patricia g

57
LO • Menjelaskan faal hidung • Menjelaskan anatomi dan histologi hidung dan sinus paranasal • Menjelaskan kelainan hidung luar (trauma,furuncle nasi) • Menjelaskan kelainan cavum nasi (epistaksis,rhinitis,corpus alienum,defiasi septum nasi) • Menjelaskan kelainan sinus paranasal

Upload: almira-valmai

Post on 08-Nov-2015

230 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

2

TRANSCRIPT

LO

LO Menjelaskan faal hidungMenjelaskan anatomi dan histologi hidung dan sinus paranasalMenjelaskan kelainan hidung luar (trauma,furuncle nasi)Menjelaskan kelainan cavum nasi (epistaksis,rhinitis,corpus alienum,defiasi septum nasi)Menjelaskan kelainan sinus paranasal

LO 1Siklus Nasal Meskipun siklus hidung adalah fenomena fisiologis normal, tetapi dalam vasodilatasi, edema inflamasi, keadaan tersebut dapat juga menyebabkan gejala hidung tersumbat.Siklus hidung (nasal siklus) ; Pergantian periodik dalam penggunaan lubang hidung kiri atau lubang hidung kanan yang lebih aktif untuk bernafas, terjadi pada manusia, yang disebabkan oleh pembengkakan periodik dari konka hidung pada satu sisi hidung.Hidung mengalami peralihan ketika jaringan erectile yang membengkak dalam salah satu lubang hidung, bahkan kebanyakan memblokirnya, dan pada saat yang sama jaringan erectile dalam lubang hidung lainnya akan menyusut, membuka jalan untuk kita bernapas. Tergantung pada lubang hidung yang mana yang lebih mendominasi untuk bernapas pada setiap saat tertentu, akan sangat mempengaruhi aktifitas tubuh dan otak. Sebagai contoh, sebuah penelitian pada tahun 1988 menunjukkan bahwa bernapas melalui lubang hidung sebelah kanan secara signifikan meningkatkan kadar glukosa darah, sementara jika bernapas melalui hidung sebelah kiri anda akan memiliki efek sebaliknya.Meskipun peralihan ini terjadi secara alami yang terjadi secara siklus, jika seseorang berbaring pada satu sisi badannya, setelah sekitar 12-15 menit, jaringan erectile pada lubang hidung di sisi seseorang berbaring akan mulai membengkak dan sisi lain akan mengurangi pembengkakan sehingga jika anda berbaring di sisi kiri, maka lubang hidung kanan anda akan terbuka dan lubang hidung sebelah kiri anda akan menutup.

Sistem penyaringan pada hidungPartikel yang berukuran 5 sampai 6 mikrometer atau lebih, disaring di dalam hidung dan nasofaring. Partikel yg lebih besar dpt ditangkap oleh bulu hidung. Partikel yang lebih kecil masuk lebih dalam ke traktus respiratorius bagian bawah dan mengangkut apa saja yang terbawa dari permukaannya.

Sistem imun pada hidungDalam hal imunologi lokal, hidung dan sinus paranasal merupakan organ yang berperanan penting sebagai garis terdepan pertahanan tubuh pada saluran nafas bagian bawah terhadap mikroorganisme dan bahan-bahan berbahaya lainnya yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kedua organ ini seharusnya mendapat perhatian lebih dari biasanya. Kedua organ tersebut memiliki daya pertahanan yang disebut spesifik dan non spesifik. (Hilger PA,1997. Passali. Soetjipto D & Wardani RS,2007)Daya pertahanan spesifik adalah ketika aliran turbulensi udara terhadap bahan-bahan yang terhirup oleh hidung dan dengan bantuan kerja dari mukus hidung terpelihara dengan baik, sedangkan daya pertahanan non spesifik adalah daya pembersihan hidung yang bekerja di dalam rongga hidung yang bertujuan untuk melindungi dan mempertahankan rongga hidung dari virus, bakteri, jamur ataupun partikel berbahaya lain yang terhirup bersama udara. Efektifitasnya tergantung pada integritas dari sistem mukosiliar yang disebut sistem transport mukosiliar. (Hilger PA,1997 ; Soetjipto D & Wardani RS,2007)Sistem imun pada hidungSistem transport mukosiliar merupakan sistem yang bekerja secara aktif dan simultan tergantung pada gerakan silia untuk mendorong gumpalan mukus dan benda asing yang terperangkap masuk saat menghirup udara melalui sistem pengangkutan di saluran pernafasan atas dan bawah hingga ke saluran pencernaan.Keterlambatan dalam mengeliminasi partikel patogen potensial yang masuk secara inhalasi dapat menyebabkan penumpukan beberapa benda asing yang lain termasuk bakteri dan virus di saluran pernafasan. Oleh karena itu sistem transportasi mukosiliar adalah disebut sebagai lini pertama dan dasar dalam mekanisme pertahanan tubuh antara silia epitel dengan virus, bakteri maupun partikel benda asing lainnya yang bekerja secara aktif menjaga agar saluran pernafasan atas selalu bersih dan sehat dengan membawa partikel debu, bakteri, virus, allergen, toksin dan benda asing lainnya yang tertangkap pada lapisan mukus ke arah nasofaring. (Ballenger JJ,1994 ; Sakakura, 1997) Transportasi mukosiliar (TMS) adalah proses pengangkutan benda asing ke arah nasofaring yang sangat ditentukan oleh keadaan gerak silia, palut lendir dan interaksi antara keduanya. Daya pembersih mukosiliar dapat berkurang oleh karena perubahan komposisi palut lendir, aktivitas silia yang abnormal, peningkatan sel-sel infeksi, perubahan histopatologi sel hidung, hambatan sel ekskresi ataupun obstruksi anatomi. Waktu transport mukosiliar dapat dipengaruhi juga oleh beberapa faktor, diantaranya iklim, kelembaban, kebiasaan dan ras. Dalam hal ras, perbedaan luas permukaan mukosa yang berbeda-beda berdasarkan konstitusi anatomi, dapat juga mempengaruhi waktu transport mukosiliar. (Ballenger JJ,1994 ; Huang HM,2006 ; Sakakura, 1997 ; Waguespack R,1995)LO 2

11Hidung Luardibagi menjadi :Basis nasiDorsum nasi Apex nasiAlae nasiNares Kerangka tulang pembentuk:Tulang : tulang hidung (os nasal),prosesus frontalis os maksila dan prosesus nasalis os frontalisTulang rawan : sepasang kartilago nasalis lateralis superior, sepasang kartilago nasalis lateralis inferior(alaris mayor),kartilago alaris minor,dan tepi anterior kartilagoseptum

Hidung dalam

Kerangka luar hidung(Ballenger, 1994)Keterangan :1.Kartilago lateralis superior2.Septum3.Kartilago lateralis inferior4.Kartilago alar minor5.Processus frontalis tulang maksila6.Tulang hidung

CAVITAS NASIBatas batas:Anterior: naresPosterior: choanaLateral: choncha nasalisAtap: os nasalis, os frontalis, os ethmoidalis, os sphenoidalisDasar: palatum durumCavitas nasi dibagi 2 oleh Septum nasi kanan dan kiri

Septum NasiSeptum nasi, dibentuk oleh:Cartilago septi nasi (anterior)Os vomer (postero-inferior)Lamina prependicularis ossis ethmoidalis (postero-superior)Concha NasalisConcha Nasalis: penonjolan tulang yang melengkung dari dinding lateral rongga hidung (cavitas nasi).

Concha nasalis membagi cavitas nasi atas beberapa saluran:Recessus sphenoethmoidalis muara sinus sphenoidalisMeatus nasi superior muara sinus ethmoidalis posteriorMeatus nasi media muara sinus frontalis, sinus maxillaris, sinus ethmoidalis anterior dan posteriorMeatus nasi inferior muara ductus nasolacrimalis

Perdarahan Hidung - Arteri

Perdarahan Hidung - VenaBerupa plexus venosus submukosa yang dialirkan ke:V. OphthalmicaV. SphenopalatinaV. FacialisUtk sistem termoregulasiPersarafanSeluruh mucosa respiratorik dinding lateral & septum nasi dipersarafi oleh cabang N.trigeminus yaitu:Mukosa septum nasi anterior dipersarafi oleh N. ethmoidalis anterior (dari N. opthalmicus). Sisa septum nasi dipersarafi oleh N. nasopalatinus (dari N. maxillaris).Mukosa dinding lateral dipersarafi oleh N. palatinus major dan N. ethmoidalis anterior.

SINUS PARANASAL2424

PEMBEDAS.MAXILLARISS.FRONTALISS.SPHENOIDALISS.ETHMOIDALISLETAKDalam corpus maxillarisDalam os frontale; dipisahkan oleh septum tulang (sering menyimpang dari bidang median)Dalam corpus ossis sphenoidalis Dalam os ethmoidalis, di antara hidung dan orbita MUARADalam meatus nasi media melalui hiatus semilunarisDalam meatus nasi medius melalui infundibulumDalam recessus sphenoethmoidalis di atas concha nasalis superiorAnterior : dalam infundibulumMedia : dalam meatus nasi medius, pada atau diatas bulla ethmoidalisPosterior : meatus nasi superiorPERSARAFAN MEMBRAN MUCOSAN.Alveolaris superior dan N.Infraorbitalis N.Supraorbitalis N.Ethmoidalis posteriorN.Ethmoidalis anterior dan posterior26Rongga hidungRegio vestibulumRegio Cavum nasiRegio OlfaktoriusEpitelLam. PropBerlap. Gepeng +Tanduk

VibrissaeKel. sebaseaKel. sudoriferaBertgk. torak, siliaSel goblet

Limfosit, Eosinofil, Sel Plasma, Makrofag. Kel. Seromukosa IdemSel olfaktoriusSel sustentakulerSel basalKel. Serosa Bowman(Tubulo alv. Bercab.) bertingkat bersilindris27Mikroskopis : Epitel sinus paranasalis merupakan kelanjutan epitel hidung.Epitel bertingkat torak, silia, sel gobletLamina propria tipis dan mengandung sedikit kelenjar dan tidak mengandung jaringan erektil.Lapisan terdalam bersatu dengan periosteum Kelenjar seromukosa Merupakan rongga di os frontal, maxillare, ethmoidale, dan sphenoidale

Sinus Paranasalis :Sinus MaksilarisSinus FrontalisSinus EtmoidalisSinus Sfenoidalis28LO 3Trauma hidungTrauma Hidung adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan cedera di dalam atau di luar hidung yang dapat menyebabkan perdarahan, kelainan bentuk, kesulitan bernafas, dan terganggunya indera penciuman. Cedera di dalam hidung biasanya terjadi ketika benda asing masuk ke dalam hidung atau ketika seseorang memakai obat-obatan melalui hidung. Cedera di luar hidung biasanya berhubungan dengan aktifitas olahraga, kekerasan, penyiksaan atau kecelakaan.Tulang hidung adalah tulang wajah yang paling sering patah karena tulang tersebut adalah tulang dengan posisi paling depan pada wajah. Meskipun tidak mengancam jiwa, patah tulang hidung dapat menyebabkan kelainan bentuk baik secara estetik dan fungsional.Patah tulang hidung juga dapat merusak selaput yang melapisi jalan nafas melalui hidung, menyebabkan terbentuknya jaringan parut sehingga menyumbat jalan nafas dan merusak indera penciuman seseorang.TUJUAN PENANGANAN FRAKTUR HIDUNG : Mengembalikan penampilan secara memuaskan Mengembalikan patensi jalan nafas hidung Menempatkan kembali septum pada garistengah Menjaga keutuhan rongga hidung Mencegah sumbatan setelah operasi , perforasiseptum, perubahan bentuk punggung hidung Mencegah gangguan pertumbuhan hidung Trauma Hidung dapat mengakibatkan komplikasi berikut :Peradangan selaput hidungKebocoran cairan serebrospinal dari hidung

Furunkel Nasi Furunkulosis hidung adalah pembentukan abses superfisial yg dpt tumbuh di setiap bagian hidung, tidak berbeda secara materi dari proses yg sama di bagian tubuh lain. Paling sering organisme yg menginfeksinya adalah stafilokokus aureus.Bisa disebabkan oleh luka kecil seperti akibat mengorek hidung, menyebabkan luka pada folikel rambut dari vibrise hidung, sudah cukup untuk masuknya bakteri. Penyakit diabetes dan penyakit-penyakit yang menurunkan daya tahan tubuh seringkali disertai oleh furunkulosis rekuren. GejalaKulit vestibulum seperti juga yang melapisi apeks khas melekat erat pada kartilago di bawahnya. Jadi tampak sebagai daerah yang agak bengkak, agak kemerahan, nyeri tekan, dan menyebabkan rasa nyeri berdenyut yg hebat. Jika masih ada ruang untuk membengkak (misalnya, epitel yg tidak begitu melekat), rasa nyeri dan nyeri tekan tidak begitu hebat.Jika kondisi menjadi lebih lanjut, pertengahan furunkel menjadi kuning dan mengeluarkan nanah. Adanya pembengkakan kelopak mata, kemosis, perubahan pupil, nyeri kepala yang letak dalam permulaan ptosis, dan eksoftalmus, selain juga menggigil, demam, dan gejala dari penyebaran sistemik.TerapiHarus diperhatikan bahwa furunkel hidung jangan dianggap ringan. Abses tidak boleh dipencet pencet karena akan menyebabkan bahaya intrakranial. Pengobatan utama ialah dengan memanaskan daerah tersebut dan pemberian antibiotik.Jika terjadi penyebaran ke sinus karvenosus, sebagai tambahan terapi antibiotik dosis tinggi, harus diberikan antikoagulan untuk memperpanjang waktu protrombin menjadi dua kali atau lebih dibandingkan dengan kontrol.LO 4EpistaksisEpistaksis adalah perdarahan dari bagian dalam hidung.Seringkali epistaksis timbul spontan tanpa dapat diketahui penyebabnya, kadang-kadang disebabkan karena trauma.Epistaksis dapat disebabkan oleh kelainan lokal pada hidung atau kelainan sistemik.

Sumber PerdarahanMelihat asal perdarahan, epistaksis dibagi menjadi epistaksis anterior dan epistaksis posterior. Epistaksis anterior kebanyakan berasal dari pleksus Kisselbach di septum bagian anterior atau dari arteri etmoidalis anterior. Epistaksis posterior dapat berasal dari arteri etmoidalis posterior atau arteri sfenopalatina.

PenatalaksanaanPrinsip penatalaksanaan epistaksis ialah perbaiki keadaan umum, mencari sumber perdarahan, hentikan perdarahan dan mencegah komplikasi. Perbaiki keadaan umum misalnya ada kelainan pada nadi, tekanan darah atau pernapasannya.Untuk dapat menghentikan perdarahan perlu dicari sumbernya, apakah perdarahan dari anterior atau dari posterior. Dan bisa dilakukan pemasangan tampon anterior maupun tampon posterior.

Komplikasi dan pencegahanKomplikasi dapat terjadi sebagai akibat dari epistaksisnya sendiri atau sebagai akibat dari usaha penanggulangan epistaksis.Akibat perdarahan yang hebat dapat terjadi aspirasi darah ke dalam saluran napas bawah, juga dapat menyebabkan syok, anemia, dan gagal ginjal.Turunnya tekanan darah secara mendadak dapat menimbulkan hipotensi, hipoksia, iskemia serebri, insufisiensi koroner dll.Akibat pembuluh darah yang terbuka dapat terjadi infeksi, sehingga perlu diberikan antibiotik. Pemasangan tampon dapat menyebabkan rinosinusitis, otitis media, septikemia atau toxic shock syndrome. Oleh karena itu, harus selalu diberikan antibiotik pada setiap pemasangan tampon hidung, dan setelah 2-3 hari tampon harus dicabut. Bila perdarahan masih berlanjut dipasang tampon baru.Selain itu, dapat terjadi hemotimpanum sebagai akibat mengalirnya darah melalui tuba eustachius, dan airmata berdarah, akibat mengalirnya darah melalui duktus nasolakrimalis.

PENCEGAHAN1. Jangan mengkorek-korek hidung.2. Jangan membuang ingus keras-keras.3. Hindari asap rokok atau bahan kimia lain.4. Gunakan pelembab ruangan bila cuaca terlalu kering.5. Gunakan tetes hidung NaCl atau air garam steril untuk membasahi hidung.6. Oleskan vaselin atau pelembab ke bagian dalam hidung sebelum tidur, untuk mencegah kering.7. Hindari benturan pada hidungDeviasi Septum NasiSeptum hidung merupakan bagian dari hidung yang membatasi rongga hidung kanan dan kiri. Septum nasi berfungsi sebagai penopang batang hidung (dorsum nasi). Septum nasi dibagi atas dua daerah anatomi antara lain bagian anterior, yang tersusun dari tulang rawan quadrangularis; dan bagian posterior, yang tersusun dari lamina perpendikularis os ethmoidalis dan vomer.Dalam keadaan normal, septum nasi berada lurus di tengah tetapi pada orang dewasa biasanya septum nasi tidak lurus sempurna di garis tengah.

Deviasi septum ialah suatu keadaan dimana terjadi peralihan posisi dari septum nasi dari letaknya yang berada di garis medial tubuh.Deviasi septum dapat menyebabkan obstruksi hidung jika deviasi yang terjadi berat. Kecelakaan pada wajah merupakan faktor penyebab deviasi septum terbesar pada orang dewasa.Deviasi septum dibagi atas beberapa klasifikasi berdasarkan letak deviasi, yaitu:Tipe I; benjolan unilateral yang belum mengganggu aliran udara.Tipe II; benjolan unilateral yang sudah mengganggu aliran udara, namun masih belum menunjukkan gejala klinis yang bermakna.Tipe III; deviasi pada konka media (area osteomeatal dan turbinasi tengah).Tipe IV, S septum (posterior ke sisi lain, dan anterior ke sisi lainnya).Tipe V; tonjolan besar unilateral pada dasar septum, sementara di sisi lain masih normal.Tipe VI; tipe V ditambah sulkus unilateral dari kaudal-ventral, sehingga menunjukkan rongga yang asimetri.Tipe VII; kombinasi lebih dari satu tipe, yaitu tipe I-tipe VI.

Gejala yang paling sering timbul dari deviasi septum ialah kesulitan bernapas melalui hidung karena adanya sumbatan hidung yang unilateral atau juga bilateral. Pada beberapa kasus, deviasi septum juga dapat mengakibatkan drainase sekret sinus terhambat sehingga dapat menyebabkan sinusitis. Keluhan lain ialah rasa nyeri di kepala dan di sekitar mata. Selain itu, penciuman juga bisa terganggu apabila terdapat deviasi pada bagian atas septum.Penyebab deviasi septum nasi antara lain trauma langsung,Birth Moulding Theory(posisi yang abnormal ketika dalam rahim), kelainan kongenital, trauma sesudah lahir, trauma waktu lahir, dan perbedaan pertumbuhan antara septum dan palatum.Faktor resiko deviasi septum lebih besar ketika persalinan. Setelah lahir, resiko terbesar ialah dari olahraga, misalnya olahraga kontak langsung (tinju, karate, judo) dan tidak menggunakan helm atau sabuk pengaman ketika berkendara.

Deviasi septum biasanya sudah dapat dilihat melalui inspeksi langsung pada batang hidungnya. Namun, diperlukan juga pemeriksaan radiologi untuk memastikan diagnosisnya.Deviasi septum yang ringan tidak akan mengganggu, akan tetapi bila deviasi itu cukup berat, menyebabkan penyempitan pada satu sisi hidung. Dengan demikian, dapat mengganggu fungsi hidung dan menyebabkan komplikasi.Deviasi septum dapat menyumbat ostium sinus, sehingga merupakan faktor predisposisi terjadinya sinusitis. Selain itu, deviasi septum juga menyebabkan ruang hidung sempit, yang dapat membentuk polip.

PenatalaksanaanAnalgesik : Digunakan untuk mengurangi rasa sakit.Dekongestan : Digunakan untuk mengurangi sekresi cairan hidung.Pembedahan :Septoplasti,SMR (Sub-Mucous Resection).

Corpus AlienumCorpus Alienum adalah benda, baik tajam atau tumpul, atau makanan yang tersangkut dan terjepit di esophagus karena tertelan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja ( Kapita Selekta Editor Mansjoer Arif Edisi 3, 1999 ).Corpus Alienum adalah terdapatnya suatu benda asing di dalam rongga mulut baik tajam maupun tumpul atau makanan yang tersangkut dan terjepit di esophagus karena tertelan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja ( Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT, 2000).Pada anak penyababnya antara lain anomaly congenital, termasuk stenosis congenital, web, fistel trakeoesofagus dan pelebaran pembuluh darah.Pada orang dewasa sering terjadi akibat mabuk, pemakai gigi palsu yang telah kehilangan sensasi rasa palatum, gangguan mental dan psikosis.

Patfis Corpus AlienumBenda asing baik itu benda mati, hidup ataupun komponen tubuh dapat masuk ke rongga mulut karen faktor kesengajaan, kecerobohan maupun faktor kebutuhan. Ketika benda asing tersebut tertelan dan masuk ke esophagus yang menyebabkan tersangkutnya benda itu, maka akan dilakukan ekstraksi untuk menghindari komplikasi yang lebih lanjut.Ekstraksi tersebut dapat menimbulkan lesi pada esophagus sehingga akan terasa nyeri jika digunakan untuk menelan.KlasifikasiCorpus alienum esophagus Banyak terjadi pada anak anak. Hal ini disebabkan anak anak mempunyai kebiasaan sering memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya. Pada umumnya benda asing yang tertelan berupa uang logam, peniti, tutup bollpoin dan lain lain. Pada orang tua hal ini juga dapat terjadi, kebanyakan terjadi pada golongan lansia yang giginya sudahj habis sehingga makanan tidak dapat dikunyah dengan baik. Benda yang tertelan biasanya daging yang liat, bakso, abon, tulang ayam/bebek, paku, jarum, kawat gigi palsu dan lain lain.Corpus alienum di trakea-bronkus Benda asing yang masuk ke trakea atau bronkus kebanyakan karena terhirup. Banyak terjadi pada anak kecil karena gigi gerahamnya belum tumbuh sehingga makanan tidak dapat dikunyah dengan baik. Secara tidak sadar karena menangis, berteriak atau terjatuh makanan akan terhirup dan masuk ke jalan nafas. Benda yang terhirup pada umumnya adalah makanan misalnya kacang, nasi dan lain lain. Pada orang dewasa hal ini juga dapat terjadi terutama saat bekerja. Benda yang terhirup misalnya jarum pentul, paku.

Gejala1.Nyeri di daerah leher.2.Rasa tidak enak di daerah substernal atau nyeri di punggung.3.Rasa tercekik.4.Rasa tersumbat di tenggorokan.5.Batuk, muntah, disfagia.6.BB turun.7.Regurgitasi.8.Gangguan nafas.9.Ronchi/mengi.10.Demam.11.Abses leher.12.Emfisema subkutan.13.Gangguan pertumbuhan.14.Obstruksi saluran nafas.

Pemeriksaan Fisik1.Pada pemeriksaan esophagus dengan endoskopi ditemukan adanya benda asing, lesi atau mungkin hematom.2.Pada leher mungkin ada abses leher (pada anak anak).3.Pada pemeriksaan paru ditemukan suara nafas tambahan seperti ronchi/mengi.4.Adanya gangguan pertumbuhan pada anak anak.5.Jika terjadi obstruksi saluran nafas pasien bisa cyianosis dan takipnea.6.Suhu tubuh demam dan BB turun.

Pemeriksaan penunjangRongent Foto setelah 24 jam kejadian, karena sebelum 24 jam kejadian belum menunjukkan gambaran radiologis yang berarti. Biasanya setelah 24 jambaru tampak tanda-tanda atelektasis atau emfisema.Video fluoroskopi Merupakan cara terbaik untuk melihat saluran napas secarakeseluruhan,dapat mengevaluasi pada saat ekspirasi dan inspirasi dan adanya obstruksiparsial. Pemeriksaanlaboratoriumdarahdiperlukanuntuk mengetahui adanya gangguan keseimbangan asam basa, serta tanda-tanda infeksi saluran napas.

TatalaksanaPasien dirujuk ke rumah sakit untuk dilakukan esofaguskopi agar benda asing tersebut dapat dikeluarkan. Kemudian dilakukan esofagoskopi ulang untuk menilai kelainan kelainan esophagus yang telah ada sebelumnya.Untuk benda asing tajam yang tidak bisa dikeluarkan dengan esophagus harus segera dilakukan pembedahan sesuai lokasi benda asing tersebut. Bila dicurigai adanya perforasi kecil, segera dipasang pipa nasogaster agar pasien tidak menelan dan diberikan antibiotik berspektrum luas selama 7 10 hari agar tidak terjadi sepsis. Bila letak benda asing menetap selama 2 kali 24 jam maka benda asing tersebut harus dikeluarkan secara pembedahan.

LO 5