studi kasus asuhan keperawatan nyeri akut pada...

42
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN.S DENGAN HIPERTENSI DERAJAT II DI BANGSAL BOUGENVIL RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA DI SUSUN OLEH : JANUARI RAHMAWATI NIM. P. 10104 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

Upload: lynhi

Post on 10-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN.S

DENGAN HIPERTENSI DERAJAT II DI BANGSAL

BOUGENVIL RUMAH SAKIT

PANTI WALUYO

SURAKARTA

DI SUSUN OLEH :

JANUARI RAHMAWATI

NIM. P. 10104

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN.S

DENGAN HIPERTENSI DERAJAT II DI BANGSAL

BOUGENVIL RUMAH SAKIT

PANTI WALUYO

SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

UntukMemenuhi Salah SatuPersyaratan

DalamMenyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH :

JANUARI RAHMAWATI

NIM. P. 10104

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,
Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,
Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,
Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. S

DENGAN HIPERTENSI DERAJAT II DI BANGSAL BOUGENVILE RUMAH

SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA”

Dalam penyusunan Karya Tulis lmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada

yang terhormat :

1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang telah

memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada

Surakarta.

2. ErlinaWindyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII

Keperawatan, sekaligus sebagai dosen pembimbing dan penguji I yang telah

membimbing dengan cermat serta memberikan berbagai masukan, inspirasi

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya stud

ikasus ini.

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

vi

3. Siti Mardiyah, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji II yang telah memberikan saran,

kritik, serta masukan-masukan yang bermanfaat bagi penulis dan demi

sempurnanya studi kasus ini.

4. Nurul Devi Ardiani, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji III yang telah memberikan

saran dan kritik yang bermanfaat bagi penulis selama ujian berlangsung dan demi

sempurnanya penulisan karya tulis ini.

5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta, yang telah memberikan bimbingan baik berupa materi, wawasan serta

ilmu yang bermanfaat dengan begitu sabar.

6. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Sragen beserta staf keperawatan, khususnya

di RuangSakura yang telah memberikan ijin dan kesempatan bagi penulis untuk

pengambilan data guna penyelesaian karya tulis ini.

7. Ibu dan Adik – adiku tersayang , yang selalu menjadi sumber inspirasi dan

memberikan dukungan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.

8. Saudara serta keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan

semangat dalam setiap proses yang dilalui oleh penulis.

9. Sahabat Griya Aster no. 29 yang selalu memberi dukungan dan semangat saat

dekat maupun jauh dalam melakukan penulisan Karya Tulis Ilmiah.

10. Edo yang selalu memberiku dukungan dari belakang dan hiburan selama

penulisan Karya Tulis Ilmiah.

11. Teman-teman mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakarta, dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu- persatu,

yang telah memberikan dukungan moral dan spiritual.

Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

vii

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan.Amin.

Surakarta, April 2013

Penulis

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang ........................................................................ 1

B. TujuanPenulisan ..................................................................... 3

C. ManfaatPenulisan ................................................................... 4

BAB II LAPORAN KASUS

A. Identitas pasien ....................................................................... 6

B. Pengkajian .............................................................................. 7

C. Pola Kesehatan Fungsional .................................................... 8

D. Pemeriksaan Fisik ................................................................... 9

E. Pemeriksaan Laboratorium ..................................................... 10

F. Perumusan Masalah Keperawatan .......................................... 11

G. Perencanaan Keperawatan ..................................................... 11

Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

ix

H. Implementasi Keperawatan ................................................... 12

I. Evaluasi Keperawatan ........................................................... 15

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan ............................................................................ 17

B. Simpulandan Saran ................................................................ 26

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Genogram Tn. S ……………… 7

Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 3 Log Book KegiatanHarian

Lampiran 4 Lembar Pendelegasian Pasien

Lampiran 5 Asuhan Keperawatan

Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2004, hipertensi menempati

urutan ketiga sebagai penyakit yang paling sering diderita oleh pasien rawat

jalan. Pada tahun 2006, hipertensi menempati urutan kedua penyakit yang paling

sering diderita pasien oleh pasien rawat jalan Indonesia (4,67%) setelah ISPA

(9,32%). Berdasarkan penelitian diketahui bahwa prevalensi hipertensi di

Indonesia adalah dengan 6,6% pada wanita dan 7,6% pada pria. Sedangkan pada

survei faktor risiko penyakit kardiovaskuler, prevalensi hipertensi di Indonesia

meningkat menjadi 13,6% pada pria dan 16% pada wanita (Kartikasari, 2012).

Prevalensi hipertensi menurut hasil wawancara oleh Riset Kesehatan Daerah Jawa

Tengah pada tahun 2007 di Provinsi Jawa Tengah sebesar 7,9% sedangkan menurut

hasil pengukuran tekanan darah sebesar 34,9%(Kartikasari, 2012).

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang merupakan suatu keadaan

dimana tekanan systole dan diastole mengalami kenaikan yang melebihi batas

normal (tekanan systole diatas 140 mmHg, diastole diatas 90 mmHg)

(Muwarni, 2011).Makin tinggi tekanan darah, makin keras jantung memompa

melawan hambatan. Jika tekanan darah terus tinggi dapat mempercepat

pelapukan dan kerusakannya, terutama organ- organ yang dituju, yakni otak,

koroner, dan ginjal ( Wolff, 2005 ).Adapun tanda dan gejala dari hipertensi itu

Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

2

sendiri yaitu nadi teratur dan kadangtidak teratur, mudah tersinggung, insomnia

dan pusing atau sakit kepala di kepala tengkuk belakang ( Murwani, 2011 ).

Klasifikasi tekanan darah hipertensi dibagi menjadi empat yaitu normal (

sistolik < 120 mmHg dan diastolik 80-90 mmHg, prehipertensi ( sistolik 120-

139 mmHg dan diastolik 80-89 mmHg, hipertensi derajat I (sistolik 140-159

mmHg dan diastolik 90-99 mmHg), hipertensi derajat II (sistolik 160- 180

mmHg dan diastolik 100-109 mmHg), hipertensi derajat III (sistolik 180-209

mmHg dan diastolik 110-120 mmHg), hipertensi derajat IV (sistolik > 210

mmHg dan diastolik > 120 mmHg) (Udjianti, 2010). Dari klasifikasi tersebut

pada Tn. S termasuk pada hipertensi derajat II dengan tekanan darah pada Tn. S

180/140 mmHg atau sistolik 180 mmHg dan diastolik 140 mmHg.

Nyeri kepala akan timbul karena ada peningkatan curah jantung dan

resistensi vaskuler, sehingga tekanan darah akan meningkat dan kerusakan organ

terutama jantung, otak dan ginjal. Karakteristik nyeri yang ditimbulkan biasanya

berupa nyeri akut yang dirasakan pada kepala terasa pusing ( Gray, dkk, 2005

).Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak

menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan actual atau potensial atau

digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa, awitan yang tiba-tiba

(Herdman, 2010). Secara umum, bentuk nyeri dibagi menjadi dua yaitu nyeri

akut dan nyeri kronik.

Nyeri akut merupakan awitan yang tiba-tiba atau perlahan dari intensitas

ringan sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan

dan durasinya kurang dari enam bulan. Nyeri kronik merupakan awitan yang

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

3

tiba-tiba atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang

dapat diantisipasi atau diramalkan dan durasi lebih dar enam bulan ( Wilkinson,

2007 ).Berdasarkan hasil studi kasus yang dilakukan oleh penulis pada pasien

Tn. S yang dirawat di RS Panti Waluyo Surakarta dengan diagnosa medis

Hipertensi derajat II didapatkan hasil pasien mengeluh pasien mengatakan nyeri

pusing terasa cekot-cekot dikepala belakang dengan skala 7 terasa saat

beraktivitas.

Prevalensi penyakit kardiovaskuler RS Panti Waluyo Surakarta sendiri

belum di ketahui secara pasti tetapi berdasarkan hasil observasi yang menderita

hipertensi dibangsal Bougenvil didapatkan data yaitu 2 pasien yang menderita

hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil, dari kasus pasien

dengan penyakit hipertensi dengan keluhan yang paling banyak adalah nyeri

pada daerah kepala.Nyeri pada pasien hipertensi harus segera ditangani dengan

segera agar dapat mengurangi stress dan emosional, sehingga kebutuhan oksigen

dapat terpenuhi.

Melihat semua latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk

melaksanakan asuhan keperawatan yang akan dituangkan dalam bentuk Karya

Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Nyeri Akut pada Tn. S dengan

Hipertensi Derajat II di Bangsal Boegenvil Rumah Sakit Panti Waluyo

Surakarta.

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

4

B. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

Melaporkan kasus nyeri akut pada Tn.S dengan Hipertensi Derajat II di

Bangsal Boegenvil Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajiannyeri akut pada Tn.S dengan

Hipertensi Derajat IIdi Bangsal Bougenvil Rumah Sakit Panti Waluyo

Surakarta.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan nyeri akut pada

Tn.S dengan Hipertensi Derajat II di Bangsal Bougenvil Rumah Sakit

Panti Waluyo Surakarta.

c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatannyeri akut

pada Tn.S dengan Hipertensi Derajat II di Bangsal Bougenvil Rumah

Sakit Panti Waluyo Surakarta.

d. Penulis mampu melakukan implementasikan pada nyeri akutTn.S

dengan Hipertensi Derajat II di Bangsal Bougenvil Rumah Sakit Panti

Waluyo Surakarta.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada nyeri akutTn.S dengan

Hipertensi Derajat II di Bangsal Bougenvil Rumah Sakit Panti

Waluyo Surakarta.

f. Penulis mampu menganalisa kondisi nyeri akut pada Tn.S dengan

Hipertensi Derajat II di Bangsal Bougenvil Rumah Sakit Panti

Waluyo Surakarta.

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

5

C. MANFAAT PENULISAAN

1. Bagi Rumah sakit

Karya tulis diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan

asuhan keperawatan khususnya bagi pasien dengan nyeri akibat hipertensi

2. Bagi perawat

a. Mampu memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif kepada

pasien penderita dengan nyeri akibat hipertensi

b. Melatih berfikir kritis dalam melakukan asuhan keperawatan,

khususnya pada pasien dengan nyeri akibat hipertensi

3. Bagi Instansi Akademik

Digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam

pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan

datang.

4. Bagi pasien dan keluarga

Pasien dan keluarga mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang cara

mengontrol nyeri akibat hipertensi.

5. Bagi pembaca

Sebagai sumber informasi bagi pembaca tentang penyakit dan cara

perawatan pasien dengan nyeri akibat hipertensi.

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

6

BAB II

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

Pasien bernama Tn. S, berusia 30 tahun, jenis kelamin laki-laki, bertempat

tinggal di daerah Serengan Surakarta. Pasien merupakan wiraswasta dengan

tingkat pendidikan SLTA. Selama di rumah sakit, penanggung jawab bernama

Ny. M dengan usia 50 tahun bekerja sebagai pegawai swasta dengan tingkat

pendidikan SLTA dan alamat Serengan Surakarta, hubunganya dengan pasien

adalah ibunya.

B. PENGKAJIAN

Pengkajian dilakukan pada tanggal 25 April 2013 pukul 10. 30 WIB

dengan metode allo-anamnesa dan auto-anamnesa. Keluhan utama yang

dirasakan oleh pasien yaitu pasien mengatakan nyeri. Sejak 4 hari yang lalu

tanggal 21 April 2013 pasien mengeluh pusing, badan lemas, mual muntah,

kemudian tanggal 23 April 2013 keluarga membawa ke puskesmas terdekat.

Dari puskesmas menyarankan untuk dibawa kerumah sakit. Kemudian keluarga

membawa pasien ke IGD RS Panti Waluyo pada tanggal 25 April 2013 jam

10.30 WIB dengan keluhan yang sama yaitu pasien merasa pusing, lemas, mual

muntah.Di IGD pasien mendapat terapi injeksi Benocetam 12 gr, injeksi gronan

2 ml, infus ringer laktat 20 tpm. Kemudian dokter menyarankan untuk dipindah

di bangsal boegenvil pukul 09.30 dengan tanda- tanda vital pasien yaitu tekanan

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

7

darah 180/140 mmHg, nadi 80 kali per menit, respirasi 20 kali per menit, suhu

36,6derajatcelcius dengan diagnosa medis hipertensi deajat II.

Riwayat penyakit dahulu, pasien belum pernah dirawat di rumah sakit dan

hanya punya riwayat penyakit hipertensi kurang lebih 1 tahun yang lalu. Pasien

juga mempunyai kebiasaan merokok kurang lebih dalam sehari habis 12 batang

atau 1 bungkus rokok dan masih merokok sampai sekarang.

Pasien merupakan anak ke – 2 dari tiga bersaudara, dimana salah satu

keluarga dari ibunya ada yang hipertensi dan ada yang mempunyai penyakit

sama seperti pasien, yaitu neneknya.

. Tn. S

30 th

Gambar 2.1

Genogram Tn. S

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

8

Keterangan :

: perempuan

: Tinggal serumah

: laki-laki

: meninggal

: pasien

: Riwayat Hipertensi

Riwayat kesehatan lingkungan tinggal di daerah perkampungan dan jauh

dari pabrik, di rumah juga terdapat ventilasi dan terdapat tempat pembuangan

sampah.

C. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL

Pola kesehatan fungsional dengan pola gordon yaitu yang bermasalah

dengan pasien, pola aktivitas dan latihan. Sebelum sakit pasien mengatakan

dalam melakukan aktivitas mandiri tanpa bantuan keluarga yaitu makan, minum,

toileting, berpakaian, berpindah, mobilitas, ambulasi dan ROM. Selama sakit

pasien mengatakan dibantu oleh keluarga atau perawatyaitu untuk makan,

minum, toileting, berpakaian, mobilitas dengan dibantu orang lain nilai skore

masing-masing 2, ambulasi dan ROM dengan skore 0 karena dapat melakukan

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

9

secara mandiri dan untuk berpindah dibantu dengan alat dan orang lain dengan

nilai skore 3.

Pola kognitif dan perseptual, sebelum sakit pasien sudah pernah merasa

nyeri pusing hanya terasa muter-muter di bagian kepala dengan skala 5 saat

beraktivitas, tetapi hanya diberi obat warung, tidak menggunakan alat bantu

penglihatan dan tidak ada gangguan pendengaran. Dan selama sakit pasien

mengatakan nyeri pusing terasa cekot-cekot dibagian kepala belakang dengan

skala 7 nyeri dirasakan saat beraktivitas.

D. PEMERIKSAAN FISIK

Dari hasil pemeriksaan fisik diketahui data pasien yaitu kesadaran pasien

composmentis, tekanan darah 180/100 mmHg, nadi 84 kali per menit, respirasi

20 kali per menit, suhu 36, 6derajat celcius. Ketika dilakukan pemeriksaan fisik

kepala didapatkan hasil bentuk kepala mesosephal, kepala bersih, tidak ada

ketombe dan rambut berwarna hitam dan tipis. Dan pemeriksaan fisik mata

palpebra tidak oedem, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.

Pemeriksaan fisik hidung simetris kanan dan kiri, tidak ada polip fungsi pembau

baik, mulut simetris, bibir tidak sianosis dan tidak ada stomatitis, mukosa

kering. Gigi bersih dan ada caries, telinga simetris kanan dan kiri dan

pendengaran baik. Dan pemeriksaan leher terdapat kaku kuduk, tidak ada

pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran limfe.

Pemeriksaan paru-paru didapatkan hasil : inspeksi pengembangan dada

kanan sama dengan kiri, tidak adajejas, tidakmenggunakanalat bantu nafas,

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

10

palpasi vokal fremitus sama kanan dan kiri, perkusinya sonor dan aukultasi

paruvesikuler. Pemerisaan fisik jantung, didapatkan hasil yaitu inspeksi ictus

cordis tidak terlihat, palpasi ictus cordis teraba di intercosta IV, perkusinya

terdengar pekak didaerah dada bagian sinistra intercosta empat dan lima,

aukultasi jantung tidak ada suara tambahan, hanya terdengar S1 dan S2 (lub-dub,

lub, dup ).

Pemeriksaaan abdomen yaitu didapatkan hasil inspeksi bentuk abdomen

simetris dan tidak ada jejas, auskultasi bising usus abdomen 20 kali per menit,

perkusi abdomen dikuadran satu abdomen bagian atas kanan terdengar pekak,

kuadran dua sampai empat tympani, palpasi tidak ada pembesaran hepar dan

tidak ada nyeri tekan. Pemeriksaan genetalia didapatkan hasil yaitu bersih, tidak

terpasang selang kateter, pasien tidak merasa nyeri saat buang air kecil. Dan

pemeriksaan yang terakhir yaitu ekstremitas atas dan bawah didapatkan hasil

yaitu kekuatan otot kanan dan kiri lima, capilary refil kurang dari tiga detik,

perubahan bentuk tulang tidak ada dan perabaan akral hangat dan tidak ada

oedem pada ekstremitas atas dan bawah.

E. PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DATA PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada tanggal 25 April 2013 jam

08.00 WIB, didapatkan hasil yaitu meliputi hemoglobin 13,3 g/dl ( nilai normal

12,1-17,6 g/dl); hematokrit 38,1% ( nilai normal 35-45%), eritrosit 4,56 jt/mm3 (

4,5-5,9 g/dl), leokosit 6500 / mm3 ( nilai normal 4400-11.300 / mm3), trombosit

180.000 U/L ( nilai normal 150-450 U/L), ureum 110,4 mg/dl ( nilai normal 10-

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

11

80 ), kreatinin 3,70 mg/dl ( nilai normal 6,9-11,3 mg/dl ), gula darah sewaktu

139mg/dl ( nilai normal 60-140 mg/dl ), SGOT 36 U/L ( nilai normal 0-35 U/L

), SGPT 33 U/L ( nilai normal 0-45 U/L ).

Data penunjang dilakukan tanggal 25 April 2013 didapatkan hasil EKG

diperoleh hasil sinus rythm dengan HR 78 kali per menit, foto thoraks diperoleh

normal dan tidak ada kelainan, sedangkan pada pemeriksaan USG abdomen dan

ginjal diperoleh hasil gambaran chronic renal disease bilateral terutama sinistra

dan abdomen tidak ada kelainan. Terapi yang diperoleh pasien selama di bangsal

boegenvil antara lain infus ringer laktat 20 tetes per menit untuk mengembalikan

keseimbangan elektrolit, tapazol 1 x 1 mg per 24 jam untuk menurunkan asam

lambung, angioten 1 x 1 mg berfungsi untuk menurunkan tensi tekanan darah

tinggi, amlodipin 5 mg ( 1 x 1 mg ) untuk mengobati hipertensi, ketosteril 3 x 3

tablet per 24 jam untuk insufisiensi ginjal kronik bersama dengan diet tinggi

kalori rendah protein 40 g/hari dan lasix 1 x 1 mg/ml per 24 jam untuk gagal

ginjal akut, injeksi antalgin 1 x 1 per 24 jam tablet untuk meringankan rasa sakit

pada kepala atau nyeri akut.

F. PERUMUSAN MASALAH KEPERAWATAN

Setelah dilakukan analisa terhadap data hasil pengkajian, diperoleh data

subyektif, antara lain pasien mengatakan nyeri pusing terasa cekot- cekot

dikepala belakang dengan skala 7 saat beraktivitas. Data obyektif yang

diperoleh, yaitu pasien terlihat gelisah, pasien tampak pucat dan wajah pasien

tampak meringis, ada kaku kuduk. Oleh karena itu, dapat diprioritaskan

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

12

keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler

serebral.

G. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Perencanaan tindakan keperawatan pada kasus inididasarkan pada tujuan

intervensi pada masalah keperawatan dengan kasus nyeri, yaitu setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan pasien tidak

gelisah, pucat, cemas, skala nyeri berkurang menjadi skala 4, tidak nyeri kepala

(pusing), tidak ada kaku kuduk.

Berdasarkan tujuan tersebut, penulis membuat rencana tindakan nyeri

akut, yaitu pantau ulang tingkat nyeri yang komprehensif (lokasi, karakteristik,

durasi, frekuensi, kualitas, skala, faktor pencetus) dengan rasional data

membantu mengevaluasi nyeri dan peredaan nyeri serta mengidentifikasi

sumber-sumber multipel dan jenis nyeri. Anjurkan pada pasien untuk tirah

baring selama fase akut dengan rasional untuk mentoleransi nyeri. Ajarkan

penggunaan teknik non farmakologi yaitu dengan kompres hangat dibagian

kepala, dengan rasional untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman pada pasien.

Kolaborasi dengan tim medis atau dokter pemberian obat analgesik dengan

rasional analgesik lebih efektif bila diberikan pada awal siklus nyeri.

H. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis pada hari Kamis, 25 April

2013jam 11.00 WIB, yaitu memantau ulang tingkat nyeri yang komprehensif

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

13

(lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, skala, faktor pencetus) dan

respon subyektif, pasien mengatakan bahwa nyeri pusing terasa cekot-cekot

dibagian kepala belakang dengan skala 7 saat beraktivitas. Respon obyektif yang

diperoleh, yaitu pasien terlihat gelisah, pasien tampak pucat dan wajah pasien

tampak meringis, ada kaku kuduk. Jam 11.20 WIB, menganjurkan pada pasien

untuk tirah baring selama fase akut,respon subyektif, pasien mengatakan

bersedia untuk melakukan tirah baring, respon obyektif pasien tampak

melakukan tirah baring. Jam 12.30 WIB mengajarkan penggunaan teknik non

farmakologi yaitu dengan kompres hangat dikepala belakang, respon subyektif

pasien mengatakan bersedia untuk dikompres hangat bagian kepala belakang,

respon obyektif keluarga tampak melakukan kompres hangat dibagian kepala

belakang. Jam 13.00 WIB. Jam 13.20 WIB memberikan obat injeksi yaitu

angioten 1 x 1 mg per 24 jam dan antalgin 1 x 1 tablet per 24 jam, respon

subyektif, pasien merespon bersedia untuk diinjeksi dan respon obyektif, pasien

tampak diinjeksi angioten 1 x 1 mg per 24 jam dan antalgin 1 x 1 tablet per 24

jam oleh perawat.

Hari jumat, 26 April 2013 jam 08.00 WIB, penulis melakukan tindakan

yaitu melakukan memantau ulang tingkat nyeri yang komprehensif (lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, skala, faktor pencetus) danrespon

subyektif, pasien mengatakan bahwa nyeri pusing sudah tidak cekot-cekot

dikepala belakang dengan skala 5 saat beraktivitas. Respon obyektif yang

diperoleh, yaitu pasien terlihat gelisah kurang, pasien tampak tidak pucat dan

wajah pasien tampak meringis, ada kaku kuduk. Jam 09.00 WIB, menganjurkan

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

14

pada pasien untuk tirah baring selama fase akut, respon subyektif, pasien

mengatakan bersedia untuk melakukan tirah baring, respon obyektif, pasien

tampak melakukan tirah baring. Jam 12.30 WIB mengajarkan penggunaan

teknik non farmakologi yaitu dengan kompres hangat dikepala belakang, respon

subyektif, pasien mengatakan bersedia untuk dikompres hangat kepala belakang,

respon obyektif keluarga tampak melakukan kompres hangat dikepala belakang.

Jam 13.20 WIB memberikan obat injeksi yaitu angioten 1 x 1 mg per 24 jam dan

antalgin 1 x 1 tablet per 24 jam, respon subyektif, pasien merespon bersedia

untuk diinjeksi angioten 1 x 1 mg per 24 jam dan antalgin 1 x 1 tablet per 24

jam dan respon obyektif, pasien tampak diinjeksi angioten 1 x 1 mg per 24 dan

antalgin 1 x 1 tablet per 24 jam oleh perawat.

Hari sabtu, 27 April 2013 jam 08.00 WIB, yaitu melakukan memantau

ulang tingkat nyeri yang komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,

kualitas, skala, faktor pencetus) dan respon subyektif pasien mengatakan bahwa

nyeri pusing sudah tidak cekot cekot dikepala belakang dengan skala 4 saat

beraktivitas. Respon obyektif yang diperoleh, yaitu pasien terlihat tidak gelisah,

pasien tampak tidak pucat dan wajah pasien tampak tidak meringis, tidak ada

kaku kuduk. Jam 08.20 WIB, menganjurkan pada pasien untuk tirah baring

selama fase akut, respon subyektif, pasien mengatakan bersedia untuk

melakukan tirah baring, respon obyektif, pasien tampak melakukan tirah baring.

Jam 11.00 WIB mengajarkan penggunaan teknik non farmakologi yaitu dengan

kompres hangat dikepala belakang, respon subyektif pasien mengatakan

bersedia untuk dikompres hangat, respon obyektif keluarga tampak melakukan

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

15

kompres hangat. Jam 13.00 WIB jam 13.20 WIB memberikan obat injeksi yaitu

angioten 1 x 1 mg per 24 jam dan antalgin 1 x 1 tablet per 24 jam, respon

subyektif, pasien merespon bersedia untuk diinjeksi angioten 1 x 1 mg per 24

dan antalgin 1 x 3 tablet per 24 jam oleh perawat.

I. EVALUASI KEPERAWATAN

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama tiga hari didapatkan hasil

evaluasi (SOAP) yaitu, evaluasi hari pertama, tanggal 25 April 2013 dilakukan

pada pukul 14.20 WIB. Hasil evaluasi secara subyektif, pasien mengatakan nyeri

pusing terasa cekot-cekot, dikepala belakang dengan skala 7, saat beraktivitas.

Hasil evaluasi secara obyektif, pasien tampak gelisah dan meringis. Hasil analisa

masalah nyeri akut belum teratasi. Rencana selanjutnya, pantau ulang tingkat

nyeri yang komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, skala,

faktor pencetus), anjurkan pada pasien untuk tirah baring selama fase akut,

ajarkan penggunaan teknik non farmakologi yaitu dengan kompres hangat

dikepala belakang, kolaborasi dengan tim medis atau dokter pemberian obat

analgesik.

Evaluasi hari kedua, tanggal 26 April 2013 jam 14.20 WIB. Hasil evaluasi

secara subyektif, pasien mengatakan nyeri pusing sudah tidak cekot-cekot,

dikepala belakang dengan skala 5, dan terasa saat beraktivitas. Hasil evaluasi

secara obyektif pasien terlihat gelisah kurang, pasien tampak tidak pucat dan

wajah pasien tampak meringis, ada kaku kuduk. Hasil analisa masalah nyeri

belum teratasi. Rencana selanjutnya, yaitu pantau ulang tingkat nyeri yang

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

16

komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, skala, faktor

pencetus), anjurkan pada pasien untuk tirah baring selama fase akut, ajarkan

penggunaan teknik non farmakologi yaitu dengan kompres hangat dikepala

belakang, kolaborasi dengan tim medis atau dokter pemberian obat analgesik.

Evaluasi hari ketiga, tanggal 27 april 2013 jam 14.30 WIB. Hasil evaluasi

secara subyektif, pasien mengatakan sudah tidak nyeri pusing, dikepala

belakang, nyeri berkurang menjadi skala 4, saat beraktivitas tidak terasa nyeri.

Hasil observasi secara obyektif yaitu pasien terlihat tidak gelisah, pasien tampak

tidak pucat dan wajah pasien tampak tidak meringis, tidak ada kaku kuduk.

Hasil analisa masalah nyeri sudah teratasi. Rencana selanjutnya, yaitu hentikan

intervensi yaitu pantau ulang tingkat nyeri yang komprehensif (lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, skala, faktor pencetus), anjurkan pada

pasien untuk tirah baring selama fase akut, ajarkan penggunaan teknik non

farmakologi yaitu dengan kompres hangat dikepala belakang, kolaborasi dengan

tim medis atau dokter pemberian obat analgesik.

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

17

BAB III

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

A. PEMBAHASAN

Manusia mempunyai kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi secara

memuaskan melalui proses homeostasis, baik fisiologis maupun psikologis

karena kebutuhan ini sangat penting, bermanfaat, atau diperlukan untuk menjaga

homeostasis dan kehidupan itu sendiri (Mubarak, 2007). Menurut Teori Hirarki

Maslow, kebutuhan manusia mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkatan

prioritas. Tingkatan yang paling dasar, atau yang paling pertama meliputi

kebutuhan fisiologis, tingkatan yang kedua meliputi kebutuhan keselamatan dan

keamanan, tingkatan yang ketiga mencakup kebutuhan cinta dan rasa memilki,

tingkatan yang keempat meliputi kebutuhan rasa berharga dan harga diri,

tingkatan yang paling akhir adalah kebutuhan aktualisasi diri (Potter & Perry,

2005).

Kebutuhan fisiologi merupakan bentuk penyesuaian tubuh secara alamiah

atau secara fisiologi untuk mempertahankan keseimbangan dari berbagai faktor

pengganggu meliputi local adaptation syndrome yaitu bentuk penyesuaian

tubuh secara lokal, yang disertai dengan gejala yang khas seperti nyeri

(Mubarak, 2007). Terkait dengan hal tersebut, dalam bab ini penulis akan

melakukan pembahasan terhadap masalah nyeri yang dialami oleh Tn. S dengan

hipertensi yang meliputi pengkajian, perumusan masalah keperawatan, rencana

keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan.

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

18

1. PENGKAJIAN

Keluhan utama yang didapatkan saat pengkajian terhadap Tn. S pada

tanggal 25 April 2013 ialah nyeri pusing dikepala belakang dengan skala 7

nyeri terasa saat beraktivitas. Nyeri ini disebabkan karena peningkatan

tekanan darah karena adanya tahanan perifer pada serebral sehingga terjadi

gangguan pada sistem saraf pusat seperti pusing dan nyeri pada kepala (

Nugroho, 2011). Pengertian dari nyeri sendiri merupakan kondisi berupa

perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subyektif karena perasaan

nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatanya, dan orang

tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang

dialaminya (Alimul, 2012). Nyeri yang dialami oleh Tn. S merupakan nyeri

akut yang sangat nyeri karena awitan nyeri baru dirasakan selama kurang

lebih satu minggu dan skala nyeri 7. Hal ini sesuai dengan teori yang

mengatakan bahwa nyeri akut ialah awitanya tiba-tiba, dan umumnya

berkaitan dengan cidera spesifik, durasi kurang dari 6 bulan (Brunner &

suddart, 2003).

Sedangkan penentuan skala nyeri pada Tn. S didasarkan pada skala

nyeri Hayward yang menggunakan skala longitudinal yang terdiri dari

angka 0 sampai 10. Angka 0 menggambarkan tidak ada nyeri, 1-3 nyeri

ringan, 4-6 nyeri sedang, 7-9 sangat nyeri, tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktivitas yang biasa dilakukan dan 10 sangat nyeri dan tidak bisa

terkontrol (Mubarak, 2007).

Page 31: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

19

Karakteristik nyeri yang dirasakan oleh Tn. S memiliki ciri khas

tersendiri terkait dengan penyakit yang dialami, yaitu hipertensi. Hipertensi

merupakan kondisi abnormal dari hemodinamik, dimana menurut WHO

tekanan sisitolik ≥ 140m mmHg dan atau tekanan diastolik > 90 mmHg (

Nugroho, 2011 ). Makin tinggi tekanan darah dapat mempercepat pelapukan

dan kerusakannya, terutama pada organ- organ yang dituju seperti koroner,

ginjal, otak (Wolff, 2005).

Hipertensi sering dimanifestasikan dengan nyeri kepala, pusing,

lemas, gelisah, sesak nafas, mual muntah, kesadaran menurun

(Nurarif, 2012). Karakteristik tersebut tidak semuanya muncul pada Tn. S.

Hal ini, disebabkan karena yang pertama, setiap orang mempunyai respon

yang berbeda terhadap nyeri, menurut IASP nyeri merupakan sebagai

suatu sensori subyektif (Potter & Perry dalam Judha, dkk, 2012). Yang

kedua, karena sudah dilakukan perawatan intensif terhadap Tn. S selama di

IGD, sehingga nyeri sudah berkurang seiring dengan pengobatan yang

diterima oleh pasien.

Hasil pengkajian riwayat kesehatan dahulu pada Tn. S ditemukan

adanya kebiasaan merokok sejak umur 20 tahun, terdapat riwayat hipertensi

dan penyakit keturunan dari neneknya. Dalam rokok terdapat kandungan

nikotin yang dapat meningkatkan penggumpalan darah dalam pembuluh

darah. Nikotin bersifat toksik terhadap jaringan saraf yang menyebabkan

peningkatan tekanan darah darah baik sistolik maupun diastolik, denyut

jantung bertambah, pemakaian O2 bertambah, aliran darah pada koroner

Page 32: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

20

meningkat dan vasokontriksi pada pembuluh darah perifer (Purwanto,

2012).

Tekanan darah berisiko terhadap penyakit kardiovaskuler.

Diantaranya, kebiasaan nutrisi, penyakit pada pembuluh darah, stress dan

emosi. Tekanan darah dapat terjadi karena adanya hormon noradrenalin

yang menyempitkan arteri perifer dan merangsang aktivitas jantung. Maka,

hormon ini, meningkatkan ketahanan arteri terhadap aliran darah dan

volume jantung per menit ( Wolff, 2005 ). Peningkatan tekanan darah terus

menerus pada pasien hipertensi akan mengakibatkan kerusakan pembuluh

darah pada organ-organ vital. Hipertensi esensial mengakibatkan

hyperplasia medial (penebalan) arteriole-arteriole. Karena pembuluh darah

menebal, maka perfusi jaringan menurun dan mengakibatkan kerusakan

organ tubuh. Maka akan muncul gejala hipertensi sakit kepala nyeri kepala

(Udjianti, 2010).

Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 25 April 2013 belum

semuanya mengarah gambaran hipertensi. Pemeriksaan tersebut antara lain,

fungsi ginjal yaitu ureum mengalami peningkatan 110,4 mg/dl ( normal 10-

80 mg/dl ), kreatinin mengalami penurunan 3,70 mg/dl ( normal 6,9-11,3

mg/dl ), SGOT mengalami kenaikan 36 U/L ( normal ( 0-35 U/L ) dan

gambaran hasil USG ginjal dapat kan hasil gambaran cronic renal disease

terutama sinistra. Hal ini, sesuai teori yang mengatakan bahwa pasien

dengan hipertensi akan dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mengatahui

komplikasi dari hipertensi (Nugroho, 2011). Dari pemeriksaan diagnostik

Page 33: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

21

atau penunjang untuk hipertensi urinalisis untuk darah dan protein, elektrolit

dan kreatinin darah untuk menunjukkan penyakit ginjal baik sebagai

penyebab hipertensi (Gray dkk, 2005).

2. PERUMUSAN DIAGNOSA

Perumusan diagnosa keperawatan dalam kasus ini didasarkan pada

keluhan utama dan beberapa karakteristik yang muncul pada pasien, yaitu

data subyektif, antara lain pasien mengatakan nyeri pusing cekot-cekot

dibagian kepala belakang dengan skala 7 terasa saat beraktivitas. Data

obyektif yang diperoleh, yaitu pasien terlihat gelisah, cemas, pucat dan

wajah meringis. Dalam hal ini, karakteristik sesuai dengan batasan

karakteristik untuk masalah nyeri akut, yaitu adanya perilaku ekspresif

(misalnya, kegelisahan, merintih, menangis, dll), adanya ungkapan secara

verbal dan bukti-bukti objektif lainnya, perilaku distraksi, respon-respon

autonomik (misalnya, peningkatan tekanan darah, diaforosis, pernafasan,

atau perubahan nadi) dan bukti-bukti objektif lainya (Wilkinson, 2007).

Penentuan etiologi dari hasil pemeriksaan laboratorium fungsi ginjal

yaitu ureum mengalami peningkatan 110,4 mg/dl ( normal 10-80 mg/dl ),

kreatinin mengalami penurunan 3,70 mg/dl ( normal 6,9-11,3 mg/dl ),

SGOT mengalami kenaikan 36 U/L ( normal ( 0-35 U/L ) dan gambaran

hasil USG ginjal dapat kan hasil gambaran cronic renal disease terutama

sinistra dari hasil tersebut termasuk dalam etiologi hipertensi karena

bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya

Page 34: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

22

tekanan darah. Hal ini, bisa terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal

sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dalam tubuh,

volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah meningkat

(Rudianto, 2013). Kemudian pada serebral akan terjadi sistem saraf pusat

seperti gelisah, pusing nyeri kepala (Nugroho, 2011). Hal tersebut

menunjukan adanya nyeri kepala, sehingga ditegakkan diagnosa nyeri akut

berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.

3. RENCANA KEPERAWATAN

Perencanaan tindakan keperawatan pada kasus ini didasarkan pada

tujuan intervensi pada masalah keperawatan dengan kasus nyeri, yaitu

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan

pasien dapat pasien tidak gelisah, tidak pucat, cemas, skala nyeri berkurang

4, tidak nyeri kepala. Penentuan tujuan rencana tindakan seharusnya

didasarkan pada prinsip SMART ( Specific, Measureable, Achievable, atau

dapat dicapai, Rational atau sesuai akal sehat, Time atau kriteria waktu

pencapaian) (Asmadi, 2008). Tetapi dalam hal ini, terdapat kesenjangan

dengan prinsip tersebut, terutama penentuan kriteria hasil dan waktu

pencapaian. Kriteria hasil tanda-tanda vital belum dapat diukur karena tidak

dicantumkan nilai normal yang diharapakan, sedangkan penentuan waktu

pencapaian selama tiga hari mungkin terlalu singkat sehingga tidak dapat

dicapai, mengingat awitan nyeri pada hipertensi mungkin tidak akan hilang

sepenuhnya dalam kurun waktu tiga hari.

Page 35: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

23

Intervensi yang seharusnya dilakukan pada masalah tersebut yaitu

sesuai teori yaitu pantau ulang tingkat nyeri yang komprehensif ( lokasi,

karakteristik, awitan, kualitas, faktor presipitasi ), kebanyakan pasien

dengan hipertensi akan mengeluh nyeri atau pusing. Ambil gambaran

lengkap terhadap nyeri pasien termasuk pemicu, kualitas, lokasi, skala, dan

lamanya karena nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan yang

dirasakan oleh pasien. Anjurkan pada pasien untuk tirah baring selama fase

akut dengan rasional untuk mentoleransi nyeri. Ajarkan penggunaan teknik

non farmakologi yaitu dengan kompres hangat dibagian kepala, dengan

rasional untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman pada pasien. Kolaborasi

dengan tim medis atau dokter pemberian obat analgesik dengan rasional

analgesik lebih efektif bila diberikan pada awal siklus nyeri ( C. Suzanne,

2001).

Penyusunan intervensi dalam kasus ini tidak sepenuhnya sesuai

dengan teori, namun disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan pasien.

Rencana tindakan yang disusun antara lain, pantau ulang tingkat nyeri yang

komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, skala, faktor

pencetus) dengan rasional data membantu mengevaluasi nyeri dan peredaan

nyeri serta mengidentifikasi sumber-sumber multipel dan jenis nyeri.

Anjurkan pada pasien untuk tirah baring selama fase akut dengan rasional

untuk mentoleransi nyeri. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi yaitu

dengan kompres hangat di bagian kepala, dengan rasional untuk memenuhi

kebutuhan rasa nyaman pada pasien. Dalam hal kolaborasi dengan tim

Page 36: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

24

medis atau dokter pemberian obat analgesik dengan rasional analgesik lebih

efektif bila diberikan pada awal siklus nyeri.

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis secara umum

merupakan implementasi dari rencana keperawatan yang telah disusun,

namun ada beberapa perbedaan yang dilakukan setiap harinya, misalnya

tindakan keperawatan pada hari pertama tidak sepenuhnya sesuai dengan

hasil yang diharapkan. Hal ini, dikarenakan tindakan keperawatan dilakukan

sebagai tahap awal dalam menangani kasus.

Tindakan yang dilakukan antara lain selama tiga hari yaitu pada

tanggal 25 April 2013 sampai tanggal 27 April 2013 yaitu, melakukan

memantau ulang tingkat nyeri yang komprehensif ( lokasi, karakteristik,

awitan, kualitas, faktor presipitasi). Data karakteristik nyeri dibelakang

kepala pada awal serangan perlu diketahui untuk membantu mengevaluasi

nyeri dan peredaan nyeri serta mengidentifikasi sumber-sumber multipel

dan jenis nyeri (Brunner & sudarth, 2003).

Menganjurkan pada pasien untuk tirah baring selama fase akut dengan

rasional untuk mentoleransi nyeri (Mubarak, 2007). Mengajarkan

penggunaan teknik non farmakologi yaitu dengan kompres hangat dibagian

kepala, dengan rasional untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman pada

pasien (Hidayat, 2004). Kolaborasi dengan tim medis atau dokter pemberian

Page 37: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

25

obat analgesik dengan rasional analgesik lebih efektif bila diberikan pada

awal siklus nyeri (Rachadian, 2010).

5. EVALUASI KEPERAWATAN

Hasil evaluasi secara keseluruhan selama tinggal 25 April 2013

sampai tanggal 27 April 2013, yaitu evaluasi secara subjektif pasien

mengatakan sudah tidak pusing atau tidak nyeri, dikepala belakang, nyeri

berkurang menjadi 4, saat beraktivitas tidak terasa nyeri. Hasil observasi

secara obyektif yaitu pasien terlihat tidak gelisah, pasien tampak tidak pucat

dan wajah pasien tampak tidak meringis, tidak ada kaku kuduk. Hasil

analisa masalah nyeri sudah teratasi. Hentikan intervensi yaitu pantau ulang

tingkat nyeri yang komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,

kualitas, skala, faktor pencetus), anjurkan pada pasien untuk tirah baring

selama fase akut, ajarkan penggunaan teknik non farmakologi yaitu dengan

kompres hangat dikepala belakang, kolaborasi dengan tim medis atau dokter

pemberian obat analgesik. Setelah menentukan bahwa hasil yang diharapkan

dan tujuan telah tercapai, maka perawat menghentikan rencana asuhan

tersebut (Potter & Perry, 2005).

Selama tiga hari masalah nyeri Tn. S sudah teratasi karena salama

perawatan dan pengelolaan pasien mendapatkan asuhan keperawatan sesuai

rencana yaitu pantau ulang tingkat nyeri yang komprehensif (lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, skala, faktor pencetus), anjurkan

pada pasien untuk tirah baring selama fase akut, ajarkan penggunaan teknik

Page 38: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

26

non farmakologi yaitu dengan kompres hangat dikepala belakang,

kolaborasi dengan tim medis atau dokter pemberian obat analgesik.

B. SIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari studi kasus ini, antara lain :

a. Pengkajian terhadap masalah nyeri akut pada Tn. S didapatkan data

subyektif pasien mengatakan nyeri pusing cekot-cekot dikepala

belakang dengan skala 7 saat beraktivitas dan data obyektif yaitu pasien

gelisah, cemas, pucat dan wajah meringis.

b. Diagnosa yang muncul pada kasus Tn. S adalah nyeri akut berhubungan

dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.

c. Rencana keperawatan yang disusun pada kasus Tn. S, yaitu pantau

ulang tingkat nyeri yang komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas, skala, faktor pencetus), anjurkan pada pasien untuk

tirah baring selama fase akut, ajarkan penggunaan teknik non

farmakologi yaitu dengan kompres hangat dibagian kepala belakang,

kolaborasi dengan tim medis atau dokter pemberian obat analgesik.

d. Tindakan keperawatan yang dilakukan merupakan implementasi dari

rencana keperawatan yang telah disusun dilakukan pada Tn. S selama

tiga hari yaitu tanggal 25 April 2013 sampai 27 April 2013, yaitu

memantau ulang tingkat nyeri yang komprehensif (lokasi, karakteristik,

durasi, frekuensi, kualitas, skala, faktor pencetus), menganjurkan pada

Page 39: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

27

pasien untuk tirah baring selama fase akut, ajarkan penggunaan teknik

non farmakologi yaitu dengan kompres hangat dibagian kepala

belakang, kolaborasi dengan tim medis atau dokter pemberian obat

analgesik obat injeksi yaitu angioten 1 x 1 mg dan antalgin 1 x 1 tablet.

e. Evaluasi terhadap keberhasilan tindakan telah dilakukan per hari

dengan hasil evaluasi akhir pada kasus Tn. S, yaitu secara evaluasi

secara subyektif, pasien mengatakan sudah tidak pusing atau tidak

nyeri, dikepala belakang, nyeri berkurang menjadi 4, saat beraktivitas

tidak terasa nyeri. Hasil observasi secara obyektif yaitu pasien terlihat

tidak gelisah, pasien tampak tidak pucat dan wajah pasien tampak tidak

meringis, tidak ada kaku kuduk. Hasil analisa masalah nyeri sudah

teratasi. Rencana selanjutnya, yaitu hentikan intervensi yaitu pantau

ulang tingkat nyeri yang komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas, skala, faktor pencetus), anjurkan pada pasien untuk

tirah baring selama fase akut, ajarkan penggunaan teknik non

farmakologi yaitu dengan kompres hangat di kepala belakang,

kolaborasi dengan tim medis atau dokter pemberian obat analgesik.

f. Analisa terhadap kondisi nyeri Tn.S yaitu nyeri yang dialami Tn. S

merupakan nyeri kepala ringan dengan skala 4 dikepala belakang dan

tidak menjalar kesemua tubuh dengan diberikan terapi yang adekuat

selama dirumah sakit. Nyeri disebabkan karena vasokonstriksi pada

pembuluh darah yang menyebabkan darah akan meningkat dan akan

timbul gejala nyeri kepala.

Page 40: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

28

2. Saran

a. Bagi instansi pelayanan kesehatan ( Rumah Sakit )

Hendaknya rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan yang

baik serta mampu menyediakan fasilitas atau sarana dan prasarana yang

memadai yang dapat membantu kesembuhan pasien sehingga dapaat

meningkatkan mutu pelayanan yang optimal pada umumnya dan pada

pasien dengan hipertensi dan pada khususnya dengan nyeri akut pasien.

b. Bagi profesi perawatan

Hendaknya para perawat memilki rasa tanggung jawab dan

keterampilan yang baik dalam memberikan asuhan keperawatan serta

mampu menjalin kerja sama dengan tim kesehatan lain maupun

keluarga pasien, sebab peran perawat, tim kesehatan, dan keluarga

pasien sangatlah penting karena dapat membantu pasien dalam proses

penyembuhan serta dapat memenuhi kebutuhan dasar pasien.

c. Bagi Institusi pendidikan

Hendaknya institusi mampu meningkatkan mutu pelayanan pendidikan

yang lebih baik sehingga dapat menghasilkan perawat yang profesional,

terampil, inovatif, dan bermutu dalam asuhan keperawatan secara

komprehensif berdasarkan ilmu dan kode etik keperawatan.

Page 41: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan ; editor, Eka Anisa Mardilla. Jakarta :

EGC

Herdman T. Heather. 2011. Nursing diagnosis: definitions and classification. Editor

Monica Ester. Jakarta: EGC

Gray H. Houn, Dawkins D Keith, dkk.2005. Lecture Notes: Kardiologi. Edisi

keempat. Penerbit Erlangga dengan power macintost G5.

Hidayat Aziz Alimul, Musriful Uliyah. 2004. Buku saku Praktikum kebutuhan Dasar

Manusia ; editor, Monica Ester. Jakarta: EGC.

Hidayat Aziz Alimul. 2012. Pengantar kebutuhan dasar manusia. Salemba Medika.

Jakarta.

Judha Mohamad, Sudarti, Fauziah Afroh. 2012. Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri

Persalinan. Yogyakarta.

Kartikasari Nuarima. 2012. Faktor Resiko Hipertensi pada Masyarakat didesa

kabongan. Httpojs. Undip. Ac. Indindex. Phpmtkar. Ticleveviewfile.

Diakses tanggal 1 Agustus 2012.

Kusuma hardi, Nurarif huda amin. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

NANDA ( North American Nursin Diagnosis Association). Media Hardy.

Mubarak, Wahit I, Chayatin Nurul, 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia ;

editor, Eka Anisa Mardells. Jakarta : EGC.

Nugroho taufan. 2011. Asuhan Keperawatan maternitas, anak, bedah, penyakit

dalam. Nuha Medika; Yogyakarta.

Potter, Patricia A. & Anne Griffin Perry. 2005. Fundamentals: concepts, process,

and practice, editor edisi bahasa indonesia, devi Yulianti, Monica Ester. Ed

4. jakarta: EGC.

Purwanto Bambang. 2012. Hipertensi (patogenesis, kerusakan Target Organ, dan

Penatalaksanaan). Editor Agung Susanto, Wachid Putranto, dkk. UPT

Penerbitan dan pencetakan UNS (UNS Press). Surakarta.

Rudianto F. Budi. 2013. Menaklukan Hipertensi dan Diabetes. Editor Abdul Halim.

bantul yogyakarta.

Page 42: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-januarirah... · hipertensi selama pengambilan kasus di Bangsal Boegenvil,

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku ajar Keperawatan medikal-bedah Brunner &

Suddart. Editor Monica Ester, Ellen Pangabean. Ed 8. Jakarta: EGC

Udjianti, Wajan Juni. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler, salemba Medika, jakarta

Wilkinson M. Wilkinson. 2006. Nursing diagnosis handbook with NIC Intervention

and NOC/ Outcomes, Ed 7. Jakarta: EGC

Wolff P Hanss, M. D. 2005. Speaking of High Blood Preasure. Penerbit PT Bhuana

Ilmu Populer. Jakarta.