studi kasus asuhan keperawatan keluarga pada...

30
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny. S DENGAN HIPERTENSIPADA KELUARGA Tn. S DI DESA BLECAN, KECAMATAN GODANGREJO, KABUPATEN KARANGANYAR DISUSUN OLEH : SUKMA JIWANI SANTOSO PUTRI NIM P. 10127 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

Upload: lamtruc

Post on 18-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny. S

DENGAN HIPERTENSIPADA KELUARGA Tn. S

DI DESA BLECAN, KECAMATAN GODANGREJO,

KABUPATEN KARANGANYAR

DISUSUN OLEH :

SUKMA JIWANI SANTOSO PUTRI

NIM P. 10127

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny. S

DENGAN HIPERTENSI PADAKELUARGA Tn. S

DI DESA BLECAN, KECAMATAN GODANGREJO,

KABUPATEN KARANGANYAR

KaryaTulisIlmiah

UntukMemenuhi Salah SatuPersyaratan

DalamMenyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DISUSUN OLEH :

SUKMA JIWANI SANTOSO PUTRI

NIM P. 10127

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawahini :

Nama : Sukma Jiwani Santoso Putri

NIM : P. 10127

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA

Ny. S DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA

Tn. S DI DESA BLECAN, KECAMATAN

GODANGREJO, KABUPATEN KARANGANYAR

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau

pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, April 2013

Sukma Jiwani Santoso Putri

NIM. 10127

Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya tulis ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Sukma Jiwani Santoso Putri

NIM : P. 10127

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA

Ny. S DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA

Tn. S DI DESA BLECAN, KECAMATAN

GODANGREJO, KABUPATEN KARANGANYAR

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : STIKES KUSUMA HUSADA

Hari/Tanggal :

Pembimbing : Diyah Ekarini., S.Kep.,Ns (.....................................)

NIK.200179001

Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

iv

Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penguji panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA Ny. S DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA Tn. S DI DESA

BLECAN, KECAMATAN GONDANGREJO, KABUPATEN

KARANGANYAR”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1. Setiyawan, S.Kep., Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang

telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Diyah Ekarini, S,Kep., Ns, selaku dosen pembimbing dan penguji yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya

studi kasus ini.

4. Siti Mardiyah, S,.kep., Ns selaku dosen penguji yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman

dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasusini.

5. Tyas Ardi Suminarsih, S,.kep., Ns selaku dosen penguji yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya

studi kasus ini.

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

vi

6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

7. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat

untuk menyelesaikan pendidikan.

8. Teman–teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-

persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Penulis menyadari laporan ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis

membuka saran demi penelitian selanjutnya. Semoga Laporan Studi Kasus ini

bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, 2013

Penulis

Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan .................................................................... 3

C. ManfaatPenulisan ................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Identitas Klien

B. Pengkajian

C. Perumusan Masalah Keperawatan

D. Perencanaan Keperawatan

E. Implementasi Keperawatan

F. Evaluasi Keperawatan

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

B. Simpulan

Daftar Pustaka

Lampiran

Daftar Riwayat Hidup

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan pada manusia dapat dilihat dalam rentang sehat sakit.

Dimana rentang sehat sakit ini digunakan sebagai alat ukur dalam penilaian

status kesehatan yang dinamis dan dapat menjadi batasan oleh seorang

perawat dalam melakukan asuhan keperawatan yang jelas. Menurut Potter

dan Perry (2005 : 5) menyatakan bahwa kesehatan adalah suatu keadaan di

mana seseorang mendefinisikannya sesuai dengan nilai yang ada pada

dirinya. Sehat dalam pengertian yang paling luas adalah suatu keadaan yang

dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan

lingkungan internal dan eksternal untuk mempertahankan keadaan kesehatan.

Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila, 2012 : 10) sakit

merupakan hasil interaksi seseorang dengan lingkungan akibat kegagalan

beradaptasi dengan lingkungan sehingga menimbulkan ketidakseimbangan

antara host, agent, dan lingkungan.

Penyakit yang sering menyerang lingkungan masyarakat terutama di

pedesaaan adalah hipertensi. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan

sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah

seseorang berada di atas batas normal atau optimal yaitu 120 mmHg untuk

sistolik dan 80 mmHg untuk diastolik. Penyakit ini dikategorikan sebagai\ the

silent disease karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi

sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Hipertensi yang terjadi dalam

jangka waktu lama dan terus menerus bisa memicu stroke, serangan jantung,

gagal jantung dan merupakan penyebab utama gagal ginjal kronik. (Purnomo

dalam Agrina, 2012).

Hipertensi menjadi salah satu masalah utama dalam ranah kesehatan

masyarakat di Indonesia maupun dunia. Diperkirakan, sekitar 80 persen

kenaikan kasus hipertensi terutama terjadi di Negara berkembang pada tahun

2025, dari jumlah total 639 juta kasus di tahun 2000. Jumlah ini di perkirakan

1

Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

2

meningkat menjadi 1,15 miliar kasus di tahun 2025. Angka – angka

prevalensi di Indonesia menunjukkan bahwa di daerah pedesaan masih

banyak penderita hipertensi yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan.

Prevalensi terbanyak berkisar 6 persen sampai dengan 15 persen, tetapi ada

pula wilayah dengan angka ekstrem yang rendah. Seperti di Ungaran Jawa

Tengah prevalensi berkisar 1,8 persen, sedangkan untuk Beliem pegunungan

Jaya Wijaya Irian Jaya prevalensi berkisar 0,6 persen dan di Talang Sumatera

Utara prevalensi berkisar 17,8 persen (Ardiansyah, 2012 : 54 - 55). Bahkan

untuk di wilayah Jawa Tengah khususnya di Kabupaten Karanganyar,

Kecamatan Gondang Rejo pada tahun 2013 mencapai 825 kasus hipertensi

yang meminta pelayanan kesehatan ke Puskesmas. Tidak sedikit di desa

Tuban Kecamatan Gondang Rejo yang mempunyai penyakit hipertensi, yakni

mencapai 107 kasus (Puskesmas Gondangrejo, 2013).

Indonesia yang sedang membangun disegala bidang perlu

memperhatikan tindakan mendidik untuk mencegah timbulnya penyakit yang

sering muncul di pedesaan seperti hipertensi. Salah satu tindakan dalam

rangka mencegah timbulnya penyakit hipertensi yaitu dengan cara

memberikan penyuluhan kepada masyarakat pedesaan agar menjaga

kesehatan keluarganya.

Dalam Dion (2013: 2), WHO mengemukakan bahwa keluarga adalah

anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah,

adopsi atau perkawinan. Menurut Jhoson dan Leny (2010: 2) menyatakan

bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluargadan bebrapa yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat di

bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Berkaitan dengan peran keluarga yang bersifat ganda, yakni satu sisi

keluarga berperan sebagai matriks bagi anggotanya, disisi lain keluarga harus

memenuhi tuntutan dan harapan masyarakat, maka selanjutnya akan dibahas

tentang fungsi keluarga sebagai berikut : Friedman pada tahun 1998 (dalam

Padila, 2012) mengemukakan fungsi perawatan kesehatan keluarga yakni

selain keluarga menyediakan makanan, pakaian dan rumah, keluarga juga

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

3

berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap anggotanya baik untuk

mencegah terjadinya gangguan maupun merawat anggota yang sakit.

Keluarga juga menentukan kapan anggota keluarga yang mengalami

gangguan kesehatan memerlukan bantuan atau pertolongan tenaga

professional. Kemampuan ini sangat mempengaruhi status kesehatan individu

atau keluarga.

Kesanggupan keluarga melaksakan pemeliharaan kesehatan terhadap

anggota keluarganya dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang

dilaksanakan. Tugas kesehatan keluarga tersebut adalah (Fredman, 1998):

mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan

tindakan yang tepat, memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit,

mempertahankan suasana rumah yang sehat dan menggunakan fasilitas

kesehatan yang ada dimayarakat.

Berdasarkan kasus yang di dapat dari pengkajian, pasien mengatakan

tidak tahu merawat anggota yang sakit hipertensis, maka penulis tertarik

untuk menulis karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan

Keluarga Pada Ny. S Dengan Hipertensi Pada Keluarga Tn. S di Desa Blecan,

Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar”.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Melaporkan asuhan keperawatan keluarga pada Ny. S. dengan Hipertensi

pada keluarga Tn. S di desa Blecan, Kecamatan Godangrejo, Kabupaten

Karanganyar.

2. Tujuan khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. S dengan Hipertensi

pada keluarga Tn. S.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. S dengan

Hipertensi pada keluarga Tn. S.

Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

4

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny. S

dengan Hipertensi pada keluarga Tn. S.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. S dengan Hipertensi

pada keluarga Tn. S.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. S dengan Hipertensi pada

keluarga Tn. S.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Institusi Keperawatan

a. Dapat memberikan informasi tentang asuhan keperawatan keluarga

dengan kemampuan keluarga mengenal masalah, khususnya pada

keluarga yang terkena hipertensi, sehingga perawat dapat memberikan

asuhan keperawatan pada keluarga lebih optimal serta meningkatkan

keterampilan dalam memberikan penatalaksanaan yang lebih baik.

b. Perawat lebih profesional dalam memberikan asuhan keperawatan

kemampuan keluarga dalam mengenal masalah pasien hipertensi.

2. Institusi Pendidikan

Sebagai informasi kepada mahasiswa tentang asuhan keperawatan pasien

hipertensi, sehingga dapat memberikan gambaran kepada keluarga tentang

mengenal dan merawat pasien hipertensi.

3. Bagi Penulis

a. Mengetahui informasi serta mampu menerapkan asuhan keperawatan

tentang keluarga mengenal masalah pasien hipertensi sehingga dapat

mengembangkan wawasan penulis.

b. Mendorong penulis untuk meningkatkan pengetahuan, berpandangan

luas, dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga untuk mengenal

penyakit hipertensi.

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

5

BAB II

LAPORAN KASUS

Pada bab ini penulis akan membahas tentang resume kasus dengan judul

“Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny. S dengan Hipertensi pada Keluarga Tn.

S di desa Blecan, kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar” yang telah di

lakukan pada tanggal, kamis 25 April sampai 27 April 2013. Asuhan keperawatan

ini mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,

implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan.

A. Data Umum Keluarga

Pengkajian dilakukan pada hari kamis, 25 April 2013 dirumah

keluarga Tn. Syang beralamat didesa Blecan, Kelurahan Tuban, Kecamatan

Godangrejo, Kabupaten Karanganyar. Komposisi keluarga Tn. S terdiri dari

lima anggota keluarga yaitu Tn. S berusia 56 tahun sebagai kepala keluarga,

pendidikan terakhir SD, sedangkan pekerjaannya swasta yakni pedagang. Ny.

S berusia 50 tahun sebagai istri, pekerjaan swasta dan memiliki lima orang

anak. Dimana ketiga anaknya yang perempuan sudah menikah dan tinggal

bersama suami masing-masing, sedangkan kedua putranya yang keempat dan

kelima tinggal dengan Ny. S, yakni Tn. H berusia 25 tahun pekerjaannya

swasta dan Tn. M berusia 22 tahun dengan pekerjaaan swasta dan pendidikan

terakhirnya adalah SMA.

B. Pengkajian

Pada tahap pengkajian didapat data sebagai berikut: pada tahap

perkembangan keluarga saat ini dimana anak tertua dari keluarga Ny. S

berusia 33 tahun, saat ini anak pertamanya sudah bekerja dan tinggal bersama

suaminya. Berarti tahap keluarga Ny. S yakni dengan anak dewasa. Dalam

tugas ini, tugas perkembangan keluarga yang telah tercapai adalah

memperluas keluarga inti dan keluarga besar, mempertahankan keintiman,

membantu anak mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat,

5

Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

6

mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya,

menata kembali fasilitas dan sumber daya yang ada pada keluarga, berperan

suami istri – kakek nenek, dan mencintai lingkungan rumah yang dapat

menjadi contoh bagi anak-anaknya, sedangkan pada tahap keluarga yang

belum tercapai yakni Ny. S merasa bahwa tahap perkembangan keluarga pada

keluarganya telah terpenuhi, terbukti dengan tugas-tugas perkembangan

keluarga yang telah tercapai.

Selanjutnya, pada riwayat keluarga inti Ny. S, dimana tipe keluarga

pada Ny. S adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yakni,

Tn. S menikah dengan Ny. S sudah 33 tahun yang lalu. Pernikahan direstui

oleh kedua orang tua masing-masing. Tn. S merupakan pilihan sendiri oleh

Ny. S dan tidak dijodohkan. Ny. S memiliki riwayat kesehatan hipertensi

sudah lima tahun yang diturunkan dari ibunya. Pada saat pengkajian Ny. S

mengeluh pusing, nyeri tengkuk, nyeri hilang timbul, dengan skala nyeri 5,

nyeri yang dirasa cekot-cekot, dan Ny. S tampak lemas, sedangkan Tn. S

tidak mempunyai riwayat kesehatan yang buruk, hanya saja saat Tn. S lemas

dan lesu hal itu disebabkan karena terlalu terforsir pada pekerjaannya yang

membuat Tn. S lupa akan istirahat yang cukup. Tn. H dan Tn. M juga tidak

mempunyai riwayat kesehatan yang buruk, baik dari faktor luar maupun

keturunan, sedangkan untuk riwayat keluarga sebelumnya Ny. S mempunyai

riwayat hipertensi yang diturunkan dari ibunya yang saat ini sudah

meninggal. Dalam keluarga Tn. S dan Ny. S hanya Ny. S yang mempunyai

riwayat penyakit hipertensi.

Pengkajian ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

sakit dibuktikan dengan Ny. S dan keluarga tidak mengetahui keadaan

penyakitnya dan tidak mengetahui cara merawat Ny. S dengan hipertensi.Ny.

S sendiri tidak mengetahui bagaimana perkembangan perawatan yang

dibutuhkan. Pada saat pengkajian Ny. S mengeluh pusing, nyeri tengkuk,

nyeri hilang timbul, dengan skala nyeri 5, nyeri yang dirasa cekot-cekot, dan

Ny. S tampak lemas.Hasil pemeriksaan fisik yang didapat dari keluarga Tn. S

khususnya Ny. S yakni, tekanan darah 150 per 100 mmHg, nadi 86 x per

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

7

menit, respirasi 20 kali per menit dengan BB 57 Kg TB 150 cm dan dari hasil

pemeriksaan fisik juga di dapat keluhan pusing, lemas dan nyeri. P : nyeri

karena tekanan darah tinggi, Q : nyeri yang dirasa cekot – cekot, R : nyeri

yang dirasakan di bagian tengkuk, S : skala nyeri 5, T : nyeri hilang timbul.

C. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkanhasil pengkajian pada tanggal 25 April 2013 ditegakkan

diagnosa keperawatan nyeri kronik b.d ketidakmampuan merawat anggota

yang sakit pada keluarga Tn. S khususnya Ny. S dengan

hipertensi.Berdasarkan diagnosa tersebut diambil dari data subyektif yakni

Ny. S mengatakan tidak mengetahui keadaan penyakitnya.Ny. S juga

mengatakan tidak tahu cara merawat dirinya dengan hipertensi dan mengeluh

pusing, nyeri pada tengkuk nyeri yang dirasa cekot-cekot, dengan skala nyeri

5 dan lemas. Data obyektif : Ny. S terlihat lemas namun masih tetap

melakukan aktifitasnya, tekanan darah 150 per 100 mmHg.

D. Intervensi

Berdasarkan hasil skoring di dapatkan prioritas masalah utama adalah

nyeri kronik b.d ketidak mampuan merawat anggota yang sakit pada keluarga

Tn. S khususnya Ny. S dengan hipertensi yang meliputi sifat masalah aktual

dengan skor 3/3 x 1, bobot 1 ; kemungkinan masalah dapat diubah yakni

sebagian, dengan skor 1/2 x 2, bobot 1 ; kemungkinan masalah dapat dicegah

yakni cukup, dengan skor 2/3 x 1, bobot 2/3 ; sedangkan menonjolnya

masalah yakni masalah dirasakan dan harus segera di tangani, skor 2/2 x 1,

bobot 1. Nilai skoring tersebut, total skoring yakni 3 2/3.

Berdasarkandiagnosa nyeri kronik b.d ketidak mampuan merawat

anggota yang sakit pada keluarga Tn. S khususnya Ny. S dengan hipertensi

perlu dilakukan tindakan keperawatan dengan tujuan umum dan tujuan

khusus, dimana tujuan umumnya adalah setelah dilakukan tindakan asuhan

keperawatan selama tiga hari diharapkan Ny. S dan keluarga mampu

mengurangi atau mengatasi nyeri kronik pada hipertensi khususnya pada Ny.

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

8

S, dengan skala 3, sedangkan tujuan khususnya adalah setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 3 x 20 menit keluarga mampu melakukan

perawatan keluarga dengan hipertensi khususnya padaNy. S, mengetahui

komplikasi hipertensi, mengetahui tanda dan gejala, mengetahui cara

merawat hipertensi. Selanjutnya intervensi yang di lakukan pada tanggal 25

April 2013 yakni sebagai berikut : kaji karakteristik nyeri dengan rasional

mengetahui karakteristik nyeri, selanjutnya diskusikandengan keluarga cara

perawatan nyeri pada hipertensi dengan cara kompres air hangat, relaksasi

nafas dalam, dan istirahat cukup dengan rasional mengetahui cara perawatan

nyeri pada hipertensi dengan cara kompres air hangat, relaksasi nafas dalam,

dan istirahat cukup, kemudian demonstrasikan cara membuat obat tradisional

dengan belimbing, bawang putih dan mengkudu, dan jelaskan makanan yang

harus di hindari pada hipertensi dengan rasional mengerti cara membuat obat

tradisional dengan belimbing, bawang putih dan mengkudu. Terakhir,

jelaskan makanan yang harus di hindari pada hipertensi dengan rasional Ny. S

dan keluarga mengerti makanan yang harus di hindari pada hipertensi.

E. Implementasi

Implementasi yang penulis laksanakan sudah sesuai dengan

intervensiyang telah penulis susun yakni pada kamis tanggal 25 April 2013

pukul 12.30 WIB penulis mengkaji karakteristik nyeri dan mendiskusikan

cara perawatan nyeri pada hipertensi dengan cara kompres air hangat,

relaksasi nafas dalam, dan istirahat cukup, dengan respon subyektif yakni Ny.

S mengeluh nyeri, P :nyeri yang dirasakan karena tekanan darah tinggi, Q :

nyeri yang dirasa cekot-cekot, R : nyeri yang dirasakan dibagian tengkuk, S :

skala nyeri 5, T : nyeri yang dirasakan hilang timbul. Respon obyektif klien

yakni Ny. S terlihat lemas dan bingung dengan nyeri yang dirasakan.Pada

hari Jum’at tanggal 26 April 2013 pukul 14.00 implementasi yang penulis

laksanakan yakni mengkaji kembali karakteristik nyeri apakah nyeri sudah

berkurang atau belum dan mendemonstrasikan cara membuat obat tradisional

dari belimbing, bawang putih, dan mengkudu pada penderita hipertensi.

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

9

Respon subyektif klien yakni Ny. S masih mengeluh nyeri dengan, P : nyeri

yang di rasakan karena darah tinggi, Q : nyeri yang dirasa cekot-cekot, R :

nyeri yang dirasakan dibagian tengkuk, S : skala nyeri 4, T : nyeri yang

dirasakan hilang timbul. Respon obyektif nya yakni keluarga dan Ny. S

menyimak dengan baik dan mampu mengulang dengan baik cara

membuatobat tradisional dari belimbing, bawang putih, dan buah mengkudu.

Implementasi dilanjutkan pada hari terakhir Sabtu tanggal 27 April

2013 pukul 17.00 adalah mengkaji kembali karakteristik nyeri apakah nyeri

sudah berkurang atau belum dan menjelaskan makanan yang harus dihindari

pada hipertensi.Respon subyektifnya yakni,Ny. S mengatakan nyeri

berkurang, dengan P : nyeri yang di rasakan karena tekanan darah tinggi, Q :

nyeri yang dirasa cekot-cekot, R : nyeri yang dirasakan dibagian tengkuk, S :

skala nyeri 3, T : nyeri yang dirasakan hilang timbul. Respon obyektif klien

yakni Ny. S nampak rileks, mengerti cara merawat nyeri dan mengerti

makanan yang harus dihindari pada penderita hipertensi.

F. Evaluasi

Evaluasi pada tanggal 25 April 2013 pukul 12.50 dengan diagnosa

nyeri kronik b.d ketidakmampuan merawat anggota yang sakit pada keluarga

Tn. S khususnya Ny. S dengan hipertensi yakni dari data subyektif : Ny. S

mengeluh nyeri, P : nyeri yang dirasakan karena tekanan darah tinggi, Q :

nyeri yang dirasa cekot-cekot, R : nyeri yang dirasakan dibagian tengkuk, S :

skala nyeri 5, T : nyeri yang dirasakan hilang timbul. Ny. S dan keluarga

mengatakan mengetahui tentang perawatan nyeri pada penderita

hipertensiyakni dengan cara relaksasi, kompres hangat, relaksasi nafas dalam,

dan istirahat yang cukup. Data obyektif : Ny. S terlihat lemas dan bingung

dengan nyeri yang dirasakan.Ny. S dan keluarga berusaha menjawab

pertanyaan yang diajukan dan menyimak penjelasan dengan benar.Analisis :

masalah belum teratasi. Planning yang tepat adalah anjurkan memeriksakan

kesehatannya tentang nyeri hipertensi yang di alami.

Evaluasi pada Jum’at tanggal 26 April 2013 pukul 14.00, subyektif:

Ny. S masih mengeluh nyeri dengan, P : nyeri yang di rasakan karena darah

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

10

tinggi, Q : nyeri yang dirasa cekot-cekot, R : nyeri yang dirasakan dibagian

tengkuk, S : skala nyeri 4, T : nyeri yang dirasakan hilang timbul. Ny. S dan

keluarga mengatakan mengerti cara membuat obat tradisional dengan

belimbing, bawang putih dan mengkudu. Obyektif : keluarga dan Ny. S

menyimak dengan baik dan mampu mengulang dengan baik

caramembuatobat tradisional. Analisis : masalah nyeri belum terasi.

Planning:anjurkan peningkatan perawatan nyeri dengan kompres air hangat,

relaksasi nafas dalam, dan istirahat yang cukup.

Evaluasi pada hari terakhir Sabtu 27 April 2013 pukul 16.30,

subyektif : Ny. S mengatakan nyeri berkurang, dengan P : nyeri yang

dirasakan karena tekanan darah tinggi, Q : nyeri yang dirasa cekot-cekot, R :

nyeri yang dirasakan dibagian tengkuk, S : skala nyeri 3, T : nyeri yang

dirasakan hilang timbul. Obyektif : Ny. S nampak rileks,mengerti cara

merawat nyeri dan mengerti makanan yang harus dihindari pada hipertensi.

Analisis : masalah teratasi. Planning : pertahankan perawatan nyeri dengan

kompres air hangat, relaksasi nafas dalam, dan istirahat yang cukup dan

periksakan kesehatan bila nyeri masih berlanjut.

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

11

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN SARAN

A. Pembahasan

Pada bab ini membahas tentang proses telaah antara data pendukung

yang terjadi antara teori dengan kenyataan yang ada pada kasus nyata yang

dilakukan asuhan keperawatan hari Kamis tanggal 25 April sampai 27 April

2013. Pada pembahasan ini dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, implementasi dan evaluasi.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat

mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga

yang dibinanya (Sulistyo, 2012 : 91). Menurut Potter&Perry (2002)

pengkajian keperawatan dibagi menjadi dua tahap yakni autoanamnesa

dan alloanamnesa. Autoanamnesa adalah data yang dapat diambil dari

wawancara dengan klien, sedangkan alloanamnesa adalah data yang dapat

diambil dari keluarga atau tenaga kesehatan. Penulis melakukan

pengkajian pada keluarga Tn. S berdasarkan pengkajian 32 data menurut

Friedman (1998) dan diaplikasikan melalui proses pengkajian melalui

proses wawancara dengan keluarga, observasi lingkungan, dan

pemeriksaan fisik.

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada keluarga

Tn. S terutama pada Ny. S ditemukan data: Ny. S sering mengeluhkan

pusing, nyeri tengkuk. P: nyeri karena tekanan darah tinggi, Q: nyeri yang

dirasa cekot – cekot, R: nyeri yang dirasakan di bagian tengkuk, S: skala

nyeri 5, T: nyeri hilang timbul. Ny. S juga mengatakan mempunyai

riwayat nyeri sudah lama lebih dari 6 bulan. Berdasarkan pengkajian yang

didapat sama dengan teori yang dibahas tentang nyeri pada hipertensi.

Tanda dan gejala yang muncul pada penderita Hipertensi antara lain: nyeri

kepala saat terjaga yang terkadang disertai mual dan muntah akibat

11

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

12

peningkatan tekanan darah interektinum, penglihatan kabur karena terjadi

kerusakan pada retina sebagai dampak dari hipertensi, ayunan langkah

yang tidak mantap karena terjadi kerusakan saraf pusat, nokturi (sering

berkemih di malam hari) karena adanya peningkatan aliran darah ke ginjal

dan filtrasi glomerulus, serta edema dependen dan pembengkakan akibat

peningkatan tekanan kapiler, hipertensi juga dapat menyebabkan

terjadinya nyeri tengkuk (Muhammad Ardiyansyah, 2012: 67).

Berdasarkan data yang di temukan pada saat pengkajian yakni sama

dengan teori.

Menurut Caffery sebagaimana di kutip oleh Potter dan Perry

(2005) dalam Judha, Sudarti, dan Fauziah (2012) menyatakan nyeri adalah

segala sesuatu yang di katakan seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi

kapan saja ketika seseorang menyatakan bahwa ia merasa nyeri. Nyeri di

klasifikasikan menjadi dua menjadi dua yakni nyeri akut dan nyeri kronik.

Nyeri akut adalah nyeri yang di akibatkan oleh penyakit, radang, atau

injuri jaringan. Nyeri akut biasanya akibat awitan yang tiba-tiba dan

biasanya terjadi kurang dari 6 (enam) bulan, sedangkan nyeri kronik

adalah nyeri yang menggambarkan penyakitnya. Nyeri kronik spontan dan

intermiten yang menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri kronik

dapat menjadi lebih berat yang dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor

kejiwaan. Nyeri kronik dapat berlangsung lebih lama (lebih dari enam

bulan) dibandingkan dengan nyeri akut. Karakteristik nyeri berdasarkan

metode PQRST, P (Provocat), Q (Quality), R (Region), S (Severe), T

(Time). Provocate adalah pengkajian tentang penyebab nyeri. Quality

adalah kualitas nyeri merupakan suatu yang subyektif yang di ungkapkan

oleh klien, sering kali klien mendeskiripsikan nyeri dengan kalimat nyeri

seperti di tusuk-tusuk, terbakar, sakit nyeri dalam atau superfisial, atau

bahkan seperti di gencet. Region yakni pengkajian lokasi nyeri, tenaga

kesehatan meminta penderita untuk menunjukkan semua bagian atau

daerah yang dirasa tidak nyaman. Severe yakni tingkat keparahan

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

13

merupakan bagian yang paling subyektif yang dirasakan oleh penderita.

Time yakni awitan atau durasi dan rangkaian nyeri (Judha, 2012 : 22 - 33).

Pada pengkajian keluarga Tn. S khususnya Ny. S dilakukan

pemeriksaan fisik, dan di dapat hasil yakni, tekanan darah 150 per 100

mmHg, nadi 86 x per menit, respirasi 20 kali per menit dengan BB 57 Kg

TB 150 cm dan dari hasil pemeriksaan fisik juga di dapat keluhan pusing,

lemas dan nyeri. P: nyeri karena tekanan darah tinggi, Q: nyeri yang di

rasa cekot – cekot, R: nyeri yang di rasakan di bagian tengkuk, S: skala

nyeri 5, T: nyeri hilang timbul. Pemeriksaan fisik ini sama dengan

pemeriksaan fisik didalam teori menurut Muhammad Ardiansyah (2012 :

53) dimana tekanan darah lebih tinggi dari 140 per 90 mmHg, nadi jelas,

sedangkan respirasi masih normal namun tidak dijumpai di dalam

pengkajian fisik tentang respirasi, berat badan normal. Gejala hipertensi

yang dialami juga sama seperti yang dirasakan oleh Ny. S yakni pusing,

lemas, dan nyeri bagian tengkuk.

Untuk mengatasi hipertensi biasanya diberikan terapi secara

farmakologi, terapi obat pada penderita hipertensi dimulai dengan salah

satu obat berikut :

a. Hidriklorotizid (HCT) 12,5 sampai 25 mg per hari dengan dosis tunggal

pada pagi hari.

b. Reserpine 0,1 sampai 0,25 mg sehari sebagai dosis tunggal.

c. Propranolol mulai dari 10 mg dua kali sehari yang dapat di naikkan 20

mg dua kali sehari (kontraindikasi untuk penderita asma).

d. Kaptropil 12,5 sampai 25 mg sebanyak dua kali atau tiga kali (kontra

indikasi pada kehamilan selama janin hidup dan penderita asma).

e. Nifedipin mulai dari 5 mg dua kali sehari, bisa di naikkan 10 mg dua

kali sehari.

Berdasarkan tahap pengkajian yang dilakukan pada Ny. S, Ny. S

tidak mengkonsumsi obat seperti yang disebutkan dalam teori. Karena

Ny. S merasa sudah bosan mengkonsumsi obat-obatan.

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

14

Sesuai dengan fungsi perawatan kesehatan keluarga, kesanggupan

keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan terhadap keluarganya

dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga tersebut adalah (Friedman :

1998) dalam Padila (2012 : 36): mengenal masalah kesehatan. Kesehatan

merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa

kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan kerena kesehatanlah

kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua

perlu mengenal keadaan kesehatan danperubahan yang dialami oleh

keluarganya. Perubahan sekecil apapun yangdialami anggota keluarga

secara tidak langsung menjadi perhatian orangtua/keluarga. Apabila

menyadari adanya perubahan keluarga, perlu dicatatkapan terjadinya,

perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya (Suprajitno,

2004). Pada pengkajian fungsi kesehatan keluarga terutama dalam

merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Keluarga dapat

mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki

keterbatasan. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

sakit dikarenakan tidak mengetahui cara perawatan pada penyakitnya. Jika

demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu

memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan. Pengkajian pada

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit pada

keluarga Tn. S khususnya Ny. S di dapat data sebagai berikut: Ny. S dan

keluarga tidak mengetahui keadaan penyakitnya dan tidak mengetahui cara

merawat Ny. S dengan hipertensi. Ny. S sendiri tidak mengetahui

bagaimana perkembangan perawatan yang dibutuhkan. Hasil pengkajian

yang di dapat sama dengan teori.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan tentang respon keluarga

tentang masalah kesehatan actual atau professional, sebagai dasar seleksi

intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan

keluarga sesuai dengan kewenangan perawat (Setiadi, 2008 : 47).

Diagnosa yang muncul pada pengkajian keluarga Tn. S khususnya Ny. S

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

15

yakni nyeri kronik b.d ketidakmampuan merawat anggota yang sakit pada

keluarga Tn. S khususnya Ny. S dengan hipertensi. Hal ini dibuktikan

dengan data subyektif yakni: Ny. S mengatakan tidak mengetahui keadaan

penyakitnya. Ny. S juga mengatakan tidak tahu cara merawat dirinya

dengan hipertensi dan mengeluh pusing, nyeri pada tengkuk nyeri yang

dirasa cekot-cekot, dengan skala nyeri 5 dan lemas. Data obyektifnya

yakni: Ny. S terlihat lemas namun masih tetap melakukan aktifitasnya,

tekanan darah 150 per 100 mmHg.

Pada etiologi diagnosa keperawatan ditemukan data

ketidakmampuan anggota keluarga yang sakit dibuktikan dengan data

subyektif yang ada, hal ini sama seperti yang dikemukakan oleh Yohanes

dan Yasinta (2013 : 27) tentang perawatan anggota keluarga yang sakit,

yakni: mengetahui keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi,

prognosis, dan perawatannya). Namun, ada beberapa data yang tidak di

dapat dalam pengkajian keluarga yakni: sifat dan perkembangan

keperawatan yang di butuhkan, keberadaan fasilitas yang dibutuhkan

untuk perawatan, sumber-sumber yang ada dalam keluarga, sikap keluarga

dalam penyakit, karena pada saat pengkajian tidak muncul data yang

disebutkan di atas.

3. Intervensi keperawatan

Intervensi adalah salah satu tahap dari proses keperawatan dimulai

dari penentuan tujuan (umum atau khusus), penetapan standar dan kriteria

serta menentukan pernecanaan untuk mengatasi masalah keluarga

(Yohanes dan Yasinta, 2012 : 75). Tujuan umum yakni menekankan pada

perubahan perilaku dan mengarah kemampuan mandiri dan lebih pada

batas waktunya misalnya dalam waktu 2 hari. Pencantuman jangka waktu

ini adalah mengarahkan evaluasi pencapaian pada waktu yang telah di

tentukan sebelumnya. Tujuan khusus yakni di tekankan pada keadaan

yang bisa dicapai setiap harinya yang di hubungkan dengan keadaan yang

mengancam kehidupan (Setiadi, 2008 : 62). Berdasarkan teori tersebut

sama dengan data yang di lakukan pada intervensi di keluarga Tn. S

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

16

khususnya Ny. S, dimana tujuan umumnya yaitu: setelah dilakukan

tindakan asuhan keperawatan selama tiga hari diharapkan Ny. S dan

keluarga mampu mengurangi atau mengatasi nyeri kronik pada hipertensi

khususnya pada Ny. S, dengan skala 3. Tujuan khususnya yaitu: setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 20 menit keluarga mampu

melakukan perawatan keluarga dengan hipertensi khususnya pada Ny. S,

mengetahui komplikasi hipertensi, mengetahui tanda dan gejala,

mengetahui cara merawat hipertensi.

Penulis membuat intervensi keperawatan yang pertama kaji

karakteristik nyeri yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat

nyeri dan merupakan indikator secara dini untuk dapat memberikan

tindakan selanjutnya (NIC NOC, 2005). Intervensi yang kedua yakni

mendiskusikan dengan keluarga cara perawatan nyeri pada hipertensi yaitu

dengan cara teknik relaksasi nafas dalam, kompres dengan air hangat, dan

istirahat yang cukup (Judha, 2012 : 33). Latihan pernafasan dalam, cukup

melakukan pernafasan secara bebas, penuhi paru-paru dengan udara

hingga dada terasa mengembang, kemudian hembuskan nafas secara

perlahan (Lany Lingga, 2012: 212). Intervensi yang ketiga adalah

demonstrasikan membuat obat tradisional dengan belimbing, bawang

putih, dan mengkudu. Adapun caranya yakni: pertama menggunakan buah

belimbing, yakni buah belimbing diparut sampai halus dan di ambil air

nya, diminum 1 kali sehari dan dilakukan selama 1 bulan. Obat tradisional

yang kedua, yakni menggunakan bawang putih. Bawang putih yang di

gunakan 2 siung, dengan cara bawang putih dikupas kulitnya dan

bersihkan, kemudian di makan mentah-mentah, lakukan dengan teratur

setiap hari. Obat tradisional yang ketiga menggunakan buah mengkudu.

Mengkudu yang digunakan 2 buah, dengan cara buah mengkudu dicuci

bersih lalu di parut dan di peras. Aturan penggunaannya yakni diminum 2

kali sehari (Padila, 2012: 167). Selanjutnya intervensi yang terakhir yakni

menjelaskan makanan yang harus dihindari oleh penderita hipertensi,

yakni mengurangi pemakaian garam, mengurangi konsumsi alcohol

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

17

(Ardiansyah, 2012 : 69). Hal yang paling menjadi perhatian masyarakat

yakni pembatasan konsumsi garam. Konsumsi garam berlebih akan

memicu kenaikan tekanan darah. Saat asupan garam meningkat, semakin

banyak sodium yang tersimpan di dalam tubuh. Pada waktu yang

bersamaan, ginjal memproduksi angiostin yang lebih banyak sehingga

jumlah air yang tertahan di dalam jaringan meningkat dan akhirnya terjadi

kenaikan tekanan darah (Lany Lingga, 2012: 112).

4. Implementasi keperawatan

Implementasi atau tindakan keperawatan adalah pengelolaan dan

perwujudan dari rencana keperawatan yang telah di susun pada tahap

perencanaan (Setiadi, 2008 : 66).

Penulis melakukan implementasi sesuai dengan intervensi yang

penulis buat. Pada Kamis tanggal 25 April 2013 pukul 12.30 WIB penulis

mengkaji karakteristik nyeri (NIC NOC, 2005) dan mendiskusikan cara

perawatan nyeri pada hipertensi dengan cara kompres air hangat, relaksasi

nafas dalam, dan istirahat cukup (Muhammad Judha, 2012 : 33). Pada hari

Jum’at tanggal 26 April 2013 pukul 14.00 implementasi yang penulis

laksanakan yakni mengkaji kembali karakteristik nyeri apakah nyeri

sudah berkurang atau belum (NIC NOC, 2005) dan mendemonstrasikan

cara membuat obat tradisional dari belimbing, bawang putih, dan

mengkudu pada penderita hipertensi (Padila, 2012 : 167). Dilanjutkan

pada hari terakhir Sabtu tanggal 27 April 2013 pukul 17.00 implementasi

yang dilaksanakan adalah mengkaji kembali karakteristik nyeri apakah

nyeri sudah berkurang atau belum (NIC NOC, 2005) dan menjelaskan

makanan yang harus dihindari pada hipertensi (Ardiansyah, 2012 : 69).

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahapan penilaian untuk membandingkan

kesehaan keluarga dengan tujuan yang telah di tetapkan oleh perawat.

Evaluasi merupakan proses kesinambungan yang terjadi setiap kali

seorang perawat memperbarui rencana asuhan keperawatan.

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

18

Penilaian menggunakan pendekatan SOAP (subyektif, obyektif,

analisa, dan planning). S: hal-hal yang di kemukakan oleh keluarga, O:

hal-hal yang di kemukakan oleh perawat yang dapat di ukur, A: analisa

hasil yang telah di capai, mengacu pada tujuan dan diagnosa, P:

perencanaan yang akan datang setelah melihat respon klien (Padila, 2012 :

115). Berdasarkan pada kasus yang penulis buat, SOAP meliputi: pada

tanggal 25 April 2013 pukul 12.50 WIB data subyektif: Ny. S mengeluh

nyeri, P: nyeri yang dirasakan karena tekanan darah tinggi, Q: nyeri yang

dirasa cekot-cekot, R: nyeri yang dirasakan dibagian tengkuk, S: skala

nyeri 5, T: nyeri yang dirasakan hilang timbul. Ny. S dan keluarga

mengatakan mengetahui tentang perawatan nyeri pada penderita hipertensi

yakni dengan cara relaksasi, kompres hangat, relaksasi nafas dalam, dan

istirahat yang cukup. Data obyektifnya yakni Ny. S terlihat lemas dan

bingung dengan nyeri yang dirasakan. Ny. S dan keluarga berusaha

menjawab pertanyaan yang diajukan dan menyimak penjelasan dengan

benar. Analisis: masalah belum teratasi. Planning yang tepat adalah

anjurkan memeriksakan kesehatannya tentang nyeri hipertensi yang di

alami.

Pada hari Jum’at tanggal 26 April 2013 pukul 14.00, subyektif:

Ny. S masih mengeluh nyeri dengan, P: nyeri yang di rasakan karena

darah tinggi, Q: nyeri yang dirasa cekot-cekot, R: nyeri yang dirasakan

dibagian tengkuk, S: skala nyeri 4, T: nyeri yang dirasakan hilang timbul.

Ny. S dan keluarga mengatakan mengerti cara membuat obat tradisional

dengan belimbing, bawang putih dan mengkudu. Obyektif: keluarga dan

Ny. S menyimak dengan baik dan mampu mengulang dengan baik cara

membuat obat tradisional. Analisis: masalah nyeri belum teratasi.

Planning: anjurkan peningkatan perawatan nyeri dengan kompres air

hangat, relaksasi nafas dalam, dan istirahat yang cukup.

Hari terakhir Sabtu 27 April 2013 pukul 16.30, subyektif: Ny. S

mengatakan nyeri berkurang, dengan P: nyeri yang dirasakan karena

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

19

tekanan darah tinggi, Q: nyeri yang dirasa cekot-cekot, R: nyeri yang

dirasakan dibagian tengkuk, S: skala nyeri 3, T: nyeri yang dirasakan

hilang timbul. Obyektif: Ny. S nampak rileks, mengerti cara merawat nyeri

dan mengerti makanan yang harus dihindari pada hipertensi. Analisis :

masalah teratasi. Planning: pertahankan perawatan nyeri dengan kompres

air hangat, relaksasi nafas dalam, dan istirahat yang cukup dan periksakan

kesehatan bila nyeri masih berlanjut.

B. Simpulan dan Saran

1. Kesimpulan

a. Hasil pengkajian di dapat data Ny. S mengeluh pusing, nyeri tengkuk,

nyeri hilang timbul, dengan skala nyeri 5, nyeri yang dirasa cekot-

cekot, dan Ny. S tampak lemas. Ny. S dan keluarga tidak mengetahui

keadaan penyakitnya dan tidak mengetahui cara merawat Ny. S dengan

hipertensi. Ny. S sendiri tidak mengetahui bagaimana perkembangan

perawatan yang dibutuhkan.

b. Diagnosa keperawatan pada keluarga Tn. S khususnya Ny. S adalah

nyeri kronik b.d ketidak mampuan merawat anggota yang sakit pada

keluarga Tn. S khususnya Ny. S dengan hipertensi.

c. Intervensi keperawatan keluarga yang dilakukan adalah yang pertama

kaji karakteristik nyeri yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

tingkat nyeri dan merupakan indikator secara dini untuk dapat

memberikan tindakan selanjutnya, yang kedua yakni mendiskusikan

dengan keluarga cara perawatan nyeri pada hipertensi yaitu dengan

cara teknik relaksasi nafas dalam, kompres dengan air hangat, dan

istirahat yang cukup. Intervensi yang ketiga adalah demonstrasikan

cara membuat obat tradisional dengan belimbing, bawang putih, dan

mengkudu, selanjutnya intervensi yang terakhir yakni menjelaskan

makanan yang harus dihindari oleh penderita hipertensi, yakni

mengurangi pemakaian garam, mengurangi konsumsi alkohol.

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

20

d. Penulis melakukan implementasi sesuai dengan intervensi yang

penulis buat. Pada hari Kamis tanggal 25 April 2013 pukul 12.30 WIB

penulis mengkaji karakteristik dan mendiskusikan cara perawatan

nyeri pada hipertensi dengan cara kompres air hangat, relaksasi nafas

dalam, dan istirahat cukup. Pada hari Jum’at tanggal 26 April 2013

pukul 14.00 WIB implementasi yang penulis laksanakan yakni

mengkaji kembali karakteristik nyeri apakah nyeri sudah berkurang

atau belumdan mendemonstrasikan cara membuat obat tradisional dari

belimbing, bawang putih, dan mengkudu pada penderita hipertensi.

pada hari terakhir Sabtu tanggal 27 April 2013 pukul 17.00 WIB

implementasi yang dilaksanakan adalah mengkaji kembali

karakteristik nyeri apakah nyeri sudah berkurang atau belum dan

menjelaskan makanan yang harus dihindari pada hipertensi.

e. Evaluasi

Berdasarkan pada kasus yang penulis buat, SOAP meliputi: Pada hari

terakhir Sabtu 27 April 2013 pukul 16.30, subyektif: Ny. S

mengatakan nyeri berkurang, dengan P: nyeri yang dirasakan karena

tekanan darah tinggi, Q: nyeri yang dirasa cekot-cekot, R: nyeri yang

dirasakan dibagian tengkuk, S: skala nyeri 3, T: nyeri yang dirasakan

hilang timbul. Obyektif: Ny. S nampak rileks, mengerti cara merawat

nyeri dan mengerti makanan yang harus dihindari pada hipertensi.

Analisis: masalah teratasi. Planning: pertahankan perawatan nyeri

dengan kompres air hangat, relaksasi nafas dalam, dan istirahat yang

cukup dan periksakan kesehatan bila nyeri masih berlanjut.

2. Saran

a. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan lebih meningkatkan mutu pelayanan pedidikan yang

berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat yang

terampil, inovatif, dan professional yang mampu memberikan asuhan

keperawatan sesuai dengan kode etik keperawatan.

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

21

b. Bagi Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit)

Lebih meningkatkan pelayanan kesehatan dan mempertahankan

kerjasama baik antar tim kesehatan maupun dengan klien sehingga

asuhan keperawatan yang diberikan dapat mendukung kesembuhan

klien pada umummya dan pada klien dengan hipertensi secara khusus.

c. Bagi penulis

Diharapkan bisa memberikan tindakan pengelolaan asuhan

keperawatan selanjutnya pada pasien dengan hipertensi.

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-sukmajiwan... · Selanjutnya menurut Patricia pada tahun 2005 (dalam Padila,

22

DAFTAR PUSTAKA

Agrina, Sunarti Swasta Rini, dan Riyan Hairitama. 2011. Kepatuhan Lansia Pada

Penderita Hipertensi Dalam Pemenuhan Diet Hipertensi .Vol : 6

Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga: KonsepTeori, Proses dan

Praktik Keperawatan. Edisi 1.GrahaIlmu. Yogyakarta.

Ardiansyah, Muhammad. 2012. Medikal Bedah. Edisi 1.Jakarta : EGC

Dion, Yohanes dan Yasinta Betan. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga dan

Konsep Praktik .Edisi 1.Medical Book.Yogyhakarta

Judha, Muhammad, Sudarti, dan Afroh Fauziah. 2012. Teori Pengukuran

Nyeridan Nyeri Persalinan. Edisi 1.Nuha Medika. Jakarta : EGC.

Leny. R dan Jhonson. R. 2010. Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep

Keluarga. Medikal Book. Edisi 1.Jakarta : EGC.

Lingga, Leny. 2012. Bebas Hipertensi Tanpa Obat. Agro Medika Pustaka.

Jakarta.

NOC dan NIC. 2005. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 7.Jakarta : EGC

Padila. 2012. Buku Ajar: Keperawatan Keluarga. Edisi 1.Nuha Medika.

Yogyakarta.

Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses

dan Praktek. Edisi 4, Jakarta: EGC.

Setiadi. 2008. Konsepdan Proses KeperawatanKeluarga. Edisi 1.GrahaIlmu.

Yogyakarta.

Suprajitno. 2004.Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam Praktik. EGC :

Jakarta.