status bangsal cimahi

22
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA Jl. Terusan Arjuna No. 6, Kebon Jeruk, Jakarta-Barat KEPANITERAAN KLINIK STATUS ILMU JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA Hari / Tanggal Ujian / Presentasi Kasus : Selasa / 7 April 2015 SMF ILMU JIWA RUMAH SAKIT : Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat NOMOR REKAM MEDIS : 030360 Nama Pasien : AR Nama Dokter yang merawat : dr Elly, Sp.KJ. Masuk RS pada tanggal : 30 maret 2015 Rujukan/datang sendiri/keluarga : Datang sendiri Riwayat perawatan : - I. IDENTITAS PASIEN Nama (inisial) : AR Tempat & tanggal lahir : Bandung, 28 Agustus 1989 Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Sunda Agama : Islam Pendidikan : SMK Pekerjaan : - Status perkawinan : Belum menikah Alamat : Jl. Jamika II. RIWAYAT PSIKIATRIK 1 Nama : Gita Puspitasari Nim : 112014147 Dr. Pembimbing / Penguji : dr. Susi Wijayanti, Sp. KJ.

Upload: gitapuspitasari

Post on 17-Dec-2015

245 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

skizofrenia paranoid

TRANSCRIPT

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANAJl. Terusan Arjuna No. 6, Kebon Jeruk, Jakarta-Barat

KEPANITERAAN KLINIK

STATUS ILMU JIWAFAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDAHari / Tanggal Ujian / Presentasi Kasus : Selasa / 7 April 2015

SMF ILMU JIWA

RUMAH SAKIT : Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

NOMOR REKAM MEDIS

: 030360

Nama Pasien

: AR

Nama Dokter yang merawat

: dr Elly, Sp.KJ.

Masuk RS pada tanggal

: 30 maret 2015

Rujukan/datang sendiri/keluarga: Datang sendiri

Riwayat perawatan

: -

I. IDENTITAS PASIEN

Nama (inisial)

: AR

Tempat & tanggal lahir: Bandung, 28 Agustus 1989

Jenis kelamin

: Laki-laki

Suku bangsa

: Sunda

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMK

Pekerjaan

: -

Status perkawinan

: Belum menikah

Alamat

: Jl. Jamika II. RIWAYAT PSIKIATRIKAutoanamnesis : Rabu, 01 April 2015, pukul 16.00 WIB, di RSJ Provinsi Jawa Barat

Kamis, 02 April 2015, pukul 16.00 WIB, di RSJ Provinsi Jawa Barat

Senin, 06 April 2015, pukul 15.00 WIB, di RSJ Provinsi Jawa Barat

Kamis, 09 April 2015, pukul 15.00 WIB, di RSJ Provinsi Jawa Barat Alloanamnesis : Minggu, 05 April 2015, pukul 19.00 WIB, Via Telepon

Kamis , 09 April 2015 pukul 17.00 WIB via telepon A. KELUHAN UTAMA : Marah-marah ( agresifitas verbal) dan memukul orang tua (agresifitas motorik)B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG :

Riwayat penyakit sekarang didapat dari anamnesis dengan ayah pasien melalui telepon. Ayah pasien mengatakan 7 tahun yang lalu pasien marah-marah karena saat sekolah SMK pasien diejek oleh temannya yang mengatakan pasien banci, sehingga pasien menjadi pendiam, pemalu dan kurang percaya diri. Pasien juga curiga kepada orang lain (waham curiga) membicarakan hal tentangnya tetapi menurut ayah pasien orang lain tidak membicarakan hal tentang pasien. Ayah pasien menjelaskan bisikan yang di dengar pasien mengatakan pasien banci, dan payah (halusinasi auditorik). Menurut keluarga pasien, pasien belum mendapatkan pengobatan.

Pada 4 tahun yang lalu paman pasien meninggal dunia, paman pasien juga memiliki riwayat gangguan jiwa. Pasien merasa sedih, dan murung. Bisikan muncul kembali, bisikan yang didengar menyuruh pasien untuk memukul orang tua, memukul dinding (halusinasi auditorik). Keluarga pasien mengatakan sudah melakukan pengobatan, dan diberi obat haloperidol, trihexyphenidil dan chlorpromazine pasien sudah ada perbaikan setelah meminum obat. Lima bulan SMRS pasien marah-marah (agresifitas verbal) karena tidak dapat bekerja, dan bisikan (halusinasi auditorik) kembali didengar oleh pasien. Curiga pada orang lain sudah tidak ada, tetapi tiba-tiba pasien menyayat jari telunjuknya menggunakan pisau dapur (agresifitas motorik), pasien hanya berdiam diri di dalam kamar, tidak melakukan aktivitas, dan sulit tidur. Satu minggu SMRS pasien marah-marah (agresifitas motorik) karena mendengar bisikan (halusinasi auditorik) kembali. Bisikan yang didengar menyuruh pasien untuk memukul diri sendiri, orang tua, dan dinding rumah (halusinasi auditorik). Pasien merasa putus asa karena obat yang di minum dari kontrol tidak ada perbaikan sehingga ingin bunuh diri. Pasien hanya berdiam diri di dalam kamar, jika keluar kamar hanya mundar-mandir didalam rumah. Tidak ada hubungan dengan tetangga ataupun teman-temannya. C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA :

1. Gangguan psikiatrik :

-2. Riwayat gangguan medik :

Orang tua pasien mengatakan pasien memiliki riwayat kejang demam saat usia 4 tahun, pasien juga memiliki riwayat abses hati pada tahun 2012, dan pasien pernah memiliki riwayat pneumonia kurang lebih 6 bulan yang lalu.3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif :

Pasien tidak pernah menggunakan zat psikoatif, riwayat penggunaan alkohol dan rokok4. Riwayat gangguan sebelumnya :

2008 2011 2012 2013 2014

2015D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI :

1. Riwayat perkembangan fisik :

Pasien merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Pasien lahir cukup bulan dengan berat badan yang cukup dan langsung menagis. Proses kelahiran normal dan tidak ada komplikasi saat melahirkan. Di tolong oleh bidan. Pada waktu kecil pasien tidak pernah mengalami gangguan medik yang menganggu perkembangan pasien.

2. Riwayat perkembangan kepribadian :

a. Masa kanak-kanak : Riwayat tumbuh kembang pasien sama seperti anak

seusianya. Tidak ada riwayat trauma kepala, riwayat

kejang demam saat usia 4 tahun. Pasien di asuh oleh

ibunya.

b. Masa remaja

: Pasien kurang memiliki teman, karena pasien berdiam

diri di dalam kamar. Tetapi kegiatan di sekolah,

pengajian, masih dilakukan dengan baik, dan hanya

sedikit berinteraksi dengan tetangga ataupun teman.

c. Masa dewasa

: Pasien kurang memiliki teman, dan sulit mendapat

pekerjaan.

3. Riwayat pendidikan :

Pasien mendapatkan jenjang pendidikan sampai STM jurusan elektro sampai selesai. Pasien mengatakan saat Sekolah Dasar pasien mendapatkan ranking ke 8, sedangkan SMP pasien tidak mendapatkan ranking. Pasien juga mengaku saat duduk di bangku STM pasien berprilaku tidak baik, karena pasien curang pada saat ujian dia mencotek.

4. Riwayat pekerjaan :

Pasien pernah bekerja di pabrik meubel tetapi tidak lama, karena pada saat itu pasien banyak melamun. Kemudian pasien bekerja kembali di tempat sablon, pasien di bagian pembuatan pin. Di tempat ini pasien hanya mendapatkan upah 20rb/minggu. Hal ini membuat pasien ingin mencari pekerjaan lain. 5. Kehidupan beragama :

Pasien adalah seorang yang taat pada agama karena peran kedua orang tua yang selalu mengajarkan untuk mentaati agamanya. Pasien selalu menunaikan solat lima waktu setiap hari dan selau berdoa untuk mengatasi emosinya. 6. Kehidupan sosial dan perkawinan :

Kehidupan pasien untuk berinteraksi dengan tetangga dan teman kurang, karena pasien adalah sosok yang pendiam menurut pengakuan pasien dan keluarga pasien. Pasien belum menikahE. RIWAYAT KELUARGA

Pasien adalah anak pertama dari lima bersaudara. Pasin tinggal di rumah sendiri, bersama kedua orang tuanya dan ketiga adiknya. Adik kedua pasien sudah meninnggal. Pamannya dari pihak ibu memiliki riwayat gangguan jiwa dan nenek dari ayah juga memiliki riwayat gangguan jiwa.

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

: meninggal dunia

: riwayat gangguan jiwa F. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG :

Saat ini pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan ketiga adiknya. Pasien mengaku keadaan rumah sederhana, ibu dan adik pasien sering menjenguk pasien ke RSJ Prov Jawa Barat.III. STATUS MENTALA. DESKRIPSI UMUM

1. PenampilanPasien seorang laki-laki berusia 25 tahun, berpenampilan fisik sesuai usianya. Postur tubuh normal, tidak terlalu tinggi, kulit sawo matang, rambut berwarna hitam. Pasien berpenampilan rapih, mengenakan baju berwarna coklat dan celana panjang coklat. Kontak verbal dan visual cukup. 2. Kesadaran

a. Kesadaran sensorium / neurologik : Compos mentis b. Kesadaran Psikiatrik : Tidak tampak terganggu3. Perilaku dan aktivitas psikomotor

Sebelum wawancara: Pasien di dalam kamar, berbaring tenang di atas

tempat tidur Selama wawancara : Pasien duduk tenang, menyambut baik salam

yang diberikan oleh pemeriksa, kontak pasien

baik. Sesudah wawancara: Pasien tenang dan kooperatif saat di anatar

kembali ke kamar.4. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif , raport adekuat 5. Pembicaraan :

A. Cara berbicara : Spontan, lancar, intonasi baik, volume bicara kecil,

dan artikulasi jelas. B. Gangguan berbicara : Tidak ada B. ALAM PERASAAN (EMOSI)

1. Suasana perasaan (mood) : Hipotim 2. Afek ekspresi afektif

a. Arus

: Lambat b. Stabilisasi : Stabil c. Kedalaman

: Dalam d. Skala diferensisasi : Sempite. Keserasian

: Serasi f. Pengendalian impuls : Kuat g. Ekspresi

: Terbatas h. Dramatisasi

: Tidak adai. Empati

: Tidak dapat di nilai C. GANGGUAN PERSEPSI

a. Halusinasi

: Halusinasi auditorik : pasien mendengar suara menyuruh

pasien memukul orang tua, dinding dan dirinya sendiri. Pasien

mengatakan bisikan yang didengarnya bahwa pasien adalah

orang kotor dan banyak dosa. Karena pasien mengatakan

melakukan onani, sehingga pasien merasa bersalah dan

berdosa.

Halusinasi visual : pasien melihat ada bayangan berjubah

hitam dan bertanduk.

Halusinasi taktil : pasien merasa ada yang meraba pada

bagian lengan, paha dan alat vitalnya. b. Ilusi

: Tidak ada c. Depersonalisasi : Tidak ada d. Derealisasi : Tidak adaD. SENSORIUM DAN KOGNITIF ( FUNGSI INTELEKTUAL)

1. Taraf pendidikan

: STM 2. Pengetahuan umum : Baik (pasien mengetahu presiden dan wakil presiden

pertama dan mengetahui presiden dan wakil presiden

tahun 2015)3. Kecerdasan

: Baik4. Konsentrasi

: Baik 5. Orientasi :

a. Waktu : Baik, pasien mengetahui hari saat di wawancarab. Tempat : Baik, pasien mengetahui sedang berada di RSJ dan ruang inap

kasuari c. Orang : Baik, pasien mengetahui nama perawat yaitu suster lina yang sedang bertugas d. Situasi : Baik6. Daya ingat :

a. Tingkat :

Jangka panjang: Baik, pasien mengingat masa sekolahnya dulu Jangka pendek : Baik, pasien mengingat nama dokter yang

mewawancarainya Segera

: Baik, pasien mengingat menu makan paginya b. Gangguan : Tidak ada 7. Pikiran abstraktif

: Baik, pasien dapat menyebutkan arti pribahasa seperti

tong kosong nyaring bunyinya. 8. Visuospatial

: Baik, pasien mampu menggambar jam sesuai dengan

permintaan pemeriksa.

9. Bakat kreatif

: Tidak ada 10. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik, pasien mampu melakukan

aktivitasnya sehari-hari seperti makan,

mandi dan sholat. E. PROSES PIKIR1. Arus pikir Produktifitas : pasien berpikir cepat pada pertanyaan yang diajukan Kontinuitas

: relevan Hendaya bahasa : Tidak ada 2. Isi pikir

Preokupasi dalam pikiran : ingin sembuh Waham

: Waham curiga, Pasin yakin ada orang yang

membicarakan hal tentangnya tetapi menurut ayah

pasien tidak ada yang membicarakan hal tentangnya.

Dan waham tidak dapat digugurkan Obsesi

: Tidak ada Fobia :

Tidak ada Gagasan rujukan : Tidak ada Gagasan pengaruh : Tidak ada F. PENGENDALIAN IMPULSBaik, selama wawancara tidak ditemukan gangguan pengendalian impuls, pasien dapat mengontrol emosinya.G. DAYA NILAI

a. Daya nilai sosial : Baik, pasien mengatakan tidak bolehmemukul orang walaupun

sedang marah karena itu tidak baik.b. Uji daya nilai : Baik, pasien akan mengembalikan dompet kepada pemiliknya

apabila menemukan dompet di jalan. c. Daya realibitas : Baik H. TILIKAN : Derajat 4, pasien menyadari dirinya sakit dan membutuhkan bantuan tetapi pasien tidak mengetahui penyebab sakitnya.I. RELIABILITAS :Secara keseluruhan pasien dapat dipercaya .

IV. PEMERIKSAAN FISIKA. STATUS INTERNUS

1. Keadaan umum : Baik 2. Kesadaran

: Compos mentis 3. Tensi

: 120/80 mmHg 4. Nadi

: 78x/menit 5. Suhu badan

: 36C6. Frekuensi pernafasan: 20x/menit 7. Bentuk tubuh

: normal 8. Sistem kardiovaskuler

: S1, S2 reguler galop (-), murmur (-)9. Sistem respiratorius

: Suara nafas vesikuler, whezzing (-), ronkhi (-)10. Sistem gastro-intestinal : Bising usus (+)11. Sistem musculo-sceletal: Deformitas (-)12. Sistem urogenital

: Tidak di lakukan pemeriksaan B. STATUS NEUROLOGIK (tidak dilakukan)1. Saraf kranial (I-XII)

:2. Gejala rangsang meningeal:

3. Mata

:

4. Pupil

:

5. Ofthalmoscopy

:

6. Motorik

:

7. Sensibilitas

:

8. Sistim saraf vegetatif

:

9. Fungsi luhur

:

10. Gangguan khusus

:V. PEMERIKSAAN PENUNJANGHemoglobin : 15,7 g/dLHematokrit : 47 %Leukosit

: 4200 /mm3Trombosit

: 233.000 /mm3SGOT

: 19,8 IU/lSGPT

: 9,7 IU/lVI. IKTHISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien laki-laki berusia 25 tahun, sudah satu minggu di rawat di RSJ Prov Jawa Barat. Pasien mengatakan pasien datang sendiri ke rumah sakit, karena pasien marah-marah (agresivitas verbal) dan gelisah (agitasi) mendengar bisikan (halusinasi auditorik) yang terus menganggunya. Halusinasi yang didengar pasien seperti meminta pasien untuk marah-marah, memukul, mengatakan pasien orang berdosa dan kotor. Pasien juga melihat adanya bayangan hitam yang bertanduk yang ada di rumahnya (halusinasi visual). Pada empat tahun sebelumnya paman pasien meninggal dan pasien semakin sedih dan bisikan di dengar pasien, bisikan yang di dengar adalah suara paman pasien, yang mengatakan harus beribadah, jangan membuat dosa supaya masuk surga (halusinasi auditori).

Pasien mengatakan curiga terhadap orang lain, karena orang lain sering membicarakannya tetapi menurut ayah pasien orang lain tidak membicarakan hal tentangnya (waham curiga). Pasien beranggapan bahwa orang lain membicarakan hal tentangnya karena pasien sering marah-marah (agresifitas verbal) . Saat ini pasien juga merasakan ada yang meraba lengan, paha dan alat vitalnya (halusinasi taktil) sehingga pasien merasa birahinya meningkat. VII. FORMULASI DIAGNOSTIK

Susunan formulasis diagnostik ini berdasarkan dengan penemuan bermakna dengan urutan untuk evaluasi multiaksial, F20.0 Skizofrenia paranoid :

Aksis I: Adanya suara bisikan yang memberi perintah bisikan yang didengar pasien suara tidak di kenal suara siapa, bisikan menyuruh pasien untuk teriak, pasien di suruh memukul benda yang ada di sekitarnya dan orang tua pasien, dan bisikan yang mengatakan pasien adalah orang yang memiliki banyak dosa ( halusinasi auditorik Adanya halusinasi visual pada pasien ini, pasien mengaku melihat bayangan hitam yang bertanduk. Adanya halusinasi taktil , pasien merasa ada yang meraba pada bagian lengan, paha dan alat vitalnya. Adanya waham curiga , pasien curiga orang lain membicarkan hal tentangnya. Gangguan afektif dan dorongan untuk marah-marah tanpa bisa menahan impuls Differential diagnosis

F20.4 Depresi Pasca Skizofrenia Gejala depresi sudah ada sejak 5 bulan SMRS

Pasien kurang percaya diri, tidur terganggu, merasa diri sendiri bersalah banyak dosa Halusinasi auditorik yang mengatakan pasien orang kotor dan banyak dosa, halusinasi visual dan taktil. Waham curiga

Pasien merasa putus asa F32.3 Gangguan Mood Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik

Pasien merasa putus asa, menjadi sulit tidur

Kurang percaya diri, pasien merasa bersalah Terdapat gejala psikotik seperti agresifitas motorik, waham curiga, halusinasi visual, dan taktil. Halusinasi auditorik di dengar pasien yang mengatakan pasien adalah orang yang kotor dan berdosa.Aksis II: Tidak ditemuakn adanya gangguan kepribadian dan retradasi mental

Aksis III: Tidak ditemukan adanya riwayat gangguan medis

Aksis IV: Stresor diduga adalah pekerjaan dan meniggalnya paman pasienAksis V: Skala GAF 70-61, gejalanya ringan dan menetap. Terdapat disabilitas ringan

dalam fungsi, secara umum masih baik.

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I: F20.0 Sskizofrenia Paranoid

DD/ F20.4 Depresi pasca skizofrenia

DD/ F32.3 Gangguan Mood Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik

Aksis II: Z 03.2 Tidak ada diagnosis aksis IIAksis III: Tidak ada riwayat gangguan medis

Aksis IV: Stresor adalah pekerjaan dan meninggalnya paman pasienAksis V: GAF scale 70-61

IX. PROGNOSIS

1. Faktor yang mempengaruhi prognosis

Faktor yang mempengaruhi prognosis baik :

Kemauan pasien untuk sembuh Keluarga mendukung untuk kesembuhan Pemahaman pasien tentang penyakitnya dan tujuan pengobatanFaktor yang mempengaruhi prognosis buruk :

Perilaku autistik, usia muda, presipitasi tidak jelas Kurangnya pertemanan dengan teman sekolah dan tetangga Tidak adanya pekerjaan Riwayat keluarga gangguan jiwa 2. Kesimpulan prognosis :

Quo ad vitam

: ad bonamQuo ad functionam: ad bonam

Quo ad sanationam: Dubia ad bonam X. DAFTAR PROBLEM

Organobiologik

: Tidak ditemukan adanya riwayat trauma kepala,

dan kelainan neurologik Psikologi/psikiatrik : Mood hipotim , halusinasi auditorik,

halusinasi visual, halusinasi taktil, waham curiga Sosial/keluarga

: Masalah pekerjaan dan meninggalnya paman XI. TERAPIPsikofarmaka

R/ Haloperidol 2 mg no. XXS 2 dd tab 1 (pagi dan malam)

----------------------------------------R/ Clorpromazin tab 100 mg no.XXS1 dd tab 1(malam)

-----------------------------------------

Pro : AR (usia 25 tahun)Psikoterapi

Menanamkan kepercayaan kepada pasien, supaya pasien menjadi lebih nyaman untuk mengeluarkan isi hatinya sehingga perasaan gelisah,

Merubah perilaku dengan mengembalikan aktivitas fisik dan kehidupan sosial yang menyenangkan pasien

Upaya pemecahan masalah yang sedang di hadapi

XII. Lampiran Follow up pasien Kamis, 2 April 2015, pukul 16.00 WIBS : Ingin pukul orang, nonjok dinding, teriak marah-marah, dengar bisikan, lihat bayangan hitam , ada yang meraba tangan, paha, dan kemaluan. O : Kesadaran compos mentis, kontak mata kurang, afek serasi, arus cepat, stabil, dalam, sempit, pengendalian impuls kuat.A : Skizofrenia paranoid dengan Tentanum SuicideP : lanjutkan terapi Senin, 6 April 2015S : Marah-marah, dengar bisikan

O : Kesadaran compos mentis, kontak mata positif, afek serasi, arus cepat, stabil, pengendalian impuls kuat

A : Skizofrenia paranoid dengan Tentanum SuicideP : lanjutkan terapi Anamnesis pasienD : selamat siang pak, perkenalkan nama saya dokter muda gita. Dengan bapa siapa ?

P : siang, aditia rosadiD : bapa, bapa santai saja disini saya mau membantu bapa suapaya bapa lebih tenang. bapa bisa menceritakan masalah apa yang ada

P : iya

D : bapa usianya berapa tahun ?

P: 25 tahun dok

D: inget tidak pak, tangal lahirnya kapan ?

P: 28 agustus 1989

D: bapak sekarang bekerja ?

P: enggak dok

D: Rumahnya dimana pak ?

P: di jamika dok

D: pak, bagaimana perasaan bapa hari ini ?

P: baikan dok

D: baikan bagaimana pak ?

P: udah berkurang marah-marahnya

D: memang sebelumnya bapa marah-marah kenapa ?

P: gak tau dok, tiba-tiba aja marah

D: bapa sudah berapa lama di rawat ?

P: udah 2 hari, dari hari senin kemarin masuk

D: bapa datang kesini sama siapa ?

P: sendiri dok, jadi gini dok, kan adit teh udah pernah berobat ke sini, adit teh pingin dirawat. Tapi waktu itu ruangannya lagi penuh. Pas adit ke sini lagi sendirian padah bapa gak ada uang, adit Cuma bawa uang 46 ribu terus adit jadi di rawat adit telepon bapa.

D: memangnya kenapa adit pingin di rawat ?

P : karena marah-marah tiba-tiba aja gitu

D: ooh, bapa denger bisikan gak ?

P: ada dok

D: udah dari kapan pak bisikannya ?

P: udah dari umur 18 tahun

D: terus menerus pak tiap hari ada bisikannya ?

P: enggak, kadang ada kadang enggak

D: kenal gak suara siapa yang bisikin ?

P: enggak

D: bisikannya bicara apa ?

P: banyak dok, suruh marah, teriak, bilang adit banci, banyak dosa (halusinasi auditorik)D: kalau lihat bayangan yang lewat tapi gak ada orangnya, Cuma adit aja yang liat ada gak ? P: ada dok

D: bayangan bagaimana pak ?

P: warna hitam ada tanduknya (halusinasi visual)D: bapa ada rasa yang ngeraba bapa gak, padahal gak ada yang pegang

P: ada

D: ngerasanya gimana pak ?

P: ada yang pegang di lengan, paha sama kemaluan adit (halusinasi taktil)

D: ada orangnya gak pak ?

P: enggak dok, jadi adit teh birahinya naik kalo gitu. Dulu adit pernah onani dok, tapi habis itu adit teh ngerasa dosa bersalah. Adit teh gak mau lagi kayak gitu .

D: bapa, ada rasa curiga gak sama orang lain ?

P: ada dok

D: curiga ke siapa ?

P: ke orang-orang

D: bapa, kenapa curiga sama orang lain ?

P: mereka ngomongin adit (waham curiga)D: memangnya ngomongin apa ?

P: gak tau, orang lain teh ngomongin sakitnya adit

D: emang adit sakit apa ?

P: sakit jiwa katanya dok

D: bapa ngerasa sakit jiwa gak ?

P: iya dok (tilikan 6)D: bapa sebelumnya udah berobat ?

P: udah tapi cuma kontrol

D: inget gak pak dapet obat apa ?

P: ada haloperidol, trihexypenidil sama obat warna kuning buat obat tidur

D: habis minum obat, ada perbaikan gak pak ?

P: ada dok

P: perbaikan bagaimana pak ?

D: jadi bisa tidur dok

D: ooh, jadi sebelumnya bapa ada keluhan sulit tidur ?

P: ada dok (insomnia)D: bapa kalau marah-marah suka mukul orang gak ?

P: kadang-kadang dok, kemarin mau mukul ibu (agresifitas motorik)D: kenapa pingin pukul ibu ?

P: gak tau kenapa, kesel denger bisikan terus

D: bapa ada perasaan putus asa gak, pingin bunuh diri ?

P: enggak dok D: kalau makan mandi masih bisa sendiri ?

P: alhamduliah bisa sendiri dok

D: pak, dikeluarga bapa ada punya riwayat gangugan jiwa gak ?

P: ada dok, uwa saya

D: sekarang uwa tinggal dimana ? P: sudah meninggal dok D: meniggal kapan pak, inget gak ?

P: (menghitung tahun dengan jari) 2011 dok

D: bapa anak ke berapa ?

P: pertama dok

D: dari berapa bersaudara ?

P: lima bersaudara, adik saya namanya tiara nuarni, faisal nugraha, epti putri pertiwi, sama ray prasetya D: sehat semua pak ?

P: sehat, tapi yang kedua udah meninggal

D: meninggal kenapa pak ?

P: sakit dok, tapi lupa sakit apa. Dulu lagi kecil meniggalnya

D: ooh, bapa sebelumnya sudah pernah bekerja ?

P: sudah dok, di pabrik meubel tapi udah gak lagi

D: kenapa pak gak kerja lagi ?

P: adit suka marah tiba-tiba terus pergi keluar pabrik (agresifitas verbal)D: emangnya bapa kenapa tiba-tiba marah, ada yang iseng atau jail sama bapa ?

P: enggak ada yang jail dok, adit kesel lagi kerja ada bisikan D: baik pak, mungkin sudah cukup untuk hari ini, lain waktu bisa saya datang lagi

P: iya dok

D: terima kasih dok

P: sama-sama dok

Nama: Gita Puspitasari

Nim: 112014147

Dr. Pembimbing / Penguji: dr. Susi Wijayanti, Sp. KJ.

1