depresi lanjut usia di panti wreda griya sehat...

105
DEPRESI LAN “Untuk Meme PROG NJUT USIA DI PANTI WREDA GR BAHAGIA KARANGANYAR SKRIPSI enuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Kepera Oleh : Joko Ribut Sutrisno NIM S10021 GRAM STUDI S-1 KEPERAWATA STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014 RIYA SEHAT awatan” AN

Upload: dinhduong

Post on 30-Jan-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

DEPRESI LANJUT USIA

“Untuk Memenuhi

PROGRAM STUDI

DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA

BAHAGIA KARANGANYAR

SKRIPSI

“Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan”

Oleh :

Joko Ribut Sutrisno

NIM S10021

ROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT

Gelar Sarjana Keperawatan”

1 KEPERAWATAN

Page 2: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik
Page 3: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

ii

Page 4: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, karena berkat rahmat Allah dan

petunjuk-petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal skripsi

yang berjudul “Depresi Lanjut Usia Di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia

Karanganyar”. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa tanpa

dorongan, bimbingan dan motivasi-motivasi dari berbagai pihak niscaya penulis

tidak akan mampu menulis skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Kedua orang tua saya Bapak Parno dan Ibu Paniyem, yang selalu memberi

dukungan, motivasi, doa dan kasih sayang sepanjang waktu.

2. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta, yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

3. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku ketua Program Studi

S-1 Keperawatan, yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada

semua mahasiswa.

4. Bapak Prof. Dr. Hermanu Joebagyo, M.Pd, selaku pembimbing I, yang telah

memberikan bimbingan dan arahan penulis dengan penuh kesabaran,

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Ibu Anita Istiningtyas,S.Kep., Ns, M.Kep selaku pembimbing II, yang telah

memberikan bimbingan dan arahan penulis dengan penuh kesabaran,

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Bapak dan Ibu Dosen STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah

memberikan segenap ilmu dan pengalamannya kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini.

7. Kepada ketua dan perawat Panti Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar

yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

8. Kakek Miran dan nenek Kelip yang selalu memberi nasehat.

9. Kedua adik saya Khu’ad Aji Saputra dan Sinung Apriyana yang telah

memberi saya semangat.

iv

Page 5: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

10. Saudari Lestari Ambarwati yang tak lelah memberikan motivasi dan

semangat.

11. Informan berpartisipasi dalam penelitian ini.

12. Sahabat-sahabat yang telah banyak memberikan bantuan, dorongan dan

semangat.

13. Semua pihak, yang tanpa mengurangi rasa terima kasih tidak dapat

disebutkansatu per satu.

Tiada kata yang pantas penulis sampaikan kepada semuanya, kecuali ucapan

terimakasih yang tak terhingga serta iringan doa semoga amal baiknya

mendapatkan balasan dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, 25 Juni 2014

Joko Ribut Sutrisno

NIM S10021

v

Page 6: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM i

HALAMAN PERSETUJUAN ii

HALAMAN PERYATAAN iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GRAFIK DAN BAGAN ix

DAFTAR LAMPIRAN x

ABSTRAK xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 4

1.3. Tujuan Penelitian 5

1.4. Manfaat Penelitian 5

1.5. Keaslian Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Konsep Teori 9

2.1.1. Lanjut usia 9

vi

Page 7: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

2.1.2. Proses menua 17

2.1.3. Depresi 18

2.2. Kerangka Berfikir 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat Peneltian 30

3.2. Waktu Penelitian 30

3.3. Bentuk dan Strategi Penelitan 30

3.4. Sumber Data 31

3.5. Teknik Pengumpulan Data 33

3.6. Teknik Sampling 34

3.7. Validitas Data 35

3.8. Analisis Data 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Diskripsi Latar Penelitian 39

4.1.1. Sekilas kondisi Panti Wreda Griya Sehat Bahagia

Karanganyar 39

4.2. karakteristik Informan 40

4.3. Sajian Data 42

4.3.1. Depresi Lanjut Usia Di Panti Wreda Griya Sehat

Karanganyar 43

vii

Page 8: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

4.3.2.Manajemen keperawatan untuk mengatasi depresi pada lanjut usia

di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar 59

4.3.3.Tindakan perawat untuk mengatasi depresi pada lanjut usia di Panti

Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar 64

4.3.4.Kendala perawat dalam mengatasi depresi lanjut usia di Panti

Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar 68

4.4. Temuan Studi 72

4.4.1.Timbulnya depresi lanjut usia di Panti Wreda Griya Sehat

Bahagia Karanganyar 72

4.4.2.Manajemen keperawatan mengatasi depresi lanjut usia di Panti Wreda

Griya Sehat Bahagia Karanganyar 72

4.4.3.Tindakan perawat mengatasi depresi pada lansia di Panti Wreda

Griya Sehat Bahagia Karanganyar 73

4.4.4.Kendala perawat dalam mengatasi depresi lanjut usia di Panti

Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar 74

4.5. Pembahasan 74

4.5.1. Timbulnya depresi lanjut usia di Panti Wreda Griya

Sehat Bahagia Karanganyar 74

4.5.2. Managemen keperawatan mengatasi depresi lanjut usia di Panti

Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar 75

viii

Page 9: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

4.5.3. Tindakan perawat mengatasi depresi pada lansia di Panti Wreda Griya

Sehat Bahagia Karanganyar 79

4.5.4. Kendala perawat dalam mengatasi depresi lanjut usia di Panti Wreda

Griya Sehat Bahagia Karanganyar 81

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 83

5.1.1. Depresi lanjut usia di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia

Karanganyar 83

5.1.2. Managemen keperawatan untuk mengatasi depresi pada lanjut usia

Di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar 84

5.1.3. Tindakan perawat untuk mengatasi depresi pada lanjut usia di Panti

Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar 84

5.1.4. Kendala perawat dalam mengatasi depresi lanjut usia di Panti Wreda

Griya Sehat Bahagia Karanganyar 85

5.2. Implikasi 85

5.3. Saran 87

5.3.1. Institusi pendidikan 87

5.3.2. Panti Wreda 87

5.3.3. Peneliti lain 87

5.3.4. Perawat 87

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix

Page 10: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

DAFTAR TABEL

TABEL 1 : Keaslian Penelitian 5

TABEL 2 : Karakteristik Informan.................................................42

x

Page 11: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

DAFTAR GRAFIK DAN BAGAN

BAGAN 1 : Kerangka Berfikir 29

BAGAN 2 : Model Analis Interaktif 37

xi

Page 12: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Usulan Topik Penelitian (F1)

LAMPIRAN 2 Pengajuan Judul Sikripsi (F2)

LAMPIRAN 3 Pengajuan Ijin Studi Pendahuluan Panti Wreda Darma Bakti

Kasih Surakarta (F4)

LAMPIRAN 4 Pengajuan Ijin Studi Pendahuluan Panti Wreda Griya Sehat

Bahagia Karanganyar (F4)

LAMPIRAN 5 Surat Peryataan Bersedia Berpartisipasi Sebagai Responden

Penelitian Dan Data Demografi Pasien

LAMPIRAN 6 Surat Permohonan Pengantar Untuk Studi Pendahuluan Di

Panti Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar

LAMPIRAN 7 Surat Permohonan Pengantar Untuk Studi Pendahuluan Di

Panti Wreda Darma Bakti Kasih Surakarta

LAMPIRAN 8 Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Dari Panti Wreda

Darma Bakti Kasih Surakarta

LAMPIRAN 9 Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Dari Panti Wreda Griya

Sehat Bahagia Karanganyar

LAMPIRAN 10 Pergantian Judul Sikripsi (F3)

LAMPIRAN 11 Pengajuan Ijin Penelitian Ke Panti Wreda Griya Sehat Bahagia

Karanganyar (F7)

xii

Page 13: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

LAMPIRAN 12 Surat Balasan Ijin Tempat Penelitian dari Panti Wreada Griya

Sehat Bahagia Karanganyar

LAMPIRAN 13 Jadwal Penelitian

LAMPIRAN 14 Penjelasan Penelitian

LAMPIRAN 15 Pedoman Wawancara

LAMPIRAN 16 Lembar Audience Ujian Sidang Proposal Sikripsi (F6)

LAMPIRAN 17 Lembar Oponent Ujian Sidang Proposal Sikripsi (F5)

LAMPIRAN 18 Lembar Konsultasi Proposal Pembimbing I

LAMPIRAN 19 Lembar Konsultasi Proposal Pembimbing II

LAMPIRAN 20 Tanda bukti Penerimaan Laporan Angka Kejadian Kasusu

Depresi Dari Panti Wreada Griya Sehat Bahagia Karanganyar

LAMPIRAN 21 Jadwal Kegiatan Harian Lansia Di Panti Wreda Griya Sehat

Bahagia Karanganyar

LAMPIRAN 22 Tanda Bukti Pengkajian kepada Lansia Yang Mengalami

Depresi Di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar

LAMPIRAN 23 Transkip Wawancara Perawat dan Pasien

LAMPIRAN 24 Foto Penelitian

xiii

Page 14: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2014

Joko Ribut Sutrisno

Depresi Lanjut Usia Di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar

Abstrak

Masalah depresi yang terjadi pada lansia sering kali tidak di ketahui dan

tidak ditangani dengan baik. Kesulitan untuk mengidentifikasi ini karena

perbedaan pola gejala antara tiap kelompok umur dan jarang pasien yang mau

mengakui bahwa dirinya mengalami depresi. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui gambaran depresi yang terjadi pada lanjut usia di Panti Wreda Griya

Sehat Bahagia Karanganyar.

Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kualitatif deskriptif dengan

desain “Case Study” yang mengunakan sampel lansia yang mengalami depresi,

cara yang digunakan untuk mengetahui depresi lansia dengan cara melakukan

pengkajian dengan menggunkan GDS (Geriatric Depression Scale).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua lansia depresi mengalami

perasaan sedih, karenakan di tinggal oleh yang disayangi, lansia yang mengalami

depresi pola aktivitas dan kegiatanya juga banyak mengalami penurunan. Hal ini

dapat dikaitkan dengan kondisi kesehatan lansia depresi, kondisi lansia depresi

tidak cukup baik karena lansiadepresi sering mengeluhkan sakit kepala atau

pusing.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa depresi yang dialami oleh lansia

disebabkan oleh kehilangan orang yang disayangi, mereka mengalami perasaan

sedih yang sangat mendalam, perawat dalam mengatasi depresi lansia menerakan

managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik dan berbagai

macam terapi, tindakan yang diberikan perawat untuk mengatasi depresi lansia

menerapkan asuhan keperawatan gerontik dan berbagai macam terapi, kendala

yang muncul saat mengatsi depresi diantaranya kesulitan dalam memberikan

makanan, obat, dan pada saat pasien mengamuk.

Kata Kunci : Depresi, Lanjut Usia, Panti Wreda

Daftar pustaka : 19 (2001-2013)

xiv

Page 15: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE

KUSUMA HUSADA SCHOOL OF HEALTH OF SURAKARTA 2014

Joko Ribut Sutrisno

ELDERLY DEPRESSION AT GRIYA SEHAT BAHAGIA NURSING

HOME OF KARANGANYAR

ABSTRACT

Depression experienced by the elderly is not frequently known and handled

well. The difficulty to identify it is due to differences of symptoms among age

groups, and the clients rarely intend to acknowledge that they have depressions.

The objective of this research is to investigate the description of depressions

experienced by the elderly at Griya Sehat Bahagia Nursing Home of Karanganyar.

This research used the descriptive qualitative method with the case study

design. The samples of the research were the elderly experiencing depressions.

The depression experienced by the elderly was investigated by using the Geriatric

Depression Scale (GDS).

The result of the research shows that all of the elderly experiencing

depressions feel sad as they are left by the loved ones. The activity patterns and

activities of the elderly experiencing the depressions decrease. This is due to their

health condition; their health condition is not good enough because they often

complain of headache or dizziness.

The result of the research indicates that the depressions experienced by the

elderly are due to due the loss of loved ones. They experience a very deep

sadness. The nurses to deal with their depressions apply the nursing management

of gerontic nursing and various therapies. The constraints encountered when

dealing with their depressions include the difficulties to extend food and drugs to

the clients and when they are on rampage.

Keywords: Depressions, elderly, and nursing home

References: 19 (2001-2013)

xv

Page 16: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masalah depresi merupakan gangguan kesahatan jiwa yang paling utama. Hal

ini sangat penting untuk diperhatikan karena orang yang mengalami depresi

produktifitasnya akan menurun dan ini sangat buruk akibatnya buat suatu

masyarakat, bangsa dan negara yang sedang membagun. Seseorangyang

mengalami depresi merupakan orang yang sangat menderita, dan depresi

merupakan faktor utama penyebab bunuh diri (Hawari 2011). Masalah depresi juga

merupakan gangguan afek yang sering terjadi pada lansia dan merupakan salah

Satu gangguan emosi. Gejala depresi pada lansia dapat terlihat seperti lansia mejadi

kurang bersemangat dalam menjalani hidupnya, mudah putus asa, aktivitas

menurun, kurang nafsu makan, cepat lelah dan susah tidur pada malam hari

(Nugroho 2012).

Permasalahan mental yang biasanya sering terjadi pada lanjut usia adalah

depresi. Prevalensi depresi pada lansia dipelayanan kesehatan primer yaitu 5

sampai 17%, sementara prevalensi depresi pada lansia yang mendapat pelayanan

asuhan rumah (Home Care) adalah 13,5%. Prevalensi depresi lanjut usia lebih tinggi

di ruang perawatan dari pada yang ada dimasyarakat. Lansia yang mendapatkan

perawatan jangka panjang memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi dari pada

dimasyarakat (Soejono, Prubosuseno 2006 dalam Marta 2012).

Page 17: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

2

Data prevalensi depresi pada lanjut usia di Indonesia cukup tinggi, kejadiaan

diruang akut geriatri sebanyak 76,3% dengan proporsi pasien geriatri yang

mengalami depresi ringan sebanyak 44,1%, yang mengalami depresi sedang

sebanyak 18%, yang mengalami depresi berat sebanyak 10,8%, dan depresi sangat

berat sebanyak 3,2%, dan pada lanjut usia yang berada di dua kota pulau jawa

didapatakan data bahwa 33,8% memeliki depresi (Soejono, Prubosuseno & Sari

2006 dalam Marta 2012).

Penelitiaan sebelumnya yang pernah dilakukan oleh (Marta 2012) di Panti

Wreda Darma Bakti Surakarta didapatkan hasil tingkat depresi lansia menunjukan

sebagian besar lanjut usia mengalami depresi sedang sebanyak 48%, ini

membuktikan bahwa lansia yang ada di Panti Wreda tingkat depresinya juga tinggi

(Marta 2012).

Dapat dilihat dari konteks ke Indonesian pada umumnya lanjut usia sering

kali menghayati penempatan lansia sebagai bentuk pengasingan dan pemisahan

dari perasaan kehangatan yang terdapat dari keluarga, apalagi lanjut usia yang

masih punya anak dengan kondisi hidup berkecukupan. Nilai-nilai seperti anak

harus berbakti kepada orang tua yang masih kuat mangakar pada masyarakat,

menjadi beban tersendiri bagi lanjut usia untuk melepaskan ketergantungan dari

anak-anaknya. Perasaan-perasaan negatif akan muncul dalam benak lansia,

perasaan kecewa, tidak dihargai, sedih, dendam, marah, dan sebagainya. Sikap

bersabar dan mencoba menerima kondisi hidup apa adanya merupakan obat

penawar yang cukup efektif untuk gejala pendek, akan tetapi sikap sabar tidak

dengan sendirinya atau secara otomatis akan menghilangkan perasaan-perasaan

tersebut, sikap sabar tidak lain merupakan mekanisme pertahanan ego yang

Page 18: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

3

dinamakan represi dan suatu tertentu perasaan-perasaan tersebut akan muncul

pada lanjut usia dan akan menimbulkan depresi (Syamsudin 2006 dalam Marta

2012).

Masalah depresi pada lansia sering kali tidak terdeteksi dan tidak ditangani

dengan baik (Miller 2004 dalam Marta 2012). Kesulitan untuk mengidentifikasi ini

mungkin karena perbedaan pola gejala tiap kelompok umur dan jarang pasien yang

mau mengakui bahwa dirinya mengalami depresi. Lansia rentan terhadap depresi

disebabkan oleh beberapa faktor. Fakto-faktor tersebut diantaranya faktor biologis,

fisis, psikologis, dan sosial, perubahan pada sistem syaraf pusat dan berkurangnya

konsentrasi neorotransmiter dapat berperan dalam terjadinya depresi pada lansia

(Soejono, Prubosuseno & Sari 2006 dalam Marta 2012).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Panti Wredha Griya Sehat Bahagia

pada tanggal 29 januari 2014, diperoleh data dari dokter, perawat dan rekam medis

pasien bahwa pada tahun 2012 jumlah lanjut usia sebanyak 38 orang dan yang

mengalami depresi sebanyak 9 orang, kemudian pada tahun 2013 terdapat lanjut

usia sebanyak 40 orang dan yang mengalami depresi sebanyak 9 orang dan pada

tahun 2014 jumlah lansia yang ada di Panti Wreda sebanyak 38 orang dan yang

mengalami depresi sebanya 5 orang. Peneliti melakukan pengkajian ulang

menggunakana GDS (Geriatrik Depresion Scale) dengan untuk memastikan bahwa

kelima pasien apakah mengalami depresi atau tidak dan di dapatkan hasil bahwa

kelima lansia tersebut benar-benar mengalami depresi.

Kegiatan rutin lansia di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar yang

selalu dilakukan adalah bimbingan keagamaan, bimbingan sosial, pelayanan

kesehatan, olahraga sebagai upaya membantu sosialisasi antar lansia di Panti

Page 19: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

4

Wreda. Berdasarkan uraian masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang gambaran depresi lanjut usia di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia

Karanganyar.

1.2. RumusanMasalah

Berdasarkanlatarbelakangyangtelahdiuraikandiatas, dapatdirumuskan sebagi

berikut :

1. Mengapa lanjutusia di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar timbul

depresi?

2. Bagaimana managemen keperawatan mengatasi depresi lanjut usia di Panti

Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar?

3. Bagaimana tindakan perawat menekan depresi pada lansia di Panti Wreda Griya

Sehat Bahagia Karanganyar?

4. Bagaimana kendala perawat dalam mengatasi depresi lanjut usia di PantiWreda

Griya Sehat Bahagia Karanganyar?

1.3. TujuanPenelitian

1.3.1. TujuanUmum

Untukmengetahui depresi pada lansia di Panti wreda.

1.3.2. TujuanKhusus

1. Untukmengidentifikasidepresi yang terjadi pada lansia di Panti Wreda Griya

Sehat Bahagia Karanganyar.

Page 20: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

5

2. Untuk menganalisis managemen keperawatan untuk mengatasi depresi pada

lansia di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar.

3. Untuk mengidentifikasi upaya perawat untuk menekan depresi pada lansia di

Panti Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar.

4. Untuk mengidentifikasi kendala perawat dalam mengatasi depresi lanjut usia

di PantiWredaGriya Sehat Bahagia Karanganyar.

1.4. ManfaatPenelitian

1.4.1. Peneliti

Penelitidapatmengetahui bagaimanakah tingkat depresi yang terjadi pada lansia

di Panti Wreda. Selainitupeneliti juga dapat mengetahui bagai mana cara

perawatan seorang lansia yang diberikan oleh keluarganya dan perawat yang ada

di Panti

Wreda.Penelitijugadapatmengetahuisejauhmanatingkatpengetahuankeluargaterh

adap perawatan seorang lansia, dan polahidupsehatdalam perawatan di Panti

Wreda yang menjadisubyekpenelitian.

1.4.2. InstitusiPendidikan

Menambahliteraturetentangpenelitian,

sehinggadapatmenambahpengetahuanbagimahasiswadalaminstitusi.Selainitumas

yarakatakanmengenalnamainstitusi yang dibawaolehpeneliti.

Sehinggamasyarakatakanmenganggapbahwainstitusitelahmemperhatikankesehat

an seorang lansia yang mengalami penuran kesehatan.

1.4.3. Panti wreda

Page 21: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

6

Panti dapat mengetahui dengan jelas gambaran atau kondisi pasien yang

mengalami depresi, dan dapat meningkatkan pelayanan kepada pasien dengan

semaksimal mungkin dan memperhatikan kondisi-kondisi lansia yang mengalami

depresi.

1.4.4. Peneliti Lain

Penelitilain dapatmengetahuihasildaripenelitian yang

dilakukansertadapatmenambahpengetahuanpenelititersebutdandapatmenjadikan

pedomandalammelakukanpenelitian yang sama di daerahlain.

1.5. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian yang terkait dengan “Depresi Lanjut Usia Di Panti WredaGriya

Sehat Bahagia Karanganyar” diantaranya sebagi berikut:

No Nama

peniliti

Judul

penelitian

Metode yang

digunakan

Hasil penelitian

1 Ollyvi

Freeska Dwi

Marta

Determinan

Tingkat

Depresi Pada

Lansia Di

Panti

Werdha Budi

Mulia 4

Jakarta

Selatan

Menggunakan

metode

penelitian

deskriptif

korelatif yaitu

yaitu penelitian

yang diarahkan

untuk

mendeskripsikan

atau menguraikan

suatu keadaan

didalam suatu

komunitas atau

masyarakat dan

bertujuan untuk

menggambarkan

ada tidaknya

hubungan antar

variabel yang

diteliti

Hasil dari

penelitian ini

menunjukan bahwa

lansia yang tidak

mengalami depresi

lebih banyak

daripada lansia

yang mengalami

depresi. Peneliti

berkeyakinan

bahwa penyebab

hal ini adalah

karena lansia yang

berada di Panti

Sosial Tresna

Wredha (PSTW)

Budi Mulia 4

Jakarta Selatan

tersebut memiliki

tingkat dukungan

sosial dari

lingkungan yang

tinggi serta

Page 22: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

7

aktivitas harian

yang tinggi.

2 Anik Supriani Tingkat

Depresi Pada

Lansia

Ditinjau Dari

Tipe

Kepribaian

Dan

Dukungan

Sosial

Metode yang

digunakan adalah

analitik

observasional

dengan jenis

penelitian cross-

sectional yaitu

jenis penelitian

yang menekankan

pada waktu

pengukuran atau

observasional dan

variabel

independent dan

dependen hanya

satu kali pada

satu saat

Hasil penelitian ini

adalah menunjukan

bahwa tipe

kepribadian yang

berbeda-beda

berpengarung

terhadap depresi

pada lansia.

3 Deslani

Khairun

Nisak, Reni

Zulfitri, Yulia

Irvani Dewi

Hubungan

Status

Konsep Diri

Dengan

Kejadian

Depresi Pada

Lansia Di

Balai

Pelayanan

Sosial Tresna

Wredha

Khusnul

Khotimah

Pekanbaru

Penelitian ini

merupakan

penelitian

kuantitatif

dengan

menggunakan

desain penelitian

deskriptif

korelasi dan

pendekatan

cross sectional

Berdasarkan hasil

penelitian tentang

hubungan status

konsep diri dan

kejadian depresi

pada lansia di

BPSTW Khusnul

Khotimah

Pekanbaru

diperoleh simpulan

bahwa dari 37

orang responden

yang diteliti,

responden

terbanyak adalah

perempuan yaitu 19

orang (51,4%).

Responden yang

berada pada

rentang usia lanjut

usia (elderly)

merupakan

responden

terbanyak yaitu 25

orang (67,6%).

Seluruh responden

Page 23: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

8

yang diteliti

beragama Islam,

dan sebagian besar

responden adalah

janda/duda yaitu 26

orang (70,3%).

Pendidikan terakhir

responden

diketahui sebagian

besar adalah SD,

yaitu sebanyak 20

orang (54,1%).

Hasil penelitian

terkait konsep diri,

diketahui bahwa

sebagian besar

responden

memiliki status

konsep diri yang

positif yaitu

sebanyak 23 orang

(62,2%), sementara

itu mayoritas

responden tidak 10

mengalami depresi

yaitu sebanyak 28

orang (75,7%).

Berdasarkan hasil

uji Chi Square

diperoleh hasil p

value sebesar 0,001

dimana p value <

0,05. Hal ini berarti

Ho ditolak dan

dapat disimpulkan

bahwa terdapat

hubungan status

konsep diri dengan

kejadian depresi

pada lansia di

BPSTW Khusnul

Khotimah

Pekanbaru.

Page 24: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

BAB II

TINJAUAAN PUSTAKA

2.1. KONSEP TEORI

2.1.1. Lanjut Usia (lansia)

2.1.1.1. Pengertian

Lanjut usia merupakan sebuah anugarah, menjadi tua dengan segenap

keterbatasanya, pasti akan dialami oleh seseorang bila seseorang berumur

panjang. Di Indonesia istilah untuk kelompok usia lanjut belum baku, orang

memeliki sebutan sendiri-sendiri atauberbeda-beda. Ada yang menggunakan

istilah usia lanjut ada pula lanjut usia bisa juga orang tua atau jompo

(Tamher 2009).

Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua

orang yang dikaruniai usia panjang terjadinya tidak bisa dihindari oleh

siapapun. Usia tua adalah periode penutupan dalam rentang hidup

seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah “beranjak jauh” dari

periode terdahulu yang lebih menyenangkan atau beranjak dari waktu yang

penuh dengan manfaat (Murwani & Priyantari 2011).Usia lanjut adalah

tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia dan seseorang

yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk. 2011).

Page 25: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

10

2.1.1.2. Beberapaklasifikasi yang ada pada lanjut usia dapat dijabarkan sebagai

berikut :

1. Pralansia (prasenilis)

Adalah sesorang yang berusia diantara 45 tahun sampai 49 tahun.

2. Lansia (lanjut usia)

Adalah seserang yang berusia atau berumur 60 tahun atau lebih.

3. Lansia resiko tinggi

Adalah seseorang yang berusia 60 sampai 70 tahun atau lebih disertai

dengan masalah kesehatan yang ada pada diri seseorang lansia tersebut.

4. Lansia potensial

Adalah lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan atau kegiatan

yang dapat menghasilkan barang dan jasa.

5. Lansia tidak potensial

Adalah lansia yang tidak berdaya dalam mencari nafkah sehingga

kehidupanya bergantung pada bantuan orang lain(Maryam dkk. 2011).

2.1.1.3. Karakteristik lansia

Lansia memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Berusia lebih dari 60 tahun.

2. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang seahat sampai sakit,

dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif

hingga kondisi mal adaptif.

3. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi(Maryam dkk. 2011).

Page 26: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

11

2.1.1.4. Ada beberapa tipe lanjut usia yang digunakan untuk mengamati tipe-tipe

lansia di Panti Wreda dan tipe-tipe tersebut dapat dijabarkan sebagai

berikut:

1. Tipe bijaksana

Yaitu seorang lansia yang kaya dengan hikmah, pengalaman, mampu

menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan,

bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, dan menjadi

panutan.

2. Tipe mandiri

Yaitu lansia yang mampu mengganti kegiatan yang hilang dengan yang

kegiatan yang baru, selektifdalam mencari pekerjaan dan mampu bergaul

dengan teman.

3. Tipe tidak puas

Yaitu lansia yang tidak mau menerima takdir menjadi tua, adanya hanya

menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak sabar,

mudah tersinggung sulit dilayani, pengkritik dan banyak

menuntut(Maryam dkk. 2011).

2.1.1.5. Gangguan kesehatan yang terjadi pada lanjut usia

Ada beberapa gangguan kesehatan yang terjadi pada lansia dan gangguan

tersebut dapat menjadikan faktor lansia mengalami depresi gangguan

tersebut diantaranya sebagai berikut :

Page 27: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

12

1. Perubahan fisik pada lansia

Proses penuaan merupakan hilangnya kemampuan jaringan untuk

memperbaiki, mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi

normalnya secara perlahan-lahan. Perubahan yang bersifat fisik ketika

memasuki usia lanjut diantaranya sebagai berikut :

a. Perubahan pada panca indra

Seiring bertabahnya usia akan terjadi penurunan fungsi indra seperti

indra perasa, penciuman, pengelihatan dan pendengaran.

b. Perubahan pada kerongkongan (Esofagus)

Lapisan otot polos yang ada pada kerongkongan mulai melemah

yang akan menyebabkan gangguan kontraksi sehingga terjadi

kesulitan menelan dan makan menjadi tidak nyaman.

c. Perubahan pada lambung

Pada lansia pengosongan lambung lebih lambat, sehingga makan

cenderung lebih sedikit dari sebelumnya karena lambung terasa

penuh, sehingga terjadi anoreksia (berkurangnya nafsu makan).

Penyerapan zat gizi berkurang. Selanjutnya produksi asam lambung

menjadi lebih sedikit untuk mencerna makanan.

d. Perubahan pada tulang

Bertabahnya usia mengakibatkan kepadatan tulang menurun

kehilangan massa tulang terjadi secara perlahan-lahan pada pria dan

wanita dimulai sejak massa tulang puncak tercapai yaitu usia 35

tahun.

Page 28: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

13

e. Peruban pada otot

Berat badan mengalami penurunan akibat hilangya jaringan otot dan

jaringan lemak pada tubuh, presentase lemak tubuh bertambah dan

mencapai kekuatan maksimal pada usia 20 tahun dan pada usia 40

tahun akan menurun.

f. Perubahan pada ginjal

Pada lanjut usia fungsi ginjal dapat menurun sekitar 55% pada usia

35-80 tahun, banyak fungsi yang mengalami kemunduran contohnya

kecepatan dalam penyaringan (filtrasi), pengeluaran (ekskresi) dan

penyerapan kembali (reabsorpsi) oleh ginjal.

g. Perubahan pada jantung dan pembuluh darah

Pada pembuluh darah dan jantung, perubahan yang terkait dengan

ketuaan sulit dibedakan dengan perubahan yang diakibatkan oleh

penyakit. Pada lansia jumlah jaringanikat pada jantung (baik katup

maupun ventrikel atau bilik jantung) meningkat sehingga efisiensi

fungsi pompa jantung berkurang.

h. Perubahan pada paru-paru

Pada lansia kelenturan jaringan paru dan dinding dada berkurang,

kekeuatan otot pernafasan dalam mengencang dan mengendur atau

menurun.

Page 29: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

14

i. Perubahan pada kelenjar endokrin

Terjadi perubahan mendasar pada kelenjar yang menghasilkan

hormon, dalam tubuh manusia banyak menghasilakan hormon yang

penting bagi pertubuhan dan metabolisme tubuh.

j. Perubahan pada kulit dan rambut

Penuaan menimbulkan perubahan pada kulit dan rambut, menginjak

pada massa lansia kulit mulai mengkerut lambat laun menjadi tipis,

kering keriput dan tidak elastis lagi.

k. Perubahan pada fungsi kekebalan tubuh

Fungsi imonologis atau kekebalan mengalami penurunan sesuai

dengan umur, ini berakibat pada tingginya peluang terjadinya infeksi

dan terserang penyakit.

l. Penurunan fungsi kognisi dan kecerdasan

Fungsi kognisi (pencapaian pengetahuan) bisa tetap stabil atau

menurun, secara umum fungsi kognisi yang tetap stabil adalah

konsentrasi, kemampuan berkomunikasi sehari-hari, kemampuan

bahasa dan gambaran yang dapat dibayangkan otak sederhana.

2. Perubahan psikologis yang terjadi pada lansia

Perubahan mental dapat mempengaruhi kesehatan seseorang, oleh

karena itu perlu diwaspadai agar perubahan mental yang dialami tidak

menjurus atau menjadi sebab timbulnya penyakit. Sikap hidup perasaan,

dan emosi mempengaruhi perubahan mental lansia.

Page 30: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

15

3. Gangguan kesehatan pada lansia

Bertambahanya usia membawa konswekuensi pada penurunan fungsi

tubuh. Tidak mengherankan bahwa pada usia lanjut tubuh banyak

gangguan dan tidak mampu bekerja dengan baik layaknya dulu selagi

masih muda(Atun 2010).

2.1.1.6. Batasan usia yang ada pada lansia diantaranya sebagai berikut

1. Birren dan jenner, membedakan usia menjadi beberapa tipe :

a. Usia biologis

Yaitu menunjuk kepada jangka waktu seseorang sejak lahirnya berada

dalam keadaan hidup tidak mati

b. Usia psikologis

Yaitu menunjuk kepada kemampuan seseorang untuk mengadakan

penyesuaian-penyesuaian kepada situasi yang telah atau akan

dihadapinya.

c. Usia sosial

Yaitu menujuk kepada peran-peran yang diharapkan atau diberikan

masyarakat kepada seseorang sehubungan dengan usianya.

(Murwanti & Priyantari 2011)

2. Menurut kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi :

a. Usia pertengahan (middle age), pada umur antara usia kelompok dari

45 tahun sanpai 59 tahun.

b. Usia lanjut (earderly), usia antara 60 tahun sampai 70 tahun.

c. Usia tua (old), usia antara 75 tahun sampai 90 tahun

Page 31: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

16

d. Usia sangat tua (very old), usia diatas 90 tahun(Murwani & Priyantari

2011)

3. Sedangkan menurut Depkes RI, umur lansia dapat dikelompokan sebagai

berikut :

a. Kelompok menjelang usia lanjut 45-54 tahun sebagai massa Verilitas

b. Kelompok usia lnjut 55-64 tahun sebagai massa Pressenum

c. Kelompok usia lanjut 65tahun lebih sebagai massa Senium (Murwani

& Priyantari 2011).

2.1.1.7. Masalah yang sering muncul dan dihadapi oleh lansia

Masalah yang kerap muncul pada usia lanjut, yang disebutnya sebagai

a series of is, yang meliputi imobility (imobilisasi), instability (instabilitas

dan jatuh), incontinence (inkontensia), intellectual impairment (gangguan

penglihatan dan pendengaran), isolation (depresi), inanition (malnutrisi),

insomnia (gangguan tidur), hingga immune deficiency (menurunya

kekebalan tubuh) (Nugroho 2008).

Berdasarkan The National Old People Welfare Council di Inggris,

menyebutkan bahwa penyakit atau ganggguan umum pada lanjut usia

meliputi depresi mental, gangguan pendengaran, bronkitis kronis, gangguan

pada tungkai atau sikap berjalan, gangguan pada koksa/sendi panggul,

anemia, demenisa, gangguan penglihatan, ansietas/kecemasan,

dekompensasi kordis, diabetes mellitus, osteomalasia, hipotiroidisme dan

gangguan defekasi (Nugroho 2008).

Page 32: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

17

2.1.2. Proses Menua

2.1.2.1. Pengertian

Proses menua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan

manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya

dimulai dari suatu waktu tertentu tetap dimulai sejak permulaan kehidupan.

Menjadi tua atau lansia merupakan proses alamiah yang berarti seseorang

telah melalui tiga tahap kehidupanya yaitu anak, dewasa dan tua atau lansia.

Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki

usia tua berarti memulai kemunduran yang ditandai dengan rambut

memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, pengelihatan

semakin lama semakin memburuk, gerakan lambat, dan figur tubuh yang

tidak profesional (Nugroho 2012).Proses menua adalah suatu proses

menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk

memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya

sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan

yang diderita seseorang (Murwani & Priyantari 2011).

Umumnya manusia merindukan umur panjang, sekalipun ada

beberapa orang yang putus asa dengan umur panjangnya lantaran sakit-

sakitan. Perlu dilakukan pendekatan yang menyeluruh dan terpadu, agar

dalam usia panjangnya lebih sehat, banyak aktif, banyak senangnya.

Mengigat lansia memiliki potensi masalah yang lebih besar. Ada beberapa

gejala menua yaitu antara lain rambut rontok, beruban, gigi mulai ompong,

kulit keriput kemampuan melihat dan mendengar sudah mulai berkurang,

Page 33: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

18

serta perubahan sistem syaraf pusat dan sistem hormonal, secara psikologis

para lanjut usia jiwanya hampir mirip dengan anak-anak, mereka ingin

senang, diperhatikan, dimanja, dimanja dan dipuji dan disapa (Atun 2010).

2.1.3. Depresi

2.1.3.1. Pengertian

Secara sederhana depresi dapat dikatakan suatu pengalaman yang

sangat menyakitkan, atau suatu perasaan yang tidak ada harapan lagi. DR.

Jonatan Trisna menyimpulkan bahwa depresi suatu perasaan sendu atau

sedih yang biasanya disertai dengan diperlambatanya gerak dan fungsi

tubuh maupun organ tubuh (Hadi 2004).

Depresi adalah perasaan sedih, ketidak berdayaan, dan pesimis yang

hubunganya dengan suatu penderitaan. Dapat berupa serangan yang

ditujukan kepada diri sendiri atau perasaan marah yang sangat mendalam.

Depresi merupakan gangguan afek yang sering terjadi pada lansia dan

merupakan salah satu gangguan emosi (Nugroho 2012).

Depresi adalah kondisi umum yang terjadi pada lansia dan alasan

terjadinya kondisi ini dapat dilihat pada saat mengkaji kondisi sosial,

kejadiaan hidup, dan masalah fisik pada lansia (Watson 2003). Depresi

adalah gangguan dalam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan

dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami

gangguan dalam menilai realitas Reality Testing (RTA), kepribadiaan

seseorang masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadiaan atau

Page 34: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

19

Splitting Of Personality) perilaku dapat terganggu namun masih dalam

keadaan normal (Hawari 2011).

2.1.3.2. Faktor yang mempengaruhi depresi pada lansia

1. Faktor Biologi

Secara biologis, lansia yang mudah terserang depresi juga

mempengaruhi oleh faktor keturunan. Jika lansia secara garis keturunan

ke atas ada yang mengalami depresi (entah itu bapaknya atau kakeknya),

maka besar kemungkinan suatu saat lansia mudah mengalami depresi

juga (Surya & hendra 2010).

2. Faktor genetik

Faktor biologis lainya yaitu ketidak seimbangan zat kimiawi di otak

yang menjadi faktor pencetus depresi. Otak manusia terdapat banyak

zat-zat kimiawi yang mempengaruhi tingkat emosi seseorang. Jika zat-

zat kimiawi dalam otak tersebut tidak seimbang, maka emosi seseorang

menjadi labil. Dengan kondisi emosi yang labil tersebut, jika lansia

dihadapkan pada suatu persoalan, maka lansia tidak akan berfikir dengan

baik (Surya & hendra 2010).

3. Faktor Psikologis

Faktor-faktor yang mendapat menumbuhkan suatu tipe depresi spiritual

primer meliputi rasa bersalah yang sebenarnya kemarahan yang

dipendam di dalam perpektif yang salah. Depresi psikologis dapat

terjadi pada seseorang yang sejak kecil belajar pola-pola reaksi yang

menyebabkan depresi jika mengalami kesulitan atau sebagai orang yang

Page 35: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

20

mendapat ganjaran yang tidak sesui. Depresi kejiwaan juga terjadi jika

ada suatu gangguan pola pikir, ketika kehilangan dan rasa bersalah yang

semua hadir (Minirt 2001).

4. Faktor penyebab terjadinya depresi kadang-kadang sulit sekali karena

ada sejumlah penyebab dan mungkin beberapa diantaranya bekerja pada

saat yang sama. Namun dari sekian banyak penyebab dapatlah

dirangkum sebagai berikut :

a. Kehilangan, kehilangan merupakan faktor utama yang mendasari depresi.

Archi Bald Hard menyebutkan empat macam kehilangan meliputi :

1) kehilangan abstrak meliputi kehilangan harga diri, kasih sayang,

harapan atau ambisi.

2) kehilangan sesuatu yang kongkrit meliputi kehilangan mobil,

rumah,orang bahkan binatang kesayangan yang disukainya.

3) kehilangan hal yang bersifat khayal meliputi tanpa fakta tapi

seseorang merasa tidak disukai atau dipergunjingkan orang

4) kehilangan sesuatu yang belum tentu hilang misalnya menunggu hasil

tes ujiaan dan menunggu hasil tes kesehatan.

b. Reaksi terhadap stres, sekitar 85% depresi ditimbulkan oleh stres dalam

kehidupan sehari-hari.

c. Terlalu lelah atau capek karena terjadi pengurasan tenaga baik secara

fisik maupun emosi.

d. Gangguan dan reaksi terhadap obat.

(Hadi 2004).

Page 36: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

21

2.1.3.3. Gejala-gejala yang menyertai depresi

1. Pada umumnya penderita depresi dapat dinilai melalui beberapa gejala

misalnya :

a. Secara fisik mereka mengalami beberapa gangguan seperti: gerakan

jadi lamban, tidur tidak nyenyak, nafsu makan jadi menurun atau

bahkan meningkatkan gairah seksual bahkan juga bisa hilang sama

sekali.

b. Kehilangan perspektif dalam kehidupanya, pandangan terhadap hidup,

pekerjaan dan keluarga menjadi kabur

c. Perasaan yang berubah-ubah menjadi sulit dikendalikan. Berbagai

perasaan seperti putus asa, kehilangan harapan, sedih, cemas, rasa

bersalah, apatis dan marah atau sering muncul pada waktu tidak

menentu dan menciptakan suasana hampadan mati.

d. Beberapa gejala psikologis seperti kehilangan harga diri, menjauhkan

diri dari orang lain karena ditakut ditolak atau takut tanpa alasan dan

igin melarikan diri dari masalah atau hidupnya sendiri bahkan menjadi

peka secara belebihan sering dialami oleh mereka yang mengalami

depresi.

e. Pikiran dilusi, pada penderita depresi yang sangat parah muncul

pikiran-pikiran dilusi yang bisa merugikan, misalnya: “orang akan

membunuh saya” (Hadi 2004).

Page 37: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

22

2. Gejala-gejala lain yang timbulkan diantaranya :

a. Pandangan kosong

b. Kurang atau hilangnya perhatiaan pada diri sendiri dan orang lain

bahkan lingkungan

c. Inisiatif menurun

d. Ketidak mampuan dalam berkonsentrasi

e. Aktifitas menurun

f. Kurangnya nafsu makan

g. Mengeluh tidak enak badan dan kehilangan semangat, sedih, atau

cepat lelah sepanjang waktu

h. Kemungkinan susah tidur dimalam hari(Nugroho 2012).

2.1.3.4. Ciri-ciri kepribadian seseorang yang mengalami depresi

Seseorang yang sehat jiwanya bisa saja jatuh dalam depresi apabila

yang bersangkutan tidak mampu menanggulangi stersor psikososial yang

dia alaminya. Selain dari pada itu ada juga yang lebih rentan (Vulnirable)

jatuh dalam keadaan depresi dibandingkan dengan orang lain. Orang yang

lebih rentan ini (beresiko tinggi) biasanya mempunyai corak kepribadian

yang depresif, yang ciri-cirinya antara lain sebagai berikut :

1. Pemurung, sukar untuk senang, sukar untuk merasa bahagia

2. Pesimis dalam meghadapi massa depan

3. Memandang dirinya rendah

4. Mudah merasa bersalah dan berdosa

5. Mudah mengalah

Page 38: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

23

6. Enggan bicara

7. Mudah merasa haru, sedih dan mudah menangis

8. Gerakan lamban, lemah, lesu, kurang berenergi

9. Sering mengeluh sakit ini dan itu

10. Mudah tegang, agitasi dan gelisah, serba cemas, khawatir, mudah takut

dan bahkan mudah tersinggung

11. Tidak ada rasa percaya diri

12. Merasa tidak mampu dan mersa tidak berguna

13. Merasa selalu gagal dalam berusaha, pekerjaan, ataupun pembelajaran

14. Suka menarik diri, pemalu dan pendiaam

15. Lebih suka menyesihkan diri tidak suka bergaul, pergaulan sosial amat

terbatas

16. Lebih suka menjaga jarak, menghindari keterlibatan dengsn orang lain

17. Suka mencela, mengkritik, konvensional

18. Sulit mengambil keputusan

19. Tidak agresif, sikap opsisifnya dalam bentuk pasif sampai agresif

20. Menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan bagi dirinya

21. Lebih senang berdamai untuk menghindari konflik

Ciri-ciri kepribadiaan depresi diatas pada setiap diri seseorang tidak

harus sama, mencakup semua gejala-gejala secara keseluruhan yang ada

diatas. Seseorang baru bisa dikatakan mengalami gangguan depresi manakala

yang bersangkutan mengalami gangguan dibidang fisik (somatik) maupun

psikis sedemikiaan rupa sehingga mengganggu fungsi dalam kehidupanya

Page 39: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

24

sehari baik di rumah, sekolah atau kampus, di tempat kerja ataupun

dipergaulan lingkungansosial (Hawari 2011).

2.1.3.5. Gejala klinis depresi

Depresif adalah salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam

perasaan bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan (Affective atau

mood di sorder), yang ditandai dengan kemurungan, kelesuaan, ketiadaan

gairah hidup, persaan tidak beguna, putus asa dan lain sebagainya. Secara

lengkap gejala klinis depresi adalah sebagai berikut :

1. Asfek disforik yaitu suatu keadaan seseorang yang mengalami perasaan

murung, sedih, gairah hidup menurun, tidak semangat, merasa tidak

berdaya

2. Perasaan bersalah, berdosa, penyesalan

3. Nafsu makan menurun

4. Berata badan menurun

5. Konsentrasi dan daya ingat menurun

6. Mengalami gangguan tidur : insomnia (sukar atau tidak dapat tidur)atau

sebaliknya hipersomnia (terlalu banyak tidur), gangguan ini sering

disertai dengan mimpi-mimpi yang tidak menyenangkan, misalnya

mimpi orang yang telah meninggal

7. Agitasi atau retardasi psiko motor (gaduh gelisah atau lemah tak berdaya)

8. Hilangnya rasa senang, semangat, dan minat, tidak suka lagi dalam

melakukan hobi, kreatifitas menurun, produktifitas juga menurun

9. Gangguan seksual (libido menurun)

Page 40: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

25

10. Memikirkan tentang kematiaan dan bunuh diri(Hawari 2011).

2.1.3.6. Langkah-langkah mengatasi depresi

Ada beberapa anjuran umum untuk mengatasi depresi diantaranya:

1. Secara umum

a. Berusahalah untuk meneruskan kegiatan-kegiatan rutin setiap hari.

Kalau saudara bekerja, akan sangat menolong kalau saudara mau

bangun pagi-pagi, lalu mandi, berpakaian, sarapan dan pergi

ketempat kerja.

b. Bila saudara melakukan pekerjaan di rumah, lakukanlah langkah

diatas. Meskipun saudara merasa apapun yang saya kerjakan tidak ada

gunannya, ketahuilah sebenarnya ada gunannya.

c. Usahakanlah untuk beraktifitas diluar rumah walau melakukan

kegiatan sesederhana apapun. Misalnya membeli koran atau majalah

ke toko atau berkunjung ke rumah keluarga dekat.

d. Kegiatan fisik seperti bernyanyi, berenang, bersepeda, atau

berolahraga, pada umumnya sangat membantu mengatasi depresi.

e. Bila nafsu makan dan berat badan saudara menurun, upayakan untuk

tetap makan walau sedikit-sedikit tapi sering.

2. Saran bagi teman atau family penderita depresi :

a. Anda tidak perlu menyenangkan hati penderita dengan godaan atau

gurauan tertentu.

b. Jangan member teguran atau kritikan, walaupun anda mengira itu akan

membuat penderita menjadi kuat.

Page 41: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

26

c. Yang terpenting berikanlah dukungan, dorongan yang lembut dan

ketegasan.

d. Walaupun tidak banyak yang dapat saudara perbuat, kehadiran anda

yang penting bagi sipenderita, terlebih saat dalam depresi yang

mendalam.

e. Ingatlah bahwa depresi separah apapun, bias diatasi dan bias berakhir.

f. Carilah seseorang yang cukup bijaksana dimana saudara dapat

menjadikan tempat curhat(Hadi 2004).

2.1.3.7. Penatalaksanaan atau intervensi untuk depresi yaitu :

1. Intervensikeperawatan:

Dalam hal ini diagnosekeperawatan yang

dapatditegakkanpadakliendepresidiantaranya adalahansietas,

berdukadifungsional, keputusasaan, ketidakberdayaan, hargadirirendah,

isolasisosial, kopingindividutidakefektif, danresikobunuhdiri.Sedangkan

diagnose keperawatan yang paling tepatuntukditegakan pada lansia yang

mengalami gangguan depresiadalahhargadirirendah. Hal

inidapatterlihatdarikarakteristikgejala yang dimunculkanyaitupandangan

negative terhadapdirinyasepertimerasatidakberguna, tidakmampuapa-apa,

perasaantidakberdayadanmerasabersalah (Nanda2005 dalam Prasetya

2010).

Bentukintervensikeperawatan yang

dapatdilakukanseorangperawatdalammengatasi diagnose

keperawatanhargadirirendahdimulaidenganintervensikeperawatangeneral

Page 42: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

27

issampaidenganspesialis yang ditujukanuntukindividu,

keluargadankelompok, dan penjabaranya sebagai berikut :

a. Intervensikeperawatan generalis

Intervensigeneralis merupakan upaya atau intrvensi yang

dapatdilakukanpadapasienlansia yang mengalami depresiini bertujuan

membantulansiamengenalkemampuan-kemampuan yang

masihdimilikisetelahadanyaperubahanfisikdanpsikososialsepertipenya

kitfisikdankurangnyaperhatian dari keluarga.Kegiatan

mengenalkemampuandiri yang masihada,

dapatdilakukansecaraindividumampun bersamakelompoknya.

b. Intervensikeperawatanspesialis

Intervensikeperawatanspesialis ini

diberikanbilaintervensigeneralitidakmampumengatasimasalahhargadir

ipasien, Intervensikeperawatanspesialis yang

dapatdiberikanpadalansiayang

yangmempunyaimasalahpsikologiadalahterapiindividu (terapikognitif,

terapiperilaku), terapikeluarga (psikoedukasidan triangle keluarga)

danterapiaktivitaskelompok (Stuart &Laraia 2005 dalam Prasetya

2010).

c. Intervensi medis

Terapi yang dibutuhkan pada pasien depresi adalah terapi psikososial,

seperti terapi kognitif, terapi interpersonal, terapi tingkah laku,

psikoterapi, dan atau terapi keluarga, terapi obat, yaitu antidepresi

Page 43: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

28

(trisiklik, tetrasiklik, MAO-A inhibitor, SSRI dan lain-lain), lithium

carbonate, boleh ditambahkan pbat anti cemas apabila diperlukan dan

boleh diberikan obat antipsikosis apabila ada gejala psikotik, dan

Electro Compulsive Therapy (ECT) dengan indikasi yaitu obat-obatan

kurang efektif atau pasien tidak bisa menerima oabat-obatan.

d. Intervensi lain

Intervensi lain yang dapat digunakan untuk mengurangi dan

menurunkan depresi adalah dengan melakukan latihan gerak tubuh

diantaranya dengan melakukan senam yoga dan senam latih otak.

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa penelitian senam yoga

juga efektif untuk klien depresi.Jon Cabot Zim dari Univercity of

Massachusetts, AS mengembangkan Stress Reduction and Relaxation

Progresif (SRRP). SRRP adalah teknik meditasi dimana pelakunya

mengamati proses mental unuk mereka sendiri. SRRP terbukti mampu

mengurangi kecemasan dan depresi secara signifikan. Menurut

(Zindel segal 2007 dalam prasetya 2010) meneliti SRRP yang

digunakan berbarengan dengan terapi kognitif. Zindel mengobservasi

145 orang yang beresiko depresi dan menjalani terapi kognitif saja

atau bersamaan dengan SRRP. Setelah delapan pecan menjalani

terapi, responden yang menjalani dua terapi lebihrendah

kecenderungannya untuk mengalami kekambuhan. Kemudian emosi

tidak hanya dengan menuliskan pikiran sebagaimana terapi kognitif,

tetapi juga memberikan perhatian pada bagaimana emosi itu

Page 44: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

29

diekspresikan dalam tubuh mereka (Kaplan &Saddock 2004 dalam

Prasetya 2010).

2.1.3.8. Manejemen Keperawatan

Manejemen atau penetalaksanaan depresi pada tahap pencegahan dan

terapi yang memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik,

yaitu yang mencakup fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial

dan spikoreligius. Bidang pencegahan agar seseorang tidak jatuh dalam

keadaan depresi maka sebaiknya kekebalan yang bersangkutan perlu

ditingkatkan agar mampu menanggulangi stesor psikososial yang muncul

dengan cara hidup yang teratur, serasi, selaras dan seimbang. Ada berbagai

macam terapi yang digunakan untuk mengatasi depresi lanjut usia

diantaranya :

1. Terapi psikofarmaka atau farmaka

Merupakan terapi pengobatan untuk depresi dengan memakai obat-

obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter

(sinyal pengatar syaraf) di susunan saraf pusat otak (lymbic Sistem).

Obat yang digunakan untuk mengatsasi depresi diantarnya: imipramine,

amitriptilin, doxepin, maprotilin, mianserin, amoxapine.

2. Terapi somatik

Merupakan terapi yang diberikan kepada penderita depresi yang disertai

dengan penyakit. Untuk menghilangkan keluhan somatik (fisik) dapat

diberikan obat-obatan yang ditujukan pada organ tubuh yang

bersangkutan.

Page 45: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

30

3. Psikoterapi

Merupakan terapi kejiwaan yang di berikan kepada pasien yang

menderita depresi. Psikoterapi ini banyak macam dan ragamnya

tergantung dari kebutuhan pasien diantarnya :

a. Psikoterpi suportif

Terapi yang dimaksudkan untuk meberi motivasi, semangat dan

dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa

dengan keadaanya.

b. Psikoterapi re-edukatif

Terapi yang dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang dan

koreksi bila dinilai bahwa ketidak mampuan mengatasi depresinya

itu dikarenakan faktor psiko-edukasi masalalu dikala yang

bersangkutan dalam periode anak dan remaja

c. Psikoterapi re-konstruktif

Dengan terapi ini dimaksudkan untuk memperbaiki kembali (re-

konstursi) kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat

stresor psikososialyang tidak mampu diatasi oleh pasien.

d. Psikoterapi kognitif

Terapi ini dimaksudkan untuk memulihkan fungsi kognitif pasien,

yaitu kemampuan untuk berfikir secara rasional, konsentrasi dan

daya ingat.

Page 46: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

31

e. Psikoterapi Perilaku

Terapi ini dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku yang

mal-adaptif (ketidakmampuan beradaptasi) akibat stresor psikososial

yang dideritanya.

f. Psikoterapi keluarga

Terapi ini dimaksudkan untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan,

agar faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor

keluarga dapat dijadikan sebagai faktor pendukung bagi pemulihan

pasien yang bersankutan.

4. Terapi Psikoreligius

Terapi ini merupakan terapi keagamaan yang diberikan kepada pasien

depresi dengan cara melakukan pengajian dan berdoa bersama agar hati

dan jiwa terasa aman dan nyaman.

5. Terapi psikososial

Terapi ini dimaksudkan dengan memulihkan kembali kemampuan

adaptasi agar yang bersangkutan dapat kembali berfungsi secara wajar

dalam kehidupan sehari-hari dirumah maupun di lingkungan pergaulan

sosialnya.

6. Terapi Konseling

Semua proses terapi tersebut di atas khususnya psikoterapi dilakukan

melalui konseling. Orang (dokter atau psikiater) yang meberikan

konsultasi dinamakan konselor sedangkan orang atau (pasien) yang

mendapat konsultasi dinamakan klien atau konseli. Konseling ini tidak

Page 47: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

32

hanya ditujukan kepada konseli secara individual tetapi juga kepada

pihak yang terkait misalnya kawan dekat, suami istri anak dan anggota

keluarga lainya (Hawari 2011).

Page 48: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

33

2.1.4. KERANGKA BERFIKIR

konseling

1. Terapi psikososial

2. Terapi psikofarmaka

3. Terapi somatik

4. Terapi psikoreligius

5. Terapi psikoterapi

6. Terapi konseling

Lanjut usia

yang tidak

mengalami

depresi

Managemen

keperawatan

Faktor

psikologis

Faktor

genetik

Faktor

biologis

Panti

Wreda

Lanjut

Usia

Lanjut usia

depresi

Page 49: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. TEMPAT PENELITIAAN

Penelitian ini dilaksanakan di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia yang

beralamatdi Jalan Nusa Indah No. 19, Palur, Karanganyar. Karena Panti Wreda

Griya Sehat Bahagia merupakan salah satu Panti yang di khususkan untuk lansia

yang beresiko menderita berbagai macam penyakit.

3.2. WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan dan dilakukan dari tanggal 24

Maret2014 sampai 24 Mei 2014.

3.3. BENTUK DAN STRATEGI PENELITIAN

Peneliti ini menggunakan penelitian kualitatif dengan strategi atau desain

“Case Study”. Case study merupakan strategi penelitian dimana di dalamnya

peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses,

atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan

peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai

prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan (Creswell

2010). Informan pada penelitian ini yaitu pasien lansia yang mengalami depresi.

Tahap awal yang peneliti lakuakan ialah memilih pasien depresi melalui data

rekam medik yang ada di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia. Setelah itu peneliti

memulai menjalin hubungan saling percaya dengan calon informan yaitu pasien

lansia yang mengalami depresi dan perawat yang bertugas di Panti tersebut.

Page 50: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

35

Apabila calon partisipan merasa setuju maka peneliti akan memberikan lembar

persetujuan (informed consent). Selanjutnya, setelah informan setuju secara

sukarela untuk mengikuti penelitian ini barulah peneliti memulai tahap awal

membina hubungan dengan informan, maka langkah selanjutnya peneliti

memulai wawancara dengan informan.

3.4. SUMBER DATA

Pemahaman mengenai berbagai macam sumber data merupakan bagian

yang sangat penting bagi peneliti karena digunakan untuk memilih serta

menentukan ketetapan, kekayaan data dan kedalaman informasi yang diperoleh

di lapangan. Data tidak akan bisa diperoleh tanpa adanya sumber (Sutopo 2006).

Adapun jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Informan

Sumber data yang berasal dari narasumber atau informan pada

penelitian kualitatif memiliki peranan yang sangat penting sebagi sumber

informasi. Dalam penelitian ini peneliti memilih informan yaitu pasien lansia

yang mengalami depresi dan perawatyang berada di Panti Wreda Griya Sehat

Bahagia Karanganyar.

2. Tempat, Peristiwa dan aktivitas

Penelitian inidilakukan di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia

Karanganyar. Peristiwa yang diamati adalah kejadian-kejadian yang ada di

Panti Wreda yang berfokus pada perawat dan lansia yang mengalami depresi.

Aktivitas yang diamati adalah kegiatan harian perawat dan lansia yang

mereka lakukan di Panti wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar.

Page 51: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

36

3. Dokumen

Sumber data berupa dokumen atau arsip biasanya merupakan bahan

tertulis yang berhubungan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu.

Sumber yang telah disebutkan kebanyakan merupakan rekaman tertulis,

namun juga bisa berupa gambar atau benda peninggalan (Sutopo 2006).

Sesuai dengan penjelasan diatas, penelitian ini menggunakan dokumen yang

berupa buku, jurnal penelitian dan rekam medis dari rumah sakit.

3.5. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Wawancara mendalam

Sumber data yang sangat penting dalam penelitian kualitatif adalah

berupa manusia yang dalam posisi sebagai narasumber atau informan. Untuk

mengumpulkan informasi dari sumber data ini diperlukan teknik wawancara,

yang dalam penelitian kualitatif khususnya dilakukan dalam bentuk yang

disebut wawancara mendalam (in-depth interviewing). Wawancara akan

dihentikan ketika semua jawaban dari partisipan jenuh(Sutopo 2006).

Selama penelitian peneliti melakukan wawancara kepada pasien lansia

yang mengalami depresi dan perawat yang berada di Panti Wreda Griya Sehat

Bahagia Karanganyar.

a) Pasien lansia yang mengalami depresi

Pengumpulan informasi menggunakan teknik wawancara mendalam (in-

depth interviewing) dengan pernyataan yang bersifat terbuka. Peneliti

menggali informasi tentang perasaan pasien, pernah mengalami kehilangan

atau tidak, alasan pasien di bawa ke Panti Wreda Griya Sehat Bahagia

Page 52: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

37

Karanganyar, aktivitas dan kegiatan yang dilakukan dan kondisi kesehatan

selama di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar.

b) Perawat

Pengumpulam informasi menggunakan teknik wawancara mendalam (in-

depth interviewing) dengan petanyaan yang bersifat terbuka. Peneliti

menggali informasi tentang managemen keperwatan, tindakan perawat

untuk menekan timbulnya depresi dan kendala yang muncul saat

mengatasi depresi lansia yang berada di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia

Karanganyar.

2. Observasi

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data

yang berupa perisiwa, aktivitas, perilaku, tempat atau lokasi, dan benda,

serta rekaman gambar. Observasi dapat dilakukan secara langsung ataupun

tidak langsung (Sutopo 2006). Alasan peneliti melakukan observasi adalah

untuk menyajikan gambaran realistic perilaku atau kejadian, untuk

menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia dan

untuk evaluasi melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu serta

melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut (Sumantri 2011).

Observasi pada penelitian ini langsung dilakukan untuk mengamati

perawat dan lansia yang mengalami depresi di Panti WredaGriya Sehat

Bahagia. Pada hal ini yang diamati adalah pasien lansia yang mengalami

depresi yang meliputi tentang aktifitas dan kegiatan, kondisi kesehatan

Page 53: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

38

pasien depresi, dan kegiatan yang dilakukan oleh perawat dalam mengatasi

depresi pada lansia di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia.

3. Analisis dokumen

Studi dokumen adalah teknik pengumpulan data dengan mempelajari

catatan mengenai suatu data (Fathoni 2006). Dokumen tertulis merupakan

sumber data yang memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif

(Sutopo 2006). Sumber data dan dokumen pada penelitian ini diperoleh

dari buku dan jurnal yang membahas mengenai depresi dan menggunakan

rekam medis untuk memastikan bahwa objek penelitian yang diteliti sesui

dengan kasus yang sudah di tetapkan di awal penelitian yaitu depresi.

3.6.TEKNIK SAMPLING

Populasi lanjut usia yang berada di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia

Karanganyar sebanyak 38 orang. Terdapat 5 orang diantaranya mengalami

depresi. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling, yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel

diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel

tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya

(Nursalam 2011). Kriteria dalam penelitian ini yaitu, pasien lansia yang berumur

60 tahun keatas dan mengalami depresi.

Pasien dengan diagnosa depresi di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia

terdapat 5 lansia. Pada penelitian ini peneliti mengambil semua lansia yang

mengalami depresi sebagai informan dalam penelitian.

3.7.VALIDITAS DATA

Page 54: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

39

Data yang telah berhasil digali di lapangan studi, dikumpulkan dan dicatat

dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan bukan hanya untuk kedalam dan

kemantapannya tetapi juga bagikemantapan dan kebenaranya. Oleh karena itu

setiap peneliti harus bisa memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk

mengembangkan validitas data yang diperolehnya.

Dalam penilitian kualitatif terdapat beberapa cara yang bisa dipilih untuk

pengembangan validitas data penelitian. Cara-cara tersebut antara lain bisa

berupa beberapa tehnik trianggulasi (triangulation) yaitu :

1. Trianggulasi Sumber

Teknik triangulasi yang peneliti gunakan pada penelitian ini ialah pasie

lansia yang mengalami depresi dan seorang perawat yang memberikan

tindakan untuk mengtasi depresi. Teknik ini mengarakan peniliti agar didalam

mengumpulkan data, peneliti wajib menggunakan beragam sumber data yang

berbeda-beda yang tersedia. Artinya, data yang sama atau sejenis akan lebih

mantap kebenaranya bila digali dari beberapa sumber data yang

berbeda.dengan demikian apa yang diperoleh dari sumber yang satu, bisa

lebih teruji kebenaranya bilamana dibandingkan dengan data sejenis yang

diperoleh dari sumber lain yang berbeda, baik sumber sejenis atau sumber

yang berbeda jenisnya (Sutopo 2006).

2. Trianggulasi Metode

Teknik ini lebih menekankan pada penggunaan metode pengumpulan

data yang berbeda, peneliti menggunakan metode wawancara untuk

mendapatkan informasi secara jelas dan rinci dan peneliti juga menggunakan

Page 55: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

40

metode observasi untuk memperkuat hasil dari wawancara yang peneliti

lakukan. Memantapkan validitas data mengenai suatu keterampilan seseorang

dalam bidang tertentu, kemudian dilakukan wawancara mendalam pada

informan yang sama, dan hasilnya diuji dengan pengumpulan data sejenis

menggunakan teknik observasi pada saat orang tersebut melakukan kegiatan

atau perilakunya (Sutopo 2006).

3. Trianggulasi Penelitian

Trianggulasi penelitian adalah hasil penelitian baik data ataupun

simpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya yang bisa diuji

validitasnya dari beberapa peneliti yang lain. Dari pandangan dan tafsir yang

dilakukan oleh beberapa peneliti terhadap semua informasi yang berhasil

digali dan dikumpulkan yang berupa catatan dan bahkan sampai dengan

simpulan-simpulan sementara, diharapkan bisa terjadi pertemuan pendapat

yang pada akhirnya bisa lebih memantapkan hasil akhir penelitian (Sutopo

2006).

4. Trianggulasi Teori

Triangulasi ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif

lebih dari suatu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. Dalam

melakukan triangulasi ini peneliti wajib memahami teori-teori yang

digunakan dan keterikatanya dengan permasalahan yang diteliti sehingga

mampu menghasilkan simpulan yang mantap, bisa dipertanggung jawabkan

dan benar-benar memiliki makna yang mendalam serta bersifat

multiperpektif. Meski demikian, dalam hal ini peneliti bisa menggunakan

Page 56: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

41

suatu teori khusus yang diguakan sebagai fokus utama dari kajianya secara

lebih mendalam dari pada teori yang lain juga yang digunakan (Sutopo 2006).

3.8.ANALISIS DATA

Penelitian kualitatif proses analisisnya ini dilakukan sejak awal bersamaan

dengan proses pengumpulun data. Teknik analisis dalam penelitian bersifat

induktif yaitu teknik analisis yang tidak dimaksutkan melihat atau membuktikan

suatu prediksi atau suatu gambaran hipotesis penelitian, tetapi simpulan dan teori

yang dihasilkan terbentuk dari data yang dikumpulkan. Sifat analisis induktif

menekankan pentingnya apa yang sebenarnya terjadi dilapangan yang bersifat

khusus berdasarkan karakteristik konteksnya. Dalam penelitian ini analisis

induktif yang digunakan adalah teknik analisis interaktif yaitu setiap data yang

diperoleh dari lapangan selalu diinteraksikan atau dibandingkan dengan unit data

yang lain (Sutopo 2006). Adapun model analisis interaktif ini digambarkan

dalam bagan sebagai berikut :

Model Analisis Interaktif

Sumber: Sutopo, HB 2006, Metodologi dasar teori dan terapannya dalam penelitian,

Edisi 2, Hal 120, Universitas sebelas maret, Surakarta

Pengumpulan data

Reduksi data

Penarikan kesimpulan atau

verifikasi

Sajian data

Page 57: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Tempat Penelitian

4.1.1. Kondisi Panti Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar

Panti Wreda Griya Sehat Bahagia merupakan tempat yang dikhusukan

untuk lansia, Panti ini berada di Kota Karanganyar yang beralamatkan di

Jalan Nusa Indah No. 19, Palur, Karanganyar, Tujuan dari Panti Wredha

Griya Sehat Bahagia (GSB) yaitu untuk meningkatkan kualitas hidup para

lansia supaya mendapat kehidupan yang bahagia, aman dan nyaman.Visi Misi

dari Panti Wredha Griya Sehat Bahagia (GSB) adalah Cinta Kasih dan

Melayani. Panti Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar berdiri pada tahun

2002, Panti Wreda Griya Sehat Bahagia mempunyai luas bangunan ± 430 m2

dengan bangunan dua lantai. Panti Wredha Griya Sehat Bahagia

Karanganyardibagi empat ruangan dengan nama ruangan yang berbeda, yang

pertama Ruang Mawar, kedua Melati, ke tiga Anggrek dan keempat

Flamboyan dan dibagi menjadi tiga kelas yang berbeda untuk fasilitasnya.

Pertama kelas VIP yaitu di Ruang Melati, di Ruang Melati terdapat 10 kamar

masing-masing kamar hanya ditempati untuk satu pasien dengan fasilitas

didalamnya kamar ada TV 14 inchi, lemari dan tempat tidur yang terbuat dari

bahan sepringbed. Kedua adalah Ruang Mawar untuk kelas satu yaitu dengan

fasilitas 15 bed atau tempat tidur, di dalam ruangan hanya terdapat satu TV

dengan ukuran 21 inchi, dua lemari besar yang terbuat dari kayu yang

Page 58: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

43

digunakan untuk menyipan baju pasien. Ketiga adalah Ruang Anggrek,

Ruang Anggrek dikhususkan untuk kelas dua, di dalam kamar ada 15 bed

atau tempat tidur, terdapat dua lemari dengan ukuran sedang, kemudian satu

kamar mandi, dan terdapat tiga meja untuk meletakan barang-barang yang

diperlukan oleh pasien. Keempat adalah Ruang Flamboyan yang dikhususkan

untuk kelas tiga, di dalam kamar terdapat 15 bed atau tempat tidur pasien,

terdapat dua lemari dengan ukuran besar, satu TV dengan ukuran 14 inchi,

empat meja untuk menaruh barang keperluan pasien, kemuadian dengan satu

kamar mandi. Kondisi untuk setiap kamar tidur dan ruang kumpul bersih, rapi

dengan ventilasi yang cukup memadahi. Fasilitas disetiap kamar tidur

mempunyai bed lengkap dengan sprei, bantal, selimut, dan perlak pada

tempat tidur. Fasilitas untuk mandi cuci kakus (MCK) disediakan sabun, sikat

gigi, odol, shampoo. Bagi yang berkebutuhan khusus disediakan popok, kursi

roda, kruk, cane, walker, perlengkapan sibin, dan pispot.

4.2. Karakteristik Informan

Informan pada penelitian ini ialah pasien yang menderita depresi di usia

tuanya, yang terdiri dari 5 orang lansiadengan jenis kelamin adalah sama

yaitu perempuan. Rentang usia partisipan pada penelitian ini adalah mulai

dari 60-65 tahun.Sebagian besar tingkat pendidikan partisipan pada penelitian

ini adalah SD sampai Perguruan Tinggi. Kemudian riwayat pekerjaan pada

partisipan bervariasi mulai dari buruh tani, buruh buruh rumah tangga, buruh

pabrik sampai dengan wiraswasta dan tim medis.Untuk masing-masing

responden di tempatkan di Ruang yang berbeda3 diantara di Ruang

Page 59: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

44

Flamboyan dan 2 diantaranya di Ruang Melati. Pada penelitian ini peneliti

juga menggunakan informan pendukung yaitu, seorang perawat yang bekerja

di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar dan dokter yang

mempunyai hak milik panti sepenuhnya.

1. Informan 1

Informan 1 adalah seorang wanita yang berusia 65 tahun. Informan 1

beragama islam dan dulunya penah bekerja sebagai buruh tani. Tingkat

pendidikan Informan 1ialah SD. Informan 1menderita depresi.

2. Informan 2

Informan 2 adalah seorang wanita yang berusia 61 tahun. Informan

beragama Kristen dan dulunya bekerja sebagai wirasuwasta. Tingkat

pendidikan informan adalah SD. Informan 2 menderita depresi.

3. Informan 3

Informan 3 adalah seorang wanita yang berusia 65 tahun. Informan 3

beragama islam dan dulunya penah bekerja sebagai buruh pabrik. Tingkat

pendidikan informan ialah SD. Informan 3 menderita depresi.

4. Informan 4

Informan 4 adalah seorang wanita yang berusia 60 tahun. Informan 4

beragama kristen dan yang dulunya pernah bekerja sebagai fisioterapi.

Tingkat pendidikan informan 4 ialah Perguraan Tinggi. R4 menderita

depresi.

Page 60: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

45

5. Informan 5

Informan 5 adalah seorang wanita yang berusia 63 tahun. Informan 5

beragama islam dan yang dulunya pernah bekerja sebagai buruh tani.

Tingkat pendidikan informan 5 ialah SMP. Informan 5 menderita depresi.

Adapun karakteristik informan agar dapat dilihat dengan jelas pada

tabel berikut ini :

Tabel 2. Karakteristik Informan

Pasien

Lansia (I)

Usia Jenis

Kelamin

Riwayat

Pekerjaan

Status Pendidikan

I 1 65 tahun P Buruh Tani SD

I 2 61 tahun P Buruh SD

I 3 65 tahun P Buruh Pabrik SMP

I 4 60 tahun P Fisioterapi Perguruan Tinggi

I 5 60 tahun P Buruh Tani SD

4.3. Sajian Data

Panti Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar merupakan tempat

dimana dikhususkan untuk lansia, jumlah lansia yang ada di Panti Wreda

Griya Sehat Bahagia Karanganyar sebanyak 38 lansia dengan jenis kelamin

perempuan dan yang mengalami depresi sebanyak 5 orang, informasi tentang

lansia ini didapat dari wawancara dengan dokter, perawat, rekam medis, dan

pengkajiaan ulang peneliti dengan pasien menggunakan GDS (Geriatrik

Depresion Scale) dan hasilnya menunjukkan bahwa kelima lansia tersebut

mengalami depresi. Alasan lansia menjadi depresi di Panti Wreda Griya Sehat

Bahagia Karanganyar dikarenkan karena faktor kehilangan orang yang

mereka sayangi, misalnya seperti kehilangan keluarga atau orang terdekat.

Page 61: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

46

Berikut sajian data dari hasil wawancara dan observasi peneliti mengenai

lansia depresi :

4.3.1. Depresi lanjut usia di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar

Depresi merupakan perasaan sedih, ketidak berdayaan, dan pesimis

yang hubunganya dengan suatu penderitaan ini dapat berupa serangan yang

ditujukan kepada diri sendiri atau perasaan marah yang sangat mendalam.

Depresi merupakan gangguan perasaan yang sering terjadi pada lansia dan

merupakan salah satu gangguan emosi.

Depresi dapat dikategorikan menjadi beberapa kategori, depresi ringan,

depresi sedang, dan depresi berat. Dapat dikatakan bahwa seseorang

mengalami depresi ringan dengan kriteria sebagai berikut : cemas, nafsu

makan makan menurun dan susah tidur, namun masih dapat melakukan

aktifitas sehari-hari dengan normal dan masih mampu menghadapi kesulitan,

berlangsung kurang lebih 2 minggu. Sedangkan seseorang dapat dikatakan

megalami depresi sedang dengan kriteria sebagai berikut : suka menyendiri,

nafsu makan berkurang, sulit tidur dalam waktu yang lama, padangan mata

kosong, kurang percaya diri, selalu mengeluh pusing, mudah marah, masih

mampu bekomunikasi, aktivitas menurun, gerakan menjadi lamban, kesulitan

dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan kesulitan dalam menghadapi

permasalahan dalam hidup, berlangsung lebih dari 2 minggu. Seseorang dapat

dikatakan mengalami depresi berat dengan kriteria sebagai berikut :

menyendiri, pandangan mata kosong, mudah marah, sensitif terhadap orang

lain, nafsu makan menurun, selalu mengeluh pusing, sulit tidur dalam waktu

Page 62: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

47

yang sangat lama, selalu berfikir yang negatif, sulit berinteraksi dengan orang

lain, tidak mampu dalam melakukan aktivitas, tidak mempunyai semangat

untuk hidup, mempunyai keinginan untuk bunuh diri, selalu beranggapan

bahwa dirinya tidak mampu dalam melakukan suatu hal, bicara sendiri, tidak

dapat diajak berkomunikasi secara normal, berlangsung terus-menerus dalam

waktu kurang lebih 3 bulan.

Panti Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar merupakan tempat yang

dikhususkan untuk lansia, jumlah lansia di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia

Karanganyar ada 38 pasien lansia dengan jenis kelamin sama yaitu

perempuan, dari ke 38 pasien 5 diantaranya mengalami depresi. Dari hasil

wawancara yang telah dilakukan oleh peniliti didapatkan data bahwa pasien

di bawa ke Panti Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar dengan penyebab

dan alasan yang berbeda-beda.

Informan 1 mengatakan bahwa dirinya di bawa ke Panti Wreda dengan

alasan hanya sulit tidur kurang lebih sekitar 3 minggu. Halini dikarenakan

informan selalu memikirkan orang yang disayangi yaitu suaminya. Sejak 2

tahun yang lalu informan ditinggal pergi oleh suaminya dengan alasan yang

tidak jelas, tiba-taba suami tidak ada di rumah dan tidak ada kabar. Anak dan

kerabatnya juga sudah mencari tetapi tidak ketemu, informan juga

mengatakan bahwa dirinya sangat sayang dan rindu kepada suaminya karena

sudah lama tidak berjumpa. Berikut ini hasil wawancara yang dilakukan

peneliti dengan informan 1:

Informan 1 :

Page 63: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

48

“.....kulo mung angel turu mas....mikirne bojoku kui kok malah lungo

ninggalne aku, wes suwe gak ketemu, teko seprene ya urung

ketemu.....telung minggunan.....yo anaku karo tunggal-tunggalku mas

jare nambakne aku ben iso turu ngono, ben gak mikirne bojoku terus”

Makna dari ungkapan di atas menunjukkan bahwa informan 1

mengalami gangguan pola tidur, dikarenakan informan benar-benar

mengharapkan kedatangan suaminya itu, untuk melepas kerinduannya yang

sudah lama tidak bertemu, dia merasa sangat kehilangan atas kepergian suami

yang tega meninggalkanya tanpa sebab dan kabar yang tidak jelas. Hal ini

menandakan bahwa informan 1 ini juga terlihat sedih setiap harinya.

Keadaan yang dirasakan Informan 2 hampir sama dengan informan

diatas. Informan 2 mengatakan bahwa dirinya di bawa ke Panti Wreda dengan

alasan di tipu oleh kakak angkatnya, karena takut warisan ibu angkat

informan diserahkan semua pada dirinya, kakak angkat informan menjanjikan

bahwa dirinya akan diajak untuk mencari ibu kandungnya sampai ketemu,

pada saat perjalanan informan disuruh turun disuatu tempat yaitu di Panti

Wreda Salatiga dan di suruh menunggu sebentar, kata kakak angkat informan

mau membeli bensin tetapi tidak kembali ke tempat yan dijanjikan. Informan

mengatakan di Panti Wreda salatiga kurang lebih sudah 2 tahun, tetapi disana

informan selalu bertengkar dengan teman lansia yang lain akhirnya dokter

wulan membawa informan ke Panti Wreda Griya Sehat Bahagia

Karanganyar. Berikut hasil wawancara yang dilakukan dengan informan 2 :

Informan 2 :

“.....dulu mas ibu angkat saya juga lumayan kaya....ibu angkat saya itu

sakit-sakitan dan akhirnya meninggal.....ibuk angkat saya kan punya

anak satu cowok, dia takut kalau warisanya dikasihkan ke saya, terus

saya dijanjikan untuk nyari mamah saya mas sampai ketemu.....saya

Page 64: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

49

diajak puter-puter dan sampai di jalan saya di suruh turun di panti sala

tiga katanya kakak angkat saya mau beli bensin tapi gak balik-balik”

Makna dari ungkapan di atas menunjukkan bahwa informan dari kecil

belum pernah mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu. Informan merasa

dibohongi atau dikhianati oleh saudaranya sendiri, karena telah menjajinjikan

hal yang sangat berarti dalam hidup informan yaitu bertemu dengan

mamahnya, tetapi janji itu tidak di tepati oleh saudaranya. Rasa kecewa dan

sedih itu pasti ada pada diri informan. Dalam kehidupan informan rasa sedih

dan kecewalah yang selalu dirasakan, karena satu-satunya harapan dalam

hidupnya sudah tidak mungkin dia dapatkan yaitu bertemu dengan

mamahnya.

Informan 3 mengatakan bahwa dirinya dibawa ke Panti Wreda dengan

alasan di rumah tidak ada yang merawat, karena tidak mempunyai anak dan

ditinggal mati oleh suaminya, dan kondisi pasien yang tidak memungkinkan

untuk tinggal sendiri dirumah dan sudaranya menyarankan untuk dibawa ke

Panti, sebenarnya pasien juga sudah menolak tetapi keluarganya tetap

membawanya ke Panti dan hampir kurang lebih 2 tahun saudara tidak pernah

menjengguk, keinginan pasien hanya ingin pulang untuk memeriksakan

matanya. Berikut hasil wawancara yang dilakukan dengan informan 3:

Informan 3:

“goro-gorone niku kulo ten ngomah mboten enten sing ngrawat, kulo

sampun di tinggal tilar kaleh bojo kulo, terus kulo di beto mriki kaleh

sederek.....sederek kulo nggeh repot sedoyo mas, turene mengke nek do

kerjo mboten enten sing ngopeni, seng mendetne maem mas”

Makna dari ungkapan di atas menunjukkan bahwa informan merasa

hidupnya sudah tidak berdaya, karena merasa kehilangan orang yang sangat

Page 65: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

50

disayanginya yaitu di tinggal mati oleh suami, kondisi fisik yang tidak

memungkinkan yang membuat informan pasrah untuk di tempatkan di Panti

Wreda.rasa kecewa mungkin dapat timbul di dalam diri informan karena

saudaranya tidak ada yang memperdulikan diri informan, pekerjaanlah yang

lebih diutamakan saudaranya dari pada kondisi informan yang sudah tua dan

tidak mempunyai siapa-siapa kecuali saudaranya tersebut.

Informan 4 mengatakan bahwa dirinya di bawa ke Panti Wreda dengan

alasan hanya sulit tidur, karena dulu di rumah sering ada pertengkaran antara

suami dan ibu kandung informan, dengan sebab ibu kandungnya menuntut

suami informan untuk menyediakan fasilitas, Suami informan sadar bahwa

dirinya tidak mampu mencukupi akhirnya suami minta pisah dengan

informan dan kembali ke rumah orangtuanya yang ada di Sragen dan

informan memutuskan untuk tinggal di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia

Karanganyar dengan alasan bahwa dia tidak betah dirumah. Informan tinggal

di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia kuarang lebih sekitar 5 tahun. Berikut

hasil wawancara yang dilakukan dengan informan 4:

Informan 4:

“saya hanya sulit tidur sebenarnya mas.....iya, dulu dengan orang tua

saya, dengan suami sudah tidak cocok, terus maunya ibu saya itu

terlalu materi.....suami saya tidak dapat memenuhi permintaan orang tua

saya .....suami saya minta pisah dengan saya dia mau pulang ke rumah

orang tuanya.....sebenernya saya masih sayang sama suami saya”

Makna dari ungkapan di atas menunjukkan bahwa informan 4 merasa

sangat terpukul dengan sikap ibunya yang selalu menuntut suami informan

untuk menyediakan fasilitas, pertengkaran yang selalu terjadi setiap hari

Page 66: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

51

informan membuat informan tidak betah tinggal di rumah, dan rasa

kekecewaan suami terhadap ibu informan membuat suami informan

memutuskan mengajak berpisah dengan informan padahal informan masih

sangat sayang kepada suaminya sampai sekarang.

Informan 5 mengatakan bahwa dirinya di bawa ke Panti Wreda dengan

alasan hanya sulit tidur karena memikirkan suami tega meninggalkannya,

padahal informan sangat menyayangi suaminya dan bersedia melakukan apa

yang di suruh oleh suami informan, anak-anak informan juga sudah melarang,

tetapi informan selalu memikirkan suaminya. Ketika anak informan nomer 1

pulang dari jakarta, informan dibawa ke Panti Wreda dengan anaknya yang

lain. Sebenarnya informan juga sudah menolak tetapi masih dipaksa, pada

saat di jalan informan menangis terus-menerus karena tidak mau di tempatkan

di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar. Informan juga menyatakan

bahwa dirinya tidak betah di Panti Wreda dan hanya ingin pulang kumpul

bersama anak-anaknya. Informan tinggal di Panti Wreda kuarang lebih sudah

3 tahun. Berikut hasil wawancara yang dilakukan dengan informan 5:

Informan 5:

“ya aku iki mung angel turu mas, gara-garane kepikiran bojoku.....kok

tego-tegone bojoku ninggalne aku nglarani atiku mas, padahal kulo niku

sayang banget kalian bojo kulo.....dikon nopo-nopo kulo manut mawon,

kulo nggeh gemati kalian bojo kulo, jane anaku yawes nglarang aku ojo

mikirne bojoku terus, tapi ning ati iki ya tetep gak iso mas, nek kelingan

kui aku mesti nagis”

Makna dari ungkapan di atas menunjukkan bahwa informan 2 merasa

kehilangan dan kekecewaan yang sangat mendalam, karena ditinggalkan oleh

orang yang disayangi yaitu suami pergi meninggalkanya dengan wanita lain,

Page 67: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

52

rasa sesal dan putus asa yang selalu berada di dalam hati informan, rasa

sayang yang dimiliki informan kepada suaminya sangat besar. Hal ini

membuat informana sulit untuk mengiklaskan kepergian suaminya dengan

wanita lain bahkan informan juga terlihat sulit keluar dari perasaan sedih ini

yang membuat informan mengalami gangguan tidur.

Setelah dilakukan wawancara dengan kelima informan bahwa dari

kelima informan mengalami kehilangan yaitu informan 1, informan 2,

informan 3, informan 4, informan 5, mereka mengatakan hal yang sama

bahwa yang membuat perasaan mereka menjadi sedih yaitu kehilangan orang

yang disayangi. Informan 1 mengatakan bahwa dirinya kehilangan orang

yang disayanginya yaitu suami, pergi meninggalkanya tanpa kabar yang tidak

jelas, informan 2 mengatakan bahwa dirinya kehilangan orang yang

disayanginya yaitu mamah, pergi meninggalkannya sejak kelas 2 SD sampai

sekarang tidak pernah bertemu, informan 3 mengatakan bahwa dirinya

kehilangan orang yang disayangi yaitu ditinggal mati oleh suaminya gara-

gara penyakit stroke, informan 4 mengatakan bahwa dirinya kehilangan orang

yang disayanginya yaitu suami, pergi meninggalkanya karena tidak kuat

dengan keadaan yang memaksanya untuk menyediakan fasilitas yang mewah

berupa rumah dan mobil atas kehendak ibu informan, kemudian suami minta

cerai dan kembali ke rumah orang tuanya yang ada di Sragen, informan 5

mengatakan bahwa dirinya kehilangan orang yang disayanginya yaitu

suaminya pergi meninggalkanya gara-gara selingkuh dengan orang lain.

Page 68: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

53

Dapat diketahui bahwa informan mengalami perasaan yang sama yaitu

perasaan sedih. Keadaan ini dapat dilihat dari tingkah laku mereka yang

senang menyendiri, dan raut muka yang selalu tampak murung dan menangis.

Penyebab depresi pada kelima informan yang berada di Panti wreda Griya

Sehat Bahagia Karanganyar umumnya dikarenakan kehilangan orang yang

disayangi. Berikut ini adalah ungkapan informan yang mengalami kehilangan

orang yang disayangi :

Informan 1 :

“Sedih, karo aku yo kepikiran bojoku gak iso ketemu karo bojoku,

bojoku lungo ninggalne aku sampek dino iki ora ono kabar, aku yo

kangen karo bojo kulo wes suwe gak ketemu, bojoku ning ngendi aku

ya gak ngerti mbak-mbake ya gak enek sing ngerti”

Informan 2:

“perasaan saya sedih, karena saya gak bisa ketemu sama mamah saya,

mamah saya dulu pergi ninggalin saya gak tau kemana, terakhir ketemu

kelas 2 SD”

Informan 3:

“ya perasaane nggehhh Sedih mikirne bojuku mas.....bojo kulo sampun

tilar....mpun sedo mpun kaleh taun, kulo urip nggeh namung kaleh bojo

kulo mas, kulo kaleh bojo kulo niku sayaang banget, bojokulo niku

gemati kaleh kulo mas, wektu kulo di tinggal tilar kaleh bojokulo niku

kulo ngroso kelangannn banget, neng ati iki rasane gak lilo”

Informan 4:

“Sedih mas....mikirin suami saya mas ...suami saya minta pisah dengan

saya mas gara-garanya ibu saya itu orangnya materialistis, menuntut

suami saya untuk menyediakan rumah dan mobil, dan suami saya gak

bisa terus minta pisah dengan saya dan kembali kerumah orang tuanya”

Informan 5:

“nggeh mikirne bojo kulo mas, kok tego-tegone ninggalne

aku.....mbiyen aku di tinggal selingkuh mas.”

Page 69: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

54

Makna yang di dapat dari ungkapan kelima informan di atas, yaitu

informan 1 menandakan bahwa mengalami perasan sedih yang sangat

mendalam karena ditinggalkan orang disayangi yaitu suaminya, yang

dipikirkan hanyalah suaminya, hal ini dapat dilihat dari ucapanya yang selalu

menyebut suaminya. Informan 2 menandakan bahwa dirinya mengalami

perasaan sedih dan kecewa yang sangat mendalam dikarenakan ditinggalkan

oleh mamahnya dari kelas 2 SD sampai sekarang belum bertemu, yang

dipikirkanya hanyalah mamah yang sangat dirindukanya. informan 3

menandakan bahwa dirinya sangat berduka atas kematian suaminya, informan

belum iklas atas kematian suaminya dan mengalami persaan sedih yang

berlarut-larut. Informan 4 menandakan bahwa informan mengalami

kekecewan dari sikap ibu dan suaminya yang tidak mau mengerti dengan

keadaan, dan mengalami kesedihan yang mendalam. Informan 5 menandakan

bahwa dirinya mengalami kekecewaan yang berat karen ditinggal suaminya

selingkuh hal ini, dan belum iklas atas keputusan yang diberikan oleh suami

dengan cara meninggalkanya. Dari kelima informan yang mengalami depresi

dapat dikategorikan bahwa dari kelima informan ternyata mengalami depresi

sedang ini dikarenakan tanda dan gejala yang muncul dari masing-masing

informan hampir sama dan masuk dalam kriteria seseorang yang mengalami

depresi sedang.

Hasil observasi yang didapatkan peneliti pada saat melakukan observasi

terhadap lansia yang mengalami depresi adalah pasien senang menyendiri di

tempat yang sepi dan selalu bebicara sendiri, kontak mata kurang atau

Page 70: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

55

pandangan kosong, hilangnya perhatian terhadap diri sendiri dan orang lain,

keadaan tempat tidur lansia kurang rapi, pasien acuh tak acuh kepada orang

sekitarnya dari perawat, dokter, maupun teman lansia yang lain, pasien

mudah marah waktu di ajak bercanda, pasien mengalami DPD (Defisit

Perawatan Diri) mulai dari rambut sampai kaki, interaksi dengan teman,

perawat, maupun dengan dokter kurang, pasien jadi pendiam, pada saat

wawancara pandangan pasien kosong, pasien ragu-ragu untuk menjawab

pertanyaan yang diberikan, pasien dapat mengunkapkan perasaan yang

membuat dirinya sedih, pasien menangis pada saat diajak wawancara.

Semua informan yang mengalami depresi di Panti Wreda Griya Sehat

Bahagia Karanganyar merasakan perasaan yang sama yaitu sedih yang sangat

mendalam, karena ditinggal oleh orang yang disayanginya, hal ini dapat

dilihat dari raut muka yang selalu murung, menyendiri dan jarang

berkomunikasi dengan teman lansia yang lain.

Lansia yang berada di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar

umumnya tidak melakukan aktivitas maupun kegiatan yang banyak, keadaan

ini disebabkan karena umur mereka yang sudah tua dan kendala fisik juga

menjadi penghambat untuk lansia itu sendiri dalam melakukan aktivitas atau

kegiatan. Rasa malas yang menyebabkan semua informan enggan untuk

melakukan aktivitas maupun kegiatan, rasa malas ini muncul karena semua

informan selalu mempunyai anggapan bahwa dirinya tidak mampu untuk

melakukan segala hal dan rasa pesimislah yang ada. Semua informan depresi

yang peneliti observasi menunjukkan bahwa informan yang adadi Panti

Page 71: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

56

Wreda Griya Sehat Bahgia tersebut sudah mulai mengalami perubahan

aktifitas yang dulunya dapat melakukan aktifias maupun kegiatan dengan

normal namun sekarang sudah tidak ada minat lagi. Hal ini ditandai dengan

jarang berolahraga seperti senam, tidak mau membuat ketrampilan atau

kerajinan tangan yang sudah diajarkan oleh perawat, jarang mengikuti

kegiataan keaagaman seperti kebaktian, renungan dan berdoa sebelum tidur.

Hal ini membuktikan bahwa lansia yang mengalami depresi untuk aktivias

dan kegiatanya sudah mulai menurun bahkan jarang melakukan aktivitas atau

kegiatan lagi.

Hasil wawancara yang telah dilakukan kepada semua informan bahwa

aktivitas maupun kegiatan yang dilakukan hanyalah menyendiri , tidur dan

tidak bersosialisasi dengan lansia lain. Hal ini dikarenakan kendala fisik

informan yang sudah mulai menurun dan ini tandai dengan mudah mengeluh

pusing dan lemas saat melakukan aktifitas yang sedikit berat, ke lima

informan mengatakan hal yang sama untuk aktivitas dan kegiatan mereka

selama di Panti. Berikut ini adalah salah satu ungkapan dari informan yang

mengalami depresi untuk aktivitas dan kegiatan yan sering mereka lakukan di

Panti Wreda :

Informan 1:

“mboten tau, mergo awaku iki rasane kesel, sirahku mumet

banget....Kulo ning kamar terus, nek gak yo neng ngarepan lungguh-

lungguh dewe.....Kulo mboten tau tumut senam, paling ya sembahyang

nek ajeng tilem, tapi kulo mboten saget tilem, tileme wengi-wengi

punjul ko jam 12, sok-sok ya luweh nganti jam 2 nan ngono”

Informan 2:

Page 72: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

57

“aktifitas saya, cuma duduk menyendiri di kamar jarang keluar, terus

kalau bosan ya saya tidur, kalau menyendiri lebih tenang gak

rame......gak pernah olah raga, males rasanya pengen gerakin badan itu

gak ada tenaga lemes......ya saya kadang disuruh buat ketrampilan sama

mbak aning, buat sulaman itu lhu mas, tapi saya gak mau hati saya

belum terbuka, terus diajak berdoa bersama dan sembahyang sebelum

tidur”

Informan 3:

“nggeh mboten mas, nggeh namung turu mawon.....namung linggeh,

mangan, mengke terus ten ngajengan dede ngeten niku.....mboten,

rasane ning awak lemes, gak nduwe tenogo mas, arep ngopo-ngopo gak

enek semangate. Ning sirah kui eneke mung ngelu terus, dadi arep

ngopo-ngopo wegah, arep mangan wae ya aras-arasen pengene turu

dewe, lueh tenang hawane”

Informan 4:

Saya gak pernah aktifitas mas, juga gak pernah olah raga, rasanya lemes

badan nek buat gerak terus mas, saya sukanya menyendiri didepan

situ....paling kalau malam sembahyang bersama kalau hari minggu ada

kebaktian bersama, tapi saya jarang ikut.....dulu diajari buat keset mas,

tapi sekarang udah tidak, paling buat sulaman dan njahit”

Informan 5:

“ya aku mung turu wae mas, ora pernah kumpul karo liane....nek rame

kulo mboten seneng, paling nek purun nggeh nonton TV nekk gak yo

turuneh mas.... nek awan ya maem ngombe obat terus turuneh mas, nek

gak yo lungguhan neng kene kan gak rame.... nek bengi paling ya enek

sembahyang bersama sak durunge turu mas....ya diajari neng mbak ning

nggawe ketrampilan, tapi kulo mboten saget.... nyulam dikaen damel

taplak”

Makna yang di dapat dari ungkapan kelima informan di atas, yaitu :

informan 1 menandakan senang melakukan aktivitas yang berulaang-ulang

tidur. Ketidakmampuan tidur hingga larut malam menunjukkan bahwa lansia

tersebut membawa masalahnya dalam pemikirannya, sehingga mempengaruhi

pola tidur lansia tersebut. Informan 2 menyatakan bahwa lebih senang

menyendiri, karena dengan menyendiri dapat membuat informan tersebut

Page 73: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

58

menjadi lebih tenang. Informan 2 ini menunjukkan belum dapat melakukan

aktivitas dan interaksi sosial sebelum permasalahannya terselesaikan dan

dapat terbuka dengan orang lain. Informan 3 menunjukkan bahwa senang

menyendiri. Keadaan ini telah menjadi aktivitasnya sehari-hari. Informan

dalam mengungkapkan aktivitas menunjukkan makna bahwa informan

tersebut merasa malas dalam melakukan aktivitas disertai keluhan yang

menandakan kesedihan yang dialaminya. Informan 4 menandakan bahwa

malas dalam melakukan aktivitas diperberat dengan kondisi fisik yang tidak

mendukung dalam melakukan aktivitas. Informan lebih senang menyendiri

dan beberapa kegiatan panti jarang dilakukannya. Berdasarkan aktivitas yang

dilakukan menandakan lansia tersebut mengalami depresi dalam kategori

sedang ditandai dengan cara mengungkapkan jawaban wawancara yang

apatis. Informan 5 menyatakan bahwa dirinya tidak suka dengan hal-hal yang

ramai, ini menandakan bahwa informan tidak pernah berkumpul dengan

lansia yang lain, aktivitas yang dilakukan setiap hari hanyalah menyendiri dan

tidur, dari percakapan yang diungkapakan informan dapat diambil makna

bahwa informan mempunyai sifat yang tertutup. Hal ini menandakan bahwa

lansia yangng berada di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia jarang melakukan

aktivitas dan kegiatan yang banyak, hal ini dikarenakan kondisi fisik lansia

yang sudah mulai menurun dan aktifvitas dan kegiatan yang sering dilakukan

lansia hanya menyendiri dan tidur.

Hasil observasi yang didapatkan peneliti pada saat melakukan observasi

terhadap aktivitas atau kegiatan yang dilakukun lansia di Panti Wreda

Page 74: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

59

diantaranya pasien sering menyendiri, pasien terlihat sering tidur, paien

terlihat sering berbicara sendiri, pasien terlihat kurang berinteraksi dengan

teman lansia yang lain. Aktivitas maupun kegiatan yang dilakukan setiap hari

hanyalah menyendiri dan tidur.

Semua informan yang mengalami depresi tidak melakukan interaksi

sosial dengan pasien lain. Halini dikarenakan informan depresi mulai

mengalami penurunan aktivitas, minat dan kemauan untuk aktivitaspun sudah

mulai menurun, dan yang muncul hanyalah rasa malas dan kurang semangat

untuk melakukan kegaiatan maupun aktivitas, hal ini dapat dilihat dari

kebiasaan semua informan yang sering menyendiri dan tidur.

Kondisi kesehatan dari kelima informan yang mengalami depresi di

Panti Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar dinyatakan kurang baik

karena mereka pernah menderita penyakit yang cukup parah dan harus segera

ditangani, penyakit yang diderita dari masing-masing informan berbeda,

informan 1 mengeluhkan bahwa dirinya pernah mengalami penyakit sebagai

berikut : kepala pusing tidak sembuh-sembuh, perut terasa panas dan sakit

gigi kurang lebih 2 minggu, informan 2 mengeluhkan bahwa dirinya pernah

mengalami penyakit sebagai berikut : kepala sering pusing selama 3 bulan

dan diare kurang lebih 3 hari, mendapatkan obat tambahan dari dokter berupa

obat oral dan infus, informan 3 mengeluhkan bahwa dirinya pernah

mengalami penyakit sebagai berikut : kepala pusing, badanya panas, batuk

pilek selama 1 minggu, dan yang kedua hampir 2 minggunan tidak sembuh-

sembuh, sampai diberikan injeksi oleh dokter, informan 4 mengeluhkan

Page 75: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

60

bahwa dirinya pernah mengalami penyakit sebagai berikut : demam, kepala

pusing tidak sembuh-sembuh sampai mendapatkan obat tambahan dari

dokter, terjadi kurang lebih 2 minggu, informan 5 mengeluhkan bahwa

dirinya pernah mengalami penyakit sebagai berikut : pusing, batuk, demam,

diare hampir 5 hari, mendapatkan obat tambahan berupa infus dan obat oral

dari dokter. Dari berbagai macam penyakit yang telah di derita informan,

penyakit yang sering muncul yaitu pusing, demam, dan diare. Hasil

wawancara yang telah dilakukan dengan informan menyatakan bahwa semua

informan pernah mengeluhkan pusing, berikut ungkapan salah satu informan

tersebut :

Informan 4:

“.....pusing gak sembuh-sembuh, terus dikasih obat sama dokter wulan

mas”

Dari 5 informan 2 diantaranya mengeluhkan pernah menderita diare, berikut

ungkapan salah satu informan :

Informan 2:

“.....mencret-mencret selama 3hari terus dapat obat dari dokter dan

diinfus mas”

Makna yang di dapat dari ungkapan informan di atas, bahwa kondisi

fisik informan yang mengalami depresi sudah mulai menurun dan sakit-

sakitan, karena kelima informan belum bisa keluar dari perasaan sedihnya,

informan terlalu lama larut dalam kesedihan. Hal inilah yang membuat semua

informan tidak memikirkan kondisi kesehatanya dan lupa akan pentingnya

hidup sehat. Keadaan seperti inilah yang dapat menjadikan faktor pemicu

kondisi kesehatan menurun. Hal ini juga didukung dengan sistem

Page 76: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

61

imunologymereka yang sudah mulai melemah karena faktor usia yang sudah

memasuki lansia.

Hasil observasi yang didapatkan peneliti pada saat melakukan observasi

tentang kondisi lansia yang mengalami depresi yaitu kontak mata kurang atau

pandangan kosong pada saat wawancara, rambut mulai memutih, gigi mulai

ompong, penglihatan mulai berkurang, hilangnya perhatian terhadap diri

sendiri dan orang lain, pasien acuh tak acuh kepada orang sekitarnya dari

perawat, dokter, maupun teman lansia yang lain, pasien mudah marah waktu

diajak bercanda, logat kata kurang maksimal dalam mengucapkan sebuah

kata, pasien mengalami defisit perawatan diri mulai dari rambut sampai kaki,

interaksi pasien kurang dengan orang sekitar, pasien ragu-ragu untuk

menjawab pertanyaan yang diberikan, pasien dapat menceritakan kondisi

selama di Panti.

Kondisi semua informan selama di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia

Karanganya tidak cukup baik karena mereka sering mengeluh sakit-sakitan.

Hal ini disebabkan karena sistem imun informan sudah mengalami penurunan

dan melemah. Hal ini juga dapat dilahat dari pasien yang sering mengeluhkan

sakit kepala atau pusing kepada perawat.

4.3.2. Manajemen keperawatan untuk mengatasi depresi pada lanjut usia di

Panti Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar

Manajemen keperawatan merupakan proses pelaksanaan keperawatan

melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan pelayanan berupa asuhan

keperawatan, pengobatan, rasa aman kepada pasien, keluarga, dan masyarakat

Page 77: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

62

agar keluhan yang dirasakan cepat teratasi. Manajemen keperawatan yang

digunakan di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia diantaranya mencakup

tentang asuhan keperawatan dan berbagai macam terapi yang diberikan

kepada pasien yang telah disepakti oleh perawat dan dokter. Manajemen

keperawatan yang pertama di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia menerapkan

asuhan keperawatan gerontik yang digunakan untuk memantau status

kesehatan pasien lansia dan laporan visit dokter. Kemudian manajemen

keperawatan yang kedua mengenai berbagai macam terapi, diantaranya

meliputi terapi farmaka, terapi somatik. Psikoterapi ini merupakan terapi

kejiwaan dan dibagi menjadi beberapa poin psikoterapi suportif, psikoterapi

keluarga, psikoterapi perilaku, psiko religius, terapi psikososial, lansia yang

mengalami depresi diberikan terapi sesuai dengan anjuran dokter dan

pengamatan dari perawat untuk mengetahui terapi yang seperti apa yang

harus diberikan pada lansia yang mengalami depresi tersebut, terapi yang

diberikan tidak semua bisa diterapkan untuk penderita depresi jadi harus

melalui pengkajian, observasi dan anjuran dari dokter. Asuhan keperawatan

dan terapi yang diterapkan di Panti Wreda diharapkan lansia yang mengalami

depresi tersebut, bisa sembuh secara optimal. Hasil yang didapatkan dari

wawancara dengan perawat yang ada di Panti Wreda bahwa ungkapan dari

kedua perawat yang dilakukan wawancara yaitu sama. Berikut ungkapan dari

salah satu perawat yang berada di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia :

Perawat 1 :

“.....di sini ada manajemen keperawatan tentang asuhan keperawatan

gerontik mas, itu digunakan untuk memantau status kesehatan pasien

dan laporan visit dokter....disini kita juga memeberikan terapi-terapi”

Page 78: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

63

Diskripsi dari ungkapan perawat di atas bahwa manjemen keperawatan

yang digunkan di Panti Wreda yaitu menggunakan asuhan keperawatan

gerontik dan berbagai macam terapi yang sudah disepakati oleh perawat dan

dokter. Semua perawat di Panti Wreda telah menerapkanya sesuai dengan

perintah yang diberikan oleh dokter.

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan didapatkan hasil bahwa

perawat mampu menjelaskan kepada peneliti tentang managemen

keperawatan yang digunakan di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia

Karanganyar untuk mengatasi depresi lanjut usia dengan jelas, dan perawat

benar-benar menerapkan managemen keperawatan yang sudah disetujui di

Panti Wreda.

Semua perawat yang berada di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia

Karanganyar menggunakan manjanemen keperawatan tentang asuhan

keperawatan gerontik yang digunakan untuk mamantau status kesehatan

pasien dan bebagai macam terapi yang sudah disepakati oleh perawat dan

dokter, yang akan diberikan kepada pasien lansia yang mengalami depresi.

Cara pengaplikasian manajemen keperawatan di Panti Wreda Griya

Sehat Bahagia Karanganyar mencakup tentang asuhan keperawatan gerontik

dan bebagai macam terapi yang telah disepakati dan ditetapkan oleh dokter.

Semua perawat yang berada di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia

menggunakan manajemen keperawatan yang meliputi tentang asuhan

keperawatan gerontik dan bebagai macam terapi yang telah disepakati. Cara

Page 79: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

64

mengaplikasikannya yang pertama, semua perawat di Panti Wreda Panti

Wreda Griya Sehat Karanganyar menerapkan asuhan keperawatan gerontik

dengan susunan yang sistematis sesuai dengan teori yang telah mereka dapat,

untuk cara penerapan asuhan keperawatan gerontik diantaranya dengan

melakukaan pengkajiaan kepada pasien depresi, setelah itu menganalisis data

yang didapat saat pengkajian, ini yang disebut dengan analisa data. Setelah

analisa data tersusun atau terbentuk langusung masuk ke diagnosa

keperawatan, ini bertujuan untuk menentukan prioritas masalah yang harus

ditangani pertama kali, setelah itu masuk ke intervensi atau rencana tindakan

yang akan diberikan kepada lansia yang mengalami depresi, kemudia setelah

rencana tindakan terbentuk masuk ke implementasi dengan kata lain

memberikan tindakan sesui dengan rencana yang telah dibentuk di dalam

intervensi. Setelah melakukan tindakan keperawatan dilakukan evaluasi

kepada pasien untuk megetahui tindakan yang sudah diberikan dapat

mengatasi keluhan atau masalah yang dihadapi pasien atau tidak. Langkah

seperti ini dilakukan berulang kali sampai keluhan atau masalah pasien

teratasi. Berdasarkan data yang telah didapatkan peneliti saat melakukan

wawancara dengan kedua perawat, dapat diketahui bahwa cara penerapan

tentang asuhan keperawatanya adalah sama. Berkut ini bukti percakapan

dengan salah satu perawat :

Perawat 1:

“.....pasien datang kami lakukan pengkajian, itu kita mendapatkan data,

dari data itu kita bisa menemukan masalah atau keluhan yang dirasakan

pasien mas.....membuat analisa data dan menentukan diagnosa

keperawatan yang tepat....membuat intervensi atau rencana tindakan

yang akan diberikan ke pasien....melakukan implementasi atau tindakan

Page 80: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

65

sesuai dengan rencana yang telah di buat, terus kami lakukan evaluasi

untuk mengetahui adanya perubahan pada pasien atau tidak mas”

Diskripsi dari ungkapan perawat di atas bahwa cara penerapan asuhan

keperawatan gerontik di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia

Karanganyarmeliputi enam tahap diantara pengakjiaan, analisa data, diagnosa

keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

Cara mengaplikasikan menejemen yang kedua dilakukan oleh semua

perawat di Panti Wreda dengan menggunakan terapi-terapi yang telah

disepakati oleh dokter. Cara penerapannya dengan cara melakukan

pengkajian dan pendekatan terlebih dahulu kepada pasien kemudian baru

menyimpulkan bahwa terapi apa yang sesuai dengan kondisi pasien tersebut.

Berdasarkan data hasil wawancara dengan kedua perawat bahwa cara

pengaplikasikannya ini dibuktikan melalui percakapan dengan salah satu

perawat:

Perawat 1:

“.....ya gini mas kita melakukan pendekatan terlebih dahulu, nanti akan

kelihatan terapi apa yang harus diberikan pada lansia, untuk semua

terapi kadang tidak bisa dilakukan oleh pasien mas karena fisiknya yang

kurang mendukung”

Diskripsi dari ungkapan perawat di atas bahwa cara penerapan

mengenai terapi-terapi yang diberikan untuk lansia depresi secara umum

sudah baik ini dikerenakan semua perawata di Panti Wreda juga melakukan

kalaborasi dengan dokter tentang tatacara penerapan terapinya tersebut dan

tau terapi apa yang harus diberikan kepada pasien.

Page 81: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

66

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan didapatkan hasil bahwa

perawat mampu menjelaskan kepada peneliti tentang managemen

keperawatan yang digunakan di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia

Karanganyar untuk mengatasi depresi lanjut usia dengan jelas dan perawat

benar-benar menerapkan managemen keperawatan yang sudah disetujui di

Panti WredaGriya Sehat Bahagia Karanganyar.

Perawat yang ada di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar

menerapkan asuhan keperwatan gerontik dengan cara sistematis yang telah

sesuai dengan teori, dan cara penerap terapinya meliputi pengkajian terlebih

dahulu setelah itu beru memberikan terapi yang seperti apa yang tepat untuk

pasien depresi.

4.3.3. Tindakan perawat untuk mengatasi depresi pada lanjut usia di Panti

Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar

Tindakan keperawatan merupakan salah suatu bentuk pelayanan

kesehatan yang diberikan kepada pasien, keluarga, dan masyarakat, dengan

tujuan agar keluhan yang dirasakan oleh penderita dapat segera teratasi,

dalam melakukan tindakan keperawatan harus sesuai dengan SOP (Standard

Oprsional Procedures) yang telah ditetapkan dan sepakati. Agar dalam

melukakan tindakan selalu berhati-hati dan waspada untuk menjaga

keamanan pasien.

Panti Wreda Griya sehat Bahagia Karanganyar merupakan salah satu

Panti Jompo yang memberikan pelayanan kesehatan khusunya pada lansia,

ada berbagai macam penyakit yang di derita oleh lansia. Salah satu

Page 82: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

67

diantaranya gangguan perasaan atau depresi pada lansia, ada beberapa

tindakan yang diberikan kepada lansia yang mengalami depresi salah satunya

dengan menerapkan asuhan keperawatan dan berbagai macam terapi yang

sudah disepakati oleh dokter dan perawat di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia

Karanganyar, asuhan keperawatan yang diterapkan untuk mengatasi depresi

lansia menggunakan asuhan keperawatan gerontik upaya ini diberikan dengan

tujuan untuk mempertahankan drajat kesehatan para lansia pada taraf yang

setingi-tinginya sehingga dapat terhindar dari penyakit atau gangguan.

Asuhan keperawatan gerontik yang diterapkan di Panti Wreda Griya Sehat

Bahagia Karanganyar meliputi beberapa langkah diantaranya pengkajian

pasien, tindakan ini wajib dilakukan oleh setiap perawat kepada pasienya. Hal

ini digunakan untuk menggali data berupa keluhan atau gangguan yang

dirasakan oleh pasien, setelah pengkajian selesai dan mendaptkan data

perawat membuat analisa data yang tujuannya digunakan untuk menganalisis

data yang telah diperoleh, setelah itu perawat menentukan diagnosa

keperawatan dan memprioritaskan masalah atau diagnosa yang mana yang

harus ditangani pertama kali, setelah itu membuat intervensi atau rencana

tidakan yang akan diberikan kepada pasien yang menderita depresi tersebut,

setelah rencana tindakan selasai, baru membuat implementasi atau mencatat

tindakan sudah yang diberikan kepada pasien, setelah selesai melakukan

rencana tidakan perawat membuat lembar evaluasi, yang tujuanya untuk

memantau dan menilai apakah tindakan yang sudah diberikan dapat

membawa perubahan pada keluhan pasien atau belum, apabila tidakan belum

Page 83: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

68

maksimal ulangi tindakan keperawatan tersebut secara terus menurus dan

lakukan kalaborasi dengan dokter untuk pemberian obat bila perlu.

Selain menggunakan asuhan keperawatan gerontik perawat di Panti

Wreda Griya Sehat Bahagia Karangyar juga melakukan tindakan keperawatan

menggunakan berbagai macam terapi yang telah di sepakati oleh dokter dan

perawat, terapi yang digunakan diantaranya menerapkan terapi farmaka terapi

ini merupakan terapi obat yang diberikan kepada lansia yang mengalami

depresi dengan anjuran dokter untuk pemberian obat dan cara pemakaianya,

terapi somatik terapi ini diberikan pada penderita depresi di sertai adanya

gejala penyakit dalam organ tubuh misalnya : kardiovaskular, gangguan

pernafasan, gangguan pencernaan dan lain-lain, psikoterapi merupakan terapi

kejiwaan antara lain ada beberapa terapi lagi diantaranya psikoterapi suportif

terapi ini diberikan untuk memberi semangat atu motivasi terhadap penderita,

psiko terapi keluarga terapi ini dimaksudkan untuk memperbaiki hubungan

kekeluargaan antara pasien dan keluarga, terapi ini tidak hanya ditujukan

kepada pasien saja melainkan kepada keluarga pasien, psikoterpi perilaku

terapi ini diharapkan penderita mampu beradaptasi dengan kondisi yang baru

sehingga bisa berfungsi kembali secara wajar dalam kehidupanya sehari-hari,

psiko religius terapi ini meliputi keagamaan contohnya mengadakan

kebaktian, renungan, dan doa sebelum tidur agar hati dan pikiran menjadi

tenang, terapi psikososial terapi ini sama artinya dengan terapi perilaku yaitu

penderita diharapakan memulihkan kembali kemampuan beradaptasi, agar

pasien mampu beradaptasi dengan lingkungan mereka yang baru.

Page 84: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

69

Hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada perawat

untuk tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi depresi yaitu

sama, berikut peryataan dari salah satu perawat :

Perawat 1:

“.....memberikan asuhan keperawatan gerontik mas....memberikan

terapi-terapi.....terapi farmaka, terapi somatik, psikoterapi, psikoterapi

merupakan terapi kejiwaan mas, dan di bagi lagi ada beberapa

terapi....psikoterapi suportif, psikoterapi keluarga, psikoterpi perilaku,

psiko religius, kemudian terapi psikososial mas”

Diskripsi dari ungkapan perawat di atas bahwa tindakan yang diberikan

kepada lansia yang mengalami depresi mencakup tentang asuhan

keperawatan dan berbagai macam terapi medis yang sudah dianjurkan oleh

dokter. Asuhan keperwatan yang digunakan adalah asuhan keperawatan

gerontik dan terapi yang digunakan diataranya meliputi terapi farmaka, terapi

somatik, psikoterapi, psikoterapi merupakan terapi kejiwaan mas, yang dibagi

lagi dalam beberapa macam diantaranya ada psikoterapi suportif, psikoterapi

keluarga, psikoterpi perilaku, psiko religius, kemudian terapi psikososial,

semua tindakan ini diberikan untuk lansia yang mengalami depresi dengan

harapan lansia yang menderita depresi tersebut dapat sembuh dan keluar dari

maslah yang telah dihadapainya.

Hasil observasi peneliti terhadap tindakan perawat dalam mengatasi

depresi lanjut usia di Panti Wreda ialah perawat tampak melakukan asuhan

keperawatan seperti memberikan terapi obat, mengajari doa yang merupakan

terapi spiritual, melakukan bimbingan renungan dengan semua pasien setiap

hari minggu dan setiap malam. Perawat mengajari pasien membuat

Page 85: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

70

ketrampilan seperti membuat sulaman dengan motif bunga, menjahit, dan

keterampilan lainnya.

Tindakan untuk mengatasi depresi lansia meliputi tentang asuhan

keperawatan gerontik dan berbagai macam terapi diantaranya terapi farmaka,

terapi somatik, psikoterpi, psikoterapi suportif, psikoterapi keluarga,

psikoterpi perilaku, psiko religius, serta terapi psiko sosial, selain terapi yang

disebutkan tersebut, perawat juga mengajarkan ketrampilan atau kerajinan

tangan sebagai terapi untuk pencegahan depresi.

4.3.4. Kendala perawat dalam mengatasi depresi lanjut usia di Panti Wreda

Griya Sehat Bahagia Karanganyar

Kendala merupakan hambatan yang akan dialami oleh seseorang dalam

melakukan sebuah hal, dalam mengatasi depresi lansia perawat di Panti

Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar mengalami bebarapa kendala,

diantara perawat kesulitan dalam memberikan makanan, ini dikarenakan

makanan yang telah disediakan untuk pasien depresi sering dibuang begitu

saja dan jarang dimakan, kemudian kendala yang kedua pada saat

memberikan obat kepada pasien depresi, obat yang diberikan kepada pasien

depresi tersebut kebanyakan tidak diminum, biasanya obat yang diberikan

disembunyikan dibawah bantal dan dibuang begitu saja, jadi perawat harus

menunggui satu persatu lansia depresi pada saat makan dan minum obat,

untuk memastikan makanan yang disajikan harus habis dimakan dan obat

yang telah diberikan telah diminum, kemudian kendala yang ketiga pada saat

pasien depresi mengamuk histeris, perawat disana merasa takut dikarenakan

Page 86: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

71

di Panti Wreda Griya Sehat BahagiaKaranganyartidak ada perawat laki-laki

dan yang ada hanya perawat perempuan jadi tenaga untuk melawan pasien

yang mengamuk pun kadang kalah dan barang-barang yang ada disamping

pasien depresi yang mengamuk dibuang begitu saja, dilempar ke teman lansia

lain.

Hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti kepada perawat untuk

kendala yang muncul dalam mengatasi depresi lanjut usia dari kedua perawat

mengatakan peryatan yang sama, berikut peryataan dari salah satu perawat :

Perawat 1:

“.....terus kesulitan kami juga pada saat memberikan obat mas....obat itu

dibuang mas, bahkan kemaren ada obatnya disimpan dibawah kasur,

sampai banyak banget mas....terus untuk kendala yang lain mungkin pas

lansia yang mengalami depresi itu, ngamuk-ngamuk mas, mas tau

sendiri kan disini gak ada perawat laki-laki, yang ada kan hanya

perawat perempuan jadi kesulitan kami mas”

Diskripsi dari ungkapan perawat di atas bahwa perawat pada saat

memberikan tindakan untuk mengatsi depresi lanjut usia mengalami kesulitan

maupun kendela kendala yang pertama yang di alami perawata adalah ketika

perawat meberikan makanan untuk pasien makanan myang telah diberikan

dibuang begitu saja tidak dimakan, kendala yang ke dua pada saat minum

obat, pasien yang mengalami depresi membuang obat yang telah diberikan,

biasanya obat yang diberikan dibuang dan disimpan di bawah bantal, kendala

yang ketiga pada saat pasien depresi mengamuk histeris, perawat di Panti

Wreda takut dalam melakukan tindakan pada saat pasien mengamuk karene

di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar tidak ada perawat laki-laki

adanya hanya perawat perempuan jadi tenaga untuk melawanpun terkadang

Page 87: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

72

juga masih kalah, dan takutnya lagi barang-barang yag ada disamping pasien

depresi yang sedang mengamuk lempari begitu saja, bahkan juga dilempar ke

teman lansia yang lain.

Hasil observasi peneliti terhadap kendala lansia depresi diantaranya,

yaitu pasien tampak mudah marah, pasien tampak sulit minum obat, pasien

terlihat nafsu makanya menurun. Berdasarkan data di atas dapat diketahui

bahwa kendala pada lansia depresi diantaranya sering mudah marah, sulit

minum obat, nafsu makan menurun, sering menyendiri dan menangis histeris.

Keadaan ini disebutkan oleh kedua perawat yang berada di Panti tersebut. Hal

ini menjadi bukti peneliti bahwa lansia dengan depresi membuat hambatan

bagi perawat dalam melakukan tindakan keperawatan.

Kesimpulan dari kendala perawat dalam mengatasi depresi lansia yaitu

emosi karena emosi pasien yang mengalami depresi sulit dikendalikan, maka

dari itu cara penangananya juga harus hati-hati, punuh kesabaran dan harus

mempunyai rasa emapti kepada pasien.

Cara perawat dalam mengatsi kendala yang muncul diantara perawat

melakukan BHSP (Bina Hubungan Saling Percaya) kepada pasien, dengan

cara bimbingan konseling, apabila pasien susah makan perawat menyuapi

pasien sampai makanan yang disediakan habis, kemudian apabila pasien

susah minum obat, perawat menunggui pasien dan merayu pasien untuk

segera meminum obat dan memstikan obat yang telah diberikan diminum

sampai habis, pada saat pasien depresi mengamuk perawat hanya

membiarkanya sebentar agar pasien sedikit tenang kemudian perawat

Page 88: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

73

melakukan restrain secara bersama-sama lalu memberikan injeksi penenang

sesuai dengan anjuran dokter.

Hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada kedua

perawat untuk cara mengatasi kendala yang muncul pada pasien depresi sama

berikut peryataan dari salah satu perawat :

Perawat 1:

“....cara mengatsinya ya kita melakukan pendekatan kepada penderita

mas ....kemudian apabila pendekatan tersebut tidak memungkinkan

untuk dilakukan yaaa kami, memberikan injeksi penenang”

Diskripsi dari ungkapan perawat di atas bahwa cara mengatasi kendala

yang muncul saat mengatasi depresi lansia yaitu pada saat pasien sulit makan

cara atau tindakan yang di berikan dengan menunggui dan menyuapi

makanan yang telah disediakan untuk lansia depresi agar makanan yang telah

disediakan tidak di buang lagi. Pada saat minum tindakan yang diberikan juga

sama menunggui dan menyuruh segera meminum obatyang telah di berikan

agar obat tidak dibuanag bahkan di simpan lagi. Pada saat pasien depresi

mengamuk perawat membiarkanya terlebih dahulu dan menggunakan BHSP

(bina hubungan saling percaya), apabila dengan cara ini tidak mampu semua

perawat bekerja bersama untuk melakukan restrainlalu baru dilakukan injeksi

penenang.

Hasil observasi peneliti mengenai cara perawat dalam mengatasi

kendala yang muncul pada lansia depresi diantaranya yaitu perawat terlihat

menyuapi lansia, perawat tampak mengobrol dengan lansia, perawat tampak

sering melakukan injeksi pada lansia.

Page 89: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

74

Caraperawat dalam mengatasi kendala yang muncul dengan melakukan

pendekatan atau BHSP(bina hubungan saling percaya) kepada pasien dan

melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian injeksi obat penenang.

4.4. Temuan Studi

4.4.1 Timbulnya depresi lanjut usia di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia

Karanganyar

Kejadian depresi yang dialami oleh lansia di Panti Wreda Griya Sehat

Bahagia Karanganyar kebanyakan merasakan kesedihan dikarenakan

kehilangan keluarga atau orang yang disayangi. Berdasarkan wawancara yang

dilakukan terhadap kelima lansia menunjukan bahwa mereka sama-sama

mengalami kehilangan sehingga menimbulkan depresi. Selain faktor

kehilangan, depresi yang terjadi di Panti Wreda juga disebabkan oleh faktor

lain seperti disakiti, diacuhkan oleh keluarga, dihianati oleh pasangan,

dibuang oleh keluarga, dan kurangya perhatian dari keluarga.

4.4.2.Manajemen keperawatan mengatasi depresi lanjut usia di Panti Wreda

Griya Sehat Bahagia Karanganyar

Manajemen keperawatan yang digunakan oleh perawat di Panti Wreda

Griya Sehat Bahagia Karanganyar untuk mengatasi depresi lanjut usia

diantaranya, yaitu asuhan keperawatan gerontik yang digunakan untuk

mamantau status kesehatan pasien, berbagai macam terapi yang sudah

dianjurkan oleh dokter, dan tindakan lain yang sudah ditetapkan di Panti

Wreda Griya Sehat Bahagia Karanganyar tersebut, yaitu pembuatan kerajinan

atau keterampilan sebagai aktivitas tambahan bagi para lansia.

Page 90: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

75

4.4.3. Tindakan perawat mengatasi depresi pada lansia di Panti Wreda Griya

Sehat Bahagia Karanganyar

Tindakan keperawatan yang diberikan oleh perawat di Panti Wreda

Griya Sehat Bahagia Karanganyar untuk mengatasi depresi lanjut usia

diantaranya mengaplikasikan asuhan keperawatan gerontik kepada pasien

yang digunakan sebagai pemantau status kesehatan pasien dan laporan visit

untuk dokter, kemudian ada beberapa terapi, yang pertama terapi farmaka

yang meliputi obat-obatan. Obat yang biasanya digunakan untuk mengatasi

lanjut usia yang mengalami depresi, yaitu diazepam dengan jenis pemberian

secara injeksi dan oral. Terapi yang diberikan selanjutnya adalah terapi

somatik, terapi ini diberikan pada pederita depresi atau cemas disertai adanya

penyakit. Kemudian terapi selanjutnya, yaitu psikoterapi, psikoterapi

keluarga, psikoterapi perilaku, psikospiritual, terapi psikososial, serta terapi

suportif. Berbagai macam terapi yang disebutkan tersebut, perawat juga

mengajarkan ketrampilan atau kerajinan tangan sebagai terapi untuk

pencegahan depresi, psikoterapi keluarga.

4.4.4. Kendala perawat dalam mengatasi depresi lanjut usia di Panti Wreda

Griya Sehat Bahagia Karanganyar

Kendala yang dialami oleh perawat dalam mengatasi depresi pada

lanjut usia diantaranya perawat kesulitan dalam memberikan makanan dan

obat-obatan kepada lansia. Obat yang diberikan terkadang tidak diminum dan

Page 91: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

76

hanya disembunyikan di bawah bantal. Beberapa lansia sering menolak

makan dengan cara membuang makanan yang telah disajikan. Perawat sering

merasa marah jika pasien sulit diatur atau tidak mau menuruti keinginan yang

diharapkan perawat. Selain itu perawat tampak jengkel bila pasien membuat

gaduh ruangan. Pasien yang mengamuk terkadang membuat takut perawat

dalam melakukan tindakan. Cara yang digunakan perawat untuk mengatasi

kendala yang muncul diantaranya menunggui lansia saat makan dan minum

obat, memberikan restrain dan injeksi penenang saat pasien mengamuk.

4.5. Pembahasan

4.5.1. Timbulnya depresi lanjut usia di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia

Karanganyar

Kejadian depresi yang dialami oleh lansia di Panti Wreda Griya Sehat

Bahagia Karanganyar kebanyakan merasakan kesedihan dikarenakan oleh

kehilangan keluarga atau orang yang disayangi. Bahwa seseorang yang

mengalami depresi mudah merasa haru, sedih, dan menangis. Hal ini

merupakan ciri kepribadiaan seseorang yang mengalami depresif (Hawari

2011).

Kehilangan keluarga atau orang yang disayangi merupakan pencetus

timbulnya depresi di Panti Wreda. Depresi yang terjadi di Panti Wreda Griya

Sehat Bahagia Karanganyar juga disebabkan oleh beberapa faktor seperti

disakiti, diacuhkan oleh keluarga, dihianati oleh pasangan, dibuang oleh

keluarga, dan kurangya perhatian dari keluarga.Bahwa kehilangan merupakan

faktor paling utama untuk mendasari terjadinya depresi, karena kehilangan

Page 92: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

77

merupakan suatu keadaan individu yang berpisah dengan suatu yang

sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada baik terjadi secara sebagian

maupun keseluruhan (Hadi 2004). Penyebab depresi yang dialami lansia di

Panti Wreda Griya Sehat Bahagia termasuk kehilangan orang yang disayangi.

Kehilangan orang yang disayangi termasuk jenis kehilangan abstrak. Selain

faktor tersebut penyebab depresi pada lansia karena dicampakan, dihianati

dan dibuang oleh keluarga, Bahwa kehilangan tanpa fakta merupakan faktor

penyebab depresi, seperti pasien merasa tidak disukai atau dipergunjingkan

orang lain dalam suatu lingkup masyarakat (Hadi 2004).

4.5.2. Manajemen keperawatan mengatasi depresi lanjut usia di Panti Wreda

Griya Sehat Bahagia Karanganyar

Manajemen keperawatan yang diterapkan oleh perawat di Panti Wreda

untuk mengatasi depresi lanjut usia diantaranya, asuhan keperawatan

gerontik yang digunakan untuk mamantau status kesehatan pasien dan

berbagai macam terapi yang sudah disepakati oleh dokter dan perawat. Terapi

yang digunakan untuk mengatasi depresi lansia diantaranya terapi farmaka,

terapi somatik, psikoterapi merupakan terapi kejiwaan. Beberapa macam dari

terapi kejiwaan diantaranya psikoterapi suportif, psikoterapi keluarga,

psikoterapi perilaku, psikoreligius dan terapi psikososial. Berdasarkan

berbagai macam terapi yang disebutkan di atas tidak semua terapi bisa

diterapkan kepada pasien lansia yang mengalami depresi, karena sebelum

memberikan terapi harus melakukan pendekantan BHSP (bina hunbungan

saling percaya) atau pengkajian kepada pasien agar tau terapi yang seperti apa

Page 93: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

78

yang harus diberikan kepada pasien depresi, dengan harapan terapi yang

diberikan kepasien dapat mengurangi depresi yang terjadi. Bahwa

Managemen keperawatan merupakan proses pelaksanaan keperawatan

melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,

pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga, dan masyarakat agar

keluhan yang dirasakan cepat teratasi, teori yang sama mengatakan bahwa

managemen keperawatan atau penatalaksanaan depresi pada tahap

pencegahan dan terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat

holistik yaitu yang mencakup tentang fisik (somatik), psikologik atau

psikiatrik, psikososial dan psikoreligius. Dibidang pencegahan agar seseorang

tidak jatuh dalam keadaan depresi, maka sebaiknya kekebalan yang

bersangkutan perlu ditingkatkan agar mampu menanggulangi stressor

psikososial yang mengacu pada depresi yang muncul muncul dengan cara

hidup yang teratur, serasi, selaras dan seimbang antara diri dengan tuhan

(vertikal) sedangkan secara horizontal antara dirinya dengan sesama orang

lain dan lingkup alam sekitarnya. Teori yang sama juga mengatakan terapi

yang diguanakan untuk mengatasi depresi lanjut usia diantara ada

berbagaimacam diantaranya terapi psikofarmaka merupakan terapi yang

digunakan untuk pengobatan depresi dengan memakai obat-obatan yang

bersifat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter (sinyal penghantar

syaraf) disusunan syaraf pusat otak, terapi somatik merupakan terapi yang

diberikan kepada penderita depresi yang di sertai dengan penyakit organ,

misalnya kardiovaskuler, pencernaan, pernafasan, otot dan lain-lain, terapi ini

Page 94: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

79

diberikan untuk menghilangkan keluhan-keluhan somatik (fisik) dengan

memberikan obat-obatan yang di tujukan pada organ yang bersangkutan,

psikoterapi merupakan terapi kejiwaan (psikologik) psikoterapi ini banyak

macam dan ragamnya terpi ini diberikan tergantung kebutuhan individu

maupun keluarga yang mengalami depresi, diantaranya psikoterapi suportif

dengan diberikan terapi ini dimaksudkan untuk memberi motivasi, semangat

dan dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan

diberikan keyakinan serta kepercayaan diri, psikoterapi keluarga dengan

diberikan terapi ini dimaksudkan untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan

agar faktor keluarga tidak menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga dapat

dijadikan sebagai fakor pendukung bagi pemulihan pasien yang bersangkutan

(Hawari 2011).

Teori lain yang membahas tentang asuhan keperawatan gerontik yaitu

asuhan keperawatan gerontik merupakan suatu pelayanan profesional yang

berdasarkan ilmu dan kiat atau tehnik keperawatan yang berbentuk bio, psiko,

sosial, kultural, dan spiritual yang holistik yang ditujukan kepada pasien

lanjut usia baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, kelurga, kelompok,

dan masyarakat. Dimana asuhan keperwatan gerontik harus meliputi

pengkajian (assessment), merumuskan diagnosis keperawatan (nursing

diagnosis), merencankan tindakan keperawatan (intervention), melaksanakan

tindakan keperwatan (implementation) dan mealakukan evaluasi (evaluation)

(Murwani & priyantari2011).

Page 95: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

80

Asuhan keperawatan gerontik merupakan suatu rangkaian kegiatan dari

proses keperawatan yang ditunjukan kepada lanjut usia. Kegiatan tersebut

meliputi pengkajian kepada lansia dengan memperhatikan kebutuhan biofisik,

psikologis, kultural dan spiritual, menganalisis suatu masalah kesehatan

keperawatan, membuat perencanaan, melaksanakan perencanaan serta

melakukan evaluasi kepada pasien setelah diberikan implementasi atau

tindakan keperawata (Maryam dkk. 2011).

4.5.3. Tindakan perawat mengatasi depresi pada lansia di Panti Wreda Griya

Sehat Bahagia Karanganyar

Tindakan keperawatan yang diberikan oleh perawat di Panti Wreda

untuk mengatasi depresi lanjut usia diantaranya mengaplikasikan asuhan

keperawatan gerontik kepada pasien yang digunakan sebagai pemantau status

kesehatan pasien dan laporan visit untuk dokter, kemudian ada berbagai

macam terapi, diantaranya terapi farmaka yang meliputi obat-obatan. Obat

yang biasanya digunakan untuk mengatasi lanjut usia yang mengalami

depresi, yaitu diazepam dengan jenis pemberian secara injeksi dan oral.

Terapi yang diberikan selanjutnya adalah terapi somatik, terapi ini diberikan

pada pederita depresi atau cemas disertai adanya penyakit. Kemudian terapi

selanjutnya, yaitu psikoterapi, psikoterapi keluarga, psikoterapi perilaku,

psikospiritual, terapi psikososial, serta terapi suportif. Selain terapi yang

disebutkan tersebut, perawat juga mengajarkan ketrampilan atau kerajinan

tangan sebagai terapi untuk pencegahan depresi, psikoterapi keluarga. Bahwa

Managemen keperawatan merupakan proses pelaksanaan keperawatan

Page 96: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

81

melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,

pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga, dan masyarakat agar

keluhan yang dirasakan cepat teratasi, teori yang sama mengatakan bahwa

managemen keperawatan atau penatalaksanaan depresi pada tahap

pencegahan dan terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat

holistik yaitu yang mencakup tentang fisik (somatik), psikologik atau

psikiatrik, psikososial dan psikoreligius. Dibidang pencegahan agar seseorang

tidak jatuh dalam keadaan depresi, maka sebaiknya kekebalan yang

bersangkutan perlu ditingkatkan agar mampu menanggulangi stresor

psikososial yang mengacu pada depresi yang muncul dengan cara hidup yang

teratur, serasi, selaras dan seimbang antara diri dengan tuhan (vertikal)

sedangkan secara horizontal antara dirinya dengan sesama orang lain dan

lingkup alam sekitarnya. Teori yang sama juga mengatakan terapi yang

digunakan untuk mengatasi depresi lanjut usia diantara ada berbagai macam

diantaranya terapi psikofarmaka merupakan terapi yang digunakan untuk

pengobatan depresi dengan memakai obat-obatan yang bersifat memulihkan

fungsi gangguan neuro-transmitter (sinyal penghantar syaraf) disusunan

syaraf pusat otak, terapi somatik merupakan terapi yang diberikan kepada

penderita depresi yang disertai dengan penyakit organ, misalnya

kardiovaskuler, pencernaan, pernafasan, otot dan lain-lain, terapi ini diberikan

untuk menghilangkan keluhan-keluhan somatik (fisik) dengan memberikan

obat-obatan yang ditujukan pada organ yang bersangkutan, psikoterapi

merupakan terapi kejiwaan (psikologik) psikoterapi ini banyak macam dan

Page 97: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

82

ragamnya terpi ini diberikan tergantung kebutuhan individu maupun keluarga

yang mengalami depresi, diantaranya psikoterapi suportif dengan diberikan

terapi ini dimaksudkan untuk memberi motivasi, semangat dan dorongan agar

pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberikan keyakinan

serta kepercayaan diri, psikoterapi keluarga dengan diberikan terapi ini

dimaksudkan untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan agar faktor

keluarga tidak menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga dapat dijadikan

sebagai fakor pendukung bagi pemulihan pasien yang bersangkutan (Hawari

2011).

Teori lain yang membahas tentang asuhan keperawatan gerontik asuhan

keperawatan gerontik merupakan suatu pelayanan profesional yang

berdasarkan ilmu dan kiat atau tehnik keperawatan yang berbentuk bio, psiko,

sosial, kultural, dan spiritual yang holistik yang ditujukan kepada pasien

lanjut usia baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, kelurga, kelompok,

dan masyarakat. Dimana asuhan keperwatan gerontik harus meliputi

pengkajian (assessment), merumuskan diagnosis keperawatan (nursing

diagnosis), merencankan tindakan keperawatan (intervention), melaksanakan

tindakan keperawatan (implementation) dan mealakukan evaluasi

(evaluation) (Murwani & Priyantari 2011).

4.5.4. Kendala perawat dalam mengatasi depresi lanjut usia di Panti Wreda

Griya Sehat Bahagia Karanganyar

Kendala yang dialami oleh perawat dalam mengatasi depresi pada

lanjut usia diantaranya perawat kesulitan dalam memberikan makanan dan

Page 98: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

83

obat-obatan kepada lansia. Obat yang diberikan terkadang tidak diminum dan

hanya disembunyikan di bawah bantal. Beberapa lansia sering menolak

makan dengan cara membuang makanan yang telah disajikan.Gejala klinis

depresi salah satunya nafsu makan menurun (Nugroho 2012).

Perawat juga sering marah jika pasien sulit diatur atau tidak mau

menuruti keinginan yang diharapkan. Selain itu perawat tampak jengkel bila

pasien membuat gaduh ruangan. Pasien depresi yang mengamuk terkadang

membuat perawat ketakutan dalam melakukan tindakan. Bahwa dampak dari

sesuatu yang dimiliki dan dicintai kini telah tiada (lose of love objek)adalah

terganggunya keseimbangan mental emosional dengan munculnya berbagai

keluhan fisik (somatik), kecemasan, depresi disertai perubahan sikap dan

perilaku, salah satunya suka “ngomel”, “ngedumel” (menggerutu) dan

mengeluarkan kekesalan, kekecewaan hatinya (“uneg-uneg”), yang biasanya

dilakukan atau diucapkan secara berulang-ulang (Hawari 2011).

Page 99: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

5.4.1. Depresi lanjut usia di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia

Lansia yang mengalami depresi di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia

Karanganyar mengelukah perasaan yang sama yaitu perasaan sedih. Hal ini

disebakan karena mereka kehilangan orang yang disayangi dalam

kehidupanya, lansia depresi yang berda di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia

Karanganyar tidak melakukan sosialisasi dengan lansia maupun dengan

perawat. Hal disebabkan karena kondisi fisik mereka yang mulai melemah.

Kondisi kesehatan semua informan yang mengalami depresi selama berada di

Panti Wreda tidak cukup baik ini dikarenakan mereka sering mengeluhkan

sakit.

5.4.2. Manajemen keperawatan untuk mengatasi depresi pada lanjut usia di

Panti Wreda Griya Sehat Bahagia

Semua perawat yang ada di Panti Wreda Griya Sehat Bahagia

Karanganyar menggunakan manajemen keperawatan tentang asuhan

keperawatan gerontik yang digunakan untuk mamantau status kesehatan

pasien dan berbagai macam terapi yang sudah disepakati oleh perawat dan

Page 100: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

85

dokter.Cara menerapkan asuhan keperawatan gerontik dengan 6 tahap

diantaranya pengkajian, analisa data, diagnosa, intervensi, implementasi dan

evaluasi pasien.bahkan cara penerapan terapinya juga meliputi pengkajian

terlebih dahulu dan setelah itu beru memberikan terapi yang tepat sesuai

dengan terapi yang dibutuhkan oleh pasien.

5.4.3. Tindakan perawat untuk mengatasi depresi pada lanjut usia di Panti

Wreda Griya Sehat Bahagia

Tindakan perawat yang digunakan untuk mengatasi depresi lansia

mecakup tentang asuhan keperawatan gerontik dan berbagai macam terapi

diantaranya terapi farmaka, terapi somatik, psikoterpi, psikoterapi suportif,

psikoterapi keluarga, psikoterapi perilaku, psiko religius, serta terapi psiko

sosial, selain terapi yang disebutkan tersebut, perawat juga mengajarkan

terapi okupasi sebagai terapi untuk pencegahan depresi.

5.4.4. Kendala perawat dalam mengatasi depresi lanjut usia di Panti Wreda

Griya Sehat Bahagia

Kendala perawat dalam mengatasi depresi pada lansia, bahwa pada

dasarnya perawat mengalami kesulitan maupun kendala dalam menekan

timbulnya depresi pada lansia. Hal ini dikarenakan bahwa lansia yang

mengalami depresi tingkat emosinya lebih tinggi dan cara penangananya juga

harus hati-hati dan punuh kesabaran, agar yang memberikan perawatan tidak

ikut jatuh ke dalam perasaan yang sama yaitu depresi.

Page 101: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

86

5.5. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan dapat dikemukakan implikasi penelitian ini baik

secara teoritis maupun praktis, yaitu :

Depresi merupakan perasaan sedih, ketidak berdayaan, dan pesimis

yang hubunganya dengan suatu penderitaan ini dapat berupa serangan yang

ditujukan kepada diri sendiri atau perasaan marah yang sangat mendalam.

Depresi merupakan gangguan perasaan yang sering terjadi pada lansia dan

merupakan salah satu gangguan emosi. Depresi dapat dikategorikan menjadi

beberapa kategori, depresi ringan, depresi sedang, dan depresi berat. Dapat

dikatakan bahwa seseorang mengalami depresi ringan dengan kriteria sebagai

berikut : cemas, nafsu makan makan menurun dan suah tidur, namun masih

dapat melakukan aktifitas sehari-hari dengan normal dan masih mampu

menghadapi kesulitan, berlangsung kurang lebih 2 minggu. Kemudian

seseorang dapat dikatakan megalami depresi sedang dengan kriteria sebagai

berikut : suka menyendiri, nafsu makan berkurang, sulit tidur dalam waktu

yang lama, padangan mata kosong, kurang percaya diri, selalu mengeluh

pusing, mudah marah, masih mampu bekomunikasi, aktivitas menurun,

gerakan lamban, kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan

kesulitan dalam menghadapi permasalahan dalam hidup, berlangsung lebih

dari 2 minggu. Kemudian sesorang dapat dikatakan mengalami depresi berat

dengan kriteria sebagai berikut : menyendiri, pandangan mata kosong, mudah

marah, sensitif terhadap orang lain, nafsu makan menurun, selalu mengeluh

pusing, sulit tidur dalam waktu yang sangat lama, selalu berfikir yang negatif,

Page 102: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

87

sulit berinteraksi dengan orang lain, tidak mampu dalam melakukan aktivitas,

tidak mempunyai semangat untuk hidup, mempunyai keinginan untuk bunuh

diri, selalu beranggapan bahwa dirinya tidak mampu dalam melakukan suatu

hal, bicara sendiri, tidak dapat diajak berkomunikasi secara normal,

berlangsung terus-menerus dalam waktu kurang lebih 3 bulan. Depresi yang

dialami lansia masuk kedalam kategori depresi sedang ini dapat dilahat dari

tanda gejala yang muncul pada lansia, lansia mengalami persaan sedih yang

mendalam dikarenakan kehilangan orang yang disayangi dalam hidupnya,

aktivitas dan kegiatan lansia yang mengalami deresi sudah mulai mengalami

penurunan dikarenakan kondisi fisik mereka yang sudah mulai menurun, dan

kondisi kesehatan lansia yang mengalami depresi tidak cukup baik ini

dikarenakan faktor usia dan sistem imonology yang sudah mulai mengalami

penurunan baik secara fisik maupun mental.

5.6. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian di atas dapat diajukan

beberapa saran sebagai berikut :

5.6.1. Institusi Pendidikan

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai teori tambahan pada

pembelajaran mahasiswa, khususnya keperawatan gerontik agar dapat

diaplikasikan dengan baik dipraktek keperawatan gerontik.

Page 103: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

88

5.6.2. Panti Wreda

Perawat di Panti Wreda Seharusnya memberikan asuhan keperawatan

pada lansia secara mendalam agar keluhan yang dirasakan pasien dapat

ditangani secara keseluruhan dan perawat seharusnya juga lebih menyadari

kondisi seorang lansia yang mengalami depresi, dan lebih sabar saat

menghadapi maslah yang muncul pada lansia yang mengalami depresi.

5.6.3. Peneliti Lain

Peniliti lain dapat melakukan penelitian yang sama dengan responden

dan tempat yang berbeda. Peneliti lain dapat melakukan penelitian dengan

jenis dan metode penilitian yang berbeda. Peneliti lain juga dapat

mengembangkan penelitian yang sudah dibuat.

5.6.4. Perawat

Peneliti menyarankan agar perawat lebih memperhatikan lansia yang

mengalami depresi untuk tingkat pelayananya. Selain itu perawat juga harus

memberikan asuhan keperawatan dengan dengan lebih baik lagi agar depresi

yang dialami oleh lansia dapat teratasi.

Page 104: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

DAFTAR PUSTAKA

Atun, M 2010, Lansia Sehat Dan Bugar, Kreasi Wacana Offset, Yogyakarta.

Creswell, JW 2010, Researchdesign pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed,

Edisi 3, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Fatoni, A 2006, Metodologi Penelitian Dan Teknik Penyusunan Skripsi, PT Rineka

Cipta, Jakarta.

Hadi, P 2004. Depresi Dan Solusinya, Tugu Publisher, Yogyakarta.

Hawari, D 2011, Manajemen Stres Cemas Dan Depresi, Balai Penerbit FKUI,

Jakarta.

Marta, OFD 2012, ‘Determinan Tingkat Depresi Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna

Wredha Budi Mulia 4 Jakarta Selatan’, Skripsi, Universitas Indonesia, Depok.

Maryam, RS, Ekasari, MF, Rosidawati, Jubaedi, A, Batubara, I 2011, Mengenal Usia

Lanjut Dan Perawatanya, Salemba Medika, Jakarta.

Minirth 2001, Kebahagian Sebuah Pilihan, Gunung Mulia, Jakarta.

Murwani, A, Priyantari, W 2011, Gerontik Konsep Dasar Dan Asuhan Keperawatan

Home Care Dan Komunitas, Fitramaya, Yogyakarta.

Nugroho, W 2008, Keperwatan Gerontik Dan Geriatrik, EGC, Jakarta.

Nursalam 2011, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,

Salemba Medika, Jakarta

Nugroho, W 2012, Keperwatan Gerontik Dan Geriatrik, EGC, Jakarta.

Prasetya, AS 2010, ‘Pengaruh Terapi Kognitif Dan Senam Latihan Otak Terhadap

Tingkat Deprsi Dengan Harga Diri Rendah Pada Klien Lansia Di Panti Tresna

Wredha Bakti Yuswanatar Lampung’, Tesis, Universitas Indonesia, Lampung.

Sugiyono 2013, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D,

ALFABETA CV, Bandung.

Page 105: DEPRESI LANJUT USIA DI PANTI WREDA GRIYA SEHAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-jokoributs... · managemen keperawatan tentang asuhan keperawatan gerontik

90

Sumantri, A 2013, Metodologi penelitian kesehatan, Edisi 1, Kencana Prenada

Media Group, Jakarta.

Surya, hendra 2010, Rahasia Membuat Cerdas Dan Manusia Unggul, Gramedia,

Jakarta.

Sutopo, HB 2006, Metodologi penelitian kualitatif dasar teori dan terapannya dalam

penelitian, edisi 2, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Tamher, Noorkasiani 2009, Kesehtan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan

Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.

Watson, R 2003, Perawatan Pada Lansia, EGC, Jakarta.