanan di garis sternum, batas bawah di SIC6,

auskultasi suara bunyi jantung I – bunyi jantung II murni, reguler. Peme-

riksaan penunjang lain yang menyangkut jantung yaitu pemeriksaan EKG

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

16

(Elektrocardiograf), yang menyimpulkan bahwa hasil Q patologis pada

V1, V2, V3 (sinus takikardi). Pemeriksaan fisik pada dada didapatkan ha-

sil, inspeksi ekspansi dada sama antara kanan dan kiri, menggunakan otot

bantu pernafasan, palpasi vocal fremitus sama antara kanan dan kiri, per-

kusi sonor disemua lapang paru, auskultasi suara ronkhi. Pemeriksaan

abdomen didapatkan hasil yaitu inspeksi tidak ada bekas luka, auskultasi 8

kali per menit, perkusi tympani, palpasi terdapat nyeri tekan pada epiga-

strik dan hati.

Pada hasil pengkajian pola kesehatan fungsional ditemukan

masalah pada pola aktifitas latihan dan pola istirahat tidur. Pola aktivitas

latihan yaitu Tn.L mengatakan bahwa dirinya tidak mampu melakukan ak-

tivitas secara mandiri, misal makan/minum dibantu oleh orang lain, mobi-

litas dibantu oleh orang lain, toileting Tn.L dibantu dengan alat, berpindah

dan mobilisasi dibantu oleh orang lain. Pola istirahat tidur Tn.L mengata-

kan sulit memejamkan matanya, hanya tiduran, sehari hanya 1 – 2 jam, ka-

rena merasa sesak.

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data - data yang didapatkan penulis dari hasil

pengkajian tanggal 5 – 7 April 2012, pada Tn.L di ruang Mawar RSUD

Karanganyar. Dari data pengkajian dapat disimpulkan bahwa pasien

mempunyai masalah keperawatan pola nafas tidak efektif, etiologi dari

diagnosa ini adalah perubahan sekuncup jantung (NANDA, 2010). Keti-

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

17

dakefektifan pola nafas yaitu suatu inspirasi atau ekspirasi yang tidak

memberi ventilasi yang adekuat (NANDA, 2010).

Penulis memprioritaskan diagnosa ketidakefektifan pola nafas,

karena berdasarkan pada keaktualan masalah yang sesuai dengan tipe-tipe

diagnosa (Maslow) terlihat dari fisik pasien yang menggambarkan bahwa

dirinya sedang memerlukan bantuan dalam hal oksigenasi, untuk meng-

hindari terjadinya sianosis dan dipsneu.

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan meliputi penentuan prioritas masalah,

tujuan, kriteria hasil dan intervensi. Tahap ini dimulai setelah menentukan

diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi. Tahap

perencanaan merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi

keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau

mengurangi masalah - masalah pasien. Perencanaan ini merupakan

langkah ketiga dalam membuat suatu proses keperawatan (Hidayat, 2004).

Intervensi dilakukan selama 3x24 jam untuk mengetahui keadaan

pasien secara maksimal. Intervensi disesuaikan dengan kondisi pasien dan

fasilitas yang ada, sehingga rencana tindakan dapat dilaksanakan dengan

specific (jelas atau khusus), measurable (dapat diukur), achieveble (dapat

diterima), rasional and time (ada kriteria waktu), selanjutnya akan dibahas

intervensi dari masing-masing diagnosa yang ditegakkan.

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

18

Diagnosa keperawatan pola nafas tidak efektif berhubungan den-

gan perubahan sekuncup jantung, setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 3x24 jam diharapkan pola nafas efektif dengan kriteria hasil pasien

tidak sesak nafas lagi, tidak ada tanda – tanda kesulitan dalam bernafas dan

pernafasan dalam rentang normal (16 – 24 kali permenit).

Intervensi keperawatan yang penulis rencanakan pada diagnosa

pola nafas tidak efektif berhubungan dengan perubahan sekuncup jantung

yaitu observasi dalam status pernafasan, atur posisi tidur yang nyaman

untuk pasien (semi fowler), anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas

sesuai dengan toleransinya dan batasi aktivitas pasien, kolaborasi dengan

terapi dokter dalam pemberian oksigen, kolaborasikan dalam pemberian

obat (furosemid dan ranitidin).

Dari teori yang ada, penulis menemukan bahwa intervensi pada di-

agnosa keperawatan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan

perubahan sekuncup jantung adalah observasi dalam status pernafasan,

atur posisi tidur yang nyaman untuk pasien (semi fowler), anjurkan pasien

untuk bedrest total, kolaborasi dengan terapi dokter dalam pemberian

oksigen, kolaborasikan dalam pemberian obat (Udjianti, 2011). Dalam hal

ini penulis membandingkan antara teori yang ada dengan kasus dari Tn.L

tersebut. Penulis menemukan 1 perbedaan antara teori dengan kasus pada

Tn.L yaitu lakukan bedrest total pada pasien decompensasi cordis. Perbe-

daan tersebut menimbulkan kesenjangan antara kasus dilapangan dan teori

yang ada, yaitu akibat dari bedrest total tersebut mengakibatkan pasien

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

19

bertambah lemah, lebih cepat lelah karena stamina semakin rendah,

gerakan semakin bertambah berat karena semua anggota gerak menjadi

kaku dan timbul komplikasi – komplikasi lain, misal dekubitus (Rosiana,

2009).

4. Implementasi keperawatan

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan

dimana rencana keperawatan dilaksanakan dan melaksanakan intervensi atau

aktivitas yang telah ditentukan. Implementasi adalah kegiatan pelaksanaan

tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional.

Pembahasan implementasi meliputi rencana tindakan yang dapat dilakukan

dan tindakan yang tidak dapat dilakukan sesuai dengan intervensi pada

masing-masing diagnosa (Handayaningsih, 2007).

Pada diagnosa utama yaitu pola nafas tidak efektif berhubungan den-

gan perubahan sekuncup jantung telah dilakukan tindakan keperawatan

adalah mengobservasi status pernafasan, dalam hal ini pasien mengalami

takikardi. Takikardi yang terjadi pada Tn.L adalah denyut nadi yang cepat,

yang melebihi 60 – 100 kali per menit (Udjianti, 2011).

Mengatur posisi tidur yang nyaman, posisi tidur yang baik dan

nyaman untuk pasien decompensasi cordis adalah semi fowler. Yang

dimaksud dengan posisi tidur semi fowler adalah berbaring tidur dan

memberikan posisi 20 derajat – 30 derajat (Wilkinson, 2005). Tujuan dari

posisi tersebut untuk mengurangi kerusakan membran alveolus akibat

Page 31: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

20

tertimbunnya cairan (Supadi, 2008). Pemberian posisi semi fowler ini untuk

membuka jalan nafas agar terbuka dan pasien tampak rileks dan nyaman.

Teori ini pasien harus diperhatikan, terutama pergerakan anggota badan

karena untuk mencegah terjadinya kecacatan dan memberi rasa nyaman

kepada pasien (Enny, 2002).

Membatasi aktivitas pasien dan menganjurkan pasien untuk

melakukan aktivitas sesuai toleransinya. Menurut teori yang ada

pembatasan aktivitas yang dilakukan pasien sangat berguna untuknya,

karena untuk membatasi aktivitas dan istirahat mengurangi decompensasi

cordis konsumsi oksigen miokard dan beban kerja jantung (Udjianti,

2011).

Melaksanakan terapi dokter dalam pemberian oksigen kanul nasal 3

liter per menit. Terapi oksigen ini merupakan salah satu dari terapi

keperawatan dalam hal pernafasan untuk mempertahankan oksigenasi

jaringan yang adekuat (Harahap, 2005). Kasus yang penulis temui di lapan-

gan berdasarkan hasil pengkajian mempunyai keluhan utama yaitu pasien

mengalami sesak nafas dan pasien mengatakan sulit bernafas. Keluhan di-

atas sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa salah satu tanda dan geja-

la dari decompensasi cordis yaitu dispneu (sesak nafas). Pasien

decompensasi cordis mengalami tanda dan gejala dispneu, yang berupa

sesak nafas ketika mengalami aktivitas. Menurut New – York Heart

Association (NYHA) ada 4 pembagian tanda dan gejala sesak nafas

decompensasi cordis (gagal jantung) adalah kelas 1, aktivitas sehari – hari

Page 32: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

21

tidak terganggu, sesak timbul jika melakukan aktivitas fisik yang berat, kelas

2 yaitu aktivitas terganggu sedikit, kelas 3 yaitu aktivitas sehari – hari

terganggu, pasien merasa nyaman bila beristirahat, kelas 4 yaitu walaupun

istirahat pasien masih merasa sesak (Kabo, 2010).

Melaksanakan terapi dari dokter dalam pemberian obat oral dan injek-

si. Ketika pengkajian pasien sudah terpasang infus RL. Terapi obat injeksi

meliputi furosemide 25 mg, untuk meringankan gejala edema jantung akibat

decompensasi cordis, terapi injeksi ranitidine 25 mg, untuk tukak lambung.

Terapi oral juga didapatkan pasien yaitu, digoxin 0,25 mg, yang berguna

untuk kongestif decompensasi cordis akibat dari infark miokard.

ISDN/Isosorbid dinitrat 0,25 mg, yang berguna untuk penderita decompen-

sasi cordis yang memiliki riwayat penyakit jantung koroner. Aspilet 80 mg,

yang berguna untuk penderita decompensasi cordis akibat dari infark

miokard (Kabo, 2010).

5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi adalah sebagian yang direncanakan dan diperbandingkan

yang sistematik pada status kesehatan pasien. Dengan mengukur

perkembangan pasien dalam mencapai suatu tujuan. Evaluasi ini dilakukan

dengan menggunakan format evaluasi SOAP meliputi data subyektif, data

obyektif, data analisa dan data perencanaan (Handayaningsih, 2007).

Evaluasi diagnosa keperawatan yang utama yaitu pola nafas tidak

efektif berhubungan dengan perubahan sekuncup jantung, setelah

Page 33: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

22

dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam pola nafas efektif. Data

subyektif pasien mengatakan sesak nafas. Data obyektif pasien tampak

menggunakan otot bantu pernafasan. Analisa masalah belum teratasi, se-

hingga intervensi dilanjutkan, yaitu dengan observasi status pernafasan pa-

sien, atur posisi yang nyaman untuk pasien dengan semi fowler, anjurkan

pasien untuk melakukan aktivitas sesuai toleransi dan batasi aktivitas, me-

laksanakan terapi dari dokter dalam pemberian oksigen kanul nasal 3 liter

per menit dan obat.

Dalam 3 hari asuhan keperawatan yang dilakukan pada Tn.L,

disimpulkan masih terjadi sesak nafas dan nyeri dada sebelah kiri, dengan

ditandai dengan pasien menggunakan otot bantu pernafasan 34 kali per

menit, pasien tampak menggunakan oksigen kanul nasal 3 liter per menit.

Pasien telah diberikan terapi oksigen selama 3 hari ini dari tanggal 5 – 7

April 2012, akan tetapi pasien tidak menggunakannya secara efektif,

sehingga pernafasan pasien tidak mengalami perbaikan.

B. SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

Setelah penulis melakukan pengkajian, analisa data, penentuan di-

agnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi tentang asuhan kepera-

watan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada Tn.L dengan gangguan

jantung decompensasi cordis di ruang Mawar 1 RSUD Karanganyar seca-

ra metode studi kasus, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Page 34: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

23

a. Hasil dari pengkajian penulis pada Tn.L dengan hasil didapat yaitu

pasien mengeluh sesak nafas ketika beraktivitas, hasil pengkajian

yang lain yaitu aktivitas latihan yang dilakukan dengan bantuan orang

lain, pola tidur pasien yang kurang, hanya 1 – 2 jam saja.

b. Masalah keperawatan yang muncul pada kasus Tn.L dengan

decompensasi cordis yaitu pola nafas tidak efektif berhubungan

dengan perubahan sekuncup jantung.

c. Dari diagnosa pola nafas tidak efektif berhubungan dengan perubahan

sekuncup jantung pada Tn.L menghasilkan tujuan dan kriteria hasil

keperawatan yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

1x24 jam diharapkan sesak nafas pasien berkurang, tidak ada tanda –

tanda kesulitan dalam bernafas, pernafasan normal 16 – 24 kali per

menit. Rencana keperawatan yang dapat muncul yaitu beri terapi

oksigenasi 3 liter per menit, berikan posisi yang nyaman (semi

fowler), anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas sesuai toleransi

dan membatasi aktivitas, laksanakan terapi dari dokter dalam

pemberian obat.

d. Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis dari tanggal 5 – 7

April 2012 pada Tn.L yaitu pemberian terapi oksigen 3 liter per

menit, memberikan posisi yang nyaman untuk pasien (semi fowler),

menganjurkan pasien untuk melakukan aktivitas sesuai dengan tole-

ransinya dan batasi aktivitas, melaksanakan terapi dari dokter dalam

pemberian obat.

Page 35: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

24

e. Dari tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 5 – 7 April

2012 pada Tn.L dapat disimpulkan bahwa pasien mengatakan sesak

nafas belum berkurang, pasien masih mendapatkan terapi oksigen

kanul nasal 3 liter per menit, pernafasan 34 kali per menit,

penggunaan otot bantu pernafasan, masalah belum teratasi saat ini dan

intervensi dilanjutkan yaitu observasi status penafasan, atur posisi

yang nyaman (semi fowler), anjurkan pasien untuk melakukan aktivi-

tas sesuai dengan toleransinya dan batasi aktivitas, kolaborasi dalam

pemberian oksigen.

f. Dari analisa kondisi yang ditemukan penulis pada Tn. L dengan diag-

nosa medis pola nafas tidak efektif berhubungan dengan perubahan

sekuncup jantung yaitu bahwa pasien masih mengeluh sesak nafas,

pernafasan tercatat 34 kali per menit, ADL dibantu oleh keluarga. Di-

lakukan implementasi pada tanggal 5 – 7 April 2012 yaitu pemberian

terapi oksigen 3 liter per menit, memberikan posisi yang nyaman un-

tuk pasien, menganjurkan pasien untuk melakukan aktivitas sesuai

dengan toleransinya dan batasi aktivitas, melaksanakan terapi dari

dokter dalam pemberian obat.

2. Saran

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada pasien den-

gan decompensasi cordis, penulis akan memberikan usulan dan masukan

yang positif khususnya dibidang kesehatan antara lain :

Page 36: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/3/01-gdl-raufiahana... · fungsional. Tidak adanya oksigen ... asuhan keperawatan yang komprehensif

25

a. Institusi Pendidikan

Agar dapat memotivasi mahasiswa untuk lebih mengem-

bangkan ilmu pengetahuan melalui penelitian yang lebih inovatif dan

waktu pengelolaan pada pasien decompensadi cordis ditambahkan

agar bisa lebih detail melakukan asuhan keperawatan

b. Rumah Sakit

Diharapkan di dalam memberikan tindakan keperawatan dan

mencapai hasil evaluasi yang maksimal tentu perlu adanya kerja sa-

ma dengan tim kesehatan lain seperti dokter, fisioterapi, ahli gizi dan

yang lainnya, sehingga penulis mengharapkan agar mencapai hasil

yang maksimal tentu perlu adanya kerja keras dalam melaksanakan

tindakan baik secara mandiri maupun kolaborasi dengan tim keseha-

tan lain

c. Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya yang ingin mengambil kasus pemenuhan

kebutuhan oksigenasi pada penderita decompensasi cordis untuk da-

pat lebih memberikan tindakan asuhan keperawatan yang lebih mak-

simal.