studi kasus asuhan keperawatan nyeri akut pada...

43
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA Ny. T DENGAN HIPERTENSI DI RUANG BOUGENVILE RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA DisusunOleh : PONCO ADI CAHYONO NIM : P. 10117 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

Upload: trandieu

Post on 02-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA Ny. T DENGAN

HIPERTENSI DI RUANG BOUGENVILE

RUMAH SAKIT PANTI WALUYO

SURAKARTA

DisusunOleh :

PONCO ADI CAHYONO

NIM : P. 10117

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA Ny. T DENGAN

HIPERTENSI DI RUANG BOUGENVILE RUMAH SAKIT

PANTI WALUYO SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

Disusun Oleh :

PONCO ADI CAHYONO

NIM : P. 10117

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

ii

Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

iii

Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

iv

Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN

NYERI AKUT PADA Ny. T DENGAN HIPERTENSI DI RUANG

BOUGENVILE RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA”.

Dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat :

1. Bapak Setiyawan, S. Kep, Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan

yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes

Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Noor Fitriyani selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji I yang

telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

perasaaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi kesempurnaan

studi kasus ini.

3. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

4. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat

untuk membiayai pendidikan saya.

5. Buat teman-temanku yang memberi saya arahan dan dukungan moral.

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

k

Semo

keperawatan

oga laporan

n dan keseha

n studi kasu

atan.

vi

us ini bermaanfaat untuk

S

k perkemba

Surakarta,

Penul

angan ilmu

Juni 2013

lis

Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

vii

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN ................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................. 1

B. Tujuan Penulisan .............................................................. 4

C. Manfaat Penulisan ............................................................ 5

BAB II LAPORAN KASUS

A. Identitas ............................................................................ 7

B. Pengkajian ........................................................................ 7

C. Perumusan Masalah Keperawatan .................................... 12

D. Perencanaaan Keperawatan .............................................. 12

E. Implementasi Keperawatan .............................................. 13

F. Evaluasi Keperawatan ...................................................... 16

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

viii

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan ...................................................................... 19

B. Simpulan dan Saran .......................................................... 28

Daftar Pustaka

Lampiran

Daftar Riwayat Hidup

Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2 Log Book

Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien

Lampiran 4 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 5 Asuhan Keperawatan

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

1

BAB I

PENDAHULUAN

D. Latar Belakang

Pengendalian hipertensi merupakan tantangan kesehatan utama

bagi masyarakat yang sedang mengalami perubahan dari segi sosio ekonomi

dan epidemiologi. Hampir satu miliar dari seluruh populasi orang

dewasa di dunia terkena hipertensi. Umumnya kasus hipertensi di Inggris

mengenai populasi usia lanjut dengan usia di atas 60 tahun. Hipertensi

merupakan salah satu faktor utama risiko kematian karena gangguan

kardiovaskular. Kasus hipertensi mengakibatkan kematian di seluruh

dunia setiap tahunnya mencapai 8 juta orang. Sebagian besar kasus hipertensi

di masyarakat belum terdeteksi. Keadaan ini tentunya sangat berbahaya

karena hipertensi dapat menyebabkan kematian mendadak pada masyarakat

(Sinaga, Hiswani dan Jemadi, 2011 ).

Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2004 sampai 2006

kasus hipertensi semakin meningkat dari urutan ke- 3 menjadi urutan

ke- 2 penyakit yang sering diderita oleh pasien ( Kartikasari, 2012 ).

Prevalensi hipertensi di Jawa Tengah khususnya kota semarang cukup tinggi.

Tahun 2010 kasus hipertensi tertinggi terdapat di puskesmas

Bandarharjo ( 7.935 ), Tlogosari kulon ( 7.137) dan Gayamsari ( 4.717 )

( Syahrini, Susanto dan Udiyono, 2012 ).

Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

2

Hipertensi merupakan keadaan ketika darah sistolik lebih dari 120

mmhg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmhg. Hipertensi diklasifikasikan

menjadi tiga stage, yang pertama stage prehipertensi jika nilai tekanan sistolik

120-139 mmHg dan nilai tekanan diastolik 80-89 mmHg. Hipertensi stage I

jika nilai tekanan sistolik 140-150 mmHg dan nilai tekanan diastolic 90-99

mmHg dan untuk hipertensi stage II jika nilai tekanan sistolik di atas 150

mmHg dan nilai tekanan diastolik di atas 100 mmHg ( Muttaqin, 2009 ).

Hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya genetik,

jenis kelamin, stress, obesitas, kelebihan konsumsi garam, konsumsi kopi,

rokok dan juga gangguan emosi. Penderita hipertensi pada umumnya sering

merasakan nyeri kepala. Nyeri tersebut akan merangsang saraf simpatis

sehingga menyebabkan tekanan pembuluh darah naik, peningkatan

tersebut akan merangsasang kelenjar adrenal dan aliran darah ke ginjal

menurun, perubahan tersebut mempengaruhi sistem angiotensin I dan II

yang akan menstimulus korteks adrenal sehingga produksi aldesteron,

volume cairan extraceluler dan beban kerja jantung akan meningkat.

Kontraksi ventrikel menyebabkan meningkatnya cardiac output sehingga

mempengaruhi jaringan dan metabolisme anaerob yang menyebabkan

menurunya oksigen dan meningkatnya karbondioksida dan akan menstimulus

peka nyeri kapiler di otak sehingga akan menyebabkan nyeri di kepala

( Kusuma dan Nurarif, 2012 ).

Nyeri merupakan suatu keadaan sensori subjektif dan

pengalaman emosianal yang tidak menyenangkan berkaitan dengan

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

3

kerusakan jaringan actual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-

kejadian dimana terjadi kerusakan (Potter dan Perry dalam buku Judha,

Fauziah dan Sudarti, 2012)

Nyeri dapat berlangsung singkat maupun lama. Berdasarkan

lamanya nyeri, maka nyeri dibagi menjadi dua yaitu nyeri akut dan

nyeri kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang terjadi kurang dari 6 bulan

yang sebagian besar diakibatkan oleh penyakit, radang atau injuri jaringan.

Nyeri jenis ini akan berlangsung tiba-tiba dan akan berkurang sejalan dengan

proses penyembuhan. Nyeri kronis merupakan nyeri yang terjadi lebih dari

6 bulan, bersifat konstan dan intermiten yang menetap sepanjang suatu

periode. Nyeri kronik sulit untuk menentukan awalnya dan nyeri ini dapat

menjadi lebih berat bila dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor kejiwaan

( Judha, Fauziah dan Sudarti, 2012 ).

Manusia mempunyai kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi secara

memuaskan melalui proses homeostatis, baik fisiologis maupun psikologis.

Kebutuhan dasar manusia merupakan salah satu hal yang penting,

bermanfaat, atau diperlukan untuk menjaga homeostatis dalam kehidupan itu

sendiri. Terbebas dari nyeri merupakan kebutuhan dasar manusia secara yang

fisiologis memiliki prioritas yang paling tinggi sebelum kebutuhan dasar yang

lain, seperti keselamatan dan rasa aman, rasa cinta dan di miliki, kebutuhan

harga diri, kebutuhan auskultasi diri ( Mubarok dan Chayatin, 2007 ).

Nyeri dapat mempengaruhi akitivitas sehari-hari didalam kehidupan

kita, diantaranya nyeri dapat mempengaruhi gangguan pola tidur, klien yang

Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

4

mengalami nyeri selalu kesulitan dalam melakukan tindakan higiene normal.

Nyeri juga mengganggu kemampuan untuk mempertahankan hubungan

seksual normal. Kemampuan individu bekerja secara serius terancam oleh

nyeri karena semakin banyak aktivitas fisik yang dibutuhkan dalam suatu

pekerjaan maka semakin besar resiko ketidaknyamanan yang akan terjadi

( Potter dan Perry, 2005 )

Hasil pengkajian yang dilakukan penulis di Ruang Bougenvile Rumah

Sakit Panti Waluyo Surakarta pada Ny. T dengan Hipertensi di dapatkan data :

pasien mengatakan kepala terasa seperti tertusuk-tusuk dengan skala 6, nyeri

terjadi saat bergerak, nyeri terasa di daerah kepala hingga leher dan waktu

terjadi nyeri tidak menentu. Pasien tampak menahan rasa sakit dengan

ekspresi wajah meringis. Hasil pemeriksaan tekanan darah di dapatkan hasil

170/100 mmHg. Berdasarkan masalah di atas, maka penulis tertarik menyusun

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Asuhan Keperawatan Nyeri Akut pada

Ny. T dengan Hipertensi di Ruang Bougenvile Rumah Sakit Panti Waluyo

Surakarta”

E. TujuanPenulisan

1. Tujuan Umum

Melaporkan kasus nyeri akut pada Ny. T dengan Hipertensi di

Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

5

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian nyeri pada Ny. T dengan

hipertensi.

b. Penullis mampu merumuskan diagnosa keperawatan nyeri pada Ny.

T dengan hipertensi.

c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan nyeri pada

Ny. T dengan hipertensi .

d. Penulis mampu melakukan implementasi nyeri pada Ny. T dengan

hipertensi.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi nyeri pada Ny. T dengan

hipertensi.

f. Penulis mampu menganalisa kondisi nyeri pada Ny. T dengan

hipertensi.

F. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis :

Menambah wawasan dalam memberikan asuhan keperawatan pada

Ny. T dengan Hipertensi.

2. Bagi Institusi :

a. Pendidikan

Manfaat penulisan ini dimaksudkan memberikan kontribusi laporan

kasus bagi pengembangan praktik keperawatan dan pemecahan

masalah dalam bidang profesi keperawatan.

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

6

b. Rumah Sakit

Sebagai bahan pertimbangan oleh pihak rumah sakit untuk membuat

kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan asuhan

keperawatan pada Ny. T dengan Hipertensi.

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

7

BAB II

LAPORAN KASUS

Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan keperawatan yang dilakukan

pada Ny. T dengan Hipertensi pada tanggal 22 sampai 24 april 2013 di Ruang

Bouenvile Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta. Adapun laporan asuhan

keperawatan meliputi pengkajian, analisa data, intervensi, implementasi dan

evaluasi.

A. Identitas pasien

Pasien dengan inisial Ny. T, umur 69 tahun, beragama islam, alamat

Ploso Tengah Karanganyar. Pasien berpendidikan SMP dan pekerjaan swasta.

Penanggung jawab pasien saat di Rumah Sakit adalah Ny. W umur 57 tahun,

pendidikan SD, pekerjaan wiraswasta. Hubungan dengan pasien adalah adik

dan tinggal satu rumah dengan pasien.

B. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 April 2013 jam 10.00 WIB,

pada kasus ini diperoleh dengan cara auto anamnesa dan allo anamnesa.

Keluhan utama pasien mengatakan kepala terasa tertusuk-tusuk, pada tanggal

19 April 2013 pasien merasakan kepala pusing ( 1 hari sebelum masuk rumah

sakit ). Pada tanggal 20 April 2013 pasien dibawa ke rumah Sakit Panti

Waluyo Surakarta saat di UGD dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

8

tekanan darah 190/80 mmHg, suhu 36,5 derajat celcius, nadi 80 kali permenit

di nadi radialis, frekuensi pernapasan 22 kali permenit dengan irama teratur.

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter mendiagnosa pasien dengan hipertensi

stage II. Setelah dari UGD pasien dipindahkan dibangsal Bougenvile.

Riwayat kesehatan yang lalu pasien mengatakan sebelumnya pernah

sakit kepala, batuk dan juga demam sekitar 3 minggu yang sebelum pasien

dirawat di Rumah Sakit, namun hanya istirahat dirumah saja. Riwayat

penyakit keluarga klien mengatakan tidak ada keluarganya yang mempunyai

penyakit keturunan seperti hipertensi, stroke dan juga penyakit jantung.

Pengkajian pola Gordon tentang kesehatan fungsional. Pola aktivitas

pasien sebelum masuk rumah sakit adalah ( 0 ) atau mandiri karena pasien

dapat melakukan akitivitas tanpa bantuan orang lain. Selama sakit untuk

pemenuhan akitivitas dan latihan pasien dibantu oleh keluarga dan juga alat,

saat makan dan minum, berpakain, ambulasi dan mandi klien dibantu oleh

keluarganya dengan nilai ( 2 ), saat BAK dan BAB pasien dibantu alat dengan

nilai ( 1 ).

Pada pengkajian pola eleminasi pasien mengatakan sebelum sakit

frekuensi BAB 1 kali perhari. Pasien mengatakan BAB di pagi hari dengan

konsistensi padat, warna kuning dan bau yang khas dan frekuensi BAK 5-6

kali perhari dengan warna kuning, jernih dan bau. Selama sakit pasien

mengatakan frekuensi BAB 1 kali perhari dengan konsistensi padat, warna

kuning, bau yang khas dan waktu BAB tidak menentu. BAK 1400 cc selama

8 jam dengan warna kuning, jernih, bau khas dan terpasang kateter.

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

9

Pengakajian pola istirahat pasien mengatakan sebelum sakit tidur mulai jam 8

malam sampai jam 6 pagi dan pasien jarang tidur di siang hari. Selama sakit

pasien mangatakan tidur jam setengah 9 sampai jam setangah 6 pagi dan

jarang tidur di siang hari.

Pengkajian kognitif perceptual sebelum sakit pasien mengatakan

tidak ada gangguan pada penginderaan dan tidak ada gangguan komunikasi

dan tidak ada gangguan kenyamanaan. Selama sakit pasien tidak ada

gangguan penginderaan dan komunikasi, namun hanya ada gangguan

kenyamanaan, pasien mengatakan kepala terasa tertusuk-tusuk dengan skala

6, nyeri terjadi disaat bergerak, nyeri dirasakan di kepala hingga leher dan

waktu terjadi tidak menentu. Ekpresi pasien meringis menahan rasa sakit.

Hasil pemeriksaan keadaan umum pasien adalah baik. Tingkat

kesadaran sadar penuh ( composmentis ) dengan nilai Glascow Coma Scale

( GCS ) = 15 ( Eye 4, Verbal 5, Motorik 6 ). Pemeriksaan tanda-tanda vital

didapatkan hasil tekanan darah 170/100 mmHg, suhu 37 derajat C, nadi 84

kali per menit, frekuensi pernapasan 20 kali per menit dan irama pernapasan

teratur. Pemeriksaan fisik, kulit kepala bersih, tidak ada ketombe dan tidak

ada benjolan. Rambut berwarna putih dan bersih. Mata pasien simetris kanan

kiri, konjungtiva tidak anemis, pupil isokor, sklera tidak ikterik, Hidung

simetris, tidak terdapat polip dan tidak terdapat sekret. Telinga simetris,

bersih, tidak terdapat serumen.

Pemeriksaan paru : inspeksi didapatkan hasil pengembangan dada

kanan-kiri simetris, palpasi vocal fremitus kanan kiri sama, saat diperkusi

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

10

bunyi paru sonor, dan saat di auskultasi vesikuker dilobus tidak ada suara

tambahan. Pemeriksaan jantung inspeksi ictus cordis tidak tampak, palpasi

ictus cordis teraba di SIC V, bunyi pekak saat di perkusi, pada saat di

auskultasi bunyi jantung I & II murni tidak ada suara tambahan.

Pemeriksaan abdomen tidak ada bekas luka dan bentuk perut datar

pada saat di inspeksi, pada saat di auskultasi bising usus terdengar 15 kali

permenit, terdengar bunyi tympani pada saat di perkusi, tidak ada nyeri tekan

saat di palpasi.

Pada pemeriksaan genetalia bersih, terpasang kateter. Pada

pemeriksaan ekstremitas kanan dan kiri atas didapatkan hasil kekuatan otot 5

dan capilary refile kurang dari 3 detik, pada ekstremitas bawah kekuatan otot

kanan dan kiri 5, akral hangat, capilary refile kurang dari 3 detik.

Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien meliputi : pemeriksaan

laboratorium dan EKG. Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 20

April 2013 didapatkan hasil sebagai berikut : Hemoglobin 11,9 g/dl nilai

normal ( 11,7-16,2) Hematokrit 44,5 % nilai normal ( 35-45 ), Eritrosit 5,29

juta/mm3 nilai normal ( 4,5-5,9 ), Leukosit 14,900 mm

3 ( 4,400-11,300 ),

Trombosit 218,00 /L nilai normal ( 150,000-450,00 ) Basofil 0,1 % nilai

normal ( 0-2 ), Esosofil 0,6 nilai normal ( 0-4 ), Neusofil 91,6 % nilai normal

( 55-80 ), Limfosit 4,9% nilai normal ( 22-40 ), Monosit 3,2% nilai normal

( 0-7 ), MCV 84 FL nilai ( 80-96 ), MCH 31 Pg nilai normal ( 28-33 ),

MCHC 35% nilai normal ( 32-36 ), Ureum 32,7 mg/dl nilai normal

( 10-50 ), Kreatinin 1,2 mg/dl ( 0,9-1,3 ), GDS 114 mg/dl nilai normal

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

11

( 60-140 ). Hasil pemeriksaan EKG pada tanggal 20 April 2013 didapatkan

hasil sinus rhytem.

Pada tanggal 20 April 2013 jenis terapi yang diberikan ke pasien

adalah propanol diberikan 25 mg/8 jam golongan obat ini untuk anti

hipertensi yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah diberikan secara

oral, antrain diberikan 500 mg/8jam obat ini berfungsi untuk mengurangi

nyeri, diberikan melalui IV dan terapi infus RL diberikan 20 tpm, diberikan

untuk mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit.

C. Daftar Perumusan Masalah

Data pengkajian yang diperoleh pada tanggal 22 April 2013 jam 11.00

WIB didapatkan subjektif, pasien mengatakan kepala terasa tertusuk-tusuk

dengan skala 6, nyeri terjadi disaat bergerak, nyeri dirasakan di kepala hingga

leher dan waktu terjadi tidak menentu. Data objektif yang diperoleh ekpresi

pasien tampak meringis menahan rasa sakit, tekanan darah 170/100 mmHg.

Berdasarkan analisa data di atas, maka ditegakkan diagnosa

keperawatan nyeri akut berhubungan dengan peningkatan vaskuler serebral

( hipertensi ). Penulis menentukan diagnosa nyeri akut karena pasien

mengatakan nyeri di kepala dan terjadi kurang dari 6 bulan.

D. Perencanaan

Berdasarkan masalah keperawatan di atas, maka penulis membuat

tujuan keperawatan setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam di

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

12

harapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil pasien dapat mengontrol

nyeri, melaporkan nyeri pasien berkurang dengan skala 2, ekspresi pasien

tampak rileks, tekanan darah 130/80 mmHg. Penulis membuat intervensi

sebagai berikut, kaji nyeri dengan rasional untuk mengetahui karakteristik

nyeri yang di rasakan pasien. Ukur tanda-tanda vital dengan rasional untuk

mengetahui tanda-tandal vital paisen. Berikan posisi yang nyaman ( semi

fowler ) dengan rasional untuk memberikan kenyamanan bagi pasien saat

istirahat. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dengan rasional untuk

mengurangi rasa nyeri pasien. Berikan terapi obat sesuai advis dokter,

penurun tekanan darah propanol 25 mg/8 jam diberikan secara oral, injeksi

analgetik untuk mengurangi nyeri antrain 500 mg/8jam diberikan melalui IV

dengan rasional untuk mengetahui obat yang harus diberikan ke pasien.

E. Implementasi

Pada tanggal 22 April 2013 pukul 11.00 WIB dilakukan implementasi

sebagai berikut : mengkaji nyeri pasien dengan respon subjektif pasien

mengatakan kepala sperti tertusuk-tusuk dengan skala 6, nyeri terjadi disaat

bergerak, nyeri terasa di kepala hingga leher dan waktu terjadi tidak menentu.

Respon objektif ekspresi pasien tampak meringis menahan rasa sakit.

Pada pukul 11.10 WIB mengajarkan pasien teknik relaksasi nafas

dalam, respon subjektif pasien mengatakan bersedia di ajari teknik relaksasi

dan mau melakukan jika nyeri terjadi dengan respon objektif pasien tampak

mengerti apa yang dijelaskan oleh perawat dan mau melakukannya. Pada

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

13

pukul 11.15 WIB mengukur tanda-tanda vital dengan data subjektif pasien

mengatakan bersedia, respon objektif tekanan darah 170/100 mmHg, suhu 37

derajat celcius, nadi 84 kali permenit teraba di nadi radialis, pernafasan 20

kali permenit dengan irama teratur. Pada pukul 12.00 WIB memberikan obat

oral propanol 25mg/8 jam dan respon subjektif pasien mengatakan bersedia

minum obat dan respon subjektif pasien tampak minum obat dengan benar

dan tidak ada tanda-tanda alergi.

Pada pukul 13.00 WIB memberikan posisi semi fowler dengan respon

objektif pasien mengatakan mau diberikan posisi ini, respon data subjektif

pasien tampak nyaman dengan posisi ini. Implementasi pada tanggal 23 April

2013 jam 08.00 WIB mengkaji nyeri dengan respon subjektif pasien

mengatakan nyeri berkurang terasa seperti tertusuk-tusuk dengan skala 4,

nyeri terjadi disaat pasien bergerak, nyeri terasa di kepala hingga leher dan

waktu terjadi tidak menentu, respon data objektif ekspresi pasien masih

tampak meringis.

Pada jam 09.00 WIB menganjurkan pasien teknik relaksasi nafas

dalam respon subjektif pasien mengatakan pasien sudah bisa melakukan

teknik relaksasi nafas dalam jika nyeri terjadi dengan respon objektif pasien

tampak bisa mengontrol nyeri dengan teknik relaksasi nafas dalam. Pada jam

10.00 WIB memberikan injeksi antrain 500mg/8 jam dengan respon subjektif

pasien mengatakan bersedia untuk di injeksi dengan respon objektif, pasien

tampak bersedia, injeksi masuk dengan lancar melalui selang infus dan tidak

terdapat tanda-tanda alergi pada pasien.

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

14

Pada jam 11.00 WIB mengukur tanda-tanda vital pasien dengan

respon subjektif pasien mengatakan bersedia untuk di ukur tanda-tanda

vitalnya, dari respon objektif didapatkan hasil tanda-tanda vital, tekanan

darah 160/90 mmhg, suhu 37 derajat celcius, nadi 82 kali permenit teraba di

nadi radialis, frekuensi pernapasan 21 kali permenit dengan irama teratur.

Pada pukul 12.30 WIB memberikan obat oral propanol 25mg/8 jam, respon

data subjektif pasien mengatakan bersedia minum obat dan dari respon

objektif pasien tampak minum obat dengan benar dan tidak ada tanda-tanda

alergi.

Implementasi pada tanggal 24 April 2013 jam 08.00 WIB mengkaji

karakterisitik nyeri pasien, dengan respon subjketif pasien mengatakan nyeri

masih terasa namun sudah tidak seperti kemarin nyeri tertusuk-tusuk dengan

skala 2, nyeri terjadi saat bergerak, nyeri terasa di daerah kepala hingga leher,

waktu terjadi nyeri tidak menentu, dari respon subjektif pasien tampak tidak

kesakitan lagi, ekspresi pasien tampak rileks.

Pada pukul 09.00 WIB mengajarkan pasien teknik relaksasi nafas

dalam dari respon subjektif pasien mengatakan sudah bisa melakukan

tindakan ini jika nyeri terasa lagi, dari respon objektif pasien tampak bisa

mengontrol nyeri dengan teknik relaksasi. Pada pukul 10.00 WIB

memberikan injeksi antrain 500mg/8jam dari respon subjektif pasien

mengatakan bersedia untuk di injeksi, dari respon subjektif injeksi tampak

masuk dengan lancar dan benar, tidak ada tanda-tanda alergi pada pasien.

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

15

Pada pukul 11.00 WIB mengukur tanda-tanda vital pasien, dari respon

subjektif pasien mengatakan bersedia untuk di ukur tanda-tanda vitalnya, dari

respon objektif tekanan darah 130/80 mmhg, suhu 36,5 derajat celcius, nadi

76 kali permenit teraba di nadi radialis, frekuensi pernapasan 20 kali permenit

dengan irama teratur. Pada pukul 12.00 WIB memberikan obat oral propanol

25mg/8jam dan respon subjektif pasien mengatakan bersedia minum obat dan

respon objektif pasien tampak minum obat dengan benar dan tidak ada tanda-

tanda alergi.

F. Evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada tanggal 22 April 2013

jam 14.00 WIB dilakukan evaluasi dengan menggunakan metode SOAP (

subjektif, objektif, analisa dan planing ). Data subjektif pasien mengatakan

kepala terasa tertusuk-tusuk, nyeri terjadi disaat bergerak, nyeri terasa di

daerah kepala hingga leher, skala nyeri 6 dan nyeri terjadi di waktu yang

tidak menentu, data objektif pasien sudah bisa mengontrol nyeri, ekspresi

pasien tampak meringis dengan menahan rasa sakit, tanda-tanda vital yang

dilakukan perawat didapatkan hasil tekanan darah 160/100 mmHg, suhu 36,5

derajat celcius, nadi 88 kali permenit di nadi radialis, frekuensi pernapasan 20

kali permenit dengan irama teratur.

Hasil analisa masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi dan

untuk planing intervensi dilanjutkan dengan kaji karakteristik nyeri, berikan

posisi yang nyaman semi fowler, anjurkan teknik relaksasi nafas dalam,

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

16

berikan obat injeksi antrain 500mg/8 jam diberikan melalui IV, propanol

25mg/8 jam diberikan secara oral.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada tanggal 23 April 2013

jam 14.00 WIB di dapatkan data evaluasi dengan menggunakan metode

SOAP. Dari data subjektif pasien mengatakan nyeri di kepala masih terasa

namun sudah berkurang terasa seperti tertusuk-tusuk dengan skala nyeri 4,

nyeri terjadi disaat bergerak, nyeri terasa didaerah kepala hingga leher dan

nyeri terjadi di waktu yang tidak menentu, dari data objektif pasien sudah bisa

mengontrol nyeri dengan cara teknik nafas dalam, pasien masih tampak

meringis dengan menahan sakit, tanda-tanda vital yang di dapatkan, tekanan

darah 140/80 mmHg, suhu 36,5 derajat celcius, nadi 80 kali permenit teraba

di nadi brakialis, frekuensi pernapasan 20 kali permenit dengan irama teratur.

Hasil analisa masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi dan untuk

planing intervensi di lanjutkan dengan kaji karakteristik nyeri, berikan posisi

yang nyaman semi fowler, ajarkan teknik relaksasi nafas dalam, beriakan

terapi obat sesuai dalam pemberian obat injeksi antrain 500mg/8 jam

diberikan melalui IV, propanol 25mg/8 jam diberikan secara oral.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada tanggal 24 April 2013

jam 14.00 WIB di dapatkan data sevaluasi menggunakan metode SOAP. Dari

data subjektif pasien mengatakan nyeri di kepala masih terasa namun sudah

tidak seperti hari sebelum-belumnya terasa seperti tertusuk-tusuk dengan

skala 2, nyeri terjadi disaat bergerak, nyeri terasa di daerah kepala hingga

leher dan nyeri terjadi di waktu yang tidak menentu, dari data objektif pasien

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

17

sudah bisa mengontrol nyeri dengan cara teknik relaksasi nafas dalam, pasien

tampak tidak kesakitan lagi, tanda-tanda vital yang di dapatkan, tekanan

darah 130/80 mmHg, suhu 37 derajat celcius, nadi 82 kali permenit teraba di

nadi radialis, frekuensi pernapasan 22 kali permenit dengan irama teratur.

Hasil analisa masalah keperawatan nyeri akut teratasi dan untuk planing di

pertahankan.

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

18

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

Pada bab ini penulis akan membahas tentang Asuhan Keperawatan

Nyeri Akut Pada Ny. T dengan Hipertensi di Ruang Bougenvile Rumah Sakit

Panti Waluyo Surakarta. Pembahasan pada bab ini terutama membahas

adanya kesesuaian maupun kesenjangan antara teori dengan kasus. Asuhan

keperawatan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia

melalui tahap, pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi

dan evaluasi.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah proses sistematis dari pengumpulan verifikasi

dan komunikasi data tentang pasien ( Potter dan Perry, 2005 ). Keluhan

utama pasien mengatakan kepala terasa seperti tertusuk-tusuk. Riwayat

penyakit sekarang 1 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengatakan

kepala pusing dan saat di IGD hasil pemeriksaan tekanan darah 190/80

mmHg.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi

tekanan darah seseorang berada di atas angka normal yaitu 120/80

mmHg. Maksudnya, bila tekanan sistoliknya mencapai nilai lebih dari

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

19

120 mmHg atau lebih tinggi dan tekanan diastoliknya lebih dari 80

mmHg atau lebih tinggi ( Susilo dan Wulandari, 2011 ).

Hipertensi diklasifikasikan menjadi tiga tahap, yaitu tahap

prehipertensi dengan tekanan sistolik 120-139 mmHg dan tekanan

diastolik 80-89 mmHg, tahap hipertesni stage I dengan tekanan sistolik

140-150 mmHg dan tekanan diastolik 90-99 mmHg dan tahap hipertensi

stage II dengan tekanan sistolik lebih dari 150 mmHg dan tekanan

diastolik lebih dari 100 mmHg ( Muttaqin, 2009 ).

Gejala yang sering terjadi pada penderita hipertensi meliputi

sakit kepala, migren atau sakit kepala sebelah, wajah kemerahan,

mata berkunag-kunang, sakit pada tengkuk dan kelemahan fisik

( Susilo dan Wulandari, 2011 ).

Riwayat penyakit dahulu pasien mengatakan tidak mempunyai

riwayat hipertensi. Dalam keluarga pasien tidak ada yang mempunyai

penyakit hipertensi. Hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu

genetik, usia, gaya hidup, merokok, alkohol dan obesitas

( Kusuma dan Nurarif, 2012 ).

Pola aktivitas dan latihan pada pasien membutuhkan bantuan

orang lain dan alat. Pasien tidak toleran terhadap aktivitas karena tekanan

darah meningkat. Pasien mengalami kelemahan dalam melakukan

aktivitas. Intoleran aktivitas merupakan ketidakcukupan energi psikologis

atau fisiologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan akitivitas sehari-

hari yang harus atau yang ingin dilakukan ( Nanda, 2010 ).

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

20

Pola istirahat tidur pasien mengatakan tidur tidak terganggu

karena lingkungan yang mendukung untuk istirahat, suasana yang tenang

dan sebelum sakit pasien mengatakan jarang tidur di siang hari. Pada

pasien hipertensi gejala yang sering dirasakan pasien adalah nyeri.

Seseorang yang mengalami gangguan nyeri akan terganggu pola istirahat

dan tidurnya ( Judha, Fauziah dan Sudarti, 2012 ). Pola nutrisi pasien

mendapatkan diit rendah garam. Diit rendah garam mempunyai tujuan

yaitu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan

untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi

( Almatsier, 2005 ).

Pola kognitif perceptual pasien mengatakan kepala terasa cekot-

cekot dengan skal nyeri 6, nyeri terjadi karena peningkatan tekanan

darah, nyeri terasa dikepala hingga leher, ekspresi wajah pasien meringis.

Menurut Sudarti ( 2012 ), penulis melakukan pengkajian nyeri dengan

menggunakan alat ukur numerik, nyeri dapat diukur dengan

menggunakan pengukuran nyeri secara facial dan pengukuran nyeri

secara numerik. Pengukuran nyeri secara facial dapat digunakan untuk

mengukur nyeri pada anak-anak karena pengukuran nyeri ini

memfokuskan pada ekspresi wajah anak karena anak belum bisa

mengungkapkan rasa nyeri secara verbal. Pengukuran nyeri secara

numerik merupakan cara yang mudah untuk menentukan skala nyeri

yang dirasakan oleh pasien dewasa, karena pasien dapat mengungkapkan

secara verbal rasa nyeri yang dirasakan dan memperlihatkan ekspresi

Page 31: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

21

nyeri saat terjadi, pasien dapat menentukan atau memilih skala nyeri

yang diberikan oleh perawat.

Nyeri dapat dikaji dengan menggunakan pengukuran nyeri

numerik. Dalam pengukuruan nyeri numerik dikatakan pasien tidak

merasakan nyeri diskala 0, nyeri tingkat ringan berada diskala 1-3, nyeri

tingkat sedang berada diskala 4-6, nyeri tingkat berat berada diskala 7-9

dan nyeri yang tidak tertahankan berada diskala 10. Pasien dapat

menentukan suatu titik pada skala yang berhubungan dengan persepsinya

tentang tingkat keperahan nyeri pada waktu melakukan pengkajian

( Potter dan Perry, 2006 ).

Pengkajian nyeri dapat menggunakan cara P ( provocat ) yaitu

pemicu terjadinya nyeri di karenakan apa, Q ( qualitas ) nyeri yang

dirasakan pasien mempunyai kualitas yang berbeda-beda, R ( regional )

merupakan daerah nyeri yang dirasakan oleh pasien, S ( skala ) nyeri

mempunyai skala yang berbeda sesuai dengan skala yang ditunjuk

pasien, T ( time ) nyeri terjadi mempunyai waktu tersendiri. Cara

pengkajian ini untuk menentukan karakteristik nyeri yang di rasakan oleh

pasien ( Kusuma da Nurarif, 2012 ).

Pada pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan

darah 170/100 mmHg, suhu 37 derajat C, nadi 84 kali per menit, respirasi

20 kali per menit dan irama pernapasan teratur. Penyakit hipertensi

biasanya sering menyebabkan peningkatan denyut jantung karena

Page 32: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

22

rangsangan saraf simpatis atau hormonal yang abnormal pada nodus SA

( Corwin Elizabeth. J, 2009 ).

Pada pasien pemeriksaan yang dilakukan EKG dan laboratorium

dengan hasil normal. Pasien hipertensi dilakukan pemeriksaan EKG

untuk memeriksa tanda-tanda adanya beban yang berlebihan pada

jantung akibat tekanan darah tinggi. Pemeriksaan ini juga dapat

menunjukkan adanya penebalan dinding jantung (hipertrofi ventrikel kiri)

atau tanda bahwa jantung pernah mengalami gangguan ringan seperti

serangan jantung tanpa gejala (silent heart attack). Pemeriksaan foto

rontgen dada atau ekokardiogram juga dapat dilakukan untuk melihat

tanda pembesaran atau kerusakan pada jantung. Pada pasien hasil EKG

tidak ada kelainan dengan hasil sinus rhytem. Pada pemeriksaan

laboratorium pasien hipertensi difokuskan ke pemeriksaan kreatinin

untuk menilai adanya gangguan ginjal yang mungkin merupakan

penyebab atau akibat dari hipertensi (Bradero, Dayrit dan Siswadi, 2008).

Pada pasien terpasang kateter untuk mencegah terjadinya cidera

lebih lanjut saat pasien BAK dan BAB di kamar mandi karena hipertensi

mempunyai tanda dan gejala kepala pusing dan dapat menyebabkan

terjadinya resiko jatuh. Pemasangan kateter merupakan cara untuk

mengeluarkan air seni atau urin dengan cara memasukkan selang

berbahan karet yang dimasukan melalui urethra (\Bradero, Dayrit dan

Siswadi, 2008).

Page 33: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

23

Pasien diberikan posisi semi fowler karena posisi ini paling

nyaman dan sering digunakan pada pasien dengan gangguan

kardiovaskuler dan gangguan pernapasan ( Wilkinson, 2007 ). Posisi

semi fowler memiliki fungsi untuk memperlancar pernapasan pada pasien

yang bedrest total ( Potter dan Perry, 2006 ).

2. Diagnosa

Diagnosa adalah sebuah label singkat menggambarkan kondisi

pasien yang diobservasi di lapangan, kondisi ini dapat berupa masalah-

masalah yang aktual dan potensial ( Wilkinson, 2007 ).

Ditegakkan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan

peningkatan vaskuler serebral ( hipertensi ) karena nyeri yang dirasakan

pasien di akibatkan karena gangguan pada sistem dalam tubuh ( Kusuma

dan Nurarif, 2012 ). Berdasarkan lamanya nyeri yang dirasakan, pasien

mengatakan hipertensi terjadi kurang dari 6 bulan dengan intensitas nyeri

sedang dan terjadi secara aktual, ekspresi pasien menunjukan respon

nyeri disertai adanya tekanan darah yang abnormal. pasien mengatakan

nyeri di kepala hingga leher dan ekspresi wajah pasien meringis menahan

sakit, dengan tekanan darah 170/100 mmHg.

Menurut Potter dan Perry ( 2005 ) nyeri akut merupakan nyeri

yang terjadi kurang dari 6 bulan. Menurut Nanda ( 2010 ) nyeri akut

ditandai dengan adanya perubahan frekuensi jantung, perubahaan

tekanan darah, pernapasan, selera makan, ekspresi dan perilaku yang

Page 34: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

24

menunjukan nyeri, gangguan pola tidur dan melaporkan nyeri secara

verbal.

3. Intervensi

Perencanaan dan tujuan dari tindakan keperawatan menggunakan

kaidah sesuai dengan sistematika SMART, yaitu spesifik, measureable,

acceptance, rasional dan timming ( Nursalam, 2008 ). Intervensi

merupakan tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam beralih

dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil

yang diharapkan ( Potter dan Perry, 2005 ).

Tujuan yang dibuat oleh penulis adalah nyeri akut berkurang

dengan kriteria hasil nyeri berkurang dengan skala 2, ekspresi pasien

tampak rileks, pasien dapat mengontrol nyeri, tanda-tanda vital : tekanan

darah turun 130/80 mmHg. Intervensi yang dilakukan penulis meliputi

kaji nyeri dengan dengan rasional untuk mengetahui karakteristik nyeri

yang dirasakan oleh pasien. Berikan posisi yang nyaman semi fowler

dengan rasional untuk memberikan kenyamanan pada pasien saat

beristirahat. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dengan rasional untuk

mengurangi nyeri yang dirasakan oleh pasien. Berikan obat analgetik dan

obat penurun tekanan darah sesuai dengan advis dokter injeksi antrain

500mg/8jam diberikan melalui IV, propanol 25mg/8 jam diberikan secara

oral ( tablet ).

Menurut Wilkinson ( 2007 ), kaji nyeri dengan komprenhensif

meliputi lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, intesitas atau keparahan nyeri

Page 35: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

25

dan faktor presipitasinya untuk mengobservasi nyeri yang dirasakan oleh

pasien. Gunakan posisi semi fowler untuk meringankan atau mengurangi

nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat diterima pasien.

Gunakan tindakan nonfarmakolgis ( misalnya teknik distraksi, terapi

musik, relaksasi nafas dalam dan terapi aktivitas ) tindakan ini

memungkinkan dapat mengurangi nyeri sebelum nyeri terjadi

peningkatan atau nyeri menjadi lebih parah. Berikan terapi kolaboratif

penurun tekanan darah dan analgetik untuk memudahkan pengendalian

pasien pada pemberian dan pengaturan obat.

4. Implementasi

Menurut Potter dan Perry ( 2005 ) implementasi adalah tindakan

keperawatan dimana tindakan yang diperlukan mencapai tujuan dan hasil

yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang dilakukan dan

diselesaikan.

Mengkaji nyeri merupakan pilihan pertama untuk mengumpulkan

informasi pengkajian pada nyeri yang dirasakan oleh penderita. Menurut

Wilkinson ( 2007 ), nyeri dapat di kaji secara komprehensif, pasien

mengatakan kepala terasa cekot-cekot dengan skala 6, nyeri terjadi disaat

bergerak, nyeri terasa di kepala hingga leher dan terjadi tidak menentu,

Respon data objektif ekspresi pasien tampak meringis dengan menahan

rasa sakit. Menurut Nanda ( 2010 ) ekspresi wajah yang ditunjukan

Page 36: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

26

pasien merupakan batasan karakteristik yang ditunjukan oleh pasien

dengan nyeri.

Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam merupakan tindakan

nonfarmakolgis yang mudah dilakukan pasien untuk mengurangi rasa

nyeri yang dirasakan oleh pasien sebelum nyeri meningkat atau terjadi

lebih parah ( Wilkinson, 2007 ). Menurut Potter dan Perry ( 2005 ) teknik

relaksasi adalah perilaku yang dipelajari dan membutuhkan waktu

pelatiahan dan praktik, setelah pasien terampil dalam teknik ini

ketegangan dapat berkurang dan parameter fisiologis berubah ( misalnya

menurunkan tekanan darah, mengurangi rasa nyeri, stressor dan dapat

mengurangi ketegangan otot ).

Mengukur tanda-tanda vital adalah sebagai indikator dari status

kesehatan, ukuran ini menandakan keefektifan sirkulasi, respirasi, fungsi

neural dan endokrin dalam tubuh ( Poterr dan Perry, 2005 ). Memberikan

obat analgetik dan penurun tekanan darah penggunaan obat ini untuk

mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dan menurunkan tekanan

darah yang di alami oleh pasien ( Wilkinson, 2007 ).

Menurut Aziz ( 2010 ) memberikan posisi semi fowler dapat

memberikan kenyamanan saat beristirahat pada pasien penderita

gangguan pernapasan dan gangguan jantung. Memberikan posisi

semifowler merupakan cara untuk meringankan atau mengurangi rasa

ketidaknyamanan yang dapat diterima oleh pasien ( Wilkinson, 2007 ).

Page 37: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

27

Memberikan terapi obat sesuai advis dokter propanol 25mg/8 jam

untuk menurunkan tekanan darah diberikan melalui oral dan antrain

500mg/8 jam untuk menghilangkan rasa nyeri diberikan melalui IV

( ISO, 2010 ).

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan proses keperawatan untuk menugukur respon

pasien terhadap tindakan keperawaan dan kemajuan pasien ke arah

pencapaian tujuan ( Potter dan Perry, 2005 ). Hasil evaluasi berdasarkan

pengelolaan kasus selama tiga hari sesuai dengan tujuan dan target

masalah keperawatan nyeri akut teratasi.

Evaluasi pada hari pertama masalah nyeri belum teratasi karena

pasien mengatakan kepala masih terasa nyeri seperti tertusuk-tusuk, nyeri

terjadi disaat bergerak, nyeri terasa di daerah kepal hingga leher ekspresi

dan terjadi tidak menetu wajah pasien meringis menahan sakit, namun

pasien sudah bisa mengontrol nyeri dengan cara teknik relaksasi nafas

dalam, skala nyeri 6. Tekanan darah sudah mengalami penurunan dari

170/100 mmHg menjadi 160/100 mmHg, nadi 88 kali per menit, respirasi

20 kali per menit.

Evaluasi pada hari kedua masalah nyeri akut belum teratasi,

pasien mengatakan kepala masih terasa seperti tertusuk-tusuk dengan

skala 4, nyeri terjadi di saat bergerak, nyeri terasa di daerah kepala

hingga leher dan terjadi tidak menentu. Ekspresi wajah pasien meringis

Page 38: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

28

menahan sakit, pasien bisa melakukan teknik relaksasi nafas dalam,

tekanan darah pasien sudah mengalami penurunan dari 160/100 mmHg

menjadi 140/80 mmHg, nadi 80 kali per menit teraba di nadi brakialis,

frekuensi pernapasan 20 kali per menit dan skala nyeri turun dengan hasil

skala nyeri 4.

Evaluasi hari ketiga masalah teratasi karena tujuan dan kriteria

hasil yang dibuat penulis tercapai. Pasien mengatakan nyeri berkurang

terasa masih seperti tertusuk-tusuk dengan skala nyeri 2, tekanan darah

turun dengan hasil 130/80 mmHg, frekuensi nadi 82 kali per menit teraba

di nadi radialis, frekuensi pernapasan 22 kali per menit dengan irama

teratur, ekspresi pasien rileks, pasien dapat mengontrol nyeri dengan

teknik nafas dalam.

B. Simpulan dan Saran

1. Simpulan

Setelah penulis melakukan pengkajian, penentuan diagnosa,

perencanaan, implementasi dan evaluasi tentang Asuhan Keperawatan

Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri akut pada Ny. T dengan Hipertensi di

Ruang Bougenvile Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta metode studi

kasus maka dapat di tarik kesimpulan:

Page 39: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

29

a. Pengkajian

Hasil pengkajian pada Ny. T adalah pasien mengeluhkan kepala

terasa tertusuk-tusuk dengan skala 6, nyeri terjadi disaat bergerak, nyeri

terasa di daerah kepala hingga leher dan waktu terjadinya nyeri tidak

menentu, ekspresi wajah pasien meringis menahan rasa sakit, tekanan

darah 170/100 mmHg.

b. Diagnosa

Hasil perumusan diagnosa keperawatan pada Ny. T adalah Nyeri

akut berhubungan dengan peningkatan vaskuler serebral ( hipertensi ).

c. Intervensi

Intervensi yang dibuat oleh penulis kaji karakteristik nyeri.

Berikan posisi semi fowler. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam.

Berikan terapi obat analgetik dan penurun tekanan darah.

d. Implementasi

Implementasi yang dilakukan penulis, meliputi mengkaji nyeri

pasien. Mengukur tanda-tanda vital, memberikan posisi semi fowler,

mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, memberikan obat analgetik

dan penurunan tekanan darah.

e. Evaluasi

Hasil evaluasi masalah keperawatan nyeri akut pada pasien selama

tiga hari teratasi, karena sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang

dibuat oleh penulis. Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang terasa

Page 40: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

30

seperti tertusuk-tusuk dengan skala 2, terjadinya disaat bergerak, nyeri

terjadi didaerah kepala hingga leher dan nyeri terjadi tidak menentu.

Nyeri berkurang dengan skala 2, ekspresi wajah pasien tampak rileks,

pasien dapat mengontrol nyeri dengan teknik nafas dalam, tekanan

darah pasien turun dengan hasil 130/80 mmHg, masalah teratasi dan

planning di pertahankan.

f. Analisa

Pasien mengatakan kepala tertusuk-tusuk, hasil pemeriksaan

tekanan darah meningkat dengan hasil 170/100 mmHg, ekspresi pasien

tampak meringis menahan sakit, pola pemenuhan aktivitas dan latihan

pasien tidak dapat melakukan secara mandiri namun istirahat tidur

pasien tidak terganggu. Nutrisi pasien mendapatkan diit rendah garam.

Pengelolaan asuhan keperawatan nyeri akut teratasi karena tujuan dan

kriteria hasil yang dibuat penulis tercapai.

2. Saran

Setelah penulis melakukan studi kasus tentang gangguan rasa

nyaman, penulis mengemukakan saran yaitu:

a. Bagi institusi

1) Rumah Sakit

Hal ini diharapkan Rumah Sakit dapat memberikan

pelayanan kesehatan dan mempertahankan hubungan kerjasama

baik antara tim kesehatan maupun pasien sehingga dapat

Page 41: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

31

meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang

optimal pada umumnya dan pada asma bronkial khususnya.

2) Bagi Tenaga Kesehatan Khususnya Perawat

Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan

lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien

agar lebih maksimal, khususnya pada pasien Hipertensi. Perawat

diharapkan dapat memberikan pelayanan profesional dan

komprehensif.

3) Bagi institusi pendidikan

Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang

lebih berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta

perawat profesional, terampil, inovatif dan bermutu yang

mampu memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh

berdasarkan kode etik keperawatan.

b. Bagi penulis selanjutnya

Setalah melakukan tindakan keperawatan pada pasien

hipertensi diharapkan penulis dapa lebih mengetahui cara penangan

pada penyakit hipertensi dan dapat menambah wawasan dalam

menangani masalah keperawatan hipertensi

Page 42: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2005. Penuntun Diet, Edisi Baru. Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Utama

Bradero, Dayrit dan Siswadi. 2008. Klien Dengan Gangguan Kardiovaskuler.

Jakarta : EGC

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi, Edisi 3, Alih Bahasa, Nike

Budhi Subekti. Jakarta : EGC

Hidayat, Aziz Alimul. 2006, Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan

Teori Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

ISO. 2010. Informasi Spesialite Obat. Jakarta : PT. ISFI

Judha, Fauziah dan Sudarti. 2012. Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan.

Yogyakarta : Penerbit Nuha Medika

Kartikasari, Agnesia Nuarima. 2012. Faktor Risiko Hipertensi Pada

Masyarakat Di Desa Kabongan Kidul, Kabupaten Rembang.

http://ejournals1.medikamuda.ac.id/index.php. Diakses tanggal 26

April 2013 jam 22.00

Kusuma dan Nurarif. 2012. Aplikasi Asuhan Keperwatan Berdasarkan Nanda.

Yogyakarta : Rakti

Mubarak dan Chayatin. 2008. Buku Ajar Kebuthan Dasar Manusia Teori dan

Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC

Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medika

NANDA. 2010. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2010.

Jakarta : EGC

Nursalam. 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.

Jakarta : Salemba Medika

Page 43: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-poncoadica... · LAPORAN KASUS Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan

Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Keperawatan Fundamental, Edisi 4, Vol I. Alih

Bahasa, Yasmin asih. Jakarta : EGC

Potter dan Perry. 2006. Buku Ajar Keperawatan Fundamental, Edisi 4, Vol 2. Alih

Bahasa, Renata Komalasari. Jakarta : EGC

Sinaga, Hiswani dan Jemadi, 2011. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang di

Rawat Inap di Rumah sakit Vita Insani Pematangsiantar.

http://ejournals1.usu.ac.id/index.php Diakses tanggal 26 April 2013

jam 21.30

Susilo dan Wulandari. 2011. Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta : CV.

Andi Offset

Syahrini, Susanto dan Udiyono. 2012. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi

Primer Di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang.

http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm. Diakses tanggal 26 April

2013 jam 19.00

Wilkinson, M Judith. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 7. Alih

Bahasa Widyawati. Jakarta : EGC