documentss

45
Pemanfaatan Gambir (Uncaria gambir Roxb) Sebagai Sediaan Obat Kumur ABSTRACK Gambir adalah sari getah yang diekstraksi dari daun tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb) dengan cara pengepresan (Amos et al, 2004). Gambir dengan kandungan dua komponen utama yaitu katekin dan asam katekutannat memiliki daya astringensi, antibakteri, sifat-sifat farmakologis dan toksis lainnya. Sifat-sifat ini menyebabkan gambir banyak digunakan dalam industri obat-obatan dan farmasi, industri penyamakan kulit, dan lain-lain. Meskipun gambir mempunyai banyak kegunaan, eksplorasi tentang manfaat gambir masih belum optimal. Penggunaan gambir sebagai sediaan obat kumur merupakan salah satu usaha dalam mengeksplorasi manfaat gambir. Obat kumur gambir akan dapat menggantikan obat kumur komersial dengan kandungan alkohol yang cukup tinggi. Penggunaan obat kumur yang mengandung alkohol sebesar 25% atau lebih, akan meningkatkan resiko timbulnya kanker mulut, tenggorokan dan faring sekitar 50%. 1

Upload: masinurul

Post on 16-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ss

TRANSCRIPT

Pemanfaatan Gambir (Uncaria gambir Roxb) Sebagai Sediaan Obat Kumur

ABSTRACKGambir adalah sari getah yang diekstraksi dari daun tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb) dengan cara pengepresan (Amos et al, 2004). Gambir dengan kandungan dua komponen utama yaitu katekin dan asam katekutannat memiliki daya astringensi, antibakteri, sifat-sifat farmakologis dan toksis lainnya. Sifat-sifat ini menyebabkan gambir banyak digunakan dalam industri obat-obatan dan farmasi, industri penyamakan kulit, dan lain-lain. Meskipun gambir mempunyai banyak kegunaan, eksplorasi tentang manfaat gambir masih belum optimal. Penggunaan gambir sebagai sediaan obat kumur merupakan salah satu usaha dalam mengeksplorasi manfaat gambir. Obat kumur gambir akan dapat menggantikan obat kumur komersial dengan kandungan alkohol yang cukup tinggi. Penggunaan obat kumur yang mengandung alkohol sebesar 25% atau lebih, akan meningkatkan resiko timbulnya kanker mulut, tenggorokan dan faring sekitar 50%.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1. LARUTAN Solutiones / Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu jenis obat atau kebih dalam pekarut air suling kecuali dinyatakan kain, dinaksudkan untuk digunakan sebagai obat dalam,obat luar atau untuk dinasukkan ke dalam rongga tubuh. Untuk larutan steril yang digunakan sebagai obat luar harus memenuhi syarat yang tetera pada injectiones. Sesuai dengan penggunaan, larutan dibagi menjadi: 1. Larutan steril Larutan steril meliputi: larutan untuk penggunaan luar sebagai pengobatan luka atau kulit terbuka. larutan iritasi kandungan kemih. larutan intraperitoneum. Baik alat maupun larutannya disterilkan dalam wadah yang steril.2. Larutan tak steril Larutan tidak steril meliputi: larutan obat dalam, baik larutan yang langsung diminum atau yang harus diramu lebih dulu. larutan obat untuk kulit utuh. larutan hemosialisa. Pada pembuatan larutan supaya dihindari sedapat mungkin adanya kontaminasi oleh bakteri dan jasad renik yang lain. 3. Larutan antiseptika Larutan antiseptik, mudah sekali dicemari oleh jasad renik yang telah resisten. Oleh karena itu air yang digunakan harus air suling atau air yang baru dididihkan, wadahnya harus betul betul bersih dan tidak menggunakan tutup gabus. Larutan antiseptik tidak boleh digunakan lebih dari satu mingu sejak tutup dibuka.larutan yang digunakan sebagai antiseptikum untuk mata yang luka atau dimasukkan ke dalam rongga tubuh harus disterilkan duklu. Larutan antiseptik yang steril di dalam wadah tertutup mudah dibedakan dengan wadah untuk laeutan teansfusi ternasuk larutan infusi. Pada etiket harus tertera : larutan steril, tidak disuntikan.

Larutan oral Adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau campuran konsolven air. Larutan oral yang mangandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi disebut sirup Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air disebut sirup simpleks (64%). Selain sukrosa dan gula lain, senyawa poliol tertentu seperti: sorbitol gliserol digunakan sebagai penghambat terjadinya penghabluran, untuk mengubah kelarutan , rasa dan sifat sifat lain zat pembawa. Zat anti mikroba untuk mencegah pertumbuhan bakteri, jamur, dan ragi. Larutan oral lain yang tidak menandung gula , tetapi mengandung pemanis buaran seperti sorbitol, aspartam, dan bahan pengental seperti gom selulosa biasanya digunakan untuk pasien diabetes, Larutan yang mengandung etanol sebagai kosolven disebut eliksir. Larutan topikal Adalah larutan yang biasanya mengandung air tetapi sering kali mengandung pelarut lain seperti etanol dan poliol, untuk penggunaan topikal pada kulit. Lotio Adalah sedian larutan atau suspensi yang digunakan secara topical. Contohnya : lotio kumerfeldi Larutan Otik Adalah larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan bahan pendispersi, untuk penggunaan pada telinga luar. Misal : larutan otik neonisin dan polimisin B silfat.Spirit Adalah larutan yang mengandung etanol atau hidro alkohol dari zat mudah menguap, umumnya berupa larutan tunggal atau campuran bahan. Spirit harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat tidak tembus cahaya. Jika pelarutnya air disebut air aromatik Sirup Adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa penambahan bahan pewangi dan zat obat. Sirup yang mengandung bahan pemberi rasa tapi tidak mengandung zat obat, pembawanya bukan obat atau pembawa yang wangi, misalnya: syrup akasia, sirup jeruk, dll Sirup yang mengandung bahan obat terapetik atau sirup obat, misalnya: antitusif, antihistamin. Komponen sirup: Air, gula, sukrosa, pemanis buatan, pengawet anti mikroba, pembau, penambah rasa misal minyak jeruk, vanili dan lain-lain. Contoh pengawet : Asam benzoat (0,1-0.2) %, Na benzoat (0.1-0.2) %, campuran metil, propil dan butil paraben (total 0.1%). Eliksir Adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksudkan untuk penggunaan vital, dan biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan. Dibanding dengan sirup, eliksir kurang manis dan kurang kental karena mengandung kadar gula lebih rendah, sehingga kurang efektif dalam menutupi rasa dan bau zat aktif.Saturasi Adalah solutio yang dibuat dengan cara mereaksikan bagian asam dan suatu bikarbonat, yang didalamnya jenuh dengan CO2, biasanya digunakan sebagai penyegar. Contoh: Potio Riveri. Potiones Adalah sediaan yang berupa cairan untuk diminum, dibuat sedemikian rupa hingga dapat digunakan sebagai dosis tunggal dalam golume besar, umumnya 50 ml.CollyriaAdalah sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas partikel asing, isotonis dan digunakan untuk mencuci mata, dapat ditambahkan larutan dapar dan pengawet. Wadah yang dipakai dapat wadah dari gelas atau plastik yang tertutup kedap. Gargarisma Adalah sediaan berupa larutan. Umumnya pekat dan bila digunakan diencerkan dulu. Gargarisma digunakan sebagai pencegah infeksi tenggorokan dan tujuan penggunaan gargarisma ialah agar obatnya dapat langsung mengenai selaput lendir yang ada di dalam tenggorokan dan bukan sebagai pelindung selaput lendir maka tidak digunakan bentuk suspensi dan baha b berlendir tidak cocok sebagai obat kumur. Dalam tiket harus tertera : hanya untuk kumur, jangan ditelan. Sebelum digunakan diencerkan.

Istilah KelarutanIstilah KelarutanJumlah bagian pelarut yang diperlukan untuk melarutkan satu bagian zat.

Sangat mudah larutKurang dari1

Mudah larut1 sampai 10

Larut10 sampai 30

Agak sukar larut30 sampai 100

Sukar larut100 sampai 1000

Sangat sukar larut1000 sampai 10000

Praktis tidak larutLebih dari 10000

Berdasarkan cara pemberiannya, bentuk sediaan cair digolongkan menjadi : Sediaan cair oral: potio (obat minum), eliksir, sirup, guttae Sediaan cair topical: collyrium, gargarisma, mouthwash, guttae nassaless, guttae opthalmicae, guttae auricularis, irigationes, inhalation, ephitema, lotion Sediaan cair rectal/vagina : clysma, douche Sediaan cair parenteral : injeksi

Keuntungan sediaan cair Cocok untuk penderita yang suka menelan Absorbsi obat lebih cepat dibandingkan dengan sediaan oral lain. Urutan kecepatan absorbsinya larutan > emulsi > suspensi Homogenitas lebih terjamin Dosis dapat disesuaikan Dosis obat lebih seragam dibandingkan sediaan padat, terutama bentuk larutan. Untuk suspense dan emulsi, keseragaman dosis tergantung pada pengocokan Beberapa obat atau senyawa obat dapat mengiritasi mukosa lambung atau dirusak cairan lambung bila diberikan dalam bentuk sediaan padat. Hal ini dapat dikurangi dengan memberikan obat dalam bentuk sediaan cair karena factor pengenceran

Kerugiaan sediaan cair Tidak dapat dibuat untuk senyawa obat yang tidak stabil dalam air Bagi obat yang rasanya pahit atau baunya tidak enak sukar ditutupi Tidak praktis Takaran penggunaan obat tidak dalam dosis terbagi, kecuali sediaan dosis tunggal, dan harus menggunakan alat khusus Air merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri dan merupakan katalis reaksi Pemberian obat harus menggunakan alat khusus atau oleh orang khusus (sediaan parenteral)

Cara meningkatkan kelarutan1. Mengatur ph2. Menaikkan suhu3. Menggunakan campuran (kosolven) 4. Memodifikasi struktur5. Pengadukan6. Memperkecil ukuran partikel7. Membentuk senyawa kompleks

1. STERILISASI Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril. Secara tradisional keadaan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancuran dan penghilangan semua mikroorganisme hidup. Konsep ini menyatakan bahwa steril adalah istilah yang mempunyai kondisi konotasi relatif, dan kemungkinan menciptakan kondisi mutlak bebas dari mikrorganisme hanya dapat diduga atas dapat proyeksi kinetis angka kematian mikroba.Produk steril adalah sediaan terapetis dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas dari mikroorganisme hidup. Sediaan parenteral ini merupakan sediaan yang unik diantara bentuk obat terbagi-bagi, karena sediaan ini disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa kebagian dalam tubuh. Karena sediaan mengelakkan garis pertahanan pertama dari tubuh yang paling efisien, yakni membran kulit dan mukosa, sediaan tersebut harus bebas dari kontaminasi mikroba dan dari komponen toksik dan harus mempunyai tingkat kemurniaan tinggi dan luar biasa. Semua komponen dan proses yang terlibat dalam penyediaan produk ini harus dipilih dan dirancang untuk menghilangkan semua jenis kontaminasi secara fisik, kimia atau mikrobiologi.Produk steril termasuk sediaan parentral, mata dan irigasi. Preparat parental bisa diberikan dengan berbagai rute. Lima yang paling umum adalah intravena, intramuskular, subkutan, intrakutan dan intraspinal. Pada umumnya pemberian secara parenteral dilakukan bila diinginkan kerja obat yang lebih cepat, seperti pada keadaan gawat, bila penderita tidak dapat diajak bekerjasama dengan baik, tidak sadar, tidak dapat atau tidak tahan menerima pengobatan secara oral atau bila obat tersebut tidak efektif dengan cara pemberian yang lain. Injeksi diracik dengan melarutkan, mengemulsikan, atau mensuspensikan sejumlah obat ke dalam sejumlah pelarut, atau dengan mengisikan sejumlah obat ke dalam wadah dosis tunggal atau wadah dosis ganda.Sediaan steril dapat berwujud:1. Padat steril : merupakan obat untuk injeksi, yaitu obat kering yang disuspensikan bila akan digunakan. Contoh: sodium ampisilin. Karena ampisilin tidak stabil dalam cairan, maka dibuat padat. Cara pembuatannya yaitu dengaa liofilisasi pada suhu rendah dengan pengeringan steril, kemudian didinginkan sampai -60oC untuk pembekuan. Selanutnya dilakukan sublimasi (dengan pengurangan tekanan secra bertahap), cairan menguap, sodium ampisilin padat tertinggal.2. Semi padat, misal salep mata.3. Cair, misal injeksi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas sediaan:1. Terapi, meliputi: Dosis efektif obat. Obat dibuat dalam dosis yang disesuaikan dengan dosis terapi efektif obat tersebut. Lama penggunaan obat. Hal ni juga berpengaruh pada penentuan bentuk sediaan obat yang akan dibuat dan besarnya dosis obat, sehingga pasien tetap merasa nyaman selama terapi.2. Farmakokinetka obat. Meliputi waktu paruh, absorpsi, t eliminasi, Vd, Cl, dan lain-lain.3. Sifat fisika-kimia meliputi: Ukuran partikel Sifat alir Kompaktibilitas Ketahanan terhadap kelembapan

2. SYARAT SEDIAAN STERIL1) Efikasi mencakup kemanjuran suatu obat yang dalam terapi termasuk efektivitas obat dalam terapi.2) Safety : keamanan ini antara lain meliputi: eamanan dosis obat dalam terapi, memberikan efek terapi sesuai dengan yang diinginkan dan tidak memberikan efek toksik atau efek samping yang tidak diinginkan.3) Aceeptable : maksudnya disukai oleh pasien. Jadi obat perlu dibuat sedemikian menarik dan mudah dipakai konsumen.4) Sediaan obat harus jernih. Jernih maksudnya tidak ada partikel yang tidak larut dalam sediaan tersebut. Jadi, meskipun sediaan berearna, tetap terlihat jernih (tidak keruh).5) Tidak berwarna. Maksudnya sediaan larutan bisa saja berwarna, namun warna larutan sama dengan warna zat aktifnya sehingga tidak ada campuran warna lain dalam sediaan itu.6) Bebas dari partikel asing. Partikel asing; partikel yang bukan penyusun obat. Sumber partikel bisa berasal dari: air, bahan kimia, personil yang bekerja, seratr dari alat/pakaian personil, alat-alat, lingkungan, pengemas (gelas, plastik).7) Keseragaman volume/berat. Terutama untuk sediaan solid steril.8) Memenuhi uji kebocoran. Terutama untuk injeksi yang dikemas dalam ampul. Uji kebocoran dapat dilakukan dengan: Uji dengan larutan warna (dye bath test) Metode penarikan vakum ganda (the double vacuum pull method)9) Stabil. Artinya sediaan tidak mengalami degradasi fisika. Misal jika bentuk sediaan larutan maka sediaan tersebut tetap berada dalam bentuk larutan (bukan suspensi). Sifat stabil ini berkaitan dengan formulasi. Ketidakstabilan dapat dilihat dari: Terjadi perubahan warna. Contoh: larutan adrenalin yang awalnya berwarna jernih karena teroksidasi akan menjadi merah karena terbentuk adenokrom. Terjadi pengendapan. Contoh: injeksi aminophilin dibuat dengan air bebas CO2, karena jika tidak bebas CO2 maka akan terbewntuk theopilin yang kelarutannya kecil dalam air sehingga kanmengendap. Akibatnya dosis menjadi berkurang.

3. JENIS SEDIAAN STERIL1) InjeksiLarutan obat dalam pembawa yang sesuai dengan atau tanpa penambahan bahan-bahan dimaksudkan untuk pemakaian parenteral dibuat sebagai injeksi.2) Cairan infuseCairan infuse intravena dibuat sebagai sejumlah karakteristik infuse melalui cara pemakaiannya.3) Radiasi FarmasetikBahan kimia radio aktif digunakan untuk uji, fungsi bahan-bahan yang kadang dipastikan sejumlah infeksi dibawah radiofarmasetik. Ini berbeda dari infeksi lain dalam obat sebagi bentuk radioaktif.4) Steril Padat Beberapa obat tidak mempunyai kestabilan yang cukup dalam larutan untuk dapat mewadahkannya seperti injeksi maka disediakan sebagai sediaan padat kering dalam larutan ketika digunakan.5) Suspensi sterilSuspensi obat dalam pembawa parenteral yang cocok dibuat sebagai suspensi obat steril seperti suspensi sediaan Hidrokortison Asetat. Jika obat ini bentuk kering dan suspensi dengan penambahan pembawa parenteral yang cocok disebut obat steril unutk suspensi seperti Kloramfenikol Steril untuk Suspensi.6) Tetes Mata, Suspensi dan SalepObat-obat dalam larutan atau suspensi digunakan melalui penetesan pada mata sebagai sediaan steril, walaupun tidak umum disebut steril seperti larutan mata Natrium Sulfametasol atau suspensi mata Hidrokortison asetat.7) Larutan irigasiLarutan irigasi yang digunakan untuk mencuci atau menyembuhkan luka terbuka, rongga badan didefinisikan sebagai larutan irigasi dan diguanakn pada pemakaian luar tidak pernah secara parenteral8) Bahan DiagnosisLarutan yang digunakan secara parenteral untuk tujuan diagnosa seperti injeksi yang digunakan unutk menentukan volume darah.9) Ekstrak AllergenioEkstrak allergenio adalah konsentrasi steril pada allergen atau bahan-bahan yang tidak bisa sensitif. Pada beberapa orang digunakan untuk diagnosa atau percobaan pada reaksi alergi.10) Larutan Dialisis PeritonialLarutan yang digunakan pada teknik yang dikenal sebagai dialisis peritoneal utnuk menurunkan kelebihan larutan cairan tubuh, serum elektrolit, bahan-bahan toksik seluruh pencernaan.

4. METODE STERILISASI A. Sterilisasi Secara Fisika1. Pemanasan Kering a. Udara Panas Oven Bahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat disterilisasi dengan uap destilasi dalam udara panas-oven. Yang termasuk dalam bahan ini adalah minyak lemak., paraffin, petrolatum cair, gliserin, propilen glikol. Serbuk steril seperti talk, kaolin dan ZnO, dan beberapa obat yang lain. Sebagai tambahan sterilisasi panas kering adalah metode yang paling efektif untuk alat-alat gelas dan banyak alat-alat bedah.Ini harus ditekankan bahwa minyak lemak, petrolatum, serbuk kering dan bahan yang sama tidak dapat disterilisasi dalam aytoklaf. Salah satu elemen penting dalam sterilisasi dengan menggunakan uap aotoklaf. Atau dengan adanya lembab dan penembusannya ke dalam bahan yang telah disterilkan. Sebagai contoh, organisme pembentuk spora dalam medium anhidrat tidak dibunuh oleh suhu sampai 121o C (suhu yang biasanya digunakan dalam autoklaf bahkan setelah pemanasan sampai 45 menit). Untik alasan ini, autoklaf merupakan metodee yang tidak cocok untuk mensterilkan minyak, produk yang dibuat dengan basis minyak, atau bahan-bahan lain yang mempunyai sedikit lembab atau tidak sama sekali.Selama pemanasan kering, mikroorganisme dibunuh oleh proses oksidasi. Ini berlawanan dengan penyebab kematian oleh koagulasi protein pada sel bakteri yang terjadi dengan sterilisasi uap panas. Pada umumnya suhu yang lebih tinggi dan waktu pemaparan yang dibutuhkan saat proses dilakukan dengan uap di bawah tekanan. Saat sterilisasi di bawah uap panas dipaparkan pada suhu 121 C selam 12 menit adalah efektif. Sterilisasi panas kering membutuhkan pemaparan pada suhu 150 C sampai 170 C selama 1-4 jam. Suhu yang biasa digunakan pada sterilisasi panas kering 160 C paling cepat 1 jam, tapi lebih baik 2 jam. Suhu ini digunakan secara khusus untuk sterilisasi minyak lemak atau cairan anhidrat lainnya. Bagaimanapun juga range 150-170 C digunakan untuk streilisasi panas kering dan lain-lain, sebagi contoh : bahan-bahan gelas, dapat disterilkan pada suhu 170 C. dimana beberapa serbuk seperti sulfonilamid harus disterilkan pada suhu rendah dan waktu yang lebih lama.Panas kering pada temperatur lebih 160 C efktif menghancurkan mikroorganisme hidup dengan sebuah proses kehilangan kelembaban secara inversible. Proses ini berjalan relativ lambat, mengisyaratkan sedikitnya 1 jam pada suhu 160 C tetapi lebih cepat pada temperatur yang tinggi. Panas kering ini sering merugikan beberapa produk.Penerapan panas dengan keberadaan lembab lebih efektif untuk pembunuhan mikroorganisme diIsyaratkan 15 menit pada suhu 121oC.Beberapa bahan yang tidak dapat disterilkan dengan uap, paling baik disterilkan dengan panas kering,. Misalnya petrolatum jelly, minyak mineral, lilin, wax, serbuk talk. Karena panas kering kurang efisien dibanding panas lembab, pemaparan lama dan temperature tinggi dibutuhkan. Range luas waktu inaktivasi dalam temperatur bervariasi telah diterapkan berdasarkan tipe indikator steril yang digunakan, kondisi kelembaban dan faktor lain. Jumlah air dalam sel mikroba diketahui mempengaruhi resistensinya terhadap destruksi panas kering. Umumnya, ini diterima bahwa sel mikroba dalam daerah yang betul-betul kering menunjukkan resistensi terhadap inaktivasi panas kering,. Ini jelas bahwa perhatian harus diberi untuk mendisain siklus sterilisasi panas kering untuk produk-produk rumah sakit dan validasi sistematis sterilisasi dengan metode sterilisasi standar.Oven digunakan untuk sterilisasi panas kering biasanya secara panas dikontrol dan mungkin gas atau elektrik gas.Beberapa waktu dan suhu yang umum digunakan pada oven : 170 C (340 F) sampai 1 jam 160 C (320 F) sampai 2 jam 150 C (300 F) sampai 2,5 jam 140 C (285 F) sampai 3 jam

b. Penangas Minyak Bahan kimia yang stabil dalam ampul bersegel dapat disterilisasi dengan mencelupkannya, dalam penangas yang berisi minyak mineral pada suhu 1620 C. larutan jenuh panas dari natrium atau ammonia klorida dapat juga digunakan sebagai pensterilisasi. Ini merupakan metode yang mensterilisasi alat-alat bedah. Minyak dikatakan bereaksi sebagai lubrikan, untuk menjaga alat tetap tajam, dan untuk memlihara cat penutup.

c. Pemijaran langsungPemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang gelas, filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial, dan labu ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak hancur dengan pemijaran langsung. Papan salep, lumping dan alu dapat disterilisasi dengan metode ini. Dalam semua kasus bagian yang paling kuat 20 detik. Dalam keadaan darurat ampul dapat disterilisasi dengan memposisikan bagian leher ampul kearah bawah lubang kawat keranjang dan dipijarkan langsung dengan api dengan hati-hati. Setelah pendinginan, ampul harus segera diisi dan disegel.

2. Panas Lembab a. Uap bertekanan Penggunanaan uap bertekanan atau metode sterilisasi yang paling umum memuaskan dan efektif yang ada. Ini adalah metode yang diinginkan untuk sterilisasi larutan yang ditujukan untuk infeksi pada tubuh, pembawa pada sediaan mata, bahan-bahan gelas. Untuk penggunaan darurat, pakaian dan alat kesehatan dan benda-benda karet. Kerugian yang paling prinsip dan penggunaan uap ini adalah ketidaksesuaiannya untuk penggunaan pada bahan sensitiv terhadap panas dan kelembaban. Metode ini tidak dapat digunakan untuk sterilisasi misalnya, produk yang dibuat dari basis minyak dan serbuk. Uap jenih pada 120 C mampu membunuh secara cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme hidup dalam waktu menit. Uap jenuh ini dapat menghancurkan spora vegetatif yang tahan terhadap pemanasan tinggi. Keefektifan sterilisasi uap bertekanan tergantung pada 4 sifat dari uap jenuh kering yaitu :1) Suhu2) Panas tersembunyi yang berlimpah3) Kemapuan untuk membentuk kondensasi air4) Kontraksi volume yang timbul selama kondensasiWaktu yang dibutuhkan untuk mensterilkan larutan saat suhu 121 C selama 12 menit, ditambah waktu tambahan untuk larutan dalam wadah untuk mencapai 121C setelah termometer pensteril menunjukkan suhu ini. Secara umum larutan dalam botol 100-200 ml akan membutuhkan kurang 5 menit botol 500 ml antara 10-15 menit. Panas lembab merupakan bentuk uap jenuh di bawah tekanan yang merupakan cara sterilisasi yang paling banyak digunakan. Penyebeb kematian dengan cara sterilisai panas terhadap lembab berbeda dengan cara panas kering, kematian mikroorganisme oleh panas lembab adalah hasil koagulasi protein sel, berbeda dengan cara panas kering, kematian mikroorganisme yang paling penting adalah proses oksidasi.USP menentukan sterilisasi uap sebagai penerapan uap jenuh di baeah teakana paling kurang 15 menit dengan temperatur minimal 121 C dalam jaringan tekanan. Bentuk yang paling sederhana dari autoklaf adalah home preasure cooker.

b. Uap panas pada 100 C.Uap panas pada suhu 100 C dapat digunakan dalam bentuk uap mengalir atau air mendidih. Metode ini mempunyai keterbatasan penggunaan uap mengalir dilakukan dengan proses sterilisasi bertingkat untuk mensterilkan media kultur. Metode ini jarang memuaskan untuk larutan yang mengandung bahan-bahan karena spora sering gagal tumbuh dibawah kondisi ini, bentuk vegetatif dari kebanyakan bakteri yang tidak membentuk spora. Temperatur suhu titik mati bervariasi, tetapi tidak ada bentuk non spora yang bertahan.Dalam prakteknya, 2 metode uap mengalir digunakan, suatu perpanjangan pemaparan uap selama 20-60 menit akan membunuh semua bentuk vegetatif bakteri tapi tidak akan menghancurkan spora. Untuk meyakinkan penghancuran spora, sterilisasi berjeda yang juga disebut sterilisasi tidak berlanjut. Penjedahan dan bertahap adalah tindalisasi digunakan. Dengan metode ini bahkan dipaparkan pada uap mengalir pada periode waktu bervariasi dari 20-60 menit setiap hari selama 3 menit. Antara pemaparan bahan terhadap uap yang disimpan pada suhu kamar atau pada inkubator pada 37 C. prinsip dari metode ini adalah pada saat waktu pertama kali pemaparan pada uap membunuh bakteri vegetatif tapi tidak sporanya. Tapi pada saat bahan disimpan pada inkubator atau pada suhu ruangan selam 24 jam, banyak spora akan tumbuh ke dalam bentuk vegetatif bentuk spora yang telah tumbuh ini akan dimatikan pada pemanasan hari ke dua. Kesuksesan dari proses ini tergantung pada spora yang berkembang ke bentuk vegetatif selama masa istirahat.

c. Pemanasan dengan bakterisidaIni menghadirkan aplikasi khusus dari pada uap pans pada 100 C. adanya bakterisida sangat meningkatkan efektifitas metode ini. Metode ini digunakan untuk larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil pada temperatur yang biasa diterapkan pada autoklaf. Larutan yang ditumbuhkan bakterisida ini dpanaskan dalam wadah bersegel pada suhu 100 C selama 20 menit dalam pensterilisasi uap atau penangas air. Bakterisida yang dapat digunakan termasuk 0,5%, fenol, 0,5% klorbutanol, 0,2% kresol atau 0.002% fenil merkuri nitrat saat larutan dosis tunggal lebih dari 15 ml larutan obat untuk injeksi intratekal atau gastro intestinal sehingga tidak dibuat dengan metode ini.

d. Air mendidihPenangas air mendidih mempunyai kegunaan yang sangat banyak dalam sterilisasi jarum spoit, penutup karet, penutup dan alat-alat bedah. Bahan-bahan ini harus benar-benar tertutupi oleh air mendidih dan harus mendidih paling kurang 20 menit. Stetelah sterilisasi bahan-bahan dipindahkan dan air dengan pinset yang telah disterilisasi menggunakan pemijaran. Untuk menigkatkan efisiensi pensterilan dari air, 5 % fenol, 1-2% Na-carbonat atau 2-3% larutan kresol tersaponifikasi yang menghambat kondisi bahan-bahan logam.

3. Cara Bukan Panas a. Sinar ultraviolet Sinar ultraviolet umumnya digunakan untuk membantu mengurangi kontaminasi di udara dan pemusnahan selama proses di lingkungan. Sinar yang bersifat membunuh mikroorganisme (germisida) diproduksi oleh lampu kabut merkuri yang dipancarkan secara eksklusif pada 2537 . sinar UV menembus udara bersih dan air murni dengan baik, tetapi suatu penambahan garam atau bahan tersuspensi dalam air atau udara menyebabakan penurunan derajat penetrasi dengan cepat. Untuk kebanyakan pemakaian lama penetrasi dihindarkan dan setiap tindakan membunuh mikroorganisme dibatasi pada permukaan yang dipaparkan.Aksi letal .Ketika sinar UV melewati bahan, energi bebas ke elektron orbital dalam atom-atom dan mengubah kereaktivannya. Absorpsi energi ini menyebabkan meningginya keadaan tertinggi atom-atom dan mengubah kereaktivannya. Ketika eksitasi dan perubahan aktivitas atom-atom utama terjadi dalam molekul-molekul mikroorganisme atau metabolit utamnya, organisme itu mati atau tidak dapat berproduksi. Pengaruh utamanya mungkin pada asam nukleat sel, yang diperhatikan untuk menunjukkan lapisan absorpsi kuat dalam rentang gelombang UV yang panjang.Radiasi pengion adalah energi tinggi yang terpancar dari radiasi isotop radioaktif seperti kobalt-60 (sinar gamma) atau yang dihasilkan oleh percepatan mekanis elektron sampai ke kecepatan den energi tinggi (sinar katode, sinar beta). Sinar gamma mempunyai keuntungan mutlak karena tidak menyebebkan kerusakan mekanik, namun demikian, kekurangan sinar ini adalah di hentikan dari, mekanik elektron akselerasi (yang dipercepat) keuntungan elektron yang dipercepat adalah kemampuannya memberikan output laju doisis yang lebih seragam. Aksi latal radiasi pengionan menghacurkan mikroorganisme dengan menghentikan rep-roduksi sebagai hasil mutasi letal. Mutasi ini disebabkan karena tarnsformasi radiasi menjadi molekul penerima pada sinar x, menurut teori langsung. Mutasi ini dapat disebabkan oleh tindakan tidak langsung, dimana molekul-molekul air diubah menjadi kesatuan yang berenergi tinggi seperti hidrogen dan ion hidroksil.semua ini pada kahirnya, menyebabkan perubahan energi pada asam nukleat dan molekul lain sehingga hilangnya keberadaannya bagi metabolisme molekul sel bakteri.Penerapan untuk sterilisasi ini. Elektron dipercepat atau sinar gamma dapat digunakan untuk mensterilkan produk-produk pilahan dengan suatu proses berkesinambungan. Kebanyakan prosedur sterilisasi produk lain harus diselenggarakan dalam batch setrilisasi dengan proses berkesinambungan memerlukan pengendalian yang tepat, sehingga tidak ada bagian yang lepas dari keefektifan sterilisasi.Radiasi Ionisasi. Radiasi ionisasi digunakan untuk sterilisasi industri untuk alat-alat rumah sakit, vitamin, antibiotik, steroid hormon dan transplantasi tulang dan jaringan dan alat pengobatan seperti alat untuk suntik plastik, jarum, alat beda, tube palstik, katter, benang bedah dan cawan Petri. Radiasi ioniasasi dapat menghasilkan perubahan dalam molekul organik yang dapat mempengaruhi kemujaraban sediaan atau dapat menginduksi toksisitas. Radiasi produk juga dapat menghasilakn perubahan warna dan kerapuhan beberapa wadah gelas dan bahan plastik. Sterilisasi radiasi dapat dilakukan baik dengan radiasi elektromagnetil dan radiasi partikel. Radiasi elektromagnetik dan energi photon, termasuk ultra dari bahan radioaktif seperti kobalt 60 atau sesium 137 adalah yang paling sering digunakan sebagai sumber energi sterilisasi adhesi elektromagnetik. Radiasi partekel atau molekul termasuk daftar partikel yang steril. Satu-satunya sekarang yang digunakan untuk sterilisasi radiasi pada obat-obat rumah sakit dan laboratorium. Bagaimanapun banyak prosedur sterilisasi industri manggunakan radiasi, termasuk penjelasan singkatnya. Beberapa informasi mengenai efek sterilisasi ultraviolet juga dihadirkan.Prinsip bermuatan negativ sepeti elektron yang berinteraksi langsung dengan bahan menyebabkan ionisasi seperti elektron elektromagnetik menyebabkan ionisasi pada mekanisme yang bervariasi yang menghasilkan perpindahan suatu orbital elektron dengan mekanisme jumlah tertentu dari energi yang ditransfer dalam insiden sinar gamma. Perpindahan elektron ini kemudian bentindak sebagai partikel beta dalam reduksi. Oleh sebab itu baik partikel maupun elektromagnetik, dipertimbangkan sebagai radiasi ionisasi yang berbeda dengan radiasi sinar ultraviolet.Kerugian penggunaan germisida radiasi sinar UV adalah penetrasinya terbatas, pada panjang gelombang 253,7 nm, diserap oleh banyak bahan dan membuat penggumpalan organisme dan hal tersebut dilindungi oleh debu dan puing-puing. Untuk menghindari aksi letal panggunaan radiasi sinar UV sebagai cara sterilisasi tidak direkomendasikan lemak jika bahan-bahan yang diradiasi sangat bersih dan bebas yang dapat melindungi mikroorganisme.

B. Sterilisasi Secara Kimia Sterilisasi gas adalah cara menghilangkan mikroorganisme dengan menggunakan gas atau uap yang membunuh mikroorganusme dan sporanya. Meskipun gas dengan segera berpotensi menyerap serbuk padat. Streilisasi ini adalah fenomena permukaan dan mikroorganisme occluded dengan kristal akan dibunuh. Sterilisasi gas digunakan dalam bidang farmasi unutk mensterilisasi bahan-bahan termolabil. Gas bakterisida yang paling sering digunakan adalah gas Etilen Oksida. Meskipun sterilisasi uap merusak beberapa bahan dan dipindahkan dari bahan yang dicobakan melalui jalur sterilisasi. Gas ini tidak inert dan kereaktivannya terhadap bahan yang disterilisasi antara lain : Tiamin, Riboflavin, Streptomisin kehilanngan potensi dengan adanya etilen oksida.Etilen oksida bereaksi sebagai bakterisida dengan alkilasi asam, amin, hidroksil dan gugus sulfhidril dari protein dan sel enzim. Kelembaban dibutuhkan untuk etilen oksida berpenetrasi dan merusak sel. Etilen oksida bersifat eksplosif ketika bercampur dengan udara. Sifat ini dapat dihilangkan dengan menggunakan campuran etilen oksida dengan CO2. Carboxide 20 atau campuran etilen oksida dengan hidrokarbon berfluoresensi. Sterilisasi dengan gas berjalan lambat, waktu sterilisasi tergantung pada keberadaan kontaminasi, kelembaban, temperature dan konsentrasi dari gas etilen oksida. Konsentrasi minimum adalah 450 mg/l pada tekanan 27psi. Cara ini digunakan digunakan untuk mensterilkan obat serbuk seperti Penisilin, juga telah digunakan unutk sterilisasi benang, plastik, tube. Penggunaan etilen oksida juga untuk sterilisasi akhir peralatan parenteral tertentu seperti kertas kraft dan lapisan tipis polietilen. Semprot aerosol etilen oksida telah digunakan untuk mensterilkan daerah sempit dimana dilakukan teknik aseptik.

C. Sterilisasi Secara Mekanik Larutan dapat dibebaskan dari mikroorganisme vegetatif dan sporanya melalui filter bakteri. Filter bakteri tidak dapaat membebaskan larutan dari virus; bagaimanapun alat ini tidak mengurangi jumlah virus. Pada prinsipnya dengan absorbsi ke dalam dinding filter dan dengan menghilangkan partikel kasar dari bahan yang mengandung virus. Sterilisasi dengan filter bakteri digunakan untk larutan farmasetik atau bahan biologi yang dipengaruhi oleh pemanasan. Berbeda dengan metode filtrasi lain, filter bakteri ditujukan untuk fltrat bebas bakteri. Metode sterilisasi ini membutuhkan penggunaan teknik aseptic yang benar. Sediaan obat yang disterilkan dengan metode ini membutuhkan penggunaan bahan bakteriostatik kecuali diarahkan lain. Larutan yang ditujukan untuk injeksi intrathecal atau merupakan larutan dosis tunggal intravena dengan volum elebih dari 15 ml tidak boleh ditambahkan bahan bakterisid. Paraffin cair dan minyak lain, tidak disterilkan dengan metode ini karena dapat meningnkatkan permeabilitas dari filter terhadap bakteri. Unutk dapat membuat larutan bebas bakteri dan steril, digunakan filter dengan berbagai tipe. Tipe ini termasuk filter yang terbuat dari silicon murni, porselin, asbes, dan glass-fritted. Karena alat-alat ini mudah dibersihkan, filter Seitz yang menggunakan lapisan asbes dan fliter fritted glass mungkin lebih berguna untuk farmasis. Yang kadang-kadang dubutuhkan untuk menyaring larutan dalam jumlah kecil. Mekanisme filtrasi bakteri adalah kompleks. Meskipun ukuran pori filetr penting, tapi bukan itu saja criteria untuk keefektifan filtrasi. Fliter dengan pori lebih kecil menghilangkan bakteri tetapi beberapa filtrasi sangat lambat umtuk tujuan praktek. Dengan meningkatkan ketebalan filter lilin memungkinkan untuk mencapai efisiensi filtrasi, tetapi nkerugiannya adalah bahwa kebanyakan bahan aktif dari larutan dihilangkan dengan penyerapan oleh lilin. Bagaimanapun, dengan mengatur ukuran pori dan ketebalan filter yang optimum, mungkin diperoleh filter yang efisien dan baik secara cepat. factor lain dilibatkan dalam filtrasi bakteri termasuk keseimbangan permukaan antara bahan filter dan bakteri dan larutan, suhu, tekanan yang digunakan, waktu filtrasi, muatan listril filter, pH bahan yang difiltrasi, dan adsorbsi protein dan bahan lain. Filter Seitz Filter ini dibuat dari bahan asbes yang dijepit pada dasar wadah besi. Keuntungan utama dari filter Seitz ini adalah lapisan filter dapat dibuang setelah digunakan dan masalah pembersihannya berkurang. Efisiensi tergantung pada pengembang serat dari lapisan filter dari air. Karena larutan alcohol pekat tidak membuat mengembang, filter ini tidak digunakan untuk mensterilkan larutan yang mengandung alcohol dalam jumlah besar. Filter ini mampu dengan volume dari 30 ml hingga lebih dari 100 ml. Kerugian pertama dari filter ini adalah cenderung memberikan komponen magnesium pada filtrate. Bahan alkali ini dapat menyebabkan konsentrasi pengendapan alkaloid bebas dari garamnya dan dapat menginaktifkan seperti insulin, ekstrak pituari, epinefrin dan apomorfin. Hal ini dapat diatasi dengan perawatan pertama filter dengan dibasahkan dengan HCl lalu dibilas dengan air. Kerugian kedua dari seitz adalah permukaan serat pada lapisan filter membuat larutan tidak cocok untuk injeksi. Ini dapat diatasi dengan menempatkan ayakan dari nilon atau sutra dibawah lapisan filter sebelum menempatkan lapisan dalam filter, atau sebuah filter gelas fritted dapat ditempatkan pada saluran keluar untuk menghilangkan serat. Filter seitz ini juga cenderung untuk menghilangkan bahan dari filtrat bahan adsorbsi. Filter Swinny Sebuah adaptasi dari filter seitz, filter swinny mempunyai adat terkhusus yang terdiri dari lapisan hasbes, bersama dengan screen dan pencuci. Utamanya untuk digunakan filter swinny dibungkus dengan kertas dan diotoklaf. Bagian yang dipasang dihubungkan pada spoit Luer-lola dan cairan dimasukkan melalui disk asbes dengan menggunakan tekanan pada saluran spoit. Filter Fritted-Glass Filter fritted-glass disusun dari dasar serbuk, tombol bulat dari gelas digabung bersama dengan penggunaan panas untuk menentukan sebelumnya ukuran dalam bentuk disk. Permeabilitas filter barbanding secara tidak langsung dengan ukuran butiran. Setelah disk dibentuk, kemudian disegel dengan pemanasan kedalam corong gelas pyrex dibentuk seperti corong buchner. Filter fritted-glass yang baru harus dicuci dengan penghisap dengan HCl panas dan kemudian dibilas dengan air sebelum digunakan. Filter dapat dibersihkan dengan membilasnya dengan air dibawah tekanan. Jika air tidak dapat membersihkan filter, suatu konsentrasi larutan asam sulfat mengandung 1 % sodium nitrat dipanaskan pada suhu 80oC dapat digunakan. Filter fritted dirancang utamanya untuk filtrasi vakum. Jika digunakan filtrasi dibawah tekanan, perbedaan maksimum pada diks harus tidak boleh dari 15 pouns inci persegi (p.si).Filter Berkefeld & Mandler Tes bentuk tube filter pembanding ini, yang dihubungkan dengan dasar logam dan saluran keluar tubuh adalah dama pada keduanya. Felter mandler dibuat dari silikat murni, hasbes, dan kalsium sulfat (gips dari paris); filter berkefeld terdiri dari silica murni. Kedua filter ini bermuatan negative. Fitlrer ini tersedia dalam beberapa tingkatan porositas berdasarkan pada permeabilitas terhadap air, pada berkefeld atau pada mandler berdasarkan pada jumlah tekana air dalam pons yang dibutuhkan untuk mendorong udara melalui saluran keluar melawan air. Saluran berkefeld dan mandler dibersihkan dengan menggunakan air destilasi melalui saluran dari luar kedalam diikuti dengan menggosok bagian luarnya menggunakan sikat dalam aliran air. Saluran berkefeld dan mandler dapat disterilkan dengan autoklaf pada 121oC selama 20 menit. Tabung harus dibungkus dengan kain atau kertas secara langsung setelah dibilas dan saat masih basah sebelum ditempatkan di autoklaf. Selas Filter Filter porselen buatan Amerika sekarang tersedia dengan nama selas filter porselen microporous. Filter ini secara kimia inert, menjadi tahan terhadap semua larutan yang tidak menyerang silica. Saluran selas filter dapat dibersihkan dengan menggosoknya dengan sikat, dengan membilas, pencucian, dengan menggunakan alkali atau detergen asam atau dengan pemanasan dalam tungku dilaboratorium pada temperatur maksimum 1200oC dan dapat disterilkan dengan autoklaf.Saluran Filter Chamberland Pasteur Filter ini mempunyai bentuk yang mirip dengan berkefeld tetapi filter ini terbuat dari porselen penyerap yang tidak berlapis dengan pori-pori kecil yang menghasilkan filtrasi yang lambat. Filter ini dapat dibersihkan dan disterilkan dengan cara yang sama dengan yang digunakan untuk saluran berkefeld.

5. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN METODE STERILISASIa) Sterilisasi Panas KeringKeuntungan Dapat digunakan untuk membunuh spora dan bentuk vegetatifnya dari semua mikroorganisme. Umumnya digunakan untuk senyawa-senyawa yang tidak efektif disterilkan dengan uap air panas. Metode pilihan bila dibutuhkan peralatan yang kering atau wadah yang kering seperti pada zat kimia kering atau larutan bukan.Kerugian Hanya digunakan untuk zat-zat yang tahan penguraian pada suhu diatas kira-kira 140o. Karena panas kering efektif membunuh mikroba dengan uap air panas, maka diperlukan temperature yang lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang (Ansel; 413)

b) Sterilisasi Uap PanasKeuntungan Adanya uap air dalam sel mikroba menimbulkan kerusakan pada temperatur yang relative rendah daripada tidak ada kelembaban. Metode ini digunakan untuk sediaan farmasi dan bahan-bahan yang dapat tahan terhadap temperature yan digunakan dan penembusan uap tetapi tidak timbul efek yang tidak dikehendaki akibat uap air. Sel bakteri dengan kadar air besar umumnya lebih muidah dibunuh. Dipergunakan unutk larutan jumlah besar, alat-alat gelas, pembalut operasi dan instrument. Dapat membunuh semua bentuk mikroorganisme vegetatif.Kerugian Tidak digunakan untuk mensterilkan minyak-minyak lemak, sediaan berminyak dan sediaan yang tidak dapat ditembus oleh uap air atau pensterilan serbuk terbuka yang mungkin rusak oleh uap jenuh. Spora-spora yang kadar airnya rendah, sukar dihancurkan.

c) Sterilisasi GasKeuntungan Beberapa senyawa yang tidak tahan terhadap panas dan uap dapat disterilkan dengan baik dengan memaparkan gas etilen oksida atau propilen oksida bila dibandingkan dengan cara lain. Dapat digunakan untuk membunuh mikroorganisme dan spora lain. Kerugian Gas-gas (etilen dan prop[ilen oksida) mudah terbakar bila tercampur dengan udara. Tidakan pengemasan yang lebih besar diperlukan untuk sterilisasi dengan car ini daripada dengan cara lain karena waktu, suhu, kadar gas dan kelembaban jumlhanya tidak setegas seperti pada sterilisasi panas kering dan lembab panas. Gas-gas sulit hilang dan kebanyakan bahan-bahan setelah pemaparan. Iritasi jaringan dapat terjadi jika etilen oksida tidak dihilangkan sama sekali, sifat karsinogenik dan mutagenic dari etilen oksida dari sisa-sisa pada bahan yang digunakan pada manusia. Waktu siklus untuk sterilisasi dengan etilen oksida agak lama.

d) Sterilisasi Dengan PenyaringanKeuntungan Penyaringan dapat digunakan untuk memisahkan partikel termasuk mikroorganisme dari larutan gas tanpa menggunakan panas. Saringan tidak harus mengubah larutan/gas segala cara. Tidak menghilangkan bahan yang diinginkan atau membawa komponen yang tidak diinginkan. Kecepatan penyaringan sejumlah kecil larutan, kemampuan untuk mensterilkan secara efektif bahan tahan panas. Peralatan yang digunakan relative tidak mahal dan mikroba hidup dan mati serta partikel-partikel lengkap semua dihilangkan dari larutan.Kerugian Penyaringan cairan dengan voluime besar akan mermerlukan waktu yang lebih lama terutama bila cairan kental dibandingkan dengan bila memakai cara sterilisasi lembab panas. Cara ini diharuskan menjalani pengawasan yang ketat dan memonitoring karena efek hasil penyaringan dapat diperngaruhi oleh banyaknya miokroba dalam larutan. Filter bakteri tidak efektif menghilangkan firus dari larutan. Muatan dalam pH yang sesuai yang bersifat alkali menyebabkan kerusakan filter dan partiekel yang kecil pada filter merupakan problem yang khusus. Tiap kebocoran yang mungkin terjadi pada system ini menyebabkan kerusakan pada bagian luar tanpa kontaminan filtrate yang steril. Kesulitan mempertahankan kondisi aseptis seperti merupakan masalah besar sehubungan dengan sterilisasi melalui penyaringan.

e) Sterilisasi IrradiasiKeuntungan Pemakaian radiasi meningkat dalam frekuensi dan luasnya pemakaian setelah diperoleh pengalaman dengan metode ini, khususnya untuk sterilisasi alat medis, plastik, sejumlah vitamin, antibiotic, dan hormone dalam keadaan kering setelah berhasil dibuat steril dengan radiasi.Kerugian Penggunaan teknik ini terbatas karena memerlukan peralatan yang sangat khusus dan pengaruh radiasi dan produk-produk dan wadah-wadah. Sediaan farmasi dalam carian tubuh lebih sulit disterilkan karena efek radiasi terhadap sistem zat pembawa dari jaringan obat.

BAB IIIPEMBAHASAN

1. Latar BelakangGambir adalah sari getah yang diekstraksi dari daun tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb) dengan cara pengepresan. Gambir dengan kandungan dua komponen utama yaitu katekin dan asam katekutannat mempunyai banyak manfaat. Gambir memiliki daya astringensi, antibakteri, dan sifat-sifat farmakologis dan toksis yang lainnya. Sifat-sifat ini menyebabkan gambir banyak digunakan dalam berbagai bidang industri, seperti industri obat-obatan dan farmasi, industri penyamakan kulit, dan lain-lain. Meskipun gambir mempunyai banyak kegunaan, eksplorasi tentang manfaat gambir masih belum optimal. Penggunaan gambir sebagai sediaan obat kumur merupakan salah satu usaha dalam mengeksplorasi manfaat gambir. Gambir dikenal oleh para orangtua atau nenek moyang kita sebagai bahan tambahan dalam menyirih yang dapat menguatkan gigi dan gusi. Selain itu, obat kumur gambir akan dapat menggantikan obat kumur komersial dengan kandungan alkohol yang cukup tinggi. Penggunaan obat kumur yang mengandung alkohol sebesar 25% atau lebih, akan meningkatkan resiko timbulnya kanker mulut, tenggorokan dan faring sekitar 50%.Sebagai antibakteri, gambir dalam obat kumur diharapkan mampu membunuh ataupun menghambat pertumbuhan bakteri penyebab plak gigi. Pada umumnya, plak gigi dapat menyebabkan penyakit karies gigi dan jaringan pendukung gigi (periodontal). Bakteri yang berperan penting dalam pembentukan plak gigi adalah bakteri yang mempunyai kemampuan untuk membentuk polisakarida ekstraseluler, yaitu jenis Streptococcus. Bakteri Streptococcus yang ditemukan dalam jumlah besar pada plak penderita karies adalah Streptococcus mutan. Umumnya gambir mengandung tidak lebih dari 34% bahan tidak larut alkohol, 33% bahan tidak larut air, dan sekitar 15% kadar air. Gambir tidak mudah bercampur dengan alkaloid dan gelatin (Martindale, 1982). Ekstrak gambir mengandung beberapa komponen kimia yaitu katekin 7-33%, asam kateku tannat 20-55%, pyrocatechol 20-30%, gambir flouresensi 1-3%, kateku merah 3-5%, quersetin 2-4%, fixed oil 1-2%, lilin 1-2%, dan sedikit alkaloid. Tanin yang terdapat pada gambir berupa asam katekutannat. Tanin pada daun gambir termasuk ke dalam tipe proantosianidin. Daun gambir mengandung katekin yang sedikit larut dalam air dingin, tetapi mudah sekali larut dalam air panas. Tanin ini memiliki khasiat sebagai algisida, juga antibakteri dan antijamur. Gambir yang mengandung dua komponen utama yaitu katekin dan asam katekutannat mempunyai banyak manfaat. Gambir memiliki tiga manfaat: untuk menyamak kulit; sebagai suatu perangsang yang dikunyah bersama-sama daun pinang, kapur dan daun sirih; serta sebagai obat. Manfaat lainnnya ialah sebagai pewarna dalam industri batik tradisional dan untuk mencelup-hitamkan sutra. Seduhan daun segarnya dipakai sebagai obat mencret, disentri, dan sebagai obat kumur untuk tenggorokan yang perih. Gambir juga digunakan sebagai penyetop darah (styptic) dan mengobati pembengkakan gusi.

2. Obat KumurDefinisi obat kumur (gargarisma/gargle) menurut Farmakope Indonesia III adalah sediaan berupa larutan, umumnya pekat yang harus diencerkan dahulu sebelum digunakan, dimaksudkan untuk digunakan sebagai pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan. Menurut definisi yang lain, obat kumur adalah larutan yang biasanya mengandung bahan penyegar nafas, astringen, demulsen, atau surfaktan, atau antibakteri untuk menyegarkan dan membersihkan saluran pernafasan yang pemakaiannya dengan berkumur. Selain bahan aktif yang umumnya sebagai antibakteri, dalam formulasi obat kumur, bahan tambahan lain yang digunakan adalah: dapar, surfaktan, dan aroma. Secara garis besar, obat kumur dalam penggunaannya dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:1) Sebagai kosmetik; hanya membersihkan, menyegarkan, dan/atau penghilang bau mulut.2) Sebagai terapeutik; untuk perawatan penyakit pada mukosa atau ginggiva, pencegahan karies gigi atau pengobatan infeksi saluran pernafasan.3) Sebagai kosmetik dan terapeutik.

Berdasarkan komposisinya, menggolongkan obat kumur dalam berbagai jenis, yaitu:1) Obat kumur untuk kosmetik; terdiri dari air (dan biasanya alkohol), flavor, dan zat pewarna. Biasanya juga mengandung surfaktan dengan tujuan meningkatkan kelarutan minyak atsiri. 2) Obat kumur yang mempunyai tujuan utama untuk menghilangkan atau membunuh bakteri yang biasanya terdapat dalam jumlah besar di saluran nafas. Komponen antiseptik dari obat kumur ini memegang peranan utama untuk mencapai tujuan tersebut. 3) Obat kumur yang bersifat sebagai astringent, dengan maksud memberi efek langsung pada mukosa mulut, juga untuk mengurangi flokulasi dan presipitasi protein ludah sehingga dapat dihilangkan secara mekanis.4) Obat kumur yang pekat, pada penggunaannya perlu diencerkan terlebih dahulu.5) Obat kumur yang didapar, aktivitasnya tergantung pada pH larutan. Pada suasana alkali dapat mengurangi mucinous deposits dengan dispersi dari protein.6) Obat kumur untuk deodoran, tergantung dari aktivitas antibakteri atau dengan mekanisme lain untuk mendapatkan efek tersebut.7) Obat kumur untuk terapeutik, diformulasi untuk meringankan infeksi, mencegah karies gigi, atau untuk meringankan beberapa kondisi patologis pada mulut, gigi, atau tenggorokan.

3. Bahan dan AlatBahan yang digunakan dalam pembuatan obat kumur yaitu gambir, sakarin, dan peppermint oil. Gambir yang digunakan ada tiga jenis, yaitu gambir dengan kandungan tanin tinggi, katekin rendah, dan katekin tinggi (Tabel 1). Bahan-bahan lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu akuades, media Streptococcus Selective Broth (SSB), Bacto agar, dan biakan bakteri Streptococcus mutans.Jenis GambirKandungan Gambir

Katekin (%)Asam Katekutannat (%)

Tannin tinggi590-95

Katekin rendah25-3560-65

Katekin tinggi80-9010-15

Alat yang digunakan dalam pembuatan obat kumur ini yaitu mortar, erlenmeyer, gelas piala, sudip, kertas saring Whattman no. 42, pompa vakum, neraca analitik, dan botol gelas. Untuk pengujian aktivitas antibakteri dan total mikroba digunakan tabung reaksi, jarum ose, pipet mohr 1 ml, cawan petri, otoklaf, dan penghitung koloni (colony counter). Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pH meter dan untuk pengukuran viskositas digunakan Brookfield viscometer.

4. Pembuatan Obat kumurPada penelitian ini, pembuatan obat kumur gambir dilakukan dengan mencampurkan gambir yang telah dihaluskan, sakarin, peppermint oil dan air. Konsentrasi gambir yang dicampurkan pada obat kumur adalah 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5% (b/v). Untuk mengurangi endapan yang terbentuk pada obat kumur gambir, maka dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring Whattman no. 42. Sampel obat kumur gambir tersebut kemudian dimasukkan ke dalam botol gelas, ditutup rapat dan disimpan pada suhu ruang.

Pengujian Aktivitas AntibakteriPengujian Stabilitas Obat KumurUji OrganoleptikPeppermint OilObat Kumur GambirPenyaringanSakarin dan Air PanasPencampuranGambir TerbaikPengujian Aktivitas AntibakteriSampel UjiPenyaringanPencampuranPengecilan UkuranAir PanasGambir (Tanin tinggi, Katekin rendah, katekin tinggi)

28