sherly meygaretha - status bangsal

22
Fakultas Kedokteran UKRIDA Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No. 6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat Kepaniteraan Klinik Status Ilmu Jiwa Fakultas Kedokteran UKRIDA SMF Ilmu Jiwa Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat Nama : Sherly Meygaretha Tanda Tangan NIM : 11-2013-278 ........................ Dr. Pembimbing : dr. Susi Wijayanti, Sp.KJ ........................ I. Identitas Pasien Nama (inisial) : Tn. BH Tempat & tanggal lahir: Bandung, 1979 Jenis Kelamin : Laki-laki Suku : Sunda Agama : Islam Pendidikan : SMU Pekerjaan : Wiraswasta 1

Upload: ari-vilologus-sugiarto

Post on 04-Dec-2015

226 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

status jiwa

TRANSCRIPT

Page 1: Sherly Meygaretha - Status Bangsal

Fakultas Kedokteran UKRIDA

Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Terusan Arjuna No. 6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat

Kepaniteraan Klinik

Status Ilmu Jiwa

Fakultas Kedokteran UKRIDA

SMF Ilmu Jiwa

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

Nama : Sherly Meygaretha Tanda Tangan

NIM : 11-2013-278 ........................

Dr. Pembimbing :

dr. Susi Wijayanti, Sp.KJ ........................

I. Identitas Pasien

Nama (inisial) : Tn. BH

Tempat & tanggal lahir : Bandung, 1979

Jenis Kelamin : Laki-laki

Suku : Sunda

Agama : Islam

Pendidikan : SMU

Pekerjaan : Wiraswasta

Status Perkawinan : Belum kawin

Alamat : Kp. Sukamaju RT/RW. 1/5 Cigugur Kec. Parongpong,

Bandung, 40559

Masuk Rumah Sakit : 22 Agustus 2014

1

Page 2: Sherly Meygaretha - Status Bangsal

II. Riwayat Psikiatrik

Autoanamnesis : keterangan dari pasien, 25 Agustus 2014 jam 15.15 WIB.

Alloanamesis : keterangan dari Ny. Nurhayati (adik kandung pasien), 25 Agustus

2014 jam 21.00 WIB.

A. Keluhan Utama

Gelisah (anxietas), marah-marah (agresivitas verbal), membakar barang-

barang (agresivitas motorik).

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Keluarga pasien datang membawa pasien dengan riwayat gangguan jiwa

sejak tanggal 16 Juni 2005, pertama kali dibawa ke RSJ Cimahi. Kemudian

pasien dirawat kurang lebih 1 bulan. 2 minggu kemudian kembali dirawat lagi di

RSJ Cimahi dalam waktu kurang dari 1 bulan. Pasien dirawat jalan dan diberikan

obat, namun karena pasien tidak rajin kontrol, gangguan jiwanya kambuh lagi dan

pasien kembali dirawat pada tahun 2011 di RSJ Prov. Jawa Barat kira-kira 1

bulan. Setelah keadaan pasien membaik, pasien dirawat jalan.

Kemudian sejak 3 minggu terakhir ini, pasien menunjukkan gejala-gejala

gelisah (anxietas), mondar-mandir (anxietas), keluyuran (poriomania), bicara

kacau (inkoherensi), marah-marah (agresivitas verbal), membakar barang-

barang (agresivitas motorik). Kontrol berobat jalan rutin namun obat jarang

diminum.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Gangguan psikiatrik

Pasien pertama kali dirawat di RSJ Cimahi pada tanggal 16 Juni 2005

karena perubahan tingkah laku pasien yang belakangan sering mengamuk,

tidur kurang (insomnia), bicara dan tertawa sendiri (autistik), marah-marah

(agresivitas verbal), dan menyerang orang lain (agresivitas motorik).

Pasien berulang kali dirawat inap, karena saat pulang obatnya tidak diminum.

Pada tahun 2011 pasien dirawat lagi di RSJ Prov. Jawa Barat dengan

keluhan gelisah (anxietas), lari-lari ke jalan, bicara kacau (inkoherensi),

marah-marah (agresivitas verbal), mengamuk (agresivitas motorik).

2

Page 3: Sherly Meygaretha - Status Bangsal

Setelah itu kontrol setiap bulan sampai bulan Agustus 2014. Pasien kontrol

rutin tiap bulan tetapi obat jarang diminum karena pasien merasa dirinya

sehat-sehat saja jika obat tidak diminum.

2. Riwayat gangguan medik

Pasien tidak pernah dirawat di RS karena penyakit degeneratif.

Riwayat kejang dan trauma kepala disangkal oleh pasien dan keluarga.

3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif

Pasien tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol dan tidak pernah

menggunakan zat psikoaktif.

4. Riwayat gangguan sebelumnya (dalam bentuk grafik)

2005 2011 2014

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat perkembangan fisik

Pasien dilahirkan dengan cukup bulan (9 bulan), riwayat kejang sejak

kecil tidak ada.

2. Riwayat perkembangan kepribadian

a. masa kanak-kanak : normal.

b. masa remaja : normal.

c. masa dewasa : pasien (26 tahun) mulai menampakkan gejala

gangguan jiwa.

3. Riwayat pendidikan

Pasien bersekolah sampai tamat SMA. Pasien tidak ada masalah

dengan teman-teman sepermainannya.

3

Page 4: Sherly Meygaretha - Status Bangsal

4. Riwayat pekerjaan

Pasien pernah bekerja sebagai KAMRA pada tahun 1999-2001,

sebagai satpam di beberapa tempat, namun tidak bertahan lama, dan

berdagang.

5. Kehidupan beragama

Pasien rajin beribadah sholat 5 waktu dan rajin mengaji.

6. Kehidupan sosial dan perkawinan

Sebelum mengalami gangguan jiwa, hubungan pasien dengan keluarga

dan tetangga harmonis.

E. Riwayat Keluarga (pohon keluarga)

Keterangan : laki-laki perempuan pasien

Pasien adalah anak ke-2 dari empat bersaudara.

F. Situasi Kehidupan Sosial Sekarang

Pasien tinggal serumah dengan orang tua dan saudaranya. Tanggapan keluarga

atas kondisi pasien sangat mendukung untuk kesembuhan pasien. Tidak ada

keluarga yang mengucilkan pasien.

III. Status Mental

A. Deskripsi Umum

1. Penampilan : postur tegap, maskulin, warna kulit sawo matang, rambut

pendek rapi, berpakaian seragam RSJ Cimahi berwarna kuning, bersih dan

rapi, tidak berbau, penampilan sesuai usia.

2. Kesadaran

a. Kesadaran sensorium/neurologik : compos mentis.

4

Page 5: Sherly Meygaretha - Status Bangsal

b. Kesadaran psikiatrik : tidak tampak terganggu.

3. Perilaku dan aktivitas psikomotor

a. Sebelum wawancara : pasien berdiri di atas ranjang seperti sedang sholat.

b. Selama wawancara : pasien duduk tenang, kadang berdiri, kontak mata

dengan pemeriksa adekuat, perhatian tidak mudah teralihkan, tidak

mondar-mandir.

c. Sesudah wawancara : pasien kembali berdiri di atas ranjang, seperti sedang

sholat.

4. Sikap terhadap pemeriksa

Pasien kooperatif, penuh perhatian, penuh minat.

5. Pembicaraan

a. Cara berbicara : spontan, lancar, tidak cepat, tidak lambat, tidak berbisik,

tidak bergumam, tidak monoton, intensitas sedang.

b. Gangguan berbicara : tidak ada afasia, disatria/pelo, gagap.

B. Alam Perasaan (Emosi)

1. Suasana perasaan (mood) : labil (tiba-tiba menangis).

2. Afek ekspresi afektif :

a. Arus : cepat.

b. Stabilitas : stabil, tidak irritable.

c. Kedalaman : dalam (ekspresi wajah, intonasi suara sesuai emosi, pasien

bicara tidak monoton).

d. Skala diferensiasi : luas (pasien tidak bolak-balik membicarakan hal yang

sama).

e. Keserasian : serasi (pasien dapat menjawab sesuai apa yang ditanyakan).

f. Pengendalian impuls : kuat (pasien tidak marah, tidak mengamuk).

g. Ekspresi : wajar sesuai emosi.

h. Dramatisasi : tidak ada.

5

Page 6: Sherly Meygaretha - Status Bangsal

i. Empati : tidak dapat dinilai.

C. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi : halusinasi auditorik yaitu mendengar suara laki-laki menyuruhnya

menurunkan kasur ke lantai.

2. Ilusi : tidak ditemukan.

3. Depersonalisasi : tidak ada.

4. Derealisasi : tidak ada.

D. Sensorium dan Kognitif (Fungsi Intelektual)

1. Taraf pendidikan : SMA.

2. Pengetahuan umum : luas (pasien tahu ada pemilu dan yang terpilih adalah

Jokowi).

3. Kecerdasan : rata-rata.

4. Konsentrasi : tinggi (pasien dapa menghitung bahwa sudah 3 hari dirawat di

RSJ).

5. Orientasi :

a. Waktu : baik (pasien tahu jika hari sudah menjelang sore).

b. Tempat : baik (pasien tahu jika ia sedang berada di RSJ Cimahi).

c. Orang : baik (pasien tahu siapa yang mengantarnya ke sini).

d. Situasi: baik (pasien tahu jika ada temannya yang teriak-teriak ribut).

6. Daya ingat :

a. Tingkat :

- Jangka panjang : baik (pasien ingat tahun kelahirannya).

- Jangka pendek : baik (pasien ingat apa yang dimakan sebelumnya).

- Segera : baik (pasien ingat jika ia tadi sudah makan).

b. Gangguan : tidak ada.

7. Pikiran abstraktif : pasien ditanya ibukota Jawa Barat bisa menjawab.

6

Page 7: Sherly Meygaretha - Status Bangsal

8. Visuospatial : baik (pasien tahu jika jam sepuluh jarum pendek ke angka

sepuluh dan panjang ke angka 12).

9. Kemampuan menolong diri sendiri : makan, mandi, mengganti pakaian

sendiri.

E. Proses Pikir

1. Arus pikir :

a. Produktivitas : kaya (pasien dapat bercerita panjang lebar).

b. Kontinuitas : lancar (cerita pasien tidak terputus-putus).

c. Hendaya bahasa : tidak ada disatria, tidak gagap, tidak ada afasia.

2. Isi pikiran :

a. Preokupasi dalam pikiran :

b. Waham : tidak ada.

c. Obsesi : tidak ada.

d. Fobia : tidak ada.

e. Gagasan rujukan : tidak ada.

f. Gagasan pengaruh : tidak ada.

h. Gagasan bunuh diri : tidak ada.

F. Pengendalian Impuls

Baik, bisa mengendalikan impulsnya.

G. Daya Nilai

1. Daya nilai sosial : baik (pasien tahu memukul orang lain itu tidak boleh).

2. Uji daya nilai : baik (pasien mengatakan jika menemukan dompet di jalan ada

isinya maka uangnya untuk sedekah).

3. Daya nilai realita : terganggu.

H. Tilikan

7

Page 8: Sherly Meygaretha - Status Bangsal

Derajat 4 (pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan tapi tidak

memahami penyebab sakitnya).

I. Reliabilitas

Baik. Halusinasi yang diceritakan oleh pasien terlihat jelas dari apa yang

disampaikannya, bukan hanya karangan pasien saja.

IV. Pemeriksaan Fisik

A. Status Internus

1. Keadaan umum : tampak sakit sedang.

2. Kesadaran : compos mentis.

3. TD : 120/80 mmHg.

4. Frekuensi nadi : 80 kali per menit.

5. Suhu badan : 36,5 derajat Celcius.

6. Frekuensi pernapasan : 21 kali per menit.

7. Bentuk tubuh : habitus atletikus.

8. Sistem kardiovaskuler : BJ 1 dan BJ 2 murni, reguler, gallop (-), murmur (-).

9. Sistem respiratorius : suara napas vesikuler, wheezing -/-, ronkhi -/-

10. Sistem gastrointestinal : bising usus 10 kali/menit, nyeri tekan tidak ada,

hepar, lien, dan ginjal tidak teraba, nyeri ketok CVA tidak ada.

11. Sistem muskuloskeletal : dalam batas normal.

12. Sistem urogenital : kandung kemih tidak teraba, nyeri tekan suprapubis tidak

ada.

B. Status Neurologik

1. Saraf kranial (I-XII) : dalam batas normal.

2. Gejala rangsang meningeal : tidak ada.

3. Mata : konjungktiva anemis tidak ada, sklera ikterik tidak ada.

4. Pupil : isokor, diameter 2-3 mm, refleks cahaya langsung +/+.

8

Page 9: Sherly Meygaretha - Status Bangsal

5. Oftalmoscopy : tidak dilakukan.

6. Motorik : tidak ada hambatan gerak.

7. Sensibilitas : tidak ada anestesia/hiperestesia.

8. Sistem saraf vegetatif : dalam batas normal.

9. Fungsi luhur : dalam batas normal.

10. Gangguan khusus : tidak ada.

V. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium tanggal 22 Agustus 2014: Hb : 12,6 g/dL, SGOT : 55,2 UI/l,

SGPT : 32,2 UI/l.

Anjuran : lab darah rutin, EKG.

VI. Ikhtisar Penemuan Bermakna

Seorang pasien laki-laki Tn. BH, berusia 35 tahun datang dengan keluhan

riwayat gangguan jiwa sejak tahun 2005 yang lalu. Pasien dirawat di RSJ Cimahi

selama dua kali berselang 2 minggu karena tidak rutin minum obat.

Kembali datang ke RSJ Prov. Jawa Barat pada tahun 2011 dengan keluhan

gelisah (anxietas), lari-lari ke jalan, bicara kacau (inkoherensi), marah-marah

(agresivitas verbal), mengamuk (agresivitas motorik). Dirawat sebulan dan

kemudian kontrol berobat jalan rutin setiap bulannya.

Puncaknya 3 minggu SMRS, pasien menunjukkan gejala-gejala gelisah

(anxietas), mondar-mandir (anxietas), keluyuran (poriomania), bicara kacau

(inkoherensi), marah-marah (agresivitas verbal), membakar barang-barang

(agresivitas motorik). Selama ini kontrol berobat jalan rutin tetapi obat jarang

diminum.

VII. Formulasi Diagnostik

Aksis I : berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, kasus ini dapat dinyatakan

mengalami :

1. Gangguan jiwa:

- pasien mengamuk, bicara dan tertawa sendiri,

- merusak barang,

9

Page 10: Sherly Meygaretha - Status Bangsal

- terdapat halusinasi auditorik.

2. Gangguan Mental Non Organik:

- tidak ditemukan tanda-tanda gangguan kesadaran,

- tidak ditemukan gangguan orientasi, gangguan memori dan ketergantungan

NAPZA,

- tidak ada penyakit organik yang diduga berkaitan dengan gangguan

kejiwaannya.

3. GMNO ini termasuk psikosis karena adanya gangguan daya nilai realitas

(halusinasi auditorik).

4. Menurut PPDGJ III, GMNO ini termasuk skizofrenia hebefrenik karena

memenuhi kriteria diagnostik yaitu :

a. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.

b. Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja

atau dewasa muda (onset biasanya mulai 15-25 tahun).

c. Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas: pemalu dan senang

menyendiri (solitary), namun tidak harus demikian untuk menentukan

diagnosis.

d. Untuk diagnosis hebefrenia yan meyakinkan umumnya diperlukan

pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk memastikan

bahwa gambaran yang khas berikut ini memang benar bertahan :

- perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan, serta

mannerisme; ada kecenderungan untuk selalu menyendiri (solitary), dan

perilaku menunjukkan hampa tujuan dan hampa perasaan.

- afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inapropriate), sering disertai

oleh cekikikan (gigging) atau perasaan puas diri (self-satisfied), senyum

sendiri (self-absorbed smiling), atau oleh sikap tinggi hati (lofty manner),

tertawa menyeringai (grimaces), mannerisme, mengibuli secara bersenda

gurau (pranks), keluhan hipokondriakal, dan ungkapan kata yang diulang-

ulang (reiterated phrases);

10

Page 11: Sherly Meygaretha - Status Bangsal

- proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu

(rambling) serta inkoheren.

e. Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir

umumnya menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi tidak

menonjol (fleeting and fragmentary delusions and hallucinations). Dorongan

kehendak (drive) dan yang bertujuan (determination) hilang serta sasaran

ditinggalkan, sehingga perilaku penderita memperlihatkan ciri khas, yaitu

perilaku tanpa tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty of purpose).

Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat terhadap

agama, filsafat, dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar orang

memahami jalan pikiran pasien.

Aksis II : pada kasus ini masih sulit menemukan jenis kepribadian pasien karena

masih sedikitnya informasi yang didapatkan dari pasien.

Aksis III : tidak ditemukan adanya gangguan pada kondisi medis umum.

Aksis IV : masalah pekerjaan dan terputusnya terapi pasien menjadi pencetus

kambuhnya kembali penyakit gangguan jiwa pasien.

Aksis V : Global Assessment of Functioning (GAF) Scale 60-55 gejala sedang

(moderate), disabilitas sedang.

VIII. Evaluasi Multiaksial

Aksis I : F20.1 Skizofrenia hebefrenik.

Aksis II : Z03.2 Tidak ada.

Aksis III : Tidak ada (none).

Aksis IV : Masalah psikososial dan lingkungan lainnya

Aksis V : GAF = 60-51.

IX. Prognosis

Faktor yang mendukung ke arah prognosis baik yaitu keluarga yang masih

menjaga, peduli, dan menemani pasien berobat jalan teratur.

Faktor yang mendukung ke arah prognosis buruk yaitu riwayat pekerjaan

buruk (sekarang sudah tidak bekerja tetap), dan putus obat.

11

Page 12: Sherly Meygaretha - Status Bangsal

Ad vitam : ad bonam.

Ad fungsionam : dubia ad bonam.

Ad sanationam : ad bonam.

X. Daftar Problem

Organobiologi : tidak terdapat masalah fisik pada pasien ini.

Psikiatri/psikologi : halusinasi.

Sosial/keluarga : tidak ada masalah sosial atau keluarga.

XI. Terapi

1. Rawat inap : pasien agresif, meresahkan masyarakat.

2. Psikofarmaka :

Nama dokter : dr. Sherly Meygaretha

R/ Haloperidol tab. 5 mg No. 21 (dua puluh satu)

ʃ 3 dd tab I

R/ Triheksilphenidil tab 2 mg No. 14 (empat belas)

ʃ 2 dd tab I

R/ Chlorpromazin tab 100 mg No.7 (tujuh)

ʃ 0-0-1

Pro. Tn. Budi Hartono (34 tahun)

3. Psikoterapi : terus membangun trust dari pasien agar ia mau bersikap lebih

terbuka dan memotivasi pasien agar mau minum obat secara teratur setiap hari.

4. Terapi keluarga : memberikan pengertian kepada kleuarga agar mengerti keadaan

pasien dan selalu memberikan dukungan pada pasien untuk sembuh.

5. Sosioterapi : melibatkan pasien dalam kegiatan aktivitas kelompok di RSJ,

kegiatan keagamaan di RSJ, menganjurkan pasien untuk mau bersosialisasi

dengan pasien lain, memberikan pasien keterampilan dan menubuhkan

kepercayaan dirinya.

XII. Lampiran

Cuplikan wawancara tanggal 25 Agustus 2014 jam 15.15 WIB

D : Dokter P : Pasien

12

Page 13: Sherly Meygaretha - Status Bangsal

D: Selamat siang pak, saya dokter muda Sherly, boleh ngobrol bentar?

P: Boleh, dok. (kooperatif)

D: Nama bapak siapa?

P: MBH.

D: Nama lengkap?

P: Muhammad Budi Hartono.

D: Usianya berapa?

P: 35 tahun, kalo gak salah.

D: Kelahiran tahun berapa?

P: 1979. (memori jangka panjang pasien masih baik)

D: Sudah makan pak?

P: Sudah.

D: Makan apa tadi?

P: Nasi, sayur (memori jangka pendek masih baik)

D: Makan berapa kali sehari?

P: 3 kali.

D: Makan sendiri pak?

P: Sendiri.

D: Sudah mandi pak?

P: Sudah.

D: Berapa kali sehari?

P: Tiga kali.

D: Mandinya sendiri pak?

P: Iya (pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari)

D: Bapak udah berapa lama di sini?

P: 3 hari.

D: Sekarang hari apa?

P: Senin. (konsentrasi dan kalkulasi masih baik)

D: Iya, hari ini tanggal 25 Agustus 2014, bapak masuk tanggal 22 Agustus 2014 ya..

Sekarang jam berapa pak? (memperlihatkan jam tangan)

P: Jam 3 lewat 24 menit.

D: Ya betul pak. Berarti pagi atau siang atau malam pak?

P: Sore. (orientasi waktu baik)

13

Page 14: Sherly Meygaretha - Status Bangsal

D: Kalau jam 10 itu jarum pendeknya ke angka berapa dan jarum panjangnya ke

angka mana?

P: Jarum pendek ke 10, jarum panjang ke 12. (kemampuan visuospatial baik)

D: Ya betul pak. Bapak tahu ga ini dimana?

P: RS Jiwa Cimahi. (membaca tulisan di celana pasien) (orientasi tempat baik)

D: Ya pak, sekarang berubah nama jadi RSJ Provinsi Jawa Barat. Jawa Barat

ibukotanya apa pak?

P: Bandung. (orientasi abstraktif pasien baik)

D: Bandung itu di mana pak? Afrika?

P: Bukaan.. di pulau Jawa. Di Indonesia.

D: Ya benar.. presiden Indonesia siapa pak?

P: SBY ya?? Sekarang gak ada televisi, tapi katanya yang terpilih Jokowi.

D: Bapak asalnya dari mana?

P: Dari perut ibu. (tiba-tiba menangis) (emosi labil)

D: Kenapa menangis pak?

P: Dulu pernah daftar jadi kopasus tapi gak diterima.

D: Kapan pak?

P: Tahun 2001. Waktu masih jadi KAMRA.

D: KAMRA itu apa pak?

P: Keamanan rakyat. Tapi jadi kerja cleaning service.

D: Bapak ke sini diantar atau sendiri?

P: Diantar sama 5 orang

D: Siapa aja?

P: Diantar bapak, ibu, Pak RW, Mang Alo. 5 orang sama Budi.

D: Sodaranya ada berapa pak?

P: Ada 3.

D: Perempuan berapa? Laki-laki berapa?

P: perempuan 1. Laki-laki 3, sama Budi jadinya berempat.

D: Bapak tahu apa alasan bapak diantar ke sini?

P: Pertama, karena bakar-bakar baju. Kedua, Budi punya guru, guru nyuruh Budi

supaya dirawat lagi di sini.

D: Sebelumnya pernah dirawat?

P: Pernah tapi lupa.

D: Oh ya Pak, RSJ itu tempat apa?

14

Page 15: Sherly Meygaretha - Status Bangsal

P: Tempat orang-orang yang stres, yang narkoba yang tinggalnya di atas itu, tempat

cari jodoh mungkin hahahaha..

D: Menurut bapak, bapak sakit jiwa atau nggak?

P: Nggak tau.

D: Katanya bapak bakar-bakar baju, kenapa pak?

P: Ya, orang tua ga mau lihat, ga ikhlas gitu kalau Budi itu senang, pengennya tu Budi

di rumah terus menurut ibu. Terus ibu juga suka kasih baju dan celana yang jelek ke

Budi. Maunya tu Budi beli sendiri bajunya, eh, ini selalu ditemanin sama ibu.

D: Kan bagus ibunya perhatian sama bapak. Bapak suka bicara-bicara sendiri ga?

P: Nggak.

D: Oh ya, kalau bapak ketemu dompet di jalan ada uangnya, diapain pak?

P: Budi bakar dompetnya.

D: Boleh nggak kita ambil uangnya?

P: Nggak boleh. Mending buat mesjid ya. (uji daya nilai baik)

D: Bapak pekerjaannya apa?

P: Kamra tahun 1999 sampai 2001. Satpam di PT. Sanggraha Bandung tahun 2002. Di

Wisma Lippo juga 5 bulan, terus di BCA 1 setengah bulan. Sering dimarahin, ga

becus katanya kerjanya, terus berhenti.

D: Bapak sekolah sampai apa? SD? SMP? SMU?

P: SMU, lulus.

D: Malam bisa tidur?

P: Bisa.

D: Gak ada gangguan seperti dengar suara-suara bisikan?

P: Ada. Suara laki-laki, suruh mindahin kasur ke bawah. (halusinasi auditorik)

D: Terus bapak lakukan?

P: Budi lakukan, biar selamat.

D: Orang yang bisikin ada di kamar ini pak?

P: Nggak ada. Pernah waktu lagi dengerin pengajian di HP, Surat Ar Rahman, terus

suara laki-lakinya bilang ganti aja dengan lagu ST 12.

D: Bapak turutin?

P: Iya, biar selamat.

D: Bapak bisa lihat-lihat makhlus halus? Atau bayangan-bayangan?

P: Nggak. Tapi pernah waktu itu lihat burung gereja ada di atas speaker mesjid

(nunjuk mesjid di luar jendela), bilang suruh adzan. Budi berdoa sama Allah pengen

15

Page 16: Sherly Meygaretha - Status Bangsal

bisa baca pikiran orang lain dan meramal masa depan dan masa lalu. Pengen seperti

Nabi Hidir, pengen ketemu Nabi Hidir kataya ada di lautan.

D: Oke pak, sampai di sini dulu ya ngobrolnya..bapak istirahat lagi. Makasih pak.

P: Ya dok sama-sama.

16