studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan...

37
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. K DENGAN BRONKOPNEUMONIA DI RUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA DISUSUN OLEH : VERA WILIS SEDAYU NIM. P.09110 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012

Upload: tranduong

Post on 02-Feb-2018

240 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

OKSIGENASI PADA AN. K DENGAN BRONKOPNEUMONIA

DI RUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO

SURAKARTA

DISUSUN OLEH :

VERA WILIS SEDAYU

NIM. P.09110

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

OKSIGENASI PADA AN. K DENGAN BRONKOPNEUMONIA

DI RUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO

SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DISUSUN OLEH :

VERA WILIS SEDAYU

NIM. P.09110

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Vera Wilis Sedayu

NIM : P. 09110

Program Studi : Diploma III Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. K

DENGAN BRONKOPNEUMONIA DI RUANG

BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO

SURAKARTA

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, April 2012

VERA WILIS SEDAYU

NIM. P. 09110

Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:

Nama : Vera Wilis Sedayu

NIM : P. 09110

Program Studi : Diploma III Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. K

DENGAN BRONKOPNEUMONIA DI RUANG

BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO

SURAKARTA

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan : Surakarta

Hari / Tanggal : Sabtu / 28 April 2012

Pembimbing : Nurma Rahmawati. , S.Kep., Ns. (…………………….)

NIK. 201186076

Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:

Nama : Vera Wilis Sedayu

NIM : P. 09110

Program Studi : Diploma III Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN OKSIGENASI DENGAN

BRONKOPNEUMONIA PADA AN. K DI

RUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI

WALUYO SURAKARTA

Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan : Surakarta

Hari / Tanggal : Sabtu / 28 April 2012

DEWAN PENGUJI

Penguji I : Nurma Rahmawati,S.Kep.Ns (…………………….)

NIK. 201186076

Penguji II : Setiyawan, S.Kep.,Ns (…………………….)

NIK. 201084050

Penguji III : Noor Fitriyani, S.Kep.,Ns (…………………….)

NIK. 201187085

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII keperawatan

STIKES Kusuma Husada Surakarta

Setiyawan, S.Kep., Ns.

NIK. 201084050

Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

OKSIGENASI PADA AN. K DENGAN BRONKOPNEUMONIA DI RUANG

BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII keperawatan yang

telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma

Husada Surakarta.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII

keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

di Stikes Kusuma Husada Surakarta.

3. Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai

penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-

masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi

demi sempurnanya studi kasus ini.

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

4. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji II yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman

dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

5. Noor Fitriyani, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji III yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman

dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

6. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat

untuk menyelesaikan pendidikan.

7. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma

Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-

persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, April 2012

Penulis

Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................... v

DAFTAR ISI ......................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................. 1

B. Tujuan Penulisan .......................................................... 3

C. Manfaat penulisan ......................................................... 4

BAB II LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien ............................................................. 5

B. Pengkajian ................................................................... 6

C. Perumusan Masalah Keperawatan ................................ 7

D. Perencanaan ................................................................. 8

E. Implementasi ............................................................... 8

F. Evaluasi ....................................................................... 11

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan .................................................................. 14

B. Simpulan dan Saran ..................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 2. Log Book

Lampiran 3. Lembar Konsultasi Karya Ilmiah

Lampiran 4. Format Pendelegasian Pasien

Lampiran 5. Asuhan Keperawatan

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

��

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perawat dalam menjalankan perannya berorientasi terhadap

pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Salah satu kebutuhan dasar tersebut

adalah oksigen. Oksigen merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital

dalam proses metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup

seluruh sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup

udara ruangan dalam setiap kali bernafas. Adanya kekurangan oksigen

ditandai dengan keadaan hipoksia, yang dalam proses lanjut dapat

menyebabkan kematian jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan. Klien

dalam situasi demikian mengharapkan kompetensi perawat dalam mengenal

keadaan hipoksemia dengan segera untuk mengatasi masalah (Rufaidah,

2005). Oksigenasi merupakan salah satu intervensi kolaboratif yang dilakukan

oleh perawat sebagai bagian dari tim kesehatan dalam upaya menyelesaikan

masalah pasien terutama yang berkaitan dengan gangguan sistem pernapasan.

Dalam bab ini penulis membahas tentang salah satu penyakit pada

anak yang membutuhkan oksigenasi yaitu Bronkopneumonia.

Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang disebabkan

oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing yaitu penyakit menahun

terdahulu yang ditandai dengan gejala panas tinggi, gelisah, dispnea, napas

cepat dan dangkal, muntah, diare, serta batuk kering dan produktif (Hidayat,

Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

��

2009). Bronkopneumonia terjadi pada ujung akhir bronkiolus yang tersumbat

oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak konsolidasi dalam lobus

yang berada didekatnya, disebut juga pneumonia lobularis. ( Wong, 2003 ).

Bronkopneumonia merupakan penyumbang kematian balita di dunia

sekitar 1,6-2,2 juta balita dengan proporsi 19%. Populasi penelitian adalah

seluruh balita yang di rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

Tahun 2005-2009 sebanyak 293 anak dengan Bronkopneumonia, jumlah

sampel adalah seluruh populasi. Dengan kelompok umur 2-11 bulan

Bronkopneumonia berat 28,0%, jumlah kunjungan berulang satu kali 94,1%,

gizi buruk 4,2%, imunisasi tidak lengkap 82,9%,

Pemeriksaan diagnosis, pada foto thorak pada pasien dengan

bronkopneumonia terdapat bercak-bercak infiltrat pada satu atau beberapa

lobus. Laboratorium, gambaran darah tepi menunjukkan leukositosis dapat

mencapai 15.000 sampai 40.000/mm3 dengan pergeseran ke kiri. Analisa gas

darah arteri menunjukkan asidosis metabolic dengan atau tanpa retensi

karbondioksida. Pneumonia dapat menyebabkan anak berada dalam keadaan

dispnea dan sianosis karena adanya radang paru dan banyaknya lendir didalam

bronkus atau paru. Agar pasien dapat bernapas secara lancar lendir tersebut

harus dikeluarkan dan untuk memenuhi kebutuhan oksigen perlu dibantu

dengan memberikan oksigen 2 Liter per menit (Ngastiyah, 2005). Pada An.K

yang dirawat Di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta dengan diagnosa

bronkopneumonia dengan tanda gejala sesak napas, terdapat stridor, gelisah,

disertai batuk kering, suhu tubuh meningkat 38 derajat celcius, pernapasan 40

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

��

kali per ,menit. Pada pemeriksaan foto thorak didapat hasil pada kedua

bronkus terdapat penumpukan sekret. Pada hasil laboratorium An. K

didapatkan Hemoglobin 9,3 g/dl , Dari data-data tersebut dapat diambil masalah

keperawatan yaitu bersihan jalan napas tidak efektif. Sehingga penulis tertarik

melakukan asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada An. K

dengan bronkopneumonia di Ruang Bakung Rumah Sakit Panti Waluyo

Surakarta.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaporkan kasus bersihan jalan napas pada An.K dengan

bronkopneumonia di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada An. K dengan bersihan

jalan napas tidak efektif pada bronkopneumonia

b. Penulis mampu merumuskan diagosa keperawatan pada An. K dengan

bersihan jalan napas tidak efektif pada bronkopneumonia

c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada An. K

dengan bersihan jalan napas tidak efektif pada bronkopneumonia

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada An. K dengan bersihan

jalan napas tidak efektif pada bronkopneumonia

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada An. K dengan bersihan jalan

napas tidak efektif pada bronkopneumonia

Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

��

f. Penulis mampu menganalisa kondisi pada An. K dengan bersihan jalan

napas tidak efektif pada bronkopneumonia.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi profesi Keperawatan

Sebagai tambahan informasi tentang tindakan aktif oleh profesi

keperawatan dengan cara memberikan asuhan keperawatan terutama pada

anak, sehingga dapat mencegah dan mengurangi angka kesakitan.

2. Bagi penulis

Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang

didapat dari perkuliahan khususnya di bidang keperawatan anak dengan

bronkopneumonia.

3. Bagi masyarakat

Sebagai pengetahuan untuk memahami tentang bronkopneumonia

pada anak dan mengaplikasikannya dalam kehidupan masyarakat.

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

��

BAB II

LAPORAN KASUS

Dalam bab ini menjelaskan tentang ringkasan asuhan keperawatan yang

dilakukan pada An.K dengan diagnosa medis Bronkopneumonia, dilaksanakan

pada tanggal 5 sampai 7 April 2012. Asuhan keperawatan dimulai dari

pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi.

A. Identitas Klien

Dari pengkajian pada tanggal 5 April 2012 jam 10.00 WIB, pada kasus

ini diperoleh dengan cara aloanamnese dan autoanamnese, mengadakan

pengamatan atau observasi langsung, pemerikaan fisik, menelaah catatan

medis dan catatan perawat. Dari data pengkajian tersebut didapat hasil

identitas klien bahwa klien bernama An.K umur 15 bulan, beragama Kristen,

dengan alamat Jl. Sibela barat no. 10 Mojosongo Surakarta yang dirawat

diruang Bakung Rumah Sakit Panti Waluya Surakarta. An.K dirawat sejak

hari rabu tanggal 4 april 2012 dan didiagnosa dokter bahwa An. K menderita

penyakit bronkopneumonia. Yang bertanggung jawab kepada klien adalah Tn.

P berumur 32 tahun, pekerjaan swasta, pendidikan terakhir S1, beragama

Kristen, dengan alamat Jl. Sibela Barat no. 10 Mojosongo Surakarta dan

Ny.M, berumur 24 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan masih

kuliah, beragama Kristen, dengan alamat Jl. Sibela Barat no. 10 Mojosongo

Surakarta.

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

��

B. Pengkajian

Ketika dilakukan pengkajian, ibu klien mengatakan An. K sesak napas.

Riwayat penyakit sekarang yang diungkapkan ibu klien adalah 1 hari yang lalu

An. K mengalami sesak napas ringan dan setelah beberapa jam sesak semakin

parah hingga timbul suara “ ngrok-ngrok “ pada pernapasan An. K dan disertai

batuk. Akhirnya pada tanggal 4 April 2012 Keluarga An. K memutuskan

untuk membawa An. K ke praktek dr. E, saat di tempat praktek dr. E An. K

dilakukan pemeriksaan foto thorak dan didapatkan hasil pada kedua paru-paru

An. K terdapat penumpukan sekret. Dokter mendiagnosa An.K terkena

Bronkopneumonia dan dokter merujuk An. K untuk mendapatkan perawatan

lebih lanjut di Rumah Sakit Panti Waluya. Saat di Rumah Sakit Panti Waluya

An. K langsung diberikan terapi oksigen 2 liter per menit. Saat pengkajian ibu

An.K mengatakan anaknya masih sesak napas, didapat foto rongten dengan

hasil pada kedua bronkus terdapat penumpukan sekret. Ibu An. K mengatakan

bahwa pada usia 5 bulan An. K pernah dirawat di RSUD MOEWARDI selama

1 minggu dengan keluhan sesak napas tetapi dokter belum dapat menentukan

jenis penyakit An. K. Ibu An. K mengatakan anaknya belum mendapatkan

imunisasi campak karena berat badan An. K belum mencapai 7 kilogram pada

usia 9 bulan sampai 15 bulan. Pada pola kesehatan fungsional Gordon

didapatkan data tidak ada masalah.

Dalam pengkajian pemeriksaan fisik didapatkan data bahwa keadaan

umum klien buruk, tingkat kesadaran klien Apatis dengan nilai GCS E3V4M5

didapatkan pula data pengukuran respirasi 40 kali per menit, nadi 112 kali per

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

��

menit, dan suhu 38 derajat celcius, hidung terpasang oksigen 2 liter per menit.

Pada pemeriksaan dada (paru-paru): inspeksi simetris kanan dan kiri, palpasi

pengembangan dada kanan dan kiri tidak sama, perkusi pekak, auskultasi

terdapat suara tambahan stridor. Pada pemeriksaan ekstermitas tidak terdapat

sianosis, akral hangat, tidak terdapat dermatoglipik dan terpasang infus D5 ¼

NS mikro 15 tetes per menit. Pada pemeriksaan sistem pernapasan diperoleh

data An.K sesak napas, terdapat stridor, gelisah, batuk kering, suhu 38 derajat

celcius, pernapasan 40 kali per menit, HB: 9,3 g/dl, terpasang oksigen 2 liter

per menit dan pemeriksaan foto thorak pada tanggal 4 April 2012 didapat hasil

pada kedua bronkus terdapat penumpukan sekret. Pada depan aksila An. K

terdapat benjolan berisi pus panjang kurang lebih 0,7 cm dan kedalaman 0,4

cm. Terapi yang diberikan oleh dokter adalah infus mikro D5 ¼

NS 15 tetes

per menit, bactesyn 200 mg per 8 jam, mikosin 90 mg per 24 jam,

kalmethason 0,3 cc per 8 jam, nebulizer (ventolin 1, 25 mg dan pulmocort 1

ml per 8 jam), sanmol 0,6 ml bila panas.

C. Perumusan Masalah Keperawatan

Dari data tersebut kemudian penulis merumuskan diagnosa

keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan mukus

dalam jumlah yang berlebih, ditandai dengan data subyektif ibu klien

mengatakan An.K sesak napas dan batuk, data obyektif adalah An.K terlihat

sesak, terpasang oksigen 2 liter per menit, respirasi 40 kali per menit, terdapat

suara stridor, pada pemeriksaan laboratoriun didapat Hb: 9,3 g/dl dan pada

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

pemeriksaan rongten thorak didapat hasil kedua bronkus terdapat

penumpukan sekret.

D. Perencanaan

Setelah penulis melakukan analisa data maka intervensi atau rencana

tindakan keperawatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

Pada diagnosa keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif

berhubungan dengan mukus dalam jumlah berlebih. Tujuan yang dibuat

penulis adalah setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 kali 24 jam

diharapkan jalan napas paten dengan kriteria hasil menurut Nic dan Noc:

klien tidak sesak napas, irama napas teratur, frekuensi pernapasan normal

20 – 30 kali per menit, tidak ada sianosis, dan tidak ada sekret. Intervensi atau

rencana tindakan yang akan dilakukan adalah observasi keadaan umum dan

sistem pernapasan klien untuk mengetahui penyebab dan penanganan, berikan

posisi nyaman semi fowler untuk menurunkan kerja otot pernapasan dengan

pengaruh gravitasi, intruksikan kepada keluarga tentang bagaimana mengisap

jalan napas sesuai dengan kebutuhan untuk mengefektifkan pernapasan,

kolaborasi dengan dokter dalam pemberian oksigen dan nebulizer untuk

memenuhi kebutuhan oksigen dan menurunkan kerja otot pernapasan.

E. Implementasi

Setelah penulis melakukan analisa data serta merencanakan tindakan

keperawatan maka implementasi yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai

berikut :

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

Tindakan keperawatan hari pertama yang dilakukan pada hari kamis, 5

April 2012 jam 10.00 yaitu mengobservasi keadaan umum dan sistem

pernapasan klien didapatkan respon subyektif ibu An.K mengatakan An.K

sesak napas dan respon obyektif suhu 38 derajat celcius, respirasi 40 kali per

menit, nadi 112 kali per menit, An. K tampak sesak napas, terpasang oksigen 2

liter per menit. Jam 10.30 memberikan posisi nyaman semi fowler dan

didapatkan respon subyektif Ibu An. K memperbolehkan saat An. K akan

diberikan posisi semi fowler dan data obyektif An. K tidak rewel dengan

posisi yang telah diberikan. Jam 10.45 melakukan pengisapan sekret secara

manual dengan waslap dan menganjurkan keluarga untuk melakukan

pengisapan sesuai yang telah diajarkan dan sesuai kebutuhan dan didapatkan

respon subyektif Ibu An. K memperhatikan cara pengisapan yang dilakukan

perawat dan bersedia untuk mengulangi pengisapan sesuai yang diajarkan dan

sesuai kebutuhan data obyektif didapatkan sekret kurang lebih 5 cc. Jam 12.30

melakukan nebulizer yang diberi ventolin 1, 25 mg dan pulmicort 1 mL dan

didapatkan respon subyektif ibu An. K mengatakan anaknya sesak napas dan

sekret keluar saat selesai di nebulizer. Respon objektif sekret keluar melalui

mulut dan hidung kurang lebih 2 cc.

Tindakan keperawatan hari kedua yang dilakukan pada hari jumat, 6

April 2012 jam 08.00 yaitu mengobservasi keadaan umum dan sistem

pernapasan klien didapatkan respon subyektif ibu An. K mengatakan An. K

masih sesak napas dan respon obyektif suhu 38,6 derajat celcius, respirasi 36

kali per menit, nadi 112 kali per menit, An. K tampak sesak napas, An. K

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

���

tampak gelisah dan terpasang oksigen 2 liter per menit. Jam 08.10

memberikan posisi nyaman semi fowler dan didapatkan respon subyektif Ibu

An. K memperbolehkan saat An. K akan diberikan posisi semi fowler dan

respon obyektif An.K tidak rewel saat diposisikan semi fowler. Jam 10.35

melakukan pengisapan sekret secara manual dengan waslap dan menganjurkan

keluarga untuk melakukan pengisapan sesuai yang telah diajarkan dan sesuai

kebutuhan dan didapatkan respon subyektif Ibu An. K memperhatikan cara

pengisapan yang dilakukan perawat dan mengatakan sudah mencoba cara

yang diajarkan perawat, data obyektif didapat sekret kurang lebih 3 cc. Jam

12.30 melakukan nebulizer yang berisi ventolin 1, 25 mg dan pulmicort 1 mL

dan didapatkan respon subyektif ibu An. K mengatakan anaknya sesak napas

dan sekret keluar saat selesai di nebulizer, respon objektif sekret keluar kurang

lebih 3 cc.

Tindakan keperawatan hari ketiga yang dilakukan pada hari sabtu, 7

April 2012 jam 08.00 yaitu mengobservasi keadaan umum dan sistem

pernapasan klien didapatkan respon subyektif ibu An. K mengatakan An. K

masih tetap sesak napas dan respon obyektif suhu 37,6 derajat celcius,

respirasi 38 kali per menit, nadi 104 kali per menit, An. K tampak sesak napas,

An. K tampak gelisah terpasang oksigen 2 liter per menit. Jam 08.15

memberikan posisi nyaman semi fowler dan didapatkan respon subyektif Ibu

An. K memperbolehkan saat An. K akan diberikan posisi semi fowler dan

respon obyektif An. K tidak rewel saat diposisikan semi fowler. Jam 13.30

melakukan pengisapan sekret secara manual dengan waslap dan menganjurkan

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

���

keluarga untuk melakukan pengisapan sesuai yang telah diajarkan dan sesuai

kebutuhan dan didapatkan data obyektif didapat sekret 6 cc. Jam 12.30

melakukan nebulizer yang berisi ventolin 1, 25 mg dan pulmicort 1 ml dan

didapatkan respon subyektif ibu An. K mengatakan anaknya sesak napas dan

sekret keluar saat selesai di nebulizer respon objektif sekret keluar kurang

lebih 4 cc.

F. Evaluasi

Setelah penulis melakukan analisa data, merencanakan tindakan

keperawatan dan melakukan tindakan keperawatan maka evaluasi yang

didapat dari implementasi keperawatan adalah sebagai berikut :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi hari pertama

yang dilakukan pada hari kamis, 5 April 2012 jam 13.15 wib dengan

menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah ibu An. K mengatakan An.

K sesak napas, dari hasil observasi An. K tampak sesak, terpasang oksigen 2

liter per menit, suhu 38 derajat celcius, respirasi 40 kali per menit, nadi 112

kali per menit, terdapat sekret keluar saat pengisapan secara manual dan

nebulizer kurang lebih 7cc dari semua tindakan keperawatan yang telah

dilakukan didapatkan hasil masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak

efektif belum teratasi sehingga intervensi dilanjutkan untuk observasi keadaan

umum dan sistem pernapasan klien, berikan posisi nyaman semi fowler,

anjurkan pada keluarga untuk melakukan pengisapan jalan napas dengan

waslap sesuai dengan kebutuhan, lanjutkan terapi sesuai advis dokter :

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

���

kalmethason 0,3 cc per 8 jam dan nebulizer berisi ventolin 1, 25 mg dan

pulmicort 1 ml per 8 jam.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan hari kedua, hasil evaluasi

yang dilakukan pada hari jumat, 6 April 2012 jam 13.30 WIB dengan

menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah ibu An.K mengatakan

An.K masih sesak napas, dari hasil observasi An.K tampak sesak, terpasang

oksigen 2 liter per menit, suhu 38,6 derajat celcius, respirasi 36 kali per menit,

nadi 112 kali permenit, terdapat sekret keluar saat pengisapan secara manual

dan nebulizer kurang lebih 6 cc dari semua tindakan keperawatan yang telah

dilakukan didapatkan hasil masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak

efektif belum teratasi sehingga intervensi dilanjutkan untuk observasi keadaan

umum dan sistem pernapasan klien, berikan posisi nyaman semi fowler,

anjurkan pada keluarga untuk melakukan pengisapan jalan napas dengan

waslap sesuai dengan kebutuhan, lanjutkan terapi sesuai advis dokter :

kalmethasin 0,3 cc per 8 jam dan nebulizer berisi ventolin 1, 25 mg dan

pulmicort 1 ml per 8 jam.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan hari ketiga, hasil evaluasi

yang dilakukan pada hari sabtu, 7 April 2012 jam 13.55 WIB dengan

menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah ibu An. K mengatakan An.

K masih tetap sesak napas, dari hasil observasi An. K tampak sesak, terpasang

oksigen 2 liter per menit, suhu 37,5 derajat celcius, respirasi 38 kali per menit,

nadi 104 kali per menit, terdapat sekret keluar saat pengisapan secara manual

dan nebulizer kurang lebih 10 cc dari semua tindakan keperawatan yang telah

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

���

dilakukan didapatkan hasil masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak

efektif belum teratasi sehingga intervensi dilanjutkan untuk observasi ku dan

sistem pernapasan klien, berikan posisi nyaman semi fowler, anjurkan pada

keluarga untuk melakukan pengisapan jalan napas dengan waslap sesuai

dengan kebutuhan, lanjutkan terapi sesuai advis dokter : kalmethason 0,3 cc

per 8 jam, nebulizer berisi ventolin 1, 25 mg dan pulmicort 1 ml per 8 jam dan

berikan gamimune (kekebalan tubuh) jam 16.30 WIB apabila panas tidak

turun.

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

���

BAB III

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang “Asuhan Keperawatan

Pemenuhan Oksigenasi Pada An. K Dengan Bronkopneumonia di Ruang Bakung

Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta Prinsip dari pembahasan ini dengan

memfokuskan kebutuhan dasar manusia di dalam asuhan keperawatan.

A. Pembahasan

Menurut Paskalis,dkk dalam jurnal managemen terpadu balita sakit

(2009), Pneumonia merupakan salah satu dari lima penyebab kematian pada

anak balita, dan 75 % berada dinegara berkembang termasuk Indonesia.

Survai mortalitas di Indonesia tahun 2005 memperkirakan bahwa penyebab

kematian terbesar pada balita adalah pneumonia 23,6%. Menurut Retno, dkk

dalam jurnal devisi respirologi bagian ilmu kesehatan anak (2006),

Pneumonia pada anak merupakan infeksi yang serius dan banyak diderita

anak-anak di seluruh dunia yang secara fundamental berbeda dengan

pneumonia pada dewasa. Di Amerika dan Eropa yang merupakan negara

maju angka kejadian pneumonia masih tinggi, diperkirakan setiap tahunnya

30-45 kasus per 1000 anak pada umur kurang dari 5 tahun, 16-20 kasus per

1000 pada umur 5-9 tahun, 6-12 kasus per 1000 pada umur 9 tahun dan

remaja.Di Rumah Sakit Dr Soetomo Surabaya, jumlah kasus pneumonia

meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2003 dirawat sebanyak 190

pasien. Tahun 2004 dirawat sebanyak 231 pasien, dengan jumlah terbanyak

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

���

pada anak usia kurang dari 1 tahun (69%). Pada tahun 2005, anak umur

kurang dari 5 tahun yang dirawat sebanyak 547 kasus dengan jumlah

terbanyak pada umur 1-12 bulan sebanyak 337 orang.

Pneumonia merupakan keradangan pada parenkim paru yang terjadi

pada masa anak-anak dan sering terjadi pada masa bayi (Hidayat, 2008).

Pembagian pneumonia secara anatomis adalah pneumonia lobaris, pneumonia

lobularis atau bronkopneumonia, dan pneumonia interstitialis. Menurut

Muscari (2005), Pneumonia diklasifikasikan menurut agen etiologinya dan

juga menurut lokasi dan luas paru yang terkena yaitu, pneumonia lobaris

menyerang segmen luas pada satu lobus atau lebih, bronkopneumonia dimulai

pada ujung bronkiolus dan mengenai lobulus yang terdekat, pneumonia

intersisial menyerang dinding alveolus dan jaringan peribronkial serta lobular.

Menurut Wong (2003), bronkopneumonia atau disebut juga

pneumonia lobularis terjadi pada ujung akhir bronkiolus yang tersumbat oleh

eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak konsolidasi dalam lobus yang

berada didekatnya. Menurut Hidayat, (2009), Bronkopneumonia adalah

peradangan pada parenkim paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur,

ataupun benda asing yang ditandai dengan gejala panas tinggi, gelisah,

dispnea, napas cepat dan dangkal, muntah, serta batuk kering dan produktif.

Menurut Price (2005), Dispnea terjadi akibat ketidakseimbangan antara kerja

pernapasan dengan kapasitas ventilasi. Pada kasus An. K dengan

bronkopneumonia di RS Panti Waluyo Surakarta didapatkan suhu 38 derajat

celcius, respirasi 40 kali per menit, An. K tampak gelisah, dispnea, terpasang

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

���

oksigen 2 liter per menit, muntah 2 kali dalam sehari, serta terdapat batuk

kering. Dari teori yang disampaikan oleh Hidayat (2009) didapatkan

kesesuaian dengan kenyataan yang penulis dapatkan di Rumah Sakit.

Menurut Arief (2009), faktor lain yang mempengaruhi timbulnya

bronkopneumonia antara lain adalah penyakit manahun, trauma paru, berat

badan yang turun karena kurang kalori protein. Pada anak-anak usia lebih dari

1 tahun dengan gizi baik, biasanya bronkopneumonia timbul karena

komplikasi infeksi saluran napas akut. Tanda dan gejala yang muncul adalah

biasanya gejala penyakit datang mendadak namun kadang-kadang didahului

oleh infeksi saluran napas bagian atas, pertukaran udara di paru- paru tidak

lancar dimana pernapasan agak cepat dan dangkal (bahkan sampai pernapasan

cuping hidung), dalam waktu singkat suhu naik dengan cepat sehingga

kadang- kadang terjadi kejang, anak merasa nyeri didaerah dada sewaktu

batuk kering dan bernapas (rasa nyeri tersebut akibat gesekan pleura

meradang), batuk disertai sputum yang kental, dan napsu makan yang

menurun. Berdasarkan hal tersebut sesuai dengan kasus An. K, dimana An. K

mengatakan 1 hari yang lalu An. K mengalami sesak napas ringan dan setelah

beberapa jam sesak semakin parah hingga timbul suara “ngrok- ngrok “ pada

pernapasan An. K disertai batuk. Ibu An. K juga mengatakan bahwa

sebelumnya An. K pernah mengalami penyakit sesak napas pada usia 5 bulan

yaitu flek paru. Pada saat pengkajian didapatkan respirasi 40 kali per menit,

suhu 38 derajat celcius dan pada An. K didapatkan pula penurunan napsu

makan dan didapatkan data berat badan 6,5 dan apabila dikategorikan ke

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

���

dalam status Z- SCORE hasil yang didapatkan WAZ – 3,36 dan digolongkan

pada gizi buruk, HAZ -2,6 dan digolongkan pada tinggi badan pendek, WHZ

-2,37 dan digolongkan kurus. Menurut Sampurno (2007), Imunisasi campak

pada anak juga berperan dalam terjadinya penyakit pernapasan karena

imunisasi campak dapat memberikan kekebalan seumur hidup. Imunisasi

campak diberikan pada anak usia 9 bulan (Rahayu, 2009). Pada An. K saat

pengkajian ibu An. K mengatakan bahwa sampai saat ini An. K belum

mendapatkan imunisasi campak dengan keterangan berat anak pada usia 9

bulan sampai sekarang belum mencapai 7 kilogram.Menurut beberapa

referensi dan kenyataan yang ada kemudian penulis mengambil kesimpulan

bahwa didapatkan kesesuaian antara teori dan kenyataan yang mendukung

terjadinya bronkopneumonia pada An. K.

Menurut Ngastiyah (2005), pasien pneumonia hampir selalu

mengalami masukan makanan yang kurang, Suhu tubuh yang tinggi selama

beberapa hari dan masukan cairan yang kurang dapat menyebabkan dehidrasi.

Untuk mencegah dehidrasi dan kekurangan kalori maka dilakukan

pemasangan infus. Pada An. K terlihat bahwa An. K mengalami penurunan

napsu makan serta mengalami peningkatan suhu tubuh hingga 38 derajat

celcius, sehingga di lakukan pemasangan infus mikro D5 ¼

NS 15 tetes per

menit dengan tujuan mencegah terjadinya dehidrasi akibat penurunan napsu

makan dan suhu yang tinggi. Dari teori tersebut penulis kemudian

membandingkan dengan kenyataan pasien dan didapatkan kesesuaian antara

teori dan kenyataan.

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

��

Menurut Ngastiyah (2005), Pemeriksaan diagnosis pada

bronkopneumonia, pada foto thorak terdapat bercak-bercak infiltrat pada satu

atau beberapa lobus. Sedangkan menurut Nursalam (2008), pada pemeriksaan

foto dada didapatkan hasil terdapat bercak-bercak infiltrat yang tersebar atau

yang meliputi satu atau sebagian besar lobus. Menurut Riyadi (2009)

penyebab terjadinya bercak-bercak infiltrate pada bronkus diakibatkan bakteri

yang masuk keparu melalui saluran napas masuk bronkus dan alveoli

menimbulkan reaksi peradangan hebat dan menghasilkan cairan edema yang

kaya protein dalam alveoli dan jaringan interstitial. Secara hematogen

maupun langsung (lewat penyebaran sel) mikroorganisme yang terdapat

diparu dapat menyebar ke bronkus, setelah terjadi fase peradangan lumen

bronkus berserbukan sel radang akut, terisi eksudat (nanah), dan sel epitel

rusak, bronkus dan sekitarnya penuh dengan netrofil (bagiam lekosit yang

banyak pada awal fase peradangan dan bersifat fagositosis) dan sedikit

eksudat fibrinosa. Eksudat pada infeksi ini mula-mula encer dan keruh

selanjutnya berubah menjadi purulen dan menyebabkan sumbatan pada

bronkus sehingga menimbulkan suara stridor.

Hal tersebut sesuai dengan kasus pada An. K pada pemeriksaan foto

thorak tanggal 4 April 2012 didapatkan hasil terdapat penumpukan sekret

pada kedua lobus atau bronkus. Pneumonia dapat menyebabkan anak berada

dalam keadaan dispnea dan sianosis karena adanya radang paru dan

banyaknya lendir didalam bronkus atau paru. Agar pasien dapat bernapas

secara lancar lendir yang berada di lobus tersebut harus dikeluarkan serta

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

��

untuk memenuhi kebutuhan oksigen perlu dibantu dengan memberikan

oksigen 2 Liter per menit. Oksigenasi merupakan salah satu intervensi

kolaboratif yang dilakukan oleh perawat sebagai bagian dari tim kesehatan

dalam upaya menyelesaikan masalah pasien terutama yang berkaitan dengan

gangguan sistem pernafasan.Menurut Rufaidah (2005) dalam jurnal

ikhsanuddin, oksigen merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital

dalam proses metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup

seluruh sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup

udara ruangan dalam setiap kali bernafas. Adanya kekurangan oksigen

ditandai dengan keadaan hipoksia, yang dalam proses lanjut dapat

menyebabkan kematian jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan.

Menurut Potter dan Perry (2005), hipoksia adalah kondisi dimana

oksigenasi jaringan yang tidak adekuat pada tingkat jaringan. Pada kasus An,

dari hasil oemeriksaan laboratorium tanggal 5 April 2012 didapatkan hasil

hemoglobin An. K 9,3g/dl dimana dengan kadar hemoglobin yang menurun

menunjukkan bahwa kebutuhan oksigen pada anak terganggu ditandai dengan

An. K mengalami dispnea sehingga pada An. K mendapatkan terapi oksigen 2

liter per menit melalui nasal kanul untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada

An. K. Menurut potter dan perry (2005) Dispnea merupakan tanda klinis

hipoksia dan termanifestasi dengan sesak napas. Dari tinjauan teori tersebut

penulis membandingkan dengan kenyataan yang dapat disimpulkan bahwa

teori tersebut sesuai dengan kenyataan.

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

���

Menurut Ngastiyah (2005), komplikasi yang terjadi terutama

disebabkan oleh lendir yang tidak dapat dikeluarkan sehingga terjadi

atelektasis atau bronkiektasis. Untuk menghindari terjadinya lendir yang

menetap maka sikap baring pasien terutama bayi harus diubah posisinya

setiap 2 jam dan pengisapan lendir harus sering dilakukan. Pada kasus yang

dialami oleh An. K, penulis melakukan pengisapan sekret dengan waslap

sesuai dengan landasan teori. Menurut Ngastiyah (2005), Setiap mengubah

posisi pasien lakukan sambil menepuk-nepuk punggung pasien kemudian jika

terlihat lendir keluar maka segera diusap. Apabila lendir banyak dapat

dilakukan fisioterapi dengan drainase postural.

Menurut Lubis (2005), Fisioterapi dada adalah salah satu dari pada

fisioterapi yang sangat berguna bagi penderita penyakit respirasi, baik yang

bersifat akut maupun kronis. Fisioterapi dada ini walaupun caranya kelihatan

tidak istimewa tetapi sangat efektif dalam upaya mengeluarkan sekret dan

memperbaiki ventilasi pada pasien dengan fungsi paru yang terganggu.

Kontra indikasi fisioterapi dada ada yang bersifat mutlak seperti kegagalan

jantung, status asmaitikus, renjatan dan perdarahan masif, sedangkan kontra

indikasi relatif seperti infeksi paru berat, patah tulang iga atau luka baru bekas

operasi, tumor paru dengan kemungkinan adanya keganasan serta adanya

kejang rangsang. Sehingga tujuan dari fisioterapi dada pada penyakit paru

adalah mengembalikan dan memelihara fungsi otot-otot pernapasan dan

membantu membersihkan sekret dari bronkus dan untuk mencegah

penumpukan sekret. Menurut Muscari (2005), fisioterapi dada berguna untuk

Page 31: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

���

mengeluarkan mucus atau sebagai ekspektorasi. Berdasarkan teori tersebut

penulis tidak melakukan fisioterapi dada dikarenakan kondisi An. K dengan

tingkat kesadaran apatis dan gelisah sehingga tidak memungkinkan untuk

dilakukan fisioterapi dada. Dari data tersebut penulis menemukan kecocokan

atau kesesuaian antara teori dan kenyataan.

Pada kasus bronkopneumonia An. K penulis merumuskan diagnosa

prioritas berdasarkan masalah utama yang dialami pasien. Berdasarkan hasil

pengkajian pada An. K, penulis merumuskan diagnose bersihan jalan napas

tidak efektif berhubungan dengan mucus dalam jumlah yang berlebih.

Menurut Nanda (2009), diagnosa bersihan jalan napas tidak efektif

berhubungan dengan mukus dalam jumlah yang berlebih merupakan

ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi saluran

pernapasan guna mempertahankan jalan napas yang bersih. Menurut Nic dan

Noc (2006), batasan karakteristik antara lain dispnea, adanya bunyi napas

tambahan, perubahan pada irama dan frekuensi pernapasan, sianosis,

kesulitan untuk bersuara, penurunan bunyi napas, ortopnea, kegelisahan,

adanya sputum, dan mata terbelalak saat melihat. Pada perbandingan

diagnosa antara teori dengan kenyataan diambil kesimpulan tidak ada

perbedaan antara teori dan kenyataan.

Menurut Petter dan Perry (2005), intervensi adalah kategori dari

perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dari hasil

perkiraan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai

tujuan tersebut. Penulis mencantumkan diagnosa ketidakefektifan bersihan

Page 32: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

���

jalan nafas berhubungan dengan mucus dalam jumlah berlebih, dengan tujuan

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali 24 jam jalan nafas

paten dengan kriteria hasil menurut Nic dan Noc adalah sesak nafas

berkurang, irama napas teratur, tidak ada sianosis, tidak ada sekret, frekwensi

pernafasan dalam rentang normal yaitu 20 sampai 30 kali per menit.

Penulis membuat intervensi keperawatan yang akan dilakukan dengan

rasional menurut Doenges (2000), yaitu : Intervensi yang pertama adalah

observasi keadaan umum dan sistem pernapasan klien, penulis merencanakan

tersebut dengan rasional untuk mengetahui penyebab dan penanganan

penyakitnya. Intervensi yang kedua berikan posisi nyaman semi fowler.

Menurut Wilkinson (2005) dalam jurnal Supadi, dkk menjelaskan dengan

semi fowler akan mengurangi kerusakan membran alveolus akibat

tertimbunnya cairan. Hal ini dipengaruhi oleh gaya gravitasi sehingga oksigen

menjadi optimal dan sesak napas akan berkurang.Intervensi yang ketiga

adalah instruksikan kepada keluarga tentang bagaimana mengisap jalan napas

sesuai dengan kebutuhan untuk mengefektifkan pernapasan. Intervensi yang

keempat adalah kolaborasi dengan dokter dalam pemberian oksigen 2 liter per

menit, nebulizer berisikan ventolin 1, 25 mg dan pulmicort 1 mL per 8 jam,

antibiotikbactesyn 200 mg per 8 jam dan mikasin 90 mg per 24 jam, dan

kortikostreroid kalmethason 0,3 cc per 8 jam. Menurut Mubarak (2008),

pemberian oksigen dengan tujuan memberikan penambahan oksigen kedalam

sistem baik kimia maupun fisika. Menurut Muscari (2005), pemberian

bronkodilator berguna untuk meningkatkan relaksasi otot halus paru dan

Page 33: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

���

memperbaiki fungsi pernapasan. Menurut Arief (2009), pemberian antibiotik

ditujukan untuk mengurangi resiko infeksi bakteri sekunder. Sedangkan

menurut Muscari (2005), antibiotic digunakan pada kasus infeksi pernapasan

seperti pneumonia dan epiglotitis. Menurut Muscari (2005), pemberian

kortikosteroid berfungsi untuk mengurangi reaktivitas jalan napas dan

inflamasi. Menurut Alsagaff (2006), pemberian kortikosteroid berguna

sebagai anti radang dan efektif untuk pengobatan pada obstruksi jalan napas

yang reversible. Sedangkan menurut Helmy (2007), Pemberian kortikosteroid

berguna untuk mengurangi jumlah sel inflamasi pada saluran napas. Dari

intervensi tersebut penulis membandingkannya antara teori dan kenyataan

dan didapatkan hasil yang sama antara teori dan kenyataan.

Implementasi adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana

tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan

dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Potter & Perry,

2005).Selama mengelola kasus kelolaan penulis melakukan tindakan

keperawatan sesuai dengan intervensi keperawatan yang telah direncanakan

penulis

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama tiga hari, hasil

evaluasi yang didapatkan penulis pada hari sabtu, 7 April 2012 jam 13.55 wib

dengan menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah ibu An.K

mengatakan An.K masih tetap sesak napas, dari hasil observasi An.K tampak

sesak napas, terpasang oksigen 2 liter per menit, suhu 37,5 derajat celcius,

respirasi 38 kali per menit, nadi 104 kali per menit, terdapat sekret keluar saat

Page 34: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

���

pengisapan secara manual dan nebulizer kurang lebih 10 cc dari semua

tindakan keperawatan yang telah dilakukan didapatkan hasil masalah

keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif belum teratasi hal ini

dikarenakan kondisi pasien yang buruk dan tingkat kesadaran yang apatis

sehingga sulit diatasi dalam waktu 3 kali 24 jam. Dari data tersebut intervensi

tetap dilanjutkan untuk observasi keadaan umum dan sistem pernapasan

klien, berikan posisi nyaman semi fowler, anjurkan pada keluarga untuk

melakukan pengisapan jalan napas dengan waslap sesuai dengan kebutuhan,

lanjutkan terapi sesuai advis dokter : kalmethason 0,3 cc per 8 jam, nebulizer

berisi ventolin 1, 25 mg dan pulmicort 1 mL per 8 jam dan berikan gamimune

(kekebalan tubuh) jam 16.30 apabila panas tidak turun.

B. Simpulan dan Saran

1. Simpulan

Berdasarkan masalah yang penulis dapatkan dalam studi kasus dan

pembahasan pada asuhan keperawatan pada An.K dengan

Bronkopneumonia di ruang Bakung RS Panti Waluya Surakarta, maka

penulis mengambil kesimpulan meliputi:

a. Penulis mampu melakukan pengkajian data dasar pada An.K dengan

bronkopneumonia, pengumpulan data dapat diperoleh melalui data

subyektif yaitu ibu klien mengkatakan An. K sesak napas, batuk dan

muntah 2 kali dalam sehari. Data obyektif yang diperoleh penulis yaitu

pada pemeriksaan tanda- tanda vital didapatkan hasil pernapasan 40

kali per menit, nadi 112 kali per menit, suhu 38 derajat celcius, An. K

Page 35: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

���

tampak gelisah, napas cepat dan dangkal, dispnea, batuk kering dan

pada pemeriksaan antopomentri didapatkan berat badan An. K 6,5

kilogram. Pada pemeriksaan foto thorak An. K pada tanggal 4 April

2012 didapatkan hasil kedua bronkus terdapat penumpukan sekret.

b. Penulis mampu memproritaskan diagnosa Menurut Nanda (2009),

bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan mukus dalam

jumlah yang berlebih.

c. Penulis mampu menyusun rencana tindakan yaitu observasi keadaan

umum dan sistem pernapasan klien, berikan posisi nyaman semi

fowler, instruksikan kepada keluarga tentang bagaimana mengisap

jalan napas sesuai dengan kebutuhan untuk mengefektifkan

pernapasan, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian oksigen,

nebulizer.

d. Penulis mampu melakukan implementasi sesuai dengan rencana yang

telah direncanakan.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi asuhan keperawatan yang penulis

lakukan selama 3 hari pada An.K, didapatkan masalah keperawatan

bersihan jalan napas pada An.K belum teratasi sehingga perlu

dilanjutkan intervensi.

f. Penulis mampu menganalisa kondisi pada An. K dengan bersihan jalan

napas tidak efektif pada bronkopneumonia ditemukan penumpukan

sekret pada kedua lobus, suhu meningkat, kesadaran apatis, GCS E3

V4 M5, gelisah dan ditemukan sesak atau dispnea.

Page 36: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada

���

2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis menyampaikan

beberapa saran antara lain:

a. Bagi pasien

Keluarga agar segera membawa anak pada tempat pelayanan terdekat

apabila anak mengalami kesulitan bernapas, sesak napas, batuk, dan

juga terdapat suara tambahan dalam pernapasan.

b. Bagi rumah sakit

Diharapkan bagi Tim kesehatan untuk memberikan pelayanan yang

berkhualitas dalam menanggani kasus pada Anak terutama dengan

sistem gangguan pernapasan.

c. Bagi institusi pendidikan

Agar dapat dijadikan referensi dalam mengetahui penyakit dari

bronkopneumonia pada anak dan tanda gejala dari penyakit tersebut.

Page 37: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-verawiliss... · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada