studi kasus asuhan keperawatan keluarga...

40
i STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S PADA Tn. S DENGAN THYPUS DI DESA TUBAN KIDUL KECAMATAN GONDANGREJO Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Progam Diploma III Keperawatan DI SUSUN OLEH: PIPIT NOPITA SARI P. 10113 PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

Upload: nguyencong

Post on 23-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S PADA Tn. S

DENGAN THYPUS DI DESA TUBAN KIDUL

KECAMATAN GONDANGREJO

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Progam Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH:

PIPIT NOPITA SARI

P. 10113

PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang
Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang
Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang
Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. S pada Tn. S

dengan Thypus di Desa Tuban Kidul Kecamatan Gondangrejo”.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapatkan

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1. Setiyawan, S.kep.,Ns., selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang

telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu di Stikes Kusuma

Husada Surakarta.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns., selaku sekretaris program studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu di

Stikes Kusuma Husada Surakarta.

3. Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns., selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai

penguji I yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-

masukan, inspirasi, perasaan nyaman dan kesabaran dalam bimbingan serta

memfasilitasi demi kesempurnaan studi kasus ini.

4. Joko Kismanto, S.Kep., Ns. Selaku penguji III dan Siti Mardiyah, S.Kep., Ns.

Selaku penguji II yang telah bersedia menguji serta memberikan masukan

demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini

Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

vi

5. Semua dosen Program Studi DIIIKeperawatan Stikes Kusuma Husada

Surakarta yang teleh memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

6. Bapak dan ibu tercinta yang tulus dan ikhlas memberikan doa dan restunya,

tanpa kalian anakmu tidak akan seperti ini. Perjuangan dan pengorbanan yang

ibu dan bapak berikan selama ini yang selalu menjadi inspirasi dan

memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.

7. Kakakku yang selalu memberikan doa dan fasilitas, dan motivasi di saat saya

merasa lelah.

Penulis menyadari laporan ini jauh dari kesempurnaan, oleh karna itu

penulis membuka saran demi penelitian selanjutnya. Semoga laporan studi kasus

ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu kesehatan dan keperawatan.

Surakarta, Juni 2013

Penulis

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………. i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN............................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix

DAFTAR LEMPIRAN .................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ....................................................................... 4

C. Manfaat Penulisan ..................................................................... 5

BAB II LAPORAN KASUS

A. Data Umum Keluarga ................................................................ 6

B. Pengkajian ................................................................................. 8

C. Diagnosa Keperawatan .............................................................. 10

D. Intervensi Keperawatan ............................................................. 12

E. Implementasi ............................................................................. 13

F. Evaluasi ..................................................................................... 15

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan ............................................................................... 16

B. SimpulandanSaran ..................................................................... 27

Daftar Pustaka

Lampiran

Daftar Riwayat Hidup

Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Genogram Keluarga Tn. S ............................................................ 8

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hasil Perhitungan Skoring ............................................................. 11

Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 : Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 3 : Asuhan Keperawatan

Lampiran 4 : Satuan Acara Pembelajaran Thypus

Lampiran 5 : Leaflet Thypus

Lampiran 6 : Look Book

Lampiran 7 : Lembar Konsultasi

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan manusia dapat dilihat dalam rentang sehat sakit yang dapat

digunakan sebagai alat ukur dalam penilaian status kesehatan yang dinamis

dan dapat menjadi batasan oleh seorang perawat dalam melakukan asuhan

keperawatan yang jelas ( WHO, 1947 dalam Padila 2012).sehat adalah

keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental, sosial, serta tidak hanya

terbebas dari penyakit atau kelemahan akan tetapi hidup produktif, sedangkan

sakit adalah hasil interaksi seseorang dengan lingkungan akibat kegagalan

beradaptasi dengan lingkungan sehingga menimbulkan ketidakseimbangan

antara host, agent, dan lingkungan ( WHO, 1947, dalam padila 2012).

Typhus adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus, dan terkadang

pada aliran darah, yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau

Salmonela paratyphi A, B, dan C, yang terkadang juga dapat menyebabkan

gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

usus ) ( Ardiansyah , 2012). Dalam minggu pertama penyakit, keluhan dan

gejala sama dengan penyakit infeksi akut pada umumnya, yaitu demam, nyeri

kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare,

perasaan tidak enak di perut, dan batuk ( Juwono, 2004 ). Untuk perawatan

seseorang yang sakit thypus dianjurkan untuk istirahat mutlak selama panas

tinggi, diet harus dikendalikan, perawatan demam, perawatan bila terjadi

Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

2

obstipasi, mobilisasi ( sesuaikan dengan keadaan pasien ), pengawasan atau

perawatan komplikasi, pengawasan kondisi umum pasien, penyuluhan

kesehatan umum/khusus supaya tidak kambuh ( Muwarni, 2011 ). Di massa

lampau pasien thypus diberi bubur saring, kemudian bubur kasar dan akhirnya

nasi sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien. Pemberian bubur saring

dimaksudkan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus, atau perforasi

usus karena ada pendapat bahwa usus perlu di istirahatkan (Juwono, 2004).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan terdapat sekitar 16

sampai 33 juta kasus demam tifoid di seluruh dunia dengan kejadian 500

sampai 600 ribu per kasus kematian tiap tahun. Di Indonesia, Thypus

merupakan penyakit endemik dan menjadi masalah kesehatan yang serius.

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2005, kasus thypus menempati

urutan kedua dari data 10 penyakit utama pasien rawat inap rumah sakit

dengan persentase 3,15 persen ( Mohamad, 2012 ). Thypus klinis dideteksi di

Provinsi Jawa Tengah dengan pralevansi 1,61 persen dan terbesar di seluruh

Kabupaten atau Kota dengan pralevensi yang berbeda-beda disetiap tempat (

Pramitasari, 2013). Berdasarkan data yang diambil dari Puskesmas

Gondangrejo pada bulan januari sampai tanggal 27 april 2013 terdapat 51

kasus ( 0.70 persen ) Thypus dari 72579 penduduk (Puskesmas Gondangrejo,

2013).

Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga.

Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang perannya sangat penting untuk

membentuk kebudayan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

3

individu dimulai dan akan tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga

untuk membangun suatu kebudayaan maka sebaiknya dimulai dari keluarga.

Saat ini perhatian pada keluarga sudah mulai berkembang berkaitan progam

pendidikan maupun progam pemerintah yang berorientasi pada keluarga

(Padila, 2012 ).

Berkaitan dengan peran keluarga yang bersifat ganda, yakni satu sisi

keluarga berperan sebagai suatu matriks bagi anggotanya, disisi lain keluarga

harus memenuhi tuntutan dan harapan masyarakat. Keluarga mempunya lima

fungsi keluarga yaitu fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi,

fungsi ekonomi, dan fungsi perawatan keluarga. Fungsi lain keluarga adalah

fungsi perawatan kesehatan. Selain keluarga menyediakan makanan, pakaian

dan rumah, keluarga juga berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap

anggotanya baik untuk mencegah terjadinya gangguan maupun merawat

anggota yang sakit. Keluarga juga menentukan kapan anggota keluarga yang

mengalami gangguan kesehatan memerlukan bantuan atau pertolongan tenaga

profesional. Kemampuan ini sangat mempengarui status kesehatan individu

dan keluarga ( Padila, 2012 ). Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan,

keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan

dilakukan, meliputi mengenal kesehatan keluarga, memutuskan tindakan

kesehatan yang tepat bagi keluarga, merawat keluarga yang mengalami

gangguan kesehatan, memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin

kesehatan keluarga, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya

bagi keluarga ( Suprajitno, 2012 ).

Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

4

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengambil kasus

tersebut dalam suatu Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Asuhan Keperawatan

Keluarga Tn. S pada Tn. S dengan Thypus di Desa Tuban Kidul Kecamatan

Gondangrejo “.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Melaporkan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan Thypus pada

keluarga Tn. S di Desa Tuban Kidul Kecamatan Gondangrejo.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melaksanakan pengkajian pada Tn. S dengan Thypus

pada keluarga Tn.S.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. S dengan

Thypus pada keluarga Tn. S.

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Tn. S

dengan Thypus pada keluarga Tn. S.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Tn. S dengan Thypus

pada keluarga Tn. S.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn. S dengan Thypus pada

keluarga Tn. S.

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

5

C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi penulis

Menambah wawasan dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga

dengan Thypus, serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis, bijaksana

dalam menghadapi kehidupan di masyarakat.

2. Manfaat bagi pendidikan

Manfaat penulisan ini dimaksudkan dapat memberikan konstribusi

laporan kasus bagi pengembangan praktik keperawatan keluarga dan

pemecahan masalah di bidang keperawatan pada pasien Thypus.

3. Manfaat bagi Puskesmas

Sebagai bahan pertimbangan oleh pihak Puskesmas untuk membuat

kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan asuhan

keperawatan pada pasien Thypus.

4. Manfaat bagi Masyarakat

Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang penyakit

Thypus, serta meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengenal,

mengerti dan mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan yang ada.

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

6

BAB II

LAPORAN KASUS

Pada bab ini berisi rincian tentang studi kasus asuhan keperawatan keluarga

yang telah dilakukan pada keluarga Tn. S pada tanggal 25 April 2013 sampai

dengan tanggal 27 April 2013 yang dilakukan oleh peneliti.

A. Data Umum Keluarga

Pengkajian dilakukan dengan cara auto anamnesa dan allo anamnesa

pada hari Kamis tanggal 25 April 2013, berawal dari Puskesmas

Gondangrejo berlanjut di rumah Tn. S di Desa Tuban Kidul, Kecamatan

Gondangrejo. Komposisi keluarga Tn. S terdiri dari dari tujuh anggota

keluarga yaitu Tn. S usia 50 tahun sebagai kepala keluarga, Ny. M usia 47

tahun sebagai istri, Sdr. N anak pertama dari Tn.S berusia 23 tahun, Nn. L

anak kedua dari Tn.S dan Ny. M berusia 20 tahun, An. R1 dan An. R2 anak

kembar Tn. S dan Ny. M berusia 14 tahun, dan orang tua dari Tn. S , Ny. W

berusia 66 tahun. Pada keluarga Tn. S terdiri dari keluarga inti dan ibu Tn.

S yang tinggal serumah dengan Tn. S. Tipe keluarga Tn. S adalah tipe

keluarga besar terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain yang masih

mempunyai hubungan darah ( Suprajitno, 2012 ).

Saat dikaji tentang status ekonomi sosial keluarga Tn. S mengatakan

penghasilan keluarga setiap bulannya tidak pasti karena Tn. S bekerja

sebagai buruh serabutan. Saat Tn. S bekerja Tn. S mendapatkan upah

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

7

Rp 40.000,00 sampai Rp 50.000,00 per hari. Sedangkan Ny. M yang ikut

membantu Tn. S dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dengan

bekerja sebagai buruh masak di rumah makan mendapatkan upah sebesar

Rp 20.000,00 per hari. Seluruh pendapatan Tn. S dan Ny. M dikumpulkan

untuk memenuhi kebutuhan keluarga antara lain untuk membayar listrik per

bulan, untuk mencukupi biaya kehidupan sehari-hari dan untuk keperluan

sekolah anak-anaknya. Genogram pada keluarga Tn. S dapat dilihat pada

gambar dibawah ini:

Ny. W ( 66 th )

Tn. S ( 50 th) Ny. M ( 47 th )

-

Sdr. N ( 23 th) Nn. L ( 20 th ) An. R1 ( 14 th ) An. R2 ( 14 th )

Gambar 2.1

Genogram keluarga Tn. S

X X

X

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

8

Keterangan :

: meninggal : anak

: kembar

: laki-laki : tinggal serumah

: perempuan

: pasien

: menikah

B. Pengkajian

Keluarga Tn. S saat ini berada pada tahap perkembangan keluarga

dengan anak dewasa ( mulai melepas ) dengan anak tertua berusia 23 tahun.

Pada tahap ini Tn. S mempunyai tugas perkembangan ( utama ) yaitu

memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga besar,

yang kini belum tercapai karena Sdr. N belum siap untuk menikah tetapi

Sdr. N sudah mempunyai seorang kekasih yang tinggal tidak jauh dari

rumah keluarga Tn.S. Tugas perkembangan keluarga yang kedua pada

keluarga Tn. S adalah mempertahankan keintiman pasangan, Tn. S dan Ny.

M mengatakan hubungan keluarga inti mereka tidak ada masalah , berjalan

dengan baik, harmonis, dan jika ada masalah segera diselesaikan.

X X

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

9

Tugas perkembangan keluarga ketiga adalah membantu anak untuk

mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat, Tn. S mengatakan anak-

anaknya berperan serta dalam kegiatan yang ada di masyarakat, Sdr. N dan

Sdr. L mengikuti kegiatan karang taruna, sedangkan Sdr. R1 dan Sdr. R2

mengikuti kegiatan TPA di Masjid, dan sering bermain-main dengan anak-

anak di sekitar rumah. Tugas ke empat adalah penataan kembali peran

orang tua dan kegiatan dirumah menurut Tn. S di keluarga Tn. S peran

keluarga dapat dijalankan dengan baik oleh keluarga Tn.S meskipun Ny. M

juga membantu menambah penghasilan keluarga dengan bekerja sebagai

buruh masak, dari seluruh tugas perkembangan keluarga yang belum

terpenuhi adalah memperluas jaringan keluarga inti menjadi keluarga besar

karena Sdr. N anak pertama dari Tn.S dan Ny. M mengatakan belum siap

menikah, tetapi Sdr. N mengatakan sudah mempunyai seorang kekasih yang

tinggal tidak jauh dari rumah keluarga Tn. S.

Riwayat keluarga inti Tn. S dan Ny. M mengatakan sudah menikah

kurang lebih 24 tahun, mempunyai empat orang anak satu anak laki-laki

Sdr. N usia 23 tahun , dan mempunyai tiga anak perempuan yaitu Nn. L usia

20 tahun , dan kedua adik kembarnya An. R1 dan An. R2 yang sekarang

berusia 14 tahun. Tn. S saat ini sedang sakit thypus, mengeluh badannya

terasa lemas, pusing, panas, dan sering merasa haus. Tn. S mengatakan

panas dan pusing sudah dirasakan sejak 5 hari yang lalu. Biasanya saat sakit

Tn. S membeli obat di apotik atau di warung jika tidak kunjung sembuh Tn.

S periksa ke Puskesmas Gondangrejo. Tn. S baru periksa pada tanggal 25

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

10

April 2013 karena Tn. S berpikir akan segera sembuh setelah diberikan obat

dari warung, tetapi kenyataannya Tn. S tidak kunjung sembuh, sedangkan

Ny. M mengatakan dua hari yang lalu sakit batuk, pilek tetapi sekarang

sudah sembuh. Sdr. N , Nn. L, An. R1,An. R2, dan Ny. W mengatakan

bahwa saat di lakukan pengkajian pada tanggal 25 April 2013, kondisi

badan mereka dalam keadaan sehat. Tn. S mengatakan keluarga Tn. S tidak

mempunyai riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes militus,

asam urat atau penyakit lain dan tidak mempunyai penyakit menular

seperti panu, kudis.

Pada pengkajian fungsi keperawatan keluarga tentang mengenal

masalah kesehatan keluarga Tn. S mengatakan kurang begitu paham tentang

pengertian, tanda dan gejala penyakit thypus. Dari hasil pengkajian

pemeriksaan pengukuran tanda-tanda vital didapatkan hasil pengukuran

tanda-tanda vital, tekanan darah Tn. S 120 per 80 mmhg, pernafasan 20 kali

per menit, nadi 74 kali per menit, suhu tubuh Tn. S 38 derajad celcius, berat

badan 65 kilogram, dan tinggi badan 170 centimeter. Tn. S mengeluh

pusing , lemas, badan terasa panas.

C. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan analisa data yang didapatkan pada tanggal 25 April 2013

penulis mendapatkan diagnosa keperawatan pada keluarga Tn. S khususnya

Tn. S adalah hipertermi pada Tn. S berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga Tn. S dalam mengenal masalah kesehatan keluarga. Data yang

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

11

mendukung diagnosa tersebut adalah dari data subyektifnya adalah Tn. S

mengatakan pusing, badan terasa lemas dan panas. Tn. S juga mengatakan

belum mengetahui tanda dan gejala penyakit thypus sedangkan data

obyektifnya Tn. S tampak lemas, tekanan darah 120/80 mmHg, pernafasan

20 kali per menit, nadi 74 kali per menit suhu tubuh 38 derajad celcius.

Hasil pengukuran skoring sifat masalah aktual pada keluarga Tn. S dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.1 Hasil Perhitungan Skoring

Diagnosa Keperawatan keluarga Tn. S

Kriteria Skore Bobot Nilai

1. Sifat masalah :

a. Aktual

b. Resiko/ancaman kesehatan

c. Keadaan sejahtera/diagnosis sehat

3

2

1

1

3/3 x 1

= 1

2. Kemungkinan masalah dapat diubah

a. Mudah

b. Sebagian

c. Tidak dapat

2

1

0

2

½ x 2

= 1

3. Kemungkinan masalah dapat

dicegah:

a. Tinggi

b. Cukup

c. Rendah

3

2

1

2

2/3 x 1

= 2/3

4. Menonjolnya masalah :

a. Masalah dirasakan dan harus

segera ditangani

b. Ada masalah tetapi tidk perlu

ditangani

c. Masalah tidak dirasakan

2

1

0

1

2/2 x 1

= 1

Jumlah total 3 2/3

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

12

D. Intervensi

Dari diagnosa keperawatan yang diperoleh yaitu hipertermi pada Tn. S

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn.S dalam mengenal

kesehatan keluarga, perawat mempunyai beberapa intervensi yang

mempunyai tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dari intervensi yang

akan dilakukan adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama tiga

kali kunjungan rumah diharapkan tanda-tanda vital dalam keadaan normal

khususnya suhu tubuh pasien mencapai 36,5 sampai 37 derajad celcius, dan

tujuan khususnya adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

tiga kali kunjungan rumah keluarga mampu mengetahui pengertian tanda

dan gejala penyakit thypus, faktor-faktor yang menyebabkan penyakit

thypus.

Intervensi keperawatan keluarga yang akan penulis berikan pada

keluarga Tn. S adalah monitor tanda-tanda vital yang meliputi tekanan

darah, pernafasan, suhu, nadi dan pada problem Tn. S yang paling penting

adalah monitor suhu tubuh Tn. S dengan rasional untuk memastikan tanda-

tanda vital dalam rentang normal dan memantau suhu tubuh pasien.

Intervensi yang kedua adalah jelaskan cara menurunkan suhu tubuh dengan

mengkompres dengan air hangat, tidak memakai pakaian yang tebal dan

minum 2 liter per hari dengan rasional untuk mencegah terjadinya dehidrasi,

mempercepat sirkulasi dan membantu evaporasi keringat . Intervensi yang

ketiga yaitu jelaskan tentang pengertian thypus rasionalnya untuk

memberikan pengetahuan pada keluarga Tn. S tentang pengertian thypus,

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

13

intervensi yang keempat adalah berikan penjelasan tentang tanda dan gejala

thypus dengan rasional agar keluarga mengerti tanda dan gejala thypus.

Intervensi yang kelima adalah jelaskan tentang faktor-faktor penyebab

thypus dengan rasional agar keluarga mengetahui tentang hal-hal apa saja

yang dapat menyebabkan thypus. Intervensi yang keenam adalah jelaskan

tentang diet thypus dengan rasional menambah wawasan keluarga tentang

diet yang tepat diberikan untuk pasien thypus.

E. Implementasi

Implementasi dilakukan pada hari Kamis tanggal 26 April 2013, jam

17:00 WIB yaitu memonitor tanda-tanda vital, respon subyektif Tn. S

mengatakan bersedia dilakukan pengukuran tanda-tanda vital, dan respon

objektif tekanan darah 120 per 80 mmHg, pernafasan 20 kali per menit, nadi

74 kali per menit, suhu 38 derajad celcius.

Implementasi pada hari kedua Jumat, tanggal 26 April 2013 jam

17:00 WIB yaitu memonitor tanda-tanda vital, respon subyektif didapatkan

Tn. S mengatakan bersedia dilakukan pengukuran tanda-tanda vital, dan

respon objektif tekanan darah 110 per 80 mmHg, pernafasan 22 kali per

menit, nadi 80 kali per menit, suhu 37,5 derajad celcius. Pada jam 17:20

WIB menjelaskan kepada keluarga tentang cara merawat anggota keluarga

yang mengalami panas tubuh tinggi ( hipertermi ) meliputi kompres hangat

dan menganjurkananyak minum 2 liter per hari dengan respon subyektif Tn.

S mengatakan bersedia banyak minum air putih. Pada jam 17:20 WIB

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

14

menjelaskan pada keluarga Tn.S tentang pengertian thypus, respon

subyektif pasien bersedia diberikan penjelasam tentang pengertian thypus,

respon objektif keluarga Tn. S tampak memperhatikan saat penulis

menjelaskan pengertian thypus, pada jam 17:30 menjelaskan tanda dan

gejala thypus, respon subyektif Tn. S dan keluarga bersedia diberikan

penjelasan tentang tanda dan gejala thypus, Respon objektif Tn. S dan

keluarga tampak memperhatikan saat penulis memberikan penjelasan

tentang tanda dan gejala thypus. Pada jam 17:40 WIB menjelaskan

penyebab thypus, respon subyektif keluarga Tn. S mengatakan bersedia

diberikan penjelasan tentang penyebab thypus, respon obyektif Tn. S dan

keluarga tampak memperhatikan saat penulis memberikan penjelasan

tentang penyebab penyakit thypus.

Implementasi yang dilakukan pada hari ketiga dilakukan pada hari

sabtu, tanggal 27 April 2013 jam 17:00 WIB yaitu memonitor tanda-tanda

vital, didapatkan respon subyektif Tn. S bersedia dilakukan pengukuran

tanda-tanda vital, respon obyektif tekanan darah 120 per 80 mmHg,

pernafasan 18 kali per menit, nadi 80 kali per menit, suhu 36,5 derajad

celcius. Pada jam 17:10 WIB mengulang kembali pengetahuan keluarga

mengenai penyakit thypus antara lain tentang pengertian, tanda dan gejala,

serta faktor penyebab penyakit thypus, didapatkan respon obyektif Tn. S

mengatakan bahwa thypus adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri,

dengan tanda-tanda seperti panas tubuh tinggi yang tidak kunjung turun,

respon obyektif Tn. S masih ingat tentang penjelasan yang diberikan oleh

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

15

penulis. Pada jam 17.30 WIB memberikan pendidikan kesehatan mengenai

diet thypus didapatkan respon objektif Tn. S mengatakan bersedia diberikan

penjelasan tentang diet thypus, respon subyektif Tn.S dan keluarga

mengatakan mau diberikan penjelasan tentang diet thypus, Tn. S dan

keluarga tampak kooperatif.

F. Evaluasi

Evaluasi yang diperoleh pada hari sabtu, tanggal 27 April 2013 jam 17:

40 WIB di dapatkan keluarga Tn. S sudah tahu tentang pengertian ,

penyebab, tanda dan gejala penyakit thypus, faktor penyebab penyakit

thypus. Tn. S juga mengatakan merasa lebih enak badan, Ny. M mengatakan

diit untuk thypus antara lain makan-makanan yang lunak seperti bubur

saring , makan makanan tinggi protein. Data obyektif yang diperoleh

tekanan darah 120 per 80 mmhg, respirasi 18 kali per menit, nadi 80 kali per

menit, suhu tubuh 36,5 derajad celcius, Tn. S dan Ny. M mengatakan saat

keluarga mengalami sakit tipus diet yang diberikan adalah memberikan

makanan lunak seperti bubur, kemudian makanan yang mengandung tinggi

protein, dan tidak mengandung banyak serat. Analisa yang dapat

disimpulkan dari diagnosa keperawatan hipertermi pada Tn. S berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga Tn. S mengenal masalah kesehatan sudah

teratasi, sehingga intervensi kunjungan rumah Tn. S dihentikan.

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

16

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

Pada bab penulis akan membahas “ Asuhan Keperawatan Keluarga

Tn. S pada Tn. S di Desa Tuban Kidul, Kecamatan Gondangrejo “, yang

dilakukan pada tanggal 25 April 2013 sampai tanggal 27 April 2013 pada

keluarga Tn. S. Pembahasan ini terutama pada asuhan keperawatan dan

masalah keperawatan yang muncul.

Proses keperawatan merupakan metodelogi penyelesaian masalah

kesehatan klien secara ilmiah berdasarkan pengetahuan ilmiah serta

menggunakan teknologi kesehatan dan keperawatan meliputi beberapa

tahapan yaitu pengkajian, merumuskan diagnosis keperawatan,

perencanaan-perencanaan asuhan keperawatan, implementasi, evaluasi

(Suprajitno, 2012 ).

1. Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seseorang perawat

mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang

dibina yang merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawataan

keluarga. Untuk memperoleh data pengkajian yang akurat sesuai

dengan keadaan keluarga, diharapkan perawat menggunakan bahasa

yang digunakan setiap hari, lugas dan sederhana ( Suprajitno, 2012).

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

17

Keluarga Tn. S adalah tipe keluarga besar ( extended family).

Menurut Suprajitno ( 2012 ), keluarga besar ( exented family ) adalah

keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai

hubungan darah ( kakek-nenek, paman-bibi ).

Keluarga memiliki tahap perkembangan dengan berbagai tugas

perkembangan yang harus diselesaikan berdasarkan tahap

perkembangannya, saat dilakukan pengkajian keluarga Tn.S tahap

perkembangan keluarga Tn. S adalah tahap perkembangan keluarga

mulai melepas anak sebagai dewasa. Menurut Suprajitno ( 2012 ), tahap

perkembangan yang harus dilakukan adalah memperluas jaringan

keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga besar, mempertahankan

keintiman pasangan, membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga

baru di masyarakat, penataan kembali peran orang tua dan kegiatan di

rumah.

Menurut Suprajitno ( 2012 ), sesuai dengan fungsi pemeliharaan

kesehatan keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu

dilakukan dan di pahami seperti mengenal masalah kesehatan keluarga.

Hal yang perlu di kaji adalah sejauh mana keluarga mengetahui fakta

dari masalah kesehatan, seperti pengertian, tanda dan gejala, faktor

penyebab, faktor yang mempengarui serta persepsi keluarga terhadap

masalah kesehatan terutama yangn dialami anggota keluarga. Pada saat

pengkajian untuk mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal

masalah kesehatan, keluarga Tn. S mengatakan tidak mengetahui

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

18

pengertian penyakit thypus, tanda dan gejala penyakit thypus, faktor

penyebab, maupun faktor yang mempengarui penyakit tersebut.

Thypus adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus, dan

terkadang pada aliran darah, yang disebabkan oleh kuman Salmonella

thypi atau Salmonella paratyphi A, Salmonella parathypi B dan

Salmonella C yang terkadang juga dapat menyebabkan gastroenteristis (

keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerah usus )

( Ardiyanansyah, 2012 )

Tanda dan gejala yang muncul dalam minggu pertama penyakit

adalah keluhan dan gejala dengan penyakit infeksi akut pada umumnya

yaitu, demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual,

muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk dan

epitaksis ( Juwono, 2004 ). Untuk menegakkan diagnosis penyakit

thypus perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah tepi,

pemeriksaan widal, pemeriksaan darah untuk kultur ( Biakan Empedu )

( Ardiansyah, 2012 ). Berdasarkan teori tersebut sesuai dengan keluhan

Tn. S yang mengatakan pusing, badan terasa tidak enak, panas

( demam ) adalah beberapa tanda dan gejala yang menjelaskan tanda

dan gejala penyakit thypus.

Penyebab penyakit ini adalah kuman Salmonella Thypi,

Salmonella parathypi, Salmonella parathypii A, Salmonella parathypi

B. Wujudnya, berupa basil gram negatif, bergerak dengan rambut getar,

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

19

tidak berspora, dan mempunyai tiga macam antigen ( antigen O, H, dan

V1 ) ( Ardiansyah, 2012 ).

Pemerikasaan fisik dilakukan pada tanggal 25 April 2013 di

rumah keluarga Tn. S, difokuskan pada pemeriksaan tanda-tanda vital,

pada saat di pemeriksaan hari pertama didapatkan hasil tekanan darah

120 per 80 mmHg, pernafasan 22 kali per menit, nadi 74 kali per menit,

suhu 38 derajad celcius. Suhu diatas 37,8 derajad celcius adalah tanda

hipertermi. Hipertermi adalah keadaan suhu tubuh seseorang yang

meningkat diatas rentang normalnya ( Wilkinson, 2007 ). Pada

umumnya pasien yang menderita penyakit thypus akan mengalami

peningkatan suhu tubuh atau demam.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan adalah pernyataan yang dirumuskan

berdasarkan data yang terkumpul dan berupa rumusan tentang respon

klien terhadap masalah kesehatan serta faktor penyebab ( etiologi ) yang

berkonstribusi terhadap timbulnya masalah yang perlu diatasi dengan

tindakan atau intervensi keperawatan ( Suprajitno, 2012 ).

Masalah keperawatan sampai saat ini masih menggunakan daftar

masalah keperawatan yang dibuat oleh asosiasi perawat Amerika

( NANDA ), yang meliputi masalah aktual, resiko atau resiko tinggi, dan

potensial (untuk keadaan wellness/sejahtera). Penyebab merujuk kepada

tugas keluarga dibidang kesehatan, yaitu mengenal masalah kesehatan,

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

20

mengambil keputusan untuk tindakan, merawat anggota keluarga,

memodifikasi lingkungan, atau memanfaatkan fasilitas layanan

kesehatan sesuai data yang telah dikumpulkan dalam pengkajian

(Suprajitno, 2012)

Berdasarkan pemeriksaan tanda-tanda vital yang dilakukan pada

tanggal 25 April 2013 didapatkan data subyektif Tn. S bersedia

dilakukan pemeriksaan pengukuran tanda-tanda vital, data obyektif yang

didapatkan tekanan darah 120 per 80 mmHg, pernafasan 20 kali per

menit, nadi 74 kali per menit, suhu 38 derajad celcius. Berdasarkan data

tersebut penulis menyimpulkan masalah Hipertermi. Hipertermi adalah

keadaan suhu tubuh yang meningkat diatas rentang normal ( Wilkinson,

2007 ). Suhu dalam batas normal 36 sampai 37 derajad celcius

( Ardiyansah, 2012 ).

Pada saat pengkajian penulis bertanya kepada keluarga Tn. S

tentang pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab thypus keluarga

Tn. S mengatakan tidak mengerti tentang pengertian, tanda dan gejala,

faktor penyebab penyakit thypus. Berdasarkan data tersebut maka

penulis menyimpulkan etiologi dari masalah kesehatan keluarga Tn. S

adalah ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan yang

sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai

tugas dan fungsi di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan

salah satunya adalah mengenal masalah kesehatan keluarga. Orang tua

perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang

Page 31: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

21

dialami anggota keluarganya. Untuk mengetahui kemampuan keluarga

dalam mengenal kesehatan hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana

keluarga mengetahui fakta dari masalah kesehatan meliputi pengertian,

tanda dan gejala, faktor penyebab dan faktor yang mempengarui

persepsi keluarga terhadap kesehatan terutama yang dialami anggota

keluarga ( suprajitno, 2012 ).

Diagnosa keperawatan yang dapat disimpulkan dari data

pengkajian tersebut adalah hipertemi berhubungan ketidakmampuan

keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.

Penilaian ( skoring ) diagnosa keperawatan dilakukan bila

perawat merumuskan diagnosis keperawatan lebih dari satu dengan

proses perhitungan skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan.

Cara pertama merumuskan skoring adalah dengan cara menentukan

skoringnya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat, selanjutnya skor

dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot, jumlahkan

skor untuk semua kriteria ( skor maksimum sama dengan jumlah bobot

yaitu 5 ) ( Suprajitno, 2012 ).

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah desain spesifik dari intervensi yang

disusun untuk membantu klien dan mencapai kriteria hasil. Tindakan

tersebut meliputi intervensi asuhan keperawatan independen berdasarkan

diagnosis keperawatan, tindakan medis berdasarkan diagnosis medis,

Page 32: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

22

dan membantu pemenuhan kebutuhan dasar fungsi kesehatan kepada

klien yang tidak dapat melakukannya ( Nurs, 2008 ).

Dengan ditegakkan diagnosa keperawatan hipertermi berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga pada Tn. S dalam mengenal asalah

kesehatan tentang penyakit thypus, maka penulis merencenakan tindakan

keperawatan yang mempunyai tujuan dengan tujuan umum setelah

dilakukan 3 kali kunjungan rumah diharapkan suhu tubuh dalam batas

normal, dengan kriteria hasil suhu tubuh 36,5 sampai 37 derajad celcius,

selain tujuan khusus yang diharapkan penulis mempunyai tujuan khusus

dari tindakan yang akan dilakukan yaitu setelah dilakukan dua kali

kunjungan rumah keluarga Tn. S mengerti tentang pengertian thypus.

Intervensi keperawatan keluarga yang akan penulis berikan pada

keluarga Tn. S adalah monitor tanda-tanda vital yang meliputi tekanan

darah, pernafasan, suhu, nadi dan pada problem Tn. S yang paling

penting adalah monitor suhu tubuh Tn. S dengan rasional untuk

memastikan tanda-tanda vital dalam rentang normal dan memantau

suhu tubuh pasien. Intervensi yang kedua adalah jelaskan cara

menurunkan suhu tubuh dengan mengkompres dengan air hangat, tidak

memakai pakaian yang tebal dan minum dua liter per hari dengan

rasional untuk mencegah terjadinya dehidrasi, mempercepat sirkulasi

dan membantu evaporasi keringat . Intervensi yang ketiga yaitu

jelaskan tentang pengertian thypus rasionalnya untuk memberikan

pengetahuan pada keluarga Tn. S tentang pengertian thypus, intervensi

Page 33: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

23

yang keempat adalah berikan penjelasan tentang tanda dan gejala

thypus dengan rasional agar keluarga mengerti tanda dan gejala thypus.

Intervensi yang kelima adalah jelaskan tentang faktor-faktor penyebab

thypus dengan rasional agar keluarga mengetahui tentang hal hal apa

saja yang dapat menyebabkan thypus. Intervensi yang keenam adalah

jelaskan tentang diet thypus dengan rasional menambah wawasan

keluarga tentang diet yang tepat diberikan untuk pasien thypus.

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan penulis tertarik untuk

memberikan pendidikan kesehatan tentang thypus. Tujuan penulis

adalah untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang penyakit

thypus. Promosi kesehatan adalah upaya memberdayakan perorangan,

kelompok, dan masyarakat agar memelihara, meningkatkan dan

melindungi kesehatannya melalui peningkatan pengetahuan, kemauan

dan kemampuan, serta iklim yang mendukung untuk dilakukan oleh

masyarakat dan untuk masyarakat sesuai dengan faktor budaya

setempat (Mubarok, 2009).

4. Implementasi

Implementasi adalah pelaksanaan dari intervensi untuk mmencapai

tujuan yang spesifik. Tujuan dari implementasi adalah membantu klien

dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi

koping ( Nurs, 2008 ).

Page 34: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

24

Pada tahap implementasi, perawat perlu melakukan kontrak waktu

sebelumnya (saat mensosialisasikan diagnosis keperawatan) untuk

pelaksanaan yang meliputi kapan dilaksanakan , berapa lama waktu yang

dibituhkan, materi atau topik yang didiskusikan, siapa yang melaksanakan,

anggota keluarga yang perlu mendapatkan informasi ( sasaran langsung

implementasi ), dan mungkin peralatan yang perlu disiapkan keluarga.

Kegiatan ini bertujuan agar keluarga dan perawat mempunyai kesiapan

secara fisik dan psikis pada saat implementasi ( Suprajitno, 2012 ).

Implementasi yang dilakukan oleh penulis sesuai dengan rencana yang

telah dibuat, dilakukan selama tiga hari. Hari pertama implemtasi yang

dilakukan oleh penulis adalah memonitor suhu tubuh, menjelaskan cara

menurunkan panas dengan cara mengkompres dengan air hangat,

menganjurkan untuk minum banyak. Implementaasi hari kedua yang

dilakukan oleh penulis dalah memonitor suhu tubuh, menjelaskan

pengertian penyakit thypus, menjelaskan tanda dan gejala penyakit thypus,

menjelaskan faktor-faktor penyebab thypus kemudian implementasi yang

dilakukan pada hari ketiga adalah memonitor tanda-tanda vital, mengulang

kembali pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala, faktor

penyebab thypus, menjelaskan tentang diet thypus.

Penatalaksanaan pada penyakit thypus dapat dibedakan menjadi tiga

bagian, seperti perawatan, diet, obat. Berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga Tn. S dalam mengenal penyakit Thypus selain

memberikan pengetahuan mengenai penyakit thypus penulis memberikan

Page 35: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

25

pengetahuan tentang penatalaksanaan tentang diet thypus yaitu memberi

makanan secara bertahap sesuai dengan keadaan penyakitnya ( mula-mula

air, lalu makanan lunak, dan kemudian makanan biasa , makanan

mengandung cukup cairan, tinggi kalori tinggi protein, makanan harus

mengandung cukup cairan, kalori, dan tinggi protein, tidak boleh

mengandung banyak serat, tidak merangsang maupun menimbulkan gas (

Ardiyansyah, 2012 )

5. Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses

keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan,

rencana, dan implementasinya. Tahap evaluasi memungkinkan perawat

untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian,analisis,

perencanaan, dan implementasi intervensi ( Nors, 2008 ).

Tujuan dilakukan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan kllien

dalam mencapai tujuan. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat respons

klien terhadap asuhan keperawatan yang diberikan sehingga perawat dapat

mengambil keputusan mengakhiri rencana asuhan keperawatan apabila

klien telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan , memodifikasi rencana

asuhan keperawatan apabila klien mengalami kesulitan untuk mencapai

tujuan, meneruskan rencana asuhan keperawatan apabila klien

memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai tujuan (Nurs, 2012).

Page 36: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

26

Pada tahap ini ada dua evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh

perawat, yaitu evaluasi formatif yang bertujuan untuk menilai hasil

implementasi secara bertahap sesuai dengan kegiatan yang dilakukan

sesuai kontrak pelaksanaan, dan evaluasi sumatif yang bertujuan menilai

secara keseluruhan terhadap pencapaian diagnosis keperawatan apakah

rencana diteruskan sebagian, diteruskan dengan perubahan intervensi, atau

dihentikan ( Suprajitno, 2012 ).

Evaluasi yang diperoleh pada hari sabtu, tanggal 27 April 2013 jam 17:

40 WIB di dapatkan keluarga Tn. S sudah tahu tentang pengertian ,

penyebab, tanda dan gejala penyakit thypus, faktor penyebab penyakit

thypus. Tn. S juga mengatakan merasa lebih enak badan, Ny. M

mengatakan diit untuk thypus antara lain makan-makanan yang lunak

seperti bubur saring , makan makanan tinggi protein. Data obyektif yang

diperoleh tekanan darah 120 per 80 mmhg, respirasi 18 kali per menit, nadi

80 kali per menit, suhu tubuh 37 derajad celcius, Tn. S dan Ny. M

mengatakan saat keluarga mengalami sakit tipus diet yang diberikan

adalah memberikan makanan lunak seperti bubur, kemudian makanan

yang mengandung tinggi protein, dan tidak mengandung banyak serat.

Analisa yang dapat disimpulkan dari diagnosa keperawatan hipertermi

pada Tn. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. S

mengenal masalah kesehatan sudah teratasi, sehingga intervensi kunjungan

rumah Tn. S dihentikan.

Page 37: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

27

B. Simpulan dan Saran

1. Kesimpulan

a. Pengkajian ada keluarga Tn. S khususnya Tn. S dengan thypus pada

tanggal 25 April 2013 pukul 17:00 dirumah keluarga Tn. S

mendapatkan hasil Tn. S mengeluh badannya terasa lemas, pusing,

panas sejak lima hari yang lalu. Tn. S dan keluarga mengatakan tidak

tahu tentang pengertian, tanda dan gejala, dan faktor-faktor yang

menyebabkan penyakit thypus.

b. Diagnosa keperawatan yang ditetapkan oleh penulis sesuai dengan

masalah dan etiologi yang diperoleh adalah hipertermi pada Tn. S

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. S mengenal

masalah kesehatan tentang penyakit thypus.

c. Intervensi keperawatan yang disusun oleh penulis dengan diagnosa

hipertermi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. S

mengenal masalah kesehatan tentang penyakit thypus. Tujuan umum

dari intervensi yang dibuat oleh penulis adalah setelah dilakukan tiga

kali kunjungan rumah hipertermi teratasi dengan kriteria hasil suhu

tubuh 36,5 sampai 37 derajad celcius. Keluarga Tn. S mampu mengenal

masalah kesehatan tentang penyakit thypus dengan kriteria hasil

keluarga Tn. S mampu menjelaskan kembali tentang pengertian, tanda

fan gejala, faktor-faktor yang menyebabkan penyakit thypus. Beberapa

intervensi untuk diagnosa tersebut adalah monitor tanda-tanda vital

yang meliputi tekanan darah, pernafasan, nadi dengan rasional untuk

Page 38: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

28

memastikan tanda-tanda vital dalam batas normal, dan memantau suhu

tubuh pasien. Intervensi yang ke dua adalah jelaskan cara menurunkan

suhu tubuh dengan mengkompres dengan air hangat, anjurkan minum 2

liter per hari dengan, anjurkan untuk tidak mengunakan pakaian yang

tidak tebal rasional untuk mencegah terjadinya dehidrasi, mempercepat

sirkulasi dan membantu evaporasi keringat . Intervensi yang ke tiga

yaitu jelaskan tentang pengertian thypus rasionalnya untuk memberikan

pengetahuan pada keluarga Tn. S tentang pengertian thypus, interrvensi

yang ke empat adalah penjelasan tentang tanda dan gejala thypus

dengan rasional agar keluarga mengerti tanda dan gejala thypus.

Intervensi yang ke lima adalah jelaskan tentang faktor-faktor penyebab

thypus dengan rasional agar keluarga mengetahui tentang hal hal apa

saja yang dapat menyebabkan thypus, menjelaskan tentang diet thypus

dengan rasional untuk menambah pengetahuan dan membantu

mempercepat proses kesembuhan.

d. Implementasi yang dilakukan oleh penulis sesuai dengan perencanaan

yang telah dibuat yaitu memonitor tanda-tanda vital pasien,

menjelaskan cara penurunkan panas dengan dikompres dengan air

hangat , menjelaskan pengertian thypus, menjelaskan tanda dan gejala

thypus, menjelaskan faktor-faktor penyebab thypus, menjelaskan

tentang diet thypus.

e. Evaluasi yang penulis dapatkan sesuai dengan tujuan dari intervensi

keperawatan dan kriteria hasil yaitu . Data obyektif yang diperoleh

Page 39: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

29

tekanan darah 120 per 80 mmhg, respirasi 18 kali per menit, nadi 80

kali per menit, suhu tubuh 37 derajad celcius, Tn. S dan Ny. M

mengatakan diet yang diberikan kepada Tn. S adalah makanan lunak

kemudian makanan biasa, makanan yang mengandung tinggi protein,

dan tidak mengandung banyak serat selama Tn. S masih sakit. Dari data

subyektif dan obyektif maka penulis dapat menganalis bahwa masalah

hipetermi pada Tn. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

Tn. S dalam mengenal masalah kesehatan teratasi sehingga intervensi

dihentikan.

2. Saran

a. Bagi Institusi dan Pendidikan

Diharapkan pendidikan lebih meningkatkan mutu anak didik

melalui bimbingan yang berkualitas demi kemajuan institusi dan

peningkatan kualitas tenaga keperawatan yang profesional

b. Bagi Tenaga Kerja Kesehatan

Diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang

berkualitas dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang baik,

serta tenaga kerja kesehatan diharapkan selalu bekerja sama dengan

baik dengan tenaga kesehatan lain.

Page 40: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-pipitnopit... · gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, Muhamad.2012. MedikalBedah Untuk Mahasiswa. Jogjakarta:DIVA

Press,

Hidayatj Aziz,2QG8, Konsep Dasar Keperawatan, Edisi 2. Jakarta:alemba Medika,

Juwono.2004. Buku Ajar Ilmu Penyaldt Dalam Mid lt Edisi 3, Jakarta:Balai

Penerbit FKUI.

Mohamad, fatmawati. 2010. Efektivitas Kompres Hangat Dalam Menurunkan

Demam Pada Pasien Thypoid Abdominalis Di Ruang Gl Lt.2 RSUD Prof.

Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. http://ejumall:undip,ac.id, diakses

pada tanggal 25 April 2013 jam 20.00 WIB.

Muwaini, Arita.2011, Perawatan Pasien Penyaldt Dalam, Edisi Pertama.

Yogyakarta:Goysen Publising.

Mubarak Iqbal, Nurul Cahyatm. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar

dan Teori. Jakarta : Salemba Medika.

Nanda, 2007, Diagnosis Keperawatan. Jakarta: Buku kedokteran:EGC

NUTS, dr. Nursalam. 2011. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta :

Salemba Medika

Padila.2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta:Nuha Medika.

Fuskesmas, Gondangrejo. 2013< Data Penyaldt Terbanyak. Diambil pada tanggal

27 April 2013

Pramitasari, Okky Kumia. 2013. Faktor Resiko Terjadinya Penyaldt Demam

Thyvoid Pada Penderita Yang Dirawat Dintmah SaUt Umum Daerah

Ungaran. hrtp://ejoumalsl.undip,aqid/index.php/ikm> diakses tanggal 25

April 2013. Jam 17.00 WIB.

Suprajitno. 2012 Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC

Wilkinson, J. 2007 . Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta; EGC