studi kasus asuhan keperawatan gangguan...

44
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN : KELEBIHAN VOLUME CAIRAN PADA NY. S : CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) DIRUANG MELATI I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan DISUSUN OLEH : PEBRI IRAWAN NIM : P.09091 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKATA 2012 ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN : KELEBIHAN VOLUME CAIRAN PADA NY. S DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) DI RUANG MELATI I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Upload: dinhtu

Post on 07-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

��

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN : KELEBIHAN VOLUME CAIRAN PADA NY. S

: CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) DIRUANG MELATI I

RSUD Dr. MOEWARDI

SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DISUSUN OLEH :

PEBRI IRAWAN

NIM : P.09091

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKATA

2012

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN :

KELEBIHAN VOLUME CAIRAN PADA NY. S DENGAN CHRONIC

KIDNEY DESEASE (CKD) DI RUANG MELATI I

RSUD Dr. MOEWARDI

SURAKARTA�

Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

���

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Pebri Irawan

NIM : P.09091

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN :

KELEBIHAN VOLUME CAIRAN PADA NY.S

DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE DI

RUANG MELATI I RSUD Dr. MOEWARDI

SURAKARTA.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila kemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, 26 April 2012

PEBRI IRAWAN

NIM. P.09091

Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

����

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Pebri Irawan

NIM : P.09091

Program studi : DIII Keperawatan

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN CAIRAN : KELEBIHAN VOLUME

CAIRAN PADA NY.S DENGAN CHRONIC KIDNEY

DESEASE DI RUANG MELATI I RSUD Dr.

MOEWARDI SURAKARTA.

Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : Surakarta

Hari/Tanggal : Selasa, 1 Mei 2012

DEWAN PENGUJI

Penguji I : Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns (…………………)

NIK. 201187065

Penguji II : Setiyawan, S.Kep.,Ns (…………………)

NIK. 201084050 m

Penguji III : Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns (…………………)

NIK. 201186076

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII Keperawatan

STIKes Kusuma Husada Surakarta

Setiyawan, S.Kep.,Ns

NIK. 201084050

: ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN�

KEBUTUHAN CAIRAN : KELEBIHAN VOLUME

CAIRAN PADA NY.S DENGAN CHRONIC KIDNEY

DESEASE DI RUANG MELATI I RSUD Dr. MOEWARDI

SURAKARTA.�

Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

���

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan Yang Maha Esa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN : KELEBIHAN VOLUME CAIRAN

PADA NY.S DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) DI RUANG

MELATI I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat :

1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang

telah memberi kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma

Husada Surakarta ini .

2. Erlina Widyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Progran Studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

di STIKes Kusuma Husada Surakarta serta selaku dosen pembimbing

sekaligus sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat,

memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan

serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

3. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

��

4. Kedua orang tuaku, Badri dan Endang Purwaningsih yang selalu menjadi

inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.

5. Kedua adikku, Azis Nugroho dan Fidya Tri Anisa yang selalu menjadi

inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.

6. S. Ayu Hapsari, yang selalu memberikan semangat dan inspirasi untuk

menyelesaikan Karya Tulis Ini.

7. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-

persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, 26 April 2012

PEBRI IRAWAN

NIM. P.09091

Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

���

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………..... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN. …………………………... ii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………..……. iii

KATA PENGANTAR……………………………………………….. iv

DAFTAR ISI…………………………………………………………. vi

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………….. 1

B. Tujuan Penulisan……………………………………………... 3

C. Manfaat Penulisan……………………………………………. 4

BAB II LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien………………………………………………... 6

B. Pengkajian……………………………………………………. 6

C. Perumusan Masalah Keperawatan……………………………. 11

D. Perencanaan …………………………………………………. 11

E. Implementasi …………….…………………………………... 12

F. Evaluasi …………….………………………………………... 15

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan…………………………………………………… 17

1. Pengkajian............................................................................. 18

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

����

2. Perumusan masalah keperawatan......................................... 22

3. Intervensi.............................................................................. 23

4. Implementasi........................................................................ 24

5. Evaluasi................................................................................ 27

B. Simpulan………………………………………………............ 30

C. Saran………………………………………………………….. 32

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

�����

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2. Lembar Konsultasi

Lampiran 3. Surat Keterangan Pengambilan Data

Lampiran 4. Log Book

Lampiran 5. Lembar Pendelegasian

Lampiran 6. Asuhan Keperawatan

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan
Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia membutuhkan cairan dan elektrolit dalam jumlah dan proporsi

yang tepat di berbagai jaringan tubuh agar dapat mempertahankan kesehatan

dan kehidupannya. Hal tersebut dapat dicapai dengan serangkaian manuver

fisika-kimia yang kompleks. Air menempati proporsi yang besar dalam tubuh.

Seseorang dengan berat badan 70 kg bisa memiliki sekitar 50 liter air dalam

tubuhnya. Air menyusun 75% berat badan bayi, 70% berat badan pria

dewasa, dan 55% tubuh pria usia lanjut. Karena wanita memiliki simpanan

lemak yang relative banyak (relative bebas air), kandungan air dalam tubuh

wanita 10% lebih sedikit dibandingkan pria. Air tersimpan dalam dua

kompartemen utama dalam tubuh yaitu, cairan intra seluler dan cairan ekstra

seluler (Wahit, 2007).

Organ pengatur keseimbangan cairan dan elektrolit yang utama adalah

ginjal. Kira-kira 180 liter plasma difiltrasi setiap hari oleh ginjal. Dari volume

ini, kira-kira 1500 ml urine dieksresikan setiap hari. Setiap jam haluaran urine

mempunyai rentang rata-rata 40-80 ml untuk orang dewasa dan 0,5

mL/kg/jam untuk anak-anak. Volume, komposisi, dan konsentrasi urine

sangat bervariasi dan akan tergantung pada penambahan dan kehilangan

cairan. Nilai urine (volume dan konsentrasi) selalu dievaluasi dalam

hubungannya dalam kebutuhan tubuh untuk menyimpan dan mengeluarkan

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

2

cairan. Pasien dehidrasi yang memerlukan penghematan cairan, sebagai

contoh, akan diharapkan untuk mengeksresikan urine lebih sedikit daripada

pasien dengan dehidrasi adekuat (Mimo, 2002).

Penyakit ginjal kronis (CKD) merupakan masalah kesehatan

masyarakat di seluruh dunia. Di Amerika Serikat (AS) tahun 2010, ditemukan

meningkatnya insiden dan prevalensi Chronic Kidney Desease (CKD).

Prevalensi dari penyakit ginjal kronik secara umum didefinisikan sebagai

penyakit yang bertahan lama, kerusakan fungsi ginjal yang insensible, dan

memiliki angka kejadian lebih tinggi dibandingkan penyakit 2 ginjal stadium

akhir atau terminal. Sekarang ditemukan > 300.000 pasien menderita

penyakit ginjal kronik di negara Amerika Serikat. Di negara negara

berkembang lainnya, insiden ini diperkirakan sekitar 40 - 60 kasus perjuta

penduduk per tahunnya. Selain itu mahalnya tindakan hemodialisis masih

merupakan masalah besar dan diluar jangkauan sistem kesehatan. Survei

Perhimpunan Nefrologi Indonesia menunjukkan, 12,5 persen dari populasi

mengalami penurunan fungsi ginjal. Secara kasar itu berarti lebih dari 25 juta

penduduk. Di seluruh dunia tahun 2005 ada 1,1 juta orang menjalani dialisis

kronik. Tahun 2010, diproyeksikan lebih dari 2 juta orang.

Penyakit Chronic Kidney Desease (CRF/GGK/CKD) adalah kehilangan

fungsi ginjal yang progesif, insensible yang berkembang selama berbulan-

bulan sampai tahunan. Adapun potensial gangguan cairan dan elektrolit yang

disebabkan gagal ginjal seperti hipervolemia, hipovolemia, hiponatremia,

hiperkalemia, hipokalemia, hiperfosfstemia, hipokalsemia, dan

Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

3

hipermagnesemia. Pada akhirnya akan sampai pada penyakit ginjal tahap

akhir (ESRD/PGTA), dimana pada saat tersebut terapi penggantian ginjal

(dialysis atau transplantasi) dibutuhkan untuk mempertahankan kehidupan

(Wahit, 2007).

Berdasarkan observasi penulis pada tanggal 3 April 2012 diperoleh data

bahwa pasien dengan CKD 12 orang dari 48 pasien. Kasus ini menyebabkan

ketidakseimbangan cairan dan elektrolit pada tubuh. Oleh karena itu penulis

tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah tentang “Asuhan Keperawatan

dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Cairan pada : Kelebihan Volume

Cairan Ny.S dengan Chronic Kidney Desease (CKD) di RSUD Dr. Moewardi

Surakarta”.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaporkan kasus gangguan pemenuhan kebutuhan cairan pada Ny.S

dengan Cronic Kidney Desease (CKD) di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny.S dengan gangguan

pemenuhan kebutuhan cairan.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny.S dengan

gangguan pemenuhan kebutuhan cairan.

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny.S

dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan.

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

4

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny.S dengan gangguan

pemenuhan kebutuhan cairan.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny.S dengan gangguan

pemenuhan kebutuhan cairan.

f. Penulis mampu menganalisa kondisi gangguan pemenuhan kebutuhan

cairan : kelebihan volume cairan yang terjadi pada Ny.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi penulis

Sebagai sarana dan alat dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman

khususnya dibidang keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan

pada pasien dengan Chronic Kidney Desease (CKD).

2. Bagi instansi pendidikan

Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang

asuhan keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan pada pasien

dengan Chronic Kidney Desease (CKD) dapat digunakan acuan bagi

praktek mahasiswa keperawatan

3. Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan

praktek pelayanan keperawatan khususnya gangguan pemenuhan

kebutuhan cairan pada pasien dengan Chronic Kidney Desease (CKD).

Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

5

4. Bagi profesi keperawatan

Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

dan informasi dibidang keperawatan tentang asuhan keperawatan

gangguan pemenuhan kebutuhan cairan pada pasien dengan Chronic

Kidney Desease (CKD).

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

6

BAB II

LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien

Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 April 2012 jam 08.00 WIB, pada

kasus ini dilakukan dengan metode autoanamnesa dan alloanamnesa,

pengamatan, observasi langsung, pemeriksaan fisik dari kepala sampai kaki,

menelaah catatan medis, dan catatan perawat. Pasien masuk pada tanggal 14

Maret 2012. Pengkajian tersebut didapat hasil identitas pasien, bahwa pasien

bernama Ny.S, umur 39 tahun, beragama Islam, alamat Batu 3/5 Karang

Tengah, Sragen, pendidikan SMP, pekerjaan ibu rumah tangga, nomor

register 010xxxx, dirawat di ruang Melati I RSUD Dr. Moewardi Surakarta,

sudah 21 hari sejak dokter mendiagnosa bahwa Ny.S menderita penyakit

Chronic Kidney Desease (CKD. Yang bertanggung jawab kepada pasien

adalah Tn.H, umur 41 tahun, pendidikan SMP, pekerjaan buruh, hubungan

dengan pasien adalah seorang suami pasien.

B. Pengkajian

Hasil dari pengkajian tentang riwayat keperawatan, keluhan utama

yang dirasakan oleh pasien adalah kedua kakinya bengkak. Riwayat

penyakit sekarang pasien datang dengan keluhan sesak napas yang

dirasakan terus menerus dan tidak dipengaruhi oleh cuaca maupun debu.

Kemudian oleh keluarganya, pasien langsung dibawa ke RSUD dr.

6

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

7

Moewardi Surakarta. Di IGD pada tanggal 14 Maret 2012 pasien

mendapatkan terapi O2 2 liter per menit, injeksi furosemide 40 mg, injeksi

cefotaxime 2gr, dan infus D5% 16 tetes per menit. Tekanan darah Ny.S

200/100 mmHg, nadi 100 kali per menit, suhu 37°C, dan pernafasan 28 kali

per menit.

Riwayat penyakit dahulu, pasien mengatakan tidak mempunyai

riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus. Tetapi pernah memiliki

riwayat penyakit gagal ginjal semenjak 1 tahun yang lalu. Pasien juga

mengatakan tidak memiliki riwayat alergi.

Riwayat keluarga, pasien mengatakan anak pertama dari 2

bersaudara menikah dengan Tn.H telah mempunyai 2 anak, anak pertama

laki-laki dan anak kedua perempuan. Pasien mengatakan didalam

keluarganya ada yang memiliki riwayat penyakit stroke yaitu ibu dari

suaminya. Selain itu dikeluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit

keturunan seperti asma, diabetes mellitus, serta penyakit menular seperti TB

paru dan HIV AIDS.

Riwayat kesehatan lingkungan, pasien mengatakan bahwa

lingkungan disekitar tempat tinggalnya bersih, bebas dari polusi, ada

pembuangan sampah tersendiri, dirumahnya terdapat ventilasi.

Hasil pengkajian menurut Gordon, pola nutrisi dan metabolisme,

sebelum sakit pasien mengatakan bahwa pasien makan 3 kali per hari

dengan menu nasi, sayur, lauk pauk habis 1 porsi dan minum air putih ±

2500 cc per hari kadang juga minum teh. Sedangkan selama sakit pasien

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

8

mengatakan tidak nafsu makan, mual, makan hanya habis ½ porsi sesuai diit

yang telah diberikan oleh rumah sakit yaitu diit ginjal rendah garam tinggi

protein tinggi karbohidrat (RGTPTK) dan minum habis ± 600 cc per hari,

berat badan 48 kg.

Pola eliminasi, sebelum sakit pasien mengatakan buang air kecil 6

kali per hari ± 600 cc berwarna kuning jernih, bau khas amoniak. Buang air

besar 1 kali per hari dengan konsistensi lembek warna kuning dan bau khas.

Sedangkan selama sakit pasien mengatakan buang air kecil per hari ± 500 cc

berwarna kuning jernih. Pasien mengatakan sudah 2 hari ini belum buang

air besar.

Hasil pengkajian input dan output selama 24 jam dilakukan pada hari

selasa tanggal 3 April 2012 didapatkan input berasal dari makan 250 cc,

minum 600 cc, infus 1000 cc, sehingga didapatkan hasil input 1850 cc.

Output berasal dari buang air besar (tidak buang air besar), buang air kecil

500 cc, insensible water loss 720 cc, dan didapatkan hasil output 995 cc,

maka didapatkan perhitungan balance cairan +855 cc.

Pengkajian pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien

lemah, sianosis. Kesadaran composmentis dengan nilai glasglow coma scale

(GCS) 15, eye 4, verbal 5, motoric 6, tanda-tanda vital tekanan darah

180/100 mmHg, nadi 100 kali per menit, teratur dan kuat. Pernafasan 26

kali per menit, teratur dan nafas dangkal, suhu 36,5°C. Bentuk kepala

mesochepal, kulit kepala tidak ada lesi, kebersihan cukup. Rambut

berombak, hitam, tidak ada ketombe, kebersihan rambut cukup. Pada

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

9

pemeriksaan mata didapatkan palpebra bengkak, konjungtiva anemis, sklera

tidak ikterik, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, ada reflek terhadap

cahaya, simetris kanan dan kiri. Pada pemeriksaan hidung didapatkan

terdapat sedikit sekret, terpasang terapi O2 2 liter per menit, mengeluarkan

darah (mimisan), reflek membau normal, simetris kanan kiri, kebersihan

kurang. Pada pemeriksaan mulut didapatkan bibir tidak pecah-pecah, tidak

ada stomatitis, lidah kurang bersih, kebersihan mulut kurang, gigi berwarna

sedikit kekuningan, tidak ada karies gigi, tidak menggunakan gigi palsu,

kebersihan kurang. Telinga simetris kanan kiri, terdapat sedikit serumen,

reflek pendengaran baik, tidak menggunakan alat bantu pendengaran,

kebersihan cukup.

Pemeriksaan leher didapatkan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,

tidak kaku kuduk. Pada pemeriksaan dada didapatkan saat dilakukan

inspeksi diperoleh pengembangan paru tidak maksimal, terpasang selang

double lumen. Saat dilakukan palpasi didapatkan vokal fremitus kanan kiri

sama. Saat dilakukan perkusi didapatkan sonor, saat dilakukan auskultasi

didapatkan suara lapang paru vesikuler. Pada pemeriksaan jantung

didapatkan inspeksi didapatkan ictus cordis tidak tampak, saat dilakukan

palpasi didapatkan ictus cordis teraba di intercosta 5 sinistra, saat dilakukan

perkusi didapatkan pekak, saat dilakukan auskultasi didapatkan bunyi

jantung I bunyi jantung II murni. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan

inspeksi cembung, asites, saat dilakukan auskultasi didapatkan bising usus 8

kali per menit, saat dilakukan perkusi didapatkan pekak, saat dilakukan

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

10

palpasi hepar teraba, lien tidak teraba serta diperoleh distensi abdomen.

Pada pemeriksaan ekstremitas atas didapatkan sebelah kiri kekuatan otot

penuh, terpasang arteri vena shunt, sebelah kanan kekuatan otot penuh,

terpasang infuse D5% 16 tetes per menit, integritas kulit kurang baik,

capillary refill lebih dari 2 detik. Ekstremitas bawah didapatkan sebelah kiri

kekuatan otot penuh, sebelah kanan kekuatan otot penuh, kedua ekstremitas

bawah terdapat oedema, pitting oedema derajad 2, integritas kulit kurang

baik, capillary refill lebih dari 2 detik. Kulit tidak kemerahan, integritas

kulit kurang baik, gatal-gatal, mengkilat.

Pemeriksaan data penunjang foto rontgen thorax yang dilakukan

tanggal 14 Maret 2012 didapatkan hasil kardiomegali dan oedema pulmo

dan data laboraturium yang dilakukan pada tanggal 31 Maret 2012, yaitu

hemoglobin 7,2 g/dl; hematokrit 24%; leukosit 6,8x103/ul; trombosit

148x103/ul; eritrosit 2,50x10

6/ul; kreatinin 11,1 mg/dl; ureum 248 mg/dl,

natrium 132 mmol/l; kalium 3,9 mmol/l; klorida 101 mmol/l.

Selama diruang melati I pasien mendapatkan terapi injeksi

ceftriaxone 2 gram tiap 24 jam, injeksi furosemid 80mg/6jam, infus D5% 16

tetes per menit, terapi oksigen 2 liter per menit. Pasien mendapatkan obat

oral seperti klonidin 2x0,1mg, asam folat 3x1 tablet, vit. B plex 3x1 tablet,

dan paracetamol 3x1 tablet.

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

11

C. Perumusan Masalah Keperawatan

Dari data pengkajian dan observasi diatas, penulis melakukan

analisa data kemudian merumus diagnosa keperawatan, yaitu gangguan

pemenuhan kebutuhan cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme

pengaturan, kemudian penulis menyusun intervensi keperawatan,

implementasi keperawatan, dan melakukan laporan evaluasi tindakan.

Diagnosa gangguan pemenuhan kebutuhan cairan berhubungan

dengan gangguan mekanisme pengaturan, ditandai dengan data subjektif

pasien mengatakan kedua kakinya bengkak sedangkan data objektif ditandai

dengan nafas dangkal, palpebra tampak oedema, pitting oedema derajad 2,

tekanan darah 180/100 mmHg, nadi 100 kali per menit, pernafasan 26 kali

per menit, suhu 36,5°C, hemoglobin menurun (7,2g/dl), hematokrit menurun

(24%), kreatinin 11,1 mg/dl (meningkat), ureum 248 mg/dl (meningkat)

balance cairan +855 cc..

D. Perencanaan

Tujuan yang dibuat penulis adalah setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah gangguan pemenuhan

kebutuhan cairan dapat teratasi dengan kriteria hasil tidak ada oedema

keseimbangan antara input dan output, hemoglobin dalam batas normal (12-

15,6 g/dl) hematokrit dalam batas normal (33-45%), kreatinin dalam batas

normal (0,6-1,1 mg/dl), ureum dalam batas normal (<50 mg/dl).

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

12

Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan adalah

kaji tanda-tanda vital dengan rasional untuk mengetahui tingkat kesadaran

pasien, kaji status cairan dengan menimbang berat badan dengan rasional

untuk mengetahui perkembangan status cairan, kaji/catat penggunaan cairan

terutama pemasukan dan pengeluaran dengan rasional untuk mengetahui

keseimbangan antara input dan output, jelaskan pada pasien dan keluarga

tentang pembatasan cairan dengan rasional pemahaman meningkatkan

kerjasama pasien dan keluarga dalam pembatasan cairan, dan kolaborasi

dengan dokter pemberian terapi diuretik dan siapkan hemodialisa dengan

rasional untuk menyeimbangkan cairan tubuh.

E. Implementasi

Tindakan keperawatan pada hari pertama yang dilakukan pada

tanggal 3 April 2012 jam 08.00 WIB yaitu mengkaji status cairan dengan

menimbang berat badan didapatkan respon pasien pada data subjektif pasien

mengatakan bersedia diukur berat badannya, data objektif berat badan 48

kg, kemudian menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan

cairan didapatkan respon pasien pada data subjektif pasien mengatakan

paham dan mau membatasi asupan cairan, data objektif pasien tampak

mengerti dibuktikan dengan menjelaskan kembali tentang materi yang

disampaikan perawat. Kemudian pada jam 08.30 WIB memberikan terapi

diuretik dengan respon pasien data subjektif pasien mengatakan bersedia di

injeksi, data objektif injeksi furosemide 40mg telah masuk melalui

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

13

intravena, pasien tidak alergi terhadap terapi yang diberikan. Pada jam 12.00

WIB mengukur tanda-tanda vital dengan respon pasien data subjektif pasien

mengatakan bersedia diperiksa, data objektif tekanan darah 180/100 mmHg,

nadi 100 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit, suhu 36,5°C.

Kemudian pada jam 14.00 WIB mencatat penggunaan cairan terutama

pemasukan dan pengeluaran dengan respon pasien data subjektif pasien

mengatakan buang air kecilnya sedikit serta kedua kakinya bengkak, pitting

oedema derajad 2, data objektif didapatkan input berasal dari makan 250 cc,

minum 600 cc, infus 1000 cc, dan output berasal dari buang air besar (tidak

buang air besar), buang air kecil 500 cc, insensible water loss 720 cc, Input

1850 cc, output 995 cc, balance cairan +855 cc.

Tindakan keperawatan pada hari kedua yang dilakukan pada

tanggal 4 April 2012 jam 08.00 WIB yaitu mengkaji status cairan dengan

menimbang berat badan didapatkan respon pasien pada data subjektif pasien

mengatakan bersedia diukur berat badannya, data objektif berat badan 48

kg. Kemudian pada jam 08.30 WIB memberikan terapi diuretik dengan

respon pasien data subjektif pasien mengatakan bersedia di injeksi, data

objektif injeksi furosemide 40mg telah masuk melalui intravena, pasien

tidak alergi terhadap terapi yang diberikan. Pada jam 12.00 WIB mengukur

tanda-tanda vital dengan respon pasien data subjektif pasien mengatakan

bersedia diperiksa, data objektif tekanan darah 180/100 mmHg, nadi 100

kali per menit, pernafasan 18 kali per menit, suhu 36,5°C. Kemudian pada

jam 14.00 WIB mencatat penggunaan cairan terutama pemasukan dan

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

14

pengeluaran dengan respon pasien data subjektif pasien mengatakan buang

air kecilnya sedikit serta kedua kakinya masih bengkak, pitting oedema

derajad 2,data objektif makan 300 cc, minum 500 cc, infus 1000 cc, buang

air besar 100 cc, buang air kecil 450 cc, insensible water loss 720 cc, Input

1800 cc, output 1270 cc, balance cairan +530 cc.

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari ketiga tanggal 5

April 2012 jam 08.00 WIB yaitu mengkaji status cairan dengan menimbang

berat badan didapatkan respon pasien pada data subjektif pasien mengatakan

bersedia diukur berat badannya, data objektif berat badan 48,1 kg.

Kemudian pada jam 08.30 WIB memberikan terapi diuretik dengan respon

pasien data subjektif pasien mengatakan bersedia di injeksi, data objektif

injeksi furosemide 40mg telah masuk melalui intravena, pasien tidak alergi

terhadap terapi yang diberikan. Pada jam 12.00 WIB mengukur tanda-tanda

vital dengan respon pasien data subjektif pasien mengatakan bersedia

diperiksa, data objektif tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 90 kali per

menit, pernafasan 18 kali per menit, suhu 36,5°C. Kemudian pada jam 14.00

WIB mencatat penggunaan cairan terutama pemasukan dan pengeluaran

dengan respon pasien data subjektif pasien mengatakan buang air kecilnya

sedikit serta kedua kakinya masih bengkak, pitting oedema derajad 2,data

objektif makan 250 cc, minum 550 cc, infus 1100 cc, buang air besar 150

cc, buang air kecil 550 cc, insensible water loss 720 cc, Input 1950 cc,

output 1370 cc, balance cairan +580 cc.

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

15

F. Evaluasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh penulis kemudian

dilakukan evaluasi pada hari Selasa tanggal 3 April 2012 jam 14.00 WIB,

dengan metode SOAP yaitu pasien mengatakan kedua kakinya bengkak

ditandai dengan tekanan darah 180/100 mmHg, nadi 100 kali per menit,

pernafasan 20 kali per menit, suhu 36,5°C, berat badan 48 kg, kedua kaki

tampak bengkak, pitting oedema derajad 2, input berasal dari makan 250 cc,

minum 600 cc, infus 1000 cc, dan output berasal dari buang air besar (tidak

buang air besar), buang air kecil 500 cc, insensible water loss 720 cc, Input

1850 cc, output 995 cc, balance cairan +855 cc. Hal ini menyatakan

masalah keperawatan belum teratasi, maka intervensi dilanjutkan yaitu kaji

status cairan dengan menimbang berat badan, kaji/catat penggunaan cairan

terutama pemasukan dan pengeluaran, lanjutkan pemberian terapi diuretik

(furosemide 40mg).

Evaluasi pada hari kedua, Rabu tanggal 4 April 2012 jam 14.00

WIB yaitu pasien mengatakan pasien mengatakan kedua kakinya masih

bengkak ditandai dengan tekanan darah 180/100 mmHg, nadi 100 kali per

menit, pernafasan 18 kali per menit, suhu 36,5°C, berat badan 48 kg, kedua

kaki tampak bengkak, pitting oedema derajad 2, input cairan melalui makan

300 cc, minum 500 cc, infus 1000 cc, output melalui buang air besar 100

cc, buang air kecil 450 cc, insensible water loss 720 cc, Input 1800 cc,

output 1270 cc, balance cairan +530 cc. Hal ini menyatakan pada hari

kedua masalah keperawatan belum teratasi, maka intervensi tetap

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

16

dilanjutkan yaitu kaji status cairan dengan menimbang berat badan,

kaji/catat penggunaan cairan terutama pemasukan dan pengeluaran,

lanjutkan pemberian terapi diuretik (furosemide 40mg) dan siapkan pasien

untuk hemodialisa yang telah dijadwalkan secara rutin oleh rumah sakit.

Evaluasi pada hari ketiga, Kamis tanggal 5 April 2012 jam 14.00

WIB yaitu pasien mengatakan pasien mengatakan kedua kakinya masih

bengkak ditandai dengan tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 90 kali per

menit, pernafasan 18 kali per menit, suhu 36,5°C, berat badan 48,1 kg,

kedua kaki tampak bengkak, pitting oedema derajad 2, pemasukan cairan

melalui makan 250 cc, minum 550 cc, infus 1100 cc, buang air besar 150

cc, buang air kecil 550 cc, insensible water loss 720 cc, Input 1950 cc,

output 1370 cc, balance cairan +580 cc. Hal ini menyatakan pada hari

ketiga masalah keperawatan belum juga teratasi, maka intervensi tetap

dilanjutkan yaitu kaji status cairan dengan menimbang berat badan,

kaji/catat penggunaan cairan terutama pemasukan dan pengeluaran,

lanjutkan pemberian terapi diuretik (furosemide 40mg) dan siapkan pasien

untuk hemodialisa yang telah dijadwalkan secara rutin oleh rumah sakit.

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

17

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

Bab ini penulis akan membahas tentang Asuhan Keperawatan dengan

gangguan pemenuhan kebutuhan cairan : kelebihan volume cairan pada Ny.S

dengan Chronic Kidney Desease (CKD) di ruang Melati I RSUD Dr.

Moewardi Surakarta.

Ginjal adalah sepasang organ retroperitoneal yang integral dengan

homeostatis tubuh dalam mempertahankan keseimbangan, termasuk

keseimbangan fisika dan kimia. Ginjal menyekresi hormon dan enzim yang

membantu pengaturan produksi eritrosit, tekanan darah, serta metabolisme

kalsium dan fosfor. Ginjal membuang sisa metabolisme dan menyesuaikan

ekskresi dan pelarut. Ginjal mengatur volume cairan tubuh, asiditas, dan

elektrolit sehingga mempertahankan komposisi cairan yang normal (Mari B,

2009).

Chronic Kidney Desease (CKD) atau penyakit ginjal tahap akhir

(ESRD/PGTA) adalah penyimpangan progresif, fungsi ginjal yang tidak

dapat pulih dimana kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan

metabolik dan cairan serta elektrolit mengalami kegagalan yang

mengakibatkan uremia. Kondisi ini disebabkan oleh glomerulonefritis kronis,

pielonefritis, hipertensi tak terkontrol, lesi herediter seperti pada penyakit

polikistik, kelainan vaskular, obstruksi saluran kemih, penyakit ginjal

17

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

18

sekunder akibat sistemik (diabetes), infeksi, obat-obatan atau preparat toksit.

Preparat lingkungan atau okupasi yang telah menunjukan mempunyai

dampak dalam Chronic Kidney Desease (CKD) termasuk timah, cadmium,

merkuri, dan kromium. Pada akhirnya dialisis dan transplantasi ginjal

diperlukan untuk menyelamatkan hidup. (Bruner and Suddart, 2000)

1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan secara komprehensif pada Ny.S dengan

Chronic Kidney Desease (CKD) pada tanggal 3 April 2012 dengan metode

autoanamnesa dan alloanamnesa.

Data yang diperoleh penulis pada pengkajian riwayat keperawatan,

keluhan utama yang dirasakan pasien adalah kedua kakinya bengkak.

Bengkak pada kedua kaki pasien disebabkan akibat kegagagalan ginjal

untuk mengekskresikan cairan sehingga cairan tetap menumpuk di semua

rongga yang ada di tubuh manusia. Riwayat penyakit sekarang, pasien

datang dengan keluhan sesak nafas yang dirasakan terus menerus.

Penumpukan cairan pada rongga paru yang mengakibatkan sesak nafas

akibat ekspansi paru tidak maksimal, penumpukan cairan pada jaringan

palpebra akan mengakibatkan palpebra oedema, penumpukan cairan pada

rongga abdomen (peritoneum) maka akan memunculkan manifestasi klinis

abdomen terlihat cembung, asites serta palpasi abdomen diperoleh distensi

abdomen. Cairan memiliki gaya gravitasi sehingga organ tubuh bagian

bawah menampung cairan lebih banyak. (Corwin, 2005)

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

19

Hasil pengkajian tentang pola nutrisi dan metabolisme didapatkan

selama sakit pasien mengalami anoreksia, mual, dan muntah diakibatkan

oleh penumpukan limbah dalam darah atau yang disebut dengan uremia

terjadi karena fungsi ginjal yang tidak dapat pulih dimana kemampuan

tubuh untuk mempertahankan keseimbangan metabolik, dan cairan serta

elektrolit (Bruner and Suddart, 2000). Diit yang dianjurkan rumah sakit

adalah rendah garam tinggi protein tinggi karbohidrat (RGTPTK). Fungsi

dari rendah garam adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air

dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien

hipertensi (Sandjaja, 2009). Fungsi tinggi protein adalah mencegah dan

mengurangi kerusakan jaringan tubuh (Sunita, 2004). Fungsi tinggi

karbohidrat adalah memberikan perlindungan terhadap kenaikan berat

badan (Michael J.G, 2009).

Hasil pengkajian pola eliminasi selama sakit pasien mengatakan

buang air kecil per hari ± 300 cc. Nilai urin normal adalah 1200-1500 cc

per 24 jam (Carol VA, 2005). Pasien mengalami oliguria disebabkan oleh

kegagalan ginjal untuk melakukan fungsi ekskresi yaitu gangguan

pengeluaran cairan sehingga cairan akan menyebar ke semua rongga dan

jaringan yang ada di dalam tubuh (Doengoes, 2000).

Pengkajian pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien

lemah, sianosis. Kesadaran composmentis dengan nilai glasglow coma

scale (GCS) 15, eye 4, verbal 5, motoric 6, tanda-tanda vital tekanan

darah 180/100 mmHg, nadi 100 kali per menit, teratur dan kuat.

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

20

Pernafasan 26 kali per menit, teratur dan nafas dangkal, suhu 36,5°C. Pada

pasien Chronic Kidney Desease (CKD) selalu mengalami tekanan darah

tinggi disebabkan oleh kelebihan cairan (hipervolemia) dan peningkatan

produksi suatu zat yaitu renin (fungsi renin adalah mengatur tekanan

darah), renin akan memacu produksi angiotensin kemudian aldosteron

(hormon yang dihasilkan kelenjar adrenal) sehingga pada akhirnya terjadi

peningkatan tekanan darah (Mari B, 2009).

Pengkajian input dan output pada hari selasa tanggal 3 April 2012

didapatkan input berasal dari makan 250 cc, minum 600 cc, infus 1000 cc,

dan output berasal dari buang air besar (tidak buang air besar), buang air

kecil 500 cc, insensible water loss 720 cc, Input 1850 cc, output 995 cc,

balance cairan +855 cc. Didapatkan balance cairan diatas batas normal,

sedangkan rentang normal balance cairan adalah +/-100, pasien tersebut

mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan cairan : kelebihan volume

cairan (Andry, 2008).

Pemeriksaan data penunjang foto rontgen thorax yang dilakukan

tanggal 14 Maret 2012 didapatkan hasil kardiomegali dan oedema pulmo

dan data laboratorium yang dilakukan pada tanggal 31 Maret 2012, yaitu

hemoglobin 7,2 g/dl (menurun); hematokrit 24% (menurun); kreatinin 11,1

mg/dl (meningkat); ureum 248 mg/dl (meningkat). Hemoglobin dan

hematokrit meningkat disebabkan oleh kegagalan ginjal untuk melakukan

fungsinya, salah satu fungsi ginjal adalah terutama menghasilkan

eritropoetin sedangkan fungsi eritropoetin adalah penghasil eritrosit. Hal

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

21

ini mengakibatkan anemia sehingga kadar hemoglobin dan hematokrit

dalam darah menurun. Ureum adalah molekul kecil yang mudah mendifusi

kedalam cairan ekstra sel yang merupakan hasil akhir metabolisme protein

berasal dari asam amino yang telah dipindah aminonya di dalam hati dan

mencapai ginjal, dan diekskresikan rata-rata 30 gram per hari. Kadar

ureum darah normal adalah 20 mg/dl sampai 40 mg/dl setiap 100 cc darah,

tetapi hal ini tergantung dari jumlah normal protein yang dimakan dan

fungsi hati dalam pembentukan ureum. Kreatinin merupakan produk sisa

dari perombakan kreatin fosfat yang terjadi di otot. Kreatinin adalah zat

racun dalam darah, terdapat pada seseorang yang mengalami Chronic

Kidney Desease (CKD). Kadar kreatinin pada seseorang maksimal 1,6

mg/dl. (David R, 2005). Seseorang yang mengalami Chronic Kidney

Desease (CKD) maka terjadi penurunan glomerolus atau GFR (glomerular

filtration rate). Fungsi glomerolus sebagai saringan pembuang zat-zat sisa

seperti ureum dan kreatinin kemudian dilanjutkan oleh tubulus yang

merupakan saluran pembuangan bermuara pada piala ginjal. Tubulus

berfungsi untuk menyerap air dan elektrolit atau melepaskan sesuai dengan

kebutuhan. Glomerolus dan tubulus merupakan satu kesatuan yang

dinamakan nefron. Nefron merupakan unit terkecil ginjal, tetapi organ

yang paling penting yang menyusun ginjal. Sesorang yang mengalami

penurunan fungsi glomerolus dan tubulus mengakibatkan kerusakan pada

nefron sehingga mengakibatkan kadar ureum dan kreatinin meningkat

Page 31: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

22

karena penumpukan cairan yang tidak dapat diekskresikan (Andry H,

2008).

2. Perumusan Masalah Keperawatan

Perumusan masalah keperawatan yang diambil oleh penulis adalah

gangguan pemenuhan kebutuhan cairan : kelebihan volume cairan

berhubungan dengan gangguan mekanisme pengaturan yang ditunjukan

dengan data yang menunjang yaitu data subjektif pasien mengatakan

kedua kakinya bengkak sedangkan data objektif ditandai dengan pasien

tampak gelisah, nafas dangkal, palpebra tampak oedema, pitting oedema

derajad 2, tekanan darah 180/100 mmHg, nadi 100 kali per menit,

pernafasan 26 kali per menit, Suhu 36,5°C, hemoglobin menurun (7,2g/dl),

hematokrit menurun (24%), balance cairan +855 cc yang telah disesuaikan

dengan diagnosa keperawatan NANDA. Pada kasus yang dialami Ny.S

terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan cairan khususnya adalah

kelebihan volume cairan, sedangkan kelebihan volume cairan adalah

peningkatan retensi cairan isotonik. (Budi S, 2005)

Penulis memprioritaskan diagnosa gangguan pemenuhan kebutuhan

cairan : kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan

mekanisme pengaturan dengan alasan mengacu pada pengertian Chronic

Kidney Desease (CKD) sendiri yaitu kehilangan fungsi ginjal yang

progesif, insensible yang berkembang selama berbulan-bulan sampai

tahunan (Wahit, 2007).

Page 32: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

23

3. Intervensi

Intervensi yang akan dilakukan oleh penulis disesuaikan dengan

kebutuhan dan respon pasien, sehingga rencana tindakan dapat dilaksanakan

dengan spesifik (jelas), measurable (dapat diukur), acceptance, rasional dan

timing. Pembahasan dari intervensi yang meliputi tujuan, kriteria hasil yaitu

pada diagnosa gangguan pemenuhan kebutuhan cairan : kelebihan volume

cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme pengaturan mempunyai

tujuan yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan masalah gangguan pemenuhan kebutuhan cairan : kelebihan

volume cairan dapat teratasi dengan kriteria hasil tidak ada oedema

keseimbangan antara input dan output, hemoglobin dalam batas normal (12-

15,6 g/dl) hematokrit dalam batas normal (33-45%), kreatinin dalam batas

normal (0,6-1,1 mg/dl), ureum dalam batas normal (<50 mg/dl). Intervensi

yang dibuat sesuai dengan teori pada buku Rencana Asuhan Keperawatan

yang dikarang oleh Doengoes mengacu pada gangguan kebutuhan cairan

khususnya kelebihan volume cairan adalah kaji status cairan dengan

menimbang berat badan, kaji/catat penggunaan cairan terutama pemasukan

dan pengeluaran, jelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan

cairan, dan kolaborasi dengan dokter pemberian terapi diuretik. Sedangkan

intervensi yang dibuat sesuai kasus yang mengacu pada kebutuhan dasar

pasien adalah kaji status cairan dengan menimbang berat badan, kaji/catat

penggunaan cairan terutama pemasukan dan pengeluaran, jelaskan pada

pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan, kolaborasi dengan dokter

Page 33: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

24

pemberian terapi diuretik, dan pantau kebutuhan oksigen. Intervensi untuk

gangguan kebutuhan cairan khususnya kelebihan volume cairan khususnya

pantau kebutuhan oksigen tidak ada dalam teori tetapi penulis

menambahkan intervensi tersebut karena kebutuhan oksigen juga berperan

penting dalam keseimbangan cairan dan elektrolit. Kandungan oksigen

dalam darah berkurang diakibatkan oleh anemia, sedangkan fungsi oksigen

salah satunya adalah sebagai regulator cairan tubuh. Terapi oksigen

dibutuhkan untuk menyeimbangkan kadar O2 dan CO2 dalam darah (Andry

H, 2008). Di dalam buku Rencana Asuhan Keperawatan yang dikarang oleh

Doengoes tahun 2000, terdapat kriteria hasil untuk diagnosa gangguan

pemenuhan kebutuhan cairan : kelebihan volume cairan berhubungan

dengan gangguan mekanisme pengaturan antara lain elektrokardiografi

(EKG) dalam keadaan normal (sinus rhytm), nilai analisa gas darah

khususnya pH normal (7,35-7,45). Namun dalam kasus ini penulis tidak

mencantumkan kriteria hasil elektrokardiografi (EKG) dalam keadaan

normal, nilai analisa gas darah khususnya pH normal dikarenakan

keterbatasan penulis dalam mengobservasi hasil pemeriksaan penunjang

tersebut.

4. Implementasi

Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana yang telah

disusun sebelumnya. Tindakan keperawatan tersebut adalah mengkaji

status cairan dengan menimbang berat badan, untuk mengetahui

Page 34: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

25

perkembangan status cairan yang dialami oleh pasien. Mengkaji/mencatat

penggunaan cairan terutama pemasukan dan pengeluaran, untuk

mengetahui keseimbangan antara input dan output. Didapatkan hasil

implementasi pada Ny.S hari pertama dan kedua berat badan 48 kg, tetapi

meningkat pada hari ketiga yaitu 48,1 kg. Penting dalam pengkajian

jantung dan fungsi ginjal dan keefektifan terapi diuretik, keseimbangan

cairan positif berlanjut (pemasukan lebih besar dari pengeluaran) dan berat

badan meningkat menunjukan makin buruknya gagal ginjal (Doengoes,

2000). Pemasukan cairan salah satunya adalah pemberian infus D5%

sekaligus sebagai terapi. Infus D5% termasuk cairan kristaloid berfungsi

untuk rehidrasi, penambah kalori secara parenteral. Mekanisme kerja

cairan kristaloid yaitu menembus kapiler dari kompartemen intravaskuler

ke kompartemen intertisial, kemudian didistribusikan kesemua

kompartemen ekstravaskuler. Hanya 25% dari jumlah pemberian awal

yang tetap berada di intravaskuler, sehingga penggunaannya membutuhkan

volume 3-4 kali dari volume plasma yang hilang. Bersifat isotonik, maka

efektif dalam mengisi sejumlah cairan kedalam pembuluh darah dengan

segera dan efektif untuk pasien yang membutuhkan cairan segera.

(Brenner M, 2005).

Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan,

cairan dalam tubuh perlu diperhatikan agar tidak terjadi penumpukan.

Jumlah cairan yang dikonsumsi setara dengan urin yang dikeluarkan

ditambah 500 cc. Perlu diingat bahwa makanan berkuah tetap dihitung

Page 35: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

26

sebagai cairan. Makan makanan yang mengandung sodium yang tinggi

dapat menyebabkan haus, sebaiknya makanan yang dikonsumsi sedikit

mengandung sodium atau garam (Tuti KA, 2003).

Mengkolaborasi dengan dokter pemberian terapi diuretik. Pemberian

terapi furosemide dapat digunakan untuk mengurangi oedema dan

hipertensi ringan sampai sedang. (Doengoes, 2000). Injeksi furosemide

adalah golongan diuretik yang berfungsi untuk mengurangi oedema dan

hipertensi ringan sampai sedang. Furosemide merupakan diuretik kuat

(loop/high-ceiling) bekerja pada ansa henle dengan menghambat transport

klorida terhadap natrium kedalam sirkulasi (menghambat reabsorbsi

natrium pasif). Garam natrium dan air akan keluar bersama dengan kalium,

kalsium dan magnesium. (Joyce L, 2002).

Memantau kebutuhan oksigen, terapi oksigen berfungsi untuk

memenuhi kebutuhan oksigen di seluruh bagian tubuh. Pasien mengalami

nafas dalam dan dangkal menunjukan terjadinya asidosis atau pH darah

menurun (asam). Terjadi peningkatan kadar PCO2 dalam darah sedangkan

kadar O2 menurun dalam darah. Pasien akan bernafas dengan cepat yang

berguna untuk kompensasi untuk mengeluarkan CO2 dalam darah. Terapi

oksigen dibutuhkan untuk menyeimbangkan kadar O2 dan CO2 dalam

darah. (Andry H, 2008).

Memberikan terapi injeksi dan oral antara lain, injeksi ceftriaxone

adalah antibiotik yang berfungsi untuk mencegah infeksi yang disebabkan

oleh bakteri pathogen pada saluran nafas, telinga hidung tenggorokan,

Page 36: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

27

sepsis, meningitis, tulang, sendi dan jaringan lunak, intra abdomen,

genital, profilaksis, peripertif, dan infeksi pada pasien dengan gangguan

kekebalan tubuh. Pasien mendapatkan obat oral seperti klonidin termasuk

obat anti hipertensi dengan indikasi semua bentuk hipertensi kecuali

bentuk peokromositomatik berfungsi untuk menurunkan tekanan vesikuler

sistematik dan pengeluaran renin untuk menurunkan kerja miokardial dan

membantu mencegah gagal jantung kongestif dan infark miokard, asam

folat termasuk antianemia dengan indikasi anemia megaloblastik dan

makrostik akibat difiensi asam folat berfungsi untuk memperbaiki gejala

anemia sehubungan dengan kekurangan nutrisi atau karena dialisis, dan

paracetamol termasuk obat antipiretik dan analgesik berfungsi untuk

meringankan rasa sakit kepala, sakit gigi serta menurunkan demam. (ISO,

2010)

5. Evaluasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan selama tiga hari sudah

dilakukan secara komprehensif dengan acuan Rencana Asuhan

Keperawatan (Doengoes, 2000) serta telah berkolaborasi dengan tim

kesehatan lainnya didapatkan data hasil evaluasi keadaan pasien dengan

kriteria hasil belum tercapai, maka gangguan pemenuhan kebutuhan cairan

: kelebihan volume cairan pada Ny.S belum teratasi.

Evaluasi pertama pada hari Selasa tanggal 3 April 2012 jam 14.00

WIB, dengan metode SOAP yaitu pasien mengatakan kedua kakinya

Page 37: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

28

bengkak ditandai dengan tekanan darah 180/100 mmHg, nadi 100 kali per

menit, pernafasan 20 kali per menit, suhu 36,5°C, berat badan 48 kg,

kedua kaki tampak bengkak, pitting oedema derajad 2, input berasal dari

makan 250 cc, minum 600 cc, infus 1000 cc, dan output berasal dari

buang air besar (tidak buang air besar), buang air kecil 500 cc, insensible

water loss 720 cc, Input 1850 cc, output 995 cc, balance cairan +855 cc.

Hal ini menyatakan masalah keperawatan belum teratasi karena didapatkan

data subjektif dan objektif belum mencapai kriteria hasil yang telah

didapatkan, hal ini disebabkan oleh kegagalan ginjal melakukan fungsi

ekskresi sehingga cairan tidak bisa di eksresikan (Doengoes, 2000). Maka

intervensi dilanjutkan yaitu kaji status cairan dengan menimbang berat

badan, kaji/catat penggunaan cairan terutama pemasukan dan pengeluaran,

lanjutkan pemberian terapi diuretik (furosemide 40mg).

Evaluasi pada hari kedua, Rabu tanggal 4 April 2012 jam 14.00 WIB

yaitu pasien mengatakan pasien mengatakan kedua kakinya masih bengkak

ditandai dengan tekanan darah 180/100 mmHg, nadi 100 kali per menit,

pernafasan 18 kali per menit, suhu 36,5°C, berat badan 48 kg, kedua kaki

tampak bengkak, pitting oedema derajad 2, input cairan melalui makan

300 cc, minum 500 cc, infus 1000 cc, output melalui buang air besar 100

cc, buang air kecil 450 cc, insensible water loss 720 cc, Input 1800 cc,

output 1270 cc, balance cairan +530 cc. Hal ini menyatakan pada hari

kedua masalah keperawatan belum teratasi karena didapatkan data

subjektif dan objektif belum mencapai kriteria hasil yang telah

Page 38: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

29

didapatkan, hal ini disebabkan oleh kegagalan ginjal melakukan fungsi

ekskresi sehingga cairan tidak bisa di eksresikan (Doengoes, 2000). Maka

intervensi tetap dilanjutkan yaitu kaji status cairan dengan menimbang

berat badan, kaji/catat penggunaan cairan terutama pemasukan dan

pengeluaran, lanjutkan pemberian terapi diuretik (furosemide 40mg) dan

siapkan pasien untuk hemodialisa yang telah dijadwalkan secara rutin oleh

rumah sakit.

Evaluasi pada hari ketiga, Kamis tanggal 5 April 2012 jam 14.00

WIB yaitu pasien mengatakan pasien mengatakan kedua kakinya masih

bengkak ditandai dengan tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 90 kali per

menit, pernafasan 18 kali per menit, suhu 36,5°C, berat badan 48,1 kg,

kedua kaki tampak bengkak, pitting oedema derajad 2, pemasukan cairan

melalui makan 250 cc, minum 550 cc, infus 1100 cc, buang air besar 150

cc, buang air kecil 550 cc, insensible water loss 720 cc, Input 1950 cc,

output 1370 cc, balance cairan +580 cc. Hal ini menyatakan pada hari

ketiga masalah keperawatan belum juga teratasi karena didapatkan data

subjektif dan objektif belum mencapai kriteria hasil yang telah

didapatkan, hal ini disebabkan oleh kegagalan ginjal melakukan fungsi

ekskresi sehingga cairan tidak bisa di eksresikan (Doengoes, 2000).Maka

intervensi tetap dilanjutkan yaitu kaji status cairan dengan menimbang

berat badan, kaji/catat penggunaan cairan terutama pemasukan dan

pengeluaran, lanjutkan pemberian terapi diuretik (furosemide 40mg) dan

Page 39: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

30

siapkan pasien untuk hemodialisa yang telah dijadwalkan secara rutin oleh

rumah sakit.

B. Simpulan

Simpulan yang didapatkan pada asuhan keperawatan pemenuhan

kebutuhan cairan : kelebihan volume cairan pada Ny.S dengan Chronic

Kidney Disease (CKD) sebagai berikut :

1. Pengkajian didapatkan hasil kedua kakinya bengkak, pasien tampak

gelisah, nafas dangkal, palpebra tampak oedema, tekanan darah 180/100

mmHg, nadi 100 kali per menit, pernafasan 26 kali per menit, Suhu

36,5°C, hemoglobin (7,2g/dl), hematokrit (24%), Pola nutrisi dan

metabolisme, selama sakit pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual,

makan hanya habis ½ porsi sesuai diit yang telah diberikan oleh rumah

sakit yaitu diit ginjal rendah garam tinggi protein tinggi karbohidrat

(RGTPTK) dan minum habis ± 600 cc per hari. Pola eliminasi, selama

sakit pasien mengatakan buang air kecil per hari ± 500 cc berwarna kuning

jernih. Pasien mengatakan sudah 2 hari ini belum buang air besar. balance

cairan +855cc.

2. Perumusan masalah yang didapatkan adalah sebagai berikut data subjektif

pasien mengatakan kedua kakinya bengkak sedangkan data objektif

ditandai dengan pasien tampak gelisah, nafas dangkal, palpebra tampak

oedema, pitting oedema derajad 2,tekanan darah 180/100 mmHg, nadi 100

kali per menit, pernafasan 26 kali per menit, Suhu 36,5°C, hemoglobin

Page 40: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

31

menurun (7,2g/dl), hematokrit menurun (24%), kreatinin 11,1 mg/dl

(meningkat), ureum 248 mg/dl (meningkat) balance cairan +855 cc.. Dari

perumusan data di atas maka dapat disimpulkan diagnosa keperawatan

yaitu gangguan pemenuhan kebutuhan cairan : kelebihan volume cairan

berhubungan dengan gangguan mekanisme pengaturan.

3. Tujuan dilakukan intervensi keperawatan adalah setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah gangguan

pemenuhan kebutuhan cairan dapat teratasi dengan kriteria hasil tidak ada

oedema kesimbangan antara input dan output, hemoglobin dalam batas

normal (12-15,6 g/dl) hematokrit dalam batas normal (33-45%), kreatinin

dalam batas normal (0,6-1,1 mg/dl), ureum dalam batas normal (<50

mg/dl), serta pengembangan paru maksimal. Intervensi keperawatan yaitu

kaji status cairan dengan menimbang berat badan, kaji/catat penggunaan

cairan terutama pemasukan dan, jelaskan pada pasien dan keluarga tentang

pembatasan, dan kolaborasi dengan dokter pemberian terapi diuretik.

4. Implementasi keperawatan yang dilakukan penulis pada tanggal 3 sampai

5 April 2012 adalah mengkaji status cairan dengan menimbang berat

badan, mengkaji/mencatat penggunaan cairan terutama pemasukan dan,

menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan, dan

mengkolaborasi dengan dokter pemberian terapi diuretik dan memantau

terapi oksigen.

5. Evaluasi keperawatan yang dilakukan selama tiga hari pada tanggal 3

sampai 5 april 2012 sudah dilakukan secara komprehensif dengan acuan

Page 41: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

32

Rencana Asuhan Keperawatan (Doengoes, 2000) serta telah berkolaborasi

dengan tim kesehatan lainnya didapatkan hasil evaluasi keadaan pasien

dengan kriteria hasil belum tercapai, maka gangguan pemenuhan

kebutuhan cairan : kelebihan volume cairan pada Ny.S belum teratasi.

6. Tanda dan gejala pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) yang sesuai

dengan teori, tidak semuanya muncul pada pasien pengelolaan penulis

tetapi pada dasarnya tanda dan gejala yang muncul sama dengan pasien

yang ada di klinik. Tanda dan gejala yang muncul pada Ny.S adalah

bengkak pada kedua kaki, nafas dangkal, palpebra tampak oedema,

tekanan darah 180/100 mmHg, hemoglobin menurun (7,2g/dl), hematokrit

menurun (24%). Dalam menegakkan diagnosa medis secara pasti dapat

dilakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium dan

rontgen. Walaupun tanda dan gejala pasien pengelolaan penulis tidak

muncul semua sesuai didalam teori, diagnosa medis Chronic Kidney

Disease (CKD) pada Ny.S dapat dipastikan karena tanda dan gejala yang

ada pada Ny.S sesuai dengan konsep teori dan didukung dengan

pemeriksaan laboratorium dan rontgen dimana hasilnya terdapat

kardiomegali dan oedema pulmo.

C. Saran

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan

Chronic Kidney Disease (CKD), penulis akan memberikan usulan dan

masukan yang positif khususnya dibidang kesehatan antara lain :

Page 42: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

33

1. Bagi institusi pelayanan kesehatan (Rumah Sakit)

Hal ini diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan

dan mempertahankan hubungan kerjasama baik antara tim kesehatan

maupun klien serta rumah sakit mampu menyediakan fasilitas serta sarana

dan prasarana yang dapat mendukung kesembuhan pasien sehingga dapat

meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal pada

umumnya dan pasien Chronic Kidney Disease (CKD) khususnya.

2. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat

Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya dalam

memberikan asuhan keperawatan serta memberikan pelayanan profesional

dan komprehensif pada klien agar lebih maksimal, khususnya pada klien

dengan Chronic Kidney Disease (CKD).

3. Bagi institusi pendidikan

Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas

dan professional sehingga dapat tercipta perawat profesional, terampil,

inovatif dan bermutu yang mampu memberikan asuhan keperawatan

secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan.

Page 43: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

DAFTAR PUSTAKA

Alam Syamsyi dan Iwan Hadibroto, (2007), Gagal Ginjal Vitaheart, Penerbit

Gramedia Pusataka Utama, Jakarta, Hal 22.

Bapadeto Mari, (2009), Klien Gangguan Ginjal, Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Jakarta, Hal 124.

Brooker Chris, (2009), Ensiklopedia Keperawatan, Penerjemah dr. Andry

Hartono, dr. Brahm, dkk, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, Hal 141.

Brunner and Suddart, (2002), Keperawatan Medikal Bedah, Penerjemah Yasmin

Asih S,kp, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Hal 171.

Doengoes, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran

EGC, Jakarta.

Hartono Andry, (2008), Rawat Ginjal, Cegah Cuci Darah, Penerbit Kanisius,

Yogjakarta, Hal 34.

Hoan Tjay Tan dan Kirana Rahardja, (2007), Obat-Obat Penting, Penerbit Elex

Media Kompetindo, Jakarta, Hal 519.

ISO, (2010), ISO Informasi Spesialis Obat Indonesia, Penerbit Ikatan Apoteker

Indonesia, Jakarta.

J Corwin Elizabeth, (2009), Buku Saku Pathofisiologi, Penerjemah Nike Budhi

Subekti, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

J Gibney, Michael, dkk, (2009), Gizi Kesehatan Masyarakat, Penerjemah dr.

Andry Hartono, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Page 44: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-pebriirawa... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk ... pasien mengatakan

Kornia Arihadi Tuti, (2003), Menu Sehat Untuk Kesehatan Ginjal, Penerbit

Gramedia, Jakarta.

L Kee Joyce dan Evely R Haves, (2002), Faramakologi, Penerjemah dr. Peter

Anugrah, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Hal 478.

M Wilkinson Judith, (2007), Buku Saku Keperawatan dengan Intervensi NIC dan

Kriteria Hasil NOC, Penerjemah Widyawati, S.Kp, M.Kes, Syahirul

Alimi, S.Kp, Elsi Dwihapsari, S.Kp, dan Intan sari nurjanah S.Kp,

Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Santoso Budi, (2005), Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006,

Penerjemah Budi Santosa, Penerbit Prima Medika, Jakarta.

Rubenstein David, David Wajne dan John Bradly, (2005), Kedokteran Klinis,

Edisi Enam, Penerjemah Penerbit Erlangga, Penerbit Erlangga, Jakarta,

Hal 229.

Sandjaja, Atmanita, dkk, (2009), Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga,

Penerbit Buku Kompas, Jakarta, Hal 50.

Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran UNISRI, (2009),

Kumpulan Kuliah Farmakologis, Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Jakarta, Hal 157.

Sunita, (2004), Penuntun Diet Edisi Baru, Penerbit Gramedia Pustaka Umum,

Jakarta.