studi kasus asuhan keperawatan nyeri akut...

46
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA Tn. H DENGAN ULKUS DIABETES MELITUS DI RUANG KANTIL RSUD KARANGANYAR DI SUSUN OLEH : MAYA JUWITA BHARATAGITA NIM : P.09031 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012

Upload: buikhue

Post on 01-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA Tn. H DENGAN

ULKUS DIABETES MELITUS DI RUANG KANTIL

RSUD KARANGANYAR

DI SUSUN OLEH :

MAYA JUWITA BHARATAGITA

NIM : P.09031

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA Tn. H DENGAN

ULKUS DIABETES MELITUS DI RUANG KANTIL

RSUD KARANGANYAR

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH :

MAYA JUWITA BHARATAGITA

NIM : P.09031

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

ii

Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

iii

Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

iv

Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA

Tn. H DENGAN ULKUS DIABETES MELITUS DI RUANG KANTIL RSUD

KARANGANYAR”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat :

1. Setiyawan, S.Kep., Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan dan

selaku pembimbing sekaligus penguji yang telah memberikan kesempatan

untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta dan yang

telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan,

inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasiliasi demi

sempurnanya studi kasus ini.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi

DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat

menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Fakhrudin Nasrul Sani, S.Kep., Ns, selaku dosen penguji yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

vi

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya

studi kasus ini.

4. Nurul Devi Ardiani, S.Kep., Ns selaku dosen penguji yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya

studi kasus ini.

5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan

wawasannya serta ilmu yang bermanfaat.

6. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan

semangat untuk menyelesaikan pendidikan.

7. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes

Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan

satu per satu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, 28 April 2012

Penulis

Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

PERNYATAAN TIDAK .......................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................... v

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. viii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................. 1

B. Tujuan Penulisan ............................................................... 5

C. Manfaat Penulisan ............................................................ 6

BAB II. LAPORAN KASUS

A. Pengkajian ......................................................................... 7

B. Perumusan Masalah Keperawatan ..................................... 10

C. Perencanaan Keperawatan ................................................. 11

D. Implementasi Keperawatan ............................................... 12

E. Evaluasi Keperawatan ....................................................... 17

BAB III. PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan ....................................................................... 20

B. Simpulan dan saran ........................................................... 33

Daftar Pustaka

Lampiran

Daftar Riwayat Hidup

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 = Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

Lampiran 3 = Log Book

Lampiran 4 = Lembar Konsultasi

Lampiran 5 = Asuhan Keperawatan

Lampiran 6 = Daftar Riwayat Hidup

Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

1 �

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Diabetes melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen

yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah.

Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang di konsumsi. Insulin yaitu suatu

hormon yang di produksi pankreas, mengendalikan kadar glukosa dalam darah

dengan mengatur produksi dan penyimpanannya (Brunner dan Suddarth,

2002; 1220).

Menurut Brunner dan Suddart, (2002; 1220) pada diabetes kemampuan

tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, atau pankreas dapat

menghentikan sama sekali produksi insulin. Keadaan ini menimbulkan

hiperglikemia yang dapat mengakibatkan komplikasi metabolik akut seperti

diabetes ketoasidosis dan sindrom hiperglikemik hiperosmoler nonketotik

(HHNK). Hiperglikemia jangka panjang dapat ikut menyebabkan komplikasi

mikrovaskuler yang kronis (penyakit ginjal dan mata) dan komplikasi

neuropati (penyakit pada syaraf). Diabetes juga disertai dengan peningkatan

insidens penyakit makrovaskuler yang mencakup infark miokard, stroke dan

penyakit vaskuler perifer.

Diabetes Melitus atau kencing manis adalah kondisi tubuh yang tidak

mampu mengatur kandungan gula dalam darah sehingga gula yang biasanya

diangkut menuju sel sel tubuh sebagai sumber energi justru tercecer dalam

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

2 �

aliran darah bahkan ikut terbuang dalam air seni (Yunia, 2007). Menurut buku

Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas (2007) halaman 54 penyebab

diabetes melitus secara umum dikarenakan kekurangan hormon insulin yang

berfungsi memaanfaatkan glukosa sebagai sumber energi dan mensintesa

lemak. Faktor pencetus penyakit DM adalah usia (resistensi insulin cenderung

meningkat pada usia diatas 65 tahun), obesitas, riwayat keluarga (Brunner dan

Suddarth, 2002; 1225). Menurut Putra dan Swastini, (2009) manifestasi klinis

pada penderita DM yaitu banyak kencing (poliuria), banyak minum

(polidipsia), banyak makan (polifagia), berat badan cepat menurun, gatal gatal

pada kulit dan kemaluan, cepat lelah, sering mengantuk, kesemutan, bila ada

luka sulit sembuh. Pasien yang menderita DM sangat beresiko terjadinya

ulkus atau gangren yang tak sembuh sembuh dan beresiko untuk dilakukan

operasi. Hilangnya dari bagian tubuh menimbulkan perasaan cemas yang

berkepanjangan karena ketidakmampuann melakukan aktivitas sehari hari

secara optimal.

Ulkus Kaki Diabetes adalah suatu nekrosis bagian bagian ekstremitas

penderita DM yang disebabkan gangguan aliran darah (Dewi, 2006).

Penatalaksanaan keperawatan ulkus kaki diabetik dilakukan secara

komprehensif melalui upaya salah satunya dengan tindakan debridemen.

Debridemen adalah suatu tindakan untuk pembersihan benda asing dan

jaringan nekrotik pada luka. Ada beberapa pilihan dalam tindakan

debridemen, salah satunya dengan debridemen pembedahan. Debridemen

pembedahan merupakan jenis debridemen yang paling cepat dan efisien,

Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

3 �

tujuannya mengevakuasi bakteri kontaminasi, mengangkat jaringan nekrotik

sehingga dapat mempercepat penyembuhan, menghilangkan jaringan kalus

dan mengurangi resiko infeksi lokal (Wijonarko, 2004; 9-10).

Menurut Ramaiah, (2007) hampir 70% orang yang mengidap diabetes

mengalami beragam tingkat kerusakan saraf. Kerusakan saraf ini disebut

neuropati. Neuropati sebagai akibat diabetes disebut diabetic neuropathy.

Gula darah yang tinggi merusak serat saraf dan lapisan lemak disekitar saraf.

Saraf yang rusak tidak dapat menyampaikan sinyal ke dan dari otak dengan

baik, akibatnya penderita akan kehilangan sensasi atau meningkatnya sensasi

atau rasa sakit pada bagian yang terkena. Kerusakan saraf tepi pada tubuh

lebih lazim terjadi dari pada bagian tubuh yang lain. Kerusakan ini biasanya

dimulai dari jemari kaki dan berlanjut ke betis serta paha. Hal ini bisa

menyebabkan rasa kebas, rasa kesemutan, rasa terbakar, rasa nyeri yang

tumpul, rasa nyeri yang tajam atau kram. Maka dari itu pada ulkus DM

mengalami nyeri akibat kerusakan saraf tepi.

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.

Nyeri dibagi menjadi dua, nyeri akut dan nyeri kronik. Nyeri akut biasanya

awitannya tiba tiba dan umumnya berkaitan dengan cedera fisik yang

mengindikasikan bahwa kerusakan atau cedera telah terjadi sedangkan nyeri

kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu

periode waktu yang berlangsung diluar waktu penyembuhan yang

diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cedera

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

4 �

spesifik. Nyeri kronik dapat tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dengan

tepat dan sering sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak

memberikan respon terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya

(Brunner dan Suddarth, 2002; 212-213).

Berdasarkan survey jumlah penderita DM di RSUD Dr.Moewardi

Surakarta pada tahun 2005 sebanyak 13.968 orang dan meningkat di tahun

2006 menjadi 15.365 orang. Penderita dengan ulkus DM di RSUD

Dr.Moewardi Surakarta pada tahun 2005 sebanyak 362 orang dan meningkat

pada tahun 2006 menjadi 487 orang. Prevalensi ulkus diabetik di RSUD

Dr.Moewardi Surakarta pada tahun 2005 sebesar 2,6% meningkat pada tahun

2006 menjadi 3,2% (Hastuti, 2008). Sedangkan survey pandahuluan yang

dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, prosentase pasien DM

rawat inap periode 1 Februari 2005 sampai 28 Februari 2006 dengan diagnosis

Ulkus Diabetes sebesar 14% bahkan laju amputasi tungkai bawah (mayor dan

minor) mencapai angka yang cukup tinggi yaitu 15%, kemudian angka

kematian juga cukup tinggi sebesar 9% dari kasus rawat inap dengan

diagnosis Ulkus Diabetes (Dewi, 2006).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis pada studi kasus di

RSUD Karanganyar, penulis menjumpai pasien dengan diagnosa ulkus

diabetes melitus dengan diadakan tindakan debridemen dengan keluhan nyeri.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis tertarik untuk melakukan

pengelolaan kasus dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan judul

Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

5 �

“Asuhan Keperawatan Nyeri Akut Pada Tn.H Dengan Ulkus Diabetes Melitus

Di Ruang Kantil RSUD Karanganyar”.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaporkan kasus nyeri akut pada Tn.H dengan ulkus diabetes melitus

di Ruang Kantil RSUD Karanganyar.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian nyeri akut pada Tn.H dengan

ulkus diabetes melitus.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan nyeri akut pada

Tn.Hdengan ulkus diabetes melitus.

c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan nyeri akut

pada Tn.Hdengan ulkus diabetes melitus.

d. Penulis mampu melakukan implementasi nyeri akut pada Tn.H dengan

ulkus diabetes melitus.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi nyeri akut pada Tn.H dengan

ulkus diabetes melitus.

f. Penulis mampu menganalisa kondisi nyeri akut yang terjadi pada Tn.H

dengan ulkus diabetes melitus.

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

6 �

C. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam

pengembangan ilmu yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pesien

dengan ulkus diabetes melitus.

2. Manfaat Praktis

a.Institusi Rumah Sakit

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan

evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan praktek layanan

keperawatan khususnya pada pasien ulkus diabetes melitus.

b.Institusi Pendidikan

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pada

pasien dengan ulkus diabetes melitus yang dapat digunakan acuan bagi

praktek mahasiswa keperawatan.

c.Bagi Penulis

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran dalam

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan personal dalam

memberikan asuhan keperawatan. Hasil penulisan ini dapat digunakan

sebagai pesien dengan diabetes melitus.

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

7 �

BAB II

LAPORAN KASUS

A. Pengkajian

Hasil pengkajian dari metode autoanamnesa dan alloanamnesa pada

hari Senin tanggal 02 April 2012 jam 09.30 WIB di Ruang Kantil RSUD

Karanganyar dengan sumber data dari pasien, keluarga pasien, perawat

ruangan, anggota tim medis lainnya dan status pasien di dapatkan hasil pasien

adalah Tn.H berumur 40 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SMA,

pekerjaan sopir travel, alamat Gedong RT 02 / RW 04 Karanganyar, dengan

penanggung jawab Ny.P umur 39 tahun, alamat Gedong RT 02 / RW 04

Karanganyar, pekerjaan ibu rumah tangga dan hubungan dengan pasien adalah

istrinya, dan dokter mendiagnosa Ulkus Diabetes Melitus.

Berdasarkan hasil pengkajian dengan keluhan utama Tn.H mengeluh

nyeri pada luka di kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki.

Riwayat kesehatan sekarang didapatkan data yaitu Tn.H adalah kiriman dari

Puskesmas jalan Harjosari dengan keluhan nyeri pada luka di kaki kanan

bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki. Pasien mengatakan dua minggu

yang lalu kaki kena panas mesin mobil dalam keadaan hidup dan pasien

melepas alas kakinya kemudian pasien ketiduran dan ketika pasien terbangun

karena merasakan panas kaki sebelah kanan bagian bawah sudah melepuh dan

berisi air, kemudian keluarga pasien mengobatinya sendiri tapi tidak semakin

7

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

8 �

membaik justru luka menjadi terbuka dan pasien di rujuk dari Puskesmas jalan

Harjosari ke RSUD Karanganyar pada hari Sabtu tanggal 31 Maret 2012 jam

10.00 WIB masuk ke IGD dengan vital sign, tekanan darah 120/80 mmHg,

nadi 72 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit, suhu 37ºC dan diberikan

terapi injeksi pragesol 500mg, ceftriaxone 1gram dan dipasang infus Ringer

Laktat 20 tetes per menit. Tn.H akan direncanakan untuk operasi pada hari

Selasa tanggal 03 April 2012 jam 09.45 WIB.

Riwayat penyakit dahulu didapatkan data bahwa Tn.H sebelumnya

belum pernah mempunyai penyakit seperti yang di derita sekarang. Riwayat

kesehatan keluarga didapatkan data bahwa keluarga Tn.H tidak ada yang

mempunyai penyakit seperti Tn.H. Riwayat kesehatan lingkungan didapatkan

data bahwa lingkungan rumah Tn.H bersih dan sanitasi lingkungan tercukupi

dan riwayat psikososial didapatkan data bahwa hubungan Tn.H dengan

keluarga dan masyarakat sekitar terjalin baik. Berdasarkan hasil genogram

Tn.H didapatkan data bahwa Tn.H adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara dan

istrinya anak ke dua dari empat bersaudara, Tn.H dan istrinya memiliki satu

anal laki laki, dan Tn.H tinggal satu rumah bersama istri, satu anaknya dan ibu

dari istrinya.

Berdasarkan pengkajian dari pola kesehatan fungsional menurut

Gordon pada pola kognitif perseptual didapatkan data bahwa sebelum sakit

Tn.H mengatakan tidak mengalami nyeri dan selama sakit Tn.H mengatakan

mengalami nyeri pada luka di kaki bawah sebelah kanan, penyebab nyerinya

karena agen injury biologis, nyeri dirasakan seperti tertusuk tusuk jarum,

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

9 �

dengan skala nyeri 7 dengan rentang (0-10), nyeri dirasakan pada kaki bawah

sebelah kanan, nyeri dirasakan terus menerus dan ekspresi wajah Tn.H

meringis kesakitan.

Pada pola aktivitas dan latihan Tn.H mengatakan sebelum sakit Tn.H

dapat beraktivitas secara mandiri dan selama sakit aktivitas Tn.H dibantu

orang lain (makan minum, toileting, berpakaian, mobilisasi di bed, berpindah

dan ambulasi).

Pada pola istirahat tidur Tn.H mengatakan sebelum sakit Tn.H

mengatakan biasanya tidur dari pukul 22.00 dan bangun pukul 05.00 (pasien

tidur selama 7jam) dan pasien jarang tidur siang. Selama sakit pasien tidak

bisa tidur dimalam ataupun siang hari dikarenakan merasakan sakit pada luka

dikakinya dan merasa gelisah memikirkan penyakitnya, Tn.H tidur kurang

lebih tiga sampai lima jam per hari.

Pada pemeriksaan fisik yang di dapatkan dari Tn.H, keadaan umum

Tn.H lemah dengan kesadaran composmetis. Dari vital sign yang dilakukan

didapatkan hasil tekanan darah Tn.H 130/80 mmHg, nadi 80 kali per menit,

pernafasan 20 kali per menit dan suhu 38�. Pada pemeriksaan ekstremitas

atas didapatkan hasil tidak terdapat edema pada ekstremitas atas dekstra dan

sinistra, bagian dekstra terpasang infus dan ekstremitas bawah didapatkan

hasil terdapat edema pada ekstermitas bawah dekstra dan sinistra, bagian

dekstra terdapat luka terbuka, basah dan kotor, berwarna merah muda

kekuning kuningan dan terdapat nekrosis, bagian tungkai luka panjangnya

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

10 �

5cm, lebar 5cm dan kedalaman 1cm, luka bagian telapak kaki panjang 5cm,

dan lebar 3cm, terdapat jaringan yang sudah rusak dan luka berlubang dari

tungkai tembus ke telapak kaki dengan panjang tembusnya 6cm, bau khas

menyengat, pergerakan kaki lemah dan sulit untuk digerakan, warna kulit

sekitar luka kemerahan, terdapat edema disekitar luka dan capillary refil nya

3detik.

Pemeriksaan laboratorium pada hari senin tanggal 02 April 2012

didapatkan hasil leukosit 23,1x���/uL (rentang normal 4,5-11,0x���/uL),

eritrosit 4,13x����/uL (4,5-5,5x����/uL), hemoglobin 11g/dl (11,0-16,0g/dl),

hematokrit 35% (37-54%), trombosit 349x���/uL (150-450x���/uL),

eosinofil 0,22x���/uL (0,02-0,50x���/uL), basofil 0,05x���/uL (0,00-

0,10x���/uL), neutrofil 21,21x���/uL (2,0-7,0x���/uL), limfosit 7,3x���/uL

(0,8-4,0x���/uL), monosit 1,2x���/uL (0,12-1,20x���/uL), GDS tanggal 02

April 2012 258mg/dl (60-140mg/dl), GDS tanggal 03 April 2012 153mg/dl,

GDS tanggal 04 April 2012 225mg/dl dan golongan darah Tn.H adalah O.

Terapi yang didapatkan Tn.H pada hari senin tanggal 02 April 2012

adalah ceftriaxone 2x1gram untuk antibiotik, pragesol 3x500mg untuk anti

nyeri, ranitidin 2x150mg untuk anti mual, sohobion 1x100mg untuk

multivitamin, actrapid 10-10-10 unit untuk menurunkan kadar glukosa,

metronidazol 3x500mg untuk antibiotik dan infus Ringer Laktat 20 tetes per

menit.

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

11 �

B. Perumusan Masalah Keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian data pada hari Senin tanggal 02 April

2012 didapatkan data subyektif pasien mengatakan nyeri pada luka di kaki

kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki dan hasil pengkajian nyeri

(PQRST) yaitu penyebab nyeri karena agen injury biologis, kualitas nyeri

seperti tertusuk tusuk jarum, region atau tempat dirasakannya nyeri pada kaki

kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki, skala nyeri 7 dan waktu

terjadi nyeri dirasakan terus menerus. Data obyektifnya didapatkan hasil

ekspresi wajah Tn.H meringis kesakitan dan vital sign Tn.H yaitu tekanan

darah 130/80 mmHg, nadi 80 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit,

suhu 38� dan terdapat luka di kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan

telapak kaki.

Dari hasil pengkajian yang dilakukan kepada Tn.H, analisa data

didapatkan masalah keperawatan utama yaitu nyeri akut sehingga penulis

mengangkat diagnosa keperawatan utama nyeri akut berhubungan dengan

agen injury biologis.

C. Rencana Keperawatan

Berdasarkan diagnosa keperawatan utama yaitu nyeri akut berhubungan

dengan agen injury biologis pada Tn.H maka penulis merencenakan asuhan

keperawatan selama 3 kali 24 jam dengan tujuan nyeri pada Tn.H dapat

berkurang dengan kriteria hasil nyeri berkurang dengan skala nyeri 4 sampai

6 (dengan rentang 0-10), ekspresi wajah pasien rileks, pasien merasa nyaman

dan vital sign dalam rentang normal (tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 60

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

12 �

sampai 100 kali per menit, pernafasan 16 sampai 24 kali per menit, suhu 36

sampai 37,5���

Intervensi yang akan dilakukan kepada Tn.H yaitu kaji status nyeri

dengan rasionalisasi untuk mengetahui status nyeri, ajarkan teknik relaksasi

distraksi dengan rasionalisasi untuk mengurangi dan mengalihkan rasa nyeri,

berikan posisi yang nyaman dengan rasionalisasi untuk membuat pasien

merasa rileks, lakukan pengukuran vital sign dengan rasionalisasi untuk

mengetahui perubahan vital sign pasien, kolaborasi dengan dokter untuk

pemberian terapi analgetik dengan rasionalisasi untuk mengurangi rasa nyeri

yang dialami dan lakukan perawatan luka serta observasi keadaan luka kaki

Tn.H dengan rasionalisasinya untuk mencegah perluasan infeksi

danmengetahui perubahan kondisi luka kaki Tn.H.

D. Implementasi Keperawatan

Berdasarkan intervensi keperawatan, tindakan keperawatan yang

dilakukan pada hari Senin tanggal 02 April 2012 jam 09.30 WIB mengkaji

status nyeri Tn.H dengan respon subyektif pasien mengatakan merasakan

nyeri pada luka dikaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki, dan

didapatkan hasil dari pengkajian nyeri (PQRST) yaitu penyebab nyeri karena

agen injury biologis, kualitas nyeri seperti tertusuk tusuk jarum, region atau

tempat dirasaknnya nyeri pada kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan

telapak kaki, skala nyeri 7 dan waktu terjadi nyeri dirasakan terus menerus dan

respon obyektifnya ekspresi wajah Tn.H meringis kesakitan. Pada jam 09.40

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

13 �

WIB, mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dengan respon subyektifnya

Tn.H mengatakan bersedia untuk diajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan

respon obyektifnya pasien terlihat mendemonstrasikan teknik relaksasi nafas

dalam yang diajarkan perawat dan memberikan posisi yang nyaman pada

Tn.H dengan respon subyektinya Tn.H mengatakan nyaman dengan posisi

yang dianjurkan perawat dan respon obyektifnya pasien tampak dalam posisi

setengah duduk atau semifowler. Pada jam 09.45 WIB melakukan pengukuran

vital sign pada Tn.H dengan respon subyektifnya pasien mengatakan bersedia

dilakukan pengukuran vital sign dan respon obyektifnya tekanan darah 130/80

mmHg, nadi 80 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit dan suhu 38��

Pada jam 11.00 WIB memberikan terapi analgetik sesuai intruksi dokter

dengan respon subyektifnya Tn.H mengatakan bersedia diberikan terapi

analgetik dan respon obyektifnya terapi masuk pragesol 500mg per 8 jam dan

pasien tampak meringis kesakitan. Pada jam 10.00 melakukan perawatan luka,

memantau keadaan luka dan tanda tanda inflamasi pada Tn.H dengan respon

subyektifnya pasien mengatakan bersedia dilakukan perawatan luka dan

respon obyektifnya yaitu luka terbuka, luka basah, luka kotor, berwarna merah

muda kekuning kuningan, terdapat pus, nekrosis, jaringan jaringan rusak, bau

khas menyengat, luka bagian tungkai panjang dan lebarnya 5 cm dan

kedalaman 1 cm, luka bagian telapak kaki panjang 5 cm dan lebar 3 cm, luka

berlubang dari tungkai tembus ke telapak kaki dengan panjang tembusnya 6

cm, warna kulit disekitar luka tampak kemerahan, terdapat edema disekitar

luka, capillary refil nya 3detik dan saat dilakukan perawatan luka pasien

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

14 �

tampak meringis kesakitan menahan sakit dan kadar leukositnya 23,1 x��� per

uL. Pada jam 10.30 WIB memberikan injeksi actrapid 10 unit yang di

intruksikan dokter secara sub cutan dengan respon subyektif pasien bersedia

diberikan terapi actrapid dan respon obyektifnya terapi actrapid masuk 10 unit

dan pasien tampak kooperatif. Pada jam 11.00 WIB memberikan terapi

antibiotik yang di intruksikan dokter dengan respon subyektifnya pasien

bersedia diberikan terapi analgetik dan respon obyektifnya terapi analgetik

ceftriaxone 1gram per 12 jam dan metronidazol 500mg per 8 jam.

Pada hari Selasa tanggal 03 April 2012 jam 08.15 WIB mengkaji status

nyeri Tn.H dengan respon subyektifnya Tn.H mengatakan nyeri masih

dirasakan pada luka dikaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki

dan didapatkan hasil dari pengkajian nyeri (PQRST) yaitu penyebab nyeri

karena agen injury biologis, kualitas nyeri seperti tertusuk tusuk jarum, region

atau tempat dirasaknnya nyeri pada kaki kanan bagian bawah pada tungkai

dan telapak kaki, skala nyeri 6 dan waktu terjadi nyeri dirasakan terus

menerus, respon obyektinya ekspresi wajah Tn.H meringis kesakitan. Pada

jam 08.20 WIB mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi

dengan mengobrol dan respon subyektifnya Tn.H mengatakan sudah berlatih

secara mandiri teknik relaksasi nafas dalam yang diajarkan perawat ketika

nyeri dirasakan dan respon obyektifnya pasien tampak sedang mengobrol

dengan perawat untuk mengalihkan rasa nyerinya (teknik distraksi) dan

memberikan posisi yang nyaman dengan respon subyektifnya Tn.H

mengatakan lebih nyaman pada posisi setengah duduk dan respon obyektifnya

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

15 �

pasien tampak dalam posisi setengah duduk atau semifowler. Pada jam 08.30

WIB melakukan pengukuran vital sign dengan respon subyektifnya Tn.H

mengatakan bersedia dilakukan pengukuran vital sign dan respon obyektifnya

tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 72 kali per menit, pernafasan 20 kali per

menit dan suhu 38�� Pada jam 09.00 WIB melakukan perawatan luka,

memantau luka dan tanda tanda inflamasi dengan respon subyektifnya Tn.H

mengatakan merasakan sakit dan nyeri saat dibuka balutan dan perawatan luka

dan respon obyektifnya luka terbuka, luka basah, luka kotor, berwarna merah

muda kekuning kuningan, terdapat pus, nekrosis, jaringan jaringan rusak, bau

khas menyengat, luka bagian tungkai panjang dan lebarnya 5 cm dan

kedalaman 1 cm, luka bagian telapak kaki panjang 5 cm dan lebar 3 cm, luka

berlubang dari tungkai tembus ke telapak kaki dengan panjang tembusnya 6

cm, warna kulit disekitar luka tampak kemerahan, terdapat edema disekitar

luka dan saat dilakukan perawatan luka pasien tampak meringis kesakitan

menahan sakit dan kadar leukosit pasien 24,46 x��� per uL. Pada jam 09.45

WIB mempersiapkan Tn.H untuk dilakukan operasi seperti mempersiapkan

informconcent, memberikan pakaian operasi, memotivasi pasien agar tidak

cemas, menganjurkan pasien dan keluarga untuk berdoa dan mengantar pasien

ke ruang operasi. Pada jam 12.30 WIB menjemput pasien dari ruang operasi

dan dipindahkan ke bangsal. Pada jam 14.15 WIB pasien baru sadar tapi

bagian ekstremitas bawah masih belum bisa digerakan.

Pada hari Rabu tanggal 04 April 2012 jam 08.10 WIB mengkaji status

nyeri Tn.H dengan respon subyektifnya Tn.H mengatakan masih merasakan

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

16 �

nyeri setelah dioperasi kemarin dan didapatkan hasil dari pengkajian nyeri

(PQRST) yaitu penyebab nyeri karena agen injury biologis dan agen injury

fisik, kualitas nyeri seperti tertusuk tusuk jarum, region atau tempat

dirasakannya nyeri pada kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak

kaki terutama pada lukanya, skala nyeri 6 dan nyeri dirasakan kurang lebih

tiap 5 menit sekali, respon obyektifnya ekspresi wajah Tn.H meringis

kesakitan. Pada jam 08.20 WIB mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan

distraksi dengan mendengarkan musik dengan respon subyektifnya Tn.H

mengatakan sudah mendemonstrasikan teknik relaksasi nafas dalam setiap

merasakan nyeri dan respon obyektifnya pasien tampak sedang mendengarkan

musik lewat handphone untuk mengalihkan rasa nyeri (teknik distraksi). Pada

jam 08.15 WIB memberikan posisi yang nyaman dengan respon subyektifnya

Tn.H mengatakan sekarang lebih nyaman dalam posisi terlentang dan respon

obyektifnya pasien tampak dalam posisi terlentang. Pada jam 08.30 WIB

melakukan pengukuran vital sign dengan respon subyektifnya Tn.H

mengatakan badannya terasa lelah dan respon obyektifnya tekanan darah

120/70 mmHg, nadi 60 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit dan suhu

37,5�� Pada jam 10.00 WIB memberikan terapi analgetik sesuai intruksi

dokter dengan respon subyektifnya Tn.H bersedia diberikan terapi analgetik

dan respon obyektifnya pragesol masuk 500mg per 8 jam dan pada jam 10.10

WIB memberikan terapi actrapid sesuai intruksi dokter dengan respon

subyektifnya pasien bersedia diberikan terapi actrapid dan respon obyektifnya

terapi actrapid masuk 10 unit. Pada jam 10.30 WIB melakukan perawatan

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

17 �

luka, memantau luka dan tanda tanda inflamasi dengan respon subyektifnya

Tn.H mengatakan kaki masih merasakan nyeri setelah operasi kemarin dan

respon obyektifnya pasien tampak menahan sakit, luka terlihat basah, kotor,

terbuka, panjang luka sekarang 10 cm, jaringan rusak telah diangkat, keluar

darah, sekitar luka kemerahan dan terdapat edema. Pada jam 10.00 WIB

memberikan terapi antibiotik sesuai intruksi dokter dengan respon

subyektifnya Tn.H mengatakan bersedia diberikan terapi dan respon

obyektifnya terapi antibiotik ceftriaxone 1gram per 12jam dan metronidazol

500mg per 8 jam.

E. Evaluasi Keperawatan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada hari Senin tanggal 02

April 2012 didapatkan evaluasi pasien yaitu subyektifnya pasien mengatakan

merasakan nyeri pada luka di kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan

telapak kaki dan didapatkan hasil dari pengkajian nyeri (PQRST) yaitu

penyebab nyeri karena agen injury biologis, kualitas nyeri seperti tertusuk

tusuk jarum, region atau tempat dirasaknnya nyeri pada kaki kanan bagian

bawah pada tungkai dan telapak kaki, skala nyeri 7 dan waktu terjadi nyeri

dirasakan terus menerus, obyektifnya ekspresi wajah Tn.H meringis kesakitan,

analisa masalah nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis belum

teratasi dan planning yang akan dilakukan kaji status nyeri, beri posisi yang

nyaman, ajarkan teknik relaksasi distraksi, lakukan pengukuran vital sign dan

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

18 �

berikan terapi analgetik yang di instruksikan dari dokter pragesol 500mg per 8

jam serta lakukan perawatan luka dan observasi keadaan luka.

Evaluasi pada tindakan hari Selasa tanggal 03 April 2012 didapatkan

hasil evaluasi yaitu subyektif pasien mengatakan nyeri masih dirasakan pada

luka dikaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki dan didapatkan

hasil dari pengkajian nyeri (PQRST) yaitu penyebab nyeri karena agen injury

biologis, kualitas nyeri seperti tertusuk tusuk jarum, region atau tempat

dirasaknnya nyeri pada kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak

kaki, skala nyeri 6, waktu terjadi nyeri dirasakan terus menerus, obyektifnya

ekspresi wajah Tn.H meringis kesakitan, analisa masalah nyeri akut

berhubungan dengan agen injury biologis teratasi sebagian dan planning yang

akan dilakukan kaji status nyeri, beri posisi yang nyaman, ajarkan teknik

relaksasi distraksi, lakukan pengukuran vital sign dan berikan terapi analgetik

yang di instruksikan dari dokter pragesol 500mg per 8 jam serta lakukan

perawatan luka dan observasi keadaan luka.

Evaluasi pada tindakan hari Rabu tanggal 04 April 2012 didapatkan

hasil yaitu subyektif pasien mengatakan nyeri masih dirasakan pada luka di

kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki setelah operasi

kemarin dan didapatkan hasil dari pengkajian nyeri ( PQRST ) adalah

penyebab nyeri karena agen injury biologis dan agen injury fisik, kualitas

nyeri seperti tertusuk tusuk jarum, region atau tempat dirasakannya nyeri pada

kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki terutama pada

lukanya, skala nyeri 6, waktu terjadi nyeri dirasakan kurang lebih 5 menit

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

19 �

sekali, obyektifnya ekspresi wajah meringis kesakitan, analisa masalah nyeri

akut berhubungan dengan agen injury biologis dan agen injury fisik belum

teratasi dan planning yang akan dilakukan adalah kaji status nyeri, beri posisi

yang nyaman, ajarkan teknik relaksasi, lakukan pengukuran vital sign dan

berikan terapi analgetik yang di instruksikan dari dokter pragesol 500mg per 8

jam serta lakukan perawatan luka dan observasi luka.

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

20 �

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

Pada bab ini penulis membahas tentang “Asuhan Keperawatan

Nyeri Akut Pada Tn.H Dengan Ulkus Diabetes Melitus Di Ruang Kantil

RSUD Karanganyar”. Prinsip dari pembahasan ini dengan memfokuskan

kebutuhan dasar manusia di dalam asuhan keperawatan.

Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari

pengumpulan,verifikasi, dan komunikasi data tentang klien. Fase proses

keperawatan ini mencakup dua langkah yaitu pengumpulan data dari

sumber primer (klien) dan sumber sekunder (keluarga, tenaga kesehatan)

dan analisa data sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan (Potter, 2005)

Dalam teori pengkajian pada pasien dengan diagnosa diabetes

melitus yaitu gejala seperti poliuria, polidipsi, polifagia, kulit kering,

penglihatan kabur, penurunan berat badan, perasaan gatal gatal pada

vagina dan ulkus yang lama sembuh, luka pada kulit, serta kadar glukosa

darah, status emosional pasien misalnya menarik diri, cemas atau gelisah.

Pengkajian kulit yang cermat khususnya pada daerah kaki atau

ekstermitas bawah merupakan tindakan yang penting dan pengkajian ini

dilakukan untuk memeriksa apakah kulit pasien kering, pecah pecah,

terluka dan kemerahan, kepada pasien ditanyakan tentang gejala neuropati

seperti perasaan kesemutan dan nyeri (Smeltzer, 2002).

20

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

21 �

Penulis melakukan pengkajian pada Tn.H yaitu mengkaji keluhan

utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat

kesehatan keluarga, riwayat kesehatan lingkungan, riwayat psikososial,

genogram, dan pola kesehatan fungsional yang meliputi pola kognitif

perseptual, pola aktivitas dan latihan, pola istirahat tidur, serta

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.

Pada pengkajian keluhan utama Tn.H adalah Tn.H mengeluh nyeri

pada luka di kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki,

yang menurut teori Ramaiah, (2007) nyeri tersebut disebabkan karena

kerusakan saraf tepi. Gula darah yang tinggi merusak serat saraf dan

lapisan lemak disekitar saraf. Saraf yang rusak tidak dapat menyampaikan

sinyal ke dan dari otak dengan baik, akibatnya penderita akan kehilangan

sensasi atau meningkatnya sensasi atau rasa sakit pada bagian yang

terkena. Kerusakan saraf tepi pada tubuh lebih lazim terjadi ketimbang

pada bagian tubuh yang lain. Kerusakan ini biasanya dimulai dari jemari

kaki dan berlanjut ke betis serta paha. Hal ini bisa menyebabkan rasa

kebas, rasa kesemutan, rasa terbakar, rasa nyeri yang tumpul, rasa nyeri

yang tajam atau kram. Pengerasan pembuluh darah arteri pada kaki akibat

timbunan lemak pada dinding pembuluh darah dapat mempengaruhi otot

kaki akibat berkurangnya pasokan darah, hal ini bisa menimbulkan kram,

rasa tidak nyaman atau rasa lemah ketika berjalan serta dapat dikarenakan

karena pada ulkus DM terjadi infeksi.

Page 31: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

22 �

Diabetes Melitus atau kencing manis adalah kondisi tubuh yang

tidak mampu mengatur kandungan gula dalam darah sehingga gula yang

biasanya diangkut menuju sel sel tubuh sebagai sumber energi justru

tercecer dalam aliran darah bahkan ikut terbuang dalam air seni (Yunia,

2007). Menurut buku Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas tahun

2007 halaman 54 penyebab diabetes melitus secara umum dikarenakan

kekurangan hormon insulin yang berfungsi memaanfaatkan glukosa

sebagai sumber energi dan mensintesa lemak. Faktor pencetus penyakit

DM adalah usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas

65 tahun), obesitas, riwayat keluarga (Brunner dan Suddarth, 2002; 1225).

Menurut Putra dan Swastini, (2009) manifestasi klinis pada penderita DM

yaitu banyak kencing (poliuria), banyak minum (polidipsia), banyak

makan (polifagia), berat badan cepat menurun, gatal gatal pada kulit dan

kemaluan, cepat lelah, sering mengantuk, kesemutan, bila ada luka sulit

sembuh. Pasien yang menderita DM sangat beresiko terjadinya ulkus atau

gangren yang tak sembuh sembuh dan beresiko untuk dilakukan operasi.

Hilangnya dari bagian tubuh menimbulkan perasaan cemas yang

berkepanjangan karena ketidakmampuann melakukan aktivitas sehari hari

secara optimal.

Ulkus kaki diabetes adalah suatu nekrosis bagian bagian

ekstremitas penderita DM yang disebabkan gangguan aliran darah (Dewi,

2006). Penatalaksanaan keperawatan ulkus kaki diabetik dilakukan secara

komprehensif melalui upaya salah satunya dengan tindakan debridemen.

Page 32: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

23 �

Debridemen adalah suatu tindakan untuk pembersihan benda asing dan

jaringan nekrotik pada luka. Ada beberapa pilihan dalam tindakan

debridemen, salah satunya dengan debridemen pembedahan. Debridemen

pembedahan merupakan jenis debridemen yang paling cepat dan efisien,

tujuannya mengevakuasi bakteri kontaminasi, mengangkat jaringan

nekrotik sehingga dapat mempercepat penyembuhan, menghilangkan

jaringan kalus dan mengurangi resiko infeksi lokal (Wijonarko, 2004; 9-

10).

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.

Nyeri dibagi menjadi dua, nyeri akut dan nyeri kronik. Nyeri akut

biasanya awitannya tiba tiba dan umumnya berkaitan dengan cedera fisik

yang mengindikasikan bahwa kerusakan atau cedera telah terjadi

sedangkan nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang

menetap sepanjang suatu periode waktu yang berlangsung diluar waktu

penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan

penyebab atau cedera spesifik. Nyeri kronik dapat tidak mempunyai

awitan yang ditetapkan dengan tepat dan sering sulit untuk diobati karena

biasanya nyeri ini tidak memberikan respon terhadap pengobatan yang

diarahkan pada penyebabnya (Brunner dan Suddarth, 2002; 212-213).

Pada pengkajian pola kesehatan fungsional pada Tn.H didapatkan

hasil dari pengkajian yaitu pola kognitif perseptual, Tn.H mengatakan

mengalami nyeri pada luka di kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan

Page 33: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

24 �

telapak kaki karena nyeri tersebut disebabkan oleh kerusakan saraf tepi.

Penyebab nyerinya karena agen injury biologis yang disebabkan

kerusakan saraf tepi dan pengerasan pembuluh darah arteri pada kaki

akibat timbunan lemak pada dinding pembuluh darah (Ramaiah, 2007).

Nyeri dirasakan seperti tertusuk tusuk jarum, dengan skala nyeri 7 karena

pasien mengalami keadaan nyeri sedang dengan rentang (0-10), nyeri

dirasakan pada luka di kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak

kaki, nyeri dirasakan terus menerus karena kerusakan saraf tepi,

pengerasan pembuluh darah arteri pada kaki akibat timbunan lemak pada

dinding pembuluh dapat mempengaruhi otot kaki akibat berkurangnya

pasokan darah, terjadi infeksi pada ulkus dan ekspresi wajah Tn.H

meringis kesakitan.

Pada pola aktivitas dan latihan Tn.H mengatakan sebelum sakit

Tn.H dapat beraktivitas secara mandiri dan selama sakit aktivitas Tn.H

dibantu orang lain karena keadaan kaki pasien dengan luka ulkus yang

menimbulkan rasa nyeri mengakibatkan pasien sulit untuk melakukan

aktivitas secara mandiri (makan minum, toileting, berpakaian, mobilisasi

di bed, berpindah dan ambulasi).

Pada pola istirahat tidur Tn.H mengatakan sebelum sakit Tn.H

mengatakan biasanya tidur dari pukul 22.00 dan bangun pukul 05.00

(pasien tidur selama 7jam) serta pasien jarang tidur siang dan selama sakit

pasien tidak bisa tidur dimalam ataupun siang hari dikarenakan

merasakan sakit pada luka dikakinya dan merasa gelisah memikirkan

Page 34: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

25 �

penyakitnya, Tn.H tidur kurang lebih tiga sampai lima jam per hari.

Tetapi dalam teori masalah ini tidak muncul. Masalah ini muncul

dikarenakan atas keluhan dari pasien sendiri.

Pemeriksaan fisik pada Tn.H yang dilakukan adalah mengkaji

keadaan umum Tn.H yaitu lemah dengan kesadaran composmetis, dari

vital sign yang dilakukan didapatkan hasil tekanan darah Tn.H 130/80

mmHg disebabkan karena adanya respons fisiologis terhadap nyeri yang

menyebabkan meningkatkan tekanan darah disertai perpindahan suplai

darah dari perifer dan visera ke otot otot skelet dan otak (Potter dan Perry,

2005). Nadi 80 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit dan suhu

38��dikarenakan terjadinya infeksi. Pada pemeriksaan ekstremitas atas

didapatkan hasil tidak terdapat edema pada ekstremitas atas dekstra dan

sinistra, bagian dekstra terpasang infus dan ekstremitas bawah didapatkan

hasil terdapat edema pada ekstermitas bawah dekstra dan sinistra, bagian

dekstra terdapat luka terbuka, basah dan kotor, berwarna merah muda

kekuning kuningan karena telah terjadi infeksi pada luka dan terdapat

nekrosis, bagian tungkai luka panjangnya 5cm, lebar 5cm dan kedalaman

1cm, luka bagian telapak kaki panjang 5cm, dan lebar 3cm, terdapat

jaringan yang sudah rusak dan luka berlubang dari tungkai tembus ke

telapak kaki dengan panjang tembusnya 6cm, bau khas menyengat karena

terjadi infeksi dan luka tersebut terdapat pus, pergerakan kaki lemah dan

sulit untuk digerakan, warna kulit sekitar luka kemerahan, terdapat edema

disekitar luka dan capillary refil nya 3detik.

Page 35: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

26 �

Pemeriksaan laboratorium juga dilakukan pada Tn.H dengan

didapatkan hasil pemeriksaan pada hari Senin tanggal 02 April 2012,

yaitu kadar leukosit Tn.H meningkat dengan hasil 23,1x���/uL hal ini

disebabkan karena pada keadaan pasien mengalami infeksi dan faktor

peradangan (Purwanto, 2009). Kadar neutrofil Tn.H juga mengalami

peningkatan menjadi 21,21x���/uL hal ini dikarenakan neutrofil

termasuk dalam limfosit B yang perannya sebagai imunitas humoral yaitu

sebagai antibodi yang mengidentifikasi patogen ketika antibodi pada

permukaan melekat di antigen asing. Kadar limfosit Tn.H mengalami

peningkatan menjadi 7,3x���/uL hal ini dikarenakan limfosit termasuk

dalam kategori limfosit T yang perannya sebagai imunitas seluler yaitu

sebagai penyerang sel tubuh yang terinfeksi oleh patogen atau pembunuh

sel yang terinfeksi oleh virus atau patogen lainnya (Mansjoer dkk, 2000),

GDS Tn.H tanggal 02 April 2012 258mg/dl (60-140mg/dl), GDS tanggal

03 April 2012 153mg/dl, GDS tanggal 04 April 2012 225mg/dl, kenaikan

kadar gula darah pada Tn.H ini dikarenakan Tn.H mengalami kondisi

stres fisiologik seperti infeksi dan pembedahan turut menimbulkan

hiperglikemia, stres emosional dapat memberi dampak negatif terhadap

pengendalian diabetes karena keadaan stres akan menimbulkan

peningkatan hormon stres yang akan meningkatkan kadar glukosa darah

(Smeltzer, 2002) dan golongan darah Tn.H adalah O.

Terapi yang didapatkan Tn.H pada hari senin tanggal 02 April

2012 adalah ceftriaxone 2x1gram untuk antibiotik indikasinya sebagai

Page 36: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

27 �

pencegahan infeksi yang disebabkan oleh bakteri patogen karena Tn.H

mengalami infeksi pada luka di kakinya, pragesol 3x500mg indikasinya

sebagai anti nyeri karena Tn.H mengalami nyeri akibat kerusakan saraf

tepi dan terjadinya infeksi, ranitidin 2x150mg untuk anti mual karena efek

samping dari pemberian terapi metronidazol, sohobion 1x100mg untuk

multivitamin, metronidazol 3x500mg untuk antibiotik indikasinya

pengobatan infeksi karena bakteri anaerob dan infus Ringer Laktat 20

tetes per menit untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit (ISO

Indonesia, 2011) dan actrapid 10-10-10 unit untuk menurunkan kadar

glukosa darah. Pemberian actrapid dengan dosis 10unit ditujukan untuk

pemberian insulin dengan dosis rendah karena actrapid termasuk dalam

golongan insulin kerja cepat (Suyono dkk, 2004)

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan

respons aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang

perawat mempunyai lisensi dan kompeten untuk mengatasinya (Potter,

2005). Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan

intervensi untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat

(NANDA, 1990, Carpenito, 1993).

Berdasarkan hasil pengkajian data pada hari Senin tanggal 02 April

2012 didapatkan data subyektif pasien mengatakan nyeri pada luka di

kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki dan hasil

pengkajian nyeri (PQRST) yaitu penyebab nyeri karena agen injury

biologis, kualitas nyeri seperti tertusuk tusuk jarum, region atau tempat

Page 37: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

28 �

dirasakannya nyeri pada kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan

telapak kaki, skala nyeri 7 dan waktu terjadi nyeri dirasakan terus

menerus. Data obyektifnya didapatkan hasil ekspresi wajah Tn.H

meringis kesakitan dan vital sign Tn.H yaitu tekanan darah 130/80

mmHg, nadi 80 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit dan suhu

38�, dan terdapat luka di kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan

telapak kaki.

Dari hasil pengkajian yang dilakukan kepada Tn.H, analisa data

didapatkan masalah keperawatan utama yaitu nyeri akut karena terjadi

kerusakan saraf tepi, pengerasan pembuluh darah arteri, infeksi pada

ulkus yang durasinya kurang dari enam bulan, sehingga penulis

mengangkat diagnosa keperawatan utama nyeri akut berhubungan dengan

agen injury biologis karena agen agen yang menyebabkan cedera (Judith

M. Wilkinson, 2007).

Intervensi keperawatan adalah semua tindakan yang dilakukan oleh

perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini ke

status kesehatan yang diuraikan dalam hasil yang diharapkan (Potter,

2005).

Berdasarkan diagnosa keperawatan utama yaitu nyeri akut

berhubungan dengan agen injury biologis pada Tn.H maka penulis

merencanakan asuhan keperawatan selama 3 kali 24 jam dengan tujuan

nyeri pada Tn.H dapat berkurang dengan kriteria hasil nyeri berkurang

dengan skala nyeri 4 sampai 6 (dengan rentang 0 sampai 10), ekspresi

Page 38: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

29 �

wajah pasien rileks, pasien merasa nyaman dan vital sign dalam rentang

normal (tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 60 sampai 100 kali per menit,

pernafasan 16 sampai 24 kali per menit, suhu 36 sampai 37,5�).

Intervensi yang akan dilakukan kepada Tn.H yaitu kaji status nyeri

(PQRST) (Muttaqin dan Sari, 2009) dengan dengan rasionalisasinya untuk

mengetahui status nyeri pada Tn.H, ajarkan teknik relaksasi distraksi

dengan rasional untuk mengurangi dan mengalihkan rasa nyeri. Menurut

Smeltzer, 2002 teknik relaksasi dapat mengurangi nyeri karena relaksasi

otot skeletal dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan merilekskan

ketegangan otot yang menunjang nyeri. Menurut Perry dan Potter, (2006)

teknik relaksasi nafas dalam ini dilakukan dengan cara tarik nafas melalui

hidung kemudian tahan sampai hitungan ketiga lalu keluarkan atau

hembuskan nafas perlahan-lahan melalui mulut. Menurut Smeltzer, (2002)

teknik distraksi yang mencakup memfokuskan perhatian pasien pada

sesuatu selain pada nyeri dapat menjadi strategi yang sangat berhasil dan

mungkin merupakan mekanisme yang bertanggung jawab terhadap teknik

kognitif efektif lainnya. Teknik distraksi dapat menurunkan persepsi nyeri

dengan menstimulasi sistem kontrol desenden yang mengakibatkan lebih

sedikit stimuli nyeri yang ditransmisikan ke otak. Keefektifan distraksi

tergantung pada kemampuan pasien untuk menerima dan membangkitkan

input sensori selain nyeri. Berikan posisi yang nyaman dengan

rasionalisasinya untuk membuat pasien merasa rileks. Tetapi dalam teori

tentang memberikan posisi yang nyaman pada pasien dengan keluhan

Page 39: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

30 �

nyeri itu tidak tercantumkan, tapi penulis memodifikasinya agar pasien

merasa nyaman dengan keadaan nyeri yang dialaminya. Lakukan

pengukuran vital sign dengan rasionalisasinya untuk mengetahui

perubahan vital sign pasien meliputi mengukur suhu tubuh klien

menggunakan termometer, mengkaji pernapasan (irama, frekuensi,

kedalaman), menghitung nadi dan mengukur tekanan darah, pemeriksaan

tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan

system tubuh (Aziz dan Musrifatul, 2005). Kolaborasi dengan dokter

untuk pemberian terapi analgetik progesol dengan rasionalisasinya untuk

mengurangi rasa nyeri yang dialami pasien. Progesol merupakan salah satu

obat analgetik yang diberikan pada klien yang mengalami nyeri (ISO

Indonesia, 2011) dan observasi keadaan luka kaki Tn.H dengan

rasionalisasinya untuk mengetahui perubahan kondisi luka kaki Tn.H.

Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku

keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan

hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan

diselesaikan (Potter, 2005)

Berdasarkan intervensi keperawatan nyeri akut pada Tn.H penulis

telah melakukan implementasi keperawatan sesuai intervensi keperawatan

yaitu mengkaji status nyeri (PQRST), mengajarkan teknik relaksasi

distraksi, memberikan posisi yang nyaman, melakukan pengukuran vital

sign, memberikan terapi analgetik pragesol yang diinstruksikan oleh

dokter dan mengobservasi keadaan luka kaki Tn.H. Adapun sedikit

Page 40: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

31 �

kesenjangan antara intervensi dengan implementasi keperawatan yaitu

pada implementasi, penulis melakukan medikasi pada luka di kaki Tn.H

dikarenakan untuk mencegah timbulnya peningkatan infeksi dan untuk

pemantaun luka kaki Tn.H serta menyiapkan pasien untuk operasi.

Evaluasi keperawatan adalah menentukan apakah hasil yang

mencerminkan pencapaian tujuan telah terpenuhi (Potter, 2005)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada hari Senin tanggal 02

April 2012 didapatkan evaluasi pasien yaitu subyektifnya pasien

mengatakan merasakan nyeri pada luka dikaki kanan bagian bawah pada

tungkai dan telapak kaki dan didapatkan hasil dari pengkajian nyeri

(PQRST) yaitu penyebab nyeri karena agen injury biologis, kualitas nyeri

seperti tertusuk tusuk jarum, region atau tempat dirasaknnya nyeri pada

kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki, skala nyeri 7 dan

waktu terjadi nyeri dirasakan terus menerus. Obyektifnya ekspresi wajah

Tn.H meringis kesakitan. Analisa masalah nyeri akut berhubungan dengan

agen injury biologis belum teratasi karena pada luka Tn.H masih

mengalami infeksi dan kerusakan saraf tepi. Planning nya kaji status nyeri,

beri posisi yang nyaman, ajarkan teknik relaksasi distraksi, lakukan

pengukuran vital sign dan berikan terapi analgetik yang di instruksikan

dari dokter pragesol 500mg per 8 jam serta lakukan perawatan luka dan

observasi keadaan luka.

Evaluasi pada tindakan hari Selasa tanggal 03 April 2012 didapatkan

hasil evaluasi yaitu subyektifnya pasien mengatakan nyeri masih dirasakan

Page 41: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

32 �

pada luka dikaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki dan

didapatkan hasil dari pengkajian nyeri (PQRST) yaitu penyebab nyeri

karena agen injury biologis, kualitas nyeri seperti tertusuk tusuk jarum,

region atau tempat dirasaknnya nyeri pada kaki kanan bagian bawah pada

tungkai dan telapak kaki, skala nyeri 6, waktu terjadi nyeri dirasakan terus

menerus. Obyektifnya ekspresi wajah Tn.H meringis kesakitan. Analisa

masalah nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis teratasi

sebagian, hal ini disebabkan karena Tn.H telah mendapatkan terapi

analgetik untuk mengurangi rasa nyeri. Planning nya kaji status nyeri, beri

posisi yang nyaman, ajarkan teknik relaksasi distraksi, lakukan

pengukuran vital sign dan berikan terapi analgetik yang di instruksikan

dari dokter pragesol 500mg per 8 jam serta lakukan perawatan luka dan

observasi keadaan luka.

Evaluasi pada tindakan hari Rabu tanggal 04 April 2012 didapatkan

hasil evaluasi yaitu subyektifnya pasien mengatakan nyeri masih dirasakan

pada luka di kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki

setelah operasi kemarin dan didapatkan hasil dari pengkajian nyeri (

PQRST ) adalah penyebab nyeri karena agen injury biologis dan agen

injury fisik, kualitas nyeri seperti tertusuk tusuk jarum, region atau tempat

dirasakannya nyeri pada kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan

telapak kaki terutama pada lukanya, skala nyeri 6, waktu terjadi nyeri

dirasakan kurang lebih 5 menit sekali. Obyektifnya ekspresi wajah

meringis kesakitan. Analisa masalah nyeri akut berhubungan dengan agen

Page 42: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

33 �

injury biologis dan agen injury fisik belum teratasi, hal ini dikarenakan

pada hari Selasa tanggal 03 April 2012 dilakukan pembedahan yaitu

debridemen sehingga hal itu menyebabkan nyeri dan luka tersebut masih

mengalami infeksi. Planning nya kaji skala nyeri, beri posisi yang nyaman,

ajarkan teknik relaksasi distraksi, lakukan pengukuran vital sign dan

berikan terapi analgetik yang di instruksikan dari dokter pragesol 500mg

per 8 jam serta lakukan perawatan luka dan observasi keadaan luka.

B. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

a. Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan untuk

mengumpulkan data klien. Hasil pengkajian pada Tn.H dengan nyeri

akut berhubungan dengan agen injury biologis yaitu pasien

mengatakan nyeri pada luka di kaki kanan bagian bawah pada

tungkai dan telapak kaki dan hasil pengkajian nyeri (PQRST) yaitu

penyebab nyeri karena agen injury biologis, kualitas nyeri seperti

tertusuk tusuk jarum, region atau tempat dirasakannya nyeri pada

kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak kaki, skala nyeri

7 dan waktu terjadi nyeri dirasakan terus menerus.

b.Diagnosa keperawatan yang muncul adalah nyeri akut berhubungan

dengan agen injury biologis dengan didukung dengan keluhan nyeri

pasien. Pengertian dari nyeri akut adalah nyeri akut biasanya

awitannya tiba tiba dan umumnya berkaitan dengan cedera fisik yang

Page 43: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

34 �

mengindikasikan bahwa kerusakan atau cedera telah terjadi,

durasinya kurang dari enam bulan. Agen injury biologis karena agen

agen yang menyebabkan cedera.

c.Rencana asuhan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi

masalah nyeri adalah kaji status nyeri (PQRST), ajarkan teknik

relaksasi dan distraksi, berikan posisi yang nyaman, lakukan

pengukuran vital sign (suhu, nadi, pernapasan dan tekanan

darah),kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi analgetik.

d.Implementasi keperawatan yang telah dilakukan adalah mengkaji

status nyeri (PQRST), mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi,

memberikan posisi yang nyaman, melakukan pengukuran vital

signdan memberika terapi analgetik progesol yang diinstruksikan

oleh dokter.

e.Evaluasi dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan adalah

masalah belum teratasi ditandai dengan pasien masih merasakan

nyeri pada luka di kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan

telapak kaki dengan skala nyeri 6, nyeri seperti tertusuk tusuk jarum,

nyeri dirasakan kurang lebih 5 menit sekali.

f. Nyeri akut yang dialami pada Tn.H disebabkan oleh luka pada

kakinya yang terjadi karena kerusakan saraf tepi, infeksi dan

pengerasan pembuluh darah arteri pada kaki akibat timbunan lemak

pada dinding pembuluh darah yang dapat mempengaruhi otot kaki

akibat berkurangnya pasokan darah, hal ini menimbulkan kram, rasa

Page 44: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

35 �

tidak nyaman dan rasa lemah ketika berjalan. Nyeri akut yang

dialami Tn.H durasinya kurang dari enam bulan.

P : agen injury biologis

Q : nyeri seperti tertusuk tusuk jarum

R : pada luka di kaki kanan bagian bawah pada tungkai dan telapak

kaki

S : skala nyeri 6

T : nyeri dirasakan kurang lebih 5 menit sekali

2. Saran

a. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan Rumah Sakit khususnya RSUD Karanganyar dapat

memberikan pelayanan kesehatan yang optimal terutama pada pasien

dengan ulkus diabetes melitus.

b. Bagi Tenaga Kesehatan

Khususnya perawat diharapkan lebih komprehensif dan profesional

dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan ulkus

diabetes melitus.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat meningkatakan mutu pendidikan yang lebih berkualitas dan

professional sehingga dapat tercipta perawat profesional, terampil

dan bermutu yang mampu memberikan asuhan keperawatan secara

menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan terutama pada

asuhan keperawatan pasien dengan ulkus diabetes melitus.

Page 45: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien

Page 46: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-mayajuwita... · A. Pengkajian ... Lampiran 2 = Format Pendelagasian Pasien