studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan...

43
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PADA Tn. A DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DI SUSUN OLEH: HESTI CATUR HANDAYANI NIM. P.09081 PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012

Upload: nguyenkhanh

Post on 09-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

KEAMANAN DAN KESELAMATAN PADA Tn. A

DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN

DI RUANG SENA RUMAH SAKIT

JIWA DAERAH SURAKARTA

DI SUSUN OLEH:

HESTI CATUR HANDAYANI

NIM. P.09081

PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

KEAMANAN DAN KESELAMATAN PADA Tn. A

DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN

DI RUANG SENA RUMAH SAKIT

JIWA DAERAH SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH:

HESTI CATUR HANDAYANI

NIM. P.09081

PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Hesti Catur Handayani

NIM : P.09081

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN KEAMANAN DAN

KESELAMATAN PADA Tn.A : HALUSINASI

PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH

SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar – benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan hasil karya atau pikiran

orang orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuia

ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, Mei 2012

Yang Membuat Pernyataan

HESTI CATUR

NIM.P.09081

Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Hesti Catur Handayani

NIM : P09081

Program Studi : Prodi DIII Keperawatan

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

KEAMANAN DAN KESELAMATAN PADA Tn. A

DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG

SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Ditetapkan di : Surakarta

Hari/ Tanggal : Kamis / 27 April 2012

Pembimbing : Fakhrudin Nasrul Sani, S.Kep., Ns. (.....................................)

NIK. 201185071

Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Hesti Catur Handayani

NIM : P09081

Program Studi : Prodi DIII Keperawatan

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

KEAMANAN DAN KESELAMATAN PADA Tn. A

DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG

SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : Surakarta

Hari/Tanggal : Jum’at / 11 Mei 2012

DEWAN PENGUJI

Penguji I : Fakhrudin Nasrul Sani, S.Kep., Ns. (.....................................)

NIK. 201185071

Penguji II : Nurul Devi Ardiani, S.Kep., Ns. (.....................................)

NIK. 201186080

Penguji III : Siti Mardiyah, S.Kep., Ns. (.....................................)

NIK. 201183063

Mengetahui

Ketua Program Studi DIII Keperawatan

STIKes Kusuma Husada Surakarta

Setiyawan, S.Kep., Ns.

NIK. 201084050

Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PADA Tn. A DENGAN

HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA

DAERAH SURAKARTA”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya

kepada yang terhormat :

1. Setiyawan, S.Kep., Ns, selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan yang

telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma

Husada Surakarta

2. Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII

Keperawatan yang telah memeberi kesempatan untuk menimba ilmu di

STIKes Kusuma Husada Surakakarta

3. Fakhrudin Nasrul Sani, S.Kep., Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus

sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan

masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam membimbing serta

memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

vi

4. Nurul Devi Ardian, S.Kep., Ns selaku dosen penguji yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman

dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

5. Siti Mardiyah, S.Kep., Ns selaku dosen penguji yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan- masukan, inspirasi, perasaan nyaman

dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

6. Semua dosen Program studi DIII Keperawataan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

7. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat

untuk menyelesaikan pendididkan.

8. Teman- teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-

persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, 11 April 2012

Penulis

Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................ v

DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ................................................................. 3

C. Manfaat Penulisan ................................................................ 4

BAB II LAPORAN KASUS

A. Pengkajian ........................................................................... 6

B. Perumusan Masalah Keperwatan ......................................... 10

C. Perencanaan Keperawatan ................................................... 11

D. Implementasi Keperawatan .................................................. 15

E. Evaluasi Keperawatan .......................................................... 15

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan ......................................................................... 17

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

viii

B. Kesimpulan.......................................................................... 26

C. Saran ................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Genogram ............................................................................ 7

Gambar 2.2 Pohon Masalah ..................................................................... 11

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 Log Book

Lampiran 2 Format Pendelegasian Pasien

Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 4 Asuhan Keperawatan

Lampiran 5 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup

Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis dan

sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku

dan koping yang efektif, konsep diri yang positif dan kesetabilan emosional

(Videbeck, 2002).

Halusinasi merupakan pengindraan tanpa sumber rangsangan eksternal.

Hal ini dibedakan dari ditori atau ilusi yang merupakan tanggapan salah dari

rangsangan yang nyata ada. Pasien merasakan halusinasi sebagai sesuatu

yang amat nyata, paling tidak untuk suatu saat tertentu (Stuart & Sudden,

2009).

Individu yang mengalami halusinasi sering kali beranggapan sumber

atau penyebab halusinasi dari lingkungan. Rangsangan primer dari halusinasi

adalah kebutuhan perlindungan diri secara psikologik terhadap kejadian

traumatik sehubungan dengan rasa bersalah, rasa sepi, marah, rasa takut

ditinggalkan oleh orang yang dicintai, tidak dapat mengendalikan dorongan

ego, pikiran dan perasaannya sendiri (Kelliat, 2005).

Data yang diperoleh dari RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta di ruang

Said dari bulan Januari - Juni 2009 trdapat 850 orang, diantaranya perubahan

persepsi halusinasi berjumlah 300 jiwa (35,29%), isolasi sosial berjumlah 316

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

2

jiwa (37,17%), klien dengan harga diri rendah berjumlah 216 jiwa (25,41%),

perilaku kekerasan berjumlah 18 jiwa (2,12%) (Upn Veteran Jakarta, 2009).

Pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan yang sama, tetapi ada

kalanya satu kebutuhan lebih penting bagi seseorang dari pada kebutuhan

lainnya. Teori Maslow mengenai kebutuhan dasar manusia didasarkan pada

batasan sebagai berikut, kebutuhan manusia disusun dalam suatu hirerarki

kepentingan yang dimulai dari tingkat, kebutuhan yang paling mendasar,

kebutuhan yang paling mendesak akan menguasai manusia atau perhatian

individu, sementara kebutuhan yang paling mendesak diminimalkan atau

kurang dipentingkan bahkan dilupakan. Abraham Maslow mengatakan

kebutuhan manusia itu tersusun dalam suatu hierarki, yaitu Kebutuhan dasar

(fisiologi), Kebutuhan keamanan dan keselamatan, Kebutuhan akan rasa

cinta, Kebutuhan akan harga diri, Kebutuhan akan aktualisasi diri (Issaacs,

2005).

Salah satunya digambarkan Maslow sebagai kebutuhan akan rasa aman

atau keselamatan (safety needs) adalah kebutuhan keamanan dan

keselamatan, yang memiliki perlindungan hukum dan ketertiban. Kebutuhan

ini menampilkan diri dalam kategori kebutuhan akan kemantapan,

perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan, kebutuhan

akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas dan sebagainya. Seseorang yang

tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas secara

berlebihan serta akan berusaha keras menghindari hal- hal yang bersifat asing

dan yang tidak diharapkannya (Issaacs, 2005).

Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

3

Berdasarkan laporan periode bulan April 2012, pasien dirawat di ruang

Sena Rumah Sakit Daerah Surakarta didapatkan dari 40 pasien mengalami

gangguan jiwa, terdapat 18 pasien yang mengalami halusinasi, 10 pasien yang

mengalami gannguan perilaku kekerasan, 7 pasien dengan gangguan waham,

dan 5 pasien dengan gangguan menarik diri. Berdasarkan latar belakang

tersebut, penulis tertarik untuk menulis Karya Tulis Imiah dengan judul “

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

KEAMANAN DAN KESELAMATAN PADA Tn. A DENGAN

HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT

DAERAH SURAKARTA”.

B. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Melaporkan kasus pemenuhan kebutuhan keamanan dan

keselamatan pada Tn. A dengan halusinasipendengaran.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn. A dengan pemenuhan

kebutuhan keamanan dan keselamatan: halusinasi pendengaran.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keparawatan pada Tn. A dengan

pemenuhan kebutuhan keamanan dan keselamatan: halusinasi

pendengaran.

c. Penulis mampu menyusun intervensikeperawatan pada Tn. A dengan

pemenuhan kebutuhan keamanan dan keselamatan: halusinasi

pendengaran.

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

4

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Tn. A dengan

pemenuhan kebutuhan keamanan dan keselamatan: halusinasi

pendengaran.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn. A dengan pemenuhan

kebutuhan keamanan dan keselamatan: halusinasi pendengaran.

f. Penulis mampu menganalisa kondisi pemenuhan kebutuhan keamanan

dan keselamatan: halusinasi pendengaran.

C. Manfaat Penulisan

1. Penulis

Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman

nyata penulis dalam memberikan Asuhan Keperawatan Jiwa dengan

Pemenuhan Kebutuhan Keamananan dan Keselamatan: halusinasi

Pendengaran.

2. Profesi Keperawatan

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan lainnya dalam

melaksanakan Asuhan Keperawatn Jiwa pada klien Pemenuhan Kebutuhan

Keamanan dan Keselamata: Halusinasi Pendengaran, sehingga klien

mendapatkan tindakan Asuhan Keperawatan yang cepat, tepat, dan

optimal.

3. Instalasi

a. Rumah Sakit

Sebagai bahan pertimbangan oleh Rumah Sakit untuk membuat

kebijakan dalam meningkatkan kualitas pelayanan Asuhan

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

5

Keperawatan Jiwa pada klien dengan Pemenuhan Kebutuhan

Keamanan dan Keselamatan: Halusinasi Pendengaran.

b. Pendidikan

Sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan

kualitas pendidikan keperawatan khususnya pada klien dengan

Pemenuhan Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan: Halusinasi

Pendengaran dan menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

6

BAB II

LAPORAN KASUS

Bab II ini merupakan ringkasan Asuhan Keperawatan Jiwa dengan

Pemenuhan Kebutuhan Keamanan: Halusinasi Pendengaran di ruang Sena Rumah

Sakit Daerah Surakarta pada tanggal 05 – 07 April 2012. Asuhan Keperawatan Ini

dimulai dari pengkajian, analisa data, perumusan diagnosa, intervensi,

implementasi, dan evaluasi.

A. Pengkajian

Pengkajian keperawatan penulis lakukan pada tanggal 05 April 2012.

Dengan metode alloanamnesa dan autoanamesa. Dari hasil pengkajian

diperoleh gambaran tentang klien sebagai berikut. Nama klien Tn.A, jenis

kelamin laki – laki, umur 38 tahun, beragama Islam, status cerai. Klien

berdomisili di Boyolali, pendidikan klien terakhir SMP. Pada tanggal 12

Februari 2012 klien dibawa ke RSJD Surakarta oleh ayah dan adiknya yang

nomor dua yaitu Tn.K. Adiknya tersebut sekaligus menjadi penanggung jawab

klien dan tinggal satu rumah dengan klien dan ayahnya. Klien dibawa ke

RSJD Surakarta karena kurang lebih 2 bulan yang lalu klien bingung, tidak

mau makan, sering menyendiri, tidak mau bercerita tentang masalahnya,klien

juga mendengar suara yang menyuruhnya untuk berhati - hati, suara itu

muncul 1x saat malam hari, saat klien sendiri, saat suara itu muncul klien

hanya diam saja, klien juga tidak takut jika suara itu muncul. Saat ini klien

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

7

untuk kedua kalinya dirawat di RSJD Surakarta, gangguan jiwa yang dialami

klien terjadi sejak tahun 2011. Riwayat pengobatan sebelumnya, tidak berhasil

karena klien tidak pernah kontrol ke rumah sakit.

Pemeriksaan fisik yang penulis dapatkan meliputi tanda – tanda vital

klien. Tekanan darah 120/90 mmHg, nadi 76 x/menit, suhu 36,7o C, respirasi

22 x/menit, untuk ukuran didapatkan data yaitu tinggi badan 168 cm, berat

badan 60 kg, keluhan fisiknya yaitu klien tidak mempunyai riwayat penyakit

jantung, sesak napas.

Keterangan:

: Laki-laki : Klien

: Perempuan : Tinggal 1 rumah

: Meninggal

Gambar 2.1. Genogram

Pengkajian psikososial didapatkan data dari genogram yaitu Klien

merupakan anak pertama dari 5 bersaudara. Klien tinggal bersama ayah dan

adik kandung klien yang nomor dua. Tidak ada anggota keluarga klien yang

mengalami gangguan jiwa.

Klien Tn. A 38 th Halusinasi

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

8

Pengkajian dalam konsep diri didapatkan data, pada gambaran dirinya

klien mengatakan bahwa tubuhnya sehat, klien juga menyukai semua anggota

tubuhnya, dan tidak ada anggota tubuhnya yang tidak klien sukai. Identitas diri

klien, klien mengatakan sudah menikah tetapi sudah bercerai dan mempunyai

anak satu. Klien juga mengatakan peran sebagai anak berbakti pada orang

tuanya. Ideal diri klien, klien mengatakan ingin cepat sembuh, ingin cepat

pulang dan bertemu dengan ayah serta adiknya. Harga diri, klien mengatakan

ingin dihargai orang lain.

Hubungan sosial, klien mengatakan orang yang berarti bagi klien

adalah ayahnya, karena klien merasa semenjak ibunya meninggal hanya

ayahnya orang tua yang dimiliki. Peran serta dalam masyarakat, klien tidak

pernah mengikuti kegiatan kelompok atau masyarakat, klien suka menyendiri.

Hambatan dalam hubungan dengan orang lain, klien mengatakan malu dengan

keadaan dirinya dan klien takut dijauhi saat berinteraksi dengan orang lain.

Nilai dan keyakinan, klien mengatakan beragama Islam, klien juga selalu

melaksanakan sholat 5 waktu baik di rumah maupun di rumah sakit.

Hasil dari pengkajian status mental, penampilan klien rapi,

pembicaraan klien keras, mudah dipahami, dapat menceritakan masalahnya

dengan baik. Aktifitas motorik klien sehari - hari banyak berdiam diri di

tempat tidur dan hanya mengikuti kegiatan yang diadakan pihak rumah sakit,

yaitu pendalaman agama. Alam perasaan klien, klien kelihatan sedih karena

klien ingin cepat pulang dan bertemu dengan keluarganya. Afek klien datar

yaitu emosi yang berubah - ubah, dalam berinteraksi klien sangat kooperatif,

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

9

klien mau menceritakan masalahnya, kontak mata tahan lama. Persepsi klien,

klien mengatakan mendengar suara bisikan yang menyuruhnya berhati- hati,

suara itu muncul 1x saat malam hari saat klien sendiri, jika suara itu datang

klien hanya diam saja, klien juga tidak merasa takut jika suara itu muncul.

Proses pikir, pembicaraan klien cepat dan berbelit – belit sehingga harus

ditanya ulang, tetapi klien bisa menjawab pertanyaan dengan tepat. Klien tidak

memilki gangguan isi pikir seperti obsesi, fobia, dan waham. Tingkat

kesadaran, klien terlihat binggung, namun klien dapat mengenal tempat, waktu

dan orang lain. Memori klien, klien masih dapat mengingat dengan baik cara

yang diajarkan untuk mengontrol halusinasi. Pembicaraan klien mudah

diarahkan, klien dapat menjawab 7 + 2 = 9 dengan benar. Kemampuan

penilaian klien, klien mengambil keputusan sendiri secara sederhana tanpa

bantuan orang lain, jika disuruh tidur atau lihat televisi. Daya tilik klien, klien

mengatakan bahwa dia sakit dan ingin cepat pulang.

Pengkajian kebutuhan klien pulang didapatkan data bahwa pola nutrisi

sebagai berikut: klien sehari makan 3 kali habis 1 porsi dengan menu nasi,

sayur, lauk tempe, ikan. Minum air teh 7 gelas per hari. BAB sehari 1 kali,

BAK sehari 3 – 4 kali. Mandi sehari 2 kali yaitu pagi dan sore, klien selalu

gosok gigi, klien memakai sabun dan keramas 2 kali dalam 1 minggu. Cara

klien berpakaian rapi, klien ganti baju 2 hari sekali. Istirahat dan tidur klien,

klien mengatakan tidur siang pukul 13.00 – 14.00 WIB, tidur malam pukul

20.00 – 04.30 WIB. Penggunaan obat, klien mengatakan minum obat setelah

makan 2x sehari, yaitu pagi dan sore. Pemeliharaan kesehatan, klien

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

10

mengatakan ayahnya selalu memperhatikan dirinya. Aktivitas didalam rumah,

klien mengatakan membantu ayahnya menyapu, mencuci piring. Aktivitas

diluar rumah, klien mengatakan jarang keluar rumah. Mekanisme koping,

klien mengatakan jika halusinasi itu datang, klien dibantu keluarga untuk

mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. Masalah psikososial dan

lingkungan, klien mengatakan lebih suka menyendiri, diam, dan bercerita

kepada ayahnya. Pengetahuan kurang, klien mengatakan kurang tahu tentang

penyakitnya.

Data penunjang yang penulis dapatkan antara lain, klien mendapatkan

terapi medis berupa haloperidol 3X5 mg yang fungsinya sebagai obat

penenang, trihexipenidril 3X2 mg yang fungsinya sebagai obat agar klien

rileks dan badan tidak kaku, chlorpromazine 3X100 mg sebagai obat

penenang. Data laboratorium terdapat sebagai berikut, Gula darah sewaktu 10³

mg / dl denga nilai normal < 130 mg / dl, SGOT 21 dengan nilai normal < 37

u /L, SGPT 18 dengan nilai normal < 42 u /L.

B. Perumusan Masalah

Pengkajian yang dilakukan padatanggal 05 April 2012, penulis

mengambil masalah halusinasi dimana terdapat data sebagai berikut, data

subyektif, klien mengatakan mendengar suara yang menyuruhnya berhati –

hati, suara itu muncul pada malam hari saat klien sedang duduk sendiri, jika

suara itu muncul klien hanya diam saja, dan klien juga tidak merasa takut jika

suara itu muncul. Data obyektif, klien nampak bingung, nampak melamun,

kontak mata tahan lama, verbal terarah. Berdasarkan data subyektif dan

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

11

obyektif tersebut dapat diambil masalah keperawatan yang pertama yaitu

ganggun persepsi sensori: halusinasi pendengaran.

Masalah tersebut didapatkan prioritas yaitu gangguan persepsi sensori:

halusinasi.

Resiko mencederai diri, orang lain, dan lingkungan ( Akibat )

Gangguanpersepsi sensori: Halusinasi (Core problem )

Isolasidiri: Menarikdiri (Penyebab)

Gambar 2.2 Pohon Masalah

C. Perencanaan

Data yang diperoleh pada tanggal 07 April 2012 ditemukan dua

permasalahan yang menjadi rumusan diagnosa keperawatan. Diagnosa

pertama yang penulis dapatkan yaitu gangguan persepsi sensori: Halusinasi,

tujuan yang umum dilakukan tindakan keperawatan pada permasalahan yang

dihadapi klien yaitu agar klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya.

TUK 1: Klien dapat membina hubungan saling percaya. Kriteria evaluasi,

klien percaya dengan perawat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata,

mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, mau

duduk berdampingan dengan perawat, bersedia mengungkapkan masalah yang

dihadapi. Intervensi yang dilakukan yaitu, bna hubungan saling percaya

dengan mengugunakan prinsip komunikasi terapeutik, sapa klien dengan

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

12

ramah baik verbal maupun non verbal, perkenalkan nama, nama panggilan,

dan tujuan perawat berkenalan, tanyakan nama lengkap dan nama panggilan

yang disukai klien, buat kontrak yang jelas, tunjukkan sikap jujur dan

menepati janji setiap kali interaksi, tunjukkan sikap empati dan menerima apa

adanya, tunjukkan perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar

klien, tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien, dengarkan

dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien.

TUK 2: Klien dapat mengenal halusinasinya. Kriteria evaluasi, setelah

dilakukan 2x interaksi klien dapat mengenal tentang isi halusinasi, kondisi dan

waktu terjadi halusinasi, frekuensi halusinasi dan situasi serta kondisi yang

menimbulkan halusinasi dan klien juga mampu menyebutkan responnya saat

mengalami halusinasi (marah, takut, sedih, senang, cemas atau jengkel).

Intervensi yang dilakukan, adakan kontak sering dan singkat secara bertahap,

observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya (dengar/lihat /

penghidu / peraba / pengecap ), jika klien menjawab “ya”, tanyakan apa yang

sedang dialaminya, katakan bahwa perawat percaya klien mengalami hal

tersebut, namun perawat sendiri tidak mengalaminya (dengan nada bersahabat

tanpa menuduh atau menghakimi), katakan bahwa ada perawat lain yang

mengalami hal yang sama, katakan bahwa perawat lain akan membantu klien,

jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentang adanya pengalaman

halusinasi, diskusikan dengan klien tentang isi, waktu dan frekuensi terjadinya

halusimasi (pagi, siang, sore, malam, atau sering dan kadang – kadang), situasi

dan kondisi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi.

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

13

Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi dan beri

kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya, diskusikan dengan klien apa

yang dilakukan untuk mengatasi perasaan tersebut, diskusikan tentang dampak

yang akan dialami bila klien menikmati halusinasinya.

TUK 3: Klien dapat mengontrol halusinasinya. Kriteria evaluasi, klien dapat

menyebutkan tindakan yang biasamya dilakukan untuk mengendalikan

halusinasinya, klien dapat menyebutkan cara baru mengontrol halusinasinya,

klien dapat memilih dan memperagakan cara mengatasi halusinasi (dengar,

lihat, penghidu, raba, pengecap), klien dapat melaksanakan cara yang telah

dipilih untuk mengendalikan halusinasinya, klien mengikuti terapi aktivitas

kelompok. Dilakukan intervensi, identifikasikan bersama klien cara atau

tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukkan

diri dan lain – lain), diskusikan cara yang digunakan klien, jika cara yang

digunakan adaptif beri pujian, jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan

kerugian cara tersebut, diskusikan cara baru untuk untuk memutus /

mengontrol timbulnya halusinasi, katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak

nyata (“saya tidak mau dengar / lihat / penghidu / raba / pengecap”) pada saat

halusinasi terjadi, menemui orang lain ( perawat / teman / anggota keluarga)

untuk menceritakan tentang halusinasinya, membuat dan melaksanakan jadwal

kegiatan harian yang telah disusun, meminta keluarag / teman / perawat

menyapa klien jika sedang berhalusinasi. Bantu klien memilih cara yang sudah

diajarkan dan dilatih untuk mencobanya, beri kesempatan untuk melaksanakan

cara yang sudah dipilih dan dilatih, pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

14

dilatih, jika berhasil beri pujian, anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas

kelompok, orientasi realita, stimulus persepsi.

TUK 4: Klien dapat mengontrol halusinasi. Kriteria evaluasi,keluarga

menyatakan setuju untuk mengikuti pertemuan dengan perawat, keluarga

menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya halusinasi dan

tindakan untuk mengendalikan halusinasi. Intervensi yang dilakukan, buat

kontrak dengan keluarga untuk pertemuan (keluarga / kunjungan rumah)

tentang pengertian halusinasi, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya

halusinasi. Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus

halusinasi, obat – obatan halusinasi, cara merawat anggota keluarga yang

halusinasi di rumah (beri kegiatan, jangan biarkan sendirian, makan bersama,

berpergian bersama, memantau obat – obatan dan cara pemberiannya untuk

mengatasi halusinasi), beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit dan

bagaimana cara memberi bantuan jika halusinasi tidak dapat diatasi di rumah.

TUK 5: Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik. Kriteria Evaluasi, klien

menyebutkan manfaat minum obat, kerugian tidak minum obat, nama,warna,

dosis, efek terapi dan efek samping minum obat, klien mendemonstrasikan

penggunaan obat dengan benar, klien menyebutkan akibat berhenti minum

obat tanpa konsultasi dengan dokter. Intervensi yang dilakukan, diskusikan

dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna,

dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat, pantau klien saat

penggunaan obat, beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar,

diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter,

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

15

anjurkan klien untuk konsultasi dengan dokter / perawat jika terjadi hal – hal

yang tidak diinginkan.

D. Implementasi

Berdasarkan rencana keperawatan yang telah disusun pada tanggal 06

April 2012 dilaksanakan tindakan keperawatan untuk diagnosa keperawatan

yang pertama adalah bina hubungan saling percaya, mengidentifikasi isi

halusinasi, mengidentifikasi waktu halusinasi, mengidentifikasi frekuensi

halusinasi, mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi, mengajarkan

klien memasukkan cara menghardik halusinasi ke jadwal harian.

E. Evaluasi

Penilaian tindakan keperawatan yang dilakukan berhasil atau tidak dan

mengetahui ada perkembangan pada klien serta apakah masalah sudah teratasi

maka perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan tanggal 06 – 07 April

2012. Diagnosa yang pertama didapat data subyektif klien mengatakan

mendengar suara yang menyuruhnya berhati – hati, suara itu muncul 1x saat

malam hari ketika klien sedang sendiri, jika suara itu muncul klien hanya diam

saja, dan klien tidak merasa takut jika suara itu muncul. Data obyektif klien

tampak bingung, sering melamun, kontak mata ada, verbal terarah.

Berdasarkan data tersebut dapat dianalisa klien mampu mempraktekkan cara

mengontrol halusinasi dengan cara menghardik secara mandiri. Planing

perawat adalah evaluasi SP1 yaitu menghardik dan lanjutkan SP2 yaitu

bercakap – cakap dengan orang lain, penulis mendelegasikan kepada perawat

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

16

ruang untuk memvalidasi cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

dan bercakap – cakap dengan orang lain yaitu, mengevaluasi cara mengontrol

halusinasi dengan cara yang pertama yaitu menghardik, melatih klien cara

mengontrol halusinasi dengan cara yang ke dua yaitu bercakap – cakap dengan

orang lain, menganjurkan klien memasukkan dalam kegiatan harian.Bagi

klien, validasi SP1 (menghardik), lanjut SP2 (bercakap – cakap dengan orang

lain), serta anjurkan klien memasukkan kedalam jadwal harian.

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

17

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

Pada bab ini akan diuraikan tentang masalah tantang kesenjangan

antara asuhan keperawatan jiwa dengan kebutuhan dasar manusia yang

merupakan kasus nyata dengan masalah pemenuhan kebutuhan keamanan dan

keselamatan pada Tn. A: halusinasi pendengaran di bangsal Sena RSJD

Surakarta pada tanggal 05 April 2012 dari tahap pengkajian sampai tahap

evaluasi.

Halusinasi merupakan bentuk paling sering dari gangguan

persepsi.Bentuk halusinasi ini bisa berupa suara – suara yang bising atau

mendengung, tetapi yang paling sering berupa kata – kata yang tersusun dalam

bentuk kalimat yang agak sempurna. Kadang – kadang pasien menganggap

halusinasi datang dari setiap tubuh atau diluar tubuhnya, halusinasi ini kadang

– kadang menyenangkan misalnya bersifat tiduran (Kusumawati, 2012).

Menurut Stuard dan Suddeen (2005), halusinasi adalah gangguan

persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak

terjadi. Sesuatu penerapan panca indera tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu

penghayatan yang dialami seperti suatu persepsi melalui panca indera tanpa

stimulus eksternal, persepsi palsu. Berbeda dengan ilusi dimana pasien

mengalami persepsi pada halusinasi terjadi tanpa adanya stimulus eksternal

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

18

yang terjadi, stimulus internal dipersepsikan sebagai sesuatu yang nyataoleh

pasien.

Menurut Keliat (2005), manifestasi klinis halusinasi antara lain yaitu

bicara, senyum dan tersenyum sendiri, mendengar suara, melihat,

mengucapkan, menghirup, dan menanyakan sesuatu yang tidak nyata, merusak

diri sendiri, orang lain dan lingkungan, tidak dapat membedakan hal yang

nyata dan tidak nyata, tidak dapat memusatkan perhatian atau konsentrasi,

pembicaraan kacau dan tidak jelas, sikap curiga dan bermusuhan,

menyalahkan diri sendiri dan orang lain, ekspresi wajah tegang, mudah

tersinggung.

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses

perawatan, tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan dan merumusan

masalah klien (Keliat, 2005). Pengumpulan data penulis menggunakan metode

wawancara dengan klien, observasi secara langsung terhadap kemampuan dan

perilaku klien. Keluarga juga juga berperan sebagai sumber data yang

mendukung dalam memberikan asuhan keperawatan pada Tn. A, namun disaat

pengkajian tidak ada anggota keluarga klien yang menjenguknya, penulis

tidak memperoleh informasi dari pihak keluarga. Pengkajian keperawatan ini

dikumpulkan data tentang identitas klien dan penanggung jawab, alasan

masuk, faktor predisposisi, faktor presipitasi, pemeriksaan fisik, psikologis,

status mental, kebutuhan persiapan pulang, masalah psikologis dan

lingkungan, mekanisme koping, pengetahuan klien, aspek medis, analisa data,

pohon masalah, diagnosa keperawatan.

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

19

Pengkajian pada Tn.A penulis mendapatkan data subyektif dan

obyektif sesuai dengan diagnosa aktual yang diangkat oleh penulis yaitu data

subyektif bahwa klien mengatakan mendengar suara yang menyuruhnya

berhati - hati, suara itu muncul 1x saat malam hari pada saat klien sendiri, jika

suara itu muncul klien hanya diam saja, klien juga tidak takut jika suara itu

muncul. Data obyektif klien terlihat bingung, klien nampak melamun, kontak

mata klien tahan lama, verbal terarah. Berdasarkan hasil pengkajian diatas

dapat penulis simpulkan tidak ada kesenjangan manifestasi klinis secara teori

dan manifestasi klinis dari kasus Tn. A.

Diagnosa keperawatan adalah merupakan suatau pernyataan yang

menjelaskan respon manusia terhadap status kesehatan atau resiko perubahan

dari kelompok dimana perawat secara accountabilitas dapat mengidentifikasi

dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan,

menurun, membatasi, mencegah, merubah (Keliat, 2005).

Menurut Keliat (2005), pohon masalah dijelaskan bahwa gangguan

isolasi sosial: menarik diri merupakan etiologi, gangguan persepsi sensori:

halusinasi merupakan core problem, sedangkan resiko mencederai diri

sendiri, orang lain dan lingkungan merupakan akibat.

Kasus Tn.A penulis menentukan masalah utama yaitu gangguan

persepsi sensori: halusinasi yang didukung data subyektif klien mengatakan

sering mendengar suara yang menyuruhnya berhati – hati, suara muncul 1x

pada saat malam hari saat klien sedang sendirian, jika suara itu datang klien

hanya diam saja, klien juga tidak merasa takut jika suara itu datang. Data

Page 31: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

20

obyektif klien nampak bingung, nampak melamun, kontak mata klien tahan

lama, verbal terarah. Sebagai penyebab didukung oleh data subyektif klien

mengatakan sering menyendiri, data obyektif klien nampak menyendiri, jarang

ngobrol sama temannya. Penulis tidak menemukan akibat dari masalah

keperawatan halusinasi yang dialami oleh Tn.A. Berdasarkan pohon masalah

yang dialami oleh Tn. A tidak ada kesenjangan yang berarti dengan pohon

masalah yang terdapat pada teori, hanya penulis belum bisa menemukan

akibat dari masalah keperawatan halusinasi yang dialami oleh Tn. A.

Rencana keperawatan yang penulis lakukan sama dengan landasan

teori yang sudah penulis jabarkan dalam BAB II, hal ini karena rencana

tindakan keperawatan tersebut telah sesuai dengan SOP (Standard Operasional

Prosedur) yang telah ditetapkan.

Perencanaan keperawatan terdiri dari tiga aspek yaitu tujuan umum,

tujuan khusus dan rencana tindakan keperawatan. Tujuan umum berfokus

pada penyelesaian permasalahan (P) dari diagnosa tertentu. Tujuan umum

dapat dicapai jika serangkaian tujuan khusus telah dicapai. Tujuan khusus

berfokus pada penyelesaian etiologi (E) dari diagnosa tersebut. Tujuan khusus

merupakan rumusan kemempuan yang perlu dicapai klien. Kemampuan ini

dapat bervariasi sesuai dengan masalah kebutuhan klien. Umumnya,

kemampuan kognitif yang diperlukan untuk menyelesaikan etiologi dari

diagnosa keperawatan, kemampuan psikomotor yang diperlukan agar etiologi

dapat teratasi dan kemampuan afektif yang perlu dimiliki agar klien percaya

pada kemampuan menyelesaikan masalah (Stuard dan Sudeen, 2005).

Page 32: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

21

Rencana keperawatan yang dilakukan penulis untuk Tn. A adalah.

TUK 1: Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan kriteria

evaluasi, klien percaya pada perawat, menunjukkan rasa senang, ada kontak

mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam,

mau duduk berdampingan dengan perawat, bersedia mengungkapkan masalah

yang dihadapi. Intervensi yang dilakukan yaitu, bina hubungan saling percaya

dengan mengugunakan prinsip komunikasi terapeutik, sapa klien dengan

ramah baik verbal maupun non verbal, perkenalkan nama, nama panggilan,

dan tujuan perawat berkenalan, tanyakan nama lengkap dan nama panggilan

yang disukai klien, buat kontrak yang jelas, tunjukkan sikap jujur dan

menepati janji setiap kali interaksi, tunjukkan sikap empati dan menerima apa

adanya, tunjukkan perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar

klien, tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien, dengarkan

dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien.

TUK 2: Klien dapat mengenal halusinasinya. Kriteria evaluasi, setelah

dilakukan 2x interaksi klien dapat mengenal tentang isi halusinasi, kondisi dan

waktu terjadi halusinasi, frekuensi halusinasi dan situasi serta kondisi yang

menimbulkan halusinasi dan klien juga mampu menyebutkan responnya saat

mengalami halusinasi (marah, takut, sedih, senang, cemas atau jengkel).

Intervensi yang dilakukan, adakan kontak sering dan singkat secara bertahap,

observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya (dengar / lihat /

penghidu / peraba / pengecap ), jika klien menjawab “ya”, tanyakan apa yang

sedang dialaminya, katakan bahwa perawat percaya klien mengalami hal

Page 33: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

22

tersebut, namun perawat sendiri tidak mengalaminya ( dengan nada bersahabat

tanpa menuduh atau menghakimi), katakan bahwa ada perawat lain yang

mengalami hal yang sama, katakan bahwa perawat lain akan membantu klien,

jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentang adanya pengalaman

halusinasi, diskusikan dengan klien tentang isi, waktu dan frekuensi terjadinya

halusimasi (pagi, siang, sore, malam, atau sering dan kadang – kadang), situasi

dan kondisi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi.

Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi daan beri

kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya, diskusikan dengan klien apa

yang dilakukan untuk mengatasi perasaan tersebut, diskusikan tentang dampak

yang akan dialamai bila klien menikmati halusinasinya.

TUK 3: Klien dapat mengontrol halusinasinya, Kriteria evaluasi, klien

dapat menyebutkan tindakan yang biasamya dilakukan untuk mengendalikan

halusinasinya, klien dapat menyebutkan cara baru mengontrol halusinasinya,

klien dapat memilih dan memperagakan cara mengatasi halusinasi (dengar,

lihat, penghidu, raba, pengecap), klien dapat melaksanakan cara yang telah

dipilih untuk mengendalikan halusinasinya, klien mengikuti terapi aktivitas

kelompok.Intervensi yang dilakukan, identifikasikan bersama klien cara atau

tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukkan

diri dan lain – lain), diskusikan cara yang digunakan klien, jika cara yang

digunakan adaptif beri pujian, jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan

kerugian cara tersebut, diskusikan cara baru untuk untuk memutus /

mengontrol timbulnya halusinasi, katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak

Page 34: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

23

nyata (“saya tidak mau dengar/lihat/penghidu/ raba/pengecap”) pada saat

halusinasi terjadi, menemui orang lain (perawat/ teman/anggota keluarga)

untuk menceritakan tentang halusinasinya, membuat dan melaksanakan jadwal

kegiatan harian yang telah disusun, meminta keluarag/teman/perawat menyapa

klien jika sedang berhalusinasi. Bantu klien memilih cara yang sudah

diajarkan dan dilatih untuk mencobanya, beri kesempatan untuk melaksanakan

cara yang sudah dipilih dan dilatih, pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan

dilatih, jika berhasil beri pujian, anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas

kelompok, orientasi realita, stimulus persepsi.

TUK 4: Klien dapat mengontrol halusinasi, Kriteris Evaluasi, keluarga

menyatakan setuju untuk mengikuti pertemuan dengan perawat, keluarga

menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya halusinasi dan

tindakan untuk mengendalikan halusinasi. Intervensi yang dilakukan, buat

kontrak dengan keluarga untuk pertemuan (keluarga / kunjungan rumah)

tentang pengertian halusinasi, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya

halusinasi. Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus

halusinasi, obat – obatan halusinasi, cara merawat anggota keluarga yang

halusinasi di rumah (beri kegiatan, jangan biarkan sendirian, makan bersama,

berpergian bersama, memantau obat – obatan dan cara pemberiannya untuk

mengatasi halusinasi), beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit dan

bagaimana cara memberi bantuan jika halusinasi tidak dapat diatasi di rumah.

TUK 5: Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik. Kriteria

Evaluasi, klien menyebutkan manfaat minum obat, kerugian tidak minum

Page 35: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

24

obat, nama, warna, dosis, efek terapi dan efek samping minum obat, klien

mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar, klien menyebutkan akibat

berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter. Intervensi: Bina

hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik:

Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal, intervensi yang

dilakukan, diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum

obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat,

pantau klien saat penggunaan obat, beri pujian jika klien menggunakan obat

dengan benar, diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan

dokter, anjurkan klien untuk konsultasi dengan dokter / perawat jika terjadi hal

– hal yang tidak diinginkan.

Implementasi keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan

keperawatan yang telah disusun, sebelumnya perawat terlebih dahulu

membekali dengan penyusunan strategi pelaksanaan keperawatan yang

meliputi dasarteori dan strategi komunikasi. Strategi komunikasi antara

perawat dan klien kearah pemecahan masalah klien untuk mencapai tujuan

keperawatan yang telah direncanakan sebelumnya. Melakukan asuhan

keperawatan pada Tn.A pada pendokumentasian implementasi penulis

menuliskan membina hubungan saling percaya dengan klien, mengidentifikasi

jenis halusinasi yang dialami klien, mengidentifikasi isi halusinasi klien,

mengidentifikasi frekuensi halusinasi yang dialami klien mengidentifikasi

waktu terjadinya halusinasi, mengidentifikasi respon klien, mengajarkan dan

Page 36: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

25

melatih cara pertama mengontrol halusinasi dengan menghardik, memasukkan

kedalam jadwal kegiatan harian.

Evaluasi sebagai suatu proses yang berkelanjutan untuk menilai efek

dari tindakan keperawatan pada klien (Keliat, 2005). Kasus ini penulis

menggunakan evaluasi sumatif atau hasil dengan membandingkan respon

klien pada tujuan khusus dan umum yang ditentukan serta menggunakan

SOAP. Evaluasi ini dilaksanakan pada akhir pertemuan.

Evaluasi ini dilaksanakan untuk diagnosa gangguan persepsi sensori:

halusinasi. Hasil evaluasi yang penulis dapat sesuai dengan kriteria evaluasi.

Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan

keperawatan pada klien, evaluasi dilakukan terus menerus pada respons klien

terhadpa tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan (Nurjannah, 2005).

Evaluasi dibagi dua, yaitu evaluasi proses atau formatif yang dilakukan setiap

selesai melaksanakan tindakan, evalusi hasil atau sumatif yang dilakukan

dengan membandingkan antara respons klien dan tujuan khusus serta umum

yang telah ditentukan.

Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP

diantaranya sebagai berikut: untuk diagnosa yang pertama didapat data

subyektif klien mengatakan mendengar suara yang menyuruhnya berhati –

hati, suara itu muncul 1x saat malam hari ketika klien sedang sendiri, jika

suara itu muncul klien hanya diam saja, dan klien tidak merasa takut jika suara

itu muncul. Data obyektif klien tampak bingung, sering melamun,kontak

mata ada, verbal terarah. Berdasarkan data tersebut dapat dianalisa klien

Page 37: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

26

mampu mempraktekkan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

secara mandiri. Planing perawat adalah evaluasi SP1 yaitu menghardik dan

lanjutkan SP2 yaitu bercakap – cakap dengan orang lain, penulis

mendelegasikan kepada perawat ruang untuk memvalidasi cara mengontrol

halusinasi dengan cara menghardik dan bercakap – cakap dengan orang lain

yaitu mengevaluasi cara mengontrol halusinasi dengan cara yang pertama

yaitu menghardik, melatih klien cara mengontrol halusinasi dengan cara yang

kedua yaitu bercakap – cakap dengan orang lain, menganjurkan klien

memasukkan dalam kegiatan harian. Bagi klien: validasi SP1 (menghardik),

lanjut SP2 (bercakap – cakap dengan orang lain), serta anjurkan klien

memasukkan kedalam jadwal harian.

B. Simpulan

Berdasarkan studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan

keamanan dan keselamatan pada Tn. A dengan gangguan persepsi sensori:

halusinasi yang telah penulis lakukan. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Pada pengkajian data tentang identitas klien dan penanggung jawab, alasan

masuk, faktor prediposisi, pemeriksaan tanda - tanda vital, pengkajian

psikososial, riwayat kesehatan, pola persepsi diri, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan penunjang. Penulis sudah memalukan pengkajian tesebut.

2. Diagnosa keperawatan prioritas yang penulis angkat adalah gangguan

persepsi sensori: halusinasi. Intervensi yang direncanakan meliputi TUK 1

Page 38: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

27

- TUK 5 sesuai dengan SOP (Standart Operasional Prosedure) dan penulis

melaksanakan semua TUK 1 - TUK 5.

3. Implementasi yang penulis sudah lakukan SP 1 – SP 2 (mengontrol

halusinasi dengan cara menghardik, menemui orang lain, melakukan

aktivitas jadwal kegiatan sehari - hari, menjelaskan manfaat obat).

4. Evaluasi yang penulis lakukan sudah sesuai dengan keadaan klien. Penulis

sudah melakukan TUK 1 - TUK 5 sesuai dengan SOP (Standart

Operasional Prosedure). Penulis juga sudah melakukan Sp 1 - Sp 2 dengan

baik karena klien dapat diajak kerjasama dan klien sangat kooperatif

sehingga penulis mendapatkan hasil yang baik. Analisa pemenuhan

kebutuhan keamanan dan keselamatan pada klien sudah terpenuhi.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang bisa penulis berikan

untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu asuhan keperawatan adalah:

1. Bagi institusi

Menambah referensi buku tentang masalah keperawatan jiwa

khususnya pada masalah gangguan persepsi sensori: halusinasi.

Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai adanya

perumusan diagnosa tunggal khususnya pada asuhan keperawatan jiwa

gangguan persepsi sensori: halusinasi.

Page 39: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

28

2. Bagi perawat

Meningkatkan kemampuan dan kualitas dalam memberikan asuhan

keperawatan pada klien khususnya pada masalah gangguan persepsi

sensori: halusinasi.

Melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan

keperawatan sesuai dengan SOP (Standart Operasional Prosedure) yang

ditetapkan.

3. Bagi rumah sakit

Meningkatkan mutu dalam memberikan pelayanan keperawatan

khususnya pada klien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi.

Memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan SOP dan lanjutkan

dengan SOAP pada klien khususnya dengan gangguan persepsi sensori:

halusinasi.

4. Bagi klien dan keluarga

Klien diharapkan mengikuti program terapi yang telah

direncanakan oleh dokter dan perawat untuk mempercepat proses

kesembuhan klien.

Keluarga diharapkan mampu memberikan dukungan pada klien

dalam mengontrol halusinasi baik di rumah sakit maupun di rumah.

Page 40: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

DAFTAR PUSTAKA

Catatan Medikal Record, 2002. Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

Direja Ade Herman, 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Muha Medika.

Hawari dkk, 2009. Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta:Trans Info Medika.

Isaacs, Ann, 2005. Panduan Belajar Keperawatan Jiwa dan Psikiatri. Jakarata:

EGC.

Kelliat, Budi Anna, 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Kusumawati. F dkk, 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba

Medika.

Nurjanna Intansari, 2005. Aplikasi Proses Keperawatan. Yogjakarta: Moko

Media.

Rasmun, 2009. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan

Keluarga. Jakarta: Sagung Seto.

Stuart dan Sudden, 2005.Buku Saku Keperawatan. Jakarta: EGC.

Universitas Pembangunan Veteran, 2009. Hasil Survey Dari RSJ Dr. Soeharto

Heerdjan: Jakarta.

Videbeck Sheila, 2008.Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Page 41: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Hesti Catur Handayani

Tempat, tanggal lahir : Sukoharjo, 12 Januari 1989

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat Rumah : Brajagan, Sapen Rt. 02/IV Mojolaban Sukoharjo

Riwayat Pendidikan : TK Sapen II

SD Negeri Sapen II

SMP Kanisius Karanganyar

SMA Jumantono Karanganyar

Riwayat Organisasi : OSIS

Pramuka

Page 42: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

LAMPIRAN

Page 43: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-hesticatur... · HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH